ANALISIS THE DAY OF THE WEEK EFFECT SAHAM LQ45 BERDASARKAN RETURN DAN ABNORMAL RETURN DALAM PERIODE (Skripsi) Oleh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS THE DAY OF THE WEEK EFFECT SAHAM LQ45 BERDASARKAN RETURN DAN ABNORMAL RETURN DALAM PERIODE (Skripsi) Oleh"

Transkripsi

1 Departemen Pendidikan Nasional Fakultas Ekonomi Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Sumantri Bojonegoro no 1 Gedung Meneng Bandar Lampung ANALISIS THE DAY OF THE WEEK EFFECT SAHAM LQ45 BERDASARKAN RETURN DAN ABNORMAL RETURN DALAM PERIODE (Skripsi) Oleh Nama : Lucy Oktrida Hutahaean NPM : Jurusan : Manajemen Konsentrasi : Manajemen Keuangan Dosen Pembimbing I : Dr. Sri Hasnawati, S.E., M.E. Dosen Pembimbing II : Asep Unik, S.E., M.E. UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2010

2 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri. Secara perlahan namun pasti pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia. Konsep pasar modal yang mulai berkembang adalah konsep pasar modal efisien. Semenjak Fama (1970) dalam buku Jogiyanto (2003) mengemukakan hipotesis pasar efisien, banyak peneliti di dunia mencoba membuktikan hipotesis tersebut. Fama mendefinisikan pasar efisien sebagai suatu pasar dimana harga yang tercipta mencerminkan tersedianya informasi secara penuh. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis dalam pengambilan keputusan karena informasi menyajikan keterangan dan berbagai catatan atau gambaran baik keadaan masa lalu, sekarang atau masa yang akan datang. Indikator pasar modal yang efisien adalah harga saham mencerminkan informasi yang relevan, pasar berjalan dengan random walk dimana harga di masa lalu tidak dapat dipergunakan untuk meramalkan harga di masa sekarang atau di masa yang

3 2 akan datang, maka harga mengandung unsur surprise atau kejutan. Kejutan ini terjadi akibat adanya informasi baru yang tidak dapat diprediksi sebelumnya yang akan mempengaruhi harga saham. Harga saham akan mencerminkan semua informasi relevan yang tersedia, sebab terjadi persaing dari para analis investasi untuk mempelajari bisnis perusahaan, lingkungan yang mempengaruhi, hubungannnya dengan pergerakan harga di pasar, dan segala macam informasi yang dapat mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut. Persaingan yang ada ini akan menyebabkan harga saham mencerminkan harga sebenarnya. Fama membagi bentuk pasar efisien menjadi tiga kategori untuk mengklasifikasikan informasi yang relevan, yakni : a. Efisiensi Pasar Bentuk Lemah (Weak Form) Efisiensi pasar bentuk lemah menunjukan bahwa harga yang tercipta sudah merefleksikan semua informasi historis. Hipotesa ini menyatakan bahwa data pasar masa lalu seharusnya tidak berkaitan dengan keadaan di masa depan (random walk theory) b. Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat (Semi strong form) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat menyatakan bahwa harga sekuritas menyesuaikan diri secara cepat terhadap semua informasi publik yang dikeluarkan c. Efisiensi Pasar Bentuk Kuat (Strong form) Efisiensi pasar bentuk kuat menyatakan bahwa harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat.

4 3 Pada pasar modal yang efisien, informasi yang baru akan segera diantisipasi oleh para pelaku pasar dalam memutuskan keputusannya membeli atau menjual. Hal ini menyebabkan perubahan terhadap harga, dan selanjutnya harga akan stabil kembali. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga saham, maka semakin efisien pasar modal tersebut. Disamping itu juga pada pasar modal efisien harga-harga bergerak random, investor tidak dapat menggunakan analisisanalisis teknikal untuk mendapat keuntungan. Dengan demikian maka akan sulit bagi investor untuk memperoleh tingkat keuntungan diatas normal pada pasar modal yang efisien. Efficient Market Hypothesis menjadi suatu perdebatan yang menarik. Terdapat banyak penelitian memberikan bukti empiris yang mendukung konsep pasar yang efisien namun disisi lain muncul sejumlah penelitian yang menyatakan munculnya berbagai perilaku ketidakteraturan akan penyimpangan-penyimpangan yang bisa dikenali di dalam pasar modal. Ketidak teraturan ini disebut sebagai anomali pasar (market anomalies). Dalam keadaan anomali pasar, hasil yang ditimbulkan akan berlawanan dengan hasil yang diharapkan pada posisi pasar modal yang efisien dimana seorang investor mendapatkan keuntungan di atas normal atau abnormal return pada kondisi pasar modal efisien. Anomali pasar tersebut antara lain adalah low P/E ratio, January effect, size effect, serta The day of the week effect. The day of the week effect adalah suatu anomali musiman (seasonal anomaly) atau efek kalender (calendar effects) yang terjadi pada pasar finansial yaitu ketika

5 4 return saham pada hari Senin secara signifikan negatif (Mehdian dan Perry, 2001). The day of the week effect merupakan perbedaan return antara hari Senin dengan hari-hari lainnya dalam seminggu secara signifikan (Damodaran, 1996). Pada teori pasar efisien menyatakan bahwa return saham tidak berbeda pada setiap hari perdagangan. Namun fenomena day of the week effect, menyatakan bahwa terdapat perbedaan return untuk masing masing hari perdagangan dalam satu minggu. Dimana pada hari Senin cenderung menghasilkan return yang negatif dan pada akhir pekan yaitu hari Jumat memiliki return tertinggi. Fenomena ini merupakan bagian dari anomali teori pasar efisien Penelitian-penelitian empiris tentang berbagai anomali pasar The day of the week effect telah banyak dilakukan oleh para peneliti. Sejumlah besar para peneliti berasumsi bahwa distribusi return saham adalah identik bagi keseluruhan hari. Namun terdapat alasan untuk curiga bahwa mungkin distribusi return bervariasi tergantung hari perdagangan, adanya kenyataan bahwa ada dampak terhadap return pada hari Senin yang cenderung negatif terendah dibandingkan hari-hari perdagangan lainnya. Pada penelitian terdahulu yang sudah dilakukan di luar negeri, Gibbons dan Hess menyimpulkan bahwa dalam penelitian hariannya (daily) hal yang paling nyata ditemukan adalah pada hari Senin ditemukan rendahnya return yang tidak biasa (bahkan ada yang negatif), yang secara langsung mengindikasikan bahwa rata-rata return harian tidak selalu konstan sepanjang hari dalam setiap minggu. Beberapa penjelasan coba diteliti oleh Gibbons dan Hess untuk menjelaskan fenomena

6 5 tersebut, namun tidak menemukan alasan yang signifikan. Peneltian lainnya dilakukan oleh Lakonishok & Marbely (1996) dalam studinya yang berjudul factor-faktor yang mempengaruhi return saham harian di New York Stock Exchange (NYSE). Mereka menduga bahwa return saham di NYSE dipengaruhi oleh pola aktivitas perdagangan harian yang dilakukan oleh investor individual. Kesimpulan dari hasil yang didapat adalah bahwa hasrat individual melakukan transaksi pada hari Senin cenderung lebih tinggi dari hari perdagangan lainnya. Tinggi aktivitas perdagangan hari Senin tersebut lebih disebabkan oleh keinginan investor individual untuk menjual saham lebih tinggi daripada keinginan investor individual untuk membeli saham sehingga harga saham cenderung rendah untuk perdagangan pada hari Senin dibandingkan dengan hari perdagangan lainnya. Tingginya hasil jual untuk hari perdagangan Senin menurut Dyl dan Mabely (1988) karena adanya kecenderungan informasi yang tidak menyenangkan datang ke pasar setelah perdagangan di tutup di hari Jumat. Sementara itu, dampak return negatif ini juga dapat dilihat dari sisi psikologis para investor. Seperti yang diungkapkan pada penelitian Rystrom dan Benson (1989) dalam Algifari yang melihat Monday Effect dari sisi psikologis dimana return negatif yang terjadi pada hari Senin karena adanya sikap yang tidak suka atau bad day terhadap hari perdagangan hari Senin, karena hari perdagangan hari Senin merupakan hari pertama dari lima hari kerja. Pada penelitian yang dilakukan di Indonesia, Kamaludin menemukan adanya The day of the week effect pada Bursa Efek Indonesia untuk periode ,

7 6 dimana return terendah terjadi pada hari Senin dan return tertinggi terjadi pada hari Jumat secara signifikan (Kamaludin 2004). Cahyaningdyah juga berhasil menemukan The day of the week effect pada Bursa Efek Indonesia untuk periode , dimana return terendah terjadi pada hari Senin (Monday effect) dan return tertinggi terjadi pada hari Jumat (weekend effect). Adanya anomali musiman pada pasar finansial menyebabkan return pada hari Senin dapat diprediksi oleh investor. Sehingga investor dapat merancang suatu pedoman pasar yang dapat memanfaatkan pola musiman tersebut untuk mendapatkan abnormal return. Padahal seharusnya pada pasar yang efisien tidak akan muncul suatu pola pergerakan harga yang bersifat konstan dan bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan abnormal return atau return yang tidak normal. Dari uraian tersebut diatas maka yang dimaksud dengan abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi atau return yang diharapkan oleh investor. Dengan demikian return tidak normal (abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi. Model yang biasa digunakan untuk menghitung abnormal return ini ialah market model atau CAPM. Berdasarkan penelitian empirik maupun riset mengenai pola return saham yang dihasilkan dari kajian atau penelitian terdahulu. Maka hal ini merupakan

8 7 fenomena yang cukup menarik untuk dilakukan kajian lebih lanjut dan komprehensif agar bisa didapat suatu gambaran yang lengkap dan jelas. Penulis merasa tertarik untuk meneliti apakah pasar modal Indonesia ini terdapat anomali pasar berupa The day of the week effect dimana return pada hari Senin signifikan negatif dibandingkan hari-hari lainnya sehingga memberikan dampak abnormal return bagi investor. Pada periode penelitian ini, penulis menggunakan objek saham yang masuk dalam LQ45 karena memperhitungkan saham-saham yang aktif diperjual belikan serta berkapitalisasi besar yang sangat mempengaruhi IHSG. Hal ini dilakukan untuk menghindari bias yang dapat ditimbulkan oleh saham tidur yang ada di BEI. Berikut grafik Indeks LQ45 yang mencerminkan aktifitas saham-saham yang aktif diperjual belikan di pasar modal Indonesia. Gambar 1. Grafik Indeks LQ45 tahun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meliputi pergerakan-pergerakan harga untuk saham biasa dan saham preferen. Seluruh aktifitas saham-saham di Bursa

9 8 Efek Indonesia (BEI) akan tercermin pada IHSG ini. Berikut gambar grafik pergerakan IHSG yang mencerminkan keseluruhan pasar modal Indonesia. Gambar 2. Grafik IHSG tahun Gambar 1dan 2 menunujukan pola grafik yang hampir sama antara grafik LQ45 dan IHSG. Hal ini menunjukan bahwa LQ45 memberikan kapitalisasi besar pada IHSG. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis merasa tertarik atas penelitian tentang anomali pasar efisien berdasarkan analisis The day of the week effect pada saham LQ45 tahun Maka tulisan ini diberi judul ANALISIS THE DAY OF THE WEEK EFFECT SAHAM LQ45 BERDASARKAN RETURN DAN ABNORMAL RETURN DALAM PERIODE

10 9 1.2 Rumusan Masalah Harga saham pada pasar modal yang telah mencerminkan semua informasi yang relevan disebut dengan pasar modal efisien. Namun didalam suatu pasar modal yang efisien juga ditemukan penyimpangan-penyimpangan yang disebut anomali pasar. Salah satu bentuk anomali pasar ialah The day of the week.suatu anomali The day of the week pada pasar yang efisen menurut French (1980) dan Gibbons & Hess (1981) ialah bahwa anomali The day of the week akan menunjukan harga saham pada hari Senin akan cenderung turun yaitu memiliki return yang cenderung negatif dan meningkat pada hari Jumat yaitu memiliki return positf. Dengan kata lain dengan adanya fenomena ini investor dapat memanfaatkan abnormal return ini pada suatu anomali pasar efisien untuk memperoleh keuntungan diatas rata-rata pasar. Penelitian ini akan menguji anomali pasar efisien berdasarkan analisis The day of the week effect di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka rumusan masalah yang akan diteliti ialah : 1. Apakah terjadi perbedaan rata-rata return antar hari perdagangan 2. Apakah terdapat anomali pasar (abnormal return) pada saham LQ45 sehingga membuktikan keberlakuan The day of the week effect? 3. Apakah terdapat perbedaan rata-rata abnormal return pada hari Senin dengan abnormal return hari-hari lainnya.

11 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan The day of the week effect berdasarkan return dan abnormal return dalam periode Manfaat Penelitian Bagi Masyarakat 1. Untuk menambah wawasan bagi investor yang akan berinvestasi di pasar saham dan memberikan sumbangan pemikiran kepada investor dalam menentukan kebijakan investasi 2. Sebagai bahan referensi bagi pihak yang membutuhkan kajian mengenai masalah yang dibahas. Bagi Peneliti Memenuhi salah satu persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.

12 Kerangka Pemikiran Efisiensi Pasar BEI Saham teraktif LQ45 Harga Saham LQ45 dan IHSG Return&Risk Saham LQ45 Harian Return&Risk Pasar Harian Ekspektasi Return Saham Abnormal return Analysis of Variance (ANOVA) Uji Beda Rata-rata (t-test)

13 Hipotesis Konsepsual Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, hipotesis konsepsual yang diajukan ialah : Terdapat perbedaan rata-rata return antar hari perdagangan di BEI Pada saham-saham LQ45 di BEI selama tahun terdapat The Day of The Week Effect. Terdapat perbedaan rata-rata abnormal return pada hari Senin dengan abnormal return hari-hari lainnya

14 13 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pasar Modal (capital market) Pengertian Pasar Modal (capital market) Pasar modal dalam arti yang sempit adalah suatu tempat yang terorganisir dimana sekuritas atau efek diperdagangkan. Sedangkan pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Definisi pasar modal menurut Kamus Besar Uang dan Modal adalah pasar konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak-pihak yang menawarkan dan memerlukan dana jangka panjang, yaitu satu tahun ke atas. Fungsi bursa efek ini antara lain adalah menjaga kontinuitas pasar dan menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan penawaran. Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 memberikan pengertian pasar modal adalah :

15 14 Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan Public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal memiliki fungsi sebagai tempat bertemunya pihak yang memiliki dana lebih (lender) dengan pihak yang memerlukan dana jangka panjang tersebut (borrower). Maka pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu fungsi ekonomi dan keuangan. Di dalam fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower. Fungsi keuangan pasar modal ialah dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan adanya imbalan atau return dari penyerahan dana tersebut. Sedangkan bagi borrower, adanya dana dari luar dapat digunakan untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu dana dari hasil operasi perusahaannya. Di dalam keuangan, dengan cara menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan para lender tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil Pasar modal memiliki fungsi di dalam perkembangan perekonomian suatu negara yaitu : a. Sarana untuk menghimpun dana masyarakat untuk disalurkan kedalam kegiatan-kegiatan yang produktif b. Sumber pembiayaan yang murah, mudah dan cepat bagi dunia usaha dan pembangunan nasional c. Mendorong terciptanya kesempatan berusaha sekaligus menciptakan kesempatan kerja d. Mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi

16 15 e. Memperkokoh beroperasinya mekanisme finansial market dalam menata sistem moneter, karena pasar modal dapat menjadi sarana open market operation sewaktu-waktu diperlukan oleh Bank Sentral f. Menekan tingginya tingkat suku bunga menuju suatu rate yang rasionable g. Sebagai alternatif investasi bagi para pemodal Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga (efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Efek adalah setiap surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti hutang, rights, warrants, opsi atau setiap derivatif dari efek atau setiap instrumen yang telah ditetapkan Bapepam sebagai efek. Undang-undang pasar modal menjelaskan delapan jenis efek. Dari efek-efek tersebut dapat dikelompokan sebagai berikut : a. Efek Penyertaan Efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk ikut serta ke dalam equity suatu perusahaan, yakni menjadi pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Yang termasuk dalam efek penyertaan ialah : 1. Saham dengan berbagai jenisnya 2. Derivatif : bukti warrant, right, opsi (put atau call) 3. Unit penyertaan kontrak investasi kolektif 4. Kontrak berjangka atas efek

17 16 b. Efek Utang Efek utang adalah dimana penerbitnya (issuer) yang mengeluarkan atau menjual surat utang dengan kewajiban menebus kembali suatu saat nanti sesuai kesepakatan antara kedua belah pihak dan disertai bunga, baik yang dihitung secara diskon (discount rate) ataupun secara perhitungan biasa (interest bearing). Tetapi khusus terhadap efek pasar modal, perhitungan bunga secara diskon jauh lebih sering digunakan, antara lain pada : 1. Obligasi 2. Surat berharga komersial 3. Surat pengakuan utang 4. Tanda bukti utang c. Efek Konversi Efek konversi adalah efek yang sebenarnya adalah efek utang akan tetapi pada saat yang telah ditentukan dapat menukarkan efek tersebut dengan efek penyertaan.. Baik pertukaran tersebut diwajibkan atau ada pilihan dari pihak pemegang efek yang bersangkutan. Inilah yang disebut dengan obligasi konversi d. Efek Derivatif Efek derivatif ialah bentuk turunan dari efek-efek sebelumnya. Jenis efek yang ditawarkan kepada publik sebenarnya hanyalah kelanjutan dari efek yang telah ada terlebih dahulu dipasarkan. Bentuk efek derivatif ialah right, warrant, opsi dan lain-lain.

18 Saham LQ45 LQ45 terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (cair) tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas sahamsaham tersebut mempertimbangkan kapitalisasi pasar. Sejak diluncurkan pada bulan Februari 1997 ukuran utama likuiditas transaksi adalah nilai transaksi di pasar reguler. Sesuai dengan perkembangan pasar, dan untuk lebih mempertajam kriteria likuiditas, maka sejak review bulan Januari 2005, jumlah hari perdagangan dan frekuensi transaksi dimasukkan sebagai ukuran likuiditas. Sehingga kriteria suatu saham untuk dapat masuk dalam perhitungan indeks LQ45 adalah sebagai berikut: 1. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan 2. Masuk dalam 60 saham berdasarkan nilai transaksi di pasar regular 3. Dari 60 saham tersebut, 30 saham dengan nilai transaksi terbesar secara otomatis akan masuk dalam perhitungan indeks LQ45 4. Untuk mendapatkan 45 saham akan dipilih 15 saham lagi dengan menggunakan kriteria Hari Transaksi di Pasar Reguler, Frekuensi Transaksi di Pasar Reguler dan Kapitalisasi Pasar. Metode pemilihan 15 saham tersebut adalah: a. Dari 30 sisanya, dipilih 25 saham berdasarkan Hari Transaksi di Pasar Reguler. b. Dari 25 saham tersebut akan dipilih 20 saham berdasarkan Frekuensi Transaksi di Pasar Reguler

19 18 c. Dari 20 saham tersebut akan dipilih 15 saham berdasarkan Kapitalisasi Pasar, sehingga akan didapat 45 saham untuk perhitungan indeks LQ45 5. Selain melihat kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebut di atas, akan dilihat juga keadaan keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan tersebut. Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masuk dalam penghitungan indeks LQ45. Setiap tiga bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham-saham tersebut. Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Hari dasar pada Indeks LQ45 diluncurkan pada bulan Februari Akan tetapi untuk mendapatkan data historikal yang cukup panjang, hari dasar yang digunakan adalah tanggal 13 Juli 1994, dengan nilai indeks sebesar 100. Saham-saham yang termasuk dalam perhitungan LQ45 seringkali dijadikan sample dalam penelitian yang mengambil saham-saham yang akan diperdagangkan dalam Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian. Hal ini dikarenakan saham-saham tersebut merupakan saham-saham yang paling likuid dan memiliki tingkat keaktifan yang cukup tinggi dalam perdagangan bursa.

20 Pasar Efisien Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Sebuah pasar modal dikatakan efisien jika harga sekuritas menyesuaikan secara cepat terhadap setiap informasi baru. Jadi harga sekuritas saat itu mencerminkan semua informasi tentang sekuritas tersebut (Reilly 2003). Beaver (1989) di dalam Jogiyanto (2003:381) mendefinisikan efisiensi pasar sebagai hubungan antara harga-harga sekuritas dengan informasi. a. Definisi Efisiensi Pasar Berdasarkan Nilai Intrinsik Sekuritas Berdasarkan konsep ini, efisiensi pasar diukur dari seberapa jauh hargaharga sekuritas menyimpang dari nilai intrinsiknya (Beaver, 1989). Dengan demikian, suatu pasar yang efisien menurut konsep ini dapat didefinisikan sebagai pasar yang nilai-nilai sekuritasnya tidak menyimpang dari nilai-nilai intrinsiknya. b. Definisi Efisiensi Pasar Berdasarkan Akurasi dari Ekspektasi Harga Fama (1970) mendefinisikan pasar yang efisien yaitu dengan menggunakan informasi yang tersedia investor-investor secara akurat dapat mengekspektasikan harga dari sekuritas bersangkutan. c. Definisi Efisiensi Pasar Berdasarkan Distribusi Informasi Beaver (1989) mendefinisikan jika harga yang terjadi setelah informasi diterima oleh pelaku pasar sama dengan harga yang akan terjadi jika setiap orang akan mendapatkan set informasi tersebut.

21 20 d. Definisi Efisiensi Pasar Didasarkan pada Proses Dinamik Pasar dikatakan efisien jika penyebaran informasi ini dilakukan secara cepat sehingga informasi menjadi simetris, yaitu setiap orang memiliki informasi ini Asumsi Pasar Modal yang Efisien Dalam pasar modal yang efisien berlaku beberapa beberapa asumsi antara lain: a. Terdapat banyak sekali pelaku pasar yang memaksimalkan profit, menganalisa dan menilai sekuritas, masing-masing pelaku independen terhadap yang lain. b. Informasi yang baru mengenai sekuritas muncul di pasar secara random dan timing pengumumannya independen antara satu informasi dengan informasi lainnya. c. Investor yang memaksimalkan profit menyesuaikan harga sekuritas dengan cepat untuk menggambarkan pengaruh dari informasi baru Pentingnya Pasar Modal yang Efisien Keadaan suatu pasar modal yang efisien akan mengikis habis semua praktekpraktek yang akan merusak mekanisme pasar modal seperti misalnya pemalsuan data dan informasi keuangan emiten termasuk insider trading, sebab analis yang menganalisa perusahaan tersebut secara komprehensif akan mampu memberikan koreksi dan penyesuaian terhadap kesalahan informasi

22 21 tersebut. Dalam pasar modal efisien tidak seorangpun, baik investor individu maupun investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal return), setelah disesuaikan dengan risiko, dengan menggunakan strategi perdagangan yang ada yaitu tidak akan mampu memperoleh informasi guna memperoleh return secara konsisten diatas pasar. Artinya, harga-harga yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari informasi yang ada atau stock prices reflect all available information. Biaya transaksi dan biaya informasi akan rendah serta harga sekuritas telah mencerminkan seluruh informasi yang dibutuhkan. Para manager perusahaan akan berusaha keras membangun kepercayaan investor. Dalam pasar modal yang efisien juga tidak ada satupun investor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga sekuritas pada pasar. Efisiensi pasar modal akan melindungi investor-investor kecil Bentuk-bentuk Efisiensi Pasar Secara umum efisiensi pasar dibagi menjadi dua yaitu external efficiency dan internal efficiency. External efficiency menunjukkan bahwa pasar berada dalam keadaan keseimbangan sehingga keputusan perdagangan saham atas informasi yang tersedia di pasar tidak bisa memberikan tingkat keuntungan di atas keuntungan keseimbangan. Sedangkan internal efficiency adalah bahwa pasar modal tidak saja memberikan harga yang tepat tetapi juga memberikan berbagai jasa yang diperlukan oleh para pembeli dan penjual dengan biaya yang serendah mungkin.

23 22 Bentuk efisiensi pasar dapat juga didasarkan pada ketersediaan informasi (informationally efficient market) atau kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis dari informasi yang tersedia (decisionally efficient market). Pembagian ini didasarkan adanya dua jenis informasi dalam pasar modal yaitu informasi yang langsung dapat dipakai untuk mengambil keputusan dan informasi yang harus diolah terlebih dahulu. Sehingga efisiensi pasar tidak saja didasarkan pada ketersediaan informasi, tetapi juga pada ketepatan pelaku pasar mengambil keputusan atas informasi tersebut Efisiensi Pasar Secara Informasi Fama membagi secara umum efisiensi pasar menjadi tiga, antara lain: a. Efisiensi Pasar Bentuk Lemah (weak form) Efisiensi pasar bentuk lemah mengasumsikan bahwa harga saham itu mencerminkann secara utuh semua informasi pasar saham, termasuk harga historis, rates of returns, data volume perdagangan, dan semua informasi yang bisa dipelajari dari pasar lainnya seperti transaksi oddlot, perdagangan block, dan transaksi oleh exchange specialist. Karena harga sudah merefleksikan semua informasi historis maka hipotesa ini menyatakan bahwa data pasar masa lalu seharusnya tidak berkaitan dengan keadaan di masa depan (random walk theory). Untuk pasar efisien bentuk lemah, investor tidak lagi menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal.

24 23 b. Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat (semi strong form) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat menyatakan bahwa harga sekuritas menyesuaikan diri secara cepat terhadap semua informasi publik yang dikeluarkan. Informasi publik ini merupakan semua informasi pasar ditambah dengan informasi lainnya yang tidak ada di pasar namun diketahui oleh publik, seperti pengumuman laba, rugi dan deviden, stock split, berita ekonomi, berita politik, dan lain sebagainya. Jadi hipotesis ini mengimplikasikannya bahwa jika seorang investor mendasarkan keputusannya pada informasi yang telah dipublikasikan maka dia tidak akan mendapatkan return di atas rata-rata karena harga saham setelah informasi dipublikasikannya telah mencerminkan semua informasi untuk publik (Reilly, 2000). c. Efisiensi Pasar Bentuk Kuat (strong form) Efisiensi pasar bentuk kuat menyatakan bahwa harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat. Hal ini berarti tidak sekelompok investor pun yang mempunyai akses monopoli terhadap informasi yang relevan terhadap pembentukan harga. Tujuan dari Fama (1970) membedakan ke dalam 3 macam bentuk pasar efisien ini adalah untuk mengklasifikasikan penelitian empiris terhadap efisiensi pasar. Ketiga bentuk pasar efisien ini berhubungan satu dengan yang lainnya. Hubungan ketiga bentuk pasar efisien ini berupa tingkatan

25 24 komulatif yaitu bentuk lemah merupakan bagian dari bentuk setengah kuat dan bentuk setengah kuat merupakan bagian dari bentuk kuat. Gambar 3. Tingkatan komulatif dari ketiga bentuk pasar efisien. Pasar efisien bentuk kuat Pasar efisien bentuk setengah kuat Pasar efisien bentuk lemah Tingkatan komulatif ini mempunyai implikasi bahwa pasar efisien bentuk setangah kuat adalah juga pasar efisien bentuk lemah dan seterusnya Efisiensi Pasar Secara Keputusan Efisiensi secara keputusan juga merupakan efisiensi pasar bentuk setengah kuat menurut versi Fama yang didasarkan kepada informasi yang didistribusikan. Perbedaannya adalah jika efisiensi pasar secara informasi hanya memepertimbangkan sebuah faktor saja yaitu ketersediaan informasi saja, maka efisiensi pasar secara keputusan mempertimbangkan dua faktor, yaitu ketersediaan informasi dan kecanggihan pelaku pasar. Karena melibatkan lebih banyak faktor dalam menentukan pasar yang efisien, suatu pasar yang efisien secara keputusan merupakan efisiensi

26 25 pasar setengah kuat yang lebih tinggi dibandingkan efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi. Gambar 4. Tingkat komulatif dari keempat bentuk pasar efisien Pasar efisien bentuk lemah Pasar efisien bentuk setengah kuat secara informasi Pasar efisien bentuk setengah kuat secara keputusan Pasar efisien bentuk kuat 2.4 Pengujian Efisiensi Pasar Fama (1970) dalam buku Jogiyanto membagi pengujian efisiensi pasar menjadi tiga kategori yang dihubungkan dengan bentuk-bentuk efisiensi pasar. Namanama pengujian yang diusulkan adalah sebagai berikut 1. Pengujian-pengujian bentuk lemah (weak form test), yaitu seberapa kuat informasi masa lalu dapat memprediksi return masa depan. 2. Pengujian-pengujian bentuk setengah kuat (semi-strong-form test), yaitu seberapa cepat harga sekuritas merefleksikan informasi yang dipublikasikan, 3. Pengujian-pengujian bentuk kuat (strong-form test), yaitu untuk menjawab pertanyaan apakah investor mempunyai informasi privat yang tidak terefleksi di harga sekuritas.

27 26 Selanjutnya, Fama mengubah nama ketiga macam kategori tersebut menjadi : 1. Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk lemah diganti menjadi pengujianpengujian pendugaan return (tests for return predictability) 2. Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat di ubah menjadi studi-studi peristiwa (event studies) 3. Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk kuat diusulkan menjadi pengujianpengujian terhadap informasi privat (tests for private information). 2.5 Anomali Pasar Anomali pasar berarti terjadi penyimpangan terhadap hipotesis kondisi pasar modal yang efisien yang erat kaitannya dengan pola return yang random serta ketidakmampuan investor untuk mendapatkan return secara konsisten diatas ratarata return pasar. Anomali muncul pada semua bentuk efisiensi pasar, baik efisiensi pasar bentuk kuat, semi kuat dan lemah. Dengan adanya anomali ini para investor dapat memanfaatkannya untuk mendapatkan abnormal return. Pasar yang efisien merupakan suatu bentuk aplikasi teori kompetensi, dimana terdapat competitive return at the margin terhadap kegiatan ekonomi sehingga para investor dapat memperoleh dan memproses informasi yang mengizinkannya untuk memperoleh laba ekonomi. Terdapat dua penjelasan mengenai earning anomali harga, yaitu : 1. Pasar benar-benar tidak efisien, yang merupakan bentuk kegagalan pasar modal

28 27 2. Pasar efisien dan abnormal return diukur dan dibiaskan dari penafsiran laba ekonomi karena : a. Biaya perolehan dan pemrosesan informasi cukup besar yang menyebabkan return dapat dideteksi para pelaku kegiatan ekonomi b. Rate of return para investor salah c. Salah penaksiran abnormal rate of return. Merupakan kegagalan para peneliti untuk mengkontruksi teori yang tepat atau ukuran perilaku harga yang tepat dalam pasar modal yang efisien. Dengan kata lain teori yang ada tidak dapat menjelaskan fenomena yang terjadi. Didalam teori keuangan, terdapat empat macam anomali pasar efisien, yaitu : 1. Anomali perusahaan (firm anomaly) Anomali perusahaan terdiri dari : a. Size anomaly Return pada perusahaan kecil cenderung lebih besar walaupun sudah disesuaikan dengan risiko. b. Closed-end mutual fund Return pada close-end funds yang dijual dengan potongan cenderung lebih tinggi. c. Neglect Perusahaan yang tidak diikuti oleh banyak analis cenderung menghasilkan return lebih tinggi.

29 28 d. Institutional holdings Perusahaan yang dimiliki oleh sedikit institusi cenderung memiliki return lebih tinggi 2. Anomali musiman (seasonal anomaly) Anomali musiman terdiri dari : a. January effect Harga sekuritas cenderung naik di bulan Januari, khususnya di hari-hari pertama. b. The day of the week effect Harga sekuritas cenderung turun di hari Senin c. Time of day effect Harga sekuritas cenderung naik di 45 menit pertama dan 15 menit terakhir perdagangan. d. Seasonal effect Saham perusahaan dengan penjualan musiman tinggi cenderung naik selama musim ramai. e. Holidays efffect Ditemukan return positif pada hari terakhir sebelum liburan. 3. Anomali peristiwa (event anomaly) Anomali peristiwa terdiri dari : a. Analysts recommendation anomaly

30 29 Semakin banyak analis merekomendasi untuk membeli suatu saham, semakin tinggi peluang harga akan turun. b. Listing anomaly Harga sekuritas cenderung naik setelah perusahaan mengumumkan akan melakukan pencatatan saham di Bursa c. Value line anomaly Harga sekuritas akan terus naik setelah Value Line menempatkan rating perusahaan pada urutan tinggi. 4. Anomali akutansi (accounting anomaly) Anomali akuntansi terdiri dari : a. Price earnings ratio anomaly Saham dengan P/E ratio rendah cenderung memiliki return yang lebih tinggi. b. Earnings surprise Saham dengan capaian earnings lebih tinggi dari yang diperkirakan cenderung mengalami peningkatan harga. c. Price to book anomaly Jika memiliki rasio rendah cenderung berkinerja lebih baik d. Dividend yield anomaly Jika memiliki yield tinggi cenderung berkinerja lebih baik e. Earnings momentum anomaly Saham perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan earning meningkat cenderung berkinerja lebih baik

31 The Day of The Week Effect The day of the week effect merupakan perbedaan return antara hari Senin dengan hari-hari lainnya dalam seminggu secara signifikan (Damodaran 1996). Return yang signifikan negatif terjadi pada hari Senin, sedangkan return positif terjadi pada hari-hari lainnya. Monday Effect adalah salah satu bagian dari The day of the week effect. The day of the week effect merupakan bagian dari anomali musiman. Penelitian yang mencoba menguji ada tidaknya efek akhir pekan pada bursa saham di Amerika Serikat sudah banyak dilakukan. Pada prinsipnya, penelitian-penelitian tersebut dimaksudkan untuk menguji hipotesis pasar efisien dengan mencoba membuktikan apakah seseorang mampu memperoleh abnormal return dengan menggunakan strategi hari perdagangan. French (1980) dan Gibbons & Hess (1981) mengatakan bahwa presentase perubahan pada hari Senin adalah negatif sedangkan pada hari yang lain adalah positif. Presentase perubahan harga di hari Rabu dan Jumat adalah lebih besar dari hari Selasa dan Kamis. Terdapat perbedaan yang jelas dari segi presentase perubahan harga saham bergantung pada hari dalam minggu perdagangan yang dijalankan. Keadaaan yang bertentangan dengan pergerakan harga secara random ini merupakan suatu anomali yang tidak dapat diterangkan dengan hipotesis pasaran efisiensi bentuk lemah.

32 31 Pada beberapa literatur keuangan memberikan alasan mengenai adanya efek pada akhir pekan yang menyebabkan nilai rata-rata return pada hari Senin cenderung negatif dibandingkan dengan hari lainnya seperti yang dikemukakan Taufiq Choudy Y. (2000) dalam penelitiannya, antara lain disebabkan karena tidak adanya negoisasi sepanjang akhir pekan; informasi yang diterima pada hari Senin merupakan informasi yang seharusnya terjadi selama akhir pekan atau bisa dikatakan informasi yang sudah tidak valid. Selain itu, informasi pribadi dapat diterima sepanjang minggu, sedangkan informasi publik hanya dapat diterima pada hari kerja saja. Dengan pengujian berbagai macam kesalahan pengukuran, The day of the week effect ini dapat dijelaskan antara lain: 1. Penundaan antara perdagangan dan penyelesaian pada saham dan kliring 2. Perbedaan waktu antara perdagangan dengan non-perdagangan 3. Pemilihan waktu yang tepat bagi perusahaan manapun pemerintah untuk mengeluarkan informasi atau berita 4. Perbedaan waktu antara negara yang bersangkutan dengan pasar. Fortune (1991:23) menyarankan sebaiknya perusahaan ataupun pemerintah agar memilih waktu yang tepat untuk mengeluarkan berita atau informasi (coorporate action) yaitu pada saat perdagangan sedang berlangsung. Ketika informasi tersebut diterima oleh investor, dan ketika investor ternyata menerima berita yang tidak baik pada waktu mendekati hari Jumat, sehingga investor tidak bereaksi sampai perdagangan hari Senin dibuka. Alasan lain mengatakan untuk efek hari

33 32 Senin dapat terjadi karena kesalahan perhitungan pada return portofolio. Jika return pada hari Senin rendah bahkan secara partial dalam kaitannya dengan kesalahan yang positif pada harga hari Jumat dan jika kesalahan ini bertukar dari waktu ke waktu dan lebih tinggi dibandingkan rata-rata kesalahan pada hari Jumat akan cenderung untuk menghasilkan average return hari Senin yang lebih rendah. Teori The day of the week effect terhadap return bursa saham dan beberapa teori yang telah dikemukakan mengenai anomali pada periode waku tertentu masih beragam. 2.7 Penelitian terdahulu Hasil penelitian anomali musiman The day of the weekeffect pada bursa saham dalam dan luar negeri masih beragam. Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan dan memberikan hasil yang berbeda seperti yang dikutip dari Affiesofyan blog 2009 penelitiannya yang berjudul Analisis Day of the Week Effect Over Trading and Non Trading yaitu sebagai berikut : Penelitian di luar negeri a). Eugene F Fama (1970) Terobosan penting dalam perkembangan teori keuangan di tahun 1970 adalah teori yang diungkapkan oleh Fama dengan hipotesis pasar efisien (Effcient Market Hypothesis). Pasar dikatakan efisien apabila tidak seorang pun baik investor individu maupun investor institusi mampu memperoleh return tidak

34 33 normal (abnormal return), setelah disesuaikan dengan resiko, dengan menggunakan strategi perdagangan yang ada. Artinya, harga-harga yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari informasi yang ada. Sejak dikemukakannya teori pasar efisien pada tahun 1970, para peneliti keuangan tertarik untuk terus menguji keabsahannya teori ini. Teori ini terus berkembang hingga pada akhirnya ditemukan beberapa beberapa teori baru atau anomali yang bertentangan dengan konsep teori pasar efisien. Fama menggunakan data-data historis dari pergerakan return dan distribusi alami dari return saham dalam penelitiannya ini. b). Kenneth K French (1980) Kenneth K French dalam penelitiannya yang berjudul Stock Returns and the Weekend Effect, menganalisis dua model alternatif dalam proses mendapatkan return saham. Dalam Callendar Time Hypothesis, prosesnya berlanjut secara terus menerus dan return yang diharapkan untuk hari Senin adalah sebesar tiga kali dari return pada hari perdagangan lainnya. Dalam Trading Time Hypothesis, return dihasilkan hanya pada saat trading days dan return yang diharapkan selama hari perdagangan adalah sama, pada periode penelitiannya dari tahun 1953 sampai Namun return harian pada portofolio gabungan Standard & Poors yang dilakukan oleh French tidak konsisten dengan model tersebut. Walaupun return rata-rata selama empat hari perdagangan adalah positif, namun return rata-rata untuk hari Senin adalah negatif signifikan selama lima tahun periode penelitian.

35 34 c). Gibbons dan Pattrick Hess (1981) Gibbons dan Hess dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa hal yang paling nyata ditemukan dalam penelitian harian-nya (daily) adalah pada hari Senin, hasil penelitiannya menemukan rendahnya return yang tidak biasa (bahkan ada yang negatif) pada hari Senin, yang secara langsung mengindikasikan bahwa rata-rata return harian tidak selalu konstan sepanjang hari dalam setiap minggu. Ini terbukti dari rata-rata return pada hari Senin yang cendrung rendah. Beberapa penjelasan coba diteliti oleh Gibbons dan Pattrick Hess untuk menjelaskan fenomena tersebut, namun tidak menemukan alasan yang signifikan. d). Richard J Rogalski (1984) Rogalski juga menguatkan bahwa terjadi Monday Effect pada pasar US, namun dalam penelitiannya, Rogalski membagi Close to close ke dalam Trading days dan Nontrading days. Ia menemukan bahwa semua rata-rata return negatif yang terjadi pada Friday close to Monday close yang terjadi selama penelitian terjadi pada saat nontrading period yaitu saat penutupan hari Jumat sampai pembukaan hari Senin. Rogalski juga menemukan bahwa Monday Effect dan Nontrading Weekend Effect adalah berhubungan langsung dengan January Effect (month of the year effect). Dan ia menemukan bahwa rata-rata Return pada hari Senin pada bulan Januari adalah positif dan berhubungan dengan firm size dan pada bulan selain Januari cendrung negatif. Penelitian yang juga menemukan rata-rata return hari senin yang negatif secara signifikan dan rata-rata return hari jumat yang positif secara signifikan dilakukan oleh Lakonishok dan Levi (1982)

36 35 e). Chiaku Chukwuogor Ndu (2005) Chiaku dalam menyimpulkan bahwa rata-rata pada negara Asia Timur ditemukan indikasi adanya The day of the week effect, namun dari rata-rata return dari pasar yang diteliti rata-rata ditemukan return yang tidak signifikan. Ia menyimpulkan bahwa di negara Taiwan, Thailand, Srilanka, dan Pakistan tidak ditemukan The day of the week effect. Penelitian tersebut identik dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wong, Hui dan Chan (1992). Dan delapan negara dari lima belas negara Asia Pasifik, di dalamnya termasuk Cina, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapore, Korsel, Srilanka, dan Thailand ditemukan return pada hari Senin adalah negatif. Ini mengindikasikan adanya The day of the week effect Penelitian di Indonesia a). Tendelilin dan Algifari (1999) Hasil penelitian Tendelilin dan Algifari (1999) yang meneliti 40 saham teraktif di BEI menunjukan bahwa abnormal return positif ditemukan pada hari Selasa, Rabu dan Jumat sedangkan Senin dan Kamis abnormal returnnya negatif. Hal ini mendukung adanya efek akhir pekan pada return saham. Sedangkan Manurung (2001) menunjukan hasil yang berbeda pada penelitiannya periode yaitu tidak terdapat efek akhir pekan di Bursa Efek Indonesia b). Ikhsan Binarto, MM FE-UI (2006) Dalam penelitiannya, Ikhsan menguji apakah terdapat pengaruh hari

37 36 perdagangan terhadap return harian dan apakah terdapat perbedaan return harian antar hari perdagangan dengan menggunakan metode analisis varian (ANOVA). Hal ini dilakukannya untuk menganalisis fenomena The day of the week effect yang selanjutnya ingin mengetahui apakah return dari harihari perdagangan mempunyai pengaruh dan perbedaan yang signifikan. Dari hasil regresi OLS, ANOVA dan Post Hoc Tukey maupun Benferroni terlihat bahwa terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap return harian, sedangkan pada pengujian ANOVA dapat disimpulkan bahwa return antar hari perdagangan mempunyai perbedaan yang tidak signifikan, artinya BEI mempunyai tingkat keuntungan yang sama pada setiap hari perdagangan kepada para investor. Analisis yang lain yakni uji Run untuk mengetahui apakah return yang terjadi di bursa berpola random atau tidak. Dari hasil analisis Run test dapat disimpulkan bahwa Bursa Efek Indonesia secara keseluruhan periode tidak efisien dalam bentuk lemah karena baik RIHSG mupun RLQ45 berpola tidak random. c). Rr.Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Hasil penelitian yang Iramani lakukan menunjukan bahwa hari perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return saham harian pada Bursa Efek Indonesia tahun Hal tersebut membuktikan bahwa terjadi fenomena pengaruh hari perdagangan pada setiap minggu di Bursa Efek Indonesia, dalam hasil penelitiannya ditemukan return terendah pada hari Senin dan return tertinggi terjadi pada hari Selasa. Hasil empiris ini juga memberikan bukti bahwa terjadi Monday Effect pada Bursa Efek Jakarta pada tahun Fenomena week four effect juga berhasil ditemukan pada Bursa Efek

38 37 Indonesia pada tahun 2005, dimana return negatif signifikan terjadi pada hari Senin minggu ketiga dan keempat setiap akhir bulan. d). Fitria Indah Gayatri (2007) Penelitian lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Fitri Indah Gayatri yang meneliti mengenai keberadaan Monday Effect, Monthly Effect dan January Effect pada Bursa Efek Jakarta dengan periode penelitian Dalam penelitian tersebut digunakan proxy IHSG. Hasil dari penelitiannya adalah untuk pengujian monthly effect ditemukan terdapat monthly effect di Pasar Indonesia. Pada pengujian January Effect ditemukan signifikanis hasil pada bulan April, September, dan Desember yang menunjukkan terdapat month ofthe-year effect. Namun hasil akhir pengujian ini tidak menemukan January Effect di Indonesia sedangkan untuk pengujian Monday Effect tidak ditemukan hasil yang signifikan pada hari Senin. Melainkan signifikansi pada hari-hari lainnya yaitu, Selasa, Rabu dan Jumat. e). Wredhi Prabawati (2008) Penelitian yang hampir serupa dengan Gayatri juga dilakukan oleh Wredhi. Dengan menggunakan Indeks LQ45 Wredhi meneliti mengenai Seasonality Day of The Week Effect, Monday Effect, January Effect, dan Holliday Effect di Indonesia dari tahun Penelitian yang Wredhi lakukan menemukan bahwa Day of The Week benar-benar terjadi di BEI. Hal ini dapat dilihat pada rata-rata return pada hari Selasa, Rabu, Kamis,dan Jumat yang secara statistik signifikan. Monday Effect tidak ditemukan di BEI, karena wlaupun rata-rata return pada hari Senin adalah negatif, naum secara statistik tidak signifikan. January Effect juga tidak ditemukan di Indonesia

39 38 karena rata-rata return pada bulan January adalah bukan yang tertinggi dan secara statistik juga tidak signifikan jika dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Sama seperti January effect, Holliday Effect juga tidak ditemukan di BEI, hal ini dapat dilihat dari rata-rata return positif sebelum Ordinary Holiday dan secara statistik tidak signifikan dan return negatif sebelum regular Holliday. f). Nadhya Atindriya (2008) Dalam penelitiannya Nadhya meneliti mengenai anomali musiman. Nadhya meneliti Anomali Seasonality di tiga Negara, yaitu, Indonesia, Malaysia, dan Singapura dengan rentan waktu 5 tahun dari Seasonality yang diteliti mencakup Day of The Week Effect, Month of The Year Effect, dan Monthly Effect. Hasil penelitiannya menemukan bahwa Day of the Week Effect di temukan di ketiga Negara. Pada pasar modal Indonesia ditemukan pada hari Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat. Pada pasar modal Malaysia ditemukan hasil yang signifikan pada hari Kamis dan Jumat. Sedangkan pada pasar modal Singapura keberadaan Day of The Week ditemukan pada hari Senin, Rabu, dan Kamis.Month of The Year Effect ditemukan di ketiga negara. Pada pasar modal Indonesia ditemukan pada bulan April, Juli, September, November, dan Desember. Pada pasar modal Malaysia ditemukan pada bulan Januari dan Juli, sedangkan pada pasar modal Singapura ditemukan pada bulan Januari, Juli, dan September. dari hasil pengujian Monthly Effect, pada pasar modal Indonesia, Malaysia, dan Singapura disimpulkan terdapat Monthly Effect. Dikarenakan return pada pertengahan

40 39 bulan kedua lebih besar dibandingkan dengan pertengahan bulan pertama dan signifikan secara statistik pada ketiga Negara 2.8 Return dan Risiko Return Saham Return merupakan atau keuntungan dari sebuah investasi. Return merupakan salah satu faktor yang memotifasi investor untuk berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang telah dilakukan (Tendellin, 2001:6). Return terdiri dari capital gain (loss) dan yield. Capital gain (loss) merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Capital gain (loss) diterima investor berdasarkan harga yang terbentuk di pasar. Sedangkan yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi priode tertentu dari suatu investasi. Untuk saham yield adalah persentase deviden terhadap harga saham periode sebelumnya, sedangkan untuk obligasi yield adalah persentase bunga pinjaman yang diperoleh terhadap harga obligasi periode sebelumnya. Deviden sendiri diberikan kepada investor berdasarkan hasil keputusan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).

41 40 Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekpektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang Return Realisasi (Realized Return) Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histori juga berguna sebagai dasar penentuan return ekpektasi dan risiko dimasa yang akan datang. Pengukuran return realisasi yang banyak digunakan adalah: a. Return Total Return total adalah return dari keseluruhan dari suatu investasi dalam satu periode yang tertentu. Return total terdiri dari capital gain/loss dan yield. Relatif Return Return total dapat bernilai positif atau negatif. Terkadang untuk perhitungan tertentu dibutuhkan suatu return yang harus bernilai positif yaitu dengan menggunakan relatif return. b. Kumulatif Return Untuk mengetahui total kemakmuran yang tidak diukur oleh return total, indeks kemakmuran kumulatif (IKK) dapat digunakan. IKK mengukur akumulasi semua return mulai dari kemakmuran awal (KK0) yang dimiliki.

42 41 c. Return disesuaikan Return nominal perlu disesuaikan dengan tingkat inflasi yang ada. Return ini disebut dengan return riil atau return yang disesuaikan dengan inflasi. d. Rata-rata Geometrik Rata-rata geometrik digunakan untuk menghitung rata-rata yang memperhatikan tingkat pertumbuuhan kumulatif dari waktu ke waktu. Rata-rata geometrik juga banyak digunakan untuk menghitung indeks kemakmuran kumulatif Return Ekspektasi Return ekspektasi adalah return yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Return ini disebut juga return normal yaitu return yang diharapkan para investor. Return ini penting dibandingkan dengan return historis karena return ekspektasi merupakan return yang diharapkan dari nvestasi yang dilakukan. Return ekspektasi dapat dihitung berdasarkan beberapa cara sebagai berikut: a. Berdasarkan nilai ekpektasi masa depan Return ekspektasi ini dihitung dengan metode nilai ekspektasi yaitu mengalikan masing-masing hasil masa depan dengan probabilitas kejadiannya dan menjumlah semua produk perkalian tersebut. b. Berdasarkan nilai-nilai return historis Cara ini digunakan dengan mengurangi ketidakteraturan yang terjadi karena adanya subjektifitas.

I. PENDAHULUAN. pasti pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. pasti pasar modal telah tumbuh dan berkembang menjadi bagian penting dalam pertumbuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. umum mempunyai kesamaan yaitu adanya tingkat keuntungan yang disyaratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu bagian penting dari fungsi operasi perusahaan adalah melakukan investasi dan memanfaatkan modal tersebut guna memperoleh pendapatan. Investasi adalah komitmen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rr. Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh hari perdagangan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rr. Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh hari perdagangan terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Berikut ini akan di jabarkan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi dasar di lakukannya penelitian ini antara lain : 2.1.1. Rr. Iramani, Ansyori Mahdi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun beberapa alasan dilakukannya penelitian kembali berkaitan dengan topik ini adalah mengacu pada beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan. Berikut

Lebih terperinci

Efisiensi Pasar Modal.

Efisiensi Pasar Modal. Efisiensi Pasar Modal ririkyunita@yahoo.co.id KONSEP PASAR MODAL EFISIEN Dalam konteks keuangan, konsep pasar yang efisien lebih ditekankan pada aspek informasi, artinya pasar yang efisien adalah pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di bidang keuangan, banyak peneliti yang memberikan bukti empiris yang mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Return merupakan hasil (keuntungan atau kerugian) yang diperoleh dari suatu investasi. Return bisa positif dan juga negatif, jika positif berarti mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai jenis instrumen investasi yang berada di pasar modal berbentuk financial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek dengan membeli suatu produk yang bukan untuk dikonsumsi dengan harapan memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu terobosan penting dalam perkembangan teori keuangan perusahaan adalah dikedepankannya hipotesis pasar efisien (Efficient Market Hypothesis) oleh Fama pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang yang melakukan penelitian yang mendukung teori efisiensi pasar, bahwa

BAB I PENDAHULUAN. orang yang melakukan penelitian yang mendukung teori efisiensi pasar, bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdebatan tentang teori pasar yang efisien sampai sekarang masih banyak menimbulkan tanda tanya bagi para peneliti keuangan. Ada sebagian orang yang melakukan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE PENELITIAN

BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE PENELITIAN 14 BAB II KERANGKA TEORI DAN METODE PENELITIAN 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Penelititan mengenai day of the week effect atau pengaruh hari perdagangan dalan setiap minggu telah banyak dilakukan baik di luar neger

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang memperjualbelikan produk berupa dana yang bersifat abstrak (Tandelilin, 2001: 25). Sedangkan menurut

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11 http://www.deden08m.com KONSEP PASAR MODAL EFISIEN 3/42 Dalam konteks keuangan, konsep pasar yang efisien lebih ditekankan pada aspek informasi, artinya pasar yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian yang dilakukan Dwi Cahyaningdyah membahas beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian yang dilakukan Dwi Cahyaningdyah membahas beberapa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut ini akan dijelaskan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi dasar dilakukannya penelitian ini antara lain : 1. Dwi Cahyaningdyah (2005) Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep pasar modal yang efisien telah menjadi suatu topik perdebatan yang menarik dan cukup kontroversial di bidang keuangan. Istilah tentang pasar yang efisien bisa

Lebih terperinci

MATERI 7 EFISIENSI PASAR. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 7 EFISIENSI PASAR. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 7 EFISIENSI PASAR Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Konsep efisiensi pasar membahas tentang bagaimana pasar merespon informasi yang mempengaruhi pergerakan harga sekuritas menuju ke arah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya dunia bisnis dan kegiatan investasi dari tahun ke tahun merupakan salah satu indikator kemajuan pertumbuhan ekonomi yang memacu investor untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan barang haram.

BAB I PENDAHULUAN. yang memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan barang haram. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal syariah sampai saat ini telah mengalami kemajuan sehingga menimbulkan niat para investor untuk melakukan investasi pada pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan-perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar saham merupakan salah satu tujuan utama para investor untuk menginvestasikan dana mereka yang menganggur. Pasar saham juga berperan sebagai alternatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Saham Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas, sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif kepada pemilik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang lebih besar. Hal ini erat kaitannya dengan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang lebih besar. Hal ini erat kaitannya dengan informasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Tandelilin (2001), investasi merupakan sebuah komitmen yang dilakukan saat ini atas dana maupun sumberdaya lain dengan mengharapkan keuntungan dimasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana dan

BAB I PENDAHULUAN. bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan dalam bentuk surat hutang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana untuk menghimpun dana yang tersedia di masyarakat, khususnya dalam sektor keuangan. Pasar modal mempunyai peranan yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian suatu negara yang sehat dapat dilihat salah satunya dari kondisi pasar modalnya apakah efisien atau tidak. Efisiensi pasar modal tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Saham Salah satu instrumen pasar keuangan yang paling dominan diperdagangkan adalah saham. Saham dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang maupun jangka pendek menawarkan kelebihan dan kekurangan. melakukan jual beli saham di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang maupun jangka pendek menawarkan kelebihan dan kekurangan. melakukan jual beli saham di pasar modal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini masyarakat mulai memikirkan pentingnya melakukan investasi. Meningkatnya kebutuhan hidup dan perlunya jaminan hari tua membuat masyarakat mulai selektif memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam investasi. Hubungan antara return yang diharapkan dan risiko dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam investasi. Hubungan antara return yang diharapkan dan risiko dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah investasi adalah mencakup berbagai macam aktifitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada asset riil maupun asset finansial merupakan aktifitas yang pada

Lebih terperinci

MATERI 7 EFISIENSI PASAR

MATERI 7 EFISIENSI PASAR MATERI 7 EFISIENSI PASAR Prof. DR. H. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Konsep efisiensi pasar membahas tentang bagaimana pasar merespon informasi yang mempengaruhi pergerakan harga sekuritas menuju ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Karakteristik Objek Penelitian A. Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas 100

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Karakteristik Objek Penelitian A. Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas 100 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Karakteristik Objek Penelitian Pada perayaan HUT PT Bursa Efek Jakarta ke-15 tanggal 13 Juli 2007 dan bertepatan dengan ulang tahun pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya abnormal return adalah efek akhir pekan. Kebutuhan akan likuiditas suatu

BAB I PENDAHULUAN. adanya abnormal return adalah efek akhir pekan. Kebutuhan akan likuiditas suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Return saham dipengaruhi oleh keadaan lingkungan atau peristiwaperistiwa tertentu di luar pasar saham. Salah satu peristiwa yang menyebabkan adanya abnormal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dimana para investor bertemu untuk menjual atau membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para pelakunya (penjual

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pemecahan saham (stock split) Menurut Jogiyanto (2000 : 415), stock split adalah memecah selembar saham menjadi n lembar

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang

I. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang 1 I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin pesat, ada banyak cara yang dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang dimilikinya. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAAN. Perkembangan Perdagangan terhadap dunia usaha yang kini

BAB I PENDAHULUAAN. Perkembangan Perdagangan terhadap dunia usaha yang kini BAB I PENDAHULUAAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan Perdagangan terhadap dunia usaha yang kini semakin kompetitif membutuhkan keikutsertaan para pelaku usaha untuk lebih aktif dalam menarik investor domestic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pintu gerbang masuk ke industri terus digemari kalangan investor.

BAB I PENDAHULUAN. pintu gerbang masuk ke industri terus digemari kalangan investor. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir setelah perekonomian Indonesia mengalami kelesuan akibat krisis ekonomi, kinerja Bursa Efek Indonesia (BEI) terus memperlihatkan peningkatan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap 37 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Stock Split yang Terjadi di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Penelitian ini yaitu terkait Monday Effect dan Week Four Effect dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Penelitian ini yaitu terkait Monday Effect dan Week Four Effect dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini yaitu terkait Monday Effect dan Week Four Effect

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ekonomi karena pasar modal adalah tempat penyaluran dana dari (lenders)

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ekonomi karena pasar modal adalah tempat penyaluran dana dari (lenders) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berhasilnya pembangunan di suatu negara pada saat ini tidak dapat dipisahkan dari masalah aktivitas serta pertumbuhan investasi. Semakin tinggi pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Menurut Tandelilin (2001:47) return merupakan salah satu faktor yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Menurut Tandelilin (2001:47) return merupakan salah satu faktor yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Return Pasar Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogiyanto, 2003:107). Menurut Tandelilin (2001:47) return merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagi perusahaan maupun institusi lain seperti pemerintah, dan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagi perusahaan maupun institusi lain seperti pemerintah, dan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal merupakan pasar yang digunakan jual beli berbagai instrumen keuangan, seperti obligasi, saham, reksa dana, instrumen derivatif dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep mengenai Efficient Market Hypothesis (EMH) telah menjadi salah satu topik yang sering dibicarakan dalam dunia keuangan. Apabila pasar modal telah efisien maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mendukung efficient market hypothesis, meskipun masih ada pelaku pasar

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mendukung efficient market hypothesis, meskipun masih ada pelaku pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hipotesis pasar yang efisien sampai saat ini masih menjadi perdebatan, baik di kalangan akademisi maupun peneliti di bidang keuangan. Terdapat banyak bukti

Lebih terperinci

EFISIENSI PASAR EFISIENSI PASAR

EFISIENSI PASAR EFISIENSI PASAR Materi 11 EFISIENSI PASAR Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. EFISIENSI PASAR PASAR MODAL YANG EFISIEN HIPOTESIS PASAR EFISIEN PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN - Pengujian Prediktabilitas Return - Event

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini menggunakan rujukan dari beberapa penelitian terdahulu sebagai berikut: 1. Krisdumar Kabela dan Taufik Hidayat (2009) telah melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana pada waktu itu terjadi di era perang dunia ke II. Seiring berjalannya waktu pasar

BAB I PENDAHULUAN. dimana pada waktu itu terjadi di era perang dunia ke II. Seiring berjalannya waktu pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ekonomi pasar modal di Indonesia mulai berkembang sejak tahun 1912 silam, dimana pada waktu itu terjadi di era perang dunia ke II. Seiring berjalannya waktu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepat informasi baru sebagaimana informasi tersebut menjadi tersedia. Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepat informasi baru sebagaimana informasi tersebut menjadi tersedia. Teori 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. LANDASAN TEORI 1.1.1 Efisiensi Pasar Brealy et.al (2007) menyatakan bahwa harga dari sekuritas-sekuritas secara akurat mencerminkan informasi yang tersedia dan merespon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diperjualbelikan dimana efek-efek di perdagangkan. Dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diperjualbelikan dimana efek-efek di perdagangkan. Dalam beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan dimana efek-efek di perdagangkan. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Efficient Market Hypothesis Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam perkembangan teori keuangan dan merupakan salah satu kerangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan keputusannya untuk berinvestasi. Hipotesis pasar modal efisien menyatakan bahwa pasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan suatu mekanisme ekonomi dengan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan suatu mekanisme ekonomi dengan aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu mekanisme ekonomi dengan aktivitas perdagangan surat berharga yang memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

MATERI 7 EFISIENSI PASAR

MATERI 7 EFISIENSI PASAR MATERI 7 EFISIENSI PASAR PASAR MODAL YANG EFISIEN HIPOTESIS PASAR EFISIEN PENGUJIAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN - Pengujian Prediktabilitas Return - Event Studies - Pengujian Private Information IMPLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian, pasar modal diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian, pasar modal diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transaksi perdagangan saham (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat) terhadap return

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transaksi perdagangan saham (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat) terhadap return BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Mellysa dan Syahyunan (2013) Penelitian ini bertujuan ingin menguji apakah ada pengaruh antara hari transaksi perdagangan saham (Senin, Selasa, Rabu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan system dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli saham kepada pihak-pihak lain dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar, hal itu merupakan indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan serta kemajuan yang sangat pesat sejak tahun 1989 setelah pemerintah mengambil keputusan dalam bidang keuangan akhir

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Pustaka. perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual

BAB II. Kajian Pustaka. perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual BAB II Kajian Pustaka 2.1 Tinjauan pustaka 2.1.1 Pasar Modal Menurut Jogiyanto (2014,29-30), pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual saham atau

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 15 BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Teori 3.1.1. Capital Assets Pricing Model (CAPM) Model penetapan harga aset modal (Capital Assets Pricing Model) yang biasa disebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. empiris tentang terjadinya Day Of The Week Effect dipasar modal, antara lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. empiris tentang terjadinya Day Of The Week Effect dipasar modal, antara lain BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan menunjukan bukti empiris tentang terjadinya Day Of The Week Effect dipasar modal, antara lain sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dapat dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan yang baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam (Jogiyanto, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam (Jogiyanto, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal menjadi salah satu sarana bagi perusahaan untuk mencari dana dari para investor. Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dananya di pasar modal, perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi.

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi. BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Menurut Undang Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Pasar Modal adalah kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih investor dalam melakukan investasi. Pasar modal juga berperan sebagai sumber pendanaan bagi

Lebih terperinci

PENGUJIAN ANOMALI PASAR MONDAY EFFECT, WEEKEND EFFECT, ROGALSKI EFFECT DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGUJIAN ANOMALI PASAR MONDAY EFFECT, WEEKEND EFFECT, ROGALSKI EFFECT DI BURSA EFEK INDONESIA PENGUJIAN ANOMALI PASAR MONDAY EFFECT, WEEKEND EFFECT, ROGALSKI EFFECT DI BURSA EFEK INDONESIA Ranita Ramadhani Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165 Malang Email: ranitaramadhani@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Risk Averse Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau resiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis market overreaction..., Indra Prakoso, FE UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis market overreaction..., Indra Prakoso, FE UI, 2009 Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali jumlah pendapatan yang diterima tidak sama dengan jumlah pengeluaran untuk konsumsi barang dan jasa. Terkadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam menjaga stabilitasnya. Dengan pembangunan ekonomi yang tinggi, maka masyarakat suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Sebagaimana pasar

BAB I PENDAHULUAN. yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Sebagaimana pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan dalam bentuk hutang maupun modal, baik yang diterbitkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat pada awalnya hanya membagi pengeluaran mereka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat pada awalnya hanya membagi pengeluaran mereka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat pada awalnya hanya membagi pengeluaran mereka menjadi konsumsi dan simpanan (saving). Seiring dengan perkembangan zaman, pola pengeluaran masyarakat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Efisiensi Pasar Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia (Tandelilin, 2010:219). No one

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN dalam bidang keuangan telah mengizinkan pemodal asing untuk

BAB I PENDAHULUAN dalam bidang keuangan telah mengizinkan pemodal asing untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan serta kemajuan yang sangat pesat sejak tahun 1989 setelah pemerintah mengambil keputusan dalam bidang keuangan

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. B. Implikasi Teoritis BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, maka dapat diambil beberapa kesimpulan: 1. Fenomena day of the week effect dan monday effect terbukti pada periode tahun 2011 sampai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik karena bisa memberikan return (pengembalian) yang besar secara cepat,

BAB I PENDAHULUAN. menarik karena bisa memberikan return (pengembalian) yang besar secara cepat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu sarana investasi yang menarik karena bisa memberikan return (pengembalian) yang besar secara cepat, namun potensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis day..., Dwita Amelia Fitriani, FE UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis day..., Dwita Amelia Fitriani, FE UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Efficient Market Hypothesis menyatakan bahwa harga suatu saham telah mencerminkan semua informasi yang tersedia di dalam pasar. Berdasarkan Teori Efficient

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah

BAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal telah menjadi instrumen perekonomian yang penting bagi sebuah negara. Selain menjadi alternatif tempat untuk berinvestasi dan pembiayaan, pasar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis) Pasar efisien adalah jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI LITERATUR

BAB 2 STUDI LITERATUR 12 BAB 2 STUDI LITERATUR 2.1 Efisiensi Pasar Modal Konsep efisiensi pasar modal merupakan salah satu teori terpenting dalam bidang riset keuangan, yang diajukan oleh Fama (1970). Efisiensi dalam teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Pratama (2011), peneliti menganalisis data yang telah dikumpulkan berupa return dan abnormal return pada sampel saham LQ 45 yang terdaftar di Bursa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan baru yang diakibatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hipotesis Pasar Efisien Efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara harga-harga sekuritas dengan informasi. Pengertian pasar efisien adalah pasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Rosita (2010) pada periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Rosita (2010) pada periode BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Rosita (2010) pada periode penelitian 2007-2009 dengan objek penelitian Indeks LQ45. Kesimpulan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan memperjual-belikan instrumen keuangan jangka panjang, seperti surat utang (obligasi), ekuiti (saham),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal A. Landasan Teori 1.Pasar Modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pasar modal mempunyai peranan penting dalam perekonomian terutama dalam pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi Jabatan politik tertentu. Dalam Pemilu, para pemilih dalam

Lebih terperinci

Kondisi Pasar yang Efisien

Kondisi Pasar yang Efisien Efisiensi Pasar Pasar yang Efisien Bagaimana respon pasar terhadap informasi baru? Mungkinkah dengan menggunakan informasi sekarang kita bisa memutuskan investasi yang profitable dan yang unprofitable?

Lebih terperinci

Pelaksanaan dan Hasil Penelitian. Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. hasil penelitian yang telah dilakukan.

Pelaksanaan dan Hasil Penelitian. Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. hasil penelitian yang telah dilakukan. Bab IV Bab V Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Bab ini berisikan tentang hasil analisis dan pembahasan. Penutup Bab ini berisikan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran-saran yang perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal adalah tempat bertemunya antara penawaran dan permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 tahun. (samsul, 2006 : 43). Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan surat berharga yang banyak diperdagangkan di pasar modal. Faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. merupakan surat berharga yang banyak diperdagangkan di pasar modal. Faktor-faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu pasar berbagai instrumen keuangan yang dapat menjadi alternatif dalam berinvestasi. Menurut Jogiyanto (2013), Perusahaan yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Tandelilin, 2010:339).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Tandelilin, 2010:339). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi di pasar modal kini menjadi alternatif investasi yang diminati oleh masyarakat karena pasar modal memiliki beragam instrumen investasi dengan keunggulan-keunggulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utama investor dalam melakukan investasi adalah untuk memperoleh return

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utama investor dalam melakukan investasi adalah untuk memperoleh return BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Uraian Teoritis 2.1.1. Return Saham Investasi merupakan komitmen penempatan sejumlah dana untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Dengan kata lain, motivasi utama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. satu tahun (Tandellin 2013). Menurut Suad Husnan (2004:3) mendefinisikan bahwa

BAB II LANDASAN TEORI. satu tahun (Tandellin 2013). Menurut Suad Husnan (2004:3) mendefinisikan bahwa BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pasar modal Pasar modal merupakan tempat atau sarana bertemunya anatara permintaan dan penawaran atas instrument keuangan jangka panjang yang umumnya lebih

Lebih terperinci