BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan yang bermutu merupakan harapan setiap masyarakat suatu
|
|
- Hendri Herman Sasmita
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu merupakan harapan setiap masyarakat suatu negara. Pengalaman menunjukkan bahwa modal kehidupan dalam setiap perubahan zaman adalah pendidikan. Terdapat empat isu sentral yang menjadi masalah pendidikan, yaitu : relevansi pendidikan, pemerataan pendidikan, efektifitas pendidikan, dan mutu pendidikan. Salah satu masalah pendidikan tersebut, yaitu mutu pendidikan, melibatkan banyak pihak dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan tersebut, khususnya mutu pendidikan dasar. Salah satu aspek yang memiliki peranan dalam meningkatkan mutu pendidikan dasar, adalah kemampuan guru dengan segala latar belakang dan pengalaman. Tugas guru di dalam kelas meliputi dua hal pokok, yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan manajerial (Depdikbud, 1983:9). Lahirnya Undang Undang Sistim Pendidikan nasional Nomor 20 Tahun 2003 telah memberikan angin segar bagi usaha pembaruan dan peningkatan mutu pendidikan. Pendidikan merupakan kebutuhan penting bagi setiap manusia, negara, maupun pemerintah pada era reformasi ini. Karena penting, pendidikan harus selalu ditumbuhkembangkan secara sistematis oleh para pengambil kebijakan atau para pelaku pendidikan. 1
2 2 Semua pembaruan pendidikan yang menyangkut proses maupun hasil pengajaran harus mempertimbangkan guru dalam arti keikutsertaannya. Pembaruan hanya dirumuskan di tingkat Menteri, Dirjen, dan Direktur tanpa melihat realitas kemampuan guru akan menghadapi hambatan dalam implementasinya. Suyanto (2000) mengutip pendapat Michael G. Fullan Education change depends on what teachers do and think it s as simple and as complex as that. Keikutsertaan guru ini bukan dalam arti fisik atau kualitas, namun yang lebih penting ialah keikutsertaan secara mental yang didukung oleh kemampuan profesional. Oleh karena itu, guru perlu memiliki semacam a common mission pada setiap proses pembaharuan. Pembaharuan itu meliputi kurikulum, metode mengajar, media pembelajaran, administrasi pendidikan, strategi pembelajaran, dan sebagainya. Implikasi dari pembaharuan itu adalah bahwa ukuran keberhasilan proses belajar mengajar guru di kelas mengalami perubahan. Tuntutan keteriban kelas juga menjadi berubah. Selain itu, guru mengajar tanpa menyiapkan satuan pelajaran, tanpa media, tanpa variasi metode, bukanlah guru yang baik. Keadan kelas yang tenang tanpa aktivitas para siswa mengerjakan tugas atau melakukan kegiatan belajar demi tercapainya tujuan belajar, bukanlah kelas yang baik, dan perlu dihindari. Adanya perubahan tuntutan kondisi atau ketertiban kelas agar proses belajar lebih berkualitas, mendorong guru mengetahui cara mengelola (manajeman) kelas dalam proses pembelajaran. Setiap proses pembelajaran dengan metode, media, pendekatan tertentu menuntut suasana kerja tertentu pula.
3 3 Pembelajaran yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh pembaharuan kurikulum, fasilitas yang tersedia, kepribadian guru yang simpatik, pembelajaran yang penuh kesan, wawasan pengetahuan guru yang luas tentang semua bidang studi, melainkan juga penguasaan guru atas manajemen kelas (Maman Rachman, 1999:1-3). Tuntutan peningkatan kualitas hampir mewarnai semua sektor dan menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa diabaikan. Berbagai upaya inovasi untuk melahirkan peningkatan mutu tak henti-hentinya dilakukan. Tujuannya antara lain, agar hasil yang diperoleh lebih baik, lebih meningkat, lebih produktif dari keadaan sebelumnya. Dari semua perubahan-perubahan tersebut yang merupakan paradigma baru memberikan pengaruh terhadap tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dampaknya akan dirasakan oleh berbagai kalangan, baik pemerintah maupun non pemerintah, yaitu swasta dan masyarakat. Walaupun sifatnya masih dalam taraf sosialisasi, namun telah membuka cakrawala pemikiran-pemikiran serta gagasangagasan yang berharga dalam mempersiapkan terlaksananya Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional tersebut. Sebagaimana diungkapkan di atas, bahwa konteks pengembangan sumber daya manusia, pendidikan sebagai usaha sadar diarahkan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar dapat diwujudkan dalam bentuk kemampuan, keterampilan, sikap, dan kepribadian yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Tempat atau lembaga yang paling strategis untuk mengembangkan sumber daya manusia, adalah sekolah. Sekolah sebagai lembaga
4 4 pendidikan yang mengemban tugas untuk memberikan pendidikan dan pengajaran, agar para peserta didik dapat menjadi manusia sesuai dengan harapan, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, yang menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Menurut M. Entang dan Raka Joni (1998 : 54) mengemukakan bahwa tujuan yang dikehendaki dalam setiap kegiatan belajar mengajar, baik yang sifatnya instruksional maupun tujuan pengiring akan dapat dicapai secara optimal apabila dapat diciptakan dan dipertahankan kondisi yang menguntungkan bagi siswa. Dalam setiap proses belajar-mengajar kondisi ini harus direncanakan dan diusahakan oleh guru secara sengaja agar dapat dihindarkan kondisi yang merugikan (usaha pencegahan) dan mengembalikan kepada kondisi yang optimal apabila terjadi hal-hal yang merusak yang disebabkan oleh tingkah laku siswa di dalam kelas (usaha kuratif). Usaha guru dalam menciptakan kondisi yang diharapkan akan efektif apabila: Pertama, diketahui secara tepat faktor-faktor mana sajakah yang dapat menunjang terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam pembelajaran; Kedua, dikenal masalah-masalah apa sajakah yang diperkirakan dan biasanya timbul dan dapat merusak iklim belajar-mengajar; dan Ketiga, dikuasainya berbagai
5 5 pendekatan dalam pengelolaan kelas dan diketahui pula kapan dan untuk masalah mana suatu pendekatan digunakan. Dari konsep di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa manajemen kelas yang sehat pelu memperhatikan dalam: 1) menyusun rancangan dan prosedur manajemen kelas; 2) mengimplementasikan hasil rancangan tersebut; 3) menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen kelas; dan 4) merumuskan indikator keberhasilan manajemen kelas. Dalam konteks guru dalam melaksanakan tugasnya di kelas adalah mengajar, terikat pada rambu-rambu yang telah ditetapkan, mengenai apa yang mesti dilakukan guru di kelas jika mengajar merupakan suatu pekerjaan professional, maka harus memiliki pertimbangan professional (professional judgment) dalam melaksanakan tugasnya. Pertimbangan professional guru dalam melaksanakan tugasnya mengajar di kelas, minimal harus: 1) mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Komitmen tertinggi guru adalah berorientasi pada kepentingan siswanya, 2) menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkan serta cara mengajarnya. Bagi guru, hal ini merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, 3) guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar. Apabila kedua konsep tersebut di atas, diterapkan dalam konteks pembelajaran, maka guru harus mempunyai kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan serta motivasi dalam rangka mencapai
6 6 produktifitas pengajaran yang dalam proses pelaksanaannya melalui perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan profesional para guru SD dalam meningkatkan mutu proses dan hasil belajar serta kinerja guru dengan melalui wadah sistem pembinaan, yaitu Gugus Sekolah Dasar. Pedoman pengelolaan gugus sekolah dibentuk berdasarkan SK Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan kebudayaan Nomor: 079/C/Kep/I/93. Gugus Sekolah di SD merupakan suatu wadah pembinaan profesional tenaga kependidikan khususnya guru. Dalam kenyataannya secara empirik di lapangan berdasarkan hasil wawancara, observasi serta pengamatan pada gugus sekolah di SD perilaku guru di kelas, yaitu: 1) yang berkaitan dengan pelaksanaan manajemen kelas, yang meliputi: a) kurang mengenal masalah pengajaran dan masalah pengelolaan kelas sehingga dalam penanggulangannya pun tidak tepat; b) kurang tepat memilih pendekatan pengelolaan kelas yang digunakan; c) kurang memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen kelas, baik secara intern maupun eksteran; dan d) kurang memahami terhadap indikator keberhasilan penerapan manajemen kelas. Dari kenyataan di atas, maka dapat dipastikan tidak tercapai kondisi manajemen yang sehat. Usaha profesionalisasi melalui dialog dan kolaborasi antara guru mempunyai pengaruh yang positif terhadap hubungan antara sesama guru dan antara para guru dengan kepala sekolah, tetapi perubahan itu tidak
7 7 banyak mengubah apa yang terjadi di kelas dalam hubungan guru dan siswa. Padahal di kelas terjadi seluruh interaksi pembelajaran yaitu; guru dengan segala kemampuannya, murid dengan segala latar belakangnya, kurikulum dengan komponen metode dan media, yang keseluruhannya berinteraksi secara simultan. Untuk itu, kegiatan kelas harus dimanajemeni; 2) kelemahan-kelemahan yang ditemukan di lapangan yang berkaitan dengan kinerja guru dalam mengajar, meliputi: a) perencanaan pengajaran; guru mengajar di kelas seolah-olah tanpa membuat persiapan yang matang hanya merupakan pekerjaan rutinitas di kelas; b) pelaksanaan pembelajaran; keterampilan mengajar tidak tampak dipraktekkan dalam penyampaian bahan ajar; c) evaluasi; penerapan penilaian proses maupun hasil belajar siswa seolah-olah tidak nampak. Di lihat dari profesi guru di kelas adalah mengajar, sedangkan penampilan kerja guru (performance) melalui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi mengajar, seolah-olah guru tidak memiliki kemampuan yang memadai dalam melaksanakan tugasnya atau kurang memiliki pengetahuan tentang keterampilan mengajar di kelas sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, dan guru tidak memiliki motivasi untuk mengajar, serta guru tidak memiliki tanggung jawab sosial atas hasil pekerjaanya. Berdasarkan kenyataan di atas, bahwa guru kurang dapat menunjukkan kinerja sebagaimana mestinya sehingga prestasi kerja guru dalam mengajar di kelaspun kurang memadai. Dengan kinerja mengajar yang kurang memadai dalam proses pembelajaran yang akan mengakibatkan kurang efektifitasnya belajar.
8 8 3) Dalam hal perilaku murid, di antaranya: a) kurang berpartisipasinya dalam belajar; b) kurang memiliki motivasi atau kegairahan belajar; c) kurang adanya kerjasama kelompok dalam belajar. Dari perilaku murid tersebut menunjukkan bahwa dorongan kebutuhan mencapai prestasi belajar dalam diri siswa sendiri sangat lemah. Hal tersebut di atas dikhawatirkan bila dalam kegiatan belajar mengajar tidak ditunjang dengan terciptanya suasana belar yang kondusif dan kinerja guru yang tidak memadai akan mengakibatkan proses belajar mengajar tidak efektif dan hasil belajar tidak sesuai dengan yang diharapkan. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut diperlukan strategi manajemen kelas dan kinerja guru yang sehat dalam melakukan interaksi dengan siswa yang dapat memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar siswa yang optimal dan dimplementasikan secara lebih profesional. Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan guru dalam manajemen kelas dan kinerja guru dalam mengajar yang memadai dalam kegiatan belajar mengajar akan memberikan dampak besaran kontribusi yang positif terhadap prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti mengajukan permasalahan yang akan diteliti dengan judul Kontribusi Manajemen Kelas dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar. 2. Identifikasi Masalah Berdasarkan permasalahan yang dikemukanan dalam latar belakang penelitian dan hasil pengamatan awal di lokasi penelitian, peneliti mendapatkan fenomena-fenomena yang mengindikasikan bahwa prestasi belajar siswa SD
9 9 Negeri di Kecamatan Sumedang Selatan sangat dipengaruhi oleh proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh instrumen input, di antaranya kurikulum (SAP), bahan (sumber belajar), guru, sarana dan prasarana, metode (strategi mengajar), dan manajemen pembelajaran atau manajemen kelas. Faktor yang lain mempengaruhi prestasi belajar, yaitu raw input (siswa) dengan segala karakteristiknya, meliputi tingkat kecerdasaran, bakat khusus, motivasi belajar, minat, sikap, dll. Sedangkan pengaruh dari factor environmental input, di antaranya lingkungan social, fisik, kultur, iklim dalam lingkungan sekolah. Berdasarkan indikator proses belajar mengajar yang mempengaruhi terhadap prestrasi belajar, menurut dugaan peneliti antara lain disebabkan oleh belum diperhatikannya beberapa hal penting yang berpengaruh terhadap prestasi belajar, yaitu: manajemen kelas dan kinerja guru dalam mengajar sebagai tugas seorang prefosional pendidikan sehingga berdampak terhadap prestasi yang relatif masih rendah. Berdasarkan pengamatan di lapangan masalah tersebut maka dapat diidentifikasi masalah yang muncul berkaitan dengan masalah di kelas, masalah kinerja guru, masalah efektivitas mengajar, dan masalah prestasi belajar siswa. Identifikasi secara secara rinci sebagai berikut. a. Guru kurang pemahaman terhadap masalah pengelolaan dan pengajaran. b. Guru kurang memahami pendekatan dalam manajemen kelas. c. Guru kurang terampil dalam memilih pendekatan untuk memecahkan masalah manajemen kelas.
10 10 d. Guru kurang memahami faktor-faktor yang mempengaruhi, baik faktor intern maupun ekstern. e. Guru kurang memiliki inovasi dalam melakukan pembelajaran. Artinya guru sebagian besar masih konvensional atau driil. f. Guru kurang memiliki motivasi untuk menggali wawasan yang dapat memberikan kontribusi untuk menjalankan tugasnya, terutama yang berkaitan dengan pembelajaran. g. Peranan guru dalam pembelajaran masih dominan, kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi belajar. h. Kurangnya upaya dari guru dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif. i. Guru kurang terampil dalam menilai efektifitas mengajar j. Guru kurang berupaya mengembangkan materi maupun cara mengajar. k. Tingkat partisipasi siswa dalam pembelajaran relatif rendah. l. Kurangnya inisiatif dari siswa dalam melakukan brainstorming saat pembelajaran berlangsung, dan terkesan siswa menunggu perintah dari guru. m. Secara umum hasil belajar siswa relatif rendah. n. Kurang kerjasama antar siswa. Dari gambaran di atas yang menjadi pokok kajian dalam penelitian ini dilihat dari keterpaduan antara fungsi dan bidang garapan manajemen pendidikan tingkat mikro merupakan pelaksanaan atau implementasi dari Proses Belajar Mengajar di kelas, yang didalamnya ada keterlibatan guru sebagai salah satu aspek dari instrumental input. Keikutsertaan guru sedikitnya dapat mempengaruhi
11 11 terhadap hasil yang diharapkan. Penampilan kerja guru di kelas meliputi mengajar dan manajerial, dengan demikian yang menjadi issu sentral dalam penelitian ini, yaitu seberapa besar kontribusi manajemen kelas dan kinerja mengajar guru terhadap prestasi belajar yang dicapai siswa SD untuk memiliki kemampuan dasar. Adapun variabel penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen, yaitu variabel independen terdiri 2 variable yang menurut peneliti sangat erat dengan penelitian ini, yaitu: (a) manajemen kelas, (b) kinerja mengajar guru. Untuk selanjutnya terhadap variabel ini peneliti memberi tanda atau notasi sebagai berikut : X 1 untuk manajemen kelas, X 2 untuk kinerja mengajar guru. Sedangkan variabel dependen, yaitu prestasi belajar. Dari ketiga variabel tersebut terdapat beberapa indikator yang turut mendukung: 1) variabel manajemen kelas; 2) kinerja mengajar guru; dan 3) variabel prestasi belajar, di antaranya indicator untuk variable manajemen kelas, yaitu a) guru kurang memahami dan membedakan mana masalah manajemen kelas dan mana masalah pengajaran, b) guru kurang terampil menggunakan dan memilih strategi pendekatan yang tepat, c) kurang memperhatikan factor-faktor yang mempengaruhi manajemen kelas. Indikator yang terdapat dalam variable kinerja mengajar, di antaranya: a) pengetahuan, b) keterampilan, c) sikap dan motivasi. Indikator yang mempengaruhi prestasi belajar sangat ditentukan oleh kemampuan, lingkungan, dan intelegensi, terutama ditentukan oleh factor internal siswa sendiri, yaitu hasrat untuk berprestasi. Dari potret keadaan objektif pada gugus sekolah di SD mendorong untuk mengadakan penelitian melalui kajian tentang Bagaimana Kontribusi
12 12 Kemampuan Manajemen Kelas dan Kinerja Mengajar Guru SD Negeri terhadap Pretasi Belajar Siswa (Studi terhadap guru SD di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang tahun 2004). Dengan pokok kajian, sebagai berikut: a. Pemahaman guru dalam membuat rancangan dan prosedur manajemen kelas. b. Pemahaman guru dalam melaksanakan perencanaan manajemen kelas. c. Pemahaman guru dalam menentukan indikator keberhasilan manajemen kelas. d. Pemahaman guru dalam melakukan analisis faktor-faktor intern dan ekstern yang mempengaruhi dalam pelaksanaan manajemen kelas. e. Pemahaman guru dalam melaksanakan pembelajaran, yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan melakukan evaluasi. f. Guru kurang berupaya untuk meningkatkan kemampuan dasar siswa, yang saat ini prestasinya masih tergolong rendah. g. Kontribusi manajemen kelas dan kinerja guru terhadap pretasi belajar siswa SD. 3. Pembatasan dan Perumusan Masalah a. Pembatasan Masalah Berdasarkan permasalahan yang diajukan masalah yang akan dikaji dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: 1). Bagaimana gambaran guru dalam melaksanakan manajemen kelas di SD Negeri Se-Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang Tahun 2004? 2). Baimana gambaran kinerja mengajar guru SD Negeri di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang Tahun 2004?
13 13 3). Baimana gambaran prestasi belajar siswa SD Negeri di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang Tahun 2004? 4). Bagaimana kontribusi kemampuan guru dalam manajemen kelas terhadap prestasi belajar siswa SD Negeri di Kecamatan Sumedang Selatan Tahun 2004? 5). Bagaimana kontribusi kinerja guru dalam mengajar terhadap prestasi belajar siswa SD Negeri di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang Tahun 2004? 6). Bagaimana kontribusi kemampuan guru dalam manajemen kelas dan kinerja mengajar guru SD negeri terhadap prestasi belajar siswa di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang Tahun 2004? b. Perumusan Masalah Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti berasumsi bahwa guru-guru yang ada di wikayah Kecamatan Sumedang Selatan belum maksimal memahami manajemen kelas dan pengelolaan pembelajaran yang diharapkan agar memberikan kontribusi terhadap hasil belajar yang dicapai siswa sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu: Berapa besaran kontribusi kemampuan manajemen kelas dan kinerja guru dalam mengajar terhadap prestasi belajar siswa SD Negeri di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang pada tahun ajaran 2004/2005? Rumusan masalah dalam penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut: 1). Berapa besaran kontribusi manajemen kelas terhadap prestasi belajar?
14 14 2). Berapa besaran kontribusi kinerja mengajar guru terhadap prestasi belajar? 3). Berapa besaran kontribusi manajemen kelas dan kinerja mengajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar? Untuk lebih memperjelas persepsi tentang studi kontribusi antara Manajeman Kelas dan Kinerja Mengajar terhadap Prestasi Belajar Siswa, di atas dapat dilihat pada gambar paradigma penelitian, di bawah ini: Gambar 1 Paradigma Penelitian Fenomena Masalah Pendidikan 4 (Empat) Isu Sentral Relevansi Pendidikan Pemerataan Pendidikan Efektivitas Pendidikan Mutu Pendidikan Keterlibatan Multi Sektor Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan (Proses & Hasil) Perlu dipertimbangkan keikut sertaan guru di kelas Mutu Pendidikan Dasar Manajemen Kelas Kinerja Mengajar Bagaimana Kontribusi Kemampuan Manajemen Kelas Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa DAMPAK Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kurang Optima
15 15 B. Tujuan 1. Tujuan Penulisan a. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini memiliki tujuan, yaitu untuk memperoleh gambaran besaran kontribusi kemampuan manajemen kelas dan kinerja guru dalam mengajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa SD Negeri di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang Tahun b. Tujuan Khusus Adapun secara khusus tujuan penelitian, yaitu: 1) Mengetahui kemampuan guru dalam melaksanakan manajemen kelas di SD Negeri se-kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang Tahun ) Mengetahui kinerja guru SD Negeri dalam mengajar di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang Tahun ) Mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa SD Negeri di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang Tahun ) Menganalisa besaran kontribusi kemampuan guru dalam manajemen kelas terhadap prestasi belajar siswa SD di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang Tahun ) Menganalisa besaran kinerja guru dalam mengajar terhadap prestasi belajar siswa SD di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang Tahun ) Menganalisa besaran kontribusi kemampuan manajemen kelas dan kinerja mengajar guru terhadap pretasi belajar siswa SD Negeri di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang Tahun 2004.
16 16 C. Manfaat dan kegunaan penelitian Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat, terutama bagi kepentingan: 1. Praktis a. Bagi guru SD di Kecamatan Sumedang Selatan dapat meningkatkan kemampuan menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang dikehendaki atau kondisi ideal dalam pelaksanaan manajemen kelas. b. Bagi guru dapat meningkatkan kinerja dalam mengajar yang berimplikasi kepada prestasi belajar siswa SD Negeri di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. 2. Teori Memberikan kontribusi wawasan tentang manajemen kelas dan kinerja mengajar guru bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan, serta menumbuh-kembangkan teori-teori yang sudah ada dalam pelaksanaan manajemen kelas dan kinerja guru dalam mengajar. Adapun kegunaan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai langkah awal dan perlu untuk ditindalanjuti sebagai upaya untuk meningkatkan serta memperbaiki kualitas proses belajar mengajar yang selama ini sering dilakukan guru. D. Asumsi Dalam penelitian ini yang dijadikan asumsi adalah: 1. Kemampuan guru menciptakan dan memertahankan kondisi ideal dalam pelaksanaan manajemen kelas akan memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar siswa.
17 17 Hal ini ditunjang oleh pendapat Maman Rachman (1998/1999:114) yang menyatakan bahwa tugas manajemen kelas adalah menyiapkan kondisi kelas dan sekolah agar tercipta kenyamanan dan suasana belajar yang efektif. 2. Kinerja guru dalam mengajar semakin meningkat akan memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar siswa. Asumsi ini didukung oleh pernyataan M. Entang dan T. Raka Joni (1983) kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan peserta didik mencapai tujuan-tujuan pelajaran. Kegiatan mengajar antara lain seperti menelaah kebutuhan peserta didik, menyusun rencana pelajaran, menyajikan bahan, mengajukan pertanyaan, menilai kemajuan siswa. 3. Kemampuan guru menciptakan dan memertahankan kondisi ideal dalam manajemen kelas dan kinerja mengajar guru yang tinggi akan memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar siswa. Mengutip salah satu pendapat yang dikemukakan oleh Engkoswara (1999:27) bahwa kriteria keberhasilan suatu penataan pendidikan, ialah produktivitas pendidikan. Produktivitas pendidikan dapat dilihat atau diukur dari efektifitas (kemangkusan) dan efisiensi (kesangkilan) pendidikan. E. Hipotesis Penelitian Dari pembatasan masalah yang perlu dibuktikan melalui perhitungan statistik, diambil tiga pertanyaan yang berkaitan dengan judul penelitian, sehingga bunyi hipotesis yang yang akan diuji dan perlu dibuktikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
18 18 1. Kemampuan guru dalam melaksanakan manajemen kelas memberikan kontribusi yang positif terhadap prestasi belajar siswa SD Negeri di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang Tahun Kinerja guru dalam mengajar memberikan kontribusi yang positif terhadap prestasi belajar siswa SD Negeri di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang Tahun Kemampuan manajemen kelas dan kinerja mengajar guru memberikan kontribusi yang positif terhadap prestasi belajar siswa SD Negeri di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang Tahun Sedangkan tiga pertanyaan pertama dalam pembatasan masalah yang menggambaran pernyataan responden dari masing-masing variable tidak dilakukan pengujian secara statistik korelasional. Alasannya karena hanya untuk mengetahui gambaran pernyataan responden berdasarkan frekuensi pernyataan, untuk dapat mengetahui gambaran kualitas variable. Data tersebut merupakan sebagai data base untuk perhitungan dan pembuktian tidak atau adanya tingkatan kontribusi dari masing-masing variable independen terhadap variable dependen, dan kemudian dapat diketahui besaran kontribusinya. F. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari obyek yang diteliti dalam keadaan sekarang dan selanjutnya dapat dicari alternatif pemecahannya. Dengan metoda ini diharapkan dapat memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian, yaitu dapat mendeskripsikan data
19 19 manajemen kelas, kinerja mengajar guru, dan prestasi belajar siswa SD di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang Tahun Data-data yang berhasil dikumpulkan dan dideskripsikan kemudian ditindaklanjuti dengan menggunakan analisa korelasional, maksudnya analisa tersebut untuk mendeskripsikan besaran kontribusi dari variabel manajemen kelas terhadap prestasi belajar; mendeskripsikan besaran kontribusi kinerja mengajar guru terhadap prestasi belajar; dan mendeskripsikan besaran kontribusi manajemen kelas dan kinerja guru terhadap prestasi belajar. Oleh karena itu, substansi dari penelitian ini, yaitu mencoba memberikan gambaran logis dari data yang diperoleh dari responden tentang besaran kontribusi dari masing-masing variabel indenpenden terhadap variabel dependen dengan analisa pembuktian atau pengujian dengan menggunakan statistik korelasional. G. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu untuk dijelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini secara operasional, yaitu sebagai berikut: Pertama, Kontribusi, maksudnya yaitu sumbangan yang diberikan dari suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang melalui suatu kegiatan yang terencana terhadap sesuatu yang diharapkan dari hasil karyanya, dalam hal ini, tindakan guru dalam melakukan suatu kegiatan manajemen kelas dan kenerja guru dalam mengajar berdasarkan kemampuan yang dimilikinya secara terencana
20 20 terhadap hasil yang diharapkan, yaitu memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar siswa. Kedua, Manajemen Kelas, merupakan upaya sadar guru (dimensi kuratif maupuan prifentif) untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang kondusif dalam pembelajaran sehingga tujuan yang akan dikehendaki dalam setiap kegaiatan belajar mengajar dapat dicapai secara optimal dengan melalui langkah-langkah; merumuskan kondisi ideal, menganalisis kondisi aktual dan merumuskan masalah, memilih strategi pendekatan yang tepat serta menilai efektivitas pengelolaannya. Ketiga, Kinerja Mengajar Guru, yang dimaksud dengan kinerja mengajar guru, yaitu merupakan penampilan kerja atau prestasi kerja (performance) mengajar guru di kelas sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, keterampilan, sikap dan motivasi dalam pengelolaan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya melalui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Keempat, Prestasi belajar, merupakan segala perilaku yang dimiliki siswa sebagai akibat dari proses belajar yang ditempuhnya, meliputi semua akibat dari proses belajar yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah yang bersifat kognitif, afektif, maupun psikomotor yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Yang dimaksud prestasi belajar dalam penelitian ini, yaitu suatu hasil yang dicapai siswa secara kumulatif dari berbagai bidang studi yang ditempuhnya. Yang digunakan dalam penelitian ini adalah angka-angka setelah semua nilai tes digabungkan selama catur wulan dua. Sedangkan yang dimaksud dengan prestasi
21 21 belajar yang digunakan sebagai bahan analisa, yaitu nilai rata-rata kelas dari raport tahun Dari definisi operasional di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kontribusi kemampuan manajemen kelas dan kinerja mengajar guru terhadap prestasi belajar, yaitu besaran kontribusi yang ditimbulkan oleh kemampuan penerapan manajemen kelas dan kinerja mengajar guru SD secara profesional yang memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar siswa SD di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang Tahun 2004.
BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan peran dan tugasnya, ini berarti kinerja guru merupakan faktor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan sesunguhnya akan terjadi apabila ada interaksi antara tenaga pendidik dengan peserta didik. Guru sebagai tenaga pendidik merupakan pemimpin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Gema Insani, 2006), h. 1 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara, maupun pemerintah pada era reformasi ini (Suyanto, 2003:17).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan penting bagi setiap manusia, negara, maupun pemerintah pada era reformasi ini (Suyanto, 2003:17). Karena penting, pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan, pemerataan kesempatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu Negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Karena pendidkan merupakan saran yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancang untuk menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kompetensi kognitif,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik melalui proses pembelajaran sehingga diharapkan
Lebih terperinciASRI MAYASARI A
PENGARUH PENGELOLAAN KELAS SERTA PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR IPS EKONOMI TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula
BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Penelitian Telah kita ketahui bersama bahwasannya pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam semua aspek kehidupan, karena dengan pendidikan semua orang bisa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilakukan di Negara Indonesia dilakukan secara menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik. Oleh karena itu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang diharapkan, harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap bangsa. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang diharapkan, harus
Lebih terperinciPENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI SMA NEGERI I TERAS BOYOLALI TAHUN 2009/2010 SKRIPSI
PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI SMA NEGERI I TERAS BOYOLALI TAHUN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipisah antara unsur yang satu dengan yang lainnya dan juga tidak bisa dipisahkan dengan sistem-sistem kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:
PENGARUH INTENSITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi
Lebih terperinciUPAYA MAHASISWA, DOSEN DAN PIHAK UNIVERSITAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA YANG IDEAL. Oleh : Annisa Ratna Sari, S. Pd
UPAYA MAHASISWA, DOSEN DAN PIHAK UNIVERSITAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA YANG IDEAL Oleh : Annisa Ratna Sari, S. Pd PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengetengahkan tanggung jawab sebagai pendidik. Dimana pendidik adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wadah untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Kebutuhan akan pendidikan yang baik yang mampu meningkatkan kualitas bangsa semakin
Lebih terperinciNo.2 Tahun 1989 yang kemudian disusul oleh beberapa Peraturan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan satuan pendidikan yang menyelenggarakan proses belajar mengajar sebagaimana dinyatakan dalam UUSPN No. 2/1989 pasal 9 ayat 1. Selanjutnya dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan.peningkatan kualitas pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tantangan pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD) dimasa depan disadari akan semakin berat. Hal ini merupakan konsekuensi kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan.
Lebih terperinciJudul BAB I PENDAHULUAN
1 Nama Judul : Ita Wulan Septina : Hubungan antara kepribadian dan lingkungan pergaulan dengan prestasi belajar siswa kelas II program Keahlian Pemesinan SMK Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2006/2007
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan tersebut bukan hanya dalam menghadapi dampak tranformasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ai Mintarsih, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam mewujudkan suatu negara yang maju, maka dari itu orang-orang yang ada di dalamnya baik pemerintah itu sendiri atau masyarakatnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Di era globalisasi saat ini menuntut setiap manusia agar dapat bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, berbagai masalah dan tantangan dalam segala aspek
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah unsur penting dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi, Untuk melindungi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusianya. Untuk mewujudkan sumber daya yang berkualitas maka diperlukan suatu tujuan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai fungsi ganda yaitu untuk pengembangan individu secara optimal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kedua fungsi ini saling menunjang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak dari buaian hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan, karena pendidikan memegang peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Keberhasilan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan Negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Kabupaten Bandung yang merupakan bagian integral dari sistem
1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pembangunan Pendidikan Nasional secara umum bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang maju, mandiri dan modern. Peningkatan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD Negeri Wirosari sekolah yang unggul, kreatif, inovatif, kompetitif dan religius. Sedangkan misinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam kehidupan manusia dan tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Selain itu, pendidikan dapat menunjang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses upaya yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari keadaan tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan national bertujuan untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Merujuk dari tujuan Sisdiknas tersebut maka tujuan pendidikan sekolah dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak dari buaian hingga liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan, karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan manusia seutuhnya bertujuan agar individu dapat mengekspresikan dan mengaktualisasi diri dengan mengembangkan secara optimal dimensi-dimensi kepribadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modern, makmur dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yang memiliki sistem dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah perkembangan dan pembangunan bangsa-bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan dan pengajaran di Indonesia telah mengalami perubahan yang cukup pesat. Hal tersebut disebabkan adanya perubahan tatanan kehidupan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diupayakan untuk tanggap terhadap perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 dalam Hari (2003:30) menyebutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkurang apalagi tuntas, hal ini dikarenakan perkembangan ilmu pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tantangan terhadap dunia pendidikan dari masa ke masa tidak pernah berkurang apalagi tuntas, hal ini dikarenakan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan Pendidikan Nasional berfungsi sebagai upaya sistemik untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia
Lebih terperinciTujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) menyatakan bahwa Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kehidupan masa mendatang cenderung semakin kompleks dan penuh tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap insan yang kompeten
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan. memiliki pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan, rohani,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan mengembangkan kehidupan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah usaha yang tidak terlepas dari kehidupan manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya dengan kebutuhan lainnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 ditujukan pada peningkatan kecerdasan
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi
KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA DITINJAU DARI MEDIA PEMBELAJARAN DAN INTENSITAS BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH PROGDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FKIP UMS TAHUN AJARAN 2009/2010
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan dan kualitas sumber daya manusia, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera globalisasi, memerlukan pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara dan penyiapan tenaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu pembentukan dan pengembangan kepribadian manusia secara menyeluruh, yakni pembentukan dan pengembangan potensi ilmiah
Lebih terperincimasalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif, sistem penyelenggaraan proses pendidikan (pembelajaran dan
BAB VI KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Bab IV ini mempakan deskripsi temuan penelitian yang mencakup masalah penelitian yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah, sistem pelayanan administratif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menghidupkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Politeknik TEDC didirikan pada tahun 2002 berdasarkan ijin. penyelenggaraan dari DIKTI No. 73/D/O/2002. Politeknik TEDC merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Politeknik TEDC didirikan pada tahun 2002 berdasarkan ijin penyelenggaraan dari DIKTI No. 7/D/O/2002. Politeknik TEDC merupakan lembaga pendidikan tinggi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkompetensi di era global. Upaya yang tepat untuk meningkatkan sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki abad ke 21 sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang amat kompleks dalam menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu berkompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya manusia merupakan aspek dan hasil budaya terbaik yang mampu disediakan setiap generasi manusia untuk kepentingan generasi muda agar
Lebih terperinci2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang dan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapanpun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercapainya tujuan pembangunan nasional dibidang pendidikan yaitu. atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam membangun manusia seutuhnya, pembangunan dibidang pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia karena keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan pembangunan disegala bidang. Hingga kini pendidikan masih diyakini sebagai wadah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup
1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pertama akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, asumsi penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam bidang teknologi informasi telah memberikan dampak terhadap percepatan perubahan yang terjadi di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya maka, sangat dibutuhkan peran pendidik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tumpuan harapan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia serta merupakan sebuah proses pengembangan potensi anak bangsa. Melalui pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Suatu pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak muliah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional Indonesia bertujuan untuk mengembangkan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelembagaan maupun tujuan pembelajaran. Belajar diartikan sebagai proses. perubahan tingkah laku dari individu dari lingkungannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan baik tujuan kelembagaan maupun tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai faktor penentu tercapainya tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan di berbagai bidang kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan, tidak hanya bagi perkembangan dan perwujudan diri individu tetapi juga bagi pembangunan suatu bangsa dan negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pribadi yang taat terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, arif, dan dapat bergaul
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu cara manusia memproses dirinya untuk menjadi pribadi yang taat terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, arif, dan dapat bergaul dengan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah khususnya melalui Departemen Pendidikan Nasional terus menerus berupaya melakukan berbagai perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis data seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, terkait dengan persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai salah satu pilar pengembangan sumber daya manusia, memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Pendidikan dimaksudkan untuk menyiapkan anak-anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia agar tidak sampai tertinggal dengan bangsa lain. Menurut
Lebih terperinciSesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam usahanya meningkatkan kualitas dan martabat hidupnya, ia akan selalu berusaha meningkatkan kemampuan dirinya. Usaha terpenting yang dilakukan adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Adanya pemberian pendidikan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan akademis dan psikologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pelbagai faktor, dan salah satu yang paling menentukan ialah pendidikan. Kualitas pendidikan sangat berpengaruh terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam
Lebih terperincibaik dari segi proses maupun hasilnya. Apalagi, dewasa ini Indonesia berada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembangunan nasional, pendidikan pada dasarnya merupakan proses pencerdasan kehidupan bangsa dan pengembangan manusia seutuhnya menjadi dan memiliki posisi sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara umum, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif dapat mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang giat-giatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang giat-giatnya membangun. Salah satu sektor penting dalam pembangunan adalah sektor pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam upaya mewujudkan tujuan nasional.
Lebih terperinci