IDENTIFIKASI RAGAM HIAS MELAYU PADA PAMERAN HASIL KERAJINAN CENDERAMATA DI ARENA PEKAN RAYA SUMATERA UTARA YANG KE- 41. Lince Chrismi Yanti dan Azmi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IDENTIFIKASI RAGAM HIAS MELAYU PADA PAMERAN HASIL KERAJINAN CENDERAMATA DI ARENA PEKAN RAYA SUMATERA UTARA YANG KE- 41. Lince Chrismi Yanti dan Azmi"

Transkripsi

1 IDENTIFIKASI RAGAM HIAS MELAYU PADA PAMERAN HASIL KERAJINAN CENDERAMATA DI ARENA PEKAN RAYA SUMATERA UTARA YANG KE- 41 Lince Chrismi Yanti dan Azmi ABSTRAK Secara visual tampilan dari hasil kerajinan cenderamata tradisional Melayu dihiasi dengan ornamen-ornamen yang berbeda-beda, baik tentang motif, penempatan yang berbeda dan juga cara pengerjaannya. Saat ini ada perbedaan pada fungsi ornamen yang diterapkan pada hasil kerajinan cenderamata yang ada di Arena Pekan Raya Sumatera Utara yang ke-41. Dimana fungsinya hanya sebagai penghias atau penambah nilai keindahan saja. Dengan adanya berbag ai jenis ornamen pada hasil cenderamata Melayu, maka perlu adanya pengidentifikasian ornamen tradisional Melayu berdasarkan jenis-jenis, teknik pembuatan, fungsi ornamen yang terdapat pada hasil kerajinan cenderamata Melayu sebagai wadah peletakan ornamen tradisional Melayu. Data kualitatif yang merupakan gambar dari hasil penelitian di lapangan, kemudian dideskripsikan untuk memperoleh hasil penelitian. Dimana populasi dalam penelitian ini berjumlah dua puluh buah cenderamata dan mempunyai sampel sejumlah lima belas buah cenderamata yang menerapkan ornamen tradisional Melayu. Dari lima belas buah cenderamata yang menerapkan ornamen tradisional Melayu, teknik pembuatan ornamen lebih dominan di kerjakan dengan teknik anyam. Selain itu adanya perubahan fungsi ornamen yang terdapat pada hasil kerajinan cenderamata Melayu, dari fungsi sakral berubah menjadi fungsi profan. Diharapkan dengan mengetahui dan mengapresiasikan bendabenda pakai maka masyarakat akan lebih mengenal, menghargai dan melestarikan benda-benda budaya. Kata Kunci : Ornamen Melayu, Cenderamata PENDAHULUAN Indonesia adalah negara yang kaya dengan sumber daya alam dan ragam budaya. Bangsa Indonesia yang terdiri atas sekian banyak suku, memiliki keanekaragaman budaya yang tidak terkira. Keanekaragaman tersebut meliputi bahasa, adat istiadat, ekspresi seni, serta berbagai aspek kehidupan yang lainnya. Maka sudah selayaknya kita melakukan usaha menggali budaya daerah karena budaya daerah ini merupakan salah satu aset budaya bangsa yang diwariskan oleh nenek moyang kita yang bermanfaat bagi generasi penerus untuk mengenal warisan budayanya sendiri. Agar budaya itu dapat dijaga, dipelihara, dilindungi, dilestarikan, dipertahankan serta ditumbuhkembangkan guna memperkokoh kesejahteraan masyarakat dan kehidupan budaya serta memiliki makna kepribadian bangsa. Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi di Indonesia dengan ibukota Medan. Penduduknya terdiri dari beberapa kelompok suku bangsa antara lain: Melayu, 1

2 Karo, Batak Toba, Mandailing, Simalungun, Nias, dan beberapa suku pendatang seperti: Jawa, Padang, Tionghoa, dan lain-lain. Sebagai pusat pembangunan dan perkembangan Indonesia di wilayah barat, Sumatera Utara memiliki potensi alam, sumber daya manusia, budaya dan berbagai kelebihan lainnya. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan Sumatera Utara menjadi sasaran investor luar negeri untuk menanamkan modalnya. Kebijaksanaan Pemerintah Daerah Sumatera Utara yang membuka peluang bagi penanam modal menjadikan daerah ini semakin berkembang. Upaya meningkatkan pendapatan masyarakat giat dilakukan pemerintah melalui penyuluhan dan bantuan modal bagi industri kecil dan kerajinan rakyat untuk pengembangan usaha kerajinan mereka. Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka Pemprovsu membuat suatu wadah wisata yang bernama Medan Fair pada tanggal 29 Desember 1972 akhirnya Pekan Raya Sumatera Utara diresmikan oleh Ibu Tien Soeharto (alm). Dalam arena ini Ibu Tien menetapkan Medan Fair sebagai arena informasi dan promosi hasil industri, perdagangan dan pariwisata daerah. Pembangunan di daerah yang begitu pesat menyebabkan terangkatnya sektor kepariwisataan Sumatera Utara, sehingga menjadi salah satu penghasil devisa terbesar bagi propinsi ini. Kondisi itu membuat pemerintah semakin memperhatikan potensi wisata yang sangat luar biasa tersebut. Perhatian itu diwujudkan dalam bentuk penataan berbagai daerah wisata. Saat ini Arena Medan Fair berubah nama menjadi Arena Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU). PRSU bisa menjadi tempat berbagai komoditas unggulan, jadi wisatawan asing yang datang ke even ini dapat mengetahui produk handalan sehingga berminat berinvestasi di daerah tersebut. Selain ajang promosi, PRSU juga menampilkan kesenian daerah dari seluruh kabupaten (kota), artis ibukota dan lokal, penampilan kesenian anak taman kanak-kanak, pameran lukisan, permainan anak, dan lain sebagainya. Keberadaan PRSU ini dari sisi bangunan rumah adat banyak menampilkan seni ornamen atau ragam hias. Ragam hias ini memiliki ciri-ciri bentuk, motif, makna simbolis dan warna yang berbeda-beda. Ragam hias Melayu Deli di Sumatera Utara ini banyak memiliki betuk terutama produk kerajinan tradisional (cenderamata). Misalnya tapak sirih, tudung saji, topi yang umumnya dipakai pada saat upacara ritual perkawinan. Sebagian peralatan tradisi upacara adat perkawinan Melayu Deli adalah suatu ciri ragam hias hasil karya suku Melayu itu sendiri. Masyarakat Melayu Deli Sumatera Utara juga mengenal ornamen tertentu yang dapat diletakkan pada suatu benda, sehingga dengan menempatkan ornamen tersebut, benda itu kelihatan lebih indah dan lebih berwibawa. Penempatan ornamen tersebut terdapat di rumah, tempat ibadah, senjata seperti keris, alat-alat pakaian seperti tenunan dan alat upacara adat seperti tempat sirih dan sebagainya. Keberadaan peralatan ini sebagian masih digunakan masyarakat Melayu, atau selebihnya hanya dipakai sebagai benda hias. Pada hakekatnya PRSU sebenarnya sudah mampu melestarikan keberadaan ragam hias Melayu Deli, namun disisi lain arena ini terasa kurang perannya dalam hal pembelajarannya. Terutama masih banyak daerah yang dihuni masyarakat suku Melayu seperti : Medan, Langkat, Binjai, Asahan dan Deli Serdang menampilkan produk cenderamata yang bercirikan Melayu Deli dalam setiap perayaan PRSU dari tahun ke tahun. Asumsi sementara mungkin disebabkan perhatian Pemko atau langkanya seniman pengrajinnya. 2

3 Dalam hal tersebut peneliti ingin mengkaji secara mendalam tentang produk cenderamata yang bercirikan Melayu Deli yang diminati oleh masyarakat, wisatawan dan dunia industri. Dengan demikian maka latar belakang penelitian yang dipamerkan di PRSU apakah ada perubahan pada bentuk atau kemasan atau tampilannya (dekorasi). Maka pada penelitian ini dapatlah diturunkan dengan judul IDENTIFIKASI RAGAM HIAS MELAYU PADA HASIL KERAJINAN CENDERAMATA DI ARENA PEKAN RAYA SUMATERA UTARA YANG KE- 41. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah : 1 Bagaimanakah penerapan ornamen tradisional Melayu Sumatera Utara pada cenderamata di PRSU? 2 Apakah makna simbolik ornamen Melayu Sumatera Utara yang diterapkan pada cenderamata Melayu di PRSU masih diperhitungkan? Tujuan Penelitian 1 Untuk mengetahui penerapan, jenis, bahan, dan makna simbolik cenderamata Melayu Deli. 2 Untuk mengetahui penerapan ornamen tradisional Melayu Sumatera Utara yang ada pada cenderamata di PRSU. 3 Untuk mengetahui apakah makna simbolik ornamen Melayu Sumatera Utara yang diterapkan pada cenderamata Melayu di PRSU masih diperhitungkan. 4 Untuk mengetahui bentuk kemasan cenderamata Melayu yang banyak diminati oleh masyarakat. Manfaat penelitian Adapun manfaat penelitian ini yaitu: 1 Untuk menambah bahan referensi bagi pengrajin atau seniman cenderamata Melayu Sumatera Utara. 2 Utuk bahan literatur Universitas Negeri Medan dan Pendidikan Fakultas Bahasa dan Seni umumnya dan jurusan Seni Rupa khususnya. 3 Sarana latihan penulis untuk meneliti secara ilmiah dalam bentuk skripsi. 4 Sebagai upaya untuk melestarikan seni budaya Melayu Sumatera Utara ISI Kerangka Teoritis Dalam melakukan suatu penelitian sangat diperlukan penjelasan kerangka teoritis yang merupakan konsepsi atau dasar pikir untuk mengkaji masalah yang akan diteliti. Pengetahuan secara teori tersebut dapat diperoleh dari suatu media pustaka yang bersumber dari berbagai sumber buku, majalah, skripsi, dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti sesuai dengan judul penelitian ini yaitu : IDENTIFIKASI RAGAM HIAS MELAYU PADA HASIL 3

4 KERAJINAN CENDERAMATA DI ARENA PEKAN RAYA SUMATERA UTARA YANG KE- 41. Pengertian Identifikasi Identifikasi adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau sesuatu. Hal ini perlu, karena tugas identifikasi ialah membedakan komponenkomponen yang satu dengan yang lainnya, sehinga tidak menimbulkan kebingungan. Dengan identifikasi dapatlah suatu komponen itu dikenal dan diketahui termasuk dalam golongan yang mana. Cara pemberian tanda pengenal pada komponen, barang atau bahan dengan mencantumkan kartu pengenal. Didalam buku Budiman (2006:313) yang berjudul Kebebasan, Negara, Pembangunan: Kumpulan tulisan, menjelaskan bahwa: Identifikasi adalah sebuah proses dimana seseorang menyamankan dirinya dengan sifat-sifat objek luar (biasanya manusia tetap dapat juga benda).kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:334) menjelaskan bahwa identifikasi adalah menentukan dan menetapkan idenditas (bukti diri, tanda kenal diri) Pengertian Ragam Hias Ragam hias merupakan ekspresi yang menyatakan keadaan diri dan lingkungan penciptanya. Ragam hias dapat juga sebagai imajinasi perorangan atau kelompok sehinga dapat menggambarkan cita-cita seseorang ataupun kelompok. Apabila ragam hias dipakai terus-menerus maka akan mejadi suatu tradisi. Di Indonesia ornamen merupakan pola-pola ragam hias daerah atau suku-suku yang telah membudaya berabad-abad. Istilah ragam hias berasal dari dua kata yaitu ragam dan hias yang berpadu menjadi satu pengertian pola yang disebut dalam bahasa Inggris Ornament dan dalam bahasa Belanda Siermotieven. Julyster (2008:39), dalam Jurnal Seni Rupa FBS UNIMED menjelaskan bahwa : Dalam Encyclopedia Americana memberi penjelasan tentang ornamen: Consist of additional in beautyying a useful or dekoratife object. Ragam hias adalah suatu penambahan untuk memperhalus menjadi indah suatu objek dengan cara menghiasinya atau mendekorasinya. Kemudian dalam buku The Advanced Learnes Dictyonari of Current English sebagai berikut: Ornament: Decoration what added for purpose of making beutiful as addsometig by ornament. Ornamen adalah hiasan yang ditambahkan untuk membuat lebih indah dengan cara melengkapinya dengan suatu hiasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:604) defenisi dari kata ornamen adalah kerajinan tangan, hiasan dalam arsitektur, lukisan, hiasan yang dibuat dengan pahatan-pahatan Menurut Gustami (1980:4) dalam bukunya NukilanSeni Ornamen Indonesia menjelaskan bahwa : Ragam hias adalah komponen produk seni yang ditambahkan atau sengaja dibuat untuk tujuan sebagai hiasan. Disamping itu tugasnya yang emplisit menyangkut segi-segi kemudahan, untuk menambah indahnya barang sehingga lebih bagus dan lebih menarik, baik dari segi spiritual maupun material finansialnya. 4

5 Sedangkan menurut Sinurat (2008:37) dalam Jurnal Seni Rupa FBS UNIMED mengemukakan :Ornamen adalah usaha penambahan hiasan untuk memperhalus suatu objek dengan cara melengkapinya, menghias dan mendekorasinya. Ornamen hadir ditengah masyarakat dan merupakan media penyampaian untuk mengungkapkan hasrat, rasa dan karsa yang terwujud dalam bentuk dua atau tiga dimensi serta pengembangan budaya dan menjadi petunjuk guna menelusuri perkembangan kebudayaan masa lampau. Pendapat Sunaryo (2009:3) dalam bukunya Ornamen Nusantara menjelaskan bahwa:ornamen merupakan penerapan hiasan pada suatu produk. Bentuk-bentuk hiasan yang menjadi ornamen tersebut fungsi utamanya adalah untuk memperindah benda produk atau barang yang dihias. Benda produk tadi mungkin sudah indah, tapi setelah ditambah ornamen padanya diharapkan menjadikannya semakin indah. Sedangkan menurut Sihombing dalam Jurnal Seni Rupa FBS UNIMED menjelaskan bahwa :Ornamen adalah hiasan yang fungsinya untuk menambah keindahan pada suatu hasil benda. Permukaan dinding atau suatu bidang sering dibubuhi hiasan untuk memperindah. Fungsi dari ornamen adalah sebagai hiasan pada benda-benda. Jadi hiasan yang ditambahkan itu harus berbentuk gambar yang disebut dengan pola atau motif (2008:57). Motif ornamen tertentu dipergunakan sebagai pengobatan sehingga merupakan perwujutan roh yang dipahatkan pada rumah atau benda-benda pakai. Ornamen berupa garis seperti garis lurus, garis patah, garis miring, garis lengkung, dan garis lingkaran yang kemudian berkembang menjadi berbagai macam bentuk ornamen yang beraneka ragam coraknya. Ornamen juga mempunyai unsur-unsur dasar yang merupakan elemen daras untuk membut ornamen seperti garis, bidang, ruang, tekstur, warna, irama, kesatuan dan unsur pengulangan. 1 Pola Bentuk Manusia Dalam bukunya Sunarya (2009:40) yang berjudul Ornamen Nusantara menuliskan bahwa :Motif hias berbentuk manusia sudah ada sejak kebudayaan prasejarah. Penggambaran motif manusia dapat dalam bentuk sosok manusia seutuhnya atau bentuk sebagian saja. Dalam bentuk proporsi sosok manusia dapat dibuat kurus atau sangat langsing sehingga menjadi pola-pola garis yang sangat kuat, atau dapat pula dengan bagian kepala yang besar dengan kaki pendek. Bentuk menjadi terdistorsi maupun terstilirisasi Motif hias manusia dalam ornamen hampir tidak ada yang di terapkan berdiri sendiri melainkan seringkali di kombinasikan dengan motif lain. 2 Pola Bentuk hewan Pola hiasan berbentuk hewan pada ornamen tradisional Melayu banyak. Ornamen tersebut telah distilirisasi sedemikian rupa dan selalu dikombinasikan dengan pola yang berbentuk tumbuh-tumbuhan, yang biasanya perwujudan dari:daun, batang, maupun dari tumbuhan yang merambat, juga berbentuk bunga. Menurut Sunaryo (2009:67) pada umumnya munculnya motif hewan mengandung maksud-maksud perlambangan. Motif-motif digambarkan dengan corak yang 5

6 beragam, ada yang realistis, stilisasi dekoratif, imajinatif, dan dalam bentuk transformatif atau kayali. 3 Pola Berbentuk Geometris Pola berbentuk geometris pada ornamen Melayu dibuat secara ilmu ukur dan selalu simetris. Ornamen yang berbentuk geometris misalnya: ornamen jala-jala, ornamen ricin wajid, ornamen yang terdapat pada kisi-kisi (jerejak), ornamen sinar mata hari pagi, ornamen tampuk pinang, ornamen lebah gantung dan lain-lain. Disamping bentuk-bentuk yang abstrak murni, motif geometris adakalanya menggambarkan objek-objek tertentu, tetapi karena bentuknya sudah sedemikian jauh mengalami pengubahan sehingga sulit dikenali objek asalnya, maka motifnya menjadi tampak abstrak. Motif geometris abstrak murni banyak terdapat pada anyam, perulangan garis zigzag, perulangan bidang lingkaran atau segi tiga (Sunaryo, 2009:19). 4 Pola bentuk Kosmos atau Alam Pada ornamen berbentuk kosmos pada ornamen tradisional Melayu tidak banyak. Dalam perkembangannya lahir bermacam bentuk yang satu dengan yang lainnya hampir sama, bentuknya lekuk keatas dan kebawah. Bila lekuknya keatas disebut dengan ornamen gunumg-gunung. Bila lekuknya kebawah disebut dengan ornamen ombak-ombak. Kemudian berbentuk kosmos atau alam banyak juga yang mengambil bentuk dasar awan yang distilir sedemikian rupa sehingga menjadi bentuk yang indah. 5 Pola Berbentuk Raksasa Menurut Sirait (1984:180) pola hiasan yang berbentuk raksasa sejauh pengamatan penulis tidak ada di temukan. Hal ini di selaraskan dengan ketentuan-ketentuan Islam. 6 Pola Berbentuk Tumbuhan Menurut Sunaryo (2009:153) motif hias tumbuh-tumbuhan merupakan motif hias yang diambil dari berbagai jenis-jenis tumbuhan seperti bentuk daun, batang, bunga yang kemudian distilir menjadi bentuk hiasan yang merambat bersulur meliuk ke kiri dan ke kanan.pola ornamen yang berbentuk tumbuhan banyak terdapat pada ornamen tradisional Melayu. Pola ornamen tersebut distilir dari bentuk-bentuk dasar tumbuh-tumbuhan yang biasanya merupakan perwujudan dari : daun, batang, bunga, maupun dari tumbuhan yang merambat. Pola ornamen berbentuk tumbuhtumbuhan juga banyak mengambil bentuk dasar bunga. Misalnya : ornamen bunga ketola, bunga lawang, bunga cengkeh, bunga matahari dan lain-lain. Jenis-jenis Ornamen Melayu 1 Ornamen Sinar Matahari Pagi Menurut Baginda (1984:182) Sinar Matahari Pagi melambangkan kehidupan masyarakat Melayu, itulah sebabnya rumah-rumah Melayu pada zaman dahulu menghadap ke arah matahari terbit.ornamen Sinar Matahari Pagi kini mengalami 6

7 perubahan bentuk, antara lain adalah bentuk tumbuh-tumbuhan, bunga dan lainlain. Ornamen Melayu ini pada umumnya terdapat pada lubang hawa atau ventilasi diatas pintu dan kasa jendela untuk lubang diatas jendela. 2 Ornamen Roda Bunga Ornamen Roda Bunga berasal dari bentuk bunga-bungaan, yang maksudnya hanya sebagai keindahan dan menandakan ketentraman si pemilik rumah. Roda Bunga berbentuk setengah lingkaran, yang mengingatkan pada bentuk setengah roda pada hiasan jari-jarinya dari tangkupan bunga. Pada bagian atas disudut kanan dan kiri diisi dengan hiasan berbentuk mahkota dari sulur-sulur dan bunga. Kesemuanya ini dengan bentuk empat persegi. Ornamen ini terdapat pada lubang hawa Lima Laras, Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Asahan. 3 Ornamen Roda Bunga dan Burung Gambar pada ornamen tersebut menunjukan bahwa burung sedang menghisap madu pada bunga tersebut. Ornamen roda bunga dan burung melambangkan kemakmuran, maksudnya agar pemilik rumah memperoleh berkah dan keagungan dalam kehidupan. Bentuk dari ornamen ini adalah bunga yang memiliki sulur-sulur daun, dengan burung di sebelah kanan dan kiri serta dibatasi dengan bingkai yang berbentuk setengah lingkaran di dalam sebuah empat persegi panjang. Ornamen ini terletak pada kasa pintu rumah seorang datuk di desa Ujung Kubu Kecamatan Tanjung Tiram. 4 Ornamen Naga Berjuang Ormanen Naga Berjuang melambangkan kemampuan, jadi ornamen ini biasa dipakai oleh penduduk yang serba berkecukupan di dalam kehidupan ekonominya. Ornamen ini terdapat pada lubang hawa di rumah salah seorang penduduk di desa Lima Laras Kecamatan Tanjung Tiram. 5 Ornamen Jala-jala Bentuk ornamen ini adalah empat persegi panjang bukan setengah lingkaran, bahannya dibuat dari kayu yang disususan dari beberapa buah kayu secara bersilang. Ornamen ini berwarna kecoklat-coklatan atau warna putih kapur ornamen ini banyak terdapat pada kasa pintu, kasa jendela di rumah-rumah penduduk yang keadanya sederhana (rakyat biasa). 6 Ornamen Lebah Bergantung Ornamen ini mengambil bentuk dasar kawah lebah yang sedang bergantung pada sarangnya. Ornamen ini berbentuk geometris dengan garis lengkung dan zigzag yang memberi kesan semangan ceria dan kegembiraan. 7 Ornamen Terali Biola Ornamen Terali Biola diambil sesuai bentuknya, yang dubuat bentukya dari kepingan-kepingan papan lalu diukir kemudian disatukan. Ornamen ini berfungsi sebagai pagar untuk memperindah. Ornamen Terali Biola berwarna keemasan, kuning putih ataupun hijau seperti warna kayu. Ornamen ini terdapat pda istana Lima Laras Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Asahan. 7

8 8 Ormanen Pelana Kuda Kencana Menurut Baginda ornamen Pelana Kuda Kencana berasal dari tumbuh-tumbuhan yang terdapat pada sebuah segitiga sama kaki. Biasanya ornamen ini terletak pada singab bagian luar rumah Melayu. 9 Ornamen Bunga Matahari Bentuk ornamen Bunga Matahari adalah empat persegi panjang, yang berisikaan ukiran yang bermotif bunga matahari, sedangkan bagian atasnya terdapat hiasan geometris. Fungsi ornamen ini ialah sebagai lubang angin (ventilasi) dan juga berfungsi untuk menambah keindahan rumah. Namun ada sebagian sebagian dari masyarakat Melayu yang berpendapat bahwa hiasan ini bermakna ketentraman dan kerukunan pemilik rumah, serta memberi berkah dan rasa nyaman bagi penghuninya. Ornamen ini terdapat pada singab (penyekat) dalam rumah seorang datuk di desa ujung Kubu, Kecamatan Tanjung Tiram. 10 Ornamen Tampok Manggis Ornamen Tampuk Pinang merupakan susunan dari tampuk pinang, yang disusun satu persatu dengan yang memiliki kaitan dan berhubungan, sehingga mengingatkan kita pada bentuk tegealaml. Ornamen ini dapat di perpanjang sesuai dengan tempat yang tersedia. Ornamen ini terdapat pada singab dalam di atas singab penyekat pada rumah keluarga bangsawan di desa Ujung Kubu Tanjung Tiram. 11 Ornamen Genting Tak Putus Bentuk dari ornamen ini adalah daun yang bersulur, dan terdapat gambar burung. Ornamen ini bermakna bahwasesusah apapun kehidupan manusia tetapi tidak sampai habis sama sekali. Ornamen ini terdapat pada lubang hawabagian dalam pada salah satu rumah bangsawan di desa Ujung Kubu, Kecamatan Tanjung Tiram. 12 Ornamen Tumbuh-tumbuhan dan Burung Menurut baginda bahwa ornamen Tumbuh-tumbuhan dan Burung melambangkan kemakmuran. Ornamen ini terdapat pada lubang hawa bagian dalam rumah bngsawan di desa Ujung Kubu, Kecamatan Tanjung Tiram. 13 Ornamen Ricih Wajid Ornamen Ricih Wajid adalah potongan dari wajid, yaitu sejenis makanan yang terbuat dari beras pulut (ketan). Pulut adalah lambang pemersatu pada masyarakat Melayu. Ornamen ini terdapat pada tudung angin istana Lima Laras Kecamatan Tanjung Tiram. 14 Ornamen Pucuk Rebung Nama ornamen ini di ambil dari pucuk bambu yang masih muda,bentukya meruncing. Pengertian simboliknya tidak begitu jelas sehingga dapat disebut hnya sebagai keindahan. Ornamen ini terdapat pada tudung angin istana kampung rakyat Tanjung Medan Labuhan Batu. 8

9 Unsur-unsur Desain Murtihadi (182:27) menyatakan: Untuk merencanakan suatu gambar desain, unsur-unsurnya ialah garis, bidang dan warna, sedangkan untuk merencanakan suatu bentuk benda sebagai desain, unsur bahanlah yang di utamakan 1 Titik Titik merupakan unsur terkecil dan yang paling utama karena titik merupakan unsur-unsur yang membentuk terjadinya dan terciptanya unsur-unsur lain yang lebih besar, seperti garis dan yang lainnya. 2 Garis Garis adalah merupakan kumpulan dari titik-titik yang terhimpit. Garis dapat membentuk bidang, bentuk dan karakter. Pengadaan garis ini mempunyai peran yang tak dapat diabaikan, hal ini dapat dikatakan bahwa garis adalah unsur utama dalam ragam hias (ornamen). 3 Bidang Bidang mempunyai peran yang cukup besar dalam ornamen, karena bidang memberi sifat dimensi membentuk masa tertentu dengan batas yang nyata. Penggunaan bidang dalam ornamen bisa diterapkan dari bentuk yang sederhana hingga yang bentuknya rumit. 4 Ruang Ruang dapat berupa bentuk atau gubahan dari dua dimensi dan tiga dimensi dapat pula berupa kesan batasan yang dibantu oleh bidang. 5 Tekstur Tekstur adalah kesan bahan atau rasa bahan. Kesan yaang ada dalam tekstur dapat dirasakan dengan penglihatan atau dengan rabaan. Kesan tekstur adalah halus, kasar, mengikilap, kusam,dan licin. 6 Warna Warna dalam ornamen tradisional dapat memberikan indenditas tertent. Warna merupakan unsur ornamen yang selalu dihubungkan dengan estetika, karena selain dapat dihayati secara intelektual juga dapat dihayati secara emosional dengan menggunakan kepekaan perasaan manusia. 7 Irama Irama dalam ornamen tercipta karena penyusunan bentuk perulangan dengan terencana dan teratur. 9

10 8 Kesatuan Kesatuan merupakan paduan unsur yang satu dengan yang lainnya saling menyatu dan utuh, bermakna dan menarik. Kesatuan dapat terjadi karena semua unsur dalam ornamen tersebut dapat berperan secara harmonis. 9Pengulangan Pengulangan dalam ornameen dapat menimbulkan kesan berirama. Dengan demikian, kita dapat melihat benda-benda itu hadir dengan sekian banyaknya variasi ragam hias (ornamen) sebagai usaha mempercantik suatu benda yang dihias.unsur-unsur tersebut diatas, merupakan unsur yang dapat mewujudkan suatu ornamen. Warna-warna Ornamen Tradisional Melayu Warna dalam sebuah ornamen merupakan hal yang paling penting. Karena dari warna suatu ornamen dapat diketahui dari ornamen mana ornamen tersebut berasal. Karena warna dapat memberikan arti tertentu bagi ornamen dan sebagai identitasnya. Seperti hal nya ornamen tradisional Melayu, ada dua warna yang selalu dipakai, yaitu : 1 Warna Kuning Pemakaian warna kuning dalam ornamen tradisional Melayu selalu dominan dipakai. Warna kuning dalam masyarakat Melayu melambangkan kemegahan dan kesungguhan terhadap suatu perbuatan. Warna kuning juga merupakan warna kebesaran dari pemerintahan Sultan dan Raja. 2 Warna Hijau Disamping warna kuning, ornamen tradisional Melayu juga menggunakan warna hijau. Warna hijau merupakan warna pengaruh dari Islam. Hal ini disesuaikan dengan pengertian Melayu itu sendiri, bahwa orang Melayu beragama Islam, berbahasa Melayu dan beradat istiadat Melayu. Warna hijau juga warna tumbuhtumbuhan yang banyak terdapat pada motif ornamen tradisional Melayu. Pengertian Cenderamata Salah satu faktor penting untuk mendukung eksistensi objek wisata yang terdapat dimasing-masing kabupaten dan kota adalah seni cenderamata. Cenderamata atau souvenir merupakan benda yang diharapkan oleh komunitas wisatawan, sebagian besar pelayanan pendukung bagi masyarakat setempat merupakan bisnis sekala kecil seperti mata rantai bagi pengrajin, penjual, dan pengguna. Hal ini akan memberikan keuntungan karena mereka menerima uang yang dikeluarkan oleh komunitas wisatawan, sedangkan wisatawan pulang membawa cenderamata yang diinginkannya. Dengan demikian akan terjadi transaksi, karena seni cenderamata yang mereka beli merupakan beda oleh-oleh bagi komunitas wisatawan yang berkunjung ke objek wisata. Didik (2008:13) komunitas wisatawan akan merasa puas dan mantap jika kunjungannya kesuatu objek wisata bisa membawa pulang seni cenderamata yang memiliki ciri khas tertentu sesuai dengan karakter lingkungan cenderamata alam dan budaya masyrakat setempat. 10

11 Jones ( 2010:37) dalam tulisannya Penerapan Ornamen Batak Toba pada Souvenir Ukir Kayu di Tuktuk Siadong Kabupaten Samosir menyatakan pengertian cenderamata sebagai berikut :Cenderamata adalah benda seni yang merupakan tanda dari suatu daerah yang mudah dibawa dengan ukuran relatif kecil, ringan, harga relatif murah, dikerjakan secara manual dengan keterampilan tangan dan memiliki motif tradisional yang menunjukan ciri khas daerah tertentu. Cenderamata merupakan barang kenang-kenangan yang melengkapi pengalaman dan kenangan bagi wisatawan yang berkunjung di daerah tertentu. ( sunartowayang.blogspot.com/2007/11/langkah-langkah-penciptaan. html.)cenderamata atau tanda mata merupakan barang atau barang yang diperoleh seseorang di tempat kunjungan, yang disimpan sebagai tanda kenang-kenangan, mengenai seseorang, suatu tempat, objek atau suatu peristiwa yang pernah di alami pada suatu saat yang telah lampau. Cenderamata itu baik untuk sahabat, keluarga, maupun untuk diri sendiri sebagai buah tangan atau oleh-oleh. Wisatawan pada umumnya datang dari tempat yang jauh dan dalam kunjungan akan berpindah-pindah dari satu tempat ketempat yang lainnya yang kadang berjauhan. Hal ini merupakan kendala dalam mewujutkan sebuah cenderamata, sehinga muncul persyaratan-persyaratan bagi sebuah barang cenderamata, yaitu : 1 Barang cenderamata berukuran kecil, hal ini berhubungan dengan kepraktisan dalam membawa barang tersebut dan tidak banyak memerlukan tempat, mengingat bahwa wisatawan berpindah-pindah. 2 Barang cenderamata harus ringan, persyaratan ini berhubungan dengan beban yang harus ditanggung wisatawan, dengan tambahnya beberapa barang tersebut tidak akan merepotkan. 3 Barang cenderamata relatif murah bagi ukuran wisatawan, hal ini agar para wisatawan dapat mengambil barang cenderamata sebanyak-banyaknyabaik jumlah maupun macamnya sesuai dengan yang dikehendaki. 4 Barang cenderamata harus spesifik (karakteristik), persyaratan ini mengandung pengertian bahwa barang cenderamata itu tidak akan diperoleh di daerah lain, sehinga untuk mendapatkannya harus mengunjuni tempat tertentu. KERANGKA KONSEPTUAL Masyrakat Melayu Deli memiliki bermacam jenis dan bentuk ragam hias yang sudah berkembang sejak ratusan tahun silam, tetapi potensi tersebut baru dimanfaatkan sebagai unsur dekorasi pada kerajinan tekstil dan bangunan, sedangkan dalam produk kerajinan seperti cenderamata belum dimanfaatkan secara optimal oleh pengrajin hal ini lah yang mengakibatkan produk cenderamata sekarang ini sangat minim dengan ragam hias. Kondisi tersebut akibat dari kurangnya pemanfaatan ragam hias sebagai sumber kreatif dalam memproduksi kerajinan cenderamata, hal ini bertujuan untuk menghasilkan produk kerajian cendramata yang bervariasi dalam penggunaan ragam hias. Penempatan ragam hias umumnya karena permintaan konsumen, tanpa memperhatikan benar atau salah menurut makna simbolik ragam hias. Peran ragam hias pada produk kerajinan, secara visual adalah untuk menambah nilai keindahan (estetis) suatu bentuk produk dimana ragam hias tersebut ditempatkan agar lebih menarik dan berguna. 11

12 Benda cenderamata Melayu yang ada di Arena PRSU merupakan benda yang unik dan beraneka ragam. Dengan bentuk-bentuk dan warna yang berbeda pula yang menunjukkan ciri khas daerah Melayu. Pada masa sekarang ini terlihat jelas bahwa dikalangan para remaja dan mahasiswa sudah acuh tak acuh dengan budaya tradisisonal sehingga budaya sedikit tergeser seiring kemajuan zaman. Dari benda-benda cenderamata Melayu tersebut pengrajin mengharapkan agar dapat membangun kembali minat para kaum muda untuk mengenal nilai budaya tradisional. Begitu juga teknik pembuatan, pewarnaan, jenis dan macam-macam bentuk serta makna simbolik sesuai dengan yang ada pada setiap benda souvenir untuk menjaga nilai budaya asli. HASIL PENELITIAN Penerapan ornamen pada cenderamata tergantung pada bahan dan jenis benda cenderamata tersebut. Ada yang terbuat dari tanah liat, pengerjaanya yang menggunakan teknik gores, bahan dari benang pengerjaanya dibuat dengan teknik tenun, bahan dari manik-manik pengerjaanya dengan mengaitkan, ada yang berbahan dari besi dibuat dengan teknik tempa. Ornamen tradisional yang di terapkan di cenderamata Melayu tersebut ada yang bermotif tumbuh-tumbuhan, geometris, hewan da alam. Data yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang merupakan gambaran dari hasil penelitian yang ada di lapangan, kemudian dideskripsikan untuk memperoleh hasil penelitian. Berdasarkan hasil penilaian penulis di lapangan yang meneliti hasil kerajinan cenderamata di arena Pekan Raya Sumatera Utara yang ke-41. Adapun data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil kerajinan cenderamata di arena Pekan Raya Sumatera Utara yang ke-41, sebanyak 15 karya yang menerapkan ornamen tradisional Melayu. Pembahasan Penelitian Ornamen tradisisonal Melayu yang terdapat pada hasil cenderamata diletakkan pada setiap permukaan setiap benda. Pada awalnya ornamen tradisional Melayu memiliki nilai-nilai sebagai penolak bala atau sesuatu yang mengandung unsur magis. Akan tetapi sejak masuknya agama yang diyakini dan kebudayaan asing ketengah-tengah masyarakat Melayu, pandangan tentang adanya kekeuatan magis pada ornamen menjadi bergeser. Pergeseran makna pada ornamen tradisional Melayu menjadikan ornamen hanya sebagai unsur keindahan. Ornamen tradisional Melayu saat ini diangap sebagai penghias benda-benda cenderamata. Selain itu ornamen merupakan petunjuk ciri khas kebudayaan daerah Melayu. Dilihat dari segi polanya, ornamen yang terdapat pada benda cenderamata adalah pola yang berbentuk tumbuh-tumbuhan, hewan, geometris, kosmos/alam. Ornamen dengan pola tumbuh-tumbuhan adalah pucuk rebung, bunga tepung talam, bunga pecah empat, bunga pucuk, bunga labu, bunga gumdur. Adapun cenderamata Melayu yang menerapkan pola yang berbentuk tumbuhan adalah bantal, tempat tisu, tas, lampu hias, dan guci. Ornamen dengan bentuk pola kosmos/alam adalah bintang-bintang, pegunungan, dan lipat kajang. Cenderamata yang menerapkan ornamen berpola kosmos/alam adalah peci, vas bunga, tempat tisu dan lampu hias. Ornamen dengan pola geometris adalah ornamen jala-jala. Cenderamata yang menerapkan ornamen berpola geometris adalah vas bunga, dompet, dan guci. 12

13 Ornamen dengan pola berbentuk hewan adalah siku keluang, itik pulang petang, dan lebah bergantung. Cenderamata yang menerapkan ornamen berpola hewan ini adalah tempat tisu dan guci. Pembuatan ornamen tradisional Melayu pada cenderamata dari bahan tanah liat dan besi lebih cenderung dikerjakan dengan teknik gores dan ukir. Sedangkan benda cenderamata dari bahan kain lebih cenderung dikerjakan dengan teknik tenun. Begitu juga dengan benda cenderamata yang terbuat dari bahan manikmanik dikerjakan dengan teknik anyam. Penerapan warna ornamem pada benda cenderamata Melayu tidak lagi menerapkan warna asli yang mencirikan kekhasan Melayu yaitu warna hijau dan kuning. Temuan Peneliti di Lapangan 1. Ornamen yang terdapat pada cenderamata Melayu yang terbuat dari tanah liat dan besi tidak menerapkan warna asli Melayu dengan teknik pembuatan ornamen dikerjakan dengan teknik ukir dan gores sehingga warna ornamen sesuai dengan warna asli benda tersebut. 2. Keberadaan benda cenderamata Melayu sudah semakin langka untuk di temui di daerah yang bercirikan Melayu dan telah bergeser dengan masuknya benda-benda cenderamata buatan pabrik yang lebih praktias dengan harga yang relatif lebih murah. Serta dikarenakan minimnya pengrajin cenderamata saat ini. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian, analisis dan observasi lapangan, maka dapat di buat kesimpulan sebagai berikut: 1. Jenis-jenis ornamen Melayu yang terdapat pada cenderamata yang ada di Arena Pekan Raya Sumatera Utara antara lain: bintang-bintang, pegunungan, lipat kajang (motif kosmos). Jala-jala (motif geometris). Pucuk rebung,bunga tepung talam, bunga pecah empat, bunga pucuk, bunga labu, bunga gundur (motif tumbuh-tumbuhan). Siku keluang, itik pulang petang, lebah bergantung (motif hewan). 2. Teknik penerapan ornamen tradisional Melayu pada cenderamata yang menggunakan bahan dari kain dikerjakan dengan teknik tenun, sedangkan dari bahan tanah liat dikerjakan dengan teknik gores atau kopek atau ukir, sedangkan dari bahan manik-manik dikerjakan dengan teknik anyam, sedangkan bahan dari besi atau kuningan dibuat dengan teknik ukir. 3. Penerapan ornamen tradisional Melayu pada cenderamata tidak lagi mengandung atau mengarah pada hal-hal magis akan tetapai lebuh cenderung fungsinya hanya sebagai penghias atau penambah nilai keindahan saja. SARAN 1. Kepada Pemerintah Daerah Melayu untuk lebih memperhatikan hasil kebudayaan daerah yang wajib dilestarikan, agar nila-nilai kebudayaan daerah setempat tidak hilang akibat dari budaya asing yang masuk dan berkembang pada saat ini. Dan membuat sanggar-sanggar kerajinan bagi pemuda/pemudi 13

14 atau pengrajin sebagai tempat membudidayakan hasil kerajinan daerah Melayu. 2. Sebelum menciptakan karya kerajinan cenderamata hendaknya terlebih dahulu pengrajin memahami tentang aspek warna, bentuk dan komposisi, sehingga ketika dalam proses pembuatan cenderamata pengrajin mempunyai landasan untuk menciptakan karya yang estetis. 3. Kepada Pemerintah Dinas Pendidikan Melayu untuk menjadikan budaya Melayu sebagai kurikulum di sekolah, agar siswa dapat mengenal kembaliornamen tradisional dengan cara menjadikan ornamen Melayu sebagai objek gambar. 4. Kepada seluruh masyarakat Melayu diharapkan untuk mempelajari kembali dan menanamkan kembali tradisi budaya Melayu agar tetap terjaga, mengingat telah berkurangnya minat dari generasi muda mengena danmenerapkan budaya sendiri, Tentang Penulis: Lince Chrismi Yanti, alumni Jurusan Pendidikan Seni Rupa Unimed tahun Daftar Pustaka Arikunto, Suharmi. (2006). Prosedur Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta. Arif, Syamsul. (2012). Metode Penelitian. Medan: Universitas Negeri Medan. Budiman, Arif Kebebasan, Negara, Pembangunan: kumpulan tulisan, Pustaka Alvabet: Jakarta. Depdikbud Kamus Besar Bahas Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka Gustami, SP Nukilan Seni Ornamen Indonesia Yokyakarta: Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia: Yogyakarta. Malik, Abdul.et al Corak dan Ragi Tenun Melayu Riau. Adicita: Yogyakarta. Murtihadi, Gunarto G Dasar-dasar Desain. PT.Tema Baru: Jakarta. Moleong,Lexy MetodologIi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sunaryo, Aryo Ornamen Nusantara. Dahara Prize: Semarang. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta: Bandung. Sirait, Baginda Desain ornamen Tradisional di Sumatera Utara. IKIP: Medan. Sihombing, Sispana Penerapan Ornamen Tradisional Melayu Deli Sumatera Utara Sebagai Unsur Hias Pada Desain Kartu Undangan Pernikahan.Mahasiswa Jurusan Seni Rupa FBS UNIMED, Jurnal Seni Rupa UNIMED Vol.5 No.2: Medan. Sinar, Lukman Motif dan Ornamen Melayu. Yayasan Kesultanan Serdang: Medan. Sinurat, Julister Penerapan Ornamen Batak Toba Pada Gereja Katolik Paroki Santo Mikhael Pangururan.Mahasiswa Jurusan Seni Rupa FBS UNIMED, Jurnal Seni Rupa UNIMED Vol.5 No.2: Medan. Subroto, Didik. Zulkifli. Wiratma, Sri Pemetaan Seni Cenderamata Di Objek Wisata Sumatera Utara Untuk Pembangunan Desain Cenderamata Berbasis Etnik Sumatera Utara. Jurnal Seni Rupa UNIMED Vol.5 No.2: Medan. Website Internet: penciptaan.html. 14

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan beberapa pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata songket. Tanjung Pura Langkat merupakan pusat Pemerintahan Kesultanan

BAB I PENDAHULUAN. kata songket. Tanjung Pura Langkat merupakan pusat Pemerintahan Kesultanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata songket memiliki banyak definisi dari beberapa beberapa para ahli yang telah mengadakan penelitian dan pengamatan terhadap kain songket. Menurut para ahli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arsitektur sebagai produk dari kebudayaan, tidak terlepas dari pengaruh perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya proses perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias atau disebut juga dengan ornamen di Indonesia merupakan kesatuan dari pola-pola ragam hias daerah atau suku-suku yang telah membudaya berabad-abad.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam bahasa Batak disebut dengan istilah gorga. Kekayaan ragam hias

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam bahasa Batak disebut dengan istilah gorga. Kekayaan ragam hias BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia yang memiliki kekayaaan berbagai khasanah ragam hias atau ornamen yang tersebar di wilayah Nusantara, dari Sabang sampai Merauke, masing-masing daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki sekitar 500 kelompok etnis, tiap etnis memiliki warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad, yang dipengaruhi oleh kebudayaan India,

Lebih terperinci

Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta RAGAM HIAS TRADISIONAL Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Pengertian Ragam Hias Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah atau suku- suku yang telah membudaya berabad- abad. Berbagai ragam

BAB I PENDAHULUAN. daerah atau suku- suku yang telah membudaya berabad- abad. Berbagai ragam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola- pola ragam hias daerah atau suku- suku yang telah membudaya berabad- abad. Berbagai ragam hias yang ada

Lebih terperinci

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang meliputi Kesultanan Langkat, Kesultanan Deli, Kesultanan Serdang, dan Kesultanan Asahan, salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh masyarakat khusunya generasi muda. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi membuat bangunan-bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias daerah atau suku suku yang telah membudaya berabad abad. Berbagai ragam hias yang ada di

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB III KONSEP PERANCANGAN A. BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Perancangan Motif teratai sebagai hiasan tepi kain lurik Sumber Ide teratai Identifikasi Masalah 1. Perancangan motif teratai sebagai hiasan tepi pada

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1. Ukiran Ornamen Dasar Kaluk Pakis Gambar 2.2. Ornamen Lilit Kangkung... 19

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1. Ukiran Ornamen Dasar Kaluk Pakis Gambar 2.2. Ornamen Lilit Kangkung... 19 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Ukiran Ornamen Dasar Kaluk Pakis... 18 Gambar 2.2. Ornamen Lilit Kangkung... 19 Gambar 2.3. Ornamen Genting Tak Putus... 19 Gambar 2.4. Ornamen Kaluk Pakis... 20 Gambar 2.5. Ornamen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Inkulturasi budaya Indonesia berawal dari masuknya bangsa-bangsa asing ke Indonesia yang awalnya memiliki tujuan untuk berdagang. Dengan masuknya budaya-budaya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Penelitian... 1 B. Identifikasi Masalah... 3 C. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisional di Sumatera Utara adalah seni tradisional etnis Batak Karo.

BAB I PENDAHULUAN. tradisional di Sumatera Utara adalah seni tradisional etnis Batak Karo. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Karya seni kerajinan secara umum dipahami sebagai suatu karya dua dimensi atau dwimatra dan tiga dimensi atau trimatra yang dikerjakan dengan mempergunakan alat-alat

Lebih terperinci

KERAJINAN DARI BAHAN ALAM

KERAJINAN DARI BAHAN ALAM TUGAS PRAKARYA KERAJINAN DARI BAHAN ALAM Oleh: NAMA : FARHAN ARIYANDI SAPUTRA KELAS : VII D SMP YKPP DUMAI T.A 2015/2016 I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang berlimpah. Kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti rok, dress, atau pun celana saja, tetapi sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Bangsa bisa disebut juga dengan suku,

Lebih terperinci

RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora

RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora Flora sebagai sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di seluruh pulau di Indonesia. Ragam hias dengan motif flora (vegetal) mudah dijumpai pada barang-barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rupa terdiri dari dua jenis yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan.

BAB I PENDAHULUAN. rupa terdiri dari dua jenis yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah hasil karya cipta manusia yang memiliki nilai estetik dan nilai artistik. Karya seni rupa tercipta dengan mengolah konsep titik, garis, bidang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba, BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu Provinsi yang memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional maupun bahasa daerah. Masyarakatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh manusia. Hal ini berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan, yang biasanya selalu dilakukan

Lebih terperinci

GAMBAR ORNAMEN. Dwi Retno SA., M.Sn

GAMBAR ORNAMEN. Dwi Retno SA., M.Sn GAMBAR ORNAMEN Dwi Retno SA., M.Sn PENGERTIAN ORNAMEN berasal dari kata ORNARE (bahasa Latin) yang berarti menghias. juga berarti dekorasi atau hiasan sering disebut sebagai disain dekoratif atau disain

Lebih terperinci

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian, Bab 4 Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Alur Pembelajaran Pengertian Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Ragam hias Teknik Menggambar Ragam Hias Ukiran Melukis Ragam Hias di Atas Bahan Kayu Pada

Lebih terperinci

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 208 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Merujuk uraian pada bab-bab yang terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Perwujudan ragam hias kumudawati pada langit-langit pendhapa

Lebih terperinci

ANALISA PENERAPAN ORNAMEN BERNUANSA MELAYU PADA MASJID AZIZI DI TANJUNG PURA

ANALISA PENERAPAN ORNAMEN BERNUANSA MELAYU PADA MASJID AZIZI DI TANJUNG PURA ANALISA PENERAPAN ORNAMEN BERNUANSA MELAYU PADA MASJID AZIZI DI TANJUNG PURA Andrie Suparman Departemen Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jln. Almamater No. 9 Kampus USU Medan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang memiliki keanekaragaman dan warisan budaya yang bernilai tinggi yang mencerminkan budaya bangsa. Salah satu warisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang popular ialah buku Indonesische siermotieven yang disusun oleh Van Der

BAB I PENDAHULUAN. yang popular ialah buku Indonesische siermotieven yang disusun oleh Van Der BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola-pola ragam hias daerah atau suku-suku yang telah membudaya berabad-abad. Salah satu dari buku yang popular

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasar data-data yang berhasil dihimpun dan dianalisis oleh penulis, dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: Kesenian Buaya Putih ada sekitar tahun 1990-an namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan budaya Indonesia seperti: ragam suku, ragam bahasa, dan ragam pakaian adat yang salah satunya berbahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Indonesia kaya akan seni dan budaya, dari sekian banyak seni dan budaya yang terdapat di Indonesia salah satunya adalah seni kriya dari bahan lidi. Penggarapan produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain itu kesenian juga mempunyai fungsi lain, seperti

Lebih terperinci

Menata Pola Ragam Hias Tekstil

Menata Pola Ragam Hias Tekstil MENATA POLA RAGAM HIAS TEKSTIL 81 Menata Pola Ragam Hias Tekstil A. RINGKASAN Dalam bab ini kita akan belajar menata pola ragam hias tekstil. Sebelumnya kita telah memiliki pengetahuan tentang keragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan seni dan budayanya. Hal itu telihat dari keberagaman suku yang dimiliki Bangsa Indonesia, mulai dari cara hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kelayakan Proyek Dewasa ini perkembangan dunia pariwisata di Indonesia semakin meningkat, dimana negara indonesia sendiri telah banyak melakukan promosi ke

Lebih terperinci

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA 1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan aktivitas fisik dan mental dalam menggambar! 2 Sebutkan dan jelaskan dua komposisi dalam menggambar! 3 Sebutkan contoh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. langsung, wawancara, studi pustaka dan pembahasan. Tentang Makna

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. langsung, wawancara, studi pustaka dan pembahasan. Tentang Makna BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dengan metode dokumentasi, observasi langsung, wawancara, studi pustaka dan pembahasan. Tentang Makna Simbolis Ukiran Pada Mandau (Senjata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang ada di daerah Karo khususnya di perkotaan banyak dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang ada di daerah Karo khususnya di perkotaan banyak dijumpai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Karo adalah satu daerah yang masih memiliki ornamen dalam jumlah dan jenis yang relatif banyak dibanding dengan daerah lain. Melihat kondisi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan keanekaragaman hasil kebudayaan. Keanekaragaman hasil kebudayaan itu bisa dilihat dari wujud hasil kebudayaan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan

BAB III KONSEP PERANCANGAN. tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1. Sintesis Perancangan sistem merupakan suatu kegiatan yang merupakan tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan inti dari semua proses yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya tarik utama wisata kuliner adalah produk makanan. Produk makanan merupakan hasil proses pengolahan bahan mentah menjadi makanan siap di hidangkan melalui kegiatan

Lebih terperinci

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL 2.1. Seni dan Tari 2.1.1. Pengertian Seni Seni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 915) didefinisikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi

Lebih terperinci

JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID,

JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID, JENIS-JENIS KALIGRAFI, MOTIF MOTIF ORNMEN, ORNAMEN MELAYU, ORNMEN ARAB, (LAMPIRAN) DENA LOKASI, PETA, GAMBAR MASJID, PRASASTI, KALIGRAFI MASJID, ORNAMEN MASJID, DAN ANGKET Jenis-jenis Kaligrafi 2.2 Jenis

Lebih terperinci

Kajian Perhiasan Tradisional

Kajian Perhiasan Tradisional Kajian Perhiasan Tradisional Oleh : Kiki Indrianti Program Studi Kriya Tekstil dan Mode, Universitas Telkom ABSTRAK Kekayaan budaya Indonesia sangat berlimpah dan beragam macam. Dengan keanekaragaman budaya

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Sumatera Utara terdiri dari 33. dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara:

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Sumatera Utara terdiri dari 33. dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai Marauke yang terdiri dari lima pulau besar yaitu pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis dari bab ke bab berikutnya yang. terurai diatas, dapat disimpulkan bahwa pembagian jenis ragam

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis dari bab ke bab berikutnya yang. terurai diatas, dapat disimpulkan bahwa pembagian jenis ragam BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dari bab ke bab berikutnya yang terurai diatas, dapat disimpulkan bahwa pembagian jenis ragam hias motif seni kerajinan batik Pacitan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya,

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya, kekayaan budaya yang dimiliki bangsa ini terdapat disetiap daerah terdiri dari keragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan bertanggung jawab dan pembangunan bangsa, baik sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki berbagai jenis kain tradisional yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, dan kain-kain tersebut termasuk salah satu bagian dari kesenian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Nasional yang dilindungi pemerintah, di mana bangunan ini merupakan pusat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Nasional yang dilindungi pemerintah, di mana bangunan ini merupakan pusat BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Gedung Paseban Tri Panca Tunggal adalah sebuah bangunan Cagar Budaya Nasional yang dilindungi pemerintah, di mana bangunan ini merupakan pusat kebudayaan Djawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi dialihkan oleh Kerajaan Sunda/Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang. Artinya, Kerajaan

Lebih terperinci

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014 Desain Kerajinan Unsur unsur Desain Unsur desain merupakan bagian-bagian dari desain yang disusun untuk membentuk desain secara keseluruhan. Dalam sebuah karya desain masing-masing unsur tidak dapat dilepaskan

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KAIN SONGKET MELAYU BATUBARA DITINJAU DARI BENTUK ORNAMEN, WARNA DAN MAKNA SIMBOLIK. Andry Dwira Utama 1*, Sugito 2*

PENGKAJIAN KAIN SONGKET MELAYU BATUBARA DITINJAU DARI BENTUK ORNAMEN, WARNA DAN MAKNA SIMBOLIK. Andry Dwira Utama 1*, Sugito 2* PENGKAJIAN KAIN SONGKET MELAYU BATUBARA DITINJAU DARI BENTUK ORNAMEN, WARNA DAN MAKNA SIMBOLIK Andry Dwira Utama 1*, Sugito 2* Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan simbol peradaban. Apabila sebuah budaya luntur dan tidak lagi dipedulikan oleh sebuah bangsa, peradaban bangsa tersebut tinggal menunggu waktu

Lebih terperinci

MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)

MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki berbagai ragam budaya yang dilatarbelakangi suku-suku dari daerah setempat. Ragam budaya tersebut memiliki ciri khas masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Setiap suku memiliki kebudayaan, tradisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pariwisata dan kebudayaan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pariwisata dan kebudayaan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata dan kebudayaan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dan perlu mendapat perhatian yang baik bagi pemerintah daerah untuk keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam budaya Batak Toba terdapat jenis Ragam Hias (Ornamen) yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam budaya Batak Toba terdapat jenis Ragam Hias (Ornamen) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam budaya Batak Toba terdapat jenis Ragam Hias (Ornamen) yang sarat dengan nilai serta banyak melahirkan karya yang memiliki kekhususan, citra unggul, unik

Lebih terperinci

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA Nama : Muhammad Bagus Zulmi Kelas : X 4 MIA No : 23 SENI RUPA Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu adalah sesuatu yang difikirkan, dilakukan, diciptakan oleh manusia. Manusia adalah makhluk

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang muncul dalam mengembangkan relief candi menjadi sebuah motif. Pertama, permasalahan

Lebih terperinci

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang 54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

langsung dalam kontak dagang.1

langsung dalam kontak dagang.1 Bab I Pendahuluan 1.1. Batasan Pengertian Judul Pusat Pemasaran merupakan tempat berkumpulnya kegiatan transaksi dari unit-unit usaha antara pengrajin sebagai produsen serta masyarakat sebagai konsumen,

Lebih terperinci

Kerajinan Fungsi Hias

Kerajinan Fungsi Hias Kerajinan Fungsi Hias KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Tari Seni tari merupakan seni menggerakkan tubuh secara berirama, biasanya sejalan dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu gagasan

Lebih terperinci

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud)

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud) Seni Rupa Bab 1 Pembelajaran Menggambar Flora, Fauna, dan Alam Benda Kompetensi Inti KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Kain Tenun Ikat di Kampung Tenun (Analisis Deskriptif Ornamen Kain Tenun Ikat dengan Bahan Sutera Alam di Kampung Tenun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peninggalan sejarah Islam diacehsalah satunya kesenian. Kesenian merupakan sesuatu yang diciptakan oleh manusia yang mengandung unsur keindahan yang dapat didengar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu. Namun mereka menyebutnya dengan istilah gerabah atau tembikar. Terbukti dengan ditemukannya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan 305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

Ombak 16 batang. Patah beras dan tali air. Umpak ayam

Ombak 16 batang. Patah beras dan tali air. Umpak ayam - Struktur bentuk pada bagian kepala kain (tumpal), terdapat ragam hias ombak 16 batang, tali air dan patah beras, umpak ayam, pucuk rebung kembang jagung, dan tawur sisik nanas. Ombak 16 batang Patah

Lebih terperinci

Kriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu. Netty Juliana

Kriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu. Netty Juliana Kriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu Netty Juliana Abstrak Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menciptakan kreasi baru ragam hias Gorga Desa Naualau namun tidak menghilangkan bentuk aslinya. Ornamen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan serta memiliki beraneka ragam budaya. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya suku ataupun etnis

Lebih terperinci

Ragam Hias Tenun Songket Nusantara

Ragam Hias Tenun Songket Nusantara RAGAM HIAS TENUN SONGKET NUSANTARA 115 Ragam Hias Tenun Songket Nusantara A. RINGKASAN Dalam bab ini kita akan mempelajari kebiasaan masyarakat Nusantara dalam membuat hiasan, khususnya menghias dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Kisaran adalah Ibu Kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota Kisaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya merupakan suatu pola hidup yang berkembang dalam masyarakat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, budaya memiliki kaitan yang sangat erat

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan adalah produk atau hasil yang dilakukan atau diciptakan oleh sekelompok masyarakat dalam berbagai aktifitas kegiatan yang mempunyai tujuan sesuai

Lebih terperinci

ORNAMEN Pengertian ornamen secara umum Istilah ornamen berasal dari kata Ornare (bahasa Latin) yang berarti menghiasisedang dalam bahasa Inggris

ORNAMEN Pengertian ornamen secara umum Istilah ornamen berasal dari kata Ornare (bahasa Latin) yang berarti menghiasisedang dalam bahasa Inggris ORNAMEN Pengertian ornamen secara umum Istilah ornamen berasal dari kata Ornare (bahasa Latin) yang berarti menghiasisedang dalam bahasa Inggris ornament berarti perhiasan. Secara umum ornament adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kerajinan merupakan produk yang dihasilkan manusia yang dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kerajinan merupakan produk yang dihasilkan manusia yang dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerajinan merupakan produk yang dihasilkan manusia yang dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan yang tumbuh di negara kita. Dalam bidang seni kerajinan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bentuk imajinasi dan ide ide kreatif yang diwujudkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bentuk imajinasi dan ide ide kreatif yang diwujudkan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni bertumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia. Dengan kreativitas yang dimilikinya manusia selalu berusaha mengembangkan seni, baik kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pelestarian budaya bukan hanya yang berhubungan dengan masa lalu, namun justru membangun masa depan yang menyinambungkan berbagai potensi masa lalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Kasus Proyek Perkembangan globalisasi telah memberikan dampak kesegala bidang, tidak terkecuali pengembangan potensi pariwisata suatu kawasan maupun kota. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Visual Motif dan Makna Simbolis Batik Majalengka yang telah di uraikan, akhirnya peneliti memperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot

BAB I PENDAHULUAN. dari serangga atau hewan-hewan tertentu. Rumput, bambu, kupasan kulit dan otot-otot BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki berbagai macam kebutuhan yang terdiri dari kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Kebutuhan pangan berupa makanan, sandang berupa pakaian, dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PASAR SENI DI WAIKABUBAK SUMBA BARAT NTT ARSITEKTUR TRADISIONAL SEBAGAI ACUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PASAR SENI DI WAIKABUBAK SUMBA BARAT NTT ARSITEKTUR TRADISIONAL SEBAGAI ACUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB I PASAR SENI DI WAIKABUBAK SUMBA BARAT NTT ARSITEKTUR TRADISIONAL SEBAGAI ACUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuatu yang hidup dialam ini merupakan makluk hidup

Lebih terperinci

INKULTURASI BUDAYA : STUDI TENTANG PENERAPAN POLA HIAS PADA INTERIOR MESJID AZIZI DI TANJUNG PURA ABSTRAK

INKULTURASI BUDAYA : STUDI TENTANG PENERAPAN POLA HIAS PADA INTERIOR MESJID AZIZI DI TANJUNG PURA ABSTRAK INKULTURASI BUDAYA : STUDI TENTANG PENERAPAN POLA HIAS PADA INTERIOR MESJID AZIZI DI TANJUNG PURA Maya Masyitah 1*, Adek Cerah Kurnia Azis 2* Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Jurusan Seni Rupa, Fakultas

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA KRIYA PRODUK BASKOM KAYU

DESKRIPSI KARYA KRIYA PRODUK BASKOM KAYU DESKRIPSI KARYA KRIYA PRODUK BASKOM KAYU Oleh: Drs. I Made Radiawan,M.Erg. 195804111985031001 PROGRAM STUDI DESAIN FASHION FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2013 ABSTRAK Keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis dari hasil payung geulis Tasikmalaya, penulis memperoleh kesimpulan mengenai proses pembuatan serta analisis

Lebih terperinci

SENI KRIYA. Oleh: B Muria Zuhdi

SENI KRIYA. Oleh: B Muria Zuhdi SENI KRIYA Oleh: B Muria Zuhdi PENGERTIAN SENI KRIA Kriya dalam konteks masa lampau dimaknai sebagai suatu karya seni yang unik dan karakteristik yang di dalamnya mengandung muatan nilai estetik, simbolik,

Lebih terperinci

bagi proses penciptaan suatu hasil karya seni.

bagi proses penciptaan suatu hasil karya seni. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keseluruhan aspek kehidupan erat hubungannya dengan pendidikan sebab semua materi yang terkandung dalam suatu kebudayaan diperoleh manusia secara sadar lewat proses

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MOTIF KERAWANG GAYO PADA BUSANA PESTA WANITA DI ACEH TENGAH. Tiara Arliani, Mukhirah, Novita

PENGEMBANGAN MOTIF KERAWANG GAYO PADA BUSANA PESTA WANITA DI ACEH TENGAH. Tiara Arliani, Mukhirah, Novita PENGEMBANGAN MOTIF KERAWANG GAYO PADA BUSANA PESTA WANITA DI ACEH TENGAH Tiara Arliani, Mukhirah, Novita Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang berasal dari daerah Kalimantan Barat yang berbentuk selendang.

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang berasal dari daerah Kalimantan Barat yang berbentuk selendang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu warisan budaya Indonesia yang berasal dari daerah Kalimantan Barat adalah tenun ikat Dayak. Tenun ikat Dayak merupakan salah satu kerajinan tradisional yang

Lebih terperinci

BAB 4 PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB 4 PENUTUP. Universitas Indonesia BAB 4 PENUTUP Tembikar merupakan salah satu tinggalan arkeologi yang penting dalam mempelajari kehidupan manusia masa lalu. Berbagai informasi dapat diperoleh dari artefak berbahan tanah liat ini, mulai

Lebih terperinci