BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. Untuk memperluas pengetahuan, mempertajam konsep, dan teori, serta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. Untuk memperluas pengetahuan, mempertajam konsep, dan teori, serta"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Untuk memperluas pengetahuan, mempertajam konsep, dan teori, serta menunjukkan keabsahan penelitian ini, penulis mencoba mengulas kembali beberapa penelitian terdahulu yang memiliki hubungan dengan penelitian sekarang, baik melalui penerapan teknik pembelajaran think-pair-share maupun melalui penerapan mind mapping pada pembelajaran menulis bahasa Inggris. Pertama, karya tulis yang berjudul The Application of Cooperative Learning Method Type STAD, Jigsaw, and Think-Pair-Share Technique Toward the Improvement of Reading Comprehension at SMP Negeri 1 Kendari (Mulyono, 2009). Dalam penelitian tersebut, Mulyono menekankan pencapaian hasil belajar siswa pada keterampilan membaca. Penelitian ini mengolaborasikan tiga teknik pembelajaran, yaitu teknik STAD, Jigsaw, dan think pair-share yang tergolong dalam satu metode pembelajaran kooperatif. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kelompok pretest dan posttest pada sampel yang sama dengan mengangkat dua masalah, yaitu rendahnya kemampuan membaca siswa SMP Negeri 1 Kendari dan penerapan model pembelajaran yang masih tradisional sehingga menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Inggris. Oleh sebab itu, diterapkan teknik pembelajaran dengan mengolaboraikan tiga teknik pembelajaran secara berurutan pada setiap pertemuan. 13

2 14 Dari hasil post-test, diperoleh peningkatan kemampuan membaca bahasa Inggris dan motivasi belajar siswa secara signifikan, yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas siswa dari nilai sebelum diberikan tindakan atau nilai pretest sebesar 5,84 dan mengalami peningkatan setelah diberikan tindakan atau nilai posttest sebesar 8,55. Relevansi penelitian ini adalah pada kegiatan belajar mengajar melalui penerapan teknik pembelajaran think-pair-share yang lebih menonjol. Di pihak lain, kelemahan penelitian ini adalah dalam mengumpulkan data, penelitian ini tidak menggunakan lembar observasi, catatan lapangan, ataupun dokumentasi. Hasil penelitiannya hanya dilihat dari hasil posttest pada kelas treatment, dan mengabaikan nilai pada kelas kontrol. Kedua, karya tulis yang dilakukan oleh Purnomo (2009) dalam karya tulisnya yang berjudul The Effectiveness of Think-pair-share to Teach Writing Viewed from Students Motivation. Penelitian itu mencoba mengangkat masalah, di antaranya (1) apakah teknik think-pair-share lebih efektif dalam pengajaran menulis dibandingkan dengan teknik pengajaran pada umumnya, (2) apakah teknik think-pair-share dapat meningkatkan kemampuan menulis dan meningkatkan motivasi belajar siswa atau malah menurunkan motivasi belajar siswa, dan (3) apakah terdapat interaksi antara teknik mengajar dan motivasi belajar siswa. Dari hasil penelitian ini, diperoleh tiga simpulan, yaitu (1) teknik think-pair-share lebih efektif dibandingkan dengan menulis secara paralel, (2) siswa yang memiliki motivasi yang tinggi, mempunyai kemampuan menulis yang tinggi juga dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi rendah, akan

3 15 memiliki kemampuan menulis yang rendah, dan (3) adanya interaksi antara teknik mengajar dan motivasi belajar. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen melalui kelompok pre-test dan post-test pada sampel yang dipilih melalui teknik random sampling. Dari nilai rata-rata pre-test yang dijadikan tolak ukur dalam penelitian ini, kemampuan menulis dan motivasi belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan pada post-test, yaitu berdasarkan nilai rata-rata kelas sebesar 80,50. Jadi, kemampuan menulis siswa mengalami peningkatan dari nilai rata-rata pretest ke nilai post-test sebesar 30,1. Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa, Purnomo menyimpulkan bahwa penerapan teknik think-pair-share sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa. Lebih lanjut, teknik ini juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran bahasa Inggris. Hasil penelitian ini dapat dijadikan cerminan bahwa penerapan think-pair-share dapat diaplikasikan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan sekarang terletak pada kesamaan dalam menggunakan teknik pembelajaran think pair share pada pembelajaran menulis dengan mengaplikasikan tiga tahap kegiatan menulis, yaitu tahap think (berpikir sejenak dan kemudian menulis), tahap pair (melakukan editing dan revisi dengan rekan kelompok), dan sharing (melakukan presentasi hasil karangan di depan kelas). Namun, kelemahan penelitian ini adalah mengabaikan kelas kontrol sebagai kelas pembanding terhadap kelas yang dijadikan subjek penelitian, dan juga tidak melakukan pengamatan pada kegiatan

4 16 penelitian, seperti observasi, dokumentasi, maupun angket yang merupakan data pendukung (record) perkembangan kemampuan belajar siswa. Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Candra (2013) dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Melalui Kombinasi Mind Mapping dan Facebook Community Siswa Kelas X SMAK Anugrah Global Tourism Denpasar. Dalam penelitian ini diangkat tiga masalah yang ingin digali lebih dalam, yaitu (1) untuk mengetahui kemampuan siswa SMAK Anugrah Global Tourism Denpasar dalam menulis karangan deskripsi sebelum menerapkan kombinasi mind mapping dan facebook community di kelas; (2) untuk mengetahui kemampuan siswa SMAK Anugrah Global Tourism Denpasar dalam menulis karangan deskripsi setelah menerapkan kombinasi mind mapping dan facebook community di kelas; dan (3) untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam penerapan kombinasi mind mapping dan facebook community selama proses belajar mengajar menulis karangan deskripsi pada siswa SMAK Anugrah Global Tourism Denpasar. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas pada tiga puluh siswa yang dilakukan dalam dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi mind mapping dan facebook community dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa. Peningkatannya dapat dilihat pada kualitas proses pembelajaran dan kualitas produk. Peningkatan kualitas proses dapat dibuktikan dengan meningkatnya partisipasi aktif siswa di kelas yang menunjukkan bahwa ketertarikan siswa dalam menulis karangan deskripsi meningkat menjadi 100% dibandingkan dengan ketertarikan siswa sebelum tindakan hanya 50%. Di

5 17 samping itu, peningkatan dalam kualitas produk dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas siswa dari sebelum diberikan tindakan sebesar 67,26 meningkat pada siklus I menjadi 72,7 dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 78,3. Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan sekarang terletak pada kesamaan dalam menggunakan teknik pembelajaran mind mapping pada pembelajaran menulis karangan deskripsi. Desain penelitian sama-sama menggukan penelitian tindakan kelas yang dilaksakan pada dua siklus tindakan. Kelemahan penelitian ini adalah terletak pada penerapan pembelajaran facebook community. Teknik pembelajaran facebook community merupakan teknik pembelajaran yang menggunakan media sosial sebagai pusat kegiatan untuk melakukan koreksi dan revisi karangan antara sesama anggota komunitas tersebut. Untuk menerapkan teknik pembelajaran ini, memerlukan jaringan koneksi internet. Yang menjadi permasalahannya adalah ketika proses kegiatan menulis sedang berlangsung, koneksi internet terputus maka akan memengaruhi kegiatan menulis tersebut, dan hasil karangan siswa tidak dapat diunduh pada laman facebook tersebut. Jadi, penerapan teknik pembelajaran facebook community tidak dapat diterapkan pada semua tempat pendidikan, penerapan teknik ini bisa dilakukan pada sekolah yang memiliki jaringan koneksi internet yang kuat. Penelitian terakhir dilakukan oleh Budiarta (2013) dalam tesisnya yang berjudul The Efficacy of Think-pair-Share with Peer Assessment in Improving Writing Skill and Development Character of the Teacher Candidates. Penelitian ini dilaksanakan pada mahasiswa semester dua Program Studi Pendidikan Bahasa

6 18 Inggris Universitas Mahasaraswati Denpasar yang melihat keefektifan teknik think-pair-share melalui penilaian sejawat dalam meningkatkan keterampilan menulis dan mengembangkan karakter calon guru. Dalam penelitian itu, Budiarta mengangkat tiga masalah, yaitu (1) seberapa efektifnya teknik think-pair-share dalam meningkatkan keterampilan menulis di kelas, (2) sejauh mana peningkatan menulis paragraf mahasiswa sesuai dengan kriteria paragraf yang baik, dan (3) seberapa efektif teknik think-pair-share melalui penilaian sejawat dalam mengembangkan karakter mahasiswa. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) pada seluruh mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris semester II Universitas Mahasaraswati sebanyak 32 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknik pembelajaran think-pair-share melalui penilaian sejawat dapat meningkatkan kemampuan menulis dan karakter belajar mahasiswa secara signifikan. Peningkatan yang signifikan ini dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata pre-test, post-test siklus I, II, dan III. Nilai rata-rata pre-test sebesar 45.33, nilai tersebut diperoleh sebelum dilakukan penerapan teknik pembelajaran think-pair-share pada proses pembelajaran menulis di kelas. Nilai tersebut dijadikan tolak ukur pada penelitian ini. Setelah dilakukan penerapan teknik pembelajaran think-pairshare melalui penilaian sejawat diperoleh nilai rata-rata pada post-test pada siklus I sebesar 69,46. Setelah dilakukan refleksi, pencapaian nilai rata-rata ini dianggap belum cukup sehingga dilakukan tindakan siklus II dan diperoleh nilai rata-rata post-test sebesar 74,42. Nilai rata-rata tersebut diklasifikasikan sebagai tingkat baik dalam kriteria pencapaian menulis. Pencapaian hasil post-test ini

7 19 dikategorikan cukup memuaskan, tetapi dianggap belum berhasil karena belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan oleh peneliti, yaitu 75 sehingga dilakukan tindakan sisklus III untuk menutupi kelemahankelemahan yang dihadapi pada siklus sebelumnya. Pada siklus ini diperoleh nilai rata-rata post-test sebesar 80,17. Pencapaian nilai rata-rata tersebut dikategorikan baik dalam kriteria pencapaian menulis. Pencapain nilai rata-rata tersebut dianggap berhasil karena sudah mencapai di atas nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM), yaitu 90% dari 32 mahasiswa memperoleh nilai di atas 75. Jadi, hasil penelitian tersebut dalam menerapkan teknik think-pair-share melalui penilaian sejawat dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf dan mengembangkan karakter mahasiswa dari tiap-tiap siklus tindakan. Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan sekarang terletak pada kesamaan dalam menggunakan teknik pembelajaran think pair share pada pembelajaran menulis, sedangkan kelemahan penelitian ini adalah tidak menjelaskan cara peneliti menilai keefektifan teknik think-pair-share melalui penilaian sejawat dalam mengembangkan karakter mahasiswa sebagai subjek penelitian. Berdasarkan penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran think-pair-share sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis melalui belajar aktif dan penuh tanggung jawab di dalam mengerjakan tugas, baik secara individu maupun bekerja dengan rekan kelompok sehingga proses belajar menulis menjadi menyenangkan dan membangkitkan minat siswa dalam belajar menulis. Demikian pula dengan penggunaan teknik pembelajran

8 20 mind mapping sangat efektif dalam mengorganisasikan dan mengembangan ide dalam menulis karangan. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti menggunakan kedua teknik pembelajaran tersebut dalam pembelajaran menulis di kelas. Artinya, peneliti melakukan kombinasi teknik pembelajaran think-pair-share dan mind mapping dalam pembelajaran menulis di kelas. Penggabungan kedua teknik pembelajaran tersebut dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh siswa kelas X UPW II SMK Pariwisata Harapan Denpasar. 2.2 Konsep Secara umum, konsep merupakan representasi intelektual yang abstrak dari situasi, objek, akal pikiran umum atau gambaran mental lainnya. Dalam penelitian ini, dicermati beberapa konsep penting yang dijadikan dasar acuan, yaitu sebagai berikut Menulis Menulis merupakan kegiatan produktif yang ekspresif sehingga penulis harus mampu memanfaatkan kemampuan dan menggunakan tata tulis, struktur bahasa, dan kosakata. Tarigan (1986:15) menyatakan bahwa menulis merupakan kegiatan untuk mengungkapkan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampaiannya. Selain itu, KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) menyatakan bahwa kegiatan menulis adalah kegiatan mengungkapkan pikiran atau perasaan, seperti mengarang, membuat descriptive text, dan sebagainya.

9 21 Keterampilan menulis di sekolah merupakan suatu keterampilan berbahasa yang diperlukan untuk berkomunikasi secara langsung atau tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, seorang penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosa kata. Keterampilan menulis tidak akan datang begitu saja, tetapi diperoleh dengan latihan yang rutin dan teratur. Menulis bisa didefinisikan sebagai kegiatan menurunkan dan melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca dan memahami bahasa dan lambang-lambang grafik tersebut (Tarigan, 1993:21). Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh agar mendapatkan hasil yang benar-benar baik. Tarigan (1986:15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. Menulis dapat dianggap, baik sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Gebhardt dan Dawn Rodrigues (1989:1), writing is one of the most important things you do in college. Sementara itu, menurut Robert (1989:18), writing is a creative act, the act of writing is creative because its requires to interpret or make sense of something: a experience, a text, and event. Jadi, menulis merupakan perilaku menulis kreatif karena membutuhkan

10 22 pemahaman atau merasakan sesuatu dari sebuah pengalaman, tulisan, atau peristiwa Karangan Deskripsi Karangan deskripsi merupakan karangan yang menggambarkan benda, tempat, manusia, hewan, dan lain-lain. Karangan ini digunakan untuk menggambarkan, seperti apa benda atau makhluk hidup yang dideskripsikan, baik secara bau, suara, maupun tekstur dari benda atau makhluk hidup tersebut. Struktur generik (generic structure) dari karangan deskripsi adalah (1) identification yang merupakan pengenalan subjek, yaitu mengidentifikasikan sesuatu yang akan dideskripsikan; (2) description, yaitu mendeskripsikan bagianbagian dari sesuatu atau subjek yang dideskripsikan, bisa meliputi ciri-ciri subject, physical appearance, qualities, general attitude (Purnawa, 2011:81). Tujuan komunikatif karangan deskripsi adalah untuk menggambarkan dan mengungkapkan ciri-ciri benda, tempat, atau makhluk tertentu secara terperinci sehingga orang yang mendengar atau membaca gambaran yang diberikan dapat mengetahui dan bisa membayangkan, seperti benda, tempat, atau makhluk hidup yang dideskripsikan. Biasanya, apa yang digambarkan dalam karangan merupakan hasil pengamatan pancaindra. Karangan deskripsi memiliki cirri-ciri, seperti (1) menggambarkan atau melukiskan sesuatu, (2) penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indra, dan (3) membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.

11 Pembelajaran Think-Pair-Share Teknik pembelajaran think pair share merupakan salah satu bagian dari metode pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan digunakan untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran menulis. Dengan menggunakan teknik pembelajaran think pair share ini, pembelajar diharapkan mampu meningkatkan keterampilan menulis khususnya menulis karangan deskripsi. Think pair share adalah salah satu teknik dari metode pembelajaran kooperatif yang mendorong partisipasi siswa dalam bekerja dan dapat diterapkan di seluruh tingkat satuan pendidikan. Penerapan teknik pembelajaran think pair share dilakukan dengan tiga tahap kegiatan. Pertama, siswa diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan secara individu (tahap think). Pada tahap ini siswa memiliki waktu untuk meningkatkan dan mengembangkan gagasan mereka sebelum masuk ke tahap kedua. Kedua, siswa memiliki kesempatan untuk bertukar gagasan dengan teman satu kelompok (tahap pair). Pada tahap ini siswa dapat mengolaborasi gagasan mereka sebelum mereka masuk ke tahap ketiga, Ketiga, setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mengutarakan ide/gagasan yang sudah mereka kerjakan (tahap share). Pimm (1987) mengungkapkan bahwa think pair share technique can increase the kinds of personal communications that are necessary for students to internally process, organize, and retain ideas. Demikian juga pendapat yang sama diungkapkan oleh Cobb et al (2003) bahwa in sharing their ideas, students

12 24 take ownership of their learning and negotiate meaning rather than rely solely on the teacher s authority. Manfaat lain dari penerapan teknik think pair share juga diungkapkan oleh Lyman (1981) bahwa Think pair share technique includes the positive changes in students self-esteem that occur when they listen to one another and respect others ideas. Artinya, siswa memiliki kesempatan untuk belajar berpikir secara intensif dari rekan mereka sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya pada saat memaparkan ide di depan rekan-rekan mereka. Penerapan teknik ini diharapkan dapat mengaktifkan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri mereka. Di samping itu, siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya Pembelajaran Mind Mapping Teknik pembelajaran dimaknai dengan suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Mind mapping adalah teknik pembelajaran yang dipopulerkan oleh Tony Buzan pada tahun 1973-an. Menurut Buzan (2002), mind mapping adalah sebuah representasi grafis dari ide-ide yang biasanya digunakan pada saat proses brainstorming untuk menstimulasi motivasi belajar dan pikiran peserta didik. Mind mapping membentuk diagram yang dapat digunakan untuk mempresentasikan kata-kata, ide-ide, atau hal-hal lain yang dihubungkan dari ide pokok pikiran. Mind mapping juga dapat digunakan untuk menggeneralisasikan, memvisualisasikan, dan mengklasifikasikan ide-ide dalam menulis karangan.

13 25 Konsep penerapan mind mapping, yaitu dengan menuliskan ide utama pada posisi tengah dan mengembangkan ide utama tersebut menjadi beberapa ide membentuk akar peta pemikiran. Mind mapping dibuat berdasarkan daya imajinatif, kreatif, dan potensi otak tiap-tiap individu. Cara kerja alamiah otak akan menyalakan percikan-percikan kreativitas karena melibatkan kedua belahan otak. Otak kiri berperan sebagai penggunaan tulisan dan hubungan antarkata, sedangkan otak kanan berhubungan dengan warna dan gambar. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak, maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara lisan. 2.3 Landasan Teori Landasan teori berfungsi sebagai pedoman bagi peneliti untuk menemukan solusi dari permasalahan yang benar-benar ingin dipecahkan. Dalam penelitian ini, diuraikan landasan teori yang memdukung penelitan ini. Teori-teori tersebut adalah teori pengajaran bahasa, teori menulis, teori pembelajaran kooperatif think pair share, teori mind mapping, dan aspek gramatika karangan deskripsi Teori Pengajaran Bahasa Penguasaan materi oleh guru sangat diperlukan untuk mempertanggungjawabkan secara ilmiah perilaku mengajar di depan kelas. Penelusuran dalam kamus-kamus kontemporer menunjukkan bahwa pembelajaran

14 26 adalah penguasaan atau pemerolehan pengetahuan tentang subjek atau sebuah keterampilan dengan belajar, pengalaman, atau instruksi (Brown, 2007:8). Pengajaran bahasa melibatkan teknik yang menghubungkan tujuan dan praktik pengajaran. Pemilihan teknik mengajar ini merefleksikan sebuah proses yang dinamis dan kreatif karena menyangkut asumsi-asumsi yang dianut oleh pendidik dalam melakukan kegiatan pengajaran. Sebagai contoh, seorang pendidik dapat menggambarkan secara personal bagaimana latar belakang bahasa, penguasaan bahasa, dan aspek-aspek pembelajaran bahasa sesuai dengan tata cara atau model pengajaran yang akan dikembangkan. Secara eksplisit, rangkaian mekanisme pengajaran ini terlihat dalam model dan teknik pengajaran yang dipilih. Menurut pandangan konstruktivisme, pengetahuan dibina secara aktif oleh siswa itu sendiri. Artinya, pengetahuan yang disampaikan oleh guru tidak diserap secara keseluruhan. Siswa akan menyesuaikan apa yang didapatkan dengan pengetahuan dasar yang dimiliki untuk membentuk pengetahuan baru dalam pikiran mereka dengan bantuan interaksi sosial, baik bersama rekan maupun gurunya (Brooks dalam Aqib, 2013). Dengan demikian, komponen penting dalam teori konstruktivisme adalah bagaimana mengemas pembelajaran menjadi proses mengonstruksikan, tidak sebatas menerima pengetahuan. Teori konstruktivisme melibatkan penugasan untuk membentuk pola interaksi antara pengajar dan peserta didik. Teori ini menekankan pada pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan lewat keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar dan juga bertujuan untuk memotivasi siswa.

15 27 Teori konstruktivisme menurunkan bermacam metode dan teknik pembelajaran, salah satunya adalah metode pembelajaran kooperatif (cooperative learning method) yang terdiri atas beberapa teknik pembelajaran, seperti teknik think-pair-share dan mind mapping. Kedua teknik pembelajaran ini dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Inggris sebagai pemandu dalam kegiatan menulis, baik secara individu maupun dalam kelompok. Dengan membuat peta pikiran terlebih dahulu pada tahap berpikir (think) dapat membantu siswa menyusun informasi, melancarkan aliran pikiran, dan mengurangi hambatan dalam kegiatan menulis karangan. Pada tahap berbagi (share), siswa kemudian berbagi dan bertukar pekerjaan dengan teman sebangkunya untuk mengoreksi hasil karangan mereka. Setelah melakukan koreksi, siswa dipersiapkan untuk mempresentasikan hasil akhir karangan di depan kelas, sedangkan siswa yang lain diberikan kesempatan untuk mengomentari tulisan yang sedang dipresentasikan Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Pembelajaran bertujuan untuk mewujudkan efisiensi dan efektivitas kegiatan yang dilakukan peserta didik. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran, yaitu pendidik dan peserta didik yang saling berinteraksi edukatif antara yang satu dengan yang lainnya. Pembelajaran kooperatif adalah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktif. Pembelajaran kooperatif yang biasa disebut dengan cooperative learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa

16 28 sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampunnya berbeda. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dan kelompok belum menguasai bahan pelajaran (Isjoni, 2007:15). Johnson & Smith (1993) dalam bukunya yang berjudul Active Learning: Cooperative Learning in the Coollege Classroom mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pengelompokan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok-kelompok kecil agar siswa dapat bekerja satu sama lain dalam kelompok tersebut. Senada dengan pendapat Jhonson, Slavin (1995) memberikan penjelasan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran yang memberikan siswa kesempatan untuk belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya orang dengan struktur kelompok yang heterogen. Menurut Sunal dan Hans dalam Isjoni (2007:12), pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi khusus yang dirancang untuk memberikan dorongan kepada peserta didik untuk bekerja sama selama proses pembelajaran. Pada pembelajaran kooperatif siswa diberikan kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya agar tujuan pembelajaran tercapai. Tujuan tersebut dapat dicapai apabila kerja sama dalam kelompok terjalin dengan baik dan hasil yang maksimal tercapai. Hal itu sesuai dengan pendapat Lie (2005) bahwa dalam pencapaian hasil yang maksimal, pembelajaran kooperatif mempunyai lima unsur yang harus diterapkan, yaitu (1) saling ketergantungan, (2) tanggung jawab perseorangan, (3) tatap muka, (4) komunikasi antaranggota, dan (5) evaluasi proses kelompok.

17 29 1) Saling Ketergantungan Positif Saling ketergantungan positif berarti keberhasilan kelompok ditentukan oleh usaha belajar setiap anggotanya. Dalam pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share ini setiap kelompok akan memperoleh skor atau nilai kelompok. Dalam pembelajaran ini kelompok yang memiliki usaha dan hasil terbaik akan memperoleh nilai yang baik pula. Usaha tersebut akan dilihat pada tahap mulai dari kemandirian tiap anggota kelompok dalam memecahkan masalah, kekompakan berdiskusi dengan pasangan (tahap pair), dan hasil diskusi atau presentasi (tahap share). Skor kelompok akan menentukan jenis penghargaan kelompok. Skor tersebut merupakan akumulasi dari nilai seluruh anggota kelompok. 2) Tanggung Jawab Perseorangan Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama seperti yang telah dijelaskan bahwa dalam pembelajaran kooperatif keberhasilan kelompok ditentukan oleh usaha setiap anggotannya. Jika ingin mendapatkan kriteria sebagai kelompok terbaik, maka seluruh anggota kelompok harus bertanggung jawab untuk belajar keras dan berusaha mendapatkan nilai terbaik. Dalam penerapan teknik think pair share, pada tahap pairing dan share inilah tiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab untuk berusaha keras menyalurkan segala pikiran, pendapat, atau ide mencari pemecahan masalah yang dihadapi untuk memberikan yang terbaik pada kelompoknya.

18 30 3) Interaksi Tatap Muka Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan. Misalnya, pada tahap pair interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga pada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan tiap-tiap anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing. Kelompok belajar kooperatif dibentuk secara heterogen yang berasal dari budaya, latar belakang sosial, dan kemampuan akademik yang berbeda. Perbedaan semacam ini akan menjadi modal utama dalam proses saling memperkaya antaranggota kelompok. 4) Partisipasi dan Komunikasi Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Partisipasi dan komunikasi ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakat nantinya. Oleh sebab itu, sebelum melakukan kooperatif, guru perlu membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi, misalnya kemampuan menulis dan kemampuan berbicara, Hal itu penting karena keberhasilan kelompok ditentukan oleh partisipasi setiap anggotanya. Komunikasi antaranggota berarti setiap anggota kelompok saling berkomunikasi dan berinteraksi. Komunikasi yang terjalin adalah komunikasi banyak arah, artinya ada timbal balik dari seluruh anggota kelompok. Pada umumnya tidak semua siswa pandai berkomunikasi.

19 31 Misalnya, cara menyatakan ketidaksetujuan atau cara menyanggah pendapat orang lain secara santun, tidak memojokkan anggota lain, dan cara menyampaikan gagasan atau ide yang dianggap baik dan berguna. 5) Evaluasi Proses individu dan Kelompok Pengajaran perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya biasa bekerja sama dengan efektif Pembelajaran Think-Pair-Share Teknik pembelajaran think-pair-share dikembangkan oleh Frank Lyman sebagai struktur kegiatan pembelajaran kooperatif sesuai dengan yang dikutip oleh Arends (1997) bahwa think-pair-share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat suasana kelas yang bervarisai dalam bentuk kelas diskusi. Asumsinya bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan. Disamping itu, prosedur yang digunakan dalam teknik ini dapat memberikan siswa lebih banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu. Sejalan dengan pendapat di atas, Lie (2010) menyatakan bahwa teknik ini memberikan kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan lain teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Think pair share merupakan cara pembelajaran yang dapat membuat suasana belajar lebih bervariasi dan efektif. Untuk melaksanakan teknik tersebut diperlukan cara untuk mengatur pada tiap-tiap tahapan, yaitu tahapan berpikir dan menulis (think), berpasangan (pair), dan berbagi (share). Dalam tahapan tersebut

20 32 diperlukan keahlian guru untuk mengatur dan mengendalikan kelas secara keseluruhan. Selain itu, pada pelaksanaan tahapan berpikir dan menulis (think) siswa dapat dilatih untuk belajar secara individu, dan mengajarkan siswa untuk tidak tergantung pada orang lain atau teman dalam kelompoknya. Hal tersebut di atas sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Andrini dalam Achyar (1996) bahwa To encourage responses from all students, try think-pair-share. Students pair with a partner to share their responses to a question. Students are then invited to share their responses with the whole class. There are a variety of ways to share, including stand up and share everyone stands up and as each student responds he or she sits down. Continue until everyone is seated. Or do a quick whip through the class in which students respon quickly one right after another. Selanjutnya Kusnandar (2007) memberikan pendapat yang lebih singkat dan padat tentang metode think, pair, and share memberikan siswa waktu untuk berpikir dan merespon serta saling membantu satu sama lainnya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat dibuat langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan teknik think-pair-share sebagai berikut. 1) Langkah 1 Berpikir dan Menulis (Think) Guru menginstruksikan kepada siswa untuk menentukan topik karangan yang akan ditulis. Kemudian siswa diberikan kesempatan lima belas menit untuk membuat draf dalam bentuk pemetaan pikiran (mind mapping). Selanjutnya, mereka mengembangkan draf tersebut dalam sebuah karangan selama tiga puluh menit. Total waktu yang diberikan pada tahap ini adalah 45 menit.

21 33 2) Langkah 2 Berpasangan (Pair) Selanjutnya guru meminta siswa untuk duduk berhadapan atau berpasangan dengan rekan yang sudah ditentukan dan kemudian mendiskusikan karangan yang sudah dikerjakan. Tiap-tiap siswa bertukar lembar kerja dan mengoreksi pekerjaan rekan sejawatnya. Dalam kesempatan itu setiap siswa harus memberikan koreksi terhadap tulisan yang dianggap kurang tepat, baik dalam susunan pola kalimat maupun penggunaan kosakatanya. Sebelum masuk ke tahap berikutnya, siswa diberikan kesempatan untuk memperbaiki hasil karangan masing-masing. Secara normal guru memberikan waktu selama lima belas menit pada tahap ini. 3) Langkah 3 Berbagi (Share) Pada tahap ini siswa memulai mempresentasikan hasil karangan yang sudah didiskusikan dan revisi pada tahap kedua. Tiap-tiap pasangan tersebut secara bergiliran mempresentasikan karangan di depan kelas. Siswa atau kelompok lain diberikan kesempatan untuk menanggapi dan mengemukakan pendapat tentang pekerjaaan yang dipresentasikan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran think-pair-share adalah pembelajaran kelompok yang menerapkan saling ketergantungan, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antaranggota, dan evaluasi proses kelompok dalam sebuah model yang diberikan kepada siswa yang diawali dengan memberikan kesempatan untuk berpikir sejenak terhadap topik yang ada (think). Setelah itu guru memotivasi siswa untuk

22 34 bertukar pikiran dengan teman sebangku (pair). Dalam bertukar pikiran, pendapat kedua anggota kelompok boleh berlainan, tidak harus sama, dan akhirnya siswa yang pada awalnya sendiri lalu berpasangan, membentuk satu kelompok untuk berani berpendapat dalam suatu lingkup yang luas (share). Melalui kegiatan tersebut, siswa dapat meningkatkan pemahamannya tentang konsep contoh karangan berpola deskripsi Pembelajaran Mind Mapping Teknik pembelajaran mind mapping atau biasa disebut dengan pemetaan pikiran menurut Jensen dan Makowitz (2002) merupakan teknik visualisasi verbal ke dalam gambar yang dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Dengan menggunakan teknik pembelajaran ini akan terdapat keseimbangan kinerja antara dua belah otak, yaitu otak kiri berhubungan dengan hal-hal logis, sedangkan otak kanan yang berhubungan dengan keterampilan (aktivitas kreatif). Mind mapping merupakan sebuah diagram yang dapat digunakan untuk mempresentasikan kata-kata, ide-ide yang dihubungkan dengan ide pokok dalam pikiran seseorang. Model pembelajaran ini dapat berupa suatu teknik mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah dapat memetakan pikiran. Hal itu sesuai dengan yang diutarakan oleh Buzan (2009) bahwa mind map is diagram used to represent words, ideas, or tasks of thought and also is used to generate, visualize, structure, and classify ideas, and as an aid in study, organization, problem solving, decision making, and writing.

23 35 Pemetaan pikiran (mind mapping) dibuat berdasarkan daya imajinatif, kreatif, dan potensi otak tiap-tiap individu sehingga model pembelajaran ini dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Inggris sebagai langkah awal dalam kegiatan menulis karangan. Dengan membuat peta pikiran terlebih dahulu, akan membantu siswa menyusun informasi, menstimulus pikiran, dan mengurangi hambatan dalam menuangkan ide-ide cemerlang pada saat proses mengarang. Penggunaan mind mapping dalam pembelajaran menulis, menurut Buzan (2009:15), meliputi beberapa langkah untuk membuat peta pikiran (mind mapping) dalam kegiatan menulis karangan, yaitu seperti berikut. 1) Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar (landscape). Hal ini akan memberikan kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah serta mengungkapkan ide dengan lebih bebas dan alami. 2) Gunakan warna yang menarik karena bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar. Warna akan membuat peta pikiran lebih hidup, menambah energi pada pemikiran kreatif dan menyenangkan. 3) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua (atau tiga atau empat) hal sekaligus. Apabila cabang-cabang dihubungkan, akan lebih mudah dimengerti dan diingat.

24 36 4) Buatlah garis hubung yang melengkung bukan garis lurus, karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis seperti cabang-cabang pohon jauh lebih menarik bagi mata. 5) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis karena kata kunci tunggal memberikan lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada peta pikiran. Mind mapping merupakan catatan aktif dengan mengandalkan pokok pikiran yang dikaitkan satu sama lainnya. Seseorang tidak akan bisa membuat pemetaan pikiran sebelum memetakan dalam kepalanya apa yang hendak dicatat. Dengan demikian, proses mencatat sekaligus menjadi proses belajar. Ketika menentukan kata kunci yang dipakai, sebenarnya sedang terjadi proses memilih kata yang memiliki asosiasi paling kuat sehingga mampu mengingatkan kembali pada kata kunci yang ditulis pada pemetaan tadi. Hal ini menjadi kekuatan dari pemetaan pikiran yang menjadikannya sebuah alat untuk belajar sekaligus alat untuk mengingat Teori Pembelajaran Menulis Karangan Deskripsi Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling tinggi tingkat kesulitannya bagi pembelajar dibandingkan dengan ketiga keterampilan lainnya. Menulis merupakan kegiatan yang menguji ketelitian peserta didik. Dalam kegiatan menulis, peserta didik tidak hanya menulis untuk dirinya sendiri, tetapi menulis untuk orang lain atau pembaca. Tulisan yang diproduksi peserta didik harus mengandung pemahaman yang baik bagi pembaca sehingga pembaca mudah memahami maksud dan tujuan komunikatif karangan yang diproduksi.

25 37 Dalam proses menulis terdapat beberapa tahap kegiatan, yaitu penyusunan, peninjauan, penyusunan kembali, dan terakhir adalah menulis yang dilakukan secara rekursif sehingga pada tahap pengeditan mungkin dirasakan perlu untuk kembali ke fase pramenulis dan berpikir lagi. Hal ini sesuai dengan yang diungkapakan oleh Harmer (2006:326) bahwa In reality of writing process is more complete than the various stages of drafting, reviewing, re-drafting and writing, etc, are done in a recursive, thus at editing stage we may feel the need to go back to a pre-writing phase and think again. Pada dasarnya kegiatan menulis merupakan suatu proses, artinya seseorang melakukan kegiatan itu dalam beberapa tahap, yaitu tahap pramenulis, tahap menulis, dan tahap revisi. Pada tahap pramenulis dilakukan perencanaan atau persiapan menulis dan mencakup beberapa langkah kegiatan. Tahap-tahap menulis pada langkah pertama ini meliputi (1) menentukan topik, artinya bahwa penulis menentukan apa yang akan dibahas di dalam tulisan; (2) membatasi topik, artinya mempersempit dan memperkhusus lingkup pembicaraan; (3) menentukan tujuan penulisan; (4) menentukan bahan atau materi penulisan, artinya informasi atau data yang akan digunakan untuk mencapai tujuan penulisan; dan (5) menyusun kerangka karangan, maksudnya memecahkan topik ke dalam sub-sub topik. Pada tahap menulis dibahas setiap butir topik yang ada di dalam kerangka yang disusun. Artinya, penulis menggunakan bahan-bahan yang sudah diklasifikasikan menurut keperluan sendiri. Dalam tahap penulisan dilakukan

26 38 pengembangan gagasan dalam kalimat-kalimat, satuan paragraf, bab atau bagian sehingga draf pertama akan selesai. Pada tahap revisi dilakukan kegiatan meneliti secara menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, pengetikan, catatan kaki, dan daftar pustaka. Halliday (1994) di dalam teorinya Sistemic Functional Grammar menyebutkan istilah genre sebagai jenis karangan. Jenis karangan (teks) dalam bahasa Inggris dapat dibedakan berdasarkan struktur generik (generic structure) dan ciri-ciri kebahasaan atau fitur-fitur bahasa (language features). Struktur generik adalah struktur yang terbentuk dari perbedaan fungsi-fungsi paragraf dalam membangun sebuah teks (seperti identifikasi, deskripsi, dan simpulan dalam karangan deskripsi). Di pihak lain ciri-ciri kebahasaan adalah penggunaan atau pemanfaatan bahasa (baik tata bahasa maupun diksinya) agar menciptakan sebuah teks (Azhar, 2010). Berdasarkan struktur generik dan ciri-ciri kebahasaan, jenis teks (karangan) dalam bahasa Inggris dibedakan atas tiga kelompok, yaitu descriptive, narrative, dan argument. Karangan deskripsi adalah gambaran verbal ihwal manusia, objek, penampilan, pemandangan, atau kejadian. Cara penulisan dalam menggambarkan sesuatu sedemikian rupa sehingga pembaca dibuat mampu (seolah merasakannya, melihat, mendengar, atau mengalami) seperti yang dipersepsi oleh panca indra (Alwasilah, 2007:114). Menurut Keraf (1981:7), karangan deskripsi menggambarkan atau menceritakan bagaimana bentuk atau wujud suatu barang atau objek atau

27 39 mendeskripsikan cita rasa suatu benda, hal, atau bunyi. Fungsi utama karangan deskripsi adalah membuat para pembacanya melihat barang-barang atau objeknya atau menyerap kualitas khas dari barang-barang itu. Deskripsi bertujuan membuat para pembaca menyadari dengan hidup-hidup tentang apa yang diserap penulis melalui pancaindranya, merangsang perasaan pembaca mengenai apa yang digambarkannya, dan menyajikan suatu kualitas pengalaman langsung. Semi (2007:66) menyebutkan ciri-ciri yang harus dimilii karangan deskripsi, yaitu sebagai berikut. 1) Menggambarkan sesuatu Karangan deskripsi harus menggambarkan sesuatu, baik penggambaran tempat, orang, maupun situasi tertentu. 2) Menggunakan pancaindra Dalam karangan deskripsi, seluruh pancaindra harus digunakan supaya pembaca dapat mengenali objek yang digambarkan dari berbagai aspek, baik aspek penglihatan, pendengaran, penciuman, maupun perabaan. 3) Mengenal suatu objek Dalam deskripsi, karangan berisi suatu objek yang bertujuan supaya pembaca mengenalinya atau merasakan objek yang diceritakan. Dalam kegiatan menulis karangan, ada beberapa asas yang perlu diperhatikan, seperti yang diungkapkan oleh Gie (2002: ) bahwa dalam mengarang terdapat enam asas yang perlu diperhatikan yaitu kejelasan (clarity),

28 40 keringkasan (conciseness), ketepatan (correctness), kesatupaduan (unity), pertautan (coherence), dan penegasan (emphasisi). 1) Kejelasan (clarity), asas kejelasan tidaklah semata-mata berarti mudah dipahami, tetapi juga berarti bahwa karangan itu tidak mungkin disalahtafsirkan oleh pembaca. Kejelasan berarti tidak samar-samar, tidak kabur sehingga setiap butir ide yang diungkapkan seakan-akan tampak nyata oleh pembaca. 2) Keringkasan (conciseness), yaitu suatu karangan tidak menghamburkan kata-kata secara semena-mena, tidak mengulangmengulang butir ide yang dikemukakan, dan tidak berputar-putar dalam menyampaikan suatu gagasan dengan berbagai kalimat yang berkepanjangan. 3) Ketepatatan (correctness), berarti suatu penulisan harus dapat menyampaikan butir-butir gagasan kepada pembaca dengan kecocokan sepenuhnya seperti yang dimaksudkan oleh penulisnya. 4) Kesatupaduan (unity), berarti segala hal yang disajikan dalam karangan perlu berkisar pada satu gagasan pokok atau tema utama yang telah ditentukan. 5) Pertautan (coherence), berarti bahwa dalam suatu karangan bagianbagiannya perlu melekat secara berurutan satu sama lain. 6) Penegasan (emphasis), berarti bahwa dalam suatu tulisan butirbutiran formasi yang penting disampaikan dengan penekanan atau

29 41 penonjolan tertentu sehingga meninggalkan kesan yang kuat pada pikiran pembaca Teori Tata Bahasa Inggris dalam Karangan Deskripsi Aspek bahasa (seperti penggunaan gramatika, kosakata, ejaan, dan tanda baca) merupakan salah satu unsur yang penting dalam penulisan karangan bahasa Inggris. Dalam hal ini penggunaannya diatur menurut kaidah tata bahasa. Salah satu hal yang memengaruhi penggunaan bahasa dalam menulis karangan adalah perilaku, pemikiran penulis, dan gambaran dari sudut pandang si pembaca. Menurut Suryarto dan Rachdiana (2009), pemakaian bahasa dalam menulis karangan dibagi menjadi lima kategori atau sifat-sifat dasar. Sebagai contoh, kalimat yang ditulis harus jelas (clear) atau tidak berpotensi menimbulkan ketaksaan (makna ganda), singkat (concise) dengan menghindari bentuk-bentuk repetisi yang tidak relevan, dan bermakna sopan (courtenous) atau menunjukkan iktikad baik dan rasa hormat penulis. Selanjutnya, penulisan kalimat harus bersifat benar (correct) dengan menguaraikan fakta menggunakan gramatika, ejaan, tanda baca, dan format yang tepat. Di samping itu, kalimat juga dipilih dengan hati-hati (careful) untuk membangun pandangan pembaca (image-building words) dengan media yang baik dan bersih. Tata bahasa atau dalam bahasa Inggris disebut dengan grammar adalah seperangkat peraturan yang terdapat dalam bahasa tertentu. Menurut Hornby (1995:210) a grammar is the rules in a language for changing the form of the words and combining them into sentences. Di sini dijelaskan bahwa grammar atau tata bahasa adalah seperangkat peraturan bahasa yang memuat perubahan

30 42 bentuk kata-kata dan bagaimana mengombinasikan kata tersebut ke dalam kalimat. Tata bahasa dideskripsikan sebagai usaha menggambarkan aturan bahasa secara objektif dengan perhitungan tentang apa yang sebenarnya terjadi. Menurut Nelson (2006:146), dalam kajian linguistik, sebuah tata bahasa melibatkan sejauh mungkin tujuan bahasa dan tidak menghakimi penggunaan bahasa. Biber dkk. (1998:55) menambahkan bahwa tata bahasa menggambarkan cara bagaimana kata-kata yang dikombinasikan menjadi klausa dan kalimat, yang terfokus pada tata urutan kata dan berbagai kenis subordinasi. Dalam menulis karangan deskripsi, ada beberapa aspek gramatika yang digunakan sebagai acuan ciri kebahasaan karangan deskripsi, yaitu seperti di bawah ini Pemakaian Artikel Artikel adalah kata yang berbentuk kata sifat yang selalu digunakan dengan dan memberikan informasi tentang kata benda. Secara teknik, artikel adalah kata yang digunakan untuk mengubah kata sifat menjadi kata benda yang menjelaskan orang, tempat, objek, atau ide. Biasanya kata sifat mengubah kata benda melalui penjelasan, tetapi artikel bahkan digunakan untuk menunjuk atau mengacu pada kata benda. Terdapat dua jenis artikel yang digunakan dalam tulisan atau percakapan untuk menunjuk atau mengacu pada kata benda atau kelompok kata benda, yaitu artikel tertentu (definite article) dan artikel tidak tentu (indefinite article).

31 43 1) Artikel Tertentu (Definite Article) Artikel jenis ini mengacu pada kata benda tertentu yang sudah diperkenalkan sebelumnya. Kata the adalah satu-satunya jenis artikel ini yang digunakan untuk menyebutkan kata-kata tertentu yang sudah disebutkan sebelumnya atau yang sudah diketahui oleh lawan bicara penutur. Artikel the digunakan sebelum kata benda tunggal dan kata benda jamak, contoh the dogs, the boys, the books, dan lain-lain. Artikel the dapat juga digunakan sebelum kata benda yang menunjukkan gabungan dari sebuah frasa ataupun klausa, misalnya the girl that I met, the man with banner, the place where I met him. The digunakan di depan kata benda tunggal (the bag); kata benda jamak (the bags); kata benda yang tidak dapat dihitung (the sand). Pembicaraan menggunakan artikel the ketika pembicara dan pendengar memikirkan sesuatu atau seseorang secara khusus. Pembicara dan pendengar memikirkan tentang tas, pendengar mengetahui bahwa tas yang dimaksud oleh pembicara adalah tas yang spesifik: tas miliknya yang dia paling sukai, atau tas yang baru dia beli yang hanya ada satu tas yang dimaksudkan. Pembicara menggunakan the ketika dia menyebutkan benda tersebut kedua kalinya. 2) Artikel tidak tentu (indefinite article) Indenfinite article digunakan untuk menyatakan sesuatu yang tidak tententu. Artikel jenis ini terdiri atas dua jenis, yaitu artikel a dan artikel an. Kedua jenis artikel ini digunakan pada bentuk kata tunggal (singular) dan tidak dapat digunakan dalam kata yang berbentuk jamak (plural).

32 44 Artikel a digunakan apabila diikuti oleh kata yang diawali dengan huruf mati (konsonan) atau berbunyi konsonan, seperti a man, a woman, a car, a university, dan lain-lain, sebaliknya artikel an digunakan apabila diikuti oleh kata yang diawali huruf atau berbunyi vokal, seperti an umbrella, an ant, an egg, an hour, dan lain-lain. Kata-kata yang diawali dengan huruf h bisa menggunakan artikel a dan a artikel an, tergantung pada pelafalan yang digunakan pada huruf h tersebut. Apabila bunyi huruf h dilafalkan, maka digunakan artikel a, seperti kata a hotel, a house, a helmet, dan lain-lain. Berbeda halnya dengan kata-kata yang diawali dengan huruf h, tetapi bunyinya tidak dilafalkan sehingga artikel yang digunakan adalah an, seperti an hour, an honor, dan lain-lain. Kata-kata tersebut tidak dilafalkan sehingga berbunyi vokal o. Jadi, artikel yang digunakan adalah an Penggunaan Kelas Kata Kelas kata merupakan pengelompokan kata berdasarkan jenis kata dan fungsi kata dalam pembentukan kalimat. Peserta didik akan menyadari tentang kegunaan dan fungsi suatu kata dan bagaimana kata-kata tersebut dapat tergabung dan menyatu membuat sebuah komunikasi yang bermakna ketika mereka melakukan kegiatan menulis. Kebanyakan siswa tidak mampu berkomunikasi dan menulis secara gramatikal karena tidak mengerti tentang kegunaan dan fungsi tiap bagian dalam kegiatan menulis tersebut. Kelas kata yang digunakan dalam karangan deskripsi bahasa Inggris meliputi nomina, verba, adjektiva, advervia, pronominal, preposisi, dan konjungsi.

33 45 1) Nomina Nomina (noun) sering ditujukan untuk menamai seseorang, tempat, atau benda. Misalnya, pen, book, boy, friend, Indonesia, Dewi, dan lain-lain. Kata Dewi adalah noun karena nama seseorang. Kata Indonesia adalah noun karena nama sebuah negara. Nomina (noun) dapat dibedakan menjadi dua subkelas. Satu di antarannya terdiri atas dua bagian, seperti di bawah in. (1) Proper Nouns Proper noun adalah nama orang-orang, tempat, dan sesuatu yang biasanya diawali dengan huruf kapital pada bagian awal penulisan. Contohnya Ahmad, Indonesia, Eart, Jakarta, Beach Walk, dan lainlain. (2) Common Nouns Common nouns biasanya tidak diawali dengan huruf kapital pada awal penulisan katanya, kecuali saat kata tersebut terletak pada awal kalimat. Common nouns dapat dibedakan menjadi dua bagian, seperti di bawah ini. a. Countable nouns, misalnya cup, plate, book, pen, dan lain-lain. Countable nouns merupakan kata benda yang dapat dihitung dan memiliki bentuk tunggal dan bentuk jamak. b. Uncountable nouns, misalnya money, milk, water, sand, dll

34 46 Uncountable nouns merupakan kata benda yang tidak dapat dihitung dan dalam bentuk tunggalnya tidak dapat ditambahkan dengan artikel a atau an di depan kata tersebut. Dalam pembentukan nomina, terdapat beberapa akhiran yang dapat membentuk kata benda, seperti pembentuk objek, pembentk verba menjadi nomina, pembentuk adjektiva menjadi kata nomina abstrak. Berikut dijelaskan pembentukan nomina tersebut. (1) Pembentuk agen atau objek -er : driver, employer, examiner, and writer. -or : actor, collector, director, educator, elevator, protector, sailor, and visitor. -ar : liar -ant : accountant, assistant, attendant, combatant, servant -ist : biologist, chemist, economist, dentist, scientist -ee : employee, examinee, refugee, referee, invitee, and presentee. (2) Pembentukan kata benda dari kata kerja (verba) -age -al : breakage, coverage, leakage, drainage, marriage : approval, arrival, refusal -ance : acceptance, appearance, performance -ery : delivery, discovery, recovery -ment : agreement, arrangement, employment, management -sion : collision, decision, division, confusion -ation : education, attention, solution

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan produktif meliputi kemampuan berbicara dan menulis, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan produktif meliputi kemampuan berbicara dan menulis, sedangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan, dan memperluas wawasan. Kemampuan

Lebih terperinci

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X Oleh Linda Permasih Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. Dr. Edi Suyanto, M.Pd. email: linda.permasih99@gmail.com Abstrac

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Belajar bukan hanya sekedar mengetahui, tetapi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

BAB II KAJIAN TEORI. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Menulis 1. Pengertian Menulis Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORITIS. kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang

II. KERANGKA TEORITIS. kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang II. KERANGKA TEORITIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Matematika Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir pada semua bidang ilmu pengetahuan. Menurut Suherman (2003:15), matematika

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia, sebagai salah satu identitas atau pembeda dari bangsa lain, selain sebagai bahasa persatuan juga berkedudukan sebagai bahasa negara dan sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR MENULIS KARANGAN DESKRIPSI Darsiyam SD Negeri 1 Kutasari, Purbalingga, Jawa Tengah, Indonesia Pos-el: dasiyamdrs@gmail.com Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Penelitian ini merupakan penelitian tentang peningkatan kemampuan menulis deskripsi dengan metode pembelajaran Mind Mapping pada peserta didik kelas IV SD Negeri Kutowinangun 05 Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MIND MAPPING

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS POKOK BAHASAN KERAGAMAN SOSIAL DAN BUDAYA BERDASARKAN KENAMPAKAN ALAM KELAS IV SEMESTER 1 SD NEGERI 2 BUGISAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang II. KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas

Lebih terperinci

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA SMP Raisya Andhira Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia raisyaandhira@student.upi.edu

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS KETERAMPILAN MENULIS WACANA DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS KETERAMPILAN MENULIS WACANA DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS KETERAMPILAN MENULIS WACANA DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS XI LUKIS 1 SMK NEGERI 3 KASIHAN BANTUL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research). Menurut Kunandar BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research). Menurut Kunandar (2008:41) Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA SMA

PENGARUH MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA SMA PENGARUH MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA SMA Oleh: Suci Rahmadani 1, Ermawati Arief 2, Ena Noveria 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon)

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon) UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon) H. Abdul Rojak 1 1. Guru SMP Negeri 3 Kota Cirebon Abstrak Model pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, perubahan-perubahan yang cepat di luar pendidikan menjadi tantangantantangan yang harus dijawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan di SD Negeri Dawuan Timur I, yang beralamatkan di Jl. Sumur Bandung desa Dawuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis

Lebih terperinci

Kata kunci: menulis, paragraf argumentasi, student teams achievement division

Kata kunci: menulis, paragraf argumentasi, student teams achievement division KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BONE-BONE KABUPATEN LUWU UTARA Lilik Sumarti Universitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Komunikasi dapat

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Komunikasi dapat II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Komunikasi Matematis Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Komunikasi dapat terjadi dalam berbagai konteks kehidupan termasuk dunia pendidikan. Wahyudin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara berurutan. Keterampilan tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi sertiap manusia, dengan pendidikan kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan hidup di

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Komunikasi matematis Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) disebutkan bahwa komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau atau berita antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh peserta didik. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Kemampuan Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan kegiatan. Setiap melakukan kegiatan pasti diperlukan suatu

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu

Lebih terperinci

Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI

Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI Oman Farhurohman 35 Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI Oleh: Oman Farhurohman 1 Abstrak Upaya dalam mengoptimalkan hasil pembelajaran, seyogyanya ketika proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai kedudukan yang penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu memiliki kompetensi pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi sosial. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Komunikasi lisan terkait

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti. merupakan proses informasi ilmu dari guru kepada siswa.

BAB II LANDASAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti. merupakan proses informasi ilmu dari guru kepada siswa. 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Komunikasi Matematis Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Menurut Toda (Liliweri, 1997) komunikasi sebagai

Lebih terperinci

Ulfah Khamidah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: efektivitas, teknik, media, kompetensi, teks cerita petualangan

Ulfah Khamidah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: efektivitas, teknik, media, kompetensi, teks cerita petualangan EFEKTIVITAS TEKNIK PEMBELAJARAN THINK, PAIR, AND SHARE DENGAN MEDIA GAMBAR PADA KOMPETENSI MENULIS TEKS CERITA PETUALANGAN SDN PURWANTORO 4 KOTA MALANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Ulfah Khamidah Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1968:2) mengungkapkan keempat keterampilan berbahasa, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1968:2) mengungkapkan keempat keterampilan berbahasa, yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi sebagian orang mempelajari bahasa asing terasa susah dan sangat membebani otak. Namun menurut penelitian, belajar bahasa asing justru bagus untuk otak karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deskripsi memiliki makna gambaran. Gambaran akan suatu keadaan atau perwujudan sebuah benda atau seseorang. Mendeskripsikan adalah cara agar seorang pembaca dapat membayangkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Think-Pair-Share (TPS) adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas Meryland pada tahun

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD). Bahasa Indonesia mempunyai peran penting dalam pengembangan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan daya pikir dan kreatifitas

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan daya pikir dan kreatifitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketrampilan menulis merupakan ketrampilan yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam dunia pendidikan tetapi juga sangat penting dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Keterampilan menulis perlu mendapat perhatian oleh penulis, agar tercipta hasil tulisan yang bermakna, menarik, dapat dipahami, dan mempengaruhi pembacanya. Seperti

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya

LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya 8 II. LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Cooperative Learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam atau dikenal juga dengan sains menurut Bundu (2006) merupakan sejumlah proses kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan potensi diri manusia dalam berekspresi, menyampaikan pendapat, ide, gagasan, dan menuangkan hasil karya

Lebih terperinci

Meningkatkan Pemahaman Analytical Exposition Melalui Metode Think Pair and Share

Meningkatkan Pemahaman Analytical Exposition Melalui Metode Think Pair and Share Think Pair and Share LINA MARTINI Tenaga Pengajar pada Dinas Pendidikan Kabupaten Kampar SMP Negeri 2 Tambang Email: linamartini@yahoo.com Abstract: The ability to improve learning outcomes becomes a target

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang efektif dalam membantu seseorang untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang I. PENDAHULUAN Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan penting dalam berbagai disiplin ilmu serta mampu mengembangkan daya pikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari kegiatan berbahasa. Baik di lingkungan rumah, sekolah, maupun pekerjaan. Manusia senantiasa menggunakan kemampuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Keterampilan Menulis Puisi a. Hakikat Menulis Tarigan (1994:3) memberikan pengertian bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

Tabel. 1. Empat Jenis Keterampilan Berbahasa

Tabel. 1. Empat Jenis Keterampilan Berbahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar berbahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi. Seseorang yang memiliki keterampilan berbahasa secara optimal dalam proses berkomunikasinya

Lebih terperinci

Rata-rata UN SMP/Sederajat

Rata-rata UN SMP/Sederajat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang - Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

PENTINGNYA TEKNIK INVENTION DALAM PRATULIS. Andiopenta Purba FKIP Universitas Jambi

PENTINGNYA TEKNIK INVENTION DALAM PRATULIS. Andiopenta Purba FKIP Universitas Jambi PENTINGNYA TEKNIK INVENTION DALAM PRATULIS Andiopenta Purba FKIP Universitas Jambi ABSTRACT In the process of writing an essay there are three steps that must be prepared and implemented, the third stage

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angkaangka,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angkaangka, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Komunikasi Matematika Komunikasi dalam dunia pendidikan sangatlah penting karena dengan komunikasi dapat mengetahui kemampuan siswa dalam proses belajarnya. Menurut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Matematika Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan wajib untuk dilaksanakan oleh semua anak di Indonesia. Oleh sebab itu pemerintah mewajibkan setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu pengajaran bahasa Indonesia secara umum adalah agar siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa. Kebiasaan seseorang berpikir logis akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki hubungan yang sangat erat dalam kehidupan bermasyarakat karena bahasa merupakan alat komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif

Lebih terperinci

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan ISSN 2252-6676 Volume 4, No. 1, April 2016 http://www.jurnalpedagogika.org - email: jurnalpedagogika@yahoo.com KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan. Bahasa sebagai milik manusia menjadi salah satu cirri pembeda antara manusia dengan mahluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang memegang peranan penting dalam dinamika peradaban manusia. Dengan menulis orang dapat melakukan komunikasi, mengemukakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran matematika. Dengan pemahaman, siswa dapat lebih mengerti akan

TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran matematika. Dengan pemahaman, siswa dapat lebih mengerti akan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pemahaman Konsep Matematis Pemahaman konsep matematis merupakan salah satu tujuan penting dalam pembelajaran matematika. Dengan pemahaman, siswa dapat lebih mengerti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang urgen peranannya dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi antarmanusia. Selain

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) Tadjuddin * Abstrak: Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Aktivitas Belajar Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya di lingkungan itu" (Piaget dalam

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pembelajaran Kontrkstual berbantuan media poster, karangan dekripsi, Penelitian tindakan kelas.

Kata Kunci : Pembelajaran Kontrkstual berbantuan media poster, karangan dekripsi, Penelitian tindakan kelas. 1 PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA SISWA KELAS IVB SDN SUMBERSARI 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2014/2015 (The Application

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MODEL KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE KELAS III SD

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MODEL KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE KELAS III SD Peningkatan Keterampilan Menulis... (Nur Endah Pratiwi) 2.519 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MODEL KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE KELAS III SD IMPROVING THE WRITING ESSAY SKILLS

Lebih terperinci

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

Aas Asiah   Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD ISLAM AL-IKHLAS CIANJUR TAHUN AJARAN 2011/2012 Aas Asiah Email : aasasiah84@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berperan penting dalam dunia pendidikan, yaitu pada saat menyampaikan materi kepada peserta didik di sekolah khususnya saat penyampaikan materi bahasa

Lebih terperinci

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D. ARTIKEL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE (BERPIKIR, BERPASANGAN DAN BERBAGI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SORKAM BARAT TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

Pertama Diterima: 27 April 2017 Bukti Akhir Diterima: 06 Mei 2017

Pertama Diterima: 27 April 2017 Bukti Akhir Diterima: 06 Mei 2017 25 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DAN MEDIA VIDEO DAKWAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA KELAS X MA RIANA HASTITI 1),

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada bagian ini peneliti akan membahas beberapa kajian-kajian teori diantaranya ialah tentang hakikat matematika serta pembelajaran matematika dan tujuan pembelajaran

Lebih terperinci

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki.

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki. Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki Ida Nurhayati 1 1 SMPN 1 Besuki, Tulungagung Email: 1 idanurhayati@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangatlah berperan penting dalam kehidupan sehari-hari terlebih bagi dunia pendidikan. Bahasa merupakan sebuah jembatan bagi pemerolehan ilmu-ilmu pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi 7 BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Matematika Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi dalam mengaitkan simbol-simbol dan mengaplikasikan konsep matematika

Lebih terperinci

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN Oleh: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang e-mail:

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VIIIA MTS ZAINUL BAHAR MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VIIIA MTS ZAINUL BAHAR MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VIIIA MTS ZAINUL BAHAR MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) Arini Susana 27, Parto 28, Rusdhianti Wuryaningrum 29 Abstract

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Bahasa Indonesia Pengertian bahasa telah banyak didefinisikan oleh para ahli menurut pandangan mereka masing-masing. Sedangkan pengertian umum bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

Lebih terperinci

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK PENGARUH STRATEGI 3M (MENIRU-MENGOLAH-MENGEMBANGKAN) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Beatriz Lasmaria Harianja

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Kooperatif 1. Teori Belajar Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah yang lebih baik. Menurut Sardiman (1986: 22), secara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mind Map Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi untuk saling berinteraksi dalam kehidupan manusia baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Indonesia merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN

BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN 189 BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN Implementasi pendidikan multikultural di sekolah perlu diperjelas dan dipertegas. Bentuk nyata pembelajaran untuk

Lebih terperinci

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATERI BANGUN RUANG BALOK DI KELAS VIII-B SMP NEGERI 4 MAGETAN Rara Tria Ajengsari S1 Pendidikan Matematika, Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan aspek berbahasa yang tidak dapat dipisahkan dari aspek lain dalam proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan telah mendorong berbagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Membaca Menurut Dechant (melalui Zuchdi, 2008:21), membaca adalah proses pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca pada hakikatnya

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN KOTAK KATA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN KOTAK KATA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN KOTAK KATA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA Lutfah Aminah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia Surel: lutfahaminah@gmail.com

Lebih terperinci