Rp528,6. demikian. kewenangan. Pengalihan sebagian. DJPK ke DJPB. Perbendaharaann. rentang kendali

Transkripsi

1 Pengalihan sebagian Kewenangan DJPK ke DJPB Tanda Setiya Widyaiswara Muda Pusdiklat KNPK Alokasi dana transfer kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Tahun Anggaran 2013 capai Rp528,6 triliun. Apabila ditilik kebelakang, alokasi dana transfer kepada Pemda dari tahun ke tahun terus meningkat.seiring dengann alokasi yang besar tersebut atau sebanding dengan sepertiga dari pagu APBN, maka pemantauan dan evaluasi atas penggunaan dana tersebutlayak untuk dilakukan. Selama ini fungsi pemantauan dan evaluai dana transfer dilakukan oleh DJPK (Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan). Sebagaimana diketahui bahwaa DJPK hanya memiliki kantordi Jakarta (Kantor Pusat), atau tidak memiliki instansi vertikal di daerah. Sementara itu jumlahprovinsi yang mencapai 33 dan Kabupaten/Kota mencapai 497, tentu DJPK tidak mudah untuk dapat melakukan monitoring dan evaluasi penggunaan dana dengan akurat. Terkait kondisi tersebut, Kementerian Keuangann berupaya untuk membenahi efektivitas dan efisiensii atas tugas dan kewenangan tersebut. Pernah digulirkan suatu wacana mengenai pembentukan kantor wilayah (instansi vertikal DJPK) di daerah, namun tidak terealisasii dengan berbagai macam pertimbangan. Akhirnya pada penhujung tahun 2012, Kementerian Keuangan mengeluarkanpmk 169/PMK.01/2012 Tentang Organisai dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan tertanggal 6 November Ternyata PMK 169/PMK.01/2012 ini menjawab keinginann Kementerian Keuangan untuk lebih meningkatkan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penyaluran dana perimbangan. Dengan demikian terjadilah pengalihan kewenangantentang tugas pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penyaluran dana perimbanganyang selama ini dijalankann oleh DJPK kepada DJPB. Muatan Pengalihan Tugas dari DJPK ke DJPB (berdasar PMK 169/PMK.01/2012) Pengalihan sebagian kewenangan DJPK ke DJPB diarahkan kepada tugas Kantor Perbendaharaann Negara yang jumlahnya 33 Kantor menurut PMK 169/ /PMK/2021 ini. Dengan demikian rentang kendali pemantauan dan evaluasi akan lebih

2 dekat kepada Pemda jika dibanding ketika tugas tersebut diemban oleh DJPK. Muatan tugas dan kewenangan yang dilimpahkan kepada DJPB yang selanjutnya dilaksanakan oleh Kanwil DJPB terkait pemantauan dan evaluasi pelaksanaan dana perimbangan meliputi 10 hal yaitu : 1. kompilasi data Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan dokumen pelaksanaan anggaran daerah; 2. penyiapan bahan pembinaann dan bimbingan teknis pengelolaan keuangan daerah; 3. penyiapan bahan pembinaann dan bimbingan teknis pelaksanaan anggaran belanja daerah; 4. penyiapan bahan pembinaann dan bimbingan teknis pelaksanaan pengelolaann kas daerah; 5. penyiapan bahan pembinaann dan bimbingan teknis pengelolaan keuangan BLU Daerah; 6. penyiapan bahan pembinaan dan bimbingan teknis manajemen dan monitoring dan evaluasi investasi daerah; 7. penyiapan bahan monitoring pelaksanaan anggaran belanja daerah dan pemantauan atas penerimaan dana transfer di daerah dalam rangka spending review; 8. koordinasi pemantauan laporan realisasi penggunaan dana transfer; 9. fasilitasi penyampaian informasi keuangan daerah; 10. penyiapan bahan penyusunan laporan realisasi dan analisis kinerja anggaran belanja daerah. Tugas dan kewenangan tersebut pada Kanwil Perbendaharaan selanjutnya dilaksanakan oleh Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II. Padaa Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II ini dalam operasionalnya dijalankann oleh 3 Seksi yaitu Seksi Seksi Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II A, Seksi Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II B, dan Seksi Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II C. Disamping sebagian besar ditangani oleh Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II, tugas pemantauan dan evalusi pelaksanaan penyaluran dana transfer dilakukan juga oleh Bidang Pembinaan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Fungsi yang diemban oleh Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II yang memiliki keterkaitan dengan pengelolaann keuangan daerah yaitu penyiapan bahan pembinaan dan bimbingan teknis sistem akuntansi pemerintah daerah, serta penyiapan bahan bimbingan teknis dan/atau penyuluhan implementasi standar akuntansi pemerintahan pada instansi daerah.

3 Dalam operasionalnya fungsi tersebut dijalankan oleh beberapa seksi. Seksi Pembinaan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerahmempunyai tugas untuk melakukan pembinaan dan bimbingan teknis sistem akuntansi, melakukan bimbingan teknis dan/atau penyuluhan dalam rangka implementasi standar akuntansi pemerintahan pada instansi daerah. Seksi Analisa, Statistik, dan Penyusunan Laporan Keuangan memiliki tugas khususnya terkait penyusunan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah sesuai dengan Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintah (PUSAP), dan penyusunan statistik keuangan pemerintah sesuai dengan Government Finance Statistics (GFS), dan melakukan analisiss atas laporan keuangan. Permasalahan dan Pembahasan Apabila dicermati dari PMK 169/PMK.01/2012 yang perlu dijadikan pertimbangan oleh berbagai pihak terutama para pengambil kepentingan. Permasalahan ini kelompok yaitu penulis kelompokkan menjadi2 persamalahan pada internal kementerian keuangan dan eksternal kementerian keuangan (Kemendagri). tersebut terdapat beberapa permasalahan PMK 169/PMK.01/2012 Internal Kementerian Keuangann Bagaimana dengan tugas DJPK sendiri terkaitt dengan fungsi/tugas yang telah dialihkan kepada DJPB? Terdapat satu direktorat pada DJPK yang memiliki tugas yang sebagian besar fungsinya dialihkan ke DJPB yaitu Direktorat Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangann Daerah (EPIKD). Fungsi pemantauan dan evaluasi keuangan daerah merupakan fungsi utama dari Direktorat EPIKD ini, dengan adanya pelimpahan tersebut bagaimana fungsi dari direktorat ini, apakah akan menjadi kompilator atas fungsi yang sekarang di serahkan kepada Kanwil DJPB, atau dibubarkan? Apabila EPKID sebagai kompilator, belum terlihat jelas di PMK 169/PMK.01/2012 ini apakah ada kewajiban dari Kanwil DJPB menyampaikan laporannya terkait pemantauan dan evaluasi keuangan daerah kepada DJPK. Seandainya ada kewajiban penyampaian hasil pemantauan dan evaluasi tersebut kepada DJPK, maka akan terjadi 2 jenis pertanggungjawaban dari Kanwil Perbendaharaan yaitu ke DJPB terkait pengelolaan APBN dan dengan DJPK terkait pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penyalurann dana transfer ke daerah. Terkait permasalahan ini tentu harus segera disusun SOP yang lebih detail agar tugas dari DJPK khususnya Direktorat EPIKD dan bagaimana hubungan Kanwil DJPB dengan DJPK terkait tindak

4 lanjut atas hasil pemantauan dan evaluasi yang dilakukan Kanwil DJPB dapat berjalan dengan harmonis. Sebagaimana diketahui pada DJPK terdapatt kegiatankursus Keuangan Daerah (KKD), Kursuss Keuangan Daerah Khusus Penatausahaann /Akuntansi Keuangan Daerah (KKDK). Kegiatan ini dimaksudkan [ Pada DJPK terdapat kegiatan Kursus Keuangann Daerah (KKD) dan Kursus Keuangan Daerah Khusus Penatausahaan/Akuntansi Keuangan Daerah (KKDK) ] untuk mendukung upaya peningkatan kapasitas aparat pemerintah daerah di bidang desentralisasi fiskal dan pengelolaan keuangan daerah, Kementerian Keuangan bekerja sama dengan perguruan tinggi menyelenggarakan kegiatan Kursus Keuangan Daerah dan Kursus Keuangan Daerah Khusus Penatausahaan/Akuntansi Keuangan Daerah. Dalam pelaksanaan ya kegiatan KKD dan KKDK ini melibatkan perguruan tinggi ternama yang memilikii kemampuan terkait dengan pengelolaan keuangan Daerah. Selanjutnya dengan telah adanya kegiatan ini bagaimana dengan fungsi bimbingan teknis yang akan dilakukan oleh Kanwil DJPB kepada aparat Pemda? Tentu harus dilakukan koordinasi dulu antara DJPK dan DJPB agar sekali lagi tidak terjadi tumpang tindihfungsi sesama unitdilingkungan Kementerian Keuangan. Permasalahan selanjutnya terkaitt dengan pasal peralihan yang berbunyi Selain melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud padaa Pasal 2 dan Pasal 3 PMK 169/PMK.01/2012, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan membantu melaksanakan tugas di bidang penganggaran dan perimbangan keuangan di daerah sesuai dengan peraturan perundang undangan. Yang menjadi pertanyaan adalah peraturan perundang undangan yang mana yang dimaksud terkait dengan kewenangan DJPB sehingga dapat membantu melaksanakan tugas di bidang penganggaran dan perimbangan keuangan di daerah? Pasal ini diusulkan untuk lebih diberikan penegasan yang konkret, sehingga dalam pelaksanaanya tidak menimbulkan multi penafsiran bagi Kanwil DJPB. Jangan sampai nanti didalam pelaksanaanya akan menimbulkan permasalahan baru dengan unit atau instansi lain diluar Kementerian Keuangan yang menjalankanfungsidan tugas tersebut. Eksternal Kementerian Keuangan Terkait masih belum bagusnya pengelolaan keuangan daerah seperti yang diharapkan, sebenarnya tidak saja disebabkan oleh kekurangefektifan kinerja DJPK semata. Kenapa demikian? Dalam kenyataan sebenarnya instansi yang melakukanpemantauann dan evaluasi keuangann daerah tidak hanya dijalankan oleh DJPK (Kementerian Keuangan), namun Kementerian Dalam Negeri juga melaksanakan fungsi tersebut. Sebagai contoh, sudah terdapat Direktorat Jenderal tersendiri yang

5 mengurusi tentang Keuangan Daerah yaitu Direktorat Keuangan Daerah pada Kementerian Dalam Negeri. Lebih khusus lagi terkaitt dengan pemantauan dan evaluasi serta akuntansi keuangan daerah terdapatt Direktorat Pelaksanaann dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah yang mengurusi fungsi tersebut. Pada Direktorat Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, terdapat 4 Unit Eselon III yang bersingungan langsung dengan fungsi tersebut yaitu Subdit Akuntansi dan Pertanggungjawaban Keuangann Daerah, Subdit PK dan KPKD, Subdit Pembinaan dan Evaluasi Pengelolaan Keuangan Daerah serta Subdit Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah. Kenyataan ini menunjukkan bahwa fungsi pemantauan dan evaluasi keuangan daerah serta akuntansi keuangan daerah telah dijalankan juga oleh Kemendagri. Demikian juga terkait dengan tugas pemberian Bimbingan Teknis tentang Pengelolaan Keuangan Daerah baik terkait Pengelolaan Kas Daerah maupun yang lainnya, Kementerian Dalam Negeri telah memiliki Pusat Manajeman Pembangunan, Kependudukan dan Keuangan Daerah (Pusat II) dibawah Badan Diklat Dalam Negeri. Pada unit Pusat II tersebut terdapat Bidang yang tugasnya melakukan pendidikan dan pelatihan terkait Keuangan Daerah, sebagai contoh diklat yang dilakukan saat ini diantaranya Diklat Bendahara Pengeluaran, Diklat Bendahara Keuangan Daerah, Diklat Penilaian Aset, Diklat Penatausahaan Aset, Diklat Penyusunan APBD, Diklat Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dengan memperhatian beberapa kenyataan diatas kiranya perlu untuk dilakukan koordinasi lebih lanjut dengan institusi terkait, agar dalam pelaksanaanya pelimpahan fungsi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan transfer dana ke Pemda dari DJPK ke Kanwil DJPB ini tidak tumpang tindih dengan unit/instansi lainnya. Penutup Berdasarkan permasalahan dan pembahasan singkat terkaitt pelimpahan fungsi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan transfer dana ke Pemda dari DJPK ke Kanwil DJPB tersebut kiranya perlu untuk dilakukan koordinasi lebih lanjut/teknis antara internal Kementerian Keuangan (DJPB dan DJPK) serta dengan Kementeriann Dalam Negeri agar tujuan dan harapan yang baik untuk melakukan pemantauan dan evaluasi pengelolaan keuangan daerah dapat berjalan sesuai harapan. Kiranya perlu untuk dilakukan koordinasi lebih lanjut/teknis antara internal Kementerian Keuangan (DJPB dan DJPK) serta dengan Kementerian Dalam Negeri agar tujuan dan harapan yang baik untuk melakukan pemantauan dan evaluasi pengelolaan keuangan daerah dapat berjalan sesuai harapan.

6 Sumber : PMK 169/PMK.01/ (11/01/2013) (11/01/2013) badandiklat.depdagri.go.id (11/01/2013)