PENGARUH MASA PERAM PADA TANAH GAMBUT BERSERAT YANG DISTABILISASI DENGAN LIMBAH INDUSTRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH MASA PERAM PADA TANAH GAMBUT BERSERAT YANG DISTABILISASI DENGAN LIMBAH INDUSTRI"

Transkripsi

1 PENGARUH MASA PERAM PADA TANAH GAMBUT BERSERAT YANG DISTABILISASI DENGAN LIMBAH INDUSTRI Oleh : Faisal Estu Yulianto Dosen Fakultas Teknik-Universitas Madura (Unira) Pamekasan E mail : femi_281208@yahoo.com Fuad Harwadi Dosen Fakultas Teknik-Universitas Borneo (UB) Tarakan E mail : fuhar_70@yahoo.com. Abstrak : Tanah gambut merupakan tanah organik yang terbagi atas gambut berserat dan gambut tidak berserat; dari beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa, sifat fisik tanah gambut yang rendah berakibat pada daya dukung tanah gambut yang rendah, terlebih tanah gambut merupakan tanah non kohesi. Untuk itu diperlukan suatu perbaikan apabila tanah gambut akan dijadikan penopang bangunan sipil. Metode yang telah dikenal selama ini terbagi atas metode mekanis dan metode stabilisasi. Tetapi metode yang ada masih bersifat tidak ramah lingkungan sehingga perlu dikembangkan suatu metode perbaikan tanah gambut yang lebih ramah lingkungan dengan memanfaatkan bahan limbah produksi yang melimpah berupa campuran abu terbang dan kapur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan 10% stabilizer pada tanah gambut dapat memperbaiki sifat fisiknya yaitu menurunkan nilai kadar air, angka pori serta meningkatkan nilai berat volume tanah dan berat jenisnya. Sifat teknik tah gambut yang distabilisasi juga meningkat yaitu nilai kuat geser meningkat dari kpa menjadi kpa serta penurunan nilai pemampatan dari 5.5 mm menjadi 4.9 mm. Kata kunci : Gambut berserat, 10% stabiliser, sifat fisik, sifat teknik. PENDAHULUAN Tanah gambut atau lebih dikenal dengan nama Peat Soil adalah tanah yang mempunyai kandungan organic cukup tinggi dan pada umumnya terbentuk dari campuran fragmen-fragmen material organic yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang telah berubah sifatnya menjadi fosil. Menurut Van de Meene (1982) tanah gambut terbentuk sebagai hasil proses penumpukan sisa tumbuhan rawa seperti berbagai macam jenis rumput, pakupakuan, bakau, pandan, pinang, serta tumbuhan rawa lainnya. Gambut Indonesia merupakan jenis gambut tropis dengan luas area tanah gambut mencapai kurang lebih 15,96 juta hektar (Wijaya, Adhi, dkk, 1991) yang sebagian besar terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan dan papua dengan variasi kedalaman yang berbeda serta merupakan areal gambut terbesar ketiga di Dunia (panduan Geoteknilk, 2001). Luas area tanah gambut yang cukup besar merupakan suatu kendala dalam pengembangan infrastruktur suatu wilayah. Hal ini disebabkan tanah gambut merupakan tanah sangat lunak (very soft soil) dengan daya dukung yang sangat rendah dan mempunyai sifat mudah mampat jika terdapat beban yang bekerja diatasnya. Apabila kemampuan untuk mendukung beban lebih rendah dari pada berat konstruksi yang harus dipikulnya maka akan terjadi kelongsoran (bearing capacity failure). Begitu juga dengan pemampatan yang tidak merata (differential settlement) akan menyebabkan terjadinya retak-retak struktur atau miringnya konstruksi yang ada. Karena sifat tanah gambut yang tidak menguntungkan tersebut maka para Civil Engineer selalu mengalami kesulitan untuk membangun diatas lapisan tanah tersebut. Untuk mengatasi hal tesebut diperlukan suatu metode perbaikan yang tepat untuk tanah gambut.

2 Metode perbaikan yang sudah dilaksanakan antara lain metode pergantian dengan tanah kualitas yang lebih baik (Replacement), metode stabilisasi dengan kapur atupun semen, metode gelar kayu atau cerucuk kayu (corduroy). Tetapi metode yang telah dilaksanakan tersebut mempunyai dampak yang besar terhadap lingkungan berupa penambangan material pengganti yang cukup besar dan penggunaan kayu dalam jumlah besar yang menyebabkan penggudulan hutan. Sedangkan metode stabilisasi dengan kapur atupun semen tidak menghasilkan kualitas yang lebih disebabkan tanah gambut tidak mempunyai kandungan silica seperti pada tanah lempung. Atas dasar tersebut maka digunakan suatu metode stabilisasi dengan material baru berupa bahan sisa produksi yang terdiri atas campuran abu terbang (sisa produksi PLTU) dan kapur CaCO3 (sisa produksi PT. Petrokimia). DASAR TEORI MacFarlane dan Radforth (1965), membedakan tanah gambut menjadi 2 (dua) kelompok menurut serat yang terkadung yaitu : kandungan serat 20% dinamakan Fibrous Peat (Gambut Berserat), sedang tanah gambut dengan kandungan serat < 20% dinamakan Amorphous Granular Peat (Gambut Tidak Berserat). Tanah gambut berserat dan gambut tidak berserat dapat dikelompokkan sebagai tanah sangat lembek dan pada umumnya mempunyai kemampuan mendukung beban (daya dukung/bearing capacity) yang sangat rendah dan pemampatan (settlement) yang sangat besar. Sifat Fisik Tanah Gambut Sifat fisik tanah gambut ditunjukkan pada Tabel 1. Suatu yag sangat khusus dari fisik tanah gambut adalah nilai kandungan organic yang tinggi; hal ini sesuai dengan proses pembentukan tanah gambut itu sendiri. Nilai angka pori yang besar serta kandungan air yang tinggi menyebabkan harga koefesien rembesan tanah gambut menyerupai pasir; hal ini wajar mengingat pori yang besar menyebabkan air dalam pori mudah keluar apabila terdapat beban diatasnya. Nilai berat volume tanah gambut yang kecil menunjukkan bahwa kepadatan tanah gambut tidak seperti tanah pada umumnya. Jika dihubungkan dengan nilai kadar airnya yang tinggi, berat air yang terkandung dalam tanah gambut mencapai 6 (enam) kali lebih berat dibandingkan berat butiran soil tanah gambut itu sendiri. Hal yang penting untuk diperhatikan adalah tanah gambut menpunyai nilai ph yang sangat rendah, hal ini bersifat sangat korosif (Mochtar, N.E, 2002) terhadap material baja dan beton yang ada dalam lingkungan tersebut. Tabel 1. Sifat Fisik Tanah Gambut Indonesia No Sifat Fisik Nilai 1 Kandungan Organik (Oc) 95 99% 2 Berat volume (γt) 0,9 1,25 t/m 3 3 Kadar air (w) 750% % 4 Angka pori (e) ph Kadar abu (Ac) 1 5% 7 Spesifik gravity (Gs) 1,38 1,52 8 Rembesan (k) s/d 1,2-06 cm/dt (diambil dari berbagai sumber) Sifat Teknik Tanah Gambut Sifat fisik suatu material akan berpengaruh terhadap sifat teknik material itu sendiri; demikian pula yang terjadi pada tanah gambut. Tabel 2 menunjukkan sifat teknik tanah gambut, dimana sifat teknis yang paling menonjol adalah daya dukungnya yang rendah dan

3 kemampumampatannya yang tinggi. Berbagai penyelidikan terhadap daya dukung tanah gambut menunjukkan bahwa daya dukungnya bahkan lebih rendah dari soft clay (Jelisic & Leppanen, 1992). Tabel 2. Sifat Teknik Tanah Gambut No Sifat Fisik Nilai Keterangan 1 Kohesi tanah/kuat geser 0 (Adam, 1965) non cohesive material 2 Compressibility/kemampumampatan sangat tinggi sensitif thd beban 3 Bearing capacity/kapasitas dukung 5-7 kpa Skandinavia 4 Sudut geser dalam > 50 derajat terutama fibrous peat 5 Ko/koefesien tek tanah at rest maks. 0,5 lbh kecil dr lempung 6 Konsolidasi sangat lama 4 tahap (diambil dari berbagai sumber) Nilai sudut geser-dalam tanah gambut berserat sangat besar yaitu > 50 0 ; tetapi hal tersebut sangat dipengaruhi oleh serat yang ada. Landva (1982) menyatakan bahwa harga sudut geser-dalam untuk tanah gambut berserat sebenarnya berkisar antara Kemampuan tanah gambut yang tinggi untuk menyerap dan menyimpan air akan berpengaruh pada sifat teknik tanah gambut (Vautrain, 1976); semakin besar kadar air yang terkandung pada tanah gambut semakin kecil pula kekuatannya. Selain itu, tanah gambut sangat sensitif terhadap beban yang bekerja diatasnya, hal ini menunjukkan bahwa tanah gambut mempunyai harga pemampatan yang tinggi (High Compressibility). Abu Terbang (Fly Ash) Fly ash merupakan limbah pembakaran batu bara yang berupa debu yang banyak mengandung silica dan bahan kimia lainnya. Fly ash termasuk material yang disebut dengan pozzolanic material karena fly ash mengandung bahan-bahan pozzolan yaitu : Silica (SiO 2 ), Besi Oksida (Fe 2 O 3 ), Aluminium Oksida (Al 2 O 3 ), Kalsium Oksida (CaO), Magnesium Oksida (MgO), dan Sulfat (SO 4 ) (Hausmann, 1990). Mutu dari fly ash beragam tergantung dari : Mutu dan jenis batu bara. Efesien pembakaran dan kehalusan serbuk batu bara. Dimensi tungku untuk membakar batu bara. Cara penangkapan fly ash dari pembakaran batu bara. Sebagian besar fly ash dihasilkan dari sisa pembakaran Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). PLTU di Indonesia penghasil fly ash adalah 10 PLTU di Jawa dan 30 PLTU diluar Jawa, dimana penyumbang terbesar diantaranya adalah : PLTU Paiton (Jawa Timur) PLTU Suryalaya (Banten) PLTU Bukit Tinggi (Sumatera) PLTU Asam-asam (Kalimantan Selatan) Pada Tahun 2000, produksi fly ash di dunia adalah sebesar 349 milyar ton; sedangkan di Indonesia sebesar 1,66 milyar ton dengan prediksi pertumbuhan s/d 1 juta ton / thn. Dengan jumlahnya yang begitu besar dan juga kandungan kimianya, fly ash dapat menimbulkan masalah pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan (Taufan, 2007). Karena alasan tersebut maka banyak usaha telah dilakukan oleh para ilmuwan untuk memanfaatkan fly ash tersebut diantaranya untuk pembuatan beton dan perbaikan tanah. Kapur Penggunaan kapur sebagai bahan stabilisasi pada tanah lempung telah banyak dilakukan dengan hasil yang cukup memuaskan. Bowles (1997) menyatakan bahwa penambahan

4 kapur sebesar 2-4% dari volume lempung yang akan distabilisasi akan menurunkan nilai indeks plastisitasnya. Kapur yang sering digunakan sebagai bahan stabilisasi biasanya kapur mati (slake lime) atau kalsium hidroksida (Ca(OH) 2 ) dan kapur hidup (quick lime) atau kalsium oksida (CaO). Sedangkan dalam penelitian ini akan digunakan kapur yang merupakan hasil dari sisa produksi pupuk ZA dari PT. Petrokimia gresik. Kapur sisa produksi tersebut merupakan kapur kalsium karbonat (CaCO 3 ) dengan kapasitas produksi mencapai 250 ribu meter kubik per tahun. Sampai saat ini kapur tersebut masih belum banyak digunakan sehingga akan memerlukan tempat pembuangan yang luas dan akan menjadi permasalahan lingkungan dikemudian hari. Penggunaan bahan sisa produksi berupa abu terbang dan kapur (CaCO 3 ) didasarkan atas keberhasilan stabilisasi tanah lempung dengan menggunakan kapur. Penggunaan kapur secara langsung pada tanah gambut berserat tidak dapat menghasilkan kualitas tanah gambut yang lebih baik disebabkan tanah gambut merupakan tanah organik yang tidak mempunyai kandungan silica. Atas dasar tersebut dipililah abu terbang yang mempunyai kandungan silica dengan harapan abu terbang dapat memberikan silica pada tanah gambut yang nantinya akan bereaksi dengan kapur membentuk gel seperti yang terjadi pada tanah lempung. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penenlitian bekelanjutan yang pada saat ini masih terus dikembangkan. Perbandingan prosentase material stabilisasi (campuran abu terbang dan kapur) didasarkan atas penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Noor Endah (2009) yang menyebutkan bahwa penambahan 10% bahan stabilisasi dapat memberikan sifat fisik dan teknik yang optimal bagi tanah gambut berserat. Gambar 1. menunjukkan tahapan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan stabilisasi dan masa peram terhadap sifat fisik dan teknik tanah gambut berserat. St a r t U ji sifa t fisik d a n t e k n ik ga m b u t k o n d isi a w a l Pe r sia p a n m a t e r ia l st a b ilisa si Pe n ca m p u r a n st a b ilise r d e n ga n t a n a h ga m b u t b e r se r a t Pe m e r a m a n ga m b u t y a n g d ist a b ilisa si u n t u k m a sa w a k t u 1, 1 0, 2 0 d a n 3 0 h a r i U ji sifa t fisik d a n t e k n ik t a n a h ga m b u t ya n g d ist a b ilisa si se su a i m a sa p e r a m A n a lisa h a sil p e r h it u n ga n d a n k e sim p u la n Se le sa i Gambar 1. Diagram alir penelitian

5 HASIL DAN DISKUSI Kandungan kimia dari material yang digunakan sebagai stabiliser tanah gambut ditunjukkan dalam Tabel 2 dan Tabel 3. Dari data diketahui bahwa kandungan terbesar dari kapur adalah kalsium karbonat sebesar 71.37% sedangkan kandungan kimia terbesar dari abu terbang adalah silica dengan nilai 43.1%. Calcium Carbonate yang ada dalam kapur dan mineral Silica yang terdapat didalam abu terbang akan bereaksi membentuk suatu gel yaitu Calsium Silikat (CaSiO 3 ). Gel Silica tersebut dengan segera akan melapisi dan mengikat partikel untuk menutup pori pori tanah (Diamond & Kinter 1965). Menurut Igles & Metcalf (1992), Calcium Carbonate sebetulnya kurang efektif untuk bahan stabilisasi tetapi sangat bagus untuk bahan pengisi. Keadaan ini menjadi sangat tepat untuk tanah gambut yang memiliki angka pori sangat besar. Tabel 2. Kandungan Kimia Kapur No. Parameter Result ( % ) 1 CaCO CaSO 4 2H (NH) 2 SO (NH 4 ) 2 CO NH 3 bebas 0 6 H 2 O (Sumber : Biro K3 & Lingkungan PT. Petrokimia Gresik) Tabel 3. Kandungan Kimia Abu Terbang No. Parameter Result ( % ) 1 SiO Al 2 O Fe 2 O CaO K 2 O 14.6 (Sumber : Noor Endah, dkk. 2009) Pengaruh masa peram terhadap sifat fisik tanah gambut yang distabilisasi dengan 10% stabiliser ditunjukkan pada Gambar 2 sampai dengan gambar 5. Gambar 2 menunjukkan grafik perubahan kadar air tanah gambut yang distabilisasi terhadap masa peram. Dari grafik tersebut terlihat bahwa terjadi penurunan kadar air mencapai nilai 257% dari nilai awal sebesar 650% hal ini berarti bahwa campuran kalsium dengan kapur dapat mengikat air yang ada dipori tanah gambut untuk membentuk gel calsium karbonat. Gel tersebut akan mengisi pori pori tanah gambut yang besar sehingga akan terjadi penurunan nilai pori tanah gambut mencapai nilai 6.11 dari angka pori awal yaitu 9.7. perubabahan nilai angka pori menurut masa peram ditunjukkan pada Gambar 3.

6 Water Content Void ratio Curing Period (days) Gambar 2. Pengaruh masa peram terhadap kadar air gambut yang distabilisasi Curing Period (days) Gambar 3. Pengaruh masa peram terhadap angka pori gambut yang distabilisasi Pemberian stabiliser pada tanah gambut juga akan meningkatkan nilai berat volume tanah gambut yang distabisasi. Gambar 4 menunjukkan peningkatan berat volume tanah gambut yang distabilisasi terhadap masa peram. Berat volume tanah gambut awal sebesar gr/cm 3 naik menjadi gr/cm 3 pada akhir masa peram (30 hari), hal ini terjadi akibat adanya penambahan stabiliser yang membentuk gel calsium carbonat yang mengisi pori tanah gambut yang distabilisasi. Nilai berat jenis (Gs) gambut yang distabilisasi jugan meningkat dari nilai awal sebesar 1.49 menjadi 2.28 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5; Hal ini sesuai dengan pernyataan dari MacFarlane (1969) yang menyebutkan bahwa nilai berat jenis gambut diatas 2.0 menandakan gambut tersebut telah terkontaminasi oleh material non organik Unit Weight (gr/cm3) Specific Gravity Curing Period (days) Curing Period (days) Gambar 4. Pengaruh masa peram terhadap berat volume tanh gambut yang distabilisasi Gambar 5. Pengaruh masa peram terhadap nilai berat jenis gambut yang distabilisasi Perubahan sifat fisik pada tanah gambut kearah yang lebih baik juga berakibat perubahan nilai sifat teknik tanah gambut yang distabilisasi. Gambar 6 dan Gambar 7 menunjukkan perubahan nilai kuat geser dan kurva pemampatan dari tanah gambut yang distabilisasi dengan 10% stabilier. Gambar 6 menunjukkan kurva perubahan nilai kuat geser gambut yang distabilisasi terhadap masa peram. Dari grafik tersebut terlihat kurva kuat geser yang fluktuatif terhadap masa peram. Hal ini disebabkan adanya kandungan serat

7 pada sampel yang diujikan. Tetapi secara umum terjadi peningkatan nilai kuat geser gambut yang distabilisasi dari nilai awal kpa naik menjadi kpa. Gambar 7 menunjukkan kurva pemampatan tanah gambut berserat kondisi awal dan pemampatan gambut berserat yang distabilisasi untuk masa peram 20 dan 30 hari. Dari gambar tersebut terlihat bahwa kurva pemampatan tanah gambut berserat yang distabilisasi masih mempuyai 4 tahap pemampatan (segera, primer, sekunder dan tersier) tetapi nilai total pemampatan yang terjadi sudah sangat berkurang sebagai akibat adanya gel calsium carbonay yang mengisi pori tanah gambut yang distabilisasi. Total pemampatan gambut berserat kondisi awal sebesar 5.5 mm menjadi 4.9 mm (tinggi sampel 25 mm) Shear Strength (kpa) σ = 50 kpa Curing period (days) Gambar 6. Pengaruh masa peram terhadap nilai kuat geser gambut yang distabilisasi STABILIZED FA-10% Pemampatan (mm) FA-20 hari FA-30 hari Gambut Initial 19 Time (menit) Gambar 7. Kurva pemampatan tanah gambut berserat kondisi awal dan setelah distabilisasi dengan masa peram 20 hari dan 30 hari. V. Kesimpulan Dari penjelasan tentang pengaruh masa peram terhadap gambut berserat yang distabilisasi dengan 10% stabiliser dapat dismpulkan sebagai berikut : 1. Material stabbiliser terdiri atas kapur dengan kandungan kimia terbesar adalah kalsium carbonat (CaCO3) 71.37% dan abu terbang dengan kandungan kimia terbesar berupa silica dioksida (SiO2) sebesar 43.1%.

8 2. Masa peram mempunyai pengaruh terhadap perubahan nilai sifat fisik dan teknik tanah gambut berserat yang distabilisasi. 3. Nilai kadar air, angka pori, berat volume tanah dan berat jenis gambut yang distabilisasi berubah kearah yang lebih baik seiring dengan lamanya masa peram. 4. Nilai kuat gesr tanah gambut yang distabilisasi meningkat dari nilai awal kpa menjadi kpa begitu pula dengan total pemampatan yang terjadi berubah dari 5.5 mm pada kondisi awal menjadi 4.9 mm setelah dilakukan stabilisasi. ACKNOWLEDGEMENTS Penelitian ini merupakan Penelitian Prioritas Nasional BATCH II yang dibiayai oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional tahun Penelitian ini dikerjakan oleh sebuah Tim yang dengan ketua Tim adalah Prof. Noor Endah Mochtar, M.SC., Phd. Kami merupakan bagian dari tim ini dan merupakan mahasiswa dari Prof. Noor Endah Mochtar, MSc., Ph.D. Meyampaikan terima kasih pada DIKTI atas bantuannya sehingga program penelitian ini dapat berjalan sesuai harapan. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk penyelesaian Program Magister Geoteknik pada Program Pasca sarjana ITS Surabaya. DAFTAR PUSTAKA Dhowian, A,W and T.B. Edil (1980). Consolidation Behaviour of Peat. Geatechnical Testing Journal, Vol.3. No. 3. pp MacFarlane, I.C. dan Radforth, N.W. (1965). A Study of Physical Behaviour of Peat Derivatives Under Compression. Proceeding of The Tenth Muskeg Research Conference. National Research Council of Canada, Technical Memorandun No 85. MacFarlane, I.C. (1959). Muskeg Engineering Handbook. National Research Council of Canada, University of Toronto Press, Toronto, Canada. Nenad Jelisic, Mikko Leppänen, (2002). Mass Stabilization of Peat in Road and Railway construction Swedish Road Administration, SCC-Viatek Finlandia. Noor Endah, (2002). Tinjauan Teknis Tanah Gambut Dan Prospek Pengembangan Lahan Gambut Yang Berkelanjutan. Pidato Pengukuhan Guru Besar ITS Surabaya. Noor endah dan Fuad Harwadi (2010). Compression Behavior of Peat Soil Stabilized With Environmetally Friendly Stabiliser. Proceeding of First Makassar International Confrence on Civel Engineering Noor endah dan Faisal Estu Yulianto (2010). Mixing of Rice Husk Ash (RHA) And Lime For Peat Soil Stabilization. Proceeding of First Makassar International Confrence on Civel Engineering R. Hasyim, S., Islam (2008). Engineering Properties of Peat Soil in Peninsular, Malaysia. Journal of Applied Sciences ISSN

PENGARUH FILTRASI AIR PADA TANAH GAMBUT YANG DISTABILISASI DENGAN CAMPURAN KAPUR+ABU SEKAM PADI

PENGARUH FILTRASI AIR PADA TANAH GAMBUT YANG DISTABILISASI DENGAN CAMPURAN KAPUR+ABU SEKAM PADI PENGARUH FILTRASI AIR PADA TANAH GAMBUT YANG DISTABILISASI DENGAN CAMPURAN KAPUR+ABU SEKAM PADI Yulianto, F.E. 1, Ma Ruf, A.M 2 dan Mochtar, N.E. 3 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Madura, Jl. Raya

Lebih terperinci

PENGARUH MASA PERAM PADA TANAH GAMBUT BERSERAT YANG DISTABILISASI DENGAN CAMPURAN ABU SEKAM PADI (RICE HUSK ASH)+KAPUR (LIME)

PENGARUH MASA PERAM PADA TANAH GAMBUT BERSERAT YANG DISTABILISASI DENGAN CAMPURAN ABU SEKAM PADI (RICE HUSK ASH)+KAPUR (LIME) PENGARUH MASA PERAM PADA TANAH GAMBUT BERSERAT YANG DISTABILISASI DENGAN CAMPURAN ABU SEKAM PADI (RICE HUSK ASH)+KAPUR (LIME) Faisal Estu Yulianto Jurusan Teknik Sipil-Universitas Madura - Pamekasan E

Lebih terperinci

MENENTUKAN METODE PERBAIKAN UNTUK TANAH GAMBUT

MENENTUKAN METODE PERBAIKAN UNTUK TANAH GAMBUT MENENTUKAN METODE PERBAIKAN UNTUK TANAH GAMBUT Oleh : Faisal Estu Yulianto Dosen Fakultas Teknik-Universitas Madura (Unira) Pamekasan E mail : femi_281208@yahoo.com Fuad Harwadi Dosen Fakultas Teknik-Universitas

Lebih terperinci

PERILAKU TANAH GAMBUT BERSERAT YANG DISTABILISASI DENGAN CAMPURAN KAPUR DAN ABU TERBANG

PERILAKU TANAH GAMBUT BERSERAT YANG DISTABILISASI DENGAN CAMPURAN KAPUR DAN ABU TERBANG PERILAKU TANAH GAMBUT BERSERAT YANG DISTABILISASI DENGAN CAMPURAN KAPUR DAN ABU TERBANG Yulianto, F.E. 1, Harwadi, F 2. 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Madura, Jl.Raya Panglegur, Km. 3,5 Pamekasan

Lebih terperinci

Pengaruh Usia Stabilisasi pada Tanah Gambut Berserat yang Distabilisasi dengan Campuran CaCO 3 dan Pozolan

Pengaruh Usia Stabilisasi pada Tanah Gambut Berserat yang Distabilisasi dengan Campuran CaCO 3 dan Pozolan Mochtar, dkk. ISSN 0853-2982 Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Pengaruh Usia Stabilisasi pada Tanah Gambut Berserat yang Distabilisasi dengan Campuran CaCO 3 dan Pozolan Noor Endah Mochtar

Lebih terperinci

EFEK WAKTU PEMERAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT FISIKTANAH GAMBUT DENGAN BAHAN STABILISASI SERBUK KAYU

EFEK WAKTU PEMERAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT FISIKTANAH GAMBUT DENGAN BAHAN STABILISASI SERBUK KAYU EFEK WAKTU PEMERAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT FISIKTANAH GAMBUT DENGAN BAHAN STABILISASI SERBUK KAYU M. AFIEF MA RUF 1, ISNA SYAUQIAH 2 1 Prodi Teknik Sipil, FT, Universitas Lambung Mangkurat 2 Prodi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE GIBSON & LO UNTUK PREDIKSI PEMAMPATAN TANAH GAMBUT BERSERAT YANG MENGALAMI PENURUNAN KADAR AIR

PENGGUNAAN METODE GIBSON & LO UNTUK PREDIKSI PEMAMPATAN TANAH GAMBUT BERSERAT YANG MENGALAMI PENURUNAN KADAR AIR PENGGUNAAN METODE GIBSON & LO UNTUK PREDIKSI PEMAMPATAN TANAH GAMBUT BERSERAT YANG MENGALAMI PENURUNAN KADAR AIR Faisal Estu Yulianto 1 dan Noor Endah Mochtar 2 1 Dosen Teknik Sipil Universitas Madura/Mahasiswa

Lebih terperinci

Perilaku Tanah Gambut Berserat Permasalahan dan Solusinya

Perilaku Tanah Gambut Berserat Permasalahan dan Solusinya Perilaku Tanah Gambut Berserat Permasalahan dan Solusinya (Behaviour of Fibrous Peat, Problem and The Solution). Faisal Estu Yulianto. Dosen Teknik Sipil Universitas Madura, Pamekasan, Jl. Raya Panglegur,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tanah gambut yang digunakan dalam pengujian ini yang berasal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tanah gambut yang digunakan dalam pengujian ini yang berasal 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Uji Bahan A. Kadar air (Moisture Content) Tanah gambut yang digunakan dalam pengujian ini yang berasal dari desa Rimbo Panjang Kabupaten Kampar setelah

Lebih terperinci

KAJIAN PERILAKU KONSOLIDASI TANAH GAMBUT DENGAN KONSOLIDASI OEDOMETER

KAJIAN PERILAKU KONSOLIDASI TANAH GAMBUT DENGAN KONSOLIDASI OEDOMETER KAJIAN PERILAKU KONSOLIDASI TANAH GAMBUT DENGAN KONSOLIDASI OEDOMETER Aazokhi Waruwu 1) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Medan, Jalan Gedung Arca No. 52,

Lebih terperinci

PERILAKU SUCTION TANAH GAMBUT YANG DISTABILISASI

PERILAKU SUCTION TANAH GAMBUT YANG DISTABILISASI PERILAKU SUCTION TANAH GAMBUT YANG DISTABILISASI MUHAMMAD AFIEF MA RUF 1, INDARTO 2, NOOR ENDAH MOCHTAR 3 1 Mahasiswa Program S2 Geoteknik, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN Simposium Nasional RAPI XIII - 214 FT UMS ISSN 1412-9612 PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN Qunik Wiqoyah 1, Renaningsih

Lebih terperinci

PENGARUH MASA PERAM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH GAMBUT KERING YANG DICAMPUR KAPUR DAN FLY ASH

PENGARUH MASA PERAM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH GAMBUT KERING YANG DICAMPUR KAPUR DAN FLY ASH PENGARUH MASA PERAM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH GAMBUT KERING YANG DICAMPUR KAPUR DAN FLY ASH Muhammad Afief Ma ruf 1, Rezky Permana L 2 1,2 Program Studi Teknik Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat

Lebih terperinci

TANAH GAMBUT BERSERAT : SOLUSI DAN PERMASALAHANNYA DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

TANAH GAMBUT BERSERAT : SOLUSI DAN PERMASALAHANNYA DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN TANAH GAMBUT BERSERAT : SOLUSI DAN PERMASALAHANNYA DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN Muhammad Afief Ma'ruf 1, Faisal Estu Yulianto 2. 1 Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI KACAPURI DI ATAS TANAH GAMBUT YANG DISTABILISASI

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI KACAPURI DI ATAS TANAH GAMBUT YANG DISTABILISASI INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 (147-157) ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI KACAPURI DI ATAS TANAH GAMBUT YANG DISTABILISASI Muhammad Afief Ma ruf Wiku Adhiwicaksana Krasna J.C. Heldiansyah Abstract

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Tanah secara umum didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain

Lebih terperinci

POTENSI BEBAN AWAL DALAM MENINGKATKAN KUAT GESER TANAH GAMBUT

POTENSI BEBAN AWAL DALAM MENINGKATKAN KUAT GESER TANAH GAMBUT Jurnal Rancang Sipil Volume 2 Nomor 1, Juni 2013 58 POTENSI BEBAN AWAL DALAM MENINGKATKAN KUAT GESER TANAH GAMBUT Maualana AR 1) Cut Nuri Badariah 2) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

PENGARUH FLY ASH TERHADAP SIFAT PENGEMBANGAN TANAH EKSPANSIF

PENGARUH FLY ASH TERHADAP SIFAT PENGEMBANGAN TANAH EKSPANSIF Civil Engineering Dimension, Vol. 5, No. 1, 24, March 03 ISSN 1410-9530 PENGARUH FLY ASH TERHADAP SIFAT PENGEMBANGAN TANAH EKSPANSIF Gogot Setyo Budi Dosen Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan konstruksi dengan sifat-sifat yang ada di dalamnya seperti. plastisitas serta kekuatan geser dari tanah tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan konstruksi dengan sifat-sifat yang ada di dalamnya seperti. plastisitas serta kekuatan geser dari tanah tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tanah memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perencanaan suatu konstruksi maka tanah menjadi komponen yang perlu diperhatikan dalam perencanaan konstruksi dengan

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG LUNAK AKIBAT ADANYA PENAMBAHAN MATERIAL LIMBAH

STUDI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG LUNAK AKIBAT ADANYA PENAMBAHAN MATERIAL LIMBAH STUDI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG LUNAK AKIBAT ADANYA PENAMBAHAN MATERIAL LIMBAH Rusdiansyah Dosen Prodi Teknik Sipil-Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru ABSTRAK Salah satu jenis

Lebih terperinci

TINJAUAN KARAKTERISTIK KONSOLIDASI TANAH GAMBUT BAGAN SIAPI-API

TINJAUAN KARAKTERISTIK KONSOLIDASI TANAH GAMBUT BAGAN SIAPI-API Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 69 TINJAUAN KARAKTERISTIK KONSOLIDASI TANAH GAMBUT BAGAN SIAPI-API Aazokhi Waruwu 1) Hasian Haznam, Joko Ramadhan, Mhd. Safri, Agus Jaya K. Daeli Jurusan

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Jarak dan Panjang Kolom Stabilisasi Tanah Ekspansif Di Bojonegoro dengan Metode Deep Soil Mix Tipe Single Square

Pengaruh Variasi Jarak dan Panjang Kolom Stabilisasi Tanah Ekspansif Di Bojonegoro dengan Metode Deep Soil Mix Tipe Single Square Pengaruh Variasi Jarak dan Panjang Kolom Stabilisasi Tanah Ekspansif Di Bojonegoro dengan Metode Deep Soil Mix Tipe Single Square Diameter 3 Cm Terhadap Daya Dukung Tanah Ahya Al Anshorie, Yulvi Zaika,

Lebih terperinci

STUDI PEMAMPATAN KONSOLIDASI SEKUNDER TANAH GAMBUT DI KOTA PONTIANAK

STUDI PEMAMPATAN KONSOLIDASI SEKUNDER TANAH GAMBUT DI KOTA PONTIANAK STUDI PEMAMPATAN KONSOLIDASI SEKUNDER TANAH GAMBUT DI KOTA PONTIANAK Hetty Nursawemi 1) Aprianto 2) Ahmad Fasal 2) Abstrak Tanah merupakan faktor yang sangat penting dalam bidang teknik sipil, baik sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH GYPSUM TERHADAP NILAI KUAT GESER TANAH LEMPUNG

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH GYPSUM TERHADAP NILAI KUAT GESER TANAH LEMPUNG PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH GYPSUM TERHADAP NILAI KUAT GESER TANAH LEMPUNG Arif Wibawa Alumni Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung Endang Setyawati Hisyam Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

PERILAKU PEMAMPATAN TANAH GAMBUT BERSERAT

PERILAKU PEMAMPATAN TANAH GAMBUT BERSERAT PERILAKU PEMAMPATAN TANAH GAMBUT BERSERAT Aazokhi Waruwu 1), Surta Ria N. Panjaitan, Mahyuzar Masri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Medan, Jalan Gedung Arca

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beban lainnya yang turut diperhitungkan, kemudian dapat meneruskannya ke

I. PENDAHULUAN. beban lainnya yang turut diperhitungkan, kemudian dapat meneruskannya ke I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembangunan konstruksi sipil, tanah mempunyai peranan yang sangat penting. Dalam hal ini, tanah berfungsi sebagai penahan beban akibat konstruksi di atas tanah yang

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI Petrus Peter Siregar 1 dan Ade Lisantono 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl.

Lebih terperinci

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK Oleh: Mulyati*, Saryeni Maliar** *Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ** Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON Maria 1, Chris 2, Handoko 3, dan Paravita 4 ABSTRAK : Beton pozzolanic merupakan beton dengan penambahan material

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Tanah adalah himpunan mineral, bahan organik, dan endapan-endapan yang relatif lepas (loose), yang terletak di atas batuan dasar (bedrock). Ikatan antara butiran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Dalam dunia geoteknik tanah merupakansalah satu unsur penting yang yang pastinya akan selalu berhubungan dengan pekerjaan struktural dalam bidang teknik sipil baik sebagai bahan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP NILAI PLASTISITAS TANAH LEMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP NILAI PLASTISITAS TANAH LEMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT JURNAL LOGIC. VOL. 18. NO. 1. MARET 2018 26 PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP NILAI PLASTISITAS TANAH LEMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT Muhammad Yunus, Irwan Rauf Staf Pengajar Jurusan

Lebih terperinci

PERBAIKAN SIFAT FISIK TANAH BEKAS TIMBUNAN SAMPAH DENGAN BAHAN STABILISASI KAPUR

PERBAIKAN SIFAT FISIK TANAH BEKAS TIMBUNAN SAMPAH DENGAN BAHAN STABILISASI KAPUR PERBAIKAN SIFAT FISIK TANAH BEKAS TIMBUNAN SAMPAH DENGAN BAHAN STABILISASI KAPUR Abdul Rokhman 1*, Gita Puspa Artiani 2 Jurusan Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknik-PLN, Jakarta Menara PLN, Jalan Lingkar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pulau-pulau : Kalimantan, Sumatera dan Irian Jaya. Gambut adalah tanah lunak,

BAB I PENDAHULUAN. pulau-pulau : Kalimantan, Sumatera dan Irian Jaya. Gambut adalah tanah lunak, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki lahan gambut seluas 27.000.000 ha yang terpusat di pulau-pulau : Kalimantan, Sumatera dan Irian Jaya. Gambut adalah tanah lunak, organik, sulit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendaraan bermotor merupakan salah satu alat yang memerlukan mesin sebagai penggerak mulanya, mesin ini sendiri pada umumnya merupakan suatu alat yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI Semen. Semen adalah suatu bahan pengikat yang bereaksi ketika bercampur

BAB III DASAR TEORI Semen. Semen adalah suatu bahan pengikat yang bereaksi ketika bercampur BAB III DASAR TEORI 3.1. Semen Semen adalah suatu bahan pengikat yang bereaksi ketika bercampur dengan air. Semen dihasilkan dari pembakaran kapur dan bahan campuran lainnya seperti pasir silika dan tanah

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN Tanah yang diuji adalah jenis tanah gambut yang diambil dari Desa Rawa Sragi, Kabupaten Lampung Timur. Sampel tanah yang ditelit

METODOLOGI PENELITIAN Tanah yang diuji adalah jenis tanah gambut yang diambil dari Desa Rawa Sragi, Kabupaten Lampung Timur. Sampel tanah yang ditelit STUDI PENURUNAN TANAH GAMBUT PADA KONDISI SINGLE DRAIN DENGAN METODE VERTIKAL DRAIN DENGAN MENGGUNAKAN PRELOADING Ahmad Herison, Yuda Romdania, Febrizky C Putri Dosen Fakultas Teknik Universitas Lampung

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG ISSN : 2598 3814 (Online), ISSN : 141 452 (Cetak) PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG Jupriah Sarifah, Bangun Pasaribu Program Studi Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

Pengaruh Overconsolidation Ratio (OCR) dan Kadar Organik (Oc) Terhadap Koefisien Tekanan Tanah Kesamping at Rest (K o ), Tanah Gambut Berserat Halus

Pengaruh Overconsolidation Ratio (OCR) dan Kadar Organik (Oc) Terhadap Koefisien Tekanan Tanah Kesamping at Rest (K o ), Tanah Gambut Berserat Halus Rusdiansyah Vol. 10 No. 2 April & Mochtar 2003 urnal TEKNIK SIPIL Pengaruh Overconsolidation Ratio (OCR) dan Kadar Organik (Oc) Terhadap Koefisien Tekanan Tanah Kesamping at Rest (K o ), Tanah Gambut Berserat

Lebih terperinci

Peningkatan Kekuatan Tanah dengan Campuran Semen dan Abu Sekam Padi. Jack Widjajakusuma, Hendo

Peningkatan Kekuatan Tanah dengan Campuran Semen dan Abu Sekam Padi. Jack Widjajakusuma, Hendo Peningkatan Kekuatan Tanah dengan Campuran Semen dan Abu Sekam Padi Jack Widjajakusuma, Hendo Jurusan Teknik Sipil, Universitas Pelita Harapan Email: jack.widjajakusuma@uph.edu ABSTRAK Kadar optimum semen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Dasar (subgrade) Tanah dasar merupakan pondasi bagi perkerasan, baik perkerasan yang terdapat pada alur lalu lintas maupun bahu. Dengan demikian tanah dasar merupakan

Lebih terperinci

STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN ABU-SEKAM DAN KAPUR

STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN ABU-SEKAM DAN KAPUR Jurnal Pengabdian LPPM Untag Surabaya Nopember 2015, Vol. 01, No. 02, hal 135-140 STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN ABU-SEKAM DAN KAPUR Herry Widhiarto 1, Aris Heri Andriawan

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK Media Teknik Sipil, Volume IX, Januari 2009 ISSN 1412-0976 KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK Endah Safitri, Djumari Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

Anas Puri, dan Yolly Adriati Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284

Anas Puri, dan Yolly Adriati Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284 Jurnal aintis Volume 9 Nomor, April, pp. - ISSN: -8 Stabilisasi Lempung Plastisitas Tinggi dengan Menggunakan Abu Pembakaran Batu-bata Stabilization of High Plasticity Clay By Using Concrete Brick Burning

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG Puspa Ningrum 1), Soewignjo Agus Nugroho 2), Muhardi 2) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahap yang yang paling awal dalam pengerjaan sebuah konstruksi adalah perencanaan pondasi. Karena pondasi adalah bagian terendah dari suatu bangunan konstruksi yang

Lebih terperinci

PENGARUH TREATMENT PADA BOTTOM ASH TERHADAP KUAT TEKAN BETON HIGH VOLUME FLY ASH

PENGARUH TREATMENT PADA BOTTOM ASH TERHADAP KUAT TEKAN BETON HIGH VOLUME FLY ASH PENGARUH TREATMENT PADA BOTTOM ASH TERHADAP KUAT TEKAN BETON HIGH VOLUME FLY ASH Kevin Desailly, Singgih Suryajaya 2, Antoni 3, Djwantoro Hardjito 4 ABSTRAK : Pembangunan dalam bidang konstruksi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius.

BAB I PENDAHULUAN. Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius. Bahkan di wilayah yang seharusnya belum menjadi masalah telah menjadi masalah. Yang lebih

Lebih terperinci

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR Heru Dwi Jatmoko Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAKSI Tanah merupakan material

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan rekayasa teknologi dalam bidang teknik sipil pada saat ini terasa begitu cepat, yaitu beton sebagai salah satu unsur teknik sipil yang selalu mengalami

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK DAN PANJANG KOLOM DENGAN DIAMETER 5CM PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF MENGGUNAKAN METODE DSM BERPOLA TRIANGULAR

PENGARUH JARAK DAN PANJANG KOLOM DENGAN DIAMETER 5CM PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF MENGGUNAKAN METODE DSM BERPOLA TRIANGULAR PENGARUH JARAK DAN PANJANG KOLOM DENGAN DIAMETER CM PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF MENGGUNAKAN METODE DSM BERPOLA TRIANGULAR TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH Muhammad Ainun Ma azza 1, Yulvi Zaika 2,

Lebih terperinci

STABILISASI TANAH LIAT SANGAT LUNAK DENGAN GARAM DAN PC (PORTLAND CEMENT)

STABILISASI TANAH LIAT SANGAT LUNAK DENGAN GARAM DAN PC (PORTLAND CEMENT) Civil Engineering Dimension, Vol. 8, No. 1, 20 24, March 2006 ISSN 1410-9530 STABILISASI TANAH LIAT SANGAT LUNAK DENGAN GARAM DAN PC (PORTLAND CEMENT) Tirta D. Arief Dosen Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

KETAHANAN DI LINGKUNGAN ASAM, KUAT TEKAN DAN PENYUSUTAN BETON DENGAN 100% FLY ASH PADA JANGKA PANJANG

KETAHANAN DI LINGKUNGAN ASAM, KUAT TEKAN DAN PENYUSUTAN BETON DENGAN 100% FLY ASH PADA JANGKA PANJANG KETAHANAN DI LINGKUNGAN ASAM, KUAT TEKAN DAN PENYUSUTAN BETON DENGAN 100% FLY ASH PADA JANGKA PANJANG Ryan Renaldo Wijaya 1, Antoni 2, Djwantoro Hardjito 3 ABSTRAK : Penggunaan bahan sisa pada beton sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI % FLY ASH DAN % SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING MAKALAH JURNAL Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

BABII TINJAUAN PUSTAKA

BABII TINJAUAN PUSTAKA BABII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tanah didefinisikan sebagai akumulasi partikel mineral yang tidak mempunyai atau lemah ikatan partikelnya, yang terbentuk karena pelapukan dari batuan. Diantara

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BOTTOM ASH SEBAGAI AGREGAT BUATAN

PEMANFAATAN BOTTOM ASH SEBAGAI AGREGAT BUATAN PEMANFAATAN BOTTOM ASH SEBAGAI AGREGAT BUATAN Felicia Tria Nuciferani, Antoni, Djwantoro Hardjito ABSTRACT: The aim of this study is to explore the possible use of bottom ash as artificial aggregates.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii RINGKASAN PENELITIAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. A. Karakteristik Tanah Lempung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. A. Karakteristik Tanah Lempung BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Karakteristik Tanah Lempung Tanah selalu mempunyai peranan yang sangat penting pada suatu lokasi pekerjaan konstruksi. Kebanyakan problem tanah dalam keteknikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat program untuk membangun pembangkit listrik dengan total

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat program untuk membangun pembangkit listrik dengan total BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah penduduk dan perkembangan berbagai sektor di wilayah Indonesia saat ini sedang tumbuh pesat. Seiring dengan hal tersebut maka kebutuhan akan energi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk pembuatan kampas rem. Dalam perkembangan teknologi, komposit

I. PENDAHULUAN. untuk pembuatan kampas rem. Dalam perkembangan teknologi, komposit I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan komposit merupakan salah satu bahan alternatif yang dapat digunakan untuk pembuatan kampas rem. Dalam perkembangan teknologi, komposit mengalami kemajuan yang sangat

Lebih terperinci

Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi pada Kuat Tekan Beton Campuran 1 pc: 2 ps: 3 kr

Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi pada Kuat Tekan Beton Campuran 1 pc: 2 ps: 3 kr 74 Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi pada Kuat Tekan Beton Campuran 1 pc: 2 ps: 3 kr Faisal EstuYulianto 1, M. Hazin Mukti 2 1,2 Dosen Teknik Sipil, Universitas Madura (UNIRA) Pamekasan E mail: faisal_ey@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah lempung merupakan jenis tanah yang memiliki sifat yang kurang menguntungkan jika dijadikan tanah pendukung suatu konstruksi bangunan karena memiliki daya dukung

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan berkelanjutan hakekatnya merupakan usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dari generasi ke generasi. Sudah sejak lama, komitmen pertambangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penambangan batubara dapat dilakukan dengan dua cara: yaitu penambangan dalam dan penambangan terbuka. Pemilihan metode penambangan, tergantung kepada: (1) keadaan

Lebih terperinci

PENGARUH KADAR LEMPUNG DENGAN KADAR AIR DIATAS OMC TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG ORGANIK

PENGARUH KADAR LEMPUNG DENGAN KADAR AIR DIATAS OMC TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG ORGANIK PENGARUH KADAR LEMPUNG DENGAN KADAR AIR DIATAS TERHADAP NILAI DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG ORGANIK Khairatu Zaro 1), Soewignjo Agus Nugroho 2), Ferry Fatnanta 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH FLY ASH TERHADAP SIFAT MENGEMBANG DAN KUAT TEKAN BEBAS PADA LEMPUNG MONTMORILLONITE KARANGNUNGGAL TASIKMALAYA TESIS MAGISTER

STUDI PENGARUH FLY ASH TERHADAP SIFAT MENGEMBANG DAN KUAT TEKAN BEBAS PADA LEMPUNG MONTMORILLONITE KARANGNUNGGAL TASIKMALAYA TESIS MAGISTER STUDI PENGARUH FLY ASH TERHADAP SIFAT MENGEMBANG DAN KUAT TEKAN BEBAS PADA LEMPUNG MONTMORILLONITE KARANGNUNGGAL TASIKMALAYA TESIS MAGISTER Oleh : Hanny Juliany Dani NIM. 250 98 048 PENGUTAMAAN REKAYASA

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. : Institut Teknologi Medan (ITM) 278 Institut Teknologi Medan (ITM) 279 PENGARUH PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH MENGEMBANG YANG DISTABILISASI DENGAN FLY ASH Surta Ria N. Panjaitan Teknik Sipil - Institut

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH KARBIT UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA COT SEUNONG (172G)

PEMANFAATAN LIMBAH KARBIT UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA COT SEUNONG (172G) PEMANFAATAN LIMBAH KARBIT UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA COT SEUNONG (172G) Nafisah Al-Huda 1, dan Hendra Gunawan 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala, Jl. Tgk.Syeh Abdul

Lebih terperinci

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH ABU BATUBARA DAN KAPUR TERHADAP KEMBANG SUSUT TANAH LEMPUNG PADA KONDISI BASAH OPTIMUM Oleh : Herman *), Syahroni **) *) Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan **) Mahasiswa

Lebih terperinci

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN) TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN) Qunik Wiqoyah 1, Anto Budi L, Lintang Bayu P 3 1,,3 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membangun suatu jalan, tanah dasar merupakan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membangun suatu jalan, tanah dasar merupakan bagian yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Dalam membangun suatu jalan, tanah dasar merupakan bagian yang sangat penting, karena tanah dasar akan mendukung seluruh beban lalulintas atau beban konstruksi diatasnya. Jika

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO Angger Anggria Destamara Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang e-mail: angger_destamara@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia nesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia nesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia nesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Laju pertumbuhan penduduk yang semakin pesat menyebabkan kebutuhan akanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stabilisasi Tanah dengan Abu Sekam Padi dan Kapur Abu sekam padi (rice husk ash) merupakan sisa pembakaran tanaman padi dan salah satu bahan pozzolan yang memiliki potensi sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil pemeriksaan material (bahan-bahan) pembentuk beton dan hasil pengujian beton tersebut. Tujuan dari pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum Dalam pengertian teknik secara umum, Tanah merupakan material yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum Dalam pengertian teknik secara umum, Tanah merupakan material yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Dalam pengertian teknik secara umum, Tanah merupakan material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kakarteristik Tanah Lempung Ekspansif Tanah lempung merupakan tanah dengan ukuran mikrokonis sampai dengan sub mikrokonis yang berasal dari pelapukan unsur-unsur kimiawi penyusun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Agus Saputra,2014 PENGARUH ABU SEKAM PADI TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LUNAK

DAFTAR ISI. Agus Saputra,2014 PENGARUH ABU SEKAM PADI TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LUNAK DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR...i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah dasar (subgrade) secara umum dapat didefinisikan sebagai lapisan tanah yang letaknya paling bawah pada suatu konstruksi jalan raya. Tanah dasar dapat berupa tanah

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BOTTOM ASH DAN FLY ASH TIPE C SEBAGAI BAHAN PENGGANTI DALAM PEMBUATAN PAVING BLOCK

PEMANFAATAN BOTTOM ASH DAN FLY ASH TIPE C SEBAGAI BAHAN PENGGANTI DALAM PEMBUATAN PAVING BLOCK PEMANFAATAN BOTTOM ASH DAN FLY ASH TIPE C SEBAGAI BAHAN PENGGANTI DALAM PEMBUATAN PAVING BLOCK Kevin Klarens 1, Michael Indranata 2, Antoni 3, Djwantoro Hardjito 4 ABSTRAK : PT. PLTU Paiton menghasilkan

Lebih terperinci

PENGARUH CAMPURAN KAPUR DAN ABU JERAMI GUNA MENINGKATKAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG

PENGARUH CAMPURAN KAPUR DAN ABU JERAMI GUNA MENINGKATKAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG PENGARUH CAMPURAN KAPUR DAN ABU JERAMI GUNA MENINGKATKAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG Abdul Jalil 1), Hamzani 2), Nadia Mulyanah 3) Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh email: nadia_mulyanah@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGARUH KADAR FLY ASH TERHADAP KINERJA BETON HVFA

PENGARUH KADAR FLY ASH TERHADAP KINERJA BETON HVFA Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 PENGARUH KADAR FLY ASH TERHADAP KINERJA BETON HVFA Angelina Eva Lianasari 1 dan Choirul Prahastama Aji 2 1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan masih terus dilakukan. Kebanyakan para peneliti telah bereksperimen dengan penambahan suatu bahan lain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN LABORATORIUM DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL PENGUJIAN LABORATORIUM DAN ANALISA DATA BAB IV HASIL PENGUJIAN LABORATORIUM DAN ANALISA DATA IV.1 DATA INDEKS PROPERTIES Data indeks properties yang digunakan adalah data sekunder dari tanah gambut Desa Tampan Riau yang diperoleh pada penelitian

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. : Institut Teknologi Medan (ITM) 222 Institut Teknologi Medan (ITM) 223 TINJAUAN PEMANFAATAN FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN STRUKTUR TANAH Ramlan Tambunan Surta Ria N. Panjaitan Jurusan Teknik Sipil - Institut

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Beton Konvensional Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi agregat dan pengikat (semen). Beton mempunyai karakteristik tegangan hancur tekan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Upaya stabilisasi yang dapat diambil salah satunya adalah dengan menstabilisasi tanah lempung dengan cara kimia sehingga kekuatan dan daya dukung tanah dapat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1.Tanah Lempung Tanah Lempung merupakan jenis tanah berbutir halus. Menurut Terzaghi (1987) tanah lempung merupakan tanah dengan ukuran mikrokopis sampai dengan sub mikrokopis

Lebih terperinci

Sukolilo Surabaya, Telp , ABSTRAK

Sukolilo Surabaya, Telp ,   ABSTRAK LUMPUR SIDOARJO BAKAR, FLY ASH SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN DAN KAPUR (Ca(OH) 2 ) UNTUK CAMPURAN BETON RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN BUBUK ALUMUNIUM SEBAGAI BAHAN PENGEMBANG Boby Dean Pahlevi 1, Triwulan 2, Januarti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam Bab ini penulis akan membahas hasil pengujian yang telah dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah Universitas Mercu Buana. Pengujian yang dilakukan di laboratorium

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP PARAMETER KONSOLIDASI

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP PARAMETER KONSOLIDASI PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP PARAMETER KONSOLIDASI EFFECT OF FLY ASH ADDITION ON THE PARAMETERS OF CONSOLIDATION OF CLAY SOIL Kukuh Prihatin Staff Pengajar, Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

MANFAAT LIMBAH HASIL PEMBAKARAN BATUBARA Alisastromijoyo, ST, MT

MANFAAT LIMBAH HASIL PEMBAKARAN BATUBARA Alisastromijoyo, ST, MT MANFAAT LIMBAH HASIL PEMBAKARAN BATUBARA Alisastromijoyo, ST, MT Fly Ash dan Bottom Ash Fly ash dan bottom ash merupakan limbah padat yang dihasilkan dari pembakaran batubara pada pembangkit tenaga listrik.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Penelitian Pengaruh durasi siklus basah-kering terhadap perubahan kuat tekan tanah yang distabilisasi menggunakan kapur-abu sekam padi dan inklusi serat karung plastik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari bebatuan yang sudah mengalami pelapukan oleh gaya gaya alam.

BAB I PENDAHULUAN. dari bebatuan yang sudah mengalami pelapukan oleh gaya gaya alam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu tahapan paling awal dalam perencanaan pondasi pada bangunan adalah penyelidikan tanah. Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DAN ABU SEKAM PADI DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO Febra Ndaru Wardhana, Yulvi Zaika, Arief Rachmansyah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir. III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel 1. Tanah Lempung Anorganik Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti

Lebih terperinci

PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSION TEST) PADA STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN SEMEN DAN ABU CANGKANG SAWIT

PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSION TEST) PADA STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN SEMEN DAN ABU CANGKANG SAWIT PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSION TEST) PADA STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN SEMEN DAN ABU CANGKANG SAWIT Hasoloan H P Sinaga 1, Roesyanto 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN BETON 100% FLY ASH TIPE C: PENGARUH W/FA, SUPERPLASTICIZER, DAN KALSIUM TERHADAP KUAT TEKAN PASTA

STUDI PENGEMBANGAN BETON 100% FLY ASH TIPE C: PENGARUH W/FA, SUPERPLASTICIZER, DAN KALSIUM TERHADAP KUAT TEKAN PASTA STUDI PENGEMBANGAN BETON 100% FLY ASH TIPE C: PENGARUH W/FA, SUPERPLASTICIZER, DAN KALSIUM TERHADAP KUAT TEKAN PASTA Owen Malvin Sirapanji 1, Chrystian Hadinata 2, Antoni 3, Djwantoro Hardjito 4 ABSTRAK

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO UNTUK BETON RINGAN DENGAN CAMPURAN FLY ASH, FOAM, DAN SERAT KENAF

TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO UNTUK BETON RINGAN DENGAN CAMPURAN FLY ASH, FOAM, DAN SERAT KENAF TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO UNTUK BETON RINGAN DENGAN CAMPURAN FLY ASH, FOAM, DAN SERAT KENAF DIMAS P. DIBIANTARA 3110.105.020 Dosen Konsultasi: Dr. Eng. Januarti Jaya Ekaputri, ST.,MT.

Lebih terperinci

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN ABU VULKANIK DITINJAU DARI NILAI UNCONFINED COMPRESSION TEST. Ronny Hutauruk 1 dan Roesyanto 2

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN ABU VULKANIK DITINJAU DARI NILAI UNCONFINED COMPRESSION TEST. Ronny Hutauruk 1 dan Roesyanto 2 STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN ABU VULKANIK DITINJAU DARI NILAI UNCONFINED COMPRESSION TEST Ronny Hutauruk 1 dan Roesyanto 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara (USU) Jl.

Lebih terperinci