BAB III ANALISIS. Pada tahap analisis, dilakukan penguraian terhadap topik penelitian untuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISIS. Pada tahap analisis, dilakukan penguraian terhadap topik penelitian untuk"

Transkripsi

1 BAB III ANALISIS Pada tahap analisis, dilakukan penguraian terhadap topik penelitian untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi proses-prosesnya serta kebutuhan yang diperlukan agar dapat diusulkan suatu solusi untuk diterapkan pada tahap perancangan. Penjabaran tahap analisis akan dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu analisis proses, hasil analisis, dan analisis kebutuhan. 3.1 Analisis Proses Sesuai dengan judul skripsi Aplikasi Pengamanan Dokumen Teks Menggunakan Teknik Enkripsi Rivest-Shamir-Adleman (RSA) dan Kode American Standard Code for Information Interchange (ASCII), maka prosesproses yang akan dianalisis adalah proses pengenkripsian dokumen teks dengan algoritma RSA dan proses pengkodean dengan kode ASCII Enkripsi dan Dekripsi Dokumen Teks dengan Algoritma RSA Pengenkripsian dokumen teks dengan algoritma RSA dilakukan dengan menggunakan perhitungan matematis, baik dalam proses pembangkitan kunci, pengenkripsian pesan, maupun pendekripsian teks. Algoritma RSA didasarkan pada konsep bilangan prima, aritmetika modulo, dan teorema Euler. 37

2 38 Secara ringkas, algoritma RSA terdiri dari tiga bagian, yaitu membangkitkan kunci, enkripsi, dan dekripsi. 1. Algoritma Pembangkitan Kunci a. Pilih dua buah bilangan prima p dan q yang berbeda. b. Hitung n = p q. c. Hitung (n) = (p 1)(q 1). (n) dibaca fungsi phi Euler. d. Pilih integer untuk kunci publik e yang relatif prima terhadap (n). e. Hitung kunci privat d dengan rumus d = (1 + k (n)) / e. Perhitungan dilakukan dengan memasukkan nilai k = 1, 2, 3,, hingga memperoleh nilai d yang bulat. Hasil algoritma di atas adalah pasangan kunci publik (e, n) dan kunci privat (d, n). 2. Algoritma Enkripsi a. Gunakan kunci publik e dan modulus n. b. Pecahkan plain text m ke dalam blok-blok m i sedemikian hingga setiap blok m 1, m 2, merupakan representasi nilai 0 hingga n-1. e c. Setiap blok m i dienkripsikan menjadi blok c i dengan rumus c i = m i mod n. Nilai c i merupakan nilai setiap blok cipher text dari c 1, c 2,, hingga banyak c i yang sama dengan m i. 3. Algoritma Dekripsi a. Gunakan kunci privat d dan modulus n. b. Setiap blok cipher text c i didekripsikan menjadi blok m i dengan rumus m i = c d i mod n.

3 39 Proses membangkitan kunci dengan algoritma RSA adalah: 1. Pilih dua buah bilangan prima yang berbeda, misalkan sebagai bilangan p dan bilangan q. Jaga kerahasiaan kedua bilangan ini. 2. Hitung n yang didapati dari n = p q. Nilai n dapat diumumkan sebab akan digunakan dalam proses enkripsi nanti. 3. Hitung (n) = (p 1) (q 1). Nilai (n) harus dijaga kerahasiaannya. 4. Pilih integer e, yang akan dijadikan sebagai kunci publik. Nilai e harus relatif prima terhadap (n), yaitu jika PBB( (n), e) = Hitung kunci privat d dengan rumus d = (1 + k (n)) / e. Untuk mencari nilai d, cobakan nilai k mulai dari 1, 2, 3,, hingga mendapat nilai d yang bulat. Proses mengenkripsi dokumen teks adalah: 1. Ubah teks yang akan dienkripsi ke dalam bentuk angka. Hal ini dapat dilakukan dengan menentukan perwakilan angka untuk setiap karakter atau dengan menggunakan kode ASCII. 2. Pecahkan angka-angka tersebut ke dalam beberapa bagian, yaitu m 1, m 2, m 3, dan seterusnya. Nilai setiap bagian harus terletak di dalam selang 0 hingga n 1. Nilai n telah dihitung dalam proses pembangkitan kunci sebelumnya. 3. Gunakan kunci publik e dan nilai n untuk mengenkripsi setiap bagian tersebut dengan rumus enkripsi c i = m e i mod n. 4. Hasilnya adalah deretan angka c 1, c 2, c 3, dan seterusnya, yang merupakan cipher text.

4 40 Proses mendekripsi dokumen teks adalah: 1. Gunakan kunci privat d dan nilai n untuk mendekripsi setiap blok cipher text. Pendekripsian dilakukan dengan memasukkan nilai c i dari setiap blok, nilai d, dan nilai n ke dalam rumus m i = c d i mod n. 2. Hasilnya adalah deretan angka m 1, m 2, m 3, dan seterusnya. 3. Ubah angka-angka tersebut kembali menjadi plain text sesuai dengan cara pengubahan sebelumnya, baik dengan penggantian karakter atau dengan kode ASCII Contoh Kasus Enkripsi dan Dekripsi Dokumen Teks dengan Algoritma RSA Andrew dan Bryan akan bertukar dokumen rahasia yang akan dikirim oleh Bryan kepada Andrew. Maka Bryan memerlukan kunci publik Andrew untuk mengenkripsi teks tersebut. Jadi, langkah pertama adalah bagi Andrew untuk membangkitkan kunci publik dan kunci privatnya. Langkah Andrew membangkitkan kunci adalah: 1. Andrew memilih dua buah bilangan prima p dan q. Bilangan yang dipilih adalah p = 13 dan q = Andrew menghitung nilai n dengan n = p q = = Andrew menghitung (n) = (p 1) (q 1) = (13 1) (23 1) = Andrew memilih kunci enkripsi e yang relatif prima dengan 264, dibuktikan dengan PBB(264, e) = 1. Karena PBB (264, 29) = 1, Andrew memilih kunci enkripsi e = 29.

5 41 5. Andrew menghitung kunci dekripsi d dengan d = (1 + k (n)) / e. Andrew mencobakan k = 1, 2, 3,, hingga memperoleh d yang bulat. k = 1, d = (1 + (1 x 264)) / 29 = 9,1379 k = 2, d = (1 + (2 x 264)) / 29 = 18, 2413 k = 3, d = (1 + (3 x 264)) / 29 = 27, 3448 k = 4, d = (1 + (4 x 264)) / 29 = 36, 4482 k = 5, d = (1 + (5 x 264)) / 29 = 45, 5517 k = 6, d = (1 + (6 x 264)) / 29 = 54, 6551 k = 7, d = (1 + (7 x 264)) / 29 = 63, 7586 k = 8, d = (1 + (8 x 264)) / 29 = 72, 8620 k = 9, d = (1 + (9 x 264)) / 29 = 81, 9655 k = 10, d = (1 + (10 x 264)) / 29 = 91, 0689 k = 11, d = (1 + (11 x 264)) / 29 = 100, 1724 k = 12, d = (1 + (12 x 264)) / 29 = 109, 2758 k =13, d = (1 + (13 x 264)) / 29 = 118, 3793 k = 14, d = (1 + (14 x 264)) / 29 = 127, 4827 k = 15, d = (1 + (15 x 264)) / 29 = 136, 5862 k = 16, d = (1 + (16 x 264)) / 29 = 145, 6896 k = 17, d = (1 + (17 x 264)) / 29 = 154, 7931 k = 18, d = (1 + (18 x 264)) / 29 = 163, 8965 k = 19, d = (1 + (19 x 264)) / 29 = Dari proses pembangkitan kunci ini, Andrew mendapat pasangan kunci publik (e = 29, n = 299) dan kunci privat (d = 173, n = 299).

6 42 Andrew memberikan kunci publiknya kepada Bryan agar Bryan dapat menggunakan kunci publik ini untuk mengenkripsi dokumen teks yang akan dikirim. Isi dokumen teks, yang dilambangkan dengan m, adalah 24 Agustus. Berikut langkah Bryan melakukan proses enkripsi: 1. Bryan mengubah m = 24 Agustus ke dalam bentuk angka. Untuk ini, Bryan menggunakan kode ASCII untuk mendapat bentuk desimalnya. Maka m = 24 Agustus akan menjadi Bryan memecahkan m ke dalam blok-blok kecil. m 1 = 50, m 2 = 52, m 3 = 32, m 4 = 65, m 5 = 10, m 6 = 31, m 7 = 17, m 8 = 11, m 9 = 51, m 10 = 16, m 11 = 11, m 12 = 71, m 13 = 15. Nilai setiap blok harus terletak di dalam selang 0 hingga Bryan mengenkripsi setiap blok plain text dengan memasukkan kunci publik Andrew (e = 29, n = 299) ke dalam rumus c i = m e i mod n. c 1 = mod 299 = 215; c 2 = mod 299 = 26; c 3 = mod 299 = 119; c 4 = mod 299 = 130; c 5 = mod 299 = 290; c 6 = mod 299 = 265; c 7 = mod 299 = 296; c 8 = mod 299 = 7; c 9 = mod 299 = 155; c 10 = mod 299 = 87; c 11 = mod 299 = 7; c 12 = mod 299 = 197; c 13 = mod 299 = Cipher text yang dihasilkan adalah: c =

7 43 Bryan mengirim deretan cipher text tersebut kepada Andrew. Untuk dapat membacanya, Andrew harus mendekripsi deretan angka tersebut terlebih dahulu. Langkah-langkah Andrew mendekripsi cipher text adalah: 1. Andrew mendekripsi setiap blok cipher text dengan menggunakan kunci privatnya sendiri (d = 173, n = 299) dan rumus m i = c d i mod n. m 1 = mod 299 = 50; m 2 = mod 299 = 52; m 3 = mod 299 = 32; m 4 = mod 299 = 65; m 5 = mod 299 = 10; m 6 = mod 299 = 31; m 7 = mod 299 = 17; m 8 = mod 299 = 11; m 9 = mod 299 = 51; m 10 = mod 299 = 16; m 11 = mod 299 = 11; m 12 = mod 299 = 71; m 13 = mod 299 = Dari hasil perhitungan di atas, diperoleh bentuk desimal plain text, yaitu , yang dalam sistem pengkodean ASCII berarti m = 24 Agustus. Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa keseluruhan proses enkripsi dan dekripsi dengan algoritma RSA menggunakan perhitungan secara matematis, baik dari proses pembangkitan kunci, hingga enkripsi dan dekripsi pesan. Agar dapat dihitung, teks yang ingin dirahasiakan harus diubah ke dalam bentuk angka terlebih dahulu. Hasil pengenkripsian adalah cipher text yang juga merupakan deretan angka.

8 Pengkodean Teks dengan Kode ASCII Pengkodean teks dengan kode ASCII dilakukan sesuai dengan tabel karakter ASCII. Yang perlu dilakukan dalam pengkodean ini hanya mengubah setiap karakter dari teks ke dalam sistem pengkodean ASCII. Untuk membaca teks asli, cukup mengubah kode-kode tersebut menjadi karakter-karakter yang sesuai. Dalam pengkodean dengan kode ASCII, yang digunakan adalah karakter dengan nilai desimal 32 hingga 255. Karakter untuk nilai desimal 0 hingga 31 adalah karakter kontrol yang tidak dapat ditampilkan. Akan tetapi beberapa karakter di antara nilai desimal 32 hingga 255 juga tidak dapat ditampilkan sehingga tidak dapat digunakan dalam proses pengkodean, seperti karakter dengan nilai 127 yang mewakili DEL pada keyboard. Proses pengkodean adalah: 1. Membandingkan setiap karakter dalam teks dengan tabel karakter ASCII. 2. Menuliskan karakter-karakter tersebut ke dalam bentuk desimal sesuai dengan tabel ASCII. Untuk mengembalikannya menjadi teks asal, maka langkahlangkahnya adalah: 1. Memecahkan kode tersebut ke dalam bagian-bagian yang sesuai agar dapat diubah ke dalam karakter menurut tabel ASCII. 2. Ubah angka-angka tersebut ke dalam karakter sesuai dengan tabel karakter ASCII.

9 Contoh Kasus Mengkodekan Teks dengan Kode ASCII Bryan mengirim dokumen teks rahasia kepada Andrew. Isi dari dokumen tersebut adalah 24 Agustus. Langkah-langkah Bryan mengkodekan teks tersebut adalah: 1. Bryan membandingkan setiap karakter dalam teks tersebut dengan tabel karakter ASCII hingga mendapatkan hasil: 2 = 50; 4 = 52; spasi = 32; A = 65; g = 103; u = 117; s = 115; t = 116; u = 117; s = Jadi, hasil pengkodeannya adalah Deretan angka ini dikirim Bryan kepada Andrew. Untuk dapat membacanya, Andrew harus mengembalikannya ke teks asli. Langkah-langkah yang digunakan Andrew adalah: 1. Dari deretan angka , Andrew harus memecahkannya ke bagian-bagian kecil yang memungkinkan agar dapat diubah ke bentuk simbol menurut kode ASCII. Deretan angka tersebut dipisahkan menjadi Andrew membandingkan angka-angka tersebut dengan tabel ASCII. 50 = 2; 52 = 4; 32 = spasi; 65 = A; 103 = g; 117 = u; 115 = s; 116 = t; 117 = u; 115 = s. 3. Berdasarkan tabel karakter ASCII, teks awal adalah 24 Agustus. Setiap karakter diubah sesuai dengan kode ASCII. Hasil pengodean dapat berupa deretan angka, atau gabungan dari abjad, angka dan simbol. Karena itu, kode ASCII dapat digunakan dalam pengodean simbol, abjad, dan angka.

10 Analisis SWOT Terhadap Enkripsi dan Dekripsi dengan Algoritma RSA Analisis SWOT adalah suatu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah. 1. Strengths (kekuatan): a. Keamanan algoritma RSA terletak pada susahnya memfaktorkan nilai n menjadi faktor prima untuk menghitung nilai kunci dekripsi d. b. Dekripsi cipher text menjadi teks asli memerlukan nilai d yang benar. 2. Weaknesses (kelemahan): a. Keseluruhan algoritma RSA menggunakan perhitungan yang rumit. b. Kemungkinan terjadinya kekeliruan dalam perhitungan yang ada. 3. Opportunities (peluang): a. Menggabungkan algoritma RSA dengan kode ASCII. b. Otomasi semua proses perhitungan, enkripsi, dan dekripsi. 4. Threats (ancaman): a. Pengumuman kunci publik untuk enkripsi dapat diganggu pihak luar. b. Jika nilai d diketahui, maka cipher text dapat didekripsi. 5. Strengths to Opportunities a. Dengan menggabungkan algoritma RSA dengan kode ASCII, hasil enkripsi akan berupa gabungan dari angka, abjad, dan simbol. b. Otomasi dapat meningkatkan efisiensi proses enkripsi dan dekripsi. 6. Strengths to Threats a. Susahnya memfaktorkan nilai n menjamin keamanan kunci dekripsi d. b. Kerahasiaan teks asli dapat dijaga selama nilai d tidak diketahui.

11 47 7. Weaknesses to Opportunities a. Seluruh proses perhitungan dapat diotomasi untuk menghemat waktu. b. Otomasi proses perhitungan dapat menurunkan tingkat kekeliruan. 8. Weaknesses to Threats a. Jika pengumuman kunci publik diganggu pihak ketiga, hasil enkripsi akan berupa hasil pengenkripsian dengan kunci yang salah. b. Meskipun kunci yang digunakan diketahui pihak luar, enkripsi dan dekripsi tidak akan berhasil jika terjadi kesalahan dalam perhitungan. 3.3 Hasil Analisis Hasil dari analisis dari kedua proses enkripsi tersebut adalah: 1. Algoritma RSA yang mengenkripsi dengan perhitungan matematis sehingga menghasilkan deretan angka. Sedangkan kode ASCII menyimbolkan karakter menurut tabel karakter ASCII. 2. Algoritma RSA dapat digabungkan dengan penggunaan kode ASCII. 3. Cipher text hasil enkripsi algoritma RSA dapat dikodekan menurut tabel karakter ASCII, baik ke dalam simbol ataupun ke bentuk desimal ASCII. 3.4 Analisis Kebutuhan Untuk mempermudah proses enkripsi yang menggabungkan teknik enkripsi RSA dan kode ASCII, dibutuhkan suatu perangkat lunak yang dapat mengotomasi proses-proses tersebut.

12 Kebutuhan Perangkat Lunak Berikut adalah kebutuhan software yang akan dikembangkan. 1. Aplikasi mampu membangkitkan kunci menurut algoritma RSA. 2. Aplikasi mampu mengenkripsi dan mendekripsi teks dalam dokumen dengan algoritma RSA dan menyimbolkannya ke dalam kode ASCII. 3. Aplikasi harus memiliki interface yang user friendly untuk mempermudah penggunaan Kebutuhan Informasi Kebutuhan informasi yang akan disajikan oleh aplikasi adalah : 1. Aplikasi mampu mengamankan isi dokumen teks dengan penggabungan teknik enkripsi RSA dan kode ASCII. 2. Aplikasi mampu mendekripsi cipher text menjadi plain text asli Kebutuhan Pengguna Kebutuhan user yang akan mengoperasikan aplikasi adalah : 1. Aplikasi mampu membantu user mengamankan teks dalam dokumen dengan mengenkripsikannya. 2. Aplikasi mampu mengembalikan cipher text user ke teks asal.

BAB I PENDAHULUAN. melalui ringkasan pemahaman penyusun terhadap persoalan yang dibahas. Hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. melalui ringkasan pemahaman penyusun terhadap persoalan yang dibahas. Hal-hal BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan akan menjabarkan mengenai garis besar skripsi melalui ringkasan pemahaman penyusun terhadap persoalan yang dibahas. Hal-hal yang akan dijabarkan adalah latar belakang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan, yaitu : kerahasiaan, integritas data, autentikasi dan non repudiasi.

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan, yaitu : kerahasiaan, integritas data, autentikasi dan non repudiasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada proses pengiriman data (pesan) terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : kerahasiaan, integritas data, autentikasi dan non repudiasi. Oleh karenanya

Lebih terperinci

BAB 3 KRIPTOGRAFI RSA

BAB 3 KRIPTOGRAFI RSA BAB 3 KRIPTOGRAFI RSA 3.1 Sistem ASCII Sebelumnya, akan dijelaskan terlebih dahulu Sistem ASCII sebagai system standar pengkodean dalam pertukaran informasi yaitu Sistem ASCII. Plainteks yang akan dienkripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Didalam pertukaran atau pengiriman informasi permasalahan yang sangat penting adalah keamanan dan kerahasiaan pesan, data atau informasi seperti dalam informasi perbankan,

Lebih terperinci

Oleh: Benfano Soewito Faculty member Graduate Program Universitas Bina Nusantara

Oleh: Benfano Soewito Faculty member Graduate Program Universitas Bina Nusantara Konsep Enkripsi dan Dekripsi Berdasarkan Kunci Tidak Simetris Oleh: Benfano Soewito Faculty member Graduate Program Universitas Bina Nusantara Dalam tulisan saya pada bulan Agustus lalu telah dijelaskan

Lebih terperinci

Algoritma RSA dan ElGamal

Algoritma RSA dan ElGamal Bahan Kuliah ke-15 IF5054 Kriptografi Algoritma RSA dan ElGamal Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung 2004 15.1 Pendahuluan 15. Algoritma RSA dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaringan komputer di masa kini memungkinan kita untuk melakukan pengiriman pesan melalui jaringan komputer. Untuk menjaga kerahasiaan dan keutuhan pesan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis III.1.1 Analisis Masalah Secara umum data dikategorikan menjadi dua, yaitu data yang bersifat rahasia dan data yang bersifat tidak rahasia. Data yang

Lebih terperinci

PERANAN ARITMETIKA MODULO DAN BILANGAN PRIMA PADA ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA (Rivest-Shamir-Adleman)

PERANAN ARITMETIKA MODULO DAN BILANGAN PRIMA PADA ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA (Rivest-Shamir-Adleman) Media Informatika Vol. 9 No. 2 (2010) PERANAN ARITMETIKA MODULO DAN BILANGAN PRIMA PADA ALGORITMA KRIPTOGRAFI RSA (Rivest-Shamir-Adleman) Dahlia Br Ginting Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer

Lebih terperinci

Adi Shamir, one of the authors of RSA: Rivest, Shamir and Adleman

Adi Shamir, one of the authors of RSA: Rivest, Shamir and Adleman Algoritma RSA 1 Pendahuluan Algoritma kunci-publik yang paling terkenal dan paling banyak aplikasinya. Ditemukan oleh tiga peneliti dari MIT (Massachussets Institute of Technology), yaitu Ron Rivest, Adi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kriptografi Kriptografi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani kryptos yang artinya tersembunyi dan graphien yang artinya menulis, sehingga kriptografi merupakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditemukan oleh Rivest, Shamir dan Adleman (RSA) pada tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditemukan oleh Rivest, Shamir dan Adleman (RSA) pada tahun BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Algoritma Kriptografi RSA Algoritma kriptografi RSA adalah algoritma untuk keamanan data yang ditemukan oleh Rivest, Shamir dan Adleman (RSA) pada tahun 1977-1978.

Lebih terperinci

METODE ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ELGAMAL

METODE ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ELGAMAL METODE ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ELGAMAL Mukhammad Ifanto (13508110) Program Studi Informatika Institut Teknolgi Bandung Jalan Ganesha 10 Bandung e-mail: ifuntoo@yahoo.om ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berdasarkan hasil dari perancangan yang telah dirancang oleh penulis dapat dilihat pada gambar-gambar berikut ini. IV.1.1. Tampilan Awal Tampilan ini adalah tampilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Bilangan 2.1.1 Keterbagian Jika a dan b Z (Z = himpunan bilangan bulat) dimana b 0, maka dapat dikatakan b habis dibagi dengan a atau b mod a = 0 dan dinotasikan dengan

Lebih terperinci

APLIKASI TEORI BILANGAN UNTUK AUTENTIKASI DOKUMEN

APLIKASI TEORI BILANGAN UNTUK AUTENTIKASI DOKUMEN APLIKASI TEORI BILANGAN UNTUK AUTENTIKASI DOKUMEN Mohamad Ray Rizaldy - 13505073 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung, Jawa Barat e-mail: if15073@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Perbandingan Sistem Kriptografi Kunci Publik RSA dan ECC

Perbandingan Sistem Kriptografi Kunci Publik RSA dan ECC Perbandingan Sistem Kriptografi Publik RSA dan ECC Abu Bakar Gadi NIM : 13506040 1) 1) Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung, email: abu_gadi@students.itb.ac.id Abstrak Makalah ini akan membahas topik

Lebih terperinci

Properti Algoritma RSA

Properti Algoritma RSA Algoritma RSA 1 Pendahuluan Algoritma kunci-publik yang paling terkenal dan paling banyak aplikasinya. Ditemukan oleh tiga peneliti dari MIT (Massachussets Institute of Technology), yaitu Ron Rivest, Adi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang mendasari pembahasan pada bab-bab berikutnya. Beberapa definisi yang

BAB II LANDASAN TEORI. yang mendasari pembahasan pada bab-bab berikutnya. Beberapa definisi yang BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi, penjelasan, dan teorema yang mendasari pembahasan pada bab-bab berikutnya. Beberapa definisi yang diberikan diantaranya adalah definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai makna. Dalam kriptografi dikenal dua penyandian, yakni enkripsi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai makna. Dalam kriptografi dikenal dua penyandian, yakni enkripsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan dan perkembangan teknologi informasi dewasa ini telah berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk bidang komunikasi. Pada saat yang sama keuntungan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan uraian dari sebuah sistem kedalam bentuk yang lebih sederhana dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani. Menurut bahasa tersebut kata kriptografi dibagi menjadi dua, yaitu kripto dan graphia. Kripto berarti secret (rahasia) dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 17 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang masalah yang dibahas dalam skripsi ini, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penelitian

Lebih terperinci

RSA (Rivest, Shamir, Adleman) Encryption

RSA (Rivest, Shamir, Adleman) Encryption RSA (Rivest, Shamir, Adleman) Encryption RSA (Rivest, Shamir, Adleman) Encryption Dibidang kriptografi, RSA adalah sebuah algoritma pada enkripsi public key. RSA merupakan algoritma pertama yang cocok

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana mengirim pesan secara rahasia sehingga hanya orang yang dituju saja yang dapat membaca pesan rahasia tersebut.

Lebih terperinci

ALGORITMA ELGAMAL DALAM PENGAMANAN PESAN RAHASIA

ALGORITMA ELGAMAL DALAM PENGAMANAN PESAN RAHASIA ABSTRAK ALGORITMA ELGAMAL DALAM PENGAMANAN PESAN RAHASIA Makalah ini membahas tentang pengamanan pesan rahasia dengan menggunakan salah satu algoritma Kryptografi, yaitu algoritma ElGamal. Tingkat keamanan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Secara umum data dikategorikan menjadi dua, yaitu data yang bersifat rahasia dan data yang bersifat tidak rahasia. Data yang bersifat tidak rahasia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bilangan bulat dan mengandung berbagai masalah terbuka yang dapat dimengerti

BAB II LANDASAN TEORI. bilangan bulat dan mengandung berbagai masalah terbuka yang dapat dimengerti BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Bilangan Teori bilangan adalah cabang dari matematika murni yang mempelajari sifat-sifat bilangan bulat dan mengandung berbagai masalah terbuka yang dapat dimengerti sekalipun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasa sandi (ciphertext) disebut sebagai enkripsi (encryption). Sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasa sandi (ciphertext) disebut sebagai enkripsi (encryption). Sedangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia semakin canggih dan teknologi informasi semakin berkembang. Perkembangan tersebut secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi sistem informasi. Terutama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi memberi pengaruh besar bagi segala aspek kehidupan. Begitu banyak manfaat teknologi tersebut yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan. Teknologi

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Syaukani, (2003) yang berjudul Implementasi Sistem Kriptografi

Lebih terperinci

PENGAMANAN SQLITE DATABASE MENGGUNAKAN KRIPTOGRAFI ELGAMAL

PENGAMANAN SQLITE DATABASE MENGGUNAKAN KRIPTOGRAFI ELGAMAL PENGAMANAN SQLITE DATABASE MENGGUNAKAN KRIPTOGRAFI ELGAMAL Deny Adhar Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama Medan Jln. Kol. Yos. Sudarso Km. 6,5 No. 3A Medan adhar_7@yahoo.com Abstrak SQLite database

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat mengirim informasi kepada pihak lain. Akan tetapi, seiring

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat mengirim informasi kepada pihak lain. Akan tetapi, seiring BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi komunikasi yang pesat saat ini sangat memudahkan manusia dalam berkomunikasi antara dua pihak atau lebih. Bahkan dengan jarak yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya sistem administrasi kependudukan merupakan sub sistem dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya sistem administrasi kependudukan merupakan sub sistem dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya sistem administrasi kependudukan merupakan sub sistem dari sistem administrasi negara, yang mempunyai peranan penting dalam pemerintahan dan pembangunan

Lebih terperinci

Enkripsi Dan Deskripsi Menggunakan Algoritma RSA

Enkripsi Dan Deskripsi Menggunakan Algoritma RSA Enkripsi Dan Deskripsi Menggunakan Algoritma RSA SANTOMO Fakultas Teknik, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban. Jl. Manunggal No. 61, Tuban / www.unirow.ac.id. Email :Santomo97@gmail.com Abstrak : Ide dasar

Lebih terperinci

Bab 2: Kriptografi. Landasan Matematika. Fungsi

Bab 2: Kriptografi. Landasan Matematika. Fungsi Bab 2: Kriptografi Landasan Matematika Fungsi Misalkan A dan B adalah himpunan. Relasi f dari A ke B adalah sebuah fungsi apabila tiap elemen di A dihubungkan dengan tepat satu elemen di B. Fungsi juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi berkembang semakin pesat dan mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Perkembangan tersebut secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai dasar-dasar dalam pembuatan laporan. Dasar-dasar tersebut terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

PENGAMANAN DOKUMEN MENGGUNAKAN METODE RSA (RIVEST SHAMIR ADLEMAN)BERBASIS WEB

PENGAMANAN DOKUMEN MENGGUNAKAN METODE RSA (RIVEST SHAMIR ADLEMAN)BERBASIS WEB PENGAMANAN DOKUMEN MENGGUNAKAN METODE RSA (RIVEST SHAMIR ADLEMAN)BERBASIS WEB Ardelia Nidya Agustina 1, Aryanti 2, Nasron 2 Program Studi Teknik Telekomunikasi, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keamanan informasi merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga kerahasiaan informasi terutama yang berisi informasi sensitif yang hanya boleh diketahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kriptografi Kriptografi adalah ilmu mengenai teknik enkripsi dimana data diacak menggunakan suatu kunci enkripsi menjadi sesuatu yang sulit dibaca oleh seseorang yang tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi jaringan komputer dan internet banyak orang yang memanfaatkan internet tersebut untuk saling bertukar dokumen/file. Pertukaran

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM. KriptoSMS akan mengenkripsi pesan yang akan dikirim menjadi ciphertext dan

BAB III ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM. KriptoSMS akan mengenkripsi pesan yang akan dikirim menjadi ciphertext dan BAB III ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Kebutuhan Aplikasi KriptoSMS ini digunakan untuk mengirim dan menerima pesan. KriptoSMS akan mengenkripsi pesan yang akan dikirim menjadi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Analisa sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem Keamanan Data SMS Dengan Menggunakan Kriptografi

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma Kunci Nirsimetris ElGammal dan RSA pada Citra Berwarna

Perbandingan Algoritma Kunci Nirsimetris ElGammal dan RSA pada Citra Berwarna Perbandingan Algoritma Kunci Nirsimetris ElGammal dan RSA pada Citra Berwarna Whilda Chaq - 13511601 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Perhitungan dan Implementasi Algoritma RSA pada PHP

Perhitungan dan Implementasi Algoritma RSA pada PHP Perhitungan dan Implementasi Algoritma RSA pada PHP Rini Amelia Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Jalan A.H Nasution No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengiriman informasi yang dilakukan dengan mengirimkan data tanpa melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pengiriman informasi yang dilakukan dengan mengirimkan data tanpa melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengiriman informasi yang dilakukan dengan mengirimkan data tanpa melakukan pengamanan terhadap konten yang dikirim mungkin saja tidak aman, karena ketika dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanipulasi, mengatur, atau mengedit suatu kebutuhan. kinerjanya. Selain itu beberapa aplikasi atau software juga harus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. memanipulasi, mengatur, atau mengedit suatu kebutuhan. kinerjanya. Selain itu beberapa aplikasi atau software juga harus mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi informasi semakin berkembang. Tentunya dengan beberapa aplikasi dalam dunia komputer yang semakin maju. Pada dasarnya aplikasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pengelolaan keamanan data/informasi digital yang sifatnya krusial saat ini sudah menjadi hal yang penting yang harus dilakukan oleh perusahaan, organisasi ataupun

Lebih terperinci

PENGAMANAN SQLITE DATABASE MENGGUNAKAN KRIPTOGRAFI ELGAMAL

PENGAMANAN SQLITE DATABASE MENGGUNAKAN KRIPTOGRAFI ELGAMAL PENGAMANAN SQLITE DATABASE MENGGUNAKAN KRIPTOGRAFI ELGAMAL Deny Adhar Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama Medan Jln. Kol. Yos. Sudarso Km. 6,5 No. 3A Medan adhar_7@yahoo.com Abstrak SQLite database

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi 2.1.1 Pengertian Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani criptos yang artinya adalah rahasia, sedangkan graphein artinya tulisan. Jadi kriptografi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani. Menurut bahasa tersebut kata kriptografi dibagi menjadi dua, yaitu kripto dan graphia. Kripto berarti secret (rahasia) dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia. Dalam era globalisasi sekarang ini, teknologi informasi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia. Dalam era globalisasi sekarang ini, teknologi informasi sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi semakin berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia. Dalam era globalisasi sekarang ini, teknologi informasi sangat mempermudah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi semakin memudahkan penggunanya dalam berkomunikasi melalui bermacam-macam media. Komunikasi yang melibatkan pengiriman dan penerimaan

Lebih terperinci

PROGRAM APLIKASI KRIPTOGRAFI PENYANDIAN ONE TIME PAD MENGGUNAKAN SANDI VIGENERE

PROGRAM APLIKASI KRIPTOGRAFI PENYANDIAN ONE TIME PAD MENGGUNAKAN SANDI VIGENERE 43 PROGRAM APLIKASI KRIPTOGRAFI PENYANDIAN ONE TIME PAD MENGGUNAKAN SANDI VIGENERE Lis Endah Pratiwi, Rini Marwati, Isnie Yusnitha Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keamanan Data Keamanan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari sebuah sistem informasi. Masalah keamanan sering kurang mendapat perhatian dari para perancang dan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RSA DAN MEMAKAI METODE LSB

IMPLEMENTASI KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RSA DAN MEMAKAI METODE LSB IMPLEMENTASI KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RSA DAN MEMAKAI METODE LSB Imam Ramadhan Hamzah Entik insanudin MT. e-mail : imamrh@student.uinsgd.ac.id Universitas Islam Negri Sunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Interaksi Manusia dan Komputer. interaktif untuk digunakan oleh manusia. Golden Rules of Interaction Design, yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI Interaksi Manusia dan Komputer. interaktif untuk digunakan oleh manusia. Golden Rules of Interaction Design, yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Interaksi Manusia dan Komputer Interaksi manusia dan komputer adalah ilmu yang berhubungan dengan perancangan, evaluasi, dan implementasi sistem komputer interaktif

Lebih terperinci

ALGORITMA ELGAMAL UNTUK KEAMANAN APLIKASI

ALGORITMA ELGAMAL UNTUK KEAMANAN APLIKASI ALGORITMA ELGAMAL UNTUK KEAMANAN APLIKASI E-MAIL Satya Fajar Pratama NIM : 13506021 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if16021@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sub bab ini berisikan tentang analisa sistem yang akan dibangun. Sub bab ini membahas teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi pada masa sekarang ini, dimana penggunaan jaringan internet sudah lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan saling

Lebih terperinci

Aplikasi Teori Bilangan dalam Algoritma Kriptografi

Aplikasi Teori Bilangan dalam Algoritma Kriptografi Aplikasi Teori Bilangan dalam Algoritma Kriptografi Veren Iliana Kurniadi 13515078 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keamanan dan kerahasiaan data merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam komunikasi terutama dengan kemajuan dan perkembangan teknologi

Lebih terperinci

KEAMANAN DATA DENGAN METODE KRIPTOGRAFI KUNCI PUBLIK

KEAMANAN DATA DENGAN METODE KRIPTOGRAFI KUNCI PUBLIK KEAMANAN DATA DENGAN METODE KRIPTOGRAFI KUNCI PUBLIK Chandra Program Studi Magister S2 Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara Jl. Universitas No. 9A Medan, Sumatera Utara e-mail : chandra.wiejaya@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Masalah Kebutuhan manusia akan perangkat informasi dan komunikasi seakan menjadi kebutuhan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan. Dengan banyaknya aplikasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi Kriptografi digunakan sebagai alat untuk menjamin keamanan dan kerahasiaan informasi. Karena itu kriptografi menjadi ilmu yang berkembang pesat, terbukti dengan banyaknya

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya terkait dengan penelitian ini, Perancangan Kriptografi Kunci Simetris Menggunakan Fungsi Bessel dan Fungsi Legendre membahas penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu yang mempelajari tentang cara-cara pengamanan data dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu yang mempelajari tentang cara-cara pengamanan data dikenal dengan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ilmu yang mempelajari tentang cara-cara pengamanan data dikenal dengan istilah Kriptografi, sedangkan langkah-langkah dalam kriptografi disebut algoritma kriptografi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang untuk dapat berkomunikasi dan saling bertukar data.

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang untuk dapat berkomunikasi dan saling bertukar data. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi khususnya di bidang informasi yang memungkinkan setiap orang untuk dapat berkomunikasi dan saling bertukar data. Dengan kemajuan teknologi

Lebih terperinci

ALGORITMA DAN BILANGAN BULAT

ALGORITMA DAN BILANGAN BULAT ALGORITMA DAN BILANGAN BULAT A. ALGORITMA Sebuah masalah dipecahkan dengan mendeskripsikan langkah-langkah penyelesaiannya. Urutan penyelesaian masalah ini dinamakan Algoritma. Definisi 5.1 : Algoritma

Lebih terperinci

FAST EXPONENTIATION. 1. Konsep Modulo 2. Perpangkatan Cepat

FAST EXPONENTIATION. 1. Konsep Modulo 2. Perpangkatan Cepat FAST EXPONENTIATION 1. Konsep Modulo 2. Perpangkatan Cepat Fast Exponentiation Algoritma kunci-publik seperti RSA, Elgamal, Rabin-Williams Cryptosystem, DSA, dan sebagainya, sederhana dalam perhitungannya

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah keamanan dan kerahasiaan data sangat penting dalam suatu organisasi atau instansi. Data bersifat rahasia tersebut perlu dibuat sistem penyimpanan dan

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT

MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT Penulis : Nelly Indriani Widiastuti S.Si., M.T. JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2011 7 TEORI BILANGAN JUMLAH PERTEMUAN : 1

Lebih terperinci

APLIKASI KRIPTOSISTEM RSA PADA PROSES PENGKODEAN PESAN DENGAN URUTAN ABJAD TERBALIK

APLIKASI KRIPTOSISTEM RSA PADA PROSES PENGKODEAN PESAN DENGAN URUTAN ABJAD TERBALIK APLIKASI KRIPTOSISTEM RSA PADA PROSES PENGKODEAN PESAN DENGAN URUTAN ABJAD TERBALIK SKRIPSI Oleh Muhammad Syirojul Mustaqiim NIM 031810101042 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Masalah Kebutuhan manusia akan perangkat informasi dan komunikasi seakan menjadi kebutuhan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan. Dengan banyaknya aplikasi

Lebih terperinci

RANCANGAN KRIPTOGRAFI HYBRID KOMBINASI METODE VIGENERE CIPHER DAN ELGAMAL PADA PENGAMANAN PESAN RAHASIA

RANCANGAN KRIPTOGRAFI HYBRID KOMBINASI METODE VIGENERE CIPHER DAN ELGAMAL PADA PENGAMANAN PESAN RAHASIA RANCANGAN KRIPTOGRAFI HYBRID KOMBINASI METODE VIGENERE CIPHER DAN ELGAMAL PADA PENGAMANAN PESAN RAHASIA Bella Ariska 1), Suroso 2), Jon Endri 3) 1),2),3 ) Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem keamanan pengiriman data (komunikasi data yang aman) dipasang untuk mencegah pencurian, kerusakan, dan penyalahgunaan data yang terkirim melalui jaringan komputer.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyak sekali transaksi-transaksi elektronik yang terjadi setiap detiknya di seluruh dunia, terutama melalui media internet yang dapat diakses kapanpun dan dari manapun.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang hal-hal yang menjadi latar belakang pembuatan tugas akhir, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, manfaat, metodologi penelitian serta sistematika penulisan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi 2.1.1 Pengertian kriptografi Kriptografi (Cryptography) berasal dari Bahasa Yunani. Menurut bahasanya, istilah tersebut terdiri dari kata kripto dan graphia. Kripto

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Dalam bab ini akan dijelaskan dan ditampilkan bagaimana hasil dari rancangan program beserta pembahasan tentang program. Dimana di dalam program ini terdapat tampilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini keamanan data dirasakan semakin penting, Keamanan pengiriman informasi melalui komputer menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

Desain Public Key Core2Centaury

Desain Public Key Core2Centaury Pendahuluan Desain Public Key Core2Centaury Perpaduan RSA dan Rabin Cryptosystem Aji Setiyo Sukarno 1 Magdalena C 2 M.Ilham Samudra 2 1 Tingkat III Teknik Rancang Bangun Peralatan Sandi Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini data atau informasi menjadi hal yang penting dan dibutuhkan oleh masyarakat. Kemapuan untuk menjaga kerahasiaan data atau informasi menjadi hal

Lebih terperinci

Perangkat Lunak Pembelajaran Protokol Secret Sharing Dengan Algoritma Asmuth Bloom

Perangkat Lunak Pembelajaran Protokol Secret Sharing Dengan Algoritma Asmuth Bloom Perangkat Lunak Pembelajaran Protokol Secret Sharing Dengan Algoritma Asmuth Bloom Marto Sihombing 1), Erich Gunawan 2) STMIK IBBI Jl. Sei Deli No. 18 Medan, Telp. 061-4567111 Fax. 061-4527548 E-mail :

Lebih terperinci

Simulasi Pengamanan File Teks Menggunakan Algoritma Massey-Omura 1 Muhammad Reza, 1 Muhammad Andri Budiman, 1 Dedy Arisandi

Simulasi Pengamanan File Teks Menggunakan Algoritma Massey-Omura 1 Muhammad Reza, 1 Muhammad Andri Budiman, 1 Dedy Arisandi JURNAL DUNIA TEKNOLOGI INFORMASI Vol. 1, No. 1, (2012) 20-27 20 Simulasi Pengamanan File Teks Menggunakan Algoritma Massey-Omura 1 Muhammad Reza, 1 Muhammad Andri Budiman, 1 Dedy Arisandi 1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Seiring berkembangnya zaman, diikuti juga dengan perkembangan teknologi sampai saat ini, sebagian besar masyarakat melakukan pertukaran atau saling membagi informasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Hasil dari perancangan serta uji coba yang dilakukan dari sistem yang telah selesai dan dapat digunakan. Hasil sistem yang dibuat merupakan sistem keamanan dalam pengiriman

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Algoritma RSA untuk Enkripsi Gambar dalam Aplikasi Social Messaging

Analisis Penggunaan Algoritma RSA untuk Enkripsi Gambar dalam Aplikasi Social Messaging Analisis Penggunaan Algoritma RSA untuk Enkripsi Gambar dalam Aplikasi Social Messaging Agus Gunawan / 13515143 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dan perkembangan teknologi informasi dewasa ini telah berpengaruh pada hampir semua aspek kehidupan manusia, tak terkecuali dalam hal berkomunikasi. Dengan

Lebih terperinci

Modifikasi Algoritma RSA dengan Chinese Reamainder Theorem dan Hensel Lifting

Modifikasi Algoritma RSA dengan Chinese Reamainder Theorem dan Hensel Lifting Modifikasi Algoritma RSA dengan Chinese Reamainder Theorem dan Hensel Lifting Reyhan Yuanza Pohan 1) 1) Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung 40132, email: if14126@students.if.itb.ac.id Abstract Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era teknologi informasi yang semakin berkembang, pengiriman data

BAB I PENDAHULUAN. Pada era teknologi informasi yang semakin berkembang, pengiriman data 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era teknologi informasi yang semakin berkembang, pengiriman data dan informasi merupakan suatu hal yang sangat penting. Apalagi dengan adanya fasilitas internet

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. proses utama yaitu pembentukan kunci, proses enkripsi dan proses dekripsi.

BAB IV PERANCANGAN. proses utama yaitu pembentukan kunci, proses enkripsi dan proses dekripsi. BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Pada Bab III telah dijelaskan bahwa algoritma RSA memiliki 3 buah proses utama yaitu pembentukan kunci, proses enkripsi dan proses dekripsi. Diasumsikan proses pembentukan

Lebih terperinci

ANALISA KRIPTOGRAFI KUNCI PUBLIK RSA DAN SIMULASI PENCEGAHAN MAN-IN-THE-MIDDLE ATTACK DENGAN MENGGUNAKAN INTERLOCK PROTOCOL

ANALISA KRIPTOGRAFI KUNCI PUBLIK RSA DAN SIMULASI PENCEGAHAN MAN-IN-THE-MIDDLE ATTACK DENGAN MENGGUNAKAN INTERLOCK PROTOCOL ANALISA KRIPTOGRAFI KUNCI PUBLIK RSA DAN SIMULASI PENCEGAHAN MAN-IN-THE-MIDDLE ATTACK DENGAN MENGGUNAKAN INTERLOCK PROTOCOL MUKMIN RITONGA Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budidarma Medan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Aplikasi Keamanan Database Menggunakan Metode elgamal yang meliputi analisa sistem dan desain sistem. III.1. Analisis Masalah Adapun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini penggunaan teknologi Internet di dunia sudah berkembang pesat. Semua kalangan telah menikmati Internet. Bahkan, perkembangan teknologi Internet tersebut

Lebih terperinci

VISUALISASI ALGORITMA RSA DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

VISUALISASI ALGORITMA RSA DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA VISUALISASI ALGORITMA RSA DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA Abstraksi Adriani Putri, Entik Insannudin, MT. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA RSA PADA MODEL ALERT SISTEM E- MEMO DPPKAD KABUPATEN MUSI BANYUASIN

IMPLEMENTASI ALGORITMA RSA PADA MODEL ALERT SISTEM E- MEMO DPPKAD KABUPATEN MUSI BANYUASIN IMPLEMENTASI ALGORITMA RSA PADA MODEL ALERT SISTEM E- MEMO DPPKAD KABUPATEN MUSI BANYUASIN Meigi Rahman 1, Ahmad Haidar Mirza 2, Ari Muzakir 3 1 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Bina Darma 1 megi.mailbox@gmail.com,

Lebih terperinci

PENERAPAN KRIPTOGRAFI DAN GRAF DALAM APLIKASI KONFIRMASI JARKOM

PENERAPAN KRIPTOGRAFI DAN GRAF DALAM APLIKASI KONFIRMASI JARKOM PENERAPAN KRIPTOGRAFI DAN GRAF DALAM APLIKASI KONFIRMASI JARKOM Mario Orlando Teng (13510057) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

ANALISIS WAKTU ENKRIPSI-DEKRIPSI FILE TEXT MENGGUNAKAN METODA ONE-TIME PAD (OTP) DAN RIVEST, SHAMIR, ADLEMAN (RSA)

ANALISIS WAKTU ENKRIPSI-DEKRIPSI FILE TEXT MENGGUNAKAN METODA ONE-TIME PAD (OTP) DAN RIVEST, SHAMIR, ADLEMAN (RSA) ANALISIS WAKTU ENKRIPSI-DEKRIPSI FILE TEXT MENGGUNAKAN METODA ONE-TIME PAD (OTP) DAN RIVEST, SHAMIR, ADLEMAN (RSA) Samuel Lukas, Ni Putu Sri Artati Fakultas Ilmu Komputer, Jurusan Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci