PEDOMAN REKONSILIASI. A. Latar Belakang Rekonsiliasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN REKONSILIASI. A. Latar Belakang Rekonsiliasi"

Transkripsi

1 PEDOMAN REKONSILIASI A. Latar Belakang Rekonsiliasi Sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah Pasal 33 menyatakan bahwa sistem pengendalian intern yang andal harus diciptakan prosedur rekonsiliasi antara transaksi keuangan yang diakuntansikan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dengan data transaksi keuangan yang diakuntansikan oleh Bendahara Umum Negara/Daerah. Selanjutnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, menyatakan bahwa Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) terdiri dari : 1. Sistem Akuntansi Pusat (SiAP) yang dilaksanakan secara berjenjang oleh unit-unit Ditjen PBN dimulai dari tingkat KPPN, Kanwil Ditjen PBN dan Kantor Pusat Ditjen PBN yang terdiri dari SAKUN yang menghasilkan Laporan Arus Kas dan Neraca KUN dan SAU yang menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca SAU. 2. Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang dilaksanakan secara berjenjang oleh Kementerian Negara/Lembaga dengan membentuk unit akuntansi keuangan yang dimulai dari tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA), Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah (UAPPA-W), Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Eselon 1 (UAPPA-E1), Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA) dan unit akuntansi barang (UAPB, UAPPB-E1, UAPPB-W dan UAKPB), pemrosesan data yang dilakukan menghasilkan Laporan Keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan. Pelaksanaan SiAP dan SAI yang terpisah akan menghasilkan data yang akurat dan andal apabila kedua sub sistem tersebut menghasilkan suatu internal check yang kemudian secara berkala harus dilakukan rekonsiliasi. Agar rekonsiliasi data transaksi tersebut terlaksana dengan baik, maka perlu diatur dalam suatu pedoman yang lebih rinci. B. Kebijakan Rekonsiliasi 1. Sesuai dengan Permenkeu 59/PMK.06/2005 bahwa semua satker harus melakukan rekonsiliasi dengan KPPN. Hasil rekonsiliasi berupa ADK dan Laporan Keuangan dikirimkan ke UAPPA-W. Selanjutnya UAPPA-W melakukan rekonsiliasi dengan Kanwil Ditjen PBN. 2. Satker di daerah yang kewenangannya Kantor Pusat (KP), sepanjang satker tersebut merupakan satker instansi wilayah, tetap harus menggunakan kode wilayah sesuai DIPA dan tidak diperkenankan menggunakan kode wilayah Satker instansi pusat yang berkedudukan di wilayah tidak melakukan rekonsiliasi dengan kanwil DJPBN setempat (contohnya Akademi Kepolisian merupakan satker instansi pusat yang ada di daerah). 1

2 3. UAPPA-E1 yang menerima data setiap bulan dari satuan kerja yang merupakan instansi pusat harus melakukan rekonsiliasi dengan Dit. APK setiap triwulan. Sedangkan satker yang menggunakan kode kewenangan KP tetapi merupakan satker wilayah harus melakukan rekonsiliasi dengan Kanwil Ditjen PBN melalui UAPPA-W setempat. 4. Satuan kerja yang tidak satu wilayah dengan UAPPA-W nya, tidak diwajibkan rekonsiliasi dengan Kanwil Ditjen PBN. UAPPA-W yang menerima kiriman data dari satker tersebut di atas wajib melakukan rekonsiliasi dengan kanwil Ditjen PBN setempat (contoh : Polres Bekasi yang ada di wilayah Jawa Barat tetapi UAPPA-W ada di DKI Jakarta, maka Polres Bekasi tidak perlu rekonsiliasi dengan Kanwil Ditjen PBN Jawa Barat) 5. BA/E1 yang mempunyai beberapa UAPPA-W dalam satu wilayah harus melakukan rekonsiliasi dengan Kanwil Ditjen PBN berdasarkan satker di wilayahnya (contoh : Propinsi DKI Jakarta mempunyai lebih dari satu Kanwil Ditjen Pajak, masingmasing Kanwil merupakan UAPPA-W tersendiri yang membawahi beberapa satker/kpp yang menjadi lingkup wilayah kerjanya. Rekonsiliasi masing-masing UAPPA-W dengan Kanwil Ditjen PBN dilakukan per satker untuk lingkup kerjanya). 6. BA yang mempunyai kantor vertikal di daerah, tetapi tidak mempunyai kantor wilayah harus menunjuk salah satu satker sebagai UAPPA-W. 7. Data yang berhubungan dengan penerimaan dan/atau pengeluaran pada satker yang pencairan dananya pada beberapa KPPN, rekonsiliasi dilakukan pada KPPN setempat, sebesar dana yang disetor/dicairkan pada KPPN tersebut, tidak harus memisahkan data dalam laporan yang berasal dari KPPN lain. 8. Dalam melakukan rekonsiliasi dangan KPPN, KPPN memastikan bahwa satker menyertakan laporan BMN pada semua tingkatan. 9. Setiap rekonsiliasi SAU dan SAI di seluruh tingkatan diterbitkan berita acara rekonsiliasi. Jika hasil rekonsiliasi belum sama, diterbitkan Berita Acara Rekonsiliasi Sementara. Jika hasil rekonsiliasi sudah sama diterbitkan Berita Acara Rekonsiliasi Final. BAR final diterbitkan dengan memperhatikan batas waktu penyelesaian dan penyampaian laporan keuangan. 10. Setiap penerbitan BAR harus dilampiri dengan Laporan Hasil Rekonsiliasi (LHR). 11. Yang bertanggungjawab menerbitkan Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) adalah KPPN/Kanwil Ditjen PBN sebagai kuasa BUN sesuai dengan kewenangannya. 2

3 C. Unsur-Unsur Rekonsiliasi 1. Unsur Anggaran Unsur Anggaran yang direkonsiliasi terdiri dari Estimasi Pendapatan dan Allotment. 2. Unsur Realisasi Unsur Realisasi yang direkonsiliasi terdiri dari Pendapatan, Pengembalian Pendapatan, Belanja, Pengembalian Belanja, Pembiayaan, dan Pengembalian Pembiayaan. D. Prosedur Rekonsiliasi 1. Prosedur rekonsiliasi Internal Rekonsiliasi internal terdiri dari rekonsiliasi di tingkat KPPN, Kanwil, Tingkat Pusat, KPPN Jakarta Khusus dan Bendahara Umum Negara (BUN). 1.1 Tingkat KPPN Rekonsiliasi Bank Sistem pengendalian intern mengharuskan agar seluruh penerimaan dan pengeluaran harus dibukukan. Transaksi penerimaan dan pengeluaran harus dibukukan pada buku bank KPPN dan setiap berkala akan menerima laporan dari bank berupa rekening koran bank. Pada prinsipnya saldo buku bank menurut KPPN harus sama dengan saldo Rekening koran bank, akan tetapi ada kemungkinan perbedaan antara kedua saldo tersebut. Perbedaan atau selisih antara saldo kas menurut buku KPPN yang dicatat oleh seksi Bendum dengan saldo kas menurut Rekening Koran pada setiap akhir periode dapat terjadi karena : Time Lag : perbedaan waktu pencatatan transaksi dalam suatu periode Error : kesalahan pencatatan yang dilakukan oleh bank ataupun oleh KPPN Rekonsiliasi Bank dilakukan dengan mengikuti tahapan sebagai berikut: 1. Pada setiap akhir periode, KPPN akan menerima Rekening Koran Bank dari setiap rekening yang dimiliki; 2. Bandingkan antara saldo buku KPPN dengan saldo Rekening Koran Bank; 3. Telusuri penyebab terjadinya perbedaan antara saldo Rekening Koran Bank dengan saldo buku KPPN; 4. Sajikan laporan rekonsiliasi bank yang memperlihatkan penyesuaian terhadap saldo kas, baik menurut Rekening Koran Bank maupun menurut saldo buku KPPN; Lihat contoh rekonsiliasi bank pada daftar I Lampiran Pedoman rekonsiliasi. 3

4 5. Setelah dilakukan penyesuaian terhadap penyebab terjadinya selisih maka jumlah saldo kas menurut Rekening Koran Bank harus sama dengan jumlah saldo kas menurut saldo buku KPPN; 6. Penyesuaian yang mempengaruhi saldo kas menurut buku bank KPPN harus dilakukan koreksi data sehingga saldo kas menurut rekonsiliasi bank sama dengan saldo kas menurut data; 7. Penyesuaian pada buku bank KPPN dilakukan mengikuti petunjuk koreksi yang ditetapkan (diatur dalam suatu ketetapan). 8. Saldo Kas Penyesuaian ini akan menjadi Saldo Kas KPPN; Pedoman Penyesuaian : Saldo Kas menurut Rekening Koran Saldo Kas menurut Buku Bank KPPN Penyesuaian : Penyesuaian : 1. Deposit in Transit (+) 1. Nota kredit (+) 2. Outstanding cek (-) 2. Kesalahan pencatatan bendum (+ atau -) 3. Jasa giro (-) 3. Nota debet lainnya (-) 4. Kesalahan bank ( + atau - ) Saldo akhir kas setelah penyesuaian Saldo akhir kas setelah penyesuaian 1. Deposit in Transit Hal ini terjadi jika penerimaan sudah dicatat oleh seksi Bendum sebagai penerimaan, sedangkan oleh Bank Persepsi yang menampung semua penerimaan belum dicatat sebagai penerimaan pada Rekening Koran yang diterima dari Bank. Penyesuaian perlu dilakukan pada Rekening Koran Bank dengan menambah saldo kas menurut Rekening Koran pada akhir periode tersebut. Contoh dari Transaksi ini adalah : Nota Kredit yang belum dibukukan oleh pihak Bank/Kantor Pos 2. Outsanding Check Hal ini terjadi jika SP2D telah dikeluarkan dan dicatat sebagai pengurang kas oleh seksi Bendum tetapi belum disajikan sebagai pengurang kas di bank pada rekening koran bank. Penyesuaian perlu dilakukan pada Rekening koran bank dengan mengurangi saldo kas menurut Rekening Koran pada akhir periode tersebut. Contoh transaksi ini adalah : SP2D yang sudah disahkan dan dicatat oleh KPPN tetapi belum dicairkan oleh pihak bank. 3. Jasa Giro Hal ini terjadi karena Bank memberikan jasa giro atas saldo kas yang ada pada selain BO I. Oleh sebab itu, saldo kas menurut rekening bank harus dikurangkan sejumlah jasa giro tersebut. 4

5 4. Kesalahan Bank Kesalahan pencatatan yang dilakukan oleh bank dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain; kesalahan jumlah dan kesalahan pemindahbukuan. Penyesuaian atas kesalahan dimaksud dilakukan dengan menambah atau mengurang saldo kas Rekening Koran sesuai dengan kesalahan yang terjadi. Contoh : bank salah membukukan jumlah rupiah dari SP2D, Nota Kredit atau Nota Debet yang ada. 5. Nota Kredit Nota Kredit terjadi manakala terdapat penambahan kas pada rekening koran bank atas penerimaan yang berasal dari berbagai jenis penerimaan negara antara lain PBB, BPHTB, jasa giro dan penerimaan lainnya yang belum dicatat sebagai penerimaan oleh KPPN. Penyesuaian dilakukan terhadap saldo kas buku bank Bendum. Contoh: Setiap hari Selasa dan Jumat jumlah uang yang ada pada BO III harus dilimpahkan. Namun pada akhir tahun kadangkala ditemui bahwa penerimaan PBB dan BPHTB pada BO III belum dilimpahkan ke bank persepsi, dan jasa giro pada BO I belum disetorkan ke Bank Persepsi. Penyesuaian yang harus dilakukan adalah menambah jumlah saldo kas menurut buku bank Bendum sejumlah penerimaan PBB, BPHTB, jasa giro dan penerimaan lainnya yang memang belum dicatat sebagai penerimaan oleh KPPN. Penerimaan lain sehubungan dengan mengendapnya uang pada BO III adalah pendapatan berupa denda atas keterlambatan pelimpahan. 6. Jasa giro bank Sesuai dengan SE-119/A/56/1091, SE-47/A/2003 bahwa pada BO I dikenakan jasa giro sebesar 2 % setahun dihitung dari saldo terendah setiap bulannya, dan atas jasa giro tersebut harus disetorkan ke Bank Persepsi. Sedangkan pada BO II, BO III dan Bank Persepsi tidak dikenakan jasa giro. 7. Kesalahan pencatatan oleh Bendum Kesalahan pencatatan yang dilakukan oleh Bendum dapat disebabkan oleh berbagai macam hal antara lain kesalahan jumlah, kesalahan pemindah bukuan dan lain sebagainya, maka penyesuaian dilakukan dengan menambah atau mengurangi saldo kas buku bank Bendum sesuai dengan kesalahan yang terjadi. Contoh : Bendum salah membukukan jumlah rupiah dari SP2D, Nota Kredit atau Nota Debet yang ada. 8. Nota Debet Peristiwa ini terjadi manakala terdapat pengurangan kas pada rekening koran bank atas biaya-biaya antara lain biaya administrasi bank, pajak atas bunga dan lain sebagainya yang belum dibukukan sebagai pengurang kas pada buku bank Bendum di KPPN. 5

6 Penyesuaian terhadap saldo kas buku bank Bendum dilakukan dengan mengurangi saldo menurut buku Bendum dengan menerbitkan nota debet Rekonsiliasi SAU - SAKUN Rekonsiliasi SAU - SAKUN dilakukan sebelum dilakukan rekonsiliasi eksternal dengan UAKPA. Tahapan rekonsiliasi SAU SAKUN dapat dilakukan sebagai berikut : a. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pendapatan dan Hibah (6 digit) antara LRA dengan LAK; b. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pengembalian Pendapatan dan Hibah (6 digit) antara LRA dengan LAK; c. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Belanja (6 digit) antara LRA dengan LAK; d. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pengembalian Belanja (6 digit) antara LRA dengan LAK; e. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pembiayaan (6 digit) antara LRA dengan LAK: f. Bandingkan jumlah Kas di Bendahara Pengeluaran antara Neraca SAU dengan Neraca KUN. Jika terjadi perbedaan, telusuri penyebab terjadinya perbedaan. 1.2 Tingkat Kanwil Rekonsiliasi SAU - SAKUN dilakukan sebelum dilakukan rekonsiliasi eksternal dengan UAPPA-W. Tahapan rekonsiliasi SAU SAKUN dapat dilakukan sebagai berikut : a. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pendapatan dan Hibah (6 digit) antara LRA dengan LAK; b. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pengembalian Pendapatan dan Hibah (6 digit) antara LRA dengan LAK; c. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Belanja (6 digit) antara LRA dengan LAK; d. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pengembalian Belanja (6 digit) antara LRA dengan LAK; e. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pembiayaan (6 digit) antara LRA dengan LAK: f. Bandingkan jumlah Kas di Bendahara Pengeluaran antara Neraca SAU dengan Neraca KUN. Jika terjadi perbedaan, telusuri penyebab terjadinya perbedaan. 6

7 1.3 Tingkat Pusat Rekonsiliasi SAU - SAKUN dilakukan sebelum dilakukan rekonsiliasi eksternal dengan UAPPA-E1/UAPA. Tahapan rekonsiliasi SAU SAKUN dapat dilakukan sebagai berikut : a. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pendapatan dan Hibah (6 digit) antara LRA dengan LAK; b. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pengembalian Pendapatan dan Hibah (6 digit) antara LRA dengan LAK; c. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Belanja (6 digit) antara LRA dengan LAK; d. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pengembalian Belanja (6 digit) antara LRA dengan LAK; e. Bandingkan jumlah rupiah dan Mata Anggaran Pembiayaan (6 digit) antara LRA dengan LAK: f. Bandingkan jumlah Kas di Bendahara Pengeluaran antara Neraca SAU dengan Neraca KUN. Jika terjadi perbedaan, telusuri penyebab terjadinya perbedaan dan penyelesaiannya disampaikan ke KPPN terkait. Perbaikan data setelah tahun anggaran ditutup mengacu ke Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan mengenai Koreksi Kesalahan. 2. Prosedur rekonsiliasi eksternal 2.1 Rekonsiliasi KPPN dengan UAKPA Rekonsiliasi Estimasi Pendapatan; Bandingkan Estimasi Pendapatan yang terdiri dari unsur BA, Es 1 dan kode satker, mata anggaran, jumlah rupiah antara data KPPN dengan data UAKPA Rekonsiliasi Pagu Belanja; Bandingkan Kode BA, Es 1, Kode Satker, Fungsi, Sub Fungsi, Program, Kegiatan, Sub Kegiatan, Mata Anggaran, Jumlah Rupiah, Jenis Kewenangan, Sumber Dana dan Cara Penarikan antara data KPPN dengan data UAKPA; Rekonsiliasi Realisasi Pendapatan; Bandingkan data BA, Es 1 dan kode satker, mata anggaran, jumlah rupiah antara data KPPN dengan data UAKPA untuk pendapatan yang berasal dari potongan SPM/SP2D. Realisasi pendapatan yang berasal dari SISPEN tidak direkonsiliasi Rekonsiliasi Realisasi Pengembalian Pendapatan; Bandingkan data BA, Es 1 dan kode satker, mata anggaran, jumlah rupiah antara data KPPN dengan data UAKPA; 7

8 Bandingkan jumlah rupiah ringkasan pengembalian pendapatan antara data KPPN dengan data UAKPA Rekonsiliasi Realisasi Belanja; Bandingkan Kode Bagian Anggaran, Es1, Kode Satker, Fungsi, Sub Fungsi, Program, Kegiatan, Sub Kegiatan, Mata Anggaran, Jumlah Rupiah, Jenis Kewenangan, Sumber Dana dan Cara Penarikan antara data KPPN dengan data UAKPA; Bandingkan jumlah rupiah ringkasan belanja antara data KPPN dengan data UAKPA Rekonsiliasi Realisasi Pengembalian Belanja; Bandingkan Kode Bagian Anggaran, BA Es1, Kode Satker, Fungsi, Sub Fungsi, Program, Kegiatan, Sub Kegiatan, Mata Anggaran, Jumlah Rupiah, Jenis Kewenangan, Sumber Dana dan Cara Penarikan antara data KPPN dengan data UAKPA; (dari potongan SPM/SP2D) Bandingkan jumlah rupiah ringkasan pengembalian belanja antara data KPPN dengan data UAKPA Rekonsiliasi Realisasi Pembiayaan; Bandingkan jumlah penerimaan pembiayaan, pengembalian penerimaan pembiayaan, pengeluaran pembiayaan, pengembalian pengeluaran pembiayaan antara data KPPN dengan data UAKPA Apabila Hasil Rekonsiliasi antara data SAU dan SAI telah sama maka dibuatkan berita acara rekonsiliasi final yang ditandatangani oleh Kepala KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara dan Kepala Satker selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Lihat format Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) Final untuk rekonsiliasi tingkat KPPN pada Daftar 5 lampiran Pedoman Rekonsiliasi ; Apabila Hasil Rekonsiliasi antara data SAU dan SAI tidak sama, diterbitkan berita acara rekonsiliasi sementara, lihat format Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) Sementara untuk rekonsiliasi tingkat KPPN pada Daftar 2 lampiran Pedoman Rekonsiliasi. Perbedaan tersebut ditelusuri ke unsur elemen data transaksi, untuk mengetahui penyebab terjadinya perbedaan. Untuk meyakinkan penyebab perbedaan, telusuri ke dokumen sumber terkait sebagai dasar untuk melakukan perbaikan. Apabila data SAI (UAKPA) yang salah, maka Satker harus memperbaiki sesuai dokumen sumber. Data dan Laporan Keuangan SAI yang telah diperbaiki dikirim ulang ke KPPN. Tetapi apabila data SAU yang salah, maka KPPN melakukan perbaikan di seksi yang terkait dan selanjutnya dilakukan posting ulang di seksi vera. Data dan Laporan Keuangan SAU yang telah diperbaiki harus dikirim ulang ke Kanwil Ditjen Perbendaharaan. Setelah data SAI atau 8

9 SAU diperbaiki, perlu dilakukan rekonsiliasi ulang sampai didapat data SAI dan SAU yang sama sehingga dapat diterbitkan BAR Final. Pengiriman ulang data perbaikan, baik data SAI maupun SAU, harus tetap memperhatikan jadual pengiriman laporan keuangan yang telah ditentukan ke tingkat vertikal di atasnya. 2.2 Rekonsiliasi Kanwil Ditjen PBN dengan UAPPA-W Rekonsiliasi Estimasi Pendapatan; Bandingkan Estimasi Pendapatan yang terdiri dari unsur BA, Es 1 dan kode satker, mata anggaran, jumlah rupiah antara data Kanwil Ditjen PBN dengan data UAPPA-W Rekonsiliasi Pagu Belanja; Bandingkan Kode BA, Es 1, Kode Satker, Fungsi, Sub Fungsi, Program, Kegiatan, Sub Kegiatan, Mata Anggaran, Jumlah Rupiah, Jenis Kewenangan, Sumber Dana dan Cara Penarikan antara data Kanwil Ditjen PBN dengan data UAPPA-W Rekonsiliasi Realisasi Pendapatan; Bandingkan data BA, Es 1 dan kode satker, mata anggaran, jumlah rupiah antara data Kanwil Ditjen PBN dengan data UAPPA-W untuk pendapatan yang berasal dari potongan SPM/SP2D. Realisasi pendapatan yang berasal dari SISPEN tidak direkonsiliasi Rekonsiliasi Realisasi Pengembalian Pendapatan; Bandingkan data BA, Es 1 dan kode satker, mata anggaran, jumlah rupiah antara data Kanwil Ditjen PBN dengan data UAPPA-W. Bandingkan jumlah rupiah ringkasan pengembalian pendapatan antara data Kanwil Ditjen PBN dengan data UAPPA-W Rekonsiliasi Realisasi Belanja; Bandingkan Kode Bagian Anggaran, Es1, Kode Satker, Fungsi, Sub Fungsi, Program, Kegiatan, Sub Kegiatan, Mata Anggaran, Jumlah Rupiah, Jenis Kewenangan, Sumber Dana dan Cara Penarikan antara data Kanwil Ditjen PBN dengan data UAPPA-W; Bandingkan jumlah rupiah ringkasan belanja antara data Kanwil Ditjen PBN dengan data UAPPA-W Rekonsiliasi Realisasi Pengembalian Belanja; Bandingkan Kode Bagian Anggaran, Es1, Kode Satker, Fungsi, Sub Fungsi, Program, Kegiatan, Sub Kegiatan, Mata Anggaran, Jumlah Rupiah, Jenis Kewenangan, Sumber Dana dan Cara Penarikan antara data Kanwil Ditjen PBN dengan data UAPPA-W; (dari potongan SPM/SP2D) 9

10 Bandingkan jumlah rupiah ringkasan belanja antara data Kanwil Ditjen PBN dengan data UAPPA-W Rekonsiliasi Realisasi Pembiayaan; Bandingkan jumlah penerimaan pembiayaan, pengembalian penerimaan pembiayaan, pengeluaran pembiayaan, pengembalian pengeluaran pembiayaan antara data Kanwil Ditjen PBN dengan data UAPPA-W Apabila Hasil Rekonsiliasi antara data SAU dan SAI telah sama maka dibuatkan berita acara rekonsiliasi final yang ditandatangani oleh Kepala Kanwil cq Kepala Bidang Aklap selaku Kuasa Bendahara Umum Negara dan Penanggungjawab Rekonsiliasi di UAPPA-W selaku Pembantu Pengguna Anggaran (KPA), Lihat format Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) Final untuk rekonsiliasi tingkat Kanwil pada Daftar 6 lampiran Pedoman Rekonsiliasi; Apabila Hasil Rekonsiliasi antara data SAU dan SAI tidak sama, diterbitkan berita acara rekonsiliasi sementara, lihat format Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) Sementara untuk rekonsiliasi tingkat Kanwil pada Daftar 3 lampiran Pedoman Rekonsiliasi. Perbedaan tersebut ditelusuri ke unsur elemen data transaksi, untuk mengetahui penyebab terjadinya perbedaan. Untuk meyakinkan penyebab perbedaan, telusuri ke dokumen sumber terkait sebagai dasar untuk melakukan perbaikan. Apabila data SAI (UAPPA-W) yang salah, maka data dikembalikan ke Satker (UAKPA) untuk dilakukan perbaikan sesuai dokumen sumber. Data dan Laporan Keuangan SAI yang telah diperbaik dikirim ulang ke UAPPA-W. Tetapi apabila data SAU yang salah maka data dikembalikan ke KPPN untuk dilakukan perbaikan dan posting ulang. Laporan Keuangan dan data SAU yang telah diperbaiki dikirim ulang ke Kanwil Ditjen PBN. Setelah data SAI atau SAU diperbaiki, perlu dilakukan rekonsiliasi ulang sampai didapat data SAI dan SAU yang sama sehingga dapat diterbitkan BAR Final. Pengiriman ulang data perbaikan baik data SAI atau SAU harus tetap memperhatikan jadual pengiriman laporan keuangan yang telah ditentukan ke tingkat vertikal di atasnya Rekonsiliasi antara Kanwil Ditjen PBN dengan UAPPA-W kemungkinan ada perbedaan karena perbedaan wilayah kerja antara Kanwil Ditjen PBN dengan UAPPA-W. Perbedaan dimaksud akan bisa diselesaikan dengan cara : KPPN yang mencairkan transaksi atas satker yang UAPPA-W berbeda harus mengirimkan Bukti Jurnal dan Data Transaksi (BJDT) dari satker dimaksud ke Kanwil dimana UAPPA-W tersebut melakukan rekonsiliasi. 10

11 Kanwil Ditjen PBN sebagai mitra kerja UAPPA-W satker tersebut melakukan rekonsiliasi, apabila perbedaannya adalah transaksi yang dicairkan/diterima dari KPPN yang berbeda wilayah, maka atas rekonsiliasi dapat diterbitkan BAR dengan menyebutkan perbedaan transaksi tersebut. 2.3 Rekonsiliasi UAPPA-E1 dengan Dit. APK UAPPA-E1 melakukan rekonsiliasi atas laporan keuangan dengan Ditjen PBN c.q. Dit. APK setiap semester. Hal-hal yang direkonsiliasi adalah: Rekonsiliasi Estimasi Pendapatan; Bandingkan Estimasi Pendapatan yang terdiri dari unsur BA, Es 1 dan kode satker, mata anggaran, jumlah rupiah antara data Dit. APK yang merupakan gabungan data seluruh Kanwil Ditjen PBN dengan data UAPPA-E1 yang merupakan gabungan data seluruh UAPPA-W di lingkungan wilayah kerjanya dan data Satker Pusat yang mengirimkan laporan keuangannya langsung ke UAPPA-E Rekonsiliasi Pagu Belanja; Bandingkan Kode Bagian Anggaran, Es 1, Kode Satker, Fungsi, Sub Fungsi, Program, Kegiatan, Sub Kegiatan, Mata Anggaran, Jumlah Rupiah, Jenis Kewenangan, Sumber Dana dan Cara Penarikan antara data Dit. APK yang merupakan gabungan data seluruh Kanwil Ditjen PBN dengan data UAPPA-E1 yang merupakan gabungan data seluruh UAPPA-W di lingkungan wilayah kerjanya dan data Satker Pusat yang mengirimkan laporan keuangannya langsung ke UAPPA-E Rekonsiliasi Realisasi Pendapatan; Bandingkan data BA, Es 1 dan kode satker, mata anggaran, jumlah rupiah menurut data Dit. APK dengan data UAPPA-E1 untuk pendapatan yang berasal dari potongan SPM/SP2D. Realisasi pendapatan yang berasal dari SISPEN tidak direkonsiliasi Rekonsiliasi Realisasi Pengembalian Pendapatan; Bandingkan data BA, Es 1 dan kode satker, mata anggaran, jumlah rupiah antara data Dit. APK dengan data UAPPA-E1; Bandingkan jumlah rupiah ringkasan pengembalian pendapatan antara data Dit. APK dengan data UAPPA-E Rekonsiliasi Realisasi Belanja; Bandingkan Kode Bagian Anggaran, Es1, Kode Satker, Fungsi, Sub Fungsi, Program, Mata Anggaran, Jumlah Rupiah, Sumber Dana dan Cara Penarikan antara data Dit. APK dengan data UAPPA-E1; Bandingkan jumlah rupiah ringkasan belanja antara data Dit. APK dengan data UAPPA-E1. 11

12 2.3.6 Rekonsiliasi Realisasi Pengembalian Belanja; Bandingkan Kode Bagian Anggaran, Es1, Kode Satker, Fungsi, Sub Fungsi, Program, Mata Anggaran, Jumlah Rupiah, Sumber Dana dan Cara Penarikan antara data Dit. APK dengan data UAPPA-E1; (dari potongan SPM/SP2D) Bandingkan jumlah rupiah ringkasan pengembalian belanja antara data Dit. APK dengan data UAPPA-E Rekonsiliasi Realisasi Pembiayaan; Bandingkan jumlah penerimaan pembiayaan, pengembalian penerimaan pembiayaan, pengeluaran pembiayaan, pengembalian pengeluaran pembiayaan antara data Dit. APK dengan data UAPPA- E Apabila Hasil Rekonsiliasi antara data SAU dan SAI telah sama maka dibuatkan berita acara rekonsiliasi final yang ditandatangani oleh Penanggung jawab rekonsilisasi di Dit. APK selaku Kuasa Bendahara Umum Negara dan penanggung jawab rekonsilisasi di UAPPA-E1 selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), lihat format Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) Final untuk rekonsiliasi tingkat Pusat pada Daftar 7 lampiran Pedoman Rekonsiliasi; Apabila Hasil Rekonsiliasi antara data SAU dan SAI tidak sama, diterbitkan berita acara rekonsiliasi sementara, lihat format Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) Sementara untuk rekonsiliasi tingkat Pusat pada Daftar 4 lampiran Pedoman Rekonsiliasi. Perbedaan tersebut ditelusuri ke unsur elemen data transaksi, untuk mengetahui penyebab terjadinya perbedaan. Untuk meyakinkan penyebab perbedaan, telusuri ke dokumen sumber terkait sebagai dasar untuk melakukan perbaikan.apabila data SAI (UAPPA-E1) yang salah, maka data dikembalikan ke UAPPA-W agar diteruskan ke Satker (UAKPA). Selanjutnya agar Satker melakukan perbaikan sesuai dokumen sumbernya. Data dan Laporan Keuangan SAI yang telah diperbaiki dikirim ulang ke UAPPA-W. Dan UAPPA-W mengirim ulang ke UAPPA-E1. Tetapi apabila data SAU yang salah maka data dikembalikan ke Kanwil DJPBN, agar diteruskan ke KPPN dan selanjutnya KPPN melakukan perbaikan data dan posting ulang. Laporan Keuangan dan data SAU yang telah diperbaiki dikirim ulang ke Kanwil Ditjen PBN dan selanjutnya ke Dit. APK. Setelah data SAI atau SAU diperbaiki, perlu dilakukan rekonsiliasi ulang sampai didapat data SAI dan SAU yang sama sehingga dapat diterbitkan BAR Final. Pengiriman ulang data perbaikan baik data SAI atau SAU harus tetap memperhatikan jadual pengiriman laporan keuangan yang telah ditentukan ke tingkat vertikal di atasnya. 12

13 2.4 Rekonsiliasi UAPA dengan Dit. APK UAPA melakukan rekonsiliasi atas laporan keuangan dengan Ditjen PBN c.q. Dit. APK setiap semester. Hal-hal yang direkonsiliasi adalah: Rekonsiliasi Estimasi Pendapatan; Bandingkan Estimasi Pendapatan yang terdiri dari unsur BA, Es 1 dan kode satker, mata anggaran, jumlah rupiah menurut data Dit. APK yang merupakan gabungan data seluruh Kanwil Ditjen PBN dengan data UAPA yang merupakan gabungan data seluruh UAPPA-E1 di lingkungan wilayah kerjanya Rekonsiliasi Pagu Belanja; Bandingkan Kode BA, Es 1, Kode Satker, Fungsi, Sub Fungsi, Program, Kegiatan, Sub Kegiatan, Mata Anggaran, Jumlah Rupiah, Jenis Kewenangan, Sumber Dana dan Cara Penarikan antara data Dit. APK yang merupakan gabungan data seluruh Kanwil Ditjen PBN dengan data UAPA yang merupakan gabungan data seluruh UAPPA- E1 di lingkungan wilayah kerjanya Rekonsiliasi Realisasi Pendapatan; Bandingkan data BA, Es 1 dan kode satker, mata anggaran, jumlah rupiah antara data Dit. APK dengan data UAPA untuk pendapatan yang berasal dari potongan SPM/SP2D. Realisasi pendapatan yang berasal dari SISPEN tidak direkonsiliasi Rekonsiliasi Realisasi Pengembalian Pendapatan; Bandingkan data BA, Es 1 dan kode satker, mata anggaran, jumlah rupiah antara data Dit. APK dengan data UAPA; Bandingkan jumlah rupiah ringkasan pengembalian pendapatan antara data Dit. APK dengan data UAPA Rekonsiliasi Realisasi Belanja; Bandingkan Kode Bagian Anggaran, Es1, Kode Satker, Fungsi, Sub Fungsi, Program, Mata Anggaran, Jumlah Rupiah, Sumber Dana dan Cara Penarikan antara data Dit. APK dengan data UAPA; Bandingkan jumlah rupiah ringkasan belanja antara data Dit. APK dengan data UAPA Rekonsiliasi Realisasi Pengembalian Belanja ; Bandingkan Kode Bagian Anggaran, Es1, Kode Satker, Fungsi, Sub Fungsi, Program, Mata Anggaran, Jumlah Rupiah, Sumber Dana dan Cara Penarikan antara data Dit. APK dengan data UAPA; (dari potongan SPM/SP2D) Bandingkan jumlah rupiah ringkasan pengembalian belanja antara data Dit. APK dengan data UAPA. 13

14 2.4.7 Rekonsiliasi Realisasi Pembiayaan; Bandingkan jumlah penerimaan pembiayaan, pengembalian penerimaan pembiayaan, pengeluaran pembiayaan, pengembalian pengeluaran pembiayaan antara data Dit. APK dengan data UAPA Apabila Hasil Rekonsiliasi antara data SAU dan SAI telah sama maka diterbitkan berita acara rekonsiliasi final yang ditandatangani oleh penanggung jawab rekonsiliasi di Dit. APK selaku Kuasa Bendahara Umum Negara dan penanggung jawab rekonsiliasi di K/L selaku Pengguna Anggaran (KPA), lihat format Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) Final untuk rekonsiliasi tingkat Pusat pada Daftar 7 lampiran Pedoman Rekonsiliasi; Apabila Hasil Rekonsiliasi antara data SAU dan SAI tidak sama, diterbitkan berita acara rekonsiliasi sementara, lihat format Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) Sementara untuk rekonsiliasi tingkat Pusat pada Daftar 4 lampiran Pedoman Rekonsiliasi. Perbedaan tersebut ditelusuri ke unsur elemen data transaksi, untuk mengetahui penyebab terjadinya perbedaan. Untuk meyakinkan penyebab perbedaan, telusuri ke dokumen sumber terkait sebagai dasar untuk melakukan perbaikan. Apabila data SAI (UAPA) yang salah, maka data dikembalikan ke UAPPA-E1 agar diteruskan ke UAPPA-W dan Satker (UAKPA). Selanjutnya agar Satker melakukan perbaikan sesuai dokumen sumbernya. Data dan Laporan Keuangan SAI yang telah diperbaiki dikirim ulang ke UAPPA-W selanjutnya diteruskan ke UAPPA-E1. Dan UAPPA-E1 mengirim ulang ke UAPA. Tetapi apabila data SAU yang salah maka data dikembalikan ke Kanwil Ditjen PBN, agar diteruskan ke KPPN untuk dilakukan perbaikan data dan posting ulang. Laporan Keuangan dan data SAU yang telah diperbaiki dikirim ulang ke Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan selanjutnya ke Dit. APK. Setelah data SAI atau SAU diperbaiki, perlu dilakukan rekonsiliasi ulang sampai didapat data SAI dan SAU yang sama sehingga dapat diterbitkan BAR Final. Pengiriman ulang data perbaikan baik data SAI atau SAU harus tetap memperhatikan jadual pengiriman laporan keuangan yang telah ditentukan ke tingkat vertikal di atasnya. 2.5 Rekonsiliasi untuk KPPN Khusus Jakarta VI dan Data Rekening BUN (502) Untuk Satker yang mencairkan dananya di KPPN Jakarta Khusus atau mendapat dana dari Rekening BUN, prosedur rekonsiliasi data dilakukan sebagai berikut : 14

15 2.5.1 KPPN Khusus Jakarta VI Sehubungan Satker yang mencairkan dananya di KPPN Khusus Jakarta VI tersebar di seluruh Indonesia, maka pelaksanaan rekonsiliasi dapat dilaksanakan sebagai berikut: 1. Satker yang lokasinya berdekatan dengan lokasi KPPN Jakarta Khusus dapat melakukan rekonsiliasi secara langsung di KPPN Khusus Jakarta VI; 2. Satker yang lokasinya jauh dengan Lokasi KPPN Khusus Jakarta VI dapat melakukan rekonsiliasi data satker yang dikirim melalui fasilitas internet/ . Hal-hal yang diperlukan saat rekonsiliasi adalah 1. Satker yang datang langsung, bahan yang harus dibawa yaitu data softcopy (ADK) dan Laporan Realisasi Anggaran dalam bentuk hardcopy beserta dokumen pendukung lainnya seperti Dokumen Anggaran, SPM/SP2D dan lain sebagainya. Prosedur rekonsiliasi data sama dengan KPPN biasa. Untuk Pembuatan Berita Acara Rekonsiliasinya (BAR) : a. Apabila Hasil Rekonsiliasi antara data SAU dan SAI telah sama maka dibuatkan berita acara rekonsiliasi final yang ditandatangani oleh Kepala KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara dan Kepala Satker selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Lihat format Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) Final untuk rekonsiliasi tingkat KPPN pada Daftar 5 lampiran Pedoman Rekonsiliasi; b. Apabila Hasil Rekonsiliasi antara data SAU dan SAI tidak sama, diterbitkan berita acara rekonsiliasi sementara, Lihat format Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) Sementara untuk rekonsiliasi tingkat KPPN pada Daftar 2 lampiran Pedoman Rekonsiliasi Perbedaan tersebut ditelusuri ke unsur elemen data transaksi, untuk mengetahui penyebab terjadinya perbedaan. Untuk meyakinkan penyebab perbedaan, telusuri ke dokumen sumber terkait sebagai dasar untuk melakukan perbaikan. Apabila data SAI (UAKPA) yang salah, maka Satker harus memperbaiki sesuai dokumen sumber. Data dan Laporan Keuangan SAI yang telah diperbaiki dikirim ulang ke KPPN. Tetapi apabila data SAU yang salah, maka KPPN harus melakukan perbaikan di seksi yang terkait dan selanjutnya dilakukan posting ulang di seksi vera. Data dan Laporan Keuangan SAU yang telah diperbaiki dikirim ulang ke 15

16 Kanwil Ditjen Perbendaharaan. Setelah data SAI atau SAU diperbaiki, perlu dilakukan rekonsiliasi ulang sampai didapat data SAI dan SAU yang sama sehingga dapat diterbitkan BAR Final. Pengiriman ulang data perbaikan, baik data SAI maupun SAU, harus tetap memperhatikan jadual pengiriman laporan keuangan yang telah ditentukan ke tingkat vertikal di atasnya. 2. Satker yang melakukan rekonsiliasi melalui internet, bahan yang harus dikirim yaitu data softcopy (ADK) dan Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Pengiriman LRA dapat dilakukan dalam bentuk file PDF atau dikirim lewat sarana faksimili atau sarana lain yang memungkinkan. Untuk pembuatan BAR : BAR Final diterbitkan apabila Hasil Rekonsiliasi antara data SAU dan SAI telah sama. Jika belum sama KPPN Khusus Jakarta VI hanya mengirimkan Laporan Hasil Rekonsiliasi (LHR) ke satker melalui . Berita acara rekonsiliasi final ditandatangani oleh Kepala KPPN Khusus Jakarta VI selaku Kuasa Bendahara Umum Negara dan Kepala Satker selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Proses penandatanganan BAR dapat dilakukan dengan membuat BAR sebanyak 3 rangkap yang ditandatangani oleh Kepala KPPN Khusus Jakarta VI selaku Kuasa Bendahara Umum Negara kemudian mengirimkan 2 rangkap ke satker untuk ditandatangani Kepala Satker selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Satu lembar BAR dikirimkan kembali ke KPPN Khusus Jakarta VI Data Rekening BUN (502) Setiap satker penerima alokasi dana melalui rekening BUN harus melakukan rekonsiliasi dengan Vera BUN. Bahan yang harus disediakan oleh satker dalam pelaksanaan rekonsiliasi adalah : a. Data Softcopy (ADK); b. Bukti Jurnal Data Transaksi (BJDT) baik transaksi penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan oleh Satker melalui Rekening BUN yang dihasilkan dari Sistem Aplikasi Instansi (SAI); c. Bukti-bukti pendukung lainnya baik dokumen anggaran,dokumen penerimaan, dokumen pengeluaran dan dokumen pendukung lainnya; Prosedur pelaksanaan rekonsiliasi dilakukan sebagai berikut : 16

17 a. Cetak Jurnal SAU baik transaksi penerimaan atau pengeluaran dari satker yang bersangkutan melalui aplikasi Sik_BUN; b. Cocokkan data Jurnal SAU yang dihasilkan Aplikasi Sik_BUN dengan Bukti Jurnal Data Transaksi (BJDT) yang dihasilkan dari aplikasi SAI; c. Apabila Hasil Rekonsiliasi antara data SAU dan SAI tidak sama, diterbitkan berita acara rekonsiliasi sementara, Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) Sementara untuk rekonsiliasi tingkat KPPN pada Daftar 2 lampiran Pedoman Rekonsiliasi. Perbedaan tersebut ditelusuri ke unsur elemen data transaksi, untuk mengetahui penyebab terjadinya perbedaan. Untuk meyakinkan penyebab perbedaan, telusuri ke dokumen sumber terkait sebagai dasar untuk melakukan perbaikan. Apabila data SAI (UAKPA) yang salah, maka Satker harus memperbaiki sesuai dokumen sumber. Data dan Laporan Keuangan SAI yang telah diperbaiki dikirim ulang ke KPPN. Tetapi apabila data SAU yang salah, maka KPPN harus melakukan perbaikan di seksi yang terkait dan selanjutnya dilakukan posting ulang di seksi vera. Data dan Laporan Keuangan SAU yang telah diperbaiki harus dikirim ulang ke Kanwil Ditjen Perbendaharaan. Setelah data SAI atau SAU diperbaiki, perlu dilakukan rekonsiliasi ulang sampai didapat data SAI dan SAU yang sama sehingga dapat diterbitkan BAR Final. Pengiriman ulang data perbaikan, baik data SAI maupun SAU, harus tetap memperhatikan jadual pengiriman laporan keuangan yang telah ditentukan ke tingkat vertikal di atasnya. d. Apabila hasil dari rekonsiliasi sudah sama diterbitkan Berita Acara Rekonsiliasi Final (BAR Final), lihat format Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) Final untuk rekonsiliasi tingkat KPPN pada Daftar 5 lampiran Pedoman Rekonsiliasi. e. BAR ditandatangani oleh penanggungjawab rekonsiliasi dari Vera BUN selaku Bendaharwan Umum Negara dan penanggungjawab rekonsiliasi dari Satker yang bersangkutan selaku Kuasa Pengguna Anggaran. 2.6 Format Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) 17

18 Berita Acara Rekonsiliasi merupakan dokumen yang menyatakan bahwa proses rekonsiliasi telah dilaksanakan. BAR terdiri dari BAR Sementara dan BAR Final Berita Acara Rekonsiliasi Sementara Merupakan dokumen yang menyatakan bahwa proses rekonsiliasi telah dilaksanakan dan memuat hal-hal yang masih terdapat perbedaan data sehingga masih memerlukan perbaikan. Berita Acara Rekonsiliasi Sementara ditandatangani oleh atas nama Kuasa BUN sesuai dengan kewenangannya dan Kuasa Pengguna Anggaran Berita Acara Rekonsiliasi Final Merupakan dokumen yang menyatakan bahwa proses rekonsiliasi telah dilaksanakan dan telah menunjukan hasil yang sama antara data SAU dan SAI. Berita Acara Rekonsiliasi Final ditandatangani oleh atas nama Kuasa BUN sesuai dengan kewenangannya dan Kuasa Pengguna Anggaran. DIREKTUR JENDERAL MULIA P. NASUTION NIP

19 Daftar 1 Lampiran Pedoman Rekonsiliasi KPPN :BANDA ACEH TA : 2005 CONTOH REKONSILIASI ANTARA SALDO KAS MENURUT REKENING KORAN DAN SALDO KAS MENURUT KPPN Saldo Rekening per 31 Desember 2005 URAIAN REKENING KORAN BUKU BANK I II III IV BANK TUNGGAL 1. BI Cabang Banda Aceh (100) 0 0 BANK OPERASIONAL I 1. BRI Banda Aceh Non Gaji (110) 89,821,181,032 19,646,033, BRI Banda Aceh Gaji (111) 17,140,330,000 17,140,330,000 BANK OPERASIONAL II 1. BRI Banda Aceh (120) 12,421,995,266 11,813,777, Bank Mandiri Banda Aceh (122) 4,952,251,000 4,278,974, BNI 1946 Banda Aceh (124) 9,742,857,172 9,730,408, BPD Banda Aceh (DAU) 120,143,000, ,143,000, BPD Banda Aceh (129) 1,881,014,919 1,447,937,119 BANK OPERASIONAL III 1. BRI Sigli PBB (130) Bank Mandiri Banda Aceh PBB (131) 46, BPD Sabang PBB (132) BRI Banda Aceh PBB (Aceh Besar) (133) BRI Sigli BPHTB (136) Bank Mandiri Banda Aceh BPHTB (137) 33,013, BPD Sabang BPHTB (138) BRI Banda Aceh BPHTB (Aceh Besar) (139) 0 0 GIRO POS 3,031,015,009 3,020,869,009 SALDO KAS PER 31 DESEMBER ,166,703, ,221,330,000 REKONSILIASI REKENING KORAN BUKU BANK Saldo per 31 Desember 2005 menurut 259,166,703, ,221,330,000 BRI Banda Aceh BO I Non Gaji (110) SP2D yang belum dibukukan oleh bank (74,667,864,306) Biro Gilyet tgl 29 Des 2005 blm dibukukan bank (1,624,497,000) SP2D tgl no B sebesar Rp ,- dibukukan oleh bank Rp ,- 15,000 SP2D tgl no B sebesar Rp ,- dibukukan oleh bank Rp ,- 50,000 Transaksi salah dibukukan 54,349,640 SP2D gaji yang dibukukan pada BO I non gaj 124,294,175 SP2D BLN Rek Khusus yang belum dikredit 5,938,500,000 Rekening tgl Rp ,- seharusnya Rp ,- 5,000 BRI Banda Aceh BO II Gaji (120) Transaksi yg salah dibukukan dlm R/K (825,568) SP2D yg belum dibukukan oleh bank (609,577,380) Transaksi untuk BPD Sabang yg salah dibukukan 2,185,000 Bank Mandiri Banda aceh BO II Gaji (122) SP2D yg belum dibukukan oleh bank (680,576,137) Bunga setelah pajak dari bln Nov Nov 2005 (33,958,410) Bunga setelah pajak dari bln Des 2005 (1,963,605) Transfer bunga ke rekening Persepsi Jan - Nov ,425,817 Transfer bunga ke rekening Persepsi Des ,796,316 Biro Gilyet tgl 27 Des 2005 blm dibukukan bank 10,000,000 BNI 1946 Banda Aceh BO II Gaji (124) SP2D yg belum dibukukan oleh bank (37,449,140) Biro Gilyet tgl bl dibukukan oleh bank 25,000,000 BPD Banda Aceh BO II Gaji (129) SP2D yg belum dibukukan oleh bank (433,077,800) Sentral giro Pos (301) SP2D yng belum dibukukan oleh PT Pos (10,146,000) Bank Mandiri BO III (131) Bunga yang seharusnya tidak ada (46,015) Bank Mandiri BO III (137) Bunga yang seharusnya tidakada (1,733) Pelimpahan BPHTB belum dibukukan bendum 33,011,465 Saldo setelah rekonsiliasi 187,254,341, ,254,341,465

20 Daftar 2 Lampiran Pedoman Rekonsiliasi Format Berita Acara Rekonsiliasi Tingkat KPPN antara KPPN dan Satker (UAKPA) : Berita Acara Rekonsiliasi Sementara Pada hari ini tanggal... bulan.... tahun... telah diselenggarakan rekonsiliasi Laporan Realisasi Anggaran antara satuan kerja / satuan kerja perangkat daerah... kode (...), yang selanjutnya disebut Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), dengan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)... kode (...), yang selanjutnya disebut Kuasa Bendahara Umum Negara. Kuasa Pengguna Anggaran menyampaikan Laporan Realisasi Anggaran sebagai bahan rekonsiliasi, berupa: 1. Laporan Realisasi Anggaran Belanja periode... tahun anggaran Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Belanja periode... tahun anggaran Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan periode... tahun anggaran Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan periode... tahun anggaran... Pada tanggal... bulan... tahun... Selanjutnya Kuasa Bendahara Umum Negara menyediakan data transaksi dan Laporan Realisasi Anggaran berdasarkan SPM/STS yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran yang diproses berdasarkan Sistem Akuntansi Umum. Rekonsiliasi dilaksanakan oleh secara bersama-sama, yang hasilnya dituangkan kedalam Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) ini dengan dilampiri Laporan Hasil Rekonsiliasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) ini. Kesalahan/ketidakcocokan data yang tertuang dalam Laporan Hasil Rekonsiliasi, akan dijadikan dasar perbaikan terhadap data dan laporan Kuasa Pengguna Anggaran dan Kuasa Bendahara Umum Negara. Demikian berita acara ini dibuat untuk dilaksanakan. A.n. Kuasa Bendahara Umum Negara, A.n. Kuasa Pengguna Anggaran ( ) NIP... ( ) NIP... 20

21 Daftar 3 Lampiran Pedoman Rekonsiliasi Format Berita Acara Rekonsiliasi Tingkat Kanwil antara Kanwil Ditjen PBN dengan UAPPA- W : Berita Acara Rekonsiliasi Sementara Pada hari ini tanggal... bulan.... tahun... telah diselenggarakan rekonsiliasi Laporan Realisasi Anggaran antara kantor wilayah/koordinator wilayah kementerian negara/lembaga... kode (...), yang selanjutnya disebut Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W), dengan Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan (Kanwil Ditjen PBN)... kode (...), yang selanjutnya disebut Kuasa Bendahara Umum Negara. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah menyampaikan Laporan Realisasi Anggaran sebagai bahan rekonsiliasi, berupa: 1. Laporan Realisasi Anggaran Belanja periode... tahun anggaran Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Belanja periode... tahun anggaran Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan periode... tahun anggaran Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan periode... tahun anggaran... Pada tanggal... bulan... tahun... Selanjutnya Kuasa Bendahara Umum Negara menyediakan data transaksi dan Laporan Realisasi Anggaran berdasarkan SPM/STS yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran yang diproses berdasarkan Sistem Akuntansi Umum. Rekonsiliasi dilaksanakan oleh secara bersama-sama, yang hasilnya dituangkan kedalam Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) ini dengan dilampiri Laporan Hasil Rekonsiliasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) ini. Kesalahan/ketidakcocokan data yang tertuang dalam Laporan Hasil Rekonsiliasi, akan dijadikan dasar perbaikan terhadap data dan laporan Kuasa Pengguna Anggaran dan Kuasa Bendahara Umum Negara. Demikian berita acara ini dibuat untuk dilaksanakan. A.n. Kuasa Bendahara Umum Negara, A.n. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah ( ) NIP... ( ) NIP... 21

22 Daftar 4 Lampiran Pedoman Rekonsiliasi Format Berita Acara Rekonsiliasi tingkat Pusat antara Dit. APK dengan UAPPA-Es 1 dan UAPA : Berita Acara Rekonsiliasi Sementara Pada hari ini tanggal... bulan.... tahun... telah diselenggarakan rekonsiliasi Laporan Realisasi Anggaran antara kementerian negara/lembaga/bagian anggaran... kode (...), yang selanjutnya disebut Pengguna Anggaran (PA), dengan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan, yang selanjutnya disebut Bendahara Umum Negara. Pengguna Anggaran menyampaikan Laporan Realisasi Anggaran sebagai bahan rekonsiliasi, berupa: 1. Laporan Realisasi Anggaran Belanja periode... tahun anggaran Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Belanja periode... tahun anggaran Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan periode... tahun anggaran Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan periode... tahun anggaran... Pada tanggal... bulan... tahun... Selanjutnya Bendahara Umum Negara menyediakan data transaksi dan Laporan Realisasi Anggaran berdasarkan SPM/STS yang disampaikan oleh Pengguna Anggaran yang diproses berdasarkan Sistem Akuntansi Umum. Rekonsiliasi dilaksanakan oleh secara bersama-sama, yang hasilnya dituangkan kedalam Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) ini dengan dilampiri Laporan Hasil Rekonsiliasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) ini. Kesalahan/ketidakcocokan data yang tertuang dalam Laporan Hasil Rekonsiliasi, akan dijadikan dasar perbaikan terhadap data dan laporan Pengguna Anggaran dan Bendahara Umum Negara. Demikian berita acara ini dibuat untuk dilaksanakan. A.n. Bendahara Umum Negara, A.n. Pengguna Anggaran. ( ) NIP... ( ) NIP... 22

23 Daftar 5 Lampiran Pedoman Rekonsiliasi Format Berita Acara Rekonsiliasi Tingkat KPPN antara KPPN dan Satker (UAKPA) : Berita Acara Rekonsiliasi Pada hari ini tanggal... bulan.... tahun... telah diselenggarakan rekonsiliasi Laporan Realisasi Anggaran antara satuan kerja / satuan kerja perangkat daerah... kode (...), yang selanjutnya disebut Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), dengan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)... kode (...), yang selanjutnya disebut Kuasa Bendahara Umum Negara. Kuasa Pengguna Anggaran menyampaikan Laporan Realisasi Anggaran sebagai bahan rekonsiliasi, berupa: 1. Laporan Realisasi Anggaran Belanja periode... tahun anggaran Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Belanja periode... tahun anggaran Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan periode... tahun anggaran Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan periode... tahun anggaran... Pada tanggal... bulan... tahun... Selanjutnya Kuasa Bendahara Umum Negara menyediakan data transaksi dan Laporan Realisasi Anggaran berdasarkan SPM/STS yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran yang diproses berdasarkan Sistem Akuntansi Umum. Rekonsiliasi dilaksanakan oleh secara bersama-sama, yang hasilnya dituangkan kedalam Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) ini dengan dilampiri Laporan Hasil Rekonsiliasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) ini. Demikian berita acara ini dibuat untuk dilaksanakan. A.n. Kuasa Bendahara Umum Negara, A.n. Kuasa Pengguna Anggaran ( ) NIP... ( ) NIP... 23

24 Daftar 6 Lampiran Pedoman Rekonsiliasi Format Berita Acara Rekonsiliasi Tingkat Kanwil antara Kanwil Ditjen PBN dengan UAPPA- W : Berita Acara Rekonsiliasi Pada hari ini tanggal... bulan.... tahun... telah diselenggarakan rekonsiliasi Laporan Realisasi Anggaran antara kantor wilayah/koordinator wilayah kementerian negara/lembaga... kode (...), yang selanjutnya disebut Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W), dengan Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan (Kanwil Ditjen PBN)... kode (...), yang selanjutnya disebut Kuasa Bendahara Umum Negara. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah menyampaikan Laporan Realisasi Anggaran sebagai bahan rekonsiliasi, berupa: 1. Laporan Realisasi Anggaran Belanja periode... tahun anggaran Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Belanja periode... tahun anggaran Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan periode... tahun anggaran Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan periode... tahun anggaran... Pada tanggal... bulan... tahun... Selanjutnya Kuasa Bendahara Umum Negara menyediakan data transaksi dan Laporan Realisasi Anggaran berdasarkan SPM/STS yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran yang diproses berdasarkan Sistem Akuntansi Umum. Rekonsiliasi dilaksanakan oleh secara bersama-sama, yang hasilnya dituangkan kedalam Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) ini dengan dilampiri Laporan Hasil Rekonsiliasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) ini. Demikian berita acara ini dibuat untuk dilaksanakan. A.n. Kuasa Bendahara Umum Negara, A.n. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah ( ) NIP... ( ) NIP... 24

25 Daftar 7 Lampiran Pedoman Rekonsiliasi Format Berita Acara Rekonsiliasi tingkat Pusat antara Dit. APK dengan UAPPA-Es 1 dan UAPA : Berita Acara Rekonsiliasi Pada hari ini tanggal... bulan.... tahun... telah diselenggarakan rekonsiliasi Laporan Realisasi Anggaran antara kementerian negara/lembaga/bagian anggaran... kode (...), yang selanjutnya disebut Pengguna Anggaran (PA), dengan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan, yang selanjutnya disebut Bendahara Umum Negara. Pengguna Anggaran menyampaikan Laporan Realisasi Anggaran sebagai bahan rekonsiliasi, berupa: 1. Laporan Realisasi Anggaran Belanja periode... tahun anggaran Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Belanja periode... tahun anggaran Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan periode... tahun anggaran Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan periode... tahun anggaran... Pada tanggal... bulan... tahun... Selanjutnya Bendahara Umum Negara menyediakan data transaksi dan Laporan Realisasi Anggaran berdasarkan SPM/STS yang disampaikan oleh Pengguna Anggaran yang diproses berdasarkan Sistem Akuntansi Umum. Rekonsiliasi dilaksanakan oleh secara bersama-sama, yang hasilnya dituangkan kedalam Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) ini dengan dilampiri Laporan Hasil Rekonsiliasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) ini. Demikian berita acara ini dibuat untuk dilaksanakan. A.n. Bendahara Umum Negara, A.n. Pengguna Anggaran. ( ) NIP... ( ) NIP... 25

PEDOMAN DAN PROSEDUR REKONSILIASI PEDOMAN REKONSILIASI

PEDOMAN DAN PROSEDUR REKONSILIASI PEDOMAN REKONSILIASI LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-36/PB/2009 TENTANG PEDOMAN REKONSILIASI DAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KUASA BENDAHARA UMUM NEGARA PEDOMAN DAN PROSEDUR REKONSILIASI PEDOMAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Gedung Perbendaharaan Lantai II Jl.Lapangan Banteng Timur No.2-4 Jakarta 10710 Kotak Pos 1139 telephone : 3450959 344-9230 (20

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.85, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Mekanisme. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Pelaksanaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.85, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Mekanisme. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Pelaksanaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.85, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Mekanisme. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87/PMK.05/2009 TENTANG MEKANISME

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Dalam informasi akuntansi dijelaskan hal-hal yang berkaitan dengan data keuangan suatu perusahaan. Data

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI ATAS PELAKSANAAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA DEKONSENTRASI.

AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI ATAS PELAKSANAAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA DEKONSENTRASI. AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI ATAS PELAKSANAAN KEUANGAN PADA SATUAN KERJA DEKONSENTRASI www.perbendaharaan.go.id PRINSIP PENGATURAN WEWENANG DAN PENUGASAN Kewenangan Pusat DILAKSANAKAN INSTANSI PUSAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Prosedur.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Prosedur. No.139, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Prosedur. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK NOMOR 63/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 210/PMK.05/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 210/PMK.05/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 210/PMK.05/2013 TENTANG PEDOMAN REKONSILIASI DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN LINGKUP BENDAHARA UMUM NEGARA DAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA Menimbang

Lebih terperinci

PELAKSANAAN REKONSILIASI EKSTERNAL TINGKAT KPPN TA. 2015

PELAKSANAAN REKONSILIASI EKSTERNAL TINGKAT KPPN TA. 2015 PELAKSANAAN REKONSILIASI EKSTERNAL TINGKAT KPPN TA. 2015 Lampiran I Sural Direklur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Nomor : S- ~3'!-O/PB.6/2015 Tanggal: po Maret 2015 Kebijakan rekonsiliasi eksternal Tingkat

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 272/PMk.05/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 272/PMk.05/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 272/PMk.05/2014 TENTANG PELAKSANAAN LIKUIDASI ENTITAS AKUNTANSI DAN ENTITAS PELAPORAN PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Lebih terperinci

BAB II SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN

BAB II SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN BAB II SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN A. Sistem Akuntansi Keuangan SAK merupakan subsistem SAI yang digunakan untuk memproses transaksi anggaran dan realisasinya, sehingga menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran.

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT PERATURAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT I. PENDAHULUAN I.1. Umum Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.05/2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI INSTANSI (SAI)

SISTEM AKUNTANSI INSTANSI (SAI) I. GABARAN UU SISTE AKUNTANSI INSTANSI (SAI) Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dilaksanakan oleh kementerian negara/lembaga yang memproses transaksi keuangan baik arus uang maupun barang. SAI terdiri dari

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PEMBUKUAN

GAMBARAN UMUM PEMBUKUAN GAMBARAN UMUM PEMBUKUAN 1 Menjelaskan Pengertian Pembukuan Menerangkan Dasar Hukum Pembukuan Menguraikan Ruang Lingkup Pembukuan Menerangkan Ketentuan Umum Pembukuan Menjelaskan Pemeriksaan Kas Menguraikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR Proses Pelaporan Keuangan Urutan siklus akuntansi menurut Indra Bastian (2005) adalah sebagai berikut:

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR Proses Pelaporan Keuangan Urutan siklus akuntansi menurut Indra Bastian (2005) adalah sebagai berikut: 9 BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. Proses Pelaporan Keuangan Urutan siklus akuntansi menurut Indra Bastian (2005) adalah sebagai berikut: a. pencatatan bukti-bukti pembukuan dalam buku jurnal. Transaksi yang

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.07/MEN/III/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA

Lebih terperinci

Pelaksanaan Likuidasi Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan pada Kementerian Negara/Lembaga (PMK 272/PMK.05/2014)

Pelaksanaan Likuidasi Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan pada Kementerian Negara/Lembaga (PMK 272/PMK.05/2014) Pelaksanaan Likuidasi Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan pada Kementerian Negara/Lembaga (PMK 272/PMK.05/2014) Direktorat Jenderal Perbendaharaan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Integritas

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 38/PB/2006 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN DIREKTUR

Lebih terperinci

PEDOMAN ANALISA A. Latar Belakang Analisa B. Ruang Lingkup Analisa C. Prosedur Analisa Analisa Laporan Tingkat KPPN Analisa LAK

PEDOMAN ANALISA A. Latar Belakang Analisa B. Ruang Lingkup Analisa C. Prosedur Analisa Analisa Laporan Tingkat KPPN Analisa LAK Lampiran II Pedoman Analisa Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan NOMOR: PER- /PB/2006 Tanggal 2006 Tentang Pedoman Rekonsiliasi dan Analisa & Penyusunan Laporan Keuangan Tingkat Kuasa BUN KPPN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARANOMOR : PER-07/KN/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 233/PMK.05/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 233/PMK.05/2011 TENTANG 1 of 15 12/22/2015 3:53 PM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.05/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 171/PMK.05/2007

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.894, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Istem Akuntansi. Pelaporan Keuangan. Pemerintah Pusat. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.05/2011 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 102/PMK.05/2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 102/PMK.05/2009 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 102/PMK.05/2009 TENTANG TATA CARA REKONSILIASI BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 63/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 63/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 63/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.391, 2016 KEMENHUB. Pelaporan Keuangan. Berbasis Akrual. Sistem dan Prosedur Akuntansi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 21 TAHUN

Lebih terperinci

2011, No Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun 2010; 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 63/PMK.05/ 2010 tentang Mekanisme Pelaksan

2011, No Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun 2010; 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 63/PMK.05/ 2010 tentang Mekanisme Pelaksan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.897, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Bea Masuk Ditanggung Pemerintah. Pertanggungjawaban. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/PMK.05/2011 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Sist

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Sist No.2047, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Akuntansi. Pelaporan. Keuangan. Transfer. Dana Desa. Sistem. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 79 /PB/2011 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN REKENING PENGELUARAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 183 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 183 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 183 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.912, 2011 KEMENTERIAN SOSIAL. PNBP. Pedoman Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA

Lebih terperinci

ANGGARAN (Rp0,00) 2. Belanja Barang , Belanja Modal ,

ANGGARAN (Rp0,00) 2. Belanja Barang , Belanja Modal , BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI PAPUA BARAT Jalan Angkasa Mulyono Amban Manokwari Papua Barat Telp / Fax: 09862217088 Email: papuabarat@bpkp.go.id Nomor : LRA-05/PW27/1/2014

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1256, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Likuidasi. Akuntansi. Pelaporan. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 198 /PMK.05/2012 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 228/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1849, 2015 KEMHAN. Laporan Keuangan. Penyusunan. Rekonsiliasi. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN REKONSILIASI DALAM

Lebih terperinci

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis KPPN Bandar Lampung mempunyai visi Menjadi pengelola perbendaharaan negara di daerah yang profesional, modern, transparan, dan akuntabel. Sedangkan misi

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne No.532, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Likuidasi Entitas Akuntansi. Entitas Pelaporan pada Kementerian Negara/Lembaga. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR : JUKLAK/07/VIII/2014 TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR : JUKLAK/07/VIII/2014 TENTANG 1 KEMENTERIAN PERTAHANAN RI PUSAT KEUANGAN PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR : JUKLAK/07/VIII/2014 TENTANG PEDOMAN REKONSILIASI DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DIREKTORAT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN GEDUNG PRIJADI PRAPTOSUHARDJO III LANTAI2, JALAN BUDI UTOMO NOMOR 6 JAKARTA 10710

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA PROGRAM DIPLOMA III BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN LAPORAN KERJA PRAKTEK (LKP)

UNIVERSITAS GUNADARMA PROGRAM DIPLOMA III BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN LAPORAN KERJA PRAKTEK (LKP) UNIVERSITAS GUNADARMA PROGRAM DIPLOMA III BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN LAPORAN KERJA PRAKTEK (LKP) PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN KEMENTERIAN KEHUTANAN Disusun Oleh : Nama : Andika Leonardo

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK. 06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK. 06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK. 06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT Menimbang: bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf o Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 233/PMK.05/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 233/PMK.05/2007 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 233/PMK.05/2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 171/PMK.05/2007 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 2046, 2014 KEMENKEU. Akutansi. Keuangan. Pusat. Sistem. Pelaporan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang No.2139, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Belanja Subsidi. Pelaporan Keuangan. Sistem Akuntansi. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 217/PMK.05/2016 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA JENDERAL PERBENDAHARAAN 5' IPB/2012 NOM OR PER- TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARAILEMBAGA

KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA JENDERAL PERBENDAHARAAN 5' IPB/2012 NOM OR PER- TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARAILEMBAGA KEMENTERIAN DIREKTORAT KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA JENDERAL PERBENDAHARAAN NOM OR PER- 5' IPB/2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARAILEMBAGA TATA CARA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PUSAT

SISTEM AKUNTANSI PUSAT LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI EUANGAN REPUBLI INDONESIA NOMOR : 59 /PM.06/2005 TENTANG SISTEM AUNTANSI DAN PELAPORAN EUANGAN PEMERINTAH PUSAT MENTERI EUANGAN REPUBLI INDONESIA SISTEM AUNTANSI PUSAT I.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.861, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN, Sistem Akuntansi Hibah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang No.520, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Likuidasi Entitas Akuntansi. Bagian Anggaran BUN. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PMK.05/2017 TENTANG PELAKSANAAN LIKUIDASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.953, 2015 KEMENSETNEG. Hibah. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN HIBAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Langkah-Langkah Dalam Menghadapi Akhir Tahun Anggaran

Langkah-Langkah Dalam Menghadapi Akhir Tahun Anggaran KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Langkah-Langkah Dalam Menghadapi Akhir Tahun Anggaran Juni 2014 INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN Dalam

Lebih terperinci

2017, No Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, perlu mengatur kembali ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan rekonsiliasi dalam penyusunan La

2017, No Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, perlu mengatur kembali ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan rekonsiliasi dalam penyusunan La BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1025, 2017 KEMENKEU. Penyusunan LK lingkup BUN. Pedoman Rekonsiliasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104/PMK.05/2017 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 81a /PB/2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELUNCURAN PROGRAM/KEGIATAN REHABILITASI

Lebih terperinci

228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH

228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH 228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH Contributed by Administrator Monday, 20 December 2010 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2048, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Keuangan. Akutansi. Pelaporan. Sistem. Subsidi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 264/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB XV TATA CARA PENGINTEGRASIAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DALAM LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

BAB XV TATA CARA PENGINTEGRASIAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DALAM LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA BAB XV TATA CARA PENGINTEGRASIAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DALAM LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara membuka koridor baru

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK 3.1 Tinjauan Teori Tinjauan teori adalah landasan yang digunakan untuk melakukan suatu tindakan. Adapun tinjauan teori tersebut menjelasakan tentang Sistem Akuntansi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 27/Menhut-II/2009 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 27/Menhut-II/2009 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 27/Menhut-II/2009 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA S A L I N A N PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA NOMOR : PER-07/KN/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA

Lebih terperinci

ENTITAS PELAPORAN TAHUN ANGGARAN 2005

ENTITAS PELAPORAN TAHUN ANGGARAN 2005 ENTITAS PELAPORAN TAHUN 2005 Lampiran I Entitas Pelaporan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. PER-21 /PB/2005 Tanggal 29 Juli 2005 Tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 213/PMK.05/2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 213/PMK.05/2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT 1 of 18 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 213/PMK.05/2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER- 51 /PB/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2070, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. APBN. Otoritas Jasa Keuangan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 269/PMK.05/2014 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Menimbang : Mengingat :

Menimbang : Mengingat : Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf o Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Menteri Keuangan telah menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.229,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.08/2012 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA CADANGAN PENJAMINAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PENGELOLAAN PENERUSAN PINJAMAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI Sesi 6: SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT KEWAJIBAN PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal menyusun LKPP untuk disampaikan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.530, 2013 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Akuntansi. Pelaporan. Keuangan. Sistem. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PUSAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PUSAT MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PUSAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-78/PB/2006 TENTANG PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA MELALUI MODUL PENERIMAAN

Lebih terperinci

- 496 - BAGIAN KESATU PENDAHULUAN

- 496 - BAGIAN KESATU PENDAHULUAN - 496-21. Standar Pelayanan Penyusunan Laporan Keuangan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I (UAPPA-E1) Sekretariat Negara Bagian Anggaran 007.01 dan 069.03 STANDAR PELAYANAN PENYUSUNAN LAPORAN

Lebih terperinci

PERSYARATAN TEKNIS PENGADAAN JASA LAYANANAN PERBANKAN SEBAGAI BANK OPERASIONAL I MITRA KERJA KPPN TA 2010, 2011, DAN 2012

PERSYARATAN TEKNIS PENGADAAN JASA LAYANANAN PERBANKAN SEBAGAI BANK OPERASIONAL I MITRA KERJA KPPN TA 2010, 2011, DAN 2012 PERSYARATAN TEKNIS PENGADAAN JASA LAYANANAN PERBANKAN SEBAGAI BANK OPERASIONAL I MITRA KERJA KPPN LINGKUP DITJEN PERBENDAHARAAN TA 2010, 2011, DAN 2012 Nama Pekerjaan Metode Pengadaan Nama Paket pekerjaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.255, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Pelimpahan Wewenang. Surat Kuasa Umum.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.255, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Pelimpahan Wewenang. Surat Kuasa Umum. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.255, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Pelimpahan Wewenang. Surat Kuasa Umum. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/PMK.05/2009 TENTANG PELIMPAHAN WEWENANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 199/PMK.05/2011 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN JASA BANK PENATAUSAHA PENERUSAN PINJAMAN ATAS BEBAN BAGIAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III KINERJA KD TP UB KP TABEL 4. DIPA TA 2012 BERDASARKAN JENIS KEWENANGAN JENIS BELANJA PAGU REALISASI %

BAB III KINERJA KD TP UB KP TABEL 4. DIPA TA 2012 BERDASARKAN JENIS KEWENANGAN JENIS BELANJA PAGU REALISASI % BAB III KINERJA A. Pencairan Dana Periode tahun anggaran 212, KPPN Tanjungbalai melayani 78 satuan kerja yang tersebar pada 18 Kementerian Negara/Lembaga di Kota Tanjungbalai, Kabupaten Asahan, dan Kabupaten

Lebih terperinci

KPA Pendapatan BM-DTP

KPA Pendapatan BM-DTP LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI KEUANGAN... 1 of 2 http://www.sjdih.depkeu.go.id/fulltext/2010/63~pmk.05~... LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 63/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang No.2140, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pusat. Pelaporan Keuangan. Sistem Akuntansi. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 218/PMK.05/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 55 /PB/2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2. Jenis Komponen Laporan Keuangan LKKL Triwulan III Komprehensif Tahun 2017 terdiri dari: a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) LRA disusun untuk transaksi sampai dengan 30 September 2017. Lembar muka (face)

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan Dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri (Lembaran Negara

2016, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan Dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri (Lembaran Negara No.753, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pinjaman. Dalam Negeri. Penarikan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79/PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENARIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 21/PMK.07/2009 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimban g : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi pelaksanaan

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54);

2018, No Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54); No.159, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Pengelolaan Hibah Langsung. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG DI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Sistem. Akuntansi. Pelaporan. Daerah.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Sistem. Akuntansi. Pelaporan. Daerah. No.185, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Sistem. Akuntansi. Pelaporan. Daerah. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.05/2009 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR : 01 /PER/SM/II/2008

PERATURAN SEKRETARIS MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR : 01 /PER/SM/II/2008 KEMNETERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI PERATURAN SEKRETARIS MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR : 01 /PER/SM/II/2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN SEKRETARIS MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN TINGKAT SATUAN KERJA

SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN TINGKAT SATUAN KERJA SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN TINGKAT SATUAN KERJA Oleh: Mukhtaromin (Widyaiswara Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan) A. Gambaran Umum Sistem Akuntansi Tingkat Satuan Kerja UU Nomor 1 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA. PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 252/PMK.05/2014 TENTANG REKENING MILIK KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/SATUAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 264/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA SUBSIDI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 264/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA SUBSIDI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 264/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA SUBSIDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN SISTEM PELAPORAN KEUANGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN SISTEM PELAPORAN KEUANGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN SISTEM PELAPORAN KEUANGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG KEDUDUKAN DAN TANGGUNG JAWAB BENDAHARA PADA SATUAN KERJA PENGELOLA ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 263/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

B. Sasaran Verifikasi Sasaran verifikasi adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan

B. Sasaran Verifikasi Sasaran verifikasi adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan ketentuan yang berlaku. B. Sasaran Verifikasi Sasaran verifikasi adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan dan laporan BMN entitas akuntansi dan entitas pelaporan telah disusun dan disajikan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2049, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Keuangan. Akutansi. Pelaporan. Sistem. Lain-lain. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH

PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci