KAJIAN TERHADAP POLA HUBUNGAN ANTARA PROFITABILITAS DENGAN TINGKAT PENGGUNAAN HUTANG PADA INDUSTRI MANUFAKTUR. Yudhia Mulya
|
|
- Glenna Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KAJIAN TERHADAP POLA HUBUNGAN ANTARA PROFITABILITAS DENGAN TINGKAT PENGGUNAAN HUTANG PADA INDUSTRI MANUFAKTUR Yudhia Mulya ABSTRACT Choosing the appropriate level of debt and equity is an on-going process as long as there are continuous changing of market conditions, tax rules and competitions. This study examines the pattern of relationship between profitability and usage of debt for companies listed at Jakarta Stock Exchange. This is a cross-sectional study, which used 122 firms selected from manufacturing industry in period of December Return on assets is used to measure profitability and with correlation analysis, this study tried to find the relationship between profitability and debt ratio as a measure of usage of debt. Pearson coefficient correlation indicate that there is an inverse relationship between profitability and usage of debt wherein the lower the profitability, the higher the usage of debt, or vice versa, but the relationship is weak. Keywords: insolvent, profitability, debt ratio, pecking order theory PENDAHULUAN Dalam berbagai literatur manajemen keuangan disebutkan bahwa perusahaan perlu mempertahankan keseimbangan antara hutang dan ekuitas. Penggunaan 68
2 hutang dalam proporsi lebih besar akan meningkatkan risiko perusahaan untuk mengarah pada kondisi insolvent. Kondisi insolvent dapat dibedakan atas dua jenis yaitu (1) flow-based insolvency yang terjadi jika arus kas operasi tidak cukup untuk memenuhi kewajiban lancar; dan (2) stock-based insolvency yang terjadi jika perusahaan memiliki nilai ekuitas negatif sehingga nilai aset menjadi lebih rendah daripada nilai hutangnya (Ross, 2002, 855). Dari hasil pengamatan pada perusahaan-perusahaan emiten di Bursa Efek Jakarta, terdapat beberapa perusahaan yang memiliki nilai ekuitas negatif yang berarti perusahaan berada dalam kondisi stock-based insolvency. Adapun data perusahaan emiten yang memiliki ekuitas negatif adalah sbb.: Tabel 1.1: Total Ekuitas & Total Aktiva Perusahaan Emiten Bursa Efek Jakarta Per 31 Desember 2005 (dalam jutaan Rp.) Sektor Total Ekuitas Total Aktiva Industri Dasar & Kimia Mulia Industrindo Tbk Jakarta Kyoei Steel Works Ind. Tbk Surya Dumai Industri Tbk Surabaya Agung Industry Pulp Tbk ( ) ( ) ( ) ( ) Aneka Industri Polysindo Eka Perkasa Tbk Texmaco Jaya Tbk Primarindo Asia Infrastructure Tbk Asia Grain International Tbk Barang Konsumsi Ades Waters Indonesia Tbk Suba Indah Tbk ( ) ( ) ( ) (20.717) (87.901) (90.460)
3 Properti dan Real Estat Ciputra Development Tbk Mulialand Tbk Panca Wiratama Sakti Tbk Infrastruktur, Utilitas & Transportasi Steady Safe (96.428) ( ) ( ) (25.323) ( ) Bukaka Teknik Utama Tbk Keuangan: Global Financindo Tbk (3.364) Perdagangan, Jasa & Investasi: Inter Delta Tbk Mitra Investindo Sumber: Investor, data diolah (34.439) (9.383) Kondisi stock-based insolvency terjadi di hampir semua jenis kategori industri. Nilai ekuitas negatif yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan dalam tabel diatas dikarenakan membukukan laba bersih negatif. Menurut pecking order theory, salah satu pendekatan teori struktur modal, perusahaan-perusahaan yang profitable memiliki kecenderungan untuk menggunakan hutang dengan proporsi sedikit. Hal ini dikarenakan perusahaan tersebut mampu menghasilkan dana secara internal sehingga mengurangi kebutuhannya akan sumber pembiayaan dari luar perusahaan (Ross, 2002, 440). Pecking order theory menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan yang memiliki laba tinggi umumnya memiliki hutang lebih sedikit. Hal tersebut bukan dikarenakan perusahaan memiliki target rasio hutang yang rendah melainkan karena perusahaan yang memiliki laba tinggi tidak memerlukan dana dari luar perusahaan. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki laba relatif rendah cenderung akan menerbitkan surat hutang 70
4 karena perusahaan tersebut tidak memiliki dana internal yang cukup untuk memenuhi program investasi dan karena pembiayaan dari hutang merupakan alternatif pertama yang akan dipilih oleh para manajer sebagai sumber dana eksternal berdasarkan pecking order theory (Brealey, 1996, 501). Tujuan Penelitian Kajian ini dilakukan untuk melihat bagaimana arah dan kekuatan hubungan antara profitabilitas dengan rasio hutang pada perusahaan-perusahaan publik di Indonesia. Adapun penelitian dilakukan terhadap perusahaanperusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta yang bergerak pada sektor industri manufaktur. TINJAUAN TEORITIS Keberadaan pecking order theory diawali dengan adanya informasi yang tidak simetris antara pihak manajer dengan investor. Informasi tidak simteris adalah suatu situasi dimana para manajer memiliki informasi berbeda (lebih baik) mengenai prospek perusahaan dari pada para investor. Hal ini dapat dibuktikan dengan mengamati perubahan harga saham yang disebabkan oleh pengumuman-pengumuman yang dilakukan oleh manajer. Adanya informasi yang tidak simetris antara manajer dan investor tersebut mempengaruhi pilihan antara pembiayaan internal dan eksternal (Brealey, 1996, 498). Secara garis besar, pecking order theory menyatakan bahwa para manajer memiliki urutan preferensi (pecking order) alternatif pembiayaan sebagai berikut (Jones, 1992, 471): 1. ekuitas internal 71
5 2. hutang 3. ekuitas eksternal Dalam penelitian Myers (1984) mengenai pecking order theory sebagai pendekatan dalam struktur modal disebutkan bahwa perusahaan lebih memilih laba ditahan (aktiva likuid yang tersedia) sebagai sumber dana utama untuk kebutuhan investasi sebelum memutuskan menggunakan hutang dan penerbitan saham baru sebagai sumber pembiayaan eksternal (Weston, 1992, 605). Rasio hutang akan berubah pada saat terjadi ketidakseimbangan antara arus kas internal, dividen dan peluang investasi riil. Perusahaan yang sangat profitable dengan peluang investasi yang terbatas akan mengupayakan rasio hutang yang rendah. Perusahaan yang kekurangan sumber dana internal dalam membiayai peluang investasinya akan terdorong untuk meminjam lebih besar. Teori ini menjelaskan hubungan yang terbalik antara profitabilitas dengan leverage finansial pada perusahaan-perusahaan yang berada dalam satu industri. Pecking order theory memprediksikan perubahan rasio hutang pada berbagai perusahaan yang berada dalam tahap mature. Perusahaan-perusahaan tersebut mengalami kenaikan rasio hutang pada saat mengalami defisit finansial dan rasio hutang menurun pada saat terjadi surplus finansial (Brealey, 1996, 501). Berikut ini faktor-faktor yang umumnya dipertimbangkan perusahaan dalam membuat keputusan struktur modal (Brigham, 2005, ): 1. stabilitas penjualan. Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat menambah hutang secara 72
6 aman daripada perusahaan perusahaan yang memiliki penjualan tidak stabil 2. struktur aktiva: perusahaan yang memiliki aktiva yang layak untuk dijadikan jaminan cenderung menggunakan hutang dalam jumlah lebih besar 3. operating leverage: dengan asumsi kondisi lain tidak berubah, perusahaan dengan leverage operasi rendah lebih mampu menggunakan leverage finansial. 4. tingkat pertumbuhan: dengan asumsi kondisi lain tidak berubah, perusahaan yang memiliki pertumbuhan tinggi akan banyak mengandalkan sumber dana eksternal karena floatation cost penerbitan saham lebih tinggi daripada penerbitan surat hutang. 5. profitabilitas: perusahaan dengan tingkat imbalan investasi tinggi menggunakan hutang rekatid kecil. Tingginya tingkat imbalan investasi membuat perusahaan tersebut mampu melakukan pembiayaan secara internal. 6. pajak: beban bunga merupakan tax deductable expense dimana penghematan pajak sangat bernilai bagi perusahaan yang memiliki tingkat pajak tinggi. Semakin tinggi tingkat pajak perusahaan, semakin besar manfaat penggunaan hutang. 7. kendali: kendali manajemen terhadap pilihan hutangekuitas dapat mempengaruhi struktur modal perusahaan. 8. perilaku manajemen: perilaku manajemen yang konservatif atau agresif akan mempengaruhi tingkat penggunaan hutang. 9. perilaku pemberi pinjaman dan agen pemeringkat: pertimbangan dari pihak pemberi pinjaman dan 73
7 perusahaan-perusahaan pemeringkat berpengaruh kepada keputusan manajemen dalam hal memilih bentuk pembiayaan. 10. kondisi pasar: kondisi pasar saham dan obligasi akan berdampak pada perubahan baik jangka pendek maupun jangka panjang pada keputusan struktur modal perusahaan. 11. kondisi internal perusahaan 12. fleksibilitas finansial Hipotesis Berdasarkan latar belakang dan tinjauan teoritis diatas, maka perumusan hipotesis pada penelitian ini dinyatakan sebagai berikut: Ho : Tidak terdapat hubungan antara profitabilitas dengan tingkat penggunaan hutang dalam industri manufaktur. Ha : Terdapat hubungan antara profitabilitas dengan tingkat penggunaan hutang dalam industri manufaktur. METODOLOGI PENELITIAN Data Populasi yang digunakan dalam kajian ini adalah 335 perusahaan emiten yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta dalam periode Desember Metode yang digunakan untuk menentukan sampel adalah purposive sampling dimana diambil 112 perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur yang terdiri atas sektor: industri dasar & kimia, industri barang konsumsi dan aneka industri. Dasar pemilihan sampel adalah adanya 74
8 pengaruh struktur aktiva dalam proses penetapan struktur modal dimana perusahaan-perusahaan yang memiliki aktiva yang layak untuk dijadikan jaminan cenderung menggunakan hutang dalam jumlah besar. Berdasarkan hal tersebut, maka kriteria pemilihan sampel adalah perusahaan-perusahaan yang relatif memiliki nilai total aktiva relatif besar dan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur dinilai memenuhi kriteria tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian berupa data sekunder yang berkaitan dengan data keuangan perusahaan sampel per tanggal 31 Desember Identifikasi & Pengukuran Variabel Berdasarkan hipotesis yang telah diajukan, maka variabel-variabel yang akan diteliti adalah profitabilitas dan tingkat penggunaan hutang. Profitabilitas akan diukur dengan Return on Asset (ROA) yang dihitung dari: laba bersih dibagi terhadap total aktiva. Sementara tingkat penggunaan hutang akan diukur dengan rasio hutang (Debt Ratio). Adapun skala pengukuran untuk kedua variabel penelitian tersebut adalah skala rasio. Metode Analisis Data Pola penyajian analisis terdiri dari tiga tahap. Pertama akan disajikan analisis deskriptif atas variabel-variabel yang diteliti. Kedua, untuk memelihat arah dan keeratan hubungan antara kedua variabel penelitian diatas maka akan digunakan analisis statistik koefisien korelasi Pearson product moment. Ketiga, untuk menguji hipotesis null diterima atau ditolak maka akan digunakan uji t. 75
9 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Statistik Deskriptif Untuk memenuhi asumsi normalitas, maka beberapa sampel yang bersifat outlier dikeluarkan sehingga total jumlah sampel yang digunakan menjadi 110 perusahaan sampel. Uji kenormalan data dilakukan dengan menghitung rasio skewness dan rasio kurtosis dengan ketentuan dimana jika kedua rasio tersebut berada dalan rentang 2 dan 2, maka distribudi data adalah normal. Berdasarkan tabel 4.1. yang disajikan di bawah, variabel rasio hutang memiliki rasio skewness sebesar 0.221/0.23 = 0.96 dan rasio kurtosis sebesar 0.366/0.457 = 0.8. Sementara untuk variabel profitabilitas memiliki rasio skewness sebesar 0.14/0.23 = dan rasio kurtosis sebesar 0.684/0.457 = 1.5. Karena rasio skewness dan kurtosis untuk kedua variabel penelitian masih berada dalan rentang yang disyaratkan, maka kedua variabel penelitian memiliki dapat diasumsikan berdistribusi normal. Tabel 4.1.: Skewness Dan Kurtosis untuk Variabel ROA dan Debt Ratio DR ROA Valid N (listwise) N Skewness Kurtosis Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error Berikut ini disajikan hasil pengolahan statistik deskriptif untuk variabel profitabilitas dan Debt Ratio yang diukur dengan return on assets. 76
10 Tabel 4.2.: Statistik Deskriptif ROA dan Debt Ratio Pada Perusahaan Manufaktur per 31 Desember 2005 DR ROA Valid N (listwise) N Minimum Maximum Mean Std. Deviation % % 53.44% 24.22% % 27.16% 5.64% 8.28% 110 Dari hasil pengolahan data diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata return on assets pada perusahaan manufaktur adalah 5,64%. Namun tingkat return on assets tersebut sangat bervariatif yang dapat dilihat dari nilai standar deviasi sebesar 8,28%. Nilai ROA tertinggi sebesar 27.16% dicapai oleh PT. Malindo Feedmill Tbk dan nilai ROA terendah sebesar 18.75% dimiliki oleh PT. Suba Indah Tbk. Adapun profil data keuangan untuk kedua perusahaan tersebut adalah sbb.: Tabel 4.4.: Profil Data Keuangan Emiten Dengan Nilai ROA Tertinggi Dan Terendah Per 31 Desember 2005 (dalam jutaan Rp.) Profil ROA Tertinggi ROA Terendah Nama Emiten PT. Malindo Feedmill PT. Suba Indah Total Aktiva Rp Rp Total Ekuitas Rp (Rp ) Laba Usaha Rp (Rp ) Laba Bersih Rp (Rp ) Sumber: data diolah Dari hasil pengolahan data pada Tabel 4.2. diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata rasio hutang pada perusahaan manufaktur adalah 53,44% dengan standar deviasi 24,22%. Berdasarkan informasi tersebut dapat 77
11 disimpulkan juga bahwa rasio hutang pada perusahaan manufaktur pun bervariatif. Rasio hutang tertinggi sebesar 122,73% dimiliki oleh PT. Asia Grain International yang berarti besarnya nilai hutang perusahaan 1,23 kali lebih tinggi daripada nilai total aktivanya. Sementara rasio hutang terendah sebesar 9% dimiliki oleh PT. Betonjaya Manunggal Tbk. Adapun profil data keuangan untuk kedua perusahaan tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 4.6.: Profil Data Keuangan Emiten Dengan Rasio Hutang Tertinggi dan Terendah per 31 Desember 2005 (dalam jutaan Rp.) Profil Rasio Hutang Tertinggi Rasio Hutang Terendah Nama Emiten PT. Asia Grain Int l PT. Betonjaya Manunggal Total Aktiva Rp Rp Total Ekuitas (Rp ) Rp Laba Usaha (Rp ) Rp Laba Bersih (Rp ) Rp Sumber: data diolah Berdasarkan hasil pengamatan dari profil keuangan diatas, dalam suatu kelompok industri, perusahaan yang memiliki return on asset paling rendah atau perusahaan yang memiliki rasio hutang paling tinggi memiliki circiri yang sama yaitu memiliki nilai ekuitas negatif dan disertai dengan laba usaha dan laba bersih yang juga negatif. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, penulis ingin mengkaji lebih jauh apakah ada hubungan antara kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan tingkat penggunaan hutang mengingat terdapat 78
12 teori struktur modal yang menyebutkan bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki profitabilitas rendah cenderung untuk lebih banyak menggunakan hutang dan sebaliknya perusahaan-perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi cenderung untuk menggunakan hutang lebih sedikit. Analisis Koefisien Korelasi Pearson Product Moment dan Koefisien Determinasi Untuk melihat pola hubungan antara return on assets dengan rasio hutang berikut ini disajikan hasil pengolahan data dengan menggunakan koefisien korelasi pearson product moment. Tabel 4.7.: Hasil Pengolahan Data Koefisien Korelasi Pearson Debt Ratio ROA Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Debt Ratio ROA * * *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Dari hasil pengolahan data diatas dapat disimpulkan bahwa pada perusahaan-perusahaan manufaktur terdapat pola hubungan negatif antara return on assets dengan rasio hutang yang artinya kedua variabel tersebut bergerak ke arah yang berlawanan. Hal ini dapat diartikan bahwa kenaikan return on assets diikuti dengan penurunan rasio hutang atau penurunan return on assets 79
13 diikuti dengan kenaikan rasio hutang. Jika melihat arah hubungan kedua variabel tersebut, maka hal ini sejalan dengan pecking order theory yang menyatakan arah hubungan yang berlawanan antara profitabilitas dengan rasio hutang. Dari sisi keeratan hubungan, besaran nilai koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang lemah karena besarannya berada dalam rentang 0.21 r 0,4. PENGUJIAN HIPOTESIS Setelah diperoleh nilai koefisien korelasi Pearson diatas, selanjutnya dapat dilakukan pengujian hipotesis melalui uji t dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa t hitung adalah 2,58. Sedangkan t tabel untuk pengujian 2 sisi adalah 1,98. Karena -t hitung < -t tabel, maka hipotesis null (H 0 ) ditolak dengan tingkat keyakinan 95%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara statistik koefisien korelasi sebesar adalah signifikan yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara profitabilitas dengan tingkat penggunaan hutang pada industri manufaktur. KESIMPULAN Berdasarkan hasil kajian diatas, penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1. perusahaan yang memiliki ciri-ciri nilai ekuitas negatif dan disertai dengan laba usaha dan laba bersih negatif cenderung memiliki return on assets paling rendah atau rasio hutang paling tinggi dalam industrinya. 2. terdapat hubungan yang signifikan antara return on assets dengan rasio hutang pada perusahaanperusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur 80
14 dimana arah hubungannya bergerak berlawanan (terbalik) yang berarti kenaikan return on assets diikuti dengan penurunan rasio hutang dan sebaliknya. 3. keeratan hubungan antara return on assets dengan rasio hutang menunjukkan hubungan yang lemah. DAFTAR PUSTAKA - Brealey, Richard A. and Stewart C. Myers, 1996, Principles of Corporate Finance, 5 th Edition, McGraw Hill, United States of America. - Brigham, Eugene F and Michael C. Ehrhardt, 2005, Financial Management, 11 th Edition, Thompson Southwestern, United States of America. - Ross, Stephen A, Randolph W. Westerfield and Jeffrey F. Jaffe, 2002, Corporate Finance, 6 th Edition, McGraw Hill, New York. - Investor, 2006, Data Pokok 335 Emiten, No. 145 Tahun VIII, 26 April 8 Mei. - Jogiyanto H. M., Prof. Dr. M.B.A., Akt, Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah Dan Pengalaman-Pengalaman, 2004, BPFE, Yogyakarta. - Jones, Charles P., 1992, Introduction to Financial Management, Richard D. Irwin, United States of America. - Kountur, Ronny, 2006, Statistik Praktis, Seri Umum No. 9, PPM, Jakarta. - Weston, J. Fred and Thomas E. Copeland, 1992, Managerial Finance, 9 th Edition, Dryden Press, United States of America
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Struktur modal perusahaan terdiri dari kombinasi hutang dan ekuitas. Untuk menguji isu-isu tersebut, banyak teori telah dikembangkan dalam literatur dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal merupakan bagian yang penting dalam setiap aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan yang sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendanaan dapat berasal dari internal yaitu dari modal sendiri dan eksternal yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam menjalankan usahanya, perusahaan memerlukan pendanaan. Pendanaan dapat berasal dari internal yaitu dari modal sendiri dan eksternal yaitu dari hutang. Pecking
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Struktur modal Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal maupun sumber eksternal secara teoritis didasarkan pada dua kerangka
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal pada dasarnya berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal maupun sumber eksternal. Sumber dana internal berasal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan besar terjadi secara global seiring dengan perlambatan ekonomi dunia. Resiko ketidakpastian di pasar keuangan dunia memberikan tekanan tambahan bagi perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari dilakukannya penelitian ini antara lain : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keberlangsungan perusahaan-perusahaan di Indonesia terlihat tidak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini keberlangsungan perusahaan-perusahaan di Indonesia terlihat tidak menentu dikarenakan kondisi ekonomi global cenderung tidak stabil. Apalagi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pecking Order Theory Pecking order theory adalah teori struktur modal yang di rumuskan oleh Myes dan Majluf 1984. Disebut sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari: utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal menurut Riyanto (2011:22) merupakan pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis semakin meningkat disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis semakin meningkat disebabkan oleh banyaknya perusahaan-perusahaan yang berkembang dan memiliki kemampuan manajerial yang berbeda-beda.untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan pasti memiliki tujuan untuk meningkatkan aktivitas maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan meningkatnya minat serta pengetahuan masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor pertimbangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan antara total utang dan modal sendiri. Menurut Sartono (2001) yang dimaksud dengan struktur modal merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Pengelolaan fungsi keuangan ini terkait pengelolaan modal. Modal kerja
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam menjalankan perusahaan. Pengelolaan fungsi keuangan ini terkait pengelolaan modal. Modal kerja merupakan investasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendanaan, apalagi pada perusahaan yang sedang tumbuh senantiasa. berhadapan dengan persoalan penambahan modal yang tujuannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian saat ini sangat tergantung dengan masalah pendanaan, apalagi pada perusahaan yang sedang tumbuh senantiasa berhadapan dengan persoalan penambahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis semua perusahaan membutuhkan dana yang sekiranya dapat menyokong kegiatan operasional. Untuk memenuhi kebutuhan dana maka diperlukan keputusan pendanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan wealth pemegang saham. Investor
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan wealth pemegang saham. Investor lebih menyukai untuk mendapatkan tingkat pengembalian investasinya semakin tinggi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat sekunder, yaitu data yang berasal dari pihak lain yang telah dikumpulkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan investasi besar dengan kebutuhan dana yang besar pula agar mampu menghasilkan produk-produk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keputusan pendanaan perusahaan. Secara definisi, kebijakan dividen (dividend
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pilihan perusahaan untuk membayar atau tidak membayar dividen kas kepada pemegang saham dan pilihan lebih lanjut untuk menambah dividen, mengurangi dividen,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dalam suatu proses pengambilan keputusan pendanaan, seorang manajer keuangan harus mempertimbangkan sifat dan biaya dari sumber pendanaan yang akan dipilih.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh Keputusan Investasi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh Keputusan Investasi (CPA/BVA), Keputusan Pendanaan (DER), Kebijakan Dividen (DPR),
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan, keputusan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Menurut Wachowicz dan Van Horne (2013:176) struktur modal merupakan suatu bauran (proporsi) pembiayaan jangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebab sifat dari hutang yang tidak permanen, lebih murah untuk diadakan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber pendanaan yang berasal dari modal sendiri saja seringkali dirasa kurang bagi banyak perusahaan. Oleh sebab itu masalah pendanaan merupakan bagian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendanaan merupakan salah satu komponen penting dalam keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini. Keputusan pendanaan akan berkaitan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Kasenda (2005) menggunakan kepemilikan institusional, aktiva berwujud, ukuran perusahaan dan profitabilitas sebagai variabel independen dalam penelitiannya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland,
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. dalam perusahaan yaitu keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang
1 II. LANDASAN TEORI 1.1 Struktur Pendanaan Manajemen pendanaan pada hakekatnya menyangkut keseimbangan finansial di dalam perusahaan yaitu keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang dibutuhkan beserta
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam mendanai kegiatan operasionalnya, perusahaan memiliki dua alternatif
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kebijakan Hutang Dalam mendanai kegiatan operasionalnya, perusahaan memiliki dua alternatif pendanaan yaitu pendanaan internal dan pendanaan eksternal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar negara untuk memenangkan pasar perdagangan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar negara untuk memenangkan pasar perdagangan dan investasi semakin ketat. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya investor asing yang menanamkan dana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI
ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dalam jangka panjang. Melalui penjualan barang dan jasa kepada
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi finansial maupun potensi non finansial di dalam meningkatkan sumber modalnya untuk eksistensi perusahaan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Modal Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu memerlukan modal, tersedianya modal yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang harus diambil oleh manajer keuangan yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan. Keputusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini tentang pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan dan struktur aktiva terhadap struktur modal perusahaan Property and Real Estate yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal
BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal a. Pengertian Modal Menurut Munawir (2001) dalam Prabansari dan Kusuma (2005), modal adalah hak atau bagian yang dimiliki perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya menjadi besar. Proses dari berkembang untuk menjadi besar apalagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan, sebagaimana manusia, pada mulanya adalah kecil, berkembang dan akhirnya menjadi besar. Proses dari berkembang untuk menjadi besar apalagi sukses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin hari semakin ketat dan sangat kompetitif. Terbukti jika perusahaan tidak dapat menghadapi tantangan ini sangat banyak perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Modal merupakan unsur penting dalam suatu perusahaan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modal merupakan unsur penting dalam suatu perusahaan. Perusahaan dalam melakukan kegiatan investasi baik dalam bentuk investasi modal kerja atau aktiva tetap jangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual-belikan, baik dalam bentuk utang ataupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat persaingan yang sudah semakin tinggi menuntut setiap perusahaan agar mampu menerapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dikaitkan dengan pembiayaan hutang dan ekuitas. Keputusan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam aktivitas suatu perusahaan, sumber pendanan menjadi sesuatu yang vital. Ada banyak teori yang digunakan untuk menjelaskan variasi model rasio hutang di perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Sumber-sumber Pendanaan Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari internal perusahaan (pendanaan dari dalam perusahaan) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ekonomi global yang terus maju pada saat ini, dapat menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ekonomi global yang terus maju pada saat ini, dapat menimbulkan persaingan bisnis yang sangat ketat. Setiap perusahaan memerlukan investasi besar dengan kebutuhan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah perusahaan non-keuangan yang terdaftar di. Bursa Efek Indonesia periode tahun Berdasarkan kriteria
digilib.uns.ac.id 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008-2012. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan di dalam dunia bisnis menuntut perusahaan untuk bekerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di dalam dunia bisnis menuntut perusahaan untuk bekerja secara efisien dan mampu mengelola perusahaan dengan baik serta mencapai laba maksimum untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi (Harnanto,1984).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk mengantisipasi persaingan yang semakin ketat sekarang ini banyak perusahaanperusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk mengantisipasi persaingan yang semakin ketat sekarang ini banyak perusahaanperusahaan baik kecil maupun besar melakukan pengembangan terhadap perusahaannya.
Lebih terperinciUKURAN PERUSAHAAN STRUKTUR MODAL DAN NILAI PERUSAHAAAN. Heince R.N. Wokas (
UKURAN PERUSAHAAN STRUKTUR MODAL DAN NILAI PERUSAHAAAN Heince R.N. Wokas (Email : heincewokas@gmail.com) Abstract The objective of this study is to find and to test the effect of firm size, capital structure,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya dapat dinilai berdasar dampaknya pada harga saham biasa perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan memiliki tujuan utama yaitu memaksimalkan nilai, atau harga saham perusahaan. Keberhasilan atau kegagalan keputusan manajemen hanya dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas ekonomi di Indonesia, khususnya sektor makanan dan minuman sangat menarik untuk di cermati
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2014. Sampel
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah perusahaan manufaktur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba melalui operasional usahanya dengan menggunakan dana aset yang dimiliki oleh perusahaan.
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan seluruh proses dalam perencanaan serta pelaksanaan suatu penelitian. Menurut Murti Sumarni dan Salamah Wahyuni (2005, P47), desain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi membuka peluang interaksi dan komunikasi tanpa batas antar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi membuka peluang interaksi dan komunikasi tanpa batas antar Negara. Indonesia yang termasuk dalam anggota Negara ASEAN, mulai tahun 2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk setiap aktivitasnya agar nilai dari perusahaan menjadi maksimal. Proporsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keputusan struktur pendanaan memiliki peran yang signifikan dalam manajemen keuangan perusahaan karena adanya pengaruh keputusan tersebut pada resiko maupun tingkat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori-Teori yang Relevan 2.1.1.1 Modal Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh perusahaan. Komponen modal terdiri dari modal setor, agio saham, laba
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat, menyebabkan perusahaan dalam berbagai sektor industri di Indonesia berlomba-lomba meningkatkan nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan yang diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap perubahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data laporan keuangan pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang dipublikasikan perusahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai perusahaan merupakan kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran di pasar modal yang merefleksikan penilaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hutang perusahaan sangat berkaitan erat dengan struktur modal suatu perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam melakukan pendanaan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur Modal (DER) adalah proporsi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah klasik dalam urusan pengembangan setiap perusahaan adalah pendanaan. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk. kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk menjalankan dan mengembangkan bisnisnya.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan food and beverage
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen perusahaan untuk dapat bekerja lebih efektif dan efesien. Perusahaan yang dapat bekerja dengan efektif
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN Berikut ini merupakan pembahasan terhadap hasil olahan data dengan menggunakan Eviews versi 4.1. Peneliti melakukan pengolahan data terhadap 128 sampel dari industri manufaktur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Variabel Fundamental Menurut Jogiyanto (2009), analisis fundamental atau analisis perusahaan merupakan analisis untuk menghitung nilai intrinsik dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Keuangan Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Nilai Perusahaan Suharli (2006) menjelaskan bahwa salah satu hal yang dipertimbangkan oleh investor dalam melakukan investasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Industri farmasi merupakan industri yang secara ketat diatur dengan pertimbangan perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan
BAB I PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan sehingga dapat memberikan kemakmuran bagi pemilik atau pemegang saham (Siallagan dan Machfoedz, 2006).
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4. 1.1. Deskripsi Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah semua perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2014 yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Januarino Aditya (2006) dengan judul Studi Empiris Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Lebih terperinciDisusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh:
PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN HUTANG DAN KEPUTUSAN INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2015) Disusun sebagai salah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Trade-Off Theory Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan hutang sebanyak banyaknya. Suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan ekonomi dan bisnis yang berkembang pesat seperti saat ini, perusahaan tidak hanya beroperasi untuk menghasilkan laba yang sebesarbesarnya tetapi perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam melakukan penelitian saat ini. Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu adalah penelitian sebelumnya yang menjadi referensi dalam melakukan penelitian saat ini. Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh laba atau keuntungan. Laba (profit) adalah selisih antara. menghasilkan barang atau jasa tersebut.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis dan ekonomi menyebabkan perusahaan dalam berbagai sektor di Indonesia ingin meningkatkan laba perusahaan. Perusahaan adalah suatu organisasi dimana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Struktur Modal dan Nilai Perusahaan. yang terdiri dari saham preferen dan saham biasa.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian dan Nilai Perusahaan Pengertian Struktur modal menurut Sjahrial (2008:179) adalah perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan sektor konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pembaca dalam memahami maksud dari variabel-variabel yang akan diteliti.
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Guna memudahkan pemahaman atas bahasan mengenai penelitian ini, maka diperlukan tinjauan teoretis. Hal tersebut perlu untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pada zaman seperti sekarang ini menuntut kemampuan untuk bersaing dalam dunia usaha secara kompetitif. Perusahaan harus mampu berupaya bagaimana mempertahankan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keputusan pendanaan dapat menentukan bagaimana suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya agar mampu sejalan dengan perkembangan yang sedang dihadapinya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor.
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Asimetri Informasi Teori asimetri informasi atau ketidaksamaan informasi menurut Brighman dan Houston (1999:35) adalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Saham dan Pasar Modal Saham adalah bukti penyertaan modal pada sebuah perusahaan. untuk digunakan pihak manajemen dalam membiayai kegiatan operasional. Imbal hasil investasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia tidak dapat disangsikan lagi merupakan salah satu negara yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya perkembangan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis Statistik Deksriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penlitian seperti nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standard
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal secara perlahan telah tumbuh menjadi bagian penting dari tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari masyarakat melalui
Lebih terperinci