PENERAPAN SIMBOL BUDAYA ORGANISASI DAN EFEKTIVITAS ORGANISASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN SIMBOL BUDAYA ORGANISASI DAN EFEKTIVITAS ORGANISASI"

Transkripsi

1 PENERAPAN SIMBOL BUDAYA ORGANISASI DAN EFEKTIVITAS ORGANISASI (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Penerapan Simbol Budaya Organisasi terhadap Efektivitas Organisasi Pers Mahasiswa SUARA USU) Sofiari Ananda Abstrak Penelitian ini berjudul Penerapan Simbol Budaya Organisasi dan Efektivitas Organisasi (Penerapan simbol budaya organisasi terhadap efektivitas organisasi Pers Mahasiswa SUARA USU). Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah dengan diterapkannya simbol budaya organisasi menggambarkan efektivitas organisasi Pers Mahasiswa SUARA USU atau tidak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu dengan mengembangkan konsep dan menghimpun data, tetapi tidak melakukan pengukuran dengan data nominal yang menyangkut klasifikasi atau kategorisasi sejumlah variabel ke dalam beberapa sub kelas nominal. Metode ini memusatkan penyelidikan terhadap cara manusia memaknai cara kehidupan sosial mereka, serta bagaimana manusia mengekspresikan pemahaman mereka. Subjek penelitian ini adalah pengurus Pers Mahasiswa SUARA USU 2014 yang ditarik dengan menggunakan teknik pengumpulan data purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap informan. Secara umum sistem kerja SUARA USU sudah efektif, walau anggotanya sedikit, namun semua pekerjaan dikerjakan sama-sama. Seluruh anggota menerapkan dan menjalankan simbol-simbol budaya SUARA USU bersama-sama hingga SUARA USU pun mampu menjadi organisasi yang efektif. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa SUARA USU tak hanya sekedar menerapkan simbol-simbol budaya organisasinya. Hal ini yang membuat SUARA USU menjadi organisasi yang efektif yakni banyaknya kerjasama yang datang membuktikan pihak luar percaya dengan SUARA USU. Kata kunci : Simbol budaya organisasi, efektivitas organisasi, SUARA USU, Purposive Sampling PENDAHULUAN Konteks Masalah Pacanowsky dan O Donnell Trujillo (dalam Turner, 2008: 317) berpendapat budaya adalah cara hidup di dalam sebuah organisasi. Budaya organisasi juga mencakup semua simbol (tindakan, rutinitas, percakapan dan seterusnya) dan makna-makna yang dilekatkan orang pada simbol-simbol ini. Sering kali, simbol-simbol ini mengomunikasikan nilai-nilai organisasi. Sejauh mana simbol-simbol ini efektif, bergantung tidak hanya pada media tetapi pada bagaimana anggota organisasi mempraktikkannya (dalam Turner, 2008: 320). Budaya yang kuat secara khusus berhubungan dengan penggunaan upacaraupacara, simbol-simbol, cerita-cerita, para pahlawan, dan slogan-slogan. Budaya 1

2 organisasi yang kuat bisa mempunyai dampak pada kinerja perusahaan. Dapat ditarik sebuah logika berpikir bahwa budaya organisasi yang kuat berhubungan erat dengan simbol budaya organisasi yang dibuat, dipahami dan diinterpretasikan dalam organisasi tersebut. Jika simbol budayanya kuat, maka budaya organisasinya juga akan kuat dan kemudian menciptakan efektivitas organisasi tersebut. Sekecil apapun organisasi harus memiliki birokrasi atau pedoman atau budaya organisasi. Sayangnya hanya organisasi besar, profesional dan komersial yang memiliki budaya organisasi serta simbolnya. Namun berbeda halnya dengan organisasi kecil atau nonprofesional seperti organisasi kampus. Tapi tak begitu dengan sebuah organisasi di Universitas Sumatera Utara (USU) bernama Pers Mahasiswa SUARA USU. Ia adalah salah satu unit kegiatan mahasiswa di USU yang dibawahi Pembantu Rektor III. SUARA USU memegang teguh dan menjalankan dengan tegas budaya organisasi. Pun diikuti oleh simbol budaya organisasi yang dianut. Prinsip ini jelas menjadi faktor utama penentu efektivitas SUARA USU. Menurut pengamatan sementara peneliti, Pers Mahasiswa SUARA USU sejauh ini terlihat bisa mempertahankan eksistensinya. Pemaparan mengenai pentingnya budaya dan simbol organisasi serta keteguhan SUARA USU mempertahankan budaya dan simbol organisasinya menjadi menarik untuk membuktikan asumsi di atas serta melihat pembuktian tentangnya pentingnya simbol budaya organisasi dan pengaruhnya terhadap keefektivan SUARA USU sendiri. Fokus Masalah Bagaimana penerapan simbol-simbol budaya organisasi Pers Mahasiswa SUARA USU terhadap efektivitas organisasi tersebut?. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui simbol-simbol budaya organisasi yang terdapat di Pers Mahasiswa SUARA USU. 2. Untuk mengetahui tingkat keefektifan penerapan simbol-simbol budaya organisasi yang terdapat di Pers Mahasiswa SUARA USU. 3. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas organisasi Pers Mahasiswa SUARA USU dengan penerapan simbol-simbol budaya organisasi tersebut. KAJIAN PUSTAKA Komunikasi Harold Laswell mendefenisikan komunikasi dengan mencoba menjawab beberapa unsur berikut: who, says what, in which channel, to whom, with what effect. Ini berarti bahwa komunikasi dalam prosesnya meliputi lima unsur yaitu adanya komunikator yang bertindak sebagai penyampai pesan, pesan, saluran sebagai sarana penyampai pesan, komunikan yang berperan sebagai penerima pesan dan efek yang merupakan umpan balik sebagai reaksi komunikan terhadap pesan yang disampaikan komunikator. 2

3 Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi organisasi mencakup komunikasi yang terjadi di dalam dan di antara lingkungan yang besar dan luas. Organisasi bersifat unik karena komunikasi yang terjadi sangat terstruktur dan pembagian peran sering kali terspesialisasi dan dapat diprediksi (dalam Turner, 2008: 38). Budaya Organisasi Pacanowsky dan O Donnell Trujilo (1982) mempercayai bahwa budaya organisasi mengindikasikan apa yang menyusun dunia nyata yang ingin diselidiki. Mereka mengatakan bahwa budaya organisasi (organizational culture) adalah esensi dari kehidupan organisasi. Mereka menerapkan prinsip-prinsip antropologi untuk mengontruksi teori mereka. Mereka juga mengadopsi pendekatan Interpretasi Simolok yang dikemukakan oleh Clifford Geertz (1973) dalam model teoritis mereka. Simbol Budaya Organisasi Kategori Umum Simbol Fisik Simbol Perilaku Simbol Verbal (Sumber: Turner, 2008: 320) Tipe/Contoh Spesifik Seni/desain/logo Bangunan/dekorasi Pakaian/penampilan Benda/material Upacara/ritual Tradisi/kebiasaan Penghargaan/hukuman Anekdot/lelucon Jargon/nama/nama sebutan Penjelasan Kisah/mitos/sejarah Metafora Penelitian Kualitatif Bogdan dan Taylor (1992: 21-22) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan dan tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Paradigma Interpretif Paradigma interpretif menekankan perlunya memahami realitas sosial dari berbagai sudut pandang orang-orang yang hidup di dalamnya. Realitas sosial yang dihadapi manusia sudah terbentuk dari waktu ke waktu melalui proses komunikasi, interaksi dan sejarah bersama (Daymon, 2008: 6). 3

4 Interaksionisme Simbolik Mead dianggap sebagai bapak interaksionisme simbolik, karena pemikirannya yang luar biasa. Pemikiran Mead terangkum dalam konsep pokok mengenai mind, self dan society sebagaimana dijelaskan berikut ini (Mufid, 2009:160). Fenomenologi Secara harfiah fenomenologi atau fenomenalisme adalah aliran atau faham yang menganggap bahwa fenomenalisme (gejala) adalah sumber pengetahuan dan kebenaran. Sehingga dalam berbagai hal kita dapat mempelajari atau memahami sesuatu dari gejala atau penampakan. Yakni hal-hal yang menyangkut kenyataan sebagaimana tampaknya. Fenomenologi, dikemukakan oleh Edmund Husserl ( ) (L. Siregar, 2005 : 7-8). Efektivitas Organisasi Georgopoulos dan Newhauser (dalam Mokoginta, 1992: 53), mengatakan bahwa konsep efektivitas organisasi kadang disebut sukses organisasi atau nilai organisasi, biasanya digunakan untuk menunjukkan pencapaian tujuan. Strees dalam Tangkilisan (2005: 141) mengemukakan 5 (lima) kriteria dalam pengukuran efektivitas, yaitu: produktivitas, kemampuan adaptasi kerja, kepuasan kerja, kemampuan berlaba, pencarian sumber daya. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Whitney (1960), metode deskriptif kualitatif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandanganpandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaru-pengaruh dari suatu fenomena (Nazir, 1988: 63). Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pengurus Pers Mahasiswa SUARA USU yang akan diambil dengan teknik pengumpulan data Purposive Sampling. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah Pers Mahasiswa SUARA USU. Satusatunya unit kegiatan mahasiswa yang bergerak dibidang pers di tingkat universitas di Universitas Sumatera Utara. Pers Mahasiswa SUARA USU SUARA USU berdiri pada 1 Juli 1995 dan sampai saat ini merupakan satusatunya UKM yang mengelola bidang penerbitan dan pers di tingkat USU. Sebagai salah satu UKM, SUARA USU mendapatkan subsidi dana dari universitas. Pers Mahasiswa SUARA USU memiliki tiga unit bagian, yaitu 4

5 Redaksi, Perusahaan, dan Penelitian dan Pengembangan. Masing-masing bagian tersebut bekerja sama untuk meningkatkan mutu dari produk yang dihasilkan. SUARA USU mempunyai tiga jenis produk, tabloid (Tabloid Mahasiswa SUARA USU), majalah (Majalah Mahasiswa SUARA USU) dan media online ( Kerangka Analisis Dalam penelitian ini, konsep analisis yang digunakan ialah pendekatan logika induktif, di mana silogisme dibangun berdasarkan pada hal-hal khusus atau data di lapangan dan bermuaram pada kesimpulan-kesimpulan umum. Untuk mencapai maksud tersebut, peneliti membangun suatu kerangka analisis induktif yang akan digunakan sebagai alat analisis terhadap subjek penelitian, juga menganalisis pula konteks-konteks sosial budaya yang mengitari fenomena dan peristiwa sosial yang dialamai oleh subjek penelitian. Teknik Pengumpulan Data 1. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu pengumpulan data secara langsung dengan cara observasi dan wawancara dengan informan. Untuk menghindari ketidakvalidan data, peneliti melakukan dengan wawancara secara mendalam kepada narasumber maupun para ahli guna mendapatkan data yang sebenarnya dan sesuai dengan tujuan penelitian. 2. Studi Kepustakaan (Library Research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menghimpun data dari buku-buku yang relevan dengan masalah penelitian. Dalam hal ini peneliti mengambil data dari sumber-sumber bacaan guna mengambil teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli sebagai bahan rujukan. Penentuan Informan Informan yang digunakan dalam penelitian adalah pengurus Pers Mahasiswa SUARA USU. Karena pengurus adalah orang-orang yang meramu program kerja untuk kemudian dibahas, juga sebagai orang yang mengawal jalannya program tersebut dan memantau kinerja anggota Pers Mahasiswa SUARA USU. Pengurus di sini merupakan pemimpin umum, sekretaris umum, bendahara umum, pimpinan redaksi, pimpinan perusahaan serta kepala penelitian dan pengembangan. Maka, informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang. Keabsahan Data Salah satu truthworthiness yakni analisis triangulasi, adalah menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris (sumber data lainnya) yang tersedia (Kriyantono, 2008: 70). Ada beberapa macam triangulasi, yaitu: triangulasi sumber yakni membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan AD-ART dan dokumentasi SUARA USU serta hasil wawancara sebagai sumber informasi. Triangulasi waktu, berkaitan dengan suatu proses dan perubahan perilaku manusia, karena perilaku manusia dapat berubah setiap waktu, karena itu peneliti harus melakukan observasi tidak 5

6 hanya sekali. Observasi pada penelitian ini dilakukan sebelum dan saat penelitian. Triangulasi teori, memanfaatkan dua atau lebih teori untuk diadu dan dipadu. Untuk itu diperlukan rancangan riset, pengumpulan data dan analisis data yang lengkap supaya hasilnya komperehensif. Peneliti menggunakan beberapa teori tentang efektivitas organisasi untuk menguatkan hasil penelitian. Triangulasi periset, menggunakan lebih dari satu periset dalam melakukan observasi dan wawancara. Sebelumnya tim perlu mengadakan kriteria atau acuan pengamatan dan wawancara. Peneliti membuat kriteria informan dan draft pertanyaan wawancara terstrukur dan mendalam. Triangulasi metode, usaha untuk mengecek keabsahan data dan mengecek keabsahan temuan riset. Triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu pengumpulan data untuk mendapatkan hasil yang sama. Pengumpulan data untuk penelitian ini adalah melalui kepustakaan, observasi dan wawancara mendalam. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif. Oleh karena itu, data untuk penelitian ini dikumpulkan dengan metode wawancara mendalam. Pendeskripsian hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan analisis filling system. Analisis filling system akan membagi instrumen-instrumen pertanyaan ke dalam kategori sesuai dengan jenisnya. Analisis ini digunakan untuk mengelompokkan hasil data penelitian, baik berupa poin-poin dan penjelasan hasil wawancara maupun observasi ke dalam kelompok-kelompok tertentu (Kriyantono, 2008). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan wawancara mendalam. Ketika peneliti sampai di sekretariat, pemimpin redaksi, kepala penelitian dan perkembangan serta bendahara umum sedang berada di sekretariat. Maka penelitian dimulai dengan ke tiga responden tersebut. Setelah itu, pimpinan umum datang dan disusul oleh pimpinan perusahaan. Pada pukul WIB, sekretaris umum tiba di sekretariat dan menjadi responden terakhir yang diwawancarai. SUARA USU adalah organisasi yang efektif karena banyaknya kerjasama yang datang membuktikan orang percaya sama SUARA USU, regenerasi anggota bagus karena sistemnya sesuai, serta mampu menambah benefit dari program yang dibuat. Pembahasan Berikut adalah simbol-simbol budaya organisasi yang dimiliki Pers Mahasiswa SUARA USU. 1. Logo : Terdiri dari kata-kata Pers Mahasiswa SUARA USU. Tulisan Pers Mahasiswa berwarna hitam yang berarti ketegasan dan warna merah pada tulisan SUARA USU artinya jujur dan berani. 2. Sekretariat : Terletak di jalan Universitas no. 32 B Pintu I USU, terletak di belakang sekretariat UKM Pramuka. Berbentuk persegi panjang dengan luas 60 m2. 6

7 3. Seragam Khusus : Baju SUARA USU merupakan kemeja berwarna hitam dengan tulisan Pers Mahasiswa SUARA USU berwarna merah di dada kanan atas serta tulisan I m a journalist berwarna merah di lengan kanan. 4. Merchandise : Diakhir tahun lalu, anggota SUARA USU sepakat menjadikan flashdisk 8 GB sebagai merchandise. 5. Penerimaan Anggota Baru : Dilakukan 2 kali dalam setahun dan diperuntukan hanya untuk mahasiswa baru yang masuk di tahun penerimaan anggota baru dilakukan. 6. Rapat Harian : SUARA USU memiliki rapat harian setiap hari Rabu mulai jam WIB dan hari Sabtu mulai jam WIB. Setiap anggotanya diwajibkan datang, kecuali dengan alasan sakit, akademis dan urusan keluarga. 7. Reward dan Punishment : Anggota SUARA USU juga punya kewajiban mensirkulasikan produk cetak mereka dan ada jumlah minimal yang harus dipenuhi. Jika ada anggota yang tidak memenuhi, maka akan menerima hukuman berupa penambahan kuota di sirkulasi berikutnya dengan sisa kewajiban sirkulasi sebelumnya yang belum terpenuhi. Sebaliknya jika ada anggota yang menjual paling banyak, maka akan diberi hadiah berupa uang, buku atau film. 8. Anekdot : Anggota SUARA USU memiliki beberapa anekdot seperti galau itu egois dan subil. Anekdot ini muncul tanpa direncanakan. Biasanya muncul karena adanya kejadian baik atau buruk yang dijadikan bahan bercandaan atau sindiran. 9. Moto : Moto SUARA USU adalah Realitas Perspektif Mahasiswa, yang berarti suatu kenyataan yang berdasarkan sudut pandang mahasiswa. 10. Sejarah : SUARA USU berdiri pada tanggal 1 Juli 1995 yang dipelopori oleh 4 mahasiswa. Awalnya SUARA USU mirip seperti humas untuk rektorat, yang mengeluarkan produk berupa house journal yang terbit setiap wisuda. Namun mengingat seringnya terjadi demo pada masa itu dan sulitnya mahasiswa menyampaikan aspirasinya langsung pada rektor, maka SUARA USU berubah menjadi media bagi mahasiswa yang diharapkan dapat mewakili dan menyampaikan aspirasi mahasiswa. Sayangnya sejarah ini hanya diketahui sebagian anggota, yakni anggota angkatan tengah ke atas (angkatan tua). Simbol-Simbol budaya organisasi SUARA USU di atas tidak hanya dibuat untuk sekedar formalitas. Melainkan diatur dengan tegas dan apik serta diterapkan dan dijalankan oleh semua anggota. Mengetahui, menjalankan dan menjaga simbol-simbol budaya organisasi adalah salah satu kewajiban anggota Pers Mahasiswa SUARA USU. Penggunaan simbol-simbol budaya organisasi SUARA USU yang maksimal ini lah yang berperan pada kuatnya budaya organisasi SUARA USU dan akhirnya berperan juga menciptakan efektivitas organisasi. Efektivitas SUARA USU terlihat dari umurnya yang panjang, 18 tahun dengan masih konsisten menerbitkan tabloid, yang selalu diperbaharui setiap tahunnya. Selain tabloid, sekitar 3 tahun belakangan SUARA USU juga menerbitkan majalah setahun sekali dan rutin mengadakan pelatihan jurnalistik tingkat lanjut nasional bernama Salam Ulos setiap tahunnya. Secara umum sistem kerja 7

8 SUARA USU sudah efektif, walau anggotanya sedikit, namun semua pekerjaan dikerjakan sama-sama. Seluruh anggota menerapkan dan menjalankan simbolsimbol budaya SUARA USU bersama-sama hingga SUARA USU pun mampu menjadi organisasi yang efektif dengan mampu bertahan selama 18 tahun dan terus berinovasi dengan produknya yakni tabloid, online, majalah dan kegiatan kepanitiaan yang berskala nasional. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa SUARA USU tak hanya sekedar menerapkan simbol-simbol budaya organisasinya seperti rapat harian, penerimaan anggota baru serta hukuman dan penghargaan, namun juga dijalankan dengan maksimal, sistematis oleh semua anggota. Hal ini yang membuat SUARA USU menjadi organisasi yang efektif yakni banyaknya kerjasama yang datang membuktikan pihak luar percaya dengan SUARA USU, regenerasi anggota bagus karena penerimaan anggota yang rutin dan sistemnya sesuai, serta mampu menambah benefit dari program yang dibuat dan rapat harian yang rutin hingga seluruh perkembangan terkontrol dan anggota tetap produktif. Dari penilaian ke enam pengurus, dapat disimpulkan SUARA USU adalah sebuah organisasi yang efektif karena berjalan secara struktural, sistematis dan menerapkan dengan maksimal seluruh simbol budaya organisasi. Kemaksimalan tersebut yang kemudian mendatangkan berbagai keuntungan dan menjaga konsistensi SUARA USU hingga bisa mencapai efektivitas organisasi. Proses Interaksionisme Simbolik a. Mind Dari keenam pengurus Pers Mahasiswa SUARA USU yang peneliti jadikan informan, dapat dilihat mereka memiliki penilaian berbeda tentang simbol-simbol budaya organisasi yang ada. Misalnya tentang alasan kesesuaian moto SUARA USU yakni realitas perspektif mahasiswa, yang berbeda-beda. Alasan tersebut merupakan hasil dari proses berpikir yang mereka lalui selama 3 tahun berada di SUARA USU yang juga dipengaruhi dari jenjang jabatan yang mereka lalui. b. Self Hasil dari self dalam SUARA USU terlihat dari adanya anggota yang keluar sebelum masa keanggotannya habis. Tak jarang alasan tersebut muncul karena anggota yang keluar tersebut mengadopsi tingkah laku anggota yang sudah keluar sebelumnya, hingga surat peringatan ketiga harus dijatuhkan atau dipandang remeh oleh anggota lain. Contohnya ada anggota bernama X yang jarang datang rapat karena alasan izin orang tua namun diberi keringanan karena keadaannya yang memang tidak memungkinkan untuk datang. Kemudian, ada anggota bernama Y yang menggunakan alasan serupa hingga jarang datang rapat namun dianggap keadaannya tidak separah anggota X. Apalagi anggota Y sudah memegang jabatan tinggi yang harus menjadi panutan. Akhirnya ia menjadi bahan perbincangan anggota lain dan dianggap tidak pantas sebagai panutan. c. Society Dari proses wawancara peneliti dapat disimpulkan bahwa informan dan anggota SUARA USU umumnya mengalami banyak interaksi dalam melakukan pekerjaan meliput berita, kepanitiaan, rapat harian, penerimaan anggota baru dan lain-lain. Tingginya intensitas interaksi antar anggota terwujud dari rasa nyaman 8

9 dan sangat mampu para anggota bekerjasama satu sama lain. Banyaknya interaksi di SUARA USU juga dijaga dengan rapat harian yang rutin sebagai wadah anggota berkumpul dan membicarakan segala hal. Perspektif Fenomenologi Dari pemaparan narasumber, dapat ditarik kesimpulan simbol-simbol budaya organisasi diterapkan dengan efektif untuk menjaga konsistensi SUARA USU. Penerapan seperti ini juga disesuaikan dengan budaya semi profesional yang SUARA USU anut. Keefektivan penerapan ini juga digunakan untuk menjaga komitmen anggota dan sebagai alat untuk melakukan seleksi alam dan menyisakan anggota yang loyal. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil wawancara dengan 6 pengurus, dapat diketahui bahwa Pers Mahasiswa SUARA USU memiliki simbol-simbol budaya organisasi yakni logo, sekretariat, seragam, merchandise, penerimaan anggota baru, rapat harian, reward dan punishment, anekdot dan sejarah. 2. Kekuatan simbol-simbol budaya organisasi terlihat dari kesesuaian logo, seragam, moto, penghargaan dan hukuman, sekretariat dan simbol-simbol lainnya dengan budaya dan kebutuhan SUARA USU. Selain itu, agenda penerimaan anggota baru sangat rutin dan sangat sistemis, tidak asal dilaksanakan. Rapat harian yang menjadi wadah yang mempertemukan seluruh anggota dalam satu forum untuk bermusyawarah juga dilaksanakan dengan sangat rutin dan sangat sesuai dengan kebutuhan SUARA USU. Pemamparan tersebut menunjukkan penerapan simbol-simbol budaya organisasi sangat efektif karena sangat sesuai dan bermanfaat bagi anggota SUARA USU. 3. Simbol-simbol budaya organisasi tersebut benar-benar diatur dan gunakan atau laksanakan oleh seluruh anggota. Hal ini yang kemudian berpengaruh pada kuatnya budaya organisasi SUARA USU yang semi profesional. Budaya organisasi yang kuat ini akhirnya berperan pada efektivitas SUARA USU. Terbukti dengan mampunya SUARA USU bertahan selama 18 tahun dan berinovasi dengan produk-produknya serta gencar melaksanakan berbagai kegiatan atau bekerjasama dengan pihak luar. Ketegasan SUARA USU mempertahankan simbol dan budaya organisasinya berakibat pada adanya anggota yang keluar sebelum masa keanggotaannya habis. Ketegasan itu justru menjadi penyeleksi anggota yang bertahan di dalamnya. Hasilnya SUARA USU diisi oleh anggota-anggota yang siap bekerja profesional dan mampu mengikuti simbol dan budaya organisasi SUARA USU. Saran Melihat sangat pentingnya penerapan simbol-simbol budaya organisasi, maka hendaknya kriteria simbol budaya organisasi yang baik juga dipaparkan dalam literatur. Dengan adanya literatur yang memaparkan tentang simbol budaya organisasi yang harusnya ada di sebuah organisasi, juga harus dipaparkan bagaimana kriteria simbol organisasi yang mampu mengefektifkan organisasi. 9

10 Dari jawaban ke enam responden, peneliti menyimpulan saran bahwa setiap anggota SUARA USU harus belajar mengenal segala hal tentang SUARA USU sejak dari magang. Anggotanya harus pintar memanfaatkan waktu untuk belajar, paham SUARA USU dan menjadi dewasa setiap harinya. Anggota SUARA USU juga harus paham esensi SUARA USU dan menjadikannya sebagai esensi pribadi pula. Untuk mampu bekerja dengan profesional dan maksimal, anggota SUARA USU harus sudah selesai dengan masalah diri sendiri. Cukup memikirkan kuantitas dan kualitas yang mampu memajukan SUARA USU. DAFTAR REFERENSI Bogdan, Robert dan Steven J. Taylor Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya: Usaha Nasional Bungin, Burhan Analisis Data Penelitian. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada Daymon, Christine Metode Riset Kualitatif. Jogjakarta: PT Bentang Pustaka Handoko, H.T Manajemen. Yogyakarta: BPFE, UGM Kriyantono, Rachmat Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Mokoginta, H Hubungan Determinan dan Kriteria Efektivitas Organisasi Birokrasi Pemerintahan, Suatu Studi Tentang Administrasi Pembangunan Program Transmigrasi, Disertasi. Yogyakarta: UGM Morissan Teori Komunikasi Organisasi. Bogor: Ghalia Indonesia Mulyana, Deddy Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Nazir, Mohammad Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Ndraha, Taliziduhu Teori Budaya Organisasi. Jakarta: PT Rineka Cipta Nurhasanah, Siti dan Dicky Wisnu Teori Organisasi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Robbins, S.P Psikologi Organisasi, (Edisi ke-8). Jakarta: Prenhallindo Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES Sugiarto dkk Teknik Sampling. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Turner, Lynn dan Richard West Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika Wiryanto Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Wiiasarana Indonesia Internet 57 diakses pada 20 Desember 2013 pukul 11:30. 10

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Salah satu hal yang penting bagi suatu organisasi adalah komunikasi. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil dan begitu

Lebih terperinci

PEMAHAMAN KARYAWAN TERHADAP SIMBOL-SIMBOL BUDAYA ORGANISASI

PEMAHAMAN KARYAWAN TERHADAP SIMBOL-SIMBOL BUDAYA ORGANISASI PEMAHAMAN KARYAWAN TERHADAP SIMBOL-SIMBOL BUDAYA ORGANISASI (Studi Deskriptif tentang Pemahaman Karyawan terhadap Simbol-Simbol Budaya Organisasi di PT. PLN (PERSERO) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara

Lebih terperinci

PENERAPAN BYLINE DAN INTEGRITAS WARTAWAN (Studi Deskriptif tentang Penerapan Byline terhadap Integritas Wartawan Harian Medan Bisnis)

PENERAPAN BYLINE DAN INTEGRITAS WARTAWAN (Studi Deskriptif tentang Penerapan Byline terhadap Integritas Wartawan Harian Medan Bisnis) PENERAPAN BYLINE DAN INTEGRITAS WARTAWAN (Studi Deskriptif tentang Penerapan Byline terhadap Integritas Wartawan Harian Medan Bisnis) Febrian 090904017 Abstrak Penelitian ini berjudul Penerapan Byline

Lebih terperinci

B A B III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen

B A B III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen 44 B A B III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Sebuah penelitian harus menggunakan suatu paradigma. Banyak sekali definisi mengenai paradigma itu sendiri. Dibawah ini definisi mengenai paradigm

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berbagai literatur dalam metodologi penelitian, menyatakan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. Berbagai literatur dalam metodologi penelitian, menyatakan bahwa 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Berbagai literatur dalam metodologi penelitian, menyatakan bahwa penelitian dilaksanakan dalam rangka memperoleh pemecahan terhadap masalah.

Lebih terperinci

BUDAYA ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN

BUDAYA ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN BUDAYA ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Korelasional dalam Perspektif Komunikasi tentang Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan di PT Indomarco Prismatama Cabang Medan) Nasrah Nasrifah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam dirinya memiliki esensi kebudayaan, saling berhubungan,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam dirinya memiliki esensi kebudayaan, saling berhubungan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Dengan berinteraksi kita bisa mengkomunikasikan sebuah pesan baik verbal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Superqurban di Yayasan Rumah Zakat Surabaya maka peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Superqurban di Yayasan Rumah Zakat Surabaya maka peneliti 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Efektivitas Program Superqurban di Yayasan Rumah Zakat Surabaya maka peneliti menggunakan jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Peneliti menggunakan metodologi kualitatif dengan paradigma interpretif dan pendekatan konstruktivis, dengan riset studi kasus (case study) dengan tipe penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac & Michael

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac & Michael BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac & Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian 56 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitaif. Menurut Bungin, penelitian deskriptif

Lebih terperinci

Dosen Pengampu: Wahyuni Choiriyati, S.sos., M.si. Mata Kuliah: Teori Komunikasi

Dosen Pengampu: Wahyuni Choiriyati, S.sos., M.si. Mata Kuliah: Teori Komunikasi Adaptive Structuration Theory, Information System Approach to Organization, Cultural Approach to Organization, dan Critical Theory of Communication Approach to Organization Dosen Pengampu: Wahyuni Choiriyati,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif. Dasar pertimbangan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan. menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.

BAB III METODE PENELITIAN. gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan. menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, maksudnya data yang dikumpulkan itu berupa kata-kata,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

BAB III METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif- Kualitatif, Bogdan dan Taylor mendefinisikan Metodologi Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling

BAB III METODE PENELITIAN. sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yakni menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ganda; kedua, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. ganda; kedua, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif karena beberapa pertimbangan, pertama lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode artinya cara yang dilakukan dalam penelitian. Sedangkan penelitian adalah upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan. suatu kegiatan yang bersifat spekulatif (Ruslan, 2003: 206).

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan. suatu kegiatan yang bersifat spekulatif (Ruslan, 2003: 206). tanggungjawab sosial perusahaan dalam bentuk tulisan. Untuk penulisan ini juga dilakukan strategi by supplying good copy agar hasil penulisan layak untuk dimuat di dalam media cetak. BAB III METODE PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian kualitatif bertujuan untuk menggambarkan realitas yang kompleks dan memperoleh pemahaman makna dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Pendekatan fenomenologi adalah studi mengenai bagaimana manusia mengalami kehidupannya di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan konstruktivis dan metodologi riset kualitatif. Pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan konstruktivis dan metodologi riset kualitatif. Pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma atau pendekatan adalah falsafah yang mendasari suatu metodologi riset. 1 Paradigma yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pelaksanaan tentang Implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 26 Surabaya ini menggunakan paradigma alamiah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni BAB IV ANALISIS DATA Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni peorganisasin data kedalam pola-pola yang saling berhubungan, serta setiap kategori maupun sistem yang ada. Pada tahap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. normatif, menunjukan kepada praktisinya apa yang harus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. normatif, menunjukan kepada praktisinya apa yang harus BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PARADIGMA Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat pada mereka apa yang penting, absah dan masuk akal. Paradigma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sedangkan pendekatannya memakai diskriptif-analisis, dengan uraian lengkap

BAB III METODE PENELITIAN. sedangkan pendekatannya memakai diskriptif-analisis, dengan uraian lengkap BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, sedangkan pendekatannya memakai diskriptif-analisis, dengan uraian lengkap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kahayan Tradisional Modern Palangka Raya, akan dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. Kahayan Tradisional Modern Palangka Raya, akan dilaksanakan 54 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu penelitian yang digunakan untuk melaksanakan penelitian tentang Penerapan Etika Bisnis Islam Pedagang Konveksi di Pasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah sebagaimana Cress well mendefinisikannya sebagai suatu

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah sebagaimana Cress well mendefinisikannya sebagai suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah sebagaimana Cress well mendefinisikannya sebagai suatu pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan baik secara jasmani maupun rohani dimana kita lahir secara turun-temurun, membawa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma menurut Nyoman Kutha Ratna (2011:21) adalah seperangkat keyakinan mendasar, pandangan dunia yang berfungsi untuk menuntun tindakantindakan manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawaban. Metodologi dipengaruhi oleh perspektif teoritis yang kita gunakan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI FORMAL DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KOMUNIKASI FORMAL DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KOMUNIKASI FORMAL DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN (Studi Korelasional Mengenai Komunikasi Formal Dan Pengambilan Keputusan Kerja Karyawan Di KPU Kota Pematang Siantar) Suranta Sembiring Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hanya memapaparkan situasi yang didapat atau peristiwa yang diperoleh dari data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pemahaman terhadap masalah-masalah yang ditulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pemahaman terhadap masalah-masalah yang ditulis BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Riset Untuk mempermudah pemahaman terhadap masalah-masalah yang ditulis dalam mengetahui fungsi dan kegiatan Media Relations sebagai sarana publikasi oleh maka

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan, di temukan adanya permasalahan yang terkait dengan etika komunikasi interpersonal karyawan, khususnya pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bertujuan mencari esensi makna di balik fenomena. Paradigma postpositivisme

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bertujuan mencari esensi makna di balik fenomena. Paradigma postpositivisme BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma penelitian Skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif dalam aliran postpositivisme bertujuan mencari esensi makna di balik fenomena. Paradigma postpositivisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebagai suatu kerangka berpikir yang mendasar dari suatu kelompok saintis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebagai suatu kerangka berpikir yang mendasar dari suatu kelompok saintis BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma dapat dikatakan sebagai cara pandang seseorang dalam menilai sesuatus secara khusus. Deddy Mulyana dalam Tahir 1 mendefinisikan paradigma sebagai suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada hakekatnya penelitian merupakan wadah untuk mencari kebenaran atau untuk memberi kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. daerah ini masih banyak terdapat perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan

BAB III METODE PENELITIAN. daerah ini masih banyak terdapat perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Desa Sikumpul, Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Peneliti memilih lokasi ini, karena di daerah ini

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, bahwa hasil penelian ini Faktor Fungsi media, Faktor Visual dan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, bahwa hasil penelian ini Faktor Fungsi media, Faktor Visual dan BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dianalisis dan dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa hasil penelian ini Faktor Fungsi media, Faktor Visual dan Faktor Penyiar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki ciri khas masing-masing, berbeda antara satu dengan yang lain, karena cara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu ingin mengetahui strategi humas Departemen Agama dalam mengkampanyekan penyelenggaraan ibadah haji untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hidup kita tidak akan lepas dari peran media massa, mulai dari bangun tidur sampai mau tidur lagi pikiran kita dipenuhi informasi dari media massa. Betapa media

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian, mulai dari jenis penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, informan, teknik analisis data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan seperangkat pengetahuan tentang langkah langkah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif karena dalam hal ini peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penggunaan metode merupakan hal yang sangat penting, apalagi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penggunaan metode merupakan hal yang sangat penting, apalagi dalam 44 BAB III METODE PENELITIAN Penggunaan metode merupakan hal yang sangat penting, apalagi dalam penelitian ilmiah, sebab dengan menggunakan metode akan mempengaruhi proses pengumpulan data, juga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. postpositivistik, karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Filsafat

BAB III METODE PENELITIAN. postpositivistik, karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Filsafat BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode postpositivistik, karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif atau 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif atau description research adalah penelitian yang dilakukan untuk menyelidiki keadaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berfungsi (perilaku yang di dalamnya ada konteks khusus atau dimensi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berfungsi (perilaku yang di dalamnya ada konteks khusus atau dimensi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Menurut Moleong, paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagianbagian berfungsi (perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan yang diteliti maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Dengan mengacu pada beberapa pandangan seperti yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tlogowungu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Peneliti melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Tlogowungu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Peneliti melakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Suwatu Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Peneliti melakukan penelitian di tempat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam membahas efektivitas komunikasi XL Twitter, peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam membahas efektivitas komunikasi XL Twitter, peneliti 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam membahas efektivitas komunikasi XL Twitter, peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitaif. Isaac dan Michael dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk dalam kategori penelitian kualitatif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk dalam kategori penelitian kualitatif. 76 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Yang Digunakan Penelitian ini masuk dalam kategori penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuanya tidak

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP INTENSITAS KOMUNIKASI VERTIKAL DALAM PERUSAHAAN. (Studi Pada Karyawan PT Indomarco Prismatama Malang)

PENGARUH MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP INTENSITAS KOMUNIKASI VERTIKAL DALAM PERUSAHAAN. (Studi Pada Karyawan PT Indomarco Prismatama Malang) PENGARUH MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP INTENSITAS KOMUNIKASI VERTIKAL DALAM PERUSAHAAN (Studi Pada Karyawan PT Indomarco Prismatama Malang) SKRIPSI Heni Tri Novianti 08220374 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu memaparkan situasi atau peristiwa, penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan kerangka pengujian dalam memasatikan suatu keabsahan. 1

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan kerangka pengujian dalam memasatikan suatu keabsahan. 1 36 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan itu dilandasi oleh metode keilmuan. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma pada penelitian ini menggunakan paradigma penelitian konstruktivisme memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif berdasarkan judul penelitian yang digunakan yaitu Implementasi Etika Public Relations PT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Menentukan pendekatan penelitian yang dilakukan harus disesuaikan dengan jenis fenomena atau fakta yang terjadi di lapangan. Ada perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis. Paradigma konstruktivis merupakan cara pandang yang didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ingin mengetahui secara mendalam bagaimana proses staffing yang diterapkan di

BAB III METODE PENELITIAN. ingin mengetahui secara mendalam bagaimana proses staffing yang diterapkan di BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif. Dasar pertimbangan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau menghubungkan variabel yang lain. 34 Menurut Jalaluddin Rakhmat,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau menghubungkan variabel yang lain. 34 Menurut Jalaluddin Rakhmat, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat Deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono, Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Adapun pengertian dari metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian dan Tahap-tahap Penelitian. Metode penelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah salah satu faktor yang terpenting dan sangat menentukan dalam penelitian, hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian banyak dipengaruhi atau ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penalitian Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu memberikan gambaran atau penjabaran tentang kondisi empiris

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek,

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan pendekatan deskriptif (deskriptif kualitatif). Menurut Bogdan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan pendekatan deskriptif (deskriptif kualitatif). Menurut Bogdan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian dan empiris dalam penelitian sangat diperlukan. Oleh karena itu sesuai dengan judul skripsi ini, penulis menggunakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, maksudnya data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif yaitu bertujuan untuk menjelaskan, meringankan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe dan Sifat Penelitian Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif, data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam hal ini adalah pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, sedangkan pendekatannya memakai diskriptif-analisis, dengan uraian lengkap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Untuk menghadapi berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Untuk menghadapi berbagai BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Untuk menghadapi berbagai masalah yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma menurut Guba dapat dinyatakan sebagai serangkaian keyakinan dasar yang membimbing tindakan yakni adalah kontruksi manusia. Yakni paradigma menentukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivistik, realitas sosial

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivistik, realitas sosial 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivistik. Paradigma konstruktivistik dalam ilmu sosial merupakan kritik terhadap paradigma

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Pendekatan ini dipakai karena dapat berpengaruh di pola pengumpulan data dan analisis data.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretatif. Sesuai dengan pendapat Van Wynsberghe dan Khan paradigma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretatif. Sesuai dengan pendapat Van Wynsberghe dan Khan paradigma BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih untuk menggunakan paradigma interpretatif. Sesuai dengan pendapat Van Wynsberghe dan Khan paradigma interpretif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di mana peristiwa-peristiwa yang menjadi objek penelitian berlangsung,

BAB III METODE PENELITIAN. di mana peristiwa-peristiwa yang menjadi objek penelitian berlangsung, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini jika dilihat dari lokasi sumber datanya termasuk kategori penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan adalah untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif, dimana metode ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang faktafakta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. diterapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

III. METODE PENELITIAN. diterapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. III. METODE PENELITIAN A. Metode yang Digunakan Metode penelitian sangat dibutuhkan untuk mengukur keberhasilan dalam suatu penelitian. Menurut Maryaeni (2005 : 58) metode adalah cara yang ditempuh peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis yaitu paradigma dimana kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desa Mungseng sebagai tempat penelitian karena desa Mungseng merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. desa Mungseng sebagai tempat penelitian karena desa Mungseng merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di desa Mungseng yang berada di wilayah Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. 1. Pendekatan Kualitatif Pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif sebagai metode dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian atau riset berarti to search for, to find. Secara umum penelitian berarti mencari informasi tentang sesuatu (looking for information about

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti. 1 Oleh karena itu,

BAB III METODE PENELITIAN. yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti. 1 Oleh karena itu, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus, sehingga peneliti berupaya memberikan pandangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dilihat dari jenisnya, penelitian ini adalah termasuk dalam penelitian field

BAB III METODE PENELITIAN. Dilihat dari jenisnya, penelitian ini adalah termasuk dalam penelitian field BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dilihat dari jenisnya, penelitian ini adalah termasuk dalam penelitian field research (penelitian lapangan) 99 dengan menggunakan metode kualitatif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara menurut sistem aturan tertentu untuk mengarahkan suatu kegiatan praktis agar terlaksana secara rasional guna mencapai hasil yang optimal. 1 Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Lexy J. Moleong (2005), 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Lexy J. Moleong (2005), 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan berdasarkan subjek penelitan, data

Lebih terperinci