BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Coliform adalah bakteri yang termasuk dalam famili Enterobactericeae,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Coliform adalah bakteri yang termasuk dalam famili Enterobactericeae,"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Coliform Coliform adalah bakteri yang termasuk dalam famili Enterobactericeae, dan terdiri dari empat genus yaitu: Citrobacter, Enterobacter, Escherichia dan Klebsiella. Bakteri Coliform merupakan bakteri Gram negatif, berbentuk batang, bersifat motil dan nonmotil, berkapsul, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobik fakultatif, dapat memfermentasi laktosa dengan menghasilkan gas, serta mampu mereduksi nitrat menjadi nitrit (Buckle et al., 1987). Golongan bakteri Coliform adalah kelompok bakteri intestinal yang banyak hidup di saluran pencernaan manusia maupun hewan berdarah panas. Bakteri Coliform digolongkan menjadi 2 kelompok yaitu Coliform fekal dan nonfekal. Coliform fekal terdiri dari Escherichia coli dan biasanya berhubungan dengan feses yang berasal dari saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas. Sedangkan Coliform nonfekal merupakana bakteri yang berasal dari hewan dan tanaman yang telah mati, kelompok bakteri ini terdiri dari Enterobacter aerogenes (Fardiaz, 1993). Bakteri Coliform lebih tepatnya bakteri Coliform fekal merupakan bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik dan lazim digunakan sebagai indikator untuk menentukan kualitas air, makanan dan susu telah tercemarnya oleh bakteri patogen (Widiyanti dan Ristianti, 2004). Penentuan Coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Bukan hanya itu adanya bakteri Coliform di dalam makanan atau minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan, karena hampir 90% dari bateri fekal Coliform terdiri dari strain E. coli (Jay, 1992). Pada media selektif eosin methylen 6

2 7 blue agar (EMBA) bakteri Coliform fekal yang tumbuh koloninya akan berwarna hijau metalik dengan titik gelap pada bagian tengahnya dengan diameter 0,5 1,5 mm dan koloni Coliform nonfekal akan berwarna merah muda sampai merah dan bagian tengahnya berwarna gelap dengan diameter 1,0 3,0 mm (Fardiaz, 1993; Mahon and Manuselis, 2000). 2.2 Bakteri Escherichia coli Escherichia coli termasuk ke dalam famili Enterobactericeae, ordo Eubacteriales dan klas Gamma Proteobacteria (Todar, 2008). Bakteri E. coli ditemukan pertamakali oleh Theodor von Escherich, seorang bakteriologis berkebangsaan Jerman yang berhasil melakukan isolasi bakteri ini pertama kali pada tahun 1885 (Andriani, 2005). E. coli merupakan bakteri berbentuk bantang pendek, Gram negatif, tidak membentuk spora, motil dengan flagella peritrichous, ukurannya 0,5x1,3 µm, berkapsul, bersifat anaerob fakulafif, mempermentasi laktosa dan tumbuh pada suhu o C dengan suhu optimum 37 o C serta ph optimum 7,0 7,5 (Holt, 1994). Bakteri E. coli pada media EMBA dapat tumbuh dengan ciri koloni berwarna hijau metalik dengan titik tengah berwarna gelap, koloninya berbentuk bulat dengan permukaan cembung (Mahon dan Manuselis, 2000). Pada uji indol E. coli memberikan hasil positif ditandai dengan terbentuknya lapisan seperti cincin merah pada media yang mengandung tryphtone broth setelah ditambahkan pereagen Kovac. Hal ini dikarenakan bakteri ini dapat memecah asam amino triptofan menjadi suatu senyawa indole disamping asam pyrupate dan amonia, sehingga reaksi antara indole degan kandungan aldehyde pada pereagen memberikan warna merah. Pada uji methyl red E. coli memberikan hasil positif karena bakteri ini banyak memfermentasi dekstrosa menjadi asam, sehingga pada medium methyl red berubah warnanya menjadi

3 8 merah. Pada uji voges proskuer E. coli memberikan hasil negatif karena bakteri ini tidak mampu membentuk asetil methyl karbinol (asetoin), hasil negatif juga di dapatkan dari uji citrat karena bakteri ini tidak mampu menggunakan citrat sebagai sumber karbon (Jewets et al., 2001). Escherichia coli merupakan flora normal yang hidup di dalam saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas dan banyak ditemukan didalam usus. E. coli merupakan salah satu agen zoonosis dan persifat patogen jika jumlahnya di dalam saluran pencernaan meingkat atau berada diluar usus. Andriani (2005) menambahkan bahwa E. coli memiliki sifat oportunistik, meskipun E. coli merupakan flora normal pada saluran pencernaan manusia, tetapi pada manusia yang memiliki sistem kekebalan yang rendah misalnya bayi, anakanak, manula serta orang yang sedang sakit dapat menyebabkan penyakit yang serius. E. coli menghasilkan toksin enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus diare. Berdasarkan mekanisme infeksi dalam menimbulkan penyakit E. coli dibagi menjadi 5 kelompok yaitu: Enteropathogenic E. coli (EPEC), Enterotoxigenic E. coli (ETEC), Enterohemorrhagic E. coli (EHEC), Enteroaggregative E. coli (EAEC) dan Enteroinvasive E. coli (EIEC) (Nataro dan Kaper, 1998) 2.3 Bakteri Escherichia coli O157:H7 Escherichia coli O157:H7 adalah bakteri berbentuk batang pendek, Gram negatif (FDA, 2012). Bakteri ini pertama kali diidentifikasi patogen di manusia pada kejadian outbreak diare berdarah tahun 1982 di Amerika Serikat (Sanchez et al., 2002) dan bakteri ini merupakan salah satu strain E. coli yang dapat menyebabkan enterohaemorrhagic (EHEC) (Andriani, 2005). Pada tahun yang sama juga dinyatakan bahwa pada hewan ruminansia yang sehat terutama sapi, di dalam saluran pencernaannya merupakan reservoir bagi E. coli O157:H7.

4 9 Escherichia coli O157:H7 adalah salah satu bakteri patogen yang memiliki sifat zoonosis yang cukup membahayakan kesehatan manusia dan hewan. E. coli O157:H7 yang tumbuh dan berkembang di dalam saluran pencernaan manusia dapat menghasilkan verotoxin atau disebut sebagai shiga-liketoxin (SLT) (Andriani, 2005). Pada manusia E. coli O157:H7 dapat menyebabkan gangguan saluran pencernaan berupa diare, terkadang diare berdarah dan pada kasus yang serius dapat menyebabkan haemolytic uremic syndrome (HUS) dan gagal ginjal yang dapat menyebabkan kematian (Andriani, 2005; FDA 2012). E. coli O157:H7 pada sapi khususnya sapi muda dengan jumlah bakteri CFU/g dapat menyebabkan gejala diare berlendir sampai diare berdarah (Dean-Nystrom et al., 1997). Penularan antar sapi diketahui dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit hewan yang telah terinfeksi E. coli O157:H7 (McGee et al., 2004). Sapi merupakan reservoir utama dari Verocytotoxin-producing Eschericia coli (VTEC), sekaligus sebagai sumber penularan utama infeksi dari hewan ke manusia (Heuvelink et al., 1999). Menurut Andriani ( 2005) penularan penyakit yang disebabkan oleh E. coli O157:H7 pada manusia 52% berasal dari bahan makanan yang berasal dari ternak sapi. Hal ini berhubungan dengan terjadinya kontaminasi E. coli O157:H7 pada daging sapi maupun susu mentah (Sumiarto, 2002). Kudva et al. (1996) menyatakan bahwa kejadian infeksi E. coli pada ternak sapi dapat disebabkan oleh berbagai faktor secara umum dapat berupa faktor pakan, stress, kondisi geografis, kepadatan ternak serta musim. Melliawati (2009) menambahkan bahwa untuk dapat tumbuh dan berkembang bakteri memerlukan beberapa faktor yang sangat berpengaruh yakni kelembaban, suhu, dan ph yang optimum. Bakteri E. coli O157:H7 dapat hidup lama dalam feses sapi selama hari pada suhu 37 o C dengan kelembaban relatif 10%, atau

5 selama hari pada suhu 22 o C dengan kelembaban relatif 10% (Wang et al., 1996) Patogenitas Escherichia coli O157:H7 Escherichia coli O157:H7 merupakan salah satu kelompok dari enterohaemoragic E. coli (EHEC). Kelompok EHEC memiliki daya invasi yang biasa, yang diperankan oleh fimbrie, namun bakteri ini tidak menyerang mukosa sel seperti bakteri yang lainnya tetapi menghasilkan toksin untuk menyerang inangnya yang dikenal dengan verotoxin atau Shigatoxin. Verotoksin sangat berperan pada kejadian colitis haemoragic dan haemolitic uremic syndrome (HUS) karena toksin ini mampu menghambat sintesis protein dalam sel eukariotik. Shigatoxin yang dihasilkan oleh bakteri ini dapat menimbulkan bahaya yang cukup fatal terutama pada anak-anak dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang sangat tinggi (Acheson, 2000). 2.5 Sapi Bali Sapi bali (Bos sondaicus) merupakan bangsa sapi yang masuk ke dalam family Bovidae, dan genus Bos (Williamson and Payne, 1993). Sapi bali merupakan salah satu jenis sapi asli Indonesia yang memiliki habitat di Pulau Bali dan merupakan hasil domestikasi dari banteng (Bibos banteng). Ciri khas sapi bali adalah warna bulunya yakni ketika baru lahir berwarna merah bata hampir pada seluruh tubuhnya baik pada yang jantan maupun yang betina, kecuali bagian kaki dibawah lutut dan bagian pantatnya berwarna putih, bulu ekor dan sepanjang garis punggung (dari pundak sampai pangkal ekor), kaca hidung, tanduk dan kukunya berwaran hitam, bulut telinga bagian dalam berwarna putih. Setelah mencapai dewasa kelamin sekitar 10 bulan, pedet jantan mulai mengalami perubahan warna menjadi hitam (kecuali bagian kaki dan pantatnya yang berwaran putih) secara

6 11 bertahap selama 10 bulan mulai dari bagian kepala menuju ke belakang, sedangkan pedet betina warnanya tetap merah bata samapi akhir masa hidupnya. Warna hutam pada sapi jantan dewasa akan tetap sampai akhir masa hidupnya tetapi apabila dikastrasi maka warnanya akan berubah kembali menjadi merah bata secara bertahap mulai dari belakang menuju kedepan, hal ini terkait dengan aktifitas produksi hormon testosteron yang dihasilkan sapi jantan (PKSB UNUD, 2012) Sapi bali telah lama menyebar ke berbagai penjuru nusantara, sehingga kemampuan adaptasi terhadap iklim dan lingkungan tropis sangat bagus. Sapi bali merupakan ternak primadona di Bali, dan banyak dipelihara oleh masyarakat Bali. Di samping karena kualitas dagingnya yang baik, sapi bali juga memiliki persentase karkas yang tinggi 56-58%, bila dibandingkan dengan ternak yang lainnya (Guntoro, 2004). Sapi bali juga mempunyai banyak keistimewaan, salah satunya adalah mudah beradaptasi baik terhadap lingkungan maupun pakan serta dapat digunakan sebagai tenaga kerja. Keunikan lain dari sapi bali sekaligus kelebihannya yaitu tingkat kesuburannya tinggi, dan lebih lanjut Martojo (1988) menambahkan bahwa tingkat angka kelahiran sapi bali adalah 40% - 85%. 2.6 Kondisi Geografis Kuta Selatan Kecamatan Kuta Selatan merupakan salah satu kecamatan yang berada di selatan Kabupaten Badung Provinsi Bali, tepatnya antara 8 o LS dan 115 o o BT. Kecamatan ini memiliki enam desa/kelurahan yang sebagian besar wilayahnya adalah daerah bukit kapur dengan luas 101,13 km 2 yang terletak di pesisir pantai sehingga salah satu sektor pendapatannya adalah dari bidang jasa yakni pariwisata. Kuta selatan merupakan salah satu destinasi pariwisata unggulan di Kabupaten Badung yang sangat padat dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Selain pariwisata sektor pendapatan

7 12 utama kecamatan ini adalah di bidang peternakan. Tercatat dari hasil sensus pertanian 2013, kecamatan ini memiliki populasi ternak sapi ekor yang tersebar di enam desa/kelurahan yang merupakan populasi terbanyak di kabupaten Badung. Secara goografis Kecamatan Kuta Selatan terletak pada ketinggian 28 meter diatas permukaan laut (BPS Kab. Badung, 2013). Menurut data yang diperoleh pada tahun 2009 sampai tahun 2013 curah hujan pada kecamatan ini berkisar milimeter, suhu rata-rata berkisar o C dengan kelembaban rata-rata sekitar 80 84% (BMKG Wilayah III Denpasar, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kuta Selatan merupakan salah satu kecamatan yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kuta Selatan merupakan salah satu kecamatan yang berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecamatan Kuta Selatan merupakan salah satu kecamatan yang berada di Selatan Kabupaten Badung Provinsi Bali, tepatnya antara 8 o 46 58.7 LS dan 115 o 05 00 115 o 10

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi adalah hewan ternak yang merupakan famili Bovidae dari subfamili

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi adalah hewan ternak yang merupakan famili Bovidae dari subfamili BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sapi Sapi adalah hewan ternak yang merupakan famili Bovidae dari subfamili Bovinae. Sapi banyak dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bangsa ( breed) sapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan kepada manusia melalui makanan (Suardana dan Swacita, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan kepada manusia melalui makanan (Suardana dan Swacita, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Foodborne disease adalah penyakit yang ditularkan lewat makanan, dengan ciri berupa gangguan pada saluran pencernaan dengan gejala umum sakit perut, diare dan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komoditas ternak yang memiliki potensi cukup besar sebagai penghasil daging

BAB I PENDAHULUAN. komoditas ternak yang memiliki potensi cukup besar sebagai penghasil daging BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi merupakan hewan berdarah panas yang berasal dari famili Bovidae. Sapi banyak dipelihara sebagai hewan ternak. Ternak sapi merupakan salah satu komoditas ternak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang umum menghuni usus

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang umum menghuni usus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang umum menghuni usus hewan dan manusia dengan ratusan strain yang berbeda, baik yang berbahaya maupun yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Escherichia coli adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Escherichia coli adalah sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Escherichia coli Taksonomi Escherichia coli adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Familia Genus : Bacteria : Proteobacteria : Gamma Proteobacteria : Enterobacteriales

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sapi bali merupakan salah satu bangsa sapi asli Indonesia dan keturunan asli

BAB I PENDAHULUAN. Sapi bali merupakan salah satu bangsa sapi asli Indonesia dan keturunan asli BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi bali merupakan salah satu bangsa sapi asli Indonesia dan keturunan asli banteng dan telah mengalami proses domestikasi. Sapi bali telah tersebar di seluruh wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyakit ternak di Indonesia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyakit ternak di Indonesia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil penelitian menunjukan bahwa penyakit ternak di Indonesia dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya, bakteri, virus, dan parasit. Dari ketiga faktor tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Escherichia coli O157:H7 merupakan salah satu enterohaemorrhagic

BAB I PENDAHULUAN. Escherichia coli O157:H7 merupakan salah satu enterohaemorrhagic BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Escherichia coli O157:H7 merupakan salah satu enterohaemorrhagic Escherichia coli atau disebut EHEC yang dapat menyebabkan kematian pada manusia (Andriani, 2005; Todar,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecamatan Kuta Selatan terletak di selatan Kabupaten Badung tepatnya pada 8º

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecamatan Kuta Selatan terletak di selatan Kabupaten Badung tepatnya pada 8º BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Geografis Kecamatan Kuta Selatan Kecamatan Kuta Selatan terletak di selatan Kabupaten Badung tepatnya pada 8º46 58.7 LS dan 115º05 00-115º10 41.3 BT, berada pada ketinggian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kajian ilmiah terhadap kejadian penyakit yang disebabkan oleh agen yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kajian ilmiah terhadap kejadian penyakit yang disebabkan oleh agen yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kajian ilmiah terhadap kejadian penyakit yang disebabkan oleh agen yang bersifat patogen merupakan prioritas utama untuk dilakukan pada bidang kesehatan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencernaan pada manusia. Bakteri Escherichia coli pertama kali ditemukan oleh Theodor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencernaan pada manusia. Bakteri Escherichia coli pertama kali ditemukan oleh Theodor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Escherichia coli O157:H7 Escherichia coli dikenal sebagai salah satu bakteri yang menyebabkan gangguan pencernaan pada manusia. Bakteri Escherichia coli pertama kali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daging bagi masyarakat (BSN, 2008). Daging sapi sebagai protein hewani adalah

BAB I PENDAHULUAN. daging bagi masyarakat (BSN, 2008). Daging sapi sebagai protein hewani adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi Bali merupakan salah satu dari beberapa bangsa sapi potong asli Indonesia yang memegang peranan cukup penting dalam penyediaan kebutuhan daging bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia dan juga hewan. Bakteri Coliform adalah bakteri indikator

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia dan juga hewan. Bakteri Coliform adalah bakteri indikator BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Coliform Coliform merupakan bakteri yang memiki habitat normal di usus manusia dan juga hewan. Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Escherichia coli yang merupakan salah satu bakteri patogen. Strain E. coli yang

BAB I PENDAHULUAN. Escherichia coli yang merupakan salah satu bakteri patogen. Strain E. coli yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal dan usus pada manusia sangat erat kaitanya dengan bakteri Escherichia coli yang merupakan salah satu bakteri patogen. Strain E. coli yang bersifat zoonosis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Letak geografis Kecamatan Kuta Selatan berada di ketinggian sekitar 0-28 meter di

BAB I PENDAHULUAN. Letak geografis Kecamatan Kuta Selatan berada di ketinggian sekitar 0-28 meter di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak geografis Kecamatan Kuta Selatan berada di ketinggian sekitar 0-28 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Kuta Selatan sejak tahun 2013 masih mempunyai beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Escherichia coli BAB II TINJAUAN PUSTAKA Escherichia coli merupakan bakteri komensal yang dapat bersifat patogen, bertindak sebagai penyebab utama morbiditas dan mortalitas diseluruh dunia (Tenailon

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ternak ruminansia khususnya sapi pada umumnya adalah bakteri yang berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ternak ruminansia khususnya sapi pada umumnya adalah bakteri yang berasal dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri dalam Saluran Pencernaan Sapi Mikroorganisme yang aktif di dalam saluran pencernaan bagian belakang ternak ruminansia khususnya sapi pada umumnya adalah bakteri yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tomat dapat dijadikan sebagai bahan dasar kosmetik atau obat-obatan. Selain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tomat dapat dijadikan sebagai bahan dasar kosmetik atau obat-obatan. Selain 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Tomat Tanaman tomat merupakan komoditas yang multiguna. Tidak hanya berfungsi sebagai sayuran dan buah saja, tomat juga sering dijadikan pelengkap bumbu, minuman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang luas wilayahnya 64,79 Km atau sekitar 0,53 % dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecamatan Abiansemal adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Badung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecamatan Abiansemal adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Badung BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Geografis Kecamatan Abiansemal adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Badung Utara, berbatasan dengan Kecamatan Petang disebelah Utara, Kabupaten Gianyar disebelah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan-bahan lain seperti garam, bawang merah, bawang putih. Sambal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan-bahan lain seperti garam, bawang merah, bawang putih. Sambal BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sambal Cabai 1. Sambal Sambal salah satu bahan yang terbuat dari cabai dan ditambah bahan-bahan lain seperti garam, bawang merah, bawang putih. Sambal memiliki cita rasa yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 39 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Rata-Rata Jumlah Bakteri yang Terdapat pada Feses Sapi Potong Sebelum (inlet) dan Sesudah (outlet) Proses Pembentukan Biogas dalam Reaktor Tipe Fixed-Dome Hasil perhitungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Air dan Standar Air Pengertian air Air merupakan salah satu sumber daya alam yang terdapat di alam yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Air dan Standar Air Pengertian air Air merupakan salah satu sumber daya alam yang terdapat di alam yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Air dan Standar Air 2.1.1 Pengertian air Air merupakan salah satu sumber daya alam yang terdapat di alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia

Lebih terperinci

Morfologi dan Taksonomi Escherichia coli

Morfologi dan Taksonomi Escherichia coli Morfologi dan Taksonomi Escherichia coli Bakteri ini termasuk flora normal tubuh yang berbentuk batang pendek (kokobasil) berukuran 0,4-0,7 μm x 1,4 μm. Bersifat Gram negatif. E. coli memiliki 150 tipe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan telah lama dimanfaatkan sebagai sumber protein yang cukup penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. dan telah lama dimanfaatkan sebagai sumber protein yang cukup penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan salah satu bahan alami yang mempunyai nilai gizi tinggi dan telah lama dimanfaatkan sebagai sumber protein yang cukup penting bagi manusia. Pada umumnya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. xvii

TINJAUAN PUSTAKA. xvii xvii TINJAUAN PUSTAKA Daging Ayam Karkas ayam adalah bobot tubuh ayam setelah dipotong dikurangi kepala, kaki, darah, bulu serta organ dalam. Persentase bagian yang dipisahkan sebelum menjadi karkas adalah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009)

TINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009) TINJAUAN PUSTAKA Lactobacillus plantarum Bakteri L. plantarum termasuk bakteri dalam filum Firmicutes, Ordo Lactobacillales, famili Lactobacillaceae, dan genus Lactobacillus. Lactobacillus dicirikan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki klorofil dengan ukuran rata-rata selnya 0,5-1 x 2-5 μm, memiliki bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki klorofil dengan ukuran rata-rata selnya 0,5-1 x 2-5 μm, memiliki bentuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Escherichia coli Bakteri merupakan organisme uniseluler, prokariotik, dan umumnya tidak memiliki klorofil dengan ukuran rata-rata selnya 0,5-1 x 2-5 μm, memiliki bentuk yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Parameter Fisika dan Kimia Air Sumur Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergolong dalam filum Proteobacteria, kelas Gammaproteobacteria, ordo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergolong dalam filum Proteobacteria, kelas Gammaproteobacteria, ordo BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Escherichia coli Bakteri Escherichia coli dalam klasifikasi ilmiah adalah bakteri yang tergolong dalam filum Proteobacteria, kelas Gammaproteobacteria, ordo Enterobacteriales,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persyaratan Biologis Untuk Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Coliform adalah bakteri gram negatif berbentuk batang bersifat anaerob

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Coliform adalah bakteri gram negatif berbentuk batang bersifat anaerob BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Coliform Coliform adalah bakteri gram negatif berbentuk batang bersifat anaerob atau fakultatif anaerob, tidak membentuk spora, dan dapat memfermentasi laktosa untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Jurnal Kajian Veteriner, Edisi Desember 2016 Volume 4, No 2 : 21-27

Jurnal Kajian Veteriner, Edisi Desember 2016 Volume 4, No 2 : 21-27 Isolasi dan Identifikasi Eschericia coli O157:H7 dari Babi, Sapi dan Ayam yang Menunjukkan Gejala Diare (Isolation and Identification of Eschericia coli From Pig, Cattle and Chicken with Diarrhea) Elisabet

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PEMERIKSAAN AIR DENGAN MEMBRAN FILTER Disusun oleh : Thomi Fachrozi 1141420045 Kelompok : 1. Rezky Okfaistella 1141420039 2. Satria Winanda 1141420042 3. Septian Noer Addina

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku dan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku dan dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Bersih 2.1.1 Pengertian Air Bersih Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/XI/2002, terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Sapi Sapi menurut Blakely dan Bade (1992), diklasifikasikan ke dalam filum Chordata (hewan bertulang belakang), kelas Mamalia (menyusui), ordo Artiodactile (berkuku atau berteracak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies. bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies. bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keragaman Bangsa Sapi Lokal Bangsa (breed) adalah sekumpulan ternak yang memiliki karakteristik tertentu yang sama. Atas dasar karakteristik tersebut, suatu bangsa dapat dibedakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sapi Bali Sapi bali adalah sapi potong asli Indonesia yang merupakan hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sapi Bali Sapi bali adalah sapi potong asli Indonesia yang merupakan hasil BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sapi Bali Sapi bali adalah sapi potong asli Indonesia yang merupakan hasil domestikasi dari banteng (Bibos banteng) (Hardjosubroto, 1994). Menurut Williamson dan Payne (1993),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Minum Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum, syarat-syarat air minum

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Syarat mutu susu segar menurut SNI tentang Susu Segar

TINJAUAN PUSTAKA. Syarat mutu susu segar menurut SNI tentang Susu Segar 4 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Susu Susu murni adalah cairan yang berasal dari ambing sapi sehat dan bersih, yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah

Lebih terperinci

Isolasi dan Identifikasi Escherichia Coli O157:H7 dada Sapi Bali Di Abiansemal, Badung, Bali

Isolasi dan Identifikasi Escherichia Coli O157:H7 dada Sapi Bali Di Abiansemal, Badung, Bali Isolasi dan Identifikasi Escherichia Coli O157:H7 dada Sapi Bali Di Abiansemal, Badung, Bali (ISOLATION AND IDENTIFICATION OF Escherichia coli O157:H7 ON BALI CATTLE AT ABIANSEMAL, BADUNG, BALI) Khamid

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat

TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat Sifat yang terpenting dari bakteri asam laktat adalah memiliki kemampuan untuk memfermentasi gula menjadi asam laktat. Berdasarkan tipe fermentasi, bakteri asam laktat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar karena makanan adalah sumber energi manusia. Makanan yang dikonsumsi manusia mempunyai banyak jenis dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Daging Sapi Daging Ayam

TINJAUAN PUSTAKA Daging Sapi Daging Ayam 4 TINJAUAN PUSTAKA Daging Sapi Daging adalah semua jaringan hewan, baik yang berupa daging dari karkas, organ, dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak menimbulkan gangguan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Susu

TINJAUAN PUSTAKA Susu 3 Susu TINJAUAN PUSTAKA Susu adalah sekresi yang dihasilkan mammae atau ambing hewan mamalia termasuk manusia dan merupakan makanan pertama bagi bayi manusia dan hewan sejak dilahirkan (Lukman et al. 2009).

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kepentingan Higiene dan Sanitasi

TINJAUAN PUSTAKA Kepentingan Higiene dan Sanitasi 4 TINJAUAN PUSTAKA Kepentingan Higiene dan Sanitasi Higiene berasal dari bahasa Yunani yang artinya sehat atau baik untuk kesehatan. Tujuan higiene adalah untuk menjamin agar daging tetap aman dan layak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produk yang dihasilkan oleh itik yang bernilai ekonomis antara lain: telur, daging,

I. PENDAHULUAN. Produk yang dihasilkan oleh itik yang bernilai ekonomis antara lain: telur, daging, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Itik merupakan salah satu unggas penting yang diternakkan di Indonesia. Ternak ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dengan produk yang dihasilkannya. Produk yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia dan juga hewan berdarah panas. Kelompok bakteri Coliform diantaranya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia dan juga hewan berdarah panas. Kelompok bakteri Coliform diantaranya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Coliform 1. Pengertian Coliform Coliform merupakan bakteri yang memiliki habitat normal di usus manusia dan juga hewan berdarah panas. Kelompok bakteri Coliform diantaranya Escherechia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat sampai pada dasar laut yang paling dalam. Di dalam air, seperti air

BAB I PENDAHULUAN. terdapat sampai pada dasar laut yang paling dalam. Di dalam air, seperti air BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikroba terdapat hampir di semua tempat. Di udara mulai dari permukaan tanah sampai pada lapisan atmosfir yang paling tinggi. Di laut terdapat sampai pada dasar laut

Lebih terperinci

BAB II TUJUAN PUSTAKA. jalan seperti es dawet, es kelapa muda, dan es rumput laut. Pecemaran oleh

BAB II TUJUAN PUSTAKA. jalan seperti es dawet, es kelapa muda, dan es rumput laut. Pecemaran oleh BAB II TUJUAN PUSTAKA A. ES JUS Es Jus merupakan salah satu bentuk minuman ringan yang dapat langsung diminum sebagai pelepas dahaga. Es Jus terbuat dari beberapa bahan antara lain es batu,buah,,sirup,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air sebagai sumber daya alam, sangat penting dan mutlak diperlukan semua makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Air merupakan unsur utama dalam tumbuhan, tubuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kini sehingga sukar bagi kebanyakan kita untuk menyadari betapa gawat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kini sehingga sukar bagi kebanyakan kita untuk menyadari betapa gawat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Pemurnian air untuk pencegahan penyakit hampir universal di dunia barat kini sehingga sukar bagi kebanyakan kita untuk menyadari betapa gawat pencemaran air itu. Saring

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri Escherichia coli pertama kali ditemukan oleh Theodor Escherich pada tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri Escherichia coli pertama kali ditemukan oleh Theodor Escherich pada tahun BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Escherichia coli O157:H7 Bakteri Escherichia coli pertama kali ditemukan oleh Theodor Escherich pada tahun 1885. Sebagian besar dari E. coli berada dalam saluran pencernaan

Lebih terperinci

: Vibrio vulnificus. Klasifikasi

: Vibrio vulnificus. Klasifikasi Vibrio vulnificus Vibrio vulnificus merupakan bakteri yang relatif baru dalam identifikasinya sebagai bakteri yang patogen bagi manusia. Bakteri ini ditemukan sebagai patogen di tiram pada tahun1976 dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan bagian terpenting bagi kehidupan manusia. Pada zaman dahulu beberapa orang senantiasa mencari tempat tinggal dekat dengan air, dikarenakan agar mudah mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu dari tujuh negara yang memiliki keanekaragaman hayatinya terbesar kedua setelah Brazil. Kondisi tersebut tentu sangat potensial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (zat padat, air, atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (zat padat, air, atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan salah satu dari ketiga komponen yang membentuk bumi (zat padat, air, atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya 30% berupa daratan (dilihat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agustine(2008) kerang hijau (green mussels) diklasifikasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agustine(2008) kerang hijau (green mussels) diklasifikasikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerang Hijau (Perna viridis) 1. Klasifikasi Menurut Agustine(2008) kerang hijau (green mussels) diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Mollusca Class

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Escherich 1885) dengan seluruh patogenitasnya di infeksi saluran pencernaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Escherich 1885) dengan seluruh patogenitasnya di infeksi saluran pencernaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Escherichia coli Escherichia coli pertama kali diidentifikasikan oleh dokter hewan Jerman, Theodor Escherich dalam studinya mengenai sistem pencernaan pada bayi

Lebih terperinci

marcescens bersifat tidak patogen. Bakteri ini berwarna kemerahmerahan

marcescens bersifat tidak patogen. Bakteri ini berwarna kemerahmerahan Pada tahun 1950, terjadi kesalahpahaman bahwa bakteri Serratia marcescens bersifat tidak patogen. Bakteri ini berwarna kemerahmerahan dan sering digunakan dalam percobaan di sekolah untuk mempelajari jalannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Elektrolisis Perusahaan yang menjual mesin-mesin yang menempatkan air minum melalui proses "Ionisasi". Menurut perusahaan, proses juga disebut "elektrolisis" Ketika air baku

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN Yoghurt merupakan minuman yang dibuat dari susu sapi dengan cara fermentasi oleh mikroorganisme. Yoghurt telah dikenal selama ribuan tahun dan menarik banyak perhatian dalam beberapa tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Madura Sapi Madura termasuk dalam sapi lokal Indonesia, yang berasal dari hasil persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura memiliki

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN.. HALAMAN PENGESAHAN.. RIWAYAT HIDUP.. i ABSTRAK... ii ABSTRACT.. iii UCAPAN TERIMAKASIH. iv DAFTAR ISI....... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebersihan makanan dan minuman sangatlah penting karena berkaitan dengan kondisi tubuh manusia. Apabila makanan dan minuman yang dikonsumsi tidak terjaga kebersihannya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk,

HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk, IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Pameungpeuk merupakan salah satu daerah yang berada di bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk, secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Escherichia coli Escherichia coli, yaitu bakteri anaerob fakultatif gram negatif berbentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Escherichia coli Escherichia coli, yaitu bakteri anaerob fakultatif gram negatif berbentuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Escherichia coli Escherichia coli, yaitu bakteri anaerob fakultatif gram negatif berbentuk batang yang termasuk dalam famili Enterobacteriaceae. Baktei ini merupakan penghuni

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Jumlah Bakteri Asam Laktat pada Media Susu Skim.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Jumlah Bakteri Asam Laktat pada Media Susu Skim. HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan Penelitian Persiapan penelitian meliputi pembiakan kultur pada media susu skim. Pembiakan kultur starter pada susu skim dilakukan untuk meningkatkan populasi kultur yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. makanan yang tidak tercerna. Alat pencernaan itik termasuk ke dalam kelompok

II. TINJAUAN PUSTAKA. makanan yang tidak tercerna. Alat pencernaan itik termasuk ke dalam kelompok II. TINJAUAN PUSTAKA A. Usus Itik Semua saluran pencernaan hewan dapat disebut sebagai tabung dari mulut sampai anus, yang memiliki fungsi untuk mencerna, mengabsorbsi, dan mengeluarkan sisa makanan yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Komoditas udang Vannamei ( Litopenaeus vannamei) merupakan udang asli

II. TINJAUAN PUSTAKA. Komoditas udang Vannamei ( Litopenaeus vannamei) merupakan udang asli II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Komoditas udang Vannamei ( Litopenaeus vannamei) merupakan udang asli perairan Amerika Latin. Udang ini dibudidayakan mulai dari pantai barat

Lebih terperinci

TERUMBU KARANG JUGA BISA SAKIT LHO...!!!

TERUMBU KARANG JUGA BISA SAKIT LHO...!!! TERUMBU KARANG JUGA BISA SAKIT LHO...!!! Di alam ini banyak terdapat banyak mikroba yang hidup dan berkembang biak, baik di udara, di dalam tanah, maupun di air. Nah, salah satu bakteri gram negatif yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Sapi Bali Abidin (2002) mengatakan bahwa sapi bali merupakan sapi asli Indonesia yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos Sondaicus)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Susilorini, dkk (2010) sapi Bali memiliki taksonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Susilorini, dkk (2010) sapi Bali memiliki taksonomi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sapi Bali Menurut Susilorini, dkk (2010) sapi Bali memiliki taksonomi Filum Class Ordo Famili Genus Subgenus : Chordata : Mammalia : Artiodactyla : Bovidae : Bos : Bibos sondaicus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencernaan manusia dan hewan. Bakteri Coliform digunakan sebagai indikator

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencernaan manusia dan hewan. Bakteri Coliform digunakan sebagai indikator BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Coliform 1. Pengertian Coliform Coliform merupakan golongan bakteri intestinal yang hidup dalam saluran pencernaan manusia dan hewan. Bakteri Coliform digunakan sebagai indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecil. Pengelolaan sapi perah rakyat pada kenyataannya masih bersifat tradisional.

BAB I PENDAHULUAN. kecil. Pengelolaan sapi perah rakyat pada kenyataannya masih bersifat tradisional. BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Sebagian besar peternak sapi perah di Indonesia masih merupakan peternak kecil. Pengelolaan sapi perah rakyat pada kenyataannya masih bersifat tradisional. Cara beternak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dekke Naniura Pada masyarakat Batak terdapat beberapa makanan tradisional yang menggunakan ikan mas sebagai bahan dasarnya seperti dekke naniarsik dan dekke naniura. Dekke

Lebih terperinci

BAB II HASIL PRAKTIKUM. Pengenceran Fanta Aqua Bakso Bakwan

BAB II HASIL PRAKTIKUM. Pengenceran Fanta Aqua Bakso Bakwan BAB II HASIL PRAKTIKUM A. Hasil Tabel Hasil Pengamatan No Sampel Pengenceran 10-1 10-2 10-3 10-4 1 Fanta - - - - 2 Aqua - - - - 3 Bakso - - - - 4 Bakwan - - - - B. Pembahasan Mikrobiologi merupakan Salah

Lebih terperinci

KERACUNAN PANGAN AKIBAT BAKTERI PATOGEN

KERACUNAN PANGAN AKIBAT BAKTERI PATOGEN KERACUNAN PANGAN AKIBAT BAKTERI PATOGEN Pangan merupakan kebutuhan esensial bagi setiap manusia untuk pertumbuhan maupun mempertahankan hidup. Namun, dapat pula timbul penyakit yang disebabkan oleh pangan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Tuladenggi adalah salah satu Kelurahan dari lima Kelurahan yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. dibicarakan karena mengancam masa depan dari kehidupan di bumi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. dibicarakan karena mengancam masa depan dari kehidupan di bumi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perubahan iklim dewasa ini menjadi isu yang paling hangat dibicarakan karena mengancam masa depan dari kehidupan di bumi termasuk manusia. Pelepasan gas-gas yang disebabkan

Lebih terperinci

EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI

EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI EULIS TANTI MARLINA, ELLIN HARLIA dan YULI ASTUTI H Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Bali Sapi bali adalah sapi lokal Indonesia keturunan banteng yang telah didomestikasi. Sapi bali banyak berkembang di Indonesia khususnya di pulau bali dan kemudian menyebar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi merupakan masalah yang paling banyak dijumpai pada kehidupan sehari-hari. Kasus infeksi disebabkan oleh bakteri atau mikroorganisme patogen yang masuk

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. dikenal orang karena lalat ini biasanya hidup berasosiasi dengan manusia.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. dikenal orang karena lalat ini biasanya hidup berasosiasi dengan manusia. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lalat Rumah (Musca domestica) Lalat rumah (M. domestica) merupakan lalat yang paling umum dikenal orang karena lalat ini biasanya hidup berasosiasi dengan manusia. M. domestica

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Makanan jajanan (street food)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Makanan jajanan (street food) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan jajanan sudah menjadi bagian yang penting dalam kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Makanan jajanan (street food) adalah makanan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh manusia, baik dalam bentuk segar maupun sudah diproses dalam bentuk produk. Susu adalah bahan pangan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 25 HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel susu berasal dari 5 kabupaten yaitu Bogor, Bandung, Cianjur, Sumedang dan Tasikmalaya. Lima sampel kandang diambil dari setiap kabupaten sehingga jumlah keseluruhan sampel

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyakit yang ditularkan melalui makanan (foodborne disease) merupakan

I. PENDAHULUAN. Penyakit yang ditularkan melalui makanan (foodborne disease) merupakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit yang ditularkan melalui makanan (foodborne disease) merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang banyak dijumpai dan penyebab signifikan menurunnya produktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 2008). Tanaman ini sudah banyak dibudidayakan di berbagai negara dan di

BAB 1 PENDAHULUAN. 2008). Tanaman ini sudah banyak dibudidayakan di berbagai negara dan di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sawo (Manilkara zapota) adalah tanaman buah yang termasuk dalam famili Sapotaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Meksiko (Puspaningtyas, 2013). Tanaman sawo

Lebih terperinci

O157:H7 PADA SAPI BALI DI KECAMATAN KUTA SELATAN KABUPATEN BADUNG

O157:H7 PADA SAPI BALI DI KECAMATAN KUTA SELATAN KABUPATEN BADUNG PERBANDINGAN JUMLAH Coliform, Escherichia coli, Escherichia coli O157 DAN Escherichia coli O157:H7 PADA SAPI BALI DI KECAMATAN KUTA SELATAN KABUPATEN BADUNG SKRIPSI WAHYU HANANTO FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Salmonella spp. dengan Metode SNI

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Salmonella spp. dengan Metode SNI HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Salmonella spp. dengan Metode SNI Lima puluh contoh kotak pengangkutan DOC yang diuji dengan metode SNI menunjukkan hasil: empat contoh positif S. Enteritidis (8%).

Lebih terperinci

BAKTERI YANG MENCEMARI SUSU SEGAR, SUSU PASTEURISASI DAN CARA PENGENDALIANNYA Oleh: Dewi Hernawati ABSTRAK

BAKTERI YANG MENCEMARI SUSU SEGAR, SUSU PASTEURISASI DAN CARA PENGENDALIANNYA Oleh: Dewi Hernawati ABSTRAK BAKTERI YANG MENCEMARI SUSU SEGAR, SUSU PASTEURISASI DAN CARA PENGENDALIANNYA Oleh: Dewi Hernawati ABSTRAK Minuman yang mempunyai gizi tinggi salah satunya adalah susu, namun susu ini sangat mudah terkontaminasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pemerintah, 2004). Sumber pangan yang berasal dari sumber nabati ataupun

TINJAUAN PUSTAKA. Pemerintah, 2004). Sumber pangan yang berasal dari sumber nabati ataupun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keamanan Pangan Asal Hewan Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan guna mencegah pangan dari cemaran biologi, kimia dan benda lainnya yang dapat mengganggu, merugikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disantap mentah. Lalap biasanya terdiri dari kol, ketimun, daun kemangi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disantap mentah. Lalap biasanya terdiri dari kol, ketimun, daun kemangi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lalap Lalap adalah salah satu makanan yang merupakan hasil pertanian yang disantap mentah. Lalap biasanya terdiri dari kol, ketimun, daun kemangi, selada dan tomat. Lalap dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. domestikasi dari banteng (Bibos banteng). Karakteristik dari sapi bali bila

BAB I PENDAHULUAN. domestikasi dari banteng (Bibos banteng). Karakteristik dari sapi bali bila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi bali merupakan sapi asli Indonesia yang merupakan hasil domestikasi dari banteng (Bibos banteng). Karakteristik dari sapi bali bila dibedakan dengan sapi lainnya

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kubis putih merupakan bahan pangan yang banyak ditemukan di Indonesia dan sudah tidak asing bagi masyarakat. Kubis putih dapat hidup pada dataran tinggi salah satunya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tiap tingkatan kehidupan atau untuk tiap bangsa dan negara (Salim, 1986).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tiap tingkatan kehidupan atau untuk tiap bangsa dan negara (Salim, 1986). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air adalah kebutuhan esensi di dalam kehidupan, tidak ada satupun makhluk hidup di bumi ini yang tidak membutuhkan air. Kebutuhan terhadap air untuk keperluan sehari-hari

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA UNIVERSITAS MEDAN AREA

TINJAUAN PUSTAKA UNIVERSITAS MEDAN AREA TINJAUAN PUSTAKA Jamu Cara pandang orang yang lebih ramah lingkungan melahirkan Green Science yang saat ini menjadi perhatian dunia. Mulai dari hemat energi hingga berbagai produk back to nature yang sedang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang

I. PENDAHULUAN. Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang secara normal ada dalam saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas. E. coli termasuk

Lebih terperinci