Produksi Bibit Lada Sehat dengan Teknologi Bio-FOB PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Produksi Bibit Lada Sehat dengan Teknologi Bio-FOB PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 PENDAHULUAN Di Indonesia permasalahan utama agribisnis lada adalah (1) tingkat produktivitas tanaman dan mutu yang rendah, (2) tingginya kehilangan hasil akibat serangan hama dan penyakit, (3) usahatani yang belum efisien, (4) masih rendahnya usaha peningkatan mutu dan diversifikasi produk, (5) berkurangnya luasan tanmanan lada dari factor luar ( 6 ) serta lambatnya proses alih teknologi ke tingkat petani. Perkebunan lada di Kalimantan Timur yang tersebar dibeberapa wilayah kabupaten /Kota khususnya di Kabupaten Kutai Kartanegara yang terletak di Di ecamatan Loa janan merupakan perkebunan rakyat, dengan ciri (1) penerapan teknologi rendah, (2) lokasi terpencar, dan (3) terbatasnya modal,terbatasnya pengetahuan dan keterampilan terutama dibidang budidaya tanaman lada sehat dan masih menggunakan pola system pasca panen yang tradisionil. Dari hal tersebut diatas terhadap Penerapan teknologi yang rendah menyebabkan produktivitas rendah, kerusakan tanaman yang tinggi akibat serangan hama penyakit, usia produktif pendek, dan kerusakan lahan yang mengancam usaha perkebunan lada yang berkelanjutan. Lada merupakan komoditi utama yang diusahakan petani di Kecamatan Loa janan, akhirakhir ini terjadi penurunan luas tanam dan produksi yang sangat signifikan. Salah satu masalah utama dalam budidaya lada adalah gangguan penyakit busuk pangkal batang (BPB) yang disebabkan oleh jamur Phythoptora capsici. Penyakit ini menyerang seluruh bagian tanaman mulai dari pembibitan sampai dewasa, tetapi yang mematikan jika menyerang pangkal batang. Menurut keterangan petani, serangan penyakit BPB semakin berat sekitar akhir tahun 90- an. Semangun (2001) mengatakan penyakit BPB di Indonesia telah lama ditemukan, Muller melaporkan serangan penyakit busuk pangkal batang pada lada pertama kali terjadi di Lampung pada tahun Meningkatnya serangan penyakit BPB lada di Kecamatan loa janan diduga karena daya tahan tanaman yang lemah akibat menurunnya kesuburan tanah, pemupukan yang tidak berimbang (lebih mengutamakan pupuk yang mengandung unsur hara N), dan penggunaan pupuk kandang ayam broiler yang belum matang - sehingga lingkungan lebih sesuai untuk perkembangan pathogen. Semangun (2001) menyatakan penyakit tanaman timbul jika pada satu waktu di satu tempat terdapat tumbuhan yang rentan, pathogen yang virulen, dan lingkungan yang sesuai - yang sering disebut segi tiga penyakit (disease triangle). Untuk mempertahankan lada sebagai komoditas andalan perlu dilakukan terobosan dalam pengembangan lada diantaranya adalah perbaikan teknik budidaya seperti: (1) penerapan teknologi 1

2 imunisasi benih untuk mendapatkan tanaman lada yang sehat, produktif, dan ramah lingkungan, (2) penerapan teknologi berbasis organik untuk meningkatkan kesehatan dan produktivitas tanaman, dan (3) penerapan usahatani terpadu untuk meningkatkan efisiensi untuk meningkatkan daya saing dan persaingan dengan komoditas lainnya sebagai alternatif pilihan agrobisnis. Penularan pathogen dapat melalui stek yang digunakan sebagai sumber bahan tanaman. Stek lada yang digunakan petani mempunyai resiko yang tinggi sebagai sumber inokulum penyakit bagi kebun lada yang baru dibuka. Salah satu cara pencengahan penyakit BPB adalah menggunakan benih yang bebas patogen P. capsici. Untuk memperoleh benih yang bebas dan imun terhadap patogen dapat diinduksi dengan mikroorganisme tertentu. Fusarium oxysporum non patogenik (Fo.NP) merupakan salah satu mikroorganisme yang dapat menginduksi ketahanan tanaman. Teknik memperoleh bibit ( benih) sehat dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain, kultur jaringan, perlakuan terhadap bibit secara kimiawi, dan perlakuan bibit dengan mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme yang dapat digunakan berdasarkan hasil penelitian antara lain Fusarium oxysporum non patogenik (F.o.NP), Bacillus, dan Pseudomonas flourescens. Di beberapa Negara Maju seperti Jepang, Jerman, Cina, dan AS telah menggunakan Fo.NP untuk memproduksi bibit sehat dan toleran terhadap pathogen tertentu. Di Indonesia telah digunakan secara luas untuk memproduksi bibit vanili sehat (vanili Bio-FOB) yang bebas dan toleran terhadap penyakit busuk batang vanili. Teknik ini telah diobservasi penggunaannya untuk menghasilkan bibit sehat pada beberapa tanaman seperti lada, tembakau, nilam, cabai, tomat, dan tembakau. Teknologi yang dikembangkan BALITTRO dapat menghasilkan bibit yang diinduksi dengan Fo.NP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas Fo.NP lebih baik dibanding dengan fungisida. Selain menggunakan bibit lada Bio-FOB, tersedia komponen teknologi lain untuk mengendalikan BPB yaitu bio-fungisida Bio-TRIBA dan fungisida nabati MITOL. Bio-TRIBA mengandung agen hayati Bacillus dan Trichoderma yang merupakan musuh alami penyakit BPB. Sedangkan MITOL mengandung eugenol yang diisolasi dari tanaman cengkeh yang dapat membunuh beberapa pathogen termasuk penyakit BPB. Diharapkan dengan menggunakan tiga komponen tersebut serangan penyakit BPB dapat dihindari dan petani dapat terhindar dari penggunaan pestisida sintetis yang berbahaya bagi kesehatan. Selain itu penggunaan komponen teknologi ramah lingkungan ini dapat meningkatkan mutu karena menghasilkan produk lada organik yang bebas dari residu pestisida. 2

3 Imunisasi atau induksi resistensi atau resistensi buatan adalah suatu proses stimulasi resistensi tanaman inang terhadap pathogen tanaman tanpa introduksi gen-gen baru. Teknologi imunisasi atau proteksi silang merupakan salah satu cara pengendalian penyakit tanaman dengan menstimulasi aktivitas mekanisme resistensi melalui inokulasi mikroorganisme non patogenik atau pathogen avirulen maupun strain hipovirulen serta perlakuan substan dari mikroorganisme dan pestisida nabati (Tombe dan Zulhisnain, 2010). SPESIFIKASI KOMPONEN TEKNOLOGI Komponen teknologi lada sehat merupakan bagian dari paket teknologi yang terdiri dari benih lada Bio-FOB, biodekomposer dan biofungisida Bio-TRIBA, dan fungisida nabati MITOL EC dengan spesifikasi sebagai berikut: 1. Bibit lada Bio-FOB: bibit yang diproduksi dengan menggunakan tiga macam mikroorganisme yaitu: a. Fusarium oxysporum non patogenik (Fo.NP), mikroba ini berfungsi untuk menginduksi sistem ketahan lada terhadap BPB dan merangsang pertumbuhan akar. Mikroorganisme tersebut diisolasi dari rizosfera dan jaringan tanaman panili sehat. Hasil uji patogenisitas dan analisis VCG ( Vegetatif Compatibelity Group) menunjukkan bahwa isolat tersebut tidak patogenik terhadap tanaman lada. Fo.NP telah banyak dilaporkan dapat menginduksi sistem ketahanan tanaman dengan meningkatnya aktivitas beberapa enzim tertentu dalam sistem metabolism tanaman. Sebanyak 15 isolat Fo.NP telah berhasil diisolasi dan dimurnikan, salah satu isolat yaitu Fo.NP starin 10-AM secara konsisten menghasilkan efetivitas yang tinggi. Strain tersebut selanjutnya digunakan dalam memproduksi tiga macam formula Fo.NP. b. Bacillus pantotkenticus, mikroba ini ditemukan dan diisolasi dari rizosfera pertanaman jagung. B. pantotkenticus dapat merangsang perakaran, biodekomposer limbah organik mentah dan menghasilkan antibiotik selama proses dekomposisi bahan organik serta berfungsi sebagi agens hayati yang akan melindungi sistem perakaran serta bertahan hidup dalam rizosfera tanaman. Uji in vitro menunjukkan bahwa isolat ini dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis patogen di dalam tanah. Salah satu spesies Bacillus telah dilaporkan di Brasil dapat meningkatkan produksi gandum sampai 105 %. c. Trichoderma lactae, mikroba ini ditemukan dan diisolasi dari rizosfera pertanaman jambu mente. T. Lactae berfungsi dapat digunakan sebagai biodekomposer limbah organik mentah dan agens hayati. 2. Bio-TRIBA: Mengandung dua jenis mikroorganisme yaitu B. pantotkenticus dan T. lactae. Larutan Bio-TRIBA dapat digunakan sebagai biodekomposer limbah 3

4 organik dan biofungisida untuk pengendalian pathogen tanaman serta dapat dicampur dengan pupuk organik dalam aplikasinya. 3. Fungisida Nabati Mitol 20 EC : Mengandung bahan aktif eugenol yang diekstrak dari tanaman cengkeh. Formula ini toksik terhadap beberapa pathogen tanaman diantaranya penyakit BPB lada. MANFAAT TEKNOLOGI Bio-FOB Manfaat menggunakan teknologi Bio-FOB pada pembibitan dan pertanaman lada adalah sebagai berikut: 1. Stek yang diinduksi dengan Fo.NP bebas dan toleran terhadap patogen BPB dan pathogen lainnya. 2. Pertunasan stek yang dinduksi Fo.NP lebih cepat dibanding dengan cara konvensional. 3. Fo.NP dapat diformulasi dalam bentuk pupuk organik untuk pertanaman di lapangan dan bertahan hidup dalam waktu relatif lama. 4. Bio-TRIBA mengandung B. pantotkenticus dan T. lactae berfungsi sebagai agens hayati penyakit BPB, penyakit lain dan meningkatkan kesehatan tanaman. 5. Fungsi lain dari B. pantotkenticus dan T. lactae adalah mendekomposisi limbah untuk menghasilkan kompos. Kompos sangat penting untuk meningkatkan kesuburan tanah yang selanjutnya meningkatkan ketahanan tanaman terhadap pathogen BPB, pathogen lainnya dan sebagai media perkembangbiakan mikroba yang berguna. 6. Ekstrak kompos yang diproses dengan Bio-TRIBA bersifat pestisidal terhadap beberapa patogen tanaman. Gb 1. Semaian lada stek satu ruas berdaun satu 4

5 Gb 2. Semaian stek lada siap transplanting ke polybag KEUNGGULAN PEMBIBITAN LADA Bio-FOB Keunggulan pembibitan lada menggunakan teknologi Bio-FOB adalah sebagai berikut: 1. Menghemat materi perbanyakan atau menghasilkan bibit lebih banyak sampai 400 persen, cukup satu ruas berdaun satu-konvensional 5-7 ruas. 2. Bibit lada Bio-FOB bebas dan toleran terhadap patogen BPB dan pathogen lainnya. 3. Untuk memproduksi Bio-FOB di lapangan telah tersedia tiga macam formula Fo.NP yang telah dipatenkan (No. Paten. ID ). 4. Teknik produksi sederhana, dapat dipersiapkan dengan cepat dan biaya produksi lebih murah dibanding teknologi lain. 5. Mikroorganisme yang digunakan asli Indonesia dan tidak patogenik pada tanaman baik di laboratorium dan lapangan. 6. Fo.NP dapat bertahan hidup dalam perakaran dan jaringan tanaman lada dalam waktu yang relatif lama.media tumbuh dalam polybag yang digunakan dalam pembibitan mengandung dua macam agens hayati yaitu T. lactae dan B. pantotkenticus yang berfungsi untuk melindungi dan merangsang perakaran. 7. Menghasilkan bibit lada organik bebas residu bahan kimia untuk membangun kebun lada organik. 5

6 PROSEDUR PRODUKSI BIBIT LADA SATU RUAS BERDAUN SATU DENGAN TEKNOLOGI Bio-FOB Prosedur produksi bibit lada satu ruas berdaun satu menggunakan teknologi Bio-FOB sebagai berikut: 1. Bahan tanaman diambil dari tanaman yang belum menghasilkan (TBM) dan bebas dari gejala penyakit. Stek yang diambil dari sulur panjat dan sudah mengayu. 2. Segera setelah tiba dari sumber bibit, stek dipotong menjadi stek satu ruas berdaun satu menggunakan pisau tajam, kemudian dicelup (dipping) kedalam larutan Bio-FOB EC selama 30 menit dan atau ujung atas dan bawah dioles/ditotol dengan formula Bio-FOB WP. Larutan Bio- FOB disiapkan 2 jam sebelum digunakan dan dapat digunakan maksimal selama 4 jam. 3. Setelah 30 menit, stek dikeluarkan dari larutan Bio-FOB EC, ujung bawah dioles dengan Bio-FOB WP kemudian disemai dibedengan dengan media tumbuh pasir sungai yang lembap. Selanjutnya bedengan persemaian dipasang sungkup plastik di bawah naungan paranet 65 persen (intensitas sinar 35 persen). 4. Selama dipersemaian jika kelembapan rendah maka dilakukan penyemprotan air bersih (air minum isi ulang) setiap 3-7 hari, tergantung kelembapan dan sungkup dibuka setiap hari pada pukul Untuk merangsang perakaran disiram larutan Bio-TRIBA 10 persen setiap 2-3 minggu sekali. 5. Setelah 3-4 minggu dipersemaian, kecambah ditransplanting kedalam polybag ukuran 12 x 18 cm yang berisi media tumbuh: top soil + pasir + kompos Bio-TRIBA BT1 (1:1:1). Bibit disusun rapat dalam bedengan dengan lebar maksimal 100 cm dan panjang m. Bibit dipelihara di bawah naungan persen. 6. Rouging atau sortir pertama dilakukan setelah 1-2 bulan bibit di polybag, bibit yang off-type disortir dan yang terpilih dikelompokkan menurut kecepatan tumbuh dan dilakukan penjarangan. Jarak dalam barisan sesuai diameter polybag (± 7,6 cm) dan antar barisan ± 15 cm. 7. Rouging kedua setelah 3-5 bulan, stek yang telah tumbuh menjadi bibit 7-9 buku siap disalurkan untuk dilakukan penanaman dilapangan. 6

7 DIAGRAM ALIR PEMBIBITAN LADA STEK SATU RUAS BERDAUN SATU DENGAN TEKNOLOGI Bio-FOB PENERIMAAN BAHAN STEK PEMBUATAN STEK DIPPING Bio-FOB EC OLES Bio-FOB WP PERSEMAIAN PEMASANGAN SUNGKUP PEMELIHARAAN PERSEMAIAN TRANSPLANTING KE POLYBAG PEMELIHARAAN PEMBIBITAN ROUGING/SORTIR PENYALURAN BIBIT 7

8 Gb 3. Bibit lada asal pembibitan satu ruas berdaun satu umur 4 bulan Gb 4. Bibit lada siap salur asal pembibitan satu ruas berdaun satu umur 6 bulan Gb 5. Performance bibit lada asal pembibitan satu ruas berdaun satu umur 6 bulan POTENSI PRODUKSI BIBIT Perkiraan potensi produksi bibit lada asal pembibitan satu ruas berdaun satu berdasarkan ketersediaan stek dari populasi tanaman belum menghasilkan (TBM) sebagai berikut: 1. Materi perbanyakan dipanen dari TBM kebun produksi milik petani yang berumur kurang dari dua tahun. Setiap batang TBM dapat menghasilkan stek satu ruas berdaun satu sebanyak stek per satu kali pemangkasan. Populasi pertanaman lada TBM di Desa Batuah dan Tani Harapan diperkirakan ± batang. Jadi potensi stek stek selama setahun. 2. Dari potensi stek tersebut jika dengan asumsi stek yang dapat diakses sebesar 50 persen maka tersedia materi perbanyakan stek. Asumsi keberhasilan pembibitan 50 persen maka diperoleh bibit sebanyak bibit. 8

9 3. Jika potensi tersebut dapat dimaksimalkan mencapai 75 persen, maka diperoleh bibit sebanyak batang. 4. Optimalisasi pemanfaatan stek melalui pembibitan satu ruas berdaun satu dengan teknologi Bio-FOB mengingat kebutuhan bibit lada yang cukup besar tidak hanya melalui APBD tetapi juga adanya Gernas Lada seluas 100 Ha pada tahun yang sama. Gb 6. Performance tanaman lada umur 2 bulan asal pembibitan satu ruas berdaun satu Pengambilan Stek 1. Stek lada diiambil dari tanaman induk yang berumur dua tahun serta sudah di pangkas dua kali (8-10 bulan pertama dan bulan kedua). 2. Berasal dari cabang panjat, tumbuh ke atas, serta melekat pada tiang panjat. 3. Stek dari pohon induk yang sehat. 4. Stek yang akan diambil sudah berkayu, berdaun hijau tua, tidak ada gejala abnormal. 5. pengambilan stek pada pagi hari jam atau sore hari jam agar tidak layu kepanasan. Persemaian 1. Media tanam yang baik adalah tanah yang subur, gembur, dan drainase baik (tanah liat berpasir). 2. Lingkungan tumbuh stek 1 ruas harus lembab, tidak becek, dan disiram secara teratur. 9

10 3. Stek 1 ruas tidak tahan penyinaran langsung, maka dinaungi dengan atap kemudian disungkup terpal plastik. 4. Stek 1 ruas ditanam miring dimana mata dan daun terletak di atas tanah, jarak antara stek ± 5 cm dalam bentuk larikan. Jarak antar bedengan 0,4 meter. 5. Setelah 3-4 minggu di persemaian, kemudian dipindahkan ke pembibitan. Pembibitan. 1. Stek 1 ruas apabila sudah banyak akarnya (21-30 Hss) dapat dipindahkan ke kantong plastik berukuran 10 x 15 cm berlubang 10 buah yang telah disiapkan dengan perbandingan tanah dan pupuk kandang 1 : Kantong plastik disusun rapat, bibit di dalam barisan diberi jarak 10 cm. Jarak antar barisan disesuaikan. 3. Apabila cuaca kering dilakukan penyiraman dan bibit tumbuh kurang baik perlu diberikan pupuk daun seperti Gandasil D, Ceruplesal Fluid sekali seminggu dengan konsentrasi 0,2 %. Pembibitan Lada LAST_UPDATED2 Oleh Tri ksn Minggu, 18 Oktober :47 Pembibitan lada varietas unggul Natar 1 minimal dilakukan untuk satuan populasi / produksi sebanyak bibit. Untuk pembibitan sejumlah tersebut di perlukan satuan biaya setiap bibit lada sebesar Rp ,- / bibit. Biaya ini sudah mencakup : Pembelian bahan stek satu ruas lada natar 1 dari sulur panjat satu daun a Rp. 400,-/ stek, penyiapan media ( pupuk kandang, tanah dan pasir), pembelian polibag, pembelian plastik solarisasi, perlakuan solarisasi media, aplikasi agensia hayati Trichoderma sp dan bakteri non pathogenik, pembuatan para-para tempat pembibitan dari bambu, naungan dari paranet, pembuatan guludan, pengisian polibag, menyiapkan subtrat alang-alang, pemeliharaan bibit selama 6 bulan, pembelian bambu dan pembuatan stik, pembelian fungisida, insektisida dan pupuk daun. Pembibitan lada selanjutnya harga satuannya turun menjadi Rp ,- / bt karena sarana tempat pembibitan sudah tersedia. Tiap kelompok tani lada sudah seharusnya mulai dapat menyiapkan bibit lada unggul yang sehat, karena selama ini petani lada kesulitan memperoleh bibit lada yang baik, saat musim tanam tidak tersedia bibit lada yang baik, sementara petani lada belum dapat mengembangkan bibit lada bibit lada dengan baik. Pembinaan dan pengembangan penangkaran bibit lada di tingkat petani mestinya sudah dimulai, sehingga kelompok tani lada sudah dapat menyiapkan bibit secara mandiri. Bahan tanaman lada berupa stek satu ruas berdaun tunggal dari sulur panjat sebaiknya berasal dari kebun induk milik BPTP atau Balitro untuk menjamin bahan bibit tanaman lada yang baik, agar bibit lada 10

11 yang ditangkarkan betul-betul dari bahan yang baik dan sehat, sementara petani menggunakan bahan tanaman asalan dan kualitasnya rendah. Saat ini BPTP Lampung telah mengembangkan sumber bahan tanaman lada dengan kapasitas produksi setiap tahun ribu stek satu ruas untuk tahap I tahun Pada tahun 2011 akan ditingkatkan sampai ribu stek satu ruas berdaun tunggal dari sulur panjat. Permintaan bahan tanaman lada unggul Natar 1 dalam jumlah besar untuk pembibitan dapat dilakukan melalui pemesanan minimal 8 bulan sebelumnya. Pembinaan dan pengawalan penangkaran bibit lada di petani perlu dilakukan. Kendala dalam pemasaran bibit lada adalah petani kurang berminat membeli bibit lada karena merasa petani sudah mempunyai sumber bibit asalan dari sulur gantung atau sulur cacing yang mulai berbuah relatif lama sekitar 5-6 tahun sementara dengan menggunakan bahan tanaman lada dari stek satu ruas berdaun tunggal dari sulur panjat dapat disiapkan selama 6 bulan dan mulai berproduksi lebih awal yaitu pada umur 3 tahun dan dapat diproduksi dalam jumlah besar dalam waktu yang relatif singkat apabila diperlukan bibit lada dalam jumlah besar. BPTP Lampung menerima pesanan permintaan bibit lada siap tanam dengan harga Rp /bt. Peneliti lada BPTP siap diminta menjadi konsultan untuk pembinaan dan pengembangan lada di tingkat propinsi maupun nasional. LADA NATAR 1 Bibit Unggul Spesifik Lampung Kendala usahatani lada di Lampung adalah besarnya kematian tanaman lada yang mengakibatkan kerugian berkisar ton setiap tahun. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun) telah menghasilkan bibit unggul lada spesifik untuk wilayah Lampung. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung mengawal teknologi pengembangan dan penangkaran lada unggul ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kematian tanaman lada di lapang mencapai 32%, tanaman lada tidak berbuah 33,5% dan tanaman lada berbuah 34,5%. Padahal tanaman lada yang mati harus disulam setiap tahun, sedangkan ketersediaan bibit lada yang baik yang dapat digunakan petani untuk penyulaman sangat terbatas. Untuk menjamin keberhasilan produksi lada maka tanaman lada yang mati harus disulam secara teratur setiap tahun dengan menggunakan varietas unggul yang toleran terhadap serangan hama dan penyakit sesuai kondisi di Lampung. Di Propinsi Lampung dengan luas areal tanaman lada pada tahun 2006 sekitar ha dengan rata-rata kematian 32% per hektar diperlukan bibit untuk penyulaman lada sebanyak 640 bibit per hektar. Apabila penyulaman hanya dilakukan sebanyak 10% per ha maka kebutuhan bibit lada untuk penyulaman di Lampung sekitar bibit per tahun. Untuk itu pengembangan varietas lada unggul spesifik lokasi Lampung secara berkelanjutan harus selalu tersedia. Lada Natar 1 merupakan varietas lada unggul spesifik lokasi Lampung sebagai sumber bibit yang baik bagi petani. Beberapa keunggulan varietas lada natar 1 antara lain mempunyai daya adaptasi terhadap cekaman air dan kelebihan air sedang, kurang peka terhadap penggerek batang, nematoda dan busuk pangkal batang, serta mempunyai potensi produksi sedang. Lada vatietas unggul Natar 1 yang diperkaya Bio Triba, fusarium non pathogenik (Fo NP) dan Trichoderma dengan sistem perbanyakan menggunakan sulur panjat menunjukkan toleran 11

12 terhadap penyakit busuk pangkal batang yang mematikan tanaman lada. Untuk itu pengembangan bibit lada natar 1 di Lampung merupakan salah satu terobosan penyediaan bibit lada unggul dalam rangka mengamankan produksi lada Lampung yang telah dikenal di pasaran dunia dengan nama Lampung Black pepper. Sehubungan dengan hal tersebut melalui tulisan ini disampaikan teknologi unggulan pengembangan dan pemasaran lada natar 1 di Lampung. Pengembangan dan Penangkaran Pengembangan lada natar 1 sebagai sumber bibit bagi petani lada di Lampung telah dilakukan melalui (1) Membangun kebun induk lada (2) Pengembangan bibit lada, dan (3) Pembinaan petani penangkar bibit lada. (Untuk informasi lebih lengkapnya silahkan berlangganan Tabloid SINAR TANI. SMS ke : ) Pangkalpinang, 13/7 (ANTARA) - Harga bibit komoditi lada di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel), naik karena terbatasnya pohon lada berkualitas baik untuk pembibitan lada di daerah itu. "Harga bibit lada naik menjadi Rp4.500 per batang dari harga sebelumnya Rp2.500 per batang karena terbatasnya perkebunan lada di sejumlah daerah penghasil lada," ujar Tarmizi, pedagang bibit lada asal Kampung Bakam Kabupaten Bangka Tengah di Pangkalpinang, Selasa. Pembibitan lada dilakukan dengan cara stek pada pohon lada dewasa yang sehat agar menghasilkan bibit unggul dan bisa menghasilkan buah yang banyak. Ia mengatakan, saat ini, untuk pembibitan lada mulai sulit karena pedagang dan pengusaha pembibitan lada terkendala mendapatkan induk lada yang unggul seiring perkebunan lada di Bangka mulai hilang dan induk lada banyak dijangkiti penyakit daun kuning dan akar membusuk. "Saat ini saya hanya mampu menyediakan bibit 1000 hingga 2000 batang jika dibandingkan tahun lalu bisa menyediakan 10 ribu batang bibit lada karena perkebunan lada masih cukup banyak di beberapa daerah seperti Muntok, Bangka Tengah, Bangka Selatan dan daerah lainnya di Pulau Bangka," ujarnya. Menurutnya, akibat harga bibit lada berdampak langsung terhadap permintaan petani lada sepi karena banyak petani lada yang beralih berkebun karet dan sawit. "Petani banyak beralih berkebun lada karena biaya pengelolaan lada tinggi seperti mengelola tanah, menyediakan pupuk dan kayu junjung lada yang mulai langka," ujarnya. Diprediksikan, perkebunan lada di Bangka Belitung akan hilang karena sulitnya dan tingginya biaya perawatan lada, sementara harga lada di pasaran masih rendah sehingga petani lada rugi. "Sebetulnya harga lada Rp41 ribu perkilogram sudah cukup tinggi jika dibandingkan harga lada 2002 harga lada hanya Rp12 ribu perkilogram, namun karena biaya perawatan lada tinggi mengakibatkan petani masih rugi,"tambahnya. 12

13 Apalagi saat ini berbagai penyakit mulai menyerang perkebunan lada yang mengakibatkan biaya pengeluaran petani semakin tinggi," ujarnya. Title: Media Penyimpanan Bibit Lada Perdu yang akan Dikirim ke Lokasi Lain Authors: Bintoro, Mochamad Hasjim Rohendi, Endi Febriyanti, Nur Keywords: IPB (Bogor Agricultural University) Issue Date: 2005 Publisher: IPB (Bogor Agricultural University) Abstract: Tujuan penelitian ini adalah mencari metoda pengiriman bibit lada perdu agar dapat menekan kematian bibit. Perlakuan yang diberikan terhadap bibit lada perdu di dalam kotak yang terbuat dari kardus adalah lama simpan (diasumsikan lama pengiriman) yaitu 4,6,8 dan 10 hari, volume media terdiri atas 200 dan 100 ml serta berbagai jenis media, yaitu tanah, moss spghnum, kompos, dan campuran tanah dan kompos (1:1). Hasil invensi menunjukkan bahwa bibit lada perdu yang disimpan enam hari masih hidup lebih dari 88% bila ditumbuhkan pada media tanah atau moss dengan volume 200 ml atau pada campuran tanah dan kompos (1:1) dengan volume media 100 ml. Penurunan bobot bibit yang disimpan selama 6 hari masih relatif kecil, yaitu hanya 2,83 g. URI: 13

Bersama ini kami informasikan beberapa produk/teknologi unggulan kami yang layak untuk digunakan.

Bersama ini kami informasikan beberapa produk/teknologi unggulan kami yang layak untuk digunakan. Produk Kami: Teknologi Bio-Triba, Bio-Fob, & Mitol 20 Ec Bersama ini kami informasikan beberapa produk/teknologi unggulan kami yang layak untuk digunakan. A. Bio TRIBA Teknologi ini adalah hasil penemuan

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN LADA RAMAH LINGKUNGAN BERBASIS TEKNOLOGI Bio~FOB Wednesday, 12 December :41 - Last Updated Thursday, 13 December :11

BUDIDAYA TANAMAN LADA RAMAH LINGKUNGAN BERBASIS TEKNOLOGI Bio~FOB Wednesday, 12 December :41 - Last Updated Thursday, 13 December :11 Budidaya Tanaman Lada Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB PENDAHULUAN Lada (Piper nigrum L.) merupakan tanaman rempah-rempah yang potensial dan mempunyai nilai ekonomi tinggi dalam perdagangan

Lebih terperinci

Mengenal Penyakit Busuk Batang Vanili. Oleh : Umiati

Mengenal Penyakit Busuk Batang Vanili. Oleh : Umiati Mengenal Penyakit Busuk Batang Vanili Oleh : Umiati Vanili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu tanaman industri yang mempunyai nilai terbaik dengan kadar vanillin 2,75% (Hadisutrisno,2004).

Lebih terperinci

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK ( Piper ningrum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Tanaman

Lebih terperinci

Teknik Pembenihan Acacia Spp. (Akasia) Bebas Penyakit

Teknik Pembenihan Acacia Spp. (Akasia) Bebas Penyakit Teknik Pembenihan Acacia Spp. (Akasia) Bebas Penyakit 1 / 5 Tanaman Acacia spp. termasuk tanaman yang peka terhadap serangan hama dan penyakit terutama yang disebabkan oleh jenis jamur dan bakteri. Pembangunan

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

TEKNIK PRODUKSI KOMPOS. Bio-TRIBA BT1. (Bahan aktif, Bacillus pantotkenticus dan Trichoderma lactae)

TEKNIK PRODUKSI KOMPOS. Bio-TRIBA BT1. (Bahan aktif, Bacillus pantotkenticus dan Trichoderma lactae) TEKNIK PRODUKSI KOMPOS. Bio-TRIBA BT1 (Bahan aktif, Bacillus pantotkenticus dan Trichoderma lactae) Bio-TRIBA BT1 adalah formula bentuk cair mengandung spora Bacillus pantotkenticus dan Trichoderma lactae,

Lebih terperinci

Strategi Pengelolaan untuk Mengurangi Serangan Phythopthora capsici pada Tanaman Lada

Strategi Pengelolaan untuk Mengurangi Serangan Phythopthora capsici pada Tanaman Lada Strategi Pengelolaan untuk Mengurangi Serangan Phythopthora capsici pada Tanaman Lada Lada merupakan salah satu komoditas ekspor tradisional andalan yang diperoleh dari buah lada black pepper. Meskipun

Lebih terperinci

Oleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27

Oleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27 Lada (Piper nigrum L.) merupakan tanaman rempah yang menjadi komoditas ekspor penting di Indonesia. Propinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi salah satu sentra produksi utama lada di Indonesia dan dikenal

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian 11 BAHAN DAN METODE Bahan Bahan tanaman yang digunakan adalah benih jagung hibrida varietas BISI 816 produksi PT. BISI International Tbk (Lampiran 1) dan benih cabai merah hibrida varietas Wibawa F1 cap

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

Teknik Perbanyakan Lada Secara Cepat dan Masal melalui Kebun Induk Mini PENDAHULUAN

Teknik Perbanyakan Lada Secara Cepat dan Masal melalui Kebun Induk Mini PENDAHULUAN Teknik Perbanyakan Lada Secara Cepat dan Masal melalui Kebun Induk Mini PENDAHULUAN Tanaman lada (Piper nigrum L.) merupakan tanaman tahunan yang tumbuh memanjat. Tanaman ini dapat diperbanyak secara vegetatif

Lebih terperinci

Teknologi Pertanian Sehat Kunci Sukses Revitalisasi Lada di Bangka Belitung

Teknologi Pertanian Sehat Kunci Sukses Revitalisasi Lada di Bangka Belitung Teknologi Pertanian Sehat Kunci Sukses Revitalisasi Lada di Bangka Belitung Oleh: Agus Wahyudi (naskah ini disalin sesuai aslinya untuk kemudahan navigasi) (Sumber : SINAR TANI Edisi 17 23 November 2010)

Lebih terperinci

PERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT

PERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT ISSN 1411939 PERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT Trias Novita Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat, Jambi

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

PERBANYAKAN BAHAN TANAM NILAM DENGAN CARA SETEK

PERBANYAKAN BAHAN TANAM NILAM DENGAN CARA SETEK PERBANYAKAN BAHAN TANAM NILAM DENGAN CARA SETEK ( Pogostemon cablin Benth) Oleh Agung Mahardhika, SP ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH Oleh: Dr. Desi Hernita BPTP Jambi Duku Kumpeh memiliki rasa manis, legit, daging buah bening, tekstur daging kenyal, tidak berserat, dan hampir tidak berbiji. Rasa

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

Benih lada (Piper nigrum L)

Benih lada (Piper nigrum L) Standar Nasional Indonesia Benih lada (Piper nigrum L) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Syarat mutu...

Lebih terperinci

I. PENDAFIULUAN. Tanaman kelapa sawit {Elaeis guineensis Jacq') merapakan tanaman

I. PENDAFIULUAN. Tanaman kelapa sawit {Elaeis guineensis Jacq') merapakan tanaman I. PENDAFIULUAN 1.1. Latar Bclakang Tanaman kelapa sawit {Elaeis guineensis Jacq') merapakan tanaman perkebunan yang memegang peranan penting dalam usaha meningkatkan devisa negara dari sektor non migas

Lebih terperinci

Agro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat

Agro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat Agro inovasi Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat 2 AgroinovasI PENANAMAN LADA DI LAHAN BEKAS TAMBANG TIMAH Lahan bekas tambang timah berupa hamparan pasir kwarsa, yang luasnya terus bertambah,

Lebih terperinci

Budidaya Tanaman Tembakau Dengan Teknologi Bio~FOB

Budidaya Tanaman Tembakau Dengan Teknologi Bio~FOB Budidaya Tanaman Tembakau Dengan Teknologi Bio~FOB PENDAHULUAN Tanaman tembakau merupakan tanaman komersial dengan memanfaatkan daunnya untuk rokok, pipa atau tembakau kunyah (chewing) atau untuk dihisap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi pertanian, khususnya dalam pengendalian penyakit tanaman di

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi pertanian, khususnya dalam pengendalian penyakit tanaman di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi pertanian, khususnya dalam pengendalian penyakit tanaman di Indonesia masih banyak mengandalkan penggunaan pestisida. Penggunaan pestisida yang tidak bijaksana

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG Oleh : Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda A. PENDAHULUAN Tanaman nilam merupakan kelompok tanaman penghasil

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

Teknologi BioFOB-HES (High Energy Soil)

Teknologi BioFOB-HES (High Energy Soil) Upaya meningkatkan produksi padi Indonesia terus dilakukan dalam upaya untuk mencapai swasembada beras. Hal ini dilakukan untuk mengimbangi laju peningkatan kebutuhan beras yang diperkirakan mencapai 41,5

Lebih terperinci

Teknis Budidaya Tanaman Kakao Ramah Lingkungan Dengan Teknologi Bio~FOB

Teknis Budidaya Tanaman Kakao Ramah Lingkungan Dengan Teknologi Bio~FOB Teknis Budidaya Tanaman Kakao Ramah Lingkungan Dengan Teknologi Bio~FOB Kakao atau coklat merupakan komoditi export dari group perkebunan yang masih sangat potensial dan berprospek untuk dikembangkan hari

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca dan Laboratorium Ilmu Tanaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca dan Laboratorium Ilmu Tanaman 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca dan Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2013 sampai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman lada (Piper nigrum L.) adalah tanaman perkebunan yang bernilai ekonomi

I. PENDAHULUAN. Tanaman lada (Piper nigrum L.) adalah tanaman perkebunan yang bernilai ekonomi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman lada (Piper nigrum L.) adalah tanaman perkebunan yang bernilai ekonomi tinggi. Tanaman ini dapat mulai berbuah pada umur 2-3 tahun. Di Lampung, komoditas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH (Camellia sinensis L.) Disusun Oleh: Danni Ramadhan H0712052 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2

Lebih terperinci

Penyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4

Penyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4 Penyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4 1. Benih Kentang terdiri dari : (a) Benih dari biji (TPS) (b) Stek mikro (dalam botol kultur) (c) Umbi mikro (umbi kecil dalam botol kultur) (d) Stek

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang

PENDAHULUAN. Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai merupakan tanaman pangan yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang kita kenal sekarang (Glycine

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cabai (Capsicum annuum L.) adalah salah satu komoditas hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cabai (Capsicum annuum L.) adalah salah satu komoditas hortikultura 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai (Capsicum annuum L.) adalah salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai prospek pengembangan dan pemasaran yang cukup baik karena banyak dimanfaatkan oleh

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO RuangTani.Com Cengkeh adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida, PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting di antara rempah-rempah lainnya (king of spices), baik ditinjau dari segi

I. PENDAHULUAN. penting di antara rempah-rempah lainnya (king of spices), baik ditinjau dari segi I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Lada (Piper nigrum L.) merupakan salah satu jenis rempah yang paling penting di antara rempah-rempah lainnya (king of spices), baik ditinjau dari segi perannya dalam menyumbangkan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penanaman caisim dilaksanakan di lahan kebun percobaan IPB Pasir Sarongge, Cipanas dengan ketinggian tempat 1 124 m dpl, jenis tanah Andosol. Penelitian telah dilaksanakan

Lebih terperinci

Teknik Perbanyakan Jambu Air Citra Melalui Stek Cabang

Teknik Perbanyakan Jambu Air Citra Melalui Stek Cabang Teknik Perbanyakan Jambu Air Citra Melalui Stek Cabang Buah jambu air Citra terkenal di Indonesia, karena mempunyai cita-rasa yang sangat manis dan renyah, ukuran buah cukup besar (200 250 g/ buah), dan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BUDIDAYA PISANG ASAL KULTUR IN VITRO DENGAN TEKNOLOGI PPBBI

PETUNJUK TEKNIS BUDIDAYA PISANG ASAL KULTUR IN VITRO DENGAN TEKNOLOGI PPBBI PETUNJUK TEKNIS BUDIDAYA PISANG ASAL KULTUR IN VITRO DENGAN TEKNOLOGI PPBBI 1 Pendahuluan Pisang merupakan salah satu tanaman buah unggulan apabila dibandingkan dengan komoditas buah yang lain karena produksi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyiapan tanaman uji

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyiapan tanaman uji BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2010 Maret 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh jamur patogen Fusarium sp.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh jamur patogen Fusarium sp. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh jamur patogen Fusarium sp. merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang tanaman pertanian termasuk tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki pasar global, persyaratan produk-produk pertanian ramah

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki pasar global, persyaratan produk-produk pertanian ramah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi budidaya tanaman yang dilakukan perlu berorientasi pada pemanfaatan sumber daya alam yang efektif penggunaannya, sehingga

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR LATAR BELAKANG Tanaman Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN JENIS-JENIS TANAMAN REMPAH DI INDONESIA

POKOK BAHASAN JENIS-JENIS TANAMAN REMPAH DI INDONESIA POKOK BAHASAN JENIS-JENIS TANAMAN REMPAH DI INDONESIA Perbanyakan tanaman lada menggunakan setek dpt dilakukan dgn 2 cara: (1) menggunakan setek panjang (5 7 buku) dapat langsung ditanam di kebun (2) setek

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di UPT-Kebun Bibit Dinas di Desa Krasak Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat berada 96

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Teknologi Produksi Ubi Jalar Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA

PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA Amirudin Pohan dan Yohanes Leki Seran Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT ABSTRAK Pengembangan

Lebih terperinci

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May 10 MODULE PELATIHAN PENANAMAN DURIAN Oleh : Ulfah J. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev. 3 (F)

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

PRODUKSI BENIH PISANG DARI RUMPUN IN SITU SECARA KONVENSIONAL

PRODUKSI BENIH PISANG DARI RUMPUN IN SITU SECARA KONVENSIONAL PRODUKSI BENIH PISANG DARI RUMPUN IN SITU SECARA KONVENSIONAL Panca J. Santoso PENDAHULUAN Pisang merupakan tanaman buah utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia dengan menempati peringkat teratas

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH Pusat Kajian Hortikultura Tropika INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROLOG SOP PEPAYA PEMBIBITAN TIPE BUAH PENYIAPAN LAHAN PENANAMAN PEMELIHARAAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas 23 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Kampus Gedung Meneng, Bandar Lampung pada bulan Desember 2013

Lebih terperinci

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun 16 BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun Kwojo Wetan Rt 15 Rw 3 Desa Jembungan Kecamatan Banyudono

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN KOMPETENSI KEAHLIAN

Lebih terperinci

3. METODE DAN PELAKSANAAN

3. METODE DAN PELAKSANAAN 3. METODE DAN PELAKSANAAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UKSW Salaran, Desa Wates, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Persiapan hingga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2012 dilaksanakan di Kebun Kelompok Wanita Tani Ilomata Desa Huntu

Lebih terperinci

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews) Standar Nasional Indonesia Benih panili (Vanilla planifolia Andrews) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan prosedur budidaya kumis kucing di Klaster Biofarmaka

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang dimulai pada bulan November 2014 sampai April

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT Ir.. SISWANI DWI DALIANI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2012 PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR : 26/1801.18/011/A/JUKLAK/2012 1. JUDUL RDHP :

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

PRODUKSI BENIH PISANG DARI RUMPUN IN SITU

PRODUKSI BENIH PISANG DARI RUMPUN IN SITU PRODUKSI BENIH PISANG DARI RUMPUN IN SITU PENDAHULUAN Pisang merupakan tanaman buah utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia dengan menempati peringkat teratas konsumsi buah secara nasional. Sifatnya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman cabai (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia, karena memiliki harga jual yang tinggi.

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Benih cabai hibrida sebenarnya dapat saja disemaikan dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari 2012 di Jalan Palapa VI, Bandar Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan

Lebih terperinci