KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta PERPUSTAKAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta PERPUSTAKAAN"

Transkripsi

1 KARAKTERISTIK KEJADIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA YANG MELAKUKAN PERNIKAHAN DINI DI DESA JATIAYU KECAMATAN KARANGMOJO KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Disusun Oleh: ELFA YENITRA PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN (D-3) STIKES JENDRAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2016

2 ii

3 iii

4 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Karakteristik Kejadian Kehamilan Tidak Diinginkan pada Remaja yang Melakukan Pernikahan Dini di Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul. Karya Tulis Ilmiah ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terimakasih dengan setulus-tulusnya kepada : 1. Kuswanto Hardjo, dr.,m.kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Achmad Yani Yogyakarta. 2. Reni Merta Kusuma, M.Keb selaku Ketua Program Studi (D-3) Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Achmad Yani Yogyakarta. 3. Fitriani Mediastuti, M.Kes selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan arahan. 4. Ekawati, S.SiT.,M.Kes selaku dosen pembimbing yang banyak memberikan arahan, bimbingan, dan petunjuknya dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah. 5. Selaku Kepala Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul yang telah memberikan izin melakukan penelitian. 6. Semua pihak yang telah mendukung terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi semua. Yogyakarta, Agustus 2016 penulis iv

5 DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix INTISARI... x ABSTRACT... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 5 E. Keaslian Penelitian... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Karakteristik Remaja Kehamilan Tidak Diinginkan Pernikahan Dini B. Kerangka Teori C. Kerangka Konsep D. Pertanyaan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penetilian C. Populasi dan Sampel D. Variabel Penelitian E. Definisi Operasional F. Alat dan Metode Pengumpulan Data G. Metode Pengumpulan dan Analisa Data H. Etika Penelitian I. Jalannya Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian B. Pembahasan C. Keterbatasan Penelitian v

6 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN B. SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN vi

7 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Data Pernikahan Dini Kementrian Agama DIY... 3 Tabel 1.2 Keaslian Penelitian... 7 Tabel 3.1 Definisi Operasional Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Desa Jatiayu Gunungkidul Yogyakarta Tahun Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Alasan Menikah pada remaja yang menikah Dini di Desa Jatiayu Gunungkidul Yogyakarta Tahun Tabel 4.3 Tabulasi Silang Antara Karakteristik Remaja Berdasarkan Usia Menikah, Pendidikan Terakhir dengan Alasan Menikah Dini Secara keseluruhan di Desa Jatiayu Gunungkidul Yogyakarta Tahun vii

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian viii

9 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Penelitian Karya Tulis Ilmiah Lampiran 2. Surat Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian Lampiran 5. Surat Balasan Penelitian Lampiran 6. Surat Keterangan Selesai Penelitian Lampiran 7. Lembar Observasi Lampiran 8. Lembar Hasil Penelitian Lampiran 9. Kegiatan Bimbingan KTI ix

10 KARAKTERISTIK KEJADIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA YANG MELAKUKAN PERNIKAHAN DINI DI DESA JATIAYU KECAMATAN KARANGMOJO KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA INTISARI Elfa Yenitra 1, Ekawati 2 Latar Belakang: Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan apabila pria kurang dari 21 tahun dan wanita kurang dari 19 tahun. Pernikahan dini terjadi karena salah satu faktor dari pergaulan bebas yang mengakibatkan kehamilan tidak diinginkan. Kehamilan tidak diinginkan merupakan kehamilan yang terjadi dikarenakan suatu sebab sehingga keberadaannya tidak diinginkan oleh salah satu atau kedua calon orangtua bayi tersebut. Di wilayah DIY, kabupaten dengan pernikahan dini tertinggi yaitu Gunungkidul Desa Jatiayu. Tujuan: Diketahuinya karakteristik kejadian kehamilan tidak diinginkan pada remaja yang melakukan pernikahan dini di Desa Jatiayu Metode Penelitian: Jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja yang sudah menikah pada tahun Cara pengambilan data menggunakan data sekunder dan alat pengumpulan data yang di gunakan adalah lembar observasi. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu total populasi. Hasil: Mayoritas yang melakukan pernikahan dini pada remaja usia tahun yaitu sebanyak (76,6%), pendidikan terakhir remaja mayoritas berpendidikan SMP yaitu sebanyak (66,0%), alasan remaja melakukan pernikahan dini karenakan hamil duluan yaitu sebanyak (91,5%), orang tua remaja menikah pada usia 19 tahun sebanyak (70,2%), orang tua remaja mayoritas berpendidikan SD yaitu sebanyak (59,6%). Kesimpulan: Kejadian pernikahan dini berdasarkan karakteristik responden mayoritas berusia tahun, berpendidikan SMP dengan alasan menikah karena hamil duluan. Kata Kunci: Kehamilan Tidak Diinginkan, Kejadian Pernikahan Dini Mahasiswa D-3 Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Dosen D-3 Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta x

11 CHARACTERISTICS OF UNWANTED PREGNANCY INCIDENTS ON TEENAGERS WITH THE EARLY MARRIAGE IN JATIAYU VILLAGE KARANGMOJO SUB-DISTRICT OF GUNUNG KIDUL DISTRICT OF YOGYAKARTA ABSTRACT Elfa Yenitra 1, Ekawati 2 Background: Early marriage is a marriage which happen if the man less than 21 years old and the woman less than 19 years. Early marriage occurs because one of factors of promiscuity led to the unwanted pregnancies. Unwanted pregnancy is a pregnancy happens because of a cause that its presence is not desired by one or both of the baby's parents. In Special Region of Yogyakarta area, district with the highest early marriage is in Gunungkidul of Jatiayu Village. Objective: Known the characteristics of unwanted pregnancy incidents on teenagers who did the early-age marriage in Jatiayu Village. Research Method: Research was kind of analytic survey with retrospektif approach in the year of Population in this research was whole teenagers who already marriage. The way of taking data used secondary data and data collection tools used observation sheet. Sampling technique used total population. Result: Most teenagers did the early marriage in age years old as much (76,6%), teenagers last education most was Junior High School as much (66,0%), the reason of teenagers did the early marriage was pregnant outside marriage as much (91,5%), teenagers parents marriage in age 19 years old as much (70,2%), teenagers parents most had Elementary School education as much (59,6%). Conclusion: Early marriage incidents based on respondents characteristics most in age years, Junior High School education with the reason of marriage because of pregnant outside marriage. Keywords: Unwanted Pregnancy, Early Marriage Incidents Students of D-3 Midwifery Department of Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Lecturer of D-3 Midwifery Department of Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta xi

12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah periode peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, yakni antara usia tahun dimana masa periode pematangan organ reproduksi manusia dan disebut masa pubertas (Kusmiran, 2012). Sebagai tanda tanda pematangan organ reproduksi ditandai dengan beberapa tanda seks sekunder yaitu dengan tumbuh rambut di kemaluan dan ketiak, pinggul membesar, payudara membesar, kulit lebih lembut serta suara semakin merdu (Widyastuti, 2009). Permasalahan remaja dalam kesehatan diantaranya masih tinggi usia pernikahan pertama di bawah usia 20 tahun, yaitu usia tahun sebanyak 4,8% dan usia tahun sebanyak 41,9%. Aktifitas seksual remaja erat kaitannya dengan perkembangan psikis, fisik, proses belajar dan sosiokultural (Dinkes, 2011). Kurangnya pemahaman tentang perilaku seksual pada masa remaja amat merugikan bagi remaja sendiri termasuk keluarganya, sebab pada masa ini remaja mengalami perkembangan yang penting yaitu kognitif, emosi, sosial dan seksual. Ada sekitar 35% perempuan berumur antara tahun melakukan hubungan seksual pada masa remaja yang tidak bertanggung jawab sehingga terjadi kehamilan sebelum menikah (Soetjiningsih, 2008). World Health Organization (WHO) tahun 2014 menunjukkan bahwa sebanyak 11% dari semua kelahiran di seluruh dunia masih terjadi pada perempuan berusia 15 sampai 19 tahun. Sebagian besar kelahiran ini (95%) terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan sedang. Di Amerika Latin dan Karibia 1

13 2 29% wanita muda menikah saat mereka berusia 18 tahun. Prevalensi tertinggi kasus pernikahan usia dini tercatat di Nigeria (79%), kongo (74%), Afganistan (54%) dan Bangladesh (51%) (WHO, 2014). Menurut United Nations Development Economic and Social Affairs (UNDESA, 2010), Indonesia merupakan negara ke-37 dengan jumlah pernikahan dini terbanyak di dunia di tahun Untuk level ASEAN, tingkat pernikahan dini di indonesia berada di urutan ke dua terbanyak setelah Kamboja. Menurut laporan Riskesdas 2013, dikemukakan bahwa 2,6% perempuan di antara usia tahun menikah pertama kali pada umur kurang dari 15 tahun dan 23,9% perempuan menikah pada umur tahun. Salah satu masalah kesehatan reproduksi adalah menikah pada usia dini. Hal ini karena jangka masa seorang perempuan untuk bereproduksi lebih panjang jika menikah pada usia muda. Angka kehamilan penduduk perempuan tahun adalah 2,68%. Terdapat kehamilan pada umur kurang dari 15 tahun sebanyak 0,02% dan kehamilan pada umur tahun sebesar 1,97% (Riskesdas, 2013). Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, perempuan usia tahun yang menikah diperkotaan meningkat menjadi 21%, sedangkan yang terjadi di perdesaan tentang pernikahan usia muda ini menurun menjadi 24,5%. Perempuan muda di Indonesia dengan usia tahun sebanyak 0,2% atau lebih dari wanita muda berusia tahun di Indonesia sudah menikah, jumlah dari perempuan muda berusia tahun yang menikah lebih besar jika dibandingkan dengan laki-laki muda berusia tahun (11,7% P :

14 3 1,6%L) diantara kelompok umur perempuan tahun lebih dari 56,2% sudah menikah (BKKBN, 2012). Tabel 1.1 Data Pernikahan Dini Kementrian Agama DIY No Tahun Kota Jumlah (orang) Presentase Bantul Gunungkidul Bantul Gunungkidul 118 orang 116 orang 132 orang 148 orang 50,4% 49,5% 47,1% 52,8% Bantul Gunungkidul 132 orang 184 orang 41,7% 58,2% Dari Tabel 1.1 disebutkan bahwa menurut Kementrian Agama DIY tahun 2015 Gunungkidul menduduki peringkat pertama dalam pernikahan dibawah umur dengan rincian 184 orang (58,2%). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pernikahan dini di Indonesia, yaitu pendidikan rendah, kebutuhan ekonomi, kultur nikah muda, pernikahan yang diatur dan seks bebas pada remaja, remaja yang melakukan seks bebas merasa bahwa seks bebas aman untuk dilakukan, padahal seks bebas banyak resiko salah satunya yaitu kehamilan diluar nikah (BKKBN, 2012). Menurut data Dinas Kesehatan Gunungkidul tahun 2015 terdapat 236 kasus kehamilan tidak diinginkan. Pernikahan di usia muda meningkat terbukti dengan meningkatnya permohonan pernikahan anak di bawah umur di KUA meningkat, 83% permohonan karena kehamilan tidak diinginkan (KTD). (Pemerintahan Agama Wonosari, 2015)

15 4 Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan wawancara terhadap 13 orang pada tanggal 24 Maret 2016 di Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul Provinsi DIY terdapat 47 remaja yang sudah melakukan pernikahan dini dan diperoleh informasi bahwa 83% remaja yang hamil di luar nikah. Berdasarkan studi pendahuluan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang kejadian kehamilan tidak diinginkan pada remaja yang melakukan pernikahan dini di Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penilaian ini adalah Bagaimanakah karakteristik kejadian kehamilan tidak diinginkan pada remaja yang melakukan pernikahan dini Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul?. 1. Tujuan Umum C. Tujuan Penelitian di Desa Jatiayu Diketahuinya karakteristik kejadian kehamilan tidak diinginkan pada remaja yang melakukan pernikahan dini di Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya karakteristik remaja yang melakukan pernikahan dini berdasarkan usia menikah dan pendidikan terakhir di Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta.

16 5 b. Diketahuinya karakteristik usia menikah dan pendidikan terakhir orang tua remaja yang melakukan pernikahan dini di Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul. c. Diketahuinya karakteristik alasan menikah pada remaja yang melakukan pernikahan dini di Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan berguna untuk mengembangkan dan menambah pengetahuan dalam ilmu kebidanan, bahwa seks bebas pada remaja dapat menyebabkan kehamilan tidak diinginkan sehingga terjadinya pernikahan dini di usia kurang dari 19 tahun. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Remaja Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan remaja tentang kehamilan tidak diinginkan dan dampak dari pernikahan dini. b. Bagi Tenaga Kesehatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran dan informasi tentang kejadian pernikahan dini yang terjadi karena faktor seks bebas pada remaja yang mengakibatkan kehamilan tidak diinginkan. Sehingga

17 6 Bidan dapat memberikan edukasi tentang kesehatan reproduksi kepada remaja. c. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi dan meningkatkan pengetahuan mengenai kehamilan tidak diinginkan dengan kejadian pernikahan dini.

18 7 E. Keaslian Peneliti Tabel 1.2.Keaslian Penelitian No Tahun Peneliti Judul Metode analisis, populasi, sampel dan variabel Hasil Penelitian Perbedaan dan Persamaan Desiyanti Faktor-faktor yang berhubungan terhadap pernikahan dini pada pasangan usia subur di Kecamatan Mapanget Kota Manado. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik analitik kuantitatif, Variabel yang digunakan pada penelitian ini ada 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel bebas yaitu peran orang tua dalam komunikasi keluarga, pendidikan orang tua, pendidikan responden. Variabel tergantung adalah pernikahan dini, populasi seluruh pasangan usia suburyang telah menikah dan tercatat di Kecamatan. Berdasarkan analisis uji Chi-Square pada tabel didapatkan hasil nilai P= 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa p < a, sehingga terdapat hubungan antara peran orang tua sebagai komponen dalam system komunikasi dengan kejadian pernikahan dini pada anaknya, Berdasarkan analisis uji Chi-Square pada tabel didapatkan hasil nilai P= 0,003. Hal ini menunjukkan bahwa p < a, sehingga terdapat hubungan antara pendidikan orang tua dengan kejadian pernikahan dini, Berdasarkan analisis uji Chi-Square pada tabel didapatkan hasil nilai P= 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa p < a, sehingga terdapat hubungan antara pendidikan responden dengan kejadian pernikahan dini. a. Persamaan dengan penelitian ini adalah penelitian mengenai pernikahan dini. b. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada jenis penelitian, lokasi penelitian, waktu jumlah populasi, teknik sampling dan sampel peneliti.

19 Azinar Perilaku seksual pranikah berisiko terhadap kehamilan tidak diinginkan di Universitas Negeri Semarang Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Universitas Negeri Semarang usia remaja (18-24 tahun) yang berjumlah 26,486 orang. Jumlah sampel dihitung menggunakan rumus minimal sample size, didapatkan sampel 380 orang (laki-laki 197 orang,perempuan 183 orang). Sampel tersebut kemudian didistribusikan pada tiap-tiap fakultas secara proporsional, pengambilan sampel dilakukan secara random. Dari hasil uji ststistikdiperoleh p value 0,0001 pada taraf signifikasi (α=0,05) terlihat ada pengaruh yang signifikasi antara tingkat religiusitas dengan perilaku seksual pranikah berisiko KTD. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa tabulasi silang tingkat religiusitas, pengetahuan, sikap, persepsi peran gender, akses media pornografi, sikap orang tua, sikap teman dan perilaku seksual teman dekat dengan perilaku seksual pran ikah responden dapat hubungan yang signifikan antara tingkat religiusitas dengan prilaku seksual pranikah, Dari hasil uji ststistikdiperoleh p value 0,0001 pada taraf signifikasi (α=0,05) disimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara sikap dengan perilaku seksual pranikah berisiko KTD. a. Persamaan dengan penelitian ini adalah mengenai Kehamilan tidak diinginkan, sedangkan b. perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya terletak pada tempat penelitian, waktu penelitian, teknik sampling, populasi dan sampel penelitian.

20 Bahar Identifikasi faktor pendorong pernikahan dini dengan metode analisis faktor di Kota Medan Metode pengambilan data menggunakan teknik cluster sampling dengan besar sampel 60 orang, populasi yang digunakan adalah para remaja yang menikah pada rentan tahun Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 3 faktor dominan yang mempengaruhi keputusan remaja menikah di usia muda yaitu faktor ekonomi dan biologis (30,688%), faktor pergaulan (15,187%), dan faktor tradisi (13,682%). Faktor ekonomi dan biologis merupakan faktor dominan yang menjadi pengaruh terkuat dalam pengambilan keputusan remaja untuk menikah di usia muda. a. Persamaan dengan penelitian ini adalah peneliti mengenai pernikahan dini, sedangkan b. Perbedaan Peneliti sekarang dengan peneliti sebelumnya terletak pada variabel, teknik sampling, populasi dan sampel peneliti.

21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Jatiayu adalah salah satu desa dari sembilan desa yang ada di Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari sembilan Desa ini terdapat satu Desa yang memiliki angka kejadian pernikahan dini terbanyak yaitu Desa Jatiayu. Desa Jatiayu terdapat satu Polindes yang dikelola oleh bidan. Masyarakat Desa Jatiayu menganggap pernikahan dini adalah suatu kejadian yang biasa bahkan sudah menjadi kebudayaan atau turun menurun dari orang tuanya yang dulunya juga menikah pada usia muda. Di Desa Jatiayu tenaga kesehatannya belum pernah mengadakan penyuluhan mengenai pernikahan dini. Desa Jatiayu terdiri dari 13 Dusun yang meliputi Dusun Kedungdowo, Dusun Pengkol 2, Dusun Pengkol 3, Dusun Wonotoro, Dusun Sawahan 5, Dusun Candi 6, Dusun Candi 7, Dusun Kerdon, Dusun Tegalsari, Dusun Ngringin, Dusun Tuwuhan, Dusun Bangkan dan Dusun Sawahan Karakteristik Responden Hasil penelitian terhadap karakteristik responden berdasarkan usia menikah, pendidikan terakhir, usia orang tua saat menikah, pendidikan orang tua dan alasan menikah disajikan pada tabel berikut. 35

22 36 Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia menikah, pendidikan terakhir, usia orang tua saat menikah dan pendidikan orang tua remaja yang melakukan pernikahan dini di Desa Jatiayu Gunungkidul Yogyakarta Tahun 2015 No Karakteristik Responden Frekuensi Presentase (%) 1 Usia menikah tahun 1 2, tahun 10 21, tahun 36 76,6 2 Pendidikan terakhir Tidak sekolah 1 2,1 SD 13 27,7 SMP 31 66,0 SMA 2 4,3 3 Usia orang tua saat menikah 19 tahun 33 70,2 20 tahun 14 29,8 4 Pendidikan terakhir orang tua saat menikah Tidak sekolah 14 29,8 SD 28 59,6 SMP 3 6,4 SMA 2 4,3 Perguruan tinggi 0 0 Total ,0 (Sumber: Data sekunder, 2015)

23 37 Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan sebagian besar remaja yang melakukan pernikahan dini di Desa Jatiayu berusia tahun yaitu sebesar 36 responden (76,6%), mereka mayoritas berpendidikan SMP yaitu sebesar 31 responden (66,0%), orang tua remaja menikah pada usia 19 tahun yaitu sebesar 33 responden (70,2%), orang tua remaja mayoritas berpendidikan SD yaitu sebesar 28 responden (59,6%). Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Alasan Remaja Menikah di Desa Jatiayu Gunungkidul Yogyakarta Tahun 2015 No Karakteristik Responden Frekuensi Presentase (%) Alasan menikah 1 Hamil 43 91,5 2 Tidak hamil 4 8,5 Total ,0 (Sumber: Data Sekunder, 2015) Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa alasan remaja menikah dini yaitu karena hamil sebesar 43 responden (91,5%). 3. Tabulasi Silang Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Menikah dan Pendidikan Terakhir dengan Alasan Menikah Dini. Berikut adalah hasil tabulasi silang antara karakteristik remaja berdasarkan usia menikah, pendidikan terakhir, usia orang tua saat menikah dan pendidikan terakhir orang tua remaja dengan alasan menikah dini secara keseluruhan di Desa Jatiayu, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta

24 38 Tabel 4.3. Tabulasi Silang Antara Karakteristik Remaja Berdasarkan Usia Menikah, Pendidikan Terakhir, usia orang tua dan pendidikan terakhir orang tua Dengan Alasan Menikah Dini Secara Keseluruhan di Desa Jatiayu, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta tahun 2015 No Karakteristik Hamil Alasan Menikah Tidak Hamil Total F % F % F % 1 Usia menikah tahun 1 2,1 0 0,0 1 2, tahun 8 17,0 2 4, ,3 2 Pendidikan terakhir tahun 34 72,3 2 4, ,6 Tidak sekolah 1 2,1 0 0,0 1 2,1 3 Usia orang tua saat menikah SD 10 21,3 3 6, ,7 SMP 31 66,0 0 0, ,0 SMA 1 2,1 1 2,1 2 4,3 19 tahun 29 61,7 4 8, ,2 20 tahun 14 29,8 0 0, ,8 4 Pendidikan orang tua saat menikah Tidak sekolah 11 23,4 3 6, ,8 SD 27 57,4 1 2, ,6 SMP 3 6,4 0 0,0 3 6,4 SMA 2 4,3 0 0,0 2 4,3 Perguruan tinggi 0 0,0 0 0,0 0 0,0 Total 43 91,5 4 8, ,0 (Sumber: Data sekunder, 2015)

25 39 Tabel 4.2 dapat diketahui karakteristik berdasarkan usia menikah, pendidikan terakhir, usia orang tua saat menikah dan pendidikan terakhir orang tua remaja yang melakukan pernikahan dini dengan alasan hamil pada usia menikah tahun yaitu sebesar 34 responden (72,3%), pendidikan terakhir remaja yang menikah mayoritas berpendidikan SMP yaitu sebesar 31 responden (66,0%), orang tua remaja menikah pada usia 19 tahun yaitu sebesar 29 responden (61,7%) dan orang tua remaja mayoritas berpendidikan SD yaitu sebesar 27 responden (57,4%). B. Pembahasan 1. Karakteristik kejadian kehamilan tidak diinginkan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar karakteristik kejadian kehamilan tidak diinginkan pada remaja yang melakukan pernikahan dini karena hamil terlebih dahulu yaitu sebesar (91,5%). Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmad (2009), yang menyatakan bahwa ada beberapa kasus, diajukannya pernikahan karena anak-anak telah melakukan hubungan biologis layaknya suami istri. Karena kekhawatiran orang tua perempuan maka mereka segera menikahkan anaknya, karena menurut mereka anak sudah tidak perawan lagi, dan akan menjadi aib keluarga. Terlebih jika kondisi anak perempuan itu telah dalam keadaan hamil, maka orang tua cenderung menikahkan anak-anak tersebut.

26 40 Dengan kondisi seperti ini, jelas-jelas pernikahan yang akan dilaksanakan bukan lagi sebagaimana pernikahan yang diamanatkan UU bahkan agama. Pernikahan yang dilaksanakan berdasarkan rasa cinta saja kemungkinan di kemudian hari bisa goyah, apalagi jika pernikahan tersebut didasarkan keterpaksaan. Efek terbangkitnya dorongan seksual adalah keinginan untuk menyalurkan hasrat seksual dengan melakukan hubungan seks usia dini di luar ikatan pernikahan yang salah satu dampaknya adalah kehamilan yang tidak diinginkan (Mendatu, 2007). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Istiqomah (2014), yang berjudul Studi Kasus Pernikahan Dini di Desa Wukirsari Imogiri Bantul Yogyakarta bahwa penyebab pernikahan dini adalah kehamilan diluar nikah sebesar 60%. 2. Karakteristik kejadian kehamilan tidak diinginkan berdasarkan usia Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai usia remaja yang melakukan pernikahan dini dalam kategori usia tahun yaitu sebesar (76,6%). Hasil penelitian ini sesuai dengan data yang dikemukakan oleh BKKBN bahwa Indonesia merupakan negara ke-37 dengan jumlah pernikahan dini terbanyak di dunia. Masih banyak provinsi di Indonesia yang masyarakatnya menikah di usia tahun. Angka kejadian pernikahan dini di Indonesia tidak dapat di kategorikan rendah karena mencapai 46,7%.

27 41 Penelitian ini sejalan dengan penelitian Yunita (2014), yang berjudul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Pernikahan Usia Muda Pada Remaja Putri Di Desa Pagerejo Kabupaten Wonosobo bahwa sebagian besar responden yang melakukan pernikahan usia muda berusia 17 tahun sebesar (31,0%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang melakukan pernikahan dini mayoritas berpendidikan SMP sebesar (66,0%) dari total responden sebanyak 47 orang. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono (2011), pendidikan rendah menyebabkan remaja tidak mempunyai pandangan, wawasan, kepandaian, persepsi matang dan sebagainya mengenai informasi yang dibutuhkan kaitannya dengan masalah kesehatan reproduksi. Sebagai akibat, banyak terjadi perilaku seks yang menyimpang pada mereka yang berpendidikan sangat rendah apalagi disertai kemiskinan. Permasalahan akan muncul jika perempuan hamil terlebih dahulu sebelum menikah masih berstatus sebagai pelajar. Sehingga akan membuat malu atau aib keluarga yang menyebabkan mereka dikucilkan dari masyarakat (Surjadi, 2007). Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Yunita (2014), yang berjudul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Pernikahan Usia Muda pada Remaja Putri di Desa Pagerejo Kabupaten Wonosobo bahwa pernikahan dini paling banyak terjadi pada remaja dengan pendidikan sekolah dasar yaitu sebesar (42,9%).

28 42 3. Karakteristik kejadian kehamilan tidak diinginkan berdasarka usia dan pendidikan terakhir orang tua Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai usia orang tua remaja mayoritas menikah 19 tahun yaitu sebesar (61,7%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Purwaningsih (2013), yang berjudul Hubungan Pola Asuh Orang tua dengan Kejadian Pernikahan Usia Dini di Desa Jambu Kidul Ceper Klaten bahwa sebagian besar orang tua yang menikah 19 tahun sebesar (67,5%). Hal ini sesuai dengan pendapat pinem (2009), mengatakan bahwa bagi orang-orang yang hidup di awal abad ke-20 atau sebelumnya, pernikahan pada usia kurang dari 19 tahun adalah hal biasa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua remaja mayoritas berpendidikan SD yaitu sebesar (59,6%). Faktor yang paling dominan mempengaruhi seorang remaja melakukan perkawinan usia muda adalah faktor orang tua, orang tua mempunyai dampak yang besar terhadap perkembangan remaja dan masa depan remaja itu sendiri sarwono (2011). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Purwaningsih (2013), yang berjudul Hubungan Pola Asuh Orang tua dengan Kejadian Pernikahan Usia Dini di Desa Jambu Kidul Ceper Klaten bahwa pernikahan dini paling banyak terjadi pada orang tua dengan pendidikan sekolah dasar yaitu sebesar (64,0%).

29 43 4. Karakteristik alasan pernikahan dini pada remaja Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.2 menunjukkan karakteristik remaja berdasarkan usia dengan alasan menikah pada remaja yaitu mayoritas usia tahun menikah karena hamil sebesar 34 responden (72,3%). Tabulasi silang antara karakteristik remaja berdasarkan pendidikan dengan alasan menikah yaitu mayoritas berpendidikan SMP karena hamil sebesar 31 responden (66,0%). Karakteristik usia orang tua saat menikah dengan alasan remaja yang hamil mayoritas berusia 19 tahun yaitu sebesar 29 responden (61,7%) dan orang tua remaja mayoritas berpendidikan SD yaitu sebesar 27 responden (57,4%). Dari hasil wawancara pada petugas KUA bahwa pernikahan dini terjadi karena pergaulan bebas pada remaja yang mengakibatkan kehamilan diluar nikah. Pergaulan bebas sekarang sudah menjadi trend bagi anak muda zaman sekarang. Mereka sama sekali tidak memikirkan dampak pergaulan bebas. Mereka hanya memikirkan kepuasannya sendiri tanpa memikirkan dampak terhadap orang tuanya. Pendidikan rendah dan kebutuhan ekonomi juga memicu remaja melakukan pernikahan dini. Masalah dan dampak yang terjadi pada remaja yang menikah dini Menurut Romauli (2012) perkawinan yang dilangsungkan pada usia remaja umumnya akan menimbulkan masalah yaitu secara fisiologis alat reproduksi masih belum siap untuk

30 44 menerima kehamilan sehingga dapat menimbulkan berbagai bentuk komplikasi. Secara psikologis umumnya para pasangan muda keadaan psikologisnya masih belum matang, sehingga masih labil dalam menghadapi masalah yang timbul dalam perkawinan. Dampak yang dapat terjadi seperti perceraian pada pasangan yang umurnya pada waktu kawin relatif masih muda. Secara sosial ekonomi makin bertambahnya umur seseorang, kemungkinan untuk kematangan dalam bidang sosial ekonomi juga akan makin nyata. Pada umumnya dengan bertambahnya umur akan makin kuat dorongan mencari nafkah sebagai penopang (Romauli, 2012). C. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan diluar kemampuan peneliti sehingga hasil yang diharapkan belum maksimal. Keterbatasan dan kendala dalam penelitian ini meliputi: 1. Peneliti menggunakan data sekunder yang diperoleh dari KUA Karangmojo. 2. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi yang diambil berdasarkan catatan register, sehingga tidak dapat melihat kondisi responden yang sebenarnya.

31 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian di Desa Jatiayu Gunungkidul Yogyakarta dan pembahasannya di atas maka kesimpulan yang dapat diambil adalah: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kejadian kehamilan tidak diinginkan pada remaja yang melakukan pernikahan dini di Desa Jatiayu menunjukkan angka yang cukup tinggi yaitu hampir semua responden yang menikah dengan alasan hamil terlebih dahulu sebesar (91,5 %). 2. Pernikahan dini berdasarkan karakteristik responden mayoritas berusia tahun yaitu sebesar (76,6%). Berpendidikan SMP sebesar (66,0%). 3. Sebagian besar pernikahan dini berdasarkan karakteristik usia tahun dengan alasan menikah karena hamil yaitu sebesar (72,3%). 4. Sebagian besar pernikahan dini pada remaja mayoritas berpendidikan SMP dengan alasan menikah karena hamil yaitu sebesar (66,0%). 5. Sebagian besar orang tua remaja menikah pada usia 19 tahun dengan alasan remaja yang menikah karena hamil sebesar (61,7%). 6. Sebagian besar pendidikan orang tua yaitu SD dengan alasan remaja yang menikah karena hamil yaitu sebesar (57,4%). 45

32 46 B. Saran 1. Bagi Remaja Diharapkan remaja dapat menambah pengetahuan baik dari tenaga kesehatan, media elektronik dan cetak mengenai dampak dari kesehatan reproduksi apabila mengalami kehamilan sebelum melangsungkan pernikahan pada usia 19 tahun. 2. Bagi Tenaga Kesehatan Bidan diharapkan dapat melakukan pencegahan terhadap kejadian pernikahan dini berupa penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi kepada anak-anak SMP dan SMA yang ada disekolah. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan untuk dapat melakukan penelitian dan pengkajian yang lebih mendalam tentang faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pernikahan dini.

33 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta Ahmad. (2009). Pernikahan Dini. Jakarta: Salemba Medika Azinar, M. (2013). Perilaku Seksual Pranikah Berisiko Terhadap Kehamilan Tidak Diinginkan. Kemas. Vol 8, No 2, Bahar, A. Tarigan, G. Bangun, P. (2014). Identifikasi Faktor Pendorong Pernikahan Dini dengan Metode Analisis Faktor. Saintia Matematika, Vol 2, No 1, 1-11 BKKBN. (2012). Pernikahan Dini pada beberapa Provinsi di Indonesia Dahro, A. (2012). Psikologi Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Desiyanti, I. W. (2015). Faktor-faktor yang Berhubungan Terhadap Pernikahan Dini Pada Pasangan Usia Subur di Kecamatan Mafanget Kota Manado. Jikmu, Vol 5, No 2 Dinkes Kabupaten Gunungkidul. (2015). Profil Kesehatan Tahun Gunungkidul : Dinkes Kabupaten Gunungkidul Hidayat, A. (2014). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data Contoh Aplikasi Studi Kasus Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika Istiqomah, A. (2014). Studi Kasus Pernikahan Dini di Desa Wukirsari Imogiri Bantul Yogyakarta. Samudra Ilmu, Vol 5, No 2 Kementrian Agama DIY. (2015). Laporan Nikah, Talak, Cerai dan Rujuk Tahun Yogyakarta Kementrian Agama Gunungkidul. (2015). Laporan Nikah, Talak, Cerai dan Rujuk Tahun Gunungkidul Kusmiran, E. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika Mansur, H. (2009). Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Manuaba, IAC. Manuaba, IBGF. Manuaba, IBG. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Marmi. (2011). Asuhan Kebidanan pada masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar (2013). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

34 Mendatu, A. (2007). Kehamilan Tidak Diinginkan. Yogyakarta: Firma Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta Pinem, S. (2009). Kesehatan Reproduksi Dan Kontrasepsi. Jakarta: CV. Trans Info Media Poerwadarminto, WSJ. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Poltekkes Depkes Jakarta I. (2010). Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika Purwaningsih, E. (2013). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kejadian Pernikahan Dini di Desa Jambu Kidul Ceper Klaten. Involusi Kebidanan, Vol 4, No 7 Riskesdas. (2013). Masalah Reproduksi Remaja. Romauloi, S. (2012). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika Sarwono, S.W. (2011). Psikologi Remaj. Jakarta: Raja Grafindo Saryono. (2011). Metode Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press SDKI. (2012). Pernikahan Perempuan Muda di Indonesia. Soekanto, S. (2010). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Soetjiningsih. (2008). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto Sopiyudin. (2009). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sujarweni, A. (2014). Metodologi Penelitian Keperawanan. Yogyakarta: Gava Media WHO. (2014). The WHO Application of ICD-10 to deaths during pregnancy, childbirth and the puerperium: ICD-MM. Diakses pada tanggal 15 April 2016 Jam WIB. Widyastuti, Y. (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya

35 Yunita, A. (2014). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Pernikahan Usia Muda Pada Remaja Putri di Desa Pagerejo Kabupaten Wonosobo. Ngudi Waluyo, Vol 5, No 2

JoH Volume 4 Nomor 1 Januari 2017

JoH Volume 4 Nomor 1 Januari 2017 SIKAP REMAJA PUTRI TERHADAP PERNIKAHAN DINI DI DUSUN WONONTORO DESA JATIAYU KECAMATAN KARANGMOJO KABUPATEN GUNUNGKIDUL Ekawati 1), Kiki Indriyanti 2) 1) Program Studi D3 Kebidanan STIKES Jenderal Achmad

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO Andesia Maliana Akademi Kebidanan Gemilang Husada andesia.maliana@yahoo.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU Riske Chandra Kartika, Kamidah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN DENGAN PERNIKAHAN DINI DI KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN DENGAN PERNIKAHAN DINI DI KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN TAHUN HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN DENGAN PERNIKAHAN DINI DI KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2014-2015 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Arimbawati 201510104013 PROGRAM STUDI KEBIDANAN JENJANG

Lebih terperinci

GAMBARAN SIKAP REMAJA PUTRI TERHADAP PERNIKAHAN DINI DI DUSUN WONONTORO DESA JATIAYU KECAMATAN KARANGMOJO KABUPATEN GUNUNGKIDUL KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN SIKAP REMAJA PUTRI TERHADAP PERNIKAHAN DINI DI DUSUN WONONTORO DESA JATIAYU KECAMATAN KARANGMOJO KABUPATEN GUNUNGKIDUL KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN SIKAP REMAJA PUTRI TERHADAP PERNIKAHAN DINI DI DUSUN WONONTORO DESA JATIAYU KECAMATAN KARANGMOJO KABUPATEN GUNUNGKIDUL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI Annysa Yanitama, Iwan Permana, Dewi Hanifah Abstrak Salah satu masalah remaja adalah masalah

Lebih terperinci

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DI DUSUN WONONTORO DESA JATIAYU KECAMATAN KARANGMOJO KABUPATEN GUNUNGKIDUL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERNIKAHAN WANITA DI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERNIKAHAN WANITA DI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERNIKAHAN WANITA DI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Nur Khasananh Prodi D-IV Bidan Pendidik UNRIYO ABSTRAK Pernikahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muda). Diantaranya adalah keguguran,persalinan premature, BBLR, kelainan

BAB I PENDAHULUAN. muda). Diantaranya adalah keguguran,persalinan premature, BBLR, kelainan I.I Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Pernikahan dini adalah pernikahan pada remaja dibawah usia 20 tahun yang seharusnya belum siap untuk melaksanakan pernikahan. Masa remaja juga merupakan masa yang rentan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: DWI NURAINI NIM: 201410104222 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan yang terjadi pada remaja melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dimana remaja menjadi labil

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014 144 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 2, Agustus 2016 TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014 Suherni 1, Anita Rahmawati 1 1 Jurusan Kebidanan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Desa Swadaya Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2015

ABSTRAK. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Desa Swadaya Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2015 ABSTRAK Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Desa Swadaya Bone Tahun 2015 Yunita 1, Esse Puji Pawenrusi 1, Hamzah Tasa 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar,

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERNIKAHAN DINI DI DUSUN WONONTORO DESA JATIAYU KECAMATAN KARANGMOJO GUNUNGKIDUL KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERNIKAHAN DINI DI DUSUN WONONTORO DESA JATIAYU KECAMATAN KARANGMOJO GUNUNGKIDUL KARYA TULIS ILMIAH i GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERNIKAHAN DINI DI DUSUN WONONTORO DESA JATIAYU KECAMATAN KARANGMOJO GUNUNGKIDUL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DENGAN USIA MENIKAH PADA REMAJA YANG MENIKAH DI TAHUN 2015 DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDULYOGYAKARTA 2015

HUBUNGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DENGAN USIA MENIKAH PADA REMAJA YANG MENIKAH DI TAHUN 2015 DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDULYOGYAKARTA 2015 HUBUNGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH DENGAN USIA MENIKAH PADA REMAJA YANG MENIKAH DI TAHUN 2015 DI KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDULYOGYAKARTA 2015 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Yuyun Elitasari 201410104324

Lebih terperinci

PERSEPSI REMAJA TERHADAP PERNIKAHAN DINI DI SMAN 1 BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

PERSEPSI REMAJA TERHADAP PERNIKAHAN DINI DI SMAN 1 BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA PERSEPSI REMAJA TERHADAP PERNIKAHAN DINI DI SMAN 1 BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan pada Program Studi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN UNINTENDED PREGNANCY PADA REMAJA DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN UNINTENDED PREGNANCY PADA REMAJA DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN UNINTENDED PREGNANCY PADA REMAJA DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Lidya Yulanda sari 201510104281 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN PENDAHULUAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS Eny Pemilu Kusparlina (Akademi Kebidanan Muhammadiyah Madiun) ABSTRAK Pendahuluan: Angka aborsi di

Lebih terperinci

: THERESYA GATRA STERI

: THERESYA GATRA STERI PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MASA AKIL BALIGH PADA SISWA SD MUHAMMADIYAH JOGODAYOH BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : THERESYA

Lebih terperinci

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun adalah suatu periode masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik secara biologis, psikologis maupun secara sosial. Batasan usia

BAB I PENDAHULUAN. baik secara biologis, psikologis maupun secara sosial. Batasan usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan merupakan peristiwa penting dalam kehidupan. Dengan pernikahan, seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara biologis, psikologis maupun secara

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI DI SMA NEGERI 1 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2017

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI DI SMA NEGERI 1 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2017 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI DI SMA NEGERI 1 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2017 Irma Fitria 1*) Herrywati Tambunan (2) 1,2 Dosen Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA Febry Heldayasari Prabandari *, Tri Budi Rahayu Program Studi D3 Kebidanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. insan lawan jenis yang masih remaja dalam satu ikatan (Luthfiyah,

BAB I PENDAHULUAN. insan lawan jenis yang masih remaja dalam satu ikatan (Luthfiyah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan dini merupakan institusi agung untuk mengikat dua insan lawan jenis yang masih remaja dalam satu ikatan (Luthfiyah, 2008:56). Pola pikir zaman primitif dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 20 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DINI ARIANI NIM : 20000445 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKEM SLEMAN TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKEM SLEMAN TAHUN 2015 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKEM SLEMAN TAHUN 15 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Novi Erlina Setyawati 1411417 PROGRAM

Lebih terperinci

GAMBARAN KARAKTERISTIK PEREMPUAN YANG MENIKAH USIA DINI DI KECAMATAN BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN KARAKTERISTIK PEREMPUAN YANG MENIKAH USIA DINI DI KECAMATAN BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KARAKTERISTIK PEREMPUAN YANG MENIKAH USIA DINI DI KECAMATAN BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES A. Yani

Lebih terperinci

Faktor Penyebab Pernikahan Dini di Kelurahan Sampara Kabupaten Konawe

Faktor Penyebab Pernikahan Dini di Kelurahan Sampara Kabupaten Konawe Faktor Penyebab di Kelurahan Sampara Kabupaten Konawe Causes of Early Marriage in Sampara Village Konawe Wa Ana Sari, Yanti Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Avicenna. Abstrak

Lebih terperinci

GAMBARAN MOTIVASI REMAJA PELAKU PERNIKAHAN DINI DI KELURAHAN PELAMBUAN KECAMATAN BANJARMASIN BARAT

GAMBARAN MOTIVASI REMAJA PELAKU PERNIKAHAN DINI DI KELURAHAN PELAMBUAN KECAMATAN BANJARMASIN BARAT GAMBARAN MOTIVASI REMAJA PELAKU PERNIKAHAN DINI DI KELURAHAN PELAMBUAN KECAMATAN BANJARMASIN BARAT Yunita Muthahharah*, Mohammad Basit 1, Ika Mardiatul Ulfa 1 Sekolah Tinggi Kesehatan Sari Mulia Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Nigeria (79%), Kongo (74%), Afganistan (54%), dan Bangladesh (51%) (WHO,

BAB I PENDAHULUAN. di Nigeria (79%), Kongo (74%), Afganistan (54%), dan Bangladesh (51%) (WHO, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pernikahan dini adalah pernikahan pada remaja di bawah usia 20 tahun yang seharusnya belum siap untuk melaksanakan pernikahan. Masa remaja juga merupakan masa yang

Lebih terperinci

JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KABUPATEN KUDUS DIFFERENCE KNOWLEDGE OF TEENS FREE SEX

Lebih terperinci

Eka Sofiyatul Luthfiyah Zebua ABSTRAK

Eka Sofiyatul Luthfiyah Zebua ABSTRAK Gambaran Sikap Remaja Putri Kelas XI Tentang Perkawinan Usia Muda Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi di SMA Negeri 1 Waled Tahun 2013 Eka Sofiyatul Luthfiyah Zebua ABSTRAK dr. Endang

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA SEKS BEBAS DI SMK KESEHATAN JURUSAN FARMASI KABUPATEN KONAWE TAHUN 2017

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA SEKS BEBAS DI SMK KESEHATAN JURUSAN FARMASI KABUPATEN KONAWE TAHUN 2017 GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA SEKS BEBAS DI SMK KESEHATAN JURUSAN FARMASI KABUPATEN KONAWE TAHUN 2017 Oleh : 1 Rizky Amaliah, S.ST.Keb, 2 Cici Pradinatalia Abstrak Keberhasilan pembangunan

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB. PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB. SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Arum Yuliasari 201310104148

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Remaja 2.1.1 Definisi Remaja Masa remaja adalah periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan biologis, kognitif, dan

Lebih terperinci

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung Sari MN, Islamy N, Nusadewiarti A Faculty of Medicine in Lampung University

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL Ekawati, Dyah Candra Purbaningrum Stikes Jendral Ahmad Yani Yogyakarta, Jl.Ringroad Barat, Gamping Sleman Yogyakarta email: ekawati_1412@yahoo.com

Lebih terperinci

GAMBARAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA MUDA REMAJA PUTRI DI KECAMATAN SEDAYU KABUPATEN BANTUL TAHUN KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA MUDA REMAJA PUTRI DI KECAMATAN SEDAYU KABUPATEN BANTUL TAHUN KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA MUDA REMAJA PUTRI DI KECAMATAN SEDAYU KABUPATEN BANTUL TAHUN 2011-2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Ahli Madya Stikes Jenderal

Lebih terperinci

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DI TASIKMALAYA

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DI TASIKMALAYA 1 PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DI TASIKMALAYA 1 Sofia Februanti 1 Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Abstrak Pernikahan dini merupakan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KUNJUNGAN ULANG MASA NIFAS DI PUSKESMAS TEPUS 1 KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KUNJUNGAN ULANG MASA NIFAS DI PUSKESMAS TEPUS 1 KABUPATEN GUNUNGKIDUL 26 Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 1, April 2017 PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KUNJUNGAN ULANG MASA NIFAS DI PUSKESMAS TEPUS 1 KABUPATEN GUNUNGKIDUL Ekawati 1*, Haniah 2 ¹,2 Program Studi Kebidanan Stikes

Lebih terperinci

Akademi Kebidanan dan Keperawatan Bhakti Husada Bekasi. Abstrak

Akademi Kebidanan dan Keperawatan Bhakti Husada Bekasi. Abstrak Hubungan Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Dengan Sikap Remaja Terhadap Kehamilan Yang Tidak Diinginkan Pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Cikarang Utara Kab. Bekasi Tahun 2014 Relationship Of Knowledge

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama

BAB 1 PENDAHULUAN. orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, yaitu usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN PERSEPSI REMAJA PUTRI TENTANG PERNIKAHAN USIA DINI REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 BAMBANGLIPURO

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN PERSEPSI REMAJA PUTRI TENTANG PERNIKAHAN USIA DINI REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 BAMBANGLIPURO HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN PERSEPSI REMAJA PUTRI TENTANG PERNIKAHAN USIA DINI REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 BAMBANGLIPURO SKRIPSI Disusun oleh: Brigita Stefani 201510104003 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, perempuan usia 15-19

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, perempuan usia 15-19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi merupakan beban dalam pembangunan nasional. Faktor utama yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk adalah tingkat kelahiran.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH KELAS XI DI SMA I SEWON BANTUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH KELAS XI DI SMA I SEWON BANTUL HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH KELAS XI DI SMA I SEWON BANTUL SKRIPSI Disusun oleh: Atiek Prastiwi 201510104058 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin 2 STIKES Sari Mulia Banjarmasin *E-mail : Citramustika28@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG THE CORRELATION BETWEEN HUSBAND S SUPPORT WITH FREQUENCY OF PUERPERIAL REPEATED VISITATION IN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG Eni Fitrotun Imbarwati*) Dewi Elliana*) *)Akademi kebidanan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MASASE FUNDUS UTERI TERHADAP PENGETAHUAN DAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT ISLAM SAMARINDA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MASASE FUNDUS UTERI TERHADAP PENGETAHUAN DAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT ISLAM SAMARINDA ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MASASE FUNDUS UTERI TERHADAP PENGETAHUAN DAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT ISLAM SAMARINDA Jasmawati 1) Jurusan Kebidanan,

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS

PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Wulan Ratnaningsih 1610104273

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tahun untuk pria (BKKBN, 2011). Penyebab terjadinya

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tahun untuk pria (BKKBN, 2011). Penyebab terjadinya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan pada usia yang terlalu muda. Usia muda artinya, usia yang belum matang secara medis dan psikologinya. Usia

Lebih terperinci

PENELITIAN PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PERNIKAHAN DINI. Di Desa Baosan Kidul dan Desa Cepoko Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo

PENELITIAN PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PERNIKAHAN DINI. Di Desa Baosan Kidul dan Desa Cepoko Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo PENELITIAN PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PERNIKAHAN DINI Di Desa Baosan Kidul dan Desa Cepoko Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo Oleh : AFIFAH ANDAR RIANDITA NIM 12612133 PRODI D III KEPERAWATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TERJADINYA PARTUS LAMA EFFECT OF EARLY MARRIAGE OF OCCURRENCE PARTUS

PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TERJADINYA PARTUS LAMA EFFECT OF EARLY MARRIAGE OF OCCURRENCE PARTUS PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP TERJADINYA PARTUS LAMA EFFECT OF EARLY MARRIAGE OF OCCURRENCE PARTUS Nur Hidayati, Juni Setiawan Akademi Kebidanan Ibrahimy Sukorejo Situbondo Email : nurhidayati@akbidibrahimy.ac.id

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN SUMBER INFORMASI DENGAN TINDAKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP NEGERI 9 MANADO. Junita Ch. Wenas*, Adisti A. Rumayar*, Grace D. Kandou* *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

Hubungan Kondisi Sosial... Isrokiyah

Hubungan Kondisi Sosial... Isrokiyah HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN PERKAWINAN USIA DINI REMAJA PUTRI DI DESA TLOGOPUCANG DAN DESA CARUBAN KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG THE CORRELATION OF PARENTS SOCIAL ECONOMIC

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya pubertas, yaitu seseorang yang dulunya masih anak-anak menjadi mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya pubertas, yaitu seseorang yang dulunya masih anak-anak menjadi mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa remaja adalah periode perubahan fisik yang sangat monumental dimana terjadinya pubertas, yaitu seseorang yang dulunya masih anak-anak menjadi mampu secara seksual

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN Hajar Nur Fathur Rohmah, Ida Fitriana Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar Belakang: Keluarga Berencana

Lebih terperinci

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN DI SMA MASEHI KUDUS DESCRIPTION OF KNOWLEDGE ON ADOLESCENT

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERSEPSI TENTANG PERNIKAHAN DINI PADA SISWA KELAS X DI SMK N 1 SEWON KABUPATEN BANTUL DIY

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERSEPSI TENTANG PERNIKAHAN DINI PADA SISWA KELAS X DI SMK N 1 SEWON KABUPATEN BANTUL DIY PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERSEPSI TENTANG PERNIKAHAN DINI PADA SISWA KELAS X DI SMK N 1 SEWON KABUPATEN BANTUL DIY NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: DELYANA 201410104149 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS Sevi Budiati & Dwi Anita Apriastuti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Latar

Lebih terperinci

ABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA

ABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA THE CORRELATION OF KNOWLEDGE STUDENTS 4 th SEMESTER ABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA 2013 1 Nedy Malvirani Awuy 2 Farida Kartini 3 ABSTRACT

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Novi Dewi Saputri 201410104171 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 2, Agustus 2017 155 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA Dechoni Rahmawati 1 *, Siti

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA (Survei Pada Ibu Usia Kurang 20 tahun di Desa Wonoharjo Wilayah Kerja Puskesmas Pangandaran Kabupaten Ciamis) Susi Aprilyanti 1) Nur Lina

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN SIKAP DAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA KELAS X DAN XI DI SMA MUHAMMADIYAH SEWON BANTUL

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN SIKAP DAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA KELAS X DAN XI DI SMA MUHAMMADIYAH SEWON BANTUL HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN SIKAP DAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA KELAS X DAN XI DI SMA MUHAMMADIYAH SEWON BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Alifah Nurrahmawati 201510104006

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DALAM MENIKAHKAN ANAKNYA DI USIA REMAJA DI DUSUN JOTAWANG BANGUNHARJO BANTUL

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DALAM MENIKAHKAN ANAKNYA DI USIA REMAJA DI DUSUN JOTAWANG BANGUNHARJO BANTUL PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DALAM MENIKAHKAN ANAKNYA DI USIA REMAJA DI DUSUN JOTAWANG BANGUNHARJO BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Ita Susvitasari 201410104289

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Berhubungan Terhadap Pernikahan Dini Pada Pasangan Usia Subur di Kecamatan Mapanget Kota Manado

Faktor-Faktor yang Berhubungan Terhadap Pernikahan Dini Pada Pasangan Usia Subur di Kecamatan Mapanget Kota Manado ARTIKEL PENELITIAN Faktor-Faktor yang Berhubungan Terhadap Pernikahan Dini Pada Pasangan Usia Subur di Kecamatan Mapanget Kota Manado Factors Associated With Early Mariage In Couples Of Childbearing Age

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013). Tingkah laku yang

Lebih terperinci

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon Serambi Saintia, Vol. V, No. 1, April 2017 ISSN : 2337-9952 Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon Maya Maulida Fitri 1, Masyudi 2 1,2) Fakultas Kesehatan Masyarakat USM Email: masyudi29@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDIDIKAN ORANG TUA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DENGAN KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI DESA SUKOMULYO ABSTRAK

HUBUNGAN PENDIDIKAN ORANG TUA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DENGAN KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI DESA SUKOMULYO ABSTRAK HUBUNGAN PENDIDIKAN ORANG TUA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DENGAN KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI DESA SUKOMULYO Jumiatun ABSTRAK Pendidikan tentang sebaiknya diberikan kepada anak supaya anak tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalender atau 40 minggu atau 280 hari (Megasari, 2015). Kehamilan secara umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalender atau 40 minggu atau 280 hari (Megasari, 2015). Kehamilan secara umum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal atau alamiah bagi perempuan yang dimulai dari konsepsi sampai melahirkan bayi. Seorang ibu akan membutuhkan waktu untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Nur Khatim AH Tiaki 201510104338 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA

Lebih terperinci

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA Ita Rahmawati 1 INTISARI Perubahan tanda-tanda fisiologis dari kematangan seksual yang tidak langsung

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN DILUAR NIKAH PADA REMAJA DI KECAMATAN RANDUDONGKAL TAHUN 2013

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN DILUAR NIKAH PADA REMAJA DI KECAMATAN RANDUDONGKAL TAHUN 2013 HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN DILUAR NIKAH PADA REMAJA DI KECAMATAN RANDUDONGKAL TAHUN 2013 THE RELATIONSHIP OF PARENTING TO OUTSIDE MARRIAGE PREGNANCY AT ADOLESCENT IN THE RANDUDONGKAL

Lebih terperinci

Rina Indah Agustina ABSTRAK

Rina Indah Agustina ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERSEPSI PERILAKU SEKSUAL MAHASISWASEMESTER II PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA Rina Indah Agustina ABSTRAK Remaja merupakan

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Henni Nunung Vitasari

Disusun Oleh : Henni Nunung Vitasari PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH PADA REMAJA KELAS X DI SMA NEGERI 1 TANGEN KABUPATEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN Hafriani 1, Defiyani 2 1 Dosen Program Studi D III Kebidanan STIKes Bina Nusantara

Lebih terperinci

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK UMUR, PENDIDIKAN, PEKERJAAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER III DI WILAYAH PUSKESMAS UNGARAN KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG Dosen Prodi Keperawatan

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA SOSIAL (YOUTUBE) TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS REMAJA DI YAYASAN PENDIDIKAN X

PENGARUH MEDIA SOSIAL (YOUTUBE) TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS REMAJA DI YAYASAN PENDIDIKAN X PENGARUH MEDIA SOSIAL (YOUTUBE) TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS REMAJA DI YAYASAN PENDIDIKAN X KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Oleh: ENDAH WAHYUNINGSIH

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) PADA SISWI SMA N 1 PUNDONG BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun

Lebih terperinci

GAMBARAN PERILAKU REMAJA TENTANG PERNIKAHAN DINI DI DESA PLEMBUTAN KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

GAMBARAN PERILAKU REMAJA TENTANG PERNIKAHAN DINI DI DESA PLEMBUTAN KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA GAMBARAN PERILAKU REMAJA TENTANG PERNIKAHAN DINI DI DESA PLEMBUTAN KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan

Lebih terperinci

Abortus Spontan pada Pernikahan Usia Dini

Abortus Spontan pada Pernikahan Usia Dini Abortus Spontan pada Pernikahan Usia Dini Andrian dan Kuntoro Departemen Biostatistika dan Kependudukan FKM UNAIR Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Alamat korespondensi: Andrian E-mail:

Lebih terperinci

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KELUHAN FISIOLOGIS MASA KEHAMILAN DENGAN KETERATURAN FREKUENSI ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI BPS KARTIYEM KULON PROGO 1 Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7 PENELITIAN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7 Vivin Sabrina Pasaribu*, El Rahmayati*, Anita Puri* *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang *Dosen

Lebih terperinci

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2 Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Pemberian Pendidikan Kesehatan Reproduksi Berpengaruh Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Seks Bebas pada Remaja Kelas X dan XI

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO Asih Setyorini, Deni Pratma Sari ABSTRAK Perubahan pada masa remaja adalah hormon reproduksi

Lebih terperinci

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL Dewi Nurul Sari Akbid La Tansa Mashiro Jl.Soekarno-Hatta, Pasirjati, Rangkasbitung dewiluvmama12@yahoo.com Abstract The aim of this

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG SADARI DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI PONDOK PESANTREN ADDAINURRIYAH II SEMARANG

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG SADARI DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI PONDOK PESANTREN ADDAINURRIYAH II SEMARANG TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG SADARI DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI PONDOK PESANTREN ADDAINURRIYAH II SEMARANG Muliatul Jannah SST.,M.Biomed Dosen Universitas Islam Sultan Agung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa,

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa, 10 BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa, terutama kapasitas reproduksi yaitu perubahan alat kelamin dari tahap anak ke dewasa. Masa remaja yang

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL Oleh : MEIRINA MEGA MASTUTI 040112a028 PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN BANTUL Ayu Cahyaningtyas 1, Sujiyatini 2,Nur Djanah 3

FAKTOR RISIKO IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN BANTUL Ayu Cahyaningtyas 1, Sujiyatini 2,Nur Djanah 3 FAKTOR RISIKO IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN BANTUL Ayu Cahyaningtyas 1, Sujiyatini 2,Nur Djanah 3 1 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku seks dapat diartikan sebagai suatu perbuatan untuk menyatakan cinta dan menyatukan kehidupan secara intim. Sebagai manusia yang beragama, berbudaya, beradab

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia menikah ideal untuk perempuan adalah tahun dan tahun untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia menikah ideal untuk perempuan adalah tahun dan tahun untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia muda artinya, usia yang belum matang secara medis dan psikologinya. Usia menikah ideal untuk perempuan adalah 20-35 tahun dan 25-40 tahun untuk pria (BKKBN,

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI DESA LEMPONG KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI DESA LEMPONG KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI DESA LEMPONG KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR Karlinda Nuriya Afifah 1), Dwi Susilawati 2) 1,2) Jurusan Keperawatan, Fakultas Kedokteran,

Lebih terperinci

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA Ita Rahmawati 1, Asmawahyunita 2, Devi Rosita 3 INTISARI AKB di Indonesia tahun 2007 sejumlah 34 per 1000 kelahiran

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013 Nurbaiti Tenaga Pengajar Pada STiKes Ubudiyah Banda Aceh Abstrak Penyebab anemia adalah kurangnya konsumsi

Lebih terperinci

Oleh : Yeni Rosyeni dan Isti Dariah Stikes A. Yani Cimahi

Oleh : Yeni Rosyeni dan Isti Dariah Stikes A. Yani Cimahi HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DENGAN KEHAMILAN REMAJA DI PUSKESMAS CIPAGERAN CIMAHI UTARA TAHUN 2010 Oleh : Yeni Rosyeni dan Isti Dariah Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK Kehamilan pada masa

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN Lampiran I Summary FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013 Cindy Pratiwi NIM 841409080

Lebih terperinci