IDE FEMINISME DALAM NOVEL THE MOTHER KARYA PEARL S. BUCK JURNAL SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu. syarat mencapai gelar. Sarjana Sastra.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IDE FEMINISME DALAM NOVEL THE MOTHER KARYA PEARL S. BUCK JURNAL SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu. syarat mencapai gelar. Sarjana Sastra."

Transkripsi

1 IDE FEMINISME DALAM NOVEL THE MOTHER KARYA PEARL S. BUCK JURNAL SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Sastra Oleh: RINA APRILIA PONTO Jurusan Sastra Inggris UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS ILMU BUDAYA 2015

2 ABSTRACT This research entitled Ideas of Feminism Revealed in The Novel The Mother by Pearl S. Buck is written to find out the ideas of feminism. Feminism has an important role in society and culture. The problem to be researched is how the ideas of feminism revealed in the novel The Mother. The objective of this research is to identify, analyze and give explanation about the ideas of feminism revealed through the main female character, the mother, in the novel The Mother. The method of this research is descriptive. Intrinsic approach is applied in analyzing character the mother by using Robert s theory, setting and plot. To analyze the ideas, the writer uses extrinsic approach, the theory of relation between literature and idea from Wellek and Warren. The result of this research reveals that most of the actions done by the character of the mother show her as a strong female figure where she was able enter the whole aspects of her life, she became a mother and being a father and even she herself became the backbone of the family. The mother is able to defend her rights as a woman even though she often get mistreatment of those around her and even her own family. Ideas of feminism revealed through the character, plot and setting. Also, the relation between tradition of Chinese and the background of Chinese live in 1930 s are identified to found out the ideas of feminism. Key Words: Feminism, Novel and Character.

3 PENDAHULUAN Ide biasanya ditafsirkan sebagai gambar representasional mental beberapa objek. Ide-ide dapat juga menjadi konsep-konsep abstrak yang tidak dapat disajikan sebagai gambaran mental. Kapasitas untuk membuat dan memahami makna gagasan dianggap menjadi ciri-ciri penting dari manusia. Karya sastra merupakan salah satu cara manusia untuk mengungkapkan perasaan maupun ide-ide mereka ke dalam suatu bentuk tulisan berdasarkan pengalaman dan kejadian yang mereka alami dalam kehidupan pribadinya. Menurut Wellek dan Warren (1949:49) dalam buku yang berjudul Theory of Literature (1949:49), sastra adalah ungkapan perasaan, hasrat dan emosi yang disebabkan oleh sensasi ketertarikan hidup. Itu berkembang dari pikiran imajinasi sang penulis. Banyak yang dapat kita pelajari dalam karya sastra. Disitu, kita dapat menemukan feminisme dalam karya-karya sastra. Feminisme tidak dapat dipisahkan dari sastra. Dalam pengertian sastra, Feminisme berkaitan dengan bagaimana mengapresiasikan sastra, baik dalam kaitanya dengan proses produksi serta tanggapannya. Ini berarti bahwa feminisme memiliki hubungan erat dengan karya-karya sastra. The Mother adalah salah satu novel yang berbicara tentang feminisme, ditulis oleh Pearl S. Buck yang di publikasikan pada tahun Dalam novel ini, Pearl Buck melukiskan gambaran seorang wanita miskin yang hidup di sebuah desa terpencil yang memiliki sedikit kegembiraan dan banyak kesukaran. Petani perempuan tak bernama ini 1

4 harus menemukan keseimbangan antara cita-cita dan konsekuensinya. Tanpa pemberitahuan, suaminya meninggalkan dia. Merasa malu oleh pengalaman ini, the mother pergi bekerja di ladang, membesarkan tiga anak mereka sendiri, dan memperhatikan ibu mertuanya yang sudah tua. Untuk menyembunyikan masalahnya dari para tetangganya, the mother berpura-pura bahwa suaminya sedang berpergian dan mengirim beberapa surat untuk dirinya sendiri yang bertandakan nama suaminya. Dikelilingi dengan kemiskinan, keputus-asaan dan kisah dusta bermaksud untuk melindungi keluarga, pertumbuhan anakanaknya dan memasuki kalangan masyarakat hanya dengan dukungan dari keinginan ibu mereka yang tak dapat dielakkan. Metodologi Penelitian Ada tiga tahapan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Persiapan o Membaca secara keseluruhan novel The Mother dengan teliti untuk memahami cerita dan menemukan ide-ide feminisme dalam novel. o Mencari, mengumpulkan dan membaca beberapa buku mengenai feminisme, khususnya buku kesusastraan tentang feminisme. o Membaca beberapa penelitian yang berkaitan dengan judul penelitian ini sebagai data pendukung. 2. Pengumpulan Data o Mengumpulkan data dari novel The Mother melalui percakapan antar tokoh, tindakan tokoh, pemikiran tokoh. 2

5 o Mengidentifikasi tokoh yang diteliti. o Memfokuskan pada pengumpulan informasi tentang bagaimana ide feminisme diekspresikan melalui tokoh perempuan, the mother dalam novel. 3. Analisis Data Data akan dianalisis secara intrinsik dan ekstrinsik. Pendekatan intrinsik digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis watak tokoh dengan menggunakan empat cara khusus dari Roberts sehingga mendapatkan informasi tentang tokoh, khususnya tokoh utama, the mother. Pendekatan ekstrinsik akan digunakan untuk menganalisis bagaimana ide-ide feminisme dinyatakan dalam novel The Mother. PEMBAHASAN DAN HASIL Ide Feminisme yang Dinyatakan dalam Novel The Mother Sebuah ide, dalam arti sempit, adalah sebuah konsep, pemikiran, pendapat atau kepercayaan, tetapi dalam pembahasan yang lebih luas, ide adalah hasil dari proses berpikir. Feminis lahir sebagai akibat dari pertentangan kaum wanita terhadap ide-ide patriakal yang mendukung kebebasan mereka dalam berekspresi dan melakukan aktivitas sosial. Gerakan feminis pada awalnya mendukung persamaan hak antara perempuan dan laki-laki terhadap aspek-aspek yang berkaitan dengan pendidikan, ekonomi dan politik. Perkembangan ide-ide feminis ini lambat laun mulai berkembang dan merambah dunia kesusastraan, di mana penulis wanita kemudian mulai menambahkan ide-ide feminis dan pengalaman pribadinya ke dalam karya yang mereka buat. 3

6 Dalam bagian ini, penulis membahas bagaimana Pearl S. Buck mengungkapkan ideide feminismenya dalam novel The Mother melalui tokoh utama perempuan, the mother. Dalam menganalisis ide tersebut, penulis mengacu pada konteks yang terdapat dalam novel The Mother. I. Ide Feminisme yang Tergambar Melalui Alur Cerita dalam Novel The Mother Pernyataan feminisme yang digambarkan Buck dalam novel melalui alur yaitu; (1) the mother berusaha melakukan apapun agar dirinya tidak direndahkan oleh masyarakat di sekitarnya karena suaminya pergi meninggalkan dia, sehingga the mother menjadi seorang perempuan mandiri yang mampu menghidupi keluarganya sekalipun harus tanpa suaminya, (2) the mother tetap mempertahankan peran dirinya sebagai seorang ibu (orang tua tunggal) terhadap sikap yang akan timbul dari anak-anak dan anak mantunya kelak yang ingin mengasingkan dirinya, (3) the mother tetap pada pendiriannya meskipun pada akhirnya dirinya harus menerima konsekuensi dari perbuatannya yang mendustai keluarga dan masyarakat di sekitarnya agar tidak direndahkan oleh masyarakat di sekitarnya karena suaminya pergi meninggalkan dirinya dan keluarganya. II. Ide Feminisme yang Tergambar Melalui Tokoh dalam Novel The Mother Dalam menganalisis tokoh dalam novel The Mother, penulis menggunakan teori Edgar V. Roberts (1964:41) dalam bukunya Writing Theme about Literature mengatakan bahwa karakter adalah gambaran umum tentang manusia yang menentukan ide manusia, kata dan gaya melalui dialog-dialog, aksi dan komentar-komentar mengenai karakter. 4

7 Dalam penelitian ini, penulis merefleksikan feminisme pada karakter the mother dalam hubungannya dengan karakter-karakter lainnya dimana pelakunya merupakan orangorang terdekatnya seperti suami dan anak menantunya. Ide feminisme yang tergambar melalui hubungan the mother dengan suaminya yaitu tidak terjadi keseimbangan gender antara the mother dan suaminya. Suaminya sering kali menjadikan the mother sebagai objeknya. Suaminya memberikan perlakuan yang tidak layak kepada istrinya seperti yang seharusnya dilakukan seorang suami untuk menghargai dan mencintai istrinya. Sehingga, apapun yang dikerjakan the mother untuk kesenangan suaminya dan bukan keinginan the mother sendiri. Namun, pada akhirnya the mother mampu menjadi perempuan yang mandiri karena usahanya yang terus ia lakukan untuk mempertahankan dirinya dari perlakuan suaminya yang merendahkan dirinya. Ide feminisme yang tergambar melalui hubungan antara the mother dengan anak mantunya yaitu the mother tetap bertahan memposisikan dirinya sebagai seorang perempuan atau seorang ibu yang masih mampu dan ingin melindungi dan memperhatikan anak-anaknya meskipun the mother merasa bahwa perannya didominasi oleh anak mantunya yang menganggap dirinya sudah tua dan tidak bisa lagi berbuat apa-apa. III. Ide Feminisme yang Tergambar Melalui Latar dalam Novel The Mother Dalam novel The mother, Buck menggambarkan kehidupan masyarakat Cina sebagai latar masyarakat pada saat itu. Melalui latar, penulis menemukan bahwa peran tradisi dan adat istiadat saling berkaitan. Peran tradisi dan adat istiadat berkaitan dengan gambaran latar kehidupan 5

8 masyarakat Cina pada saat itu. Penulis mengemukakan bahwa ide feminisme juga dinyatakan melalui peran tradisi dan adat istiadat dalam hubungan antara tokoh the mother dan tokoh the man, suaminya. Peran tradisi dan adat istiadat tersebut yaitu hubungan suami dan istri, pembagian pekerjaan, pembagian ekonomi dan hak kepemilikan serta hubungan dalam masyarakat. Ide feminisme yang tergambar melalui hubungan suami dan istri antara the mother dan suaminya terjadi ketimpangan posisi perempuan dengan laki-laki dalam masyarakat. Suami the mother memiliki kekuasaan penuh terhadap dirinya. Namun, the mother tahu mana yang dapat dipertahankannya untuk dilakukan dan mana yang tidak. Ide feminisme yang tergambar dari pembagian pekerjaan yaitu sebagai seorang perempuan, the mother juga berperan sebagai tulang punggung keluarga, dimana tidak hanya suaminya yang bekerja untuk menghidupi keluarga, the mother juga merasa bertanggung jawab atas keluarganya, meskipun dirinya harus mengerjakan pekerjaan yang sama dengan laki-laki (suaminya). Dengan kata lain, the mother memperjuangkan haknya untuk mendapatkan keseimbangan gender terhadap suaminya hingga ia menjadi perempuan yang mandiri. Gambaran ide feminisme dalam pembagian ekonomi dan hak kepemilikan antara the mother dengan suaminya merupakan perampasan hak sebagai seorang istri yang merindukan dan membutuhkan pengertian dan kasih sayang dari suaminya. Ide feminisme yang tergambar melalui hubungan the mother dengan lingkungannya yaitu meskipun berasal dari keluarga yang tidak berpendidikan, the mother tetap berjuang 6

9 untuk mempertahankan harga diri dan keluarganya agar tidak direndahkan dan ditolak serta mendapatkan pengakuan yang layak dari orang-orang di sekitarnya atas dirinya dan keluarganya. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Setelah menyingkapkan alur cerita novel The Mother, menganalisis karakter, dan gambaran hubungannya dengan karakter-karakter lainnya, serta kaitannya dengan tradisi masyarakat Cina tahun 1930-an, penulis menyimpulkan bahwa ide feminisme dinyatakan dalam Novel The Mother karya Pearl S. Buck melalui alur, karakter, dan latar serta menghubungkannya dengan latar belakang kehidupan masyarakat Cina tahun 1930-an dan tradisi masyarakat Cina pada saat itu. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa ide feminisme dalam novel The Mother karya Pearl S. Buck ini tergambar dalam tokoh the mother. The mother adalah sosok wanita yang kuat dimana dia mampu memasuki seluruh aspek kehidupannya; dia menjadi seorang ibu sekaligus menjadi seorang ayah, bahkan dia sendiri menjadi tulang punggung keluarganya. The mother mampu mempertahankan haknya sebagai seorang perempuan meskipun dirinya sering mendapatkan perlakuan yang tidak layak dari orang di sekitarnya bahkan keluarganya sendiri. 7

10 SARAN Penelitian yang penulis lakukan tentang ide-ide feminisme dalam novel The Mother karya Pearl S. Buck, merupakan penelitian yang memfokuskan pada karakter perempuan the mother. Berdasarkan penelitian ini, pembaca mempelajari karya sastra hubungannya dengan feminisme, mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Sastra Inggris dapat menindak lanjuti penelitian, baik bersifat mengembangkan feminisme atau menyoroti hal-hal lain dalam novel The Mother karya Pearl S. Buck. 8

11 DAFTAR PUSTAKA Abrams, M. H. Glossary of Literary Terms. (1981). Third Edition. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc. Print Anonym. China Regulations of Family Relationships. Available: Audi, Robert, ed. (1995). Cambridge Dictionary of Philosophy. Cambridge; New York: Cambridge University Press. p ISBN Bachmid, G. (2007). Metode Penelitian Sastra. Manado. Fakultas Sastra. UNSRAT. Benton, William & Benton, Helen Hemingway. (1992). The New Encyclopedia of Britannica. Amazon. Bertens, K. (1999). Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius. Bonn, Julien. (2010). A Comprehensive Dictionary of Literature. Delhi: Abishek Publication. Bonvillain, Nancy. (1995). Women and Men. New Jersey: Prentice Hall. Buck, Pearl. S. (1934). The Mother. 5 th Edition. New York: POCKET BOOKS Buck, Pearl. S. (1941). Of Men and Women. New York: John Day Carlisle, A. (2000). Reading Logs: An Application of Reader-Response Theory in EFL. ELT Journal. D Entremont, John. (1992). Pearl S. Buck and American Women s History. Randolph- Macon Woman s College Alumnae Bulletin. Fulton, Jessica. Holding Up Half The Heavens: The Effect of Communist Rule on China s Women. Available: G Knapsp, Ronald and Kai Yin Lo. (2005). House Home Family. New York: University of Hawaii. Grebstein, Sheldon Norman. (1968). Perspective in Contemporary Criticism. New York: Harper & Row, Publisher, Inc. 9

12 Hornby, Albert Sydney. (2010). Oxford Advanced Learner s Dictionary. 8 th Oxford: Oxford University Press Edition. Hsu, Francis L. K. (1953). Americans and Chinese: Passage to differences. Honolulu: The University Press of Hawaii. Lomban, Jully. (1998). Refleksi Feminisme dalam Song of Solomon Karya Toni Morrison. Skripsi. Manado: Fakultas Sastra UNSRAT Maya Sari, Arie. (2009). Simbol-Simbol Feminisme dalam Novel The Color Purple Karya Alice Walker. Skripsi. Manado: Fakultas Sastra UNSRAT Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta, Indonesia: Gadjah Mada University Press. Print. Ranarty, Rawinah. (2011). Sosok Pearl S. Buck. Blog Kompasiana: Ask.com. Available: Ratna, Nyoman Khuta. (2004). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Robert, Edgar V Writing Themes about Literature. New Jersey. Prentice Hall inc. Sawil, Retnolin. (2009). Expresi Feminisme dalam Novel Wide Sargasso Sea Karya Jean Rhys. Skripsi. Manado: Fakultas Sastra UNSRAT Sugihastuti, Suharto. (2002). Kritik Sastra Feminis: Teori dan Aplikasinya. Pustaka Pelajar: Universitas Michigan. The World Book Encyclopedia America: (1992) world book Inc. Wellek, Rene and Austin Warren. (1977). Theory of Literature. Florida: Harcourt Brace & World, Inc. 10

PENGEMBANGAN TEMA CINTA DALAM LIRIK-LIRIK LAGU JONAS BROTHERS JURNAL. Oleh : ENDA SUOTH

PENGEMBANGAN TEMA CINTA DALAM LIRIK-LIRIK LAGU JONAS BROTHERS JURNAL. Oleh : ENDA SUOTH PENGEMBANGAN TEMA CINTA DALAM LIRIK-LIRIK LAGU JONAS BROTHERS JURNAL Oleh : ENDA SUOTH 090912014 UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS SASTRA MANADO 2013 1 ABSTRACT Jonas Brothers song lyrics which are about

Lebih terperinci

ANALISIS TEMA CINTA DALAM NOVEL NEW MOON KARYA STEPHENIE MEYER ABSTRACT. This research entitled Analisis Tema Cinta dalam Novel New Moon karya

ANALISIS TEMA CINTA DALAM NOVEL NEW MOON KARYA STEPHENIE MEYER ABSTRACT. This research entitled Analisis Tema Cinta dalam Novel New Moon karya ANALISIS TEMA CINTA DALAM NOVEL NEW MOON KARYA STEPHENIE MEYER ABSTRACT The novel New Moon which was written by Sthepenie Meyer tells about the romantic story of Isabella Swan with the two myth creatures

Lebih terperinci

DAMPAK STATUS TUNAWISMA TERHADAP PERUBAHAN KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM AUTOFICTION HOMURESU CHUGAKUSEI KARYA HIROSHI TAMURA

DAMPAK STATUS TUNAWISMA TERHADAP PERUBAHAN KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM AUTOFICTION HOMURESU CHUGAKUSEI KARYA HIROSHI TAMURA DAMPAK STATUS TUNAWISMA TERHADAP PERUBAHAN KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM AUTOFICTION HOMURESU CHUGAKUSEI KARYA HIROSHI TAMURA (Melalui Pendekatan Psikologi sosial) ADE PURWANTO HXF 050509 UNIVERSITAS PADJADJARAN

Lebih terperinci

KONFLIK PSIKOLOGIS SARA CREWE DALAM NOVEL A LITTLE PRINCESS KARYA FRANCES HODGSON BURNETT B. RURI MAHARANI. Pembimbing: Dra. Lubna A. S., M. Hum.

KONFLIK PSIKOLOGIS SARA CREWE DALAM NOVEL A LITTLE PRINCESS KARYA FRANCES HODGSON BURNETT B. RURI MAHARANI. Pembimbing: Dra. Lubna A. S., M. Hum. KONFLIK PSIKOLOGIS SARA CREWE DALAM NOVEL A LITTLE PRINCESS KARYA FRANCES HODGSON BURNETT B. RURI MAHARANI Pembimbing: Dra. Lubna A. S., M. Hum. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diciptakannya kedua maklhuk di dunia ini. Proses penciptaan itu pun dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. diciptakannya kedua maklhuk di dunia ini. Proses penciptaan itu pun dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Polarisasi laki-laki dan perempuan dengan sendirinya sudah ada sejak diciptakannya kedua maklhuk di dunia ini. Proses penciptaan itu pun dilakukan melalui sabda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman sosialnya dalam karya yang akan dibuat. Secara umum dapat digambarkan bahwa seorang pengarang

Lebih terperinci

TRANSFORMASI NOVEL KE FILM KAJIAN EKRANISASI TERHADAP THE SCARLET LETTER KARYA NATHANIEL HAWTHRONE

TRANSFORMASI NOVEL KE FILM KAJIAN EKRANISASI TERHADAP THE SCARLET LETTER KARYA NATHANIEL HAWTHRONE TRANSFORMASI NOVEL KE FILM KAJIAN EKRANISASI TERHADAP THE SCARLET LETTER KARYA NATHANIEL HAWTHRONE Tesis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Strata 2 dalam Ilmu Susastra Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. genre-genre yang lain. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian

BAB I PENDAHULUAN. genre-genre yang lain. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia kesastraan mengenal prosa sebagai salah satu genre sastra di samping genre-genre yang lain. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian yang lebih

Lebih terperinci

THE POTRAYAL OF ELIZABETH I OF ENGLAND AS REFLECTED TROUGH CLEOPATRA IN SHAKESPEARE S ANTONY AND CLEOPATRA

THE POTRAYAL OF ELIZABETH I OF ENGLAND AS REFLECTED TROUGH CLEOPATRA IN SHAKESPEARE S ANTONY AND CLEOPATRA THE POTRAYAL OF ELIZABETH I OF ENGLAND AS REFLECTED TROUGH CLEOPATRA IN SHAKESPEARE S ANTONY AND CLEOPATRA A THESIS by Gacia Nurika Purwanti Student Number : 00. 80. 0046 ENGLISH LETTERS STUDY PROGRAMME

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hidup berbudaya dan berkomunikasi. Salah satu cara manusia untuk berkomunikasi yaitu melalui sastra. Sastra merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud atau hasil dari daya imajinasi seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan pengalaman pribadi atau dengan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Novel Surga Yang Tak Dirindukan adalah karya Asma Nadia. Penelitian ini memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia Kajian

Lebih terperinci

Abstract. Keywords : Psychology literature, figures, plot and setting.

Abstract. Keywords : Psychology literature, figures, plot and setting. 1 PENOKOHAN DALAM NOVEL YUKI GUNI KARYA KAWABATA YASUNARI KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA Putu Ika Suarmayani 0601705022 Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra, Universitas Udayana Abstract The main object

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra adalah sebuah karya imajiner yang bermedia bahasa dan memiliki nilai estetis. Karya sastra juga merupakan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan

Lebih terperinci

ABSTRACTS. The result of this study shows that these metaphors contain a certain meaning depending on the sentences where the metaphors are located.

ABSTRACTS. The result of this study shows that these metaphors contain a certain meaning depending on the sentences where the metaphors are located. ABSTRACTS Metaphor is a figurative language that takes two different things by identifying one with another. By using metaphor, it helps the speakers or the writers to give a clear description through

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A.

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Nikmawati yang berjudul Perlawanan Tokoh Terhadap Diskriminasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan karya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada diri pembaca. Karya juga merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

RELASI GENDER DALAM TALKSHOW (ANALISIS WACANA KRITIS SARA MILLS MENGENAI RELASI GENDER DALAM TALKSHOW MARIO TEGUH GOLDEN WAYS)

RELASI GENDER DALAM TALKSHOW (ANALISIS WACANA KRITIS SARA MILLS MENGENAI RELASI GENDER DALAM TALKSHOW MARIO TEGUH GOLDEN WAYS) RELASI GENDER DALAM TALKSHOW (ANALISIS WACANA KRITIS SARA MILLS MENGENAI RELASI GENDER DALAM TALKSHOW MARIO TEGUH GOLDEN WAYS) SKRIPSI DISUSUN OLEH: LISA RIANI RAMLI NRP. 1423012157 PROGRAM STUDI ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan dengan bahasa, baik lisan maupun tulis, yang mengandung keindahan. Karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, memberi petunjuk atau intruksi, tra artinya alat atau sarana sehingga dapat disimpulkan

Lebih terperinci

NOVEL BUNGA-BUNGA KERTAS KARYA KHUSNUL KHOTIMAH ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA. Ketut Endria Wiguna Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Unud

NOVEL BUNGA-BUNGA KERTAS KARYA KHUSNUL KHOTIMAH ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA. Ketut Endria Wiguna Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Unud 1 NOVEL BUNGA-BUNGA KERTAS KARYA KHUSNUL KHOTIMAH ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA Ketut Endria Wiguna Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Unud Abstract The object of the research is the novel written by

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf

Lebih terperinci

ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI. Oleh. 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI. Oleh. 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI Oleh,, 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3)Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Indayani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoneisa Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah

Lebih terperinci

CITRA WANITA TOKOH UTAMA NOVEL RONGGENG KARYA DEWI LINGGASARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

CITRA WANITA TOKOH UTAMA NOVEL RONGGENG KARYA DEWI LINGGASARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA CITRA WANITA TOKOH UTAMA NOVEL RONGGENG KARYA DEWI LINGGASARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh Ratih Prioritasari Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia Ratihprioritasari @ymail.com Abstrak: Tujuan

Lebih terperinci

MAKNA DUA CINTA: ANTARA KELUARGA DAN TANAH AIR. Irmina H. Tameon Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Unud. Abstract

MAKNA DUA CINTA: ANTARA KELUARGA DAN TANAH AIR. Irmina H. Tameon Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Unud. Abstract MAKNA DUA CINTA: ANTARA KELUARGA DAN TANAH AIR Irmina H. Tameon Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Unud Abstract Object of this research is novel Tanah Air Beta, written by Sefryana Khairil. The

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra selalu muncul dari zaman ke zaman di kalangan masyarakat. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan manusia yang

Lebih terperinci

KEBUDAYAAN BUGIS DALAM NOVEL CALABAI PEREMPUAN DALAM TUBUH LELAKI KARYA PEPI AL-BAYQUNIE ABSTRACT

KEBUDAYAAN BUGIS DALAM NOVEL CALABAI PEREMPUAN DALAM TUBUH LELAKI KARYA PEPI AL-BAYQUNIE ABSTRACT KEBUDAYAAN BUGIS DALAM NOVEL CALABAI PEREMPUAN DALAM TUBUH LELAKI KARYA PEPI AL-BAYQUNIE Yudi Zulhendra 1, Wahyudi Rahmat 2, Aruna Laila 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai perwujudan kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa, sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS TOKOH ZAHRANA DALAM NOVEL TAKBIR CINTA ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY

ANALISIS TOKOH ZAHRANA DALAM NOVEL TAKBIR CINTA ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY ANALISIS TOKOH ZAHRANA DALAM NOVEL TAKBIR CINTA ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY BY SITI NURSANTI NPM : 26.181.001 ENGLISH DEPARTEMENT FACULTY OF LANGUAGE AND LITERATURE WIJAYA PUTRA UNIVERSITY SURABAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir melalui pengarang-pengarang yang cerdas di kalangan masyarakat.sastra muncul karena pengaruh dari zaman ke zaman, mulai dari sastra lama kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut (Ratna, 2009, hlm.182-183) Polarisasi laki-laki berada lebih tinggi dari perempuan sudah terbentuk dengan sendirinya sejak awal. Anak laki-laki, lebihlebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur

Lebih terperinci

An Intrinsic Analysis of Alex Garland s The Beach

An Intrinsic Analysis of Alex Garland s The Beach An Intrinsic Analysis of Alex Garland s The Beach A THESIS By Marthinus Perdana Putra 03.80.0052 ENGLISH LETTERS PROGRAMME FACULTY OF LETTERS SOEGIJAPRANATA CATHOLIC UNIVERSITY Semarang 2009 i TABLE OF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang yang kemudian lahir sebuah karya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Penelitian Terdahulu Penulis melakukan telaah kepustakaan yang berhubungan dengan PDH dengan menelusuri penelitian sebelumnya. Telaah pustaka

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA SKRIPSI

ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA SKRIPSI ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA SKRIPSI diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah kesusastraan. Kata kesusastraan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah kesusastraan. Kata kesusastraan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah kesusastraan. Kata kesusastraan merupakan bentuk dari konfiks ke-an dan susastra. Menurut Teeuw (dalam Rokhmansyah, 2014:1) kata

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Salah satu agenda kemanusiaan yang mendesak untuk segera digarap adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Salah satu agenda kemanusiaan yang mendesak untuk segera digarap adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Feminisme Salah satu agenda kemanusiaan yang mendesak untuk segera digarap adalah menjadikan kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam sistem masyarakat. Feminisme memperjuangkan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY

ANALISIS NILAI MORAL NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY ANALISIS NILAI MORAL NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Maini Fitri NIM 080320717117 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wellek and Warren (1963:22) mengatakan bahwa literature seems best

BAB I PENDAHULUAN. Wellek and Warren (1963:22) mengatakan bahwa literature seems best BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di dalam kehidupan ada banyak realitas yang dialami oleh setiap manusia yang dapat mempengaruhi sifat dan sikap manusia itu sendiri. Setiap peristiwaperistiwa akan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dengan judul skripsi, buku-buku yang digunakan dalam pengkajian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra hadir sebagai wujud nyata hasil imajinasi dari seorang penulis. Penciptaan suatu karya sastra bermula dari pengalaman batin pengarang yang dikontruksikan

Lebih terperinci

-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-

-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- PERBANDINGAN PENGGAMBARAN KARAKTER TOKOH PEREMPUAN PADA NOVEL SITTI NURBAYA KARYA MARAH RUSLI DAN ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA BERDASARKAN PERIODE

Lebih terperinci

STRATEGI DAN PERANAN KURIBAYASHI TADAMICHI PADA PERANG IWOJIMA DALAM NOVEL CHIRUZO KANASHIKI KARYA KAKEHASHI KUMIKO (Melalui Pendekatan Mimesis)

STRATEGI DAN PERANAN KURIBAYASHI TADAMICHI PADA PERANG IWOJIMA DALAM NOVEL CHIRUZO KANASHIKI KARYA KAKEHASHI KUMIKO (Melalui Pendekatan Mimesis) STRATEGI DAN PERANAN KURIBAYASHI TADAMICHI PADA PERANG IWOJIMA DALAM NOVEL CHIRUZO KANASHIKI KARYA KAKEHASHI KUMIKO (Melalui Pendekatan Mimesis) PERWITA SARI H1F 050070 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional ( 2005:588), konsep didefenisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup menggembirakan. Kini setiap saat telah lahir karya-karya baru, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. cukup menggembirakan. Kini setiap saat telah lahir karya-karya baru, baik dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra Bali Modern dari waktu ke waktu menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Kini setiap saat telah lahir karya-karya baru, baik dalam bentuk puisi, cerita

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan bahan acuan yang dipakai dalam penelitian sekaligus sumber ide untuk menggali pemikiran dan gagasan baru. Kajian

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK TEKS CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI JURNAL ILMIAH

KETERAMPILAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK TEKS CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI JURNAL ILMIAH KETERAMPILAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK TEKS CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI JURNAL ILMIAH KHAIRANILA NPM. 10080066 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan merupakan sebuah bentuk ekspresi atau pernyataan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Sebagai ekspresi kebudayaan, kesusastraan mencerminkan sistem sosial,

Lebih terperinci

ANALISIS MORAL TOKOH UTAMA NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS MORAL TOKOH UTAMA NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA ARTIKEL ILMIAH ANALISIS MORAL TOKOH UTAMA NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA ARTIKEL ILMIAH AFDAL RIFNANDA NPM 10080248 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan ekspresi jiwa pengarang (Faruk, 2010: 44). Karya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan ekspresi jiwa pengarang (Faruk, 2010: 44). Karya digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan ekspresi jiwa pengarang (Faruk, 2010: 44). Karya sastra berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi secara nyata atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI Oleh: Ariyadi Kusuma Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB V. diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Karakter tokoh utama perempuan yang terdapat dalam novel Sebuah Cinta

BAB V. diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Karakter tokoh utama perempuan yang terdapat dalam novel Sebuah Cinta BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Karakter tokoh utama perempuan yang terdapat dalam novel

Lebih terperinci

KAJIAN FEMINIS CITRA AQIDAH WANITA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL GADIS PENGHAFAL AYAT KARYA M. SHOIM HARIS DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI SMA

KAJIAN FEMINIS CITRA AQIDAH WANITA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL GADIS PENGHAFAL AYAT KARYA M. SHOIM HARIS DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI SMA KAJIAN FEMINIS CITRA AQIDAH WANITA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL GADIS PENGHAFAL AYAT KARYA M. SHOIM HARIS DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Fauzia Ika Rosiani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Evi Tri Purwanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sejenis Penelitian lain yang membahas tentang Citra Perempuan adalah penelitian yang pertama dilakukan oleh Fitri Yuliastuti (2005) dalam penelitian yang berjudul

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Ady Wicaksono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Adywicaksono77@yahoo.com Abstrak: Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (1994:10) Sastra juga sebagai pengungkapan baku dari apa yang telah disaksikan

BAB I PENDAHULUAN. (1994:10) Sastra juga sebagai pengungkapan baku dari apa yang telah disaksikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sastra adalah ungkapan pribadi manusia, yang berupa pengalaman, perasaan, pemikiran, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan

Lebih terperinci

ANTARA ELING DAN RAGU: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL DEWI KAWI

ANTARA ELING DAN RAGU: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL DEWI KAWI ANTARA ELING DAN RAGU: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL DEWI KAWI I Gede Iwan Astadi Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Abstract Analysis of the psychology literature

Lebih terperinci

NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PADA SEBUAH KAPAL KARYA NH. DINI E-JURNAL ILMIAH

NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PADA SEBUAH KAPAL KARYA NH. DINI E-JURNAL ILMIAH E-JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) TRI WIDOLA NIM. 09080075 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA PADA NOVEL OLENKA KARYA BUDI DARMA (TINJAUAN TEORI CARL GUSTAV JUNG) SKRIPSI

ANALISIS STRUKTUR KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA PADA NOVEL OLENKA KARYA BUDI DARMA (TINJAUAN TEORI CARL GUSTAV JUNG) SKRIPSI ANALISIS STRUKTUR KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA PADA NOVEL OLENKA KARYA BUDI DARMA (TINJAUAN TEORI CARL GUSTAV JUNG) SKRIPSI Oleh: DINO PURBO CAHYANTO NIM 09340044 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SMA Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Ntriwahyu87@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui berbagai kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai lingkungan fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan perasaan, pikiran dan lain-lain. Cara mengungkapkan ekspresi

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan perasaan, pikiran dan lain-lain. Cara mengungkapkan ekspresi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang ekspresif. Di dunia ini banyak sekali cara mengekspresikan perasaan, pikiran dan lain-lain. Cara mengungkapkan ekspresi ini dapat lewat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam masyarakat. Kehidupan sosial, kehidupan individu, hingga keadaan psikologi tokoh tergambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra dijadikan sebagai pandangan kehidupan bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua orang, khususnya pecinta sastra.

Lebih terperinci

ANALISIS TOKOH DAN WATAK TOKOH NOVEL LAKSMANA JANGOI KARYA MUHARRONI E-JOURNAL

ANALISIS TOKOH DAN WATAK TOKOH NOVEL LAKSMANA JANGOI KARYA MUHARRONI E-JOURNAL ANALISIS TOKOH DAN WATAK TOKOH NOVEL LAKSMANA JANGOI KARYA MUHARRONI E-JOURNAL OLEH PARMASARI NIM 080320717168 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik.

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil cipta, kreasi, imajinasi manusia yang berbentuk tulisan, yang dibangun berdasarkan unsur ekstrinsik dan unsur instrinsik. Menurut Semi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan,

Lebih terperinci

INTERTEKSTUAL NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DENGAN NOVEL PEREMPUAN JOGJA KARYA ACHMAD MUNIF ARTIKEL E-JOURNAL

INTERTEKSTUAL NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DENGAN NOVEL PEREMPUAN JOGJA KARYA ACHMAD MUNIF ARTIKEL E-JOURNAL INTERTEKSTUAL NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DENGAN NOVEL PEREMPUAN JOGJA KARYA ACHMAD MUNIF ARTIKEL E-JOURNAL FENTY VIORA NIM 130388201010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari terdapat peran tokoh

BAB V PENUTUP. dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari terdapat peran tokoh BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa dalam novel Lintang Kemukus Dini Hari karya Ahmad Tohari terdapat peran tokoh perempuan dan juga terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan perasaan yang dimilikinya. Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang mengambil kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya terdapat daya kreatif dan daya imajinasi. Kedua kemampuan tersebut sudah melekat pada jiwa

Lebih terperinci

42, Vol. 06 No. 1 Januari Juni 2015 arah dan tujuan lembaga tersebut. Konsep bersistem ini biasa disebut dengan ideologi. Salah satu ideologi yang ser

42, Vol. 06 No. 1 Januari Juni 2015 arah dan tujuan lembaga tersebut. Konsep bersistem ini biasa disebut dengan ideologi. Salah satu ideologi yang ser RESPONS TOKOH PEREMPUAN TERHADAP IDEOLOGI PATRIARKI DALAM NOVEL ENTROK KARYA OKKY MADASARI: SUATU KAJIAN FEMINIS Sherly Yunityas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan adanya respons tokoh

Lebih terperinci

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA Oleh: Wahyuningsih Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan

Lebih terperinci

KAJIAN ASPEK-ASPEK SOSIOLOGI PADA NOVEL KIDUNG SHALAWAT ZAKI & ZULFA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

KAJIAN ASPEK-ASPEK SOSIOLOGI PADA NOVEL KIDUNG SHALAWAT ZAKI & ZULFA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KAJIAN ASPEK-ASPEK SOSIOLOGI PADA NOVEL KIDUNG SHALAWAT ZAKI & ZULFA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Yesica Silvi Anastasia Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

IDEAS CONDESCENDING WOMEN STATUS FOUND IN CAMPURSARI SONGS A THESIS

IDEAS CONDESCENDING WOMEN STATUS FOUND IN CAMPURSARI SONGS A THESIS IDEAS CONDESCENDING WOMEN STATUS FOUND IN CAMPURSARI SONGS A THESIS By Agustina Tri Heni Pujiastuti Student Number : 01.80.0047 ENGLISH LETTERS STUDY PROGRAMME FACULTY OF LETTERS SOEGIJAPRANATA CATHOLIC

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: conflicts, plot, character.

ABSTRACT. Keywords: conflicts, plot, character. ABSTRACT Afifah, Dzuriyatul. Student Registered Number. 2813123058. 2016. Conflicts and Plot in Angie Kilbane s Novel A The Rainbow Troops. Sarjana Thesis. English Education Department. Faculty of Tarbiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang melalui daya imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini dapat berupa

Lebih terperinci

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM 10080100 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI PERGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra adalah rekaan, sebagai terjemahan fiksi secara etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura. Dalam novel baik pengarang

Lebih terperinci

KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA

KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA Ayu Puspita Indah Sari dan Hastari Mayrita Universitas Bina Darma Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan sebuah karya seni yang dapat memikat hati dan bersifat mendidik. Berbagai jenis karya sastra yang telah hadir dalam lingkungan masyarakat dapat

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN BAHASA SASTRA Prosedur dan Kultur. Meyridah SMAN Tambang Ulang, Tanah Laut

METODE PEMBELAJARAN BAHASA SASTRA Prosedur dan Kultur. Meyridah SMAN Tambang Ulang, Tanah Laut METODE PEMBELAJARAN BAHASA SASTRA Prosedur dan Kultur Meyridah SMAN Tambang Ulang, Tanah Laut merydah76@gmail.com ABSTRAK Tulisan ini bertujuan memberikan kontribusi pemikiran terhadap implementasi pembelajaran

Lebih terperinci