Outline. IKI 40931: Topik Khusus: NLP Kuliah 7: Parsing CFG. Parsing. Contoh parsing. Ruli Manurung. 10 Maret (Bab Jurafsky & Martin)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Outline. IKI 40931: Topik Khusus: NLP Kuliah 7: Parsing CFG. Parsing. Contoh parsing. Ruli Manurung. 10 Maret (Bab Jurafsky & Martin)"

Transkripsi

1 Outline IKI 40931: Topik Khusus: NLP Kuliah 7: Parsing CFG (Bab Jurafsky & Martin) Ruli Manurung Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia 10 Maret Parsing Contoh parsing CFG mengandung declarative knowledge: susunan kata apa saja yang membuat kalimat sah. Knowledge ini dapat digunakan untuk generation maupun understanding. Tahap awal understanding adalah untuk mengetahui struktur sebuah kalimat berdasarkan sebuah grammar. Definisi proses parsing (penguraian) Jika diberikan sebuah kalimat K dan sebuah CFG g, tentukan urutan aplikasi rule dalam g yang menghasilkan K (dkl., gambarkan parse tree K ) Bagaimana algoritma/prosesnya? Contoh grammar G: S NP VP S Aux NP VP S VP NP Det Nominal Nominal Noun Nominal Noun Nominal NP ProperNoun VP Verb VP Verb NP Det that this a Noun book flight meal money Verb book include prefer Aux does Prep from to on ProperNoun Houston TWA Nominal Nominal PP Contoh kalimat: Parse-lah kalimat Book that flight dengan grammar G.

2 Parsing sebagai search Search: strategi pemecahan masalah. Nyatakan sebagai state space, di mana state = abstraksi masalah. Terdapat goal state yang dicapai melalui serangkaian action. State space pada parsing = himpunan semua kemungkinan parse tree didefinisikan oleh grammar. Action yang bisa diambil untuk pindah dari state X ke X adalah rewrite rule dari CFG. Tujuan search adalah mencari goal state yang menyatakan parse tree untuk K. Goal ini memiliki dua constraint: dari grammar: parse tree di goal state harus memiliki root S. dari data: parse tree dan semua leaf -nya adalah kata-kata k K. Top-down parsing 1 Bangun parse tree mulai dari root S. 2 Aplikasikan semua rule yang LHS-nya S. 3 Aplikasikan semua rule yang LHS-nya hasil expansion dari S ulangi seterusnya sampai sukses... Contoh proses top-down parsing Sebuah pertanyaan: Dari mana kita memulai (initial state)? ke arah mana kita melangkah? Secara teoritis, bisa saja murni random: generate-and-test Bottom-up parsing 1 Bangun parse tree mulai dari leaf berupa kata k K. 2 Aplikasikan semua rule yang RHS-nya k. 3 Aplikasikan semua rule yang RHS-nya hasil rewrite dari k ulangi seterusnya sampai sukses... Bottom-up parsing (lanjutan) Lanjutan contoh proses bottom-up parsing Contoh proses bottom-up parsing

3 Top-down vs. Bottom-up Menggabungkan top-down & bottom-up: v1 Top-down parsing +: hanya mengunjungi state yang menyatakan parse tree dengan root node S. -: mengunjungi state yang tidak mungkin mencapai parse tree yang memiliki leaf yang tepat berisi k K. Bottom-up parsing +: hanya mengunjungi state yang menyatakan parse tree dengan leaf yang tepat berisi k K. -: mengunjungi state yang tidak mungkin mencapai parse tree dengan root node S. Keduanya fokus pada salah satu constraint saja, dan mengabaikan yang satu lagi... Jika kita bisa memanfaatkan constraint dari sisi data DAN sisi grammar, proses search bisa dipercepat! Bagaimana cara menggabungkan teknik top-down & bottom-up? Sebuah usulan: Gunakan sebuah teknik sebagai strategi utama, gunakan constraint dari teknik yang satu lagi sebagai filter untuk parse yang tidak cocok. Kita akan melihat contoh top-down strategy with bottom-up filtering. Bisa saja dirancang algoritma bottom-up strategy with top-down filtering. Mulai dengan implementasi top-down strategy. Implementasi top-down parser Contoh proses depth-first top-down parse Pada pembahasan strategi top-down, diasumsikan mencoba semua kemungkinan expansion secara paralel breadth first search. Memory requirement BFS tidak feasible: exponential complexity! Solusi: gunakan strategi depth-first search. Ketika meng-expand sebuah node, tambahkan semua kemungkinan ke agenda (fringe), pilih yang paling jauh dari root. Agenda = struktur data LIFO (Last In, First Out) implementasi sebagai stack. Dua isu lagi: Leaf mana yang mau di-expand? (Bedakan antara search tree dan parse tree!) Biasanya, pilih leaf pojok kiri bawah. Rule mana yang mau diaplikasikan? Biasanya, pilih rule pertama yang cocok.

4 Algoritma Depth-First Top Down Parser Contoh: Does this flight include a meal? Contoh: Does this flight include a meal? Contoh: Does this flight include a meal?

5 Contoh: Does this flight include a meal? Sebuah pengamatan: konsep left-corner Algoritma depth-first menggunakan current input untuk menentukan kapan harus backtrack. Current input harus bisa menjadi kata pertama dari derivasi/frase yang sedang di-expand. Kita sebut kata pertama dari derivasi ini sebagai left corner. Left corner secara formal B adalah left-corner untuk A jika A Bα Bottom-up filtering Informasi current input bisa digunakan untuk (sedikit) mempercepat search! Contoh: ketika memulai parsing kalimat Does this flight include a meal?, ada 3 rule S: S NP VP S Aux NP VP hanya ini yang perlu dilihat! S VP Dengan algo di atas, left-corner baru membantu ketika sudah sampai POS. Padahal, left-corner untuk semua category bisa dihitung untuk sembarang grammar (coba lihat grammar di papan!). Category Left corner S Det, ProperNoun, Aux, Verb NP Det, ProperNoun Nominal Noun VP Verb Masalah 1: Left-recursion Left-recursion: grammar tertentu bisa menyebabkan infinite loop. Left-recursive rule Rule yang berbentuk A Aβ, mis.: NP NP PP ( bakso dengan bihun ) VP VP PP ( memakan bakso dengan Anto ) S S Conj S ( Anto makan bakso dan Budi makan dodol )

6 Masalah 1: Left-recursion Structural ambiguity Left-recursive grammar Grammar yang mengandung non-terminal A di mana A αaβ dan α ɛ. Contoh, aturan untuk possessive NP, mis. Atlanta s airport, sbb. NP Det Nominal Det NP s Dua solusi hack Rancang ulang grammar: ada prosedur otomatis yang membuat weakly-equivalent grammar (accept/reject bahasa yang sama, struktur berbeda). Batasi kedalaman rekursi (depth-limited search). Bahasa memiliki banyak kerancuan. Selain POS ambiguity (satu kata, banyak POS), mis. book sebagai verb atau noun, ada juga structural ambiguity: Attachment ambiguity Coordination ambiguity Noun-phrase bracketing ambiguity. Groucho Marx, Animal Crackers, 1930: One morning, I shot an elephant in my pajamas. How he got into my pajamas I don t know. Structural ambiguity Repeated parsing of subtrees Wasting time: Ketika mencoba mem-parse sebuah kalimat, top-down parser seringkali membangun parse tree untuk sebagian input, lalu backtrack, lalu membangun ulang, dst. Secara teoritis, jumlah parse untuk natural language bisa exponential. Dalam kenyataan, manusia (biasanya) tidak kesulitan memilih parse tree yang benar. Disambiguation secara otomatis memerlukan informasi statistik dan/atau semantik. Tugas parser: laporkan semua kemungkinan parse!

7 Repeated parsing of subtrees Earley Algorithm Ketiga masalah di atas bisa diatasi dengan Earley Algorithm, yang dikenal juga sebagai chart parsing. Menggunakan teknik dynamic programming: mencatat hasil sementara. Sebuah struktur data chart menyimpan semua partial parse yang memenuhi constraint top dan bottom. Chart berisi state-state yang menyatakan partial parse. Pada akhir proses, chart berisi goal state. Notasi dotted rule Sebuah state direpresentasikan dengan notasi dotted rule, yang berisi 3 hal: 1 Sebuah subtree yang menyatakan sebuah grammar rule 2 Status / progress dalam mem-parse subtree tsb. 3 Posisi subtree tersebut terhadap kalimat input Dotted rules Contoh: Rule Posisi Baca S VP [0,0] Saya prediksi bahwa mulai posisi 0 akan ada VP yang membentuk S NP Det Nominal [1,2] Saya prediksi bahwa mulai posisi 1 akan ada Det Nominal yang membentuk NP. Nah, sampai dengan posisi 2 saya sudah melihat Det VP V NP [0,3] Saya sudah menemukan sebuah VP, yang terdiri dari V NP, dan merentang dari posisi 0 sampai 3 Tiga operator penting Ada tiga operator penting dalam algoritma Earley: 1 Operator PREDICTOR 2 Operator SCANNER 3 Operator COMPLETER Ketiga operator ini mengambil input sebuah generating state dan menghasilkan state(-state) baru, yang lalu ditambahkan ke chart.

8 PREDICTOR Fungsi operator PREDICTOR adalah untuk menambahkan top-down prediction selama proses parsing berjalan. Definisi Jika sebuah state memiliki non-terminal di sebelah kanan dot yang bukan part-of-speech category, PREDICTOR menambahkan 1 state untuk setiap kemungkinan expansion rule untuk non-terminal tersebut. State dimulai dan berakhir pada posisi di mana generating state berakhir. Contoh Input/generating state: S VP, [0,0] Output/added state: VP Verb, [0,0] VP Verb NP, [0,0] SCANNER Fungsi operator SCANNER bottom-up: ia mengamati kata-kata yang muncul pada kalimat input dan meng-update status/progress state yang menantikannya. Definisi Jika sebuah state memiliki part-of-speech category di sebelah kanan dot, SCANNER memeriksa kata input pada posisi state tersebut dan, jika cocok, menambahkan 1 state di mana dot-nya dimajukan sesudah POS category tsb. Contoh Input/generating state: VP Verb NP, [0,0] Condition: Ada kata book muncul antara posisi 0 dan 1, dan book bisa jadi Verb. Output/added state: VP Verb NP, [0,1] COMPLETER Earley Algorithm Fungsi operator COMPLETER adalah untuk mengamati category (selain POS) yang ditemukan selama parsing dan meng-update status/progress semua state lain yang menantikannya. Definisi Jika sebuah state menyatakan ditemukannya sebuah category (dot sudah di akhir sebuah rule), COMPLETER menambahkan 1 state baru untuk setiap state yang menantikan category di posisi tersebut, di mana dot-nya dimajukan sesudah category tsb. Contoh Input/generating state: NP Det Nominal, [1,3] Condition: Ada state VP Verb NP, [0,1] Output/added state: VP Verb NP, [0,3] (inipun jadi input COMPLETER nanti!)

9 Earley Algorithm Contoh proses chart parsing... Marilah kita menggunakan chart parsing untuk mem-parse kalimat: Book that flight. Ringkasan Parsing bisa dianggap sebagai suatu search problem, di mana state = (partial) parse tree, dan action = CFG rewrite rule. Bisa secara top-down maupun bottom-up, bisa digabungkan dengan left-corner filtering. Masih ada masalah: left-recursion, ambiguity, recomputation. Earley algorithm, atau chart parsing, menggunakan teknik dynamic programming untuk mengatasi ketiga masalah ini!

IKI 30320: Sistem Cerdas Kuliah 4: Uninformed Search Strategies (Rev.)

IKI 30320: Sistem Cerdas Kuliah 4: Uninformed Search Strategies (Rev.) IKI 30320: Sistem erdas : Uninformed Search Strategies (Rev.) Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia 5 September 2007 Outline 1 2 3 4 5 Iterative-deepening 6 7 Outline 1 2 3 4 5 Iterative-deepening

Lebih terperinci

IKI 30320: Sistem Cerdas Kuliah 3: Problem-Solving Agent & Search

IKI 30320: Sistem Cerdas Kuliah 3: Problem-Solving Agent & Search IKI 30320: Sistem Cerdas : -Solving Agent & Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia 3 September 2007 Outline 1 2 3 4 5 Outline 1 2 3 4 5 -Solving Agent Di kuliah yang lalu kita melihat contoh reflex

Lebih terperinci

Kecerdasan Buatan. Penyelesaian Masalah dengan Pencarian... Pertemuan 02. Husni

Kecerdasan Buatan. Penyelesaian Masalah dengan Pencarian... Pertemuan 02. Husni Kecerdasan Buatan Pertemuan 02 Penyelesaian Masalah dengan Pencarian... Husni Lunix96@gmail.com http://komputasi.wordpress.com S1 Teknik Informatika, STMIK AMIKOM, 2013 Outline Konsep Pencarian Pencarian

Lebih terperinci

Kecerdasan Buatan Penyelesaian Masalah dengan Pencarian

Kecerdasan Buatan Penyelesaian Masalah dengan Pencarian Kecerdasan Buatan Pertemuan 02 Penyelesaian Masalah dengan Pencarian Kelas 10-S1TI-03, 04, 05 Husni Lunix96@gmail.com http://komputasi.wordpress.com S1 Teknik Informatika, STMIK AMIKOM, 2012 Outline Pendahuluan

Lebih terperinci

IKI30320 Kuliah 3 3 Sep Ruli Manurung. Problem solving agent. Representasi masalah: state space. Pencarian solusi: search.

IKI30320 Kuliah 3 3 Sep Ruli Manurung. Problem solving agent. Representasi masalah: state space. Pencarian solusi: search. Outline IKI 00: istem Cerdas : -olving Agent & Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia 4 eptember 007 5 -olving Agent Mekanisme kerja -olving Agent Di kuliah yang lalu kita melihat contoh reflex agent:

Lebih terperinci

Problem-solving Agent: Searching

Problem-solving Agent: Searching Problem-solving Agent: Searching Kuliah 3 Sistem Cerdas 5 April 2010 STMIK Indonesia Problem-Solving Agent Kelemahan reflex agent tidak cocok untuk menangani masalah besar!! Goal-based agent memiliki tujuan,

Lebih terperinci

TEKNIK KOMPILASI. Dosen : Dwi Retno Wahyuningsih, S. Kom. Jurusan : Teknik Informatika Semester Genap 2007/2008

TEKNIK KOMPILASI. Dosen : Dwi Retno Wahyuningsih, S. Kom. Jurusan : Teknik Informatika Semester Genap 2007/2008 TEKNIK KOMPILASI Dosen : Dwi Retno Wahyuningsih, S. Kom Jurusan : Semester Genap 2007/2008 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) DARMAJAYA BANDAR LAMPUNG 2008 GARIS-GARIS BESAR PROGRAM

Lebih terperinci

Algoritma Pencarian Blind. Breadth First Search Depth First Search

Algoritma Pencarian Blind. Breadth First Search Depth First Search Algoritma Pencarian Blind Breadth First Search Depth First Search Deskripsi Merupakan algoritma untuk mencari kemungkinan penyelesaian Sering dijumpai oleh peneliti di bidang AI Mendefinisikan permasalahan

Lebih terperinci

IKI30320 Kuliah 4 5 Sep Ruli Manurung. Ulasan. Breadth-first. Uniform-cost. Depth-first. Pengulangan state. Ringkasan

IKI30320 Kuliah 4 5 Sep Ruli Manurung. Ulasan. Breadth-first. Uniform-cost. Depth-first. Pengulangan state. Ringkasan Outline readth-first IKI 30320: Sistem erdas : Uninformed Search Strategies (Rev.) readth-first 1 2 readth-first 3 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia 4 5 Iterative-deepening 6 5 September 2007

Lebih terperinci

Hal penting dalam menentukan keberhasilan sistem cerdas adalah kesuksesan dalam pencarian.

Hal penting dalam menentukan keberhasilan sistem cerdas adalah kesuksesan dalam pencarian. Hal penting dalam menentukan keberhasilan sistem cerdas adalah kesuksesan dalam pencarian. 3 Teknik Search menentukan simpul mana yang dibuat lebih dulu dan mana yang kemudian sampai ditemukannya simpul

Lebih terperinci

21/11/2016. Pohon Sintaks. Syntax?? Proses Penurunan. Analisis Syntax (Parser) Metode Parsing ANALISIS SINTAKS TEKNIK KOMPILASI

21/11/2016. Pohon Sintaks. Syntax?? Proses Penurunan. Analisis Syntax (Parser) Metode Parsing ANALISIS SINTAKS TEKNIK KOMPILASI Pohon Sintaks TEKNIK KOMPILASI ANALISIS SINTAKS SHINTA P. SARI Jurusan Informatika Fasilkom Universitas Indo Global Mandiri Berupa pohon penurunan yang menggambarkan bagaimana memperoleh suatu string dengan

Lebih terperinci

ALGORITMA PENCARIAN (1)

ALGORITMA PENCARIAN (1) ALGORITMA PENCARIAN (1) Permasalahan, Ruang Keadaan, Pencarian Farah Zakiyah Rahmanti Diperbarui 2016 Overview Deskripsi Permasalahan dalam Kecerdasan Buatan Definisi Permasalahan Pencarian Breadth First

Lebih terperinci

Komponen sebuah Kompilator

Komponen sebuah Kompilator Komponen sebuah Kompilator Program Subjek Program Objek ANALISIS SINTESIS Penganalisis Leksikal (Scanner) Penganalisis Sintaks (Parser) Penganalisis Semantik Pembentuk Kode Pengoptimal Kode TABEL 1 Scanning

Lebih terperinci

Analisis Sintaksis (syntactic analyzer atau parser)

Analisis Sintaksis (syntactic analyzer atau parser) Analisis Sintaksis (syntactic analyzer atau parser) pohon (tree) suatu graph terhubung yang tidak sirkuler, memiliki satu buah simpul (atau vertex / node) yaitu akar (root) dan dari akar ini memiliki lintasan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN SISTEM APLIKASI WEB PDF PARSER UNTUK MENAMPILKAN INFORMASI ISI DOKUMEN

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN SISTEM APLIKASI WEB PDF PARSER UNTUK MENAMPILKAN INFORMASI ISI DOKUMEN IMPLEMENTASI PENGGUNAAN SISTEM APLIKASI WEB PDF PARSER UNTUK MENAMPILKAN INFORMASI ISI DOKUMEN Yulianto1), Fifit Alfiah2), Andy Nova Wijaya3), Muh. Rizal Ramadhan4), Leo Kumoro Sakti5), Mubtasir6), Abdul

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA SINTAKS

BAB IV ANALISA SINTAKS BAB 4 ANALISA SINTAKS 41 BAB IV ANALISA SINTAKS TUJUAN PRAKTIKUM 1) Memahami dan mengerti tugas analisa sintaks. 2) Memahami dan mengerti predictive parsing. 3) Memahami dan mengerti parsing Table M. TEORI

Lebih terperinci

AI sebagai Masalah Pelacakan. Lesson 2

AI sebagai Masalah Pelacakan. Lesson 2 AI sebagai Masalah Pelacakan Lesson 2 Pendahuluan Semua Bidang AI adalah Pelacakan Game Ruang masalah (problem spaces) Setiap masalah adalah pohon virtual dari seluruh solusi yang mungkin (berhasil atau

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional

Tujuan Instruksional Pertemuan 4 P E N C A R I A N T A N P A I N F O R M A S I B F S D F S U N I F O R M S E A R C H I T E R A T I V E D E E P E N I N G B I D I R E C T I O N A L S E A R C H Tujuan Instruksional Mahasiswa

Lebih terperinci

Aplikasi dan Analisis Algoritma BFS dan DFS dalam Menemukan Solusi pada Kasus Water Jug

Aplikasi dan Analisis Algoritma BFS dan DFS dalam Menemukan Solusi pada Kasus Water Jug Aplikasi dan Analisis Algoritma BFS dan DFS dalam Menemukan Solusi pada Kasus Water Jug Rizkydaya Aditya Putra NIM : 13506037 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut

Lebih terperinci

Teknik Kompiler 6. oleh: antonius rachmat c, s.kom

Teknik Kompiler 6. oleh: antonius rachmat c, s.kom Teknik Kompiler 6 oleh: antonius rachmat c, s.kom Analisis Sintaks (Parser) Analisis Sintaks bergantung pada bahasa pemrograman masing-masing. Karena masing-masing bahasa pemrograman memiliki bentuk sintaks

Lebih terperinci

BAB III CFG DAN PARSING

BAB III CFG DAN PARSING BAB 3 CFG DAN PARSING 32 BAB III CFG DAN PARSING TUJUAN PRAKTIKUM 1) Memahami dan mengerti CFG. 2) Memahami dan mengerti metode parsing. TEORI PENUNJANG 3.1. Pendahuluan Bentuk umum produksi CFG adalah

Lebih terperinci

Problem solving by Searching. Materi 3 Kecerdasan Buatan Oleh: Dewi Liliana TI PNJ

Problem solving by Searching. Materi 3 Kecerdasan Buatan Oleh: Dewi Liliana TI PNJ Problem solving by Searching Materi 3 Kecerdasan Buatan Oleh: Dewi Liliana TI PNJ Pendahuluan Pengantar : Membahas agen cerdas penyelesaian problem serta strategi uninformed untuk memecahkan masalah. Tujuan:

Lebih terperinci

IKI30320 Kuliah 5 12 Sep Ruli Manurung. Best-first. search. Greedy best-first. search. search. Merancang heuristic

IKI30320 Kuliah 5 12 Sep Ruli Manurung. Best-first. search. Greedy best-first. search. search. Merancang heuristic Outline 1 A IKI 30320: istem Cerdas : Informed earch A 2 3 A 4 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia 5 12 eptember 2007 6 Heuristic function A Prinsip akukan node expansion terhadap node di fringe

Lebih terperinci

BAB VI METODE PARSING

BAB VI METODE PARSING Bab VI Metode Parsing 35 BAB VI METODE PARSING TUJUAN PRAKTIKUM 1. Memahami Metode Parsing 2. Memahami Parsing Top - Down 3. Memahami Parsing Bottom - Up 4. Mengerti Tentang Operasi - Operasi yang dilakukan

Lebih terperinci

Parsing. A -> a as baa B -> b bs abb

Parsing. A -> a as baa B -> b bs abb Parsing Misalnya: S -> ab ba A -> a as baa B -> b bs abb Penurunan untuk string aaabbabba Dalam hal ini perlu untuk melakukan percobaan pemilihan aturan produksi yang bisa mendapatkan solusi Metode Parsing

Lebih terperinci

TEKNIK KOMPILASI. Dosen : Dwi Retno Wahyuningsih, S. Kom. Jurusan : Teknik Informatika Semester Genap 2007/2008

TEKNIK KOMPILASI. Dosen : Dwi Retno Wahyuningsih, S. Kom. Jurusan : Teknik Informatika Semester Genap 2007/2008 TEKNIK KOMPILASI Dosen : Dwi Retno Wahyuningsih, S. Kom Jurusan : Teknik Informatika Semester Genap 2007/2008 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) DARMAJAYA BANDAR LAMPUNG 2008 SATUAN

Lebih terperinci

Masalah, Ruang Keadaan dan Pencarian 4/7/2016. fakultas ilmu komputer program studi informatika

Masalah, Ruang Keadaan dan Pencarian 4/7/2016. fakultas ilmu komputer program studi informatika ب س م ا ه لل الر ح ن الر ح ي السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته fakultas ilmu komputer program studi informatika Masalah, Ruang Keadaan dan Pencarian Ruang Masalah / Keadaan Suatu ruang yang berisi semua

Lebih terperinci

Back end. Generate soal. logic. Generate plan. output. N-puzzle solved GUI. Parsing output dari solver

Back end. Generate soal. logic. Generate plan. output. N-puzzle solved GUI. Parsing output dari solver 4 2 Modul permainan untuk user akan menampilkan graphic user interface berupa soal N-puzzle yang dapat dimainkan oleh user dan solusinya. 3 Modul untuk pengujian akan menampilkan soal yang dibangkitkan,

Lebih terperinci

Penerapan BFS dan DFS pada Pencarian Solusi

Penerapan BFS dan DFS pada Pencarian Solusi Penerapan BFS dan DFS pada Pencarian Solusi Bahan Kuliah IF2151 Strategi Algoritmik Oleh: Rinaldi Munir 1 Pengorganisasian Solusi Kemungkinan2 solusi dari persoalan membentuk ruang solusi (solution space)

Lebih terperinci

Penentuan Pola Kalimat Bahasa Inggris Pada Simple Present Tense Menggunakan Metode Bottom Up Parsing

Penentuan Pola Kalimat Bahasa Inggris Pada Simple Present Tense Menggunakan Metode Bottom Up Parsing Meilani, Penentuan Pola Kalimat Bahasa Inggris Pada Simple Present Tense. 9 Penentuan Pola Kalimat Bahasa Inggris Pada Simple Present Tense Menggunakan Metode Bottom Up Parsing Budanis Dwi Meilani 1, Muhamad

Lebih terperinci

Parsing dapat dilakukan dengan cara : Penurunan terkiri (leftmost derivation) : simbol variable yang paling kiri diturunkan (tuntas) dahulu

Parsing dapat dilakukan dengan cara : Penurunan terkiri (leftmost derivation) : simbol variable yang paling kiri diturunkan (tuntas) dahulu Parsing atau Proses Penurunan Parsing dapat dilakukan dengan cara : Penurunan terkiri (leftmost derivation) : simbol variable yang paling kiri diturunkan (tuntas) dahulu Penurunan terkanan (rightmost derivation):

Lebih terperinci

Masalah, Ruang Masalah dan Pencarian

Masalah, Ruang Masalah dan Pencarian Masalah, Ruang Masalah dan Pencarian Definisi Masalah dan Ruang Masalah Metode Pencarian Buta Breadth First Search Depth First Search Referensi Luger & Stubblefield - bab 3 Sri Kusumadewi - bab 2 Rich

Lebih terperinci

Bab 2 2. Teknik Pencarian

Bab 2 2. Teknik Pencarian Bab 2 2. Teknik Pencarian Bab ini membahas bagaimana membuat ruang masalah untuk suatu masalah tertentu. Sebagian masalah mempunyai ruang masalah yang dapat diprediksi, sebagian lainnya tidak. 1.1 Pendefinisian

Lebih terperinci

TEKNIK PENYELESAIAN MASALAH BERDASARKAN AI

TEKNIK PENYELESAIAN MASALAH BERDASARKAN AI TEKNIK PENYELESAIAN MASALAH BERDASARKAN AI 1. Definisikan masalah dengan tepat 2. Analisa masalahnya 3. Representasikan task knowledge 4. Pilih dan gunakan representasi dan teknik reasoning Untuk mendefinisikan

Lebih terperinci

AI sebagai Masalah Pelacakan. Lesson 2

AI sebagai Masalah Pelacakan. Lesson 2 AI sebagai Masalah Pelacakan Lesson 2 Teknik Pencarian Pendahuluan Setelah permasalahan direpresentasikan dalam bentuk state-space, maka selanjutnya dilakukan pencarian (searching) di dalam state-space

Lebih terperinci

METODE PENCARIAN DAN PELACAKAN

METODE PENCARIAN DAN PELACAKAN METODE PENCARIAN DAN PELACAKAN SISTEM INTELEGENSIA Pertemuan 4 Diema Hernyka S, M.Kom Materi Bahasan Metode Pencarian & Pelacakan 1. Pencarian buta (blind search) a. Pencarian melebar pertama (Breadth

Lebih terperinci

Teori Bahasa Formal dan Automata

Teori Bahasa Formal dan Automata Teori Bahasa Formal dan Automata Pertemuan 9 Semester Genap T.A. 2017/2018 Rahman Indra Kesuma, S.Kom., M.Cs. T. Informatika - ITERA POKOK BAHASAN Grammar Grammar secara Formal Context Free Grammar Terminologi

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Teknik Kompilasi Bobot Mata Kuliah : 3 Sks GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Deskripsi Mata Kuliah : Kompetensi Dasar, Indikator, Analisis Leksikal, Anlisis Sintati, Intermidiate

Lebih terperinci

BAB II SINTAKS 2.1. SINTAKS

BAB II SINTAKS 2.1. SINTAKS BAB II SINTAKS 2.1. SINTAKS merupakan kumpulan aturan yang mendefinisikan suatu bentuk bahasa. mendefinisikan bagaimana suatu kalimat dibentuk sebagai barisan/urutan dari pemilihan suatu kata dasar. Kata

Lebih terperinci

Penerapan BFS dan DFS pada Pencarian Solusi

Penerapan BFS dan DFS pada Pencarian Solusi Bahan Kuliah ke-8 IF5 Strategi Algoritmik Penerapan BFS dan DFS pada Pencarian Solusi Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung 4 Struktur pencarian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemrosesan Bahasa Alami (Natural Language Processing) Pemrosesan bahasa alami (Natual Language Processing - NLP) merupakan salah satu bidang ilmu Kecerdasan Buatan (Artificial

Lebih terperinci

NATURAL LANGUAGE PROCESSING DENGAN TEKNIK STATE MACHINE PARSER

NATURAL LANGUAGE PROCESSING DENGAN TEKNIK STATE MACHINE PARSER NATURAL LANGUAGE PROCESSING DENGAN TEKNIK STATE MACHINE PARSER Hanif Al Fatta Abstraksi Aplikasi konsep AI terus berkembang. Salah satunya adalah bagaimana membuat komputer memahami perintah yang diberikan

Lebih terperinci

BAB V CONTEXT FREE GRAMMAR DAN PUSH DOWN AUTOMATA

BAB V CONTEXT FREE GRAMMAR DAN PUSH DOWN AUTOMATA Bab V Context Free Grammar dan Push Down Automata 26 BAB V CONTEXT FREE GRAMMAR DAN PUSH DOWN AUTOMATA TUJUAN PRAKTIKUM 1. Memahami CFG dan PDA 2. Memahami Context Free Grammar 3. Memahami Push Down Automata

Lebih terperinci

Overview. Searching. Deskripsi. Intro Searching 2/4/2012 IF-UTAMA 1

Overview. Searching. Deskripsi. Intro Searching 2/4/2012 IF-UTAMA 1 Jurusan Teknik Informatika Universitas Widyatama Searching Pertemuan : 2 Dosen Pembina : Danang Junaedi Susetyo Bagas Baskoro Sriyani Violina Overview Deskripsi Search Problem & Answer Search Tree Kriteria

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STMIK UBUDIYAH INDONESIA SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2013/2014

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STMIK UBUDIYAH INDONESIA SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2013/2014 SATUAN ACARA PERKULIAHAN STMIK UBUDIYAH INDONESIA SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2013/2014 MATA KULIAH FAKULTAS JURUSAN / JENJANG : TEKNIK KOMPILASI : Fakultas Ilmu Komputer : Teknik Informatika PROSES

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA BINARY SEARCH

ANALISIS ALGORITMA BINARY SEARCH ANALISIS ALGORITMA BINARY SEARCH Metode Binary search Binary search merupakan salah satu algoritma untuk melalukan pencarian pada array yang sudah terurut. Jika kita tidak mengetahui informasi bagaimana

Lebih terperinci

memberikan output berupa solusi kumpulan pengetahuan yang ada.

memberikan output berupa solusi kumpulan pengetahuan yang ada. MASALAH DAN METODE PEMECAHAN MASALAH (Minggu 2) Pendahuluan Sistem yang menggunakan kecerdasan buatan akan memberikan output berupa solusi dari suatu masalah berdasarkan kumpulan pengetahuan yang ada.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. II.1 Model-model Pola Tata Bahasa

TINJAUAN PUSTAKA. II.1 Model-model Pola Tata Bahasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas hal-hal apa saja yang pernah dilakukan sebelumnya mengenai model-model pola tata bahasa, pengurai (parser) untuk bahasa lain, dan pembangkitan pola tata bahasa

Lebih terperinci

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Bahasa Alami 1

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Bahasa Alami 1 Bahasa Alami 1 Peranan Pengetahuan dalam Bahasa Masalah Bahasa Alami Proses Sintaksis Grammar dan Parser Automated Transition Network Referensi Luger & Stubblefield : bab-3 Rich & Knight : bab 15 Bahasa

Lebih terperinci

Penerapan Search Tree pada Penyelesaian Masalah Penentuan Jalur Kota Terpendek.

Penerapan Search Tree pada Penyelesaian Masalah Penentuan Jalur Kota Terpendek. Penerapan Search Tree pada Penyelesaian Masalah Penentuan Jalur Kota Terpendek. Arnold Nugroho Sutanto - 13507102 1) 1) Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung 40132, email: if17102@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Sistem Kecerdasan Buatan. Masalah, Ruang Masalah dan Pencarian Solusi. Masalah. Masalah Sebagai Ruang Keadaan 10/7/2015

Sistem Kecerdasan Buatan. Masalah, Ruang Masalah dan Pencarian Solusi. Masalah. Masalah Sebagai Ruang Keadaan 10/7/2015 Sistem Kecerdasan Buatan Masalah, Ruang Masalah dan Pencarian Solusi Bahan Bacaan : Sri Kusumadewi, Artificial Intelligence. Russel, Artificial Intelligence Modern Approach 2 bagian utama kecerdasan buatan

Lebih terperinci

Praktikum Blind Search (BFS dan DFS)

Praktikum Blind Search (BFS dan DFS) Praktikum Blind Search (BFS dan DFS) LATIHAN SOAL A. 1. Jelaskan algoritma BFS! 2. Jelaskan algoritma DFS! B. Aplikasi Game Petani Angsa Serigala - Padi 1. Tentukan ruang permasalahan (problem space) dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang (subbab 1.1), tujuan penelitian (subbab 1.2), perumusan dan pembatasan masalah (subbab 1.3), metodologi penelitian (subbab 1.4), serta penjelasan

Lebih terperinci

Algoritma Branch & Bound

Algoritma Branch & Bound Algoritma Branch & Bound Bahan Kuliah IF2211 Strategi Algoritma Program Studi Informatika STEI ITB 2018 Overview Pembentukan pohon ruang status (state space tree) dinamis untuk mencari solusi persoalan

Lebih terperinci

Struktur Data & Algoritma

Struktur Data & Algoritma Struktur Data & Algoritma ADT Tree Suryana Setiawan, Ruli Manurung & Ade Azurat ( Denny (acknowledgments: Fasilkom UI SUR HMM AA Fasilkom UI - IKI20100/IKI80110P 2009/2010 Ganjil Pekan 08 1 Tujuan Memahami

Lebih terperinci

Teori Komputasi 11/23/2016. Bab 6: Context-Free Grammar & Parsing. Context-Free Grammar. Context-Free Grammar

Teori Komputasi 11/23/2016. Bab 6: Context-Free Grammar & Parsing. Context-Free Grammar. Context-Free Grammar Teori Komputasi Bab 6: Context-Free Grammar & Parsing Agenda. Context-Free Grammar Fakultas Teknologi dan Desain Program Studi Teknik Informatika Contex-Free Grammar & Parsing 2 Context-Free Grammar Bentuk

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Semester Penempatan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Semester Penempatan SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Bobot Kredit Semester Penempatan Penanggung Jawab Mata Kuliah : Teknik kompilasi : Non-Reguler : 3 SKS : I : Fathiah, ST. M. Eng. Pertemua

Lebih terperinci

Penerapan DFS dan BFS dalam Pencarian Solusi Game Japanese River IQ Test

Penerapan DFS dan BFS dalam Pencarian Solusi Game Japanese River IQ Test Penerapan DFS dan BFS dalam Pencarian Solusi Game Japanese River IQ Test Hanif Eridaputra / 00 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

SINTAKS. Sintaks dari bahasa pemrograman di defenisikan dengan 2 kumpulan aturan, yaitu:

SINTAKS. Sintaks dari bahasa pemrograman di defenisikan dengan 2 kumpulan aturan, yaitu: SINTAKS Bahasa mesin adalah bentuk terendah komputer. Kita dapat berhubungan langsung dengan bagian-bagian yang ada di dalam komputer seperti bits, register. Bahasa mesin terdiri dari bit-bit 0 dan 1.

Lebih terperinci

Implementasi Logika Penurunan Persamaan Aritmatika pada Program Komputer

Implementasi Logika Penurunan Persamaan Aritmatika pada Program Komputer Implementasi Logika Penurunan Persamaan Aritmatika pada Program Komputer Cendhika Imantoro - 13514037 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Jurnal Mahajana Informasi, Vol.1 No 2, 2016 e-issn: SIMULASI PERGERAKAN CHESS KNIGHT DALAM PAPAN CATUR

Jurnal Mahajana Informasi, Vol.1 No 2, 2016 e-issn: SIMULASI PERGERAKAN CHESS KNIGHT DALAM PAPAN CATUR SIMULASI PERGERAKAN CHESS KNIGHT DALAM PAPAN CATUR Dini MH. Hutagalung Program Studi Sistem Informasi Universitas Sari Mutiara Indonesia mhdini@gmail.com ABSTRAK Sistem produksi ( production system) merupakan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PENCARIAN DEPTH-FIRST SEARCH, BREADTH-FIRST SEARCH DAN BEST-FIRST SEARCH PADA PERMAINAN 8-PUZZLE

PERBANDINGAN METODE PENCARIAN DEPTH-FIRST SEARCH, BREADTH-FIRST SEARCH DAN BEST-FIRST SEARCH PADA PERMAINAN 8-PUZZLE e-journal Teknik Elektro dan Komputer (2014) ISSN: 2301-8402 1 PERBANDINGAN METODE PENCARIAN DEPTH-FIRST SEARCH, BREADTH-FIRST SEARCH DAN BEST-FIRST SEARCH PADA PERMAINAN 8-PUZZLE Oleh: Arie S. M. Lumenta

Lebih terperinci

IKI30320 Kuliah 8 26 Sep Ruli Manurung. Game playing. Strategi optimal. Bekerja cepat Cutoff Tree pruning. State of the art.

IKI30320 Kuliah 8 26 Sep Ruli Manurung. Game playing. Strategi optimal. Bekerja cepat Cutoff Tree pruning. State of the art. Outline IKI 3030: Sistem Cerdas : (Deterministic) Game Playing Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia 3 4 6 September 007 5 Masalah menghadapi lawan Jenis-jenis game State space search biasa: agent

Lebih terperinci

Tutorial: Pengenalan terhadap POS tagging dan Probabilistic Parsing

Tutorial: Pengenalan terhadap POS tagging dan Probabilistic Parsing 1/53 Tutorial: Pengenalan terhadap POS tagging dan Probabilistic Ruli Manurung Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia maruli@cs.ui.ac.id Workshop Nasional INACL Kamis, 7 Januari 2016 2/53 Outline

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keyword: Algorithm, Depth First Search, Breadth First Search, backtracking, Maze, Rat Race, Web Peta. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keyword: Algorithm, Depth First Search, Breadth First Search, backtracking, Maze, Rat Race, Web Peta. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT In a Rat Race game, there is only one way in and one way out. The objective of this game is to find the shortest way to reach the finish. We use a rat character in this game, so the rat must walk

Lebih terperinci

Pohon dan Pohon Biner

Pohon dan Pohon Biner Pertemuan 14 Pohon dan Pohon Biner P r a j a n t o W a h y u A d i prajanto@dsn.dinus.ac.id +6285 641 73 00 22 Rencana Kegiatan Perkuliahan Semester # Pokok Bahasan 1 Pengenalan Struktur Data 2 ADT Stack

Lebih terperinci

Metode Searching. Blind/Un-informed Search. Heuristic/Informed Search. Breadth-First Search (BFS) Depth-First Search (DFS) Hill Climbing A*

Metode Searching. Blind/Un-informed Search. Heuristic/Informed Search. Breadth-First Search (BFS) Depth-First Search (DFS) Hill Climbing A* SEARCHING Russel and Norvig. 2003. Artificial Intelligence: a Modern Approach. Prentice Hall. Suyanto, Artificial Intelligence. 2005. Bandung:Informatika Program Studi Ilmu Komputer FPMIPA UPI RNI IK460(Kecerdasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa alami adalah bahasa yang biasa digunakan untuk berkomunikasi antarmanusia, misalnya bahasa Indonesia, Sunda, Jawa, Inggris, Jepang, dan sebagainya. Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecerdasan buatan merupakan sub-bidang ilmu komputer yang khusus ditujukan untuk membuat software dan hardware yang sepenuhnya bisa menirukan beberapa fungsi

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia karena bahasa adalah alat untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa dapat disajikan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PELACAKAN/PENCARIAN

BAB III METODE PELACAKAN/PENCARIAN BAB III METODE PELACAKAN/PENCARIAN Hal penting dalam menentukan keberhasilan sistem cerdas adalah kesuksesan dalam pencarian. Pencarian = suatu proses mencari solusi dari suatu permasalahan melalui sekumpulan,

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2005/2006 ALGORITMA & STRUKTUR DATA / CS2014

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2005/2006 ALGORITMA & STRUKTUR DATA / CS2014 UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2005/2006 ALGORITMA & STRUKTUR DATA / CS2014 NIM: Nama : HARI : Rabu, 4 Januari 2006 WAKTU : 135 Menit Tanda tangan: DOSEN : TIM SIFAT : Tutup Buku Petunjuk Baca dengan teliti

Lebih terperinci

ALGORITMA PENCARIAN. 1. Iterative-Deepening Depth-First Search (IDS) Nama : Gede Noverdi Indra Wirawan Nim : Kelas : VI A

ALGORITMA PENCARIAN. 1. Iterative-Deepening Depth-First Search (IDS) Nama : Gede Noverdi Indra Wirawan Nim : Kelas : VI A Nama : Gede Noverdi Indra Wirawan Nim : 0915051050 Kelas : VI A ALGORITMA PENCARIAN Algoritma pencarian (searching algorithm) adalah algoritma yang menerima sebuah argumen kunci dan dengan langkah-langkah

Lebih terperinci

Kecerdasan Buatan. Pertemuan 03. Pencarian Branch & Bound dan Heuristik (Informed)

Kecerdasan Buatan. Pertemuan 03. Pencarian Branch & Bound dan Heuristik (Informed) Kecerdasan Buatan Pertemuan 03 Pencarian Branch & Bound dan Heuristik (Informed) Husni Lunix96@gmail.com http://www.facebook.com/lunix96 http://komputasi.wordpress.com S1 Teknik Informatika, STMIK AMIKOM,

Lebih terperinci

Penerapan Pohon dengan Algoritma Branch and Bound dalam Menyelesaikan N-Queen Problem

Penerapan Pohon dengan Algoritma Branch and Bound dalam Menyelesaikan N-Queen Problem Penerapan Pohon dengan Algoritma Branch and Bound dalam Menyelesaikan N-Queen Problem Arie Tando (13510018) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Jurnal TIMES, Vol. IV No 1 : 1-5, 2015 ISSN : Maze Generator Dengan Menggunakan Algoritma Depth-First-Search

Jurnal TIMES, Vol. IV No 1 : 1-5, 2015 ISSN : Maze Generator Dengan Menggunakan Algoritma Depth-First-Search Maze enerator Dengan Menggunakan Algoritma Depth-First-Search Octara Pribadi, S.Kom Program Studi Teknik Informatika, STMIK TIME Medan Jln. Merbabu No 32 AA-BB Medan Telp. 061-4561932, Email : octarapribadi@gmail.com

Lebih terperinci

2.5 Context-Free Grammar (CFG) LALR Parser Bab 3 Metodologi Penelitian Studi Literatur Desain Sistem P

2.5 Context-Free Grammar (CFG) LALR Parser Bab 3 Metodologi Penelitian Studi Literatur Desain Sistem P Daftar Isi Lembar Pengesahan Pembimbing... i Lembar Pengesahan Penguji... ii Abstrak... iii Abstract... iv Pernyataan Keaslian Tulisan... v Publikasi Selama Masa Studi... vi Kontribusi Yang Diberikan Oleh

Lebih terperinci

Update 2012 DESAIN DAN ANALISIS ALGORITMA SEARCHING

Update 2012 DESAIN DAN ANALISIS ALGORITMA SEARCHING SEARCHING MENDEFINISIKAN MASALAH SEBAGAI SUATU RUANG KEADAAN Secara umum, untuk mendeskripsikan suatu permasalahan dengan baik harus: 1 Mendefinisikan suatu ruang keadaan. 2 Menerapkan satu atau lebih

Lebih terperinci

Implementasi DFS dan BFS Dalam Recognizer Pushdown Automata

Implementasi DFS dan BFS Dalam Recognizer Pushdown Automata Implementasi DFS dan BFS Dalam Recognizer Pushdown Automata Hendrikus Bimawan Satrianto Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.Ganesha no.10,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pola tata bahasa memiliki manfaat dalam pemrosesan bahasa alami. Pemrosesan bahasa alami berawal dari keinginan manusia untuk berkomunikasi dengan komputer menggunakan

Lebih terperinci

Bab 4. Informed Search

Bab 4. Informed Search Bab 4. Informed Search Review Pada bab 3 dapat disimpulkan hal hal sbb: Ada banyak cara untuk memanfaatkan knowledge saat menformulasikan suatu masalah dalam bentuk states dan operators. GENERAL-SEARCH

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH PENGANTAR TEKNIK KOMPILASI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH PENGANTAR TEKNIK KOMPILASI SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH PENGANTAR TEKNIK KOMPILASI Perte 1. 1. Pendahuluan TIU : Mhs mengetahui apa yang akan dipelajari dan apa yang dituntut darinya serta memahami gambaran umum Teknik

Lebih terperinci

METODE PENCARIAN BFS dan DFS

METODE PENCARIAN BFS dan DFS METODE PENCARIAN BFS dan DFS Metode Pencarian Terdapat banyak metode yang telah diusulkan. Semua metode yang ada dapat dibedakan ke dalam 2 jenis : Pencarian buta / tanpa informasi (blind / un-informed

Lebih terperinci

SINTAKS. Sintaks dari bahasa pemrograman di defenisikan dengan 2 kumpulan aturan, yaitu:

SINTAKS. Sintaks dari bahasa pemrograman di defenisikan dengan 2 kumpulan aturan, yaitu: SINTAKS Bahasa mesin adalah bentuk terendah komputer. Kita dapat berhubungan langsung dengan bagian-bagian yang ada di dalam komputer seperti bits, register. Bahasa mesin terdiri dari bit-bit 0 dan 1.

Lebih terperinci

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA

TEORI BAHASA DAN AUTOMATA MODUL I TEORI BAHASA DAN AUTOMATA Tujuan : Mahasiswa memahami pengertian dan kedudukan Teori Bahasa dan Otomata (TBO) pada ilmu komputer Definisi dan Pengertian Teori Bahasa dan Otomata Teori bahasa dan

Lebih terperinci

Hirarki Comsky. Unrestricted. Context Sensitive Context free Regular

Hirarki Comsky. Unrestricted. Context Sensitive Context free Regular Hirarki Comsky Unrestricted Context Sensitive Context free Regular Contoh Tata Bahasa Sederhana BEGIN END ;

Lebih terperinci

SISTEM PRODUKSI (PRODUCTION SYSTEM) -Muhlis Tahir-

SISTEM PRODUKSI (PRODUCTION SYSTEM) -Muhlis Tahir- SISTEM PRODUKSI (PRODUCTION SYSTEM) -Muhlis Tahir- Sistem yang menggunakan aturan-aturan untuk merepresentasikan pengetahuan dinamakan productions system. Production system, ada 3 bagian : Rule base /

Lebih terperinci

Pemanfaatan Pohon dalam Realisasi Algoritma Backtracking untuk Memecahkan N-Queens Problem

Pemanfaatan Pohon dalam Realisasi Algoritma Backtracking untuk Memecahkan N-Queens Problem Pemanfaatan Pohon dalam Realisasi Algoritma Backtracking untuk Memecahkan N-Queens Problem Halida Astatin (13507049) Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Natural Language Processing

Natural Language Processing Disiplin ilmu NPL Natural Language Processing By: Uro Abdulrohim, S.Kom, MT Fonetik / fonologi Morfologi Sintaksis Semantik Pragmatik Discource knowledge World knowledge 1 3 Apa itu NLP Proses pembuatan

Lebih terperinci

TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO]

TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO] TEORI BAHASA DAN OTOMATA [TBO] Teori Bahasa Teori bahasa membicarakan bahasa formal (formal language), terutama untuk kepentingan perancangan kompilator (compiler) danpemroses naskah (text processor).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. himpunan bagian bilangan cacah yang disebut label. Pertama kali diperkenalkan

BAB I PENDAHULUAN. himpunan bagian bilangan cacah yang disebut label. Pertama kali diperkenalkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelabelan graf merupakan suatu topik dalam teori graf. Objek kajiannya berupa graf yang secara umum direpresentasikan oleh titik dan sisi serta himpunan bagian bilangan

Lebih terperinci

2. Mahasiswa dapat membuat dan menggunakan array dan linked list dalam suatu kasus.

2. Mahasiswa dapat membuat dan menggunakan array dan linked list dalam suatu kasus. 1 ARRAY & LINKED LIST MODUL 1 Standar kompetensi: 1. Mahasiswa mengetahui perbedaan array dan linked list. 2. Mahasiswa dapat membuat dan menggunakan array dan linked list dalam suatu kasus. 3. Mahasiswa

Lebih terperinci

Teknik Kompiler 5. oleh: antonius rachmat c, s.kom, m.cs

Teknik Kompiler 5. oleh: antonius rachmat c, s.kom, m.cs Teknik Kompiler 5 oleh: antonius rachmat c, s.kom, m.cs TATA BAHASA Tata bahasa / Grammar dalam OTOMATA adalah kumpulan dari himpunan variabel (non-terminal), simbol-simbol awal dan terminal yang dibatasi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PERANCANGAN DAN ANALISIS ALGORITMA ** (S1/TEKNIK INFORMATIKA) PTA 2010/2011

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PERANCANGAN DAN ANALISIS ALGORITMA ** (S1/TEKNIK INFORMATIKA) PTA 2010/2011 SATUAN ACARA PERKULIAHAN PERANCANGAN DAN ANALISIS ALGORITMA ** (S1/TEKNIK INFORMATIKA) PTA 2010/2011 KODE : / 3 SKS Pertemuan Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok Bahasan dan TIK Teknik Pembelajaran 1 Pendahuluan

Lebih terperinci

ALGORITMA PEMROGRAMAN 1C SINTAKS

ALGORITMA PEMROGRAMAN 1C SINTAKS ALGORITMA PEMROGRAMAN 1C SINTAKS Indah Wahyuni PENDAHULUAN Bahasa mesin adalah bentuk terendah komputer. Kita dapat berhubungan langsung dengan bagianbagian yang ada didalam komputer seperti bits, register.

Lebih terperinci

Tree (Struktur Data) Nisa ul Hafidhoh, MT

Tree (Struktur Data) Nisa ul Hafidhoh, MT Tree (Struktur Data) Nisa ul Hafidhoh, MT Struktur Data Linier 1 5 8 9 2 ARRAY 0 1 2 3 n Head Tail QUEUE O U T 1 2 3 4 STACK 4 3 2 1 I N 10 8 14 LINKED LIST Struktur Tree Struktur Tree adalah struktur

Lebih terperinci

: Peringkasan Terpandu Otomatis (Automatic Guided Summarization)

: Peringkasan Terpandu Otomatis (Automatic Guided Summarization) I. Identitas Calon Promotor Nama Lengkap Fakultas/Sekolah Kelompok Keahlian Telp/Fax/E mail : Ir. Dwi Hendratmo Widyantoro, M.Sc., Ph.D. : STEI : Informatika : (022)2502260/dwi@stei.itb.ac.id II. Deskripsi

Lebih terperinci

Bahasan Terakhir... Pencarian dan Klasifikasinya Breadth-first Search Depth-first Search Variasi Depth-first Search:

Bahasan Terakhir... Pencarian dan Klasifikasinya Breadth-first Search Depth-first Search Variasi Depth-first Search: Bahasan Terakhir... Pencarian dan Klasifikasinya Breadth-first Search Depth-first Search Variasi Depth-first Search: Backtracking Depth Bounded/Limited Iterative Deepening Branch & Bound (Uniform Cost)

Lebih terperinci

Breadth/Depth First Search. Bahan Kuliah IF2211 Strategi Algoritmik Oleh: Rinaldi Munir Update: Masayu Leylia Khodra 22 September 2013

Breadth/Depth First Search. Bahan Kuliah IF2211 Strategi Algoritmik Oleh: Rinaldi Munir Update: Masayu Leylia Khodra 22 September 2013 Breadth/Depth First Search (BFS/DFS) Bahan Kuliah IF2211 Strategi Algoritmik Oleh: Rinaldi Munir Update: Masayu Leylia Khodra 22 September 2013 1 Traversal Graf Algoritma traversal graf: mengunjungi simpul

Lebih terperinci