GMPLS DALAM SKEMA KONVERGENSI JARINGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GMPLS DALAM SKEMA KONVERGENSI JARINGAN"

Transkripsi

1 GMPLS DALAM SKEMA KONVERGENSI JARINGAN Makhdor Rosadi, ST Konvergensi Internet dan telekomunikasi, dengan aplikasi di dalamnya yang kian rakus bandwidth dengan penqaturan QoS-nya akhirnya membutuhkan jaringan dan elemen di dalamnya yang memberi dukungan sepenuh pada penjagaan dan peningkatan kinerja jaringan. Jika dulu bandwidth selalu menjadi obyek yang diprediksi, maka saat ini sebagian aplikasi sudah membutuhkan skema bandwidth on demand. Di sisi lain efisiensi jaringan melalui pemanfaatan jaringan publik (baca : jaringan internet) menjadi constraint utama dalam penggelaran layanan, terutama untuk keperluan komersial. Maka dibutuhkan teknologi trasnport yang tidak hanya memudahkan routing dan discovery lintasan terbaik, namun juga dapat mengakomodasi teknologi non paket eksisting. Paper kali ini akan menggambarkan perkembangan GMPLS saat ini, terutama dalam skema konvergensi jaringan dengan teknologi transport lainnya. Diuraikan juga sekilas tentang hubungan MPLS sebagai basis pengembanngannya. Pada akhir paper diberikan beberapa contoh service yang ditawarkan dan contoh test bed yang secara progresif digelar di Jepang. 1. MPLS sebagai Cikal Bakal GMPLS Pada trend pembuatan aplikasi-aplikasi terkini pada jaringan besar, bahkan berskala metro, bottleneck kelancaran dan kecepatan paket melalui jaringan salah satunya adalah backbone jaringan itu sendiri. Solusi terdahulu, dan paling mudah, adalah dengan menggelar jaringan private misalnya leased line, frame relay atau ATM via SDH. Namun pendekatan ini dirasakan terlalu mahal dan kompleks, sehingga muncullah keinginan untuk melewatkan paket tersebut melalui jaringan publik, yaitu jaringan IP. Dan ternyata pendekatan ini sangat populer, walaupun pada mulanya sangat sulit karena berbagai kelemahan mendasar pada IP itu sendiri. Tidak butuh waktu lama, akhirnya IETF menstandarkan solusi MPLS, untuk meningkatkan kinerja forwarding dan kecerdasan trafik engineering pada jaringan packet-based, misalnya IP dan ATM. Jadi MPLS merupakan suatu metode switching sekaligus forwarding pada suatu jaringan dengan memanfaatkan idnetifiakasi berupa label yang ditempelkan pada paket IP. Teknologi yang biasa dikategorikan pada layer 2.5 ini menyederhanakan proses routing yang menjadi beban router (karena harus menganalisa setiap header IP pada paket yang masuk) serta mengoptimalkan pemilihan path melalui kemampuan manajemen class of service dan traffic engineering. Sebenarnya mekanisme seperti ini mirip dengan apa yang terjadi pada ATM switch, dengan kemampuan VP dan VC switchingnya. Dan banyak orang 0 P a g e

2 mengatakan bahwa sebenarnya teknologi ATM inilah yang menjadi sumber inspirasi pengembangan MPLS. Maklum saja, saat itu memang ATM lah yang terbukti memberikan kemampuan Manajemen Quality of Service terbaik. Dalam jaringan MPLS terdapat beberapa elemen yang saling bekerjasama satu dengan lainnya LSP (path yang dibentuk sebagai jalur yang akan dilalui paket MPLS), Label Switching Router (LSR), Label Edge Router (LER), MPLS Egress Node, MPLS Ingress Node, MPLS Label dan MPLS Node. Gambar. Contoh pembentukan LSP-MPLS untuk merutekan paket dari Pengirim ke Tujuan Di sini ada CBR (Constraint Based Routing) yang mempertimbangkan network constraint dan user constraint. Pertimbangan kedua constraint inilah yang disebut CSPF (Constraint Shortest Path First) yang kemudian akan menghasilkan explicit route yang berujung pada Resource Reservation (RSVP-TE dan atau CR-LDP). Resource Reservation bertugas memesan resource jaringan pada path spesifik yang telah dipesan sebagai jalan yang akan dilalui paket yang akan dikirim. Sebagai catatan, untuk kasus dimana CR-LDP sudah cukup untuk menjaga kinerja jaringan, maka tidak perlu menggunakan RSVP-TE. Tentunya ini akan semakin berat seiring dengan kebutuhan bandwidth yang kini menjurus ke Bandwidth on Demand, tidak lagi Bandwidth on Forecast. 2. Dari MPLS menuju GMPLS Teknologi GMPLS (Generalized MPLS) hadir dari usaha pengembangan kemampuan switching dari MPLS untuk dapat mengakomodasi switching untuk non packet, misalnya TDM (Time Division Multiplex), FSC (Fiber Switch Capable), bahkan Lamda Swicth Capable 1 P a g e

3 (LSC). Dengan demikian fungsi GMPLS kini bisa diinstal di berbagai perangkat berplatform optik seperti SONET ADM, OXC (Optical Cross Connect) dan perangkat yang ada dalam sistem DWDM. Ini jelas tidak seperti MPLS, yang hanya didukung (terutama) oleh router dan switch saja. Gambar. Hirarki forwarding nested LSPs dari interface switching yang beraneka ragam Setiap perbatasan pada gambar di atas diimplementasikan dalam suatu perangkat switch, misalnya antara antara TDM dengan Lamda terdapat SDH Cross Connect, antara lamda dengan fiber terdapat Optical Cross Connect, antara fiber dengan fiber bundle terdapat Fiber Cross Connect. Sedangkan pada packet / cell terdapat dua switching yaitu switching layer-2 (misalnya MPLS router atau ATM Switch) dan Packet Switching (misalnya IP Router). Jadi GMPLS yang merupakan konsep konvergensi vertikal dalam teknologi transport, yang tetap berbasis pada penggunaan label namun kini mekanisme yang serupa dikembanngkan untuk jaringan DWDM, misalnya dengan menggunakan panjang gelombang (λ) sebagai label. Maka dikenallah standar MPλS. Bagaimana sebuah lamda dapat dinamai sebagai label? Mudah saja, kita bisa membuat label 100 untuk lamda 1310 nm, label 200 untuk lamda 1330 nm, dan seterusnya. Jika G di dalam istilah GMPLS ini adalah Generalized, lalu apa saja yang bisa digeneralisasikan? G di sini membawa konsekuensi untuk menggeneralisasi segala elemen yang ada pada MPLS dan yang terkait MPLS, dari mulai labelnya, constraint, dan skema pemisahan antara control plane dan data plane. Hal ini dilakukan agar teknologi non paket dapat juga diambil alih pengaturan routing dan forwarding -nya. Misalnya di protokol RSVP-TE, labelnya digeneralisasi untuk dapat mendukung pembentukan LSP pada setiap level hierarki. 3. GMPLS Framework Muncul pertanyaan apakah GMPLS yang notabene adalah pengembangan dari MPLS, juga masih bisa disebut teknologi 2.5? 2 P a g e

4 Perlu diketahui bahwa GMPLS sebenarnya bukan superset dari MPLS. Jika diibarartkan seorang anak, GMPLS adalah anak yang lebih cerdas dari ibunya (karena kemampuan Traffic Engineeringnya yang semakin baik), lebih gaul (karena bisa diterapkan pada teknologi non packet) dan juga kini si anak bukan hanya jago di teknis namun juga jago di manajemen (karena ditambahkan lagi layer manajemen). Tidak seperti MPLS, GMPLS memiliki Link Management Protocol (LMP) untuk mengatur dan memelihara kesehatan control plane dan data plane antar node. Jadi yang diambil oleh GMPLS dari MPLS adalah mekanisme Traffic Engineering-nya. Dengan demikian bicara GMPLS secara keseluruhan adalah suatu sebutan untuk suatu framework yaitu keluarga protokol dengan anggota keluarga yang dapat dibagi dalam tiga kategori yaitu protokol untuk routing, protokol untuk signaling dan Link Management. OSPF-TE IS-IS-TE Routing Untuk auto discovery topologi jaringan Mengumumkan resource availability (BW, tipe proteksi) Mengumumkan tipe proteksi link (1+1,1:1, unprotected, extra traffic) Implementasi derived link untuk memperbaiki skalabilitas, menerima dan mengumumkan link tanpa alamat IP, menerima dan mengirimkan interface ID Merutekan discovery untuk back-up yang bermacam-macam dari primary path RSVP-TE CR-LDP Signaling Bertugas untuk membangun LSP Mempertukarkan label pada jaringan non paket Membangun bi-directional LSP, Membangun backup path, ekspedisi penugasan label melalui label Dukungan pada proses switching waveband. LMP Link Management Dalam control channel management, bertugas untuk membangun menjaga kesehatan suatu link (Hello Protocol). Dalam Link Connectivity Verification, untuk meyakinkan connectivity secara fisik antar node (menggunakan PING message ). Dalam link property correlation, digunakan untuk identifikasi properti link node yang bersebelahan (mekanisme proteksi). Dalam Fault Isolation, bertugas mengisolasi fault di domain optik. Gambar. Framework GMPLS Dari framework tersebut, tampak bahwa GMPLS ini terlihat canggih dan serba komplit. Tapi muncul tantangan apakah dengan demikian secara keseluruhan mampu memberikan pendekatan yang sederhana dan efektif? Jika dulu MPLS populer karena mampu memberikan kesederhanaan pada jaringan, kini dengan adanya GMPLS yang serba general ini, muncul keraguan apakah hal itu masih bisa sederhana. Karenanya saat ini muncul varian lagi dari MPLS ini yaitu T-MPLS, yang merupakan bentuk langsing dari MPLS. T-MPLS ini akan membuat GMPLS semakin langsing dan konsep sederhana dari versi native MPLS masih dapat dipertahankan. 3 P a g e

5 4. Faktor Pendorong Pengembangan GMPLS Konvergensi dari dunia telecom dan datacom kedalam era infocom mensyaratkan infrastruktur jaringan harus multi service yaitu mampu mendukung beberapa tipe trafik dengan requirement yang berbeda dalam hal QoS. Karena trafik IP akan mendominasi, dan sifatnya yang self similar dan asimetrik terhadap data flow, maka infrastruktur jaringan juga harus mendukung requirement berupa fleksibilitas dan kemampuan untuk bereaksi terhadap perubahan demand terhadap waktu. Inilah ciri teknologi NGN (Next Generation Network), dan MPLS adalah salah satu pemeran utamanya terutama dalam teknologi transport-nya. Sebenarnya faktor pendorong MPLS ini juga menjadi faktor pendorong GMPLS juga, ditambah lagi dengan munculnya kebutuhan pembentukan LSP secara hirarki karena kini sudah ada kebutuhan switching untuk teknologi yang tidak hanya non IP, tapi juga non paket. Bagaimana kerjasama antara LSP region yang berbeda (dalam multi Autonomous System) juga menjadi PR tambahan bagi teknologi GMPLS. TDM IP TDM IP OSS OSS OSS ATM Frame Relay OSS Frame Relay ATM MPLS OSS Gambar. MPLS menyatukan semua jenis jaringan dalam satu OSS Jika dihubungkan dengan kebutuhan komersial maka perkembangan GMPLS mendapat dorongan dari teknologi dan market sekaligus. Dari salah satu sisi teknologi, perkembangan internet akhirnya menimbulkan ketidakcocokan antara asumsi kebutuhan bandwidth sebelumnya dengan realitas sebenarnya. Dari salah satu sisi market, untuk memperoleh peningkatan pangsa pasar maka akhirnya kebutuhan bandwidth meningkat secara kontinyu. Mempermasalahkan mana yang lebih dulu harus diakomodasi adalah tentu tidak sama dengan membandingkan antara mana duluan antara telur dan ayam, yang tidak berujung pangkal. Namun kajian tekno-ekonomi, yang menganalisa secara mendalam semua aspek dari kedua sisi adalah tindakan bijak, namun terkadang menimbulkan persoalan lamanya deployment yang akan dilakukan. 5. MPLS dan GMPLS dalam Skema Konvergensi Jaringan 4 P a g e

6 Ada beberapa skema roadmap konvergensi yang direncanakan oleh operator dunia maupun Indonesia sendiri. Tentu saja skema tersebut akan memanfaatkan kelebihan yang dimilikinya saat ini disamping juga melihat potensi yang dapat dikembangkan di masa datang. Namun demikian, dari sekian banyak roadmap itu sebenarnya semua dalam posisi wait and see, apa sebenarnya yang akan benar-benar berkembang baik dari sisi teknologi maupun dari sisi demand. Terlalu naif jika operator hanya melihat dari satu sisi teknologi saja, misalnya, karena bisa jadi demand tidak menuju ke sana. Sialnya lagi, kecenderungan di negara lain seringkali tidak bisa dijiplak di Indonesia. Jadi roadmap para operator di Cina, Jepang, Korea, tidak bisa begitu saja dipakai di sini. Namun demikian, nampak bahwa MPLS ditetapkan sebagai teknologi transport backbone dalam semua langkah migrasi menuju NGN, misalnya migrasi transport backbone dari TDM (PDH/SDH) ke full IP (IP MPLS) atau jika belum ada infrastruktur eksisting maka akan langsung dibangun jaringan IP/MPLS. Gambar. Contoh Plan Migrasi Fixed Network Pada perkembangannya kini, MPLS akan bersanding bersama GMPLS. Tentu saja ada persoalan migrasi dalam hal ini. Skenario migrasi menjadi perhatian penting juga karena jika tidak dilakukan secara soft maka akan menimbulkan dampak negatif ekonomi yang tidak kecil. 5 P a g e

7 Saat ini GMPLS telah dikembangkan untuk memetakan trafik IP langsung ke atas layer optik (DWDM) dengan menurunkan kompleksitas dan penyediaan alokasi bandwidth yang cepat dan fleksibel bagi trafik IP. Pendekatan four layer terdahulu (IP over ATM over SDH over DWDM) kini sudah mengarah sepenuhnya ke pendekatan IP/MPLS over DWDM (two layer). GMPLS mendefinisikan suatu set protokol untuk manajemen link, penentuan topologi dan route, signaling dan survivabilitas jaringan IP dan optik. Dalam implementasinya di layer jaringan core, Protocol GMPLS bekerjasama dengan MPIS. Ada banyak lembaga yang secara aktif secara kontinyu mengembangkan standar untuk control plane pada teknologi transport (termasuk GMPLS), antara lain : ITU, yang mengembangkan ASON yaitu framework yang menggambarkan arsitektur pengendalian dan manajemen untuk mendukung fungsi jaringan switch otomatis berbasis transport optik. Sebagai catatan, ASON tidak sama dan tidak satu domain dengan GMPLS karena GMPLS adalah keluarga protokol sedangkan ASON adalah sebuah arsitektur jaringan optik. IETF, yang mengembangkan GMPLS, yang nantinya akan diterapkan pada ASON yang dibuat oleh ITU. OIF (Optical Internetworking Forum), yang mengembangkan interface antara user ke network atau sebaliknya dan antara network ke network. Dari lembaga ini muncullah teknologi O-UNI (Optical User Network Interface) dan E-NNI (External Network Node Interface). TM Forum, yang terutama mengembangkan manajemen network. Salah satu contoh penerapan GMPLS, MPLS dan O-UNI dapat diihat pada gambar berikut : Gambar. Jaringan dan Interface GMPLS Dari gambar, tampak bahwa ditengah-tengah jaringan ini terdapat Link Management Protocol (LMP). LMP inilah yang akan menjaga kesehatan suatu link (melalui protokol Hello-nya) dan meyakinkan hubungan antar node secara fisik tetap terjaga serta pada kasus 6 P a g e

8 tertentu jika ada kesalahan pada suatu titik di jaringan, maka LMP ini akan melakukan isolasi, agar kesalahan ini tidak membuat kepanikan di titik-titik lain di jaringan. Jadi pada implementasinya, untuk jaringan eksisting, penerapan GMPLS akan dimulai dari backbone utama dulu, misalnya dengan diterapkannya ASON, untuk kemudian menghubungkan antar elemen yang telah diinstal MPLS di dalamnya. Label yang dibentuk dalam GMPLS dibentuk untuk melakukan ekstensi dari representasi single 32 bit number menjadi arbitrary length byte array yaitu pada RSVP dalam bentuk Generalized Label object dan pada CR-LDP berupa Generalized Label TLV dimana GMPLS membawa label dan informasi yang berhubungan untuk dikirim dari satu node ke node yang lain. Karena pentingnya aspek kontrol dalam jaringan core GMPLS, sebuah control plane yang terpisah diterapkan pada protokol tersebut. Dengan adanya control plane ini maka GMPLS dapat mengontrol secara penuh jaringan optik dibawahnya. Control plane dalam GMPLS menyediakan enam fungsi top-level: 1. Neighbour discovery Untuk dapat mengatur jaringan maka setiap perangkat yang terhubung ke jaringan harus kenali terlebih dahulu. Perangkat-perangkat tersebut antara lain switch, router, multiplexer (OADM), dan optical cross-connect (OXC). 2. Dissemination of link status Selain mengetahui hardware apa saja yang terhubung ke jaringan, link yang menghubungkan perangkat-perangkat tersebut juga harus diketahui statusnya apakah link tersebut berjalan dengan normal atau down. Untuk mendapatkan informasi status link ini, suatu protocol routing harus digunakan. Dalam GMPLS, kedua protocol routing OSPF dan IS-IS dimodifikasi untuk keperluan ini. 3. Topology state management Protokol-protokol yang mendeteksi status link seperti OSPF dan IS-IS dapat dipergunakan untuk mengontrol dan mengatur topologi jaringan. 4. Path management MPLS menggunakan antara lain protokol RSVP untuk membangun link end-to-end. Namun jika data MPLS melalui jaringan telekomunikasi, protokolprotokol lainnya harus diimplementasi juga seperti UNI, PNNI, dan SS7. Saat ini IETF bekerja untuk memodifikasi protokol RSVP dan LDP untuk mendukung kontrol dan manajemen path. 5. Link management Dalam MPLS, Label Switched Path (LSP) digunakan untuk membangun dan membebaskan link dan link-link agregat. Dalam GMPLS dibutuhkan kemampuan untuk membangun dan membebaskan kanal-kanal optik agregat. Link Management Protocol (LMP) mengembangkan fungsi-fungsi MPLS kedalam suatu optical plane dimana pembangunan link akan meningkatkan skalabilitas. 6. Protection and recovery Dengan MPLS, sebagai ganti satu ring dengan satu ring backup untuk proteksi, jaringan dapat membuat suatu struktur mesh yang memungkinkan terciptanya beberapa path yang berbeda-beda. 7 P a g e

9 6. MPLS Services Apa perbedaan antara Servicee yang mampu disediakan MPLS dengan GMPLS? Sebelum menjawab pertanyaan ini, mari kita lihat dulu service yang disediakan MPLS, karena sebagian besarnnya mampu juga nantinya disediakan oleh GMPLS. Speed Securi ty MPLS Scalabil ity Service Guarant ees Pada implementasinya, ada beberapa penggunaan dasar MPLS sebagai service, yaitu MPLS VPN, inilah yang paling sering digunakan dan ternyata umumnya berhasil memberikan QoS yang setara dengan koneksi VPN conventional seperti Frame Relay atau Leased Line. MPLS VPNs muncul sebagai teknologi yang standar untuk memenuhi persyaratan VPN yaitu IP dapat disetting bersifat private, kemampuan mendukung alamat yang bertumpuk (overlapping address space) dan mampu membri koneksi intrane dan ekstranet dengan routing yang optimal serta tentu saja koneksitas internet Layanan real time audio dan video, yang memiliki tuntutan QoS yang jelas lebih baik daripada layanan dataa biasa. Jika jitter dulunya masih bisa ditoleransi pada service telefon, maka pada videoconference atau aplikasi interactive lainnya hal itu sudah tidak bisa ditoleransi terlalu tinggi. MPLS Quality of Service (QoS) based service Ada dua pendekatan yang berbeda untuk mendukung QoS ini, yaitu pendekatan Signalling QoS yang berdasarkan pada pembentukan koneksi dinamis dengan protokol pensinyalan (RSVP, ATM SVC) dan pendekatan Configured QoS yang memberikan skema manajemen bandwidth pada jaringan IP dengan memanfaatkan bit pada Type of Service (TOS). Pendekatan pertama menggunakan skema / model Intserv, sedangkan pendekatan kedua menggunakan model Diffserv. Any Transport over MPLS (AtoM) AtoM adalah aplikasi yang membawa trafik Layer 2, misalnya Frame Relay (FR), Ethernet,dan ATM melewati awan MPLS. Pseudowire, meliputi Ethernet, ATM, Serial Virtual, point to point. 8 P a g e

10 Traffic Engineering, dimana posisi MPLS dapat disatukan dengan traffic engineering atau dapat pula terpisah. Jika ada suatu jaringan tidak perlu menggunakan TE karena kinerjanya sudah memuaskan, maka tidak perlu diinstal traffic engineering. Dengan kata lain MPLS dapat digunakan sebagai fondasi berbagai value added service, seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Dan itu dimungkinkan karena MPLS memiliki kelengkapan sifat yang support terhadap kinerja jaringan mulai speed, scalability, security dan service guarantees. Pada Diffserv misalnya, maka pengaturan CoS (Class of Service) pada tiap paket dilakukan di LER Ingress, yaitu dengan memanfaatkan informasi pada bit DSCP. Apa peran MPLS di sini? Perannya adalah memberikan kemampuan traffic engineering dan teknik routingnya sendiri. Ingat bahwa Diffserv bekerja pada layer 3 sedangkan MPLS pada layer 2.5. Pada klasifikasi Service Class, bit precedence digunakan untuk mengklasifikasikan paket ke dalam kelas-kelas yang berbeda dan berdasarkan kebijakan service provider. Perjanjian antara provider dengan kastamer diwujudkan dalam SLA. Misalnya pada kasus Telkom, ada beberapa pembagian kelas layanan sebagai berikut : Kelas layanan Silver (dengan IP Precedence 0 alias best effort), sehingga pada kelas ini yang dijaminkan hanya parameter availability saja. Kelas layanan Gold, seluruh paramater QoS diukur, meliputi delay, packet loss, availability (tidak ada jaminan jitter). IP Sec untuk layanan ini misalnya IP Precedence 2 untuk IP Critical. Contoh packet loss < 5%. Kelas layanan Interactive, seluruh parameter diukur termasuk jitter (khusus IP Precdence 5). Contoh delay di SLA dibatasi 125 ms, packet loss < 0,5 %. 7. GMPLS Services 9 P a g e

11 GMPLS didisain untuk mengatasi masalah-masalah komplexitas pada jaringan metro, antara lain dalam hal layanan provisioning end-to-end, discovery sumber daya jaringan, pembuatan layanan (service) dan pembagian bandwidth. Mengapa bisa kompleks? Itu terjadi karena fungsi-fungsi provisioning, misalnya, diinstall ke setiap elemen jaringan metro, dan ketika ada penambahan suatu elemen (baru) atau mengubah suatu fungsi dalam suatu elemen di dalamnya, maka akan dilakukan secara manual. Ini membutuhkan waktu lama, sehingga provisioning menjadi lambat (untuk ukuran kebutuhan saat ini). Inilah yang akan dibantu otomatisasi dan penyederhanannya menggunakan GMPLS melalui kemempuan control plane-nya. SONET ataupun SDH memang digdaya dalam hal swicthing route (mencapai kecepatan switching di bawah 50 msec), tetapi tidak efisien dari sisi resource yang digunakan. Bayangkan saja untuk SDH 1+1, yang memerlukan satu link badwidth sekedar untuk back-up saja. GMPLS mengatasi hal ini, dengan tetap menawarkan keunggulan re-routing jika ada path yang terganggu, tetapi tetap dapat mengefisiensikan resource. Bahkan dapat membuat kelas-kelas layanan berdasarkan kecepatan proteksi (rerouting) ini, misalnya dengan membagi menjadi kelas-kelas proteksi seperti Platinum yaitu kelas yang memiliki kecepatan perubahan route di bawah 50 ms (reliabilitas sangat tinggi), Gold yaitu dimana perubahan routenya dilakukan jika ada fail. Hampir sama dengan MPLS, GMPLS yang bersinergi dengan ASON mampu memberikan service yang beraneka ragam, yaitu : Layanan data klasik (best effort Internet, Frame Relay) Ethernet (EPL, EVPL, EPLAN, EVPLAN). Ini adalah pilihan favorit yang diambil sebagai metro backbone, yang kemudian secara bertahap control plane-nya akan digantikan dengan GMPLS. Jika ingin membentuk atau bergabung dengan jaringan yang lebih luas lagi (antar metro, misalnya) maka akan lebih mudah karena long haul network provider (misalnnya inter exchange carrier - IXC) diskenariokan menggunakan GMPLS. L1/L2/L3 Virtual Private Network (VPN). Dengan service ini, maka pelanggan bukan hanya bisa mendapatkan jenis VPN sepeti yang biasa digunakan selama ini, tetapi juga mendapatkan VPN dengan jaringan bertopologi tertentu. Data plane yang dimilikinya terpisah dengan pelanggan lainnya, sedangkan antara control plane dengan management plane-nya terpisah. User memiliki kontrol lebih besar untuk provisioning. SONET/SDH switched connection (STS-n, VC-n) OTH switched connection (ODU, OCh) 8. GMPLS Test Bed 10 P a g e

12 Ada beberapa test bed, alias jaringan yang dijadikan obyek tes yang biasanya melibatkan institusi riset, universitas dan beberapa perusahaan komersial. Satu diantaranya adalah JGN II di Jepang, yang dioperasikan oleh lembaga yang namanya dalah NICT sejak April Proyek ini sekaligus memperlihatkan bagaimana Photonic Cross Connect dapat menerapkan GMPLS dengan efektif, sesuai teori dan sesuai simulasi via software. Saat ini sudah diimplementasikan test bed berupa jaringan GMPLS yang menghubungkan antara Dojimo (Osaka), Fukuoka, Kanazawa, Tomachi-2 (Tokyo), Otemachi-1 (Tokyo). Sebagian LSP GMPLS-nya digunakan untuk konektivitas internal pada layer-2 service dari JGN II. Jaringan JGN II ini juga memiliki NMS yang multi layer, tidak hanya mampu memanajemeni paket IP saja, tapi juga mampu memanajemeni elemen-elemen optik. Sedangkan konektivitasnya sudah menjangkau 64 perefecture di Jepang dengan janngkaun internasional mencapai USA sampai Chicago, Asida sampai Thailand dan Singapura. Sayangnya tidak sampai ke Indonesia, sebab jika terhubung maka operator, regulator telekomunikasi Indonesia dan mungkin perguruan tinggi bisa belajar lebih banyak lagi tentang GMPLS ini. Untuk diketahui bahwa pada pembangunan JGN II ini, 4 operator dengan 6 jaringan ASON terlibat penuh dalam JGN II in. Layanan apa saja yang diujicoba pada JGN II ini? Layanannya meliputi MPLS over GMPLS, IPV6 (yaitu IPV6 over GMPLS), Wide Area Ethernet (FE, GbE, 10 GE), OXC (Optical Cross Connect) 1 GbE Lamda / 10G (SDH) Lamda, dan juga Optical testbed (dark fiber dan Optical Amplifier). Semua elemen optik dan Ethernet ini diujicobakan untuk mendapatkan kinerja riil yang kemudian dapat dijadikan feedback untuk pengembangan selanjutnya. Tidak ketinggalan juga dicobakan internetworking pensinyalan dengan ASON E-NNI, bagaimana kinerja pertukaran informasi antar domain dan bagaimana juga kinerja signalling RSVP untuk multiple domain tersebut yakni ASON ke ASON, ASON ke GMPLS, GMPLS ke ASON, dan GMPLS ke GMPLS. 9. Perkembangan Terkini Untuk Ethernet, saat ini menjadi teknologi pilihan di sisi pelanggan. Jadi transport di sisi pelanggan menggunakan Ethernet, di backbone menggunakan MPLS. Namun dengan perkembangan terkini dimana terjadi adaptasi Ethernet untuk dinaikkan kelasnya menjadi teknologi transport sekelas carrier menjadi PBB-TE (Provider Backbone Bridge Traffic Engineering) yang distandarkan pada IEEE 802.1ag, maka sebagian perhatian saat ini terbelah untuk juga menyodorkan alternatif teknologi ini untuk menandingi GMPLS. Maka MPLS pun akhirnya mengeluarkan versi T-MPLS, yang merupakan versi langsing dari MPLS, Kita tunggu saja bagaimana kedua alternatif teknologi ini beradu menampilkan kelebihannya dalam hal solusi komprehensif, standar yang terbuka bagi industri untuk memastikan interoperability, integrasi dengan Operation Support System eksisting, solusi efesien secara gradual sesuai strategi deployment penyedia jaringan, dengan kinerja handal 11 P a g e

13 di tahun-tahun mendatang. Apalagi dengan makin hebatnya kemajuan elemen-elemen dan jaringan optik sebagai kendaraan fisik kedua teknologi ini. Sementara itu European and Global Alliance (terdiri dari 30 partner dari 9 negara) sedang mengembangkan solusi yang lebih advanced lagi untuk aplikasi di level middleware, control plane dan management plane dari GMPLS. Solusi ini disebut mereka dengan nama LUCIFER (Lamda User Controlled Infrastructure For European Research). Salah satu misinya adalah menjadi sumberdaya besar dalam teknologi Grid. Pengembangan integrasi antar aplikasi middleware dengan jaringan transport berbasis pada tiga plane, yaitu service plane, network resource provisioning system (NRPS) plane dan control plane itu sendiri, dimana kini sudah muncul pengembangan baru dari GMPLS menjadi G 2 MPLS, suatu versi baru dari GMPLS yang diadop untuk teknologi grid. Gambar. Arsitektur LUCIFER (Lambda User Controlled Infrastructure For European Research) Biografi Penulis Makhdor Rosadi, ST. Menyelesaikan S1 Telekomunikasi di STT Telkom Bandung pada tahun Pengalaman kerja di salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia, dengan 9 tahun diantaranya bekerja sebagai engineer kalibrasi di Laboratorium Kalibrasi, spesialisasi area frekuensi dan area optik. Beberapa artikel lain dapat ditemukan di dan 12 P a g e

14 REFERENSI 1. Rendy Munadi, Diktat Kuliah Advanced Telecommunication Network, Jurusan Teknik Elektro-S2, IT Telkom 2. Kuncoro Wastuwibowo, Pengantar MPLS, Ilmukomputer.com, Akhmad Ludfy, Overview GMPLS, PT Telkom RDC, Polaris Networks, GMPLS The New Big Deal in Intelligent Metro Optical Networking (white paper). 5. T-MPLS, A New Route to Carrier Ethernet 6. Lucifer, University of Essex 7. M Saqib Ilyas, A simulation study of GELS (GMPLS-controlled Ethernet Label Switching) for Ethernet over WAN, School of Science and Engineering LUMS, Lahore, Pakistan 13 P a g e

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep MPLS 2. Mahasiswa memahami cara kerja jaringan MPLS 3. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara

Lebih terperinci

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep MPLS 2. Mahasiswa memahami cara kerja jaringan MPLS 3. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Multi Protocol Label Switching (MPLS) Multi Protocol Label Switching (MPLS) menurut Internet Engineering Task Force (IETF), didefinisikan sebagai arsitektur jaringan yang berfungsi

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. : perkumpulan dari ethernet service switch yang. Ethernet. interface yang berupa ethernet.

DAFTAR ISTILAH. : perkumpulan dari ethernet service switch yang. Ethernet. interface yang berupa ethernet. DAFTAR ISTILAH Aggregator : perkumpulan dari ethernet service switch yang terhubung dengan service router pada jaringan Metro Ethernet. Carrier Ethernet : media pembawa informasi pada jaringan dengan interface

Lebih terperinci

MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING)

MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING) PRAKTIKUM NEXT GENERATION NETWORK POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING) TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang MPLS 2. Mengenalkan pada

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI 2206100535 MPLS (Multi Protocol Label Switching) Penggabungan antara IP dan ATM Mengoptimalkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI QOS INTEGRATED SERVICE PADA JARINGAN MPLS GUNA PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN PADA PENGIRIMAN PAKET VIDEO TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI QOS INTEGRATED SERVICE PADA JARINGAN MPLS GUNA PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN PADA PENGIRIMAN PAKET VIDEO TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI QOS INTEGRATED SERVICE PADA JARINGAN MPLS GUNA PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN PADA PENGIRIMAN PAKET VIDEO TUGAS AKHIR Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1 Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam kegiatannya. Peranan teknologi informasi akan semakin vital bagi perusahaan besar dan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi berbasis Multiprotocol Label Switching (MPLS).

BAB 1 PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi berbasis Multiprotocol Label Switching (MPLS). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karakteristik masyarakat modern yang memiliki mobilitas tinggi membuat teknologi begitu pesat berkembang. Dengan berkembangannya teknologi mempengaruhi kepada meningkatnya

Lebih terperinci

MPLS Multi Protocol Label Switching

MPLS Multi Protocol Label Switching MPLS Multi Protocol Label Switching Antonius Duty Susilo dutymlg@gmail.com Biodata S2 Magister Teknologi Informasi ITB Bandung Pengajar di SMK Telkom Malang Pengajar di STMIK Pradnya Paramita Malang Pengajar

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SEAMLESS MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) PADA JARINGAN MPLS

IMPLEMENTASI SEAMLESS MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) PADA JARINGAN MPLS IMPLEMENTASI SEAMLESS MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) PADA JARINGAN MPLS Nisa Aulia Nurhasanah 1), Ida Wahidah 2), Bambang Cahyono 3) 1),2 Teknik Telekomunikasi, Universitas Telkom, Bandung,3 ) Research

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Semakin berkembangnya era teknologi telekomunikasi, kecepatan dan quality of service (QoS) menjadi faktor yang penting. Suatu masalah mungkin saja menyebabkan kesalahan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK

BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK 54 BAB IV IMPLEMENTASI METRO ETHERNET NETWORK 4.1. Pendahuluan Teknologi telekomunikasi saat ini membutuhkan sebuah jaringan yang dapat dilewati data dalam jumlah yang sangat besar, dapat melakukan transfer

Lebih terperinci

TEKNOLOGI MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA JARINGAN

TEKNOLOGI MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA JARINGAN TEKNOLOGI MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA JARINGAN Iwan Rijayana Jurusan Teknik Informatika, Universitas Widyatama Jalan Cikutra 204 A Bandung E-mail: rijayana@widyatama.ac.id

Lebih terperinci

4. PE-D2-JT-SS. Gambar 4.9 Konfigurasi dasar Router PE-D2-JT-SS 5. P3-D2-JT. Gambar 4.10 Konfigurasi dasar Router P3-D2-JT

4. PE-D2-JT-SS. Gambar 4.9 Konfigurasi dasar Router PE-D2-JT-SS 5. P3-D2-JT. Gambar 4.10 Konfigurasi dasar Router P3-D2-JT 93 4. PE-D2-JT-SS Gambar 4.9 Konfigurasi dasar Router PE-D2-JT-SS 5. P3-D2-JT Gambar 4.10 Konfigurasi dasar Router P3-D2-JT 94 6. PE-D2-JT-BRAS Gambar 4.11 Konfigurasi dasar Router PE-D2-JT-BRAS 4.4 Konfigurasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut hanya berada dalam satu lokasi maka akan lebih mudah dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut hanya berada dalam satu lokasi maka akan lebih mudah dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan arus informasi semakin maju akhir-akhir ini dan semakin menuntut kecepatan dari suatu jaringan yang digunakan. Jaringan komputer merupakan solusi yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR

LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR 73 A. JUDUL TUGAS AKHIR Analisa Performansi Jaringan Multi Protocol Label Switching Pada Aplikasi Videoconference. B. RUANG LINGKUP 1. Jaringan Komputer 2. Aplikasi Videoconference

Lebih terperinci

MPLS. Sukamto Slamet Hidayat

MPLS. Sukamto Slamet Hidayat MPLS Sukamto Slamet Hidayat MPLS Pengenalan MPLS Arsitektur MPLS Enkapsulasi MPLS Rekayasa Trafik pada MPLS Operasi MPLS Kesimpulan Done 1. PENGENALAN MPLS MPLS = Multi Protocol Label Switching Penggabungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Layanan multimedia streaming saat ini telah berkembang pesat seiring dengan perkembangan internet. Dengan tersedianya layanan multimedia streaming kita dapat melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Riset dan inovasi dalam teknologi telekomunikasi menyediakan layanan yang beraneka ragam, memiliki kapasitas tinggi sesuai kebutuhan yang berkembang, mudah diakses

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN IMPLEMENTASI GENERALIZE MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING

STUDI KELAYAKAN IMPLEMENTASI GENERALIZE MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING STUDI KELAYAKAN IMPLEMENTASI GENERALIZE MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING SEBAGAI SISTEM PROTEKSI JARINGAN DENSE WAVELENGHT DIVISION MULTIPLEXING DI PT. INDOSAT JEMBER SKRIPSI Oleh Intan Wulandari Sayekti

Lebih terperinci

5. QoS (Quality of Service)

5. QoS (Quality of Service) PENGENDALIAN MUTU TELEKOMUNIKASI 5. QoS (Quality of Service) Latar Belakang QoS Karakteristik Jaringan IP Alokasi Sumber Daya Definisi QoS QoS adalah suatu pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Penelitian tentang analisa penerapan traffic engineering pada jaringan non MPLS dan MPLS terutama pada operator Internet Service Provider (ISP), yang dilakukan

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi tunneling digunakan perusahaan dan kantor agar memiliki jalur khusus yang aman dalam berkomunikasi dan bertukar data antar perusahaan. Dengan tunneling,

Lebih terperinci

PERANCANGAN NGN BERBASIS OPEN IMS CORE PADA JARINGAN MPLS VPN

PERANCANGAN NGN BERBASIS OPEN IMS CORE PADA JARINGAN MPLS VPN PERANCANGAN NGN BERBASIS OPEN IMS CORE PADA JARINGAN MPLS VPN Dadiek Pranindito 1, Levana Rizki Daenira 2, Eko Fajar Cahyadi 3 Program Studi Teknik Telekomunikasi, Sekolah Tinggi Telematika Telkom Purwokerto

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia telah berada di titik krisis dalam penggunaan teknologi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia telah berada di titik krisis dalam penggunaan teknologi untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia telah berada di titik krisis dalam penggunaan teknologi untuk memperbesar dan memperkuat jaringan komunikasi manusia. Globalisasi internet telah berhasil lebih

Lebih terperinci

MODUL 11 QoS pada MPLS Network

MODUL 11 QoS pada MPLS Network MODUL 11 QoS pada MPLS Network A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep QoS 2. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara jaringan IP dengan jaringan MPLS. B. DASAR TEORI Multi Protocol

Lebih terperinci

ANALISIS TRAFFIC PADA JARINGAN CIRCUIT EMULATION SERVICE DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA WITEL SUMSEL

ANALISIS TRAFFIC PADA JARINGAN CIRCUIT EMULATION SERVICE DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA WITEL SUMSEL ANALISIS TRAFFIC PADA JARINGAN CIRCUIT EMULATION SERVICE DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA WITEL SUMSEL Anggia Nur Apriliza 1*, Suroso 2, Emilia Hesti 3 123 Program Studi Teknik Telekomunikasi, Politeknik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Teori penunjang penelitianmeliputi teori tentang Teknologi Tera Router,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Teori penunjang penelitianmeliputi teori tentang Teknologi Tera Router, BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Teori penunjang penelitianmeliputi teori tentang Teknologi Tera Router, Teknologi Transport DWDM, Rekayasa Trafik, Multiprotocol Label Switching, Differentiated Service dalam Jaringan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya kebutuhan bisnis suatu perusahaan menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya kebutuhan bisnis suatu perusahaan menuntut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya kebutuhan bisnis suatu perusahaan menuntut arus informasi yang cepat dalam sistem perusahaan. Kebutuhan akses informasi yang cepat bagi suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, para operator telekomunikasi dihadapkan pada situasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, para operator telekomunikasi dihadapkan pada situasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, para operator telekomunikasi dihadapkan pada situasi meningkatnya trafik jaringan. Perkembangan teknologi, jumlah pengguna, maraknya aplikasi-aplikasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENAMBAHAN AUTOMATIC SWITCHING OPTICAL NETWORK (ASON) PLANNING ADDITION AUTOMATIC SWITCHING OPTICAL NETWORK(ASON)

PERENCANAAN PENAMBAHAN AUTOMATIC SWITCHING OPTICAL NETWORK (ASON) PLANNING ADDITION AUTOMATIC SWITCHING OPTICAL NETWORK(ASON) PERENCANAAN PENAMBAHAN AUTOMATIC SWITCHING OPTICAL NETWORK (ASON) PLANNING ADDITION AUTOMATIC SWITCHING OPTICAL NETWORK(ASON) Novita Dwi Susanti, Samsu Ismail Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut:

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut: BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. TOPOLOGI SISTEM JARINGAN Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan dan implementasi teknologi MIPv4 dengan diperhatikannya faktor kualitas layanan dan kehandalan. Adapun

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam QoS terdapat salah satu mekanisme yang dapat menjamin kualitas layanan dalam jaringan yang disebut dengan Differentiated Service. DiffServ tidak memperhatikan

Lebih terperinci

Topologi Jaringan Transport Optik

Topologi Jaringan Transport Optik KARYA ILMIAH Topologi Jaringan Transport Optik OLEH : NAEMAH MUBARAKAH, ST UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK 2007 Topologi Jaringan Transport Optik A. Pendahuluan Perkembangan dan trend trafik

Lebih terperinci

Jaringan Komputer I. Materi 9 Protokol WAN

Jaringan Komputer I. Materi 9 Protokol WAN Jaringan Komputer I Materi 9 Protokol WAN Wide Area Network Jaringan data penghubung jaringan-jaringan akses/lokal Karakteristik Menuju berbasis paket Dari connectionless menuju connection oriented (virtual

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN JARINGAN

BAB 3 PERANCANGAN JARINGAN 33 BAB 3 PERANCANGAN JARINGAN 3.6 Perancangan Jaringan Jaringan yang dibuat ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja protokol bidang kontrol yang terlibat dalam pengoperasian jaringan. Sebagaimana yang

Lebih terperinci

D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA ( ) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER

D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA ( ) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA (011140020) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER 3 2015 1. Pengertian Kualitas Layanan (Quality Of Service) a. Para Ahli (Menurut Ferguson & Huston 1998),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rochandi Wirawan (2011), bertujuan untuk melakukan perbandingan terhadap kemampuan dari dua buah protokol

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Perkembangan Teknologi Jaringan Ethernet

BAB II DASAR TEORI 2.1 Perkembangan Teknologi Jaringan Ethernet BAB II DASAR TEORI 2.1 Perkembangan Teknologi Jaringan Ethernet Perkembangan telekomunikasi saat ini tumbuh dengan pesat, beberapa teknologi memliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kehadiran teknologi-teknologi

Lebih terperinci

Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS)

Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS) Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS) Sigit Haryadi *, Hardi Nusantara Dan Ahsanul Hadi Priyo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi internet, user komputer mulai menggunakan surat elektronik atau

BAB I PENDAHULUAN. teknologi internet, user komputer mulai menggunakan surat elektronik atau Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini komunikasi adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan teknologi, bentuk dan

Lebih terperinci

Optical Transport Network OTN

Optical Transport Network OTN Optical Transport Network OTN 1 Why Optical Transport Network Jaringan transportasi optik (OTN) diciptakan dengan maksud menggabungkan manfaat teknologi SONET / SDH. OTN terdiri dari satu set elemen jaringan

Lebih terperinci

Kajian Manajemen Antrian pada Jaringan Multiprotocol Label Switching

Kajian Manajemen Antrian pada Jaringan Multiprotocol Label Switching 1 Kajian Manajemen Antrian pada Jaringan Multiprotocol Label Switching Timotius Witono Dosen S1 Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Maranatha Jl. Surya Sumantri 65, Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN.

BAB 1. PENDAHULUAN. BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan layanan data dengan kecepatan tinggi memerlukan suatu jaringan yang mempunyai kehandalan, efisiensi dan mampu memberikan kepuasaan akan layanan

Lebih terperinci

WIDE AREA NETWORK & ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP

WIDE AREA NETWORK & ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP WIDE AREA NETWORK & ROUTER Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP WIDE AREA NETWORK Pengertian WAN atau Wide Area Network adalah kumpulan komputer dan sumber daya jaringan yang terhubung melalui jaringan wilayah

Lebih terperinci

UPAYA MENJAGA AKUNTABILITAS PERTUKARAN DATA DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING

UPAYA MENJAGA AKUNTABILITAS PERTUKARAN DATA DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING UPAYA MENJAGA AKUNTABILITAS PERTUKARAN DATA DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING Ariefah Rachmawati 1 ABSTRACT Data communication network, part of the information technology, becomes

Lebih terperinci

pula aplikasi dan manfaat MPLS Traffic engineering pada jaringan IP. Pada bagian penutup disimpulkan bahwa optimasi kinerja jaringan internet

pula aplikasi dan manfaat MPLS Traffic engineering pada jaringan IP. Pada bagian penutup disimpulkan bahwa optimasi kinerja jaringan internet BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka Untuk mengatasi permasalahan stabilitas dan kecepatan transfer datapada jaringan komputer,mpls adalah salah satu teknologi yang dapat digunakan selain ATM

Lebih terperinci

Dian Satria Jaya Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang. Abstrak

Dian Satria Jaya Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang. Abstrak QUALITY OF SERVICES TERHADAP KINERJA PAKET USER DATAGRAM PROTOCOL PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING PT. PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPT PALEMBANG Dian Satria Jaya Jurusan Teknik Informatika STMIK

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA SISTEM EVALUASI QUALITY OF SERVICE PADA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING. Agustino

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA SISTEM EVALUASI QUALITY OF SERVICE PADA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING. Agustino UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Networking Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 SISTEM EVALUASI QUALITY OF SERVICE PADA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS

ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS Hal 1 dari 5 ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS Fiqi Rathomy Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih Sukolilo,

Lebih terperinci

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T.

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T. TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T. Disusun oleh : Nurul Haiziah Nugraha (14101025) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS Dwi Ayu Rahmadita 1,M.Zen Samsono Hadi 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi 2 Dosen Politeknik Elektronika Negeri

Lebih terperinci

2. Dasar Teori. Fakultas Elektro dan Komunikasi, Institut Teknologi Telkom. 2 3

2. Dasar Teori. Fakultas Elektro dan Komunikasi, Institut Teknologi Telkom. 2 3 ANALISIS PERBANDINGAN QoS PROTOCOL EIGRP, OSPF, DAN RIPv2 PADA LINK ANTARA ROUTER PROVIDER EDGE (PE) DENGAN ROUTER CUSTOMER EDGE (CE) PADA KASUS JARINGAN MPLS-VPN Satria Limbong Arung, [1] Rendy Munadi

Lebih terperinci

- 1 - Frame Relay. Fitur Frame Relay. Beberapa fitur frame relay adalah sebagai berikut: 1. Kecepatan tinggi. 2. Bandwidth Dinamik

- 1 - Frame Relay. Fitur Frame Relay. Beberapa fitur frame relay adalah sebagai berikut: 1. Kecepatan tinggi. 2. Bandwidth Dinamik - 1 - Frame Relay Frame Relay adalah protokol WAN yang beroperasi pada layer pertama dan kedua dari model OSI, dan dapat diimplementasikan pada beberapa jenis interface jaringan. Frame relay adalah teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan Voice Over Internet Protocol (VoIP) untuk saat ini menjadikan teknologi alternatif dalam berkomunikasi melalui internet, baik berupa audio streaming maupun

Lebih terperinci

ABSTRAK. Dunia teknologi informasi sangat dirasakan peranannya oleh sebagian besar

ABSTRAK. Dunia teknologi informasi sangat dirasakan peranannya oleh sebagian besar ABSTRAK Dunia teknologi informasi sangat dirasakan peranannya oleh sebagian besar masyarakat dan bisa disimpulkan bahwa peranan dari produk produk teknologi informasi sangat dibutuhkan penggunaannya untuk

Lebih terperinci

Performa Protokol Routing OSPF pada Jaringan VOIP Berbasis MPLS VPN

Performa Protokol Routing OSPF pada Jaringan VOIP Berbasis MPLS VPN Performa Protokol Routing OSPF pada Jaringan VOIP Berbasis MPLS VPN Denny Wijanarko 1, Bekti Maryuni Susanto 2 1,2 Program Studi Teknik Komputer Politeknik Negeri Jember *Email: dennywijanarko@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi

BAB 3 METODOLOGI. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metodologi Gambar 3.1 Kerangka Metodologi Dari kerangka metodologi yang telah dibuat, dapat dilihat bahwa terdapat 4 hal yang dilakukan terlebih dahulu yaitu : 1. Analisis Masalah

Lebih terperinci

Optimalisasi Jaringan Wide Area Network Dengan Teknik Multiprotocol Label Switching

Optimalisasi Jaringan Wide Area Network Dengan Teknik Multiprotocol Label Switching Optimalisasi Jaringan Wide Area Network Dengan Teknik Multiprotocol Label Switching Muhamad Zuhri 1, Irwan Agus Sobari 2 1 Teknik Informatika STMIK Nusa Mandiri e-mail: zuhri33@gmail.com 2 Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan Time Division Multiplexing (TDM) selalu berpikir bahwa Internet Protocol (IP) harus berjalan di atas infrastruktur Time Division Multiplexing (TDM),

Lebih terperinci

STUDI EMPIRIS PERBAIKAN QUALITY OF SERVICE DENGAN DIFFSERV DAN MPLS PADA JARINGAN IP

STUDI EMPIRIS PERBAIKAN QUALITY OF SERVICE DENGAN DIFFSERV DAN MPLS PADA JARINGAN IP STUDI EMPIRIS PERBAIKAN QUALITY OF SERVICE DENGAN DIFFSERV DAN MPLS PADA JARINGAN IP Imam Rozali Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Widyatama, Jl. Cikutra 204A, Bandung Telp./Faks.

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI DAN ANALISA SPANNING TREE PROTOCOL PADA JARINGAN METRO ETHERNET

TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI DAN ANALISA SPANNING TREE PROTOCOL PADA JARINGAN METRO ETHERNET TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI DAN ANALISA SPANNING TREE PROTOCOL PADA JARINGAN METRO ETHERNET Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh : BAYU FITRIANTO

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENDUDUKUNG

BAB III TEORI PENDUDUKUNG BAB III TEORI PENDUDUKUNG Dalam Laporan kerja praktek ini didukung dengan beberapa teori diantaranya yaituteori tentang SDH (Syncronous digital Hierarchy). Pada bab ini menjelaskan tentang arsitektur dari

Lebih terperinci

Model Implementasi Packet Optical Transport Network (P-OTN) pada IP / MetroE Network Eksisting

Model Implementasi Packet Optical Transport Network (P-OTN) pada IP / MetroE Network Eksisting Model Implementasi Packet Optical Transport Network (P-OTN) pada IP / MetroE Network Eksisting Bambang Cahyono Researcher of Broadband Core Network Bandung, 2017 Daftar Isi 1 Latar Belakang 2 Formulasi

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI QOS JARINGAN MPLS-VPN UNTUK APLIKASI VOIP

ANALISIS PERFORMANSI QOS JARINGAN MPLS-VPN UNTUK APLIKASI VOIP ANALISIS PERFORMANSI QOS JARINGAN MPLS-VPN UNTUK APLIKASI VOIP Shinta Nurcahya Ningsih¹, Sofia Naning Hertiana², Asep Mulyana³ ¹Teknik Telekomunikasi,, Universitas Telkom Abstrak Quality of Service (QoS)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. protokol - protokol lain, yang merupakan protokol-protokol kunci dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. protokol - protokol lain, yang merupakan protokol-protokol kunci dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan protokol TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol) sebagai salah satu kelompok protokol komunikasi (lebih terkenal dengan nama Internet

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bermunculan, dari teknologi Voice Over IP hingga GPRS (General Packet Radio

BAB 1 PENDAHULUAN. bermunculan, dari teknologi Voice Over IP hingga GPRS (General Packet Radio BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan komunikasi bergerak berbasiskan packet switching kini sudah bermunculan, dari teknologi Voice Over IP hingga GPRS (General Packet Radio Services). Segala infrastruktur

Lebih terperinci

STT Telematika Telkom Purwokerto

STT Telematika Telkom Purwokerto PENERAPAN JARINGAN MULTI SERVICE ACCESS NETWORK UNTUK MENDUKUNG NGN Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Besar pada mata kuliah Kinerja Telekomunikasi prodi S1 Teknik Telekomunikasi. Oleh : Lina Azhari

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LAYANAN VIRTUAL PRIVATE NETWORK OVER MPLS IP. Disusun Oleh : I Putu Andhika Prawasa

IMPLEMENTASI LAYANAN VIRTUAL PRIVATE NETWORK OVER MPLS IP. Disusun Oleh : I Putu Andhika Prawasa IMPLEMENTASI LAYANAN VIRTUAL PRIVATE NETWORK OVER MPLS IP Disusun Oleh : I Putu Andhika Prawasa 50403369 PENDAHULUAN Latar Belakang Memberikan informasi perihal langkah pembuatan model koneksi VPN di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedatangan era teknologi informasi dan komunikasi tidak dapat lepas dari peran serta layanan internet yang semakin melekat erat dengan gaya hidup dan kebutuhan kita

Lebih terperinci

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP Jurnal ELKOMIKA Teknik Elektro Itenas No.2 Vol. 2 Institut Teknologi Nasional Bandung Juli - Desember 2014 Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP DWI ARYANTA, BAYU AGUNG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan jaringan komputer dewasa ini semakin pesat dan semakin besar, berkembangnya suatu jaringan maka manajemen jaringan juga menjadi lebih kompleks dan rumit.

Lebih terperinci

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas WAN WAN adalah sebuah jaringan komunikasi data yang tersebar pada suatu area geografik yang besar seperti propinsi atau negara. WAN selalu menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat dan hampir semua bidang memanfaatkan teknologi informasi, misalnya bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat dan hampir semua bidang memanfaatkan teknologi informasi, misalnya bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi informasi telah berkembang dengan sangat pesat dan hampir semua bidang memanfaatkan teknologi informasi, misalnya bidang hiburan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi telekomunikasi yang paling populer dan pesat perkembangannya pada saat ini adalah seluler, mobilitas merupakan keunggulan utama teknologi ini dibandingkan

Lebih terperinci

ANALISA UNJUK KERJA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN IPv6 BERBASIS MPLS

ANALISA UNJUK KERJA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN IPv6 BERBASIS MPLS ANALISA UNJUK KERJA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN IPv6 BERBASIS MPLS Aries Pratiarso, M. Zen Samsono Hadi, Dwi Ayu Rahmadita Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus

Lebih terperinci

Journal of Control and Network Systems

Journal of Control and Network Systems JCONES Vol. 4, No. (15) 16-3 Journal of Control and Network Systems Situs Jurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jcone IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PADA JARINGAN BERBASIS MIKROTIK RachmadRiadiHariPurnomo

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Layer pada OSI dapat digolongkan menjadi 2 jenis layanan (Type of Service) yaitu Connection-Oriented dan Connection-Less (Tanenbaum, Computer Network Fifth Editon, 2011). Layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Trafik internet telah mengalami pertumbuhan yang terus-menerus selama beberapa tahun yang lalu. Pertumbuhan trafik internet untuk masa depan diharapkan dengan kemunculan

Lebih terperinci

Nama : Iqbal Nur Fadhilah Kelas : XII TKJ B No. Absen 12

Nama : Iqbal Nur Fadhilah Kelas : XII TKJ B No. Absen 12 Nama : Iqbal Nur Fadhilah Kelas : XII TKJ B No. Absen 12 HIERARKI WAN From : http://www.ciscotests.org/ccna.php?part=1&page=7 (ditranslatekan) Model hirarki Cisco dapat membantu Anda merancang, mengimplementasikan,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut adalah spesifikasi perangkat keras yang akan digunakan dalam rancangan jaringan sesuai acuan topologi external network perusahaan.

Lebih terperinci

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Network Layer JARINGAN KOMPUTER Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Objectives Fungsi Network Layer Protokol Komunikasi Data Konsep Pengalamatan Logis (IP) Konsep Pemanfaatan IP Konsep routing Algoritma routing

Lebih terperinci

STUDY ANALISIS QOS PADA JARINGAN MULTIMEDIA MPLS

STUDY ANALISIS QOS PADA JARINGAN MULTIMEDIA MPLS SNTIKI III 211 ISSN : 285-992 1 STUDY ANALISIS QOS PADA JARINGAN MULTIMEDIA M. Yanuar Hariyawan 1, M.Susantok 2, Rini Tampubolon 3 1,2,3 Program Studi Teknik Elektronika Telekomunikasi, Politeknik Caltex

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sel ATM. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sel ATM. Universitas Sumatera Utara BAB II DASAR TEORI 2.1. Asynchronous Transfer Mode (ATM) Asynchronous Transfer Mode atau yang disingkat ATM merupakan suatu jaringan di mana paket-paket informasi berbagai layanan seperti suara, video,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Topologi Jaringan. Topologi jaringan adalah susunan berbagai elemen jaringan (link, node, dan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Topologi Jaringan. Topologi jaringan adalah susunan berbagai elemen jaringan (link, node, dan BAB II DASAR TEORI 2.1 Topologi Jaringan Topologi jaringan adalah susunan berbagai elemen jaringan (link, node, dan lainnya) yang menggambarkan bagaimana berbagai elemen jaringan saling terhubung satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ethernet merupakan sebuah protokol pada layer Data-link yang banyak digunakan. Ethernet pada awalnya dikembangkan pada tahun 1970, oleh para peneliti di Xerox Palo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari tahun ke tahun, telah banyak penelitian yang dilakukan untuk menyediakan layanan multicast, dimulai dari IP multicast sampai dengan application layer multicast

Lebih terperinci

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~ ~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~ Teknologi WAN Wide area network (WAN) digunakan untuk saling menghubungkan jaringan-jaringan yang secara fisik tidak saling berdekatan terpisah antar kota, propinsi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Dasar Teori Ethernet Over SDH SDH (Synchronous Digital Hierarchy) menjelaskan tentang transfer data dengan kapasitas yang besar menggunakan media transmisi serat opti, sistem detakan

Lebih terperinci

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF 1 PENDAHULUAN Jaringan komputer merupakan kumpulan komputer yang terhubung secara fisik dan dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

Vpn ( virtual Private Network )

Vpn ( virtual Private Network ) Vpn ( virtual Private Network ) VPN ( Virtual Private Network ) VPN(Virtual Private Network) adalah sebuah jaringan yang menggunakan infrastruktur telekomunikasi publik, seperti internet untuk menyediakan

Lebih terperinci

SYNCRONOUS DIGITAL HIERARCHY

SYNCRONOUS DIGITAL HIERARCHY Tugas KK Tra 17 SYNCRONOUS DIGITAL HIERARCHY Disusun Oleh: Fikri Imam Muttaqin Kelas XIi Tel 1 2010026 PENGERTIAN Synchronous Digital Hierarchy (SDH) merupakan hirarki pemultiplekan yang berbasis pada

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA EVALUASI KINERJA PROTOKOL ROUTING OSPF-TE PADA IMPLEMENTASI VLSR BERBASIS DRAGON TESIS OLEH : ZULHELMAN NPM.

UNIVERSITAS INDONESIA EVALUASI KINERJA PROTOKOL ROUTING OSPF-TE PADA IMPLEMENTASI VLSR BERBASIS DRAGON TESIS OLEH : ZULHELMAN NPM. UNIVERSITAS INDONESIA EVALUASI KINERJA PROTOKOL ROUTING OSPF-TE PADA IMPLEMENTASI VLSR BERBASIS DRAGON TESIS OLEH : ZULHELMAN NPM.08 06 42 48 25 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM MAGISTER TEKNIK ELEKTRO DEPOK JUNI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dan teori-teori khusus. Pada teori umum mengenai pengertian dan klasifikasi masingmasing

BAB 2 LANDASAN TEORI. dan teori-teori khusus. Pada teori umum mengenai pengertian dan klasifikasi masingmasing BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bagian landasan teori ini akan dijelaskan mengenai teori umum jaringan dan teori-teori khusus. Pada teori umum mengenai pengertian dan klasifikasi masingmasing dari OSI layer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun antara komputer-komputer dengan sumber daya. efektif, misalkan dalam hal pembagian bandwith yang tidak merata, delay

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun antara komputer-komputer dengan sumber daya. efektif, misalkan dalam hal pembagian bandwith yang tidak merata, delay 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi yang pesat sangat berpengaruh dan memiliki arti penting terhadap kehidupan manusia saat ini. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan krusial seperti transaksi perbankan, perdagangan dll.

BAB I PENDAHULUAN. keputusan krusial seperti transaksi perbankan, perdagangan dll. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Abad informasi menuntut manusia saling terhubung untuk mendapatkan segala bentuk informasi demi kebutuhan hidup dan upaya itu membutuhkan sumber daya dan teknologi

Lebih terperinci