UJI EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL AKAR URUBULU (Centotheca lappacea (L.) Desv.) TERHADAP UDEM TELAPAK KAKI MENCIT YANG DIINDUKSI KARAGENIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UJI EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL AKAR URUBULU (Centotheca lappacea (L.) Desv.) TERHADAP UDEM TELAPAK KAKI MENCIT YANG DIINDUKSI KARAGENIN"

Transkripsi

1 UJI EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL AKAR URUBULU (Centotheca lappacea (L.) Desv.) TERHADAP UDEM TELAPAK KAKI MENCIT YANG DIINDUKSI KARAGENIN STUDY ON ANTI-INFLAMMATORY ACTIVITY OF ETHANO EXTRACT OF URUBULU ROOTS (Centotheca lappacea (L.) Desv.) IN CARRAGEENAN INDUCED MICE PAW EDEMA Triswanto Sentat 1, Yulistia Budianti Soemarie 1 1 Akademi Farmasi Samarinda * acuan3s@gmail.com, yulistiabudianti@ymail.com ABSTRAK Inflamasi merupakan respon utama sistem kekebalan tubuh terhadap adanya bahaya kerusakan sel. Pemanfaatan tanaman tradisional Suku Dayak untuk mengobati inflamasi salah satunya dengan menggunakan akar urubulu (Centotheca lappacea (L.) Desv. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol akar urubulu sebagai antiinflamasi pada mencit putih jantan (Mus musculus) dan mengetahui dosis optimal yang berpotensi memberikan aktivitas antiinflamasi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dilakukan pada 20 ekor mencit putih jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok perlakuan kontrol negatif, kontrol positif (natrium diklofenak 6,5 mg/kgbb ), ekstrak etanol akar urubulu dosis I (26 mg/kgbb), dosis II (52 mg/kgbb) dan dosis III (104 mg/kgbb). Pemberian senyawa uji dilakukan secara peroral, setelah 30 menit kaki belakang mencit sebelah kanan diinduksi dengan karagenin 1% sebagai zat pembuat udem dan alat plestismometer untuk mengukur volume radang pada kaki mencit.hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak akar urubulu memiliki daya antiinflamasi untuk dosis I sebesar 40,73%, dosis II sebesar 16,64% dan dosis III sebesar 67,45%. Uji statistik LSD menunjukkan kelompok kontrol positif tidak memiliki perbedaan bermakna dengan dosis III, tetapi memiliki perbedaan bermakna dengan dosis I dan dosis II. Dosis optimal ekstrak etanol akar urubulu yang berpotensi memberikan aktivitas antiinflamasi 67,45% yaitu dosis III 104 mg/kgbb. Kata Kunci : Centotheca lappacea (L.) Desv., Antiinflamasi, Area Under the Curve ABSTRACT Inflammation is a primary response of the immune system to the presence of dangers such cell damage. Utilization of traditional crops of native Dayak to reduce the inflammatory using root urubulu (Centotheca lappacea (L.) Desv). This study aims to determine the activity of the ethanol extract of the roots urubulu as anti-inflammatory on male white mice (Mus musculus) and determine the optimal dose potentially provide anti-inflammatory activity. This study was an experimental study was conducted on 20 white male mice were divided into five treatment groups: negative control, the positive control (diclofenac sodium 6.5 mg / kg), ethanol extract of the roots urubulu dose I (26 mg / kg), the dose II (52 mg / kg) and dose III(104 mg / kg). Provision of test compounds is done orally, after 30 minutes the right back leg of mice induced with 1% carrageenan as the substance edema (inflammation) inducer and plestismometer tool to measure the volume of inflammation in the legs of mice.the results showed that urubulu root extract has anti-inflammatory power for the dose I amounted to 40.73%, dose II amounted 16.64% and dose III amounted to 67.45%. LSD statistical test showed positive control group had no significant difference with the dose III, but it has significant differences with the dose I and dose II. The optimal dose of ethanol extract of the roots urubulu potentially provide anti-inflammatory activity ammounted 67.45%, for the dose III of 104 mg / kg. Key word :

2 PENDAHULUAN Inflamasi merupakan suatu respon biologis yang komplek dari jaringan atas adanya bahaya seperti kerusakan sel. Inflamasi dapat disebabkan oleh trauma fisik, infeksi maupun reaksi antigen dari suatu penyakit 1.Pengobatan pasien dengan obat antiinflamasi pada umumnya untuk memperlambat atau membatasi proses kerusakan jaringan yang terjadi pada daerah inflamasi atau peradangan. Obat modern yang biasa digunakan ialah obat Anti Inflamasi Non Steroid (AINS) yang memiliki efek samping merugikan tubuh seperti tukak lambung 2. Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai antiinflamasi adalah akar urubulu (Centotheca lappacea (L) Desv). Menurut penelitian sebelumnya, akar urubulu memiliki kandungan flavonoid dan saponin 3. Flavonoid merupakan senyawa yang memiliki aktivitas farmakologi sebagai antiinflamasi atau anti radang. Menurut penelitian sebelumnya berdasarkan keterdekatan family poaceae dengan akar urubulu, infus rambut jagung (Zea mays L.) mampu memberikan efektivitas antiinflamasi karena di dalamnya terdapat senyawa flavonoid. Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan penelitian mengenai ekstrak etanol akar urubulu sebagai antiinflamasi pada mencit putih jantan (Mus musculus). METODE PENELITIAN Penelitian pengujian aktivitas antiinflamasi ekstrak akar urubulu (Centotheca lappacea (L.) Desv dosis I (26 mg/kgbb), dosis II (52 mg/kgbb) dan dosis III (104 mg/kgbb) bersifat eksperimental. Tahap penelitian ini dimulai dengan determinasi tanaman di Laboratorium Fisiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Samarinda, pengumpulan dan pengolahan sampel akar urubulu, pembuatan ekstrak, pembuatan bahan-bahan uji dan pengujian orientasi dosis, serta pengujian aktifitas antiinflamasi ekstrak etanol akar urubulu pada mencit jantan. Bahan Bahan yang digunakan yaitu akar urubulu, bahan-bahan kimia yang digunakan adalah amil alkohol, asam klorida, asam asetat anhidrat besi(iii) klorida, etanol 70%, karagenin, kalium diklofenak, natrium karboksimetilselulosa, n-heksan, natrium klorida 0,9%, pereaksi Mayer, pereaksi Dragendorf dan air suling. Hewan Uji Hewan uji yang digunakan adalah mencit putih (Mus muculus) berjenis kelamin jantan dengan berat badan antara gram, berumur 2-3 bulan dalam kondisi sehat. Peralatan Alat-alat yang digunakan adalah alat-alat gelas, blender, kandang mencit, mortir, maserator, sonde oral, spuit injeksi 1ml dan 5ml, pletismometer dan timbangan analitik, ayakan mesh 40. Prosedur 1. Determinasi tumbuhan dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan penelitian untuk memastikan jenis dan kebenaran tumbuhan. Determinasi dilakukan di Laboratorium Fisiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Samarinda. 2. Dilakukan pengumpulan akar urubulu, kemudian disortasi dan dicuci dengan air bersih yang mengalir. Pengeringan dilakukan dengan diangin-anginkan sampai kering di udara terbuka dan terlindung dari cahaya matahari langsung. Sampel yang sudah kering kemudian di haluskan dengan blender dan diayak dengan ayakan mesh 40. Kemudian ditimbang berat kering simplisia akar urubulu. 3. Proses pembuatan ekstraksi akar urubulu dilakukan pada penelitian ini

3 menggunakan metode maserasi. Serbuk kering akar urubulu ditimbang sebanyak 100 gram dimasukkan ke dalam wadah kaca lalu direndam dengan pelarut etanol 70%, direndam selama 6 jam dengan sesekali diaduk dengan menggunakan maserator kemudian diamkan selama 18 jam. Maserat ditampung dan proses diulang dua kali dengan cara yang sama. Maserat yang diperoleh disaring menggunakan kertas saring. Ekstrak cair yang didapat kemudian diuapkan di penangas air dan diperoleh ekstrak kental. 4. Identifikasi golongan senyawa kimia dilakukan pada ekstrak cair dengan prosedur sebagai berikut : Uji alkaloid : sepuluh tetes ekstrak akar urubulu dimasukkan kedalam tabung ditambahkan 1 ml HCl 2 N lalu ditambahkan 9 ml air suling, dipanaskan selama 2 menit setelah dipanaskan kemudian disaring sehingga didapat ekstrak dari akar urubulu. Filtrat yang didapat selanjutnya digunakan untuk percobaan berikut : a) Diambil 3 tetes filtrat, lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi mayer menghasilkan endapan kuning/putih. b) Diambil 3 tetes filtrat, lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi Bourchardat menghasilkan endapan colat-hitam. c) Diambil 3 tetes filtrat, lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi Dragendrof menghasilkan endapan merah bata. Alkaloid dianggap positif jika terjadi endapan atau paling sedikit dua atau tiga dari percobaan diatas 4. Uji tanin : sepuluh tetes ekstrak etanol urubulu dimasukkan kedalam tabung reaksi ditambahkan 1 sampai 2 tetes larutan FeCl 3 1%. Bila terbentuk warna biru tua atau hijau kehitaman memberikan indikasi adanya tannin atau sepuluh tetes ekstrak etanol akar urubulu dimasukkan ke dalam tabung reaksi ditambah 1 sampai 2 tetes larutan gelatin. Bila menimbulkan endapan memberikan indikasi adanya tanin. Uji flavonoid : sepuluh tetes ekstrak etanol akar urubulu dimasukkan ke dalam tabung reaksi ditambahkan 1 ml HCl pekat 0,1 gram serbuk mg dan 2 ml amil alkohol kemudian dikocok. Bila terbentuk warna merah, jingga, atau kuning indikasi adanya flavonoid. Uji saponin : sepuluh tetes ekstrak etanol akar urubulu dimasukkan kedalam tabung ditambahkan 1 sampai 2 tetes HCl 2 N. jika terbentuk busa permanen memberikan indikasi adanya saponin Pengujian Aktivitas Antiinflamasi Disiapkan 20 ekor mencit putih jantan, sebelum dilakukan pengujian mencit dipuasakan terlebih dahulu selama 18 jam dan tetap diberi air minum. Mencit dibagi menjadi 5 kelompok masing-masing 4 ekor mencit. Setiap kelompok mencit ditimbang dan telapak kaki kanan belakang diberi tanda di atas mata kaki. Semua mencit putih diukur volume kaki awalnya pada pletismometer (V 0 ) sampai batas tanda yang telah diberikan. Kelompok kontrol negatif diberi suspensi Na-CMC. Kelompok kontrol positif diberi suspensi kalium diklofenak. Kelompok perlakuan pada mencit putih jantan masing-masing diberi suspensi kuersetin dengan dosis 26, 52 dan 104mg/kgBB. Tiga puluh menit kemudian seluruh kelompok hewan yang telah mendapatkan perlakuan disuntikkan karagenin 1% dalam larutan NaCl 0,9% pada telapak kaki kanan mencit dengan volume 0,1 ml. Pengukuran volume selama dilakukan 10 kali setiap 30 menit setelah pemberian karagenin dengan menggunakan alat pletismometer (V t ). 6. Perhitungan Persentase Daya Antiinflamasi a. Volume radang dihitung dari selisih volume kaki mencit setelah dan

4 sebelum disuntikkan karagenin 1%. Rumus volume radang : Vu = Vt Vo Keterangan : Vu = Volume radang pada waktu tertentu Vt = Volume radang setelah t waktu Vo = Volume awal kaki mencit b. Setelah diperoleh volume radang kaki mencit, ditentukan nilai AUC (Area Under Curve) dengan rumus : AUC = Keterangan : Vt n-1 = Rata-rata volume radang pada t n-1 Vt n = Rata-rata volume radang pada t n c. Persentase daya antiinflamasi dihitung dengan rumus : % Daya Antiinflamasi = 100% Keterangan : AUCk = Rata-rata AUC kontrol negatif AUCp = Rata-rata AUC kelompok perlakuan 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Determinasi tumbuhan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kebenaran dari sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil determinasi di Laboratorium Fisiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Samarinda bahwa sampel yang digunakan adalah akar urubulu (Centotheca lappacea (L.) Desv.) dari genus Centotheca dan famili Poaceae. Sampel akar urubulu yang telah dikumpulkan, kemudian disortasi basah untuk memisahkan kotoran atau bahan asing lainnya dari akar urubulu. Akar urubulu yang telah disortasi basah dibuat simplisia dengan cara di kering anginkan dan terlindung dari cahaya matahari. Simplisia yang telah kering dihaluskan menggunakan blender dan diayak dengan ayakan mesh 40. Simplisia serbuk akar urubulu sebanyak 100 gram dimaserasi dengan pelarut etanol 70%. Penggunaan pelarut 70% sebagai pelarut karena pelarut etanol 70% dapat melarutkan senyawa organik dalam tumbuhan yang bersifat semipolar sampai polar, tidak beracun, tidak mudah ditumbuhi kapang dan kuman. Proses ektraksi yang digunakan adalah maserasi dengan pengulangan 2 kali. Maserasi merupakan ekstraksi cara dingin yang cocok untuk mempertahankan zat aktif dalam akar urubulu agar tidak dirusak oleh panas 6. Tujuan maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, stirak, dan bahan sejenis yang mudah mengembang 7. Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, stirak dan lilin. Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan yang digunakan sederhana dan mudah dilakukan 1. Proses ekstraksi tersebut dilakukan selama 6 jam sambil sesekali diaduk kemudian didiamkan selama 18 jam untuk diendapkan dan diambil maseratnya. Maserat berupa ekstrak cair ini kemudian diuapkan dengan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental disimpan pada wadah kaca yang ditutupi dengan alumunium foil agar tidak ada penguapan berlebih yang mengakibatkan ekstrak menjadi kering 7. Pengujian pertama pada ekstrak akar urubulu adalah dengan melakukan skrining fitokimia. Hasil uji alkaloid pada ekstrak akar urubulu dinyatakan negatif karena dari uji yang dilakukan untuk golongan alkaloid, 2 pengujian (Uji Mayer dan Bouchardat) tidak memberikan endapan yang dinginkan. Hasil positif terdapat pada flavonoid dan saponin dari ekstrak akar urubulu dipengaruhi oleh kelarutan golongan

5 metabolit sekunder tersebut pada pelarut yang digunakan selama ekstraksi. Pelarut yang digunakan adalah etanol 70% sehingga metabolit sekunder tersebut tersari dalam ekstrak dan terindentifikasi saat skrining fitokimia. Menurut penelitian lain mengatakan karakterisasi dan skrining fitokimia akar urubulu (Centotheca lappecae (L.) Desv.) mengandung senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid dan saponin 3. Pengujian efek antiinflamasi menggunakan metode pembentukan radang buatan pada telapak kaki belakang mencit putih jantan dengan menggunakan karagenin sebagai penginduksi radang. Potensi antiinflamasi pada penelitian ini menggunakan 0,1 ml karagenin 1% karena lebih terlihat volume radang terbentuk pada telapak kaki mencit. Alat yang digunakan untuk mengukur volume radang pada kaki mencit adalah plestismometer air raksa dengan prinsip pengukuran berdasarkan hukum Archimedes. Air raksa digunakan sebagai cairan pada plestimometer karena air raksa memiliki sifat yang sensitif jika ada pergerakan atau sedikit guncangan, sehingga akurasi data dapat tercapai. Air raksa memiliki sifat kohesi yang besar sehingga tidak menempel pada kulit kaki mencit 8. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit jantan dengan berat rata-rata gram (Green dkk, 1999). Perlakuan hewan dimulai dengan aktimasi terlebih dahulu selama 14 hari agar hewan dapat beradaptasi dengan lingkungan. Mencit dikelompokkan menjadi 5 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 4 ekor mencit. Penelitian ini menggunakan ekstrak etanol akar urubulu dengan dosis I (26mg/kgBB), dosis II (52mg/kgBB) dan dosis III (104mg/kgBB). Na-CMC 0,5% sebagai kontrol negatif dan kalium diklofenak 50 mg sebagai kontrol positif. Dalam pembuatan suspensi ekstrak akar urubulu, digunakan Na-CMC 0,5% sebagai suspensi dikarenakan ekstrak tidak larut sempurna dalam air. Untuk penggunaan larutan oral, konsentrasi Na-CMC yang digunakan adalah 0,1-1% 9. Untuk melarutkan karagenin digunakan campuran NaCl dengan tujuan agar larutan isotonis, larutan isotonis yaitu suatu keadaan pada saat tekanan osmosis larutan obat sama dengan tekanan osmosis cairan tubuh kita (darah, air mata), sehingga saat diinjeksikan dalam tubuh tidak merusak sel-sel darah. Karagenin dipilih karena karagenin merupakan salah satu zat iritan atau menginduksi edema yang sering digunakan untuk memprediksi efektifitas potensial terapeutik dari obat-obat antiinflamasi, baik dari golongan steroid maupun non-steroid. Selain itu karagenin juga tidak menimbulkan kerusakan pada jaringan, tidak menimbulkan bekas serta memberikan respon yang lebih peka terhadap antiinflamasi dibandingkan senyawa lain 10. Kontrol positif yang digunakan sebagai pembanding penelitian ini adalah kalium diklofenak. Obat ini umum digunakan sebagai kontrol positif dalam penelitian antiinflamasi karena garam kalium lebih mudah larut dalam air sehingga kalium diklofenak dapat diabsorbsi lebih cepat dan lebih aman di lambung dan obat ini juga memiliki daya anti radang yang paling kuat dengan efek samping yang lebih kecil dibandingkan dengan obat lainnya (Indometasin dan Piroksikam) 2. Hewan uji yang digunakan adalah mencit putih jantan dengan alasan kondisi biologis mencit jantan lebih stabil bila dibandingkan dengan mencit betina yang kondisis biologisnya dipengaruhi masa siklus etrus dan jenis kelamin jantan dipilih agar respon inflamasi pada mencit tidak dipengaruhi oleh hormon esterogen dan progesterone 11. Pengujian aktivitas antiinflamasi dalam penelitian ini memakai 20 ekor mencit dikelompokkan menjadi 5 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 4 ekor mencit. Bahan yang digunakan dalam pengujian sebagai kontrol negatif diberi Na CMC 0,5% dan bahan kontrol positif diberi kalium diklofenak sebagai pembanding. Perlakuan pertama yang dilakukan yaitu kontrol positif yang menggunakan kalium

6 diklofenak pada dosis 6,5 mg/kgbb yang dilarutkan menggunakan Na CMC 0,5%. Perlakuan kedua dilakukan kontrol negatif yang menggunakan Na CMC 0,5%. Kemudian perlakuan ketiga pada kelompok dosis I 26mg/kgBB ditimbang sebanyak 20,8 mg dan dilarutkan dalam 10 ml Na-CMC, perlakuan ke empat dosis II 52 mg/kgbb ditimbang sebanyak 41,6 mg/kgbb dan dilarutkan dalam 10 ml Na-CMC, dan dosis III 104 mg/kgbb di timbang 83,2 dan di suspensikan dalam 10 ml Na-CMC. Tabel 2. Hasil pengukuran AUC dan Daya Antiinflamasi setiap kelompok perlakuan No. Kelompok Area Under Curve (ml/jam) Persentase Daya Antiinflamasi 1. Kontrol Negatif 0, Kontrol Positif 0, ,92% 3. Dosis I 0, ,73% 4. Dosis II 0, ,64% 5. Dosis III 0, ,45% Pada tabel 2 menunjukkan nilai AUC dan presentase daya antiinflamasi yaitu efek menunjukkkan semakin kecil nilai AUC yang diperoleh, maka semakin besar kemampuan sediaan uji yang diberikan pada kelompok perlakuan dalam menghambat peradangan pada kaki mencit yang telah diinduksi dengan karagenin. Gambar 4. Grafik Area Under Curve Volume Radang Pada gambar 4 menunjukkan bahwa kurva tertinggi adalah kelompok kontrol negatif yang hanya diberikan larutan uji Na-CMC 0,5%. Volume radang dan nilai AUC pada kelompok kontrol negatif adalah yang terbesar jika dibandingkan dengan kelompok perlakuan lainnya. Pada kelompok tersebut, pemberian karagenin menghasilkan edema yang meningkat pada jam ke-0,5. Kelompok kontrol negatif memiliki nilai AUC sebesar 0,208 ml/jam, besarnya nilai AUC yang didapat pada pengukuran kontrol negatif dikarenakan tidak adanya pemberian sediaan uji yang mampu menekan radang pada kaki mencit. Pada setiap kelompok perlakuan dosis menunjukkan terjadinya penurunan volume radang. Presentase nilai daya antiinflamasi menunjukkan bahwa semakin besar nilai yang didapatkan maka semakin kecil nilai AUC sehingga dapat dinyatakan bahwa semakin baik ekstrak etanol akar urubulu menurunkan volume radang pada kaki mencit setelah diinduksi karagenin sebagai zat iritan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik menggunakan analisis statistik ANOVA dengan program SPSS 20. Analisa dilakukan terhadap hasil rata-rata nilai AUC dari jam ke-0 hingga jam ke-5,5 setelah diinduksi dengan karagenin. Diawali dengan uji normalitas menggunakan One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test setelah data dianalisis didapatkan

7 kesimpulan bahwa data terdistribusi normal karena nilai p-value>0,05 yaitu 0,540. Data kemudian dilanjutkan dengan uji homogenitas menggunakan uji Homogenity of Variance Test dan didapatkan hasil data yang homogen, dimana nilai p-value>0,05 yaitu 0,398. Data yang telah di uji normalitas dan homogenitas yang sudah terpenuhi dapat dilakukan uji selanjutnya yaitu uji ANOVA. Hasil uji ANOVA menunjukkan nilai yang signifikan 0,00 yang berarti lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan bermakna antara perlakuan. Data kemudian dianalisis menggunakan uji LSD, Hasil uji LSD daya antiinflamasi menunjukkan bahwa kelompok kontrol positif tidak memiliki perbedaan bermakna dengan kelompok dosis III, tetapi memiliki perbedaan bermakna dengan dosis I dan dosis II. Sehingga dosis III memiliki pontensi yang sama dengan kontrol positif yaitu sebagai penghambat daya antiinflamasi. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang termasuk satu famili dengan akar urubulu, yaitu Poaceae mampu memberikan aktivitas inflamasi dengan persen inhibisi 20,16%, 65,44%, 65,55% dan 71,15% pada dosis biji Setaria Italika 13. Ekstrak etanol daun Setaria Megapila menunjukkan persen inhibisi sebesar 60,86% pada dosis 300 mg/kgbb yang diinduksikan menggunakan telur pada telapak kaki mencit 12. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan diketahui bahwa ekstrak etanol akar urubulu mampu menghambat pembentukan radang pada telapak kaki mencit yang diakibatkan oleh induksi karagenin. Penurunan volume radang pada kaki mencit diduga karena aktivitas dari senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak etanol akar urubulu yaitu metabolit sekunder senyawa flavonoid. Senyawa flavonoid dapat menghambat inflamasi dengan cara menghambat enzim siklooksigenase dan enzim lipooksigenase pada saat metabolisme asam arakhidonat, sehingga mediator inflamasi leukotrin, histamin, bradikinin, tromboksan dan prostaglandin terhambat. Flavonoid bekerja dengan menghambat fase penting dalam biosintesis prostaglandin, yaitu pada jalur enzim siklooksigenase 10. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Ekstrak akar urubulu memiliki aktivitas antiinflamasi pada mencit putih jantan pada dosis I 26 mg/kgbb, dosis II 52 mg/kgbb dan dosis III 104 mg/kgbb dengan presentase radang 40,73%, 16,64% dan 67,45%. Dosis optimal yang berpotensi sebagai antiinflamasi adalah dosis III (104mg/kgBB). DAFTAR PUSTAKA Bahari, Y.S Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Pegagan (Centella asiatica (L.) Urb) Pada Mencit Putih (Mus musculus). Samarinda : Akademi Farmasi Samarinda. Hal Departemen Kesehatan RI.1989 b. Materi Medika Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Depkes RI. Hal: (Taufik dkk, 2008) Farista, M.U Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Pada Mencit Putih Jantan (Mus musculus). Samarinda: Akademi Farmasi Samarinda. Hal. 35 Herni, Mantulangi Anita Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanl Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Pada Mencit Putih Jantan (Mus musculus). Karya Tulis Ilmiah. Samarinda : Akademi Farmasi Samarinda. Hal. 47, Panda, S., N.S.K, Choundhury., V. Jaggannath, Patro., Dipti, K.P., & Goutam, K.J Reseach Article Drug Invention Today. Hal Pangesti, L.A.T Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Gambir (Uncaria Gambir Roxb.) Terhadap Penyembuhan Luka Bakar Pada Kaki Mencit Putih Jantan (Mus MUsculus. Akademi Farmasi Samarinda. Hal

8 Rowe, R.C., Sheskey, P.j., dan Owen, S.C Handbook Of Pharmaceutical. Fifth Ed. London : Pharmaceutical Press. Suleyman, H., Berna, Demircan., Yalcin, Karagoz., Nuray, O., & Bahadir, S Anti-inflammatory Effect Of Selective Cox-2 Inhibitors. Polish Journal Of Pharmacology Suleyman, H., Berna, Demircan., Yalcin, Karagoz., Nuray, O., & Bahadir, S Anti-inflammatory Effect Of Selective Cox-2 Inhibitors. Polish Journal Of Pharmacology Tjay, T.H., dan Raharja, K Obat-Obat Penting.Jakarta: PT. Gramedia. Wulandira, R.A Karakteristik dan Skrining Fitokimia Akar Urubulu (Centotheca Lappecea (L) Desv.). Samarinda: Akademi Farmasi Samarinda. Hal Yuliati, K.S Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Kulit Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Karagenin. Skripsi. Surakarta : Fakultas Farmasi Muhammadiyah Surakarta.

UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI KUERSETIN KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus)

UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI KUERSETIN KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus) UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI KUERSETIN KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus) Akademi Farmasi Samarinda Email: yulistiabudianti@ymail.com ABSTRAK Inflamasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental yaitu dengan mengamati kemungkinan diantara variabel dengan melakukan pengamatan terhadap kelompok

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Determinasi Bahan Deteminasi dilakukan untuk memastikan kebenaran dari bahan yang digunakan untuk penelitian ini yaitu tanaman asam jawa (Tamarindus indica L.). Determinasi

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Kategori Penelitian dan Rancangan Percobaan 1. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen eksploratif dengan rancangan acak lengkap pola searah.

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB IV PROSEDUR KERJA BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Penyiapan Bahan Bahan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun alpukat dan biji alpukat (Persea americana Mill). Determinasi dilakukan di Herbarium Bandung Sekolah

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Garis besar jalannya penelitian 3 METODE PENELITIAN 3. 1 Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Protozoologi, Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

UJI EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus) DENGAN INDUKSI NYERI ASAM ASETAT

UJI EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus) DENGAN INDUKSI NYERI ASAM ASETAT ISSN CETAK. 2443-115X ISSN ELEKTRONIK. 2477-1821 UJI EFEK ANALGESIK EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus) DENGAN INDUKSI NYERI ASAM ASETAT Triswanto

Lebih terperinci

EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) PADA MENCIT (Mus musculus)

EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) PADA MENCIT (Mus musculus) As-Syifaa Vol 09 (01) : Hal. 51-57, Juli 2017 ISSN : 2085-4714 EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) PADA MENCIT (Mus Safriani Rahman, Aulia Wati, dan Eka Mega Asariningtyas

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS ANTI INFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus)

UJI AKTIVITAS ANTI INFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus) UJI AKTIVITAS ANTI INFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus) Triswanto Sentat Akademi Farmasi Samarinda, Samarinda, Kalimantan Timur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Garut, Jawa Barat serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2015 di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area. 3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus)

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus) UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus) Ayu Indah Cahyani*, Mukti Priastomo, Adam M. Ramadhan Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia L.) yang diperoleh dari Kampung Pamahan-Jati Asih, Bekasi. Dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu, dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cibarunai, Kelurahan Sarijadi, Bandung. Sampel yang diambil berupa tanaman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang diperoleh dari perkebunan murbei di Kampung Cibeureum, Cisurupan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil determinasi tumbuhan dilampirkan pada Lampiran 1) yang diperoleh dari perkebunan

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN BAB IV PROSEDUR PENELITIAN 4.1. Penyiapan Bahan Daun sukun Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg yang digunakan sudah berwarna hijau tua dengan ukuran yang sama. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental laboratorium dalam menguji aktivitas analgetik pada mencit putih jantan. B. Tempat

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz and Pav) SEBAGAI ANTIINFLAMASI PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR SPRAGUE-DAWLEY

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz and Pav) SEBAGAI ANTIINFLAMASI PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR SPRAGUE-DAWLEY UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz and Pav) SEBAGAI ANTIINFLAMASI PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR SPRAGUE-DAWLEY ACTIVITIES OF ETHANOLIC EXTRACTS Piper Crocatum AS ANTI-INFLAMMATORY

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2014 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Latar dan Waktu Penelitian Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian daun dari tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan eksperimental sederhana (posttest only control group design)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC- BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratorium. Penelitian ini dilakukan dengan membuat sediaan gel dari ekstrak etil asetat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Validasi Metode Docking dengan Autodock Vina. dahulu dilakukan validasi dengan cara menambatkan ulang ligan asli (S58)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Validasi Metode Docking dengan Autodock Vina. dahulu dilakukan validasi dengan cara menambatkan ulang ligan asli (S58) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Validasi Metode Docking dengan Autodock Vina Sebelum dilakukan proses seleksi ligan pada penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan validasi dengan cara menambatkan ulang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

UJI EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa Boerl.) TERHADAP EDEMA KAKI TIKUS PUTIH JANTAN

UJI EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa Boerl.) TERHADAP EDEMA KAKI TIKUS PUTIH JANTAN UJI EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa Boerl.) TERHADAP EDEMA KAKI TIKUS PUTIH JANTAN Firman Dawud 1), Widdhi Bodhi 1), Widya Astuty Lolo 1) 1) Program Studi

Lebih terperinci

Jatmiko Susilo, Oni Yulianta Wilisa, Serimawati

Jatmiko Susilo, Oni Yulianta Wilisa, Serimawati THE COMPARISON IN EFFECTIVENESS OF MEFENAMIC ACID, IBUPROFEN, DICLOFENAC POTASSIUM, DICLOFENAC NATRIUM AS ANTI- INFLAMMATORY MEDICINES IN WHITE MALE MICE OF WISTAR LINEAGE Jatmiko Susilo, Oni Yulianta

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. B. BAHAN DAN ALAT

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL MAJAKANI (Quercus infectoria G. Olivier) TERHADAP TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI KARAGENAN

UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL MAJAKANI (Quercus infectoria G. Olivier) TERHADAP TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI KARAGENAN UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL MAJAKANI (Quercus infectoria G. Olivier) TERHADAP TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI KARAGENAN SKRIPSI OLEH: KHAIRUNNISA RAMBE NIM 091501008 PROGRAM SARJANA FARMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan Tanaman Pada penelitian ini digunakan Persea americana Mill yang diperoleh dari perkebunan Manoko, Lembang, sebanyak 800 gram daun alpukat dan 800 gram biji alpukat.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

UJI EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN SUJI (Dracaena angustifolia Roxb) TERHADAP EDEMA KAKI TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

UJI EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN SUJI (Dracaena angustifolia Roxb) TERHADAP EDEMA KAKI TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR UJI EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN SUJI (Dracaena angustifolia Roxb) TERHADAP EDEMA KAKI TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR Julia Megawati Narande, Anne Wulur, Adithya Yudistira Program Studi Farmasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah akar landep (Barleria prionitis) yang berasal dari Kebun Percobaan Manoko, Lembang. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan sampel ascidian telah dilakukan di Perairan Kepulauan Seribu. Setelah itu proses isolasi dan pengujian sampel telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia) yang diperoleh dari Kampung Pamahan, Jati Asih, Bekasi Determinasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi simplisia herba sambiloto. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu karakterisasi simplisia dengan menggunakan

Lebih terperinci

Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Ekstrak Etanol Nanas (Ananas comosus (L) Merr.)

Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Ekstrak Etanol Nanas (Ananas comosus (L) Merr.) , Vol.04, No.01, Februari 2017, hal: 34-38 ISSN-Print. 2355 5386 ISSN-Online. 2460-9560 http://jps.unlam.ac.id/ Research Article 34 Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.)

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK AIR UMBI BAWANG TIWAI (ELEUTHERINE BULBOSA (MILL) URB PADA MENCIT PUTIH JANTAN (MUS MUSCULUS)

UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK AIR UMBI BAWANG TIWAI (ELEUTHERINE BULBOSA (MILL) URB PADA MENCIT PUTIH JANTAN (MUS MUSCULUS) UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK AIR UMBI BAWANG TIWAI (ELEUTHERINE BULBOSA (MILL) URB PADA MENCIT PUTIH JANTAN (MUS MUSCULUS) Eka Siswanto Syamsul Akademi Farmasi Samarinda Jl. A.Wahab Sjahranie No.226

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji jintan hitam (Nigella sativa) yang berasal dari Yogyakarta, Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daun salam (Syzygium polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam yang didapatkan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Kategori dan Rancangan Penelitian Penelitian uji efek tonikum infusa daun landep pada mencit putih jantan ini dapat dikategorikan sebagai penelitian eksperimental dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa. 33 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriftif dan eksperimental, dilakukan pengujian langsung efek hipoglikemik ekstrak kulit batang bungur terhadap glukosa darah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta

Lebih terperinci

Aktivitas Analgetik Ekstrak Etanol Daun Melinjo (Gnetum Gnemon L.) Pada Mencit Putih (Mus musculus L.) Jantan

Aktivitas Analgetik Ekstrak Etanol Daun Melinjo (Gnetum Gnemon L.) Pada Mencit Putih (Mus musculus L.) Jantan Aktivitas Analgetik Ekstrak Etanol Daun Melinjo (Gnetum Gnemon L.) Pada Mencit Putih (Mus musculus L.) Jantan An Analgetic Activity of Leaf Melinjo (Gnetum Gnemon L.) Extract on White Male Mice (Mus musculus

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat 47 LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat Biji Alpukat - Dicuci dibersihkan dari kotoran - Di potong menjadi

Lebih terperinci

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan Rambut jagung (Zea mays L.), n-heksana, etil asetat, etanol, metanol, gliserin, larutan kloral hidrat 70%, air, aqua destilata, asam hidroklorida, toluena, kloroform, amonia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

UJI DAYA ANALGETIK EKSTRAK ETANOLIK DAUN BINAHONG [Anredera cordifolia (Ten.) Steenis] PADA MENCIT PUTIH (Mus musculus L.) JANTAN

UJI DAYA ANALGETIK EKSTRAK ETANOLIK DAUN BINAHONG [Anredera cordifolia (Ten.) Steenis] PADA MENCIT PUTIH (Mus musculus L.) JANTAN UJI DAYA ANALGETIK EKSTRAK ETANOLIK DAUN BINAHONG [Anredera cordifolia (Ten.) Steenis] PADA MENCIT PUTIH (Mus musculus L.) JANTAN Eka Siswanto Syamsul, Windy Ana Lestiani, Yullia Sukawaty, Supomo Bidang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan November 2015. Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk. dilakukan di daerah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan pre dan post test control group design. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Variabel Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu, yaitu penelitian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap kelompok eksperimental

Lebih terperinci

AKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT. TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

AKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT. TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya AKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK Pengujian aktivitas analgetika infusa daun alpukat

Lebih terperinci

POTENSI ANTIINFLAMASI EKSTRAK DAUN TAHONGAI (Kleinhovia hospita L) ABSTRACT

POTENSI ANTIINFLAMASI EKSTRAK DAUN TAHONGAI (Kleinhovia hospita L) ABSTRACT POTENSI ANTIINFLAMASI EKSTRAK DAUN TAHONGAI (Kleinhovia hospita L) Tias Puspita Sari 1, *, Laode Rijai 1, Sabaniah Indjar Gama 1 1 Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona Muricata L.) terhadap kadar enzim transaminase (SGPT dan SGOT) pada mencit (Mus musculus)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia

Lebih terperinci

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian 2 dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah, selain itu daun anggrek merpati juga memiliki kandungan flavonoid yang tinggi, kandungan flavonoid yang tinggi ini selain bermanfaat sebagai antidiabetes juga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test Randomized Control

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pemberian senyawa uji terhadap respon infalamasi. metode induced paw edema. Senyawa ini telah diuji aktivitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pemberian senyawa uji terhadap respon infalamasi. metode induced paw edema. Senyawa ini telah diuji aktivitas 23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Pemberian senyawa uji terhadap respon infalamasi Penentuan nilai AEW1 sebagai antiinflamasi menggunakan metode induced paw edema. Senyawa ini telah diuji aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

Merry Senewe, Paulina Yamlean, Weny Wiyono ProgramStudiFarmasi FMIPA UNSRAT Manado, ABSTRACT

Merry Senewe, Paulina Yamlean, Weny Wiyono ProgramStudiFarmasi FMIPA UNSRAT Manado, ABSTRACT UJI EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAGING BUAH LABU KUNING (Cucurbita moschata D.) TERHADAP EDEMA PADA TELAPAK KAKI TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus novergicus) Merry Senewe, Paulina Yamlean,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini bersifat penelitian eksperimental yang dilakukan untuk mengetahui efektifitas gel rambut dari ekstrak seledri dan minyak kemiri terhadap pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Jawa Barat. Identifikasi dari sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar Superoksida Dismutase (SOD) dan Malondialdehide (MDA)

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS ANTIINFLAMASI FRAKSI AIR EKSTRAK DAUN SEMBUKAN (Paederia foetida L.) PADA TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus) ABSTRAK

EFEKTIVITAS ANTIINFLAMASI FRAKSI AIR EKSTRAK DAUN SEMBUKAN (Paederia foetida L.) PADA TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus) ABSTRAK EFEKTIVITAS ANTIINFLAMASI FRAKSI AIR EKSTRAK DAUN SEMBUKAN (Paederia foetida L.) PADA TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus) Rio Saddam Pratama*, Aditya Fridayanti, Arsyik Ibrahim Laboratorium FARMAKA TROPIS,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan pelarut etil asetat. Etil asetat merupakan pelarut semi polar yang volatil (mudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Melibatkan dua kelompok subyek, dimana salah satu kelompok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Preparasi Sampel Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian 51 Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tanaman 52 Lampiran 3. Karakteristik Tanaman Alpukat ( Persea americana Mill. ) Tanaman Alpukat Buah alpukat 53 Lampiran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2010 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan Januari 2010. Daun gamal diperoleh dari Kebun Percobaan Natar, Lampung Selatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Serbuk halus daun tumbuhan jeringau sebanyak 400 g diekstraksi dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Serbuk halus daun tumbuhan jeringau sebanyak 400 g diekstraksi dengan 4.1 Ekstraksi dan Fraksinasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Serbuk halus daun tumbuhan jeringau sebanyak 400 g diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol, maserasi dilakukan 3 24 jam. Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.

Lebih terperinci

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan 48 Lampiran 2 Hasil determinasi tumbuhan daun Lidah mertua (Sansevieria trifasciata var.laurentii) 49 Lampiran3 Gambar hasil makroskopik Daun

Lebih terperinci

BAB 3 PERCOBAAN. Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci albino New Zealand yang diperoleh dari peternakan kelinci di Lembang.

BAB 3 PERCOBAAN. Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci albino New Zealand yang diperoleh dari peternakan kelinci di Lembang. BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan, Alat, dan Hewan Percobaan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buah duku (Lansium domesticum Corr.), hirdoksipropil metilselulosa (HPMC), carbomer, gliserin, trietanolamin

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN BAB IV PROSEDUR PENELITIAN 4.1. Pengumpulan Bahan Tumbuhan yang digunakan sebagai bahan penelitian ini adalah daun steril Stenochlaena palustris. Bahan penelitian dalam bentuk simplisia, diperoleh dari

Lebih terperinci

Diterbitkan oleh STIFI Perintis Padang setiap bulan Februari dan Agustus Website :

Diterbitkan oleh STIFI Perintis Padang setiap bulan Februari dan Agustus Website : SCIENTIA SCIENTIA Jurnal Farmasi dan Kesehatan Diterbitkan oleh STIFI Perintis Padang setiap bulan Februari dan Agustus Website : http://www.jurnalscientia.org/index.php/scientia 7 (2) ; 83 88, 2017 UJI

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di net house Gunung Batu, Bogor. Analisis tanah dilaksanakan di Laboratorium Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2013 sampai Agustus 2013 di Laboratoium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium Instrumen

Lebih terperinci

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya) JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.2 ; November 2015 OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya) MARIATI Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Negeri Tanah Laut, Jl. A. Yani, Km

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris secara in silico dari senyawa penanda daun salam (Syzygium

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris secara in silico dari senyawa penanda daun salam (Syzygium BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimental laboratoris secara in silico dari senyawa penanda daun salam (Syzygium polyanthum wight) terhadap

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan preparasi sampel, bahan, alat dan prosedur kerja yang dilakukan, yaitu : A. Sampel Uji Penelitian Tanaman Ara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Desain ini menggunakan

Lebih terperinci

DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR

DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR 30 DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR Jatmiko Susilo, Sikni Retno K, Ni Wayan Rusmiati retnoyas@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel PBAG di lingkungan sekitar kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan daerah Cipaku.

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.229

Lebih terperinci

Uji Aktivitas Antiinflamasi dari Ekstrak Etanol Daun Asam Jawa (Tamarindus Indica L) terhadap Tikus Wistar Jantan

Uji Aktivitas Antiinflamasi dari Ekstrak Etanol Daun Asam Jawa (Tamarindus Indica L) terhadap Tikus Wistar Jantan Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN 2460-6472 Uji Aktivitas Antiinflamasi dari Ekstrak Etanol Daun Asam Jawa (Tamarindus Indica L) terhadap Tikus Wistar Jantan 1 Winda oktiwilianti, 2 Umi Yurniarni,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) Lampiran 2. Gambar tumbuhan daun bangun-bangun a) Tumbuhan bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) terhadap kadar transaminase hepar pada tikus (Rattus norvegicus)

Lebih terperinci

UJI EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL HERBA BANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) PADA MENCIT (Mus musculus) Muhammad Isrul 1*, Usmar 2, Subehan 2

UJI EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL HERBA BANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) PADA MENCIT (Mus musculus) Muhammad Isrul 1*, Usmar 2, Subehan 2 UJI EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL HERBA BANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) PADA MENCIT (Mus musculus) Muhammad Isrul 1*, Usmar 2, Subehan 2 1 STIKES Mandala Waluya Kendari, Indonesia 2 Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

Effect of Ethanol Extract of Pomegranate Leaves (Punica granatum L) to the Sedative Effect on Mice BALB/C

Effect of Ethanol Extract of Pomegranate Leaves (Punica granatum L) to the Sedative Effect on Mice BALB/C Effect of Ethanol Extract of Pomegranate Leaves (Punica granatum L) to the Sedative Effect on Mice BALB/C Niken Dyah Ariesti, Sikni Retno K, Lale Reta Utami ABSTRACT Pomegranate Leaves (Punica granatum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only Control Group Design).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu farmakologi khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu farmakologi khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu farmakologi khususnya 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1. Tempat Penelitian akan dilaksanakan di laboratorium

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian 49 Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tumbuhan 50 Lampiran 3. Karakteristik Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam. ) Tanaman kelor Daun kelor 51 Lampiran 3. (Lanjutan)

Lebih terperinci

EFEK ANTIINFLAMASI DAUN SIRIH (Piper betle L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI

EFEK ANTIINFLAMASI DAUN SIRIH (Piper betle L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI EFEK ANTIINFLAMASI DAUN SIRIH (Piper betle L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI Disusun Oleh: ZULIA KHOZANAH ASRORIYAH K 100 020 231 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA

Lebih terperinci