PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN MELALUI TEKNIK MEMBACA SCANNING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN MELALUI TEKNIK MEMBACA SCANNING"

Transkripsi

1 SKRIPSI PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN MELALUI TEKNIK MEMBACA SCANNING (MEMBACA MEMINDAI) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 4 PEKUTATAN JEMBRANA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 OLEH : I Gede Danu Eka Setiawan NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2014

2 PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN GUNA MENCAPAI GELAR SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM S1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR MENYETUJUI, PEMBIMBING I, PEMBIMBING II, Dra. Ni Luh Sukanadi, M.Hum. Dra. A.A Rai Laksmi, M.Hum. NIP NIP i

3 TIM PENGUJI UJIAN SKRIPSI SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM S1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR PENGUJI UTAMA, Dra. Ni Kt. Pola Rustini, M.Hum. NIP PENGUJI I, PENGUJI II, Dra. Ni Luh Sukanadi, M.Hum. Dra. A.A Rai Laksmi, M.Hum. NIP NIP ii

4 LEMBAR PENGESAHAN DITERIMA OLEH PANITIA UJIAN SKRIPSI SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR HARI : TANGGAL MENGESAHKAN, KETUA, SEKRETARIS, Prof. Dr. Wayan Maba Dra, Ni Luh Sukanadi, M.Hum. NIP NIP iii

5 KATA PERSEMBAHAN SKRIPSI INI SAYA PERSEMBAHKAN KEPADA KEDUA ORANG TUA ATAS DOA, MOTIVASI DAN DUKUNGAN YANG MENGALIR TIADA HENTI. ADIK-ADIK, SAHABAT, ORANG TERCINTA YANG SELALU MEMBERIKAN MOTIVASI DAN DUKUNGAN DEMI KESUKSESAN SAYA. DAN TEMAN-TEMAN SEPERJUANGAN ATAS MOTIVASI YANG BEGITU BESAR, SERTA DOSEN-DOSEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ATAS DEDIKASINYA MEMBIMBING TANPA KENAL LELAH. iv

6 MOTTO SUKSES TIDAK ADA YANG GRATIS, HARUS DIBELI DENGAN PERJUANGAN DAN PENGORBANAN. v

7 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang sudah melimpahkan segala karunia dan memberikan kekuatan lahir dan batin, sehingga penulis skripsi yang berjudul Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan Melalui Teknik Membaca Scanning pada siswa kelas V SDN 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/2014 ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyususan skripsi ini, baik secara teknis, materi, maupun penyajiannya masih belum begitu sempurna. Walaupun demikian, penulis mengharapkan semoga tulisan yang sederhana ini dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat kepada para pembaca. Skripsi ini dapat terwujud berkat adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung skripsi ini, yaitu : 1. Dr. Drs. I Made Sukemerta, M.Pd, Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar, atas fasilitas yang diberikan selama penulis menjadi mahasiswa. 2. Bapak Prof. Dr. Wayan Maba, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar, yang banyak memberikan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Ibu Dra. Ni Luh Sukanadi, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang telah memberikan motivasi selama penulis melaksanakan penyusunan skripsi ini. 4. Ibu Dra. Ni Luh Sukanadi, M.Hum., selaku Pembimbing I, yang telah tekun memberikan petunjuk, arahan, bimbingan serta nasehat selama penulis menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Dra. Anak Agung Rai Laksmi, M.Hum., selaku Pembimbing II, yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan dengan penuh kesabaran dalam penyusunan skripsi ini. vi 6. Bapak dan Ibu dosen yang mengajar di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan vi

8 Universitas Mahasaraswati Denpasar, atas ilmu yang telah diberikan selama penulis menjadi mahasiswa. 7. Bapak Kepala Sekolah SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana, yang telah memberikan ijin mengadakan penelitian di kelas V. 8. Orang tua yang selalu memberikan dukungan doa dan semangat ketika penulis menghadapi kendala dalam penyusunan skripsi ini. 9. Rekan-rekan mahasiswa lainnya yang selalu memberikan dukungan moral dan materiil ketika penulis menghadapi kendala dalam penyusunan skripsi ini. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kepada pembaca yang budiman agar memberikan kritik, saran, pendapat, dan penyempurnaan segala kekurangan skripsi ini. Denpasar, Agustus 2014 Penulis, vii

9 DAFTAR ISI Isi JUDUL PERSETUJUAN PEMBIMBING... TIM PENGUJI... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR GRAFIK... ABSTRAK.. Halaman i ii iii iv v vi viii x xii xiii xiv BAB I, PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan masalah Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Manfaat penelitian Asumsi 8 BAB II, LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Tujuan Membaca Aspek-aspek Membaca Jenis-jenis Membaca Ragam Membaca Membaca Scanning Karakteristik Membaca Scanning Langkah-langkah Membaca Scanning Keunggulan dan Kelemahan Teknik Membaca Scanning viii

10 Isi Halaman BAB III, METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Subjek, Objek, Tempat Penelitian Rancangan Penelitian Prosedur Penelitian Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Analisis Data BAB IV, PENYAJIAN HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Refleksi Awal Siklus I Siklus II Siklus III Rekapitulasi Hasil Penelitian Pembahasan 69 BAB V, PENUTUP 5.1 Simpulan Saran-saran. 75 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN ix

11 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 01. Skenario pembelajaran yang digunakan dalam penelitian Siklus I Kriteria penilaian dalam membaca scanning Pedoman Konversi Norma Absolute Sklasa Seratus Predikat Nilai Standar Nilai Tes Awal tentang Kemampuan memahami Isi Bacaan Pada Siswa Kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/ Analisis Data Hasil Tes Awal tentang Kemampuan Memahami Isi Bacaan Pada Siswa Kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/ Skenario pembelajaran yang digunakan dalam penelitian Siklus I Data Tes Siklus I Peningkatan Kemampuan Membaca melalui Teknik Scanning Pada Siswa Kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/ Analisis Data Hasil Tes Siklus I tentang Kemampuan memahami Isi Bacaan Melalui Teknik Scanning pada Siswa Kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/ Skenario pembelajaran yang digunakan dalam penelitian Siklus II Data Tes Siklus II Peningkatan Kemampuan Membaca melalui Teknik Scanning Pada Siswa Kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/ x

12 Tabel Halaman 12. Analisis Data Hasil Tes Siklus II tentang Kemampuan memahami Isi Bacaan Melalui Teknik Scanning pada Siswa Kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/ Skenario pembelajaran yang digunakan dalam penelitian Siklus III Data Tes Siklus III Peningkatan Kemampuan Membaca melalui Teknik Scanning Pada Siswa Kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/ Analisis Data Hasil Tes Siklus III tentang Kemampuan memahami Isi Bacaan Melalui Teknik Scanning pada Siswa Kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/ Rekapitulasi Hasil Tes Awal, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III Tentang Kemampuan memahami Isi Bacaan Melalui Teknik Scanning pada Siswa Kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/ xi

13 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 01. Gambar Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin.. 36 xii

14 DAFTAR GRAFIK Grafik Halaman 01. Grafik tentang Kemampuan Membaca melalui Teknik Scanning Siswa kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/2014 pada Tes Awal, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III xiii

15 ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN MELALUI TEKNIK MEMBACA SCANNING (MEMBACA MEMINDAI) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 4 PEKUTATAN JEMBRANA TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Oleh : I Gede Danu Eka Setiawan NPM : Tebal : XV, 75 halaman Tahun : 2014 Dari hasil pengamatan di kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana, ternyata kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan masih kurang, serta siswa kesulitan untuk menentukan ide pokok atau gagasan utama suatu bacaan. Hal ini juga didukung oleh hasil tes awal siswa dalam memahami isi satu bacaan masih rendah yaitu 62, sementara target yang ditetapkan adalah 76 sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah ditetapkan di kelas V. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dipilih teknik membaca scanning. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) apakah melalui teknik scanning dapat meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan pada siswa kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana tahun pelajaran 2013/2014?, (2) bagaimanakah langkah-langkah teknik scanning agar dapat meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan pada siswa kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana tahun pelajaran 2013/2014?. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah (1) mendapatkan data yang valid tentang kemampuan memahami isi bacaan melalui teknik membaca scanning pada siswa kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana tahun pelajaran 2013/2014. (2) menemukan langkah-langkah teknik membaca scanning yang tepat dalam pembelajaran membaca. Ruang lingkup dari penelitian ini adalah (1) peningkatan kemampuan memahami isi bacaan melalui teknik scanning pada siswa kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana tahun pelajaran 2013/2014 dan (2) langkahlangkah teknik membaca scanning, yang tepat dalam pembelajaran membaca. Dalam Penelitian ini, teori-teori yang dipakai sebagai acuan adalah (1) pengertian membaca, (2) tujuan membaca, (3) aspek-aspek membaca, (4) jenisjenis membaca, (5) ragam membaca, (6) pengertian membaca scanning, (7) karakteristik membaca scanning, (8) langkah-langkah membaca scanning, dan (9) keunggulan dan kelemahan teknik membaca scanning. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 25 orang terdiri dari 9 orang siswa perempuan dan 16 orang siswa laki-laki. Objek penelitian ini adalah peningkatan kemampuan memahami isi bacaan melalui teknik membaca scanning pada siswa kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana tahun pelajaran 2013/2014. Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri 4 Pekutatan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Rancangan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 3 siklus. Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa siklus yang masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi xiv

16 evaluasi, dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah (1) obsevasi dan (2) tes. Pengolahan data ini digunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian kemampuan memahami isi bacaan meningkat melalui penerapan teknik membaca scanning pada siswa kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat nilai rata-rata dari pra siklus (tes awal) adalah 62, kemudian meningkat menjadi 66 pada siklus I, menjadi 73 pada siklus II, dan meningkat lagi menjadi 82 pada siklus III. Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan yang dapat diambil adalah penerapan teknik scanning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan serta berdampak positif bagi siswa. Melihat hasil penelitian yang menggambarkan kemampuan memahami isi bacaan pada siswa kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana meningkat, disarankan agar guru hendaknya menerapkan teknik membaca scanning dalam memahami materi lainnya. Kata Kunci : Memahami isi bacaan, teknik membaca scanning. xv

17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca merupakan suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah, terdapat pembelajaran membaca yang menuntut siswa untuk memahami berbagai wacana, baik sastra maupun non sastra. Selain dalam pembelajaran membaca, juga terdapat pembelajaran menyimak, berbicara, dan menulis. Keterampilan membacalah yang sangat dibutuhkan untuk memahami isi wacana (sebuah wacana) dari pada ketiga keterampilan lain. Tarigan (1985:7) menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis, pembaca tidak hanya memahami makna harfiah kata per kata tetapi juga pembaca harus memahami makna secara global dari pesan tersebut. Dengan demikian, untuk memahami makna secara keseluruhan pesan tersebut, pembaca memerlukan strategi atau cara belajar yang tepat. Pengajaran yang baik meliputi mengajarkan siswa bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berpikir dan bagaimana memotivasi diri mereka sendiri, pengajaran strategi belajar berdasarkan pada dalil bahwa keberhasilan siswa sebagian besar bergantung pada kemahiran untuk belajar mandiri dan memonitor belajar mereka sendiri. Hal inilah yang menjadikan strategi belajar mutlak diajarkan kepada siswa sendiri dimulai dari sekolah dasar dan terus belajar sampai sekolah menengah dan pendidikan tinggi. Hal lain yang dianggap penting 1

18 2 dalam mengajarkan strategi belajar adalah alur pemikiran Arends (dalam Trianto, 2003: 143), yang memikirkan kelemahan guru dalam tugas mengajarkan siswa bagaimana belajar sebagai tujuan pendidikan. Strategi pembelajaran merupakan siasat guru dalam mengefektifkan, mengefisienkan, serta mengoptimalkan fungsi dan interaksi antar siswa dengan komponen pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pengajaran. Dihubungkan dengan belajar-mengajar, strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Strategi belajar mengacu pada prilaku dan proses-proses berpikir yang digunakan oleh siswa yang mempengaruhi materi yang dipelajari, termasuk proses memori dan metakognitif. Selanjutnya Pressley (dalam Trianto, 2003: 144) mengatakan, bahwa strategi belajar adalah operator-operator kognitif yang meliputi proses-proses yang secara langsung terlibat dalam menyelesaikan tugas (belajar). Pengajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan bagian dari program pengajaran bahasa yang memiliki peran penting dalam meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun secara tertulis. Bahasa memiliki peran sentral dalam pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi. Didalam hubungan ini bahasa Indonesia adalah satu-satunya alat yang memungkinkan kita bisa membina dan mengembangkan kebudayaan Nasional sedemikian rupa sehingga memiliki ciri-ciri dan identitas yang dapat membedakan dari kebudayaan daerah. Pada waktu yang sama bahasa Indonesia kita pergunakan sebagai alat untuk menyatakan nilai-nilai sosial budaya nasional kita (Badudu, 1979:8).

19 3 Menyadari pentingya fungsi bahasa Indonesia dengan ruang lingkupnya yang luas, maka pembinanan dan pngembangan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah kebahasaan yang berlaku dapat tercapai dengan baik. Dalam usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dikembangkan kemampuan menggunakan keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Dari keempat keterampilan tersebut saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Terkait dengan keterampilan tersebut, penulis mencoba untuk meneliti dan menindak lanjuti mengenai keterampilan membaca, dimana membaca merupakan serangkaian kegiatan pikiran yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memahami makna suatu keterangan yang disajikan kepada indra penglihatan dalam bentuk lambang huruf dan lambang lainnya. Dalam membaca selain mengerti makna setiap kata atau kalimat, juga harus dapat memahami isi bacaan tersebut. Membaca bukanlah proses datangnya secara otomatis, oleh karena itu kegiatan membaca dapat dilakukan dengan latihan-latihan atau praktek-praktek membaca. Mengingat keterampilan membaca merupakan salah satu butir pembelajaran yang telah tertuang dalam mata pelajaran sastra Indonesia yang memegang peran sangat penting dalam pembelajaran, maka di sekolah dalam keterampilan membaca, terutama dalam memahami isi bacaan. Di Sekolah Dasar keterampilan membaca harus dimiliki oleh setiap siswa, karena sering juga ditemukan banyak siswa bermasalah dalam membaca khususnya dalam menguasai teks bacaan. Berdasarkan hal tersebut, banyak orang setuju bahwa ini merupakan tanggung jawab utama sekolah untuk membantu setiap siswa menjadi pembaca yang aktif. Untuk itu perlu ditekankan bahwa

20 4 tujuan dari pengajaran bahasa Indonesia seharusnya mengembangkan kompetensi membaca. Lebih lanjut, siswa harus memiliki beberapa tujuan dalam membaca. Menurut Badrawi (dalam Jawini, 2012: 4) dalam proses belajar mengajar, siswa tidak perlu membaca teks atau buku bacaan dengan keras, tetapi teks tersebut ditekankan pada tujuan membaca itu sendiri, misalnya menemukan fakta-fakta, ide-ide, dan kejadian-kejadian yang menyenangkan. Searah dengan tujuan tersebut, ada beberapa hal yang harus dipenuhi, yaitu : (a) untuk menemukan informasi tertentu, (b) untuk menemukan gambaran amumisi teks, (c) untuk menemukan ide pokok yang tidak tertulis, (d) untuk menemukan ide pokok yang tersurat, (e) untuk menemukan informasi yang tidak tertulis, (f) untuk menemukan informasi yang tersurat, (g) untuk menemukan makna kata, frase, dan kalimat yang berdasarkan konteks, dan (h) untuk kesenangan. Namun kenyataannya, dari hasil pengamatan peneliti di kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana, ternyata kemampuan siswa dalam memahami isi suatu bacaan masih kurang. Hal ini juga didukung oleh hasil tes awal siswa dalam memahami isi suatu bacaan masih rendah yaitu 62, sementara target yang ditetapkan adalah 76 sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM), yang ditetapkan di kelas V. Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik mengangkat permasalahan di kelas V SDN 4 Pekutatan Jembrana dalam satu penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan Melalui Teknik Membaca Scanning pada siswa kelas V SDN 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/2014.

21 5 1.2 Rumasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah melalui teknik scanning dapat meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan pada siswa kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana tahun pelajaran 2013/2014? 2. Bagaimanakah langkah-langkah teknik scanning agar dapat meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan pada siswa kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana tahun pelajaran 2013/2014? 1.3 Tujuan Penelitian Dari penelitian ini adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis. Tujuantujuan ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus : Tujuan Umum Tujuan Umum dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk memberikan sumbangan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan pada siswa kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana melalui teknik membaca scanning yang dapat bermanfaat bagi sekolah, guru dan siswa. b. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menemukan pikiran utama, menemukan informasi rinci, menemukan konteks, dan menemukan makna kata yang terdapat dalam satu bacaan/teks.

22 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Mendapatkan data yang valid tentang kemampuan memahami isi bacaan melalui teknik membaca scanning pada siswa kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana tahun pelajaran 2013/2014. b. Menemukan langkah-langkah teknik membaca scanning yang tepat dalam pembelajaran membaca. 1.4 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dari penelitian ini adalah : (1) peningkatan kemampuan memahami isi bacaan melalui teknik scanning pada siswa kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana tahun pelajaran 2013/2014 dan (2) langkah-langkah teknik membaca scanning, yang tepat dalam pembelajaran membaca. 1.5 Manfaat Penelitian Setiap usaha tentu mempunyai manfaat yang ingin dicapai, beberapa komponen manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat menambah wawasan dan memperkuat ilmu pengetahuan khususnya dalam membaca. b. Hasil penelitian ini nantinya dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar bisa berjalan efektif dan efisien.

23 Manfaat Praktis 1) Bagi Guru a. Guru yang terlibat penelitian ini akan memperoleh pengalaman langsung dalam meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan melalui teknik membaca scanning. b. Guru yang terlibat dalam penelitian ini, dapat menggunakan teknik membaca scanning sebagai masukan dan berguna untuk menambah pengetahuan dalam mengajar membaca. 2) Bagi Siswa a. Membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan melalui teknik membaca scanning, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan menjadi lebih bermanfaat. b. Siswa yang terlibat dalam penelitian ini akan memperoleh pengalaman langsung dalam belajar meningkatkan kemampuan memahami sebuah bacaan melalui teknik membaca scanning sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih baik. 3) Bagi Sekolah a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan dalam memperbaiki kualitas pembelajaran. b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan yang positif dalam upaya meningkatkan mutu suatu pendidikan. 4) Bagi Peneliti a. Dapat mengaplikasikan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang sudah diberikan dalam perkuliahan.

24 8 b. Dapat memberikan pengalaman dalam melakukan penelitian serta memberikan pengalaman dalam proses belajar mengajar. 1.6 Asumsi Asumsi adalah anggapan dasar tentang suatu masalah yang sudah mengandung kebenaran tanpa perlu dibuktikan kebenarannya. Dalam penelitian ini (Arikunto dalam Jawini, 2012: 3). Penulis berasumsi bahwa: a. Siswa kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana mampu memahami suatu isi bacaan melalui teknik membaca scanning. b. Setiap siswa kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana telah mendapatkan pelajaran Bahasa Indonesia tentang memahami isi bacaan. c. Guru bidang studi/bahasa Indonesia di tingkat SD dalam mengajar berpedoman pada kurikulum KTSP. d. Guru yang mengajarkan bahasa Indonesia di tempat penelitian mempunyai kewenangan yang sama dalam mengejar. e. Sarana penunjang pembelajar bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana belum memadai karena perpustakaan disekolah bukunya belum lengkap. BAB II LANDASAN TEORI Dalam usaha menunjang penggarapan penelitian ini, maka dipandang perlu mempelajari sejumlah acuan yang erat kaitannya dengan pokok permasalahan yang akan dibahas. Senada dengan pernyataan tersebut dapat

25 9 dikatakan bahwa penelitian yang baik tentunya penelitian yang didasarkan atas suatu teori. Penyajian teori sebagai landasan untuk melangkah tentu saja terbatas pada jangkauan penelitian yang dibicarakan dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Dalam penelitian ini teori-teori yang akan dimaksudkan adalah yang berkaitan dengan: (1) pengertian membaca, (2) tujuan membaca, (3) aspek-aspek membaca, (4) jenis-jenis membaca, (5) ragam membaca, (6) pengertian membaca scanning, (7) karakteristik membaca scanning, (8) langkah-langkah membaca scanning, dan (9) keunggulan dan kelemahan teknik membaca scanning. Untuk lebih jelas akan diuraikan secara terperinci sebagai berikut. 2.1 Pengertian Membaca Kegiatan membaca sangat penting dalam memperoleh informasi karena dengan membaca orang akan mendapat berbagai macam pengetahuan. Bahkan sering diantara kita mendengar ungkapan yang menyatakan bahwa membaca merupakan jembatan untuk mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Mengingat demikian pentingnya peranan membaca, maka penulis akan mengemukakan beberapa pendapat dari para ahli bahasa Indonesia mengenai pengertian membaca. Dalam kamus bahasa Indonesia dijelaskan membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang ditulis, baik dengan melisankan (mengucapkan) maupun hanya dalam hati (Haster dalam Jawini, 2012: 8). Menurut Santosa (2003:63), pada hakikatnya aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan

26 10 membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca. Menurut Hodgson (dalam Tarigan, 1985:7) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat pada suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik. Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian dan pembacaan sandi (a recording and decoding process), dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) ialah menghubungkan kata-kata tulis dengan makna bahasa lisan yang mencakup perubahan tulisan menjadi bunyi yang bermakna (Tarigan, 1985: 9). Bahkan ada pula beberapa penulis yang seolah-olah beranggapan bahwa membaca adalah suatu kemampuan untuk melihat lambang-lambang tertulis serta mengubah lambang tertulis tersebut melalui fonik (phonics) menuju membaca lisan. Phonics adalah suatu metode pengajaran membaca, ucapan, ejaan, berdasarkan fonetik terhadap ejaan bahasa. Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami isi bacaan yang tersirat di dalam kata-kata yang tertulis (Tarigan, 1985: 9).

27 11 Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses kegiatan memahami lambang, simbol-simbol, sandi, atau kode berupa tulisan ke dalam wujud makna sehingga memperoleh pesan atau informasi sesuai dengan yang disampaikan oleh penulis. Membaca membutuhkan keterampilan dan pembiasaan, banyak orang-orang yang rajin membaca akan tetapi dia tidak menemukan apa-apa dari bacaannya. Membaca membutuhkan konsentrasi, penguasaan kata-kata dan kecepatan membaca, membaca tidak dapat dilakukan dengan aktivitas lain, seperti membaca sambil menulis, mendengarkan, bercakapcakap, dan lain-lain. Salah satu aktivitas ini akan mengganggu kegiatan membaca. Melalui kepandaian membaca orang tidak perlu tergantung pada orang lain, sebab buku-buku memberi kesempatan untuk belajar sendiri, surat kabar, majalah, dan lain-lainnya dapat menambah pengetahuan. 2.2 Tujuan Membaca Menurut Santosa (2003:6.3) tujuan setiap pembaca adalah memahami bacaan yang dibacanya. Dengan demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pemahaman terhadap bacaan dapat dipandang sebagai suatu proses yang bergulir terus menerus, dan berkelanjutan. Adapun tujuan pembelajaran membaca menurut Santosa (2003 : 6.4), yaitu : 1. Menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan. 2. Membaca bersuara untuk memberikan kesempatan kepada siswa menikmati bacaan.

28 12 3. Menggunakan strategi tertentu untuk memahami bacaan. 4. Menggali simpanan atau skemata siswa tentang suatu topik. 5. Menghubungkan pengetahuan baru dengan skemata siswa. 6. Mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan disampaikan dengan lisan ataupun tulis. 7. Melakukan penguatan atau penolakan terhadap ramalan-ramalan yang dibuat oleh siswa sebelum melakukan perbuatan membaca. 8. Meberikan kesmpatan kepada siswa melakukan eksperimentasi untuk meneliti suatu yang dipaparkan dalam sebuah bacaan. 9. Mempelajari struktur bacaan. 10. Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan oleh guru atau sengaja diberikan oleh penulis bacaan. Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan atau intensif dalam membaca. Untuk lebih jelasnya diuraikan tujuan membaca sebagai berikut : 1. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for detail or facts). Di dalam membaca untuk memperoleh rincian atau menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh. Apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokoh, apa yang terjadi pada khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh. 2. Membaca untuk memperoleh ide-ide (reading for main ideas). Di dalam membaca untuk memperoleh ide-ide membaca adalah

29 13 mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah apa yang terjadi dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami sang tokoh dan merangkum hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya. 3. Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita (reading for sequence or organization). Membaca bertujuan untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi pada bagian pertama, kedua, ketiga dan selanjutnya. Setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, dengan adegan-adegan dan kejadian-kejadian buat dramatisasi. 4. Membaca untuk menyimpulkan atau membaca inferensi (reading for inference). Membaca untuk menyimpulkan adalah membaca untuk menentukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. 5. Membaca untuk mengelompokkan (reading to classify, juga disebut membaca untuk mengklasifikasikan. Maksudnya adalah membaca untuk menemukan serta memahami apa-apa yang tidak bisa, tidak wajar, mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah itu benar atau tidak. 6. Membaca untuk menilai atau membaca mengevaluasi (reading to evaluate). Pengertian yang terkandung dalam membaca untuk menilai atau membaca mengevaluasi (reading to evaluate) adalah membaca

30 14 menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuranukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh sang tokoh atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita. 7. Membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast) adalah membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. Di samping itu tujuan membaca yang telah diuraikan di atas, ada beberapa tujuan membaca secara umum yang meliputi sebagai berikut : 1. Membaca untuk mendapatkan sesuatu yang bersifat praktis, misalnya ; cara membuat masakan, cara membuat topi, dan sebagainya. 2. Membaca untuk memperkuat nila-nilai kepribadian atau keyakinan. 3. Mengganti pengalaman estetika yang sudah usang, misalnya membaca untuk mendapatkan sensi baru melalui penikmatan bahasa bacaan (novel, cerita, roman, dan sebagainya). 4. Membaca untuk menghindarkan diri dari kesulitan dan ketakutan (Nurhadi, 1991 : 136). Seperti yang telah dikemukakan di atas, pada hakikatnya tujuan membaca adalah modal utama membaca. Tujuan yang jelas akan memberikan motivasi intrinsik yang besar bagi seseorang. Seseorang yang sadar sepenuhnya akan tujuan membaca mengarahkan sasaran berpikir kritis dalam mengolah bahan bacaan sehingga memperoleh kepuasan dalam membaca.

31 15 Tujuan khusus membaca untuk melengkapi tujuan umum di atas adalah sebagai berikut : 1. Membaca untuk menemukan informasi faktual. 2. Membaca untuk memperoleh keterangan tentang suatu yang khusus dan bersifat problematik bagi pembaca. 3. Membaca untuk memberikan penilaian terhadap karya tulis seseorang. 4. Membaca untuk memperoleh kenikmatan emosi semata. 5. Membaca hanya untuk mengisi waktu luang saja (Nurhadi, 1991:137). Tujuan membaca dalam mengembangkan serta meningkatkan keterampilan membaca yaitu : 1. Memperluas pengalaman sehingga akan mempermudah memahami keadaan dan seluk beluk kebudayaan. 2. Mengajarkan bunyi-bunyi (bahasa) dan makna-makna baru. 3. Mengajarkan hubungan bunyi bahasa dan lambang atau simbol. 4. Memahami struktur-struktur kalimat. 5. Mengajarkan keterampilan-keterampilan pemahaman (comprehension skills). Untuk meningkatkan kecepatan dalam membaca (Tarigan, 1984:15). 2.3 Aspek-aspek Membaca Menurut Santosa (2003: 6.3) proses membaca sangat kompleks dan rumit karena melibatkan beberapa aktivitas, baik berupa kegiatan fisik maupun kegiatan mental. Proses membaca terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi :

32 16 1. Aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis. 2. Aspek-aspek perseptual, kemampuan untuk menginterpretasikan apa yang dilihat sebagai simbol. 3. Aspek skemata, yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan struktur pengetahuan yang telah ada. 4. Aspek berpikir, yaitu kemampuan membuat inferensi dan evaluasi dari materi yang dipelajari. 5. Aspek efektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan minat pembaca yang berpengaruh terhadap kegiatan membaca. Interaksi antara kelima aspek tersebut secara harmonis akan menghasilkan pemahaman membaca yang baik, yakni terciptanya komunikasi yang baik antara penulis dengan pembaca. Setiap guru bahasa perlu menyadari serta memahami bahwa membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks dan rumit karena mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Terkait dengan hal itu, Broughton (dalam Tarigan, 1985: 10) menyatakan bahwa ada tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam keterampilan membaca. Komponen yang dimaksud sebagai berikut : 1. Pengenalan terhadap aksara serta tanda baca. Keterampilam tahap ini merupakan suatu kemampuan untuk mengenal bentuk-bentuk yang sesuaikan dengan kode yang berupa gambar-gambar atas suatu lembaran, lengkungan, garis, titik-titik, dalam hubungan yang berpola teratur rapi.

33 17 2. Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik formal. Keterampilan kedua ini merupakan suatu kemampuan untuk menghubungkan tanda-tanda hitam di atas kertas dengan bahasa. Tidak mungkin belajar membaca tanpa kemampuan belajar memperoleh serta memahami bahasa. Hubungan itu jelas sekali terlihat antara unsurunsur dari pola tersebut dan unsur bahasa yang formal. 3. Hubungan antara aksara, tanda baca, serta unsur linguistik dengan makna atau meaning. Keterampilan ketiga ini mencakup keseluruhan keterampilan membaca, pada hakikatnya merupakan keterampilan intelektual. Ini merupakan kemampuan atau abilitas untuk menghubungkan tanda-tanda dikertas dengan bahasa yang formal, yaitu kata-kata atau bunyi, dengan makna yang dilambangkan oleh kata-kata tersebut. Sesuai dengan pandangan tersebut, Broughton (dalam Tarigan, 1985:12) membedakan keterampilan atas dua aspek penting. Kedua aspek tersebut sebagai berikut. 1. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah. Aspek ini mencakup; (a) pengenalan bentuk huruf, (b) pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem, kata, frasa, klausa, kalimat, dan lain-lain), (c) pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis), dan (d) kecepatan membaca bertaraf lambat.

34 18 2. Keterampilan yang bersifat pemahaman yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi. Aspek ini mencakup; (a) memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorika), (b) memahami signifikasi atau makna (maksud dan tujuan pengarang/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca), (c) evaluasi atau penilaian (isi, bentuk), serta (d) kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan. Selanjutnya menurut Broughton (dalam Tarigan, 1985: 12) bahwa untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis (mecanikal skills), aktivitas yang paling sesuai adalah membaca nyaring, membaca bersuara (atau reading aloud; oral reading). Kemudian untuk keterampilan pemahaman (comprehension skills), yang paling tepat adalah dengan membaca dalam hati, (client reading), yang dapat dibagi sebagai berikut. (1) Membaca ekstensif (ekstensive reading). Membaca ekstensif ini mencakup; (a) membaca survei (survey reading), (b) membaca sekilas (skimming), dan (c) membaca dangkal (super ficial reading). (2) Membaca intensif (intensive reading). Membaca intensif ini mencakup; (a) membaca telaah isi (content study reading), yang mencakup; membaca teliti (close reading), membaca pemahaman (conprenhensive reading), membaca kritis (critical reading), membaca ide (reading for ideas), dan (b) membaca telaah bahasa (language study reading), yang mencakup; membaca bahasa asing (freign language reading) dan membaca sastra (literatury reading).

35 19 Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan perhatian pada aspek keterampilan membaca yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi. Hal itu dilakukan karena penulis ingin mengetahui keterampilan dan tingkat pemahaman siswa terhadap suatu bacaan keterampilan membaca yang dimaksud disini berupa membaca pemahaman tepatnya membaca dalam hati dengan kategori mambaca intensif, khususnya membaca telaah isi, yang mencakup; membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, membaca ide. Keempat keterampilan membaca telaah isi tersebut tidak dibedakan secara tegas dalam penelitian ini. Artinya, pemahaman terhadap kualitas keterampilan membaca siswa dilakukan dengan melihat kemampuan siswa menelaah isi bacaan yang mencakup keempat keterampilan tersebut. Hal itu sejalan dengan pandangan Tarigan (1985:56) yang mengatakan bahwa membaca telaah isi pada prinsipnya sama dengan membaca pemahaman. Jenis membaca ini bisa digunakan untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis, dan pola-pola fiksi. 2.4 Jenis-jenis Membaca Adapun jenis-jenis membaca yang akan dibahas adalah beberapa saja dari banyak jenis-jenis membaca yang ada. Berikut akan diuraikan diantaranya sebagai berikut Membaca Dalam Hati Membaca dalam hati adalah suatu kegiatan baca yang di tandai dengan tidak terdengarnya bunyi atau ujaran dari si pembaca. Membaca dalam hati

36 20 merupakan membaca untuk memahami isi bacaan dan mengerti apa yang tersirat dalam bacaan. Membaca dalam hati ini hanya menggunakan ingatan visual (visual memory) yang melibatkan pengaktifan, mata dan ingatan (Tarigan. 1985:30). Harus disadari benar-benar bahwa keterampilan membaca merupakan kunci bagi semua ilmu pengetahuan. Pada membaca dalam hati ini anak-anak mencapai kecepatan dalam membaca, dalam pemahaman frase-frase, memperkaya, keuntungan dalam hal keakraban dengan sastra yang baik. Sebagian besar kegiatan membaca yang dilakukan masyarakat adalah kegiatan membaca dalam hati. Membaca dalam hati ini jauh lebih ekonomis, dapat dilakukan di segala tempat sebagai contoh, kita sering melihat orang membaca dengan asiknya dalam bus, kereta api, di tempat tidur, dan lain-lain tanpa mengganggu orang lain. Dalam garis besarnya membaca dalam hati dapat dibagi menjadi 2 yaitu : membaca ekstensif dan membaca intensif (Tarigan, 1985:30). Untuk lebih jelasnya, kedua hal tersebut akan diuraikan di bawah ini Membaca Ekstensif Membaca ekstensif berarti membaca secara luas objeknya meliputi sebanyak mungkin dalam waktu yang sesingkat mungkin. Pengertian atau pemahaman yang bertaraf relatif rendah (Tarigan, 1985:31). Tujuan dan tuntutan kegiatan membaca ekstensif adalah untuk memahami isi bacaan yang penting dengan cepat dan dengan demikian membaca secara efisien dapat terlaksana, contoh : orang yang membaca surat kabar Membaca Intensif

37 21 Membaca intensif adalah studi seksama, telaah teliti, dan penanganan terpirinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendekpendek, kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari, latihan pola-pola kalimat, latihan kosakata, dan diskusi umum yang merupakan bagian dari membaca intensif. Yang termasuk ke dalam membaca intensif sebagai berikut. 1. Membaca Telaah Isi Membaca telaah isi adalah suatu bacaan menuntut ketelitian, pemahaman, kekritisan berpikir serta keterampilan menangkap ide-ide yang tersirat dalam bacaan. Membaca telaah isi dapat dibagi mejadi beberapa yaitu : a. Membaca Teliti adalah; suatu pemutaran atau pembalikan pendidikan yang menyeluruh. b. Membaca Pemahaman adalah; sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar dan norma-norma kesastraan, resensi kritis, drama tulisan, pola-pola fiksi. c. Membaca Kritis adalah; sejenis membaca semua yang dilakukan secara bijaksana penuh tenggang hati, mendalam, evaluastif dan bukan hanya mencari kesalahan. d. Membaca Idea adalah; kegiatan membaca untuk mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan. 2. Membaca Telaah Bahasa Pada hakikatnya segala sesuatu, lebih-lebih yang konkrit atas bentuk isi, atau atas jasmaniah dan rohaniah. Begitu pula dengan bacaan yang terdiri atas isi dan bahasa. Membaca telaah bahasa mencakup :

38 22 a. Membaca Bahasa, tujuan utama membaca bahasa adalah memperbesar daya kata-kata dan pengembangan kosakata. b. Membaca Sastra, keindahan suatu karya sastra tercermin dari keserasian dan keharmonian antara keindahan bentuk isi Membaca Nyaring Membaca nyaring adalah suatu kegiatan yang ditandai dengan keluarnya bunyi bacaan secara lengkap dengan menggunakan intonasi baca yang baik atau aktivitas atau kegiatan untuk melatih siswa agar mereka lebih lancar membaca dengan mengeluarkan suara dan membaca teknis ini dianggap sebagai kegiatan membaca yang sangat mudah dan siapapun seolah-olah dapat melakukannya (Tarigan, 1985: 22) Membaca Literal Membaca literal merupakan kegiatan membaca untuk mengenal dan menangkap arti (meaning) yang tertera secara tersurat (eksplisit). Artinya yaitu pembaca hanya berusaha menangkap informasi yang terletak secara literal (reading the lines) dalam bacaan dan tidak berusaha menangkap makna yang lebih dalam lagi, yakni makna-makna tersirat, baik pada tataran antar baris (by the lines). Kemampuan membaca literal merupakan kemampuan membaca yang paling rendah, karena selain membaca lebih banyak bersikap pasif juga tidak melibatkan berpikir kritis. Dengan kata lain, ketika melakukan proses membaca, sang pembaca hanya berusaha menerima berbagai hal yang tersurat dari kata-kata yang dibacanya atau yang dikemukakan oleh pengarang (Harras, 1997: 223) Membaca Pemahaman

39 23 Tarigan (1985 :56) menegaskan bahwa membaca telaah isi pada prinsipnya sama dengan membaca pemahaman. Jenis membaca ini biasanya digunakan untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis, dan pola-pola fiksi. Terkait dengan jenis membaca pemahaman, Burhan (1971:19) menjelaskan bahwa membaca pemahaman adalah suatu perbuatan yang dilaksanakan berdasarkan kerjasama beberapa kemampuan yaitu mengamati, memahami, dan sekaligus memikirkan isi bacaan. Dalam hal ini membaca dilakukan tidak hanya membaca secara sekilas tanpa memperhitungkan pemahaman terhadap isi bacaan. Supriyadi (dalam Saranata, 2012 :18) menyatakan defenisi membaca pemahaman merupakan jenis bacaan yang dilakukan tanpa menyuarakan apa yang dibaca dengan tujuan untuk keperluan studi menambah pengetahuan dengan meperoleh informasi. Dari beberapa pendapat di atas, secara singkat dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman bertujuan memahami pesan yang disampaikan oleh penulis secara tertulis. Keberadaan pengertian demikian menurut Nurhadi (1991:74) menunjukan bahwa pemahaman adalah esensi kegiatan membaca. Wujud pemahaman itu beraneka ragam. Dalam memahami isi wacana orang akan melakukan interprestasi, evaluasi, dan apresiasi. Mengapresiasi adalah mengkaji secara mendalam dan sunggguh-sungguh bacaan yang dihadapi. Misalnya dari segi ejaan, kata-kata yang menyusun kalimat, keterkaitan antar kalimat yang menyusun kalimat. Terkait dengan kegiatan interprestasi dan evaluasi, Tri Rama K. (2005:193) menyatakan menginterprestasi adalah menafsirkan maksud yang ingin disampaikan penulis melalui tulisanya. Menginterpretasi merupakan kegiatan penafsiran yaitu mengira-ngira maksud bacaan. Sedangkan

40 24 mengevaluasi adalah memberikan penelian terhadap bacaan tersebut dari segi kelayakannnya. Terkait dengan kegiatan mengapresiasi dalam membaca, mengapresiasi adalah kegiatan yang terencana dan sistematis dalam rangka mendapatkan informasi yang tepat dari suatu bacaan dengan cara memahami bacaan tersebut secara optimal. Bruns dan Roe (dalam Sudiana, 2007:22-27) membedakan unit pemahaman membaca menjadi lima meliputi : 1. Pemahaman Kata Pemahaman dituntut untuk mengenali kata-kata yang terdapat dalam bacaan atau teks. Dalam hal ini, pembaca dituntut untuk mampu mengucapkan, baik dalam hati maupun dengan bersuara, kata-kata tersebut dengan lafal yang benar. Dalam mamaknai kata perlu diperhatikan jenis-jenis kata. Ada dua jenis makna kata, yaitu makna kata donatatif adalah makna dasar, atau makna kata umum suatu kata. Disamping kata dasar, ada kata yang juga memiliki konotatif yaitu makna tambahan atau makna sampingan. 2. Pemahaman Frasa Frasa merupakan suatu bahasa yang lebih besar dari pada kata. Dalam kajian sintaksis, frasa lazim disebut kelompok kata. Frasa sebagai kelompok kata menduduki salah satu unsur fungsional kalimat, seperti subjek, predikat, objek atau keterangan. Untuk memahami suatu teks, pembaca perlu mengetahui makna frasa-frasa yang membentuk kalimat. 3. Pemahaman Kalimat

41 25 Untuk mengetahui makna kalimat, pembaca perlu mengetahui struktur dan fungsi kalimat. Struktur kalimat berkaitan dengan bentukbentuk kalimat. Hal ini mengisyaratkan proses kalimat tersebut disusun atau dibangun. Fungsi kalimat berkaitan dengan penggunaan kalimat tersebut dalam komunikasi. Terkait dengan fungsi tersebut dikenal dengan adanya kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah. 4. Pemahaman Paragraf Paragraf merupakan satuan bahasa yang lebih luas dari kalimat. Sebuah paragraf dibagun dengan mengorganisasikan sejumlah kalimat. Kalimat-kalimat yang membentuk paragraf mendukung pengungkapan suatu ide pokok. Dalam membaca, pemahaman terhadap masing-masing paragraf sangat penting untuk memahami teks secara keseluruhan. Tanpa pemahaman paragraf yang memadai, pemahaman keseluruhan teks sudah tentu akan sangat terlambat. Pemahaman terhadap paragraf akan sangat membatu pembaca dalam memahami teks. 5. Pemahaman Keseluruhan Teks Keseluruhan teks tersusun dari jumlah unit bahasa yang lebih kecil, yaitu kata, frasa, kalimat, dan paragraf. Pemahaman terhadap keseluruhan teks sangat bergantung pada pemahaman terhadap unit-unit bahasa yang lebih kecil. Unit bahasa yang secara langsung membetuk teks adalah paragraf. Sejumlah paragraf disusun sedemikian rupa untuk membangun sebuah

42 26 teks. Keseluruhan teks tersebut dapat mempresentasikan pemaparan ide, deskripsi objek, atau proses, narasi, atau argumentasi. Karena membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, rumit, dan mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Setiap guru bahasa berusaha membantu serta membimbing dan mengembangkan keterampilan membaca para siswa agar mereka tidak mengalami kesulitan dalam memahami dan mendapatkan informasi dari suatu bacaan. Usaha itu menurut Tarigan (1985 :15) dapat dilksanakan dengan cara anatara lain sebagai berikut. 1. Guru dapat menolong para siswa/siswi memperkaya kosakata mereka dengan jalan : (a) memperkenalkan sinonim, antonim, paraprase, kata-kata yang berdasar sama, (b) memperkenalkan imbuhan, yang mencakup awalan, sisipan, dan akhiran, (c) mengira ngira makna kata-kata dari konteks atau hubungan kalimat, dan (d) kalau perlu menjelaskan arti suatu kata abstrak mempergunakan bahasa daerah atau bahasa ibu siswa. 2. Guru dapat membatu para siswa untuk memahami makna strukturstruktur kata, kalimat, dan sebagainya dengan cara yang dikemukakan di atas, disertai dengan latihan seperlunya. 3. Guru memberikan serta menjelaskan pengertian kiasan, sindiran, ungkapan, pepatah, dan lain-lain dalam bahasa daerah. 4. Guru dapat menjamin serta memastikan pemahaman para siswa dengan berbagai cara, misalnya : (a) menanyakan apa ide pokok

43 27 suatu paragraf, dan (b) menyuruh para siswa membuat rangkuman dari suatu paragraf. 2.5 Ragam Membaca Pada umumnya membaca dapat dibedakan menjadi tiga ragam membaca (Gie dalam Jawini, 2012:19) yaitu : Membaca Ragam Hiburan Membaca ragam hiburan adalah membaca cerita-cerita seperti cerpen atau novel. Pembacaan dilakukan secara urut dari awal cerita sampai tahap akhir. Tujuan utamanya untuk menikmati cerita itu dan mengahargai kemampuan pengarang mengolah alur kisahnya sehingga merupakan kekuatan indah, selesai, dan mencapai klimaks (Gie dalam Jawini, 2012:19) Membaca Ragam Sepintas Membaca ragam sepintas adalah membaca secara tepat yang kadang disertai melompat-lompat terhadap suatu bahan bacaan. Pembacaan dapat dilakukan ke depan dan ke belakang atau secara silang menyilang. Tujuannya dapat berupa dua macam yaitu untuk memperoleh gambaran selayang pandang mengenai apa yang diuraikan dalam suatu bahan bacaan untuk menemukan sesuatu keterangan yang memang semua dicari dalam bacaan (Gie dalam Jawini, 2012:19) Membaca Ragam Studi Membaca ragam studi adalah membaca buku pelajaran dalam bahan bacaan lainnya dalam suatu bidang pengetahuan pembacaan dilakukan secara cermat dan bila perlu diulang beberapa kali tujuannya untuk menangkap,

44 28 memahami dan mengingat berbagai pengetahuan dalam suatu cabang (Gie dalam Jawini, 2012:19). 2.6 Pengertian Membaca Scanning Membaca tatap (scanning) atau disebut juga membaca memindai adalah membaca sangat cepat. Ketika seseorang membaca memindai, dia akan melampui banyak kata. Membaca memindai penting untuk meningkatkan kemampuan membaca (Mikuleeky & Jeffries dalam Farida Rahim, 2005:55). Siswa yang menggunakan kemampuan membaca memindai (scanning) akan mencari beberapa informasi secepat mungkin. Banyak siswa yang mencoba membaca setiap kata dari setiap kalimat yang dibacanya. Dengan berlatih membaca memindai, seseorang bisa belajar membaca untuk memahami teks bacaan dengan cara lebih cepat. Membaca scanning umumnya digunakan untuk daftar isi, buku atau majalah, indeks dalam buku teks, jadwal, advertensi dalam surat kabar buku petunjuk telepon dan kamus. Dengan teknik ini siswa bisa belajar membaca untuk memahami teks bacaan dengan cara yang lebih cepat. Tapi, membaca dengan cara memindai ini tidak asal digunakan. Jika untuk keperluan membaca buku teks, puisi, surat penting dari ahli hukum, dan sebagainya, perlu lebih detil membacanya. Membaca scanning sangat bermanfaat untuk siswa. Jika ingin memperoleh gagasan pokok bacaan (buku) secara cepat dan efisien, maka teknik scanninglah yang digunakan. Jadi scanning dapat digunakan bila ingin membaca cepat menemukan gagasan dalam suatu bacaan (Nurhadi, 1989:120). Scanning atau membaca memindai berarti mencari informasi spesifik secara cepat dan akurat. Memindai artinya terbang di atas halaman-halaman buku.

45 29 Membaca dengan teknik memindai artinya menyapu halaman buku untuk menemukan suatu yang diperlukan. Scanning berkaitan dengan menggerakkan mata secara cepat keseluruh bagian halaman tertentu untuk mencari kata dan frase tertentu. Teknik membaca memindai memindai (scanning) adalah teknik menemukan informasi dari bacaan secara cepat, dengan cara menyapu halamanhalaman secara merata, kemudian ketika sampai kebagian yang dibutuhkan gerakan mata berhenti. Mata bergerak cepat, meloncat-loncat, dan tidak melihat kata demi kata. 2.7 Karakteristik Membaca Scanning Dalam hal ini adapun karakteristik dari teknik membaca scanning adalah sebagai berikut : 1. Scanning mencakup pencarian secara cepat dengan gerakan mata di atas ke bawah menyapu seluruh teks untuk mencari fakta khusus, informasi khusus, atau kata-kata kunci tertentu. 2. Manfaat scanning adalah dapat mencari informasi dalam buku secara cepat. 3. Scanning merupakan teknik membaca cepat untuk menemukan informasi yang telah ditentukan pembaca. 4. Pembaca telah menentukan kata yang dicari sebelum kegiatan scanning dilakukan. 5. Pembaca tidak membaca bagian lain dari teks kecuali informasi yang dicari.

46 30 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik membaca scanning adalah mencari informasi tertentu dengan cepat tanpa memperhatikan yang lainnya. Tujuan dari teknik membaca scanning adalah sebagai berikut : 1. Mencari informasi dalam buku secara cepat. 2. Scanning merupakan teknik membaca cepat untuk menemukan informasi yang telah ditentukan pembaca. 3. Pembaca telah menentukan kata yang dicari sebelum kegiatan scanning dilakukan, pembaca tidak membaca bagian lain dari teks kecuali informasi yang dicari. 4. Mendapatkan informasi spesifik dari sebuah teks. Biasanya ini dilakukan jika telah mengetahui dengan pasti apa yang dicari sehingga berkonsentrasi mencari jawaban yang spesifik. 2.8 Langkah-langkah Membaca Scanning Langkah-langkah membaca scanning adalah sebagai berikut : 1. Perhatikan penggunaan urutan seperti angka, hurup, langkah, pertama, kedua, dan selanjutnya. 2. Carilah kata yang dicetak tebal, miring, atau yang dicetak berbeda dengan teks lainnya. 3. Terkadang penulis menempatkan kata kunci dibatas paragraf. 4. Menggerakkan mata seperti anak panah langsung meluncur kebawah menemukan informasi yang telah tepat. 5. Setelah ditemukan kecepatan diperlambat untuk menemukan keterangan lengkap dan informasi yang dicari.

47 31 6. Pembaca dituntut memiliki pemahaman yang baik berkaitan dengan karakteristik yang dibaca (misalnya, kamus disusun secara alfabetis dan ada keyword disetiap halaman bagian kanan atas, ensiklopedia disusun secara alfabetis dengan pembalikan untuk istilah yang terdiri dari dua kata, dan sebagainnya). 2.9 Keunggulan dan Kelemahan Teknik Membaca Scanning Adapun keunggulan dan kelemahan teknik membaca scanning adalah sebagai berikut Keunggulan Membaca Scanning Keunggulan membaca scanning adalah sebagai berikut : 1. Lebih cepat menyelesaikan suatu bacaan sehingga kita merasa antusias untuk membaca bacaan yang lain. 2. Memudahkan kita untuk cepat menguasai informasi. 3. Bisa diterapkan pada bacaan apapun (buku, surat kabar, buku pelajaran, majalah, dan lain-lain). 4. Dapat membantu seseorang untuk membuat pertimbangan dan memutuskan sesuatu, misalnya yang berhubungan dalam membuat laporan suatu kegiatan. 5. Sangat membantu siswa untuk mengetahui informasi dan fakta tertentu dari suatu bacaan Kelemahan Membaca Scanning Kelemahan membaca scanning adalah sebagai berikut.

48 32 1. Adanya rasa kebingungan atau kehilangan pemahaman dari apa yang telah dibaca karena kurang atau belum begitu menguasai keterampilan membaca dengan teknik scanning. 2. Tidak bisa melihat kata demi kata karena langsung fokus pada informasi yang dicari. 3. Teknik membaca scanning tidak asal digunakan, jika untuk keperluan membaca buku teks, puisi, surat penting dari ahli hukum dan sebagainya, perlu lebih detail atau lebih konsentrasi dalam membaca. BAB III METODE PENELITIAN

49 33 Metode penelitian merupakan penentu atau syarat bagi seorang penulis dalam melaksanakan penelitian. Dengan demikian penelitian bertujuan untuk meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan melalui teknik scanning. Penyajian metode ini sebagai landasan untuk melangkah mengadakan penelitian dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Dalam metode ini yang akan dimaksud adalah yang berkaitan dengan : (1) jenis penelitian, (2) subjek, objek, dan tempat penelitian, (3) rancangan penelitian, (4) prosedur penelitian, (5) metode pengumpulan data (instrument penelitian), dan (6) analisis data. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitan Tindakan Kelas (PTK) yang pelaksanaanya berupa latihan yang dilakukan di dalam kelas dan juga dilakukan pemantauan di lapangan, serta mengikutsertakan perencanaan yang bersifat relatif mandiri secara teratur terus menerus yang berawal dari perencanaan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan ulang. Penelitian tindakan kelas ini memiliki tujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini terjemahan dari class room action research yaitu suatu tindakan yang di kemukakan oleh Car dan Kemmis (dalam Wardani, 2003:13), menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Penelitian ini memperbaiki keterampilan-keterampilan siswa melalui pembelajaran dengan menggunakan teknik membaca scanning dalam memahami isi bacaan.

50 Subjek, Objek, dan Tempat Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 25 orang terdiri dari 9 orang siswa perempuan dan 16 orang siswa laki-laki. Kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana dililih karena kebetulan dalam kelas ini banyak siswa yang kurang respon dalam pelajaran memahami isi bacaan, untuk itu melalui penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Objek penelitian ini adalah Peningkatan kemampuan memahami isi bacaan melalui teknik membaca scanning pada siswa kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana tahun pelajaran 2013/2014. Tempat penelitian ini adalah di SD Negeri 4 Pekutatan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. 3.3 Rancangan Penelitian Rancangan sama artinya dengan desain (Margono, 1997 :100). Rancangan pada dasarnya merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan tentang hal-hal yang dilakukan. Dalam penelitian ini masalah pembelajaran memahami isi bacaan sebagai pembelajaran di kelas. Tindakan yang di berikan untuk masalah tersebut adalah pemberian tugas untuk memahami isi bacaan. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara terus menerus yang berawal dari perencanaan, pengamatan, dan refleksi kemudian melakukan perencanaan ulang. Dengan demikian proses pelaksanaan penelitian ini merupakan penelitian yang bersiklus. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas berdasarkan situasi kelas, yang dilakukan secara sistematis dengan mengikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu yakni penelitian bersiklus yang tiap

51 35 siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu : (a) perencanaan (planning), (b) pelaksanaan (action), (c) pengamatan (obervasi), dan (d) refleksi (reflection). Gambar 01. Siklus dalam Penelitian

52 36 Permasalahan Perencanaan tindakan I Pelaksanaan tindakan I SIKLUS I Permasalahan baru hasil refleksi Refleksi I Perencanaan tindakan II Pengamantan / pengumpulan data I Pelaksanaan tindakan II SIKLUS II Apabila permasalahan belum terselesaikan Refleksi II Dilanjutkan ke siklus berikutnya Pengamatan / pengumpulan data II (Arikunto dalam Sariani, 2013:37) Keempat tahapan dalam siklus tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan memahami isi bacaan melalui teknik scanning. Jika terdapat kelemahan dalam penerapannya akan dilanjutkan ke siklus kedua dan seterusnya. Hal ini karena penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang berkelanjutan sampai masalah dapat diatasi. Untuk mengetahui kemampuan siswa, maka akan dilakukan observasi dan tes awal. Berdasarkan hasil tes awal ini akan ditentukan rencana dan tindakan yang akan dilakukan pada siklus I.

53 37 penelitian ini dapat berlangsung tiga siklus. Dalam setiap siklus terdapat empat tahap yaitu : 1. Perencanaan Perencanaan adalah serangkaian tindakan yang terencana untuk meningkatkan dan memperbaiki apa yang menjadi kendala bagi siswa untuk meningkatkan perubahan prilaku dan sikap sebagai solusi. 2. Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan, dan perubahan yang diinginkan dalam pembelajaran. Pelaksanaan tindakan ini harus dilakukan dengan hati-hati dan harus dilakukan sesuai dengan perencanaan. 3. Observasi dan Evaluasi Evaluasi merupakan suatu cara untuk mengamati hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan terhadap siswa. Evaluasi berfungsi untuk mengetahui apakah tindakan yang diberikan dapat berjalan dengan lancar atau tidak. 4. Refleksi Refleksi merupakan upaya untuk melihat dan mempertimbangkan hasil tindakan yang telah diberikan dengan melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal yang telah diberikan. Hasil refleksi digunakan untuk mencari hal-hal yang dianggap penting ditambahkan atau dikurangi pada siklus selanjutnya. Melalui refleksi peneliti berupaya untuk memperbaiki proses pembelajaran secara berkelanjutan yaitu tindakan

54 38 tidak berhenti hanya pada proses tindakan ini saja, tetapi masih perlu adanya tindakan lanjutan dari kendala-kendala yang dihadapi siswa sehingga peneliti yang dilakukan mengalami peningkatan sesuai dengan yang diharapkan peneliti. 3.4 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa siklus yang masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi. Adapun penjelasan dari siklus tersebut adalah sebagai berikut Refleksi Awal Observasi awal dilakukan untuk mengamati siswa dan kelemahankelemahan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran memahami isi bacaan dan melakukan tes untuk mengetahui kemampuan siswa, hasil tes ini dipakai untuk menentukan kemajuan yang dicapai pada penelitian Siklus I a. Perencanaan Tindakan I Sebelum melakukan tindakan, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan agar penelitian dapat berlangsung dengan lancar. Hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain : 1. Peneliti mendiskusikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan guru pendamping dalam setiap siklus berdasarkan silabus. 2. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. 3. Menyusun lembar pengamatan dan menyusun lembar kerja siswa. 4. Menyusun tes. b. Pelaksanaan Tindakan

55 39 Langkah-langkah pelaksanaan tindakan pembelajaran memahami isi bacaan melalui teknik membaca scanning adalah : Tabel 01. Skenario pembelajaran yang digunakan dalam penelitian siklus I KEGIATAN AWAL No Guru (Peneliti) Siswa (1) (2) (3) - Membuka absensi kehadira siswa. Memberitahukan temantemannya yang tidak hadir. - Memberikan apersepsi terkait dengan pelajaran yang akan dilaksanakan. Mendengarikan apersepsi yang disampaikan oleh guru (peneliti). - Menyampaikan tujuan pembelajaran. Mendengarkan dan mencatat tujuan pembelajaran. KEGIATAN INTI Guru (Peneliti) Eskplorasi - Menjelaskan materi pembelajaran tentang pengertian membaca,tujuan membaca dan aspek-aspek membaca, jenis-jenis membaca, dan ragam membaca. - Menjelaskan meteri pembelajaran (memahami isi bacaan melalui teknik membaca scanning). - Menjelaskan karakteristik membaca scanning. - Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran membaca scanning. Elaborasi Siswa Siswa mendengarkan materi pembelajaran dari guru. Mendengarkan materi pembelajaran. Mendengarkan penjelasan guru. Mendengarkan penjelasan guru. - Memberikan kesempatan kepada Memberikan pertanyaan. siswa untuk bertanya mengenai materi yang sudah dijelaskan. (1) (2) (3) - Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir menyelesaikan suatu masalah. - Meminta siswa untuk membaca sebuah wacana kemudian Siswa memikirkan suatu masalah. Membaca sebuah wacana. memahami isi wacana tersebut. Konfirmasi - Meminta siswa untuk mengerjakan Mengerjakan tugas.

56 40 tugas yang diberikan. - Guru memberikan komentar dalam mengerjak tugas. - Meminta siswa untuk menumpulkan tugas yang telas dikerjakan. - Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, isyarat, terhadap keberhasilan peserta didik. KEGIATAN AKHIR Guru (Peneliti) - Bersama-sama siswa menyimpulkan dengan merefleksi hasil pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa memberikan komentar dari guru. Mengumpulkan tugas yang telah di kerjakan. Siswa pun mendengarkan dengan baik. Siswa Ikut menyimpulkan merefleksi hasil pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan. - Menutup pelajaran. Menghormati guru (peneliti) dalam menutup pelajaran. c. Observasi / Evaluasi Observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Observasi dilakukan untuk menilai tingkah laku siswa didalam kelas. Adapun hal-hal yang diamati antara lain : 1. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru (peneliti). 2. Keantusiasan dalam mengerjakan tugas. 3. Keberanian siswa dalam bertanya. 4. Hubungan kerja sama antara pasangan. Evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan berakhir. Evaluasi merupakan hasil pengukuran yang telah dicapai dalam pembelajaran. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan yang telah dilaksanakan. d. Refleksi Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja siswa. Analisis dilakukan untuk mengukur baik kelebihan maupun kekurangan

57 41 yang terdapat pada siklus I kemudian hasil tes yang dilakukan secara kolaboratif untuk perbaikan pada pelaksanaan siklus berikutnya sehingga peneliti merasa cukup untuk melakukan penelitian tentang memahami isi bacaan melalui teknik membaca scanning sudah mengalami peningkatan sesuai kriteria yang ditentukan oleh peneliti. 3.5 Metode Pengumpulan Data (Instrumen Penelitian) Untuk memperoleh data yang lengkap, peneliti menggunakan beberapa instrumen yaitu sebagai berikut : Metode Tes Metode tes adalah cara untuk mengadakan penelitian yang berbentuk tugas atau serangkaian tugas yang dikerjakan oleh siswa sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi siswa-siswa tersebut yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai siswa atau dengan suatu standar yang ditetapkan (Nurkencana, 1990 : 25). Metode tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa didalam memahami isi bacaan melalui teknik membaca scanning. Bentuk tes yang digunakan dalam data ini adalah berbentuk tugas yaitu memahami isi melalui teknik membaca scanning dengan bentuk berupa soal essay yang berjumlah 6 soal Observasi Observasi dilakukan pada saat melakukkan tindakan di kelas dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Hasil observasi dicatat pada catatan lapangan dan dilakukan dengan kerjasama dari guru kelas yang bersangkutan Teknik Evaluasi

58 42 Tugas yang telah dikerjakan siswa dievaluasi dengan kriteria sebagai berikut : Tabel 02. Kriteria penilaian dalam membaca scanning No. Aspek yang dinilai Rentangan Nilai (1) (2) (3) 01. Kemampuan siswa menemukan makna kata secara cepat. 1 sampai Kemampuan siswa memindai kata-kata baru yang ada 1 sampai 10 dalam isi bacaan. 03. Kemampuan siswa menentukan informasi yang ada pada 1 sampai 10 isi bacaan secara cepat. 04. Kemampuan siswa menemukan kata sulit yang terdapat 1 sampai 10 dalam isi bacaan. 05. Kemampuan siswa menemukan makna kata yang sulit 1 sampai 10 dalam kamus. 06. Kemampuan siswa mencari makna dalam kamus secara 1 sampai 10 cepat. Jumlah Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Standar Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan melalui teknik membaca scanning, makan siswa diberikan tugas untuk membaca sebuah wacana dan memahami isi wacana tersebut, kemudian siswa diberikan sebuah tes. Hasil tes tersebut dianalisis sehingga diperoleh data mengenai kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan. Dalam hal penulis menggunakan rumus norma absolute sekala seratus. Adapun prosedur yang ditempuh adalah sebagai berikut : Penentuan Nilai Skor Maksimal Ideal (SMI) dari tes yang diberikan. Yang dimaksud dengan Skor Standar Ideal adalah skor yang mungkin dicapai apabila

59 43 semua item dapat dijawab dengan benar. Adapun rumus dari SMI tersebut adalah SMI = jumlah butir soal x bobot masing-masing item. Dengan demikian SMI = 6X10 = 60 Berdasarkan Skor Maksimal Ideal (SMI), maka dapat dihitung besar tiaptiap proses penguasaan seperti dibawah ini. Penguasaan 95% = 95/100 x 60 = 57 Penguasaan 85% = 85/100 x 60 = 51 Penguasaan 75% = 75/100 x 60 = 45 Penguasaan 65% = 65/100 x 60 = 39 Penguasaan 55% = 55/100 x 60 = 33 Penguasaan 45% = 45/100 x 60 = 27 Penguasaan 35% = 95/100 x 60 = 21 Penguasaan 25% = 85/100 x 60 = 15 Penguasaan 15% = 75/100 x 60 = 9 Penguasaan 05% = 65/100 x 60 = 3 Penguasaan 0% = 55/100 x 60 = 0 Berdasarkan tabel tersebut di atas, maka ditentukan skor standar dari masing-masing siswa, yang mendapatkan skor mentah akan memperoleh skor standar 100. Siswa yang mendapat skor mentah akan memperoleh skor 90, yang mendapat skor mentah akan memperoleh skor standar 80. Demikian selanjutnya sampai siswa mendapatkan skor mentah 0-2 akan memperoleh skor standar 0. Tabel 03. Pedoman Konversi Norma Absolute Skala Seratus

60 44 No. Tingkat Penguasaan Skor Standar (1) (2) (3) Dengan catatan batas minimal kelulusan atau keberhasilan siswa ditetapkan skor 70 atau siswa mencapai skor mentah Skor standar yang diperoleh masing-masing siswa dijumlahkan, kemudian hasilnya dibagi dengan jumlah sampel yakni 25 orang. Nilai yang dihasilkan tersebut adalah nilai rata-rata yang merupakan dari siswa kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana. Selanjutnya ditentukan predikat nilai standar dimulai Predikat tersebut dapat dirinci sebagai berikut, Tabel 04. Predikat Nilai Standar Nilai Standar Predikat (1) (2) 100 Istimewa 90 Baik sekali 80 Baik 70 Lebih dari cukup 60 Cukup 50 Hampir cukup 40 Kurang

61 45 30 Kurang sekali 20 Buruk 10 Buruk sekali 0 Gagal 3.6 Analisis Data Analisis data merupakan suatu kegiatan yang dilakukan peneliti setelah mengumpulkan data. Data-data yang terkumpul dianalisis dan diolah dengan teknik deskriptif kuantitatif. Teknik deskriptif kuantitatif adalah analisis data yang dilakukan secara kuantitatif dihitung dengan cara fresentase melalui langkahlangkah sebagai berikut. 1. Merekap nilai yang diperoleh siswa. 2. Menghitung nilai komulatif dari seluruh aspek. 3. Menghitung nilai rata-rata dengan rumus. Setelah mengetahui nilai masing-masing siswa, selanjutnya secara klasikal dapat dicari nilai rata-ratanya dengan menggunakan rumus sebagai berikut : ƒх Mean = N Keterangan : Mean ( sigma ) ƒ х = Nilai rata-rata = Jumlah = Frekwensi = Nilai

62 46 N = Jumlah sampel (Nurkencana, 1990 : 99). BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Refleksi Awal Refleksi pada kegiatan tes awal, penulis mendiskusikan hasil pembelajaran mengenai kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan. Berdasarkan tes awal masih ditemukan permasalahan tentang memahami isi suatu bacaan pada siswa

63 47 kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/2014. Masalah yang dihadapi siswa adalah siswa kurang mampu memahami suatu bacaan untuk mencari suatu informasi. Untuk mencapai hasil pembelajaran sesuai yang diharapkan penulis, maka masalah-masalah tersebut harus dicari jalan keluarnya dengan upaya perbaikan untuk bisa diterapkan pada pembelajaran selanjutnya yaitu, (1) merencanakan pembelajaran yang lebih dipahami oleh siswa, (2) memberikan motivasi kepada siswa yang mengalami kesulitan dengan memberikan pertanyaan dan latihan, dan (3) menjelaskan secara rinci mengenai masalah-masalah yang dilakukan siswa dalam membaca suatu bacaan. Perbaikan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca untuk mencari informasi yang diinginkan secara cepat. Demikian juga halnya dengan hasil tes awal belum memenuhi target yang ditetapkan yaitu 76, sementara hasil yang diperoleh baru 62, oleh karena itu, maka penelitian ini perlu dilanjutkan pada siklus I untuk mendapatkan hasil yang maksimal Hasil Observasi Awal Sebelum diadakan tindakan peningkatan membaca untuk memahami isi bacaan melalui teknik scanning penulis telah melakukan observasi awal dan mengadakan tes awal pada siswa kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/2014. Dalam penelitian ini, penulis tidak memberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai materi yang diberikan kepada siswa, hanya memberikan gambaran sekilas tentang memahami isi bacaan kemudian siswa langsung diberikan sebuah wacana untuk dibaca secara scanning (memindai) kemudian

64 48 menuliskan pokok-pokok yang tedapat dalam wacana tersebut. Dari hasil pengamatan, ternyata keaktifan siswa dalam membaca satu bacaan/wacana masih kurang. Siswa malas membaca redaksi kalimat-kalimat yang panjang, sehingga berdampak pada pemahaman siswa pada satu bacaan Hasil Tes Awal Penelitian dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 01 April 2014, hasil tes awal dalam memahami isi wacana adalah sebagai berikut. Tabel 05. Nilai Tes Awal tentang Kemampuan memahami Isi Bacaan pada Siswa Kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/2014. No. Nama Siswa Aspek yang di nilai A B C D E F SM SS Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 01. Ana Mariya Hampir cukup 02. I Kd. Alika Kidi Ananta Lebih dari cukup 03. Alfin Fahmi Ali Lebih dari cukup 04. Agus Efendi Cukup 05. Ni Kd. Ari Wahyuni Baik 06. I Kt. Herdi Adi G Lebih dari cukup 07. I GNA Arkya Bawa Baik 08. Ni Pt. Ayu Indah W Lebih dari cukup 09. I Kt. Bayu Pradnyana Cukup 10. I Md. Dwi Sentana Cukup 11. I Km. Kerisna Cukup 12. Kholis Setiawan Hampir cukup 13. Istayatul Afifah Hampir cukup

65 Ni Md. Nova Andila D Baik 15. Rifki Dwi Farhan M Hampir cukup 16. I Kd. Rai Dharmawan Cukup 17. I Md. Sandhy Adinata Lebih dari cukup 18. Ni Kd. Siwi Cipta Dewi Baik 19. Nanda Irma Yanti Hampir cukup 20. Moch Ichtarom Haris Hampir cukup 21. Taufik Kurohman Hampir cukup 22. Pt. Puspita Dewi F Cukup 23. I Gd. Wahyu Santika Hampir cukup 24. SolehSohaludin Cukup 25. Ni GPAK Lisa Triani Cukup Jumlah Nilai Rata-rata 62 Cukup Keterangan : A = Memahami isi bacaan melalui teknik scanning. B = Menentukan informasi yang ada pada isi bacaan. C = Menemukan kata yang sulit secara cepat pada isi bacaan. D = Mencari makna kata dalam kamus secara cepat. E = Menentukan makna kata yang sulit pada isi bacaan. F = Membuat kalimat sederhana dengan kata-kata sulit yang telah di scanning. SM = Skor Mentah. SS = Skor Standar Analisis Data Tes Awal Analisis data hasil tes awal tentang kemampuan memahami isi bacaan pada siswa kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat di lihat dari tabel berikut. Tabel 06. Analisis Data Hasil Tes Awal tentang Kemampuan Memahami Isi Bacaan pada Siswa Kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/2014. No. Kategori Rentangan Skor Frekuensi Jumlah Peresentase Nilai Skor Standar Nilai Rata-rata (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 01. Istimewa %

66 Baik Sekali % 03. Baik % 04. Lebih dari % cukup 05. Cukup % 06. Hampir % cukup 07. Kurang % 1550 : 25 = 62 (Cukup) 08. Kurang % sekali 09. Buruk % 10. Buruk sekali % Jumlah % Berdasarkan data di atas, maka dapat diketahui jumlah skor standar yang diperoleh siswa adalah 1550 dengan nilai rata-rata 62. Rincian siswa yang mengikuti tes adalah sebagai berikut: 4 orang (16%) mendapat nilai standar 80 dengan kategori baik, 5 orang (20%) mendapat skor standar 70 dengan kategori lebih dari cukup, 8 orang (32%) mendapat skor standar 60 dengan kategori cukup, dan 8 orang (32%) mendapat skor standar 50 dengan kategori hampir cukup. Dari 25 siswa yang mengikuti tes, hanya 4 orang (16%) yang tuntas dalam pembelajaran memahami isi bacaan dan 21 orang (84%) belum tuntas. Oleh karena itu penulis menggunakan teknik membaca scanning yaitu salah satu strategi belajar dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan Siklus I Perencanaan Siklus I Mengingat hasil tindakan tes awal belum sesuai dengan target yang ditetapkan, maka perlu diadakan siklus I. Pada siklus I ini diharapkan dapat

67 51 memberikan hasil yang lebih baik dari tes awal. Adapun perencanaan untuk kegiatan siklus I adalah sebagai berikut. 1. Menyiapkan bahan pembelajaran yaitu materi tentang memahami isi bacaan. 2. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP) sebagai acuan pembelajaran. 3. Menyiapkan kempulan wacana yang bersumber dari buku bahasa Indonesia. 4. Mengarahkan siswa agar lebih teliti dan konsentrasi di dalam memahami isi bacaan. 5. Merencanakan pembelajaran yang lebih dipahami siswa. 6. Memberikan motivasi kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan dengan memberikan latihan. 7. Menjelaskan secara rinci mengenai masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam memahami isi bacaan. Perbaikan-perbaikan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan melalui teknik scanning pada siklus I Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan pada hari Selasa, tanggal 08 April Pada pelaksaan siklus I tindakan berdasarkan pada kekurangankekurangan yang terdapat pada tes awal dan dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tindakan siklus I adalah sebagai berikut. Tabel 07. Skenario pembelajaran yang digunakan dalam penelitian siklus I.

68 52 KEGIATAN AWAL No Guru (Peneliti) Siswa (1) (2) (3) - Membuka absensi kehadiran siswa Memberitahukan teman-temannya yang tidak hadir - Memberikan apersepsi terkait dengan pelajaran yang akan dilaksanakan Mendengarikan apersepsi yang disampaikan oleh guru (peneliti) - Menyampaikan tujuan pembelajaran Mendengarkan dan mencatat tujuan pembelajaran KEGIATAN INTI Guru (Peneliti) Siswa Eskplorasi - Menjelaskan materi pembelajaran tentang pengertian membaca,tujuan membaca dan aspek-aspek membaca,jenis-jenis membaca, dan ragam membaca. Siswa mendengarkan materi pembelajaran dari guru. - Menjelaskan meteri pembelajaran (memahami isi bacaan melalui teknik membaca scanning). - Menjelaskan karakteristik membaca scanning. - Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran membaca scanning. Mendengarkan materi pembelajaran. Mendengarkan penjelasan guru. Mendengarkan penjelasan guru. - Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang sudah dijelaskan. Elaborasi Memberikan pertanyaan. - Memberikan kesempatan kepada siswa Siswa memikirkan suatu masalah. untuk berpikir menyelesaikan suatu masalah. (1) (2) (3) - Meminta siswa untuk membaca sebuah wacana jemudian memahami isi wacana tersebut. Membaca sebuah wacana. Konfirmasi - Meminta siswa untuk mengerjakan tugas Mengerjakan tugas. yang diberikan. - Guru memberikan komentar dalam Siswa memberikan komentar dari guru. mengerjak tugas. - Meminta siswa untuk menumpulkan tugas yang telas dikerjakan. Mengumpulkan tugas yang telah di kerjakan. - Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, isyarat, terhadap keberhasilan peserta didik. Siswa pun mendengarkan dengan baik. KEGIATAN AKHIR Guru (Peneliti) Siswa - Bersama-sama siswa menyimpulkan dengan merefleksi hasil pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan. Ikut menyimpulkan merefleksi hasil pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan. - Menutup pelajaran. Menghormati guru (peneliti) dalam menutup pelajaran.

69 Hasil Observasi dan Evaluasi Siklus I Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terhadap guru maupun siswa selama pembelajaran siklus I adalah : (1) pembelajaran berlangsung dengan tertib, (2) siswa aktif membaca satu bacaan yang ada dalam buku paket, (3) guru membimbing siswa dalam memahami satu bacaan, (4) siswa antusias untuk bertanya menanggapi pertanyaan temannya, dan (5) pelaksanaan tes siklus I berjalan dengan lancar Hasil Tes Siklus I Adapun hasil dari tes siklus I dapat di lihat pada tabel berikut. Tabel 08. Data Tes Siklus I Peningkatan Kemampuan Membaca melalui Teknik Membaca Scanning Pada Siswa Kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/2014. No. Nama Siswa Aspek yang di nilai A B C D E F SM SS Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 01. Ana Mariya Cukup 02. I Kd. Alika Kidi Ananta Lebih dari cukup 03. Alfin Fahmi Ali Lebih dari cukup 04. Agus Efendi Cukup 05. Ni Kd. Ari Wahyuni Baik 06. I Kt. Herdi Adi G Baik 07. I GNA Arkya Bawa Baik 08. Ni Pt. Ayu Indah W Baik 09. I Kt. Bayu Pradnyana Lebih dari cukup 10. I Md. Dwi Sentana Cukup 11. I Km. Kerisna Cukup 12. Kholis Setiawan Hampir cukup 13. Istayatul Afifah Hampir cukup 14. Ni Md. Nova Andila D Baik sekali 15. Rifki Dwi Farhan M Hampir cukup 16. I Kd. Rai Dharmawan Lebih dari cukup 17. I Md. Sandhy Adinata Baik

70 Ni Kd. Siwi Cipta Dewi Baik sekali 19. Nanda Irma Yanti Hampir cukup 20. Moch Ichtarom Haris Hampir cukup 21. Taufik Kurohman Hampir cukup 22. Pt. Puspita Dewi F Lebih dari cukup 23. I Gd. Wahyu Santika Cukup 24. SolehSohaludin Cukup 25. Ni GPAK Lisa Triani Lebih dari cukup Jumlah Nilai Rata-rata 66 Lebih dari cukup Keterangan : A = Memahami isi bacaan melalui teknik scanning. B = Menentukan informasi yang ada pada isi bacaan. C = Menemukan kata yang sulit secara cepat pada isi bacaan. D = Mencari makna kata dalam kamus secara cepat. E = Menentukan makna kata yang sulit pada isi bacaan. F = Membuat kalimat sederhana dengan kata-kata sulit yang telah di scanning. SM = Skor Mentah. SS = Skor Standar Analisis Data Siklus I Analisis data hasil tes siklus I tentang kemampuan memahami isi bacaan melalui teknik membaca scanning pada siswa kela V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel 09. Analisis Data Hasil Tes Siklus I tentang Kemampuan Memahami Isi Bacaan Melaui Teknik Membaca Scanning pada Siswa Kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/2014. No. Kategori Rentangan Skor Frekuensi Jumlah Peresentase Nilai Skor Standar Nilai Rata-rata (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 01. Istimewa % 02. Baik Sekali % 03. Baik %

71 Lebih dari cukup Cukup % 24% 1660 : 25 = Hampir % (Lebih dari cukup cukup) 07. Kurang % 08. Kurang % sekali 09. Buruk % 10. Buruk sekali % Jumlah % Berdasarkan data di atas, maka dapat diketahui jumlah skor standar yang diperoleh siswa adalah 1660 dengan nilai rata-rata 66. Rincian jumlah siswa yang mengikuti tes adalah sebagai berikut: 2 orang (8%) mendapat nilai standar 90 dengan kategori baik sekali, 5 orang (20%) mendapat nilai standar 80 dengan kategori baik, 6 orang (24%) mendapat skor standar 70 dengan kategori lebih dari cukup, 6 orang (24%) mendapat skor standar 60 dengan kategori cukup, dan 6 orang (24%) mendapat skor standar 50 dengan kategori hampir cukup. Dari 25 siswa yang mengikuti tes, hanya 7 orang (28%) yang tuntas dalam pembelajaran memahami isi bacaan melalui teknik scanning dan 18 orang (72%) belum tuntas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan membaca melalui teknik scanning perlu ditingkatkan lagi dengan melaksanakan siklus II, karena nilai rata-rata pada siklus I belum memenuhi target yang ditetapkan yaitu nilai rata-rata 76 sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah ditetapkan di kelas V Refleksi Siklus I Refleksi pada kegiatan siklus I, penulis mendiskusikan hasil pembelajaran mengenai kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan melalui teknik scanning. Berdasarkan tindakan siklus I didapatkan temuan yang harus diperbaiki,

72 56 yaitu masih ada beberapa siswa yang belum dapat memahami isi bacaan secara cepat dan belum dapat menentukan informasi yang tertuang dalam bacaan. Demikian juga halnya dengan hasil tes siklus I belum memenuhi target yang ditetapkan yaitu 76, sementara hasil yang diperoleh baru 66, oleh karena itu, maka penelitian ini perlu dilanjutkan pada siklus II untuk mendapatkan hasil yang maksimal Siklus II Perencanaan Siklus II Mengingat hasil tindakan siklus I belum sesuai dengan harapan penulis, maka perlu diadakan siklus II. Pada siklus II ini diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik dari siklus I. Adapun perencanaan untuk kegiatan siklus II adalah sebagai berikut. 1. Menyiapkan bahan pembelajaran yaitu materi tentang memahami isi bacaan. 2. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP) sebagai acuan pembelajaran. 3. Menyiapkan kempulan wacana yang bersumber dari buku bahasa Indonesia. 4. Mengarahkan siswa agar lebih teliti dan konsentrasi di dalam memahami isi bacaan. 5. Merencanakan pembelajaran yang lebih dipahami siswa. 6. Memberikan motivasi kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan dengan memberikan latihan.

73 57 7. Menjelaskan secara rinci mengenai masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam memahami isi bacaan. Perbaikan-perbaikan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan melalui teknik scanning pada siklus II Pelaksanaan Siklus II Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilakukan pada hari Rabu, tanggal 09 April Pada pelaksaan siklus II tindakan berdasarkan pada kekurangankekurangan yang terdapat pada siklus I dan dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tindakan siklus II adalah sebagai berikut. Tabel 10. Skenario pembelajaran yang digunakan dalam penelitian siklus II. KEGIATAN AWAL No. Guru (Peneliti) Siswa (1) (2) (3) - Membuka absensi kehadiran siswa Memberitahukan teman-temannya yang tidak hadir - Memberikan apersepsi terkait dengan pelajaran yang akan dilaksanakan Mendengarikan apersepsi yang disampaikan oleh guru (peneliti) - Menyampaikan tujuan pembelajaran Mendengarkan dan mencatat tujuan pembelajaran KEGIATAN INTI Guru (Peneliti) - Menjelaskan materi pembelajaran tentang pengertian membaca,tujuan membaca dan aspek-aspek membaca,jenis-jenis membaca, dan ragam membaca. - Menjelaskan meteri pembelajaran (memahami isi bacaan melalui teknik membaca scanning). - Menjelaskan karakteristik membaca scanning. Eskplorasi Siswa Siswa mendengarkan materi pembelajaran dari guru. Mendengarkan materi pembelajaran. Mendengarkan penjelasan guru.

74 58 - Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran membaca scanning. - Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang sudah dijelaskan Hasil Observasi dan Evaluasi Siklus II Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terhadap guru maupun siswa selama pembelajaran siklus II adalah : (1) pembelajaran berlangsung dengan tertib, (2) siswa aktif membaca satu bacaan yang ada dalam buku paket, (3) guru membimbing siswa dalam memahami satu bacaan, (4) siswa antusias untuk bertanya menanggapi pertanyaan temannya, dan (5) pelaksanaan tes siklus II berjalan dengan lancar Hasil Tes Siklus II Elaborasi Mendengarkan penjelasan guru. Memberikan pertanyaan. - Memberikan kesempatan kepada siswa Siswa memikirkan suatu masalah. untuk berpikir menyelesaikan suatu masalah. - Meminta siswa untuk membaca sebuah wacana jemudian memahami isi wacana tersebut. Membaca sebuah wacana. Konfirmasi - Meminta siswa untuk mengerjakan tugas Mengerjakan tugas. yang diberikan. - Guru memberikan komentar dalam Siswa memberikan komentar dari guru. mengerjak tugas. - Meminta siswa untuk menumpulkan tugas Mengumpulkan tugas yang telah di yang telas dikerjakan. - Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, isyarat, terhadap keberhasilan peserta didik. KEGIATAN AKHIR Guru (Peneliti) - Bersama-sama siswa menyimpulkan dengan merefleksi hasil pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan. kerjakan. Siswa pun mendengarkan dengan baik. Siswa Ikut menyimpulkan merefleksi hasil pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan. - Menutup pelajaran. Menghormati guru (peneliti) dalam menutup pelajaran. Adapun hasil dari tes siklus II dapat di lihat pada tabel berikut. Tabel 11. Data Tes Siklus II Peningkatan Kemampuan Membaca melalui Teknik Membaca Scanning Pada Siswa Kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/2014.

75 59 No. Nama Siswa Aspek yang di nilai A B C D E F SM SS Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 01. Ana Mariya Lebih dari cukup 02. I Kd. Alika Kidi Ananta Baik 03. Alfin Fahmi Ali Lebih dari cukup 04. Agus Efendi Lebih dari cukup 05. Ni Kd. Ari Wahyuni Baik sekali 06. I Kt. Herdi Adi G Baik 07. I GNA Arkya Bawa Baik 08. Ni Pt. Ayu Indah W Baik 09. I Kt. Bayu Pradnyana Lebih dari cukup 10. I Md. Dwi Sentana Lebih dari cukup 11. I Km. Kerisna Lebih dari cukup 12. Kholis Setiawan Cukup 13. Istayatul Afifah Cukup 14. Ni Md. Nova Andila D Baik sekali 15. Rifki Dwi Farhan M Cukup 16. I Kd. Rai Dharmawan Baik 17. I Md. Sandhy Adinata Baik 18. Ni Kd. Siwi Cipta Dewi Baik sekali 19. Nanda Irma Yanti Cukup 20. Moch Ichtarom Haris Cukup 21. Taufik Kurohman Cukup 22. Pt. Puspita Dewi F Baik 23. I Gd. Wahyu Santika Lebih dari cukup 24. Soleh Sohaludin Lebih dari cukup 25. Ni GPAK Lisa Triani Baik Jumlah Nilai Rata-rata 73 Lebih dari cukup Keterangan : A = Memahami isi bacaan melalui teknik scanning. B = Menentukan informasi yang ada pada isi bacaan. C = Menemukan kata yang sulit secara cepat pada isi bacaan. D = Mencari makna kata dalam kamus secara cepat. E = Menentukan makna kata yang sulit pada isi bacaan. F = Membuat kalimat sederhana dengan kata-kata sulit yang telah di scanning. SM = Skor Mentah. SS = Skor Standar Analisis Data Tes Siklus II

76 60 Analisis data hasil tes siklus II tentang kemampuan memahami isi bacaan melalui teknik membaca scanning pada siswa kela V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel 12. Analisis Data Hasil Tes Siklus II tentang Kemampuan Memahami Isi Bacaan Melaui Teknik Membaca Scanning pada Siswa Kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/2014. No. Kategori Rentangan Skor Frekuensi Jumlah Peresentase Nilai Skor Standar Nilai Rata-rata (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 01. Istimewa % 02. Baik Sekali % 03. Baik % 04. Lebih dari % cukup 05. Cukup % 06. Hampir % cukup 07. Kurang % 08. Kurang % sekali 09. Buruk % 10. Buruk sekali % Jumlah % 1830 : 25 = 73 (Lebih dari cukup) Berdasarkan data di atas, maka dapat diketahui jumlah skor standar yang diperoleh siswa adalah 1830 dengan nilai rata-rata 73. Rincian jumlah siswa yang mengikuti tes adalah sebagai berikut: 3 orang (12%) mendapat nilai standar 90 dengan kategori baik sekali, 8 orang (32%) mendapat nilai standar 80 dengan kategori baik, 8 orang (32%) mendapat skor standar 70 dengan kategori lebih dari cukup, 6 orang (24%) mendapat skor standar 60 dengan kategori cukup. Dari 25 siswa yang mengikuti tes, hanya 11 orang (44%) yang tuntas dalam pembelajaran memahami isi bacaan melaui teknik scanning dan 14 orang (56%) belum tuntas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan membaca melalui teknik scanning perlu ditingkatkan lagi dengan melaksanakan

77 61 siklus III, karena nilai rata-rata pada siklus II belum memenuhi target yang ditetapkan yaitu nilai rata-rata 76 sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah ditetapkan di kelas V Refleksi Siklus II Refleksi pada kegiatan siklus II, penulis mendiskusikan hasil pembelajaran mengenai kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan melalui teknik scanning. Berdasarkan tindakan siklus II didapatkan temuan yang harus diperbaiki, yaitu masih ada beberapa siswa yang belum dapat memahami isi bacaan secara cepat dan belum dapat menentukan informasi yang tertuang dalam bacaan. Demikian juga halnya dengan hasil tes siklus II belum memenuhi target yang ditetapkan yaitu 76, sementara hasil yang diperoleh baru 73, oleh karena itu, maka penelitian ini perlu dilanjutkan pada siklus III untuk mendapatkan hasil yang maksimal Siklus III Perencanaan Siklus III Hasil refleksi siklus II memutuskan untuk diadakan siklus III. Pada siklus III ini diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik dari siklus II. Pada tahap perencanaan siklus III ini dilakukan persiapan pelaksanaan pembelajaran membaca. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Menyiapkan bahan pembelajaran yaitu materi tentang memahami isi bacaan. 2. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP) sebagai acuan pembelajaran.

78 62 3. Menyiapkan kempulan wacana yang bersumber dari buku bahasa Indonesia. 4. Mengarahkan siswa agar lebih teliti dan konsentrasi di dalam memahami isi bacaan. 5. Merencanakan pembelajaran yang lebih dipahami siswa. 6. Memberikan motivasi kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan dengan memberikan latihan. 7. Menjelaskan secara rinci mengenai masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam memahami isi bacaan. 8. Berdasarkan tindakan hasil refleksi siklus II didapatkan temuan yang masih perlu diperbaiki, yaitu masih ada beberapa siswa yang belum dapat memahami isi bacaan secara cepat dan belum dapat menemukan informasi yang tertuang dalam bacaan. Perbaikan-perbaikan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan melalui teknik scanning pada siklus III Pelaksanaan Siklus III Pelaksanaan tindakan pada siklus III dilakukan pada hari Selasa, tanggal 22 April Pada pelaksaan siklus III tindakan berdasarkan pada kekurangankekurangan yang terdapat pada siklus II dan dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tindakan siklus III adalah sebagai berikut. Tabel 13. Skenario pembelajaran yang digunakan dalam penelitian siklus III KEGIATAN AWAL No. Guru (Peneliti) Siswa (1) (2) (3)

79 63 Membuka absensi kehadiran siswa Memberitahukan teman-temannya yang tidak hadir - Memberikan apersepsi terkait dengan pelajaran yang akan dilaksanakan Mendengarikan apersepsi yang disampaikan oleh guru (peneliti) - Menyampaikan tujuan pembelajaran Mendengarkan dan mencatat tujuan pembelajaran KEGIATAN INTI Guru (Peneliti) Siswa Eskplorasi - Menjelaskan materi pembelajaran tentang pengertian membaca,tujuan membaca dan aspek-aspek membaca,jenis-jenis membaca, dan ragam membaca. - Menjelaskan meteri pembelajaran (memahami isi bacaan melalui teknik membaca scanning). - Menjelaskan karakteristik membaca scanning. - Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran membaca scanning. - Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang sudah dijelaskan. Elaborasi Siswa mendengarkan materi pembelajaran dari guru. Mendengarkan materi pembelajaran. Mendengarkan penjelasan guru. Mendengarkan penjelasan guru. Memberikan pertanyaan. - Memberikan kesempatan kepada siswa Siswa memikirkan suatu masalah. untuk berpikir menyelesaikan suatu masalah. (1) (2) (3) - Meminta siswa untuk membaca sebuah wacana jemudian memahami isi wacana tersebut. Membaca sebuah wacana. Konfirmasi - Meminta siswa untuk mengerjakan tugas Mengerjakan tugas. yang diberikan. - Guru memberikan komentar dalam Siswa memberikan komentar dari guru. mengerjak tugas. - Meminta siswa untuk menumpulkan tugas Mengumpulkan tugas yang telah di yang telas dikerjakan. - Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, isyarat, terhadap keberhasilan peserta didik. KEGIATAN AKHIR Guru (Peneliti) - Bersama-sama siswa menyimpulkan dengan merefleksi hasil pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan. kerjakan. Siswa pun mendengarkan dengan baik. Siswa Ikut menyimpulkan merefleksi hasil pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan. - Menutup pelajaran. Menghormati guru (peneliti) dalam menutup pelajaran Hasil Observasi dan Evaluasi Siklus III

80 64 Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terhadap guru maupun siswa selama pembelajaran siklus III adalah : (1) pembelajaran berlangsung dengan tertib, (2) siswa aktif membaca satu bacaan yang ada dalam buku paket, (3) guru membimbing siswa dalam memahami satu bacaan, (4) siswa antusias untuk bertanya menanggapi pertanyaan temannya, dan (5) pelaksanaan tes siklus III berjalan dengan lancar Hasil Tes Siklus III Adapun hasil dari tes siklus III dapat di lihat pada tabel berikut. Tabel 14. Data Tes Siklus III Peningkatan Kemampuan Membaca melalui Teknik Membaca Scanning Pada Siswa Kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/2014. No. Nama Siswa Aspek yang di nilai A B C D E F SM SS Kategori (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 01. Ana Mariya Baik 02. I Kd. Alika Kidi Ananta Baik 03. Alfin Fahmi Ali Baik 04. Agus Efendi Baik 05. Ni Kd. Ari Wahyuni Baik sekali 06. I Kt. Herdi Adi G Baik 07. I GNA Arkya Bawa Baik 08. Ni Pt. Ayu Indah W Baik sekali 09. I Kt. Bayu Pradnyana Baik 10. I Md. Dwi Sentana Baik 11. I Km. Kerisna Baik 12. Kholis Setiawan Baik 13. Istayatul Afifah Baik 14. Ni Md. Nova Andila D Baik sekali 15. Rifki Dwi Farhan M Baik 16. I Kd. Rai Dharmawan Baik 17. I Md. Sandhy Adinata Baik 18. Ni Kd. Siwi Cipta Dewi Baik sekali 19. Nanda Irma Yanti Baik 20. Moch Ichtarom Haris Baik

81 Taufik Kurohman Baik 22. Pt. Puspita Dewi F Baik sekali 23. I Gd. Wahyu Santika Baik 24. Soleh Sohaludin Baik 25. Ni GPAK Lisa Triani Baik Jumlah Nilai Rata-rata 82 Baik Keterangan : A = Memahami isi bacaan melalui teknik scanning. B = Menentukan informasi yang ada pada isi bacaan. C = Menemukan kata yang sulit secara cepat pada isi bacaan. D = Mencari makna kata dalam kamus secara cepat. E = Menentukan makna kata yang sulit pada isi bacaan. F = Membuat kalimat sederhana dengan kata-kata sulit yang telah di scanning. SM = Skor Mentah. SS = Skor Standar Analisis Data Tes Siklus III Analisis data hasil tes siklus III tentang kemampuan memahami isi bacaan melalui teknik membaca scanning pada siswa kela V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel 15. Analisis Data Hasil Tes Siklus III tentang Kemampuan Memahami Isi Bacaan Melaui Teknik Membaca Scanning pada Siswa Kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/2014. No. Kategori Rentangan Skor Frekuensi Jumlah Peresentase Nilai Skor Standar Nilai Rata-rata (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 01. Istimewa % 02. Baik Sekali % 03. Baik % 04. Lebih dari cukup % 2050 : 25 = 82

82 Cukup % (Baik) 06. Hampir % cukup 07. Kurang % 08. Kurang % sekali 09. Buruk % 10. Buruk sekali % Jumlah % Berdasarkan data di atas, maka dapat diketahui jumlah skor standar yang diperoleh siswa adalah 2050 dengan nilai rata-rata 82. Rincian jumlah siswa yang mengikuti tes adalah sebagai berikut: 5 orang (20%) mendapat nilai standar 90 dengan kategori baik sekali, 20 orang (80%) mendapat nilai standar 80 dengan kategori baik. Dari 25 siswa yang mengikuti tes semuanya (100%) tuntas dalam pembelajaran memahami isi bacaan melalui teknik scanning Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan membaca melalui teknik scanning dapat dihentikan pada siklus III, karena nilai rata-rata pada siklus III sudah melampui target yang ditetapkan yaitu nilai ratarata 76 sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah ditetapkan di kelas V Refleksi Siklus III Pembelajaran yang dilakukan pada siklus III merupakan tindakan perbaikan dari pembelajaran siklus I dan II. Pada siklus I siswa masih banyak belum paham mencari informasi yang tertera di dalam suatu bacaan. Kesulitan tersebut kemudian dicarikan jalan keluarnya untuk diterapkan pada pembelajaran siklus II. Tindakan-tindakan yang dilakukan pada siklus III ini terbukti dapat meningkatkan kemampuan membaca melalui tekni scanning pada siswa. Hal ini

83 67 terbukti dari hasil tes pada siklus III, diketahui kemampuan membaca siswa mengalami peningkatan, dari 25 orang siswa seluruh siswa yang memperoleh nilai 80 ke atas, dengan predikat baik. Karena sudah memenuhi target yang peneliti tentukan, oleh sebab itu kemampuan membaca melalui teknik scanning pada siswa kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/2014 sudah dikatakan meningkat dan dihentikan sampai dengan siklus ke III. Untuk lebih jelas, peningkatan yang terjadi dalam penelitian ini dapat dilihat pada rekapitulasi hasil tes awal, siklus I, siklus II, dan siklus III. 4.2 Rekapitulasi Hasil Penelitian Tabel 16. Rekapitulasi Hasil Tes Awal, Siklus I, Siklus II, dan siklus III Tentang Kemampuan Membaca melalui Teknik Membaca Scanning Pada Siswa Kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/2014. Nilai Standar No. Nama Siswa Keterangan T A S I S II S III (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 01. Ana Mariya Meningkat 02. I Kd. Alika Kidi Ananta Meningkat 03. Alfin Fahmi Ali Meningkat 04. Agus Efendi Meningkat 05. Ni Kd. Ari Wahyuni Meningkat 06. I Kt. Herdi Adi G Meningkat 07. I GNA Arkya Bawa Meningkat 08. Ni Pt. Ayu Indah W Meningkat 09. I Kt. Bayu Pradnyana Meningkat 10. I Md. Dwi Sentana Meningkat 11. I Km. Kerisna Meningkat 12. Kholis Setiawan Meningkat

84 Istayatul Afifah Meningkat 14. Ni Md. Nova Andila D Meningkat 15. Rifki Dwi Farhan M Meningkat 16. I Kd. Rai Dharmawan Meningkat 17. I Md. Sandhy Adinata Meningkat 18. Ni Kd. Siwi Cipta Dewi Meningkat 19. Nanda Irma Yanti Meningkat 20. Moch Ichtarom Haris Meningkat 21. Taufik Kurohman Meningkat 22. Pt. Puspita Dewi F Meningkat 23. I Gd. Wahyu Santika Meningkat 24. Soleh Sohaludin Meningkat 25. Ni GPAK Lisa Triani Meningkat Jumlah Nilai Rata-rata Meningkat Keterangan : T A = Tes Awal S I = Siklus I S II = Siklus II S III = Siklus III 4.3 Pembahasan Pada tabel di atas menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil yang dicapai oleh siswa dari setiap proses tindakan yang dilakukan, yaitu dari tindakan pra siklus (tes awal) hingga siklus III. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rat-rata kelas terhadap setiap proses, yaitu: (1) pada tindakan tahap awal nilai ratarata kelas siswa yang dicapai 62, (2) pada tindakan siklus I nilai rata-rata kelas siswa yang mencapai 66, (3) pada tindakan siklus II nilai rata-rata kelas siswa 73, dan (4) pada tindakan siklus III nilai rata-rata kelas siswa 82. Hasil tersebut menunjukan bahwa peningkatan kemampuan membaca melalui teknik scanning dicapai dengan maksimal sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa pada pertemuan awal, secara umum pemahaman siswa dalam membaca masih bermasalah. Hal ini dapat dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa pada tes awal, dimana nilai masing-masing

85 69 siswa rata-rata dengan nilai rata-rata 62. Lebih lanjut lagi, ketika diberikan tes awal sebagian besar siswa tampak kebingungan di dalam menjawab tes karena mereka lebih senang diam dan mengobrol dengan temannya. Pada siklus I berlangsung satu kali pertemuan, di mana pertemuan ini digunakan untuk memperkenalkan metode pembelajaran scanning sebagai salah satu metode untuk mempermudah dalam membaca untuk mencari informasi dalam bacaan dan memberikan tes sebagai akhir siklus. Pada siklus I menunjukan bahwa nilai yang diperoleh masing-masing siswa rata-rata 66. Ini menunjukan nilai rata-rata pemahaman siswa sudah mengalami peningkatan sebesar 4 (16%) dari tes awal. Karena nilai rata-rata siklus I belum memenuhi target, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan hampir sama pada siklus I, yaitu satu kali pertemuan dengan menggunakan metode scanning. Nilai rata-rata pada siklus II ini adalah 73. Nilai rata-rata pada siklus II ini sudah mengalami peningkatan 7 (28%) dari pada siklus I, dan mengalami peningkatan 11 (44%) dari tes awal. Karena nilai rata-rata siklus II belum memenuhi target, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus III. Pada siklus III, pelaksanaan pembelajaran tidak jauh berbeda dengan siklus I dan siklus II yaitu satu kali pertemuan dan dengan mempergunakan pembelajaran scanning. Nilai rata-rata pada siklus III ini adalah 82. Nilai rata-rata pada siklus III ini sudah mengalami peningkatan 9 (36%) dari pada siklus II, 16 (64%) dari pada siklus I, dan mengalami peningkatan 20 (80%) dari tes awal. Hasil siklus III dari 25 orang siswa semuannya memperoleh nilai 80 ke atas. Hal ini juga dapat di lihat pada tabel tes akhir siklus III yang menunjukan bahwa rata-

86 70 rata kemampuan memahami isi bacaan pada siswa adalah 82, yang sudah memenuhi target yang ditentukan oleh peneliti yaitu 76. Pembelajaran peningkatan kemampuan membaca melalui teknik scanning adalah suatu metode yang dapat membimbing siswa untuk meningkatkan kemampuan membaca suatu bacaan untuk mencari informasi. Hal ini dikarenakan siswa diberikan lebih banya kesempatan untuk membaca dan memahami isi bacaan tersebut dengan baik. Jadi, masalah siswa dalam kemampuan membaca melalui teknik scanning diatasi dengan baik. Oleh karena itu, penelitian ini dihentikan sampai siklus III. Adapun hasil peningkatan yang dicapai oleh siswa kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam kemampuan membaca melalui teknik scanning, baik dari tes awal, tes akhir siklus I, tes akhir siklus II, maupun tes akhir siklus III, dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Grafik 01. Grafik tentang Kemampuan Membaca melalui Teknik Scanning siswa kelas V SD Negeri 4 Pekutatan Jembrana Tahun Pelajaran 2013/2014 pada Tes Awal, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III Nilai rata-rata Tes Awal Siklus I Siklus II Siklus III

BAB II LANDASAN TEORI. dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah pisah.aktivitas yang

BAB II LANDASAN TEORI. dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah pisah.aktivitas yang 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Membaca 1. Pengertian Membaca Menurut Soedarso (1989: 4) Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah pisah.aktivitas yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Membaca Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media

Lebih terperinci

MENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA. Sumarni. Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

MENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA. Sumarni. Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan MENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA Sumarni Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas muhammadiyah Makassar Sumarnisape9@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah

BAB II KAJIAN TEORI. Hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah 11 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu bentuk penerapan kurikulum yang berlaku di

Lebih terperinci

MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA)

MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA) MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA) Riska Aulia Sartika. Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. riskaauliasartika66@gmail.com.

Lebih terperinci

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA Modul ke: 05 Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id MATA KULIAH BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583 E-Mail:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini dititikberatkan pada keterampilan siswa. Berdasarkan kurikulum 2006 siswa dituntut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Membaca 2.1.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis

Lebih terperinci

2015 FAKTOR-FAKTOR PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN

2015 FAKTOR-FAKTOR PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan membaca merupakan modal utama peserta didik. Dengan berbekal kemampuan membaca, siswa dapat mempelajari ilmu, mengkomunikasikan gagasan, dan mengekspresikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik serta merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan salah satu pemersatu bangsa. Melalui bahasa manusia dapat berinteraksi dengan manusia lainnya karena manusia merupakan makhluk sosial yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teoretis. Membaca merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teoretis. Membaca merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoretis 1. Hakikat Membaca Membaca merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh setiap individu. Tarigan (2008: 7), membaca adalah proses yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada dasarnya membaca merupakan suatu proses. Berikut akan dijelaskan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada dasarnya membaca merupakan suatu proses. Berikut akan dijelaskan 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Membaca Pada dasarnya membaca merupakan suatu proses. Berikut akan dijelaskan mengenai pengertian membaca. 2.1.1 Pengertian Membaca Membaca adalah proses memahami pesan tertulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia sehingga memegang peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan pada keterampilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pengupayaan ini akan mengakibatkan peserta diidk dapat mempelajari sesuatu

BAB II KAJIAN TEORI. pengupayaan ini akan mengakibatkan peserta diidk dapat mempelajari sesuatu BAB II KAJIAN TEORI A. Hakekat Pembelajaran Bahasa Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan peserta diidk. Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan peserta diidk dapat mempelajari sesuatu dengan cara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.

Lebih terperinci

Modul ke: BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

Modul ke: BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN Modul ke: BAHASA INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BISNIS MEMBACA UNTUK MENULIS Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id Definisi Membaca 1.Menurut Kamus Bahasa Indonesia, definisi

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB III KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra.Andi Nurfaizah, M.Pd. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd.

Lebih terperinci

MEMBACA INTENSIF. Menentukan

MEMBACA INTENSIF. Menentukan MEMBACA INTENSIF Menentukan STANDAR KOMPETENSI 11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca intensif, dan membaca nyaring KOMPETENSI DASAR 11.2 Menemukan informasi untuk bahan diskusi

Lebih terperinci

PENTINGNYA PEMBINAAN KEGIATAN MEMBACA SEBAGAI IMPLIKASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UCI SUGIARTI ABSTRAK

PENTINGNYA PEMBINAAN KEGIATAN MEMBACA SEBAGAI IMPLIKASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UCI SUGIARTI ABSTRAK PENTINGNYA PEMBINAAN KEGIATAN MEMBACA SEBAGAI IMPLIKASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UCI SUGIARTI ABSTRAK Perlu disadari bahwa kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi semua orang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kegiatan berbahasa merupakan bagian dari kehidupan manusia. Ketika manusia melakukan kegiatan berbahasa, maka mereka harus memiliki keterampilan berbahasa.tampubolon

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG Oleh: Mira Elfiza, Andria Catri Tamsin, Zulfikarni Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KETERBACAAN Kunci Sukses Membaca Kritis

KETERBACAAN Kunci Sukses Membaca Kritis KETERBACAAN Kunci Sukses Membaca Kritis Setyawan Pujiono, M.Pd. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Nonilmiah (cerpen, novel, komik, drama, dsb) Semi-ilmiah (artikel populer, berita,

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas : VII, VIII, IX Nama Guru : Dwi Agus Yunianto, S.Pd. NIP/NIK : 19650628

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa

I. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam memelajari

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kedudukan Pembelajaran Mengidentifikasi Unsur Kalimat Efektif dalam Teks Eksposisi Berdasarkan Kurikulum 2013 SMA/SMK Kelas X 2.1.1 Kompetensi Inti Pengembangan

Lebih terperinci

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eka Fanovita Mulyani, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eka Fanovita Mulyani, 2015 BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis, dan mendeskripsikan langkah-langkah metode SQ3R dan implikasi metode SQ3R untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran Bahasa Indonesia Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa Degeng (1989). Kegiatan pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari

Lebih terperinci

PENGARUH KEEFEKTIFAN MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF

PENGARUH KEEFEKTIFAN MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF Oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Galuh ABSTRAK Pengaruh keefektifan membaca cepat terhadap kemampuan menemukan ide pokok paragraf yang diteliti di SMA Informatika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar. Dengan belajar tentunya seseorang berharap akan ada perubahan. yang didapatkan sebagai efek dari kegiatan tersebut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar. Dengan belajar tentunya seseorang berharap akan ada perubahan. yang didapatkan sebagai efek dari kegiatan tersebut. 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar adalah sebuah proses yang ditempuh oleh seseorang dalam usaha mengembangkan potensi dan kemampuan individu

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D) 34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca,

BAB I PENDAHULUAN. harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Bahasa Indonesia mempunyai empat aspek kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Membaca Menurut Dechant (melalui Zuchdi, 2008:21), membaca adalah proses pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca pada hakikatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan juga disebut kompetensi.

BAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan juga disebut kompetensi. BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan 1. Pengertian Kemampuan Siswa sekolah dasar merupakan individu-individu yang sedang tumbuh dan berkembang dalam rangka pencapaian kepribadian yang dewasa. Pertumbuhan individu

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh: Rizky Adhya Herfianto Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang 07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasian dalam mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia, sebagai salah satu identitas atau pembeda dari bangsa lain, selain sebagai bahasa persatuan juga berkedudukan sebagai bahasa negara dan sebagai

Lebih terperinci

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) 271 33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin baik kualitas pendidikan disuatu negara akan menghasilkan bangsa yang cerdas. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA. Membaca untuk Menulis. Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

BAHASA INDONESIA. Membaca untuk Menulis. Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi Modul ke: BAHASA INDONESIA Membaca untuk Menulis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Membaca adalah suatu proses yang dilakukan

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 1.1 Menggunakan wacana lisan untuk wawancara 1.1.1 Disajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal ini haruslah kita sadari benar-benar karena bahasa adalah alat komunikasi manusia. Suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan pembangunan dan peningkatan sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 2. Mengungkapkan wacana tulis nonsastra 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah sudah menjadi sempit. Interaksi antar manusia dalam wujud tertentu sudah tidak dapat dibatasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berguna dalam kehidupan sehari hari pada peserta didik dan. Madrasah Ibtidaiyah sudah terpetakan menjadi empat SK yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. sangat berguna dalam kehidupan sehari hari pada peserta didik dan. Madrasah Ibtidaiyah sudah terpetakan menjadi empat SK yaitu : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di Madrasah Ibtidaiyah karena bahasa indonesia sangat berguna dalam kehidupan sehari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan dan menggali potensi yang dimiliki oleh manusia untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten.

Lebih terperinci

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

PENINGKATANN KEMAMPUAN MENYIMAK INTENSIF BERITA MELALUI TEKNIK ISIAN RUMPANG PADA SISWA KELAS VI SDN JENGGAWAH 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN

PENINGKATANN KEMAMPUAN MENYIMAK INTENSIF BERITA MELALUI TEKNIK ISIAN RUMPANG PADA SISWA KELAS VI SDN JENGGAWAH 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN PENINGKATANN KEMAMPUAN MENYIMAK INTENSIF BERITA MELALUI TEKNIK ISIAN RUMPANG PADA SISWA KELAS VI SDN JENGGAWAH 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2012-1013 SKRIPSI Oleh Fitria Prasektiani NIM 100210204153 PROGRAM

Lebih terperinci

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki.

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki. Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki Ida Nurhayati 1 1 SMPN 1 Besuki, Tulungagung Email: 1 idanurhayati@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis serta menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam kehidupan modern saat ini, penguasaan bahasa bagi seseorang mutlak diperlukan. Keterampilan berbahasa seseorang harus mengacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan pada semua

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan pada semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan pada semua jenjang pendidikan di Indonesia. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti mencari data awal nilai keterampilan berbicara pada pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah karya imajinatif yang menggunakan media bahasa yang khas (konotatif) dengan menonjolkan unsur estetika yang tujuan utamanya berguna dan menghibur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dan berlangsung secara terus menerus dari generasi ke generasi. Pendidikan merupakan sesuatu yang universal, bersifat umum karena

Lebih terperinci

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek 144 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 PEMANFAATAN SURAT KABAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SDN 1 TASIKMADU KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah dasar (SD) ditujukan untuk memberikan pengetahuan dan latihan pada siswa agar mereka mampu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mempertunjukkan kepada siswa suatu proses atau benda tertentu yang sedang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mempertunjukkan kepada siswa suatu proses atau benda tertentu yang sedang 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Demonstrasi 1. Pengertian Metode Demonstrasi 6 Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan kepada siswa suatu proses atau benda tertentu

Lebih terperinci

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN METODE PQ4R (PREVIEW QUESTION READ REFLECT RECITE REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA MEMINDAI SISWA SEKOLAH DASAR

2015 PENERAPAN METODE PQ4R (PREVIEW QUESTION READ REFLECT RECITE REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA MEMINDAI SISWA SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan berisi pengantar atau bab untuk mengawali pembahasan penelitian yang akan dilaksanakan. Adapun hal-hal yang akan dibahas pada bab pendahuluan ini, yaitu: A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana atau media yang digunakan manusia

Lebih terperinci

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) 279 34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Proses pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar diarahkan untuk untuk meningkatkan keterampilan dan pemahaman dari pengalamanberbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan dalam pembelajaran berpengaruh pada tingkat pencapaian hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai tentu harus melalui proses pembelajaran secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara dan menulis. Tek (tulisan) berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara dan menulis. Tek (tulisan) berfungsi sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa, selain keterampilan menyimak, berbicara dan menulis. Tek (tulisan) berfungsi sebagai media interaksi penulis dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PADA TIAP PARAGRAF

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PADA TIAP PARAGRAF Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PADA TIAP PARAGRAF Asep Saiful Alfazr 1, Diah Gusrayani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia hendaknya mengarah pada tujuan pengetahuan bahasa sampai penggunaannya, oleh karena itu harus benar-benar dipahami siswa. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan bahasa di dalam masyarakat untuk wujud pemakaian bahasa berupa kata, frase, klausa, dan kalimat. Oleh sebab itu, perkembangan bahasa terjadi pada tataran

Lebih terperinci

dan menentukan jalannya pengajaran. Pembelajaran tidak lagi satu arah, tetapi

dan menentukan jalannya pengajaran. Pembelajaran tidak lagi satu arah, tetapi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Proses Pembelajaran Proses pembelajaran merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks dan akan terjalin komunikasi timbal balik antara guru sebagai pengajar dan siswa sebagai

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI) MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI) Icah 08210351 Icah1964@gmail.com Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbahasa merupakan salah satu perilaku dari kemampuan manusia, sama dengan kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun bersiul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Pendidikan merupakan tumpuan harapan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan dasar baca, tulis, hitung. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum sekolah keterampilan berbahasa biasanya mencakup empat segi,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum sekolah keterampilan berbahasa biasanya mencakup empat segi, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurikulum sekolah keterampilan berbahasa biasanya mencakup empat segi, yaitu: keterampilan menyimak/mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada Siswa Kelas

BAB II LANDASAN TEORI. Metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review) pada Siswa Kelas 7 BAB II LANDASAN TEORI H. Penelitian Relevan Penelitian tindakan kelas tentang kemampuan membaca dengan menggunakan metode PQ4R sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Lina Indriyani tahun 2012 dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, tidak langsung dapat berdiri sendiri, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. teks yang dibaca untuk memperoleh makna (Vacca, 1991:172). Membaca

BAB II KAJIAN PUSTAKA. teks yang dibaca untuk memperoleh makna (Vacca, 1991:172). Membaca BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Membaca di Sekolah Dasar 2.1.1 Hakikat Membaca Membaca adalah proses aktif dari pikiran yang dilakukan melalui mata terhadap bacaan. Dalam kegiatan membaca, pembaca memroses informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangatlah berperan penting dalam kehidupan sehari-hari terlebih bagi dunia pendidikan. Bahasa merupakan sebuah jembatan bagi pemerolehan ilmu-ilmu pembelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN KARTU BERGAMBAR SISWA KELAS SATU

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN KARTU BERGAMBAR SISWA KELAS SATU PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN KARTU BERGAMBAR SISWA KELAS SATU Suhrianati Sekolah Dasar Negeri Mabu un Murung Pudak Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia secara umum mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi sosial. Pada dasarnya bahasa erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Manusia sebagai anggota

Lebih terperinci

Nurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Nurdia Artu. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Penerapan Strategi Survey Questions Reading Recite Review (SQ3R) Nurdia Artu Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA NYATA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GRUJUGAN KIDUL 2 BONDOWOSO SKRIPSI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA NYATA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GRUJUGAN KIDUL 2 BONDOWOSO SKRIPSI MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA NYATA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GRUJUGAN KIDUL 2 BONDOWOSO SKRIPSI Oleh Siska Desi Wijayanti NIM 070210204336 PROGRAM S1 PENDIDIKAN

Lebih terperinci