BAB II KAJIAN TEORI. Seseorang guru layak disebut guru jika ia mampu mentransfer ilmu kepada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORI. Seseorang guru layak disebut guru jika ia mampu mentransfer ilmu kepada"

Transkripsi

1 6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Metode Seseorang guru layak disebut guru jika ia mampu mentransfer ilmu kepada peserta didik yang dilihat dari hasil belajar siswa. Bagi seorang guru, mengajar adalah aktivitas utama. Karena itu, sudah menjadi kewajiban guru untuk dapat menguasai macam-macam metode pembelajaran, agar bisa mengajar secara efektif sehingga menghasilkan generasi-generasi yang berkualitas. Dalam menggunakan model mengajar sudah barang tentu guru yang tidak mengenal metode mengajar jangan diharap bisa melaksanakan proses belajar sebaik-baiknya. Hal yang penting dalam metode ialah, bahwa setiap metode pembelajaran yang digunakan berkaitan dengan tujuan belajar yang ingin dicapai. Oleh karena itu untuk mendorong keberhasilan guru dalam proses belajarmengajar, guru seharusnya mengerti akan fungsi, dan langkah-langkah pelaksanaan metode mengajar, Sagala (2012:45) Menurut Zarkasi (dalam Asmani, 2012:22) dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknikteknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar. namun sebelum membahas beberapa metode pembelajaran yang harus di kuasai oleh guru. Ada beberap pendapat dari para ahli mengenai Metode. Metode yaitu berasal dari bahasa yunani, yaitu methodos. Methodos berasal dari kata meta dan hodos. Meta berarti melalui, sedang hodos berarti jalan

2 7 sehingga, metode berarti jalan yang harus dilalui atau cara untuk melakukan sesuatu atau prosedur (Nasution, 1995:2). Adapun dalam bahasa Arab, metode bisa bermakna Minhaj, al-wasilah, al-thariqah. Semua kata ini berarti jalan atau cara yang harus ditempuh (Asnely, 1995:30). Sejalan dengan itu, menurut (Hardini & Puspitasari, 2012:33) Metode adalah cara krja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Pendapat lain megatakan Sanjaya ( dalam Devy, 2010:5), metode belajar adalah a way in achieving something atau metode pembelajaran dapat di artikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah di susun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan metode pada pembelajaran IPA harus di sesuaikan dengan karakterisktik materi IPA yang akan di pelajari, misalnya apakah materi pembelajaran tersebut berupa konsep yang dapat di sajikan faktanya atau bersifat abstrak. Selain itudengan karakteristik materi juga disesuaikan dengan kondisi sekolah atau kelas yang dihadapi guru misalnya keadaan sisiwa, sarana, serta harus sesuai dengan kompetensi siswa yang harus dicapai pada standar kompetensi dan kompetensi dasar. Penggunaan metode juga bergantung pada model dan pendekatan pembelajaran yang digunakan guru saat menyajikan materi pembelajaran. untuk menyajikan pembelajaran yang menggunakan pendekatan keterampilan proses, guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi seperti demonstrasi, eksperimen atau diskusi.

3 8 Dapat disimpulkan melalui beberapa pendapat oleh ahli mengenai Metode adalah cara untuk melakukan atau menyajikan materi pelajaran untuk mencapai suatu tujuan yang telah di tetapkan dalam suatu pembelajaran Macam-macam Metode Pembelajaran Dalam proses belajar mengajar, tentunya terdapat metode pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar anak, Hardini dan Puspitasari (2012:35) Dalam pembelajaran, terdapat bermacam-macam metode. Berikut ini penjelasan dari beberapa metode tersebut yakni: Metode Ceramah Metode ceramah yang berasal dari kata lecture, memiliki arti dosen atau metode dosen, metode ini lebih banyak dipergunakan di kalangan dosen, karena dosen memberikan kuliah mimbar dan disampaikan dengan ceramah dengan pertimbangan dosen berhadapan dengan banyak mahasiswa yang mengikuti perkuliahan. Metode caramah ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip, dan fakta pada akhir perkuliahan di tutup dengan tanya jaawab antara dosen dan mahasiswa, namun demikian pada sekolah tingkat lanjut metode ceramah dapat dipergunakan oleh guru, dan metode ini divariasikan dengan metode lain, (Yamin, 2010:65) Metode ceramah adalah metode yang memang sudah ada sejak adanya pendidikan, sehingga metode ini lebih sering digunakan dalam setiap pembelajaran dan dikenal sebagai metode tradisional, (Hamid, 2012:53) Sejalan dengan itu, Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan sebagai metode tradisional. Karena, sejak dahulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat tradisional. Karena, sejak dahulu metode ini telah digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan siswa dalam interaksi, Asmani (2012:37)

4 9 Pendapat lain mengatakan metode ceramah merupakan cara menyampaikan materi atau ilmu pengetahuan kepada anak didik dilakukan secara lisan, (Majid, 2011:137) Sedangkan menurut (Sagala, 2012:201) ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan dari guru kepada peserta didik. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat bantu seperti gambar, dan audio visual lainnya. Ceramah adalah penuturan lisan dari guru kepada siswa, ceramah juga kegiatan untuk memberi informasi dengan kata-kata. Peran siswa dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan teliti mencatat pokok penting yang dikemukakan oleh guru. Disamping itu mungkin pula di sebabkan oleh sifat metodenya sendiri, yaitu (1) Metode ceramah tidak dapat memberikan kesempatan untuk berdiskusi memecahkan masalah sehingga proses menyerap pengetahuannya kurang tajam, (2) Metode ceramah kurang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan keeranian mengemukakan pendapatnya, (3) Pertanyaan dengan lisan kurang dapat ditangkap oleh pendengarannya, apalagi menggunakan kata-kata asing, (4) Metode ceramah kurang cocok dengan tingkah laku kemampuan anak yang masih kecil. Taraf berfikir anak masih berada dalam taraf yang kurang kongkret. Agar metode ceramah itu menjadi metode yang baik, perlu diperhatikan hal berikut; (1) metode ceramah di lakukan jika jumlah khalayaknya cukup bany k; (2) metode ceramah dipakai jika guru akan memperkenalkan materi pelajaran baru; (3) metode ceramah dipakai khalayaknya telah mampu menerima informasi melalui kata-kata; (4) sebaiknya ceramah diselingi oleh penjelasan melalui gambar dan alat visual lainnya; (5) s ebelum ceramah dimulai, sebaiknya guru berlatih dulu memberikan ceramah.

5 10 Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah metode ceramah paling populer dikalangan guru. Sebelum metode lain yang dipakai untuk mengajar,metode ceramah yang paling dulu digunakan. Bagi kita bukanlah metode ceramah itu harus di hilangkan, tetapi bagaimana menggunakan metode ceramah yang efektif dan efisien Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah mengajukan pertanyaan oleh guru kepada peserta didik atau sebaliknya. Metode ini dimaksudkan untuk merangsang pemikiran dan membimbingnya dalam mencapai kebenaran, (Majid, 2011:138) Sejalan dengan pendapat diatas, menurut (Hardini dan Puspitasari, 2012:16) metode tanya jawab yaitu pertanyaan yang di ajukan oleh guru kepada siswa atau sebaliknya. Melalui pertanyaan peserta didik didorong untuk mencari dan menemukan jawaban yang tepat dan memuaskan. Pendekatan dalam mengajar umumnya menempuh dua macam cara, yaitu memberikan simulasi dan mengadakan pengarahan aktivitas belajar. Banyak yang dapat kita bicarakan mengenai teknik mengajar yang baik, antara lain teknik bertanya dengan menggunakan metode tanya jawab. Pertanyaan adalah pembangkit motivasi yang dapat merangsang peserta didik untuk berfikir. Melalui pertanyaan peserta didik didorong untuk mencari dan menemukan jawaban yang tepat dan memuaskan, (Sagala, 2012:203) Metode tanya jawab dapat dinilai sebagai metode yang tepat, apabila pelaksanaanya ditujukan untuk: 1. Meninjau ulang pelajaran atau ceramah yang lalu, agar siswa memusatkan lagi perhatian pada jenis dan jumlah kemajuan yang telah dicapai sehingga mereka dapat melanjutkan pelajrannya.

6 11 2. Menyelingi pembicaraan agar tetap mendapatkan perhatian siswa, atau dengan perkataan lain untuk mengikut sertakan mereka. 3. Mengarahkan pengamatan dan pemikian mereka, (Yamin, 2010:67) Kebaikan metode Tanya jawab adalah Tanya jawab dapat digunakan memperoleh Metode diskusi Metode diskusi merupakan alternatif jawaban untuk memecahkan berbagai problem kehidupan. Dengan catatan persoalan yang akan didiskusikan harus dikuasai secara mendalam, (Asmani, 2012:156) Sejalan dengan pendapat di atas, diskusi menurut (Hardini dan Puspitasari, 2012:19) yaitu merupakan bentuk tukar pikiran antara dua orang atau lebih misalnya antara siswa dan siswa, siswa dan guru tentang suatu masalah untuk mencapai tujuan tertentu. Diskusi menurut (Sagala, 2012:208) adalah percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan, pemunculan ide-ide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalahnya dan untuk mencari kebenaran. Dalam diskusi selalu ada suatu pokok yang dibicarakan. Adapun manfaat diskusi antara lain: (1) peserta didik memperoleh lesempatan untuk berfikir; (2) peserta didik mendapat pelatihan mengeluarkan pendapat, sikap dan aspirasinya secara bebas; (3) peserta didik belajar bersikap toleran terhadap teman-temannya; (4) diskusi dapat menumbuhkan partisipasi aktif dikalangan peserta didik; (5) diskusi dapat mengembangkan sikap demokratif, dapat menghargai pendapatorang lain; dan (6) dengan diskusi, pelajaran menjadi relevan dengan kebutuhan masyarakat.

7 12 Diskusi bukan hanya dipakai dalam proses pembelajaran di sekolah melaikan selalu dipakai dalam pergaulan sehari-hari, dan karenanya merupakan sebagian dari kehidupan sehari-hari seperti yang di kemukakan oleh (Majid, 2011:141) bahwa metode diskusi merupakan salah satu cara yang berupaya memecahkan masalah yang di hadapi, baik dua orang atau lebih yang masingmasing mengajukan argumennya untuk memperkuat pendapatnya Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakn metode yang paling sederhana dibanding dengan metode-metode mengajar lainnya. Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi pelajaran misalnya pelajaran fisika. Metode ini adalah yang paling pertama digunakan oleh manusia yaitu tatkala manusia purba menambah kayu untuk memperbesar nyala api unggun, sementara anak-anaknya memperhatikan dan menirunya. Metode demonstrasi ini dianggap lebih sesuai untuk mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang merupakn suatu gerakan-gerakan, suatu proses maupun hal-hal yang bersifat rutin yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan metode demonstrasi peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan. Dalam demonstrasi diharapkan setiap langkah pembelajaran dari halhal yang didemostrasikan itu dapat dilihat dengan mudah oleh murid dan melalui prosedur yang benar dan dapat pula dimengerti materi yang diajarkan.

8 13 Kesimpulannya, bahwa yang dimaksud metode demonstrasi dalam belajar dan mengajar ialah metode yang digunakan oleh seorang guru untuk mempertunjukkan gerakan-gerakan suatu proses dengan prosedur yang benar disertai dengan keterangan-keterangan kepada seluruh siswa. Dalam metode demonstrasi murid mengamati dengan teliti dan seksama serta dengan penuh perhatian dan partisipasi. Tujuan pengajaran menggunakan metode demonstrasi adalah untuk memperlihatkan proses terjadinya suatu peristiwa sesuai materi ajar, cara pencapaiannya, dan kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam pengajaran kelas, (Sagala, 2012:210) Metode Sosiodrama Sosiodrama ( role playing) berasal dari kata sosio dan drama. Sosio berarti sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat menunjukkan pada kegiatankegiatan sosial, dan drama berarti mempertunjukkan, mempertonkan atau memperlihatkan. Metode sosiodrama berarti cara menyajikan bahan pelajaran yang dalam pelaksanaannya pserta didik mendapat tugas dari guru dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan atau mendramatisasikan cara tingkah laku dalam hubungan sosial yang mengandung problem, agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dari suatu situasi sosial tersebut, (Sagala, 2012:213) Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Sabri (dalam Hardini dan Puspitasari, 2012:36) Metode sosiodrama adalah metode mengajar dengan mendemonstrasikan cara bertingkah laku dalam hubungan sosial.

9 Metode Karyawisata Karyawisata ( field trip) ialah pesiar (ekskursi) yang dilakukan oleh para peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Dengan karyawisata sebagai metode belajar mengajar, anak didik dibawah bimbingan guru mengunjungi tempattempat tertentu dengan maksud untuk belajar. Metode karyawisata dalam pembelajaran yaitu kunjungan keluar kelas dalam rangka belajar, (Hardini dan Puspitasari, 2012:39) Kendati pun karyawisata menurut Rusyan (dalam Sagala, 2012:214) banyak memiliki nilai non akademis, tetapi tujuan umum pendidikan dapat dicapai, terutama mengenai wawasan dan pengalaman tentang dunia luar seperti kunjungan ketempat-tempat situs bersejarah, museum, peternakan, maupun lingkungan-lingkungan hijau. Metode karyawisat memiliki beberapa kelebihan antara lain ialah: (1) anak didik dapat mengamati kenyataan-kenyataan yang beraneka ragam dari dekat; (2) anak didik dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru dengan mencoba turut serta didalam suatu kegiatan; (3) anak didik dapat menjawab masalah atau pertanyaan dengan melihat langsung, mendengar, mencoba dan membuktikan secara langsung; (4) anak didik dapat memperoleh informasi dengan jalan mengadakan wawancara atau mendengarkan ceramah yang diberikan; (5) anak didik dapat mempelajarai sesuatu secara integral dan komprehensif. Selain beberapa kelebihan, metode karyawisata juga memiliki kekurangan sebagai berikut: (1) memrlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak; (2) akan

10 15 mengganggu kelancaran pembelajaran; (sering mendapat kesulitan dalam hal pengangkutan; (4) tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan jika tempatnya sukar diamati; (5) memrlukan pengawasan yang ketat; dan (6) memerlukan biaya yang relatif tinggi. Karyawisata merupakan suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa siswa mengunjungi objek yang akan dipelajari Metode Kerja Kelompok Istilah kerja kelompok dipakai untuk merangkum pengertian dimana anak didik dalam satu kelompok dipandang sebagai satu kesatuan tersendiri, untuk mencari satu tujuan pelajaran yang tentu dengan bergotong royong. Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok, mengandung pengertian bahwa siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu kesatuan (kelompok) tersendiri, ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil atau sub-sub kelompok, (Sagala, 2012:215) Ada bebrapa kelebihan dari metode kerja kelompok, antar lain: (1) dapat membiasakan siswa bekerja sama menurut paham demokrasi, musyawarah dan bertanggung jawab: (2) dapatmembangkitkan kemauan belajar dengan sungguh - sungguh; (3) guru hanya perlu mengawasi ketua -ketua kelompok tanpa memperhatikan masing-masing individu; (4) melatihk etua kelompok menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan membiasakan anggota-anggotanya untuk melaksanakan tugas dan kewajiban. Disamping klebihannya, metode kerja kelompok juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan itu dapat ditinjau dari dua segi, yaitu: (1) segi penyusunan kelompok; dan (2) segi kerja kelompok.

11 16 Tujuan kerja kelompok adalah agar siswa mampu bekerja sama dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan bersama. Keberhasilan kerja kelompok ini menuntut kegiatan yang kooperatif dari beberapa individu tersebut. Penggunaan metode kerja kelompok bertujuan untuk: 1. Membiasakan siswa bekerja sama dan memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan sikap bermusyawarah dan bertanggung jawab. 2. Kesadaran akan adanya kerja kelompok dapat menimbulkan rasa kompotitif yang sehat. 3. Guru tidak perlu mengawasi perindividu cukup dengan memperhatikan kelompok kerja melalui ketua-ketua kelompok. 4. Melatih kelompok menjadi pemimpin yang bertanggung jawab serta membiasakan anggota-anggotanya malaksanakan tugas dan kewajiban sebagai warga yang patuh pada aturan. (Hardini dan Puspitasari, 2012:23) Metode Latihan Metode latihan ( driil) disebut juga metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Selain itu juga dapat digunakan sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik disamping itu metode yang digunakan untuk memperoleh suatu ketepatan, kesempatan, dan keterampilan, (Asmani, 2012:159) Sejalan dengan pendapat diatas, metode latihan merupakan metode yang digunakan guru untuk mengajar dalam upaya menanamkan berbagai kebiasaan atau keterampilan tertentu kepada para siswa. Dengan begitu, mereka akan

12 17 menguasai keterampilan atau kebiasaan baru, sehingga dapat dijadikan bekal dalam kehidupan mereka kelak, (Hamid, 2012:56) Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dariapa yang dipelajari. Mengingat latihan ini kurang dalam mengembangkan bakat atau inisiatif siswa untuk berfikir, maka hendaknya latihan disiapkan untuk mengembangkan kemampuan motorik siswa. Mengajar dengan menggunakan metode latihan adalah cara yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan, (Sagala, 2012:217) Menurut Sabri (dalam Hardini danpuspitasari, 2012:39) metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari Metode Pemberian Tugas dan Resitasi Metode pemberian tugas atau resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran di mna guru memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus di pertanggung jawabkannya. Tugas yang diberikan oleh guru dapat memperdalam bahan pelajaran, dan dapat pula mengecek bahan yang telah dipelajari. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik individu maupun kelompok. Metode pemberian tugas memiliki beberapa kelbihan sebagai berikut; (1) pengetahuan, hasil percobaan, hasil penyelidikan yang diperoleh siswa dari hasil belajar, berguna dalam hidup mereka, lebih meresap, tahan lama dan lebih otentik; (2) bertanggung jawab dan berdiri sendiri; (3) tugas dapat

13 18 memperluas wawasan tentang apa yang dipelajari. Berikut beberapa kelemahan dari metode pemberian tugas adalah: (1) biasanya siswa menipu dengan cara meniru pekerjaan orang lain tanpa belajar; (2) tugas sering dikerjakan orang lain, (Sagala, 2012:219) Pemberian tugas ini mempunyai arti guru menyuruh anak didik misalnya membaca, tetapi dengan menambahkan tugas-tugas seperti mencari buku sebagai perbandingan, atau disuruh mengamati orang/masyarakat setelah membaca buku itu. Dengan demikian, pemberian tugas ini adalah suatu pekerjaan yang harus anak didik selesaikan tanpa terkait tempat, (Asmani, 2012:158) Metode Eksperimen Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik, baik perorangan maupun kelompok agar dapat menemukan fakta, menggumpulkan data serta dapat memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari secara nyata, (Asmani, 2012:160) Eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu. Eksperimen bisa dilakukan pada suatu laboratorium atau di luar laboratorium, pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapt dimasukkan kedalam metode pembelajaran. Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran di mna siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses,

14 19 mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan sendiri dan manarik kesimpulan tentang suatu objek, atau keadaan. Metode eksperimen memiliki kelbihan sebagai berikut: (1) metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran adasarkan percobaannya sendiri; (2) dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksploratoris tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seseorang ilmuan. Selain kelebihan metode eksperimen juga memiliki beberapa kelemahan antar lain adlah sebagai berikut; (1) metode ini sering membutuhkan peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah; (2) setiap eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan; (3) sangat menuntut penguasaan perkembangan materi. (Sagala, 2012:220) Metode Pictorial Ridlle Metode pictorial ridlle merupakan salah satu metode yang termasuk kedalam model inkuiri (Sund, 1993). Metode Pictorial Riddle adalah suatu metode atau teknik untuk mengembangkan aktivitas siswa dalam diskusi kelompok kecil maupun besar, melalui penyajian masalah yang disajikan dalam bentuk ilustrasi. Suatu pictorial riddle biasanya berupa gambar, baik di papan tulis, papan, poster, maupun diproyeksikan dari suatu transparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan Riddle itu. Salah satu upaya untuk memecahkan masalah rendahnya aktivitas siswa yang berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri dengan metode Pictorial Riddle yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Inkuiri merupakan pendekatan yang mengembangkan aktivitas belajar siswa

15 20 secara optimal,sesuai dengan kemampuan masing-masing. Aktivitas dapat dikembangkan dengan memberi kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri, dan pengawasan yang t idak ter lalu ketat dalam pembelajaran. Sedangkan pictorial riddle merupakan pendekatan yang mempresentasikan informasi ilmiah dalam bentuk poster atau gambar yang digunakan sebagai sumber diskusi, Kristianingsih (2006:10) 2.3 Pembelajaran Fisika Istilah belajar dan pembelajaran merupakan suatu istilah yang memiliki keterkaitan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam proses pendidikan. Menurut Suhanji (dalam Asmani, 2012:15), kegiatan pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk mentransformasikan bahan pelajaran kepada subjek belajar. Istilah penbelajaran merujuk pada terjadinya proses belajar mengajar. Belajar merupakan proses internal siswa dan pembelajaran merupakan kondisi eksternal siswa menurut Dimyanti dan Mudjiona (dalam Murdiono, 2012:67) Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu keberhasilan pendidikan pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh siswa sebagai peserta didik atau murid. Pendapat lain mengenai pembelajaran yaitu menurut William H. Burton (dalam Sagala, 2012:42) mengajar adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.

16 21 Menurut Dimyanti dan Mudjiono (dalam Sagala, 2012:55) Pembelajaran merupakan kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Sedangkan menurut UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pendapat lain mengenai pembelajaran yaitu dikemukakan oleh Hardini dan Puspitasari (2012:23) bahwa pembelajaran adalah suatu usaha yang segaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Jadi pembelajran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan kurikulum. Fisika adalah ilmu yang mempelajari benda-benda serta fenomena dan keadaan yang terkait dengan benda-benda tersebut. Fisika (Bahasa Yunani: φυσικός (physikos), "alamiah", dan φύσις (physis), "Alam") adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Para fisikawan atau ahli fisika mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.

17 22 Sejalan dengan pendapat diatas menurut Sarojo, (2002:89) fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda di alam, gejala-gejala, kejadiankejadian alam serta interaksi dari benda-benda di alam tersebut. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan mempelajari bagian-bagian dari alam dan interaksi antara bagian-bagian tersebut. Tujuan mempelajari ilmu fisika adalah agar kita dapat mengerti bagianbagian besar dari benda-benda dan interaksi antara benda-benda, dan menerangkan gejal-gejala alam. Daripernyataan ini kita ketahui bahwa ilmu fisika adalah bidang ilmu pengetahuan alam yang paling dasar. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika yaitu kegiatan secara terprogram untuk mentransfer ilmu tentang gejala alam atau materi beserta fenomena yang terkait dengannya yang terbentuk dalam proses interaksi antara siswa dan guru pada suatu lingkungan belajar.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kecenderungan Penggunaan Metode Pembelajaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kecenderungan Penggunaan Metode Pembelajaran 28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Kecenderungan Penggunaan Metode Pembelajaran Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggambarkan tentang bagaimana kecenderungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian belajar dalam kehidupan sehari-hari seringkali diartikan yang kurang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian belajar dalam kehidupan sehari-hari seringkali diartikan yang kurang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar Pengertian belajar dalam kehidupan sehari-hari seringkali diartikan yang kurang tepat, biasanya orang awam mengartikan belajar identik dengan membaca, belajar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan upaya cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan upaya ilmiah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan upaya cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan upaya ilmiah, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Pemberian Tugas 1. Pengertian Metode Oemar Hamalik (2010 : 27) menjelaskan istilah metode berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

Interaksi Edukatif. Kelompok 8 Labiba Zahra K Novita Ening B K Rini Kurniasih K

Interaksi Edukatif. Kelompok 8 Labiba Zahra K Novita Ening B K Rini Kurniasih K Interaksi Edukatif Kelompok 8 Labiba Zahra K1310049 Novita Ening B K1310060 Rini Kurniasih K1310069 Pend. Matematika (sbi) 2010 Pengertian Interaksi Edukatif Interaksi edukatif adalah suatu rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan IPA Pendidikan IPA merupakan disiplin ilmu yang di dalamnya terkait dengan ilmu pendidikan dan IPA itu sendiri. Sebelum mengetahui lebih jelas mengenai pendidikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan

BAB II LANDASAN TEORI. Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan diterapkan seiring dengan pemanfaatan media dan sumber belajar (Prawiradilaga, 2008). Menurut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori mencakup hal pengertian belajar, hakikat kegiatan belajar mengajar, dan hakikat IPA.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori mencakup hal pengertian belajar, hakikat kegiatan belajar mengajar, dan hakikat IPA. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori mencakup hal pengertian belajar, hakikat kegiatan belajar mengajar, dan hakikat IPA. Hal-hal tersebut terjabar dalam penjelasan berikut. 2.1.1. Belajar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran sangat tergantung pada cara pendidik. Metode adalah cara yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran sangat tergantung pada cara pendidik. Metode adalah cara yang digunakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Pembelajaran Metode adalah cara yang digunakan untuk menginplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Menulis Deskripsi Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri (Moeliono, 2005: 707). Menulis merupakan keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99). BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa ahli mendefinisikan tentang pengertian belajar atau lerning, baik

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa ahli mendefinisikan tentang pengertian belajar atau lerning, baik II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dalam Konteks Pembelajaran Beberapa ahli mendefinisikan tentang pengertian belajar atau lerning, baik secara umum maupun secara khusus. Penafsiran tersebut berbeda satu

Lebih terperinci

Sosiodrama pada Pembelajaran IPS sebagai Upaya Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa

Sosiodrama pada Pembelajaran IPS sebagai Upaya Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa Sosiodrama pada Pembelajaran IPS sebagai Upaya Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa Pendahuluan Oleh Dinar dan Ahmad Juanda: Latifa Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS 2010 FIS UNY Sejatinya pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Pengertian Menurut Darmansyah (2006 : 13) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penelitian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual. Oleh karena itu mereka tidak dapat terlepas dari. menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual. Oleh karena itu mereka tidak dapat terlepas dari. menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting baik secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan, saling berbagi pengalaman,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Belajar Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan, pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2001:82).

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Metode Demonstrasi 2.1.1 Pengertian Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan format belajar mengajar yang secara sengaja mempertunjukkan atau memperagakan tindakan, proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS A. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching, Pembelajaran Konvensional, Kemampuan Komunikasi Matematis dan Skala Sikap 1. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Reciprocal Teaching

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP METODE PEMBELAJARAN METODE PEMBELAJARANDILIHAT DARI SASARAN:

PRINSIP-PRINSIP METODE PEMBELAJARAN METODE PEMBELAJARANDILIHAT DARI SASARAN: PRINSIP-PRINSIP METODE PEMBELAJARAN 1. AKADEMIK DAN EMPIRIK 2. RELEVAN ( TUJUAN, MATERI AJAR, MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN, KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK, SITUASI DAN KONDISI AKTUAL, WAKTU) 3. FLEKSIBEL(FLEXIBLE)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 1999:623). Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa atau sanggup melakukan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 1999:623). Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa atau sanggup melakukan 7 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakekat Kemampuan Kemampuan adalah kesanggupan; kecakapan; kekuatan (Depdikbud, 1999:623). Seseorang dikatakan mampu apabila ia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arus globalisasi yang semakin meluas mengakibatkan munculnya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan terutama lapangan kerja, dibutuhkan sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia yang cerdas, kreatif, dan kritis menjadi faktor dominan yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi era persaingan global. Sementara itu proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Thursan Hakim (2005: 21) belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Pada hakekat belajar diartikan sebagai proses membangun makna atau pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang dialaminya sehingga terjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KajianTeori 2.1.1 Metode Eksperimen Menurut M. Firdaus Zarkasi (2009), dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yang dipergunakan oleh guru. Pengertian lain ialah sebagai teknik

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yang dipergunakan oleh guru. Pengertian lain ialah sebagai teknik A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru. Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar Banyak ahli pendidikan yang mengungkapkan pengertian belajar menurut sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli pendidikan tentang

Lebih terperinci

cara-cara baru dan tidak terpaku pada satu cara saja.

cara-cara baru dan tidak terpaku pada satu cara saja. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar siswa yang rendah di sekolah tentu akan menjadi masalah yang perlu mendapat banyak perhatian dan pemecahan. Tinggi rendahnya hasil belajar siswa

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI Oleh Sartin Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Demonstrasi 2.1.1.1 Hakekat Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Pendidikan bahasa Indonesia sangat penting karena bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang berfungsi sebagai pemersatu bangsa, identitas bangsa, serta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53).

TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53). 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Metode Pemberian Tugas Secara etimologi pengertian metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53). metode

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-Visual Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Belajar sesungguhnya adalah ciri khas manusia dan yang membedakannya dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. baik. Efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa

II. TINJAUAN PUSTAKA. baik. Efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Pembelajaran dianggap dapat berhasil apabila proses dan hasil belajarnya baik. Efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Metode Ceramah dalam Pembelajaran PAI Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII di SMPN 2 Tulungagung

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Metode Ceramah dalam Pembelajaran PAI Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII di SMPN 2 Tulungagung BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Metode Ceramah dalam Pembelajaran PAI Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII di SMPN 2 Tulungagung Berdasarkan hasil perhitungan di BAB IV hipotesis alternatif (Ha) metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasal 1 ayat 1, Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (2006: 3) menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Deskripsi Teori. 1. Prestasi Belajar Ekonomi. a. Pengertian Prestasi. Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Deskripsi Teori. 1. Prestasi Belajar Ekonomi. a. Pengertian Prestasi. Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Prestasi Belajar Ekonomi a. Pengertian Prestasi Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu prestatie, yang berarti hasil dari usaha. Menurut Muhibbin

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PADA JURUSAN KEBIDANAN DI KAMPUS III POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PADA JURUSAN KEBIDANAN DI KAMPUS III POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PADA JURUSAN KEBIDANAN DI KAMPUS III POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA Ana Widi Astuti 1), Henik Istikhomah 2) 1, 2 Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan

Lebih terperinci

c. Metode Curah Pendapat/Urun Pendapat/Brainstorming

c. Metode Curah Pendapat/Urun Pendapat/Brainstorming Jenis-jenis Metode Pembelajaran a) Metode Ceramah Suatu cara menyajikan informasi atau bahan ajar/materi melalui penuturan. Keunggulannya, metode ini efektif untuk menyampaikan informasi bersifat penjelasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengajaran berbahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan pengajaran keterampilan-keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang berbahasa. Keterampilan-keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. IPA itu suatu cara atau metode mengamati Alam (Nash, 1963) maksudnya, membentuk suatu perspektif baru tentang objek yang diamati.

BAB I PENDAHULUAN. IPA itu suatu cara atau metode mengamati Alam (Nash, 1963) maksudnya, membentuk suatu perspektif baru tentang objek yang diamati. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam berhubungan dengan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitarnya yang diperoleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Pendekatan Discovery Learning Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat membantu siswa memahami konsep yang sulit dengan memberikan pengalaman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan sikap dan keterampilan yang merupakan hasil aktivitas belajar

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bagian akhir disertasi bab ini dikemukakan dua hal bagian penting, yakni: a) disajikan simpulan hasil penelitian, b) saran. Secara rinci akan diuraikan sebagai berikut: A.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran matematika sangat diperlukan adanya motivasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran matematika sangat diperlukan adanya motivasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran matematika sangat diperlukan adanya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, karena motivasi yang tepat akan memunculkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang mampu meletakkan posisi guru dengan tepat sehingga guru mampu memainkan perannya dengan tepat sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Dalam mata pelajaran IPA di sekolah-sekolah, tujuan dari pengajaran IPA tidak akan tercapai apabila siswa hanya mendengarkan ceramah dari guru di dalam

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN KLINIK CLINIC TOUR. Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodik Khusus. Dosen Pembimbing : Arika., M.

METODE PEMBELAJARAN KLINIK CLINIC TOUR. Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodik Khusus. Dosen Pembimbing : Arika., M. METODE PEMBELAJARAN KLINIK CLINIC TOUR Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodik Khusus Dosen Pembimbing : Arika., M.Keb Disusun Oleh: 1. Ika Rahmawati (1602430011) 2. Arie Anggraini

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT

PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT Metoda Pengajaran Drs. MULYO WIHARTO, MM, MHA TUJUAN INSTRUKSIONAL 1. Mahasiswa dapat menjelaskan metoda expository 2. Mahasiswa dapat menjelaskan metoda inquiry Klik di

Lebih terperinci

Memilih Metode Pembelajaran Matematika

Memilih Metode Pembelajaran Matematika Kegiatan Belajar 1 Memilih Metode Pembelajaran Matematika A. Pengantar Apabila kita ingin mengajarkan matematika kepada anak / peserta didik dengan baik dan berhasil pertam-tama yang harus diperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas dan peran guru sebagai pendidik profesional sesungguhnya sangatlah kompleks, tidak terbatas pada saat berlangsungnya interaksi edukatif di dalam kelas,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Model Pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) Model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) pertama kali dikembangkan oleh Pizzini tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran sains merupakan ilmu pengetahuan yang diajarkan kepada siswa

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran sains merupakan ilmu pengetahuan yang diajarkan kepada siswa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran sains merupakan ilmu pengetahuan yang diajarkan kepada siswa agar dapat mempelajari alam secara ilmiah. Pembelajaran sains disekolah seharusnya diarahkan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar setiap orang itu dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar setiap orang itu dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan) 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar (Learning Styles) Gaya belajar setiap orang itu dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan) dan faktor lingkungan. Jadi ada hal-hal tertentu yang tidak dapat diubah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu mengacu pada kurikulum yang telah ditetapkan pada pendidikan di sekolah. Didalam kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses yang memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses yang memegang peranan penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan adalah sebuah proses yang memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa untuk terus maju dan berkembang karena pendidikan merupakan wahana untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN SIKAP SISWA KELAS VI SDN 135/V MAKMUR JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN SIKAP SISWA KELAS VI SDN 135/V MAKMUR JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN SIKAP SISWA KELAS VI SDN 135/V MAKMUR JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI Mhd. Jamil Sutarni Guru SDN 135/V Makmur Jaya Tanjung Jabung Barat, Jambi Abstrak: Setiap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Pembelajaran 1. Definisi Metode Pembelajaran Metode berasal dari Bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah maka metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Aktivitas Belajar Slameto (2001 : 36) berpendapat bahwa penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi difikirkan,

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar-3 Belajar Berbasis Aneka Sumber

Kegiatan Belajar-3 Belajar Berbasis Aneka Sumber Kegiatan Belajar-3 Belajar Berbasis Aneka Sumber A. Petunjuk Belajar Perkembangan teknologi informasi yang pesat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap berbagai aktivitas kehidupan manusia termasuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Komunikasi matematis Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) disebutkan bahwa komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau atau berita antara

Lebih terperinci

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut: Nama : Hana Meidawati NIM : 702011109 1. Metode Ceramah Penerapan metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan tidak asing lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan.

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Pustaka

BAB II. Kajian Pustaka 5 BAB II Kajian Pustaka 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakekat PKn Pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak dan karakter warganegara yang demokratis dan bertanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikannya. Dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran fisika di SMA secara umum adalah memberikan bekal. ilmu kepada siswa, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran fisika di SMA secara umum adalah memberikan bekal. ilmu kepada siswa, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembelajaran fisika di SMA secara umum adalah memberikan bekal ilmu kepada siswa, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Pendidikan atau pengajaran di sekolah dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa harus merupakan akibat dari proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam Kamus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam Kamus BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Metode Diskusi Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam suatu kegiatan pembelajaran. Metode mengajar merupakan cara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS 4 BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1. Hakikat Aktivitas Belajar 2.1.1 Pengertian Aktivitas Belajar Belajar bukanlah berproses dalam kehampaan. Artinya bahwa belajar tidak pernah sepi dari berbagai aktivitas. Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pendidikan pada umumnya dilaksanakan disetiap jenjang pendidikan melalui pembelajaran. Oleh karena itu, ada beberapa komponen yang menentukan keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu bangsa. Melalui jalur pendidikan dihasilkan generasi-generasi penerus bangsa yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model inkuiri terbimbing merupakan suatu model yang digunakan guru untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model inkuiri terbimbing merupakan suatu model yang digunakan guru untuk 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Inkuiri Terbimbing Model inkuiri terbimbing merupakan suatu model yang digunakan guru untuk mengajar dimana pelaksanaanya yaitu guru membagi tugas meneliti suatu masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat terlepas dari ilmu pengetahuan alam. Ruang lingkup IPA berkaitan erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi internal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi internal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktifitas dirinya sehari-hari.salah satu dari kondisi internal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Alat - Alat Laboratorium Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan datang sangat tergantung pada kualitas manusia yang dikembangkan pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan datang sangat tergantung pada kualitas manusia yang dikembangkan pada masa BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya alam manusia merupakan inti dan titik berat dari pembangunan nasional secara keseluruhan. Keberhasilan pencapaian pembangunan dimasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi Dalam kegiatan pembejaran dengan metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran semua cabang sains, terutama fisika, pada umumnya adalah mencoba menemukan keteraturan di dalam observasi kita terhadap dunia di sekeliling kita. Banyak

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CERAMAH, DEMONSTRASI, DAN EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SDN KOTA BARAT. Djotin Mokoginta Dosen Universitas Negeri Gorontalo

PENERAPAN METODE CERAMAH, DEMONSTRASI, DAN EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SDN KOTA BARAT. Djotin Mokoginta Dosen Universitas Negeri Gorontalo PENERAPAN METODE CERAMAH, DEMONSTRASI, DAN EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SDN KOTA BARAT Djotin Mokoginta Dosen Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Secara teori bahwa kegiatan belajar mengajar tidak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Belajar adalah proses perubahan seseorang yang diperoleh dari pengalamannya sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas dalam hal ini berarti siswa aktif dalam mengerjakan soal-soal atau tugas-tugas yang diberikan dengan rasa senang dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI / Genap Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Sains SMP umumnya belum menggunakan metode/strategi. yang dapat menarik minat belajar siswa. Pembelajaran Sains di SMPN 1

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Sains SMP umumnya belum menggunakan metode/strategi. yang dapat menarik minat belajar siswa. Pembelajaran Sains di SMPN 1 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Sains SMP umumnya belum menggunakan metode/strategi yang dapat menarik minat belajar siswa. Pembelajaran Sains di SMPN 1 Sidomulyo masih menggunakah metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjuru dunia secara cepat dan melimpah ruah. Untuk dapat tampil unggul dalam

BAB I PENDAHULUAN. penjuru dunia secara cepat dan melimpah ruah. Untuk dapat tampil unggul dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu, pengetahuan, dan sains semakin pesat, terutama dalam bidang telekomunikasi dan informasi. Sebagai akibat dari perkembangan teknologi komunikasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah IPA merupakan mata pelajaran dengan konsep pembelajaran alam yang mempunyai hubungan erat dan luas dengan kehidupan manusia. IPA berhubungan dengan cara mencari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Mulyasa, 2005 :70).

BAB II KAJIAN TEORI. jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Mulyasa, 2005 :70). BAB II KAJIAN TEORI A. Pendidikan IPA di Sekolah Dasar Pendidikan Sekolah Dasar sebagai bagian dari sitem pendidikan nasional mempunyai peran amat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Sofiatun,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Sofiatun,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IPA secara sederhana didefinisikan sebagai ilmu tentang fenomena alam semesta. IPA membahas gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis berdasarkan pada

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pembiasaan kegiatan belajar diselenggarakan secara berkesinambungan

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pembiasaan kegiatan belajar diselenggarakan secara berkesinambungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembiasaan kegiatan belajar diselenggarakan secara berkesinambungan mulai dari pendidikan formal atau sekolah tidak lain dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan tingkah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran. Efektivitas itu sendiri menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran. Efektivitas itu sendiri menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Terdapat dua kata berbeda dari istilah tersebut, yakni efektivitas dan pembelajaran. Efektivitas itu sendiri menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa perlu dibekali dengan kompetensi yang memadai agarmenjadi peserta aktif

BAB I PENDAHULUAN. siswa perlu dibekali dengan kompetensi yang memadai agarmenjadi peserta aktif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abad XXI dikenal sebagai abad globalisasi dan abad tehnologiinformasi. Perubahan yang sangat cepat ini merupakan fakta dalam kehidupansiswa sehingga siswa perlu dibekali

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar 1) Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang paling tepat untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. yang paling tepat untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Bangsa dan Negara, karena pendidikan merupakan sarana yang paling tepat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seminar, dan kegiatan ilmiah lain yang di dalammnya terjadi proses tanya-jawab,

BAB I PENDAHULUAN. seminar, dan kegiatan ilmiah lain yang di dalammnya terjadi proses tanya-jawab, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Metode tanya-jawab seringkali dikaitkan dengan kegiatan diskusi, seminar, dan kegiatan ilmiah lain yang di dalammnya terjadi proses tanya-jawab, meskipun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Makna Belajar Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang hayat, artinya belajar adalah proses yang terus-menerus, yang tidak pernah

Lebih terperinci