MAKALAH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAKALAH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR"

Transkripsi

1 MAKALAH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR Oleh: Dra Nelly Astimar Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang Tahun

2 PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR NELLY ASTIMAR Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang Abstract The learning process is important in education in college. Community demands for efficiency, productivity, quality and usefulness of the results of effectiveness in the implementation of the learning process in higher education is becoming a necessity thing. However, in the implementation of in-class lectures poorer faced with problems that hinder the learning success. In the use of inquiry approach will be known real issues to be discussed, how the properties of the liquid and the actual air, so that the learner can formulate the problem to be discussed by interacting with friends and educators. Thus, learners know and understand about the nature of the liquid and air. With this inquiry approach learners jointly draw conclusions from what they observe. With more active learners observe, learn, and examine a case that will be taught, the students will be more critical and pro-actively find or formulate the purpose of their research. Keywords: Approach Inkuri, Science, Nature Fluid, Air Pressure Abstrak Proses pembelajaran merupakan hal yang penting dalam penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi. Tuntutan masyarakat terhadap efisiensi, produktivitas, efektivitas mutu dan kegunaan hasil dalam penyelenggaraan proses pembelajaran di perguruan tinggi merupakan hal yang menjadi keharusan. Namun, dalam pelaksanaan perkuliahan di kelas tenyata dihadapkan pada masalah yang menghambat keberhasilan pembelajaran tersebut. Dalam pemakaian pendekatan inkuiri akan diketahui sebenarnya masalah yang akan dibahas, bagaimana sifat zat cair dan udara yang sebenarnya, sehingga peserta didik dapat merumuskan masalah yang akan dibicarakan dengan berinteraksi dengan temanteman dan pendidik. Dengan demikian, peserta didik tahu dan mengerti mengenai sifat zat cair dan udara. Dengan pendekatan inkuiri ini peserta didik secara bersama-sama mengambil kesimpulan dari apa yang mereka amati. Dengan lebih aktifnya peserta didik mengamati, mempelajari, dan meneliti suatu kasus yang akan diajarkan, maka peserta didik akan lebih kritis dan pro aktif menemukan atau merumuskan tujuan dari penelitian mereka. Kata kunci : Pendekatan Inkuri, IPA, Sifat Zat Cair, Tekanan Udara 2

3 I. PENDAHULUAN Perkembangan dunia pendidikan dapat dilihat dari pembaharuan kurikulum yang disusun oleh para ahli pendidikan dan ilmuan dari berbagai disiplin ilmu yang berlaku secara nasional. Pembaharuan yang dilakukan dalam bidang pendidikan seperti pembaharuan kurikulum 2013 yang mengganti kurikulum KTSP dan kurikulum KTSP sebagai pengganti kurikulum KBK. Dengan adanya perubahan kurikulum tersebut diharapkan dapat menjadi perubahan yang lebih baik dalam dunia pendidikan. Pencapaian pendidikan nasional tersebut tidak terlepas dari peran dan fungsi pendidik dalam proses belajar mengajar. Pada hakikatnya mengajar dapat mengantarkan audience dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan. Kunandar (2007; ) menyatakan bahwa learning to know (belajar mengetahui), learning to do (belajar melakukan), learning to be self and together (belajar menjadi diri sendiri dan lainnya). Dalam proses pembelajaran prinsip utama adalah proses keterlibatan peserta didik secara utuh atau sebagian kemampuan dari peserta didik agar memiliki kebermaknaan bagi dirinya dan kehidupannya (life skills). Proses pembelajaran merupakan hal yang penting dalam penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi. Tuntutan masyarakat terhadap efisiensi, produktivitas, efektivitas mutu dan kegunaan hasil dalam penyelenggaraan proses pembelajaran di perguruan tinggi merupakan hal yang menjadi keharusan. Namun, dalam pelaksanaan perkuliahan di kelas tenyata dihadapkan pada masalah yang menghambat keberhasilan pembelajaran tersebut. Selama ini mempelajari sifat zat cair dan tekanan udara melalui deskrispsi literatur dan lembaran kerja yang diisi, tetapi kurang menekankan pada 3

4 kebermaknaan dari materi ajar sehingga peserta didik kurang dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk digunakan bagi dirinya dalam kehidupan seharihari. Berdasarkan pantauan di lapangan dan laporan dari peserta didik yang telah menjadi guru ternyata selain kurang memaknai materi ajar, juga adanya keterbatasan waktu, alat dan bahan tentang materi sifat-sifat zat cair dan tekanan udara seperti konsep benda dapat merapung, melayang dan tenggelam, hanya dipahami melalui jenis-jenis benda berdasarkan massa benda saja. Sementara faktor-faktor yang lain banyak mempengaruhi, namun mereka kurang memahami, sehingga sulit mencari solusinya. Oleh karena kurangnya pemahaman peserta didik dalam kegiatan pembelajaran mengenai konsep zat cair dan tekanan udara tersebut, sehingga mengakibatkan hasil belajar yang dicapai peserta didik menjadi rendah. Agar hal itu tidak terjadi, perlu dilakukan upaya salah satunya adalah menentukan pendekatan pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Di dalam pembelajaran berbagai pendekatan dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan diri peserta didik. Diantaranya adalah melalui pendekatan lingkungan, pendekatan konsep, pendekatan discovery, pendekatan inkuiri, pendekatan keterampilan proses, pendekatan deduktif/induktif, pendekatan problem based learning, dan lain sebagainya. Dalam hal ini penulis akan membahas tentang pendekatan inkuiti pada pembelajaran IPA. Pendekatan inkuiri merupakan salah satu pendekatan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui pemahaman terhadap konsep dari materi tersebut. Dipilihnya pendekatan inkuiri sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran, dilandasi oleh dua alasan, yaitu alasan teoritis dan 4

5 empiris. Alasan teoritis ini didukung oleh teori, karena pada dasarnya belajar adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar di samping untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Alasan empiris berkaitan dengan hasil-hasil penelitian. Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri secara meyakinkan lebih efektif daripada model pembelajaran konvensional, baik dalam meningkatkan keterampilan berpikir maupun dalam prestasi belajar. II. PERMASALAHAN Meskipun terdapat banyak masalah yang muncul dalam proses pembelajaran di kelas, namun dalam tulisan ini hanya akan mengungkap dan memecahkan masalah peningkatan pemahaman peserta didik dengan menggunakan pendekatan inkuiri. Untuk lebih memperjelas masalah yang akan dipaparkan, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut : 1. Apakah penerapan pendekatan inkuiri dalam proses pembelajaran di kelas dapat meningkatkan kemampuan di peserta didik? 2. Bagaimana pengaruh penerapan pendekatan inkuiri dalam proses pembelajaran di kelas terhadap penguasaan konsep materi kuliah? 5

6 III. BEBERAPA TEORI PENDEKATAN INKUIRI 1. Pengertian Pendekatan Inkuiri Model inkuiri didefinisikan oleh Piaget (Sund dan Trowbridge, 1973) sebagai: Pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi peserta didik untuk melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbul-simbul dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain. Kuslan Stone (Dahar,1991) mendefinisikan model inkuiri sebagai pengajaran di mana pendidik dan peserta didik mempelajari peristiwa-peristiwa dan gejala-gejala ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan. Pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada peserta didik di mana kelompok-kelompok peserta didik dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaanpertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas (Hamalik, 1991). Wilson (Trowbridge, 1990) menyatakan bahwa model inkuiri adalah sebuah model proses pengajaran yang berdasarkan atas teori belajar dan perilaku. Inkuiri merupakan suatu cara mengajar murid-murid bagaimana belajar dengan menggunakan keterampilan, proses, sikap, dan pengetahuan berpikir rasional (Bruce & Bruce, 1992). Senada dengan pendapat Bruce & Bruce, Cleaf (1991) menyatakan bahwa; Inkuiri adalah salah satu strategi yang digunakan dalam kelas yang berorientasi proses. Inkuiri merupakan sebuah strategi pengajaran yang berpusat pada peserta didik, yang mendorong peserta didik untuk menyelidiki masalah dan 6

7 menemukan informasi. Proses tersebut sama dengan prosedur yang digunakan oleh ilmuwan sosial yang menyelidiki masalah-masalah dan menemukan informasi. Senada dengan dengan hal tersebut Amien (1987) dan Roestiyah (1998) mengatakan bahwa inkuiri adalah suatu perluasan proses discovery yang digunakan dalam cara yang lebih dewasa. Sebagai tambahan pada proses discovery, inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, menumbuhkan sikap objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya. Pendekatan inkuiri menurut Moedjiono dan Dimyati (1993 : 119) bahwa : Pendekatan yang dirancang untuk melatih peserta didik dalam melakukan proses meneliti. Meneliti itu terjadi bila peserta didik dihadapkan pada masalah yang mengandung tantangan intelektual secara bebas, terarah ke dalam kegiatan meneliti untuk memperoleh pengetahuan. Selanjutnya Hendro (1992 : 28) menyatakan bahwa : pendekatan inkuiri adalah salah satu cara belajar yang bersifat mencari sesuatu yang bersifat kritis, analitis, argumental (ilmiah) dengan menggunakan langkahlangkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan dan didukung oleh data. Pendekatan inkuiri paling sederhana menurut Moedjiono dan Dimyati (1993:71) yaitu menggunakan tanya jawab klasikal, dimana peran aktif tetap di tangan peserta didik, sedangkan pendidik hanya mengarahkan, membina, merancang jawaban. Pendekatan inkuiri sederhana bisa dalam bentuk pembuatan kesimpulan secara sederhana. Pendekatan inkuiri menurut Subroto (1996:5-7) berguna untuk : (1) mengembangkan sikap, keterampilan peserta didik untuk mampu memecahkan 7

8 masalah serta mengambil kesimpulan secara objektif dan mandiri, (2) Mengembangkan sikap berfikir para peserta didik, (3) melalui inkuiri, kemampuan berfikir tadi diproses dalam situasi yang benar-benar dihayati, dimiliki, diminati para peserta didik, serta dalam berbagai macam ragam alternative, (4) membina mengembangkan sikap penasaran dan cara berpikir objektif mandiri, kritis baik secara invdividual maupun kelompok. Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri merupakan suatu proses yang ditempuh peserta didik untuk memecahkan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Jadi, dalam model inkuiri ini peserta didik terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan suatu permasalahan yang diberikan pendidik. Dengan demikian, peserta didik akan terbiasa bersikap seperti para ilmuwan sains, yaitu teliti, tekun/ulet, objektif/jujur, kreatif, dan menghormati pendapat orang lain. 2. Kelebihan Pendekatan Inkuiri Beberapa kelebihan atau kekuatan inkuiri menurut Amien (1987 : 131) adalah : (1) menekankan kepada konsep pengolahan informasi oleh peserta didik, (2) membuat konsep percara diri peserta didik bertambah dengan penemuan yang diperolehnya, (3) memiliki kemungkinan besar untuk memperbaiki dan memperluas persediaan dan penguasaan keterampilan dalam proses kognitif peserta didik, (4) penemuan-penemuan yang diperoleh peserta didik dapat menjadi kepemilikan dan sulit melupakannya, (5) tidak menjadikan pendidik sebagai satu-satunya sumber belajar karena peserta didik belajar dengan memanfaatan berbagai jenis sumber belajar, 6) mendorong peserta didik untuk berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri, 8

9 bersifat objektif, jujur dan terbuka, (7) memberikan kepuasan yang bersifat instrinsik, (8) memberikan kebebasan peserta didik untuk belajar sendiri. 3. Karakteristik Pendekatan Inkuiri Disampaing uraian di atas, pendekatan inkuiri dapat juga mempunyai karakteristik. Adapun karakteristik pendekatan inkuiri menurut Kuslan dalam Iskandar (1997 :68) yaitu : (1) menggunakan keterampilan proses sains, (2) tidak ada keharusan untuk menyelesaikan unit tertentu dalam waktu tertentu, (3) jawaban yang dicari tidak diketahui lebih dahulu, dan tidak ada dalam literatur. Literatur yang digunakan adalah literatur yang bersi pertanyaan-pertanyaan dan saran-saran untuk menentukan jawaban bukan memberikan jawaban, (4) pendidik bersemangan sekali untuk menentukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan, (5) proses pembelajaran berpusat, (6) suatu masalah ditentukan lalu dipersempit hingga terlibat kemungkinan masalah itu dapat diselesaikan oleh peserta didik, (7) hipotesa dirumuskan oleh peserta didik, (8) peserta didik mengusulkan cara-cara mengumpulkan data, melakukan eksperimen, pengadaan pengamatan di lapangan dan menggunakan sumber-sumber lain, (9) semua usul ini dinilai bersama, bila ditentukan pula asumsiasumsi keterlibatan-keterlibatan dan kesukaran-kesukaran, (10) peserta didik melakukan penelitian secara individu atau kelompok, (11) mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji hipotesa, (12) peserta didik mengolah data dan mereka sampai kepada kesimpulan sementara. Jadi pendekatan inkuiri lebih menekankan pada pencarian pengetahuan dari pada pengolahan pengetahuan. Mengingat pentingnya peran pertanyaan pendidk, maka dianjurkan agar pertanyaan tersebut dipersiapkan sebelumnya dan meliputi pertanyaanyang bersifat menjajaki, recall, mencari penjelasan, mengklasifikasikan, 9

10 pengarahan, melibatkan diri peserta didik, mencari kesimpulan, bersifat hipotesis atau kepastian dan lain-lain. 4. Langkah-langkah Penggunaan Pendekatan Inkuiri a. Tahap Persiapan Menurut Moedjiono dan Dimyati (1993:120) bahwa : Langkah-langkah yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan inkuiri yaitu : (1) membina suasana yang responsif, (2) merumuskan/mengemukakan permasahan yang akan diinkuirikan, (3) pertanyaan-pertanyaan peserta didik, (4) merumuskan hipotesis, (5) menguji hipotesis. Sedangkan menurut Hamalik (2004:95) bahwa tahapan kemampuan yang dikembangkan proses inkuiri ini sebagai berikut : 1) Merumuskan Masalah Kemampuan yang dituntut adalah kesabaran peserta didik terhadap masalah yang dibahas, melihat pentingnya masalah tersebut untuk dibahas, merumuskan masalah, peserta didik dapat menguji dan menggolongkan jenis data yang diperoleh, dan melihat dan merumuskan hubungan yang ada secara logis 2) Merumuskan Hipotesa atau Jawaban Sementara Kemampuan yang dituntut adalah merumuskan hipotesa 3) Menguji Jawaban Kemampuan yang dituntut adalah merakit peristiwa yang terdiri dari : (a) mengidentifikasi persitiwa yang dibutuhkan, mengumpulkan data, evaluasi data, (b) menysun data, yang terdiri dari : mendemonstrasikan data, menginterpretasikan dan mengklasifikasikan data, (c) analisis data yang terdiri dari : melihat hubungan, mencatat persaman dan perbedaan, dan (d) mencari pola dan makna hubungan 10

11 4) Menarik Kesimpulan Kemampuan yang dituntut adalah merumuskan kesimpulan 5) Menerapkan kesimpulan dan generalisasi Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pada pendekatan inkuiri, pendidik menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari pembelajaran yang dilakukan meliputi: (1) memberikan pertanyaan yang dijawab oleh peserta didik, (2) mengemukakan permasalahan, (3) mengajukan pertanyaan, (4) merumuskan hipotesis, (5) menguji kebenaran hipotesis, (6) kesimpulan b. Tahap Pelaksanaan Adapun pelaksanaan pembelajaran sains dengan pendekatan inkuiri ini secara berkelompok. Cara pelakanaannya adalah peserta didik di kelas di bagi atas beberapa kelompok, sehingga setiap kelompok akan diberi tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian peserta didik mempelajari, meneliti dan membahas tugastugas dalam kelompoknya masing-masing. Setelah hasil kerja mereka didiskusikan baru dibuat laporan yang disusun dengan baik. Pelaksanaan pendekatan ini dapat dilakukan di dalam kelas dan di luar kelas. Pada inkuiri ini juga digunakan tanya jawab, tahap ini merupakan kegiatan inti dalam proses pembelajaran. Disini peserta didik dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri, agar pendekatan ini dapat tercapai, maka diperlukan : (1) keterlibatan peserta didik secara maksimal dalam proses belajar mengajar yang meliputi kegiatan mental, intelektual dan sosial emosional; (2) keterarahan kegaitan secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran yang dicapai. Untuk itu, diperlukan bimbingan dari pendidik agar pembelajaran dengan pendekatan inkuiri ini adapat tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan; (3) 11

12 mengembangkan sikap percaya diri peserta didik tentang apa yang ditemukan pada proses inkuiri. Oleh sebab itu, seorang pendidik harus dapat menyusun pendekatan yang terarah dan memperhatikan kondisi peserta didik agar dapat memungkinkan peserta didik untuk melakukan proses belajar mengajar dengan strategi inkuiri. Kondisi yang dimaksud adalah : (1) aspek sosial dalam kelas, pendidik dapat memberikan suasana yang terbuka agar mengundang peserta didik untuk berdiskusi secara bebas dengan tidak memberikan tekanan atau hal-hal yang dapat memberikan rasa rendah diri dalam berbicara mengemukakan pendapatnya; (2) memotivasi peserta didik agar dapat lebih aktif dalam berpikir, untuk itu pendidik perlu mengetahui apa yang ingin diketahui peserta didiknya dan bagaimana cara mereka berfikir karena dengan mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik, sehingga dapat dilakukan proses belajar mengajar melalui pendekatan inkuiri; (3) dalam hal ini pendidik merupakan koordinator, yang melakukan aktifitas dalam interaksi belahar agar peserta didik belajar seperti yang diharapkan, pendidik hanya menyusun dan mengatur situasi belajar tetapi bukan menentukan proses belajar; (4) pendidik memberikan jalan keluar yang relevan dan logis jika ada hambatan berpikir pada peserta didik. Pendidik memberikan penjelasan yang bisa dipahami peserta didik guna membetulkan kekeliruan yang dilakukan peserta didik dan mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi akan perkuliahan yang diberikan; (5) peserta didik dapat mengenal dan mempergunakan waktu untuk belajar dengan baik serta memberikan pujian kepada peserta didik guna menumbuhkan semangat belajar. Agar proses pembelajaran yang dicapai dapat lebih maksimal maka seorang pendidik harus membimbing setiap peserta didik dalam berpikir, menanggapi dan 12

13 bersosialisasi. Hasil laporan kelompok akan didiskusikan dalam kelas, dari diskusi kelas inilah, pendidik bisa mengandalikan peserta didiknya untuk aktif, kreatif terhadap materi perkuliahan yang dibahas, sehingga prses inkuiri setiap peserta didik diharapkan mampu mengembangkan kemampuan mereka dalam berpikir dan menganalisa materi perkuliahan. c. Tindak Lanjut Setelah selesai membimbing peserta didik melakukan inkuiri perlu diadakan evaluasi terhadap peserta didik tersebut, hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik tentang materi yang telah diajarkan. Untuk memperlancar proses belajar mengajar dengan pendekatan inkuiri dibantu dengan lembar kerja. IV. PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD Dalam praktik pembelajaran, pada dasarnya pendekatan inkuiri adalah menggunakan pendekatan konstruktivistik, di mana setiap peserta didik sebagai subyek belajar, dibebaskan untuk menciptakan makna dan pengertian baru berdasarkan interaksi antara apa yang telah dimiliki, diketahui, dipercayai, dengan fenomena, ide, atau informasi baru yang dipelajari. Dengan demikian, dalam proses belajar peserta didik telah membawa pengertian dan pengetahuan awal yang harus ditambah, dimodifikasi, diperbaharui, direvisi, dan diubah oleh informasi baru yang diperoleh dalam proses belajar. Proses belajar tidak dapat dipisahkan dari aktivitas dan interaksi, karena persepsi dan aktivitas berjalan seiring secara dialogis. Pengetahuan tidak dipisahkan dari 13

14 aktivitas di mana pengetahuan itu dikonstruksikan, dan di mana makna diciptakan, serta dari komunitas budaya di mana pengetahuan didesiminasikan dan diterapkan. Dalam pebelajaran dengan pendekatan inkuiri ini peserta didik akan dihadapkan pada suatu permasalahan yang harus diamati, dipelajari, dan dicermati, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman konsep mata kuliah dalam kegiatan pembelajaran. Secara logika apabila peserta didik meningkat partisipasinya dalam kegiatan pembelajaran, maka secara otomatis akan meningkatkan pemahaman konsep materi pembelajaran, dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan prestasi belajar. Untuk mengungkapkan proses pembelajaran tersebut pendidik harus mengumpulkan dan menangkap data yang berupa fenomena dan bahasa verbal (katakata, kalimat, ungkapan) serta sedikit data kuantitatif yang merupakan hasil tes guna mendukung kekuatan yang berupa bahasa verbal (kata, kalimat maupun fenomena). Data yang terkumpul dianalisis secara induktif dan kualitatif interpretatif, untuk menggambarkan seberapa besar tingkat partisipasi peserta didik dalam mengikuti perkuliahan. Semakin tinggi tingkat partisipasi dalam perkuliahan diasumsikan semakin tinggi pula tingkat penguasaan materi dan konsep dari mata kuliah yang diajarkan. Supaya lebih menarik dan lebih siap, maka pembelajaran dengan pendekatan inkuiri harus dimulai oleh pendidik dengan merencanakan pembelajaran; menyiapkan media pembelajaran, dan melaksanakan kegiatan pembelajaran secara maksimal. Dengan demikian, pendidik berperan sebagai instrumen utama dalam pelaksanaan pembelajaran, yang dapat mengukur berhasil atau tidaknya sebuah pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya dengan pendekatan inkuiri. 14

15 Setiap benda memiliki sifat-sifat tertentu. Udara memiliki sifat antara lain memiliki berat atau mempunyai tekanan. Berat yang dimiliki udara disebabkan karena pengaruh gaya tarik bumi. Makin jauh dari permukaan bumi maka gaya grafitasinya semakin kecil. Sedangkan sifat benda cair adalah bentuknya berubah sesuai dengan tempatnya, volumenya tetap dan dapat meresap melalui celah-celah kecil. Tekanan udara yang dimiliki udara disebabkan karena udara itu terdiri atas molekul-molekul yang bebas bergerak. Bantuan antara satu molekul dengan molekul lainnya, benturan itu menghasilkan daya dorong (desakan) pada ruangan yang berisi udara. Dalam ruangan tertutup, makin diperkecil ruangan makin besar tekanan. Pada sifat zat cair ada beberaa peristiwa yang terjadi dalam air yaitu tenggelam, terapung dan melayang. Benda dikatakan tenggelam jika benda itu turun sampai ke dasar air. Karena berat jenis benda lebih besar dari berat jenis air. Benda dapat dikatakan terpung jika benda itu berada di permukaan air. Karena berat benda lebih kecil dari berat jenis air. Benda dapat diakatakan melayang jika benda itu berada di antarara permukaan air dan dasar air. Karena berat benda sama dengan berat jenis air. Untuk mengetahui dan mengenal sifat zat cair dan udara yang mempunyai tekanan ini maka dalam pembelajaran dibutuhkan pendekatan inkuiri menjadi salah satu pilihan tepat. Dengan pemakaian pendekatan inkuiri ini pendidik dan peserta didik dapat lebih berinteraksi dalam pembelajaran. Dalam pemakaian pendekatan inkuiri akan diketahui sebenarnya masalah yang akan dibahas, bagaimana sifat zat cair dan udara yang sebenarnya, sehingga peserta didik dapat merumuskan masalah yang akan dibicarakan dengan berinteraksi dengan 15

16 teman-teman dan pendidik. Dengan demikian, peserta didik tahu dan mengerti mengenai sifat zat cair dan udara. Dengan pendekatan inkuiri ini peserta didik secara bersama-sama mengambil kesimpulan dari apa yang mereka amati. Dengan lebih aktifnya peserta didik mengamati, mempelajari, dan meneliti suatu kasus yang akan diajarkan, maka peserta didik akan lebih kritis dan pro aktif menemukan atau merumuskan tujuan dari penelitian mereka. Namun, pendekatan inkuiri ini harus disertai dengan peran pendidik untuk mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan mempersiapkan lembar pengamatan. Untuk langkah-langkah selanjutnya peserta didik secara aktif akan melakukan sendiri percobaan dan pengamatan dan akan merumuskan sendiri permasalahan yang dihadapi akan membuat sementara hasil pengamatan mereka, kemudian akan menguji kembali hasil jawaban atau hipotesa mereka dan akhirnya mengambil kesimpulan yang tepat. Jadi, secara general pendekatan inkuiri menuntut peserta didik lebih pro aktif, kreatif dan mandiri mencari atau menemukan masalah-masalah dari materi pembelajaran yang diberikan oleh pendidik mereka. V. PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN SIFAT ZAT CAIR DAN TEKANAN UDARA Salah satu pendekatan dalam mengajar yang sudah maju adalah pendekatan inkuiri. Hal ini disesbabkan karena pendekatan inkuiri merupakan suatu cara untuk menggambarkan cara belajar peserta didik menjadi aktif. 16

17 Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran terlebih dahulu pendidik menyusun suatu rancangan pembelajaran dengan memperhatikan komponen berikut : (1) pendidik harus mengetahui benar tujuan yang hendak dicapai dalam materi mengajar; (2) pendidik harus memutuskan dan menetapkan tingkah laku yang akan dimiliki dan diperlihatkan oleh peserta didik sampai berakhirnya satu periode belajar mengajar; (3) pendidik harus menetapkan suatu strategi pengajaran atau situasi belajar dimana tingkah laku yang diharapkan dapat tercapai; (4) pendidik harus menyiapkan alat-alat evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tercapainya tujuan pendidikan yang dikehendaki. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPA mengenai sifat zat cair dan tekanan udara dengan menggunakn pendekatan inkuiri melalui 3 tahapan (Hamalik, 2004): 1. Tahap Persiapan (Kegiatan Awal) Dalam menggunakan pendekatan inkuiri bagia kegiatan pembelajaran IPA dibutuhkan persiapan untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan tersebut. Terlebih dahulu pendidik menyiapkan alat dan bahan untuk penelitian, menyiapkan kondisi kelas agar pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar, mengambil absen peserta didik dan appersepsi dengan menanyakan pelajaran lalu. 2. Tahap Pelaksanaan (Kegiatan Inti) Di tahap ini peserta didik dan pendidik harus melalui berbagai tahap yaitu : a. Tahap menentukan tujuan pengajaran Pertama sekali pendidk akan menjelaskan tujuan pengajaran kepada peserta didik mengenai sifat zat cair dan tekanan udara, kemudian pendidik akan mempersiapkan materi yang berhubungan dengan pokok permasalahan yang akan di 17

18 bahas, maka reaksi peserta didik langsung menunjukkan akan kebutuhan masalah dan meminta informasi sebanyak-banyaknya kepada peserta didik mengenai materi pelajaran yang sedang dijelaskan, sehingga pada tahap pertama ini peserta didik akan langsung bertindak aktif dan kreati. b. Tahap pembentukan kelompok Pada tahap ini pendidik akan membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Mengorganisasikan peserta didik dan memfasilitasi kelompok dengan bahan ataui alat yang diperlukan dalam penelitian ilmiah, peserta didik akan langsung duduk sesuai dengan kelompok yang terbentuk, setelah itu, maka pendidik akan menjajaki kelompok kembali apakah pembagian kelompok sesuai dan seimbang sehingga tidak akan menimbulkan keterlambatan dan perbedaan dalam pengerjaan kegiatan ilmah. c. Tahap perumusan masalah Pada tahap ini pendidika akan mempertanyakan mengenai sifat zat cair dan tekanan udara. d. Tahap eksperimen / kerja ilmiah Pada tahap ini peserta didik mampu melakukan percobaan dengan alat-alat dan bahan yang telah disesuaikan. Hal ini dilakukan secara berkelompok/ individu yang dibantu oleh petunjuk tes atau lembaran kerja e. Tahap menarik kesimpulan Pada tahap ini peserta didik akan menarik kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan secara berkelompok f. Tahap diskusi kelas Pada tahap ini pendidik akan memimpin diskusi kelas, memantau dan membantu mengelola kelas agar kegiatan pembelajaran tidak keluar dari yang diharapkan. 18

19 Setiap kelompok akan memberikan laporan yang dibacakan oleh satu orang perwakilan kelompok, maka setiap peserta didik pada kelompok lain akan menanggapi dan bertanya, mengenai hasil laporan tersebut. Hal ini dilakukan oleh semua kelompok secara bergantian. g. Tahap rangkuman Pada tahap ini pendidik akan memimpin diskusi dan mambuat kesimpulan mengenai hasil kegiatan ilmiah yang dilakukan peserta didik, sehingga peserta didik dalam hal ini akan melakukan tanya jawab, dan mencatat hasil kesimpulan yang didapat bersama pendidik. h. Tahap tindak lanjut Pendidik akan melakukan tindak lanjut berdasarkan hasil diskusi peserta didik dimana peserta didik akan memberi saran mengenai pembelajaran kegiatan yang telah dilaksanakan, dalam hal ini pendidik akan membuat kesimpulan bersama peserta didik. 3. Tahap Akhir (Kegiatan Akhir) Pada tahap ini pendidik bersama peserta didik menyimpulkan pembelajaran, disamping itu pendidik juga melakukan evaluasi hasil belajar berupa tes dan lembar soal. Dengan pendekatan inkuiri ini hasil pembelajaran eserta didik akan dapat tercapai dengan efektif karena peserta didik akan bertindak langsung sebagai pelaku yang aktif dan kreatif. Dalam hal ini peserta didik juga akan belajar bagaimana memelihara kesatuan kelomok, menanggapi pendapat orang lain dan bagaimana mengambil keputusan yang tepat terhadap suatu masalah serta mencari solusinya. 19

20 VI. PENUTUP Penerapan pendekatan inkuiri adalah pendekatan yang cocok dilaksanakan oleh pendidik dalam pembelajaran IPA, dimana peserta didik menjadi lebih aktif dalam melakukan proses penelitian terhadap suatu objek di bawah bimbingan pendidik supaya terciptanya suasana belajar yang aktif dan bermakna. Pembelajaran dapat dilakukan dengan sistematis, yaitu melakukan observasi, bertanya, mengajukan hipotesis (pengumpulan data, pengujian hipotesis sampai pada kesimpulan). Dalam praktik pembelajaran, pada dasarnya pendekatan inkuiri adalah menggunakan pendekatan konstruktivistik, di mana setiap peserta didik sebagai subyek belajar, dibebaskan untuk menciptakan makna dan pengertian baru berdasarkan interaksi antara apa yang telah dimiliki, diketahui, dipercayai, dengan fenomena, ide, atau informasi baru yang dipelajari. Dengan demikian, dalam proses belajar peserta didik telah membawa pengertian dan pengetahuan awal yang harus ditambah, dimodifikasi, diperbaharui, direvisi, dan diubah oleh informasi baru yang diperoleh dalam proses belajar. Dengan demikian peserta didik dibebaskan untuk mengungkapkan pendapatnya secara bebas tanpa ada rasa takut akan terjadi kesalahan. Bahkan dapat dikatakan bahwa pada pembelajaran dengan pendekatan inkuiri ini, peserta belajar diperbolehkan untuk berbuat salah, dalam arti salah memahami konsep secara individual. Selanjutnya pada gilirannya pendidik harus meluruskan kosnep yang paling benar. Apabila semua peserta didik dibebaskan untuk berpendapat sekalipun belum tepat, pasti angka partisipasi dalam perkuliahan akan meningkat secara signifikan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan inkuiri dalam proses pembelajaran di kelas dapat meningkatkan partisipasi peserta didik. 20

21 DAFTAR PUSTAKA Amien, M Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inkuiry. Jakarta: Depdikbud. Bruce, W.C. & J.K. Bruce Teaching with Inquiry. Maryland: Alpha Publishing Company, Inc.Dahar, R.W Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Cleaf, D.W.V Action in Elementary Social Studies. Singapore: Allyn and Bacon. Hamalik, O Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Sinar Baru Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Grafika Offset Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis Pendidikan IPA 2. Jakarta: Depdikbud Dirjendikti. Iskandar, Srini Pendekatan pembelajaran. Jakarta: PT Dunia Pustaka. Kunandar Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Moedjiono dan Dimyanti Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud Roestiyah, N.K Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Subroto, Suryo Proses Belajar Mengajar Disekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Sund & Trowbridge. (1973). Teaching Science by Inquiry in the Secondary School. Columbus: Charles E. Merill Publishing Company. Trowbridge, L.W. & R.W. Bybee. (1990). Becoming a Secondary School Science Teacher. Melbourne: Merill Publishing Company. 21

22

PENDEKATAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN

PENDEKATAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN Abstrak: Oleh : Saliman*) Pendekatan inkuiri pada dasarnya adalah menggunakan pendekatan konstruktivistik, di mana setiap mahasiswa sebagai subyek belajar, dibebaskan

Lebih terperinci

KONGRES INTERNASIONAL MASYARAKAT LINGUISTIK INDONESIA KIMLI 2011

KONGRES INTERNASIONAL MASYARAKAT LINGUISTIK INDONESIA KIMLI 2011 Studi Penelusuran Miskonsepsi dalam Pembelajaran Tata Kalimat (Unsur Inti Kalimat) dengan Model Konstruktivisme Berpendekatan Inkuiri pada Siswa Kelas I SMP Negeri di Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng,

Lebih terperinci

Menurut Wina Sanjaya (2007 : ) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu :

Menurut Wina Sanjaya (2007 : ) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu : A. Pengertian Metode Inkuiri Inquiri berasal dari bahasa inggris inquiry, yang secara harafiah berarti penyelidikan. Piaget, dalam (E. Mulyasa, 2007 : 108) mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan metode

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Inkuiri Menurut Sund, yang dikutip oleh Suryasubroto (1993), menyatakan bahwa discovery merupakan bagian dari inquiry atau inquiry merupakan perluasan

Lebih terperinci

METODE INKUIRI DALAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) Oleh : Legiman, S.Pd., M.Pd. Widyaiswara Muda LPMP DIY

METODE INKUIRI DALAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) Oleh : Legiman, S.Pd., M.Pd. Widyaiswara Muda LPMP DIY METODE INKUIRI DALAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) Oleh : Legiman, S.Pd., M.Pd. Widyaiswara Muda LPMP DIY Email: legiman.maman@yahoo.co.id Abstrak. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA SD

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA SD PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA SD Binti Muakhirin SD Negeri Cibuk Lor Seyegan Abstrak Artikel ilmiah ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan pendekatan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVII/Mei 2013 PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROSES MELALUI STRATEGI INQUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA SMP

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVII/Mei 2013 PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROSES MELALUI STRATEGI INQUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA SMP PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROSES MELALUI STRATEGI INQUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA SMP Anita Fitriyanti Guru Mata Pelajaran IPA di SMP 1 Paliyan, Kab. Gunungkidul ABSTRAK Keberhasilan dalam pembelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Ulfatun Rohmah 1, Suhartono 2, Ngatman 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Kepodang 67A Panjer Kebumen

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari IPA tidak terbatas pada pemahaman konsep-konsep IPA, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari IPA tidak terbatas pada pemahaman konsep-konsep IPA, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk menciptakan kegiatan belajar. Upaya-upaya tersebut meliputi penyampaian ilmu pengetahuan, pengorganisasian

Lebih terperinci

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA Jurnal PGSD : FKIP UMUS ISSN : 2442-3432 e-issn : 2442-3432 Vol. 3, no 1Februari2016 PERANAN PENGGUNAAN METODE DISKUSI KELOMPOKDENGAN MEDIA BELAJAR GAMBARTERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS

Lebih terperinci

POTRET PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS EMPAT PILAR PENDIDIKAN DI SMA. Ahmad Fauzi, Supurwoko, Edy Wiyono 1) ABSTRAK

POTRET PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS EMPAT PILAR PENDIDIKAN DI SMA. Ahmad Fauzi, Supurwoko, Edy Wiyono 1) ABSTRAK POTRET PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS EMPAT PILAR PENDIDIKAN DI SMA Ahmad Fauzi, Supurwoko, Edy Wiyono 1) 1) Program Studi Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UNS Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta, e-mail: fauziuns@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa dalam menempuh kehidupan (Sani, RA.

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa dalam menempuh kehidupan (Sani, RA. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan memberikan kemungkinan pada siswa untuk memperoleh kesempatan, harapan, dan pengetahuan agar dapat hidup secara lebih baik. Besarnya kesempatan dan harapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kurikulum sains dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kurikulum sains dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta informasi yang sangat cepat perlu upaya proaktif dari pemerintah seperti perubahan kurikulum sains. Perubahan kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, karena pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Ulfatun Rohmah 1, Suhartono 2, Ngatman 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Kepodang 67A Panjer Kebumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning) 7 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning) Untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar, para ahli pembelajaran telah menyarankan penggunaan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KONSTRUTIVIS, INKUIRI/DISKOVERI

PEMBELAJARAN KONSTRUTIVIS, INKUIRI/DISKOVERI PEMBELAJARAN KONSTRUTIVIS, INKUIRI/DISKOVERI A. Pembelajaran Konstruktivis 1. Pengertian Konstruktivisme lahir dari gagasan Piaget dan Vigotsky, keduanya menyatakan bahwa perubahan kognitif hanya terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fisika merupakan salah satu bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Fisika berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga fisika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan dan mewujudkan potensi yang dimiliki siswa. Pengembangan potensi tersebut bisa dimulai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Saliman PPKP 2006

ABSTRAK. Saliman PPKP 2006 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam proses pembelajaran Perencanaan Pembelajaran Administrasi Perkantoran melalui pendekatan budaya local sehingga prestasi belajar

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Pustaka

BAB II. Kajian Pustaka 5 BAB II Kajian Pustaka 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakekat PKn Pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak dan karakter warganegara yang demokratis dan bertanggung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses memperoleh ilmu pengetahuan, baik diperoleh sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Belajar dapat dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke II. TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran Inkuiri Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan g alam sekitar di sekelilingnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Fisika merupakan ilmu yang mengaplikasikan konsep dalam kehidupan nyata.

1. PENDAHULUAN. Fisika merupakan ilmu yang mengaplikasikan konsep dalam kehidupan nyata. 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika merupakan ilmu yang mengaplikasikan konsep dalam kehidupan nyata. Dalam pembelajaran fisika, banyak siswa yang mengeluhkan kesulitan menerapkan konsep

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry yang artinya pertanyaan atau

II. KAJIAN PUSTAKA. Inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry yang artinya pertanyaan atau 9 II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Strategi Pembelajaran Inkuiri Inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry yang artinya pertanyaan atau pemeriksaan, penyelidikan. Trowbridge & Bybee (1986) mengemukakan Inquiry

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Problem Based Learning (PBL) Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SUBTEMA GERAK DAN GAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 16 BANDA ACEH

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SUBTEMA GERAK DAN GAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 16 BANDA ACEH PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SUBTEMA GERAK DAN GAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 16 BANDA ACEH Suid AB 1), M.Nasir Yusuf 2), Nurhayati 3) 1) (Dosen Program Studi Pendidikan Guru

Lebih terperinci

Nama : ARI WULANDARI NIM : Pokjar : Gantiwarno

Nama : ARI WULANDARI NIM : Pokjar : Gantiwarno Nama : ARI WULANDARI NIM : 836759945 Pokjar : Gantiwarno 1. Contoh pembelajaran yang saya gunakan menurut teori pada kelas bawah ( 1 ) : a. Teori PIAGET 1) Tahap Sensori Motor Pada tahap ini anak mulai

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA Ridwan Abdullah Sani, Yeni Evalina Tarigan, M. Zainul Abidin T.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, karena pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dalam masa perkembangan, sehingga perlu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dalam masa perkembangan, sehingga perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dalam masa perkembangan, sehingga perlu diadakan peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan bergantung dari kualitas seorang guru.

Lebih terperinci

Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016

Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016 PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR Tegar Ananda dan Hafiziani Eka Putri UPI Kampus Purwakarta Abstrak Pendekatan inkuiri merupakan salah satu pendekatan yang dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut Suprijono Contextual Teaching and Learning (CTL)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA 2.1.1.1 Hakikat IPA IPA tidak hanya merupakan kumpulan-kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi merupakan cara kerja,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Pada hakekat belajar diartikan sebagai proses membangun makna atau pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang dialaminya sehingga terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari siswa sekolah dasar. IPA berguna untuk memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai fenomena-fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai peran. Kemampuan seorang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai peran. Kemampuan seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu aspek yang menentukan keberhasilan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar adalah inti dari proses pendidikan secara keseluruhan

Lebih terperinci

Lulus Yuliastuti 23. Kata Kunci: Hasil Belajar, pembelajaran PKn, Inkuiri. Guru Kelas IV SDN Sidomekar 08 Semboro, Jember

Lulus Yuliastuti 23. Kata Kunci: Hasil Belajar, pembelajaran PKn, Inkuiri. Guru Kelas IV SDN Sidomekar 08 Semboro, Jember MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER PADA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN METODE BERBASIS INKUIRI Lulus Yuliastuti 23 Abstrak. Pembelajaran PKn

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Modul Praktikum KKPI dengan Pendekatan Inkuiri Terhadap Hasil Belajar

Pengaruh Penggunaan Modul Praktikum KKPI dengan Pendekatan Inkuiri Terhadap Hasil Belajar ISSN 5-9063 Volume, Nomor 5, Juli 03 Pengaruh Penggunaan Modul Praktikum KKPI dengan Pendekatan Inkuiri Terhadap Hasil Belajar (Studi Kasus : Kelas X Multimedia SMK N Sawan) Made Artika Winati Mapet, I

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok sampel (kelas X IA-4)

BAB V ANALISA. Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok sampel (kelas X IA-4) 83 BAB V ANALISA Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok sampel (kelas X IA-4) adalah pembelajaran menggunakan model pembelajaran inquiry training yang dilakukan dalam tiga kali pertemuan dengan alokasi

Lebih terperinci

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI KECAMATAN LEMBAH GUMANTI Asmaul Husna Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN Emi Susanti 1), Wince Hendri 2), Erwinsyah Satria 3) 1) Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Aisyah Nasution. Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Gunung Leuser Kutacane

Aisyah Nasution. Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Gunung Leuser Kutacane 1-6 PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA PADA MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN DI SMP NEGERI 2 MEDAN Dosen Program

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin

Lebih terperinci

The Faculty of Occupation Bung Hatta University ABSTRACT

The Faculty of Occupation Bung Hatta University ABSTRACT IMPLEMENTATION STRATEGY FOR IMPROVING THE PROBLEM BASED LEARNING ACTIVITIES AND LEARNING OUTCOMES ON STUDENT LEARNING IN CLASS V IPA SDN 34 PADANG LUAR, TANAH DATAR DISTRICT Meli Zahara 1, Wince Hendri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan keterampilan, sikap dan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAMATI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAMATI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAMATI SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR APPLICATION METHODS GUIDED DISCOVERY IN THE EFFORT IMPROVING SKILLS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat membentuk persamaan dan kemauan siswa, metode ini juga melibatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat membentuk persamaan dan kemauan siswa, metode ini juga melibatkan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Eksperimen Eksperimen adalah bagian yang sulit dipisahkan dari Ilmu Pengetahuan Alam. Eksperimen dapat dilakukan di laboratorium maupun di alam terbuka. Metode ini mempunyai

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KIMIA MELALUI MODEL INKUIRI DI MA

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KIMIA MELALUI MODEL INKUIRI DI MA PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KIMIA MELALUI MODEL INKUIRI DI MA Meri Yuniarsih Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bengkulu, Jl. Bandara Fatmawati e-mail: meri_yuniarsih@gmail.com Abstract: his study aims to determine

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Mulyasa, 2005 :70).

BAB II KAJIAN TEORI. jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Mulyasa, 2005 :70). BAB II KAJIAN TEORI A. Pendidikan IPA di Sekolah Dasar Pendidikan Sekolah Dasar sebagai bagian dari sitem pendidikan nasional mempunyai peran amat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM).

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI / Genap Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran

Lebih terperinci

BAB II PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING KAITANYA DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB II PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING KAITANYA DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA 7 BAB II PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING KAITANYA DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA A. Teori Belajar Dan Prestasi Belajar 1. Teori Belajar Menurut Gagne (Dahar, 1996: 11) Belajar dapat didefinisikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ahmadi dalam Ismawati (2007) mengatakan bahwa Inkuiri berasal dari kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ahmadi dalam Ismawati (2007) mengatakan bahwa Inkuiri berasal dari kata II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis 1. Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Ahmadi dalam Ismawati (2007) mengatakan bahwa Inkuiri berasal dari kata inquire yang berarti menanyakan, meminta keterangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-undang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-undang Sisdiknas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. salah satu tujuan pembangunan di bidang pendidikan. antara lain: guru, siswa, sarana prasarana, strategi pembelajaran dan

I. PENDAHULUAN. salah satu tujuan pembangunan di bidang pendidikan. antara lain: guru, siswa, sarana prasarana, strategi pembelajaran dan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, berbudi luhur, cerdas, kreatif dan bertanggung jawab merupakan salah satu

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI

STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tantangan berat bangsa Indonesia adalah menyiapkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tantangan berat bangsa Indonesia adalah menyiapkan sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tantangan berat bangsa Indonesia adalah menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu manusia yang cerdas, unggul dan berdaya saing. Kualitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa ahli mendefinisikan tentang pengertian belajar atau lerning, baik

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa ahli mendefinisikan tentang pengertian belajar atau lerning, baik II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dalam Konteks Pembelajaran Beberapa ahli mendefinisikan tentang pengertian belajar atau lerning, baik secara umum maupun secara khusus. Penafsiran tersebut berbeda satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja menyangkut berbagai hal tidak terkecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikir tentang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikir tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran IPA (Sains) berupaya meningkatkan minat siswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikir tentang alam seisinya yang penuh dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT 8 BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT A. Metode Kerja Kelompok Salah satu upaya yang ditempuh guru untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang kondusif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Asnawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Asnawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa dari siswa tingkat sekolah dasar, menengah hingga mahasiswa perguruan tinggi. Pada tiap tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Soedjadi (dalam FM Fransiska, 2008:1) mengatakan bahwa: untuk

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Soedjadi (dalam FM Fransiska, 2008:1) mengatakan bahwa: untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk membawa peserta didik pada suatu perubahan tingkah laku yang diinginkan. Perkembangan IPTEK dewasa ini

Lebih terperinci

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA 5 SMA NEGERI

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for

BAB I Pendahuluan. Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Permasalahan Kemampuan IPA peserta didik Indonesia dapat dilihat secara Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) PBL merupakan model pembelajaran yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Pendidikan atau pengajaran di sekolah dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa harus merupakan akibat dari proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada pandangan umum yang mengatakan bahwa mata pelajaran matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999), matematika merupakan mata

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan oleh Conant (Pusat Kurikulum, 2007: 8) sebagai serangkaian konsep yang saling berkaitan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dan berbuat. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang. tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.

BAB II KAJIAN TEORI. dan berbuat. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang. tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Motivasi Istilah motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak dan

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Dengan Menggunakan Metode Inkuiri. Zaiyasni PGSD FIP UNP Padang

Peningkatan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Dengan Menggunakan Metode Inkuiri. Zaiyasni PGSD FIP UNP Padang Peningkatan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Dengan Menggunakan Metode Inkuiri Zaiyasni PGSD FIP UNP Padang merlin_dylan@yahoo.co.id Abstract The purpose of this research is to improve science learning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sains pada hakekatnya dapat dipandang sebagai produk dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sains pada hakekatnya dapat dipandang sebagai produk dan sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sains pada hakekatnya dapat dipandang sebagai produk dan sebagai proses. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Carin dan Evans (Rustaman, 2003) bahwa sains

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Unsur terpenting dalam mengajar adalah merangsang serta mengarahkan siswa belajar. Mengajar pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar menolong para siswa untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Pendekatan Discovery Learning Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat membantu siswa memahami konsep yang sulit dengan memberikan pengalaman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang Sekolah Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimana mata dapat melihat? bagaimanakah dengan terjadinya siang

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimana mata dapat melihat? bagaimanakah dengan terjadinya siang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagaimana mata dapat melihat? bagaimanakah dengan terjadinya siang dan malam? bagaimana matahari terbit dan tenggelam? bagaimana proses terbentuknya pelangi? Pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. saling berkaitan. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi proses interaksi (hubungan timbal

II. TINJAUAN PUSTAKA. saling berkaitan. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi proses interaksi (hubungan timbal II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Inquiri Terbimbing Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi proses

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI Kanti Pristiwati Sekolah Dasar Negeri Rembang 2 Kota Blitar Jalan Akasia Nomor 17 Kota Blitar Email:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memeperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

Lebih terperinci

PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Jurnal Pengajaran MIPA, FPMIPA UPI. Volume 12, No. 2, Desember 2008. ISSN:1412-0917 PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana Karmila Langanawa, Amran Rede, Ratman Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP ILMIAH MAHASISWA PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA (FISIKA) II

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP ILMIAH MAHASISWA PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA (FISIKA) II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP ILMIAH MAHASISWA PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA (FISIKA) II Dwi Nugraheni Rositawati, Tarsisius Sarkim Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual, 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Keterampilan Proses Sains Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual, sosial maupun fisik yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Model pembelajaran inkuiri a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri Model pembelajaran menurut Trianto (2007;14) adalah suatu perencanaan atau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Inkuiri terbimbing (guided inquiry) merupakan model pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Inkuiri terbimbing (guided inquiry) merupakan model pembelajaran yang 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Inkuiri terbimbing (guided inquiry) merupakan model pembelajaran yang dapat melatih keterampilan siswa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan Keberhasilan adalah hasil serangkaian keputusan kecil yang memuncak dalam sebuah tujuan besar dalam sebuah tujuan besar atau pencapaian. keberhasilan adalah lebih

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. baik. Efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa

II. TINJAUAN PUSTAKA. baik. Efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Pembelajaran dianggap dapat berhasil apabila proses dan hasil belajarnya baik. Efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, matematika diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Pembelajaran Matematika a. Pembelajaran Matematika di SD Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci