No. Media Cetak Online

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "No. Media Cetak Online"

Transkripsi

1 Daily Summary Kesehatan Minggu ke 1 : Tanggal, 1 Desember 2014 No. Media Cetak Online 1 Kompas 7 Rakyat Merdeka 1 Detiknews 2 Media Indonesia 8 Indo Pos 2 AntaraNews 3 Koran Tempo 9 Suara Pembaruan 4 Republika 10 Pos Kota 5 Sindo 11 Harian Terbit 6 Jurnal Nasional Media Cetak : 1. Jawa Pos

2 2. Jawa Pos

3 3. Media Indonesia

4 4. Rakyat Merdeka

5 5. Republika

6 6. Republika

7 7. Republika

8 8. Republika

9 9. Koran Tempo

10 10. Koran Tempo

11 Media Online : 1. Tribunjogja.com Sleman Terima Penghargaan Bidang Kesehatan Minggu, 30 November :08 WIB Laporan Reporter Tribun Jogja, Angga Purnama TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman menerima penghargaan di Ksatria Bakti Husada Arutala Penghargaan tersebut diberikan atas keberhasilan Pemkab Sleman, dalam hal pembangunan di bidang kesehatan. Kepala Bagian Humas Setda Sleman, Endah Sri Widiastuti, mengatakan penghargaan ini diberikan kepada Bupati Sleman, Sri Purnomo, atas upaya mendorong pelayanan psikolog di 25 puskesmas dengan mengeluarkan rekomendasi pengadaan tenaga psikolog tahun 2013 melalui rekruitmen pegawai BLUD non PNS di seluruh Puskesmas. Rekomendasi Bupati sebagai tindak lanjut MOU Bupati dengan UGM dan perjanjian kerjasama Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman dengan salah satu perguruan negeri di Yogyakarta. "Melalui upaya ini, masyarakat dapat memanfaatkan layanan psikolog melalui puskesmas," paparnya, Minggu (30/11/2014). Penghargaan tersebut diserahkan oleh Puan Maharani, Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan bersama Nila F Moeloek, Menteri Kesehatan di Sasana Kriya TMII Jakarta pada Kamis (27/11/2014). Penyerahan penghargaan tersebut juga menandai puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) (tribunjogja.com) Penulis: ang Editor: dik

12 Tanggal, 2 Desember 2014 No. Media Cetak Online 1 Kompas 7 Rakyat Merdeka 1 Detiknews 2 Media Indonesia 8 Indo Pos 2 AntaraNews 3 Koran Tempo 9 Suara Pembaruan 4 Republika 10 Pos Kota 5 Sindo 11 Harian Terbit 6 Jurnal Nasional Media Cetak : 1. Harian Terbit

13 2. Indo Pos

14 3. Indo Pos

15 4. Indo Pos

16 5. Jawa Pos

17 6. Jawa Pos

18 7. Koran Tempo

19 8. Media Indonesia

20 9. Media Indonesia

21 10. Media Indonesia

22 11. Media Indonesia

23 12. Pos Kota

24 13. Rakyat Merdeka

25 14. Rakyat Merdeka

26 15. Rakyat Merdeka

27 16. Rakyat Merdeka

28 17. Rakyat Merdeka

29 18. Republika

30 19. Republika

31 20. Koran Sindo

32 21. Koran Tempo

33 22. Koran Tempo

34 Media Online : 1. VivaNews Negara Siap Obati Pengidap HIV/AIDS "Obat gratis antiretroviral ini cukup banyak disediakan pemerintah." Senin, 1 Desember 2014, 17:00Aries Setiawan, Harry Siswoyo HIV/AIDS( VIVAnews - Pemerintah berkomitmen untuk memberikan pelayanan pengobatan gratis bagi masyarakat yang mengidap virus HIV/AIDS. Seluruh anggarannya akan disiapkan negara demi menekan sebaran penyakit tersebut. "Buat yang mau mengaku HIV/AIDS, dan dibuktikan dengan pemeriksaan, maka akan ada obat gratis dari negara," ujar Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek didampingi Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly usai mengunjungi Lapas Narkotika Cipinang, Jakarta Timur, Senin 1 Desember Sejauh ini, memang belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit itu. Namun, kata Nila, pemerintah telah menyediakan obat antiretroviral untuk menekan virus HIV yang telah menjangkiti tubuh penderitanya. "Obat gratis antiretroviral ini cukup banyak disediakan pemerintah. Kami berharap agar mereka yang sudah terindikasi terjangkit agar tidak terjatuh lebih ke dalam AIDS," tuturnya. Meski saat ini telah dianggarkan, bukan berarti negara terus membiayai kebutuhan obat para pengidap. Kata Nila, ketersediaan anggaran sangat terbatas. "Anggaran ini kami dapatkan dari jatah untuk sektor kesehatan lain. Jadi, jangan sampai anggaran ini membesar terus. Kasihan nanti anak-anak tidak mampu kalau anggarannya lari ke sini semua," ujar Nila. Nila bersama Yasonna menghadiri peringatan AIDS se-dunia di Lapas Narkotika Cipinang, Jakarta Timur. Mereka meninjau klinik pengobatan di lapas dan menyempatkan diri untuk bercengkerama dengan sejumlah napi. Dalam kegiatan yang diikuti oleh ribuan napi tersebut, juga dipamerkan sejumlah karya tangan para napi yang siap jual di pasaran. (art)

35 2. Tempo Online SELASA, 02 DESEMBER :06 WIB Menteri Nila Usul Ganti Nama Rumah Sakit Jiwa Advertisement Menteri Kesehatan, Nila Djuwita Moeloek, melakukan sidak alat pendeteksi virus Ebola di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, 3 November Sidak tersebut dilakukan untuk memperketat masuknya virus ebola ke Indonesia melalui bandara dan pelabuhan. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat. TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan, Nila F. Moeloek, mengusulkan mengganti kata "jiwa" pada rumah sakit jiwa. Ide itu, kata dia, agar masyarakat tak malu berkunjung ke rumah sakit tersebut. "Saya ingin mengubah jadi rumah sakit mental atau nama lain yang tak punya konstruksi negatif di masyarakat," kata Nila saat menghadiri Hari AIDS Sedunia di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur, Senin, 1 Desember Menurut Nila, kata "jiwa" dalam nama rumah sakit jiwa telah membuat masyarakat enggan berobat di situ, kendati hanya ingin mendapat konseling psikologis. Padahal, dia menambahkan, kebutuhan konseling itu tak menandakan seseorang sedang tak sehat kejiwaannya. Ide mengubah nama rumah sakit jiwa, Nila menjelaskan, juga dalam rangka memfasilitasi proses rehabilitasi pengguna narkoba. Sebab, kata dia, kebijakan pemerintah saat ini menghendaki pengguna narkoba tak lagi dihukum penjara namun direhabilitasi. Proses rehabilitasi, Nila menambahkan, juga mencakup bimbingan konseling. "Harapannya pengguna narkoba juga tak ragu datang ke rumah sakit mental untuk bimbingan konseling," ujarnya. RAYMUNDUS RIKANG

36 3. Tribunnews.com Menkumham dan Menkes Datangi Lapas Narkotika Senin, 1 Desember :30 WIB Bangka Pos/M Zulfikar Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna Hamonangan Laoly dan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mendatangi Lapas Narkotika Klas IIA Jakarta, Senin (1/12/2014) memperingati hari Aids. Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna Hamonangan Laoly, Senin (1/12/2014) mendatangi Lapas Narkotika Klas IIA Jakarta. Kedatangan Yasonna dalam rangka memperingati hari Aids sedunia yang diperingati setiap 1 Desember. Yasonna tiba di Lapas Narkotika pada pukul WIB. Selain Yasonna, juga tampak Menteri Kesehatan Nila F Moeloek yang turut memperingati hari Aids di Lapas yang diisi para pria tersebut. Kegiatan Yasonna dan Nila di Lapas Narkotika diawali dengan mengelilingi klinik yang ada di lembaga pemasyarakatan tersebut. Mulai dari ruang konseling, hingga klinik pemeriksaan untuk para warga binaan didatangi oleh Yasonna dan Nila. Yasonna dan Nila pun turut berinteraksi dengan para warga binaan yang sedang menjalani pemeriksaan di klinik tersebut. "Kamu kenapa sampai di sini? Ini narkoba kan sangat berbahaya," ujar Yasonna. Sementara Nila juga turut mendoakan para warga binaan Lapas Narkotika yang terinfeksi virus HIV. Ia sempat geregetan dengan warga binaan yang masih berusia 20 tahunan namun sudah mendekam di Lapas Narkotika tersebut. "Cepat sembuh ya dek. Masih panjang loh umurnya itu," ujar Nila. Setelah puas berkeliling klinik kesehatan, Yasonna dan Nila pun bergegas untuk mendatangi Balai Latihan Kerja Lapas Narkotika Klas II A. Yasonna dan Nila sempat melihat-lihat para warga binaan menunjukkan keterampilan seperti membuat kaligrafi. Warga binaan yang sedang memangkas rambut tak luput dari perhatian Yasonna dan Nila. "Ini apa? Pangkas rambut? Mereka bayar juga? Ahli juga ya mereka," kata Yasonna. Usai melihat warga binaan yang sedang memangkas rambut, Yasonna dan Nila naik ke lantai dua Balai Latihan Kerja tersebut. Di lantai atas tersebut, Yasonna dan Nila melihat-lihat bagaimana para warga binaan membuat kue. Penulis: Muhammad Zulfikar Editor: Dewi Agustina

37 4. Pos Kota Online Meningkat, Warga Binaan yang Mengidap HIV/AIDS Senin, 1 Desember :45 WIB JAKARTA (Pos Kota) Kementerian Hukum dan HAM mencatat warga binaan yang menderita HIV/AIDS meningkat drastis selama kurun waktu tiga tahun terakhir, di rumah tahanan (Rutan) dan lembaga pemasyarakatan (Lapas) se-indonesia. Oktober 2011, penderita HIV/AIDS berjumlah 787 orang dan kini meningkat menjadi orang. Ini menjadi pentingnya penanganan masalah itu di Rutan dan Lapas, kata Direktur Infokom Ditjen Pemasyarakatan (Pas) Ibnu Chuldun di sela kunjungan Menkumham Yasonna H Laoly dan Menkes Nila Djuwita F. Moeloek di peringatan hari AIDS di Lapas Kelas II Narkotika Cipinang, Jakarta Timur, Senin (1/12/). Ibnu menjelaskan dalam upaya penanganan dan mencegah lebih luas penyakit HIV/AIDS, Ditjen Pas telah menggandeng mitra KPAN, AusAID, HCPL, USAID, Global Fund dan berbagai organisasi nirlaba lainnya (non-profit). Sekarang, fokusnya kepada usaha-usaha pencegahan, dalam bentuk komunikasi dan edukasi (pendidikan, penyuluhan dan sejenisnya), jelas Ibnu yang mendampingi kedua menteri saat mengunjungi Poliklinik dan penanganan warga binaan yang terinfeksi penyakit HIV/AIDS. Menurut Ibnu, masalah HIV/AIDS bukan semata masalah perrseorangan, namun sudah menjadi multidimensi, sehingga perlunya rehabilitasi terhadap warga binaan pengguna narkoba. Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan dukungan, dengan menyediakan alokasi anggaran guna program pengendalian dan penanggulangan HIV/AIDS di Rutan dan Lapas, terangnya sembari perlunya deteksi dini kepada warga binaan, dalam jangka pendek. Selain itu, tambahnya, peningkatkan kapasitas pegawai dan pelatihan, sehingga program penanganan penyakit itu terus membaik. Kami berkomitmen guna mewujudkan Getting To Zero HIV/AIDS. (ahi/d)

38 5. VivaNews Dalam Tiga Tahun Napi Pengidap AIDS Jadi Orang Ini berbanding lurus dengan peningkatan jumlah warga binaan di Lapas. Senin, 1 Desember 2014, 14:34Eko Priliawito, Harry Siswoyo VIVAnews - Jumlah narapidana kasus narkotika pengidap HIV/AIDS di Indonesia meningkat signifikan. Tercatat, dari 787 orang napi pengidap pada 2011, melonjak menjadi orang pada tahun ini. Peningkatan jumlah itu, berbanding lurus dengan peningkatan jumlah warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan. "Pada 2011, jumlah warga binaan sebanyak orang, meningkat di tahun 2014 menjadi orang. Jumlah ini berbanding lurus dengan prevalansi penderita HIV/AIDS di seluruh lapas se-indonesia," ujar Direktur Informasi dan Komunikasi Ditjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, Ibnu Chuldun, di Lapas Narkotika Cipinang Jakarta, Senin 1 Desember Sejauh ini, beragam upaya telah disinergikan untuk meminimalisir jumlah napi pengidap HIV/AIDS. Beberapa di antaranya, Volunteer Counselling Test (VCT), Program Terapi Rumatan Methadon, rujukan Atiretroviral Therapy (ART), dan Kelompok Dukungan Sebaya. "Di seluruh Indonesia, ditetapkan 139 lapas, serta unit pelaksanaan pembebasan bersyarat di 25 provinsi sebagai prioritas penanggulangan HIV/AIDS nasional," ujar Ibnu. Sementara itu, di hari yang sama Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly bersama Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, melakukan kunjungan di Lapas Narkotika Cipinang. Keduanya menjadi tamu dalam peringatan hari HIV/AIDS se-dunia di lapas ini. Dalam sambutannya, Yosanna mengaku perihatin dengan meningkatnya jumlah penghuni lapas yang terjangkit virus HIV/AIDS. Untuk itu, sudah menjadi komitmen pemerintah untuk meminimalisir dan membenahinya. "Mari, kita bersama-sama menyikapi ini, agar bisa diantisipasi. Jumlah ini harus ditekan, jangan sampai ada lagi napi yang terjangkiti AIDS," ujar Yosanna. (asp)

39 Tanggal, 3 Desember 2014 No. Media Cetak Online 1 Kompas 7 Rakyat Merdeka 1 Detiknews 2 Media Indonesia 8 Indo Pos 2 AntaraNews 3 Koran Tempo 9 Suara Pembaruan 4 Republika 10 Pos Kota 5 Sindo 11 Harian Terbit 6 Jurnal Nasional Media Cetak : 1. Harian Pelita

40 2. Harian Pelita

41 3. Harian Terbit

42 4. Indo Pos

43 5. Media Indonesia

44 6. Pos Kota

45 7. Suara Pembaruan

46 Media Online : 1. Okezone.com Menkes Nila Tinjau Masalah Kesehatan Warga Bengkulu Selasa, 2 Desember :22 wib Dewi Kania Okezone.comnkes Nila tinjau masalah kesehatan warga Bengkulu (Foto: DALAM kunjungannya ke Bengkulu pada Selasa (2/12/2014), Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, SpM (K)., berencana meninjau beberapa rumah sakit dan puskesmas, sekaligus menghadiri Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) bersama petinggi Kota Raflesia. Setiba di Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu, sekira pukul WIB, Menkes disambut beberapa staf Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu di ruang VIP bandara Setelahnya, Menkes mampir sejenak ke Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang berlokasi tidak jauh dari bandara, untuk melakukan peninjauan sejenak. Prof. Nila berbincang dengan Kepala Kantor KKP Bengkulu. Menkes mengatakan akan meninjau masalah yang dialami KKP Bengkulu selama ini. "Saya menanyakan apa yang menjadi masalah di kantor ini. Ternyata masalahnya adalah soal Infeksi Menular Seksual (IMS)," ujar Menkes Nila di halaman Kantor KKP Bengkulu, Jalan Dipati Payunegara, Betungan, Bengkulu, Senin (2/12/2014) Menkes kemudian meluncur ke RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu bersama rombongan Kemenkes, KKP, dan Dinkes Kota Bengkulu. Tidak lupa, Prof. Nila pun berkunjung ke puskesmas yang berlokasi di Jalan Gedang, Bengkulu. (yac) (tty)

47 2. Okezone.com Menkes Minta Puskesmas Jadi Penjaga Gawang Masyarakat Rabu, 3 Desember :26 wib Dewi Kania Okezone.com) MENTERI Kesehatan Prof Nila F Moeloek meminta puskesmas dapat menjadi gawang bagi masyarakat Indonesia saat berobat. Pasalnya, orang Indonesia banyak yang belum sepenuhnya percaya berobat lewat layanan sektor layanan primer. Dikatakan Menkes Nila, pasien yang berobat di puskesmas lebih efektif dibanding harus mengeluarkan banyak biaya ke rumah sakit. Apalagi jika kita hanya menderita penyakit ringan seperti halnya batuk-batuk. Misalnya saja yang terjadi di Kota Bengkulu. Salah satu puskesmas yang berlokasi di Jalan Gedang ada masalah kekurangan dokter, sehingga menghambat penyembuhan pasien. Padahal, setiap harinya puskesmas ini melayani sekira 100 pasien. "Memang betul kami mau layanan kesehatan primer, salah satunya puskesmas bisa jadi penjaga gawang. Kami mengakui bahwa beberapa puskesmas belum optimal sarana fasilitasnya. Tapi kami coba lihat puskesmas daerah mana yang harus dioptimalkan," ucap Menkes Nila di Puskesmas Jalan Gedang, Kota Bengkulu, Selasa, 2 Desember Namun, Menkes Nila kembali mengingatkan masyarakat agar tak gampang sakit dengan menerapkan pola hidup sehat yang seimbang. Begitu juga, Menkes meminta agar masyarakat percayakan puskesmas yang kini sudah memiliki tenaga medis berpendidikan tinggi. "Dari masyarakat supaya dijaga kesehatannya agar tidak gampang sakit. Terus kalau cuma sakit batuk-batuk saja, saya imbau cukup berobat di puskesmas saja. Beda lagi kalau penyakitnya parah, pasti langsung kita akan rujuk ke rumah sekunder," tutupnya. (tty)

48 3. Kompas Online Kasus HIV di Lapas Meningkat Drastis Selasa, 2 Desember :10 WIB AFP PHOTO / JUNI KRISWANTO Aktivis membawa pita merah dalam kampanye Hari AIDS Sedunia, di Surabaya, Senin (1/12/2014). Sekitar kasus HIV/AIDS terjadi di Indonesia sepanjang 2013 dan kematian di tahun yang sama. JAKARTA, KOMPAS Dalam tiga tahun terakhir, jumlah penghuni lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan yang positif HIV/AIDS meningkat 32 persen. Hal itu seiring dengan maraknya penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan berbahaya. Namun, program layanan terapi HIV belum diterapkan di semua tempat tahanan. Pada Oktober 2011 terdapat 787 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang ditangani di lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan (rutan). Jumlah penghuni lapas dan rutan yang terinfeksi HIV bertambah 255 orang menjadi orang pada Oktober tahun ini, kata Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna H Laoly, Senin (1/12), pada puncak acara peringatan Hari AIDS Sedunia di Lapas Narkotika Kelas IIA, Jakarta. Menurut Yasonna, penyebaran HIV terkait dengan narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba). Jadi, data itu menunjukkan, situasi penyalahgunaan narkoba sudah darurat nasional. Peningkatan jumlah narapidana yang terinfeksi HIV mengikuti peningkatan jumlah narapidana kasus narkoba. Data Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham mencatat, narapidana kasus penyalahgunaan narkoba tahun ini orang. Angka itu naik 54,7 persen dibandingkan pada 2011 yang sebanyak orang. Untuk mencegah bertambahnya jumlah penghuni penjara yang terinfeksi HIV, program pencegahan dan penyalahgunaan narkoba perlu diintensifkan. Salah satunya dengan program rehabilitasi, bukan hukuman penjara bagi pencandu narkoba. Sebab, jika dihukum penjara, pencandu kemungkinan bisa mengakses narkoba di dalam penjara akibat bercampur dengan bandar narkoba sehingga mempersulit penyembuhan. Bagi penghuni yang telanjur positif HIV/AIDS, lanjut Yasonna, Kemenkumham menerapkan program pengobatan komprehensif dan berkelanjutan. Program dipadukan dengan pembinaan penghuni yang jadi pengguna narkoba di lapas dan rutan, antara lain mencakup konseling dan tes sukarela (VCT), terapi rumatan metadon (PTRM), rujukan terapi obat antiretroviral (ARV), dan kelompok dukungan sebaya (KDS). Dokter Hetty Widiastuti dari Direktorat Bina Kesehatan dan Keperawatan Narapidana dan Tahanan Kemenkumham, menjelaskan, pihaknya juga mengupayakan program terapi HIV tetap berjalan bagi bekas penghuni yang keluar dari lapas dan rutan. Caranya melalui kerja

49 sama dengan dinas kesehatan, puskesmas, dan lembaga swadaya masyarakat. Ini karena ODHA harus mengonsumsi ARV seumur hidup, katanya. Pelayanan yang lengkap itu dinikmati para ODHA yang menghuni Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta. Di poliklinik lapas ada sejumlah ruang pelayanan terkait HIV/AIDS, antara lain ruang konseling, ruang VCT, bangsal dengan enam tempat tidur, dan ruang pengobatan. Oki (36), penghuni lapas yang positif HIV, mengungkapkan, ia bisa berobat rutin dan gratis di poliklinik itu serta menjalani rehabilitasi sosial. Sesama ODHA saling menguatkan dan menyemangati, ucap pria yang mulai memakai putau dengan jarum suntik pada 1997 itu. Belum semua Namun, menurut Hetty, program layanan HIV itu baru menjangkau sekitar 200 dari total 463 lapas dan rutan di Indonesia. Kendala utamanya adalah keterbatasan jumlah tenaga kesehatan di tempat tahanan itu. Hanya ada 250 tenaga kesehatan lapas dan rutan di Indonesia. Itu terdiri dari dokter dan perawat, bukan dokter saja, ujarnya. Karena itu, pihaknya mengusulkan lapas dan rutan bisa digunakan Kementerian Kesehatan sebagai tempat belajar praktik bagi dokter dan perawat pegawai tidak tetap selama setahun. Program diharapkan berkelanjutan. Selain itu, pengutamaan rehabilitasi bagi pengguna narkoba diharapkan meluas ke sejumlah daerah. Jika pengguna masuk penjara, jumlah penghuni lapas dan rutan melebihi kapasitas dan rehabilitasi pengguna narkoba tak optimal. Akibatnya, penghuni rentan HIV/AIDS, terutama lewat jarum suntik narkoba. Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mendorong orang-orang dengan risiko HIV/AIDS segera menjalani tes. Jika tertular HIV, mereka bisa segera memperoleh ARV. Penyebaran HIV di sejumlah daerah meningkat, antara lain di Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur. Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Papua Konstan Karma, kemarin, menyatakan, pada 2012, jumlah kumulatif ODHA orang dan tahun ini naik jadi orang. Penularan virus itu memasuki populasi umum, termasuk ibu rumah tangga. Sebagai bentuk keprihatinan atas tingginya kasus penularan HIV, peringatan Hari AIDS Sedunia dilakukan di sejumlah daerah. Di Tegal, Jawa Tengah, KPA Kota Tegal bersama Fatayat Nahdlatul Ulama dan mahasiswa membagikan sekitar leaflet dan brosur berisi informasi tentang HIV/AIDS serta korek api bertuliskan ajakan mencegah HIV/AIDS. Di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pelajar, mahasiswa, kelompok transjender, dan organisasi masyarakat turut memperingati Hari AIDS Sedunia. Aksi itu dilakukan dengan membagikan mawar merah kepada pengguna jalan. (JOG/KOR/FLO/FRN/WER/JUM/WIE/ACI)

50 4. Kaltimpost.co.id LEVEL NASIONAL: Kadiskes Indriati As ad (kiri) bersama Kepala Puskesmas Bontang Utara I Fitriawati Jusuf (tengah) menerima penghargaan dari Menkes RI. Dinilai Banyak Inovasi Layanan Puskesmas Bontang Utara I Peringkat Dua Nasional KALTIM Rabu, 03 Desember 2014 dibaca: 133 kali kaltimpost.co.id BONTANG - Kabar gembira untuk masyarakat Kota Bontang. Puskesmas Bontang Utara I berada di peringkat dua dalam lomba Puskesmas Berprestasi Tingkat Nasional 2014 untuk kategori perkotaan. Anugerah yang diserahkan Menteri Kesehatan RI Nila F Moeloek kepada Kepala Puskesmas Bontang Utara I Fitriawati Jusuf disaksikan Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Bontang Indriati As ad. Penyerahan penghargaan tersebut berlangsung di Gedung Aula Utama Siwabessy Kantor Kemenkes, Jakarta, Rabu (26/11) lalu. Saat dihubungi media ini kemarin, Kadiskes Indriati As ad mengatakan, penyerahan penghargaan kepada puskesmas berprestasi 2014 kepada Puskesmas Bontang Utara I bertepatan pada puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-50 tahun 2014 di Jakarta. Syukur alhamdulillah, dari sekian banyak puskesmas yang dinilai dari seluruh Indonesia, Puskesmas Bontang Utara I berhasil meraih juara II Nasional setelah Puskesmas Denpasar Selatan dan Puskesmas Tegal Selatan Kota Tegal Jawa Timur sebagai juara III, terang Indriati As ad. Disebutkan, penghargaan yang diraih Puskesmas Bontang Utara I berkat adanya beberapa inovasi dalam pengembangan program dan peningkatan pelayanan. Di antaranya, kelas ibu hamil, kemitraan bidan, dan dukun bayi, senam cuci tangan dengan musik Dayak, pemilihan raja dan ratu gigi, pemilihan lansia sehat, dan klinik cantik. Pada tahun mendatang, Indriati berharap, seluruh puskesmas di Bontang terus mengembangkan inovasi dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sehingga dapat terus mencapai prestasi terbaik di tingkat nasional. (hms1/kri/k16)

51 Tanggal, 4 Desember 2014 No. Media Cetak Online 1 Kompas 7 Rakyat Merdeka 1 Detiknews 2 Media Indonesia 8 Indo Pos 2 AntaraNews 3 Koran Tempo 9 Suara Pembaruan 4 Republika 10 Pos Kota 5 Sindo 11 Harian Terbit 6 Jurnal Nasional Media Cetak : 1. Indo Pos

52 2. Jawa Pos

53 3. Harian Pelita

54 4. Pos Kota

55 5. Koran Tempo

56 6. Harian Terbit

57 Tanggal, 5 Desember 2014 No. Media Cetak Online 1 Kompas 7 Rakyat Merdeka 1 Detiknews 2 Media Indonesia 8 Indo Pos 2 AntaraNews 3 Koran Tempo 9 Suara Pembaruan 4 Republika 10 Pos Kota 5 Sindo 11 Harian Terbit 6 Jurnal Nasional Media Cetak : 1. Kompas

58 2. Koran Tempo

No. Media Cetak Online

No. Media Cetak Online Kesehatan_Daily Summary Minggu ke 3 : Tanggal, 15 Desember 2014 No. Media Cetak Online 1 Kompas 7 Rakyat Merdeka 1 Detiknews 2 Media Indonesia 8 Indo Pos 2 AntaraNews 3 Koran Tempo 9 Suara Pembaruan 4

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG HIV-AIDS DAN VOLUNTARY COUNSELLING AND TESTING (VCT) SERTA KESIAPAN MENTAL MITRA PENGGUNA NARKOBA SUNTIK DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN KE KLINIK VCT DI SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Sydrome) merupakan masalah kesehatan di dunia sejak tahun 1981, penyakit ini berkembang secara pandemi.

Lebih terperinci

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014

LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014 LEMBAR FAKTA HARI AIDS SEDUNIA 2014 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 DESEMBER 2014 1. Hari AIDS Sedunia diperingati setiap tahun, dengan puncak peringatan pada tanggal 1 Desember. 2. Panitia peringatan Hari AIDS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia dan merupakan penyebab kematian bagi penderitanya. Penyakit menular adalah penyakit

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG Menimbang: a. bahwa HIV merupakan virus perusak sistem kekebalan

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1238, 2015 KEMENKES. Pengguna Napza Suntik. Dampak. Pengurangan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PENGURANGAN DAMPAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai penanggulangannya, merupakan masalah yang sangat kompleks. Penularan HIV- AIDS saat ini tidak hanya terbatas

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KERANGKA ACUAN KEGIATAN PRGRAM HIV AIDS DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL I. PENDAHULUAN Dalam rangka mengamankan jalannya pembangunan nasional, demi terciptanya kwalitas manusia yang diharapkan, perlu peningkatan

Lebih terperinci

Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Disampaikan pada Lecture Series Pusat Penelitian HIV/AIDS UNIKA ATMAJAYA: Peranan Bidan dalam Mendukung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Menular Seksual merupakan penyakit infeksi yang ditularkan melalui aktivitas seksual dengan pasangan penderita infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri,

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tam BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.970, 2017 KEMENKUMHAM. Layanan Rehabilitasi Narkotika. Tahanan dan WBP. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

sebuah tinjauan strategi dr. Abednego Dani N Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul PROGRAM PENGENDALIAN HIV&AIDS KABUPATEN BANTUL

sebuah tinjauan strategi dr. Abednego Dani N Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul PROGRAM PENGENDALIAN HIV&AIDS KABUPATEN BANTUL PROGRAM PENGENDALIAN HIV&AIDS KABUPATEN BANTUL sebuah tinjauan strategi dr. Abednego Dani N Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Disampaikan di hadapan: Workshop P2 HIV&AIDS di Kabupaten Bantul 30 Mei 2011

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN PENGARUH STIGMA DAN DISKRIMINASI ODHA TERHADAP PEMANFAATAN VCT DI DISTRIK SORONG TIMUR KOTA SORONG Sariana Pangaribuan (STIKes Papua, Sorong) E-mail: sarianapangaribuan@yahoo.co.id ABSTRAK Voluntary Counselling

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara :

ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS PROVINSI DKI JAKARTA. Disampaikan Pada Acara : KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DKI JAKARTA ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS PROVINSI DKI JAKARTA Disampaikan Pada Acara : FORUM NASIONAL VI JARINGAN KEBIJAKAN KESEHATAN Padang, 24-27 Agustus

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG PUSKESMAS LAYANAN SATU ATAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena dari tahun ke tahun terus meningkat. Dalam sepuluh tahun terakhir, peningkatan AIDS sungguh mengejutkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2004), pelacuran bukan saja masalah kualitas moral, melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN. (2004), pelacuran bukan saja masalah kualitas moral, melainkan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah kasus infeksi HIV khususnya pada kelompok Wanita Penjaja Seks (WPS) di Indonesia pada saat ini, akan menyebabkan tingginya risiko penyebaran infeksi

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO TAHUN 2013 DAFTAR ISI Daftar Isi... 2 Pendahuluan... 3 Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah untuk menampung orang-orang yang melanggar

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah untuk menampung orang-orang yang melanggar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Pemasyarakatan (LP) merupakan suatu lembaga yang berada di bawah naungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Lembaga tersebut disediakan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan permasalahan penyakit menular seksual termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan kualitatif. HIV merupakan

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) DAN ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME (AIDS) DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) ,

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) , PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) 322460, Email : kpakabmimika@.yahoo.co.id LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM HIV/AIDS DAN IMS PERIODE JULI S/D SEPTEMBER

Lebih terperinci

ANTARA KEBUTUHAN DAN PEMENUHAN HAK PEMBIAYAAN PENANGGULANGAN AIDS DALAM SKEMA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL. dr Endang Sri Rahayu

ANTARA KEBUTUHAN DAN PEMENUHAN HAK PEMBIAYAAN PENANGGULANGAN AIDS DALAM SKEMA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL. dr Endang Sri Rahayu ANTARA KEBUTUHAN DAN PEMENUHAN HAK PEMBIAYAAN PENANGGULANGAN AIDS DALAM SKEMA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL dr Endang Sri Rahayu g. DIY berada pada level epidemi terkonsentrasi, dan berpotensi menjadi level

Lebih terperinci

Peringatan Hari AIDS Sedunia 2013: Cegah HIV dan AIDS. Lindungi Pekerja, Keluarga dan Bangsa

Peringatan Hari AIDS Sedunia 2013: Cegah HIV dan AIDS. Lindungi Pekerja, Keluarga dan Bangsa Peringatan Hari AIDS Sedunia 2013: Cegah HIV dan AIDS. Lindungi Pekerja, Keluarga dan Bangsa Menkokesra selaku Ketua KPA Nasional menunjuk IBCA sebagai Sektor Utama Pelaksana Peringatan HAS 2013 Tahun

Lebih terperinci

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR, WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR, Menimbang: a. b. c. bahwa dalam upaya untuk memantau penularan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Analisis Konteks dalam Program Skrining IMS dengan VCT di LP

BAB V PEMBAHASAN. 1. Analisis Konteks dalam Program Skrining IMS dengan VCT di LP BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan 1. Analisis Konteks dalam Program Skrining IMS dengan VCT di LP Wanita Klas II A Kota Malang Berdasarkan hasil evaluasi konteks program skrining IMS dengan VCT di LP Wanita

Lebih terperinci

MENUNAIKAN HAK PELAYANAN KESEHATAN NAPI DAN TAHANAN

MENUNAIKAN HAK PELAYANAN KESEHATAN NAPI DAN TAHANAN MENUNAIKAN HAK PELAYANAN KESEHATAN NAPI DAN TAHANAN Oleh Patri Handoyo Kondisi kesehatan di dalam lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan negara (rutan) Indonesia sejak tahun 2000-an telah terbawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah HIV AIDS merupakan salah satu masalah kesehatan yang sampai saat ini masih menjadi perhatian utama bagi masyarakat khususnya pemangku kebijakan di seluruh dunia.

Lebih terperinci

A. PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

A. PENDAHULUAN. I. Latar Belakang DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI III DPR-RI KE LAPAS NARKOTIKA II A PROVINSI DI YOGYAKARTA PADA MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2014 A. PENDAHULUAN I.

Lebih terperinci

Latar belakang, Skema & Implementasi SUFA (Strategic Use of Antiretroviral) di Indonesia

Latar belakang, Skema & Implementasi SUFA (Strategic Use of Antiretroviral) di Indonesia Lecture Series Inisiasi Dini Terapi Antiretroviral untuk Pencegahan dan Pengobatan Oleh Pusat Penelitian HIV & AIDS Atma Jaya Jakarta, 25 Februari 2014 Pembicara: 1) Yudi (Kotex, perwakilan komunitas)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV di Indonesia masih menjadi masalah yang serius dan komplek serta menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di Indonesia juga masih tinggi,

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 25 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN PROBOLINGGO

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 25 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN PROBOLINGGO SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 25 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

Lebih terperinci

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2 Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 201 Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2 1 Puskesmas Bulupoddo, 2 Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai, Sulawesi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan zat psiko aktif merupakan masalah yang sering terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan zat psiko aktif merupakan masalah yang sering terjadi di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan zat psiko aktif merupakan masalah yang sering terjadi di seluruh dunia, dan berhubungan dengan peningkatan mortalitas dan morbidilitas. WHO telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah Indonesia, berbeda dengan Indonesia

Lebih terperinci

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS DAN ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini terlihat betapa rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. saat ini terlihat betapa rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Kondisi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Salah satu permasalahan yang harus mendapat perhatian serius dari pemerintah dan segenap komponen bangsa Indonesia saat ini adalah masalah kesehatan. Perhatian terhadap

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.465, 2014 PERATURAN BERSAMA. Penanganan. Pencandu. Penyalahgunaan. Narkotika. Lembaga Rehabilitasi. PERATURAN BERSAMA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara di Asia dengan epidemi HIV (human immunodeficiancy virus) yang berkembang paling cepat menurut data UNAIDS (United Nations

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs), sebuah deklarasi global yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs), sebuah deklarasi global yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah internasional dalam bidang kesehatan adalah upaya menghadapi masalah Infeksi Menular Seksual (IMS) yang tertuang pada target keenam Millennium Development

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang VCT adalah kegiatan konseling yang menyediakan dukungan psikologis, informasi dan pengetahuan HIV/AIDS, mencegah penularan HIV/AIDS, mempromosikan perubahan perilaku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit menular yang belum dapat diselesaikan dan termasuk iceberg phenomenon atau fenomena

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR LEMBAGA PENYELENGGARA REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR LEMBAGA PENYELENGGARA REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR LEMBAGA PENYELENGGARA REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan AIDS adalah suatu penyakit yang fatal. Penyakit ini disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus atau

Lebih terperinci

KULONPROGO BANGKIT TANGGULANGI AIDS

KULONPROGO BANGKIT TANGGULANGI AIDS Artikel Kerjasama BPMPDP dan KB Kulonprogo dan KR KULONPROGO BANGKIT TANGGULANGI AIDS Mardiya & Esti Sutari Pasca peringatan Hari AIDS Se-Dunia (HAS) 2010, Rabu (1/12) lalu, dapat dipastikan banyak warga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hancurnya kehidupan rumah tangga serta penderitaan dan kesengsaraan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. hancurnya kehidupan rumah tangga serta penderitaan dan kesengsaraan yang Lampiran 4 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Indonesia masih menjadi permasalahan nasional yang tidak kunjung tuntas bahkan semakin memprihatinkan dan mengancam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data yang diperoleh dari WHO (World Health Organization),

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data yang diperoleh dari WHO (World Health Organization), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data yang diperoleh dari WHO (World Health Organization), penyebab kematian terbanyak pada wanita golongan reproduktif disebabkan oleh HIV (Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

NOMOR : 6 TAHUN 2013 TENTANG

NOMOR : 6 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS/ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME (HIV/AIDS) DAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meninggal akibat HIV/AIDS, selain itu lebih dari 6000 pemuda umur tahun

BAB I PENDAHULUAN. meninggal akibat HIV/AIDS, selain itu lebih dari 6000 pemuda umur tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Fakta bahwa sekitar 2000 anak diseluruh dunia umur

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Kondisi sehat individu tidak bisa hanya dilihat dari kondisi fisik saja melainkan juga kondisi mental dan kondisi sosial. Dalam kasus anak-anak yang mengidap HIV/AIDS memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi untuk keberhasilan pembangunan Bangsa Indonesia. Oleh karena itu perlu dilakukan pembangunan

Lebih terperinci

Penanggulangan HIV/AIDS pada Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan/Rumah Tahanan

Penanggulangan HIV/AIDS pada Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan/Rumah Tahanan Catatan Kebijakan # 2 Penanggulangan HIV/AIDS pada Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan/Rumah Tahanan Apakah penting penanggulangan HIV di Rutan/Lapas Jumlah tahanan dan warga binaan dewasa di Indonesia

Lebih terperinci

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL POLICY BRIEF 03 PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL Layanan HIV dan AIDS yang Komprehensif dan Berkesinambungan (LKB)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) pertamakali ditemukan di propinsi Bali, Indonesia pada tahun 1987 (Pusat Data dan Informasi

Lebih terperinci

Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan

Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan Sutjipto PKMK FK UGM Disampaikan pada Kursus Kebijakan HIV-AIDS 1 April 216 1 Landasan teori 2 1 EPIDEMIOLOGY (Definisi ) 1.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang: a. bahwa HIV merupakan virus perusak sistem kekebalan tubuh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan

BAB I PENDAHULUAN. Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Angka HIV/AIDS dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut laporan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Departemen Kesehatan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV / AIDS DAN IMS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV / AIDS DAN IMS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV / AIDS DAN IMS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh BNN dan Puslitkes UI pada 10 kota besar di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Epidemi Human Immunodeficiency Virus (HIV) secara global masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah kesehatan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masing-masing. Pelayanan publik dilakukan oleh pemerintah baik di tingkat

I. PENDAHULUAN. masing-masing. Pelayanan publik dilakukan oleh pemerintah baik di tingkat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan tanggung jawab Negara dan pemerintah yang kemudian dilaksanakan oleh instansi pemerintah sesuai dengan bidangnya masing-masing. Pelayanan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI PENANGGULANGAN DAN PEMBERANTASAN NARKOBA DI LAPAS/RUTAN DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN

PEDOMAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI PENANGGULANGAN DAN PEMBERANTASAN NARKOBA DI LAPAS/RUTAN DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN PEDOMAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI PENANGGULANGAN DAN PEMBERANTASAN NARKOBA DI LAPAS/RUTAN DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM

Lebih terperinci

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti Ragu? Jangan cuma Ikut VCT, hidup lebih pasti Sudahkah anda mengetahui manfaat VCT* atau Konseling dan Testing HIV Sukarela? *VCT: Voluntary Counselling and Testing 1 VCT atau Konseling dan testing HIV

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Tidak ada negara yang terbebas dari HIV/AIDS. (1) Saat ini

Lebih terperinci

HIV/AIDS dan PMTCT, 4 orang mengatakan kadang-kadang memberikan. informasi HIV/AIDS dan PMTCT, dan 1 orang mengatakan tidak pernah

HIV/AIDS dan PMTCT, 4 orang mengatakan kadang-kadang memberikan. informasi HIV/AIDS dan PMTCT, dan 1 orang mengatakan tidak pernah 1 Sebanyak 3 orang mengatakan selalu memberikan informasi HIV/AIDS dan PMTCT, 4 orang mengatakan kadang-kadang memberikan informasi HIV/AIDS dan PMTCT, dan 1 orang mengatakan tidak pernah memberikan informasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1] PENDAHULUAN Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang salah satu jenis sel darah putih yang berperan sebagai sistem kekebalan tubuh manusia. Sedangkan AIDS adalah gejala penyakit yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem kekebalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Afrika Selatan), D joma (Afrika Tengah), Kif (Aljazair), Liamba (Brazil) dan Napza

BAB I PENDAHULUAN. (Afrika Selatan), D joma (Afrika Tengah), Kif (Aljazair), Liamba (Brazil) dan Napza BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di beberapa negara ada beberapa istilah yang digunakan untuk menunjukkan jenis obat-obatan terlarang yaitu, seperti Dadah (Malaysia/Brunei), Drugs (Inggris), Shabu-shabu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tabel 1. Jumlah Kasus HIV/AIDS Di Indonesia Yang Dilaporkan Menurut Tahun Sampai Dengan Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tabel 1. Jumlah Kasus HIV/AIDS Di Indonesia Yang Dilaporkan Menurut Tahun Sampai Dengan Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara global hingga pada pertengahan tahun 2015 terdapat 15,8 juta orang yang hidup dengan HIV dan 2,0 juta orang baru terinfeksi HIV, serta terdapat 1,2 juta

Lebih terperinci

TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 48 TAHUN 2004 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome). Virus. ibu kepada janin yang dikandungnya. HIV bersifat carrier dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome). Virus. ibu kepada janin yang dikandungnya. HIV bersifat carrier dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sebuah retrovirus yang dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome). Virus ini ditularkan melalui kontak darah,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) DAN HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUWANGI

Lebih terperinci

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru Artikel 1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya Tidak dapat dipungkiri, epidemi HIV/AIDS telah berkembang begitu pesat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Kasus ini paling

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 05 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 05 TAHUN 2007 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1] BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang salah satu jenis sel darah putih yang berperan sebagai sistem kekebalan tubuh manusia.

Lebih terperinci

ESTIMASI ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI BALI TAHUN 2007

ESTIMASI ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI BALI TAHUN 2007 ESTIMASI ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI BALI TAHUN 2007 1800000 1600000 Proyeksi Kasus HIV/AIDS di Indonesia 1400000 1200000 Jumlah Infeksi 1000000 800000 600000 400000 200000

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERDANG BEDAGAI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan masalah kesehatan di dunia sejak tahun 1981, penyakit ini berkembang secara pandemik.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, Menimbang : a. bahwa HIV merupakan virus perusak sistem

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI III DPR RI KE LAPAS KEROBOKAN, DENPASAR BALI NOVEMBER

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI III DPR RI KE LAPAS KEROBOKAN, DENPASAR BALI NOVEMBER LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KOMISI III DPR RI KE LAPAS KEROBOKAN, DENPASAR BALI 14-15 NOVEMBER 2014 ---------------------- A. LATAR BELAKANG Komisi III DPR RI dalam Masa Persidangan I Tahun Sidang 2014

Lebih terperinci

2012, No.1156

2012, No.1156 5 2012, No.1156 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REHABILITASI MEDIS BAGI PECANDU, PENYALAHGUNA, DAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) Edy Bachrun (Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Kepatuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA) sudah menjadi masalah di tingkat nasional, regional maupun global. Hasil dari laporan perkembangan situasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS.

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.438, 2017 KEMENKES. Penanggulangan Cacingan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN CACINGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. resiko penularan HIV melalui hubungan seksual (The United Nations High

BAB 1 PENDAHULUAN. resiko penularan HIV melalui hubungan seksual (The United Nations High BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup besar di dunia termasuk di Indonesia. Kebutuhan akan adanya program penanggulangan IMS

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER PERILAKU PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI DALAM MENGIKUTI PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010

Lampiran 1 KUESIONER PERILAKU PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI DALAM MENGIKUTI PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010 Lampiran 1 KUESIONER PERILAKU PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI DALAM MENGIKUTI PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010 I. INFORMASI WAWANCARA 1. Nomor Urut Responden... 2. Nama Responden...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lainya. Banyak jenis NAPZA yang besar manfaatnya untuk kesembuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lainya. Banyak jenis NAPZA yang besar manfaatnya untuk kesembuhan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NAPZA merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainya. Banyak jenis NAPZA yang besar manfaatnya untuk kesembuhan dan keselamatan manusia, tetapi

Lebih terperinci

PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA

PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA Epidemiologi Dasar RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT ANDREAS W. SUKUR PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA Website: https://andreaswoitilasukur.wordpress.com/ Email : andreaswoitila@gmail.com Riwayat

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008 1 KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ODHA (ORANG DENGAN HIV/AIDS) WANITA (STUDI KUALITATIF MENGENAI PENCAPAIAN MAKNA HIDUP PADA WANITA PASCA VONIS TERINFEKSI HIV/AIDS) Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1103, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Terapi. Rumatan Metadona. Program. Pedoman. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2013 enkes/tentang PEDOMAN

Lebih terperinci

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015 1 PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015 TANGGAL 1 DESEMBER 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Acquired immune deficiency syndrome (AIDS), merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan karena menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh human immunodeficiency

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan. meningkatkan kesehatannya (Notoatdmodjo, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan. meningkatkan kesehatannya (Notoatdmodjo, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan kesehatan yang dikenal dengan promosi kesehatan adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan kemampuan (ability) masyarakat untuk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 3 2009 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan masalah kesehatan global yang menjadi perbincangan masyarakat di seluruh

Lebih terperinci

OLEH A A ISTRI YULAN PERMATASARI ( ) KADEK ENA SSPS ( ) WAYLON EDGAR LOPEZ ( )

OLEH A A ISTRI YULAN PERMATASARI ( ) KADEK ENA SSPS ( ) WAYLON EDGAR LOPEZ ( ) PROPOSAL PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT (PKM) TENTANG PENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TABANAN II TAHUN 2012 OLEH A A ISTRI YULAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. abad ini, dan menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. abad ini, dan menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi. Pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) telah menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius di abad ini, dan menimbulkan

Lebih terperinci