GAMBARAN PERUBAHAN BERAT BADAN TERHADAP PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL DI PUSKESMAS PADONGKO KABUPATENA BARRU HERMINARTI, H.A

Transkripsi

1 GAMBARAN PERUBAHAN BERAT BADAN TERHADAP PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL DI PUSKESMAS PADONGKO KABUPATENA BARRU ABSTRAK HERMINARTI, H.A Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Ilmu Keperawatan Kontrasepsi hormonal adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan menggunakan hormone estrogen dan progesterone. Data yang diperoleh dari puskesmas padongko kabupaten barru terdapat 3109 akseptor yang menggunakan kontrasepsi mulai januari 2014, dengan jumlah terbesar pada pemakaian kontrasepsi hormonal sebanyak 2746, suntik sebanyak 1423, kontrasepsi PIL sebesar 1182, susuk sebesar 132 akseptor KB sedangkan yang menggunakan kontrasepsi non hormonal sebanyak 363 akseptor KB. Penelitian deskriptif menguraikan gambaran perubahan berat badan terhadap penggunaan kontrasepsi hormonal di Puskesmas Padongko Kabupaten Hasil penelitian menunjukkan yang memakai kontrasepsi hormonal pil 18 untuk kategori berat badan yang meningkat terdapat 16 responden (88,9%) dan kategori berat badan tetap sebanyak 2 responden (11,1%) dan dari 20 responden yang memakai kontrasepsi hormonal untuk suntik 1 bulan kategori berat badan meningkat sebanyak 16 responden (80,0%) dan yang berta badan tetap sebanyak 4 responden (20,0%) dan dari 29 responden yang memakai kontrasepsi hormonal untuk suntik 3 bulan kategori berat badan meningkat sebanyak 26 responden (89,7%) dan yang berat badan tetap sebanyak 3 responden (10,3%) dan dari 6 responden yang memakai kontrasepsi hormonal implant kategori berat badan meningkat sebanyak 5 responden (83,3%) dan yang berat badan tetap sebanyak 1 responden (16,7%). Simpulan penelitian, Mayoritas responden menggunakan kontrasepsi hormonal, Sarannya, Petugas kesehatan dan ibu harus menjalin kerja sama untuk terwujudnya program KB. Ibu yang tidak menggunakan kontasepsi hormonal sebaiknya diberikan pendidikan kesehatan tentangnya penggunaan kontrasepsi pada pasangan usia subur. Kata kunci : Berat badan, penggunaan kontrasepsi hormonal PENDAHULUAN Salah satu terpenting yang dihadapi oleh negara berkembang, seperti di indonesia yaitu ledakan penduduk. Ledakan penduduk mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk yang pesat hal ini karena minimnya pengetahuan serta pola budaya pada masyarakat setempat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah indonesia telah menerapkan program (KB) yang dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga Keluarga Berencana Nasional) yang kemudian dalam pengembangan menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional). Gerakan keluarga berencana nasional bertujuan untuk mengontrol laju pertumbuhan penduduk dan juga Page 1

2 untuk meningkat kualitas sumber daya manusia, (Hanafi Hartanto,2011). Program Keluarga Berencana (KB) ini bertujuan untuk membentuk Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS). Yang dimaksud keluarga kecil yaitu keluarga dengan 2 anak (catur warga) atau dengan tiga anak (panca warga). Kesejahteraan keluarga adalah suasana tingkat keserasian pemenuh kebutuhankebutuhan keluarga secara keseluruhan. Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera dimaksudkan untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk sekecil mungkin, dan meningkatkan kualitas manusia yang baik ditinjau dari segi kesehatan, pendidikan, tingkat kehidupan yang layak (Irianto, 2012). Keluarga Berencana (family Planning Planted parenthood) merupakan suatu usaha menjarankan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi (Sulistyawati, 2011). Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi (Suratun, 2008). Data yang diperoleh dari World Health Organazation (WHO), disebutkan bahwa kejadian berat badan diseluruh dunia tingkatan yang membahayakan. Dibeberapa Negara maju seperti Australia berkisar 21,1%, Kanada 24,3%, Republik Korea 7,3% Amerika Serikat 31,8% sedangkan di beberapa negara berkembang seperti Bahrain 32,6% dan Brazil sebesar 19,5%. Berdasarkan BKKBN hasil pelayanan peserta KB nasional sampai dengan bulan juni 2012 sebanyak peserta. Apabila di lihat dari presentasinya adalah sebagai berikut: peserta implant (9,46%), peserta suntikan (47,65%) dan peserta pil (26,26%), peserta IUD (7,76%), peserta MOW (1,52), peserta MOP (0,31%), peserta kondom (7.05%) Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia 237,6 juta jiwa, tahun 2011 sebanyak 241 juta jiwa, dan sampai bulan maret 245 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk 1,49 % pertahun. Menurut laporan statistik laju pertumbuhan dengan tingkat kelahiran kasar adalah 18,1 %. Di Sulawesi Selatan laju pertumbuhan penduduknya 1,63 % dengan tingkat kelahiran kasar 23,07 %. Angka tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan dengan angka pada tingkat nasional. Data tersebut menunjukkan adanya penurunan laju pertumbuhan penduduk Indonesia. Hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan program KB nasional yang ditunjang dengan penggunaan alat kontrasepsi. Menurut World Health Organisation (WHO) keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, Page 2

3 mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga. Kontrasepsi atau antikonsepsi adalah upaya mengcegah kehamilan, cara memakai alat atau obat-obatan. Salah satu kontrasepsi moderen adalah kontrasepsi hormonal. Kontrasepsi hormonal merupakan alat atau kontrasepsi yang bertujuan untuk mengcegah terjadinya kehamilan dengan menggunakan bahan baku preparat estrogen progesteron beberapa jenis kontrasepsi dengan metode hormonal, yaitu:suntik, pil dan implant (susuk). Manfaat yang besar yang diperoleh dari penggunaan alat kontrasepsi untuk menekan jumlah penduduk, efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi diantaranya yaitu : nyeri payudara, hematoma, gangguan siklus haid, hipertensi dan pertambahan berat badan (sry handayani, 2010). Namun tidak dapat dipungkiri timbulnya konsekuensi lain dari penggunaan alat kontrasepsi dalam jangka waktu yang lama khususnya pemakaian alat kontrasepsi hormonal. Hal ini dapat menimbulkan berbagai efek samping di antaranya adalah perubahan berat badan. Menurut buku yang ditulis oleh (Hanafi Hartanto tahun 2009). Pemakaian kontrasepsi hormonal yang terdiri atas oral PIL dan suntik dapat menaikkan berat badan dari 5-10 kg atau lebih, sedangkan untuk implant juga mempengtaruhi berat badan meskipun tidak dijelaskan beberapa besar kontribusinya. Terjadinya perubahan berat badan dalam hal ini pertambahan berat badan pada akhirnya menuju pada obesitas, tidak hanya disebabkan oleh pemakaian kontrasepsi hormonal tetapi dapat juga di sebabkan oleh faktor-faktor lain seperti umur, jenis kelamin, asupan energi, kelas sosial, aktivitas fisik, faktor psikologis, faktor endokrin dan faktor genetik. Metode kontrasepsi hormonal sangat diminati di kalangan penggunaan kontrasepsi, hal ini dapat dilihat dari kecenderungan masyarakat untuk memilih metode kontrasepsi hormonal dalam pengaturan kelahiran. Berdasarkan pengambilan data awal yang dilakukan pada tanggal 19 Februari 2014 di Puskesmas Padongko Barru terdapat 3109 akseptor yang menggunakan kontrasepsi mulai januari tahun 2014, dengan jumlah terbesar pada pemakaian kontrasepsi hormonal sebanyak 2746, suntik sebanyak 1423, kontrasepsi PIL sebesar 1182, dan susuk sebesar 132 akseptor KB sedangkan yang menggunakan kontrasepsi non hormonal sebanyak 363 akseptor KB. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Gambaran Perubahan Berat Badan Terhadap Penggunaan Kontrasepsi Hormonal di Puskesmas Padongko METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dimana penelitian ini menguraikan gambaran perubahan berat badan terhadap penggunaan kontrasepsi hormonal di Puskesmas Padongko Kabupaten (Nursalam, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang datang berkunjung Page 3

4 menggunakan kontrasepsi hormonal di Puskesmas Padongko kabupaten Barru adalah HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden a. Umur Tabel 1 Berdasarkan Umur ibu Di Puskesmas Padongko Kabupaten Umur n % (tahun) , , , , ,6 Sumber : data primer, 2014 Berdasarkan tabel 1, diperoleh data dari 73 responden berdasarkan umur Ibu, umur tertinggi adalah tahun sebesar 22 (30,1%), dan umur terendah adalah tahun sebesar 7 (9,6%). b. Pekejaan Tabel 2 Berdasarkan Pekerjaan ibu Di Sumber: Data primer, 2014 Berdasarkan tabel 2, di peroleh data dari 73 responden berdasarkan pekerjaan ibu adalah IRT 48(65,8%),Wiraswasta 22 (30,1%), PNS 3 (4,1%). c. Pendidikan Tabel 3 Berdasarkan Pendidikan ibu Di Puskesmas Padongko Kabupaten Pendidikan n % SD 28 38,4 SMP 13 17,8 SMA 20 27,4 PT 12 16,4 Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 3, di peroleh data dari 73 responden berdasarkan pendidikan ibu adalah pendidikan tertinggi adalah SD sebesar 28 responden (38,4%), dan pendidikan terendah adalah PT sebesar 12 responden (16,4%). Puskesmas Padongko Kabupaten d. Berat Badan Tabel.4 Pekerjaan n % IRT 48 65,8 WIRASWASTA 22 30,1 PNS 3 4,1 Berdasarkan Perubahan Berat Badan di Puskesmas Padongko Kabupaten Page 4

5 Berat Badan n % Meningkat 63 86,3 Tetap 10 13,7 Sumber: Data Primer 2014 Berdasarkan tabel 5, di peroleh data dari 73 responden berdasarkan perubahan berat badan yaitu, meningkat 63 responden (86,3%),yang tetap 10 responden (13,7%). e. Kontrasepsi Hormonal Tabel.5 Berdasarkan Penggunaan KontrasepsiHormonal di Puskesmas Padongko Kabupaten Kontasepsi n % Hormonal Pil 18 24,7 Suntik 1 Bulan 20 27,4 Suntik 3 Bulan 29 39,7 Implant 6 8,2 Sumber: Data Primer 2014 Berdasarkan Tabel 4, di peroleh data dari 73 responden penggunaan kontrasepsi hormonal yang paling banyak adalah suntik 3 bulan yaitu 29 responden (39,7%),dan yang paling sedikit adalah implant yaitu 6 responden (8,2%). f. Kontrasepsi hormonal terhadap berat badan Tabel 6 Berdasrkan distribusi responden kontrasepsi hormonal terhadap berat badan dipuskesmas padongko kabupaten barru Kontr asepsi hormo nal Berat badan Total Menin Tetap gkat n % n % n % Pil Suntik 61 80,9 4 1, , Suntik ,0 3 0, , Impla ,7 1 0, , Jumla nt 6 86,3 1 6, , Sumber: h data 3 primer,, , 3 0, Berdasarkan tabel 6 dari 73 responden diperoleh data pengguna kontrasepsi hormonal dengan berat badan yang memakai kontrasepsi PIL berat badannya meningkat sebesar 16 responden (88,9%),dan yang memakai PIL yang berat badanya tetap 2 responden (11,1%) yang memaki kontrasepsi suntik 1 bulan yang berat badanya meningkat sebesar 16 responden (80,0%) dan yang memakai kontrasepsi suntik yang berat badanya tetap 4 responden (20,0%) yang memakai kontrasepsi suntik 3 bulan yang berat badannya meningkat sebesar 26 responden (89,7%),dan yang memaki kontrasepsi suntik 3 bulan yang berat badannya tetap 3 responden (10,3%) dan yang menggunakan kontrasepsi implant yang berat badannya meningkat sebesar 5 responden (86,3%) dan yang memakai kontrasepsi implant yang berat badanya tetap 1 responden(13,7%). Page 5

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penelitian ini di dapat di simpulkan sebagai berikut: menguraikan gambaran perubahan berat badan terhadap penggunaan kontrasepsi hormonal di puskesmas padongko kabupaten barru dengan jumlah responden 73responden dan pengelolaan data yang dilakukan maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kontrasepsi hormonal Berdasarkan tabel 4, di peroleh data penggunaan kontrasepsi hormonal Pil 18 responden (24,7%),suntik 1 bulan 20 responden (27,4%),suntik 3 bulan 29 responden ( 39,7%), implant 6 responden (8,2%). 2. Dari hasil penelitian menunjukkan perubahan berat badan responden Berdasarkan tabel 5, di peroleh data perubahan berat badan yaitu,bertambah 63 responden (86,3%), tetap 10 responden (13,7%). Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, ada berapa saran yang dapat di berikan pada pihak yang terkait : 1. Petugas kesehatan setempat dan ibu harus saling menjalin kerja sama untuk mengoptimalkan terwujudnya program KB. 2. Ibu yang tidak menggunakan kontasepsi hormonal sebaiknya diberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya penggunaan kontarsepsi hormonal bagi pasangan usia subur. 3. Untuk peneliti selanjutnya yang berminat meneliti tentang gambaran perubahan berat badan terhadap penggunaan kontrasepsi hormonal, agar peneliti dapat dilakukan dengan skala dan jumlah sampel yang besar, menggunakan variabel yang lain sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan. DAFTAR PUSTAKA A. Azis Alimul, H.,S.Kep.Ners (2011). Metode Penilitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data.Salemba Medika. Jakarta (2003). Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika. Jakarta Abdul. Bari. Saifuddin, (2011), Bukiu Panduan Praktis Pelayanan Kontrsksepsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. (2006), Bukiu Panduan Praktis Pelayanan Kontrsksepsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Astuti. Nur fadji, (2009), Ilmu Gizi Bagian Ilmu Gizi. Fakultas Kedokteran UNHAS, Makassar BKKBN, (2009). Alat Kontrasepsi Hormonal Djaeni. A. (2008). Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa Dan Profesi. Jilid I Penerbit Dian Rakyat. Esse Puji, Syatriani, S.dkk Pedoman Penulisan Skripsi Edisi.10. Makassar: Stik Hanafi Hartanto, (2009), KB Dan Kontraseps. Pustaka Sinar Harapan, Page 6

7 (2011), KB Dan Kontraseps. Pustaka Sinar Harapan, Kumpulan Data Kependudukan Dan KB Indonesia (2011),Jakarta M.khumaidi, (2009). Menuju Gizi baik Yang Merata Dipedesaan Dan Dikota. Gaja Mada Universitas Press. Yokyakarta. Mansjoer Arif, (2003), Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Medika Aes Culapius FKUI, Sry Handayani, (2010). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana : Yogyakarta. Wiknjosastro hanifa (2005), Ilmu Kandungan, Edisi. 4. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Irianto,Koes,(2012). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana : Yogyakarta. Pinem Saroha,(2009).Kesehatan Reproduksi Dan Kontrasepsi : Jakarta :EGC Sarwono P, (2010). Ilmu Kebidanan : Jakarta : Yayasan Bina Afni Nur.2005.Gambaran Efek Samping Penggunaan Kontrasepsi Hormonal pada Ibu Usia Tahun di Kecematan Jilai Kabupaten Sukamara Kalimantan Tengah,Universitas Diponegoro,Thesis,Kalimantan Tengah. Mawar,Yusnita Saleh Pengaruh KB Hormonal dan Non Hormonal terhadap Berat Badan Aseptor di Puskesmas Kebayakan Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh tengah.stikes U budiah Aceh Ratnawati S,2011.Hubungan Penggunaan KB Implant dengan Peningkatan Berat Badan pada peserta Implant di RB Kartini Surabaya.Jurnal Penelitian Kesehatan Forikes Dahlan,Supiyudin.2011.Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan.Salemba Medika, Widyaningtias,Paramita 2009.Hubungan Penggunaan Metode Kontrasepsi Hormonal dengan Kejadian Obesitas Pada Wanita Usia Subur di Desa Bonto Mate ne Kabupaten Maros.STIK Makassar. Thaddeus M Baklinski,2009. Study kontrasepsi injeksi leads untuk obesitas.utmb Sulistyawati, (2011).Pelayanan Keluarga Berencana, :Jakarta: Salemba Medika Suratum,Sri Maryani,Dkk,(2008). Pelayanan Keluarga Berencana Dan pelayanan kontrasepsi : Jakarta :Trans Info Media Page 7