BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGAMATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGAMATAN"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGAMATAN A. Analisis Masalah Dalam kenaikan pangkat/golongan di PT Perkebunan Nusantara IX PG Tasikmadu Karanganyar sudah berjalan baik, salah satunya dengan membuat prestasi yang berdampak baik untuk perusahaan maupun diri para karyawan tersebut, dampak baik ke Perusahaan contohnya ada karyawan yang menemukan cara penanaman terbaru tebu, otomatis perusahaan mendapatkan kentungan dalam penanaman tebu dikemudian hari dan dampak baik untuk karyawan yaitu diberikannya kenaikan pangkat/golongan, misal karyawan tersebut golongan 3A/08 karena prestasi tersebut dapat langsung menjadi 3B/00. Tetapi jika tidak memberikan dampak baik ke perusahaan atau kinerjanya monoton, akan lama dalam kenaikan pangkat/golongan, bahkan ada yang sampai 15 Tahun baru naik pangkat/golongannya. Hal tersebut memengaruhi gaji dan tunjangan yang akan diberikan, semakin banyak hal positif yang diberikan karyawan ke perusahaan dan kerja baik karyawan itu sendiri cepat pula kenaikan pangkat/golongan yang diberikan. Jadi, semua kembali lagi kepada karyawan tersebut, seberapa karyawan tersebut bekerja keras untuk mendapatkan rekomendasi kenaikan pangkat/golongan. B. Sistem Kenaikan Pangkat/Golongan Karyawan Tetap Di PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar Dalam pengamatan ini, penulis lebih memfokuskan pada sistem pengurusan kenaikan pangkat/golongan karyawan tetap di lingkungan PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar. Setiap kegiatan pasti mempunyai sistem atau urutan-urutan langkah dalam penyelesaian. Begitu juga dengan sistem kenaikan pangkat/golongan karyawan tetap di lingkungan PTPN IX PG Tasikmadu Karanganyar. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Arief Nugroho, SH yaitu staf bagian sumber daya manusia (SDM) dan Umum serta Bapak Hari Purnomo, SH sebagai Juru Tulis dari bagian sumber daya manusia dan Umum, sistem kenaikan pangkat/golongan karyawan tetap di lingkungan PTPN IX PG Tasikmadu Karanganyar harus melalui tahapan-tahapan sebagai berikut yaitu: 25

2 26 a. Sistem Penilaian Karya Proses menilai prestasi kerja karyawan sesuai dengan tuntutan pekerjaan atau jabatannya. Sistem ini ada 3 (tiga) parameter pokok yang saling terkait yaitu : 1. KesepakatanKarya (KK) Kesepakatan Karya (KK) merupakan performance agreement (kesepakatan/kontrak kinerja) antara atasan langsung dan bawahan yang merupakan harapan target yang diinginkan oleh perusahaan/atasan untuk dicapai oleh karyawan/bawahannya, sesuai dengan fungsi jabatannya, potensi yang ada dan kompetensi yang harus dimiliki oleh karyawan/bawahan. Aspek-aspek tersebut yang dimasukkan dalam KK dibatasi hanya 3-7 unsur yang mempunyai kaitan dengan nilai tambah perusahaan, misalnya : produksi, produktivitas, rendemen, mutu, biaya, waktu, sales (revenue), profit, market share, growth dan program kerja untuk perbaikan. 2. BimbinganKarya Bimbingan Karya (BK) merupakan sesi pembinaan yang bertujuan memberikan umpan balik dan masukan terhadap hasil evaluasi kinerja selama masa periode penilaian. Jangka waktu pelaksanaan BK adalah sejak dimulainya periode penilaian, yaitu pada awal tahun atau pada saat seorang karyawan mulai memegang suatu jabatan (akibat mutasi/rotasi/promosi) Bimbingan karya ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu : - Review Merupakan evaluasi perkembangan pencapaian sasaran KK secara periodik, baik mingguan, bulanan, triwulanan, maupun semester. - Bimbingan Hasil analisis dari review merupakan dasar menentukan jenis bimbingan yang akan diberikan oleh seorang Atasan kepada Bawahannya dalam upaya untuk mencapai sasaran. Terhadap penyimpangan negatif maka diberikan bimbingan berupa : a. Saran - saran perbaikan b. Saran - saran penyelesaian tugas c. Peningkatan kompetensi teknis

3 27 Sedangkan terhadap penyimpangan positif (keberhasilan mencapai target) maka diberikan bimbingan berupa : a. Dukungan untuk mempertahankan/meningkatkan motivasi agar hasil kerja lebih tinggi lagi b. Pencarian peluang peningkatan c. Tantangan untuk meningkatkan daya juang - Konseling Konseling dilakukan apabila terjadi penyimpangan negatif (tidak tercapainya target) yang berhubungan dengan sikap mental bawahan, misalnya menurunnya motivasi, semangat kerja menurun, tanggungjawab berkurang dll. Konseling biasanya dilakukan setelah proses bimbingan teknis tidak berhasil. Konseling dapat dilakukan oleh Atasan Langsung, Atasan dari Atasan Langsung atau Konselor. 3. EvaluasiKarya (EK) Evaluasi Karya (EK) adalah evaluasi akhir terhadap kinerja individu. Guna melaksanakan evaluasi tersebut, atasan langsung terlebih dahulu sudah mempunyai catatan terhadap hasil kinerja bawahannya selama periode 1 tahun. Hasil catatan dimaksud harus menjadi lampiran tersendiri dan menjadi pendukung Evaluasi Karya (EK). Berdasarkan hasilevaluasi, Atasan langsung membuat rekomendasi tentang hal-hal sebagai berikut : a. Kekuatan dan kelemahan serta saran-saran perbaikan b. Usulan kenaikan / tidak naik atas golongan berkala (1 MKG) c. Usulan kenaikan / tidak naik golongan berkala 2 tingkat (2 MKG) d. Usulan kenaikan / tidak naik golongan e. Usulan Promosi / Mutasi f. Pendidikan dan Pelatihan 1. Aspek Penilaian Aspek-aspek penilaian Evaluasi Karya dibagi atas 3 (tiga) parameter utama sebagai berikut : a. HasilKarya Merupakan faktor penilaian atas pencapaian 3-7 sasaran utama yang telah disepakati dalam Kesepakatan Karya (KK).

4 28 b. SikapKerja Merupakan faktor penilaian atas penampilan perilaku utama dari core value yang harus dimiliki oleh semua karyawan Gol. III IV sebagai berikut: 1. Integritas 2. Dorongan Berprestasi 3. Komitmen Organisasi 4. Adaptasi terhadapperubahan 5. Orientasi pada Kualitas 6. Integritas 7. Dorongan Berprestasi 8. Komitmen Organisasi 9. Adaptasi terhadapperubahan 10. Orientasi pada Kualitas c. Cara Kerja Merupakan faktor penilaian atas proses atau cara mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan dan berbeda untuk beberapa kelompok jabatan 4.1 Tabel Aspek Penilaian Jabatan Sekretaris Perusahaan, Kepala Biro, Kepala Bagian dan Administratur Kebun Kepala Urusan, Sinder Kepala, Kep. Tanaman, Kep. AKU, Kep. Instalasi, Kep. Pengolahan Bobot HasilKarya SikapKerja Cara Kerja Total

5 29 Sinder Kebun, Sinder Teknik, Sinder Kantor, Staf di Kantor Direksi dan yang sederajat Penjelasan : Nilai angka disetiap kolom tersebut paten dan tidak dapat diubah, angkat tersebut dikalikan seluruh hasil, misal yang dipilih hasil karya ( penjelasan berada di lampiran). a. Tabel Hasil Karya - 7 (tujuh) pilihan sasaran utama HASIL KARYA (Referensi KK) 1. Hasil Sasaran Utama 1 2. Hasil Sasaran Utama 2 A B C D E Hasil Sasaran Utama 3 4. Hasil Sasaran Utama 4 5. Hasil Sasaran Utama 5 6. Hasil Sasaran Utama 6 7. Hasil Sasaran Utama 7 Jumlah

6 30-6 (enam) pilihan sasaran utama : HASIL (Referensi KK) KARYA A B C D E 1. Hasil Sasaran Utama 1 2. Hasil Sasaran Utama 2 3. Hasil Sasaran Utama 3 4. Hasil Sasaran Utama 4 5.Hasil Sasaran Utama 5 6. Hasil Sasaran Utama 6 Jumlah (lima) pilihan sasaran utama : HASIL KARYA (Referensi KK) 1. Hasil Sasaran Utama 1 2. Hasil Sasaran Utama A B C D E

7 31 3. Hasil Sasaran Utama 3 4. Hasil Sasaran Utama 4 5. Hasil Sasaran Utama 5 Jumlah (empat) pilihan sasaran utama : HASIL A B C D E KARYA (Referensi KK) 1. Hasil Sasaran Utama 1 2. Hasil Sasaran Utama 2 3. Hasil Sasaran Utama 3 4. Hasil

8 32 Sasaran Utama 4 Jumlah (tiga) pilihan sasaran utama : HASIL A B C D E KARYA (Referensi KK) 1. Hasil Sasaran Utama 1 2. Hasil Sasaran Utama 2 3. Hasil Sasaran Utama 3 Jumlah Keterangan : Skoring/penilaian atas hasil karya A = Nilai Angka = Jumlah Nilai b. Tabel Sikap Kerja SIKAP KERJA A B C D E 1. Integritas

9 33 2.Dorongan Berprestasi Komitmen Organisasi Adaptasi terhadap perubahan 5. Orientasipadakualitas Jumlah Keterangan : Skoring/penilaian atas sikap kerja Huruf = Nilai Angka = Jumlah Nilai c. Tabel Cara Keterampilan Kerja Sekper. Ka.Urs / Kabiro, Sind. Kepala ASPEK DINILAI Kabag, Adm. Kebun Sind. Kebun, Teknik Sind. Kantor dan Staf Lainnya 1. Perencanaan v v v v 2.Kerjasama Kelompok - - v v 3. Mempengaruhi - - v v 4. Mendengarkan, v v - - Memahami dan Menanggapi 5. Mengumpulkan v v - v dan menganalisisinfo rmasi 6. Pengambilan Keputusan v v Manajemen hasil - - v - 7. Mengelola hubungan v v - -

10 34 9. Bertindak efektif dan efisien - - v v Keterangan : Skoring/penilaian atas cara keterampilan kerja Tanda Centang : Bagian yang dinilai - Penilaian atas cara (keterampilan) kerja sesuai jabatan karyawan ada 4 kriteria penilaian yaitu : a. Sekretaris Perusahaan, Kepala Biro, Kepala Bagian, Administratur Kebun CARA A B C D E (KETRAMPILAN) KERJA 1. Perencanaan Mendengarkan, memahami dan menanggapi (core value) 3. Mengumpulkan dan menganalisis Informasi 4.Pengambilan keputusan Mengelola hubungan Jumlah b. Kepala Urusan, Sinder Kepala,Kepala Tanaman,Kepala AKU,Kepala Instalasi dankepala Pengolahan. CARA A B C D E (KETRAMPILAN) KERJA 1. Perencanaan Mendengarkan,

11 35 memahami dan menanggapi (core value) 3. Mengumpulkan dan menganalisis Informasi 4. Pengambilan keputusan Mengelola hubungan Jumlah c. Sinder Kebun, Sinder Teknik : CARA (KETRAMPILAN) A B C D E KERJA 1. Perencanaan Kerjasama kelompok Mempengaruhi Manajemen hasil Bertindak efektif dan efisien Jumlah d. Sinder Kantor, Staf di Kantor Direksi danyang sederajat : CARA A B C D E (KETRAMPILAN) KERJA 1. Perencanaan Kerjasama kelompok

12 36 3. Mempengaruhi Mengumpulkan dan menganalisis Informasi 5. Bertindak efektif dan efisien Jumlah Keterangan : Huruf = Nilai Angka = Jumlah Nilai - Keterangan Penilaian Hasil Karya dan Sikap Cara Kerja Penilaian Hasil Karya antara lain : a. Realisasi capaian sasaran utama mengacu pada data-data hasil akhir yang riil atau yang telah diadakan rekonsiliasi dengan bagian terkait di Kantor Direksi. b. Sasaran utama yang dinilai adalah sesuai Kesepakatan Karya (KK). c. Evaluasi Kerja dikirimkan ke Bagian Personalia & Umum Kantor Direksi untuk mendapatkan verifikasi oleh Bagian-bagian terkait terhadap kebenaran data capaian hasil kerja, sedang Bagian Personalia & Umum mengadakan verifikasi terhadap prosedur pengisian formulir dan kelengkapan formulir. d. Bagian Personalia & Umum mengirimkan resume hasil verifikasi tersebut ke Kepala Bagian masing-masing untuk mendapatkan klarifikasi dan koreksi. Penilaian Sikap dan Cara Kerja : a. Perilaku standar yang dipersyaratkan diberi nilai D b. Bila seorang karyawan tidak mampu menunjukkan perilaku standar sesuai deskripsi maka diberi nilai E. c. Bila seorang karyawan mampu menunjukkan perilaku standar yang dipersyaratkan, kemudian dinilai kelebihannya apakah memenuhi kriteria untuk diberi nilai C. Bila tidak memenuhi kriteria tersebut maka nilainya adalah D. Bila memenuhi kriteria tersebut nilainya C.

13 37 d. Bila perilaku seorang karyawan telah memenuhi kriteria nilai C, kemudian dinilai kelebihannya apakah memenuhi kriteria untuk diberi nilai B. Bila tidak memenuhi kriteria tersebut maka nilainya adalah C. Bila memenuhi kriteria tersebut dinilainya B. e. Bila perilaku seorang karyawan telah memenuhi kriteria nilai B, kemudian dinilai kelebihannya apakah memenuhi kriteria untuk diberi nilai A. Bila tidak memenuhi kriteria tersebut nilainya B. Bila memenuhi kriteria tersebut nilainya A. Deskripsi Penilaian Sikap Kerja semua jabatan antara lain : 1. Integritas : Nilai D (Standar):Bersikap terbuka dan jujur dalam mengungkapkan pendapatnya meskipun tidak diminta. Nilai C : Menampilkan perilaku sesuai standar dan jujur dalam menggunakan sumber daya di lingkungan kerja. Nilai B : Memenuhi kriteria nilai C dan secara terbuka mau mengakui kesalahan yang dilakukan dan berbicara tentang ketidak etisan meskipun hal itu akan menyakiti kolega atau teman dekat. Nilai A : Memenuhi kriteria nilai B dan bertindak berdasarkan nilai-nilai (values) meskipun hal tersebut mengandung biaya atau risiko yang besar dan mengambil tindakan atas perilaku orang lain yang tidak etis. 2. Dorongan Berprestasi : Nilai D (Standar) : Selalu bekerja dengan baik untuk mencapai target yang ditentukan dan masih punya keinginan untuk bekerja lebih baik lagi. Nilai C : Menampilkan perilaku sesuai standar dan bekerja secara efektif (cepat dan tepat) dengan memonitor/mengukur pencapaian target yang ditetapkan dan target selalu terlampaui. Nilai B : Memenuhi kriteria nilai C dan bekerja secara efisien (biaya selalu lebih rendah dibanding

14 38 fisik) dan selalu memperbaiki sistem atau metode kerja dalam upaya pencapaian kinerja. Nilai A : Memenuhi kriteria nilai B dan selalu menetapkan sasaran yang menantang untuk dirinya dan merealisasikan ide-ide baru yang belum pernah dicoba oleh orang lain dalam upaya pencapaian target. 3. Komitmen Organisasi : Nilai D (Standar) : Menghormati norma organisasi, menuruti peraturan dan ketentuan yang berlaku. Nilai C : Menampilkan perilaku sesuai standar dan bertindak untuk mendukung visi, misi dan kebutuhan perusahaan serta peduli dan berusaha menjaga dan menampilkan citra perusahaan yang baik. Nilai B : Memenuhi kriteria nilai C dan secara konsisten berperan aktifmelaksanakan keputusan perusahaan yang menguntungkan perusahaan dalam melaksanakan misi dan mencapai tujuannya. Nilai A : Memenuhi kriteria nilai B dan melakukan pengorbanan dan menempatkankepentingan perusahaan diatas kepentingan pribadi atau urusan keluarga untuk melaksanakan misi dan mencapai tujuan perusahaan, meskipun kepentingan tersebut tidak disenangi 4. Adaptasi Terhadap Perubahan Nilai D (Standar) : Memahami dan menghargai gagasan dan pendapat yang berbeda dan mampu adaptasi terhadap perubahan. Nilai C : Menampilkan perilaku sesuai standar dan mampu bekerjasama dengan individu atau kelompok yang berbeda serta bersedia mencari dan menerima

15 39 kesempatan untuk pengembangan diri dalam upaya menghadapi perubahan. Nilai B : Memenuhi kriteria nilai C dan mampu mengkomunikasikan pesan atau visi perubahan dengan merangsang/mempengaruhi orang lain untuk berubah dan menantang status quo dengan membandingkan terhadap keadaan ideal sesuai visi perusahaan. Nilai A : Memenuhi kriteria nilai B dan memperjuangkan perubahan dengan mengambil tindakan dramatis seperti perubahan struktural untuk menegakkan visi perusahaan. 5. Orientasi Pada Kualitas Nilai D (Standar) : Akurat memeriksa proses dan tugas serta prosedur dengan hasil kerja sesuai standar. Nilai C : Menampilkan perilaku sesuai standar dan menunjukkan perhatian pada semua aspek pekerjaan sehingga hasil kerja sedikit diatas standar. Nilai B : Memenuhi kriteria nilai C dan segera mengambil tindakan terobosan yang berarti, sehingga semua hasil pekerjaannya diatas standar dan berkualitas tinggi. Nilai A : Memenuhi kriteria nilai B dan dengan mempertimbangkan semua bidang yang terlibat, sehingga semua hasil pekerjaannya jauh diatas standar dan berkualitas tinggi.

16 40 b. Pengangkatan Pertama, Perubahan Status, Kenaikan Masa Kerja Golongan Berkala 1 (MKG), Kenaikan Masa Kerja Golongan Berkala 2 (MKG), Kenaikan Pangkat/Golongan, Degradasi dan Rehabilitasi 1. Pengangkatan Pertama Pengangkatan pertama adalah Karyawan yang ditunjuk untuk menduduki posisi tertentu disebuah bagian kantor. a. Diangkat oleh Direksi. b. Menjalani masa trainee minimal 3 (tiga) bulan maksimal 6 (enam) bulan. c. Diangkat sebagai karyawan dengan masa percobaan 3 (tiga) bulan maximal 6 (enam) bulan. 2. Perubahan Status Perubahan Status adalah Perubahan/kenaikan status golongan karyawan a. Diangkat oleh Direksi b. Untuk golongan IA tanpa masa percobaan c. Untuk golongan IIIA dengan masa percobaan selama 3 (tiga) bulan dengan syarat : a. Test Umum (Test Pra Jabatan) test teknis, test pengetahuan umum. b. Konduite baik c. Psychotest d. Test Kesehatan e. Minimal golongan IC f. Setelahmenjalanimasapercobaan 3 bulan atasan harus memberikan penilaian atas hasil kerja yang bersangkutan. Apabila dalam masa percobaan ternyata dinilai tidak memenuhi syarat maka dikembalikan ke golongan semula. 3. Kenaikan Masa Kerja Golongan Berkala 1 (MKG) Kenaikan Masa Kerja Golongan Berkala 1 (MKG) adalah Kenaikan masa kerja golongan berkala dilaksanakan secara rutin tiap tahun. Dengan catatan karyawan yang bersangkutan berdasarkan penilaian atasannya menunjukkan prestasi, kecakapan dan disiplin kerja yang baik terhadap tugasnya serta tidak cacat konduite.

17 41 Saat pemberian kenaikan masa kerja golongan berkala adalah tanggal 1 Januari, dengan ketentuan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dalam golongannya terhitung sejak tanggal pengangkatan atau kenaikan golongan. 4. Kenaikan Masa Kerja Golongan Berkala 2 tingkat (2 MKG) Kenaikan Masa Kerja Golongan Berkala 2 tingkat (2 MKG) adalah pemberian kenaikan pangkagt/golongan yang tidak harus menunggu dalam setahun karena prestasi Bagi karyawan yang menunjukkan prestasi kerja sangat baik, sehingga ia patut menjadi teladan terhadap rekan-rekan sekerjanya, dapat diberikan kenaikan masa kerja golongan berkala 2 tingkat (2 MKG). Adapun ketentuannya sebagai berikut: a. Yang bersangkutan sangat disiplin dan jujur. b. Tidak pernah menolak tugas Perusahaan yang diberikan atasannya. c. Selalu dapat menyelesaikan tugas tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang ditentukan. d. Yang bersangkutan banyak memberikan masukan/saran positif bagi perusahaan. e. Kenaikan Masa Kerja Golongan Berkala 2 tingkat (2 MKG) diberikan berdasarkan penilaian konduite untuk 1 (satu) tahun penuh dan pemberiannya adalah tanggal 1 Januari. f. Khusus untuk karyawan yang menjabat minimal satu tingkat dibawah pejabat puncak dan golongannya belum sesuai dengan jabatannya dapat dinaikkan 4 MKG dengan masa penilaian dilakukan setiap 6 (enam) bulan sampai dengan golongannya sesuai jabatan yang dipangkunya. 5. Kenaikan Pangkat/Golongan Kenaikan pangkat/golongan adalah prestasi kerja yang diberikan kepada karyawan. a. Setiap Karyawan berhak atas kenaikan golongan ke golongan setingkat lebih tinggi secara reguler, istimewa, kenaikan golongan pilihan, pengabdian dan kenaikan golongan anumerta sepanjang yang bersangkutan memenuhi norma golongan yang berlaku. b. Setiap karyawan mempunyai kesempatan yang sama untuk mencapai jabatan puncak. Adapun Jenis-Jenis Kenaikan Pangkat antara lain sebagai berikut : Jenis Kenaikan Pangkat :

18 42 1. Kenaikan Golongan Reguler kenaikan golongan yang diberikan kepada Karyawan yang memenuhi syarat golongan sepanjang formasi memungkinkan. Kenaikan golongan reguler diberikan setiap kali setingkat lebih tinggi dengan persyaratan : a. Telah menunjukkan kecakapan, perilaku, prestasi kerja yang dinyatakan konduite tahun terakhir baik. b. Sekurang-kurangnya telah mempunyai masa kerja golongan dalam golongan yang dipangkunya sebagaimana tertuang dalam lampiran tentang persyaratan jabatan dilingkungan PT Perkebunan Nusantara IX (Persero). c. Kenaikan golongan reguler yang diberikan agar memperhatikan dengan pendapatan yang diterima tidak lebih kecil dari pendapatan semula. d. Selama ada formasi e. Untuk golongan tertentu yang fungsi jabatannya berbeda dengan fungsi jabatan sebelumnya untuk kenaikan golongan diperlukan adanya test lebih dahulu. f. Pada kondisi khusus untuk memenuhi kebutuhan Perusahaan dimungkinkan memakai persyaratan khusus pula. 2. Kenaikan Golongan Pengabdian a. Kenaikan golongan pengabdian adalah kenaikan golongan yang diberikan kepada karyawan yang memasuki Masa Bebas Tugas (MBT). b. Kenaikan golongan pengabdian dapat diberikan setingkat lebih tinggi tanpa terikat pada jabatan yang dipangkunya dan pemberiannya 1 (satu) bulan sebelum memasuki Masa Bebas Tugas, dengan persyaratan : a) Sekurang-kurangnya telah memiliki M.K.G. 3 (tiga) selama 1 (satu) tahun sebelum MBT. b) Penilaian pelaksanaan pekerjaan rata - rata bernilai baik dengan ketentuan tidak ada unsur pelaksanaan pekerjaan bernilai kurang. c) Tidak berlaku bagi karyawan yang berubah fungsi.

19 43 d) Tidak berlaku untuk karyawan yang mempunyai MKG 4 yang merupakan hasil kenaikan berkala istimewa dengan kurun waktu kurang dari 1 tahun sebelum MBT. 3. Kenaikan Golongan Anumerta Karyawan yang tewas dalam melaksanakan tugasnya, dapat dinaikkan golongannya setingkat lebih tinggi secara anumerta, Surat Keputusan kenaikan golongan anumerta berlaku pada tanggal yang bersangkutan meninggal dunia. 4. Saat kenaikan golongan karyawan adalah 1 Januari kecuali bagi kenaikan golongan pengabdian dan anumerta. 6. Pada kondisi khusus tata laksana pengangkatan pertama, perubahan status, kenaikan masa kerja golongan berkala, kenaikan masa kerja golongan berkala istimewa dan kenaikan golongan sepenuhnya menjadi wewenang Direksi atas atau tanpa usulan Bagian/Biro terkait/administratur. 7. Degradasi Penurunan jabatan, golongan, dan atau masa kerja golongan (MKG) yang disebabkan adanya kesalahan/kelalaian yang dilakukan karyawan sesuai ketentuan dalam PKB. 8. Rehabilitasi a. Yang dimaksud Rehabilitasi terhadap karyawan adalah mulai dapatnya dilakukan penilaian kembali karyawan yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku. Rehabilitasi dapat dilakukan mulai 6 (enam) bulan sampai dengan 1 tahun sejak degradasi. 9. Nilai minimal untuk kenaikan pangkat/golongan Untuk kepentingan penugasan, pengusulan kenaikan masa kerja berkala 1 tingkat (1 MKG), kenaikan masa kerja berkala 2 tingkat (2 MKG), kenaikan golongan dan pengangkatan dalam jabatan, seorang karyawan dipersyaratkan sekurang-kurangnya memperoleh nilai minimal tiap-tiap unsur sebagai berikut : Tabel Penilaian Akhir (sebelum penetapan kenaikan pangkat/golongan) No Jenis Usulan Hasil Sikap Cara Kerja/ Karya Kerja Ketrampilan (Skor) (Skor) (Skor) 1. Kenaikan MKG berkala

20 44 2. tingkat Kenaikan MKG berkala tingkat Kenaikan Golongan Kenaikan Golongan Pengabdian Pengangkatan dalam Jabatan 10. Pelaksanaan Kenaikan Masa Kerja Golongan Berkala 1 (MKG), Kenaikan Masa Kerja Golongan Berkala 2 (MKG) dan Kenaikan Golongan melalui tahap sebagai berikut : a. Dibentuk Loon Komisi (Tim Penilai) dengan anggota semua Kepala Bagian Guna mengeliminir penilaian subyektif Pejabat Puncak terhadap karyawan bawahannya dari Unit Usaha dan Bagian/Biro Kantor Direksi, Bagian Personalia & Umum membuat nilai rata-rata. Bersama dengan Bagian Personalia & Umum, Loon Komisi meneliti revisi dimaksud dan membuat usulan kepada Direksi yang berdasarkan kepada cara penentuan ranking karyawan beserta ralatnya yang termuat dalam Surat Edaran Direksi No. PTPN IX.0 / SE / 100 / 2001 Tgl. 5 Oktober b. Nilai konduite karyawan yang dipakai adalah nilai setelah dilakukan koreksi sesuai butir 2 tersebut diatas. C. Hambatan Dalam Kenaikan Pangkat/Golongan Sumber Daya Manusia Hambatan dalam kenaikan pangkat/golongan di PTPN IX PG Tasikmadu adalah kinerja. Salah satu kinerja yang belum baik adalah kinerjanya monoton dan tidak mampunya dalam menyelesaikan masalah. Kinerja monoton berarti tidak ada prestasi yang dapat menunjang untuk kenaikan paangkat dan tidak ada kinerja yang dapat membuat perusahaan meningkat. Untuk memperbaikinya pastinya harus ada manajemen kinerja. Manajemen kinerja didefiniskan oleh Bacal (1999) dalam Surya Dharma (2013:18) adalah sebagai proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan atasan langsungnya.

21 45 Kinerja yang biasa saja dan monoton tanpa adanya prestasi yang menunjang adalah salah satu pemicu tersendatnya kenaikan pangkat/golongan yang berada di wilayah Kantor Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar ini, bahkan dulu ada yang sampai 15 tahun ada yang tidak naik pangkat/golonganya. D. Cara Mengatasi Hambatan Dalam Kenaikan Pangkat/Golongan Di PTPN IX PG Tasikmadu ini untuk mengatasi hambatan dalam kenaikan pangkat/golongan yaitu : a. Sumber Daya Manusia - Mutasi lintas bagian Jadi, jika ada seorang karyawan lulusan kuliah dari jurusan hukum misalnya, karyawan tersebut bekerja di bagian Administrasi, Keuangan, dan Umum tetapi jika karyawan tersebut dianggap mampu untuk bekerja di bagian teknik tanaman, dapat di mutasi di bidang teknik tanaman. Hal tersebut berlaku untuk semua karyawan yang mampu untuk dimutasi sesuai keahlian yang dimiliki diluar bidang aslinya. - Pelatihan di tingkat karyawan Di PTPN IX PG Tasikmadu ini juga diadakan pelatihan agar memperbaiki kinerja para karyawan, pelatihan ini bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan mutu kerja, meningkatkan ketepatan dalam perencanaan SDM, meningkatkan moral kerja, menjaga kesehatan dan keselamatan, menunjang pertumbuhan pribadi. Jadi, Pelatihan ini akan membantu perusahaan mempersiapkan kualitas tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan strategi yang sedang dijalankan. Penentuan ketetapan kriteria tenaga kerja ini berdasarkan pada strategi perusahaan.

22 46 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Sistem Kenaikan Pangkat adalah langkah-langkah yang harus ditempuh oleh karyawan agar dapat penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja. Kesimpulan yang diperoleh penulis dalam Sistem Kenaikan Pangkat di PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar adalah : 1. Sistem penilaian karya a) Kesepakatan karya b) Bimbingan karya Dalam bimbingan karya ada 3 tahapan yang juga harus ditempuh yaitu : a) Review b) Bimbingan c) Konseling c) Evaluasi karya Evaluasi Karya (EK) adalah evaluasi akhir terhadap kinerja individu. Aspek Penilaian a) Hasil Kerja b) Sikap Kerja c) Cara Kerja 2. Pengangkatan Pertama, Perubahan Status, Kenaikan Masa Kerja Golongan Berkala 1 (MKG), Kenaikan Masa Kerja Golongan Berkala 2 (MKG), Kenaikan Pangkat/Golongan, Degradasi dan Rehabilitasi. Kenaikan masa kerja golongan berkala 1 ( 1 MKG) dilaksanakan secara rutin tiap tahun, dengan catatan karyawan yang bersangkutan berdasarkan penilaian atasannya menunjukkan prestasi, kecakapan dan disiplin kerja yang baik terhadap tugasnya serta tidak cacat konduite. Bagi karyawan yang menunjukkan prestasi kerja sangat baik, sehingga ia patut menjadi teladan terhadap rekan-rekan sekerjanya, dapat diberikan kenaikan masa kerja golongan berkala 2 tingkat (2 MKG).

23 47 Kenaikan Pangkat/Golongan a. Setiap Karyawan berhak atas kenaikan golongan ke golongan setingkat lebih tinggi secara reguler, istimewa, kenaikan golongan pilihan, pengabdian dan kenaikan golongan anumerta sepanjang yang bersangkutan memenuhi norma golongan yang berlaku. b. Setiap karyawan mempunyai kesempatan yang sama untuk mencapai jabatan puncak. Jenis Kenaikan Pangkat/Golongan a. Kenaikan Pangkat/Golongan Reguler b. Kenaikan Pangkat/Golongan Pengabdian c. Kenaikan Pangkat/Golongan Anumerta 3. Untuk hambatan dalam kenaikan pangkat di PTPN IX bagian Sumber Daya Manusia adalah kinerja. Kinerjanya monoton dan tidak mampunya dalam menyelesaikan masalah. Kinerja monoton berarti tidak ada prestasi yang dapat menunjang untuk kenaikan paangkat dan tidak ada kinerja yang dapat membuat perusahaan meningkat 4. Dalam mengatasi hambatan dalam kenaikan pangkat di PTPN IX bagian sumber daya manusia adalah dengan cara mutasi lintas bagian dan diadakannya pelatihan untuk menunjang mereka agar lebih mudah dalam pencapaian prestasi. B. Saran Di sini penulis ingin menyampaikan saran untuk PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar dari sisi sumber daya manusianya yaitu : 1. Harus memperbaiki etika profesi para karyawan Seorang karyawan ataupun pegawai pastinya sudah diberi tahu tentang etika profesi tentang apa yang diperbolehkan maupun tidak ketika berlangsungnya jam kerja. contohnya, merokok saat jam kerja. Penulis mengamati bahwa hal tersebut kurang baik dilakukan pada saat jam kerja berlangsung, mungkin diperbolehkan merokok tetapi pada saat jam istirahat saja. Dengan, memperbaiki hal seperti itu dapat jauh menunjang bagian Sumber Daya Manusia dalam meraih prestasi masing-masing untuk mendapatkan kenaikan pangkat/golongaan. 2. Harus memerhatikan tentang kearsipan

24 48 Ketika penulis menjalankan magang di Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar, penulis menanyakan tentang kearsipan yang ada di Pabrik Gula, Kearsipan yang ada di Pabrik Gula masih tidak teratur dan belum ada pengurusan yang sesuai dengan kearsipan pada umumnya. Arsip-arsip nya hanya ditumpuk dan tidak tertata rapi di sebuah ruang di dalam kantor. Mungkin hal tentang tersebut dapat dipikirkan kembali oleh bagian yang berwenang dalam pengurusan arsip agar arsip lama dan baru dapat teratata rapi dan jika sewaktu-waktu dibutuhkan mudah untuk dicari, bahkan kalau bisa dibuat arsip elektronik, karena arsip elektronik jauh lebih memudahkan dalam mencari arsip-arsip yang ada.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana terlihat secara umum, kedudukan dan peranan Pegawai Badan Usaha Milik Daerah PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar adalah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum; BERITA DAERAH KABUPATEN KULON

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN KINERJA BAGI PEGAWAI NEGERI PADA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN SISTEM MANAJEMEN KINERJA DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN KINERJA BAGI PEGAWAI NEGERI PADA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN SISTEM MANAJEMEN KINERJA DENGAN

Lebih terperinci

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017 MODUL KEPEGAWAIAN Jakarta, 18 Juli 2017 PERATURAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN MATERI 1. Konsep-konsep dan Istilah-istilah Kepegawaian, Kedudukan, Kewajiban dan Hak PNS 2. Pengadaan PNS 3. Pembinaan dan Kesejahteraan

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS BELAJAR, IZIN BELAJAR, SURAT KETERANGAN BELAJAR, SURAT KETERANGAN PENGGUNAAN GELAR AKADEMIK DAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 03 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 03 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 03 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA TETAP PELAKSANAAN PENGAJUAN KENAIKAN PANGKAT BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan tentang Sistem Pengupahan Karyawan PKWT di PT Perkebunan Nusantara IX Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 196, 2000 KEPEGAWAIAN.PANGKAT.Pegawai Negeri Sipil. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENILAIAN KINERJA ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN SISTEM MANAJEMEN KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.158, 2013 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Kepegawaian. Kenaikan Pangkat. PNS. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG KENAIKAN PANGKAT BAGI

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL - 1 - KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PADANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pembinaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pembinaan Pegawai

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 4.

2016, No Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 4. No.1, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Pegawai. Pola Karir. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memandang kerja adalah sesuatu yang mulia. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memandang kerja adalah sesuatu yang mulia. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia mempunyai kedudukan semakin penting pada keadaan masyarakat yang selalu dinamis, terlebih lagi kondisi saat ini sedang berada atau sedang menuju

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN TUGAS BELAJAR, KETERANGAN BELAJAR, IZIN BELAJAR, KETERANGAN PENDIDIKAN, KETERANGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman. No.726, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 256,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI PEMILIHAN

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR, IZIN BELAJAR DAN KENAIKAN PANGKAT BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT Menimbang : a. Mengingat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1980 TENTANG PENGANGKATAN DALAM PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1980 TENTANG PENGANGKATAN DALAM PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1980 TENTANG PENGANGKATAN DALAM PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka usaha melaksanakan pembinaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT Perkebunan Nusantara IX (Persero)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) atau biasa disebut PTPN IX adalah perusahaan BUMN yang bergerak

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 63 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung pelaksanaan

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Komite Audit

Pedoman Kerja Komite Audit Pedoman Kerja Komite Audit PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2015 Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris wajib membentuk

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN) PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN) NO. 1. Judul Undang-undang tentang Pokok- Pokok kepegawaian

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA Yth : 1. Para Sekretaris Unit Eselon I dan Sekretaris Korpri Kementerian Sosial RI 2. Para Kepala Biro dan Pusat di Lingkungan Sekretariat Jenderal 3. Para Kepala

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN IZIN BELAJAR, TUGAS BELAJAR, IZIN PENGGUNAAN GELAR

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

B. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct)

B. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct) Bab I Pendahuluan A. Pengertian Umum Pedoman Perilaku Perusahaan atau Code of Conduct adalah norma tertulis yang menjadi panduan standar perilaku dan komitmen seluruh karyawan PT. Perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : Bahwa dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pembinaan Pegawai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.955, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pembinaan Pegawai

Lebih terperinci

1. TATA CARA PENGISIAN FORMULIR KONTRAK KERJA DAN BENTUK FORMULIR KONTRAK KERJA A. TATA CARA PENGISIAN FORMULIR KONTRAK KERJA

1. TATA CARA PENGISIAN FORMULIR KONTRAK KERJA DAN BENTUK FORMULIR KONTRAK KERJA A. TATA CARA PENGISIAN FORMULIR KONTRAK KERJA 1. TATA CARA PENGISIAN FORMULIR KONTRAK KERJA DAN BENTUK FORMULIR KONTRAK KERJA A. TATA CARA PENGISIAN FORMULIR KONTRAK KERJA 1) AYD MENGISI NAMA, PANGKAT, NRP, JABATAN, DAN SATUAN KERJA AYD; 2) AYD MENUANGKAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2002 TENTANG KENAIKAN JABATAN DAN PANGKAT HAKIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2002 TENTANG KENAIKAN JABATAN DAN PANGKAT HAKIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2002 TENTANG KENAIKAN JABATAN DAN PANGKAT HAKIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pasal 32 Undang-undang Nomor 14 Tahun

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN NOMOR : SKEP-03/IW PUSAT/IV/2004

SURAT KEPUTUSAN NOMOR : SKEP-03/IW PUSAT/IV/2004 + IKATAN WANITA BANK RAKYAT INDONESIA SURAT KEPUTUSAN NOMOR : SKEP-03/IW PUSAT/IV/2004 TENTANG PENGGABUNGAN/PENYEMPURNAAN ANGGARAN DASAR, ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PEDOMAN TATA KERJA IKATAN WANITA BANK

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286); 4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Ne

2017, No Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286); 4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Ne No.265, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ANRI. Jabatan Fungsional. Arsiparis. Penilaian Prestasi Kerja. Pedoman. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

2012, No A. Syarat Syarat Dan Kelengkapan Administrasi Kenaikan Pangkat Reguler dan Pilihan KELENGKAPAN BERKAS USULAN

2012, No A. Syarat Syarat Dan Kelengkapan Administrasi Kenaikan Pangkat Reguler dan Pilihan KELENGKAPAN BERKAS USULAN 2012, No.576 8 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN METEREOLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR KEP.03 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA TETAP PELAKSANAAN PENGAJUAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

2017, No Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta No.1776, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. e-hrm. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/PRT/M/2017 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN KEPEGAWAIAN SECARA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2010 NOMOR 4 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI Tanggal : 25 Pebruari 2010 Nomor : 4 Tahun 2010 Tentang : TUGAS BELAJAR, IZIN BELAJAR, DAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH

Lebih terperinci

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2010 UN TENTANG PENILAIAN PRIBADI SANDIMAN DI PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 6/Menhut-II/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 6/Menhut-II/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 6/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENILAIAN SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian lapangan, penelitian kepustakaan dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian lapangan, penelitian kepustakaan dan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian lapangan, penelitian kepustakaan dan analisis yang dilakukan sebagaimana diuraikan pada pembahasan dalam bab-bab sebelumnya, penulis menarik

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.5/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2017 TENTANG PEDOMAN PENDIDIKAN DENGAN BIAYA MANDIRI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 97 TAHUN TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 97 TAHUN TENTANG BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 97 TAHUN 20132009 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi, agar bisa bertahan dan tetap berkembang. Oleh karena itu perusahaan harus memperhatikan sumber daya manusia yang ada

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi, agar bisa bertahan dan tetap berkembang. Oleh karena itu perusahaan harus memperhatikan sumber daya manusia yang ada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan perekonomian dan pembangunan pada umumnya berdampak positif bagi kemajuan Negara. Hal ini ditandai dengan perkembangan dunia usaha yang semakin cepat.

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG IZIN BELAJAR DAN UJIAN PENYESUAIAN KENAIKAN PANGKAT BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

IV. ANALIS KEPEGAWAIAN

IV. ANALIS KEPEGAWAIAN IV. ANALIS KEPEGAWAIAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

BAB II PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2011

BAB II PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2011 21 BAB II PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2011 Dalam kenyataan sehari-hari, instansi-instansi pemerintahan sesungguhnya hanya mengharapkan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KUDUS

BERITA DAERAH KABUPATEN KUDUS BERITA DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 35 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KUDUS

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam berbagai industri merupakan bagian yang tidak bisa dihi ndari. Banyak faktor yang mendukung tingginya persaingan di berbagai industri tersebut

Lebih terperinci

PEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN OLEH: TIM PENYUSUN

PEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN OLEH: TIM PENYUSUN PEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN OLEH: TIM PENYUSUN SEKOLAH TINGGI TEKNIK IBNU SINA BATAM 2011 i KATA PENGANTAR Sekolah tinggi Teknik Ibnu Sina sebagai

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR KEPEGAWAIAN BADAN USAHA KREDIT PEDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 07PRT/M/2017 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

SEKRETARIAT DAERAH Jl. Ki Gede Sebayu No. 12 Tegal Telp. (0283) Faks. (0283) Kode Pos 52123

SEKRETARIAT DAERAH Jl. Ki Gede Sebayu No. 12 Tegal Telp. (0283) Faks. (0283) Kode Pos 52123 PEMERINTAH KOTA TEGAL SEKRETARIAT DAERAH Jl. Ki Gede Sebayu No. 12 Tegal Telp. (0283) 355137 Faks. (0283) 353673 Kode Pos 52123 Tegal, 25 Januari 2011 Kepada Yth. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah di

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN CILACAP BUPATI CILACAP, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pegawai Negeri Sipil. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-1363/K/SU/2012 TENTANG PELAKSANAAN UJIAN DINAS DAN UJIAN PENYESUAIAN DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN KETERANGAN BELAJAR, IZIN BELAJAR, TUGAS BELAJAR, SURAT KETERANGAN TANDA LAPOR TELAH MEMILIKI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan. No.175, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG POKOK-POKOK PEMBINAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1984 TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN GAS NEGARA (PGN) MENJADI PERUSAHAAN UMUM (PERUM)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1984 TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN GAS NEGARA (PGN) MENJADI PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1984 TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN GAS NEGARA (PGN) MENJADI PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Perusahaan

Lebih terperinci

2013, No BAB I PENDAHULUAN A. UMUM

2013, No BAB I PENDAHULUAN A. UMUM 2013, No.121 4 A. UMUM LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P. 6/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENILAIAN SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

B U P A T I T A N J U N G J A B U N G T I M U R

B U P A T I T A N J U N G J A B U N G T I M U R B U P A T I T A N J U N G J A B U N G T I M U R PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2011 T E N T A N G PEDOMAN PEMBERIAN IZIN BELAJAR DAN TUGAS BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN,

Lebih terperinci

PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT UNILEVER INDONESIA TBK

PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT UNILEVER INDONESIA TBK PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT UNILEVER INDONESIA TBK I. LATAR BELAKANG Komite Nominasi dan Remunerasi ( Komite ) PT Unilever Indonesia Tbk., ( Perseroan ) adalah komite yang dibentuk dan bertanggung

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 30 TAHUN 2011

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 30 TAHUN 2011 BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IJIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 536 TAHUN 2013 TENTANG

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 536 TAHUN 2013 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR TAHUN 0 TENTANG TENAGA KEPENDIDIKAN TETAP NON PNS UNIVERSITAS BRAWIJAYA REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

STANDAR MUTASI KENAIKAN PANGKAT. Politeknik Kementerian Kesehatan Surakarta Menjadi

STANDAR MUTASI KENAIKAN PANGKAT. Politeknik Kementerian Kesehatan Surakarta Menjadi STD-SPM.Pol//32/26 1. Visi dan Misi VISI Politeknik Kementerian Kesehatan Surakarta Menjadi Institusi Pendidikan Tinggi yang unggul, kompetitif dan bertaraf Internasional pada tahun 2035. MISI 1. Menyelengarakan

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL.

MEMUTUSKAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT. PLN (Persero) serta pembahasan yang telah dikemukakan pada Bab IV yaitu menjawab identifikasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 40 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN ANALISIS BEBAN KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 40 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN ANALISIS BEBAN KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2012, No.673 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 40 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN ANALISIS BEBAN KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1990 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) LISTRIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1990 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) LISTRIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1990 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) LISTRIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 15 Tahun

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk mengisi formasi yang lowong dan mendapatkan Pegawai Negeri Sipil yang profesional, berkualitas

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : / 4078 / 2015

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : / 4078 / 2015 PEMERINTAH DINAS Jalan Pahlawan No. 4, Telepon. (024) 8311708, 8311705, 8419826, 8417601, Fax. 8311707, 8451700 SEMARANG - 50241 KEPUTUSAN KEPALA DINAS NOMOR : 821.05 / 4078 / 2015 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS ORGANISASI DAN TATA KERJA TIM PENILAI ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

- 1 - FINAL BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK BOYOLALI

- 1 - FINAL BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK BOYOLALI - 1 - FINAL BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang

Lebih terperinci

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TABEL 1 DAFTAR EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL Indepedensi Auditor Internal Apakah auditor internal yang ada pada perusahaan merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi operasional

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013 BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR, IZIN BELAJAR, UJIAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH DAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH SERTA PENCANTUMAN

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER NOMOR

PERATURAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER NOMOR PERATURAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER NOMOR 16 Tahun 2013 TENTANG KODE ETIK DOSEN DI LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEPEGAWAIAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEPEGAWAIAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEPEGAWAIAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD Kab. Kolaka) A. Pendahuluan

Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD Kab. Kolaka) A. Pendahuluan PROMOSI JABATAN MELALUI SELEKSI TERBUKA PADA JABATAN ADMINISTRATOR; TATA CARA PELAKSANAAN DAN KEMUNGKINAN PENERAPANNYA DILINGKUNGAN PEMERINTAH KAB. KOLAKA Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD

Lebih terperinci

2017, No profesi harus berlandaskan pada prinsip yang salah satunya merupakan kode etik dan kode perilaku; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se

2017, No profesi harus berlandaskan pada prinsip yang salah satunya merupakan kode etik dan kode perilaku; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se No.547, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. Kode Etik. Kode Perilaku Pegawai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 07/PRT/M/2017 TENTANG KODE ETIK DAN KODE

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM UNDANG-UNDANG FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS ANDALAS NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG BADAN-BADAN KHUSUS FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS ANDALAS DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA Menimbang:

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 11 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN UMUM PENILAIAN JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1985 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1985 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 1985 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PERCETAKAN UANG Presiden Republik Indonesia, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983

Lebih terperinci