Ordinary Faith. Timothy Athanasios

Transkripsi

1 Ordinary Faith Timothy Athanasios

2 Bab I Para Pencari Kebenaran Dan Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan Kamu. (Yohanes 8:32) You want the truth? You can t handle the truth! Kutipan di atas adalah salah satu dari begitu banyak kata-kata yang tidak begitu bijak dari seorang ayah yang terhebat sekaligus terbodoh di dunia, yaitu Homer Simpson, figur ayah yang mengagumkan dalam film kartun The Simpsons, film kartun inspiratif favorit saya. Homer Simpson memiliki kebiasaan untuk selalu meng-ekspose kebodohan pribadi-nya, namun sesungguhnya di balik semua keanehannya itu, ia adalah seorang ayah yang sangat mencintai keluarganya, dan dengan sangat cerdas-nya, ia menyajikan rangkaian komedi satir kepada kita, para penonton, tentang potret kehidupan nyata seorang manusia biasa. Hal itu berarti bahwa apapun yang terjadi dalam kehidupannya, dapat 2

3 juga terjadi dalam kehidupan Anda ataupun kehidupan saya. Bagi saya, Homer Simpson setidaknya adalah sosok ayah terhebat nomor 2 di dunia! Tentu saja setelah PAPA yang telah bersusah payah untuk mendidik dan membesarkan saya, Thank you very much, pa, i ll make you proud one day. : ) Kebenaran Apa sih kebenaran? Kebenaran adalah sebuah kata yang paling banyak disalah-mengerti oleh begitu banyak orang sepanjang sejarah. Apa sih kebenaran? Suatu pertanyaan sederhana yang kerap kali menipu begitu banyak orang, tidak peduli pria ataupun wanita, kaya ataupun miskin, cerdas ataupun bodoh, elok ataupun buruk rupa. Dan yang paling mengagumkan adalah bahwa semua orang berlomba untuk mencari dan mendapatkannya, namun hanya sedikit yang mampu menemukannya. Namun jika Anda adalah termasuk salah seorang dari kawanan pencari kebenaran itu, maka saya akan 3

4 memberikan kepada Anda suatu petunjuk penting yang perlu Anda renungkan baik-baik, yaitu bahwa the truth is never about a search for being, but the truth is always about a search for meaning - kebenaran tidak pernah menjadi suatu pencarian akan suatu keberadaan, atau suatu bentuk, ataupun suatu profil tertentu, melainkan suatu pencarian akan sebuah makna kehidupan. Ketika saya beranjak dewasa, saya memiliki sebuah obsesi (yang tidak pernah kesampaian) untuk meniru dandanan kaum Rastafarian. Saya ingin sekali memiliki rambut gondrong gimbal (obsesi malas mencuci rambut), sampai kepada pakaian yang berwarna-warni; merah, kuning, hijau (di langit yang biru?), lengkap dengan gambar cannabis (ganja atau cimenk) dengan potret Bob Marley (satu-satunya icon Rastafarian yang saya tahu) yang menghiasi baju yang saya kenakan. Bukankah hal seperti itulah yang dinamakan mencari jati diri? Saya mencari suatu bentuk dan profil tertentu, namun di balik semua atribut tersebut, sesungguhnya 4

5 saya sama sekali tidak memahami apa makna sesungguhnya dari menjadi seorang Rastafarian. Namun semua itu hanya sebuah obsesi yang tidak kesampaian. Why? Karena saya pikir, saya tidak akan diakui sebagai anak oleh mama, jika saya berani tampil dengan dandanan seperti itu (^^,). Di balik obsesi saya yang tidak kesampaian itu (jangan-jangan Anda juga memiliki obsesi yang tidak kalah liarnya dengan saya ya?), Anda dan saya tumbuh dan dibesarkan di dalam lingkungan Gereja, dibesarkan secara Kristen, untuk berperilaku seperti layaknya orang Kristen, mengenakan setiap atribut Kekristenan, mulai dari kalung salib (Sahabat saya semenjak SMA yang bernama Michael Gerungan selalu mengatakan kepada orang-orang yang memakai kalung salib: Salib itu dipikul, bukan digantung! ), Alkitab yang selalu tersedia di dalam tas kerja kita (mungkin karena lupa diturunkan sehabis ibadah natal tahun lalu?), sampai kepada lagu-lagu rohani yang selalu kita dengarkan di mp3 kita (cobalah cari, 5

6 apakah ada lagu rohani yang memiliki genre musik melayu?). Di balik semua itu terdapat suatu kenyataan yang menyedihkan, yaitu bahwa di balik semua atribut Kristen tersebut, seringkali kita sama sekali tidak memahami apa makna sesungguhnya dari menjadi seorang Kristen. Oleh karena itulah, pencarian kita seharusnya bukanlah suatu pencarian untuk menemukan jati diri, melainkan suatu pencarian akan makna yang terkandung pada jati diri kita; yang sesuai dengan maksud dan tujuan mengapa kita boleh hidup dan eksis di dunia ini? X-Files mengajarkan bahwa the truth is out there kebenaran itu ada di luar sana, maka saya mengatakan yang sebaliknya, yaitu bahwa the truth is down here, inside my bible - kebenaran itu ada di sini, di dalam Alkitab saya. Kebenaran Alkitab Pertama-tama, kita harus terlebih dahulu sepakat untuk mengakui bahwa kebenaran yang absolut itu hanya ditemukan dan terangkum sepenuhnya di dalam Alkitab. 6

7 Mengapa demikian? Bukankah klaim seperti itu terdengar seperti klaim eksklusifitas Kristen? Bukankah klaim seperti itu mengindikasikan bahwa Alkitab-nya orang Kristen adalah satu-satunya sumber dari kebenaran yang seharusnya bersifat universal? Menanggapi hal itu, saya mengundang setiap pembaca yang untuk mencoba melihat dunia dengan menggunakan kacamata saya (yang bukan secara kebetulan, kacamata saya mencapai minus 17 dan bentuknya seperti pantat botol). Cobalah sehari saja Anda memakai kacamata saya, maka saya jamin besok pagi, Anda tidak akan pernah merasa sama lagi (yang artinya mungkin saja Anda akan mengalami gangguan penglihatan temporer yang disertai dengan depresi yang diakibatkan karena ketidakmampuan untuk melihat apapun selama satu hari penuh. Atau sebaliknya, Anda malah bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan telah mengaruniakan kepada Anda sepasang mata jasmani yang sehat. After all, You should be thankful not to wear these kind of glasses. Oleh karena itu Anda perlu memahami bahwa Alkitab adalah manifestasi Allah melalui FirmanNya yang 7

8 menyatakan tentang siapa dirinya dan apa hubungannya dengan eksistensi Anda sebagai manusia yang hidup di bumi ini. Itulah yang menyebabkan, mengapa Alkitab itu bersifat absolut dan kebenarannya sungguh tidak dapat disejajarkan dengan buku lain manapun di dunia ini. Saya ingin memperjelas maksud saya tentang kebenaran Alkitab yang absolut. Kekristenan tidak berusaha untuk mengatakan bahwa tidak ada kebenaran di dalam kitab-kitab suci agama lain, melainkan Kekristenan mengatakan bahwa Alkitab adalah benar dan apapun yang kontradiksi dengan pernyataan Alkitab adalah salah. Sebutlah Confucius sebagai contoh, Filsuf Tiongkok yang mengajarkan kebijaksanaan dan cara hidup yang arif, yang dianggap sebagai Nabi Besar oleh 1 milyar lebih orang Cina, pernah mengajarkan: Jangan lakukan terhadap orang lain, apa yang Anda tidak ingin orang lain lakukan terhadap Anda. Hal itu semacam Golden Rule Negatif yang bisa dibandingkan dengan Golden Rule Positif yang diajarkan oleh Kristus sendiri. 8

9 "Segala sesuatu yang Anda kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. (Matius 7:12) Agama-agama lain juga mengajarkan bahwa membunuh adalah salah, dan setiap anak wajib menghormati orang tuanya. Semua ajaran inipun selaras dengan ajaran Kekristenan. Jadi kesimpulannya adalah: Kekristenan tidak pernah mengajarkan bahwa hanya Alkitab-lah yang berisikan kebenaran, melainkan kekristenan menegaskan bahwa Alkitab adalah sungguh benar dan hal apapun yang kontradiksi dengan kebenaran Alkitab adalah salah. Dan ketika terdapat kontradiksi dalam doktrin agama-agama, maka tidak mungkin pertentangan-pertentangan itu sama-sama benar! 9