BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Proses Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah
|
|
- Hengki Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Proses Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Gambar 4.1 Mekanisme Pelaporan SAI (No.171/PMK.05/2007) 50
2 51 Penjelasan : 1. UAKPA menyampaikan dokumen sumber perolehan Aset Tetap kepadauakpb setiap terdapat transaksi perolehan Aset. 2. UAKPB mengirimkan ADK aset setiap bulan ke UAKPA sebagai bahanpenyusunan neraca. 3. UAKPB menyampaikan laporan BMN beserta ADK setiap triwulan ke KPKNLsebagai bahan pemutakhiran data BMN. 4. UAKPA menyampaikan secara bulanan ke KPPN berupa LRA, Neraca danadk termasuk Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan dalam rangkamelakukan rekonsiliasi data. Untuk laporan semesteran dilengkapi dengancalk. 5. BLU menyampaikan secara triwulanan ke KPPN berupa LRA, Neraca dan ADKdalam rangka melakukan rekonsiliasi data. Untuk laporan semesterandilengkapi dengan CALK. 6. KPKNL menyampaikan laporan BMN beserta ADK setiap semester ke KPPNsebagai bahan rekonsiliasi data BMN. 7. KPKNL menyampaikan laporan BMN beserta ADK setiap semester ke KanwilDJKN sebagai bahan penyusunan laporan BMN tingkat wilayah. 8. KPPN menyampaikan Laporan Keuangan Kuasa BUN termasuk BagianAnggaran Pembiayaan dan Perhitungan setiap bulan dan mengirimkan ADKsetiap hari ke Kanwil Ditjen PBN cq. Bidang AKLAP. 9. BLU menyampaikan menyampaikan ADK, LRA dan neraca kepada UAPPAE1untuk digabungkan setelah dilakukan rekonsiliasi dengan KPPN
3 52 setiaptriwulan. Untuk Semesteran dan tahunan disertai dengan Catatan AtasLaporan. 10.UAKPA menyampaikan ADK, LRA dan neraca termasuk Bagian AnggaranPembiayaan dan Perhitungan secara bulanan kepada UAPPA-W untukdigabungkan setelah dilakukan rekonsiliasi dengan KPPN setiap bulan. UntukSemesteran dan tahunan disertai dengan Catatan Atas Laporan Keuangan. 11.UAKPA Kantor Pusat menyampaikan ADK, LRA dan neraca termasuk BagianAnggaran Pembiayaan dan Perhitungan secara bulanan kepada UAPPA- E1untuk digabungkan setelah dilakukan rekonsiliasi dengan KPPN setiap bulanapabila. Untuk Semesteran dan tahunan disertai dengan Catatan AtasLaporan Keuangan. 12.UAKPB menyampaikan Laporan BMN beserta ADK ke UAPPB-W untukdigabungkan setiap semester. 13.UAKPB Kantor Pusat menyampaikan Laporan BMN beserta ADK ke UAPPBE1untuk digabungkan setiap semester. 14.UAPPB-W menyampaikan laporan BMN kepada UAPPA-W setiap semesteruntuk dilakukan pencocokan dengan laporan keuangan pada UAPPA- W. 15.UAPPB-W melakukan rekonsiliasi data BMN dengan Kanwil DJKN setiapsemester. 16.UAPPA-W menyampaikan ADK termasuk Bagian Anggaran Pembiayaan danperhitungan secara bulanan ke Kanwil Ditjen PBN cq. Bidang AKLAP,
4 53 danmenyampaikan LRA dan Neraca beserta ADK setiap triwulan dalam rangkarekonsiliasi tingkat wilayah. Untuk laporan semesteran dilengkapi dengancalk. 17.UAPPA-W menyampaikan LRA, Neraca dan ADK termasuk Bagian AnggaranPembiayaan dan Perhitungan secara triwulanan kepada UAPPA-E1 untukdigabungkan di tingkat eselon I. Untuk laporan semesteran dilengkapi dengancalk. 18.Kanwil DJKN menyampaikan laporan BMN beserta ADK setiap semester kekanwil DJPBN sebagai bahan rekonsiliasi data BMN. 19.UAPPB-W menyampaikan ADK transaksi BMN dan laporan BMN ke UAPPBE1untuk digabungkan di tingkat eselon I setiap semester. 20.UAPPB-E1 melakukan rekonsiliasi data BMN UAKPB Kantor Pusat dengankanwil DJKN setiap semester. 21.Kanwil DJKN menyampaikan laporan BMN beserta ADK setiap semester kekantor Pusat DJKN sebagai bahan penyusunan laporan BMN tingkatpemerintah pusat. 22.Kanwil Ditjen PBN mengirim ADK setiap hari dan Laporan Keuangan KuasaBUN setiap triwulan termasuk data Bagian Anggaran Pembiayaan danperhitungan ke Kantor Pusat Ditjen PBN cq Direktorat Akuntansi danpelaporan Keuangan sebagai bahan rekonsiliasi dengan kementeriannegara/lembaga di tingkat pusat.
5 54 23.UAPPB-E1 menyampaikan laporan BMN kepada UAPPA-E1 setiap semesteruntuk dilakukan pencocokan dengan laporan keuangan pada UAPPA- E1. 24.UAPPB-E1 menyampaikan ADK dan laporan BMN ke UAPB untukdigabungkan di tingkat kementerian negara/lembaga setiap semester. 25.UAPPA-E1 menyampaikan LRA, Neraca dan ADK termasuk BLU dan BagianAnggaran Pembiayaan dan Perhitungan setiap triwulan ke UAPA sebagaibahan penyusunan laporan keuangan tingkat kementerian negara/lembaga.untuk laporan semesteran dilengkapi dengan CALK. 26.Apabila diperlukan UAPPA-E1 dapat melakukan rekonsiliasi laporan keuangantingkat eselon I dengan Ditjen PBN cq. Direktorat Akuntansi dan PelaporanKeuangan setiap semester. 27.UAPB menyampaikan laporan BMN kepada UAPA setiap semester untukdilakukan pencocokan dengan laporan keuangan pada UAPA. 28.UAPA menyampaikan LRA dan neraca anggaran pembiayaan danperhitungan ke Ditjen Anggaran c.q Dit. Anggaran III yang bertindak sebagaibiro Keuangan Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan. 29.UAPA menyampaikan laporan keuangan beserta ADK kepada Ditjen PBNcq. Dit. APK termasuk BLU dan Bagian Anggaran Pembiayaan danperhitungan dalam rangka rekonsiliasi dan penyusunan Laporan Keuanganpemerintah pusat setiap semester. 30.DJA cq. Dit Anggaran III menyampaikan laporan keuangan dan ADK dalamrangka rekonsiliasi dengan Ditjen PBN cq. Dit. APK setiap semester.
6 55 31.UAPB menyampaikan laporan BMN tingkat kementerian negara/lembaga keditjen KN. 32.Ditjen KN menyampaikan laporan BMN Pemerintah Pusat ke Ditjen PBN c.q.dit.apk sebagai bahan penyusunan neraca Pemerintah Pusat. 2. Pelaksanaan Sistem Akuntansi Instansi a. Dokumen Sumber Dokumen sumber yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan di tingkat satuan kerja adalah : 1) Dokumen penerimaan yang terdiri dari : a) Estimasi pendapatan yang dialokasikan : (Pajak, PNBP dan Hibah pada DIPA dan dokumen lain yang dipersamakan dengan DIPA) b) Realisasi Pendapatan : Bukti Penerimaan Negara (BPN) disertai dokumen pendukung SSBP, SSPB, SSP, SSBC dan dokumen lain yang dipersamakan. 2) Dokumen Pengeluaran yang terdiri dari : a) Alokasi Anggaran DIPA, SKO dan dokumen lain yang dipersamakan b) Realisasi Pengeluaran : SPM beserta SP2D, dan dokumen lain yang dipersamakan 3) Memo Penyesuaian yang digunakan dalam rangka pembuatan jurnal koreksi dan jurnal aset 4) Dokumen Piutang antara lain kartu piutang, daftar rekapitulasi piutang dan daftar umur piutang
7 56 5) Dokumen Persediaan antara lain kartu persediaan, buku persediaan, dan laporan persediaan 6) Dokumen Konstruksi dalam Pengerjaan antara lain kartu KDP, laporan KDP, dan lembar analisis SPM.SP2D 7) Dokumen lainnya dalam rangka penyusunan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga seperti Berita Acara Serah Terima Barang (BAST), SK Penghapusan, Laporan Hasil Opname Fisik (LHOF) dan lain sebagainya. b. Prosedur Proses Rekonsiliasi UAKPA di KPPN 1) Kepala Subbagian Umum menerima Surat Pengantar, Register Pengiriman, Daftar Buku Besar dan ADK-GL dari Satker setiap bulan, kemudian dikirimkan kepada Seksi Verifikasi dan Akuntansi. 2) Seksi Verifikasi dan Akuntansi melakukan uplod ADK_GL UAKPA: a) Menerima ADK_GL UAKPA dari Subbagian Umum; b) Melakukan pengecekan kelengkapan dan kebenaran ADK_GL UAKPA dengan register pengiriman, Apabila terdapat perbedaan antara ADK-GL UAKPA dengan register pengiriman, maka ADK-GL UAKPA bersama register dikembalikan ke Subbagian Umum untuk dikirimkan kembali ke satuan kerja. c) Memasukkan ADK_GL UAKPA ke ke data base KPPN. 3) Seksi Verifikasi dan Akuntansi melakukan rekonsiliasi data SAU dengan data SAI dengan menggunakan aplikasi SIA KPPN.
8 57 4) Mencetak dan meneliti laporan rekonsiliasi SAI dan SAU. 5) Apabila terdapat ketidaksesuaian antara SAI dengan SAU: a) Apabila SAI (UAKPA) yang salah, KPPN mengirimkan Laporan HasilRekonsiliasi tersebut ke satuan kerja yang bersangkutan untuk dilakukanpengecekan ke dokumen sumber yang kemudian dilakukan prosesperbaikan data, posting dan pencetakan Bukti Jurnal (BJ)/Data Transaksi(DT). Satuan kerja mengirimkan kembali BJ/DT yang sudah diperbaiki, ADKdan laporan ke KPPN, untuk dilakukan proses rekonsiliasi dan kemudiandibuatkan berita acara rekonsiliasi. b) Apabila SAU (KPPN) yang salah, KPPN melakukan pengecekan terhadapdokumen sumber, kemudian mengirimkan dokumen yang salah kepadaseksi di KPPN yang terkait untuk diperbaiki/dilakukan perekaman ulang,selanjutnya data diposting dan direkonsiliasi. 6) Apabila Laporan Hasil Rekonsiliasi sudah sesuai antara SAI dengan SAU makadibuatkan berita acara yang ditandatangani pihak KPPN dan pihak satuan kerja.berita acara rekonsiliasi dan Laporan Hasil Rekonsiliasi dibuat 2 (dua) rangkap,1 (satu) rangkap dikirimkan ke satuan kerja dan 1 (satu) rangkap diarsipkan. c. Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga 1) Tingkat UAKPA Kegiatan Harian, Bulanan, Triwulanan, Semesteran dan Tahunan
9 58 a) Menerima dan memverifikasi dokumen sumber transaksi keuangan dan barang milik negara b) Menyampaikan dokumen sumber transaksi yang mendukung kapitalisasi nilai BMN kepada UAKPB c) Menerima dan memproses ADK BMN dari UAKPB setiap bulan d) Merekam dokumen sumber e) Mencetak dan memverifikasi RTH dengan dokumen sumber f) Melakukan posting data untuk seluruh transaksi keuangan dan BMN setiap bulan g) Mencetak dan meverifikasi buku besar h) Mencetak dan mengirim laporan keuangan beserta ADK ke KPPN setiap bulan i) Melakukan Rekonsiliasi data dengan KPPN dan menandatangani Berita Acara Rekonsiliasi dan melakukan perbaikan data jika terdapat kesalahan pada data UAKPA j) Mencetak Neraca, Laporan Realisasi Anggaran dan menyampaikannya ke UAPPA-W/UAPPA-E1 beserta ADK setiap bulan k) Menyusun Catatan atas Laporan Keuangan dan menyampaikan ke UAPPA-/UAPPA-E1 setiap semester l) Melakukan back-up data. 2) Tingkat UAPPA-W
10 59 Kegiatan Harian, Bulanan, Triwulanan, Semesteran dan Tahunan. a) Menerima dan memverifikasi laporan keuangan beserta ADK yang diterima dari UAKPA setiap bulan b) Menggabungkan data laporan keuangan dari masing-masing UAKPA yang berada dibawahnya c) Melakukan pencocokan hasil penggabungan data BMN dengan UAPPABW setiap semester d) Menyampaikan data laporan keuangan ke Kanwil Ditjen PBN sebagai bahan rekonsiliasi setiap triwulan e) Melakukan rekonsiliasi data dengan Kanwil Ditjen PBN, menandatangani Berita Acara Rekonsiliasi dan melakukan perbaikan data jika terdapat kesalahan pada data UAPPA-W f) Mencetak Neraca, Laporan Realisasi Anggaran dan menyampaikannya ke UAPPA-E1 beserta ADK sesuai jadwal penyampaian g) Menyusun Catatan atas Laporan Keuangan dan menyampaikan ke UAPPA-E1 setiap semester h) Melakukan back up data. 3) Tingkat UAPPA-E1 Kegiatan Triwulanan, Semesteran dan Tahunan. a) Menerima dan memverifikasi laporan keuangan yang diterima dari UAKPA Kantor Pusat dan UAKPA Dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan setiap bulan
11 60 b) Menerima dan memverifikasi laporan keuangan yang diterima dari UAPPA-W dan Badan Layanan Umum setiap bulan nya c) Melakukan pencocokan data BMN UAPPA-E1 dengan UAPPB- E1 d) Melakukan rekonsiliasi data dengan Ditjen PBN cq Dit APK jika diperlukan e) Mencetak Neraca, Laporan Realisasi Anggaran dan menyampaikannya ke UAPA beserta ADK setiap triwulan. Untuk semesteran disertai Catatan atas Laporan Keuangan f) Membuat ringkasan laporan keuangan untuk Badan Layanan Umum dan menyampaikannya ke UAPA setiap semester g) Melakukan back up data 4) Tingkat UAPA Kegiatan Triwulanan, Semesteran dan Tahunan. a) Menerima dan memverifikasi laporan keuangan yang diterima dari UAPPA-E1 setiap triwulan b) Menggabungkan data laporan keuangan dari semua UAPPA-E1 c) Melakukan pencocokan data BMN UAPA dengan UAPB d) Melakukan rekonsiliasi data dengan Dit APK setiap semester dan tahunan, menandatangani Berita Acara Rekonsiliasi dan melakukan perbaikan data jika ditemukan kesalahan pada data UAPA
12 61 e) Mencetak Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran dan Menyusun Catatan atas Laporan Keuangan setiap Semester dan tahunan f) Membuat ringkasan laporan keuangan untuk Badan Layanan Umum untuk dilampirkan dalam Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga setiap semester dan tahunan g) Membuat Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SOR) h) Menyampaikan laporan keuangan dan ringkasan laporan keuangan Badan Layanan Umum beserta ADK ke Ditjen PBN cq Dit APK i) Melakukan back up data. Pada tingkat kantor pusat instansi, UAPA melakukan penggabungan data yang diterima dari UAPPA-E1 yang berada di lingkup kerjanya serta menyampaikan ADK dan Laporan Keuangan tersebut kepada Ditjen PBN cq Dit APK sebagai bahan penyusunan laporan keuangan pemerintah pusat. Kementerian Negara/Lembaga melakukan rekonsiliasi data dengan Ditjen PBN cq Dit APK berdasarkan data yang diterima dari Kanwil Ditjen PBN dan taransaksi pusat. Laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang telah direkonsiliasi tersebut akan direviu oleh aparat pengawasan intern Kementerian Negara/Lembaga. Apabila Kementerian Negara/Lembaga belum memiliki aparat pengawas intern, Inspektorat Jenderal / yang setingkat menunjuk seorang atau beberapa orang pejabat di luar biro/bidang keuangan untuk melakukan reviu atas
13 62 laporan keuangan. Reviu tersebut dilaksanakan atas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga semesteran disampaikan kepada Menteri Keuangan c.q Dirjen Perbendaharaan selambat lambatnya 1 (satu) bulan setelah semester berakhir.sedangkan Lapoan Keuangan tahunan disampaikan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir.khusus LRA disampaikan setiap triwulan kepada Dirjen Perbendaharaan c.q Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Laporan Keuangan tahunan harus disertai Pernyataan Telah Direview yang ditanda tangani oleh aparat pengawas intern dan Pernyataan Tanggung Jawab (Statement of Responbility) yang ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga. Tabel 4.1 Bentuk Pernyataan Tanggung Jawab (Statement of Responsibility) PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB Laporan Keuangan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan yang terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2012 sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami. Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta, Januari 2013 Sekretaris Direktorat Jenderal BUK Selaku Kuasa Pengguna Anggaran, Sumber: PER.55/PB/2012 (Nama) (NIP)
14 63 B. Pembahasan 1. Laporan Keuangan Pemerintah Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan Tahun 2012 a. Laporan Realisasi Anggaran Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan salah satu komponen laporan keuangan pemerintah yang menyajikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding untuk suatu periode tertentu. Penyandingan antara anggaran dan realisasi menunjukan tingkat capaian targettarget yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Untuk tujuan penyusunan laporan realisasi anggaran, masih menggunakan basis kas, baik untuk anggaran maupun akuntansi realisasi anggarannya. Laporan Realisasi Anggaran disajikan sedemikian rupa sehingga menonjolkan berbagai unsur pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, dan pembiayaan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Laporan Realisasi Anggaran menyandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer,surplus/defisit, dan pembiayaan dengan anggarannya. Laporan Realisasi Anggaran dibawah ini memberikan informasi perbandingan antara Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran (TA) 2012 dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan, belanja selama periode 1 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2012.
15 64 Tabel 4.2 Laporan Realisasi Anggaran Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2012 & 2011 Uraian Anggaran (Dalam Ribuan) TA 2012 TA 2011 Realisasi % Realisasi terhadap Anggaran Realisasi PENDAPATAN 1 Penerimaan Negara Bukan Pajak , ,00 Jumlah Pendapatan , ,00 BELANJA 1 Belanja Pegawai , ,00 99, ,00 2 Belanja Barang , ,00 96, ,00 3 Belanja Modal , ,00 94, ,00 BELANJA TRANSAKSI NON KAS 1 Belanja Modal Non Kas ,00 2 Belanja Barang Non Kas ,00 JUMLAH BELANJA , ,00 103, ,00 Sumber: LK Setditjen BUK Tahun 2012 Dari Laporan Realisasi Anggaran Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan diatas, diketahui bahwa Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak tahun 2011 dan 2012 adalah sebesar Rp ,00 dan Rp ,00. Keseluruhan Pendapatan Negara dan Hibah Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan adalah merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lainnya. Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi PNBP lainnya per tanggal pelaporan dapat dilihat dalam Tabel berikut ini:
16 65 Tabel 4.3 Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi PNBP No Uraian 1 Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN Lainnya 2 Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan 3 Pendapatan Kembali Belanja Lainnya TAYL Estimasi Realisasi Pendapatan , , ,00 Jumlah ,00 Sumber: LK Setditjen BUK Tahun 2012 Realisasi PNBP Lainnya TA anggaran 2012 mengalami kenaikan sebesar Rp ,00 atau 72,00 persen dibandingkan TA Perbandingan realisasi PNBP TA 2012 dan 2011 disajikan dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.4 Perbandingan Realisasi PNBP TA 2012 dan 2011 No Uraian TA2012 (Rp) TA2011 (Rp) Kenaikan/ (Penurunan) (Rp) % 1 Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN lainnya 2 Pendapatan Sewa Rumah pada Gaji Pegawai 3 Pendapatan Kembali Belanja Lainnya TAYL , , , , ,00 20, , , ,00 76,39 4 Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi (Masuk TP/TGR) Bendahara ,00 ( ,00) (100) Jumlah , , ,00 72,00 Sumber: LK Setditjen BUK Tahun 2012
17 66 Realisasi belanja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan pada TA 2012 adalah sebesar Rp ,00 atau sebesar 98,16 persen dari anggarannya setelah dikurangi pengembalian belanja. Anggaran belanja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan Tahun 2012 adalah sebesar Rp ,00. Tabel 4.5 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2012 Kode Uraian Jenis Belanja Anggaran Realisasi Belanja (%) 51 Belanja Pegawai , ,00 99,43 52 Belanja Barang , ,00 96,97 53 Belanja Modal , ,00 94,61 Jumlah , ,00 98,16 Sumber: LK Setditjen BUK Tahun 2012 Realisasi belanja TA 2012 mengalami kenaikan sebesar Rp ,00 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya disebabkan antara lain oleh naiknya belanja pegawai berupa belanja tunjangan fungsional PNS dan belanja tunjangan PPh PNS.Perbandingan realisasi belanja TA 2012 dan 2011 dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
18 67 Tabel4.6 Perbandingan Realisasi Belanja TA 2012 dan 2011 Kode Jenis Belanja Uraian JenisBelanja Realisasi Belanja (Rp) Naik/ (Turun) TA2012 TA2011 Rp % 51 Belanja Pegawai , , ,00 6,48 52 Belanja Barang , , ,00 2,53 53 Belanja Modal , ,00 ( ,00) (25,51) Jumlah , , ,00 2,84 Sumber: LK Setditjen BUK Tahun 2012 Sedangkan Realisasi Belanja Transaksi Non Kas hanya terjadi pada tahun 2012 yang terdiri dari Belanja Modal Non Kas sebesar Rp ,00 dan Belanja Barang Non Kas sebesar Rp ,00. Hal ini disebabkan adanya Hibah Luar Negeri terkait dengan Project ITTO bersama dengan kementerian kehutanan, yang secara otomatis dana tersebut masuk dalam realisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan, dimana sebelumnya dana tersebut memang tidak dianggarkan pada DIPA Tahun Sehingga jika dijumlahkan semua total transaksi pada laporan realisasi anggaran di dapat kan persentase sebesar 103,38 %. Tetapi hal ini tidak mempengaruhi realisasi anggaran secara umum bila jumlah pendapatan dan belanja dibandingkan dengan besarnya anggaran di tahun 2012 yaitu Rp ,00 atau 98,16 %. Meskipun dana yang dianggarkan tidak terealisasi sepenuhnya, tetapi Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan telah mengalami peningkatan realisasi bila dibandingkan tahun sebelumnya.
19 68 Pos-pos laporan realisasi anggaran Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan telah menyajikan berupa perhitungan atau pelaksanaan dari semua yang telah dianggarkan dalam tahun anggaran, baik pada kelompok pendapatan dan belanja. Pos-pos pada laporan realisasi anggaran telah disajikan sesuai dengan PP Nomor 71 Tahun 2010 (SAP). Anggaran telah dilaksanakan sesuai dengan struktur anggaran yang terdiri dari anggaran belanja. Pendapatan pada laporan realisasi anggaran berupa penerimaan negara bukan pajak. Belanja sudah diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan Tahun 2012 telah menyajikan Laporan Realisasi Anggaran dengan baik dan telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan. Laporan Realisasi Anggaran yang disajikan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan Tahun 2012 yang telah diaudit dapat bermanfaat bagi semua pihak pengguna laporan tersebut. b. Neraca Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai asset kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal laporan. Aset diklasifikasikan menjadi asset lancer dan asset non lancer.aset lancar terdiri dari kas atau asset lainnya yang dapat diuangkan atau dapat dipakai habis dalam waktu 12 bulan mendatang.aset tidak lancer terdiri dari investasi jangka panjang, asset tetap dan asset lainnya.
20 69 Kewajiban dikelompokan ke dalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu kurang atau sama dengan 12 bulan setelah tanggal pelaporan, sedangkan kewajiban jangka panjang akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 bulan. Sedangkan ekuitas dana diklasifikasikan menjadi ekuitas dana lancar dan ekuitas dan investasi. Neraca disusun dengan sistem sentralisasi dan desentralisasi. Dengan Sistem sentralisasi, neraca disusun secara terpusat oleh bagian akuntansi suatu entitas pelaporan.sedangkan dengan desentralisasi neraca disusun oleh entitas-entitas akuntansi yang kemudian digabung oleh entitas pelaporan. Pada pemerintah pusat, satuan kerja merupakan entitas akuntansi yang berkewajiban menyusun laporan keuangan yang akan digabungkan oleh menteri/pimpinan lembaga menjadi neraca K/L. Neraca K/L selanjutnya akan dikonsolidasikan menjadi laporan keuangan pemerintah pusat (LKPP). Konsolidasi tersebut dilakukan dengan menjumlahkan akun-akun neraca K/L dan bendahara umum Negara (pos khusus) serta mengeliminasi akun-akun timbal balik. Neraca di bawah ini menunjukkan posisi keuangan entitas mengenai asset, kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal 31 Desember 2012.
21 70 Tabel 4.7 NeracaPer 31 Desember 2012 Dan 2011 Sumber: LK Setditjen BUK Tahun 2012 Pada tahun anggaran per 31 Desember 2011 pada pos aset, jumlah aset lancar sebesar Rp ,00 jumlah aset tetap sebesar Rp ,00 dan jumlah aset lainnya sebesar Rp ,00. Maka total aset Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan TA 2011 adalah sebesar Rp ,00. Pada pos kewajiban, jumlah kewajiban jangka pendek sebesar Rp0, jumlah ekuitas dana lancar sebesar Rp ,00 jumlah ekuitas dana investasi sebesar Rp ,00. Maka total kewajiban dan ekuitas
22 71 dana Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan TA 2011 adalah sebesar Rp ,00. Pada tahun anggaran per 31 Desember 2011 pada pos aset, jumlah aset lancar sebesar Rp ,00 jumlah aset tetap sebesar Rp ,00 dan jumlah aset lainnya sebesar Rp ,00. Maka total aset Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan TA 2011 adalah sebesar Rp ,00. Pada pos kewajiban, jumlah kewajiban jangka pendek sebesar Rp ,00 jumlah ekuitas dana lancar sebesar Rp ,00 jumlah ekuitas dana investasi sebesar Rp ,00. Maka total kewajiban dan ekuitas dana Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan TA 2012 adalah sebesar Rp ,00. Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan telah menyajikan informasi aktiva, kewajiban dan ekuitas dana pada akhir tahun anggaran. Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan telah mengklasifikasikan asetnya dalam aset lancar dan non lancar serta telah mengklasifikasikan kewajibannya sesuai dengan waktu pembayarannya. Ekuitas dana telah disajikan dalam neraca yang terdiri dari ekuitas dana lancar dan ekuitas dana investasi. Dimana dalam neraca yang disajikan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan membandingkan antara neraca tahun berjalan dengan tahun anggaran yang telah berlalu. Pos-pos pada neraca telah dicantumkan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
23 72 c. Catatan Atas Laporan Keuangan Secara awam, catatan ini merupakan bentuk laporan yang paling tidak terstruktur sehingga cara pembacaannya pun sangat akrab dengan cara pembacaan yang dikuasai oleh orang awam. Oleh karena itu, jika Catatan atas Laporan Keuangan ini dapat memuat aspek-aspek yang memadai dan lengkap, bisa jadi akan menjadi suatu sumber informasi yang sangat relevan bagi pengambilan keputusan bagi pengguna umum. Mengingat sistem akuntansi pemerintah berkaitan dengan transaksi keuangan pemerintah, maka cakupan isi Catatan ini sudah pasti akan sangat berkaitan dengan seputar penganggaran dan realisasi anggaran. Pada intinya, isi Catatan ini adalah menguraikan berbagai hal yang dianggap penting yang telah memengaruhi penyajian Laporan Realisasi Anggaran., Neraca, dan Laporan Arus Kas yang apabila tidak dijelaskan akan dapat menyesatkan pembaca laporan keuangan pemerintah. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan telah disajikan secara sistematis, meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Realisasi Anggaran dan Neraca. Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan menyajikan catatan atas laporan keuangan yang berisi dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya, pengungkapan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan
24 73 penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja serta basis kas untuk pencatatan aset, kewajiban dan ekuitas dana (neraca). c. Temuan Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan Tahun 2012 Temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada Laporan Keuangan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan Tahun 2012 terdapat 2 (dua) temuan yaitu : 1. Koreksi lebih catat pada peralatan dan mesin (minibus) senilai Rp ,00 (kode BMN dengan NUP 36 tanggal perolehan 30 Agustus 2006 dan dibukukan tanggal 31 Desember 2006; 2. Koreksi hibah ITTO TFL PD 010/09 Rev.1, sisa saldo kas per 31 Desember 2012 yang dikelola oleh pelaksana proyek yang seharusnya Rp.0 karena telah di realisasikan sampai dengan bulan Desember 2012 masih tercatat senilai Rp ,00. Penjelasan/ tindakan yang dilakukan atas temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah: 1. Setelah ditelusuri pada aplikasi SIMAK BMN, diketahui bahwa terdapat kesalahan pencatatan atas nilai unit aset tersebut. Nilai aset tersebut seharusnya Rp ,00, diperoleh pada tanggal 30 Agustus 2005 dan dibukukan pada tanggal 31 Desember Dengan demikian terdapat kelebihan pencatatan atas saldo peralatan dan mesin sebesar Rp ,00 (Rp ,00 dikurangi Rp ,00). Terhadap kelebihan pencatatan ini maka dilakukan koreksi perubahan nilai/
25 74 kuantitas aset berupa mini bus (penumpang 14 orang kebawah), kode aset NUP 36, dari semula Rp ,00 dikoreksi menjadi Rp ,00 sesuai dengan surat pernyataan Sekretaris Direktorat Jenderal BUK (Plh.) Nomor S.521/Set-4/2013 tanggal 17 April Jumlah tersebut di atas (Rp ,00) telah diselesaikan oleh pelaksana proyek bantuan hibah luar negeri yaitu ITTO TFL PD 010/09 Rev.1 (M), dimana pelaksanaan proyek tersebut telah semuanya terealisasi sampai dengan per tanggal 31 Desember Penjelasan realisasi proyek bantuan hibah luar negeri tersebut tercatat dalam CALK Bagian Penjelasan atas Pospos Laporan Realisasi Anggaran pada point B.3 Pengungkapan Tentang Bantuan Hibah Luar Negeri. Sehingga per tanggal 31 Desember 2012, sudah tidak ada saldo pada proyek bantuan hibah luar negeri ITTO TFL PD 010/09 Rev.1 (M), hal ini telah diperbaiki petugas SAKPA sehingga saldo kas lainnya dan setara kas per tanggal 31 Desember 2012 nilainya Rp0. Dari uraian diatas, dapat diketahui semestinya temuan-temuan tersebut bisa diselesaikan sebelum adanya pemeriksaan/ diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa audit internal yang ada pada Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan kurang berjalan dengan baik. Apabila sistem akuntansi pada instansi tersebut berjalan dengan baik dan terintegrasi, maka kesalahan/kelebihan pencatatan setidaknya bisa terdeteksi jauh sebelum informasi yang dihasilkan telah menjadi laporan keuangan. Sama halnya dengan temuan yang terkait dengan hibah ITTO, seharusnya permasalahan yang ada sudah jelas bahwa uang sebesar yang disebutkan diatas telah terealisasikan
26 75 sebelum per 31 Desember 2012, maka seharusnya sudah tidak ada saldo setara kas pada neraca. Temuan-temuan ini mengungkapkan bahwa sistem pengendalian internal pada instansi tersebut kurang berjalan dengan baik. 2. Kesesuaian Laporan Keuangan Pemerintah Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-55/PB/2012 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga Berdasarkan pasal 55 ayat (2) undang-undang (UU) nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan negara, dalam rangka penyusunan laporan keuangan pemerintah pusat (LKPP), menteri/pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran/pengguna barang menyusun dan menyampaikan laporan keuangan yang meliputi laporan realisasi anggaran, neraca dan catatan atas laporan keuangan kepada menteri keuangan selaku pengelola fiskal dan berdasarkan pada pasal 5 ayat (2) peraturan pemerintah republik indonesia nomor 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah laporan keuangan pemerintah, laporan keuangan kementrian negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah setidak-tidaknya terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan Keuangan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan ini telah memenuhi kriteria diatas dan telah disusun dan disajikan sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan sesuai dengan pasal 6 ayat (1) dan (2) peraturan pemerintah republik indonesia nomor 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan
27 76 dan kinerja instansi pemerintah laporan keuangan pemerintah, laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan SAP dan dihasilkan dari suatu sistem akuntansi pemerintah.laporan keuangan pemerintah Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan tahun 2012 ini disusun dari Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang berada pada Satuan Kerja ini. Laporan Keuangan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan ini juga telah sesuai atau memenuhi kriteria-kriteria yang telah diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-55/PB/2012 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Dimana prosedur penyusunan dan sistematika isi laporan keuangan juga telah sesuai dengan aturan yang ada dalam Per 55/PB/2012.
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 27/Menhut-II/2009 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 27/Menhut-II/2009 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.530, 2013 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Akuntansi. Pelaporan. Keuangan. Sistem. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN LITERATUR Proses Pelaporan Keuangan Urutan siklus akuntansi menurut Indra Bastian (2005) adalah sebagai berikut:
9 BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. Proses Pelaporan Keuangan Urutan siklus akuntansi menurut Indra Bastian (2005) adalah sebagai berikut: a. pencatatan bukti-bukti pembukuan dalam buku jurnal. Transaksi yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
4. Untuk mengetahui Bagan Akun Standar sudah memadai. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Tujuan dan Karakteristik Akuntansi Pemerintahan 1. Pengertian Akuntansi Sektor Publik Pengertian dan penjelasan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tugasnya meliputi Jabatan Kepolisian, Transmigrasi, dan Agraria.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Gambaran Umum a. Sejarah Kementerian Dalam Negeri Diawali pada Zaman Hindia Belanda sampai tahun 1942, Kementerian Dalam Negeri disebut Departement van Binnenlands
Lebih terperinciSISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN TINGKAT SATUAN KERJA
SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN TINGKAT SATUAN KERJA Oleh: Mukhtaromin (Widyaiswara Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan) A. Gambaran Umum Sistem Akuntansi Tingkat Satuan Kerja UU Nomor 1 Tahun
Lebih terperinciUNIVERSITAS GUNADARMA PROGRAM DIPLOMA III BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN LAPORAN KERJA PRAKTEK (LKP)
UNIVERSITAS GUNADARMA PROGRAM DIPLOMA III BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN LAPORAN KERJA PRAKTEK (LKP) PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN KEMENTERIAN KEHUTANAN Disusun Oleh : Nama : Andika Leonardo
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN SISTEM PELAPORAN KEUANGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN SISTEM PELAPORAN KEUANGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI
Lebih terperinciBAB II SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
BAB II SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN A. Sistem Akuntansi Keuangan SAK merupakan subsistem SAI yang digunakan untuk memproses transaksi anggaran dan realisasinya, sehingga menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran.
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 233/PMK.05/2011 TENTANG
1 of 15 12/22/2015 3:53 PM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.05/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 171/PMK.05/2007
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.894, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Istem Akuntansi. Pelaporan Keuangan. Pemerintah Pusat. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.05/2011 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciSISTEM AKUNTANSI INSTANSI (SAI)
I. GABARAN UU SISTE AKUNTANSI INSTANSI (SAI) Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dilaksanakan oleh kementerian negara/lembaga yang memproses transaksi keuangan baik arus uang maupun barang. SAI terdiri dari
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 272/PMk.05/2014 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 272/PMk.05/2014 TENTANG PELAKSANAAN LIKUIDASI ENTITAS AKUNTANSI DAN ENTITAS PELAPORAN PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK. 06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK. 06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT Menimbang: bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf o Undang-undang
Lebih terperinciAKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI ATAS PELAKSANAAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA DEKONSENTRASI.
AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI ATAS PELAKSANAAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA DEKONSENTRASI www.perbendaharaan.go.id PRINSIP PENGATURAN WEWENANG DAN PENUGASAN Kewenangan Pusat DILAKSANAKAN INSTANSI PUSAT
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciRealisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.
RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Gedung Perbendaharaan Lantai II Jl.Lapangan Banteng Timur No.2-4 Jakarta 10710 Kotak Pos 1139 telephone : 3450959 344-9230 (20
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 14 TAHUN 2010 TENTANG
KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 14 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI SERTA PELAPORAN KEUANGAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Dalam informasi akuntansi dijelaskan hal-hal yang berkaitan dengan data keuangan suatu perusahaan. Data
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Sistem Akuntansi. Keuangan. Pelaporan. Tentara Nasional Indonesia.
No.89, 2008 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Sistem Akuntansi. Keuangan. Pelaporan. Tentara Nasional Indonesia. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM AKUNTANSI
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
51 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Balai Besar KSDA Jawa Barat sebagai UAKPA sekaligus UAPPA-W Departemen Kehutanan di Provinsi Jawa Barat maka dapat
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 213/PMK.05/2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT
1 of 18 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 213/PMK.05/2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAGIAN ANGGARAN 007 RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN
BAGIAN ANGGARAN 007 RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA TAHUN ANGGARAN 2014 AUDITED Jl. Veteran 17 18 Jakarta 10110 I. PENDAHULUAN Berdasarkan ketentuan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang
Lebih terperinciRingkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:
RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Lebih terperinci2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.391, 2016 KEMENHUB. Pelaporan Keuangan. Berbasis Akrual. Sistem dan Prosedur Akuntansi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 21 TAHUN
Lebih terperinciPeraturan Menteri Keuangan No 177/PMK.05/2015 Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga
Peraturan Menteri Keuangan No 177/PMK.05/2015 Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga Latar Belakang Implementasi akuntansi berbasis akrual Tahun 2015 Amanat Pasal
Lebih terperinciPP NOMOR 23 TAHUN 2006 PASAL 26 dan Perdirjen 67/PB/2007Pasal 2
Pencatatan PNBP Pendidikan Tinggi Berdasarkan BAS RAHMAT MULYONO DIREKTORAT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN WORKSHOP PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PELAPORAN SATKER PT
Lebih terperinciInspektur II, LANGKAH-LANGKAH MENUJU WTP
Inspektur II, http://itjen.ristekdikti.go.id/ LANGKAH-LANGKAH MENUJU WTP Langkah-Langkah Menuju WTP Inpektorat II Copyright 2016 1. Inspektorat II, http://itjen.ristekdikti.go.id 2. bandi.staff.fe.uns.ac.id.
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 102/PMK.05/2009 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 102/PMK.05/2009 TENTANG TATA CARA REKONSILIASI BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT
Lebih terperinci1. Sampul Luar Merupakan sampul luar dari laporan keuangan, memuat informasi mengenai Eselon I dan periode penyampaian laporan keuangan.
BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2010 AUDITED Jl. Gatot Subroto Kav. 40-42 Jakarta Selatan SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN
Lebih terperinciSISTEMATIKA DAN CONTOH FORMAT PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TINGKAT KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
SISTEMATIKA DAN CONTOH FORMAT PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TINGKAT KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA Dalam penyusunan laporan keuangan serta untuk mempermudah Kementerian Negara/Lembaga dalam penyajian laporan
Lebih terperinciMENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.07/MEN/III/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA
Lebih terperinciBADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI Laporan Keuangan Audited Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2012 Jalan Purnawarman Nomor 99, Kebayoran Baru Jakarta DAFTAR ISI Kata
Lebih terperinciPetunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan
1 Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan Disampaikan oleh: Mohamad Hardi, Ak. MProf Acc., CA Inspektur I Kementerian Ristek Dikti Pada Rapat Koordinasi Pengawasan 2 Februari 2017 1. PELAPORAN KEUANGAN
Lebih terperinciBAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED. Jalan Wahidin Raya No 1 Jakarta Pusat
BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED Jalan Wahidin Raya No 1 Jakarta Pusat KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2003 tentang
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.2049, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Keuangan. Akutansi. Pelaporan. Sistem. Lain-lain. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM
Lebih terperinciBADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI Laporan Keuangan Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember
Lebih terperinciB. Sasaran Verifikasi Sasaran verifikasi adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan
ketentuan yang berlaku. B. Sasaran Verifikasi Sasaran verifikasi adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan dan laporan BMN entitas akuntansi dan entitas pelaporan telah disusun dan disajikan
Lebih terperinciBAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN BULANAN REALISASI ANGGARAN PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI SELATAN BULAN MEI 2013
BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN BULANAN REALISASI ANGGARAN PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI SELATAN BULAN MEI 2013 JALAN TAMALANREA RAYA NOMOR 3 BTP MAKASSAR 90245 BADAN
Lebih terperinciBAGIAN ANGGARAN 087 LAPORAN KEUANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (AUDITED)
BAGIAN ANGGARAN 087 LAPORAN KEUANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (AUDITED) Jl. Ampera Raya No.7 Cilandak Jakarta Selatan Kata Pengantar... Daftar Isi...
Lebih terperinciHalaman Kata Pengantar Pernyataan Tanggung Jawab. Daftar Tabel Daftar Grafik. viii Daftar Lampiran. ix Daftar Singkatan
DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar i Pernyataan Tanggung Jawab ii Daftar Isi iii Daftar Tabel iv Daftar Grafik viii Daftar Lampiran ix Daftar Singkatan x Ringkasan 1 I. Laporan Realisasi Anggaran 4 II.
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT
PERATURAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT I. PENDAHULUAN I.1. Umum Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Lebih terperinciLaporan Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2016 Audited
RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan
Lebih terperinciBAGIAN ANGGARAN 089 BULAN DESEMBER 2013 JALAN TAMALANREA RAYA NOMOR 3 BTP MAKASSAR 90245
BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN BULANAN REALISASI ANGGARAN PERWAKILA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI SELATAN (KODE SATKER 450624) BULAN DESEMBER 2013 JALAN TAMALANREA RAYA NOMOR
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 57/PB/2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL
BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 264/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA SUBSIDI
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 264/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA SUBSIDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciSISTEM AKUNTANSI PUSAT
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI EUANGAN REPUBLI INDONESIA NOMOR : 59 /PM.06/2005 TENTANG SISTEM AUNTANSI DAN PELAPORAN EUANGAN PEMERINTAH PUSAT MENTERI EUANGAN REPUBLI INDONESIA SISTEM AUNTANSI PUSAT I.
Lebih terperinci2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne
No.532, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Likuidasi Entitas Akuntansi. Entitas Pelaporan pada Kementerian Negara/Lembaga. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Barang Milik Negara dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Barang Milik Negara dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat Pada UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dinyatakan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan
Lebih terperinciBAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED
BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED Jl. Gatot Subroto Kav. 40-42 Jakarta Selatan SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1256, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Likuidasi. Akuntansi. Pelaporan. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 198 /PMK.05/2012 TENTANG PELAKSANAAN
Lebih terperinciANGGARAN (Rp0,00) 2. Belanja Barang , Belanja Modal ,
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI PAPUA BARAT Jalan Angkasa Mulyono Amban Manokwari Papua Barat Telp / Fax: 09862217088 Email: papuabarat@bpkp.go.id Nomor : LRA-05/PW27/1/2014
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 44 /PB/2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REVIU LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciLaporan Keuangan Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah (05) Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian Semester II TA. 2014
KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang
Lebih terperinciSISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI PMK 76 /PMK.05/2008 tentang PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENIMBANG (a) dalam rangka pelaksanaan pengembangan dan penerapan sistem akuntansi
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 260/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAINNYA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 260/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAINNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciSISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI Sesi 6: SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT KEWAJIBAN PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal menyusun LKPP untuk disampaikan
Lebih terperinciBAGIAN ANGGARAN 089 JALAN TAMALANREA RAYA NOMOR 3 BTP MAKASSAR 90245
BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN BULANAN REALISASI ANGGARAN PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI SELATAN BULAN JANUARI 2012 JALAN TAMALANREA RAYA NOMOR 3 BTP MAKASSAR 90245
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.05/2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciSISTEM AKUNTANSI INSTANSI
Resume Akuntansi Pemerintahan SISTEM AKUNTANSI INSTANSI Disusun oleh : Agaphilaksmo Adhyarsa Parayudha D IV Matrikulasi 09460004779 Kelas B / Absen 5 SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA 2009 SISTEM AKUNTANSI
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED)
BAGIAN ANGGARAN 065 LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED) Jl. Jenderal Gatot Subroto No.44 Jakarta Selatan 12190 KATA PENGANTAR Sebagaimana
Lebih terperinciLampiran 1. Analisis kesesuaian proses pelaporan keuangan dengan peraturan yang berlaku. Kondisi di BBKSDA Jawa Barat
57 Lampiran 1. Analisis kesesuaian proses pelaporan keuangan dengan peraturan yang berlaku No. Unit Akuntansi Peraturan perundangan (Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 dan Peraturan Dirjen
Lebih terperinciBAGIAN ANGGARAN 054. LAPORAN KEUANGAN SATKER BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN ANGGARAN 2012 (Unaudited)
BAGIAN ANGGARAN 054 LAPORAN KEUANGAN SATKER BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN ANGGARAN 2012 (Unaudited) Jalan Sutan Sumurung lumbantobing No.7 Telepon : 0633-21153 Fax. 0633-21755 Tarutung 22417 Home
Lebih terperinciC. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA
C. PENJELASAN ATAS POS POS NERACA C.1. PENJELASAN UMUM NERACA . Penjelasan atas pospos neraca
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
28 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Pelaporan Keuangan Balai Besar KSDA Jawa Barat dalam pelaporan keuangan bertindak sebagai UAKPA sekaligus UAPPA-W untuk UPT Departemen Kehutanan di wilayah
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 233/PMK.05/2007 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 233/PMK.05/2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 171/PMK.05/2007 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT PERATURAN MENTERI
Lebih terperinci2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang
No.520, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Likuidasi Entitas Akuntansi. Bagian Anggaran BUN. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PMK.05/2017 TENTANG PELAKSANAAN LIKUIDASI
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA TATACARA PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA TATACARA PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA Jakarta 2003 - 1 - DAFTAR ISI BAB I BAB II BAB III
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.861, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN, Sistem Akuntansi Hibah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 120/PMK.05/2009 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,
1 of 8 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 120/PMK.05/2009 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinci2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.246, 2016 KEMHAN. Pelaporan Keuangan. Sistem Akuntansi. di Lingkungan Kemhan dan TNI. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM
Lebih terperinciBAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN BULANAN REALISASI ANGGARAN PER AKI B 0 PE G ASA EU 0 PE B GU AN PR V 51 U 5 'A BULAN OKTOBER 2013
BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN BULANAN REALISASI ANGGARAN PER AKI B 0 PE G ASA EU 0 PE B GU AN PR V 51 U 5 'A BULAN OKTOBER 2013 JA N TAMALANREA RAYA NO OR 3 BlP MAKASSAR 9 245 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN
Lebih terperinci2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Sist
No.2047, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Akuntansi. Pelaporan. Keuangan. Transfer. Dana Desa. Sistem. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM
Lebih terperinciBAGIAN ANGGARAN 005 DIPA 01 (308152)
LAMPIRAN IVa PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 65/PB/2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA BAGIAN ANGGARAN 005 DIPA 01 (308152) LAPORAN KEUANGAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB XI AKUNTANSI PADA KUASA PENGGUNA ANGGARAN
BAB XI AKUNTANSI PADA KUASA PENGGUNA ANGGARAN Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah unit akuntansi pada tingkat Satuan Kerja sebagai entitas akuntansi. Secara definisi, satuan kerja adalah kuasa pengguna
Lebih terperinciPENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jalan Masjid Agung No. 25 Sungguminasa
PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2013 Jalan Masjid Agung No. 25 Sungguminasa Jalan Masjid Agung No. 25 Sungguminasa Gowa - Sulawesi Selatan 92111
Lebih terperinciBADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (065) LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Audited) Jalan Jenderal Gatot Subroto Nomor 44 Jakarta Selatan 12190 RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan
Lebih terperinci2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang
No.2139, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Belanja Subsidi. Pelaporan Keuangan. Sistem Akuntansi. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 217/PMK.05/2016 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga
PENGADILAN NEGERI SIBOLGA LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga Sibolga Jl. Padangsidimpuan - Sumatera Utara 22553 No. 6 Sibolga Telp. Sibolga
Lebih terperinciPEDOMAN REKONSILIASI. A. Latar Belakang Rekonsiliasi
PEDOMAN REKONSILIASI A. Latar Belakang Rekonsiliasi Sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah Pasal 33 menyatakan
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN BAGIAN ANGGARAN 018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2014
LAPORAN KEUANGAN BAGIAN ANGGARAN 018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2014 BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN 018.09.648673 Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 BADAN PENELITIAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.776, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Sistem Akuntansi. Instansi. Pelaporan Keuangan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM
Lebih terperinciRINGKASAN LAPORAN KEUANGAN
RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN ix RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang -Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007
Lebih terperinci- 496 - BAGIAN KESATU PENDAHULUAN
- 496-21. Standar Pelayanan Penyusunan Laporan Keuangan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-E1) Sekretariat Negara Bagian Anggaran 007.01 dan 069.03 STANDAR PELAYANAN PENYUSUNAN LAPORAN
Lebih terperinciPEDOMAN DAN PROSEDUR REKONSILIASI PEDOMAN REKONSILIASI
LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-36/PB/2009 TENTANG PEDOMAN REKONSILIASI DAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KUASA BENDAHARA UMUM NEGARA PEDOMAN DAN PROSEDUR REKONSILIASI PEDOMAN
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN (01)
PENGADILAN TINGGI AGAMA JAYAPURA LAPORAN KEUANGAN (01) Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 Jalan Baru Kotaraja Nomor 103 Jayapura Jl.Baru - Papua Kotaraja 99225 No.103 Telp. Jayapura (0967)
Lebih terperinciKATA PENGANTAR Inspektur Utama Arizal Ahnaf, MA
KATA PENGANTAR Penyelenggaraan akuntansi dan penyajian Laporan Keuangan (LK) serta penyelenggaraan audit oleh pihak yang kompeten dan independen merupakan unsur pokok akuntabilitas, yang menjadi salah
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Laporan Keuangan. Konsolidasian. Prosedur.
No.25, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Laporan Keuangan. Konsolidasian. Prosedur. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/PMK.05/2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA S A L I N A N PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR : PER-07/KN/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA
Lebih terperinciI. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran
Laporan Keuangan BNPB Tahun Anggaran 2012 BA : 103 (Audited) I. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR : PER-24/PB/2006 TENTANG PELAKSANAAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga
PENGADILAN NEGERI SIBOLGA LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga Sibolga Jl. Padangsidimpuan - Sumatera Utara 22553 No. 6 Sibolga Telp. Sibolga
Lebih terperinci