EXECUTIVE SUMMARY TAHUN ANGGARAN 2011

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EXECUTIVE SUMMARY TAHUN ANGGARAN 2011"

Transkripsi

1 EXECUTIVE SUMMARY PENYEMPURNAAN MANUAL KELEMBAGAAN PENGELOLA POLDER BERBASIS MASYARAKAT STUDI KASUS KOTA SEMARANG (KALI BANGER) TAHUN ANGGARAN 2011 Penyempurnaan Manual Kelembagaan Pegelola Polder Berbasis Masyarakat : Studi Kasus Kota Semarang (Kali Banger) 1

2 1. PENDAHULUAN Permasalahan banjir di Kota Semarang telah menyebabkan dampak yang memprihatinkan, yaitu terhambatnya berbagai kegiatan ekonomi dan sosial. Sebagai contoh, banjir yang sering terjadi di Kawasan Bandara Ahmad Yani telah sering menghambat lalu lintas penerbangan. Demikian pula, banjir di bagian timur dan barat Kota Semarang telah menghambat lalu lintas masuk dan ke luar Kota Semarang dari kedua arah tersebut. Banjir yang terjadi di beberapa bagian pusat kota, seperti di Kawasan Johar, Pelabuhan Tanjung Emas, dan beberapa kawasan permukiman juga menghambat kegiatan ekonomi dan sosial di kawasan tersebut. Jika hal tersebut dibiarkan, permasalahan banjir akan mengurangi kinerja pelayanan Kota Semarang secara keseluruhan, baik di dalam kerangka pemenuhan kebutuhan dan kepentingan internalnya, maupun dalam peran dan fungsinya sebagai Kota Ibukota Provinsi Jawa Tengah. Berbagai kegiatan penanganan telah diupayakan sejak beberapa tahun yang lalu, baik yang dilakukan oleh Pemerintah, maupun masyarakat, swasta, dan pihak lainnya. Masingmasing upaya penanganan banjir dilakukan secara parsial dan seringkali tanpa koordinasi antar pihak, baik secara horinsontal maupun vertikal. Padahal kompleksitas permasalahan banjir di Semarang hanya dapat dikendalikan dengan tindakan terintegrasi yang berbasis wilayah sungai termasuk ekosistem pantainya (Anonim, 2009), meskipun pada prakteknya solusi struktural (teknologi) dan non-struktural (tata-ruang) diimplementasikan secara bertahap karena keterbatasan pengetahuan, dana, kelembagaan. Namun apapun kegiatan penanganan banjir Semarang, yang diperlukan adalah adanya keterpaduan stakeholders (pemerintah, masyarakat dan swasta). Diantara berbagai sistem penanganan banjir, sistem polder dianggap sebagai salah satu solusi struktural yang yang dipilih dan menjadi prioritas untuk diimplemetasikan di Kota Semarang. Sistem polder adalah suatu cara penanganan banjir dengan menggunakan beberapa bentuk bangunan fisik, yang meliputi sistem drainase, kolam retensi, tanggul yang mengelilingi kawasan, serta pompa dan/ pintu air, sebagai satu kesatuan pengelolaan tata air tak terpisahkan. Pada saat ini, sedang dilakukan pembangunan Kawasan Polder Banger. Kawasan Polder Banger adalah kawasan polder yang berada di sekitar Kali Banger, yang melayani kawasan seluas 527 ha, dengan jumlah penduduk sekitar jiwa. Pembangunan fisik Sistem Polder Banger telah dimulai sejak tahun 2010, dan direncanakan selesai pada tahun Pembangunan tersebut meliputi pembangunan stasiun pompa di Kelurahan Kemijen yang berfungsi mengalirkan air hujan ke laut (perlindungan dari banjir) untuk mengatur muka air di dalam wilayah Polder Banger; pembangunan Bendung (dam) Penyempurnaan Manual Kelembagaan Pegelola Polder Berbasis Masyarakat : Studi Kasus Kota Semarang (Kali Banger) 2

3 Kali Banger yang membendung Kali Banger tepat di bawah jalan arteri utara yang berfungsi untuk melindungi Sistem Polder Banger dari rob; pembangunan tanggul utara Sistem Polder Banger yang lokasinya bertepatan dengan jalan arteri utara; pembangunan tanggul timur Sistem Polder Banger yang lokasinya bertepatan dengan tanggul Banjir Kanal ur; pembangunan kolam retensi yang digunakan sebagai tambak serta berperan sebagai penyangga pada saat curah hujan yang sangat tinggi untuk mencegah terjadinya banjir; dan pengerukan Kali Banger untuk menambah kapasitas Kali Banger agar dapat menampung air lebih banyak lagi dan perbaikan saluran sekunder di Kawasan Kali Banger. Sistem Polder Banger dibangun dan dikembangkan oleh Pemerintah Kota Semarang bekerjasama dengan the Hoogheemraadschap van Schieland en de Krimpenerwaard (HHSK) yang merupakan salah satu lembaga publik pengelola perairan di Belanda. Bentuk kerjasamanya berupa kerjasama perancangan fisik sistem, pengelolaan konstruksi, pemeliharaan dan operasional sistem. Untuk itu, Pemerintah Kota Semarang bekerjasama dengan HHSK juga membentuk Badan Pengelola Polder Banger Sima (BP2B Sima), dengan maksud agar lembaga tersebut melaksanakan tugas operasional dan pemeliharaan infrastruktur fisiknya. BP2B Sima merupakan sebuah organisasi non-struktural yang beranggotakan para perwakilan stakeholder Sistem Polder Banger. Nama Sima diambil dari gabungan kata Schieland en de Krimpenerwaard dan Semarang, untuk mengabadikan kerja sama antara kedua belah pihak. Pelantikan pengurus BP2B Sima dilaksanakan bersamaan dengan pencanangan pembangunan fisik Sistem Polder Banger pada 8 April 2010 yang lalu, bertempat di lokasi pembangunan rumah pompa di Kelurahan Kemijen Kecamatan Semarang ur. Mulai saat itu BP2B Sima dipersiapkan untuk menerima beberapa tugas yang didelegasikan oleh instansi terkait dalam operasional dan pemeliharaan infrastruktur Sistem Polder Banger. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan di tahun 2009 dan Pada tahun 2009 telah dilakukan penelitian terhadap proses pembentukan organisasi pengelola sistem polder yang menghasilkan draft kesepakatan rencana aksi stakeholder. Pada tahun 2009 penelitian difokuskan untuk memberikan masukan terhadap Urban Polder Guidelines yang telah disusun oleh pihak Belanda, Pemda Semarang dan Puslitbang SDA, terutama pada sub aspek organisasi. Hasil yang telah dicapai pada tahun 2010 adalah konsep manual pengembangan kelembagaan pengelola sistem polder yang didalamnya teridiri dari aspek organisasi, legal, finansial dan sosial. Sedangkan di tahun 2011 ini, kegiatan penelitian akan difokuskan pada penyempurnaan manual pengembangan kelembagaan pengelola sistem polder yang akan digunakan sebagai bagian dari konsep model institusi pengelola sistem Penyempurnaan Manual Kelembagaan Pegelola Polder Berbasis Masyarakat : Studi Kasus Kota Semarang (Kali Banger) 3

4 pengendali banjir perkotaan. Penyempurnaan tersebut dilakukan dengan menyusun prosedur kegiatan rutin, tata cara dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien (Standar Operasional Prosedur). Penanganan banjir dan rob di Semarang dengan menggunakan sistem polder, yang terbagi-bagi menjadi beberapa sub-sistem drainase tersebut membutuhkan pengelolaan yang didukung oleh masyarakat. Untuk mengoptimalkan potensinya, dukungan masyarakat perlu disalurkan melalui kelembagaan masyarakat yang sesuai dengan wilayah sistem polder dan sub-sistem drainasenya tersebut. Atas dasar hal tersebut maka BP2B SIMA dibentuk. Namun permasalahannya adalah belum adanya panduan penyelenggaraan kelembagaan OP Polder yang berbasis masyarakat. II. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Guna mengembangkan dan memelihara manajemen air serta proteksi banjir di dalam polder maka sebuah struktur organisasi yang sesuai sangatlah dibutuhkan demi menjalankan tugas-tugas dalam cara yang berkesinambungan (sustainable). Organisasi tersebut membutuhkan dukungan penuh dan komitmen dari pemerintah, pemukim (inhabitants), maupun pemilik properti di dalam area polder. Kelembagaan Pengelolaan Polder (Polder Board) akan memainkan peran yang krusial dalam struktur organisasi tersebut. Lembaga sementara pengelola Polder Banger diawali dari pembentukan Teknis Penanganan Banjir yang membagi Semarang menjadi 21 Sub sistem pada bulan Maret Sub sistem yang dibentuk SK Walikota Semarang No /01 tanggal 10 Maret 2006 bertugas untuk melakukan pemetaan drainase yang ada di daerahnya. Pasca pemetaan dan laporan diberikan ke Pemkot, praktis sub sistem tidak memiliki kegiatan lagi. Pada akhirnya, melalui Peraturan Walikota Semarang Nomor 060/89 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Polder Banger Schieland Krimpenerwaard-Semarang (BP2 Banger Sima) dan Keputusan Walikota Semarang Nomor 050/111/2010 tentang Penetapan Keanggotaan Badan Pengelola Polder Banger Schieland Krimpenerwaard-Semarang (BP2 Banger Sima), maka secara resmi BP2B Sima terbentuk. Adapun pelantikan anggotanya dilakukan pada 9 April 2010, bertepatan dengan pencanangan dimulainya pembangunan Sistem Polder Banger. Bentuk organisasi BP2B Sima adalah memiliki karakteristik sebagai berikut: Penyempurnaan Manual Kelembagaan Pegelola Polder Berbasis Masyarakat : Studi Kasus Kota Semarang (Kali Banger) 4

5 a) Organisasi kelembagaan sistem polder berbentuk badan, yaitu salah satu lembaga teknis daerah yang merupakan unsur pendukung tugas Walikota Semarang di dalam mengelola Sistem Polder Banger. b) Meskipun dibentuk oleh Pemerntah Kota Semarang, organisasi BP2B Sima bersifat non-struktural, yaitu tidak berada pada suatu lembaga, dinas, badan atau kantor dari Pemerintah Kota Semarang. c) Organisasi BP2B Sima dibentuk, ditetapkan dan bertanggungjawab langsung kepada Walikota Semarang. Karakteristik dan sifat organisasi BP2B Sima adalah sebagai berikut: a) BP2B Sima dibentuk oleh Pemerintah Kota Semarang dengan tujuan mengelola Sistem Polder Banger yang merupakan salah satu sub-sistem drainase di Kota Semarang. b) Keanggoatan BP2B Sima melibatkan pemerintah, swasta dan masyarakat, berkedudukan dan bertanggung jawab langsung kepada Walikota Semarang. c) Karena bertanggung jawab langsung kepada Walikota, BP2B Sima harus memperhatikan dan mempertimbangkan kebijakan Pemerintah Kota Semarang. d) Karena bertanggung jawab langsung kepada Walikota Semarang, sifat BP2B Sima bersifat flat atau datar, sehingga bisa langsung bersentuhan dengan masyarakat dan pengelolaan sumberdaya air, tidak terikat pada suatu struktur organisasi di atasnya. Dengan demikian proses pengambilan keputusan dan pelayanannya seharusnya dapat dilaksanakan dengan cepat. e) Dalam menjalankan tugasnya, BP2B Sima wajib menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi secara vertikal dan horisontal dalam lingkungan masing-masing maupun antar nit organisasi lain yang sesuai dengan fungsinya.. BP2B Sima memiliki tugas untuk operasionalisasi dan memelihara seluruh sarana dan prasarana Sistem Polder Banger yang menjadi kewenangannya dan pengelolaan lingkungan hidup di sekitarnya. BP2B Sima dalam melaksanakan tugasnya, menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a) Pengoperasian bangunan air yang meliputi pompa, tanggul, pintu air dan kolam retensi. b) an pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan pemliharaan darurat terhadap pompa. c) Pengelolaan sampah di sungai dan saluran yang berbasis masyarakat. Penyempurnaan Manual Kelembagaan Pegelola Polder Berbasis Masyarakat : Studi Kasus Kota Semarang (Kali Banger) 5

6 d) Pengembangan Kawasan Polder Banger di bidang ekonomi, sosial, budaya an pariwisata. e) aan pengawasan, penegndalian dan penataan pengembangan Kawasan Polder Banger. Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, organisasi BP2B Sima dibagi menjadi dua jenis. Jenis yang pertama adalah yang bersifat menetapkan arah, kebijakan, program dan kegiatan organisasi. Sedangkan jenis yang kedua bersifat melaksanakan arahan, kebijakan, program dan kegiatan organisasi sehari-hari di lapangan. Struktur organisasi kelembagaan pengelola polder terdiri dari: 1) Badan a) Badan adalah pengambil keputusan tertinggi dalam BP2B Sima. b) Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Walikota Semarang. c) Tugas Badan adalah membuat kebijakan umum, pengawasan dan pengendalian organisasi. d) Fungsi Badan adalah: (1) Merumuskan dan menetapkan visi dan misi organisasi. (2) Merumuskan dan menetapkan program kerja organisasi. (3) Memilih dan menetapkan pelaksana harian. (4) Menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. (5) Memberikan laporan pertanggungjawaban satu kali dalam satu ahun kepada Walikota Semarang. (6) Menyelenggarakan rapat pengurus paling sedikit 3 kali dalam setahun. e) Susunan Organisasi Badan, terdiri atas: (1) Ketua Badan (2) Sekretaris Badan (3) Anggota Badan f) Keanggotaan Badan, secara umum diatur demikian: (1) Badan Pengarah beranggotakan unsur-unsur yang mewakili pemerintah, pakar profesional, masyarakat dan swasta dengan komposisi jumlah yang proporsional sesuai dengan tingkat kepentingan, dan kapasitasnya terhadap pemeliharaaan dan operasional Sistem Polder Banger. Penyempurnaan Manual Kelembagaan Pegelola Polder Berbasis Masyarakat : Studi Kasus Kota Semarang (Kali Banger) 6

7 (2) Anggota Badan Pengarah diangkat dan diberhentikan melalui Peraturan Walikota. (3) Tata cara dan persyaratan rekuitmen keanggotaan Badan ditetapkan berdasarkan Anggara Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi. 2) Harian a) Harian adalah bagian dari organisasi pengelola sistem polder yang melaksanakan program kerja BP2B Sima. b) Harian dipimpin oleh seorang Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Kepala Badan. c) Tugas Harian adalah melaksanakan program kerja organisasi yang telah ditetapkan oleh Badan Pengarah. d) Fungsi Badan adalah: (1) menyusun dan melaksanakan rencana kerja tahunan; (2) menyusun dan merencanakan anggaran tahunan; (3) membuat dan memberikan laporan bulanan dan laporan pertangungjawaban secara tertulis kepada badan pengurus setiap tiga bulan; 3) Struktur Organisasi Badan a) Susunan Organisasi Badan, terdiri atas: (1) Ketua Badan (2) Sekretariat Badan (3) Bidang Pengelolaan Pompa (4) Bidang Pengelolaan Sampah dan Sedimen (5) Bidang Pengelolaan Tanggul (6) Bidang Pemberdayaan Masyarakat b) Ketua Badan Ketua Badan mempunyai tugas memimpin, merencanakan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengendalikan bidang pengelolaan pompa, bidang pengelolaan sampah dan sedimen, dan bidang pengelolaan saluran dan tangggul. Untuk menjalankan tugasnya, Ketua Badan mempunyai tugas: (1) memimpin rapat kerja Badan Harian; Penyempurnaan Manual Kelembagaan Pegelola Polder Berbasis Masyarakat : Studi Kasus Kota Semarang (Kali Banger) 7

8 (2) melaksanakan pekerjaannya berdasarkan standar operasional dan prosedur pelayanan yang telah ditetapkan oleh Badan Pengarah. c) Sekretariat Badan (1) Sekretariat Badan dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. (2) Sekretariat Badan bertugas membantu tugas-tugas administrasi Kepala Badan dan menjalankan tata usaha Badan. d) Bidang-bidang Badan (1) Bidang-bidang Badan adalah bagian dari Badan yang dipimpin oleh Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang-bidang bertugas menjalankan program dan kegiatan sesuai dengan bidangnya masing-masing Pengarah Walikota Kepala Badan Kepala Harian Sekretariat Bagian Umum Bagian Keuangan Bidang Pengelolaan Pompa Bidang Pengelolaan Sampah dan Sedimen Bidang Pengelolaan Tanggul dan Saluran III. METODOLOGI Penyempurnaan Manual Kelembagaan Pegelola Polder Berbasis Masyarakat : Studi Kasus Kota Semarang (Kali Banger) 8

9 Metodologi penelitian merupakan keseluruhan proses berpikir dari mulai menemukan permasalahan penelitian, menjabarkannya dalam sebuah kerangka pikir, mengumpulkan data untuk analisis dan menjelaskan serta kemudian menarik kesimpulan akan hal yang diteliti. Pada penelitian ini, aspek-aspek yang diteliti difokuskan pada aspek organisasi, legalitas, finansial dan sosial. Untuk itu pendekatan yang tepat untuk digunakan dalam kajian ini adalah pendekatan kualitatif yang akan dapat menjelaskan secara mendalam manual prosedur kelembagaan yang akan disusun. Di samping itu, dengan pendekatan kualitatif, juga dapat digali persepsi masukan dan konsep serta harapan stakeholders atas manual tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus, dengan menempatkan obyek Polder Banger sebagai kasus penelitian yang memiliki kekhasan yang bernilai tinggi, sehingga perlu diteliti. Dengan menempatkan Polder Banger sebagai kasus, maka dapat dilakukan eksplorasi pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk dipergunakan sebagai model di dalam penanganan banjir dan rob pada kawasan-kawasan dengan permasalahan yang sama. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan cara: Wawancara mendalam, dilakukan terhadap nara sumber yang memiliki posisi yang menentukan dalam organisasi, dan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman terkait dengan SOP yang akan disusun. Diskusi Kelompok Terarah (FGD-Focused Group Discussion), dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak yang terkait dengan SOP yang akan disusun. Studi Banding, dilakukan terhadap organisasi atau lembaga yang memiliki pengalaman melaksanakan SOP yang akan disusun, khususnya terhadap P5L. Data yang diperoleh dari lapangan dianalisis melalui serangkaian proses sebagai berikut : Analisis Sistem dan Prosedur Kerja ; Mengidentifikasikan fungsi-fungsi utama dalam suatu pekerjaan, dan langkah-langkah yang diperlukan dalam melaksanakan fungsi sistem dan prosedur kerja. Analisis Tugas : - Analisa tugas, dengan menghimpun informasi dengan sistematis dan menetapkan seluruh unsur yang tercakup dalam pelaksanaan tugas khusus. - Deskripsi tugas, merupakan garis besar data informasi yang dihimpun dari analisa tugas, disajikan dalam bentuk terorganisasi yang mengidentifikasikan dan menjelaskan isi tugas atau jabatan tertentu. Penyempurnaan Manual Kelembagaan Pegelola Polder Berbasis Masyarakat : Studi Kasus Kota Semarang (Kali Banger) 9

10 - Spesifikasi tugas berisi catatan-catatan terperinci mengenai kemampuan pekerja untuk tugas spesifik - Penilaian tugas, berupa prosedur penggolongan dan penentuan kualitas tugas untuk menetapkan serangkaian nilai moneter untuk setiap tugas spesifik dalam hubungannya dengan tugas lain. - Pengukuran kerja dan penentuan standar tugas merupakan prosedur penetapan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap tugas dan menetapkan ukuran yang dipergunakan untuk menghitung tingkat pelaksanaan pekerjaan. Analisis Prosedur Kerja - Mengidentifikasi urutan langkah-langkah pekerjaan yang berhubungan apa, bagaimana, bilamana, dimana, dan siapa yang melakukannya. IV. PEMBAHASAN Salah satu substansi yang harus dijelaskan di dalam penyempurnaan manual kelembagaan pengelola polder adalah SOP prosedur pembentukan. Prosedur tersebut memberikan gambaran proses dan tahapan kegiatan untuk membentuk. Hasil akhir kegiatan pembentukan itu sendiri adalah ditetapkannya personil yang mengisi dan menduduki posisi-posisi di dalam struktur dan organisasi. Pertimbangan penyusunan prosedur pembentukan dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut: 1. Prosedur pembentukan disusun dengan mempertimbangkan tujuan kegiatan. Kajian terhadap tujuan kegiatan tersebut telah dilakukan pada sub bab sebelumnya. 2. Kegiatan-kegiatan pembentukan disusun dengan mempertimbangkan posisi, kedudukan, struktur organisasi, tugas, fungsi dan kewajiban. Kajian terhadap pertimbangan-pertimbangan tersebut telah dilakukan pada sub-sub bab sebelumnya. 3. Urutan tahapan kegiatan-kegiatan pembentukan disusun dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: a. Posisi dan kedudukan dari pihak atau pejabat yang terkait. b. Logika pemikiran bahwa tahapan kegiatan diawali dengan persiapan pembentukan dan diakhiri dengan penyiapan kelembagaan yang telah terbentuk agar dapat memulai pekerjaan mereka. Penyempurnaan Manual Kelembagaan Pegelola Polder Berbasis Masyarakat : Studi Kasus Kota Semarang (Kali Banger) 10

11 4. Kegiatan dan tahapan kegiatan disesuaikan dengan karakteristik lembaga BP2B Sima, yang dibentuk dan ditetapkan oleh Pemerintah Kota, tetapi dengan melibatkan masyarakat. 5. Sifat kelembagaan BP2B Sima yang menterpadukan aspek teknis-teknologis, karena mengelola sistem polder; aspek sosial, karena melibatkan masyarakat yang tinggal di dalam kawasan pelayanan sistem polder; dan aspek ekonomi, karena berkaitan dengan dukungan pembiayaan dari masyarakat dan pemberdayaan masyarakat yang tinggal di dalam kawasan pelayanan sistem polder. Secara umum, tahapan kegiatan-kegiatan pembentukan dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok kegiatan, yaitu: 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan adalah kelompok kegiatan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan berbagai hal yang terkait dengan pelaksanaan pembentukan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah penyiapan kelengkapan dasar peraturan; penetapan tim pelaksana pembentukan; penyusunan rencana pelaksanaan; dan penetapan kriteria pemilihan personil. 2. Tahap an Tahap pelaksanaan merupakan kelompok kegiatan yang melingkupi kegiatan-kegiatan pembentukan berdasarkan hasil persiapan yang telah dilakukan. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah pengumuman penerimaan calon personil ; penerimaan berkas administrasi calon personil; seleksi berkas administrasi calon administrasi; pengumuman calon personil yang lolos seleksi berkas administrasi; seleksi wawancara dan kecakapan calon personil; dan pengumuman calon personil terpilih. 3. Tahap Penetapan dan Penyiapan Kerja Tahap penetapan adalah kelompok kegiatan yang melingkupi kegiatan-kegiatan penetapan pembentukan dari hasil proses seleksi. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi penyiapan administrasi dan penetapan personil; penandatanganan kontrak kerja personil; pelatihan penggunaan manual dan prosedur pengelolaan sistem polder; dan pembubaran. Diagram tahapan kelompok kerja tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini: 1. Persiapan 2. an 3. Penetapan dan Kegiatan-kegiatan yang Kegiatan-kegiatan yang Penyiapan Kerja berkaitan dengan berkaitan dengan Kegiatan-kegiatan yang penyiapan berbagai pembentukan. berkaiatan dengan aspek yang diperlukan penetapan hasil proses Ringkasan untuk Eksekutif melaksanakan pembentukan dan Penyempurnaan pembentukan. Manual Kelembagaan Pegelola Polder Berbasis Masyarakat : Studi Kasus Kota Semarang (Kali Banger) penyiapan kerja. 11 personil.

12 Tabel 1. Jenis dan Tahapan Kegiatan No. Kegiatan Tujuan Tolok Ukur Keberhasilan A. PERSIAPAN 1. Penyiapan Peraturan Terkait 2. dan Penetapan 3. Penyusunan Rencana an 4. Penetapan Kriteria Kualifikasi Personil B. PELAKSANAAN 1. Sosialisasi Menyiapkan landasan hukum dan peraturan yang akan dipergunakan untuk menjalankan kegiatan pembentukan. Membentuk dan menetapkan yang akan menjalankan kegiatan pembentukan Menyiapkan rencana kegiatan pembentukan, temasuk menentukan jenis kegiatan, jadwal, pelaksana dan anggaran biaya kegiatan. Menyiapkan kriteria kualifikasi yang akan dipergunakan untuk menentukan personil. Mensosialisasikan kepada masyarakat umum dan khususnya masyarakat yang Tersedianya landasan hukum dan peraturan yang berkaitan dengan pembentukan. Terbentuknya dan Terbitnya Surat Keputusan BP2B Sima tentang. Tersedianya rencana kegiatan pembentukan. Tersedianya kriteria kualifikasi yang akan dipergunakan untuk menentukan personil. Tersosialisasinya kegiatan pembentukan dan kebutuhan personilnya, pada Bukti Alat Kelengkapan Administrasi Laporan Kajian Landasan Hukum oleh Badan BP2B Sima. SK. Badan BP2B Sima tentang. Rencana Kegiatan oleh. SK. tentang Kriteria Kualifikasi Personil oleh. Laporan Sosialisasi oleh Badan BP2B Sima Badan BP2B Sima Badan dan. Badan dan., Waktu an 30 hari. Penyempurnaan Manual Kelembagaan Pegelola Polder Berbasis Masyarakat : Studi Kasus Kota Semarang (Kali Banger) 12

13 No. Kegiatan Tujuan Tolok Ukur Keberhasilan 2. Penerimaan Berkas Administrasi Calon Personil 3. Penilaian Seleksi Berkas Administrasi Calon Personil 4. Pengumuman Calon Personil yang Lolos Seleksi Berkas Administrasi 5. Penilaian Seleksi Wawancara dan Kecakapan Teknis Calon Personil tinggal di kawasan Polder Banger tentang kegiatan pembentukan dan kebutuhan personil untuk mengisi posisi pada struktur organisasinya. Mendapatkan berkas administrasi calon-calon personil. Melakukan seleksi caloncalon personil berdasarkan berkas administrasi. Mengumumkan calon-calon personil yang lolos seleksi berkas administrasi melalui telepon langsung dan surat, serta mengundang calon-calon personil yang lolos seleksi berkas, untuk mengikuti tahapan seleksi selanjutnya. Melakukan seleksi caloncalon personil yang lolos seleksi berkasa administrasi berdasarkan wawancara dan kecakapan teknis. masyarakat umum dan khususnya masyarakat yang tinggal di kawasan Polder Banger. Diterimanya berkas administrasi calon-calon personil. Terpilihnya calon-calon personil yang lolos seleksi berkas administrasi. Calon-calon personil yang lolos seleksi berkas administrasi mengetahui keberhasilan mereka dan dapat menyiapkan diri untuk mengikuti tahapan seleksi berikutnya. Terpilihnya calon-calon personil yang lolos seleksi berkasa administrasi berdasarkan wawancara dan kecakapan teknis. Bukti Alat Kelengkapan Administrasi. Bukti Daftar Penerimaan Berkas Administrasi Calon Personil. Laporan Seleksi Berkas Calon Personil oleh. SK. tentang Calon Personil yang Lolos Seleksi Berkas Administrasi. Laporan Seleksi Wawancara dan Kecakapan Teknis oleh,,,, Waktu an 3 hari. Penyempurnaan Manual Kelembagaan Pegelola Polder Berbasis Masyarakat : Studi Kasus Kota Semarang (Kali Banger) 13

14 No. Kegiatan Tujuan Tolok Ukur Keberhasilan 6. Pengumuman Calon Personil yang Lolos Seleksi Wawancara dan Kecakapan Teknis Mengumumkan calon-calon personil yang lolos seleksi wawancara dan kecakapan teknis melalui telepon dan surat, serta mengundang mereka untuk mengikuti tahapan penandatanganan kontrak kerja. C. PENETAPAN DAN PENYIAPAN KERJA 1. Penetapan dan Penandatangaan Kontrak Kerja Penandatanganan kontrak kerja antara Badan BP2B Sima dengan personil. 2. Pelatihan Persiapan Kerja 3. Pembubaran Memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan personil untuk melaksanakan tugas sesuai dengan ruang lingkup kerjanya dan posisinya masing-masing. Membubarkan karena tugasnya telah selesai. Calon-calon personil yang lolos seleksi wawancara dan kecakapan teknis mengetahui keberhasilan mereka dan dapat menyiapkan diri untuk mengikuti tahapan penandatanganan kontrak kerja. Tersedianya kontrak kerja antara Badan BP2B Sima dengan personil. Kesiapan personil untuk menjalankan tugas sesuai dengan tugasnya masing-masing. Bubarnya, Bukti Alat Kelengkapan Administrasi. SK. tentang Calon Personil yang Lolos Seleksi Wawancara dan Kecakapan Teknis. 1. SK. Badan Penguru s BP2B Sima tentang Pembent ukan Pelaksan a. 2. Kontrak Kerja Personil Pelaksan a. Laporan an Pelatihan oleh BP2B Sima. SK. Badan BP2B Sima tentang Pembubaran, Badan BP2B Sima Badan BP2B Sima Badan BP2B Sima Waktu an 3 hari. 1 hari. Penyempurnaan Manual Kelembagaan Pegelola Polder Berbasis Masyarakat : Studi Kasus Kota Semarang (Kali Banger) 14

15 No. Kegiatan Tujuan Tolok Ukur Keberhasilan Bukti Alat Kelengkapan Administrasi. Waktu an Tahapan kegiatan pembentukan dapat dibuatkan dalam bentuk gambar diagram. Pada gambar diagram tersebut dapat dilihat bahwa terdapat beberapa titik kritis yang perlu diperhatikan yaitu: 1. Titik kritis tahapan penerimaan berkas administrasi calon personil. Apabila tidak ada berkas yang diterima, maka tahapan kegiatan harus dikembalikan ulang pada kegiatan sosialisasi. 2. Titik kritis tahapan seleksi berkas administrasi calon personil. Apabila tidak ada calon personil yang lolos seleksi berkas administrasi, maka tahapan kegiatan harus dikembalikan ulang pada kegiatan sosialisasi. 3. Titik kritis tahapan seleksi wawancara dan kapasitas teknis personil. Apabila tidak ada calon personil yang lolos seleksi wawancara dan kapasitas teknis, maka tahapan kegiatan harus dikembalikan ulang pada kegiatan sosialisasi. Penyempurnaan Manual Kelembagaan Pegelola Polder Berbasis Masyarakat : Studi Kasus Kota Semarang (Kali Banger) 15

16 Untuk lebih jelas, perhatikanlah kajian diagram pada gambar berikut : Gambar 1. Kajian Diagram Kegiatan Mulai Penetapan Peraturan. dan Penetapan Penetapan Kriteria Personil Penyusunan Rencana an Sosialisasi dan Pencarian Calon Personil Penerimaan Berkas Administrasi Calon Personil Tidak Ada? Ya Seleksi Berkas Administrasi Calon Personil Ada? Tidak Ya Seleksi Wawancara dan Kapasitas Teknis Calon Personil Ada? Tidak Ya Penetapan dan Penandatangan Kontrak Kerja Personil Pelatihan Personil Pembubaran Selesai Penyempurnaan Manual Kelembagaan Pegelola Polder Berbasis Masyarakat : Studi Kasus Kota Semarang (Kali Banger) 16

17 V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Penelitian ini telah menghasilkan rumusan manual kelembagaan pengelola polder berbasis masyarakat studi kasus : kota semarang (kali banger), yang meliputi aspek organisasi, legal, finansial, sosial yang dilengkapi dengan Standar Operasional dan Prosedur (SOP) BP2B Sima. SOP ini disusun dengan memperhatikan karakteristik posisi dan fungsi dalam pemanfaatan dan pemeliharaan (operation and maintenance) Sistem Polder Banger. Fungsi dan posisinya itu sendiri sangat penting di dalam mendukung berfungsinya sistem polder tersebut, karena unit ini berperan sebagai pelaksana sehari-hari pemanfaatan dan pemeliharaan sistem polder tersebut. Sementara itu, pengelolaan sistem polder tersebut tidak dapat lepas dari masyarakat yang tinggal di dalam kawaan pelayanan sistem polder tersebut. Saran - Untuk kegiatan penelitian lebih lanjut, perlu dirumuskan kriteria penetapan lokasi untuk melakukan uji skala 1:1 di lokasi lain yang sejenis, sehingga didapatkan manual yang tervalidasi di lapangan. - Pada uji skala 1:1 nanti perlu dicari lokasi yang sudah menjalankan OP polder sehingga manual yang dihasilkan sesuai dengan kondisi aktual di lapangan. Penyempurnaan Manual Kelembagaan Pegelola Polder Berbasis Masyarakat : Studi Kasus Kota Semarang (Kali Banger) 17

Tujuan. Keluaran. Hasil. Manfaat

Tujuan. Keluaran. Hasil. Manfaat SUMBER DAYA AIR Latar Belakang P ermasalahan banjir di Kota Semarang telah menyebabkan dampak yang memprihatinkan, yaitu terhambatnya berbagai kegiatan ekonomi dan sosial. Sebagai contoh, banjir yang sering

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BELITUNG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN CIPTA KARYA

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN CIPTA KARYA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN CIPTA KARYA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang terletak LS dan BT, dengan. sebelah selatan : Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang terletak LS dan BT, dengan. sebelah selatan : Kabupaten Semarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Semarang terletak 6 55-7 6 LS dan 110 15-110 31 BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut : sebelah utara : Laut Jawa sebelah selatan : Kabupaten

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG - 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN

Lebih terperinci

TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT TAHUN 2017

TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT TAHUN 2017 TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT TAHUN 2017 Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 10 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat

Lebih terperinci

0 BAB 1 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

0 BAB 1 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 0 BAB 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara geografis Kota Semarang terletak di pantai utara Jawa Tengah, terbentang antara garis 06 o 50 07 o 10 Lintang Selatan dan garis 110 o 35 Bujur Timur. Sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Drainase Sistem Sungai Tenggang 1

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Drainase Sistem Sungai Tenggang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang adalah ibu kota Propinsi Jawa Tengah, yang terletak didataran pantai Utara Jawa, dan secara topografi mempunyai keunikan yaitu dibagian Selatan berupa

Lebih terperinci

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN7 BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL KABUPATEN TULUNGAGUNG

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG KOTA MADIUN

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG KOTA MADIUN URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG KOTA MADIUN No 1 Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin, mengoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan, pengelolaan sumber

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN ALOR

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN ALOR BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA PERBATASAN KABUPATEN ALOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS, SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN KUNINGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS, SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 51 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 51 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

BUPATI SAMPANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SAMPANG PROVINSI JAWA TIMUR 1 BUPAT SAMPANG PROVNS JAWA TMUR PERATURAN BUPAT SAMPANG NOMOR 57 TAHUN 2017 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANSAS, TUGAS DAN FUNGS, SERTA TATA KERJA DNAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN SAMPANG

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA, BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAREPARE, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PRT/M/2015 TENTANG PENGAMANAN PANTAI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PRT/M/2015 TENTANG PENGAMANAN PANTAI PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PRT/M/2015 TENTANG PENGAMANAN PANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 09 PERATURAN WALIKOTA JAMBI

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 09 PERATURAN WALIKOTA JAMBI BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 09 SALINAN PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG FUNGSI DINAS, SEKRETARIAT, BIDANG DAN RINCIAN TUGAS SUB BAGIAN, SEKSI, UPTD SERTA TATA KERJA PADA

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 48 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 48 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA KOTA MATARAM DENGAN

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI PUBLIK

DAFTAR INFORMASI PUBLIK PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS PU BINA MARGA DAN PENGAIRAN Jl. S. Supriyadi No. 86 Blitar DAFTAR INFORMASI PUBLIK No. Jenis Ringkasan A Tentang Profil Badan Publik 1 Kedudukan domisili dan alamat lengkap

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 /PRT/M/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM DRAINASE PERKOTAAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 /PRT/M/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM DRAINASE PERKOTAAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 /PRT/M/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM DRAINASE PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 47 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 47 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 47 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA MATARAM DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPATEN KARANGANYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI -1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN KABUPATEN BANYUWANGI \ DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KEDUDUKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN MATARAM

KEDUDUKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN MATARAM KEDUDUKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN MATARAM 1. Kecamatan Mataram merupakan wilayah kerja Camat Mataram sebagai Perangkat Daerah. 2. Kecamatan Mataram merupakan kecamatan tipe A. 3. Kecamatan Mataram

Lebih terperinci

Gambar 2.1.Komponen Drainase Sistem Polder yang Ideal

Gambar 2.1.Komponen Drainase Sistem Polder yang Ideal DRAINASE POLDER Drainase sistem polder berfungsi untuk mengatasi banjir yang diakibatkan genangan yang ditimbulkan oleh besarnya kapasitas air yang masuk ke suatu daerah melebihi kapasitas keluar dari

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 17 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. mempergunakan pendekatan one river basin, one plan, and one integrated

IV. GAMBARAN UMUM. mempergunakan pendekatan one river basin, one plan, and one integrated IV. GAMBARAN UMUM A. Umum Dalam Pemenuhan kebutuhan sumber daya air yang terus meningkat diberbagai sektor di Provinsi Lampung diperlukan suatu pengelolaan sumber daya air terpadu yang berbasis wilayah

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

Lebih terperinci

RANCANGAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

RANCANGAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RANCANGAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, DAN TATA KERJA DINAS PASAR,

Lebih terperinci

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG 1 S A L I N A N BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) LABORATORIUM LINGKUNGAN PADA BADAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kerjasama Antar Daerah (KAD) Bregasmalang merupakan kerjasama yang terbentuk berdasarkan Perda no. 6 tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN DAN BINA MARGA KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN DAN BINA MARGA KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN DAN BINA MARGA KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA,

WALIKOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGELOLAAN KAWASAN MALIOBORO PADA DINAS PARIWISATA

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan - 1 -

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan - 1 - BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Dengan pembangunan dan industrialisasi, pemerintah berusaha mengatasi permasalahan yang timbul akibat pertumbuhan penduduk yang pesat. Dan dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan hasil kunjungan Presiden Republik Indonesia pada Hari Selasa Tanggal 2 Desember 2014 di Kota Semarang telah dicanangkan, kawasan Tambak Lorok Kota Semarang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 64 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LABORATORIUM KESEHATAN KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 82 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN JAWA BARAT CENTER DI BATAM GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 82 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN JAWA BARAT CENTER DI BATAM GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 82 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN JAWA BARAT CENTER DI BATAM GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempromosikan potensi Jawa

Lebih terperinci

PROFILE DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN

PROFILE DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN PROFILE DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN GAMBARAN UMUM ORGANISASI Kabupaten Karawang yang menurut data statistik tahun 2012 mempunyai luas wilayah 1.753,27 KM 2 dengan jumlah penduduk 2.207.181 jiwa, selain

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS, SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN KUNINGAN DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 63 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTALASI FARMASI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN - 1 -

BAB I PENDAHULUAN - 1 - BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN Kota Semarang sebagai ibukota propinsi Jawa Tengah merupakan sebuah kota yang setiap tahun mengalami perkembangan dan pembangunan yang begitu pesat.

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 177 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 177 TAHUN 2008 T E N T A N G PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 177 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARO DAN AKADEMI KEBIDANAN KABANJAHE BUPATI KARO Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI BURU PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI BURU NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM

BUPATI BURU PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI BURU NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM BUPATI BURU PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI BURU NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN BURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG FUNGSI BADAN, SEKRETARIAT, BIDANG DAN RINCIAN TUGAS SUB BAGIAN, SEKSI SERTA TATA KERJA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAN PEMADAM KEBAKARAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.135, 2012 OMBUDSMAN. Pembentukan. Tata Kerja. Perwakilan. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 42 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan pe

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan pe - 2-3 4. 5. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968

Lebih terperinci

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 34 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 34 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN, RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD)

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 14 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

Tentang: BADAN PENETAPAN DAN PENGENDALIAN PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA PEKERJAAN UMUM

Tentang: BADAN PENETAPAN DAN PENGENDALIAN PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA PEKERJAAN UMUM SARANA PEKERJAAN UMUM Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 12 TAHUN 2000 (12/2000) Tanggal: 28 JANUARI 2000 (JAKARTA) Kembali ke Daftar Isi Tentang: BADAN PENETAPAN DAN PENGENDALIAN PENYEDIAAN PRASARANA

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor 09/PRT/M/2010 Tentang PEDOMAN PENGAMANAN PANTAI MENTERI PEKERJAAN UMUM,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor 09/PRT/M/2010 Tentang PEDOMAN PENGAMANAN PANTAI MENTERI PEKERJAAN UMUM, MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor 09/PRT/M/2010 Tentang PEDOMAN PENGAMANAN PANTAI MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang : a. bahwa pantai merupakan garis pertemuan

Lebih terperinci

Penyusunan Rencana Kerja dan Pembagian Tugas Pokja Hasil rencana kerja terlampir,

Penyusunan Rencana Kerja dan Pembagian Tugas Pokja Hasil rencana kerja terlampir, Kick of Meeting Pokja Sanitasi Kab/Kota Kick off meeting atau Rapat Perdana secara formal belum dilaksanakan, namun komunikasi dan pertemuan non formal antar beberapa anggota Pokja sudah dilaksanakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM Drainase merupakan prasarana suatu kawasan, daerah, atau kota yang berfungsi untuk mengendalikan dan mengalirkan limpasan air hujan yang berlebihan dengan aman, juga

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI PEMALI JUANA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI PEMALI JUANA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI PEMALI JUANA Alamat : Jl. Brigjen S. Sudiarto No. 379 Semarang Telp. (024) 6720516, Fax. (024)

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES Nomor : 21 Tahun : 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAPERATURAN DAERAH

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAPERATURAN DAERAH PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAPERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANIASIDAN TATAKERJA DINAS PEKERJAAN UMUM PROPINSI DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N B A B I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang. Dalam rangka pengintegrasian perencanaan pembangunan Daerah dalam sistem pembangunan Nasional, seluruh Pemerintah Daerah wajib menyusun dokumen perencanaan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II)

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II) RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN 2013-2018 (PERUBAHAN II) B a d a n P e r e n c a n a a n P e m b a n g u n a n D a e r a h y a n g P r o f e s i o n a l, A n d a l d a n K r e d i b e l Untu

Lebih terperinci

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT,

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT, GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 46 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS DI LINGKUNGAN DINAS PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN PERUMAHAN KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 12 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 12 TAHUN 2008 Menimbang LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA SALATIGA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 86 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN WILAYAH I, WILAYAH

Lebih terperinci

Perda No. 18 / 2004 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, SOT BAPPEDA dan UPT Bappeda Kabupaten Magelang

Perda No. 18 / 2004 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, SOT BAPPEDA dan UPT Bappeda Kabupaten Magelang Perda No. 18 / 2004 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, SOT BAPPEDA dan UPT Bappeda Kabupaten Magelang PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 73 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA MARGA KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 43 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 43 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN KOTA MATARAM

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN CILACAP

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA. PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam

Lebih terperinci

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS BINA MARGA DAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI,

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 60 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PANTI REHABILITASI SOSIAL KOTA SEMARANG DENGAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2016-2021 KATA PENGANTAR AssalamualaikumWrWb, Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG, SALINAN WALI KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR 1299 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT KEARSIPAN PADA PERANGKAT DAERAH, BADAN USAHA MILIK DAERAH DAN LEMBAGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan bidang sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, sehingga perhatian dan alokasi pendanaan pun cenderung kurang memadai. Disamping

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT 1 PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 T E N T A N G

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 T E N T A N G BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA Menimbang Mengingat : PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci