BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. analisis mengenai sistem yang akan dirancang.pada Perancangan Prototipe Mobile

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. analisis mengenai sistem yang akan dirancang.pada Perancangan Prototipe Mobile"

Transkripsi

1 26 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Dalam merancang sebuah sistem, penting dilakukan beberapa pendekatan dan analisis mengenai sistem yang akan dirancang.pada Perancangan Prototipe Mobile Robot Pemindah Benda, diperlukan beberapa analisis berupa keseimbangan tubuh robot, perancangan perangkat keras, perancangan piranti lunak dan perancangan rancang bangun. 3.1 Analisis Keseimbangan Robot Dalam merancang sistem Mobile Robot Pemindah Benda ini, diperlukan analisis mengenai keseimbangan tubuh robot pada saat diam, bergerak maupun pada saat robot mengambil benda. Keseimbangan diperlukan oleh robot pada saat diam maupun bergerak,hal ini dikarenakan agar mobile robot maupun lengan robot tidak kehilangan keseimbangaan dan jatuh. Pada perancangan ini, berat badan robot ditopang dengan menggunakan empat buah roda, yaitu dua buah roda berdiameter 5 cm, dan dua buah caster ball yang berfungsi sebagai penopang pada bagian depan robot dan belakang robot. Dengan asumsi bahwa berat mobile robot tanpa lengan robot bersifat homogen, maka berat badan robot tersebut tersebar secara merata sepanjang seluas penampang tubuh robot tersebut dan pusat massanya terletak di tengahtengah badan robot. Dari segi keseimbangan mobile robot dengan lengan yang akan dirancang, dengan asumsi kondisi bentuk badan dan lengan robot adalah normal, yaitu dimana tubuh robot

2 27 dan lengan tidak dapat ditekuk maupun tidak lentur, terdapat beberapa kemungkinan kondisi mobile robot agar tidak jatuh Analisis Pusat Berat Robot Pusat berat adalah titik dimana berat total sebuah benda bekerja sehingga torsi yang dihasilkan terhadap sembarang titik sama dengan torsi yang dihasilkan oleh berat masing masing partikel yang membentuk benda tersebut [3]. Jadi, pusat berat sebuah benda adalah titik yang terhadap gaya gaya berat yang bekerja pada semua partikel benda itu menghasilkan torsi nol. Untuk benda yang serba sama, seperti bola/tongkat yang serbasama, pusat berat terletak pada pusat geometri benda. Untuk partikel partikel dengan berat yang sama (homogen), pusat berat berada diantara kedua partikel. Bila beratnya tidak sama, maka pusat berat berada lebih dekat ke partikel dengan berat yang lebih besar. Pusat berat benda bidang yang berbentuk tak teratur terletak tepat di bawah tiap titik putar benda. Sifat ini dapat digunakan untuk menentukan letak pusat berat benda. Dalam perancangan Mobile Robot Pemindah Benda ini, pusat massanya terletak di tengahtengah badan robot dengan asumsi berat mobile robot bersifat homogen. Posisi pusat massa ini perlu diperhatikan agar dapat diperoleh keseimbangan pada robot agar robot tidak kehilangan keseimbangan pada saat memindahkan benda sambil berjalan. Pada saat perancangan, diasumsikan robot dalam keadaan diam. Sehingga dengan demikian, maka pusat massa pada robot terletak dikordinat (11.25,11.25)cm hasil ini didapat berdasarkan garis diagonal mobile robot serta dimensi panjang dan lebar mobile robot (22,5cm).

3 28 Pada Mobile Robot Pemindah Benda ini, pusat massanya terletak di tengahtengah badan robot dengan asumsi berat mobile robot bersifat homogen. Dikarenakan bentuk penampang dimana lengan robot berada adalah persegi. Posisi pusat massa ini perlu diperhatikan agar dapat diperoleh keseimbangan pada robot agar robot tidak kehilangan keseimbangan pada saat memindahkan benda sambil berjalan. Pada saat perancangan robot, diasumsikan robot dalam keadaan diam. Sehingga dengan demikian, maka pusat massa pada robot terletak dikordinat (11.25,11.25)cm hasil ini didapat berdasarkan garis diagonal mobile robot serta dimensi panjang dan lebar mobile robot (22,5cm). Gambar 3.1 Sketsa Pusat Massa

4 Rancang bangun Setelah analisis berat badan dan komponen motor DC yang digunakan,langkah selanjutnya adalah perancangan mekanik robot : Bagian ini meliputi semua tahap pengerjaan yang berhubungan langsung dengan rangkaian diantaranya : 1. Pembuatan jalur PCB (Printed Circuit Board) 2. Pembuatan bentuk mekanik robot Konstruksi mekanik robot dapat dilihat pada gambar 3.1 Gambar 3.2 ukuran badan robot Gambar 3.3 ukuran robot tampak depan

5 30 Gambar 3.4 Sketsa bentuk robot tampak samping Gambar 3.5 Sketsa bentuk mobile robot tampak depan Gambar 3.6 Sketsa bentuk mobile robot tampak atas

6 31 Sistem yang akan dikontrol disini adalah untuk mengendalikan arah mobile robot dengan menggunakan komunikasi bluetooth, mobile robot supaya bisa menelusuri jalurnya. Mobile Robot tersebut menggunakan empat buah roda, dimana roda 1 dan 2 berfungsi sebagai penggerak lajunya robot dan roda 3 dan 4 sebagai pengarah. Perencanaan penggerak pada robot digunakan dua buah. Motor DC yang dihubungkan ke roda 1 dan 2. Putaran motor akan menyebabkan roda berputar, sehingga robot dapat berjalan pada jalurnya, dan roda 3 dan 4 (caster ball) sebagai penopang dari tubuh robot agar robot tidak jatuh saat bergerak. Dan untuk mengambil serta memindahkan benda digunakan lengan robot yang sudah jadi (ROBOT ARM MR 999E). Gambar 3.7 Robot ARM MR 999E Pemilihan bahan yang dipakai untuk membentuk badan robot, pada perancangan badan robot ini tidak dapat ditekuk. Untuk perancangan badan robot ini dibuat dari bahan acrilic, yang dibentuk dan dirancang sedemikian rupa sehingga badan robot ini dapat menahan berat lengan robot. Badan robot menggunakan bahan acrilic dengan ketebalan 0,2 cm dan 0,5 cm,dengan ukuran seperti pada gambar diatas.

7 32 Mobile Robot yang dirancang Menggunakan 2 buah motor DC Planetary Gear Box Set produksi TAMIYA yang berperan untuk menggerakan roda pada mobile robot. Gambar 3.8 Motor DC PLANETARY GEARBOX SET Gambar 3.9 Perbandingan Gear Motor DC PLANETARY GEARBOX SET Motor adalah mesin yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi mekanik atau gerak, dimana tenaga gerak itu merupakan putaran pada rotor. Suatu motor DC mempunyai pengertian dimana sebuah mekanisme suatu motor merupakan sistem automatic dalam mengendalikan sumber daya ke suatu beban mekanik (Semakin beban nya besar maka secara otomatis motor DC mengambil daya semakin besar). Pada kemasannya tidak tertera spesifikasi dari motor tersebut. Untuk mengetahui ratting arus pada motor yaitu dengan test, test yang

8 33 dilakukan dengan menghubungkan resistor 10 Ω pada salah satu terminal dan pengukuran tegangan dilakukan pada resistor. Hasil pengukuran adalah Motor bergerak tanpa beban (diangkat) didapat 5,18 V (518 ma). Motor bergerak dilantai tanpa lengan robot didapat 5,09 V (509mA). Motor bergerak dilantai dengan lengan didapat 4,94 V (494 ma). Motor tidak bergerak 1,2 V (120 ma) Mobile Robot yang dirancang menggunakan 2 buah roda yang berperan untuk menentukan arahnya dan 2 buah ball bearing yang berfungsi untuk mengikuti arah Mobile Robot bergerak. Gambar 3.10 Wheel Set Gambar 3.11 Caster Ball Dua roda pada gambar 3.9 merupakan roda produksi Tamiya dengan ukuran diameter 5 cm yang terbuat dari bahan karet, sedangkan pada gambar 3.10 merupakan roda ball bearing dengan ukuran 1 cm dan tinggi 3.7 cm, yang dapat melakukan perputaran bebas sehingga pada waktu Mobile Robot berbelok gesekan yang dihasilkan lebih kecil sehingga tidak menambah beban pada Mobile Robot.

9 34 Berikut ini adalah gambar dari pergerakan roda yang dapat dilakukan oleh Mobile Robot : Gambar 3.12 Pergerakan roda bergerak maju Untuk pergerakan maju maka kedua roda tersebut akan berputar maju dengan kecepatan yang sama.ini dikarenakan kedua motor DC yang dipakai pada Mobile Robot mempunyai jenis yang sama. Untuk berbelok ke kanan maka roda kiri berputar maju dan roda kanan diam, sebaliknya untuk berbelok ke kiri maka roda kanan berputar maju dan roda kiri diam. Gambar 3.13 Pergerakan roda belok kanan dan kiri

10 35 Untuk mutar kekiri secara ditempat maka roda kanan berputar maju dan roda kiri berputar mundur dengan kecepatan yang sama, dan sebaliknya untuk mutar kekanan secara ditempat maka roda kanan berputar mundur dan roda kiri berputar maju dengan kecepatan yang sama. Gambar 3.14 Pergerakan roda mutar kiri dan mutar kanan Perancangan Perangkat Keras Rangkaian elektronika dari robot ini terdiri dari beberapa blok. Dimana diagram blok tersebut seperti gambar Gambar 3.15.

11 36 Gambar 3.15 Diagram Blok mobile Robot Gambar 3.16 Tata letak Rangkaian

12 37 Sesuai dengan diagram Mobile Robot diatas, perancangan mobile robot dibagi ke dalam modulmodul sebagai berikut : Modul AVR 8535L yang berperan sebagai pusat pengendali pada mobile Robot. Modul driver motor yang berfungsi menggerakan motor DC. Modul bluetooth yang berfungsi sebagai media untuk dapat berkomunikasi antara mobile robot dengan PC. Modul lengan robot ARM MR999E untuk mengambil serta memindahkan barang. Modul Wirelles camera untuk melihat benda yang akan diambil dari komputer. Modul Regulator yang berfungsi menyediakan catu daya bagi mobile robot sesuai kebutuhan. Gamepad berfungsi untuk mengendalikan gerak dari robot Modul Pengendali Setelah rancangan sistem mekanik robot dan peletakan lengan robot serta motor DC, maka selanjutnya adalah merancang modul pengendali yang digunakan untuk mengendalikan pergerakan robot.

13 38 Gambar skematik rangkaian : Gambar 3.17 Skematik Rangkaian modul AVR Modul pengendali ini menggunakan sebuah mikrokontroller ATMEGA 8535L yang memiliki 40 pin dengan intruksi 8 bit. Modul AVR terdiri dari sebuah microntroler U1 ATMEGA 8535, rangkaian pembangkit pulsa, dan rangkaian reset. Dalam perancangan ini output yang digunakan 14 pin. Dimana portport yang digunakan dalam IC ini adalah: PC 0 sampai port PC 3 : rangkaian driver motor untuk mengontrol gerakan motor DC pada mobile robot. PC 6, PC 7 : rangkaian driver motor untuk mengontrol gerakan motor Grip pada lengan robot.

14 39 PA 0, PA 1 : rangkaian driver motor untuk mengontrol gerakan motor Elbow pada lengan robot. PA 2, PA 3 : rangkaian driver motor untuk mengontrol gerakan motor Wrirst pada lengan robot. PA 4, PA 5 : rangkaian driver motor untuk mengontrol gerakan motor Shoulder pada lengan robot. PA 6, PA 7 : rangkaian driver motor untuk mengontrol gerakan motor Base pada lengan robot. PD 0 (RXD), PD 1 (TRX) : Port untuk mengirim dan menerima data dari pc dengan komunikasi bluetooth. Cara kerja rangkaian : Perancangan mikrokontroller yang digunakan ber default low, pin reset pada (S1) aktif low (aktif jika diberikan tegangan low). Bila tombol ditekan maka tegangan low akan membuat pin reset aktif. Rangkaian reset terdiri dari sebuah pushbutton yang terhubung dengan ground, rangkaian reset dapat dilihat dibawah ini : Gambar 3.18 Rangkaian Reset pada AVR Perlu diketahui bahwa pin reset pada ATMEGA 8535L adalah active low, sehingga saat saklar ditekan maka tegangan low (ground) akan masuk ke dalam ATMEGA 8535L. Pemberian pulsa clok pada mikrokontroller menggunakan kistal dengan ukuran 4,00 MHz. Rangkaian pembangkit pulsa clock terdiri dari

15 40 sebuah kristal yang mempunyai frekuensi 4,00MHz dan 2 buah kapasitor yang bernilai 22 pf. Rangkaian pembangkit pulsa clock dapat dilihat dibawah ini : Gambar 3.19 Rangkaian Pembangkit pulsa Clock pada AVR Pin XTAL1 dan XTAL2 pada AVR, masingmasing dihubungkan pada sebuah kapasitor. Kristal berfungsi membangkitkan frekuensi sebesar 4,00 MHz, sedangkan besarnya kapasitor dipilih untuk menjaga stabilitas frekuensi. Sedangkan untuk mengaktifkan mikrokontroller, diperlukan catu daya sebesar 5 Volt DC. Untuk mendapatkan tegangan sebesar 5 Volt tersebut, maka diperlukan sebuah IC regulator, yaitu IC regulator Rangkaian Regulator dapat dilihat dibawah ini : Gambar 3.20 Rangkaian Regulator IC regulator 7805 berfungsi sebagai penurun tegangan, sehingga tegangan yang keluar sebesar +5 Volt, kapasitor non polar pada regulator berfungsi sebagai penghilang efek ripple. Penulisan program ke mikrokontroller didownload dari Pc melalui port parallel dengan konektor DB 25 pada PC.

16 41 Gambar 3.21 ISP Pada AVR Untuk penulisan program ke AVR digunakan pin MOSI, MISO, SCK, RST, GND, dengan menggunakan program codevision. Port TX dan RX digunakan untuk mengirim data dari PC ke AVR 8535L dengan mengunakan Bluetooth blueradios Modul Driver Motor Pengontrolan motor DC menggunakan sebuah IC driver L298n yang dapat mengontrol dua buah motor dalam satu IC, pengontrolan dilakukan dengan memberikan sinyal pulsa ke driver motor yang mana merupakan pengontrol hidup matinya gerak motor, untuk mengaktifkan driver motor dibutuhkan catu daya sebesar 5 Volt dan untuk menjalankan motor DC driver ini memerlukan catudaya sebesar 6 Volt. IC driver ini memungkinkan pengendalian dari motor yang lebih mudah karena mempunyai fungsi fungsi pengendalian yang sudah terintegrasi, yaitu : Enable Berfungsi untuk pengaktifan motor, apabila motor dalam keadaan diam maka motor dapat dimatikan untuk menghemat sumber batere yang digunakan. Current Sensing

17 42 Berfungsi untuk sistem pengamanan darurat, apabila dalam keadaan tertentu motor menerima beban atau arus yang berlebih maka IC akan mengirimkan sinyal sebagai tanda bahwa terjadi kesalahan atau beban berlebih, fungsi ini dapat digunakan sebagai feedback otomatis dalam pengendalian motor agar motor akan langsung mati apabila terjadi kelebihan beban sehingga motor tidak rusak. Cara kerja dari driver motor sebagai berikut : Pin enable diaktifkan dan motor akan langsung berjalan sesuai dengan sinyal yang diberikan output atau arah putaran dari motor sepenuhnya kepada logic yang diberikan kepada pinpin input logic dan arah putaran dari motor sebagai berikut : Tabel 3.1 Logic Driver motor

18 43 Gambar 3.22 Block Diagram L298n Transistor yang berada pada pin current sensing berfungsi untuk mengetahui apakah motor dalam keadaan kelebihan arus atau beban, apabila terjadi kelebihan arus atau beban maka pin current sensing akan berada dalam logic HIGH, logic ini akan mengaktifkan transistor dan output dari transistor mengeluarkan logic LOW. Transistor kedua berfungsi sebagai kontrol tambahan, apabila dalam keadaan normal ingin mematikan fungsi current sensing maka logic HIGH dikirimkan kedalam transistor dan current sensing mode akan dimatikan. Gambar 3.23 Skematik Modul Driver Motor

19 44 Mobile Robot menggunakan 1 buah driver motor l298n dan untuk lengan robot menggunakan 3 buah driver motor l298n. IC l298n ini dapat menggerakan motor DC dengan arus maksimal sampai 3 A. Modul driver motor ini menggunakan 2 buah H bridge dioda IN4001,masing masing motor memerlukan 4 buah dioda. Dioda ini berguna untuk mencegah masuknya arus balik dalam tegangan logic. Pada pin enable IC L293N diberi tegangan High sebesar <Vss untuk mengaktifkan channel driver, sedangkan pin input dihubungkan ke port ATMEGA 8535L. Trimpot 100 untuk mengatur kecepatan pergerakan motor, semakin hambatannya besar maka laju motor akan semakin lambat dan sebaliknya semakin hambatannya kecil maka semakin cepat laju putaran motor. Untuk mengatur besar hambatan putar kekanan pada trimpot maka akan menghasilkan hambatan yang besar dan sebaliknya untuk mengatur kecilnya hambatan maka putar ke kiri pada trimpotnya Modul Catu Daya Modul catu daya pada Mobile Robot menggunakan battery sebanyak 2 buah, battery sebesar 6 volt sebagai sumber tegangan untuk menggerakan mobile robot dan lengan robot, dan 1 buah battery sebesar 9 volt digunakan sebagai sumber tegangan Vs pada modul driver motor, AVR, Bluetooth.

20 45 Gambar 3.24 Modul Regulator IC regulator 7805 digunakan sebagai penurun tegangan, sehingga tegangan yang keluar sebesar +5 Volt, kapasitor non polar pada regulator berfungsi sebagai penghilang efek ripple Modul Bluetooth Mobile Robot memerlukan suatu media untuk dapat berkomunikasi dengan PC, oleh sebab itu digunakan jalur komunikasi serial dalam bentuk modul bluetooth. Bluetooth adalah suatu teknologi komunikasi wireless yang memanfaatkan frekuensi radio 2.4 GHz untuk menghubungkan perangkatperangkat secara terpisah. Pada modul Bluetooth sudah terdapat tranceifer dan receiver. Modul Bluetooth yang digunakan Blueradios Bluetooth dan usb bluetooth yang siap pakai. Gambar 3.25 USB Bluetooth

21 46 Bluetooth dirancang untuk mendukung aplikasi layanan data dan suara. Karakteristik dari teknologi Bluetooth dapat dilihat pada tabel.3.1 Tabel 3.2 Karakteristik Bluetooth Karakteristik Deskripsi Physical Layer Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS) Frequency Band 2,4 2,4835 GHz Kecepatan data 1 Mbps (raw) Jangkauan Sekitar 10 meter dan dapat diperluas sampai 100 meter Throughput ~ 720 kbps Kelebihan Tanpa kabel, Sinyal dapat menembus halangan, Biaya relatif murah, Berdaya rendah, dan Hardware yang relatif kecil. Kekurangan Kemungkinan terjadinya interferensi dengan teknologi lain. Kecepatan data relatif rendah. Bluetooth memungkinkan alat alat ini berkomunikasi satu sama yang lain apabila berada pada jarak jangkauan. Bluetooth menggunakan komunikasi radio, sehingga komunikasi dapat dilakukan walaupun tidak dalam line of sight. Bluetooth terbagi menjadi 3 kelas, pembagian kelas ini berdasar pada besar daya yang dipakai dan kekuatan sinyal yang dihasilkan. Tabel 3.3 Kelas kelas Bluetooth USB Gamepad Untuk mengontrol mobile robot maka diperlukan suatu media yang dapat menentukan arah pergerakan robot, oleh sebab itu diperlukan Gamepad Gamepad sebagai media input untuk melakukan pengontrolan terhadap arah pergerakan robot. Gamepad dikoneksikan ke komputer melalui port usb. Untuk

22 47 mengetahui adanya inputan melalui gamepad, digunakan Microsoft Windows API (application programming interface). API berfungsi sebagai jembatan antara driver hardware (dalam hal ini gamepad) dengan programmer. Sehingga programmer hanya perlu mengetahui bagaimana cara untuk mengambil inputan yang akan diberikan oleh user melalui gamepad ke PC. Caranya adalah dengan mengakses file winmm.dll yang disebut juga Windows Multimedia API. Ada 3 variabel penting bagi gamepad yang akan diambil dari winmm.dll yaitu variabel X, Y dan tombol. ( Gambar 3.26 layout tombol dari gamepad

23 48 Adapun fungsi tombol pada gamepad dibagi atas 2 yaitu pergerakan mobile robot dan pergerakan lengan robot: 1. Pergerakan mobile robot Tombol arah atas = untuk menggerakan mobile robot maju. Tombol arah bawah = untuk menggerakan mobile robot mundur. Tombol arah kanan = untuk melakukan gerakan berputar ke arah kanan dengan cara roda kanan diam sedangkan roda kiri berputar maju. Tombol arah kiri = untuk melakukan gerakan berputar ke arah kiri dengan cara roda kiri diam sedangkan roda kanan berputar maju. Tombol 9 = untuk melakukan gerakan berputar di tempat ke arah kiri. Tombol 10 = untuk melakukan gerakan berputar di tempat ke arah kanan. Gambar 3.27 layout pergerakan dari lengan robot

24 49 2. Pergerakan lengan robot Tombol 1 = untuk menggerakan joint P1 berputar ke arah kanan. Tombol 1 + L1 = untuk menggerakan joint P1 berputar ke arah kiri. Tombol 2 = untuk menggerakan joint P2 ke arah atas. Tombol 2 + L1 = untuk menggerakan joint P2 ke arah bawah. Tombol 3 = untuk menggerakan joint P3 ke arah atas. Tombol 3 + L1 = untuk menggerakan joint P3 ke arah bawah. Tombol 4 = untuk menggerakan joint P4 berputar ke arah kanan. Tombol 4 + L1 = untuk menggerakan joint P4 berputar ke arah kiri. Tombol R1 = untuk menutup grip. Tombol R2 = untuk membuka grip Modul Wireless Camera 1/3 CMOS Camera yang digunakan untuk melihat benda berupa camera wireless cmos dengan ukuran 1/3. Gambar 3.28 Modul wireless Camera Camera ini di tempatkan dibawah mobile robot agar dapat melihat benda yang terletak dibawah mobile robot. Dengan specification :

25 50 Transmission Power 50 mw Modulation Mode FM BandWidth 20 MHz Power Supply 8 Vdc Consumption Current 80 & 120 ma Perancangan Software Setelah melakukan perancangan hardware, maka untuk menjalankan hardware tersebut diperlukan suatu program, program ini nantinya akan digunakan untuk mengendalikan pergerakan motor DC. Dengan menggunakan software codevision, yang selanjutnya setelah melalui kompilasi akan ditulis ke dalam mikrokontroller melalui writer. Penulisan ke dalam mikrokontroller ini menggunakan sebuah kabel serial yang dihubungkan kecomputer port paralel PC (DB 25).

26 51 Gambar 3.29 Diagram alir pergerakan motor

27 A B 52 If tombol joypad arah kiri ya ditekan tidak If tombol joypad arah kanan ditekan tidak If tombol joypad arah ya atas ditekan tidak If tombol joypad arah bawah ditekan tidak If tombol joypad 9 ya ditekan tidak If tombol joypad 10 ditekan tidak If tombol arah joystick tidak ya ada yang ditekan tidak If tombol joypad tidak ada yang ditekan Motor kanan maju ya Motor kanan dan kiri maju ya Motor kanan maju, motor kiri mundur ya Motor stop bergerak ya Motor kiri maju Motor kanan dan kiri mundur Motor kiri maju, motor kanan mundur Motor lengan stop bergerak Gambar 3.30 Lanjutan diagram alir pergerakan motor Dibawah ini daftar reaksi yang akan dilakukan oleh robot apabila tombol pada gamepad ditekan ditekan: Jika tombol gamepad 1 ditekan maka motor lengan 1 akan bergerak kekanan. Jika tombol gamepad L1 + 1 ditekan maka motor lengan 1 akan bergerak kekiri. Jika tombol gamepad 2 ditekan maka motor lengan 2 akan bergerak ketas. Jika tombol gamepad L1 + 2 ditekan maka motor lengan 2 akan bergerak kebawah.

28 53 Jika tombol gamepad 3 ditekan maka motor lengan 3 akan bergerak keatas. Jika tombol gamepad L1 + 3 ditekan maka motor lengan 3 akan bergerak kebawah. Jika tombol gamepad 4 ditekan maka motor lengan 4 akan bergerak kekanan. Jika tombol gamepad L1 + 4 ditekan maka motor lengan 4 akan bergerak kekiri. Jika tombol gamepad R1 ditekan maka motor lengan 5 akan bergerak membuka. Jika tombol gamepad R2 ditekan maka motor lengan 5 akan bergerak menutup. Jika tombol gamepad Arah kiri ditekan maka motor kanan maju. Jika tombol gamepad Arah Kanan ditekan maka motor kiri maju. Jika tombol gamepad Arah atas ditekan maka motor kanan dan kiri maju. Jika tombol gamepad Arah bawah ditekan maka motor kanan dan kiri mundur. Jika tombol gamepad 9 ditekan maka motor kanan maju dan motor kiri mundur. Jika tombol gamepad 10 ditekan maka motor kanan mundur dan motor kiri maju. Jika arah gamepad tidak ada yang ditekan maka motor stop bergerak. Jika arah gamepad tidak ada yang ditekan maka motor stop bergerak. Pada program ini akan terus menerus memeriksa apakah tombol ditekan atau tidak.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Proses pengendalian mobile robot dan pengenalan image dilakukan oleh microcontroller keluarga AVR, yakni ATMEGA

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROTOTIPE KONTROL MOBILE ROBOT PEMINDAH BENDA

PERANCANGAN PROTOTIPE KONTROL MOBILE ROBOT PEMINDAH BENDA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Komputer Program Studi Sistem Digital dan Robotika dan Otomasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2006 / 2007 PERANCANGAN PROTOTIPE KONTROL MOBILE ROBOT

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT 3.1. Perancangan Sistem Secara Umum bawah ini. Diagram blok dari sistem yang dibuat ditunjukan pada Gambar 3.1 di u(t) + e(t) c(t) r(t) Pengontrol Plant

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai prinsip kerja rangkaian yang disusun untuk merealisasikan sistem alat, dalam hal ini Bluetooth sebagai alat komunikasi penghubung

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK BAB IV METODE KERJA PRAKTEK sebagai berikut : Metode yang digunakan dalam pengerjaan kerja praktek ini adalah 1. Wawancara, yaitu bertanya secara langsung kepada asisten laboratorium mikrokontroler untuk

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Pada bab ini akan membahas proses yang akan dilakukan terhadap alat yang akan dibuat, mulai dari perancangan pada rangkaian hingga hasil jadi yang akan difungsikan.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pelaksanaan dari perancangan telah dibuat dan dijelaskan pada Bab 3, kemudian perancangan tersebut diimplementasi ke dalam bentuk yang nyata (secara hardware).hasil implementasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan aplikasi dengan menggunakan metodologi perancangan prototyping, prinsip kerja rangkaian berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Rancangan Sistem Secara Keseluruhan Pada dasarnya Pengebor PCB Otomatis ini dapat difungsikan sebagai sebuah mesin pengebor PCB otomatis dengan didasarkan dari koordinat

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan dari prototype yang dibuat, yaitu konsep dasar alat, diagram blok, perancangan elektronika yang meliputi rangkaian rangkaian elektronika

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi jari animatronik berbasis mikrokontroler ini menggunakan beberapa metode rancang bangun yang pembuatannya terdapat

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras Sistem perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh blok diagram berikut: Computer Parallel Port Serial Port ICSP Level

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Nur Hudi, Lestari; Robot Omni Directional Steering Berbasis Mikrokontroler ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Abstrak: Robot Omni merupakan seperangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pembersih lantai otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Gambaran Umum Merupakan alat elektronika yang memiliki peranan penting dalam memudahkan pengendalian peralatan elektronik di rumah, kantor dan tempat lainnya.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dengan memahami konsep dasar dari sistem meteran air digital yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yang mencakup gambaran sistem, prinsip kerja sistem dan komponen komponen

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi wajah animatronik berbasis mikrokontroler ini menggunakan beberapa metode rancang bangun yang pembuatannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan BAB III MEODE PENELIIAN DAN PERANCANGAN SISEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan robot pengantar makanan berbasis mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan membahas prinsip kerja rangkaian yang disusun untuk merealisasikan sistem alat, dalam hal ini potensiometer sebagai kontroler dari motor servo, dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. dari pembuatan alat yang meliputi perancangan hardware dan perancangan

BAB III PERANCANGAN SISTEM. dari pembuatan alat yang meliputi perancangan hardware dan perancangan BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini penulis akan membahas perancangan yang merupakan proses dari pembuatan alat yang meliputi perancangan hardware dan perancangan software. Dimana perancangan software

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 83 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Tujuan Pengujian Pengujian yang akan dilakukan untuk mengetahui apakah sistem sudah berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pengujian dilakukan pada beberapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015. 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul 19 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Perancangan Perancangan merupakan tata cara pencapaian target dari tujuan penelitian. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sudah menjadi trend saat ini bahwa pengendali suatu alat sudah banyak yang diaplikasikan secara otomatis, hal ini merupakan salah satu penerapan dari perkembangan teknologi dalam

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV Pengujian Alat dan Analisa BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4. Tujuan Pengujian Pada bab ini dibahas mengenai pengujian yang dilakukan terhadap rangkaian sensor, rangkaian pembalik arah putaran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. eletronis dan software kontroler. Konstruksi fisik line follower robot didesain

BAB III PERANCANGAN ALAT. eletronis dan software kontroler. Konstruksi fisik line follower robot didesain BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Konstruksi Fisik Line Follower Robot Konstruksi fisik suatu robot menjadi dasar tumpuan dari rangkaian eletronis dan software kontroler. Konstruksi fisik line follower robot

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain:

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain: BAB III METODE PENELITIAN Dalam pembuatan kendali robot omni dengan accelerometer dan keypad pada smartphone dilakukan beberapa tahapan awal yaitu pengumpulan data yang diperlukan dengan beberapa cara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut adalah gambar blok diagram :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut adalah gambar blok diagram : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Berikut adalah gambar blok diagram : Push Button Call dan stop LCD ATMega8 ATMega8 LED Buzzer RXD Modul bluetooth HM-10 TXD Modul bluetooth HM-10 Gambar 3.1

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 22 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan keseluruhan dari sistem atau alat yang dibuat. Secara keseluruhan sistem ini dibagi menjadi dua bagian yaitu perangkat keras yang meliputi komponen

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Yang Dirancang Pada dasarnya alat yang dibuat ini adalah untuk melakukan suatu transfer data karakter menggunakan gelombang radio serta melakukan pengecekan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan sistem keamanan pada kendaraan roda dua menggunakan sidik jari berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Perancangan dan pembuatan alat merupakan bagian yang terpenting dari seluruh pembuatan tugas akhir. Pada prinsipnya perancangan dan sistematik yang baik akan memberikan kemudahan-kemudahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 36 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari tugas akhir ini yaitu akan membuat sebuah mobile Robot

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari tugas akhir ini yaitu akan membuat sebuah mobile Robot BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Pengembangan Tujuan dari tugas akhir ini yaitu akan membuat sebuah mobile Robot yang mampu membantu manusia dalam mendeteksi kebocoran gas. Robot ini berperan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah. BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Sebelum melakukan implementasi diperlukan perancangan terlebih dahulu untuk alat yang akan di buat. Berikut rancangan alat Alarm rumah otomatis menggunakan mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan dari penelitian ini yaitu membuat suatu alat yang dapat mengontrol piranti rumah tangga yang ada pada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik gorden dan lampu otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS 3.1. Spesifikasi Perancangan Perangkat Keras Secara sederhana, perangkat keras pada tugas akhir ini berhubungan dengan rancang bangun robot tangan. Sumbu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros 46 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penggerak Poros Ulir Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros ulir sebagai pengubah gaya puntir motor menjadi gaya dorong pada meja kerja

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat BAB III PERANCANGAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai perancangan dan realisasi sistem bagaimana kursi roda elektrik mampu melaksanakan perintah suara dan melakukan pengereman otomatis apabila

Lebih terperinci

USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA USER MANUAL PALANGAN KERETA API OTOMATIS MATA DIKLAT : SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA SISWA KELAS XII TAHUNAJARAN 2010/2011 JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG CREW 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan dan pembuatan dilaksanakan di laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Perancangan Simulasi pengendali pintu gerbang Melalui media Bluetooth pada Ponsel bertujuan untuk membuat sebuah prototype yang membuka, menutup

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pintu gerbang otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT 32 BAB III PERANCANGAN ALAT Penelitian untuk perencanaan dan pembuatan GERBANG OTOMATIS BERBASIS ARDUINO DAN ANDROID MELALUI KONEKSI BLUETOOTH ini didahului dengan mempelajari dan meneliti permasalahan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Modul Sensor Warna (TCS 3200) Driver H Bridge Motor DC Conveyor Mikrokont roller LCD ATMega 8535 Gambar 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras 29 30 Keterangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan alat simulasi Sistem pengendali lampu jarak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN Setelah perancangan alat selesai, selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pengujian dan analisa alat yang bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan dalam perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu.

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu. BAB III PERANCANGAN Pada bab tiga akan diuraikan mengenai perancangan sistem dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada Data Logger Parameter Panel Surya. Dimulai dari uraian cara kerja

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT DAN IMPLEMENTASI

BAB III PEMBUATAN ALAT DAN IMPLEMENTASI BAB III PEMBUATAN ALAT DAN IMPLEMENTASI Perancangan alat pada tugas akhir ini meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Langkah perancangan yang pertama kali dilakukan adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan Alat Pengaduk Adonan Kue ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT Ripki Hamdi 1, Taufiq Nuzwir Nizar 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer Unikom, Bandung 1 qie.hamdi@gmail.com, 2 taufiq.nizar@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah :

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah : BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah : 1. Menentukan tujuan dan kondisi pembuatan simulasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISEM 3.1. Perancangan Perangkat Keras Blok diagram yang dibuat pada perancangan tugas akhir ini secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.1. Keypad Sensor 1 Sensor 2 Sensor 3

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. terpisah dari penampang untuk penerima data dari sensor cahaya (LDR) dan modul yang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. terpisah dari penampang untuk penerima data dari sensor cahaya (LDR) dan modul yang 31 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Sistem yang di rancang terdiri dari 2 bagian utama, yaitu bagian yang diletakkan terpisah dari penampang untuk penerima data dari sensor cahaya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 30 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Dalam membuat suatu alat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana cara merancang sistem yang akan diimplementasikan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

Crane Hoist (Tampak Atas)

Crane Hoist (Tampak Atas) BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI 4.1. Simulator Alat Kontrol Crane Hoist Menggunakan Wireless Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol mesin crane hoist menggunakan wireless berbasis

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Rancangan Mesin Panjang Terpal PUSH BUTTON. ATMega 128 (Kendali Kecepatan Motor Dua Arah)

BAB IV PEMBAHASAN Rancangan Mesin Panjang Terpal PUSH BUTTON. ATMega 128 (Kendali Kecepatan Motor Dua Arah) BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Masalah Dalam proses produksi hal yang paling menonjol untuk menghasilkan suatu barang produksi yang memiliki kualitas yang bagus adalah bahan dan mesin yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam

Lebih terperinci

PENGONTROL ROBOT. Dosen : Dwisnanto Putro, S.T, M.Eng. Published By Stefanikha69

PENGONTROL ROBOT. Dosen : Dwisnanto Putro, S.T, M.Eng. Published By Stefanikha69 PENGONTROL ROBOT Dosen : Dwisnanto Putro, S.T, M.Eng Pengontrol Pengendali atau Pengontrol merupakan suatu instrument atau alat yang berfungsi untuk mengendalikan sesuatu yang akan dikendalikan. Pengendali

Lebih terperinci

Perancangan Dan Pembuatan Robot Beroda Dan Berlengan Yang Dilengkapi Dengan Kamera Video Berbasis Mikrokotroler AT89S51

Perancangan Dan Pembuatan Robot Beroda Dan Berlengan Yang Dilengkapi Dengan Kamera Video Berbasis Mikrokotroler AT89S51 Perancangan Dan Pembuatan Robot Beroda Dan Berlengan Yang Dilengkapi Dengan Kamera Video Berbasis Mikrokotroler AT89S51 Ary Herisaputra, F. Yudi Limpraptono, I Komang Somawirata Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci

BAB III RANGKAIAN PENGENDALI DAN PROGRAM PENGENDALI SIMULATOR MESIN PEMBEGKOK

BAB III RANGKAIAN PENGENDALI DAN PROGRAM PENGENDALI SIMULATOR MESIN PEMBEGKOK BAB III RANGKAIAN PENGENDALI DAN PROGRAM PENGENDALI SIMULATOR MESIN PEMBEGKOK Pada bab ini dibahas tentang perangkat mekanik simulator mesin pembengkok, konstruksi motor DC servo, konstruksi motor stepper,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Definisi Perancangan Perancangan adalah proses menuangkan ide dan gagasan berdasarkan teoriteori dasar yang mendukung. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara pemilihan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian dan Analisis Pengujian ini bertujuan untuk mengukur fungsional hardware dan software dalam sistem yang akan dibangun. Pengujian ini untuk memeriksa fungsi dari

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... i ABSTRAKSI... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiv DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... xv BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Pengatur Scoring Digital Wireless Futsal Berbasis Mikrokontroller AVR ATMEGA8. Perancangan rangkaian pengatur scoring digital untuk mengendalikan score,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Lampung. 30 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Maret 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci