BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) memegang peranan yang besar dalam
|
|
- Yuliani Kusuma
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) memegang peranan yang besar dalam perekonomian Indonesia. Berdasarkan Badan Pusat Statistik dalam kurun waktu tahun , jumlah perusahaan yang dikategorikan UKM mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha di Indonesia, dan berkontribusi sekitar 96% atas penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Pada tahun 2005, peran UKM terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 53,54%, selebihnya sebesar 46.46% adalah kontribusi dari perusahaan besar. Pada tahun 2006, sebanyak 96,15% penyerapan tenaga kerja dihasilkan oleh UKM, atau sebesar tenaga kerja, dimana meningkat sebanyak 2.62% dari tahun Besar kontribusi yang disumbangkan oleh UKM baik terhadap PDB maupun terhadap penyerapan tenaga kerja semakin meningkat dari tahun ke tahun. Di tahun 2010, peran UKM terhadap penciptaan PDB naik menjadi 57,12%, dan meningkat lagi hampir sebesar 1% di tahun Jumlah tenaga kerja yang mampu diserap sektor UKM pada tahun 2011 sebesar lebih dari seratus juta tenaga kerja atau 97,24% dari total penyerapan tenaga kerja yang ada. Jumlah ini meningkat sebesar 0,02% dari tahun sebelumnya. Secara umum, UKM dapat dibagi berdasarkan tipe bisnis, yaitu bisnis keluarga dan bisnis non-keluarga (Gabrielsson dan Huse, 2005). Pada dasarnya, bisnis keluarga tidaklah berbeda jauh dengan bisnis pada umumnya, dimana dijalankan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham atau untuk 1
2 memaksimalkan keuntungan yang didapatkan. Namun secara definisi dan karakteristik, terdapat perbedaan antara bisnis keluarga dan bisnis non-keluarga (Soedibyo, 2012). Bisnis keluarga memiliki berbagai macam definisi, dibedakan berdasarkan keinginan keterlibatan anggota keluarga, berdasarkan kepemilikan dan/atau manajemen, atau berdasarkan kepemilikan saham oleh anggota keluarga yang terlibat (Dhewanto et al., 2012). Namun secara umum, bisnis keluarga merupakan suatu perusahaan dimana kepemilikan dikuasai/dimiliki secara penuh oleh seorang atau lebih anggota keluarga (Corbetta dan Tomaselli, 1996; Cowling dan Westhead, 1996; Gersick et al., 1997; dalam Gabrielsson dan Huse, 2005). Sementara, kepemilikan bisnis non-keluarga dimiliki oleh dua orang atau lebih, dimana antara mereka tidak terdapat hubungan kekerabatan. Bisnis non-keluarga juga dapat terbentuk dari penanaman modal oleh investor profesional agar dapat menghasilkan economic return yang signifikan (Fried dan Hisrich, 1995; Manigart dan Sapienza, 2000; dalam Gabrielsson dan Huse, 2005). Selain berdasarkan definisi, perbedaan bisnis keluarga dengan bisnis nonkeluarga juga dapat dilihat dari karakteristik masing-masing. Sistem pengawasan internal yang digunakan, strategi perusahaan, dan juga keterlibatan anggota keluarga dalam pengambilan keputusan merupakan beberapa karakteristik pembeda antara dua tipe bisnis tersebut (Dhewanto et al., 2012). Selain itu, karakteristik yang berbeda adalah bahwa bisnis keluarga lebih dipusatkan pada keinginan untuk melidungi anggota keluarga (Soedibyo, 2012). 2
3 Secara karakteristik kedua tipe bisnis ini memang berbeda, namun ketika mereka dihadapkan dengan situasi pasar yang dinamis dan kompleks, masingmasing harus dapat menunjukkan daya saing dalam ketatnya kompetisi pasar. Sayangnya, tidak sedikit UKM yang menghadapi hambatan-hambatan untuk bertahan dan mengembangkan bisnis mereka. Keterbatasan informasi, keterbatasan akses untuk mendapatkan sumber daya (modal, teknologi, dan juga manusia), serta kurangnya tata kelola perusahaan yang baik dalam menjalankan bisnis tersebut merupakan beberapa hambatan yang dihadapi UKM (Mead dan Liedholm, 1998; Swierczek dan Ha, 2003; Indarti dan Langenberg, 2004; dalam Indarti et al., 2013). Sebagian besar UKM lalu lebih memfokuskan diri untuk memperkuat akses dalam mendapatkan sumber daya tersebut sehingga dapat bertahan dalam kompetisi. Sementara faktor tata kelola perusahaan kurang terlalu diperhatikan penerapannya oleh sebagian besar UKM. Padahal, secara tidak disadari tata kelola perusahaan memegang peranan yang penting dalam menentukan kualitas bisnis (Indarti et al., 2013). Dengan mengadopsi pelaksanaan tata kelola yang baik dapat memberikan keuntungan lebih bagi UKM. Dengan menjalankan tata kelola yang baik, manajemen bisnis tersebut akan dapat menjadi lebih tertata (Abor dan Adjasi, 2007). Bisnis tersebut berkesempatan untuk mencapai tujuan tertinggi dan terbaik dari bisnisnya seperti memaksimalkan keuntungan, memperbaiki strategi, menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan kemampuan pegawai, dan melayani seluruh pemegang saham termasuk pemilik modal, pegawai, konsumen, pemasok, dan komunitas (Aronoff 3
4 dan Ward, 2011 dalam Dhewanto et al., 2012). Dari segi pendanaan, bisnis tersebut juga akan menjadi lebih bankable (Abor dan Adjasi, 2007). Permasalahan mendasar dalam tata kelola perusahaan adalah pemisahan antara kepemilikan dan kontrol perusahaan (Berle dan Means, 1932 dalam Indarti et al., 2013). Secara umum, pada perusahaan besar, pemegang saham terpisah dari manajemen perusahaan. Kondisi ini memungkinkan terjadinya masalah keagenan (agency problem), dimana terjadi perbedaan kepentingan antara beberapa pihak dalam perusahaan, khususnya antara pemegang saham dengan manajemen. Oleh karena itulah penerapan tata kelola banyak dilakukan di perusahaan-perusahaan besar, untuk dapat mengatasi masalah keagenan tersebut (Abor dan Adjasi, 2007). Sementara itu, sebagian besar bisnis kecil menengah merupakan bisnis dimana pemilik juga merangkap sebagai pihak manajemen (Hart, 1995). Kontrol bisnis akan secara otomatis ada di tangan pemegang saham dan masalah keagenan tidak timbul dalam kondisi bisnis seperti ini. Hal ini yang menjadi alasan mengapa banyak bisnis kecil dan menengah tidak menerapkan tata kelola perusahaan (Lane et al., 2006). Padahal, di Indonesia, lebih dari 90% jumlah unit usaha adalah bentuk usaha kecil dan menengah, dimana usaha-usaha tersebut berkontribusi pada lebih dari 95% penyerapan tenaga kerja di Indonesia (Biro Pusat Statistik, 2011). Oleh karena itu, untuk membantu para pelaku bisnis dalam mencapai penerapan tata kelola perusahaan yang baik, maka dibuatlah acuan pelaksanaan tata kelola tersebut, yang dituangkan ke dalam kode-kode tata kelola. Di Indonesia, kode-kode tersebut dituangkan dalam Indonesia Code of GCG
5 Kode ini bukan merupakan peraturan dan tidak memiliki ikatan legal, tetapi berfungsi untuk mengarahkan pelaku bisnis dalam menjalankan tata kelola bisnis atau manajemen secara baik. Tata kelola perusahaan yang baik terdiri dari lima aspek penting yaitu transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan keadilan (National Committee on Governance, 2006). Tabel 1.1 Lima Aspek dalam Indonesia Code of GCG 2006 Aspek Transparansi Pemberitahuan informasi, standar pelaporan, dan evaluasi dewan direksi Kejelasan pembagian tugas dan tanggung jawab, Akuntabilitas kejelasan kepemilikan, dan cara yang benar dan terukur dalam menjalankan perusahaan Tanggung jawab Tanggung jawab dari aspek ekonomi, aspek hukum, aspek etika dan aspek kemanusiaan Independensi Kepercayaan, mekanisme kontrol, dan pelaksanaan audit Sistem kompensasi, dan pelaksanaan atas Keadilan pengakuan dan penghargaan atas kepentingan dari berbagai pemangku kepentingan Sumber: Aston dan Anca (2011); Indarti et al. (2013) Aspek transparansi menyebutkan bahwa perusahaan harus dapat selalu menjaga tingkat objektivitas dalam menjalankan bisnis. Aspek akuntabilitas menekankan bahwa perusahaan harus dapat dikelola dengan cara yang sesuai dan terukur, sesuai dengan keinginan perusahaan dan para pemangku kepentingan. Aspek tanggung jawab menjelaskan bahwa perusahaan sangat dianjurkan untuk mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan memenuhi tanggung jawab perusahaan kepada komunitas dan lingkungan. Aspek independensi menekankan bahwa perusahaan harus dapat dijalankan dengan pembagian kekuasaan di antara 5
6 para pemangku kepentingan sesuai dengan kebutuhan. Dan yang terakhir, aspek keadilan, menjelaskan bahwa perusahaan harus dapat memperhatikan kepentingan pihak-pihak terkait dalam bisnis sesuai dengan kontribusi masing-masing (National Committee on Governance, 2006). Kenyataan bahwa sebagian besar bisnis di Indonesia adalah usaha kecil menengah dan bahwa pada prakteknya hanya sebagian kecil dari mereka yang sudah menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, menjadi fenomena yang menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Selain itu penerapan tata kelola pada bisnis keluarga dan bisnis non-keluarga dengan skala kecil dan menengah juga menarik untuk dicermati. Belum banyak penelitian yang memfokuskan untuk mempelajari penerapan tata kelola bisnis yang baik dalam bisnis skala kecil dan menengah, khususnya yang membandingkan penerapan tata kelola pada bisnis keluarga dengan bisnis non-keluarga. Banyak penelitian tentang tata kelola perusahaan difokuskan pada perusahaan-perusahaan berskala besar (publik) (e.g Memili, 2011; Culasso et al., 2012). Penelitian tentang tata kelola pada bisnis kecil menengah yang sudah pernah dilakukan lebih banyak difokuskan pada bisnis keluarga dan hanya menggunakan aspek tertentu dalam tata kelola (e.g Corbetta dan Salvato, 2004; Bennet dan Robson, 2004; Gabrielsson dan Huse, 2005; Lane et al., 2006). 6
7 I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dikatakan bahwa kualitas suatu perusahaan dan keberlangsungan perusahaan tersebut dapat ditentukan oleh tata kelola perusahaan yang baik. Hampir semua penelitian yang telah dilakukan mengungkapkan implikasi penerapan tata kelola pada perusahaanperusahaan besar (e.g Memili, 2011; Culasso et al., 2012). Masih relatif sedikit penelitian yang membahas tentang penerapan tata kelola pada bisnis skala kecil menengah (Johannison dan Huse, 2000; van den Heuvel et al., 2006). Secara spesifik bisnis kecil menengah dibagi menjadi dua tipe berdasarkan karakteristik bisnisnya yaitu bisnis keluarga dan bisnis non-keluarga. Penelitian-penelitian tentang tata kelola pada bisnis kecil menengah yang sudah pernah dilakukan sebelumnya lebih banyak membahas dalam lingkup bisnis keluarga (e.g van den Heuvel et al., 2006; Johannison dan Huse, 2000; Brenes et al., 2011). Masih sedikit penelitian yang melihat perbandingan penerapan tata kelola dalam bisnis keluarga dan bisnis non-keluarga. Kalaupun ada, penelitian-penelitian tersebut hanya membahas penerapan tata kelola dilihat dari aspek tertentu saja, seperti peran direksi (e.g Bennett dan Robson, 2004), direksi eksternal (e.g Gabrielsson dan Huse, 2005), kontrol dari anggota keluarga (e.g Allouche et al., 2008), aspek finansial (e.g Claessens et al., 1999), dan aspek-aspek lainnya. Hal inilah yang menjadi dasar dilakukannya penelitian untuk mengetahui penerapan tata kelola pada bisnis keluarga dan bisnis non-keluarga berskala kecil menengah di Indonesia. Secara lebih spesifik, penelitian ini akan mempelajari terlebih dahulu penerapan tata kelola pada bisnis keluarga dan bisnis non-keluarga 7
8 secara terpisah, lalu membandingkan penerapan tata kelola diantara kedua tipe bisnis tersebut. Lima aspek dalam Indonesia Code of GCG 2006 (aspek transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan keadilan) digunakan dalam penilitian ini sebagai acuan penerapan tata kelola perusahaan. I.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, dapat ditarik beberapa pertanyaan penelitian, yaitu: 1. Bagaimana penerapan tata kelola pada bisnis keluarga dan bisnis nonkeluarga berskala usaha kecil menengah di Indonesia? 2. Bagaimana perbedaan penerapan tata kelola pada bisnis keluarga dan bisnis non-keluarga berskala usaha kecil menengah di Indonesia? I.4 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengidentifikasi penerapan aspek tata kelola perusahaan pada bisnis keluarga dan pada bisnis non-keluarga berskala UKM di Indonesia. 2. Untuk mengidentifikasi perbedaan dalam penerapan aspek tata kelola perusahaan pada bisnis keluarga dan pada bisnis non-keluarga berskala UKM di Indonesia. 8
9 I.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan berskala UKM dan bagi akademisi (penelitian selanjutnya), yaitu sebagai berikut: 1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menerapkan sistem tata kelola pada bentuk bisnis keluarga dan pada bentuk bisnis non-keluarga skala kecil menengah. 2. Penelitian ini diharapkan dapat mengisi kekurangan referensi tentang tata kelola perusahaan pada usaha kecil menengah, yang secara lebih spesifik membahas tentang perbandingan penerapannya pada bisnis keluarga dan bisnis non-keluarga. I.6 Ruang Lingkup Penelitian Pembatasan masalah perlu dilakukan untuk memfokuskan kajian yang dilakukan, sehingga tujuan penelitian dapat dicapai dengan tepat dan baik. Beberapa batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Definisi UKM yang digunakan adalah definisi yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Indonesia, yaitu berdasarkan jumlah tenaga kerja. 2. Kriteria bisnis keluarga yang digunakan adalah bisnis yang seluruh kepemilikannya dipegang oleh suatu keluarga, baik melalui status keturunan maupun status pernikahan 3. Kriteria bisnis non-keluarga yang digunakan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh lebih dari satu orang yang tidak memiliki 9
10 hubungan keluarga dan bentuk kepemilikan dapat berupa perusahaan modal ventura atau partnership. 1.7 Sistematika Penulisan Tesis ini terdiri dari lima bab, yang terdiri dari pendahuluan, tinjauan literature, metode penelitian, hasil penelitian, serta kesimpulan dan saran penelitian. Bab I membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batas penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II menguraikan beberapa kajian literatur yang berkaitan dengan bisnis keluarga dan bisnis non-keluarga. Bab ini juga membahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan tata kelola; termasuk definisi, implikasi penerapan tata kelola, serta aspek-aspek penunjang penerapannya. Bab III menjelaskan mengenai tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini; penjelasan mengenai jenis penelitian, lokasi dan objek penelitian, metode pengumpulan data, uji keabsahan data dan metode analisis data. Gambaran singkat mengenai profil perusahaan akan dideskripsikan pada Bab IV. Selain itu Bab IV juga menguraikan mengenai analisis dan pembahasan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Terakhir, Bab V berisi simpulan dan keterbatasan penelitian dari hasil penelitian serta implikasi teoritis dan praktis yang dihasilkan. 10
BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara-negara didunia pada era globalisasi dan pasar bebas saat ini, dituntut untuk menerapkan sistem pengelolaan bisnis yang berbasis prinsip tata kelola perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan memaksimalkan kekayaan pemilik perusahaan dengan cara meningkatkan kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Informasi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan adalah kebutuhan yang sangat diperlukan oleh investor di pasar modal untuk pengambilan keputusan apakah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepentingan para pemegang saham (shareholder) saja dan juga menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan lingkungan bisnis saat ini yang memiliki tingkat kompetisi semakin tinggi menyebabkan perubahan tuntutan dan paradigma suatu perusahaan untuk menjadi lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah di Indonesia. Pengembangan perbankan syariah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri syariah secara informal telah dimulai sebelum dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai landasan operasional perbankan syariah di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan pemegang saham. Dengan prinsip ini beberapa perusahaan mengabaikan pihak-pihak lain yang berkepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang disebut dengan corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata kelola pada perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciPEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG)
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG) PENDAHULUAN A. Latar Belakang : 1. Perusahaan asuransi bergerak dalam bidang usaha yang menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance diperkenalkan oleh Cadbury Committee tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Corporate Governance diperkenalkan oleh Cadbury Committee tahun 1992 dalam laporannya yang dikenal sebagai Cadburry Report. Laporan ini dipandang sebagai titik balik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Tingginya nilai perusahaan dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan profit atau laba untuk meningkatkan nilai perusahaan. Tingginya nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Good Corporate Governance merupakan sistem tata kelola yang diterapkan pada suatu perusahaan sebagai langkah antisipatif untuk mengatasi permasalahan keagenan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, tuntutan untuk mengelola suatu entitas adalah dengan akuntabilitas dan transparansi sangat diperlukan. Akuntabilitas dan transparansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itulah, pemerintah maupun investor memberikan perhatian yang lebih dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di negara Indonesia, isu mengenai tata kelola perusahaan mengemuka setelah Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan sejak tahun 1998. Sejak itulah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan suatu alat yang dapat mencerminkan hasil dari kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan ini digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan yang pesat dalam bidang teknologi informasi. ekonomi, sosial, budaya maupun politik mempengaruhi kondisi dunia bisnis dan persaingan yang timbul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transparan. Oleh karena itu, baik perusahaan publik maupun tertutup harus memandang good
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Good corporate governance merupakan sebuah konsep yang menekankan pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar, akurat, dan tepat waktu. Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesadaran untuk menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesadaran untuk menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG) di Indonesia muncul sejak terjadinya krisis ekonomi tahun 1997, dimana Indonesia mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan industri keuangan salah satu industri yang berkembang secara pesat dan memiliki kompleksitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanaan pengendalian internal di suatu perusahaan dapat dilakukan secara langsung oleh anggota perusahaan dan dapat pula dilakukan oleh suatu departemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep pendirian korporasi modern sebagai suatu entitas legal dapat dilihat dari adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan. Menurut Lukviarman (2016, p.23)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan kinerja optimal diperlukan suasana kerja dan hubungan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk mendapatkan kinerja optimal diperlukan suasana kerja dan hubungan antar pihak dalam organisasi yang selaras dan serasi. Hubungan ini dapat tergambar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya. bertanggung jawab. Masalah Corporate Governance ini semakin menjadi
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya tuntutan publik terhadap lingkungan perusahaan yang jujur, bersih, dan bertanggung jawab. Masalah Corporate
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Komite Audit dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dunia usaha yang semakin berkembang dengan pesatnya pada setiap perusahaan baik yang bergerak dibidang jasa, perdagangan, maupun manufaktur selalu berhadapan dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan bagian yang cukup potensial sebagai penerimaan Negara maupun Daerah. Pajak yang dikelola pemerintah pusat merupakan sumber penerimaan Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena karena terjadinya krisis ekonomi di Indonesia serta maraknya tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi memicu munculnya perusahaan dengan jenis dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian yang semakin berkembang dewasa ini seiring dengan globalisasi memicu munculnya perusahaan dengan jenis dan bentuk yang berbeda. Hal ini tentunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Manajer diharapkan menggunakan resources yang ada sematamata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada perusahaan korporasi yang relatif besar umumnya terdapat pemisahan fungsi pemilikan dan pengelolaan perusahaan. Pemegang saham mengalami kesulitan untuk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. meneliti mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional,
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh mekanisme penerapan corporate governance terhadap kualitas laba. Fokus utama dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis dalam mengambangkan usahanya, globalisasi juga dapat memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selain memberikan peluang bisnis yang dapat mendorong para pelaku bisnis dalam mengambangkan usahanya, globalisasi juga dapat memberikan tantangan dan hambatan bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan dan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dana pensiun dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan nya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dana pensiun merupakan suatu hal yang sangat diinginkan oleh para pekerja dan keluarganya sebagai jaminan di masa pensiun nanti. Setiap dana pensiun secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia usaha maka akan semakin berkembang juga pengelolaan suatu perusahaan, agar dapat tetap bertahan dalam persaingan bisnis dan usaha.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan dibuatnya laporan keuangan oleh perusahaan adalah untuk memberikan informasi secara lengkap mengenai aktifitas ekonomi suatu perusahaan. Bagi perusahaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate governance saat ini merupakan kebutuhan vital bagi seluruh pelaku bisnis dan menjadi tuntutan bagi masyarakat dengan adanya corporate governance ini diharapkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkapita, kesempatan kerja, distribusi pendapatan, dan lain-lain. Sasaran itu terus
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional memerlukan sumber pendanaan yang tidak kecil guna mencapai sasaran-sasarannya, seperti pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita, kesempatan kerja,
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.05/ TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI LEMBAGA PENJAMIN
PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.05/20172017 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI LEMBAGA PENJAMIN I. UMUM Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik merupakan elemen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber daya ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan memperoleh keuntungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya akan dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance framework). Kerangka tersebut dibentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya ditandai dengan meningkatnya inflasi, dimana terjadi kenaikan harga barang dan jasa secara terus
Lebih terperinci09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis
Modul ke: Fakultas 09Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transaksi saham yang fair. Transaksi saham yang fair sulit tercapai karena adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Idealnya pasar modal adalah merupakan wadah bagi terjadinya mekanisme transaksi saham yang fair. Transaksi saham yang fair sulit tercapai karena adanya konflik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini meneliti pengaruh ukuran dewan direksi, yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ini meneliti pengaruh ukuran dewan direksi, yang merupakan pengukur Corporate Governance (CG), terhadap kinerja keuangan perusahaan property and real estate
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. untuk fungsi dan pengendalian perusahaan, melainkan juga untuk menyediakan
Bab I Pendahuluan I. 1. Latar Belakang Tata kelola perusahaan telah berevolusi menjadi isu krusial tidak hanya untuk fungsi dan pengendalian perusahaan, melainkan juga untuk menyediakan tingkat kepercayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien agar bisa bersaing dengan perusahaan lain di dalam negeri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi era globalisasi saat ini, indonesia mengalami perkembangan ekonomi dengan cepat dan kondisi perekonomian nasional yang semakin membaik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance, GCG) telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance, GCG) telah menjadi isu hangat yang semakin berkembang di Indonesia. Konsep ini menjadi sering dibicarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agency theory menekankan pada pentingnya pemilik modal (investor)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agency theory menekankan pada pentingnya pemilik modal (investor) menyerahkan pengelolaanperusahaan kepada tenaga-tenaga profesional (agent) yang lebih mengerti dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini, audit terhadap laporan keuangan sangatlah diperlukan. Hal ini dikarenakan laporan keuangan selain digunakan untuk memberikan informasi tentang keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance di perusahaan publik, bank maupun BUMN. Penerapan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aktivitas bisnis merupakan masalah kompleks yang sedang hangat dibicarakan di tengah-tengah usaha pemerintah untuk mengembalikan kestabilan dunia perekonomian Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. didirikan berdasarkan akta pendirian Perusahaan sebagaimana diumumkan dalam Berita negara RI No. 95 tanggal 27 Nopember 1992, tambahan Nomor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pemikiran mengenai corporate governance berkembang dengan bertumpu pada teori
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemikiran mengenai corporate governance berkembang dengan bertumpu pada teori keagenan dimana pengelolaan perusahaan harus diawasi dan dikendalikan untuk memastikan
Lebih terperinci12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis
Modul ke: Fakultas 12Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum pajak dapat diartikan sebagai pungutan yang dilakukan oleh Negara terhadap warga negaranya. Sumber penerimaan Negara berasal dari berbagai sektor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari persaingan usaha yang tidak sehat. Kriteria UKM menurut UU No. 9
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UKM (Usaha Kecil Menengah) merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Kasus kecurangan pelaporan keuangan yang dilakukan Enron dan Worldcom menunjukkan bahwa perusahaan perlu meningkatkan pemahaman tentang risiko pada kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. GCG berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan pembangunan yang meningkat dalam segala bidang menyebabkan banyak sekali perubahan yang terjadi dalam masyarakat baik itu cara hidup, pola pikir,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori keagenan yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan (principal)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara terbesar di dunia dan terletak pada kondisi geografis yang cukup strategis. Letak geografis ini menyebabkan Indonesia menjadi kawasan lalu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan korporasi pada awalnya dibentuk agar badan usaha dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pupuk sangat penting dalam upaya pencapaian ketahanan pangan nasional. Segala cara dilakukan oleh Pemerintah sebagai regulator untuk dapat memenuhi kebutuhan
Lebih terperincipemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era pertumbuhan perusahaan yang semakin tinggi membuat kesadaran akan penerapan tanggung jawab sosial menjadi penting seiring dengan semakin maraknya kepedulian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Usaha Milik Negara atau BUMN berdasar UU No. 19 Th 2003 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajer (agen). Manajemen ditunjuk sebagai pengelola perusahaan oleh pihak
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penelitiaan. Bagian 1.1 menjelaskan mengenai latar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Mangkunegara di dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai berikut Kinerja adalah hasil kerja
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. situasi kompetisi global seperti ini, Good Corporate Governance (GCG)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan usaha belakangan ini telah sampai pada tahap persaingan global dan terbuka dengan dinamika perubahan yang demikian cepat.dalam situasi kompetisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daerah yang berkaitan dengan kedudukan, fungsi dan hak-hak DPRD, menangkap aspirasi yang berkembang di masyarakat, yang kemudian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implikasi positif dari berlakunya Undang-Undang tentang Otonomi Daerah yang berkaitan dengan kedudukan, fungsi dan hak-hak DPRD, diharapkan DPRD yang selanjutnya disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang sahamnya. Namun terkadang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengeluaran konsumsi sangat mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama 10 tahun terakhir, pengeluaran konsumsi rumah tangga meliputi sekitar 55% produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Angka ini jauh lebih besar ketimbang pengeluaran
Lebih terperinciPiagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )
Piagam Dewan Komisaris PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan
Lebih terperinciPEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk
PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era perdagangan bebas telah dimulai. Berlakunya ACFTA (Asean
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas telah dimulai. Berlakunya ACFTA (Asean China Free Trade Area) pada 1 Januari 2010 lalu kemudian berlaku AFTA (Asean Free Trade Area)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Audit merupakan suatu proses yang sangat vital dalam dunia bisnis,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Audit merupakan suatu proses yang sangat vital dalam dunia bisnis, pemerintahan, dan perekonomian. Boynton dan Johnson (2006) dalam bukunya mengutip Committee on Basic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) di berbagai sektor saat ini telah
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Good Corporate Governance (GCG) di berbagai sektor saat ini telah menjadi suatu kebutuhan bagi Perusahaan. GCG diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berkenaan dengan permasalahan Good Corporate Governance (GCG) seketika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak peristiwa hantaman krisis multidimensi melanda negeri ini, wacana yang berkenaan dengan permasalahan Good Corporate Governance (GCG) seketika menjadi
Lebih terperinciPiagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )
Piagam Direksi PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena globalisasi ekonomi saat ini memberikan kesadaran bagi semua pihak untuk dapat mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance termasuk
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Didalam bab tiga penulis membahas tentang Hasil Penelitian dan Analisis. Di dalam pada bagian Hasil Penelitian pembahasan yang berdasarkan pada rumusan masalah yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian yang semakin merosot di Indonesia disebabkan oleh krisis moneter, serta merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melonjak, dan krisis energi yang dibarengi dengan harga minyak dunia yang terus
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia saat ini penuh dengan ketidakpastian. Beberapa diantaranya adalah nilai tukar rupiah yang naik turun, kebutuhan bahan pokok yang terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalihan risiko tersebut kepada pihak lain. terdiri dari pengungkapan kuantitatif dan kualitatif. Untuk pengungkapan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam dunia bisnis selalu terdapat risiko yang timbul dari aktivitas bisnis yang dilakukan oleh perusahaan. Risiko perusahaan adalah suatu kondisi dimana
Lebih terperinciBOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY
BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY DAFTAR ISI Hal BAB I. PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Maksud dan Tujuan... 1 3. Referensi... 2 4. Daftar Istilah... 3 BAB II. DEWAN KOMISARIS... 5
Lebih terperinciAnalisis Pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Indeks Pefindo25 (SME Index) Tahun
Analisis Pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Indeks Pefindo25 (SME Index) Tahun 2011-2013 Diana Alfrita (dianaalfrita1204@gmail.com) Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi. pertanggungjawaban kinerja organisasi.
BAB I 1.1 Pengantar PENDAHULUAN Tuntutan mengenai pengelolaan suatu organisasi berdasarkan sistem tata kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi organisasi di sektor pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Bila konsep ini diterapkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari: a. Untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. b.
Lebih terperinciPEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM
PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM Penyusunan Pedoman Dan Kode Etik merupakan amanat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 Tentang Direksi Dan Dewan Komisaris Emiten
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengaruh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terhadap perekonomian Indonesia sangat besar dan memiliki kontribusi yang cukup besar. Berdasarkan data yang ada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Adapun Teori yang dapat mendukung berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti: 1. Teori Keagenan(Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) merupakan teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan hakpublik (Mardiasmo, 2002). Menurut Mahsun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi sektor publik adalah suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan penyediaan barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hakpublik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsep good corporate governance (GCG). Konsep ini sebenarnya merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu konsep yang saat ini sedang menjadi mainstream adalah konsep good corporate governance (GCG). Konsep ini sebenarnya merupakan turunan dari konsep
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang berdiri sendiri dan berskala kecil serta dikekola oleh kelompok masyarakat atau keluarga.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang terdiri dari sekelompok orang yang bekerja untuk mencapai tujuan yaitu untuk meningkatkan nilai perusahaan. Perkembangan
Lebih terperinciTanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham, namun juga kepada Stakeholders
1. Jawaban Forum Makanisme dan pelaksanaan Good Corporate Governance akan sangat bermanfaat dalam mengatur dan mengendalikan perusahaan sehingga menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua Stakeholders,
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
131 BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh etika, kompetensi, independensi, dan pengalaman terhadap pendeteksian kecurangan melalui Skeptisisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kinerja yang telah dilakukan. Dalam PSAK No 1 (Revisi 2012) menyebutkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari pencatatan atas transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun berjalan. Laporan keuangan juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance yang diterbitkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (2006), auditor internal merupakan bagian dari pihak-pihak
Lebih terperinciAudit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)
PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) Daftar Isi Halaman I. Pendahuluan Latar belakang..... 1 II. Komite Audit - Arti dan tujuan Komite Audit...... 1 - Komposisi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi perusahaan dalam perkembangan bisnis disemua perusahaan. Salah satu tujuan utama didirikannya perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate terbesar di Indonesia yaitu PT Bakrieland Development, Tbk menjadi isu yang sedang hangat
Lebih terperinci