RANCANG BANGUN SISTEM GPS PADA SEPEDA MOTOR VIA AVR ATMEGA32

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANG BANGUN SISTEM GPS PADA SEPEDA MOTOR VIA AVR ATMEGA32"

Transkripsi

1 RANCANG BANGUN SISTEM GPS PADA SEPEDA MOTOR VIA AVR ATMEGA32 SKRIPSI Disusun Untuk Menyelesaikan Tugas Akhir Dalam Rangka Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Fisika Oleh : HARIS FIRMANSYAH DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2008

2 LEMBAR PENGESAHAN Skripsi RANCANG BANGUN SISTEM GPS PADA SEPEDA MOTOR VIA AVR ATMEGA 32 Nama : Haris Firmanyah Nomor Pokok Mahasiswa : Departemen Peminatan : Fisika : Instrumentasi Elektronika Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh : Pembimbing I Dr. rer.nat Martarizal Penguji I Penguji II Dr. Prawito Dr. Eng. Supriyanto M.sc iv

3 KATA PENGANTAR Bismillaahirrohmaanirrohiim Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-nya yang senantiasa dicurahkan kepada seluruh umat manusia dan segala ciptaan-nya khususnya penulis. Hanya karena petunjuk dan pertolongan Allah SWT dan pengerahan segenap daya dan usaha, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Rancang Bangun Sistem GPS pada Sepeda Motor via AVR ATmega 32 tepat pada waktunya. Skripsi ini menawarkan alternatif penentuan posisi menggunakan GPS dan mikrokontroler dengan analisa vektor. Skripsi ini merupakan kewajiban setiap mahasiswa dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada Program Studi Sarjana Reguler Strata-1 Departemen Fisika, Universitas Indonesia. Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sungguh tiada terhitung besarnya kepada : 1. Allah SWT, atas segala kasih sayang dan rahmatnya. 2. Orang tua dan adik-adikku yang tercinta yang selalu memberikan perhatian, kasih sayang, dorongan semangat, dan selalu mendoakan penulis. 3. Bapak Dr. rer.nat Martarizal selaku Dosen Pembimbing atas semua bantuan, bimbingan, dan kesabarannya. v

4 4. Dr. Prawito dan Dr. Eng. Supriyanto M.sc, Selaku penguji pada sidang sarjana. 5. Seluruh Dosen Departemen Fisika-FMIPA UI. 6. Mba Ratna, Mas Mardi, Pak Katman dan seluruh Staff Karyawan Departemen Fisika-FMIPA UI yang lain. 7. Allan, Ismail, Podang, Rani, Uun dan seluruh teman-teman Fisika angkatan 2003 lain yang telah melewati bersama hari-hari kuliah yang penuh kenangan. 8. Dody, Seno, Arif dan rekan-rekan penghuni Workshop Instrumentasi lain. 9. Budi yang telah membantu menemukan cara mengaktifkan fungsi GPS. 10. Adik-adik didikku yang berada dimanapun yang selalu mendorong penulis untuk selalu belajar. 11. Si B6317BMW sebagai sumber inspirasi dan teman setia dalam berbagai aktivitas penulis ketika kuliah dan mengajar. 12. Tanpa mengurangi rasa hormat penulis ucapkan terima kasih kepada kalian yang belum disebutkan satu per satu, dan telah mendukung skripsi ini. Semoga apa yang telah penulis tuangkan dalam Skripsi ini sedikit banyak dapat memberikan manfaat bagi rekan-rekan semua dan dapat dikembangkan lebih lanjut, Amin. Depok, Mei 2008 Penulis vi

5 ABSTRAK Posisi pada bumi secara unik dapat diketahui melalui sistem koordinat geografis, yaitu berdasarkan lintang dan bujur. Arah dan jarak suatu posisi terhadap posisi lainnya dapat ditentukan dengan menggunakan analisa vektor. Penggunaan GPS (Global Positioning System) memungkinkan pengambilan data lokasi secara simultan. Sehingga, dapat dibuat sistem yang dapat menampilkan nilai sudut (tanpa kompas) dan jarak akhir pengamat terhadap target secara simultan untuk mengantarkannya pada target yang ditentukan sebelumnya. Sistem tersebut telah berhasil dibuat dengan menggunakan display sederhana berupa LCD 16x2 untuk menampilkan sudut dan jarak, juga digunakan untuk menampilkan langkah pemanduan dalam rangka penyimpanan dan pemanggilan data posisi target yang disimpan pada mikrokontroler melalui keypad. Selain digunakan sebagai tempat penyimpanan memori mikrokontroler, AVR ATmega 32 yang digunakan juga melakukan tugas dalam hal pengolahan data berupa analisis vektor dan pengubahan format data GPS dari ddmm.mmmm menjadi dddd.dddd maupun dari derajat menjadi meter. Kata Kunci : GPS, AVR, Sistem Koordinat Geografis, Vektor xii ;gbr.;lamp.;tab. Bibliografi 9 ( ) ii

6 ABSTRACT Position on Earth uniquely can known through geographic coordinate system, which is base to longitude and latitude. Direction and distance of one position faces the other position can fixed by vector analysis. Using GPS (Global Positioning System) make possible take data of position periodically. With the result that, can made the system that can show direction (without compass) and distance value from observer to target that fixed previously. The system have been made successfully with using LCD 16x2 as simple display to show direction and distance, also used for display guide step in the framework saving and calling position data of target that have been saved in microcontroller, AVR ATmega 32 that used also fulfill in framework preparation vector analysis and format changing of GPS data from ddmm.mmmm to dddd.dddd also from degree to meter. Keyword s: GPS, AVR, Geographic Coordinate System, Vector xii ;fig.;lamp.;tab. Bibliografy 9 ( ) iii

7 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i ABSTRAK... ii LEMBAR PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii BAB 1. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG TUJUAN PENELITIAN PEMBATASAN MASALAH METODE PENELITIAN SISTEMATIKA PENULISAN... 7 BAB 2. DASAR TEORI AVR ATMEGA Arsitektur ATmega Fitur ATmega GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) vii

8 2.2.1 Segmen Angkasa GPS Segmen Sistem Kontrol GPS Segmen Pengguna GPS Penentuan Posisi dengan GPS SISTEM KOORDINAT GEOGRAFIS Lintang Bujur Ekspresi Lintang dan Bujur dalam Satuan Linier VEKTOR BAB 3. PERANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT ARSITEKTUR SISTEM UMUM PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Perancangan Power Supply Perancangan Sistem Minimum ATmega32 + LCD Perancangan Antarmuka SIM PERANCANGAN PROGRAM Flowchart Sistem Perancangan Program Ambil Data GPS Perancangan Program Memasukkan dan Memanggil Data Target Perancangan Program Analisa Jarak dan Sudut viii

9 BAB 4. PENGUJIAN DAN ANALISA PENGUJIAN AMBIL DATA GPS PENGUJIAN MEMASUKKAN DAN MEMANGGIL DATA DI EEPROM PENGUJIAN RUMUS MENGHITUNG JARAK DAN SUDUT PENGUJIAN SISTEM ALAT SECARA KESELURUHAN HASIL PEMBUATAN ALAT BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN SARAN DAFTAR ACUAN LAMPIRAN HASIL PEMBUATAN ALAT ix

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Blok fungsi kerja sistem... 4 Gambar 1.2 Diagram langkah-langkah penelitian... 7 Gambar 2.1 ATmega32 (a) Bentuk fisik (b) Konfigurasi pin... 9 Gambar 2.2 Arsitektur ATmega Gambar 2.3 Tiga segmen utama pada GPS Gambar 2.4 Konfigurasi orbit sateli GPS Gambar 2.5 Klasifikasi pesawat penerima GPS Gambar 2.6 Prinsip penentuan jarak dengan perhitungan delay kode Gambar 2.7 Triangulasi tiga satelit GPS Gambar 2.8 Komponen pembentuk sistem koordinat geografis Gambar 2.9 Lintang dan bujur pada bumi Gambar 2.10 Vektor sebagai ruas garis berarah Gambar 2.11 Komponen vektor pada bidang Gambar 3.1 Arsitektur sistem umum Gambar 3.2 Skema rangkaian power suplay Gambar 3.3 Skema sistem minimum ATmega 32 + LCD Gambar 3.4 Bentuk fisik dan letak konektor 80 pin pada SIM Gambar 3.5 Skema antarmuka SIM Gambar 3.6 Flowchart sistem x

11 Gambar 3.7 Hasil keluaran GPS pada hypertherminal Gambar 3.8 Penjelasan data field pada kalimat pesan GPRMC Gambar 3.9 Ilustrasi perancangan analisa jarak dan sudut Gambar 4.1 Instalasi pengujian ambil data GPS Gambar 4.2 Tampilan LCD pada pengambilan data GPS Gambar 4.3 Titik-titik pengambilan data Gambar 4.4 Plot selisih data antara data yang didapat dengan data dari situs wikimapia Gambar 4.5 Instalasi pengujian EEPROM Gambar 4.6 Tampilan LCD ketika memasukkan dan memanggil data EEPROM Gambar 4.7 Sudut yang dibentuk dari vektor pergerakan... Gambar 4.8 Instalasi pengujian alat secara keseluruhan Gambar 4.9 Tampilan LCD untuk sub program perhitungan arah dan jarak... xi

12 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam bentuknya seperti bola, Bumi sulit dianalisa menggunakan sistem koordinat kartesius biasa. Akan tetapi, Bumi akan dengan mudah dianalisa dengan menggunakan sistem koordinat bola. Versi lain dari sistem koordinat bola yang digunakan untuk mengidentifikasi posisi pada Bumi sering dikenal sebagai sistem koordinat geografis, yaitu sistem koordinat yang membagi Bumi berdasarkan lintang dan bujur. Sudut pandang sistem koordinat bola ataupun sistem koordinat geografis adalah dari dalam, yaitu sudut pandang titik atau massa yang dilingkupi suatu simetri bola. Sekarang ini, telah ditemukan suatu teknologi yang berbeda, yaitu dengan mengubah sudut pandang dari luar menggunakan satelit untuk mendapatkan posisi yang spesifik pada permukaan bumi. Teknologi tersebut sering disebut dengan teknologi GPS (Global Positioning System) [1]. GPS mulai dikembangkan pada tahun 1973 oleh Angkatan Udara Amerika Serikat, yang selanjutnya diambil alih dan dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Sistem ini didisain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi yang teliti, dan juga informasi mengenai waktu, secara kontinyu diseluruh dunia [2].

13 2 Untuk konstelasi akhirnya, 24 satelit GPS akan menempati 6 orbit yang bentuknya sangat mendekati lingkaran, dimana setiap orbit ditempati oleh 4 satelit dengan interval antaranya yang tidak sama [1]. Dapat diperkirakan, biaya yang dikeluarkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk membangun dan memelihara satelit-satelit yang sangat mahal. Untungnya, pada 16 Maret 1995, dalam suratnya ke ICAO, Presiden Bill Clinton menyatakan komitmennya bahwa USA akan menyediakan sinyal-sinyal GPS secara gratis untuk pengguna komunitas sipil internasional [3]. Teknologi GPS dalam pengaplikasiannya membutuhkan tiga komponen utama, yaitu; satelit, stasiun pengontrol satelit, dan juga pesawat penerima sinyal GPS [1]. Bagian satelit dan stasiun pengontrol sudah tersedia dan sudah ada yang mengurus, yaitu Amerika. Sehingga, hanya dengan sebuah pesawat penerima sinyal GPS seseorang akan mendapatkan informasi mengenai posisi tanpa harus memikirkan bagaimana membangun satelit dan stasiun pengontrol yang sangat mahal. Teknologi GPS mengalami perkembangan pesat seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat dunia akan akses informasi, khususnya mengenai pelacakan posisi. Banyak sekali aplikasi yang berhubungan dengan posisi, seperti penentuan batas peta, penentuan kiblat yang benar, penentuan arah dan selisih jarak yang benar untuk sampai ke suatu lokasi yang ditentukan, dan banyak aplikasi lain yang dapat dibangun dengan menggunakan data posisi. Dalam hal penentuan posisi target

14 3 digunakan analisis vektor yang dapat menentukan arah serta selisih jarak pengamat terhadap target[4]. Disisi lain, mikrokontroler saat ini banyak digunakan sebagai sistem pengolah data yang membutuhkan penarikan kesimpulan maupun perhitungan matematis. Mikrokontroler juga menyediakan fasilitas memori yang dapat digunakan untuk penyimpanan data. Dibandingkan dengan komputer, mikrokontroler lebih ringkas dan efisien untuk aplikasi yang tidak menggunakan algoritma yang kompleks. 1.2 TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Merancang sistem penentuan lokasi dengan menggunakan analisa vektor pergerakan sepeda motor. 2. Mengembangkan sistem sederhana dalam hal penentuan posisi yang relatif murah yang dibangun pada sepeda motor. 3. Sebagai syarat untuk mengikuti sidang skripsi program studi Sarjana Strata-1 Reguler Fisika Instrumentasi Elektronika FMIPA UI. 1.3 PEMBATASAN MASALAH Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang membatasi pembuatannya, yaitu: Menggunakan modul SIM508 sebagai modul GPS. Menggunakan mikrokontroler AVR ATmega 32. Target yang dituju berupa gedung atau suatu tempat yang luas.

15 4 Menggunakan sepeda motor sebagai media penempatan alat yang dibuat. Menggunakan display sederhana yaitu LCD. Menggunakan keypad untuk memasukkan data lokasi yang dituju (target). Tidak menggunakan kompas magnetik sehingga alat yang dibangun hanya dapat digunakan dalam kondisi bergerak. Berikut merupakan blok diagram fungsi kerja dari sistem tersebut : GPS ( posisi motor ) µc LCD -Sudut -jarak Lintang dan bujur target Keypad Gambar 1.1 Blok fungsi kerja sistem 1.4 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang akan dilakukan terdiri dari beberapa tahap, yaitu: a. Studi Literatur Metode Studi Literatur ini digunakan penulis untuk memperoleh teori-teori dasar sebagai sumber acuan dalam penulisan skripsi. Informasi dan pustaka yang berkaitan dengan masalah ini diperoleh dari, antara lain:

16 5 Buku-buku cetak dan tulisan berupa skripsi dan jurnal yang berhubungan dengan mikrokontroler, GPS, sistem koordinat geografis, dan vektor. Dari internet dapat diambil informasi mengenai datasheet, diskusi, jurnal dan lain-lain. Sumber informasi lain, seperti penjelasan yang diberikan dosen pembimbing dan informasi dari rekan mahasiswa. b. Perancangan dan Pembuatan Alat Perancangan alat merupakan tahap awal penulis untuk mencoba, memahami, menerapkan dan menggabungkan semua literatur yang telah diperoleh dan dipelajari untuk melengkapi sistem yang sedang dikembangkan. Sehingga, untuk selanjutnya penulis dapat merealisasikan sistem sesuai dengan tujuan. Perencanaan dan pembuatan sistem, antara lain : Perancangan dan pembuatan power supply. Perancangan dan pembuatan minsis AVR ATmega 32 + LCD. Perancangan dan pembuatan antarmuka SIM508. Perancangan program ambil data GPS. Perancangan program analisa jarak dan sudut. Perancangan program sistem keseluruhan.

17 6 c. Pengujian Sistem Pengujian sistem ini berkaitan dengan pengujian alat serta pengambilan data dari alat yang telah dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari masing-masing bagian sistem, sehingga dapat diketahui bagaimana kinerja setiap bagian dan sejauh mana tingkat berjalannya setiap bagian sistem untuk dibentuk satu kesatuan sistem. Pengujian terhadap hasil penelitian, antara lain: Pengujian power suplay. Pengujian dilakukan dengan mengukur output yang dihasilkan power suplay sebagai input mikrokontroler dan modul GPS. Pengujian komunikasi serial pada mikrokontroler atau modul GPS. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan mikrokontroler atau modul GPS dengan Hyperterminal. Pengujian sistem secara keseluruhan termasuk program yang digunakan. d. Metode Analisis Metode Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil data pada pengujian alat yang telah dijabarkan diatas dengan kerja alat seharusnya. Sistem menghasilkan data berupa lokasi yang kemudian data tersebut dibandingkan dengan lokasi yang sama yang tertera pada situs wikimapia. Setelah itu, dari kedua kelompok data yang didapat dilakukan analisa. Sehingga dapat ditarik

18 7 kesimpulan dan saran-saran untuk pengembangan lebih lanjut. Berikut ini adalah diagram langkah-langkah yang yang akan dilakukan dalam penelitian ini: Studi literatur Perancangan dan Pembuatan alat Pengujian alat dan pengambilan data Hasil dan analisa alat Gambar 1.2 Diagram langkah-langkah penelitian I.5 SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari bab-bab yang memuat beberapa sub bab dan sub-sub bab. Untuk memudahkan pembacaan dan pemahaman maka penulisan skripsi ini ini terdiri atas 5 bab dan secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut : BAB 1. PENDAHULUAN Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan, pembatasan masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan dari skripsi ini. BAB 2. TEORI DASAR Teori Dasar berisi landasan teori sebagai hasil dari studi literatur yang berhubungan dengan perancangan dan pembuatan alat.

19 8 BAB 3. PERANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT Pada bab ini akan dijelaskan sistem kerja keseluruhan dari semua perangkat kontrol (perangkat keras). BAB 4. PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini menjelaskan tentang unjuk kerja alat sebagai hasil dari perancangan sistem. Pengujian akhir ini dilakukan dengan menyatukan seluruh bagian dari sistem, sehingga dapat diketahui apakah sistem dapat berfungsi dengan baik. Setelah sistem dapat bekerja dengan baik maka dilakukan pengambilan data untuk menentukan kapabilitas dari sistem yang dibangun. BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN Bab penutup ini berisi kesimpulan penulis yang diperoleh berdasarkan pengujian sistem dan pengambilan data selama penelitian berlangsung. Selain itu, penutup juga berisikan tentang saran-saran dari penulis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam pengembangan lebih lanjut dari penelitian ini.

20 9 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 AVR ATMEGA 32[5] ATmega 32 tergolong mikrokontroler jenis AVR yang memiliki arsitektur RICS (Reduced Instruction Set Computing) 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16 bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS51 yang membutuhkan 12 siklus clock. Tentu saja, hal itu terjadi karena kedua jenis mikrokontroler tersebut memiliki arsitektur yang berbeda. AVR berteknologi RISC, sedangkan seri MCS51 berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). Bentuk fisik dan konfigurasi pin ATmega 32 dapat dilihat pada Gambar 2.1. (a) (b) Gambar 2.1 ATmega 32 (a) Bentuk fisik (b) Konfigurasi pin

21 Arsitektur ATmega 32 Arsitektur ATmega 32 dapat dilihat pada Gambar 2.2 Gambar 2.2 Arsitektur ATmega 32

22 11 Dari gambar tersebut, dapat dilihat bahwa ATmega 32 memiliki bagianbagian sebagai berikut; saluran I/O sebanyak 32 buah (Port A, Port B, Port C, dan Port D), ADC 10 bit sebanyak 8 saluran, tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan, CPU yang terdiri dari 32 Register dan Watchdog timer dengan Internal Oscillator. Selain itu mikrokontroler ini juga memiliki SRAM sebesar 2 Kbyte, memori Flash sebesar 32 Kbyte dengan kemampuan Read-While- Write, unit interupsi internal dan eksternal, port antarmuka SPI, EEPROM sebesar 1024 byte yang dapat diprogram saat operasi, dan port USART untuk komunikasi serial Fitur ATmega 32 Mikrokontroler ATmega 32 memiliki kapabilitas yang detail, antara lain: Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan sampai 16 MHz. Kapabilitas memori flash 32 kb, SRAM sebesar 2 Kbyte, dan EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 1024 byte. ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel. Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps. Enam pilihan mode sleep, yaitu; Idle, ADC Noise Reduction, Power Save, Power Down, Standby dan Extended Standby untuk penghematan penggunaan daya listrik.

23 GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) [1] GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit. Nama formalnya adalah NAVSTAR GPS (NAVigation Satellite Timing and Tanging Global Positioning System). Pada dasarnya GPS terdiri dari tiga segmen utama, yaitu segmen angkasa yang terdiri dari 24 satelit GPS, segmen sistem kontrol serta segmen pengguna yang terdiri dari para pemakai GPS. Ketiga segmen tersebut dapat digambarkan secara skematis seperti Gambar 2.3 dibawah ini. Gambar 2.3 Tiga segmen utama pada GPS Segmen Angkasa GPS Segmen angkasa GPS terdiri dari satelit-satelit GPS serta roket-roket Delta peluncur satelit dari Cape Canaveral di Florida, Amerika Serikat. Satelit GPS pada dasarnya terdiri dari: Solar Panel, komponen internal dan komponen eksternal. Setiap satelit GPS mempunyai dua sayap yang dilengkapi

24 13 dengan sel-sel pembangkit tenaga matahari (solar panel), yang merupakan sumber energi untuk satelit. Satelit juga mempunyai komponen internal seperti jam atom dan pembangkit sinyal. Komponen eksternal satelit adalah beberapa antena yang digunakan untuk menerima dan memancarkan sinyal-sinyal dari dan ke satelit GPS. Konstelasi standar dari satelit GPS terdiri dari 24 satelit yang menempati enam bidang orbit yang bentuknya hampir seperti lingkaran, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 2.4. Gambar 2.4 Konfigurasi orbit satelit GPS Keenam orbit satelit GPS mempunyai spasi sudut yang sama antar sesamanya. Meskipun begitu setiap orbit ditempati oleh 4 satelit dengan interval antaranya yang tidak sama, seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.4 diatas.

25 Segmen Sistem Kontrol GPS Segmen sistem kontrol berfungsi mengontrol dan memantau operasional satelit dan memastikan bahwa satelit berfungsi sebagaimana mestinya. Secara lebih spesifik tugas utama dari segmen sistem kontrol GPS adalah: Secara kontinyu memantau dan mengontrol sistem satelit, Menentukan dan menjaga waktu GPS, Memprediksi ephemeris satelit serta karakteristik jam satelit, Secara periodik meremajakan (update) navigation message dari setiap satelit, Melakukan manuver satelit agar tetap berada dalam orbitnya, atau melakukan relokasi untuk menggantikan satelit yang tidak sehat. Segmen sistem kontrol terdiri dari lima stasiun pengontrol dan monitor, yaitu di Hawaii, Ascension Island, Diego Garcia, Kwajalein, dan Colorado Springs Segmen Pengguna GPS Segmen pengguna terdiri dari para pengguna satelit GPS yang memanfaatkan receiver GPS untuk digunakan sebagai penerima dan pemroses sinyal dari satelit GPS dalam hal keperluan navigasi. Dilihat dari fungsinya, secara umum receiver GPS dapat diklasifikasikan secara skematik seperti pada Gambar 2.5.

26 15 Gambar 2.5 Klasifikasi pesawat penerima GPS Penentuan Posisi dengan GPS yaitu: Satelit GPS secara umum memancarkan dua macam sinyal gelombang micro L1 dengan frekuensi Mhz yang membawa pesan navigasi dan sinyal kode SPS (Standard Positioning Service). L2 dengan frekuensi Mhz yang digunakan untuk mengukur keterlambatan pada lapisan ionosfer dengan menggunakan penerima PPS (Precise Positioning Service). Tiga kode binari digunakan untuk menggeser fase sinyal L1 dan L2 yang ditransmit oleh sebuah satelit GPS. Ketiga macam kode binari itu adalah sebagai berikut:

27 16 Modulasi kode C/A (Coarse Acquisition) pada fase L1. Kode C/A ini dikirim secara berulang setiap 1 Mhz PRN (Pseudo Random Noise). Kode C/A PRN ini berbeda untuk setiap satelit GPS yang merupakan identifikasi untuk satelit tersebut. Modulasi kode C/A ini yang digunakan sebagai dasar untuk penggunaan GPS pada masyarakat sipil. Modulasi kode P (Pricise) pada kedua sinyal L1 dan L2. Kode P ini sangat panjang sampai 7 hari pada 10 Mhz PRN. Pada penggunaan Anti-Spoofing (AS), kode P ini dienkripsi kedalam kode Y untuk setiap channel penerima dan digunakan untuk keperluan pemakai tertentu saja dengan cryptographickey. Kode P(Y) ini menjadi dasar penggunaan pada PPS (Precise Positioning Service). Pesan navigasi lainnya juga dimodulasikan dengan kode L1- C/A setiap 50 Mhz termasuk mengenai orbit satelit, koreksi waktu dan sistem parameter lainnya. Dengan mengamati kode P ataupun kode C/A jarak dari pengamat ke satelit dapat ditentukan. Prinsip pengukuran jarak adalah dengan membandingkan kode yang diterima dari satelit dengan kode replika yang diformulasikan di dalam receiver, seperti yang digambarkan oleh Gambar 2.6. Waktu yang diperlukan untuk mengimpitkan kedua kode, dt adalah waktu yang diperlukan oleh kode tersebut untuk menempuh jarak dari satelit ke pengamat. Dengan mengalikan data dt dengan kecepatan cahaya maka jarak antara pengamat dengan satelit dapat ditentukan.

28 17 Kode yang datang dari satelit GPS Pengamat dt Replika kode yang dibangun di dalam receiver GPS Gambar 2.6 Prinsip penentuan jarak dengan perhitungan delay kode Jarak yang didapatkan dari hasil perkalian kecepatan cahaya dengan delay kode masih merupakan besaran skalar, sehingga belum dapat menentukan posisi pengamat secara tepat. Hasil perhitungan jarak yang didapatkan dirubah kedalam bentuk vektor dengan cara triangulasi posisi. Triangulasi posisi hanya dapat dilakukukan oleh tiga satelit atau lebih. Masing-masing satelit memiliki medan jarak berbentuk bola terhadap pengamat, seperti yang digambarkan pada Gambar 2.7. Hasil perpotongan medan jarak dari ketiga satelit menunjukkan posisi pengamat. Penguncian sinyal satelit yang keempat membuat pesawat penerima GPS dapat menghitung posisi ketinggian titik tersebut terhadap muka laut rata-rata (Mean Sea /Level) atau disebut 3D fix dan keadaan ini yang ideal untuk melakukan navigasi. Ilustrasi triangulasi yang dilakukan oleh tiga satelit yang berbeda ditunjukkan pada Gambar 2.7.

29 18 Gambar 2.7 Triangulasi tiga satelit GPS 2.3 SISTEM KOORDINAT GEOGRAFIS [6] Sistem koordinat geografis merupakan versi dari koordinat bola yang memungkinkan penentuan lokasi pada Bumi berdasarkan lintang dan bujur lebih mudah. Sistem koordinat geografis merupakan sistem koordinat geosentrik dimana menggunakan titik pusat Bumi sebagai titik acuan. Ilustrasi Komponen-komponen yang membentuk sistim koordinat geografis ditunjukkan pada Gambar 2.8.

30 19 Gambar 2.8 Komponen pembentuk sistem koordinat geografis Lintang Lintang adalah sudut dari sebuah titik di permukaan Bumi terhadap bidang equatorial dengan acuan titik tengah Bumi. Garis yang menghubungkan titik-titik yang memiliki sudut yang sama terhadap Equator disebut garis lintang. Kutub utara adalah lintang 90 N, kutub selatan adalah lintang 90 S dan lintang 0 ditandai sebagai Equator. Equator adalah garis fundamental dari semua sistem koordinat geografis. Equator membagi bola Bumi menjadi dua bagian yaitu bagian utara dan bagian selatan. Ilustrasi lintang dan bujur pada Bumi digambarkan pada Gambar 2.9.

31 20 Gambar 2.9 Lintang dan bujur pada Bumi Bujur Bujur adalah sudut timur atau barat dari garis yang menghubungkan titik tengah kedua kutub Bumi. Garis yang menghubungkan titik-titik yang memiliki sudut posisi barat atau timur yang sama disebut garis bujur (meridian). Semua garis masingmasing tidak sejajar dan berupa setengah putaran, tapi masing-masing mereka bertemu di kutub utara dan selatan. Garis yang melewati Royal Observatory, Greenwich (dekat London dalam Negara Inggris) dipilih sebagai referensi titik bujur 0 yang dikenal sebagai Prime meridian. Tempat yang disebut belahan bumi bagian timur adalah disebelah timurnya, sedangkan tempat yang disebut belahan bumi bagian barat adalah bagian baratnya.

32 Ekspresi Lintang dan Bujur dalam Satuan Linier Pada permukaan laut satu detik lintang dihitung sebesar 30,82 m, satu menit lintang dihitung sebesar m, dan satu derajat lintang dihitung sebesar 110,9 km. Sedangkan, pada permukaan laut satu detik bujur dihitung sebesar 30,92 m, satu menit bujur dihitung sebesar m, dan satu derajat bujur dihitung sebesar 111,3 km. persamaan: Ketentuan diatas didasarkan dari perhitungan dengan menggunakan o cos 180 ( ) M r (2.1) a cos( ) + b sin( ) ( acos( )) 2 + ( bcos( )) 2 cos( ) o 180 (2.2) Persamaan (2.1) diatas digunakan untuk menghitung satu derajat lintang dan persamaan (2.2) diatas digunakan untuk menghitung satu derajat bujur. Dengan adalah sudut lintang atau bujur yang ingin ditentukan dalam satuan meter. M r adalah jari-jari equator (dalam hal ini m), sedangkan a dan b (dalam hal ini) masing-masing m dan ,3 m.

33 VEKTOR[4] Dalam bidang fisika, dikenal dua macam besaran. Kedua besaran ini adalah besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar adalah suatu besaran yang hanya mempunyai nilai saja, tetapi tidak mempunyai arah. Sedangkan besaran vektor adalah suatu besaran yang mempunyai nilai sekaligus arah. Berdasarkan tinjauan bidang kajian geometri, secara umum suatu besaran vektor dapat digambarkan dengan menggunakan ruas garis berarah. Seperti yang diilustrasikan pada Gambar 2.10 dibawah ini. 1 satuan a A 45 o Sumbu X positif Gambar 2.10 Vektor sebagai ruas garis berarah Misalkan A adalah sebuah titik dibidang dengan koordinat (x,y). Dari pusat koordinat kartesius (0,0) ke titik A dapat ditarik garis berarah a membentuk vektor yang memiliki komponen x ( a x ) dan komponen y ( a y ) yang lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.11.

34 23 y a a y x a x Gambar 2.11 Komponen vektor pada bidang Komponen-komponen x dan y dari vektor a dapat digunakan untuk mencari panjang vektor ( a ) dan arah vektor ( ) dengan menggunakan persamaan dibawah ini. 2 2 a = a x + a y 2 (2.3) a y tan = (2.4) ax

35 BAB 3 PERANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT 3.1 ARSITEKTUR SISTEM UMUM Arsitektur sistem secara umum digambarkan pada Gambar 3.1 dibawah ini. GPS ( posisi motor ) µc LCD -Sudut -jarak Lintang dan bujur target Keypad Gambar 3.1 Arsitektur sistem umum 3.2 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Subsistem perangkat keras terdiri dari: Mikrokontroler sebagai pengolah data dan penyimpanan data lokasi. Modul GPS sebagai sumber informasi lokasi. Keypad untuk memasukkan data lokasi target. LCD untuk menampilkan selisih sudut dan jarak. 24

36 Perancangan Power Suplay Modul SIM508 dan mikrokontroler membutuhkan suplay 5V. Keduanya akan dipasang pada sepeda motor yang memiliki tegangan aki sebesar 12V. Oleh karena itu, dibutuhkan rangkaian yang dapat menurunkan tegangan dari 12V menjadi 5V. Skema rangkaian power suplay dapat dilihat pada Gambar 3.2 dibawah ini. Gambar 3.2 Skema rangkaian power suplay Perancangan Sistem Minimum ATmega 32 + LCD Sistem minimum mikrokontroler berfungsi sebagai media interface dengan unit IO (input/output) dan GPS. Rangkaian ini dilengkapi dengan ISP Flash Programming yang berfungsi untuk menuliskan program yang diinginkan ke dalam mikrokontroler. Selain itu, rangkaian sistem minimum ini juga ditambahkan rangkaian LCD pada port C, yaitu; Enable di port C.2, Rs di port C.0, DB7 di port C.7, DB6 di port C.6, DB5 di port C.5, dan DB4 di port C.4. Untuk keypad 25

37 membutuhkan 8 pin yang dipasang pada port A. Skema rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATmega 32 + LCD dapat dilihat pada Gambar 3.3. Gambar 3.3 Skema sistem minimum ATmega 32 + LCD Perancangan Antarmuka SIM508 [7] Dimensi dari SIM508 adalah 55 mm x 34 mm x 2.9 mm. Ukuran yang kecil ini memiliki konsekuensi pada sambungan interface-nya yang berukuran sangat kecil berupa konektor 80 pin dengan dimensi sekitar 24 mm x 0.5 mm. Letak dan bentuk fisik konektor 80 pin pada SIM508 dapat dilihat pada Gambar

38 Gambar 3.4 Bentuk fisik dan letak konektor 80 pin pada SIM508 Antarmuka modul SIM508 dibutuhkan karena modul yang digunakan belum memiliki antarmuka langsung seperti port-port terbuka yang siap hubung, kecuali port sambungan antena. Port-port yang belum memiliki antar muka langsung seperti port suplay, port komunikasi serial, dan port-port lainnya masih terintegrasi pada konektor 80. Untuk itu, Penulis membutuhkan suatu antarmuka yang dapat mengeluarkan port-port pada modul SIM508, khususnya yang dibutuhkan untuk mengaktifkan fungsi GPS. Port-port yang digunakan untuk mengaktifkan fungsi GPS, yaitu: GPS_VCC sebagai input suplay ke GPS, GND sebagai ground, GPS_VRTC sebagai back up RTC dan SRAM, GPS_VANT sebagai input tegangan eksternal untuk fungsi antena aktif, GPS_VCC_RF sebagai output untuk antena aktif tipe 3 V. 27

39 Skema antarmuka SIM508 dapat dilihat pada Gambar 3.5. Gambar 3.5 Skema antarmuka SIM508 28

40 3.3 PERANCANGAN PROGRAM Flowchart Sistem Gambar 3.6 Flowchart sistem 29

41 3.3.2 Perancangan Program Ambil Data GPS Gambar 3.7. Gambar hasil keluaran data GPS pada hypertherminal dapat dilihat pada Gambar 3.7 Hasil keluaran GPS pada hypertherminal[8] Data keluaran yang digunakan adalah format data NMEA 0183 berbentuk kalimat (string) yang merupakan rangkaian karakter ASCII 8 bit. Setiap kalimat pesan diawali dengan satu karakter '$', dua karakter Talker ID (dalam hal ini hanya ada GP ), tiga karakter Sentence ID (dalam hal ini GSA, RMC, GGA, GSV), dan diikuti oleh data fields yang masing-masing dipisahkan oleh koma serta diakhiri oleh optional cheksum dan karakter cariage return/line feed (CR/LF) [8]. 30

42 Kalimat Pesan yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah kalimat pesan GPRMC. Pada intinya kalimat pesan memiliki isi yang sama, yang membedakan hanya urutan data-data fields dan data-data tambahan yang ditampilkan. Contoh kalimat pesan GPRMC yaitu: $GPRMC,180432,A, ,N, ,W,000.04,181.9,131000,1.8,W,D*25 Gambar 3.8. Kalimat pesan GPRMC terdiri dari data-data fields yang dijelaskan pada Gambar 3.8 Penjelasan data field pada kalimat pesan GPRMC[8] Mengacu dari gambar diatas, maka cara pengambilan data GPS dilakukan dengan menunggu karakter $ yang kemudian dicocokkan dengan keluaran data yang diinginkan. Pada proyek akhir ini format yang digunakan adalah keluaran GPS dengan format $GPRMC, maka setelah dikenali karakter $ maka dicek apakah string yang menyertainya adalah GPRMC atau bukan maka diulang sampai 31

43 mendapatkan string GPRMC jika ya maka data GPS yang menyertainya diambil oleh mikrokontroler untuk dilakukan proses seleksi selanjutnya. Data dari format NMEA dapat dengan mudah dibagi menjadi beberapa bagian array karena masing-masing data dipisahkan oleh tanda koma. Dengan menjadikan tanda koma sebagai acuan, data yang diperlukan dapat diseleksi dan diambil. Dari sekian data fields yang disediakan hanya akan diambil data lintang dan bujurnya saja. Data lintang dan bujur pada NMEA 0183 masih berformat ddmm.mm, sehingga perlu dilakukan pengubahan format menjadi dd.dddddd. Hal ini penulis lakukan untuk memudahkan dalam perhitungan jarak dan sudut nantinya Perancangan Program Memasukkan dan Memanggil Data Target Pada sistem yang dibuat akan ditambahkan fasilitas untuk memasukkan dan memanggil data target pada memori EEPROM ATmega 32 yang digunakan. Memori dipersiapkan untuk menyimpan lintang dan bujur suatu target. Lokasi memori yang akan dibuat berjumlah 9 lokasi yang dibedakan dengan angka dari 1 sampai 9. Data target yang akan dimasukkan berupa lintang dan bujur dengan format dd.dddddd yang memungkinkan penggunaan string. sebagai penunjuk desimal. Lintang dan bujur yang dimasukkan juga tidak menggunakan arah barat atau timur untuk bujur dan arah utara atau selatan untuk lintang, sehingga memungkinkan nilai yang dimasukkan akan berupa nilai negatif dengan menggunakan tanda - didepannya. Pada keypad membran 4x4 yang akan digunakan tidak tersedia tombol titik dan minus sehingga dilakukan pengubahan pengidentifikasian string pada 32

44 program yang dibuat yaitu tombol # menjadi string - pada program dan tombol * menjadi string. pada program. Sehingga ketika tombol # yang ditekan, yang akan terbaca pada program adalah string - dan ketika tombol * yang ditekan, yang akan terbaca pada program adalah string Perancangan Program Analisa Jarak dan Sudut Ilustrasi perancangan analisa vektor pada sistem digambarkan pada Gambar 3.9 dibawah ini. R Gambar 3.9 Ilustrasi perancangan analisa jarak dan sudut Dalam perhitungan jarak digunakan persamaan (3.1), yaitu: R = ( y x y1) + ( x 2 1) (3.1) 33

45 Sebelum melakukan perhitungan jarak, nilai lintang dan bujur dirubah kedalam meter (satuan panjang yang umum). Dalam konversi dari derajat menjadi meter digunakan koreksi dari literatur yaitu bahwa 1 derajat lintang adalah sejauh km sedangkan untuk 1 derajat bujur adalah sejauh km.[11] (3.4), yaitu: Sedangkan, untuk menghitung sudut digunakan persamaan (3.2), (3.3), dan = arctan y x 2 2 y x 1 1 (3.2) y t = arctan x t t y x 2 2 (3.3) Sudut yang digunakan untuk penentuan target adalah hasil selisih dari persaman (3.2) dengan (3.3), seperti pada persamaan (3.4) dibawah ini. = t (3.4) 34

46 35 BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 PENGUJIAN AMBIL DATA GPS Untuk membuktikan algoritma yang telah dirancang untuk menseleksi data keluaran NMEA 0183 sehingga hanya didapatkan nilai lintang dan bujur, maka dilakukan pengujian diluar ruangan dengan menggunakan LCD. Instalasi pengujian ambil data GPS ditunjukkan pada Gambar 4.1 dibawah ini. SIM 508 (modul GPS) Mikrokontroler ATmega32 LCD Aki PS 5V Gambar 4.1 Instalasi pengujian ambil data GPS Pada pengujian ini, penulis berhasil memecah data yang beragam pada format NMEA 0183 untuk menyeleksi dan mengampilkan nilai lintang dan bujur pada LCD.

47 36 Pada pengujian ini penulis mengalami kendala pada penentuan array berdasarkan perencanaan pada Bab sebelumnya. Pada perancangan, Gambar 3.8 memperlihatkan bahwa data GPS untuk lintang dan bujur yaitu berturut-turut pada array ke-3 dan ke-5. Akan tetapi, ketika dicoba pada program yang dibuat, data yang keluar tidak seharusnya (bukan data lintang dan bujur). Data yang keluar adalah data yang berada pada array ke-2 dan ke- 4. Penulis berkesimpulan bahwa data dihitung dari string GPRMC yang menyertai data GPS sebenarnya. dengan kata lain string GPRMC dihitung sebagai array pertama. Ketika penulis coba mengganti dengan array ke-4 dan ke-6 didapat data lintang dan bujur sesuai dengan yang diinginkan. Pada pengujian ini menggunakan LCD sebagai display dan aki sebagai sumber dayanya, sehingga alat yang dibangun dapat dibawa ke luar ruangan. Data yang dimunculkan adalah berupa latitude (lintang) dan longitude (bujur). Contoh data yang terlihat di LCD dapat dilihat pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 Tampilan LCD pada pengambilan data GPS Pengujian dilakukan di dalam wilayah Kampus Baru UI Depok yang letak titik-titiknya digambarkan pada Gambar 4.3.

48 37 Gambar 4.3 Titik-titik pengambilan data [9] Nilai posisi (lintang dan bujur) titik-titik pada gambar diatas diambil dengan menggunakan alat yang dibangun maupun dengan menggunakan situs wikimapia. Kedua metode pengambilan data ini dimaksudkan untuk membandingkan data yang diambil dilapangan dengan data yang diambil melalui situs wikimapia. Pada Tabel 4.1 dijabarkan perbandingan data yang didapat melalui alat yang dibangun dengan data yang didapat melalui wikimapia. Selain itu, pada Tabel 4.1 juga di hitung selisih antara data lintang dan bujur pada setiap titik antara data yang diambil dari situs wikimapia dengan data yang diambil dilapangan, sehingga dapat ditarik kesimpulan adanya pergeseran data lokasi antara data yang diambil dari situs wikimapia dengan data yang diambil dilapangan.

49 38 Tabel 4.1 Perbandingan data antara data yang didapat dengan data dari situs wikimapia No. Dari situs wikimapia Data yang didapat Selisih (m) lintang bujur lintang bujur lintang Bujur 1-6, , , , ,55 2,06 2-6, , , , ,04-1,81 3-6, , , , ,80 7,82 4-6, , , , ,92 4,93 5-6, , , , ,45-4,35 6-6, , , , ,72 5,82 7-6, , , , ,01-3,46 8-6, , , , ,09 0,03 9-6, , , , ,15 7, , , , , ,51-5,72 4 Lintang (m) Bujur (m) Gambar 4.4 Plot selisih data antara data yang didapat dengan data dari situs wikimapia Dari kesepuluh titik diatas pada pengambilan data yang dilakukan yang memiliki akurasi yang paling rendah yaitu pada titik ke-3 dan ke-9. Pada titik di depan gedung balairung ini didapat nilai yang kurang baik dimana lintang yang

50 39 didapat bergeser sejauh 3 m dan bujurnya bergeser sejauh 7 m. Padahal, pada titik tersebut (lihat pada Gambar 4.3) tidak tertutup atap Balairung atau tidak terlalu banyak pepohonan yang lebat disekitarnya (jika dibandingkan dengan titik 3) yang dapat menghambat sinyal GPS jatuh pada antena penerima GPS. Sedangkan pada titik 3 lintang bergeser sejauh 7 m. Angka yang tertera pada hasil pembuatan hadware tersebut tidak dapat dianalisa menjadi perbagian kesalahan. Akan tetapi, eror yang didapat merupakan suatu sistem eror (kesalahan sistem). Berikut penjelasan eror-eror yang mungkin pada penentuan lokasi dengan menggunakan GPS. Sinyal GPS dalam perjalanannya dari satelit ke pengamat di permukaan Bumi harus melalui medium-medium ionosfer dan troposfer, dimana dalam kedua lapisan tersebut sinyal GPS akan mengalami refraksi dan sintilasi (scintillation) di dalamnya, serta pelemahan (atmospheric attenuation) dalam lapisan troposfer [1]. Disamping itu, sinyal GPS juga dapat dipantulkan oleh benda-benda di sekitar pengamat sehingga dapat menyebabkan terjadinya multipath, yaitu fenomena dimana sinyal GPS yang diterima oleh antena adalah resultan dari sinyal langsung dan sinyal pantulan, yang akan menyebabkan data akan bergeser cukup jauh (akurasinya jauh berkurang). Kesalahan lain seperti kesalahan orbit dan waktu, akan menyebabkan kesalahan pada jarak ukuran dengan GPS (pseudorange serta jarak fase) [1], sehingga harus diperhitungkan dalam pemrosesan sinyal GPS untuk keperluan penentuan posisi ataupun parameter lainnya.

51 40 Ketelitian posisi yang didapatkan juga dapat dipengaruhi dari: metode penentuan posisi yang digunakan, geometri dan distribusi dari satelit-satelit yang diamati (jumlah satelit, lokasi dan distribusi satelit, lama pengamatan), ketelitian data yang digunakan, dan strategi/metode pengolahan data yang diterapkan (real time dan post processing), strategi eliminasi dan pengkoreksian kesalahan dan bias, metode estimasi yang digunakan, pemrosesan baseline dan perataan jaringan, kontrol kualitas)[1]. 4.2 PENGUJIAN MEMASUKKAN DAN MEMANGGIL DATA DI EEPROM Instalasi pengujian keypad untuk memasukkan dan memanggil data di EEPROM ditunjukkan pada Gambar 4.4 dibawah ini. Keypad Mikrokontroler ATmega 32 LCD PS 5V Gambar 4.5 Instalasi pengujian EEPROM Pada pengujian ini data lintang dan bujur target dimasukkan melalui keypad untuk kemudian dilakukan pemanggilan data dari data yang tersimpan. Data disimpan

52 41 sesuai dengan lokasi yang dipilih sebelumnya (dari 1 9). Kemudian, dilakukan pemanggilan data dengan lokasi yang sama dan dibuktikan apakah data tersebut dapat dipanggil kembali atau tidak. Ternyata data dapat dipanggil sesuai dengan lokasi penyimpanan data tersebut. Tampilan LCD memasukkan dan memanggil data EEPROM dapat dilihat pada Gambar 4.5. Selain 1 dan 2 Input keypad 1 Input keypad 2 (1-9) misalkan 1 (1-9) misalkan 1 misalkan Ke Sub Program Ambil Data GPS misalkan Gambar 4.6 Tampilan LCD ketika memasukkan dan memanggil data EEPROM

53 42 Pengujian juga dilakukan dengan sebelumnya memutus suplay mikrokontroler, untuk membuktikan data yang tersimpan terhapus atau tidak ketika suplay diputus. Pada pengujian ini didapatkan bahwa data yang tersimpan tidak terhapus ketika dilakukan pemutusan suplay sebelumnya. Dengan kata lain, penyimpanan data lokasi pada EEPROM dan pengambilan data dari EEPROM berhasil dilakukan. Kelemahan dari proses yang dibuat ini adalah tidak adanya fasilitas untuk menghapus karakter apabila terjadi kesalahan penulisan data melalui keypad. Ketika terjadi kesalahan dalam penulisan, hal yang dapat dilakukan adalah dengan me-reset mikrokontroler dan mengulang penulisan dari awal. Pada keypad yang digunakan tidak terdapat karakter untuk. sebagai tanda koma dan - sebagai tanda minus. Sehingga dilakukan penggantian dari karakter * menjadi karakter. dan mengganti karakter # menjadi karakter -. Penggantian program pengidentifikasian string dari masing-masing karakter berhasil dilakukan. 4.3 PENGUJIAN RUMUS MENGHITUNG JARAK DAN SUDUT Pada pengujian ini dilakukan perbandingan hasil yang didapat dari perhitungan dengan hasil pengambilan titik pada situs wikimapia. Data yang diambil dari wikimapia adalah lokasi sekitar rektorat. Dalam hal ini, diambil 4 lokasi pergerakan dan target pada gedung rektorat, sehingga terbentuk tiga sudut perpotongan antara arah pergerakan dan arah ke target yang digambarkan pada Gambar 4.7.

54 43 " " " Gambar 4.7 Sudut yang dibentuk dari vektor pergerakan[9] Dari gambar tersebut dilakukan penarikan garis berarah antara titik-titik yang diambil. Vektor pergerakan didapat dengan menghubungkan dengan titik-titik pergerakan yang saling berdekatan. Sehingga dari keempat titik dapat dibuat 3 vektor perpindahan dengan satu titik dianggap sebagai titik awal akan bergerak. Selain vektor pergerakan, pada pengujian ini juga didapatkan vektor titik pergerakan terhadap target (dalam hal ini rektorat). Dari kedua vektor yang didapat dapat dicari besar sudut dari kedua vektor tersebut, sudut ini merupakan sudut yang dicari sebagai sudut titik pergerakan terhadap target. Pengujian dilakukan dengan mengukur sudut-sudut yang terbentuk dengan menggunakan cara yang berbeda, yaitu dengan menggunakan busur dan dengan menggunakan perhitungan rumus. Dalam perhitungan didapatkan nilai yang hampir

55 44 sama dengan pengukuran menggunakan busur. Dengan kata lain analisa yang digunakan sesuai untuk digunakan dalam kasus ini. Rincian hasil perhitungannya, yaitu: Tabel 4.2 Perhitungan rumus sudut dan jarak dengan Excel Target lokasi 1 lokasi 2 lokasi 3 lokasi 4 y -6, , , , , x 106, , , , , Selisih y thdp ttk sblm -0, , , Selisih x thdp ttk sblm 0, , , R thdp ttk sblm 24, , , Sudut -60, , , Selisih y thdp ttk target 5,3E-06 0, , Selisih x thdp ttk target 0, , , R thdp ttk target 236, , , Sudut 0, , , Selisih sudut -60, , , PENGUJIAN SISTEM ALAT SECARA KESELURUHAN Setelah dilakukan pengujian pada bagian subsistem, maka perlu dilakukan pengujian sistem secara keseluruhan. Instalasi pengujian sistem alat secara keseluruhan ditunjukkan pada Gambar 4.7. Sedangkan tampilan LCD untuk subprogram perhitungan jarak dan sudut diilustrasikan pada Gambar 4.9. Gambar 4.9 merupakan kelanjutan dari subprogram memasukkan dan memanggil data EEPROM yang diilustrasikan pada Gambar 4.6.

56 45 SIM 508 (modul GPS) Mikrokontroler ATmega32 LCD Keypad Aki PS 5V Gambar 4.8 Instalasi pengujian alat secara keseluruhan Dari sub program memasukkan dan memanggil data di EEPROM R =? R > 10m R < 10m Gambar 4.9 Tampilan LCD untuk sub program perhitungan arah dan jarak Pengujian dilakukan langsung untuk pencarian lokasi suatu titik (tempat atau gedung) yang informasi koordinatnya (lintang dan bujur) diambil dari situs wikimapia dan disimpan kedalam mikrokontroler melalui keypad. Seseorang dibekali

57 46 sistem yang dibangun untuk mencari lokasi tersebut tanpa tahu sebelumnya dimana lokasi atau nama tempat titik tersebut. Kemungkinan yang mungkin terjadi adalah sampai atau tersesat. Pengujian ini telah berhasil dilakukan dengan menggunakan target rektorat dan penguji berhasil sampai dan menebak gedung yang dituju, yaitu rektorat. Kelemahan dari alat yang dibangun adalah akurasi yang kurang baik. Akurasi dari alat yang dibuat didasarkan dari tipe GPS yang digunakan dalam sistem ini, yaitu tipe navigasi sipil dimana ketelitian posisinya menurut datasheet yaitu 5-10 m, berbeda dengan tipe navigasi militer yang memiliki ketelitian posisi dalam rentang 3-5 m. Lain lagi dengan tipe navigasi pemetaan yang sampai 1 m dan tipe geodetik yang sampai orde mm. Ketelitian dari masing-masing alat berbanding lurus dengan harga dimana dengan harga yang minim akurasi yang didapat juga semakin kecil [1]. Menurut hemat penulis, orde yang paling baik digunakan untuk pencarian gedung yaitu orde 1-2 m. Walaupun, dengan tipe receiver yang ada sekarang tidak terlalu buruk, karena batasan pada sistem yang dibangun dibatasi untuk pencarian target berupa gedung atau suatu tempat, yang mana rata-rata luas bangunan diatas 10 x 10 m. Selain dari akurasi receiver GPS yang rendah, pembatasan alat yang dibangun untuk pencarian gedung juga dipertimbangkan dari skala maksimum yang dapat ditinjau dari situs wikimapia yaitu sekitar 1 : 20 m. Pada skala ini 1 cm pada peta yang terlihat di situs wikimapia akan berarti pada kondisi nyata adalah 20 m. Sehingga sangat sulit untuk mendapatkan nilai dala orde 1-2 m. Dari pembahasan

58 47 diatas disimpulkan bahwa sistem ini memungkinkan pencarian gedung dan tempat yang luas dengan luas diatas 10 m 2. Dari alat yang dibangun juga dimungkinkan terjadinya cycle slips, karena alat yang dibangun ditempatkan pada kendaraan yang bergerak (sepeda motor) [1]. Hal ini disebabkan oleh ketidak-kontinyuan dalam jumlah penerimaan gelombang penuh dari suatu fase gelombang. Hal tersebut dapat mengganggu perhitungan yang telah dibuat pada mikrokontroler untuk menghitung jarak dan sudut yang dibentuk dari 2 titik, karena perhitungan dilakukan terhadap dua titik, yaitu suatu titik dengan titik sebelumnya. Pada pengujian sudut yang dibentuk ketika dalam perjalanan, data yang didapat cukup baik. Akan tetapi, teramati adanya kesalahan ketika sedang dalam kondisi berbelok. Data yang baik digunakan dalam sistem ini adalah ketika kendaraan dalam keadaan lurus (tidak berbelok), karena data yang dimunculkan merupakan data perhitungan suatu titik dengan titik sebelumnya. Dengan kata lain, dari ketika pengambilan data sampai dimunculkan pada LCD ada jeda waktu yang tidak dapat diabaikan. Hal tersebut dapat dikoreksi dari sisi si pengguna, dengan memberikan pengertian bahwa sudut atau jarak yang dibentuk pada saat tertentu merupakan hasil dari perhitungan data sebelumnya.

59 HASIL PEMBUATAN ALAT Gambar 4.10 Sistem GPS yang digunakan pada saat pengujian Gambar 4.11 Letak pemasangan LCD

60 BAB 5 PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Dari hasil pengujian dikaitkan dengan permasalahan dan tujuan yang dilakukan secara umum, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Penentuan arah tanpa menggunakan kompas (hanya dengan GPS) berhasil dilakukan dengan menggunakan analisis vektor, hanya ketika bergerak. Sistem yang dibuat mampu menunjukkan posisi target berupa gedung. Ketelitian sistem yang dibuat sekitar m. 5.2 SARAN Menggunakan modul GPS yang memiliki keakuratan yang lebih tinggi. Ditambahan Kompas Magnetik yang dapat memberikan informasi arah walaupun dalam keadaan diam. Ditambahkan GSM/GPRS sebagai komunikasi data yang dapat digunakan untuk keperluan pengiriman data lokasi dari dan ke server. 48

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mikrokontroler ATmega8535 Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR (Alf and Vegard s Risc Processor) yang diproduksi oleh Atmel Corporation.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system.

BAB II LANDASAN TEORI. pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system. BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori sangat membantu untuk dapat memahami suatu sistem. Selain dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu system. Dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 GPS GPS adalah singkatan dari Global Positioning System yang merupakan sistem untuk menentukan posisi dan navigasi secara global dengan menggunakan satelit. Sistem yang pertama

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535 RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535 Masriadi dan Frida Agung Rakhmadi Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Jl. Marsda

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN

BAB III RANCANG BANGUN BAB III RANCANG BANGUN 3.1 PRINSIP KERJA SISTEM Prinsip kerja sistem secara keseluruhan dimulai dari menempatkan sistem penerimaan GPS pada suatu tempat dan menunggu sampai GPS menerima data dengan baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hidroponik Hidroponik merupakan pertanian masa depan sebab hidroponik dapat diusahakan di berbagai tempat, baik di desa, di kota maupun di lahan terbuka, atau di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang GPS(Global Positioning System) adalah sebuah sistem navigasi berbasiskan radio yang menyediakan informasi koordinat posisi, kecepatan, dan waktu kepada pengguna di

Lebih terperinci

Sebuah modem GSM mendefinisikan sebuah antarmuka yang. memungkinkan aplikasi komputer atau peralatan lain untuk mengirim dan

Sebuah modem GSM mendefinisikan sebuah antarmuka yang. memungkinkan aplikasi komputer atau peralatan lain untuk mengirim dan 19 Sebuah modem GSM mendefinisikan sebuah antarmuka yang memungkinkan aplikasi komputer atau peralatan lain untuk mengirim dan mengirim pesan melalui interface modem. Agar dapat melaksanakan tugas ini,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Dasar Perancangan Sistem Perangkat keras yang akan dibangun adalah suatu aplikasi mikrokontroler untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Bab ini akan menjelaskan tentang perancangan, gambaran sistem serta realisasi perangkat keras maupun perangkat lunak yang digunakan pada tongkat tunanetra. 3.1. Gambaran Alat Alat

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia

MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Egi Jul Kurnia Mikrokontroler Mikrokontroler adalah sistem komputer yang dikemas dalam sebuah IC. IC tersebut mengandung semua komponen pembentuk komputer seperti CPU,

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

B A B IV HASIL DAN ANALISIS

B A B IV HASIL DAN ANALISIS B A B IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Output Sistem Setelah sistem ini dinyalakan, maka sistem ini akan terus menerus bekerja secara otomatis untuk mendapatkan hasil berupa karakteristik dari lapisan troposfer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem satelit navigasi adalah sistem yang digunakan untuk menentukan posisi di bumi dengan menggunakan teknologi satelit. Sistem ini memungkinkan sebuah alat elektronik

Lebih terperinci

Aplikasi Modul SD Card untuk Akuisisi Data GPS EM-410. Disusun Oleh : Nama : An Lie Nrp :

Aplikasi Modul SD Card untuk Akuisisi Data GPS EM-410. Disusun Oleh : Nama : An Lie Nrp : Aplikasi Modul SD Card untuk Akuisisi Data GPS EM-410 Disusun Oleh : Nama : An Lie Nrp : 0722018 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung, Indonesia. Email

Lebih terperinci

BAB III GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)

BAB III GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) BAB III GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) III. 1 GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) Global Positioning System atau GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit [Abidin, 2007]. Nama

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN

BAB III RANCANG BANGUN BAB III RANCANG BANGUN 3.1 PRINSIP KERJA SISTEM Prinsip kerja sistem secara keseluruhan dimulai dari menempatkan sistem penerimaan GPS pada suatu tempat dan menunggu sampai GPS menerima data dengan baik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5] BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan skripsi yang dibuat. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi adalah suatu sistim yang di ciptakan dan dikembangkan untuk membantu atau mempermudah pekerjaan secara langsung atau pun secara tidak langsung baik kantor,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING POSISI PUSKESMAS KELILING DENGAN MENGGUNAKAN GPS DAN JARINGAN GSM UNTUK APLIKASI TELEMEDIKA

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING POSISI PUSKESMAS KELILING DENGAN MENGGUNAKAN GPS DAN JARINGAN GSM UNTUK APLIKASI TELEMEDIKA RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING POSISI PUSKESMAS KELILING DENGAN MENGGUNAKAN GPS DAN JARINGAN GSM UNTUK APLIKASI TELEMEDIKA 1 Oleh: M. Razaq Jaya Saputra 2205 100 072 Dosen Pembimbing I: Dr. Eko Setijadi,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE)

PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE) PERANCANGAN APLIKASI RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION) DAN MCS-51 UNTUK ADMINISTRASI KESISWAAN (HARDWARE) Toyibin Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl.

Lebih terperinci

PETA TERESTRIAL: PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CB NURUL KHAKHIM

PETA TERESTRIAL: PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CB NURUL KHAKHIM PETA TERESTRIAL: PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CB NURUL KHAKHIM UU no. 4 Tahun 2011 tentang INFORMASI GEOSPASIAL Istilah PETA --- Informasi Geospasial Data Geospasial :

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGONTROL PARTITUR OTOMATIS

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGONTROL PARTITUR OTOMATIS BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGONTROL PARTITUR OTOMATIS Pada BAB II ini akan dibahas gambaran cara kerja sistem dari alat yang dibuat serta komponen-komponen yang digunakan untuk pembentuk sistem. Pada

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat pengukur tinggi bensin pada reservoir SPBU. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

Pemanfaatan Jaringan GPRS untuk Sistem Pemantauan Jarak Jauh Sensor Koordinat Posisi Patok Perbatasan

Pemanfaatan Jaringan GPRS untuk Sistem Pemantauan Jarak Jauh Sensor Koordinat Posisi Patok Perbatasan Pemanfaatan Jaringan GPRS untuk Sistem Pemantauan Jarak Jauh Sensor Koordinat Posisi Patok Perbatasan Octa Heriana 1), Arief Nur Rahman 2), Pamungkas Daud 3) 1) Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh

2. TINJAUAN PUSTAKA. oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh 3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arus Laut dan Metode Pengukurannya Arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dapat disebabkan oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAKSI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman DAFTAR LAMPIRAN... xviii DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika TAKARIR AC (Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya

Lebih terperinci

Kampus PENS-ITS Sukolilo, Surabaya 1 ABSTRAK

Kampus PENS-ITS Sukolilo, Surabaya 1 ABSTRAK Sistem Penentuan Lokasi Kendaraan Menggunakan GPS Dengan Pemanfaatan SMS Sebagai Komunikasi Data Irawan Kholfanani #1, Akhmad Hendriawan -1 #2, Taufiqurrahman,.-2 #3, Eru Puspita -3 #4 # Jurusan Teknik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi

II. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Temperatur dan Kelembaban Temperatur dan kelembaban merupakan aspek yang penting dalam menentukan kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. 1 UMUM Perancangan Mikrokontroler Sebagai Pemroses Data Sistem Informasi Tsunami merupakan suatu sistem yang mampu memberikan informasi secara real time posisi dari buoy

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN...

BAB I. PENDAHULUAN... DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv HALAMAN MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Di era globalisasi ini perkembangan teknologi berkembang begitu pesat seiring dengan kemajuan pola pikir sumber daya manusia yang semakin maju. Keinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat dewasa ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat dewasa ini, Perkembangan teknologi berbasis mikrokontroler terjadi dengan sangat pesat dan cepat. Kemajuan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi 68 BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1. Gambaran Umum Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi perangkat elektronik. Perancangan rangkaian elektronika terdiri

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Nama : Aditya Rangga Yanuardi NIM : Jurusan : Teknik Elektro

TUGAS AKHIR. Nama : Aditya Rangga Yanuardi NIM : Jurusan : Teknik Elektro TUGAS AKHIR Rancang Bangun Sistem Saklar On-Off Peralatan Listrik 220 V Dengan Sistem Timer RTC DS1307 Dengan Mode Everyday Berbasis Mikrokontroler AVR ATmega 8535 Diajukan guna melengkapi sebagian syarat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2006/2007 Analisis dan Perancangan Sistem Terpusat Penentuan Lokasi Keberadaan Ikan dan Penuntun Kapal

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem Penuntun Satpam. diilustrasikan berdasarkan blok diagram sebagai berikut:

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem Penuntun Satpam. diilustrasikan berdasarkan blok diagram sebagai berikut: BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem Penuntun Satpam Perancangan sistem penuntun satpam bagi keamanan gedung ini dapat diilustrasikan berdasarkan blok diagram sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi

Lebih terperinci

PURWA-RUPA PENAMPIL LOKASI MANUSIA MENGGUNAKAN GPS DENGAN KOORDINAT LINTANG-BUJUR

PURWA-RUPA PENAMPIL LOKASI MANUSIA MENGGUNAKAN GPS DENGAN KOORDINAT LINTANG-BUJUR PURWA-RUPA PENAMPIL LOKASI MANUSIA MENGGUNAKAN GPS DENGAN KOORDINAT LINTANG-BUJUR Disusun Oleh : Nama : Eko Kurniawan Gufron Nrp : 0522133 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri,

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN PERANGKAT LUNAK APLIKASI SISTEM PENJEJAKAN POSISI DENGAN GPS MELALUI JARINGAN GSM-CSD BERBASIS VISUAL BASIC TUGAS AKHIR

PEMROGRAMAN PERANGKAT LUNAK APLIKASI SISTEM PENJEJAKAN POSISI DENGAN GPS MELALUI JARINGAN GSM-CSD BERBASIS VISUAL BASIC TUGAS AKHIR PEMROGRAMAN PERANGKAT LUNAK APLIKASI SISTEM PENJEJAKAN POSISI DENGAN GPS MELALUI JARINGAN GSM-CSD BERBASIS VISUAL BASIC TUGAS AKHIR Oleh YULIANTO SETIAWAN 0405230515 TUGAS AKHIR INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI

Lebih terperinci

Prototype Payload Untuk Roket Uji Muatan

Prototype Payload Untuk Roket Uji Muatan Prototype Payload Untuk Roket Uji Muatan Jalimin / 0522122 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jln. Prof. Drg. Surya Sumantri 65, Bandung 40164, Indonesia Email : phaikia_bin@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Papan Penampil Keselamatan Kerja atau Safety Board adalah sebuah

BAB IV PEMBAHASAN. Papan Penampil Keselamatan Kerja atau Safety Board adalah sebuah BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Kerja Safety Board Papan Penampil Keselamatan Kerja atau Safety Board adalah sebuah papan yang digunakan untuk menampilkan data-data terkait informasi keselamatan kerja. Adapun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjadi sumber tegangan arus searah yang bersifat variable. Pengubah daya DC-

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjadi sumber tegangan arus searah yang bersifat variable. Pengubah daya DC- II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengenalan DC Chopper Chopper adalah suatu alat yang mengubah sumber tegangan arus searah tetap menjadi sumber tegangan arus searah yang bersifat variable. Pengubah daya DC- DC

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

AKUISISI DATA GPS UNTUK PEMANTAUAN JARINGAN GSM

AKUISISI DATA GPS UNTUK PEMANTAUAN JARINGAN GSM AKUISISI DATA GPS UNTUK PEMANTAUAN JARINGAN GSM Dandy Firdaus 1, Damar Widjaja 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Kampus III, Paingan, Maguwoharjo, Depok,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

Jawaban Ujian Tengah Semester EL3096 Sistem Mikroprosesor & Lab

Jawaban Ujian Tengah Semester EL3096 Sistem Mikroprosesor & Lab Jawaban Ujian Tengah Semester EL3096 Sistem Mikroprosesor & Lab Selasa 18 Oktober 2011; 09:00 WIB ; Dosen: Waskita Adijarto, Pranoto Hidaya Rusmin 1 Sistem Mikroprosesor Diketahui sebuah sistem mikroprosesor

Lebih terperinci

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat BAB III STUDI KOMPONEN Bab ini menjelaskan mengenai komponen apa saja yang digunakan dalam tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 3.1 Mikrokontroler Perancangan sistem

Lebih terperinci

SISTEM PELACAKAN KEBERADAAN LOKASI KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 MELALUI LAYANAN SMS. Disusun Oleh : Nama : Indra Pratama Nrp :

SISTEM PELACAKAN KEBERADAAN LOKASI KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 MELALUI LAYANAN SMS. Disusun Oleh : Nama : Indra Pratama Nrp : SISTEM PELACAKAN KEBERADAAN LOKASI KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 MELALUI LAYANAN SMS Disusun Oleh : Nama : Indra Pratama Nrp : 0522033 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem BAB III PERANCANGAN 3.1 Prnsip Kerja Sistem Sistem yang akan dibangun, secara garis besar terdiri dari sub-sub sistem yang dikelompokan ke dalam blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Sistem sensor infra merah terdiri dari LED infra merah dan fotodioda. Fotodioda merupakan detektor cahaya infra merah yang dibantu penguat transistor. Dalam perancangan ini digunakan untuk mendeteksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam bidang elektronika dan instrumentasi. Mikrokontroler AVR ini memiliki arsitektur

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI PENGIRIMAN DATA POSISI QUADCOPTER DENGAN GPS KE GROUND STATION

DESAIN DAN IMPLEMENTASI PENGIRIMAN DATA POSISI QUADCOPTER DENGAN GPS KE GROUND STATION DESAIN DAN IMPLEMENTASI PENGIRIMAN DATA POSISI QUADCOPTER DENGAN GPS KE GROUND STATION Design and Implementation of Transmitting Quadcopter Position Data With GPS To Ground Station TUGAS AKHIR untuk memenuhi

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Loger. Pemasangan e-logbook dilakukan di kapal pada saat kapal sedang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Loger. Pemasangan e-logbook dilakukan di kapal pada saat kapal sedang 29 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemasangan Alat E-Logbook di Lapangan Pemasangan alat e-logbook dimulai dengan menyambungkan GPS Map Garmin 585 yang sudah tersambung transduser dan antena GPS dengan INOS-

Lebih terperinci

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki

Lebih terperinci

DT-51 Application Note

DT-51 Application Note DT-51 Application te AN92 GPS Navigator Oleh: Tim IE GPS atau Global Positioning System telah lama digunakan oleh pihak militer sebagai alat navigasi pasukan, pesawat tempur, dan lain-lain. Saat ini GPS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Medan Magnet Medan Magnet, dalam ilmu Fisika, adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik

Lebih terperinci

SKRIPSI PROTOTYPE PENENTUAN LETAK DAN JARAK SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM)

SKRIPSI PROTOTYPE PENENTUAN LETAK DAN JARAK SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) SKRIPSI PROTOTYPE PENENTUAN LETAK DAN JARAK SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Prinsip Kerja GPS (Sumber :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Prinsip Kerja GPS (Sumber : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi GPS GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat dengan bantuan penyelarasan

Lebih terperinci

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8 SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8 I Nyoman Benny Rismawan 1, Cok Gede Indra Partha 2, Yoga Divayana 3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum AVR USB Sistem minimum ATMega 8535 yang didesain sesederhana mungkin yang memudahkan dalam belajar mikrokontroller AVR tipe 8535, dilengkapi internal downloader

Lebih terperinci

Rancangan Sistem Autofeeder Ikan pada Aquarium Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535

Rancangan Sistem Autofeeder Ikan pada Aquarium Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Rancangan Sistem Autofeeder Ikan pada Aquarium Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Dedi Satria Teknik Informatika Universitas Serambi Mekkah dedisatria@serambimekkah.ac.id ABSTRAK Kajian sistem mikrokontroler

Lebih terperinci

SISTEM PENDETEKSI KETINGGIAN MUATAN ROKET BERBASIS MIKROKONTROLER. Gelar Kharisma Rhamdani /

SISTEM PENDETEKSI KETINGGIAN MUATAN ROKET BERBASIS MIKROKONTROLER. Gelar Kharisma Rhamdani / SISTEM PENDETEKSI KETINGGIAN MUATAN ROKET BERBASIS MIKROKONTROLER Gelar Kharisma Rhamdani / 0522092 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jln. Prof. Drg. Surya Sumantri 65, Bandung 40164, Indonesia

Lebih terperinci

Interupsi Bagian Memori ROM (Read Only Memory) RAM (Random Access Memory) Komuniksai Serial...

Interupsi Bagian Memori ROM (Read Only Memory) RAM (Random Access Memory) Komuniksai Serial... ABSTRAK Data curah hujan banyak diperlukan di berbagai bidang kehidupan manusia, karena itu sangat diperlukan alat yang berguna untuk mengukur kuantitas curah hujan secara otomatis agar pengukuran curah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. ATMega16

BAB III PERANCANGAN SISTEM. ATMega16 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Parancangan Sistem Blok diagram dari sistem yang dibuat pada perancangan Tugas Akhir ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian pengirim dan bagian penerima pada komputer

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol BAB II DASAR TEORI 2.1 Ethanol Ethanol yang kita kenal dengan sebutan alkohol adalah hasil fermentasi dari tetes tebu. Dari proses fermentasi akan menghasilkan ethanol dengan kadar 11 12 %. Dan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

PENGANTAR MIKROKOMPUTER PAPAN TUNGGAL (SINGLE CHIP) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA UNY

PENGANTAR MIKROKOMPUTER PAPAN TUNGGAL (SINGLE CHIP) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA UNY PENGANTAR MIKROKOMPUTER PAPAN TUNGGAL (SINGLE CHIP) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id A. Utama Sistem Mikrokomputer Gambar berikut menunjukkan 5 (lima) unit utama dalam

Lebih terperinci

DT-51 Application Note

DT-51 Application Note DT-51 Application Note AN73 Pengukur Jarak dengan Gelombang Ultrasonik Oleh: Tim IE Aplikasi ini membahas perencanaan dan pembuatan alat untuk mengukur jarak sebuah benda solid dengan cukup presisi dan

Lebih terperinci

PENGONTROL PID BERBASIS PENGONTROL MIKRO UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT BERODA. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik. Universitas Kristen Maranatha

PENGONTROL PID BERBASIS PENGONTROL MIKRO UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT BERODA. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik. Universitas Kristen Maranatha PENGONTROL PID BERBASIS PENGONTROL MIKRO UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT BERODA Hendrik Albert Schweidzer Timisela Jl. Babakan Jeruk Gg. Barokah No. 25, 40164, 081322194212 Email: has_timisela@linuxmail.org Jurusan

Lebih terperinci

APLIKASI DGPS-508 sebagai penanda lokasi kecelakaan kapal (Beacon Locator Position)

APLIKASI DGPS-508 sebagai penanda lokasi kecelakaan kapal (Beacon Locator Position) APLIKASI DGPS-508 sebagai penanda lokasi kecelakaan kapal (Beacon Locator Position) Informasi posisi kapal pada saat terjadi kecelakaan adalah suatu hal yang sangat penting bagi Tim SAR agar dapat segera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita.

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan Indonesia merupakan salah satu kawasan yang memiliki banyak sumber energi alam yang dapat digunakan sebagai energi alternatif untuk pembangkitan energi listrik.

Lebih terperinci

CABLE LAN TESTER DENGAN TAMPILAN LCD TUGAS AKHIR DEMI SYAPUTRI

CABLE LAN TESTER DENGAN TAMPILAN LCD TUGAS AKHIR DEMI SYAPUTRI CABLE LAN TESTER DENGAN TAMPILAN LCD TUGAS AKHIR DEMI SYAPUTRI 052408082 PROGRAM STUDI D3 FISIKA INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR EDHRIWANSYAH NST

TUGAS AKHIR EDHRIWANSYAH NST PERENCANAAN DAN PEMBUATAN KENDALI MOTOR SEBAGAI PENGGERAK PINTU OTOMATIS MASUKAN RFID (RADIO FREQUENCY IDENTIFICATIONS) BERBASIS MIKROKONTROLER AT90S2313 (HARDWARE) TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi

Lebih terperinci

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS PENENTUAN POSISI DENGAN GPS Disampaikan Dalam Acara Workshop Geospasial Untuk Guru Oleh Ir.Endang,M.Pd, Widyaiswara BIG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jln. Raya Jakarta Bogor Km. 46 Cibinong, Bogor 16911

Lebih terperinci

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler BAB II PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F005 2.1 Pengenalan Mikrokontroler Mikroprosesor adalah sebuah proses komputer pada sebuah IC (Intergrated Circuit) yang di dalamnya terdapat aritmatika,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... i ABSTRAKSI... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiv DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... xv BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Seperti yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, pada penelitian ini

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Seperti yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, pada penelitian ini 46 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Seperti yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, pada penelitian ini kami menitikberatkan pada pengunaan GPS sebagai sistem perekam posisi koordinat yang dilalui selama berkendara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER Pada tahap perancangan ini dibagi menjadi 2 tahap perancangan. Tahap pertama adalah perancangan perangkat keras (hardware), yang meliputi rangkaian rangkaian

Lebih terperinci

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS UNTUK SURVEI TERUMBU KARANG. Winardi Puslit Oseanografi - LIPI

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS UNTUK SURVEI TERUMBU KARANG. Winardi Puslit Oseanografi - LIPI PENENTUAN POSISI DENGAN GPS UNTUK SURVEI TERUMBU KARANG Winardi Puslit Oseanografi - LIPI Sekilas GPS dan Kegunaannya GPS adalah singkatan dari Global Positioning System yang merupakan sistem untuk menentukan

Lebih terperinci

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut. Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan modul e-stnk serta penerapannya pada sistem parkir yang menggunakan komunikasi socket sebagai media komunikasi sistem. Perancangan terdiri

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Dalam tugas akhir ini, penulis mencoba membuat alat yang dirancang untuk mendeteksi para pendaki gunung yang tersesat dengan menggunakan sistem pengiriman

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM HARDWARE DAN SOFTWARE

BAB III PERANCANGAN SISTEM HARDWARE DAN SOFTWARE BAB III PERANCANGAN SISTEM HARDWARE DAN SOFTWARE 3. 1 UMUM Sistem peringatan dini tsunami merupakan sistem yang dirancang untuk memberikan informasi data terjadinya gempa yang mengarah pada prediksi adanya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci