EFEK HIPOGLIKEMIK POLISAKARIDA LARUT AIR UMBI GADUNG (Dioscorea hispida) DAN ALGINAT : KAJIAN PUSTAKA
|
|
- Sudomo Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EFEK HIPOGLIKEMIK POLISAKARIDA LARUT AIR UMBI GADUNG (Dioscorea hispida) DAN ALGINAT : KAJIAN PUSTAKA Hypoglycaemic Effect of Gadung Tuber (Dioscorea hispida) Water Soluble Polysaccharide and Alginate : A Review Deni Maulida 1 *, Teti Estiasih 1 1) Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP Universitas Brawijaya Malang Jl. Veteran - Malang 65145, *Penulis korespondensi, idaalkhonsa@gmail.com ABSTRAK Rata-rata sekitar 3% dari penduduk dunia terjangkit diabetes melitus. Salah satu penyebabnya adalah tidak seimbangnya pola konsumsi yang tepat. Polisakarida larut air dari gadung (Dioscorea hispida Dennst.) dan alginat terbukti mampu menurunkan kadar gula darah pada tikus hiperglikemia. Penurunan ini berkaitan dengan proses absorbsi terhadap glukosa, respon terhadap adanya serat terutama serat larut air dalam sistem pencernaan, jumlah sisa pakan (berhubungan dengan dosis yang dikonsumsi) dan keadaan dari hewan coba itu sendiri. Polisakarida larut air dapat menghambat pencernaan makanan dan menghambat adsorbsi karbohidrat sehingga menghambat kenaikan postprandial dalam glukosa darah dan konsentrasi insulin. Serat larut air dari natrium alginat yang ditambahkan pada makanan juga dapat melemahkan respon glukosa pada penderita diabetes. Kata kunci: Alginat, Diabetes Melitus, Polisakarida Larut Air Gadung ABSTRACT About 3% of population in the world was contamined by diabetes mellitus. It s because bad consumption system. Gadung Water Soluble Polysaccharide (WSP) and alginate can decrease the blood glucose response on hyperglycemia wistar rats.its because of glucose absorbs process, respons of water soluble polysaccharide (WSP) in the digestion system, the countable of food residue (it s related with consumed dose) and the condition of experimental animal. Water soluble polysaccharide (WSP) can block of increase postprandial in the blood glucose and insulin consentration. Water soluble polysaccharide (WSP) from sodium alginate in the food can dilute of glucose responses on the diabetes mellitus patient. Key Word: Algynate, Diabetes Mellitus, Gadung Water Soluble Polysaccharide PENDAHULUAN Diabetes Melitus Diabetes melitus adalah penyakit yang berkembang dengan cepat di dunia ini. Ratarata sekitar 3% dari penduduk dunia terjangkit diabetes melitus [1]. Peningkatan tertinggi jumlah penderita diabetes melitus justru terjadi di Asia Tenggara. Indonesia akan menempati peringkat 5 sedunia dengan jumlah pasien sebanyak 12.4 juta orang pada tahun 2025, naik 2 tingkat dibanding tahun 1995 dimana jumlah pasien sebanyak 4.5 juta orang [2]. Penderita diabetes tidak dapat memproduksi insulin dengan baik, sehingga meningkatkan glukosa darah [3]. Diabetes melitus merupakan suatu gangguan metabolik yang dicirikan oleh hiperglikemia, metabolisme lemak dan protein yang sejalan dengan kompilkasi jangka panjang spesifik yang mempengaruhi retina, ginjal dan sistem syaraf [4]. Tanda DM ini 136
2 adalah dengan gejala 3P (poliuria, polidipsi, poliphagia), penurunan berat badan, lemas dan kematian [5]. Gangguan fisiologis patologis diabetes mellitus pada awalnya, terjadi kegagalan aksi insulin dalam upaya menurunkan gula darah, mengakibatkan sel pankreas akan mensekresikan insulin lebih banyak untuk mengatasi kekurangan insulin. Dalam keadaan ini toleransi glukosa masih normal. Selanjutnya apabila keadaan resistensi insulin bertambah berat disertai beban glukosa yang terus menerus terjadi, sehingga sel pankreas tidak mampu lagi mensekresikan insulin untuk menurunkan kadar gula darah. Akhirnya sekresi insulin oleh sel -pankreas akan menurun dan terjadi hiperglikemia yang bertambah berat dan terus menerus berlangsung [5]. Gadung Salah satu produk pangan yang terdapat di Indonesia yang dapat menunjukkan efek hipoglikemik ini adalah umbi gadung yang termasuk dalam golongan Dioscoreacea. Umbi gadung merupakan salah satu sumber karbohidrat yang baik, karena memiliki indeks glikemik rendah. Umbi gadung rebus ukuran 85 gram, memiliki indeks glikemik yang rendah yaitu 51. Pada umbi talas kupas rebus ukuran 57 gram indeks glikemik 54, kentang rebus ukuran 85 gram indeks glikemik 54, nasi putih 170 gram indeks glikemik 72, dan pisang matang indeks glikemik 82 [6]. Polisakarida Larut Air Gadung Serat pangan telah didefinisikan sebelumnya terdiri dari polisakarida tanaman dan lignin, yang resisten terhadap hidrolisis enzim pencernaan manusia. Serat pangan merupakan campuran dari polisakarida, selulosa, hemiselulosa, pektin, gum, lendir, polisakarida alga dan lignin telah terbukti memiliki efek hipogliemik [7]. Serat pangan terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu serat pangan tak larut (insoluble dietary fiber) dan serat pangan larut (soluble dietary fiber). Serat tidak larut adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang ditemukan pada serealia, kacang-kacangan dan sayuran. Serat pangan larut contohnya gum, pektin, dan lendir. Pada umumnya serat tak larut seperti selulosa dan hemiselulosa tahan terhadap degradasi mikrobial sehingga hanya sebagian kecil yang terfermentasi. Sebaliknya hampir semua serat larut seperti guar gum, pektin, agar-agar, karagenan, dan β-glucan dapat dengan cepat difermentasi secara sempurna [8]. Serat pangan larut air memiliki kegunaan bagi pasien yang menderita diabetes. Dosis tinggi dari serat larut air telah diteliti sebagai suplemen untuk makanan, misalnya g guar gum dan 10-14,5 g pektin [13]. Peneliti lain melaporkan efek penurunan dari beragam jenis serat pangan pada lipida plasma dan respon glikemik pada tikus, mereka menyimpulkan bahwa polisakarida tanaman menunujukkan baik aktivitas hipoglikemik dan hipolipidemik [7]. Gadung merupakan salah satu sumber pangan yang berkarbohidrat tinggi dan juga mengandung Polisakarida Larut Air (PLA) [9]. Dalam sebuah penelitian disebutkan infusa umbi gadung sebanyak 630 mg/kg BB dan 1260 mg/kg BB mampu menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan diabetes yang telah diinduksi aloksan [5]. Pemberian PLA gadung yang diekstrak dengan ragi tempe sebanyak 400 mg/kg bb mengalami penurunan kadar gula darah secara signifikan dibandingkan dengan enzim papain dan air sebagai pengekstraknya [10]. Alginat Selain gadung, bahan makanan yang dapat menunjukkan efek hipoglikemik adalah alginat. Kadar glukosa darah yang telah diberi asupan alginat pada produk pangan ternyata berbeda dengan kadar glukosa yang tidak diberi asupan alginat. Hal ini menunjukkan bahwa kadar glukosa darahnya lebih menurun dibanding yang tidak diberi asupan alginat [13]. Efek Polisakarida Larut Air terhadap Penurunan Kadar Gula Darah 137
3 PLA gadung dengan berbagai cara ekstraksi dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan berbagai macam penurunan. Penurunan kadar gula darah kelompok ekstraksi ragi tempe > kelompok ekstraksi enzim papain > kelompok ekstraksi dengan air. Sebagai pembanding adalah kelompok kontrol positif diabetes yang tidak diberikan PLA [10]. Kelompok ragi tempe mengalami penurunan kadar gula darah secara signifikan sejak diberikan PLA ragi tempe. Hal ini menunjukkan bahwa PLA ragi tempe kemungkinan dapat membantu dalam penurunan kadar gula darah. Hal ini karena diduga berkaitan dengan kemampuan PLA ragi tempe dalam menghasilkan SCFA (Short Chain Fatty Acid) asam asetat dan asam propionat yang dapat membantu kenaikan respon insulin dalam hati, meski jumlahnya dibawah PLA hati. Ragi tempe juga menghasilkan peptida-peptida bioaktif yang dihasilkan dari pemecahan protein dari umbi. Peptida-peptida bioaktif dapat menurunkan kadar gula darah bila dikonsumsi jangka panjang [10]. Kadar glukosa plasma puasa <110 mg/dl ini tergolong normal [11]. Berdasarkan hasil uji in vivo selama 4 minggu, tikus yang diberi pakan PLA ekstraksi enzim papain pekan ke-3 (kadar gula darah puasa rata-rata mg/dl) hal ini berarti tergolong kadar gula darah puasa normal dan pada pekan ke-4 kadar gula darahnya adalah mg/dl. Tikus yang diberi pakan PLA ekstraksi ragi tempe pekan ke-3 (kadar gula darah puasa rata-rata mg/dl) hal ini berarti tergolong kadar gula darah puasa normal dan pada pekan ke-4 kadar gula darahnya adalah 84.4 mg/dl [10]. Mekanisme Polisakarida Larut Air dalam Menurunkan Kadar Gula Darah (Efek Hipoglikemik/Anti-Hiperglikemik) Mekanisme polisakarida larut air dalam menurunkan kadar darah ini ada beberapa metode, antara lain: 1. Memperlambat Pengosongan Lambung dan Menghambat Penyerapan Glukosa Serat terlarut mengurangi kadar glukosa sesudah makan dan memperbaiki profil insulin. Serat terlarut bersifat hipoglikemik melalui beberapa mekanisme. Peningkatan viskositas dalam saluran pencernaan dianggap sebagai faktor utama yang mempengaruhi kecepatan penyerapan glukosa [12]. Campuran dari guar gum dan serat tak larut memperlambat proses pengosongan lambung pada pasien penderita diabetes yang tidak tergantung insulin setelah perlakuan jangka panjang dengan campuran serat (30 g/hari), yang juga mempunyai efek menguntungkan pada level glikemik. Serat larut, terutama galaktomanan, dapat membentuk lapisan air yang tidak bergerak dalam usus, dimana dapat mengurangi penyerapan gula [13]. 2. Serat Pangan Terfermentasi dan Menghasilkan Asam Lemak Rantai Pendek (Short Chain Fatty Acid atau SCFA) Konsentrasi dan jumlah SCFA dalam caecum dan kolon lebih tinggi ketika subtrat fermentasi ini adalah serat pangan. SCFA yang terutama adalah asetat, propionat, dan butirat selain itu juga menghasilkan gas-gas (CO 2, CH 4, H 2 ) dan massa sel mikroba. Persamaan fermentasi karbohidrat (heksosa) menjadi SCFA dalam kolon adalah sebagai berikut [14]: 59 C 6 H 12 O H 2 O 60 CH 3 COOH + 22 CH 3 CH 2 COOH + 18 CH 3 CH 2 CH 2 COOH + 96 CO H + + PANAS + additional bacteria Adanya produksi SCFA dari fermentasi serat pangan menyebabkan luminal SCFA infusion, juga peningkatkan massa dan poliferasi kolon. SCFA mempengaruhi transport sel epitel kolon, metabolism colonocyte, pertumbuhan dan diferensiasinya, kontrol lemak dan karbohidrat meningkatkan persediaan energi otot, ginjal, otak dan jantung [14]. 3. Polisakarida Larut Air Mereduksi Stress Retikulum Endoplasma pada Hati dan Memulihkan Homeostasis Glukosa 138
4 Stres pada retikulum endoplasma merupakan kunci dari hubungan antara kegemukan, resistensi insulin, dan diabetes tipe 2. Ini memberi bukti baru bahwa Astragalus Polysaccharides (APS) membuat aktivitas hipoglikemiknya melalui penurunan resistensi respon insulin hati dan juga mengurangi stress pada retikulum endoplasma. Sebagai tambahan, perlakuan pada tikus yang kegemukan dan diabetes dengan APS menghasilkan pengurangan yang signifikan dari hiperglikemia, pemulihan sensivitas insulin, penyelesaian penyakit lemak hati, peningkatan kerja insulin dalam jaringan hati [15]. Diantara tiga jaringan yang bertanggungjawab terhadap insulin (lemak, otot, dan hati), hati memegang peran utama dalam pengendalian homeostasis glukosa. Sinyal insulin dalam hati penting dalam menjaga fungsi hati secara normal. Banyak studi telah membuktikan bahwa pengaturan yang salah dari produksi glukosa hati merupakan karakteristik dari sindrom metabolik, yang juga dikenal dengan sindrom resistensi insulin, meliputi kegemukan, resistensi insulin, diabetes tipe 2 dan gangguan metabolik lainnya [15]. Metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat penambahan terbaik antara PLA dan alginat pada produk bubur adalah dengan uji Meal Tolerance Test (MTT). Tujuan MTT adalah mengetahui ketahanan terhadap peningkatan kadar gula darah setelah mengkonsumsi produk. Efektifitas produk dalam menurunkan kadar gula darah perlu dilakukan uji efek hipoglikemik pada tikus wistar yang diinduksi aloksan. Pemberian aloksan adalah cara yang cepat untuk menghasilkan kondisi diabetik eksperimental (hiperglikemik) pada binatang percobaan [16]. SIMPULAN Infusa umbi gadung yang mengandung Polisakarida Larut Air (PLA) gadung mampu menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan diabetes yang telah diinduksi aloksan. PLA gadung dengan berbagai cara ekstraksi dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan berbagai macam penurunan. Penurunan kadar gula darah kelompok ekstraksi ragi tempe > kelompok ekstraksi enzim papain > kelompok ekstraksi dengan air. Hal ini juga terjadi pada alginat. Kadar glukosa darah pada tikus jantan lebih menurun dibanding yang tidak diberi asupan alginat. Adapun mekanisme penurunan kadar gula darah oleh PLA disebabkan oleh tiga faktor: PLA mampu memperlambat pengosongan lambung dan menghambat penyerapan glukosa, PLA juga menghasulkan serat pangan terfermentasi dan menghasilkan asam lemak rantai pendek dan mereduksi retikulum endoplasma sehingga kadar gula darah pada tikus hiperglikemia menjadi menurun. DAFTAR PUSTAKA 1) Skyler JS (2004). Determination of carboxylic acids and inorganic anions in wines by ion-exchange chromatography. J. Med. Chem. 47: ) Tandra, H Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui tentang Diabetes. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 3) Steffen, C Diabetes and Insulin. Pharmacy Technician Program. Milwaukee Area. USA. 4) Li,C. and Manddep,U Canadian Diabetes Association National Nutrition Committee Clinical Update on Diatery Fibre in Diabetes: Food Sources to Physiological Effect. Canadian Journal Of Diabetes 2010;34(4): ) Sunarsih, E.S., Djatmika, dan Utomo, R.S Pengaruh Pemberian Infusa Umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennst.) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Diabetes yang Diinduksi Aloksan. Majalah Farmasi Indonesia 18(1): Hal 29-33a. 6) Brand-Miller, J. Wolever, T.M.S., Colagiuri, S., and Foster-Powell, K Glycemic Index, Carbohydrate and Fat. Tanggal akses: 29/01/
5 7) Moharib, S.A. and El-Batran, S.A Hypoglycemic Effect of Dietary Fibre in Diabetic Rats. Research Journal of Agriculture and Biological Science. 4 (5): ) Tensiska Serat Makanan. Jurusan Teknologi Industri Pangan. Fakultas Industri Pertanian. Universitas Padjajaran. Bandung. 9) Kurnia, K Cara Aman Mengkonsumsi Gadung. Tanggal akses: 23/12/ ) Rahmawati, A Efek Hipoglikemik Ekstrak Kasar Polisakarida Larut Air Non-Pati Umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennst.) yang Diperoleh dari Berbagai Metode Ekstraksi pada Tikus Hiperglikemia. Tesis. Universitas Brawijaya. Malang. 11) Adam, J.M.F Klasifikasi dan Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus yang Baru. Dalam Endokrin dan Metabolik Bagian Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran. Universitas Hasanuddin. Ujung Pandang. 12) Silalahi, J. dan Hutagalung N Komponen-Komponen Bioaktif dalam Makanan dan Pengaruhnya Terhadap Kesehatan. Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara. Medan 13) Torsdottir, I.; Alpsten, M.; Holm, G.; Sandberg, F.A.; and Ta-Lli, J A Small Dose of Soluble Alginate-Fiber Affects Postprandial Glycemia and Gastric Emptying In Humans With Diabetes. J. Nutr. 121: ) Luthana, Y.K Asam Lemak Rantai Pendek. Tanggal akses: 23/12/ ) Mao, X.; Wu, Y.; Wu, K.; Liu, M.; Zhang, J.; Zou, F.; and Ou-Yang, J Astragalus polysaccharide reduces hepatic endoplasmic reticulum stress and restores glucose homeostasis in a diabetic KKAy mouse model. Acta Pharmacol Sin 28 (12): ) Yuriska, A Efek Aloksan Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. 140
PENDAHULUAN mg/dl. Faktor utama yang berperan dalam mengatur kadar gula darah
PENDAHULUAN Latar Belakang Makanan umumnya mengandung karbohidrat, lemak dan protein. Salah satu monomer penyusun utama karbohidrat adalah glukosa yang berfungsi sebagai sumber utama energi bagi tubuh.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut data WHO (2000), 57 juta angka kematian di dunia setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data WHO (2000), 57 juta angka kematian di dunia setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit tidak menular dan sekitar 3,2 juta kematian disebabkan oleh penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi industri. Salah satu karakteristik dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penderitanya mengalami peningkatan yang cukup pesat dari tahun ke tahun.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang jumlah penderitanya mengalami peningkatan yang cukup pesat dari tahun ke tahun. Menurut data yang dikeluarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metabolisme karbohidrat di dalam tubuh. Gangguan metabolisme karbohidrat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hiperglikemia merupakan suatu tanda terjadinya gangguan pada metabolisme karbohidrat di dalam tubuh. Gangguan metabolisme karbohidrat terjadi karena ketidakmampuan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis
HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis Hasil perhitungan konsumsi karbohidrat, protein, lemak dan sumbangan kalori dari karbohidrat, protein dan lemak dari ransum,
Lebih terperinciPENGARUH POLISAKARIDA LARUT AIR (PLA) DAN SERAT PANGAN UMBI- UMBIAN TERHADAP GLUKOSA DARAH: KAJIAN PUSTAKA
PENGARUH POLISAKARIDA LARUT AIR (PLA) DAN SERAT PANGAN UMBI- UMBIAN TERHADAP GLUKOSA DARAH: KAJIAN PUSTAKA Effect of Water Soluble Pollysacarides and Dietary Fiber Tubers on Blood Glucose: A review Prasetyo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO, Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan karena ketidakmampuan pankreas dalam menghasilkan hormon insulin yang cukup atau ketika
Lebih terperinciTESIS YASTUTIK / /IPN
EFEK HIPOGLIKEMIK POLISAKARIDA LARUT AIR (PLA) UMBI TALAS KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium) TERHADAP GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR TESIS Oleh YASTUTIK /147051002 /IPN PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU PANGAN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. karena diabetes mencapai orang per tahun. (1) diabetes mellitus. Sehingga membuat orang yang terkena diabetes mellitus
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes menjadi penyebab kematian keempat di dunia. Tiap tahun 3,2 juta orang meninggal lantaran komplikasi diabetes. Tiap sepuluh detik ada satu orang atau tiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan metabolisme dalam tubuh. Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan menjadi salah satu hal penting dalam penentu kesehatan dan metabolisme dalam tubuh. Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang sehat masih rendah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia akibat gannguan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya (ADA,
Lebih terperinciSERAT MAKANAN OLEH : TENSISKA NIP :
SERAT MAKANAN OLEH : TENSISKA NIP :132 086 635 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2008 I. PENDAHULUAN Dua dasa warsa terakhir ini baru terungkap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan sekumpulan gejala yang timbul pada seseorang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi nilai normal (hiperglikemia) dan terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berkembang, sehingga banyak menimbulkan perubahan baik dari pola hidup maupun pola makan. Pola hidup seperti kurang berolahraga dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan skeletal, akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan (Dorlan, 2012). disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obesitas adalah peningkatan berat badan melampaui batas kebutuhan fisik dan skeletal, akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan (Dorlan, 2012). Obesitas terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak penyakit yang diakibatkan oleh gaya hidup yang buruk dan tidak teratur. Salah satunya adalah diabetes melitus. Menurut data WHO tahun 2014, 347 juta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh tubuh tidak mampu memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan tidak efektif dari produksi insulin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat sekresi insulin yang tidak adekuat, kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan semakin mengalami kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging Medicine (AAM) atau disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi diet tinggi lemak dan fruktosa di masyarakat saat ini mulai meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya konsumsi junk food dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak Perang Dunia II, diabetes meningkat pesat di negara-negara berkembang dimana sekarang telah menjadi salah satu penyebab kematian yang utama. Jika kecenderungan
Lebih terperinciTERHADAP PERBAIKAN KADAR LIPID SERUM DARAH MENCIT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan adanya perubahan zaman di kota-kota besar yang berpengaruh pada pola hidup dan pola makan masyarakat yang kurang sehat yaitu makanan yang mengandung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (Dendrocalamus asper) dan bambu legi (Gigantochloa ater). Keunggulan dari
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rebung merupakan salah satu bahan makanan yang cukup populer di masyarakat. Rebung pada pemanfaatannya biasa digunakan dalam kuliner atau makanan tradisional masyarakat
Lebih terperinciThe results showed that potato was able to stablize blood sugar levels in diabetic rats compared to white rice.
The Effects Of Dietary Red Sweet Potato, Potato, Cowpea, and White Rice On Blood Sugar Levels Of Diabetic Rats Induced Alloxan Richa Yuswantina, Sikni Retno Karminingtyas, Zaeni Azis ABSTRACT The right
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian R. Mia Ersa Puspa Endah, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Energi dibutuhkan oleh manusia dalam melakukan aktiftasnya. Energi didapatkan dari makanan sehari-hari yang dikonsumsi. Sebagai sumber energi, lemak memberikan
Lebih terperinciditandai oleh poliuria, polidipsia, penurunan berat badan walaupun terjadi polifagia (peningkatan nafsu makan), hiperglikemia, glikosuria, ketosis,
BAB 1 PENDAHULUAN Dewasa ini terjadi pergeseran pola makan di masyarakat. Kecenderungan untuk beralih dari makanan tradisional Indonesia dan mengkonsumsi makanan cepat saji dan berlemak tampak menggejala.
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. sampai saat ini karena prevalensinya yang selalu meningkat. Secara global,
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia sampai saat ini karena prevalensinya yang selalu meningkat. Secara global, jumlah penderita DM
Lebih terperinciDaun Yakon Studi Efek Antidiabetes
Daun Yakon Studi Efek Antidiabetes Daun Yakon (Smallantus sonchifolius) adalah ramuan yang telah menjadi populer dalam beberapa tahun terakhir karena beberapa penelitian medis dikendalikan menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein yang disebabkan kurangnya sekresi insulin, kurangnya sensitivitas insulin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 230 juta. Angka ini akan mengalami kenaikan sebesar 3% atau bertambah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penderita diabetes mellitus diseluruh dunia telah mencapai angka 230 juta. Angka ini akan mengalami kenaikan sebesar 3% atau bertambah 7 juta setiap tahunnya. Diabetes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2007 menjadi 2,1 pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013). Hasil riset tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 yang diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan RI, rerata prevalensi diabetes di Indonesia meningkat dari 1,1 pada tahun
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan pelarut etil asetat. Etil asetat merupakan pelarut semi polar yang volatil (mudah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat disebabkan karena faktor genetik, kekurangan produksi insulin oleh sel beta pankreas, maupun karena ketidakefektifan
Lebih terperinciDISERTASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Doktor di Program Doktor Ilmu Pertanian
KARAKTERISASI SIFAT FUNGSIONAL DAN IDENTIFIKASI NILAI INDEKS GLIKEMIK SERTA SIFAT HIPOGLIKEMIK BERAS ANALOG BERBASIS PATI SAGU (Metroxylon spp.) DAN TEPUNG KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris) DISERTASI Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik yang ditandai oleh adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek terus berkembang meskipun
Lebih terperinci4. PEMBAHASAN 4.1. Formulasi Cookies
4. PEMBAHASAN 4.1. Formulasi Cookies Pada penelitian ini daun yakon dipilih karena memiliki kemampuan dalam menurunkan kadar glukosa darah yang telah dibuktikan dalam beberapa penelitian. Salah satu penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM sudah banyak dicapai dalam kemajuan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS
PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS Nadimin 1, Sri Dara Ayu 1, Sadariah 2 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan, Makassar
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK Gracilaria verrucosa TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAlI TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)
Jumal Saintek Perikanan Vol. 8. No.1, 2012: 1-6 PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK Gracilaria verrucosa TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAlI TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) The Effect of Gracilaria verrucosa Extract
Lebih terperinciABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii PENDAHULUAN... 1 BAB I TINJAUAN PUSTAKA... 5 1.1. Keji Beling... 5
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Serat 2.1.1 Definisi Serat Pangan Definisi fisiologis serat pangan adalah sisa sel tanaman setelah dihidrolisis enzim pencernaan manusia. Hal ini termasuk materi dinding sel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi mengakibatkan terjadinya pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab timbulnya penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes atau peningkatan kadar glukosa dalam darah merupakan penyakit seumur hidup dan kian hari makin populer dengan tingkat kematian yang tinggi. Diabetes mellitus
Lebih terperinciUJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN Tia Afelita 1, Indah Permata Sari 1, Rizki Chairani Zulkarnain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia menduduki peringkat keempat di dunia dan prevalensinya akan terus bertambah hingga mencapai 21,3 juta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jumlah pengidap diabetes melitus (diabetesi) di dunia saat ini terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah pengidap diabetes melitus (diabetesi) di dunia saat ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan sejak tahun 1990, diabetes melitus termasuk 29 penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolisme yang ditandai oleh glukosa darah melebihi normal yang diakibatkan karena kelainan kerja insulin maupun
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK GALAKTOMANAN DARI DAGING BUAH KELAPA
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK GALAKTOMANAN DARI DAGING BUAH KELAPA (Cocos Nucifera L.) TERHADAP PENINGKATAN KADAR SCFA (Short Chain Fatty Acid) PADA FECES TIKUS WISTAR JANTAN HIPERKOLESTEROLEMIA SKRIPSI Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan makhluk hidup karbohidrat memegang peranan penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan makhluk hidup karbohidrat memegang peranan penting sebagai sumber energi utama. Sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pisang merupakan buah-buahan dengan jenis yang banyak di Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok dan masih banyak lagi. Menurut Kementrian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian DM (Diabetes mellitus) merupakan kelainan metabolik terjadi ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi karbohidrat akibat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DIABETES MELLITUS 1. Definisi Diabetes Mellitus (DM) Diabetes melitus adalah penyakit yang disebabkan oleh gagalnya penguraian zat gula didalam tubuh (darah) pada tubuh normal,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Pada Bab 1 ini akan dipaparkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, hipotesis, dan manfaat penelitian yang dilakuakan. 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit metabolik dan obesitas menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius. Pada penyakit metabolik dapat ditandai dengan hiperglikemia akibat gangguan sekresi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan dalam segala bidang kehidupan. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Saat ini masyarakat mengkonsumsi mie sebagai bahan pangan pokok
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Saat ini masyarakat mengkonsumsi mie sebagai bahan pangan pokok alternatif selain beras. Mie merupakan produk pangan yang telah menjadi kebiasaan konsumsi masyarakat
Lebih terperinci1 Kontrol (S0K) 50, , , ,285 93, , Inokulum (S1I) 21, , , , ,752 2.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Asam Lemak Bebas Rantai Pendek 3.1.1. Profil Asam Lemak Rantai Pendek (Short-Chain Fatty Acid/SCFA) Tabel 2. Profil analisis kandungan asam lemak rantai pendek/short chain
Lebih terperinciSeimbangkan Kadar Gula Darah Anda Sekarang
Seimbangkan Kadar Gula Darah Anda Sekarang Seimbangkan kadar gula darah anda sekarang. Apa yang anda ketahui dengan gula darah? Didefinisikan dengan banyaknya kandungan gula atau glukosa dalam darah anda.
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian Menurut American Diabetes Association (ADA), diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang disebabkan karena terjadinya gangguan
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian ini didesain sedemikian rupa sehingga diharapkan mampu merepresentasikan aktivitas hipoglikemik yang dimiliki buah tin (Ficus carica L.) melalui penurunan kadar glukosa
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Pegagan (Centella asiatica) adalah salah satu tumbuhan herbal yang dapat tumbuh
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Pegagan (Centella asiatica) adalah salah satu tumbuhan herbal yang dapat tumbuh di negara tropis seperti Indonesia. Pegagan merupakan tanaman rumput-rumputan
Lebih terperinciRiset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007, diperoleh bahwa penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia tahun di daerah perkotaan
BAB 1 PENDAHULUAN Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit dengan gangguan metabolik kronik, ditandai oleh hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas, metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein,
Lebih terperinci4. PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein
59 4. PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan pengujian peran sorbet buah naga yang ditambahkan isolat protein Spirulina platensis pada perubahan kadar gula darah. Pengujian dilakukan uji in vivo menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik sebagai sumber pangan, papan, maupun obat-obatan. Gaya hidup kembali ke
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuh-tumbuhan mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia, baik sebagai sumber pangan, papan, maupun obat-obatan. Gaya hidup kembali ke alam (back to nature),
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes diturunkan dari bahasa Yunani yaitu diabetes yang berarti pipa air melengkung (syphon). Diabetes dinyatakan sebagai keadaan di mana terjadi produksi urin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI.... iv ABSTRAK v ABSTRACT. vi RINGKASAN.. vii SUMMARY. ix
Lebih terperinciPatogenesis Diabetes Melitus Tipe 2
Patogenesis Diabetes Melitus Tipe 2 Dr. Syazili Mustofa, M. Biomed Lektor Mata Kuliah Ilmu Biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila Kerja insulin terhadap
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. traditional lifestyle menjadi sedentary lifestyle (Hadi, 2005). Keadaan ini
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan disertai dengan peningkatan perekonomian mengubah gaya hidup masyarakat (terutama diperkotaan) dari traditional lifestyle menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme tubuh, termasuk dalam mekanisme keseimbangan kadar glukosa darah yang berperan penting dalam aktifitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes diturunkan dari bahasa Yunani yaitu diabêtês yang berarti pipa air melengkung (syphon). Diabetes dinyatakan sebagai keadaan di mana terjadi produksi urin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Darah Karbohidrat merupakan sumber utama glukosa yang dapat diterima dalam bentuk makanan oleh tubuh yang kemudian akan dibentuk menjadi glukosa. Karbohidrat yang dicerna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Diabetes melitus (DM) adalah suatu kelainan metabolisme yang dicirikan dengan hiperglikemia yang diakibatkan oleh terjadinya malfungsi pada sekresi insulin dan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi oleh masyarakat indonesia dalam 10 tahun belakangan ini. Hal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelebihan kolesterol dalam darah merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi oleh masyarakat indonesia dalam 10 tahun belakangan ini. Hal tersebut diakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut kamus kedokteran tahun 2000, diabetes melitus (DM) adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut kamus kedokteran tahun 2000, diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang disebabkan ketidakmampuan pankreas mengeluarkan insulin. American Diabetes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jumlah penderita diabetes mellitus (DM) di Indonesia menurut World Health
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penderita diabetes mellitus (DM) di Indonesia menurut World Health Organizaton (WHO) pada tahun 2000 diperkirakan sekitar 4 juta orang, jumlah tersebut diperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari gangguan produksi insulin atau gangguan
Lebih terperinciHUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN BETA HIDROKSI BUTIRAT PADA PENDERITA DIABETES MELITUS
HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN BETA HIDROKSI BUTIRAT PADA PENDERITA DIABETES MELITUS Mardiana, Warida, Siti Rismini Dosen Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III Jl. Arteri JORR Jatiwarna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit akibat gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein (Ebadi, 2007). Diabetes mellitus juga dikenal sebagai penyakit
Lebih terperinciUJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BERAS MERAH TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) YANG DIBERI BEBAN GLUKOSA
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BERAS MERAH TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) YANG DIBERI BEBAN GLUKOSA Dyan R. Sukandar dan Immanuel G. Poernomo Jurusan Analis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan memicu krisis kesehatan terbesar pada abad ke-21. Negara berkembang seperti Indonesia merupakan
Lebih terperincibaik berada di atas usus kecil (Kshirsagar et al., 2009). Dosis yang bisa digunakan sebagai obat antidiabetes 500 sampai 1000 mg tiga kali sehari.
BAB I PENDAHULUAN Saat ini banyak sekali penyakit yang muncul di sekitar lingkungan kita terutama pada orang-orang yang kurang menjaga pola makan mereka, salah satu contohnya penyakit kencing manis atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber asupan nutrisi dan zat gizi yang dibutuhkan untuk tumbuh dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan elemen penting bagi makhluk hidup, sebagai sumber asupan nutrisi dan zat gizi yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berkembang. Makanan mengandung senyawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus merupakan penyakit kronik dimana penderita mengalami kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat dilakukan secara medis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola perilaku makan seseorang dibentuk oleh kebiasaan makan yang merupakan ekspresi setiap individu dalam memilih makanan. Oleh karena itu, ekspresi setiap individu
Lebih terperinciDIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen
DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 200 SM sindrom metabolik yang berkaitan dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein, diberi nama diabetes oleh Aretaeus, yang kemudian dikenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah yang salah satunya disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Gaya hidup modern dengan kesibukan tinggi dan serba otomatisasi menyebabkan masyarakat cenderung lebih suka mengonsumsi makanan cepat saji dan kurang aktivitas fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diabetes adalah penyakit tertua didunia. Diabetes berhubungan dengan metabolisme kadar glukosa dalam darah. Secara medis, pengertian diabetes mellitus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan berbagai perubahan pola penyakit, yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah sindroma yang disebabkan oleh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. DM, secara klinik dikarakterisasi oleh gejala intoleransi
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN TEPUNG JAGUNG DENGAN SUPLEMENTASI TEPUNG TEMPE TERHADAP KADAR GULA DARAH TIKUS WISTAR DIABETES MELLITUS
PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG JAGUNG DENGAN SUPLEMENTASI TEPUNG TEMPE TERHADAP KADAR GULA DARAH TIKUS WISTAR DIABETES MELLITUS Fatifa Asmarani 1, Bambang Wirjatmadi 1, Merryana Adriani 2 Departemen Gizi Kesehatan
Lebih terperincimengalami obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang dijalani (Marilyn Johnson, 1998) Berdasarkan data yang dilaporkan oleh WHO, Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN Tanaman obat yang menjadi warisan budaya dimanfaatkan sebagai obat bahan alam oleh manusia saat ini untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup masyarakat sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hiperglikemia merupakan suatu kondisi dimana kadar gula (glukosa)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hiperglikemia merupakan suatu kondisi dimana kadar gula (glukosa) dalam darah dan kadar glukosa dalam urin melebihi batas normal. Jika ini terjadi secara terus menerus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Makanan adalah sumber kehidupan. Di era modern ini, sangat banyak berkembang berbagai macam bentuk makanan untuk menunjang kelangsungan hidup setiap individu. Kebanyakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber energi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan bahan bakar universal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Glukosa darah atau sering disebut gula darah adalah salah satu gula monosakarida dan salah satu sumber karbon terpenting yang digunakan sebagai sumber
Lebih terperinci