PENYELENGGARAAN SUSCATIN OLEH KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) DI KOTA TANGERANG SELATAN. Skripsi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENYELENGGARAAN SUSCATIN OLEH KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) DI KOTA TANGERANG SELATAN. Skripsi"

Transkripsi

1 PENYELENGGARAAN SUSCATIN OLEH KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) DI KOTA TANGERANG SELATAN Skripsi Skripsi ini diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) OLEH: DEVI CHAIRUNNISA NIM: PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ( A H W A L S Y A K H S I Y Y A H ) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2015

2

3

4

5 ABSTRAK DEVI CHAIRUNNISA. NIM PENYELENGGARAAN SUSCATIN OLEH KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) DI KOTA TANGERANG SELATAN.Konsentrasi Administrasi Keperdataan Islam. Program Studi Hukum Keluarga, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1436 H/2015 M. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan suscatin di KUA wilayah Kota Tangerang Selatan dan untuk mengetahui kendala yang ada di KUA Wilayah Kota Tangerang Selatan dalam melaksanakan suscatin. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode yag digunakan adalah metode yuridis empiris sumber data yag dipakai adalah selain dengan mempelajari data-data dari KUA Tagerang Selatan penulis juga melakukan penelitian dengan mewawacarai secara lagsung ke berapa kepala KUA di Wilayah Kota Tangerang Selatan, KUA yang dimaksud aladal KUA Ciputat, KUA Pamulang, KUA Pondok Aren dan KUA Serpong. Adapun metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan suscatin di KUA Wilayah Kota Tangerang Selatan tidak sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Nomor DJ. II/491 Tahun Artinya pelaksanaan kursus calon pengantindi KUA Wilayah Kota Tangerang Selatan itu tidak baik dari segi materi, durasi waktu, narasumber, modul dan sertifikasi itu tidak sesuai di Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Nomor DJ. II/491Tahun Adapun yang menjadi kendala kenapa pelaksanaan suscatin di KUA Wilayah Kota Tangerang Selatan tidak sama dengan Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Nomor DJ II/491 Tahun 2009 di sebabkan oleh beberapa faktor,setidaknya ada dua faktor yang perlu digaris bawahi yaitu kurangnya minat calon pengantin di KUA Wilayah Kota Tangerang Selatan karena terkait dengan kurang minatnya calon pengantin faktor utama calon pengantin tidak dapat menghadiri kursus calon pengantin, selain itu juga faktor kurangnya dana dari pemerintah terkait dengan kegiatan suscatin sehingga tidak berjalan sesuai dengan Peraturan pemerintah. Dosen Pembimbing : Dr. Hj. Mesraini, M. Ag. Kata kunci : Suscatin, pelaksaan, penerapan, kendala. Bahan Pustaka : 1990 sampai dengan 2015

6 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 4 D. Metodelogi Penelitian... 5 E. Review Studi Terdahulu... 9 F. Sistematika Penulisan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KUA DAN SUSCATIN A. Sejarah KUA 1. Sejarah KUA Tugas dan Fungsi KUA KUA dan BP B. Kursus Calon Pengantin (Suscatin) Menurut Perundang-undangan di Indonesia Pengertian Suscatin Tujuan Suscatin Dasar Hukum Suscatin v

7 BAB III PROFIL KUA DI WILAYAH KOTA TANGERANG SELATAN A. KUA Ciputat B. KUA Pamulang C. KUA Pondok Aren BAB IV IMPLEMENTASI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM DEPARTEMEN AGAMA NOMOR DJ.II/491 TAHUN 2009 TENTANG KURSUS CALON PENGATIN DI KUA WILAYAH KOTA TANGERANG SELATAN A. Pelaksanaan Suscatin di KUA Wilayah Tangerang selatan 1. KUA Ciputat KUA Pamulang KUA Pondok Aren KUA Serpong B. Analisis Terhadap Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Nomor DJ.II/491 Tahun 2009 Tentang kursus calon pengantin BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN vi

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan umatnya hingga akhir zaman. Dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis menyadari bahwa rintangan dan hambatan yang terus menerus datang silih berganti. Berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak maka segala kesulitan dan hambatan tersebut dapat diatasi dan tentunya dengan izin Allah SWT, serta dengan wujud yang berbeda-beda dapat diminimalisir dengan adanya nasihat dan dukungan yang diberikan oleh keluarga dan teman-teman penulis. Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tiada terhingga untuk semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil sehingga terselesaikannya skripsi ini. Tentunya kepada: 1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta pembantu Dekan I, II, III Fakultas Syariah dan Hukum. 2. Bapak Dr. H. Abdul Halim, M.Ag. Ketua program Studi Hukum Keluarga serta bapak Arip purqon, M.A selaku sekretaris Program Studi Hukum Keluarga yang telah bekerja dengan maksimal.

9 3. Ibu Dr. Hj. Mesraini, M.Ag. Sebagai pembimbing skripsi yang telah banyak membimbing, memberikan pencerahan, motivasi semangat ilmunya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan sangat penyabar. 4. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu-ilmu yang tak ternilai harganya, seluruh staff dan karyawan perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan bagian tata usaha Fakultas Syariah yang telah memberikan pelayanan yang terbaik. 5. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis yaitu ayahanda Herry dan ibunda Aminah yang telah memberikan motivasi serta arahan yang tak pernah jenuh serta tiada henti mendoakan penulis dalam menempuh pendidikan. Juga kapada kakak-kakak penulis Hadi dan Rifki Khairi, adik tercinta Dede Abizar, kaka ipar Desy Agusy dan Syukron Na im S.Sy yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat dengan penuh keikhlasan dan kesabaran yang tiada tara. 6. Sahabat-sahabatku yang terbaik Nabila Al Halabi, Khusnul Khotimah, Kicki Mayanti, Nur Azizah, Intan Pratiwi S.Sy, Juniarti Harahap S.Sy, Burhanatud Diana S.Sy dan Lia Yulianti yang telah memberikan masukan, saran, motivasi dan menghibur penulis. 7. Teman-teman Administrasi Keperdataan Islam angkatan 2011 yang telah memberikan saran dan motivasi kepada penulis.

10 Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan dan banyak yang perlu diperbaiki lebih dalam. Oleh karena itu, saran dan kritik penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan setiap pembaca dan umumnya serta menjadi amal baik di sisi Allah SWT. Semoga setiap bantuan, do a, motivasi yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT. Jakarta, 30 september 2015 Devi Chairunnisa

11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia serta kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1 Tujuan perkawinan untuk membentuk keluarga bahagia dan kekal tersebut senada dengan penjelasan Allah SWT dalam Q.S. Ar-Rum ayat 21 :.(الروم: (٢١ Artinya: Dan diantara tanda-tanda Kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (Q.S. Ar-Ruum:21) Sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan keluarga bahagia dan kekal tersebut adalah dengan dilaksanakannya Kursus Pra Nikah atau Kursus Calon Pengantin (Suscatin). Kursus Pra Nikah atau Kursus Calon Pengantin (Suscatin) itu merupakan implementasi dari Keputusan Menteri Agama No. 30 Tahun 1977 tentang Badan Penasehatan Perkawinan, Perselisihan dan Perceraian (BP4). Satusatunya badan penunjang sebagian tugas Departemen Agama dalam bidang Penasehatan Perkawinan, Perselisihan Rumah Tangga dan Perceraian. Ini tetap 1 UU Perkawianan Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1 1

12 2 berlanjut sampai sekarang. Berdasarkan MUNAS BP4 Jakarta Agustus 2004 dalam Pasal 5 disebutkan bahwa tujuan BP4 adalah untuk mempertinggi mutu perkawinan guna mewujudkan keluarga sakinah menurut ajaran Islam, salah satunya melalui program Kursus Pra Nikah. Kurus Pra Nikah ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang kehidupan rumah tangga/keluarga dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, warrahmah serta mengurangi angka perselisihan, perceraian, dan kekerasan dalam rumah tangga. 2 Selanjutnya dalam Peraturan Direkur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Nomor DJ.II/491 Tahun 2009 diinstruksikan bahwa setiap calon pengantin harus mengikuti Kursus Pra Nikah atau Kursus Calon Pengantin. Penyelenggara Kursus Calon Pengantin adalah Badan Penasehatan, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP4) atau Badan dan lembaga lain yang telah mendapat Akreditasi dari Departemen Agama. 3 Materi Kusus Calon Pengantin meliputi: a). Tatacara dan prosedur perkawinan (2 jam) b). Pengetahuan agama (5 jam) c). Peraturan Perundangan di bidang perkawinan dan keluarga (4 jam) d). Hak dan kewajiaban suami istri (5 jam) e). Kesehatan (Reproduksi sehat) (3 jam) 2 Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Kementrian Agama Nomor DJ.II/372 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kurus Pra Nikah, h. 4 3 Pasal 4 Peraturan Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama.

13 3 f). Manajemen Keluarga (3 jam) g). Psikologi perkawinan dan keluarga (2 jam) Materi Kursus Catin diberikan sekurang-kurangnya 24 jam pelajaran. Kursus Calon Pengantin tersebut dilakukan dengan metode ceramah, dialog, simulasi dan studi kasus. Sedangkan Narasumber terdiri dari konsultan perkawinan dan keluarga sesuai keahlian yang dimiliki. 4 Dengan demikian dapat dipahami bahwa sesungguhnya tujuan dari suscatin adalah untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang kehidupan rumah tangga/keluarga dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah serta mengurangi angka perselisihan, perceraian, dan kekerasan rumah tangga. 5 Persoalannya adalah apakah diterapkan atau tidak peraturan yang sudah ada oleh pemerintah di KUA tingkat Kecamatan Kota Tangerang Selatan, karena program suscatin sangat penting untuk diketahui oleh kalangan public khususnya para calon pasangan pengantin, karena program suscatin memiliki manfaat yang sangat besar. Penelitian ini akan dijabarkan dalam sebuah skripsi dengan judul: Penyelenggaraan Suscatin oleh Kantor Urusan Agama (KUA) Kota Tangerang Selatan. 4 Pasal 3 Peraturan Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama. 5 Pasal 2 Peraturan Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama.

14 4 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Untuk mempersempit dan mempermudah penelitian serta memperjelas pokok-pokok masalah yang akan dibahas dan diuraikan dalam skripsi ini, maka penulis membatasi masalah tersebut pada penyelenggaraan suscatin di KUA Wilayah Tangerang Selatan pada tahun 2014 yaitu meliputi KUA Ciputat, KUA Pamulang, KUA Pondok Aren dan KUA serpong. 2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah ini dapat dirinci dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut: a). Bagaimanakah pelaksanaan suscatin yang dilakukan di KUA Wilayah Kota Tangerang Selatan dalam Peraturan Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Nomor DJ.II/491 Tahun 2009? b). Apakah kendala yang dihadapi KUA Wilayah Kota Tangerang Selatan dalam menerapkan peraturan tentang suscatin dan bagaimanakah solusinya? C. Tujuan dan Manfaat Adapun yang menjadi tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan suscatin di KUA Wilayah Kota Tangerang Selatan.

15 5 b. Untuk mengetahui kendala yang ada di KUA Wilayah Tanggerang Selatan dalam menerapkan peraturan tentang suscatin dan solusinya. 2. Manfaat Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengharapkan beberapa manfaat atau kegunaan yang dapat diperoleh, diantaranya: a. Untuk petugas KUA penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan lebih banyak tentang pelaksanaan suscatin yang efektif. b. Untuk Kementerian Agama RI, khususnya Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Nomor DJ.II/491 Tahun c. Untuk membuka wawasan masyarakat mengenai pentingnya suscatin bagi para calon pengantin. D. Metologi Penelitian 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah KUA Wilayah Kota Tangerang Selatan. di KUA Wilayah Kota Tangerang Selatan ada 6 KUA, 2 diantaranya Ciputat Timur dan Serpong Utara, baru berdiri yaitu pada bulan April sedangkan yang saya teliti hanya 4 KUA aja karena meneliti suscatin di tahun Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode yuridis empiris. Penelitian ini bertitik tolak pada data primer dan pada umumnya mencari

16 6 jawaban terhadap kesenjangan antara hukum yang seharusnya (das sollen) dengan hukum kenyataanya (das sein) Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan penulis yaitu: a). Data Primer Data Primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian. Data penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara, kemudian data-data pelaksanaan suscatin yang diperoleh dari KUA serta survey yang penulis lakukan terhadap KUA Ciputat, KUA Pamulang, KUA Pondok Aren, dan KUA Serpong. Selain itu Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Nomor DJ.II/491 Tahun 2009 tentang Kursus Calon Pengantin juga di jadikan data primer dalam penelitian ini. b). Data Sekunder Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dengan jalan mengadakan studi kepustakaan atas pembahasan yang berhubungan dengan masalah yang diajukan yang memberikan penjelasan tentang bahan data primer. 7 Data ini bersifat pelengkap diperoleh dari tulisan- 6 Yayan Sopyan, Buku Ajar: Pengantar Metodologi Penelitian, (t.t, 2010), h.32 7 Ipah Farihah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta :Lembaga Penelitian UIN akarta dengan UIN Jakarta Press,2006) h. 45

17 7 tulisan berbagai referensi pada saat kuliah serta sumber tertulis lainnya yang relevan dengan penelitian ini seperti jurnal,website dan lain-lain. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis, karena tujuan dari penelitian mendapatkan data. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data menggunakan: a). Studi Dokumentasi Dokumentasi adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu lalu,seperti jurnal dan leteratur-leteratur. 8 Disini penulis melakukan studi dokumentasi terhadap objek yaitu lembaga KUA Wilayah Kota Tangerang untuk data jumlah pernikahan yang terjadi dan data jumlah pengantin yang mengikuti kursus calon pengantin (suscatin) pada tahun Serta dokumentasi tentang pelaksanaan suscatin pada masing-masing KUA tersebut. b). Wawancara Untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap mengenai pelaksanaan suscatin, pada masing-masing wilayah Kecamatan maka penulis melakukan wawancara langsung secara mendalam dengan para narasumber yang ada di Wilayah Kota Tangerang Selatan yaitu Kepala KUA Ciputat, Penghulu KUA Pamulang, Kepala KUA Pondok Aren dan Kepala KUA Serpong. Sedianya untuk KUA Pamulang pun penulis 8 W.Gub. Metode Penelitian. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.2002.h 123

18 8 berencana mewawancarai kepala KUA nya langsung, hanya saja karena acara lain diluar kantor sehingga dialihkan ke penghulu KUA Pamulang saja. Adapun metode wawancara yang di pakai adalah wawancara secara struktural, yaitu wawancara yang dilakukan oleh dua pihak, antara pewawancara dan yang diwawancarai dengan beberapa pertanyaan yang telah disiapkan melalui catatan yang disiapkan oleh pewawancara Alat Analisis Data Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengggunakan teknik analisis data dengan cara menganalisis dan mengambil kesimpulan dari seluruh data yang diperoleh penulis dari wawancara dan keperpustakaan yang diseleksi dan disusun, kemudian penulis melakukan klasifikasi data bertujuan untuk menyusun data berdasarkan bagian-bagian kategori tertentu karena data ini bersifat kualitatif maka teknik yang digunakan ialah metode analisis deskriptip maksudnya data-data tersebut akan tersaji dalam bentuk uraian. Uraian-uraian tersebut berdasarkan data-data yang didapatkan selama penelitian berlangsung di KUA Wilayah Tangerang Selatan. 9 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya) h. 233.

19 9 E. Review Studi Terdahulu Untuk memudahkan dan meyakinkan pembaca bahwa penulis tidak malakukan plagiasi atau duplikasi maka penulis menjabarkan review studi terdahulu dalam bentuk table berikut ini: No Identitas Metodelogi Penelitian Substansi 1. Maulana Ramadhan, (2012) Konsentrasi Administrasi Keperdataan Islam, dengan skripsinya yang Berjudul Peran BP4 dalam Meminimalisir Terjadinya Perceraian Menggunakan metode Kualitatif yaitu metode berhubungan dengan lapangan atau kenyataan Peran BP4 dalam meminimalisir terjadinya perceraian, lebih cenderung hanya membahas tugas dan wewenang BP4 itu sendiri dan dari situ dapat dilihat peranan BP4 dalam meminimalisir terjadinya 2 Maman Faturokhman, (2011) Konsentrasi Administrasi Keperdataan Islam, Kursus Pra Nikah: Teori dan Prakteknya di KUA Kecamatan Pesawan,Kabupaten Kuningan Jawa Barat Menggunakan Metode Kualitatif atau lapangan perceraian. mengulas tentang teori dan prakteknya di KUA tersebut, dan lebih menitik beratkan pada korelasi Kursus Pra Nikah, terhadap Pembentukan keluarga Sakinah. Sedangkan skripsi saya lebih melihat dari bagaimana penyelenggaraan Kursus calon pengantin di KUA Wilayah Kota Tangerang Selatan yang meliputi 4 KUA yaitu : KUA Ciputat, KUA Pamulang, KUA Pondok Aren dan KUA Serpong, sebagai salah satu program yang diberikan kepada para calon pengantin, guna memberikan pemahaman tentang keluarga sakinah. Apakah penyelenggaraan kursus calon pengantin itu sesuai dengan Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama Nomor DJ.II/491

20 10 Tahun 2009 atau tidak serta, kendala-kendala apa yang dihadapi dalam penerapan peraturan suscatin tersebut dan bagaimana solusinya. F. Sistematika Penulisan Untuk lebih mempermudah penambahan dan penulisan pada skripsi ini, maka penulis mengklasifikasikan permasalahan dalam beberapa bab dengan sistematika sebagai berikut: Bab I : Berisi PENDAHULUAN yang memuat latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metologi penelitian, riview studi terdahulu, sistematika penulisan. Bab II : Tinjauan umum tentang KUA dan suscatin, yang menguraikan tugas dan kewenangan KUA, sejarah KUA, tugas dan fungsi KUA, KUA dan BP4, Kursus calon pengantin (suscatin) menurut Perundang-undangan di Indonesia, pengertian suscatin, tujuan suscatin, dasar hukum penerapan suscatin, dan pelaksanaan suscatin. Bab III : Profil KUA di Wilayah Kota Tangerang Selatan, yang terdiri dari profil KUA Ciputat, KUA Pamulang, KUA Pondok Aren, KUA Serpong. Bab IV: Implementasi tentang kursus calon pengantin di KUA Wilayah Tangerang Selatan, yang akan menganalisis bagaimana pelaksanaan suscatin di KUA Wilayah Kota Tangerang Selatan, KUA Ciputat, KUA Pamulang, KUA Pondok Aren, kendala dan solusinya. Bab V: Penutup, yang berisi tentang kesimpulan dan saran.

21 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KUA DAN SUSCATIN A. Tugas dan Kewenangan KUA 1. Sejarah KUA Jauh sebelum bangsa Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia sudah mempunyai lembaga kepenghuluan yaitu semenjak berdirinya Kesultanan Mataram. Pada saat itu Kesultanan Mataram telah mengangkat seseorang yang diberi tugas dan wewenang khusus di bidang kepenghuluan. Pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda, Lembaga Kepenghuluan sebagai lembaga swasta yang diatur dalam suatu Ordonansi, yaitu Huwelijk Ordonantie S No. 348 jo S No. 467, Vorstenlandsche Huwelijk Ordonantie S No. 98 dan Huwelijs Ordonantie Buetengewesten S 1932 No Untuk Daerah Vorstenlanden dan seberang diatur dengan Ordonansi tersendiri. Lembaga tersebut di bawah pengawasan Bupati dan penghasilan karyawannya diperoleh dari hasil biaya nikah, talak dan rujuk yang dihimpun dalam kas masjid. 1 Kemudian pada masa Pemerintah Pendudukan Jepang, tepatnya pada tahun 1943 Pemerintah Pendudukan Jepang di Indonesia mendirikan Kantor Shumubu (KUA) di Jakarta. Pada waktu itu yang ditunjuk sebagai 1 Melia Fitri, Pelaksanaan Bimbingan Pranikah Bagi Calon Pengantin di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan, (Jakarta: 2014), h

22 12 Kepala Shumubu untuk wilayah Jawa dan Madura adalah KH. Hasyim Asy ari pendiri Pondok Pesantren Tebuireng Jombang dan pendiri Jam iyyah Nahdlatul Ulama. Sedangkan untuk pelaksanaan tugasnya, KH. Hasyim Asy ari menyerahkan kepada putranya K. Wahid Hasyim sampai akhir pendudukan Jepang pada bulan Agustus Sesudah merdeka, Menteri Agama H. M. Rasjidi mengeluarkan Maklumat No. 2, tanggal 23 April 1946 yang isi maklumat tersebut mendukung semua lembaga keagamaan dan ditempatkan ke dalam Kementrian Agama. 3 Departemen Agama adalah departemen perjuangan. Kelahirannya tidak dapat dipisahkan dengan dinamika perjuangan bangsa. Pada saat bangsa ini berjuang mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diproklamirkan, maka lahirlah Kementrian Agama. Pembentukan Kementrian Agama tersebut selain untuk menjalankan tugasnya sebagai penanggungjawab realisasi Pembukaan UUD 1945 dan pelaksanaan pasal 29 UUD 1945, juga sebagai pengukuhan dan peningkatan status Shumubu (Kantor Urusan Agama Tingkat Pusat) pada masa penjajahan Jepang. 4 2 Melia Fitri, Pelaksanaan Bimbingan Pranikah Bagi Calon Pengantin di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan, (Jakarta: 2014), h Melia Fitri, Pelaksanaan Bimbingan Pranikah Bagi Calon Pengantin di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan, (Jakarta: 2014), h Melia Fitri, Pelaksanaan Bimbingan Pranikah Bagi Calon Pengantin di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan, (Jakarta: 2014), h. 47

23 13 Berdirinya Departemen Agama Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal 3 Januari yang tertuang dalam Penetapan Pemerintah No. 1/SD Tahun 1946 tentang Pembentukan Kementrian Agama, dengan tujuan Pembangunan Nasional yang merupakan pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan demikian, agama dapat menjadi landasan moral dan etika bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan pemahaman dan pengamalan agama secara benar diharapkan dapat mendukung terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius, mandiri, berkualitas sehat jasmani rohani serta tercukupi kebutuhan material dan spiritualnya. 5 Guna mewujudkan maksud tersebut, maka di daerah dibentuk suatu Kantor Agama. Untuk di Jawa Timur sejak tahun 1948 hingga 1951, dibentuk Kantor Agama Provinsi, Kantor Agama Daerah (Tingkat Karesidenan) dan Kantor Kepenghuluan (Tingkat Kabupaten) yang merupakan perpanjangan tangan dari Kementrian Agama Pusat bagian B, yaitu : bidang Kepenghuluan, Kemasjidan, Wakaf dan Pengadilan Agama. Dalam perkembangan selanjutnya dengan terbitnya Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 517 Tahun 2001 tentang Penataan Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan, maka Kantor Urusan Agama (KUA) berkedudukan di wilayah Kecamatan dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota yang dikoordinasi oleh 5 Melia Fitri, Pelaksanaan Bimbingan Pranikah Bagi Calon Pengantin di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan, (Jakarta: 2014), h. 47

24 14 Kepala Seksi Urusan Agama Islam/Bimas Islam/Bimas dan Kelembagaan Agama Islam dan dipimpin oleh seorang Kepala, yang tugas pokoknya melaksanakan sebagian tugas Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota di bidang Urusan Agama Islam dalam wilayah Kecamatan. Dengan demikian, eksistensi KUA Kecamatan sebagai institusi pemerintah dapat diakui keberadaannya, karena memiliki landasan hukum yang kuat dan merupakan bagian dari struktur pemerintahan di tingkat Kecamatan Tugas dan Fungsi KUA Tugas Kantor Urusan Agama (KUA) adalah Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam yang bertugas melaksanakan sebagian tugas Kantor Kementrian Agama Kabupaten atau Kota di bidang urusan agama Islam. 7 Fungsi KUA : a. Pelaksana pelayanan, pengawasan, pencatatan, dan pelaporan nikah dan rujuk. b. Penyusunan sistismatik, dokumentasi dan pengelolaan sistem informasi manajemen KUA c. Pelaksaan Tata Usaha dan Rumah Tangga KUA d. Pelayanan Bimbingan Keluarga Sakinah 6 Melia Fitri, Pelaksanaan Bimbingan Pranikah Bagi Calon Pengantin di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan, (Jakarta: 2014), h Sumber data ini diperoleh dari poster yang berada di KUA Pondok Aren, dilihat pada tanggal 4 September 2015

25 15 e. Pelayanan Bimbingan Kemasjidan f. Pelayanan Bimbingan Pembinaan Syariah g. Serta penyelenggaraan fungsi lain di bidang Agama Islam yang di tugaskan oleh Kepala kantor Kementerian Agama Kabupaten atau kota 3. KUA DAN BP4 Berdasarkan keputusan Menteri Agama nomor 571 tahun 2001 tentang penataan organisasi Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamataan adalah melakukan sebagian tugas Kementerian Agama kantor kabupaten dibidang urusan agama Islam dan wilayah Kecamatan. Kantor Urusan Agama (KUA). 8 Sedangkan badan penasehatan, pembinaan dan pelestarian perkawinan (BP4) adalah merupakan organisasi profiseonal yang bersifat sosial keagamaan sebagai mitra kerja Departemen Agama dalam mewujudkan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah, berdasarkan Islam dan pancasila. Tujuan BP4 untuk mempertinggi mutu perkawinan guna mewujudkan keluarga sakinah menurut ajaran agama Islam untuk mencapai masyarakat dan bangsa Indonesia yang maju, mandiri, bahagia, sejahtera, material, dan spiritual. 8 Hasil MUNAS BP4 ke XIV/2009 Jakarta,1-3 Juni 2009

26 16 Untuk mencapai tujuan sebagaimana tersebut pada pasal 4 dan 5 BP4 mempunyai upaya dan usaha sebagai berikut : 1. Memberikan bimbingan, penasehatan dan penerangan mengenai nikah, talak, cerai, rujuk kepada masyarakat baik perorangan maupun kelompok 2. Memberikan bimbingan tentang peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan keluarga 3. Memberikan bantuan mediasi kepada para pihak yang berpekara di Pengadilan Agama 4. Memberikan bantuan advokat dalam mengatasi masalah perkawinan, keluarga dan perselisihan rumah tangga di Pengadilan Agama 5. Menunjukan terjadinya perselisihan serta perceraia, poligami yang tidak bertanggung jawab, pernikahan di bawah umur dan pernikahan tidak tercatat 6. Bekerja sama dengan instansi, lembaga dan organisasi yang memiliki kesamaan tujuan baik di dalam maupun di luar negeri 7. Menerbitkan dan menyebarluaskan majalah perkawinan dan keluarga, buku, brosur, dan media elektronik yang dianggap perlu 8. Menyebarkan kursus calon pengantin, penataran/pelatihan, diskusi, seminar dan kegiatan-kegiatan sejenis yang berkaitan dengan perkawinan dan keluarga

27 17 9. Menyebarkan pendidikan keluarga untuk meningkatkan penghayatan dan pengenalan nilai-nilai keimanan, ketakwaan dan akhlakul karimah dalam rangka membina keluarga sakinah. 10. Berperan aktif dalam kegiatan lintas sektoral yang bertujuan membina keluarga sakinah 11. Meningkatkan upaya pemberdayaan ekonomi keluarga 12. Upaya dan usaha lain yang dipandang bermanfaat untuk kepentingan organisasi serta bagi kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga. 9 KUA dan BP4 memiliki keterkaitan yang sangat erat, karena mereka sama-sama memiliki tujuan untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawadah dan warrahmah. B. Kursus Calon Pengantin (Suscatin) Menurut Perundang-undangan di Indonesia 1. Pengertian Suscatin Suscatin adalah pemberian bekal pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam waktu singkat kepada catin tentang kehidupan rumah tangga atau keluarga. 10 Pasangan yang melakukan catin adalah laki-laki Muslim dan perempuan muslimah yang akan menjalani kehidupan rumahtangga dalam suatu ikatan pernikahan Hasil MUNAS BP4 ke XIV/2009 Jakarta, 1-3 Juni Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Nomor DJ. II/372 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyrlenggaraan Kursus Pra Nikah, Pasal 1 ayat 2 11 Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Nomor DJ. II/372 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyrlenggaraan Kursus Pra Nikah, Pasal 1 ayat 1

28 18 Suatu pasangan yang akan menikah pasti ingin menjadikan keluarganya menjadi keluarga sakinah.yang dimaksud dengan keluarga sakinah adalah keluarga yang didasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi hajat spiritual dan material secara serasi dan seimbang, diliputi suasana kasih sayang antara internal kelurga dan lingkungannya, mampu memahami, mengamalkan dan memperdalam nilai-nilai keimanan, ketakwaan dan akhlaqul karimah. 12 Sebagian orang masih banyak yang bingung antara kursus calon pengantin dengan kursus pra nikah padahal dua hal itu berbeda. Kursus calon pengantin adalah pemberian bekal pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang difokuskan kepada calon pengantin yang akan melangsungkan perkawinan dalam waktu dekat. Sedangkan kursus pra nikah adalah pemberian bekal pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan penumbuhan kesadaran kepada remaja usia nikah tentang kehidupan rumah tangga dan keluarga. 13 Tampak perbedaannya bahwa pra nikah tersebut bukan hanya untuk calon pengantin saja melainkan untuk orang yang sudah masuk usia nikah seperti anak sekolah SMA, mereka-mereka ini sudah perlu untuk diberikan pemahaman tentang keluarga atau rumah tangga, bagaimana 12 Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Nomor DJ. II/372 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyrlenggaraan Kursus Pra Nikah, Pasal 1 ayat 3 13 Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Nomor DJ. II/372 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyrlenggaraan Kursus Pra Nikah, h. 3

29 19 dalam menjalani biduk rumah tangga yang baik sehingga dapat tercipta keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah di kemudian hari. 2. Tujuan Suscatin Tujuan suscatin adalah untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang kehidupan rumah tangga atau keluarga dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah serta mengurangi angka perselisihan, perceraian, dan kekerasan dalam rumah tangga. 14 Tujuan suscatin ini sejalan dengan tujuan perkawinan seperti yang dicantumkan dalam Undang-undang. Dalam Undang-undang perkawinan di Indonesia disebutkan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia serta kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 15 Begitu juga, tujuan tersebut sesuai dengan panduan ayat Al-Qur an Surat Ar-Rum ayat 21 disebutkan bahwa:.(الروم: (٢١ Artinya: Dan diantara tanda-tanda Kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung 14 Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Nomor DJ. II/372 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyrlenggaraan Kursus Pra Nikah, Pasal 2 15 UU Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1

30 20 dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (Q.S. Ar-Ruum:21) Agar tujuan itu tercapai maka dilakukan suscatin, yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan calon suami istri tentang kehidupan rumah tangga atau keluarga dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah serta mengurangi angka perselisihan, perceraian, dan kerasan dalam rumah tangga. 3. Dasar Hukum Penetapan Suscatin Dalam peraturan Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam tentang kursus calon pengantin Nomor DJ.sII / 2009 tanggal 10 Desember 2009 yang berwenang menyelenggarakan kursus calon pengantin adalah Badan Penasehatan, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinaan (BP4) atau Badan dan lembaga lain yang telah mendapat Akredritasi dari Kementerian Agama. Merujuk kepada peraturan Direktur Jendral (Dirjen) tersebut maka kegiatan suscatin sesungguhnya dimaksudkan untuk mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah. Selain itu, mengurangi angka perselisihan, perceraian. Adapun dasar hukum yang menjadi dasar penetapan kursus calon pengantin adalah : 1. UU Nomor I Tahun 1974 tentang Perkawinan.

31 21 Pasal 1 bab 1 Undang-undang Tahun 1974 Pernikahan ialah ikatan lahir batin antara seseorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa. 2. UU Nomor 10 Tahun 1992.Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera. Pasal 4 ayat (2) dilakukan upaya pembinaan dan pengembangan kualitas keluarga. Agar terciptanya keluarga yang bahagia. 3. Keputusan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 1999, tentang Pembinaan Keluarga Sakinah. 16 Poin ke dua program utama pembinaan gerakan keluarga sakinah adalah menanamkan nilai-nilai keimanan, ketaqwaan dan akhlaq mulia melalui pendidikan agama di lingkungan keluarga, masyarakat dan pendidikan formal, pemberdayaan ekonomi umat, pembinaan gizi, kesehatan, sanitasi lingkungan dan pencegahan penularan HIV / AIDS serta penyakit berbahaya lainnya. 4. Keputusan Menteri Agama (KMA) No.477 tahun 2004, tentang pemberian wawasan tentang perkawinan dan rumah tangga kepada calon pengantin melalui kursus calon pengantin. 16 Kanwil Depag Provinsi Jawa Tengah, Pembinaan Keluarga Sakinah dan Gerakan Sadar zakat, Semarang,2000, h. 2

32 22 5. Surat Edaran Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (SE Dirjen Bimas Islam) Nomor. DJ.II/PW.01/1997/2009 tentang kurus calon Pengantin. 17 Kursus Catin dilakukan dengan metode ceramah, dialog, simulasi, dan studi kasus. Sedangkan materi Kursus Catin diberikan sekurangkurangnya 24 jam pelajaran. Materi Kursus Catin ini meliputi: 1. Tatacara dan prosedur perkawinan (2 jam) Tata cara dan prosedur perkawinan merupakan tahapan yang harus dijalankan oleh calon pengantin meliputi persyaratan-persyaratan yang bersifat administrasi.yang menjadi narasumber ini adalah dari Kantor Urusan Agama, dengan waktu 2 (jam) pelajaran.adapun materimaterinya antra lain: Persyaratan Administrasi: a. Meminta surat keterangan dari Desa/ Kelurahan masing-masing : 1) Keterangan untuk Nikah (Model N1) 2) Keterangan asal usul (Model N2) 3) Surat persetujuan mempelai (Model N3) 4) Surat Keterangan Orng Tua (Model N4) 5) Surat pemberitahuan untuk menikah (Model N7) b. Menyerahkan foto 2X3, 3 lembar c. Foto copy KTP dan Kartu Keluarga (KK) 17 BP4. Majalah Perkawinan dan Keluarga,No.452/xxxv 111/2010, h.4

33 23 2. Pengetahuan agama (5 jam) 3. Peraturan Perundangan di bidang perkawinan dan keluarga (4 jam) 4. Hak dan kewajiban suami Istri (5 jam) 5. Kesehatan (Repruduksi sehat) (3 jam) 6. Manajemen keluarga (3 jam) 7. Psikologi perkawinan dan keluarga (2 jam ) 18 Ada dua tujuan yang ingin di capai dalam pemberian materi dalam peraturan di setiap sesi yang akan diberikan kepada suscatin diantaranya adalah : 19 Sesi I : Akad Nikah Tujuan Umum : Agar perseta memahami atau mengenal tentang tata cara pelaksanaan akad nikah secara detail. Tujuan Khusus : a. Peserta mampu menjabarkan rangkaian tata cara pelaksanaan akad nikah. b. Peserta mampu melakukan koordinasi yang baik dengan instansi terkait untuk pelaksanaan program agar sukses di masyarakat. Sesi II : Hukum Perkawinan Tujuan Umum : 18 Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Nomor DJ. II/372 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyrlenggaraan Kursus Pra Nikah, Pasal 3 19 Dirjen Bimas Islam Dan Urusan Haji Departemen Agama RI,Modul TOT Kursus Calon Pengantin (Jakarta Departemen Agama RI Proyek Peningkatan Kehidupan Keluarga Sakinah Dirjen Bimas Islam, 2000), h. 3

34 24 Agar peserta dapat mengetahui atau mengenal hukum perkawinan dan mengamalkan kepada orang lain. Tujuan khusus : a. Peserta mampu menjabarkan hukum perkawinan secara rinci dan menyampaikan tujuan dari perkawinan yang dimaksud (menurut ajaran Islam). b. Peserta mampu mengidentifikasi masalah yang timbul dari perkawinan dan mengantisipasi upaya pemecahan masalah. 20 Sesi III : Reproduksi Sehat Tujuan Umum : Peserta mengetahui dan memahami aspek-aspek kesehatan reproduksi serta penyakit-penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan kelamin atau seksual seksual serta kaitannya dengan HIV atau Aids. Tujuan khusus : a. Peserta mampu menjelaskan anatomi dan fungsi alat repoduksi manusia. b. Peserta mampu menjelaskan perubahan-perubahan biologis yang terjadi pada masa akil baliqh atau remaja. c. Peserta mampu menjelaskan mengenai proses kehamilan. d. Perta mampu menjelaskan perilaku seksual yang sehat dan benar. e. Peserta mampu menjelaskan perilaku yang berisiko dan akibat yang akan di timbulkannya. f. Peserta mampu menjelaskan penyebab dan gejala penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin atau seksual yang banyak terjadi di masyarakat. g. Peserta mampu menjelaskan kaitan erat antara PMS dengan HIV atau AIDS. h. Peserta mampu menjelaskan upaya pencegahan atau menghindari PMS. Sesi IV : Psikologi Perkawinan 20 Dirjen Bimas Islam Dan Urusan Haji Departemen Agama RI, Modul TOT Kursus Calon Pengantin, h. 22

35 25 Agar peserta memahami arti dari psikologi sebagai ilmu sehubungan dengan tingkah laku manusia pada umumnya maupun yang bersangkutan dengan perkawinan pada khususnya. Tujuan khusus : a. Peserta mampu menjabarkan arti psikologi kaitannyan dengan psikologi perkawinan. b. Peserta mampu menjelaskan faktor-faktor esensial antara lain : kesiapan secara fisik, kematangan secara mental, dan kematangan secara social. c. Mampu melakukan kordinasi yang baik dengan kerjasama dalam pelaksanaan program bersama instansi terkait. Sesi V : Problematika yang muncul dalam keluarga Tinjauan umum : Agar peserta dapat memahami sekaligus menjabarkan hal-hal yang memungkinkan akan menimbulkan problematika dalam keluarga. Tujuan khusus : a. Peserta dapat menjelaskan dengan rinci faktor-faktor problematika yaitu : cemburu yang berlebihan, ekonomi yang kurang memadai, perselingkuhan, dan akhlak yang buruk. b. Mampu mengidentifikasi masalah sekaligus memberi solusi yang terbaik. c. Mampu melakukan kordinasi dan kerjasama yang baik dengan instansi terkait pelaksanaan program. Sesi VI : Penanaman nilai-nilai keamanaan, ketaqwaan, dan akhlaqul karimah. Tinjauan umum : Menanamkan, mengamalkan, dan menghayati nilai-nilai keimanan ketaqwaan dan akhlak mulia dalam kehidupan keluarga, masyarakat,

36 26 berbangsa dan bernegara melalui pendidikan agama dan pendidikan formal. Tujuan khusus: a. Agar peserta bias menanamkan, mengamalkan dan menghayati nilainilai keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia pada dirinya dan keluarga dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. b. Agar peserta menjadi tauladan dalam keluarga dan masyarakat. Sesi VII : Tuntutan Ibadah Tujuan umum : Agar peserta memahami atau menghayati tuntutan ibadah dalam Islam beserta manfaat dari segala aturan yang terkandung pada ajaran Islam. Tujuan khusus : a. Peserta mampu menerima dan melaksanakan tuntutan ibadah yang menjadi aturan dalam agama Islam. b. Peserta mampu meningkatkan ilmu dan mencari aturan-aturan yang terkandung dalam al-qur an serta mengamalkan dan mampu menjelaskan kepada masyarakat. c. Peserta mampu menjelaskan tentang rukun Islam secara rinci dan jelas serta mengamalkannya. Sesi VIII : Pendidikan agama dalam keluarga Tujuan umum : Agar peserta memahami atau menghayati tentang pengembangan dan pengenalan nilai-nilai keimanan, ketaqwaan, dan akhlakul karimah dalam kehidupan keluarga dan lingkungannya. Tujuan khusus : a. Mampu menciptakan kesejukan dalam berkeluarga. b. Peserta mampu meningkatkan ukhuwah Islamiyah. c. Mampu menurunkan angka kriminalitas. d. Menurunkan angka perkelahian atau tauran pelajar.

37 27 Butiran-butiran yang diberikan dengan mudah dapat diterima oleh masing-masing calon pengantin karena mereka dalam keadaan senang, suka sama suka. Namun, ada pula yang menjadi sulit menerima nasehat bila perkawinan itu ada unsur keterpaksaan atau harus dilakukan sebagai pertanggung jawaban terhadap perbuatan yang terlanjur dilakukan sebelumnya. Bahkan mereka sama sekali tidak mau menerima atau tidak ingin sama sekali menerima nasehat Departemen Agama, Pedoman konseling perkawinan, ( Jakarta: Depag RI, Direktur Jendral Bimbingan Islam dan Penyelenggaraan Haji Proyek Peningkatan Kehidupan Keluarga Sakinah, 2004), h.41

38 BAB III PROFIL KUA DI WILAYAH KOTA TANGERANG SELATAN A. KUA Ciputat 1. Kondisi Umum KUA Ciputat Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ciputat adalah salah satu unit kerja Kementerian Agama Kantor Kota Tangerang Selatan yang bertugas melaksanakan sebagian tugas Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan di bidang urusan agama Islam dalam wilayah Kecamatan Ciputat, dan Kecamatan Ciputat Timur yang berada pada wilayah Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ciputat beralamat di jalan H.Usman Nomor 2 Ciputat Kota Tangerang Selatan Geografis KUA Kecamatan Ciputat Kantor Urusan Agama Kecamatan Ciputat terletak dibagian tengah Kota Tangerang Selatan tepatnya di Kelurahan Cipayung Kecamatan Ciputat, yang mana Kantor Urusan Agama Kecamatan Ciputat dalam melaksanakan pelayanan masyarakat, melayani masyarakat Kecamatan Ciputat dan Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan yang terletak dibagian Timur Propinsi Banten yaitu pada titik koordinat 106,40 sampai dengan Bujur Timur dan 06,16 sampai dengan Lintang Selatan dan 1 Profil KUA Kecamatan Ciputat, h.1 28

39 29 secara administratif melayani 2 kecamatan dengan 13 kelurahan, dengan luas wilayah ± 3381 Ha. Batas wilayah kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan Ciputat adalah meliputi wilayah Kecamatan Ciputat dan Kecamatan Ciputat Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta di kecamatan Pesangrahan dan Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan. Sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi DKI Jakarta di Kecamatan Cilandak dan Provinsi Jawa Barat di Kota Depok, Kecamatan Limo. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan. Sebelah Barat Berbatasan dengan Kecamatan Serpong dan Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan. Wilayah Kecamatan Ciputat dan Ciputat Timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Propinsi Jawa barat di kota Depok dibatasi dengan batas alam yaitu kali Pesangrahan. Jadi Kecamatan Ciputat dan Kecamatan Ciputat Timur merupakan kawasan penyangga ibukota. Kecamatan Ciputat dan Ciputat Timur adalah merupakan dataran rendah dengan topografi yang relative datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0-3 % sedangkan ketinggian wilayah antara 0-25m dari permukaan laut.

40 30 3. Tugas Pokok dan Fungsi KUA Ciputat Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 517 Tahun 2001 tentang Penataan organisasi Kantor Urusan agama Kecamatan, adapun tugas pokok Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ciputat adalah melaksanakan sebagian tugas Kementerian Agama Kantor Kota Tangerang Selatan di bidang urusan agama Islam dalam wilayah Kecamatan Ciputat dan Kecamatan Ciputat Timur. Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ciputat dipimpin oleh seorang kepala yang mempunyai tugas dan fungsi sebagaimana termaktub dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 477 Tahun 2004 Tentang Pencatatan nikah pasal 2 ayat 1 sebagai berikut : Menyelenggarakan statistic dan dokumentasi Menyelenggarakan surat menyurat, pengurusan surat, kearsipan, dan rumah tangga KUA Melakukan pembinaan kepenghuluan, keluarga sakinah, ibadah sosial, pangan halal, kemitraan, zakat, wakaf, ibadah haji, dan kesejahteraan keluarga sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku Mengatur pola kerja para penghulu yang berada di lingkungan wilayah kerjanya.

41 31 Kepala KUA Kecamatan Ciputat dalam pelaksanaan tugasnya memimpin dan mengkoordinasikan semua kegiatan kantor dalam bentuk bimbingan serta petunjuk pelaksanaan (juklak) masing-masing staff, dengan mematuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan bertanggung jawab kepada Kepala kementerian Agama Kantor Kota Tangerang Selatan. 4. Visi & Misi KUA Kecamatan Ciputat Untuk melaksanakan tugas di atas, Kantor Urusan Agama Kecamatan mengacu pada visi dan misi Direktorat Urusan Agama Islam. Visi Direktorat Urusan Agama Islam adalah Seluruh keluarga muslim Indonesia bahagia dan sejahtera baik material maupun spiritual yang mampu memahami, mengamalkan dan menghayati nilai-nilai keimanan, ketaqwaan dan akhlakul karimah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sedangkan misi yang dirumuskan Direktorat Urusan Agama Islam adalah Meningkatkan pelayanan prima dalam pencatatan pernikahan, pengembangan keluarga sakinah, pembinaan jaminan produk halal, pembinaan ibadah sosial dan kemitraan umat Islam. 2 Adapun visi KUA kecamatan Ciputat adalah: Terwujudnya Pelayanan Prima Dalam Bidang Urusan Agama Islam. 2 Profil KUA Kecamatan Ciputat, h.5

42 32 Untuk mewujudkan visi tersebut, KUA Kecamatan Ciputat merumuskan misi sebagai berikut: 1. Meningkatkan pelayanan nikah dan rujuk. 2. Meningkatkan profesionalisme personil KUA. 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana KUA. 4. Meningkatkan pembinaan keluarga sakinah. 5. Meningkatkan pelayanan konsultasi BP Meningkatkan pembinaan jaminan produk halal. 7. Memberdayakan pelayanan zakat dan wakaf. 8. Memberdayakan kemitraan dan kerukunan umat beragama. 9. Meningkatkan pelayanan konsultasi dan bimbingan haji. 10. Meningkatkan akurasi data kearsipan statistik dan dokumentasi. 5. Struktur Organisasi KUA Ciputat

43 33 STRUKTUR ORGANISASI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN CIPUTAT TANGERANG SELATAN KMA NO. 517 TAHUN 2001 jo KMA NO. 42 TAHUN 2004 PENGAWAS RA, MI, SD 1. H.M. IDRIS, S.Ag (Ciputat) 2. TEPURI ALI, MPd (Cpt. Tmr) K E P A L A Drs. H.A. YAZID BUSTHAMI MR. PENYULUH AGAMA ISLAM 1. Hj. ASTARIATI, S.Ag (Ciputat) 2. SITI MASITHOH, S.Ag (Ciputat) 3. AHMAD SOLEH, S.Ag (Cpt. Tmr) PELAYANAN, PENGAWASAN, PENCATATAN DAN PELAPORAN NIKAH RUJUK 1. Drs. AL AMIN 2. SOLEHCHUDIN S.Ag 3. ABUNG HANIFAH, S.HI 4. Drs. SYAMSUDIN 5. H. MUHAMMAD SIDDIQ, S.HI, MH 6. SAMANHUDI, S.HI STATISTIK, DOKUMENTASI DAN PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KUA 1. HERZUDDIN, SE 2. A. DAMYATI 3. VIVI MASRYANTI, SE 4. TRI WAHYUNING BUDIARTI 5. SRI WAHYU RAHAYU, SH TATA USAHA DAN RUMAH TANGGA KUA 1. IDAI, SE 2. ROJAH 3. N. KOMARIYAH, Sm.Hk 3. PELAYANAN BIMBINGAN KELUARGA SAKINAH 1. Drs. SYAMSUDIN 2. ABUNG HANIFAH, S.HI PELAYANAN BIMBINGAN KEMASJIDAN/ZAKAT WAKAF 1. Drs. AL AMIN 2. SAMANHUDI, S.HI JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU 1. Drs. AL AMIN 2. SOLEHCHUDIN S.Ag 3. ABUNG HANIFAH, S.HI 4. Drs. SYAMSUDIN 5. H. MUHAMMAD SIDDIQ, S.HI, MH 6. SAMANHUDI, S.HI PELAYANAN BIMBINGAN PEMBINAAN SYARI AH/HAJI 1. SOLEHCHUDIN, S.Ag 2. H. MUHAMMAD SIDDIQ, S.HI, MH PRAMU KANTOR 1. ADE DERMAWAN, S.HI 2. M. CHAIRUL FAHMI 3. MULYADI ALEN

44 34 B. Profil KUA Pamulang 1. Gambaran Umum KUA Kecamatan Pamulang KUA Kecamatan Pamulang adalah salah satu dari 6 KUA yang ada dalam naungan Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan. Beriringan dengan dibentuknya atau berdirinya Kecamatan Pamulang, KUA pun senantiasa mengiringi pertumbuhan yang terjadi. Namun kapan tanggal pastinya KUA didirikan tidak ditemukan referensi ataupun sumber yang dapat menunjukkan bukti otentik terhadap berdirinya KUA. Hanya saja pernah ditemukan berkas nikah pada tahun 1955 yang pada saat itu dipimpin oleh seorang Kepala yang bernama Marsa at. Hal inilah yang menandakan bahwa KUA Kecamatan Pamulang telah ada saat itu. Sumber lain yang otentik adalah gedung KUA yang saat ini ditempati menurut sumber yang dapat dipercaya telah dibangun pada tahun 1979 dan telah mengalami puluhan pergantian kepala KUA bahkan staf-staf nya. Sebelum tahun 1979, KUA Kecamatan Pamulang masih berpindahpindah dari rumah satu ke rumah lainnya. Begitu juga dengan keberadaan kantor Kecamatan Pamulang yang pada awalnya kantor Kecamatan Pamulang berada dalam wilayah desa, namun seiring pertumbuhan zaman kantor Kecamatan Pamulang dipindah ke wilayah Kota Tangerang Selatan yang dianggap sebagai daerah strategis untuk sebuah ibu Kota Kecamatan Pamulang. Adapun gedung yang ditempati oleh KUA saat ini juga masih

45 35 berstatus tanah pemerintah dengan luas 350 m 2 dan memiliki luas bangunan 200 m 2. Di bawah kepemimpinan Muslim Suganda, S.Ag, Kantor Urusan Agama Kecamatan Pamulang telah mengalami banyak perubahan yang cukup signifikan, baik itu fisik bangunannya, maupun juga secara keadministrasian kantor. Tentunya hal itu didukung juga dengan SDM-SDM handal yang dimiliki oleh KUA Kecamatan Pamulang, sehingga perubahan demi perubahan yang bersifat positif terus mewarnai perjalanan panjang sejarah KUA Kecamatan Pamulang ini. Semoga hal positif seperti ini senantiasa dilanjutkan dan terus ditingkatkan, agar kain putih yang dimiliki oleh KUA sebagai stakeholder Kementerian Agama, tidak dapat dirusak oleh setitik tinta hitam yang akan menodai kain yang sudah putih dan bersih Tugas pokok dan fungsi dari KUA Pamulang : Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 517 tahun 2001 tentang Penataan Organisasi Kantor Urusan Agama Kecamatan Pamulang,Kantor Urusan Agama Kecamatan Pamulang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas kantor Kementerian Agama Kota, dibidang urusan agama Islam dalam wilayah Kecamatan Pamulang (pasal 2 KMA No. 517 Tahun 2001). 3 Profil KUA Kecamatan Pamulang, h.1

46 36 Dalam menjalankan tugas tersebut diatas, KUA Kecamatan Pamulang juga mempunyai aktivitas antara lain: 1. Pendaftaran pernikahan 2. Pendaftaran wakaf 3. Pencatatan pernikahan 4. Jum at sore baca Al-Qur an 5. Pengajian amil sebulan sekali pada minggu kedua 6. MTQ setahun sekali 4 3. Visi dan Misi Untuk melaksanakan tugas di atas, Kantor Urusan Agama Kecamatan Pamulang mengacu pada visi dan misi Direktorat Urusan Agama Islam. Visi Direktorat Urusan Agama Islam adalah Seluruh keluarga muslim Indonesia bahagia dan sejahtera baik material maupun spiritual yang mampu memahami, mengamalkan dan menghayati nilai-nilai keimanan, ketaqwaan dan akhlakul karimah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sedangkan misi yang dirumuskan Direktorat Urusan Agama Islam adalah Meningkatkan pelayanan prima dalam pencatatan pernikahan, pengembangan keluarga sakinah, pembinaan jaminan produk halal, pembinaan ibadah sosial dan kemitraan umat Islam 4 Profil KUA Kecamatan Pamulang, h.2

BAB I PENDAHULUAN. untuk itu. Perkawinan merupakan faktor untuk membina kerja sama antara laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk itu. Perkawinan merupakan faktor untuk membina kerja sama antara laki-laki dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan sunnah Rasulullah Saw kepada umatnya. Beliau menganjurkan agar segera menikah apabila telah sampai pada masanya dan ada kemampuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan. 1. melaksanakan tugasnya tersebut, KUA melaksanakan fungsi:

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan. 1. melaksanakan tugasnya tersebut, KUA melaksanakan fungsi: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keputusan Menteri Agama No. 517 Tahun 2001 tentang Penataan Organisasi Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan. 1 Tugas KUA adalah melaksanakan sebagian tugas Kantor Departemen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Indonesia. A. Analisis Terhadap Aturan Suscatin di Malaysia dan. Meskipun Indonesia dan Malaysia mempunyai banyak kesamaan

BAB IV ANALISIS. Indonesia. A. Analisis Terhadap Aturan Suscatin di Malaysia dan. Meskipun Indonesia dan Malaysia mempunyai banyak kesamaan 56 BAB IV ANALISIS A. Analisis Terhadap Aturan Suscatin di Malaysia dan Indonesia. Meskipun Indonesia dan Malaysia mempunyai banyak kesamaan dalam beberapa hal, seperti Negara dengan mayoritas muslim terbanyak,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Syari'ah Jurusan Ahwalus Sakhsiyyah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Syari'ah Jurusan Ahwalus Sakhsiyyah PENYELENGGARAAN KURSUS CALON PENGANTIN (SUSCATIN) OLEH KUA DI KECAMATAN PAGEDONGAN KABUPATEN BANJARNEGARA (Studi Kasus di KUA Kecamatan Pagedongan Kabupaten Banjarnegara) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA CERAI GUGAT

PROBLEMATIKA CERAI GUGAT PROBLEMATIKA CERAI GUGAT (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas 1.A Kendari Tahun 2015) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum Pada Jurusan Peradilan Agama Program

Lebih terperinci

PERANAN BP4 DALAM PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH MAWADDAH WA RAHMAH PADA CALON PENGANTIN DI KUA KECAMATAN KRATON YOGYAKARTA TAHUN 2014/2015 SKRIPSI

PERANAN BP4 DALAM PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH MAWADDAH WA RAHMAH PADA CALON PENGANTIN DI KUA KECAMATAN KRATON YOGYAKARTA TAHUN 2014/2015 SKRIPSI PERANAN BP4 DALAM PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH MAWADDAH WA RAHMAH PADA CALON PENGANTIN DI KUA KECAMATAN KRATON YOGYAKARTA TAHUN 2014/2015 SKRIPSI Oleh: NURUL HANIEF MARDHOTILLAH NPM : 11144200103 PROGRAM

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Syariah Fakultas Syariah Program Studi Ahwal Al-Syakhshiyah (AS) OLEH:

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Syariah Fakultas Syariah Program Studi Ahwal Al-Syakhshiyah (AS) OLEH: KAWIN TERPAKSA KARENA HAMIL DAN DAMPAKNYA ATAS KELANGSUNGAN RUMAH TANGGA DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Soropia Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melindungi hak-hak perempuan dalam perkawinan. 1 Disamping itu pencatatan. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. melindungi hak-hak perempuan dalam perkawinan. 1 Disamping itu pencatatan. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencatatan perkawinan sangat penting dalam kehidupan berumah tangga, terutama bagi kaum perempuan. Hal ini merupakan upaya pemerintah untuk melindungi hak-hak

Lebih terperinci

BAB II SEKILAS TENTANG KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN CIOMAS. 1. Letak Geografis KUA Kecamatan Ciomas

BAB II SEKILAS TENTANG KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN CIOMAS. 1. Letak Geografis KUA Kecamatan Ciomas BAB II SEKILAS TENTANG KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN CIOMAS A. KUA Kecamatan Ciomas 1. Letak Geografis KUA Kecamatan Ciomas Kantor Urusan Agama Kecamatan Ciomas memiliki tujuan yakni melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN TUGAS DALAM PELAKSANAAN KURSUS CALON PENGANTIN (SUSCATIN)

BAB IV PERENCANAAN TUGAS DALAM PELAKSANAAN KURSUS CALON PENGANTIN (SUSCATIN) BAB IV PERENCANAAN TUGAS DALAM PELAKSANAAN KURSUS CALON PENGANTIN (SUSCATIN) Perencanaan sebagai salah satu fungsi manajemen, merupakan fungsi yang pertama dan utama. Setiap organisasi dalam setiap tugasnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Data Perusahaan 2.1.1 Identitas Perusahaan Kantor Direktorat Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama RI adalah salah satu kantor pemerintahan yang beralamat di Jl. M.H.

Lebih terperinci

AD/ ART HASIL MUSYAWARAH NASIONAL BP4 XV/2014

AD/ ART HASIL MUSYAWARAH NASIONAL BP4 XV/2014 AD/ ART HASIL MUSYAWARAH NASIONAL BP4 XV/2014 Jakarta, 15 16 Agustus 2014 Oleh : BP4 PUSAT BADAN PENASIHATAN, PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) PUSAT TAHUN 2014 Office : Masjid Istiqlal Ruang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 disebutkan : Perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 disebutkan : Perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, pasal 1 disebutkan : Perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan sangat cepat. Perubahan yang terjadi dalam bidang teknologi, informasi dan juga ledakan populasi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah berdirinya Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah berdirinya Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah berdirinya Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP-4) Kota Pekanbaru Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP-4) resmi

Lebih terperinci

BAB III PERAN BADAN PENASEHATAN, PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) KUA KECAMATAN CERME DALAM MEMBERIKAN BIMBINGAN PERNIKAHAN CALON MEMPELAI

BAB III PERAN BADAN PENASEHATAN, PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) KUA KECAMATAN CERME DALAM MEMBERIKAN BIMBINGAN PERNIKAHAN CALON MEMPELAI BAB III PERAN BADAN PENASEHATAN, PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) KUA KECAMATAN CERME DALAM MEMBERIKAN BIMBINGAN PERNIKAHAN CALON MEMPELAI A. KUA Kecamatan Cerme Gresik 1. Gambaran Umum KUA Cerme

Lebih terperinci

1734/BPI-D/SD-S1/2014

1734/BPI-D/SD-S1/2014 1734/BPI-D/SD-S1/2014 BIMBINGAN PRANIKAH BAGI CALON PENGANTIN DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Tentang Kegiatan BP-4 Kantor Urusan Agama Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI. PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr

BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI. PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr BAB IV ANALISIS TERHADAP PROSES PENYELESAIAN WALI ADHAL DI PENGADILAN AGAMA SINGARAJA NOMOR. 04/Pdt.P/2009/PA.Sgr A. Analisis terhadap proses penyelesaian wali adhal di Pengadilan Agama Singaraja Nomor.

Lebih terperinci

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.2

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.2 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan sangat dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat guna melangsungkan kehidupan umat manusia serta untuk mempertahankan eksistensi kemanusiaan di muka bumi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, perkawinan merupakan kehidupan yang berpijak pada rasa

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, perkawinan merupakan kehidupan yang berpijak pada rasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, perkawinan merupakan kehidupan yang berpijak pada rasa cinta dan kasih sayang, dan masing-masing suami-istri memainkan peran pentingnya untuk

Lebih terperinci

BAB III PROFIL DAN PEMBAHASAN. Kantor Urusan Agama (KUA) yang bertempat di Jl. Putting Marga

BAB III PROFIL DAN PEMBAHASAN. Kantor Urusan Agama (KUA) yang bertempat di Jl. Putting Marga 14 BAB III PROFIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Kantor Urusan Agama Way Tenong Kantor Urusan Agama (KUA) yang bertempat di Jl. Putting Marga Pekon Mutar Alam kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat, berfungsi

Lebih terperinci

PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASUWITAN SEBAGAI LEGALITAS NIKAH

PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASUWITAN SEBAGAI LEGALITAS NIKAH PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASUWITAN SEBAGAI LEGALITAS NIKAH (Studi Kasus di Masyarakat Suku Samin Desa Baturejo Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi

Lebih terperinci

JURUSAN AHWAL AL SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

JURUSAN AHWAL AL SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA BLORA NO. 1125/Pdt.G/2013/PA.Bla TENTANG CERAI TALAK (Kedudukan Advokat Perempuan Sebagai Wakil Ikrar Talak) SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ikatan pernikahan merupakan ikatan suci yang berdasarkan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. Ikatan pernikahan merupakan ikatan suci yang berdasarkan nilai-nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ikatan pernikahan merupakan ikatan suci yang berdasarkan nilai-nilai ketuhanan untuk membentuk keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. Ikatan pernikahan bukan

Lebih terperinci

PERAN BADAN PENASEHAT PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) KEMENTERIAN AGAMA KAB. SEMARANG DALAM MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH

PERAN BADAN PENASEHAT PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) KEMENTERIAN AGAMA KAB. SEMARANG DALAM MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH PERAN BADAN PENASEHAT PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) KEMENTERIAN AGAMA KAB. SEMARANG DALAM MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memeroleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG KURSUS PRA NIKAH PENDIDIKAN KELUARGA KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI PESERTA DIDIK DI SDN GEBANGSARI 03 SEMARANG

HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI PESERTA DIDIK DI SDN GEBANGSARI 03 SEMARANG HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI PESERTA DIDIK DI SDN GEBANGSARI 03 SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S1 Pada Program Studi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP 4) Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP 4) resmi didirikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Implementasi Peraturan tentang kursus calon pengantin

BAB IV ANALISIS. A. Implementasi Peraturan tentang kursus calon pengantin BAB IV ANALISIS A. Implementasi Peraturan tentang kursus calon pengantin Implementasi Peraturan Nomor DJ. II/ 491/ 2009 tentang kursus calon pengantin di KUA Wonokromo dapat ditinjau dari beberapa aspek

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TENTANG ARAH KIBLAT MENURUT ILMU FALAK S K R I P S I

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TENTANG ARAH KIBLAT MENURUT ILMU FALAK S K R I P S I FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TENTANG ARAH KIBLAT MENURUT ILMU FALAK S K R I P S I Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S.Sy) Oleh : NELA ARMALIA NIM.

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENAWARAN PEDAGANG KONVEKSI DI PASAR JOHAR SEMARANG

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENAWARAN PEDAGANG KONVEKSI DI PASAR JOHAR SEMARANG TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENAWARAN PEDAGANG KONVEKSI DI PASAR JOHAR SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Dalam Ilmu

Lebih terperinci

PRAKTEK BIMBINGAN PERKAWINAN MENURUT HUKUM ISLAM (Kajian Modul Bimbingan Perkawinan di Kecamatan Meuraxa Banda Aceh) SKRIPSI.

PRAKTEK BIMBINGAN PERKAWINAN MENURUT HUKUM ISLAM (Kajian Modul Bimbingan Perkawinan di Kecamatan Meuraxa Banda Aceh) SKRIPSI. PRAKTEK BIMBINGAN PERKAWINAN MENURUT HUKUM ISLAM (Kajian Modul Bimbingan Perkawinan di Kecamatan Meuraxa Banda Aceh) SKRIPSI Diajukan oleh: ABDUL HALIM Mahasiswa Fakultas Syari ah Jurusan Ahwal al-syakhshiyyah

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DI PONDOK PESANTREN (Studi di Pondok Pesantren Hajroh Basyir Salafiyah Kajen Margoyoso Pati) SKRIPSI

KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DI PONDOK PESANTREN (Studi di Pondok Pesantren Hajroh Basyir Salafiyah Kajen Margoyoso Pati) SKRIPSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DI PONDOK PESANTREN (Studi di Pondok Pesantren Hajroh Basyir Salafiyah Kajen Margoyoso Pati) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan perempuan. Kedua jenis ini masing-masing dikaruniai rasa mencintai

BAB I PENDAHULUAN. dan perempuan. Kedua jenis ini masing-masing dikaruniai rasa mencintai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan antara laki-laki dan perempuan. Kedua jenis ini masing-masing dikaruniai rasa mencintai dan mempunyai hasrat (syahwat)

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.88, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Kantor Urusan Agama. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. calon pengantin meliputi pelaksanaan peran BP4 dan pencapaian tujuan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. calon pengantin meliputi pelaksanaan peran BP4 dan pencapaian tujuan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan paparan data dan hasil penelitian, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut: 1. Peranan BP4 dalam pembinaan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah pada

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S.Sy)

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S.Sy) PERAN MAJELIS TAKLIM AL-UMMAHAT DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH DI KELURAHAN TUAH KARYA PEKANBARU SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S.Sy) Oleh: SALMAN USAID AL-HUMAIDI

Lebih terperinci

HADIAH TETHADAP NASABAH DI BADAN USAHA MILIK DESA MAKMUR SEJAHTERA MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI

HADIAH TETHADAP NASABAH DI BADAN USAHA MILIK DESA MAKMUR SEJAHTERA MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI HADIAH TETHADAP NASABAH DI BADAN USAHA MILIK DESA MAKMUR SEJAHTERA MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Studi dan Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. insan antara laki-laki dengan perempuan untuk membentuk keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. insan antara laki-laki dengan perempuan untuk membentuk keluarga yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkawinan atau pernikahan atau nikah artinya adalah penyatuan dua insan antara laki-laki dengan perempuan untuk membentuk keluarga yang harmonis dan sudah menjadi

Lebih terperinci

PERAN PEMBIMBING DALAM OPTIMALISASI BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA CALON JAMAAH HAJI DI KBIH ASSHODIQIYAH SEMARANG

PERAN PEMBIMBING DALAM OPTIMALISASI BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA CALON JAMAAH HAJI DI KBIH ASSHODIQIYAH SEMARANG PERAN PEMBIMBING DALAM OPTIMALISASI BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA CALON JAMAAH HAJI DI KBIH ASSHODIQIYAH SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam

Lebih terperinci

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG PERAN BIMBINGAN PERKAWINAN BAGI CALON PENGANTIN DI BP4 SEBAGAI UPAYA MENGURANGI PERCERAIAN AKIBAT BANYAKNYA TKI/TKW KE LUAR NEGERI (Studi kasus KUA Kec. Kaliwungu Kab. Kendal) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI Sejarah Kantor Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara

BAB II PROFIL INSTANSI Sejarah Kantor Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara BAB II PROFIL INSTANSI 2.1 Ruang Lingkup Perusahaan 2.1.1 Sejarah Kantor Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara bertempat di Jln. Gatot Subroto

Lebih terperinci

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB ANTARA YANG MENGGUNAKAN MULTIMEDIA DAN TANPA MENGGUNAKAN MULTIMEDIA

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB ANTARA YANG MENGGUNAKAN MULTIMEDIA DAN TANPA MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB ANTARA YANG MENGGUNAKAN MULTIMEDIA DAN TANPA MENGGUNAKAN MULTIMEDIA (Studi Komparatif di Kelas 3 SDIT Ar-Risalah Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN SKILL PEGAWAI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN DI KSPPS BMT AL-HIKMAH UNGARAN CABANG MIJEN

STRATEGI PENGEMBANGAN SKILL PEGAWAI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN DI KSPPS BMT AL-HIKMAH UNGARAN CABANG MIJEN STRATEGI PENGEMBANGAN SKILL PEGAWAI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN DI KSPPS BMT AL-HIKMAH UNGARAN CABANG MIJEN Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kantor Urusan Agama (KUA) adalah instansi Departemen Agama yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kantor Urusan Agama (KUA) adalah instansi Departemen Agama yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kantor Urusan Agama (KUA) adalah instansi Departemen Agama yang bertugas melaksanakan sebagian tugas Kantor Departemen Agama kabupaten/kota di bidang urusan agama islam

Lebih terperinci

BAB III PERAN MEDIASI PERKARA SYIQAQ DI BADAN PENASIHATAN PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) KOTA SEMARANG PASCA MUNAS KE XIV TAHUN 2009

BAB III PERAN MEDIASI PERKARA SYIQAQ DI BADAN PENASIHATAN PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) KOTA SEMARANG PASCA MUNAS KE XIV TAHUN 2009 BAB III PERAN MEDIASI PERKARA SYIQAQ DI BADAN PENASIHATAN PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4) KOTA SEMARANG PASCA MUNAS KE XIV TAHUN 2009 A. Profil Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Qur an, Jakarta:1992, hlm Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-

BAB I PENDAHULUAN. Qur an, Jakarta:1992, hlm Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan merupakan pintu gerbang kehidupan yang wajar atau biasa dilakukan oleh umumnya umat manusia. Terbentuknya keluarga yang kokoh merupakan syarat penting bagi

Lebih terperinci

PERANAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI IBADAH SHALAT EKS PSIKOTIK DI BALAI REHABILITASI SOSIAL EKS PSIKOTIK NGUDI RAHAYU KENDAL

PERANAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI IBADAH SHALAT EKS PSIKOTIK DI BALAI REHABILITASI SOSIAL EKS PSIKOTIK NGUDI RAHAYU KENDAL PERANAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI IBADAH SHALAT EKS PSIKOTIK DI BALAI REHABILITASI SOSIAL EKS PSIKOTIK NGUDI RAHAYU KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat Guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data tentang Konseling Pranikah bagi Calon Pengantin di. Kantor Kementerian Agama Kota Surabaya di Indonesia.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data tentang Konseling Pranikah bagi Calon Pengantin di. Kantor Kementerian Agama Kota Surabaya di Indonesia. 86 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data tentang Konseling Pranikah bagi Calon Pengantin di Kantor Kementerian Agama Kota Surabaya di Indonesia. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui konseling

Lebih terperinci

PROFIL KUA KECAMATAN LEMBURSITU KOTA SUKABUMI 2010

PROFIL KUA KECAMATAN LEMBURSITU KOTA SUKABUMI 2010 PROFIL KOTA SUKABUMI 2010 Peta Kecamatan Lembursitu KUA Kecamatan Lembursitu Jl. BKKBN No. 42 Kadulawang Kel. Cipanengah Kec. Lembursitu Kota Sukabumi Kode Pos 43168 Telp. (0266) 230705 P R O P I L KOTA

Lebih terperinci

BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I

BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Program Strata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk menjalankan kehidupannya. Selain membutuhkan orang lain manusia juga membutuhkan pendamping hidup.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Sebab-sebab terjadinya kasus perceraian

BAB V PENUTUP. 1. Sebab-sebab terjadinya kasus perceraian 122 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Sebab-sebab terjadinya kasus perceraian Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan tentangperan Konselor Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan(BP4) dalam

Lebih terperinci

Kebijakan Pemerintah dalam Mempersipkan Keluarga yang Ramah Anak

Kebijakan Pemerintah dalam Mempersipkan Keluarga yang Ramah Anak Kebijakan Pemerintah dalam Mempersipkan Keluarga yang Ramah Anak Disampaikan pada : Seminar Pra Nikah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional 2014

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pada Tahun 2015 ini terdapat 5 Kelurahan di Metro Timur, yaitu :

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pada Tahun 2015 ini terdapat 5 Kelurahan di Metro Timur, yaitu : IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Profil Kecamatan Metro Timur Wilayah Kecamatan Metro Timur yang terletak di sebelah Timur Kota Metro dengan batas sebelah Utara : Kecamatan Metro Pusat, sebelah Selatan

Lebih terperinci

PROGRAM KELUARGA SAKINAH DAN TIPOLOGINYA

PROGRAM KELUARGA SAKINAH DAN TIPOLOGINYA PROGRAM KELUARGA SAKINAH DAN TIPOLOGINYA Oleh Drs. H. Kgs. M. Daud, M.HI ( Widyaiswara Madya Balai Diklat Keagamaan Palembang ) ABSTRAK Kehidupan keluarga di Indonesia tidak semuanya dapat mencapai kehidupan

Lebih terperinci

BAB III PENGADUAN PASANGAN SUAMI ISTRI PRA CERAI DI KUA BUDURAN PADA TAHUN

BAB III PENGADUAN PASANGAN SUAMI ISTRI PRA CERAI DI KUA BUDURAN PADA TAHUN BAB III PENGADUAN PASANGAN SUAMI ISTRI PRA CERAI DI KUA BUDURAN PADA TAHUN 2014 2017 A. Sekilas Tentang KUA 1. Profil KUA Buduran Kantor urusan agama dalam peraturan menteri agama nomor 9 tahun 2012 tentang

Lebih terperinci

KONTRIBUSI TEORI HIERARKI MASLOW DALAM PROSES PENYEMBUHAN KESEHATAN MENTAL KLIEN RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN PROVINSI RIAU SKRIPSI OLEH

KONTRIBUSI TEORI HIERARKI MASLOW DALAM PROSES PENYEMBUHAN KESEHATAN MENTAL KLIEN RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN PROVINSI RIAU SKRIPSI OLEH KONTRIBUSI TEORI HIERARKI MASLOW DALAM PROSES PENYEMBUHAN KESEHATAN MENTAL KLIEN RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN PROVINSI RIAU SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi

Lebih terperinci

MEKANISME PENENTUAN HARGA PENGIRIMAN BARANG DALAM MANAJEMEN RESIKO DITINJAU MENURUT EKONOMI ISLAM

MEKANISME PENENTUAN HARGA PENGIRIMAN BARANG DALAM MANAJEMEN RESIKO DITINJAU MENURUT EKONOMI ISLAM MEKANISME PENENTUAN HARGA PENGIRIMAN BARANG DALAM MANAJEMEN RESIKO DITINJAU MENURUT EKONOMI ISLAM (Studi Kasus PT. Tri Logistik K.H Ahmad Dahlan Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru) SKRIPSI Diajukan Sebagai

Lebih terperinci

Persembahan. Ku persembahkan buku ini untuk : teriring doa: barakallahu lakuma wa baraka alaikuma wa jama a bainakuma fi khoir

Persembahan. Ku persembahkan buku ini untuk : teriring doa: barakallahu lakuma wa baraka alaikuma wa jama a bainakuma fi khoir Persembahan Ku persembahkan buku ini untuk : teriring doa: barakallahu lakuma wa baraka alaikuma wa jama a bainakuma fi khoir (semoga keberkahan untuk mu berdua baik dalam kedaan suka maupun duka, dan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. satu provinsi dengan gubernurnya waktu itu Mr. Tengku Moch. Hasan. Yahya, yang kedudukannya masih berada dibawah gubernur.

BAB II PROFIL INSTANSI. satu provinsi dengan gubernurnya waktu itu Mr. Tengku Moch. Hasan. Yahya, yang kedudukannya masih berada dibawah gubernur. BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Ringkas Perusahaan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara bertempat di Jln. Gatot Subroto nomor 261, kecamatan Medan Sunggal, Medan. Pada saat berdirinya

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk MlengkapiSyaratGunaMemperoleh. GelarSarjanaSyari ah (S.Sy) Oleh: YESI OKTAVIA PROGRAM S1

SKRIPSI. Diajukan Untuk MlengkapiSyaratGunaMemperoleh. GelarSarjanaSyari ah (S.Sy) Oleh: YESI OKTAVIA PROGRAM S1 PERSPEKTIF MASYARAKAT TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH TANGGA YANG SUAMINYA PEKERJA PELAYARAN (StudiKasus Di Desa Kuala EnokKecamatan Tanah MerahKabupaten Indragiri Hilir) SKRIPSI Diajukan Untuk MlengkapiSyaratGunaMemperoleh

Lebih terperinci

STUDI TENTANG MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PERANANNYA DALAM MENINGKATAN MUTU GURU DI MTS NEGERI JEKETRO KABUPATEN GROBOGAN

STUDI TENTANG MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PERANANNYA DALAM MENINGKATAN MUTU GURU DI MTS NEGERI JEKETRO KABUPATEN GROBOGAN STUDI TENTANG MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PERANANNYA DALAM MENINGKATAN MUTU GURU DI MTS NEGERI JEKETRO KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

ANALISA KEPUTUSAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TENTANG VAKSINASI MENINGITIS BAGI JAMA AH HAJI SKRIPSI

ANALISA KEPUTUSAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TENTANG VAKSINASI MENINGITIS BAGI JAMA AH HAJI SKRIPSI ANALISA KEPUTUSAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TENTANG VAKSINASI MENINGITIS BAGI JAMA AH HAJI SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (S.Sy) OLEH

Lebih terperinci

PEMIKIRAN M. ABDUL MANNAN TENTANG KEBIJAKAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM

PEMIKIRAN M. ABDUL MANNAN TENTANG KEBIJAKAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM PEMIKIRAN M. ABDUL MANNAN TENTANG KEBIJAKAN FISKAL DALAM EKONOMI ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Salah Satu Syarat Guna Memenuhi Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Dan Bisnis Islam Jurusan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014) IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajad

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SOP DALAM PENDAFTARAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG ( PERSPEKTIF EXCELLENT SERVICE ) Skripsi

IMPLEMENTASI SOP DALAM PENDAFTARAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG ( PERSPEKTIF EXCELLENT SERVICE ) Skripsi IMPLEMENTASI SOP DALAM PENDAFTARAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG ( PERSPEKTIF EXCELLENT SERVICE ) Skripsi Untuk memenuhi sebagai persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Lebih terperinci

ANALISIS TERHADAP IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH (Studi Kasus di KSPPS Ar-Rahmah Gringsing Limpung Batang) SKRIPSI

ANALISIS TERHADAP IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH (Studi Kasus di KSPPS Ar-Rahmah Gringsing Limpung Batang) SKRIPSI ANALISIS TERHADAP IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH (Studi Kasus di KSPPS Ar-Rahmah Gringsing Limpung Batang) SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) dalam

Lebih terperinci

METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL

METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berhubungan dengan manusia lain. Timbulnya hubungan ini didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berhubungan dengan manusia lain. Timbulnya hubungan ini didukung oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah S.W.T sebagai makhluk sosial yang ingin berhubungan dengan manusia lain. Timbulnya hubungan ini didukung oleh keinginan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat mereka yakin melangsungkan pernikahan dini. Tentunya bukan

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat mereka yakin melangsungkan pernikahan dini. Tentunya bukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bagi kaula muda zaman sekarang, nikah di usia dini seakan menjadi tren. Dengan dalih berbekal rasa cinta dan kasih sayang membuat mereka yakin melangsungkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN FATWA NOMOR 86/DSN-MUI/XII/2012 TENTANG HADIAH DALAM PENGHIMPUNAN DANA LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH DI KJKS BINAMA SEMARANG

ANALISIS PENERAPAN FATWA NOMOR 86/DSN-MUI/XII/2012 TENTANG HADIAH DALAM PENGHIMPUNAN DANA LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH DI KJKS BINAMA SEMARANG ANALISIS PENERAPAN FATWA NOMOR 86/DSN-MUI/XII/2012 TENTANG HADIAH DALAM PENGHIMPUNAN DANA LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH DI KJKS BINAMA SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat Guna

Lebih terperinci

Oleh : Ima Khozanah NIM

Oleh : Ima Khozanah NIM BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA OLEH POSBAKUM DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG (UU No. 50 Tahun 2009 Pasal 60 C Tentang Perubahan Kedua Atas UU No.7 Tahun 1989 Tentang Pengadilan Agama) SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 0223/Pdt.G/2015/PA.Pkc. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 0223/Pdt.G/2015/PA.Pkc. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 0223/Pdt.G/2015/PA.Pkc. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama, dalam sidang

Lebih terperinci

STRATEGI BANK BRI SYARIAH DALAM MENANGANI PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) BERMASALAH (Study Kasus Pada Bank BRI Syariah Cabang Pekanbaru)

STRATEGI BANK BRI SYARIAH DALAM MENANGANI PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) BERMASALAH (Study Kasus Pada Bank BRI Syariah Cabang Pekanbaru) STRATEGI BANK BRI SYARIAH DALAM MENANGANI PEMBIAYAAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) BERMASALAH (Study Kasus Pada Bank BRI Syariah Cabang Pekanbaru) LAPORAN AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN AKAD QARD WAL IJARAH PADA PRODUK DANA TALANGAN BIAYA PERJALANAN IBADAH HAJI (BPIH) DI BANK RIAU KEPRI SYARIAH PEKANBARU S K R I P S I

PENERAPAN AKAD QARD WAL IJARAH PADA PRODUK DANA TALANGAN BIAYA PERJALANAN IBADAH HAJI (BPIH) DI BANK RIAU KEPRI SYARIAH PEKANBARU S K R I P S I PENERAPAN AKAD QARD WAL IJARAH PADA PRODUK DANA TALANGAN BIAYA PERJALANAN IBADAH HAJI (BPIH) DI BANK RIAU KEPRI SYARIAH PEKANBARU S K R I P S I Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Sebagai Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak dan kewajiban didalam

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak dan kewajiban didalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekat perkawinan adalah penyatuan dua pribadi yang saling mengikatkan diri dalam interaksi atau hubungan suami istri, yaitu hubungan yang menjadikan seorang laki-laki

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA MENGENAI REALITAS PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PERCERAIAN DINI DI KOTA BANJARMASIN

BAB IV PENYAJIAN DATA MENGENAI REALITAS PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PERCERAIAN DINI DI KOTA BANJARMASIN 71 BAB IV PENYAJIAN DATA MENGENAI REALITAS PERAN KANTOR URUSAN AGAMA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PERCERAIAN DINI DI KOTA BANJARMASIN Sebagaimana diuraikan pada metode penelitian, penelitian ini mengambil lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan dan kemudian dijadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar supaya saling kenal-mengenal

Lebih terperinci

TINGKAT KESADARAN PEGAWAI DALAM MEMBAYAR ZAKAT PROFESI DI LINGKUNGAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA PEKANBARU SKRIPSI

TINGKAT KESADARAN PEGAWAI DALAM MEMBAYAR ZAKAT PROFESI DI LINGKUNGAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA PEKANBARU SKRIPSI 1655/MD-D/SD-SI/2014 TINGKAT KESADARAN PEGAWAI DALAM MEMBAYAR ZAKAT PROFESI DI LINGKUNGAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA PEKANBARU SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa keluarga sebagai unit terkecil dalam

Lebih terperinci

PERCERAIAN SUAMI ISTRI USIA MUDA (Study Kasus Pengadilan Agama Kendari Kelas I.A)

PERCERAIAN SUAMI ISTRI USIA MUDA (Study Kasus Pengadilan Agama Kendari Kelas I.A) PERCERAIAN SUAMI ISTRI USIA MUDA (Study Kasus Pengadilan Agama Kendari Kelas I.A) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Hukum Pada Program Studi Ahwal Syakhshiyyah

Lebih terperinci

KAWIN MIS-YAR MENURUT HUKUM ISLAM (Kajian Fatwa Kontemporer Yusuf Qardhawi)

KAWIN MIS-YAR MENURUT HUKUM ISLAM (Kajian Fatwa Kontemporer Yusuf Qardhawi) KAWIN MIS-YAR MENURUT HUKUM ISLAM (Kajian Fatwa Kontemporer Yusuf Qardhawi) SKRIPSI Diajukan Oleh: NABILAH BINTI ISMAIL Mahasiswi Fakultas Syariah Jurusan: Ahwal Syahsiyah Nim: 110 807 796 FAKULTAS SYARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan suatu lembaga suci yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah menjadi

Lebih terperinci

SALINAN P U T U S A N NOMOR 55/Pdt.G/2011/PA.Sgr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN P U T U S A N NOMOR 55/Pdt.G/2011/PA.Sgr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SALINAN P U T U S A N NOMOR 55/Pdt.G/2011/PA.Sgr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Singaraja yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara tertentu pada tingkat pertama

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) PENDAPAT M. YUNAN NASUTION TENTANG KEKUATAN DOA TERHADAP PERKEMBANGAN ROHANIAH DALAM BUKU PEGANGAN HIDUP (ANALISIS MATERI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM) SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai

Lebih terperinci

POLA RELASI KELUARGA DI KALANGAN PARA TUAN-GURU DALAM MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH. (Studi Relasi Keluarga Di Masyarakat Sasak Kabupaten Lombok Tengah)

POLA RELASI KELUARGA DI KALANGAN PARA TUAN-GURU DALAM MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH. (Studi Relasi Keluarga Di Masyarakat Sasak Kabupaten Lombok Tengah) POLA RELASI KELUARGA DI KALANGAN PARA TUAN-GURU DALAM MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH (Studi Relasi Keluarga Di Masyarakat Sasak Kabupaten Lombok Tengah) SKRIPSI oleh : Mohamad Habibi NIM 09210023 JURUSAN AL-AHWAL

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN IJARAH DI PT. UNIT PEGADAIAN SYARIAH KAUMAN MALANG SKRIPSI. Diajukan Kepada:

PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN IJARAH DI PT. UNIT PEGADAIAN SYARIAH KAUMAN MALANG SKRIPSI. Diajukan Kepada: PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN IJARAH DI PT. UNIT PEGADAIAN SYARIAH KAUMAN MALANG SKRIPSI Diajukan Kepada: Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

PROBLEM KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI MEMUTUS PERSELISIHAN HASIL PILKADA. (Studi Pemikiran Prof. Dr. Moh. Mahfud MD)

PROBLEM KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI MEMUTUS PERSELISIHAN HASIL PILKADA. (Studi Pemikiran Prof. Dr. Moh. Mahfud MD) PROBLEM KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI MEMUTUS PERSELISIHAN HASIL PILKADA (Studi Pemikiran Prof. Dr. Moh. Mahfud MD) SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai, sebagaimana tersebut dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun. keturunan sehingga kelestarian hidup manusia akan terjaga.

BAB I PENDAHULUAN. dicapai, sebagaimana tersebut dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun. keturunan sehingga kelestarian hidup manusia akan terjaga. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perkawinan disyariatkan dengan berbagai macam tujuan yang hendak dicapai, sebagaimana tersebut dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, bahwa

Lebih terperinci

PROFIL KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. BARUT

PROFIL KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. BARUT PROFIL KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. BARUT JL. A. YANI. NO.126 MUARA TEWEH KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BARITO UTARA BIO DATA KEPALA KANTOR Nama : H. Usman Abdullah TTL : Marabahan, Tahun 1997 TMT

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENETAPAN HARGA KELAPA SAWIT OLEH PEDAGANG KEPADA PETANI DI KECAMATAN TAPUNG KABUPATEN KAMPAR RIAU MENURUT EKONOMI ISLAM S K R I P S I

PERBEDAAN PENETAPAN HARGA KELAPA SAWIT OLEH PEDAGANG KEPADA PETANI DI KECAMATAN TAPUNG KABUPATEN KAMPAR RIAU MENURUT EKONOMI ISLAM S K R I P S I PERBEDAAN PENETAPAN HARGA KELAPA SAWIT OLEH PEDAGANG KEPADA PETANI DI KECAMATAN TAPUNG KABUPATEN KAMPAR RIAU MENURUT EKONOMI ISLAM S K R I P S I Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

ZAKIYAH SALSABILA

ZAKIYAH SALSABILA TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ANAK BEDA AGAMA YANG MENDAPATKAN HARTA PENINGGALAN BERDASARKAN WASIAT WAJIBAH ( Analisis Penetapan Pengadilan Agama Cikarang Nomor 89/Pdt.P/2015/PA.Ckr ) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

TRADISI PINGIT PENGANTIN MENJELANG AKAD NIKAH DI DESA URUNG KAMPUNG DALAM KECAMATAN KUNDUR UTARA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI

TRADISI PINGIT PENGANTIN MENJELANG AKAD NIKAH DI DESA URUNG KAMPUNG DALAM KECAMATAN KUNDUR UTARA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI TRADISI PINGIT PENGANTIN MENJELANG AKAD NIKAH DI DESA URUNG KAMPUNG DALAM KECAMATAN KUNDUR UTARA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN TAHUN 2011

BAB III PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN TAHUN 2011 BAB III PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN TAHUN 2011 A. Profil Kementrian Agama Kabupaten Demak 1. Sejarah Berdiri Kantor Kementerian Agama Kabupaten Demak pada awal berdirinya hingga

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM ACARA TERHADAP PELAKSANAAN SIDANG KELILING (STUDY KASUS SIDANG KELILING DI PENGADILAN AGAMA TANJUNG BALAI KARIMUN DI KECAMATAN KUNDUR).

ANALISIS HUKUM ACARA TERHADAP PELAKSANAAN SIDANG KELILING (STUDY KASUS SIDANG KELILING DI PENGADILAN AGAMA TANJUNG BALAI KARIMUN DI KECAMATAN KUNDUR). ANALISIS HUKUM ACARA TERHADAP PELAKSANAAN SIDANG KELILING (STUDY KASUS SIDANG KELILING DI PENGADILAN AGAMA TANJUNG BALAI KARIMUN DI KECAMATAN KUNDUR). SKRIPSI Diajukan Kepada Untuk Melengkapi Sebagian

Lebih terperinci

PENGARUH METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP DAARUL QUR AN COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP DAARUL QUR AN COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP DAARUL QUR AN COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PAI (STUDI KASUS PADA KELAS 4 DI SD ISLAM SULTAN AGUNG 4 SEMARANG)

PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PAI (STUDI KASUS PADA KELAS 4 DI SD ISLAM SULTAN AGUNG 4 SEMARANG) PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PAI (STUDI KASUS PADA KELAS 4 DI SD ISLAM SULTAN AGUNG 4 SEMARANG) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S1 Pada

Lebih terperinci

Skripsi. DiajukanUntukMelengkapiSebagianSyarat GunaMemperolehGelarSarjanaHukum (S.H) OLEH: SOFYAN ASMADI NIM

Skripsi. DiajukanUntukMelengkapiSebagianSyarat GunaMemperolehGelarSarjanaHukum (S.H) OLEH: SOFYAN ASMADI NIM PELAKSANAANN PERATURAN DAERAH NOMOR 27 TAHUN 1997 TENTANG KETERTIBAN UMUM DALAM MENERTIBKAN PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR MANDAU DURI KECAMATA AN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS Skripsi DiajukanUntukMelengkapiSebagianSyarat

Lebih terperinci

BAB II PERAN BP4 DALAM MELAKSANAKAN SK MENTRI DI KUA BUDURAN. A. Badan Penasihat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan

BAB II PERAN BP4 DALAM MELAKSANAKAN SK MENTRI DI KUA BUDURAN. A. Badan Penasihat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan BAB II PERAN BP4 DALAM MELAKSANAKAN SK MENTRI DI KUA BUDURAN A. Badan Penasihat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan Kelahiran BP4 dalam bidang konsultasi perkawinan dan keluarga adalah perwujudan dari

Lebih terperinci