Persepsi Karyawan Terhadap Keselamatan Kerja Di CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik Semarang Menurut Undang -Undang Keselamatan Kerja

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Persepsi Karyawan Terhadap Keselamatan Kerja Di CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik Semarang Menurut Undang -Undang Keselamatan Kerja"

Transkripsi

1 Persepsi Karyawan Terhadap Keselamatan Kerja Di CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik Semarang Menurut Undang -Undang Keselamatan Kerja Masyudi ( ) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Persepsi merupakan aktifitas jiwa atau peristiwa jiwa untuk mengadakan hubungan dengan rangsangan atau lingkungan sekitar melalui proses penginderaan. Rangsangan ini tidak hanya terdiri dari bentuk bentuk kongkrit (gedung, meja, manusia), tetapi juga terdiri dari benda abstrak (ide, budaya, pengetahuan, poloitik, fakta, konsep). Berdasarkan kajian teoritis mengenai konsep suatu persepsi dalam kaitannya dengan keselamatan kerja dalam kaitannya pada suatu program tertentu dapat digunakan sebagai landasan teoritis atas rancangan studi penelitian. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang sangat perlu dan penting untuk dilaksanakan pada saat karyawan / tenaga kerja bekerja, perlu mendapatkan perhatian dari masyarakat, pekerja, penyelenggara usaha maupun pemerintah. Hal ini menarik perhatian penulis untuk mengungkap lebih jauh tentang peranan karyawan dan pimpinan perusahaan dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan keselamatan kerja. Program keselamatan kerja pada dasarnya adalah untuk menjamin rasa aman dan keselamatan baik jiwa maupun raga para pekerja pada khususnya. Lokasi penelitian yang diambil adalah CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik Semarang. Informan yang dipilih meliputi kepala divisi bengkel dan karyawan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Dengan mengumpulkan data yang menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Keabsahan data dalam menganalisa menggunakan metode analisis interaktif. Begitu besar manfaat dan keuntungan yang didapat dari penerapan Undang-Undang keselamatan kerja No 1 tahun 1970 pasal 3 tentang syaratsyarat keselamatan kerja. Hal ini membuktikan begitu pentingnya keselamatan kerja dalam suatu perusahaan. Program keselamatan kerja pada suatu perusahaan jika dilaksanakan dengan maksimal ternyata mempunyai manfaat yang sangat besar diantaranya adalah dapat Mencegah dan mengurangi kecelakaan. Mencegah dan mengendalikan timbul, atau menyebarluasnya suhu, kelembapan, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca sinar atau radiasi, suara dan getaran. Mencegah dan mengendalikan, timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, keracunan akibat infeksi dan penularannya. Di CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik - Semarang dinilai sudah menyelenggarakan dan melaksanakan program keselamatan kerja dengan baik hal ini terbukti selama kurang lebih 5 tahun sejak berdirinya tahun 2008 sampai 2013 ini belum pernah terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan cacat fisik maupun hilangnya nyawa karyawannya. Namun dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan program keselamatan kerja belum maksimal sesuai undang-undang tentang keselamatan kerja No 1 tahun 1970 pasal 3 tentang syarat-syarat keselamatan kerja. Setelah dikaji dan mengingat pentingnya keselamtan kerja sebagai suatu usaha mencegah timbulnya kecelakaan kerja sesuai undang-undang tentang keselamatan kerja No 1 tahun 1970 pasal 3 tentang syarat-syarat keselamatan kerja., maka penulis memberikan saran sebagai berikut (CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik-Semarang merupakan kunci berhasil atau tidaknya dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan program keselamatan kerja, maka demi ketaatan para karyawan harus dibuat suatu peraturan dan sanksi keselamatan kerja yang jelas dan tertulis. Pengarahan, Penyuluhan, dan Pelatihan mengenai keselamatan kerja hendaknya diberikan secara berkala terutama bagi karyawan yang masih baru). Kata Kunci : persepsi, keselamatan kerja, perusahaan PENDAHULUAN Sikap dan tindakan dalam suatu keselamatan kerja dalam upaya mencegah terjadinya suatu kecelakaan kerja dalam bekerja merupakan tindakan utama yang harus dilakukan oleh semua pihak, Gardan. Vol. 3. No. 2, November

2 baik karyawan maupun pengelola suatu usaha. Keselamatan kerja adalah dari, oleh, dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya, dan juga masyarakat pada umumnya. Hal ini disebabkan tidak seorangpun yang mau dan menginginkan diri atau keluarganya cidera maupun terenggut jiwanya. Kecelakaan merupakan kerugian diseluruh pihak yang terkait dalam produksi dan distribusi, karena hal itu sangat mengganggu, menghambat, dan merugikan kinerja perusahaan serta pekerja yang mengalami kecelakaan kerja. Sekarang ini sudah banyak perusahaan memperhatikan pentingnya keselamatan kerja dalam upaya mencegah kecelakaan pada waktu bekerja. Para pengusaha berupaya mewujudkan dalam bentuk mendirikan kesatuan keselamatan kerja dalam perusahaannya. Selain itu pengusaha mewajibkan pekerjanya untuk mentaati sarat-sarat dan petunjuk keselamatan kerja serta memakai alat-alat pelindung diri. Di samping mewajibkan memakai alat-alat pelindung diri kepada para pekerjanya. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah penyediaan sarana penunjang keselamatan kerja lainnya yang sifatnya melengkapi,seperti alat pemadam kebakaran, alarm tanda bahaya, dan juga menunjang halhal lainnya yang dapat mendukung keselamatan pekerja, lingkungan tempat kerja, maupun materi bahan. Sistim pencegahan kecelakaan masing-masing perusahaan tentulah berbeda-beda menurut jenisnya ditinjau dari alat dan produksinya maupun lingkungan tempat bekerja, yaitu dengan menerapkan undang-undang, penerapan standarisasi, pengawasan, penelitian teknik, riset medis, penelitian psikologis, pendidikan, organisasi K3, dan lain-lain. Namun pada hakekatnya setiap program mempunyai unsur-unsur yang harus dilaksanakan. Tak dapat disangkal bahwa program-program keselamatan kerja sangat bermanfaat. Secara finansial sudah banyak memberikan keuntungan. Biaya produksi bisa ditekan karena tanpa kecelakaan, dapat membantu peningktan produksi dan produktivitas, tidak banyak kerusakan materi, peralatan, perkakas, serta jalannya produksi dapat berjalan lancar. Produksi dapat meningkat karena pekerjanya dapat bekerja dengan baik, tentram, dan aman. Perusahaan dengan kecelakaan yang tinggi tidak akan menarik pekerja-pekerja yang baik, sebaliknya perasahaan yang rapi dan aman selalu menarik pekerja yang baik yang akan dimiliki terus dengan keterampilan dan kemahiran yang menunjukkan peningkatan. Dan pada akhirnya akan mendapat nama dihati masyarakat. Atas dasar itulah maka keselamatan kerja pada CV. Retro Kreasi Machinery tidak bisa diabaikan begitu saja, karena akan menyangkut berbagai aspek kepentingan yang antara lain kepentingan keselamatan karyawan, kepentingan produksi, kepentingan investasi dan juga kepentingan kenyamanan dalam bekerja. Karyawan yang baik akan selalu memperhatikan keselamatan dirinya dan juga keselamatan dan keutuhan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Ia tidak bisa lepas begitu saja dari peraturanperaturan yang mengikat, dirinya tentang keselamatan kerja yang telah diprogram oleh perusahaan Gardan. Vol. 3. No. 2, November

3 tempat ia bekerja.karyawan harus mempunyai dan menguasai pengetahuan tentang keselamatan kerja, baik secara teori maupun praktek sehingga bila terjadi kemungkinan-kemungkinan yang dapat membahayakan dirinya, orang lain atau disaat terjadi kecelakaan kerja, ia dapat mengatasi secara tepat dan cepat sehingga tidak akan mengganggu jalannya produksi. CV. Retro Kreasi Machinery ini adalah bengkel yang bergerak di bidang retrofit mesin CNC dan mesin konvensional berdiri pada bulan November 2008 didirikan oleh Bapak Teguh Pribadi. Bengkel yang pertama kali didirikan bertempat di Griya Waru Permai jl. Waru Timur III No. 11 Tembalang semarang mendapatkan order pertamanya dari SMK N 6 Pekanbaru yaitu retrofit mesin CNC milling.kemudian dengan kemajuan dan grafik order yang meningkat pada tanggal 22 januari 2009 bengkel dipindahkan di jalan Mulawarman Raya No.1 Kramas Tembalang - Semarang. Dari sinilah CV. Retro Kreasi Machinery mulai menunjukkan kemajuan yang signifikan. Salama 2 tahun berjalan CV. Retro Kreasi Machinery telah menjual 27 unit mesin yang sudah di retrofit yang persentasinya sejumlah 30% order ke industri dan 70% dari sekolah-sekolah teknik. Semakin hari banyaknya pesanan dan meningkatnya job produksi barang secara continue didapat, area bengkel tidak lagi memungkinkan untuk kegiatan produksi maka tanggal 11 november 2011 CV. Retro Kreasi Machinery pindah alamat bengkel yaitu di jalan Banjarsari No.51A yang tidak jauh dari tempat semula dengan jarak + 1km dengan area kerja yang cukup luas dan mampu mencangkup area kerja yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan produksi. Dan dikampus IKIP Veteran Semarang adalah tempat peneliti menempuh pendidikan, yang mana kampus tersebut adalah salah satu kampus swasta yang bergerak dalam bidang pendidikan keguruan yang memiliki tiga fakultas dan memiliki tujuh jurusan, Pendidikan Teknik Mesin Otomotif adalah salah satu jurusannya dan yang peneliti tempuh, dimana setelah selesai nanti peneliti akan menjadi tenaga pendidik atau guru disekolah SMK, yang mana akan mendidik siswa-siswi menjadi calon mekanik otomotif yang nantinya juga akan menjadi pekerja atau karyawan di suatu industri atau perusahaan. Dimana menurut peneliti seorang karyawan itu mempunyai kewajiban bekerja dan mempunyai hak mendapat upah selain itu juga mempunyai hak untuk mendapat keselamatan dalam bekerja. Oleh karena itu penulis mengangkat judul penelitian Persepsi Karyawan Terhadap Keselamatan Kerja di CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik Semarang Menurut Undang- Undang Keselamatan Kerja No 1 tahun 1970 yang akan diteliti. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Persepsi Persepsi merupakan aktifitas jiwa atau peristiwa jiwa untuk mengadakan hubungan dengan rangsangan atau lingkungan sekitar melalui proses penginderaan. Rangsangan ini tidak hanya terdiri dari bentuk bentuk kongkrit (gedung, meja, manusia), tetapi juga terdiri dari benda abstrak (ide, budaya, pengetahuan, poloitik, fakta, konsep). Gardan. Vol. 3. No. 2, November

4 Berdasarkan kajian teoritis mengenai konsep suatu persepsi dalam kaitannya dengan keselamatan kerja dalam kaitannya pada suatu program tertentu dapat digunakan sebagai landasan teoritis atas rancangan studi ini. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan bagian penting yang harus dipahami dan diterapkan dalam dunia kerja, utamanya didunia industri modern. Di dalam industri modern terdapat berbagai mesin, peralatan, dan proses produksi yang menuntut prosedur tertentu supaya terhindar dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Secanggih apapun mesin yang digunakan atau sebesar apapun produksi yang dihasilkan,semua itu tidak ada artinya apabila merugikan manusia atau pekerja. Hal ini didasari pertimbangan bahwa apabila terjadi kecelakaan kerja, terdapat dua kerugian, yaitu kerugian materi dan nonmateri. Kerugian yang bersifatmateri dapat dicari gantinya serta dapat dinilai dengan uang, tetapi kerugian nonmateri, misalnya cacat, sakit, atau bahkan meninggal dunia, tidak dapat dinilai dengan uang. METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Berdasarkan rumusan yang diambil sebagai masalah dan telah disahkan pula oleh pembimbing, dalam penelitian ini menekankan pada penyelenggaraan dan pelaksanaan program keselamatan kerja, maka penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu metode atau penelitian yang menerangkan suatu proses yang dianalisa berdasarkan persepsi subyek pelaksana. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian diambil di wilayah banyumanik semarang. Dengan alasan tertarik dengan permasalahan tersebut. Disamping itu semarang merupakan kota yang tergolong besar, dimana banyak tumbuh indutri industri besar maupun kecil sehingga penulis merasa mudah dalam mencari lokasi penelitian ini. Selain itu juga untuk memudahkan peneliti yang bertempat tinggal sementara di semarang, sehingga akan menghemat waktu, tenaga dan biaya. Adapun lokasi penelitian yaitu di CV. Retro Kreasi Machinery. Jl. Banjarsari. No.51A. Banyumanik Semarang. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan hari-hari efektif masuk kerja (Senin s/d Sabtu) di CV. Retro Kreasi Machinery, yaitu selama 3 bulan dari tanggal 17 Juni s/d 17 September Sumber Data Sumber data adalah sumber informasi yang dipakai penulis dalam pembuatan skripsi ini. Untuk mendapatkan informasi mengenai Persepsi Karyawan terhadap Keselamatan Kerja, maka penulis menentukan sumber data untuk menyusun skripsi ini. Sebab dengan menentukan sumber data penulis akan mendapatkan informasi yang aktual dan dapat dipertanggungjawabkan. Gardan. Vol. 3. No. 2, November

5 Adapun sumber penelitian ini adalah : a. Informasi dari pemilik perusahaan. b. Informasi dari kepala bagian dan karyawan bagian produksi perusahaan. c. Arsip-arsip dan dokumen perusahaan. d. Tempat (sarana dan prasarana) serta keselamatan kerja perusahaan. Dari sekian informasi data di atas merupakan kunci dari formalnya. Dalam teknik ini penulis mengambil informan yang dipandang paling mengerti atau bisa mewakili populasi. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah langkah yang dilakukan penulis dalam mendapatkan informasi mengenai persepsi karyawan terhadap keselamatan kerja di CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik Semarang Menurut Undang-Undang Keselamatan Kerja No 1 tahun Adapun pengumpulan data ini dilakukan dengan teknik sebagai berikut : a. Teknik Observasi Langsung Teknik observasi langsung adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan terhadap obyek penelitian yang dilakukan terhadap beberapa keadaan atau peristiwa tertentu seperti pelaksanaan kegiatan dalam bekerja, sarana keselamatan kerja (dengan menggunakan cheek list) yang berkaitan dengan masalah keselamatan kerja. Observasi dilakukan secara formal dan informal untuk mengamati dilokasipenelitian ini. Ini disebut dengan observasi partisipasi pasif atau pengamatan tanpa berperan serta. b. Teknik Dokumenter Yaitu suatu metode pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan juga buku-buku tentang pendapat, dalil atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan atau masalah penelitian. c. Teknik Wawancara Yaitu pengumpulan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Dalam penelitian ini pertanyaan diajukan kepada sejumlah karyawan bengkel dan juga kepada pimpinan perusahaan.pertanyaan diajukan secara pribadi terpimpin, artinya melakukan Tanya jawab langsung kepada responden, dimana pertanyaan diajukan berdasar kerangka yang ditentukan, kemudian dilakukan pencatatan terhadap Tanya jawab tersebut. HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di CV. Retro Kreasi Machinery. Tepatnya dijalan Banjarsari No. 51A Banyumanik-Semarang. Penelitian ini menggunakan observasi dan wawancara, dilaksanakan dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal 17 Juni 2013 sampai dengan tanggal 17 September Sedangkan wawancara dilaksanakan mulai tanggal 25 juni sampai dengan 15 juli 2013 yang terdiri dari (1 orang pemilik perusahaan, 1 orang bagian pengawas, 2 orang bagian mesin bubut, 2 Gardan. Vol. 3. No. 2, November

6 orang bagian mesin bor, 1 orang bagian mesin gerinda, 1 orang bagian las, 2 orang bagian elektronik, 1 orang bagian cnc). Adapun secara terperinci hasil observasi di CV. Retro Kreasi Machinery dan Wawancara dengan karyawan maupun pemilik CV. Retro Kreasi Machinery, sesuai dengan isi Undang-Undang keselamatan kerja No 1 tahun 1970 pasal 3 tentang syarat-syarat keselamatan kerja adalah sebagai berikut : Hasil Observasi Dalam observasi di CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik-Semarang ini peneliti melihat penyelenggaraan dan pelaksanaan program keselamatan kerja yang ada dan menyocokannya dengan Undang-Undang keselamatan kerja No 1 tahun 1970 pasal 3. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut: Keselamatan kerja Menurut UU No 1 tahun 1970 pasal 3. Yang ada di CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik - Semarang Point (b) Mencegah, mengurangi dan Di perusahaan terlihat menyediakan alat pemadam kebakaran, (APAR atau alat memadamkan kebakaran.. pemadam api ringan). Point (d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya. Point (g) Mencegah dan mengendalikan timbul, atau menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran. Point (i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. Point (j) Menyelenggarakan udara yang cukup Point (k) Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik Diperusahaan terlihat adanya pengawas yang selalu mengawasi dan memberikan informasi pada karyawan jika ada bahaya, serta adanya pintu darurat untuk menyelamatkan diri. Di perusahaan ini belum ada pembagian ruang kerja masih dalam satu lingkup kerja, untuk mencegah menyebarluasnya debu pekerja memakai masker. Di perusahaan terlihat ada tiga sumber penerangan ( penerangan alam/ matahari, lampu neon, dan lampu tambahan pada bagian mesin yang membutuhkan penerangan lebih ). Pada dinding bangunan perusahaan terlihat dibuat rongga semacam jendela bertralis dimaksudkan untuk sirkulasi udara dariluar. Di beberapa bagian atap perusahaan terlihat dipasang genting kaca dan di dalam ruang dipasang kipas angin Gardan. Vol. 3. No. 2, November

7 Point (l) Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban Point (n) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang. Point (p) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang. Point (q) Mencegah aliran listrik yang berbahaya. dimaksudkan agar sinar matahari dapat masuk sehingga di ruang kerja tidak terlalu lembab dan tidak terlalu panas. Di perusahaan terlihat setiap karyawan berangkat 10 menit lebih awal sebelum jam kerja dimulai, dan terlihat setiap karyawan membersihkan lingkup dan bagian mesin masing-masing sebelum pulang. Penyediaan alat pengangkut barang terlihat masih kurang, tata letak alat dan bahan terlihat juga kurang teratur sehingga menyulitkan keluar masuknya barang. Penyediaan alat pengangkut barang masih kurang, tata letak alat dan bahan kurang teratur sehingga menyulitkan keluar masuknya barang. Untuk gudang penyimpanan barang belum ada sementara barang diletakkan di tempat kosong ruang kerja dan sebagian diletakkan di rumah pribadi pemilik perusahaan. Instalasi listrik yang ada diperusahaan terlihat dipasang di dalam pipa khusus dimaksudkan untuk mencegah bahaya arus listrik. Hasil observasi menunjukkan di CV. Retro Kreasi Machinery sudah berupaya menyelenggarakan dan melaksanakan program keselamatan kerja untuk karyawannya. Meskipun dalam penyelenggaraan dan pelaksanaannya masih kurang maksimal sesuaiundang-undang keselamatan kerja No 1 tahun 1970 pasal 3 tentang syarat-syarat keselamatan kerja. Hasil Wawancara Dalam wawancara peneliti dengan karyawan maupun pemilik CV. Retro Kreasi Machinery mengenai program keselamatan kerja yang diselenggarakan dan dilaksanakan oleh karyawan maupun perusahaan yaitu berpedomanpada Undang-Undang keselamatan kerja No 1 tahun 1970 pasal 3. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut : Gardan. Vol. 3. No. 2, November

8 Keselamatan kerja Menurut UU No 1 tahun 1970 pasal 3. Hasil Wawancara Sesuai Persepsi point (a) mencegah dan mengurangi Pak TP yaitu Pemilik perusahaan mengutarakan bahwa : kecelakaan. tidak ada perusahaan yang menginginkan kerugian karena rusaknya bahan maupun hilangnya nyawa karyawannya akibat kecelakaan kerja, namun di dalam usaha menyelenggarakan keselamatan kerja dan alat-alat penunjang keselamatan kerja guna mencegah dan mengurangi kecelakaan di perusahaan ini belum bisa terpenuhi dengan baik, karena mengingat biayanya yang sangat besar untuk itu semua dan perusahaan ini tergolong perusahaan kecil. Dan perusahaan ini baru mampu menyediakan alat-alat penunjang keselamatan kerja yang sifatnya ringan dan murah seperti masker kain, sarung tangan kain, kaca mata las kesemua itu wajib dipakai karyawan di bengkel. Kalaupun sampai terjadi kecelakaan kerja yang berat ataupun fatal pada karyawan dari pihak perusahaan tidak bisa membantu sepenuhnya dalam pembiayaan pengobatan, hanya memberikan semampu perusahaan. Disamping itu untuk menyukseskan program kerja di perusahaan ini dilakukan pengawasan kerja terhadap karyawan jadi ketika ada bahaya terhadap karyawan, bagian pengawas mengingatkan, menolong atau membantu karyawan. Menurut pak TTK yaitu bagian pengawas bengkel kerja, mengatakan bahwa : menjaga komunikasi yang baik pada karyawan sangat diperlukan agar karyawan bekerja tidak merasa tertekan, karena yang diawasi ini adalah manusia, kalau bekerja penuh tekanan dan paksaan maka hasilnya tidak bagus. Selain itu bukan hanya mengawasi kinerjanya yang bagus tapi juga mengawasi keselamatan kerja karyawan dalam rangka mencegah kecelakaan kerja. Waktu itu peneliti melihat sendiri pak TTK melakukan peneguran pada karyawan bagian las listrik yang tidak memakai sarung tangan saat bekerja, waktu itu pak TTK meminta pada bagian las untuk menghentikan pekerjaan kemudian Gardan. Vol. 3. No. 2, November

9 memerintahkan untuk memakai sarung tangan dahulu baru melanjutkan pekerjaan, pada waktu istirahat bagian las dipanggil kepala divisi bengkel, ketika dikonfirmasi kepala divisi bengkel membenarkan hal tersebut dan mengatakan kepada bagian las bahwa jangan sampe mengulangi kesalahan lagi karena hal itu bisa membuat celaka diri sendiri, orang lain dan juga bisa merugikan perusahaan dan sampai mengulangi lagi maka dilakukan pemotongan gaji. Menurut Pak WN yaitu karyawan bagian mesin bubut 1 mengatakan bahwa : keselamatan kerja bagi dirinya adalah yang penting selalu hati-hati dalam setiap melakukan pekerjaan, bekerja dengan senang hati, tenang tidak tertekan sangat dibutuhkan, agar bisa konsentrasi dalam bekerja sehingga tidak terjadi kecelakaan ringan maupun kecelakaan berat. Menurut pak MN yaitu karyawan bagian bur mengatakan : Bekerja harus ingat, waspada dan jangan terlena biar tidak membawa bencana, karena dengan ingat tidak kosong dan waspada dari bahaya kemudian tidak keasikan sehingga tidak tau ada bahaya. Maka dengan memegang prinsip itulah bekerja bisa selamat tetapi juga tidak lupa bagaimana usaha yang kita lakukan yaitu tetap bekerja dengan aturan yang ada. Ya meskipun perusahaan ini masih kurang dalam penyediaan alat-alat penunjang keselamatan namun yang penting tetap bisa bekerja demi kehidupan anak-anak dan keluarga, kalaupun lagi sakit ya ijin pada pimpinan untuk tidak masuk kerja. Mas SG yaitu karyawan bagian las mengatakan bahwa : Pernahmendapat teguran dari pak TTK (bagian pengawas) karena waktu itu lupa tidak memakai sarung tangan ketika bekerja, waktu itu mas SG diminta pak TTK untuk menghentikan pekerjaan kemudian diperintahkan untuk memakai sarung tangan dahulu baru melanjutkan pekerjaan, pada waktu istirahat mas SG juga membenarkan bahwa dipanggil oleh kepala divisi bengkel, dan ia diperingatkan untuk tidak mengulangi Gardan. Vol. 3. No. 2, November

10 Point (e) Memberi pertolongan pada kecelakaan. kesalahannya lagi kalau sampai mengulanginya maka dilakukan pemotongan gaji oleh perusahaan, dan mas SG pun berjanji kepada kepala divisi bengkel bahwa tidak akan mengulangi kesalahannya lagi. Akhirnya tidak sampai dilakukan pemotongan gaji dan mas SG hanya mendapat teguran keras untuk tidak mengulangi kesalahan. Pak WN yaitu karyawan bagian mesin bubut 1 mengatakan bahwa : Pernah ada kejadian kecelakaan kerja sekitar bulan juni 2011 pada rekan kerja di sebelahnya yaitu pak YT karyawan bagian mesin bubut 2, waktu itu pak YT bekerja pada mesin bubut 2 dan ketika melihat benda berputar merasa ikut berputar-putar terasa mual dan muntah-muntah dan terjatuh, untungnya tidak terjatuh kemesin bubut yang berputar tapi terjatuh kesamping, dan waktu itu pak WN memberikan pertolongan bersama pak TTK (bagian pengawas). Ketika dikonfirmasi pak YT (karyawan bagian mesin bubut 2) membenarkan kejadian itu dan mengatakan waktu itu kurang istirahat karena malamnya begadang diacara pernikahan tetangganya sehingga ketika paginya berangkat bekerja merasa capek, ngantuk dan rasanya pusing ketika berdiri bekerja di bagian mesin bubut, dan pak YT mengatakan bahwa waktu itu dibawa kepuskesmas, biaya ditanggung perusahaan, dan dua hari kemudian pak YT dipanggil untuk menghadap direktur operasional bersama bagian pengawas dan kepala divisi bengkel. Pak YT juga mengatakan bahwa waktu itu bagian pengawas dan kepala divisi bengkel juga ikut ditegur oleh direktur operasional karena dianggap kurang peka terhadap keadaan karyawan, kemudian pak YT mengaku bahwa itu adalah salahnya karena waktu itu tidak memberitahukan kepada bagian pengawas dan kepala divisi bengkel bahwa dirinya kurang sehat. Dan akhirnya gaji pak YT untuk bulan itu dipotong, karena telah memaksakan diri untuk bekerja ketika kurang sehat dan pak YT membenarkan hal tersebut. Gardan. Vol. 3. No. 2, November

11 Point (f) Memberikan alat perlindungan diri kepada para pekerja. Pak TP yaitu Pemilik perusahaan mengutarakan bahwa : Perusahaan ini baru mampu menyediakan alat-alat penunjang keselamatan kerja yang sifatnya ringan dan murah seperti masker kain, sarung tangan kain yang diwajibkan untuk dipakai karyawan waktu bekerja, dan kaca mata las kesemua itu wajib dipakai karyawan di bengkel. Menurut pak WN yaitu karyawan bagian mesin bubut 1 mangatakan bahwa : Faktor terpenting dalam melindungi diri pada waktu bekerja adalah kewaspadaan dan kehati-hatian, serta selalu menjaga kondisi tubuh selalu fit agar dapat bekerja dengan maksimal, kemudian juga ditunjang dengan perlengkapan lain, seperti pakaian kerja yang tidak terlalu ketat agar gerakan dari pekerja terasa bebas dan juga pakaian kerja yang tidak kedodoran untuk menghindari pakaian yang terbelit oleh bidang putar mesin bubut, memakai alas kaki, sarung tangan dan rambut yang tidak panjang. Hasil wawancara menunjukkan di CV. Retro Kreasi Machinery dari pihak perusahaan sudah berupaya menyelenggarakan program keselamatan kerja untuk karyawannya dan pihak karyawan telah melakukan program keselamatan kerja. Meskipun dalam penyelenggaraan dan pelaksanaannya masih kurang maksimal, namun di CV. Retro Kreasi Machinery sudah dilaksanakan tindakantindakan yang mengacu padaundang-undang keselamatan kerja No 1 tahun 1970 pasal 3 tentang syarat-syarat keselamatan kerja. Pembahasan Pada dasarnya program keselamatan kerja pada suatu perusahaan jika dilaksanakan secara maksimal sesuai Undang-Undang keselamatan kerja No 1 tahun 1970 pasal 3 tentang syarat-syarat keselamatan kerja. Maka akan sangat menunjang tujuan perusahaan yang hendak dicapai. Perusahaan sebagai pembuat program keselamatan kerja hendaknya memperhatikan faktor-faktor pengiringnya, yang meliputi profesionalisme pekerjanya, lingkungan kerja, dan kepedulian perusahaan dalam memasyarakatkan keselamatan kerja serta menyediakan perlengkapan perlindungan diri bagi karyawan. Jika kita perhatikan dari berbagai pelaksanaan dan persepsi karyawan terhadap keselamatan kerja melalui wawancara ternyata mereka telah memahami dan menyadari akan pentingnya Gardan. Vol. 3. No. 2, November

12 keselamatan kerja pada suatu perusahaan dimana pekerjaan tersebut mempunyai tingkat resiko yang cukup tinggi. Pelaksanaan dan persepsi keselamatan kerja pada karyawan tidaklah sama antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lainnya hal ini dikarenakan bidang pekerjaan yang berbeda dan latar belakang status social, ekonomi, budaya, pendidikan yang berbeda juga yang ternyata sangat mempengaruhi pelaksanaan dan persepsi dalam mempersiapkan keselamatan kerja secara menyeluruh. Sedangkan penyelenggaraan dan pelaksanaan keselamatan kerja pada CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik-Semarang yang didapat dari observasi, wawancara dan setelah dikonfirmasi tentang keselamatan kerja ternyata CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik-Semarang dianggap kurang baik karena tidak memenuhi syarat-syarat keselamatan kerja yang sesuai dalam undangundang keselamatan kerja No 1 tahun 1970 pasal 3. Bila dikaji secara mendalam maka keselamatan kerja akan memberikan keuntungan baik bagi pekerja maupun bagi perusahaan yang mempekerjakannya. Keuntungan yang didapat oleh pekerja adalah selain melindungi raga pekerja juga melindungi jiwa pekerja dari kecelakaan kerja dan kenyamanan saat bekerja. Sedangkan pihak perusahaan dengan tidak adanya kecelakaan akan menghemat biaya produksi akibat dari barang-barang rusak, efisiensi waktu tercapai bahkan dapat meningkatkan keuntungan untuk perusahaan karena pekerjanya rajin bekerja. Pekerja yang menggunakan pelindung diri sewaktu kerja apalagi pekerjaan itu beresiko tinggi perlu untuk dicontoh. Hal ini menunjukkan bahwa pekerja itu menunjukkan pekerja yang profesional yang peduli akan keselamatan dirinya maupun keselamatan rekan-rekannya yang bekerja bersamanya dalam satu ruangan yang sama, karena keselamatan satu orang akan memberikan ketenangan kerja pada pekerja yang lainnya sebaliknya kecelakaan kerja yang menimpa pada satu orang akan memberikan rasa was-was pada pekerja lainnya sehingga akan memberikan rasa tidak aman saat bekerja. Profesionalisme ini tidaklah didapat dengan begitu saja tetapi ditunjang dengan pengalaman dan pengetahuan. Oleh karena itu perusahaan perlu memberikan pengarahan pengarahan kepada para pekerjanya agar para pekerja mengerti akan prinsip-prinsip keselamatan kerja secara umum untuk kemudian diterapkan dilapangan saat mereka kerja. Tata tertib keselamatan kerja sebagai perlindungan bagi karyawannya dan pembinaan karyawan terhadap keselamatan kerja juga harus mendapatkan perhatian yang serius. Tata tertib harus secara tertulis dan dipasang pada tempat-tempat yang mudah dilihat agar para pekerja selalu ingat akan pentingnya keselamatan kerja pada saat bekerja. KESIMPULAN Begitu besar manfaat dan keuntungan yang didapat dari penerapan Undang-Undang keselamatan kerja No 1 tahun 1970 pasal 3 tentang syarat-syarat keselamatan kerja. Hal ini membuktikan begitu pentingnya keselamatan kerja dalam suatu perusahaan. Program keselamatan Gardan. Vol. 3. No. 2, November

13 kerja pada suatu perusahaan jika dilaksanakan dengan maksimal ternyata mempunyai manfaat yang sangat besar diantaranya adalah dapat Mencegah dan mengurangi kecelakaan.mencegah dan mengendalikan timbul, atau menyebarluasnya suhu, kelembapan, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca sinar atau radiasi, suara dan getaran.mencegah dan mengendalikan, timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, keracunan akibat infeksi dan penularannya. Mencegah dan mengurangi bahaya kebakaran. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran Pekerja sebagai pelaksana program keselamatan kerja dengan berbagai keterbatasannya dan beragamnya status pendidikan formalnya maka pekerja perlu mendapatkan pengarahan-pengarahan tentang keselamatan kerja pada suatu perusahaan. Dengan pengalamannya dan perlu ditambah penyuluhan dan pengarahan-pengarahan mengenai keselamatan kerja dari berbagai pihak khususnya CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik-Semarang. Sedangkan pihak CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik-Semarang terlihat selalu berusaha untuk menyempurnakan program keselamatan kerjanya agar mencapai efektif dan efisiensi yang tinggi dengan cara selalu berusaha melengkapi sarana prasarana keselamatan kerja yang belum dipunyai. Di CV. Retro Kreasi Machinery Banyumanik-Semarang dinilai sudah menyelenggarakan dan melaksanakan program keselamatan kerja dengan baikhal ini terbukti selama kurang lebih 5 tahun sejak berdirinya tahun 2008 sampai 2013 ini belum pernah terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan cacat fisik maupun hilangnya nyawa karyawannya.namun dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan program keselamatan kerja belum maksimal sesuai undang-undang tentang keselamatan kerja No 1 tahun 1970 pasal 3 tentang syarat-syarat keselamatan kerja. DAFTAR PUSTAKA Alex Sobur, 2003, Psikologi Umum, Bandung: CV Pustaka Setia. Anonymus, 2009, Buku Paduan Pendidikan IKIP Veteran Semarang, Semarang: IKIP Veteran Semarang. Anonymus, Anonymus, Anonymus, keselamatan kerja index.htm Anonymus, Anonymus, uharsputra.files.wordpress.com/.../kuliah-1-penelitian kualitatif.doc Aulia Ishak, Bimo Walgito, 2010, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: CV Andi Offset. Halim Malik, Gardan. Vol. 3. No. 2, November

14 Iman Rosidi, Lexy J. Moleong, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta. Sunyoto, Dkk, 2008, Teknik Mesin Industri, Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Sutrisno, Kusmawan Ruswandi, 2007, Prosedur Keamanan,Keselamatan dan kesehatan Kerja, Jakarta: Galia Indonesia Printing. Gardan. Vol. 3. No. 2, November

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan. BAB II LANDASAN TEORI A. Keselamatan Kerja Menurut Tarwaka keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN LAMPIRAN 1 84 Universitas Kristen Maranatha 85 Universitas Kristen Maranatha 86 Universitas Kristen Maranatha 87 Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 2 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara mengurangi biaya yang dianggap kurang penting dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. cara mengurangi biaya yang dianggap kurang penting dikeluarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia adalah salah satu aset perusahaan yang utama, oleh karena itu dibutuhkan sdm yang berkualitas, keberhasilan tujuan perusahaan juga didukung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesadaran Menurut Hasibuan (2012:193), kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Menurut

Lebih terperinci

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja Modul ke: 14 Mahasiswa memahani mengenai : 1. Tujuan dari kesehatan dan keselamatan kerja 2. Peraturan keseelamatan dan kesehtan kerja 3. Resiko-resiko yang dihadapi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi kebanyakan orang di Indonesia maupun di dunia, bekerja adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi kebanyakan orang di Indonesia maupun di dunia, bekerja adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bagi kebanyakan orang di Indonesia maupun di dunia, bekerja adalah salah satu tujuan hidup meskipun terdapat resiko didalamnya selama mereka bekerja termasuk resiko

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH. Pasal 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH. Pasal 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. "tempat kerja" ialah tiap ruangan atau

Lebih terperinci

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN VIII) KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA copyright by Elok Hikmawati 1 Pasal 86 UU No.13 Th.2003 1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : a. keselamatan

Lebih terperinci

PENJELASAN. Jakarta, 3 Mei DEPARTEMEN TENAGA KERJA. DIREKTORAT PEMBINAAN NORMA-NORMA KESELAMATAN KERJA, HYGIENE PERUSAHAN dan KESEHATAN KERJA.

PENJELASAN. Jakarta, 3 Mei DEPARTEMEN TENAGA KERJA. DIREKTORAT PEMBINAAN NORMA-NORMA KESELAMATAN KERJA, HYGIENE PERUSAHAN dan KESEHATAN KERJA. TERBITAN UNDANG-UNDANG No. 1 TAHUN 1970 tentang KESELAMATAN KERJA serta TERJEMAHAN dalam BAHASA INGGRIS, DISYAHKAN untuk DIEDARKAN dan DIPAKAI. Jakarta, 3 Mei 1972. DEPARTEMEN TENAGA KERJA. DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar

BAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya tingginya tingkat kecelakaan kerja dan rendahnya tingkat derajat kesehatan kerja di indonesia disebabkan minimnya kesadaran pengusaha untuk menerapkan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Area dari keselamatan kerja dalam dunia rekayasa mencakup keterlibatan manusia baik para pekerja, klien, maupun pemilik perusahaan. Menurut Goetsch

Lebih terperinci

Angka kecelakaan kerja di Indonesia tahun 2010 hingga Juli mencapai kasus.

Angka kecelakaan kerja di Indonesia tahun 2010 hingga Juli mencapai kasus. Memahami pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Memahami peranan manajemen dalam menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja Memahami cara mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja Memahami

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor I Tahun 1970

Undang-undang Nomor I Tahun 1970 KESELAMATAN KERJA Undang-undang Nomor I Tahun 1970 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk

Lebih terperinci

12. Peraturan Uap Tahun 1930 atau Stoom Verordening 1930;

12. Peraturan Uap Tahun 1930 atau Stoom Verordening 1930; 9. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 rentang Pemerintahan Daerah; 11. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA MAKALAH KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Oleh : Viviany Angela Kandari NIM : 16202111018 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2017 1 DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab tersebut

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia memiliki peran untuk menjalankan fungsi organisasi, mewujudkan misi dan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu organisasi. Semua organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peran Menurut kamus Bahasa Indonesia (1988:667) peranan mempunyai dua arti, pertama menyangkut pelaksanaan tugas, kedua diartikan sebagian dari tugas utama yang harus

Lebih terperinci

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban HOUSEKEEPING Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban Penerapan housekeeping yang baik dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman. Housekeeping

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ( K3 ) Keselamatan & Kesehatan Kerja

RUANG LINGKUP KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ( K3 ) Keselamatan & Kesehatan Kerja RUANG LINGKUP KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ( K3 ) K3 Keselamatan & Kesehatan Kerja Tempat kerja ialah Tiapruanganataulapangan, Tertutupatauterbuka, Bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional harus didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 yang diarahkan pada peningkatan harkat, martabat, dan kemampuan manusia serta kepercayaan pada

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. AGANSA PRIMATAMA SOLO

BAB III IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. AGANSA PRIMATAMA SOLO BAB III IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. AGANSA PRIMATAMA SOLO 4. Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Agansa Primatama 1. Profil PT. Agansa Primatama PT. Agansa Primatama

Lebih terperinci

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) Tujuan Pembelajaran Setelah melalui penjelasan dan diskusi 1. Mahasiswa dapat menyebutkan tujuan Penerapan K3 sekurang-kurangnya 3 buah 2. Mahasiswa dapat memahami

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN IV PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PEMBELAJARAN IV PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PEMBELAJARAN IV PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA A) KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR: 1. Menguasai peraturan perundang-undangan yang mengatur Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2. Menguasai

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TENTANG KESELAMATAN KERJA

TENTANG KESELAMATAN KERJA UNDANG.UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA DENGAN RACHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Identifikasi bahaya yang dilakukan mengenai jenis potensi bahaya, risiko bahaya, dan pengendalian yang dilakukan. Setelah identifikasi bahaya dilakukan,

Lebih terperinci

INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT

INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT Kecelakaan kerja di Indonesia telah menghabiskan uang negara sebesar 280 triliun rupiah (Kemenkes RI 2014). Dalam rangka memberikan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

BAB III PELAKSANAAN MAGANG BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Penulis memulai praktek pelaksanaan kerja atau magang pada Kantor Pusat Perum BULOG selama satu bulan yang dimulai dari tanggal 01 sampai dengan

Lebih terperinci

MODUL 10 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Prinsip Keselamatan Kerja)

MODUL 10 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Prinsip Keselamatan Kerja) MODUL 10 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (Prinsip Keselamatan Kerja) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kecelakaan Kerja Sebuah perusahaan yang beroperasi dalam bidang konstruksi mempunyai kemungkinan terjadi kecelakaan kerja. Setiap orang dimanapun berada, siapapun bisa mengalami

Lebih terperinci

NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA

NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1. "tempat kerja" ialah tiap ruangan atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kepuasan Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang pengetahuan memiliki pengertian yang berlainan tentang kepuasan, adapun berbagai macam pengertian

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan

Lebih terperinci

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH Mutiara Dwi Putri, Sutarni, Marlinda Apriyani 1 Mahasiswa, 2 Dosen Politeknik Negeri Lampung 1, 3 Dosen Politeknik Negeri Lampung 2

Lebih terperinci

STANDAR USAHA ANGKUTAN JALAN WISATA. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. I PRODUK A. Mobil Bus Wisata

STANDAR USAHA ANGKUTAN JALAN WISATA. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. I PRODUK A. Mobil Bus Wisata LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA ANGKUTAN JALAN WISATA STANDAR USAHA ANGKUTAN JALAN WISATA I. I PRODUK A. Mobil Bus.

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1, 1970 KESELAMATAN KERJA. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2918) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti sekarang ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat regional,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang, dan hewan di jalan;

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Implementasi Kartu observasi bahaya atau HOC (Hazard Observation Card) Implementasi merupakan aspek yang sangat penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Implementasi Kartu observasi bahaya atau HOC (Hazard Observation Card) Implementasi merupakan aspek yang sangat penting BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Implementasi Kartu observasi bahaya atau HOC (Hazard Observation Card) Implementasi merupakan aspek yang sangat penting dalam keseluruhan proses pembuatan kebijakan. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Dalam penelitian terdahulu, ada dua penelitian yang meneliti tentang analisis keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menurut Widodo (2015:234), Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Kantor Menurut George Terry (dikutip Sayuti 2013:8) mengemukakan manajemen kantor ialah perencanaan, pengendalian dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang diharapkan dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja. Banyak berbagai macam

Lebih terperinci

STANDAR USAHA TAMAN REKREASI. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Tempat dan Ruang

STANDAR USAHA TAMAN REKREASI. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Tempat dan Ruang LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 NOMOR 2014 TENTANG STANDAR USAHA TAMAN REKREASI STANDAR USAHA TAMAN REKREASI I. PRODUK A. Tempat dan Ruang B. Fasilitas

Lebih terperinci

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 22 Kesehatan Kerja Tahun Ajaran 2013 / 2014 Fakulyas Kedokteran dan

Lebih terperinci

PENTINGNYA PENERAPAN PROGRAM K3 PERKANTORAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KINERJA SEKRETARIS

PENTINGNYA PENERAPAN PROGRAM K3 PERKANTORAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KINERJA SEKRETARIS Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2017, pp. 612~618 613 PENTINGNYA PENERAPAN PROGRAM K3 PERKANTORAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KINERJA SEKRETARIS Suparman HL ASM BSI Jakarta suparman@bsi.ac.id

Lebih terperinci

Pelaksanaan Perlindungan Keselamatan Bagi Pekerja CV. Laksana Semarang

Pelaksanaan Perlindungan Keselamatan Bagi Pekerja CV. Laksana Semarang Pelaksanaan Perlindungan Keselamatan Bagi Pekerja CV. Laksana Semarang Agus Suparmono (09320005) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang

Lebih terperinci

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri dan produknya baik formal maupun informal mempunyai dampak positif dan negatif kepada manusia, di satu pihak akan memberikan keuntungan, tetapi di pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa ini membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia, yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan pasar bebas yang akan berlaku pada tahun 2020,

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan pasar bebas yang akan berlaku pada tahun 2020, digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dan pasar bebas yang akan berlaku pada tahun 2020, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN 4.1 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Terjadinya kecelakaan kerja merupakan suatu kerugian baik itu bagi korban kecelakaan kerja maupun terhadap perusahaan (Organisasi),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada bidang konstruksi bangunan merupakan salah satu yang berpengaruh besar dalam mendukung perkembangan pembangunan di Indonesia. Dengan banyaknya perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Keselamatan Kerja Tarwaka (2008: 4) mengatakan bahwa keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Menimbang : a. Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa.

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa. BAB I PENDAHULUAN 1.I Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan pembangunan di Indonesia, jumlah perusahaan semakin meningkat baik yang bergerak di bidang produksi barang maupun jasa. Kondisi

Lebih terperinci

3. Bagaimanakah pelaksanaan kerja lembur: a. Pada hari kerja biasa b. Pada hari istirahat mingguan c. Pada hari libur nasional d. Apakah ada surat per

3. Bagaimanakah pelaksanaan kerja lembur: a. Pada hari kerja biasa b. Pada hari istirahat mingguan c. Pada hari libur nasional d. Apakah ada surat per DAFTAR PEMERIKSAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN Jenis Perusahaan Jumlah.. orang WNI WNA Laki-laki Wanita Penyandang Laki-laki Wanita Cacat D M A D M A Lk P D M A D M A NO. KLUI 1. Nama Perusahaan 2. Alamat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan, karena manusia merupakan aset hidup yang perlu dipelihara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013). PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya perlindungan kerja agar tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan ditempat

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA Menimbang : DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA 1. Bahwa penanggulangan kebakaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang didasari pada tuntutan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS).

Lebih terperinci

Perusahaan yang berorientasi pada karir semacam ini akan

Perusahaan yang berorientasi pada karir semacam ini akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompetisi global yang semakin intensif, deregulasi dan kemajuan mencetuskan suatu ide - ide perubahan, yang telah membuat banyak perusahaan tidak bisa bertahan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KEMNAKER DALAM PEMBINAAN KOMPETENSI AHLI K3 KONSTRUKSI

KEBIJAKAN KEMNAKER DALAM PEMBINAAN KOMPETENSI AHLI K3 KONSTRUKSI KEBIJAKAN KEMNAKER DALAM PEMBINAAN KOMPETENSI AHLI K3 KONSTRUKSI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I. UTAMAKAN KESELAMATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Intensitas pembangunan yang semakin meningkat, seiring oleh pemanfaatan ilmu dan teknologi di berbagai bidang yang lebih maju, telah mendorong pesatnya laju pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Salix Bintama Prima adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan limbah kayu menjadi bahan bakar pelet kayu (wood pellet). Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan pada bab 5, maka penulis dapat menyimpulkan hal-hal berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendukung pembangunan nasional, khususnya dalam menyiapkan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. mendukung pembangunan nasional, khususnya dalam menyiapkan tenaga kerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kejuruan memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam mendukung pembangunan nasional, khususnya dalam menyiapkan tenaga kerja yang terampil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan dalam melakukan aktivitas kontruksi harus memenuhi unsur keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam kegiatan konstruksi kecelakaan dapat terjadi

Lebih terperinci

PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK PT. UNILEVER DI PERDAGANGAN SUMATERA UTARA

PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK PT. UNILEVER DI PERDAGANGAN SUMATERA UTARA PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK PT. UNILEVER DI PERDAGANGAN SUMATERA UTARA LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Blocher/Chen/Lin (2007:306) mengemukakan bahwa produktivitas adalah rasio output

BAB I PENDAHULUAN. Blocher/Chen/Lin (2007:306) mengemukakan bahwa produktivitas adalah rasio output BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan mempunyai tujuan. Tujuan perusahaan adalah mencari laba semaksimal mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan melakukan operasinya. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di berbagai sektor sangat diharapkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di berbagai sektor sangat diharapkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan industri di berbagai sektor sangat diharapkan karena sangat bermanfaat dalam kemajuan bangsa. Dalam pembangunan industri terdapat beberapa industri dengan

Lebih terperinci

K3 Konstruksi Bangunan

K3 Konstruksi Bangunan K3 Konstruksi Bangunan LATAR BELAKANG PERMASALAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN Kegiatan konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang kompleks dengan padat pakar dan padat modal. Untuk melaksanakan fungsi yang demikian kompleks,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Adapun maksud

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan Kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. K3 menjadi salah satu bagian penting dalam dunia pekerjaan dewasa ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. K3 menjadi salah satu bagian penting dalam dunia pekerjaan dewasa ini. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang K3 menjadi salah satu bagian penting dalam dunia pekerjaan dewasa ini. Efisiensi biaya dan peningkatan keuntungan semakin diperhatikan seiring dengan penekanan resiko

Lebih terperinci

KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3) DI LINGKUNGAN RUMAH TANGGA

KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3) DI LINGKUNGAN RUMAH TANGGA International Labour Organization KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3) DI LINGKUNGAN RUMAH TANGGA International Labour Organization KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3) DI LINGKUNGAN RUMAH TANGGA di Lingkungan

Lebih terperinci

Keselamatan Kerja. Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja

Keselamatan Kerja. Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja Keselamatan Kerja Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja Keselamatan Kerja Pengetahuan Selama Bekerja Pengetahuan selama bekerja 1. Selalu bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerja merupakan harapan setiap manajemen perusahaan, hal ini dapat. lingkungan kerja di sekitar pekerja ( Baedhowi,2007).

BAB I PENDAHULUAN. pekerja merupakan harapan setiap manajemen perusahaan, hal ini dapat. lingkungan kerja di sekitar pekerja ( Baedhowi,2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja yang baik dan konsisten atau cenderung meningkat dari pekerja merupakan harapan setiap manajemen perusahaan, hal ini dapat terwujud jika pekerja dapat menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebakaran gedung bertingkat di Indonesia merupakan masalah yang harus ditangani secara serius. Kebakaran merupakan suatu peristiwa oksidasi yang melibatkan tiga unsur

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terhadap data sekunder dan data primer dengan menggunakan analisa kualitatif serta setelah melalui validasi kepada para

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan di setiap tempat kerja sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 dan UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, merupakan kewajiban

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA BAR/RUMAH MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar No. 1939, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. Usaha. Hotel. Standar. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA MOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Tahu Sumedang adalah salah satu makanan khas Kota Sumedang. Pabrik Tahu di Sumedang semakin berkembang karena potensi pasar yang tinggi. Salah satu pabrik tahu di Kota Sumedang yaitu pabrik tahu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen Proyek Konstruksi dan Peran Manajer. satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen Proyek Konstruksi dan Peran Manajer. satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Manajemen Proyek Konstruksi dan Peran Manajer Suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE : -P BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. untuk mendirikan bangunan sehingga sangat banyak bangunan yang di padati oleh

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. untuk mendirikan bangunan sehingga sangat banyak bangunan yang di padati oleh BAB I A. Latar Belakang Masalah Pertambahan jumlah penduduk bertambah pula lahan yang dibutuhkan untuk mendirikan bangunan sehingga sangat banyak bangunan yang di padati oleh penduduk. Bahkan banyak kelalaian

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA PUB

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA PUB SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA PUB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KELAB MALAM

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KELAB MALAM SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA KELAB MALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hak asasi karyawan dan salah satu syarat untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia industri, mengakibatkan munculnya masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut ingin tetap eksis. Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebakaran merupakan kejadian timbulnya api yang tidak diinginkan atau api yang tidak pada tempatnya, di mana kejadian tersebut terbentuk oleh tiga unsur yaitu unsur

Lebih terperinci