DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA"

Transkripsi

1 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA KEPUTUSAN KEPALA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA NOMOR : KEP-09 /AK/2002 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA PADA DEPARTEMEN/LEMBAGA KEPALA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA : Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 295/KMK.012/2001 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pembukuan dan Pelaporan Keuangan pada Departemen/Lembaga, akuntansi Barang Milik/Kekayaan Negara akan diatur dalam keputusan tersendiri; b. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 295/KMK.012/2001 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pembukuan dan Pelaporan Keuangan, ketentuan lebih lanjut yang diperlukan bagi pelaksanaan Tata Cara Pelaksanaan Pembukuan dan Pelaporan Keuangan Departemen/Lembaga diatur dengan keputusan Kepala Badan Akuntansi Keuangan Negara; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan b di atas, perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Akuntansi Keuangan Negara tentang Pedoman Akuntansi Barang/Milik Kekayaan Negara; Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2000 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3930); 2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 476/KMK.01/ 1991 tanggal 24 Mei 1991, tentang Sistem Akuntansi Pemerintah; 3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 295/KMK.012/2001 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pembukuan dan Pelaporan Keuangan pada Departemen/Lembaga;

2 4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 02/KMK.01/2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 64/KMK.01/2002 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 02/KMK.01/2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA PADA DEPARTEMEN/ LEMBAGA. Pasal 1 Akuntansi Barang Milik/Kekayaan Negara pada Departemen/ Lembaga dilaksanakan sesuai dengan pedoman sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Keputusan Kepala Badan Akuntansi Keuangan Negara ini. Pasal 2 Keputusan Kepala Badan Akuntansi Keuangan Negara ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan berdaya laku surut sejak tanggal 1 Januari Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan Kepala Badan Akuntansi Keuangan Negara ini dengan penempatannya dalam Berita Negara. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 19 April 2002 TTD. KEPALA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA MULIA P. NASUTION NIP

3 PEDOMAN AKUNTANSI BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA PADA DEPARTEMEN/LEMBAGA

4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan dan Prinsip Pembukuan dan Pelaporan Barang Milik/Kekayaan Negara untuk selanjutnya disebut dengan Akuntansi Barang Milik/Kekayaan Negara (BM/KN) diselenggarakan dengan tujuan untuk menghasilkan informasi yang diperlukan sebagai pertanggungjawaban atas pengelolaan barang yang dikuasai oleh suatu unit organisasi dan dapat dipakai sebagai bahan pengambilan keputusan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Akuntansi BM/KN diselenggarakan oleh unit organisasi Akuntansi BM/KN dengan memegang prinsip-prinsip: Ketaatan, yaitu Akuntansi BM/KN dilakukan sesuai peraturan perundangundangan dan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Apabila peraturan perundang-undangan bertentangan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, maka yang diikuti adalah ketentuan perundang-undangan; Harga perolehan, yaitu pencatatan BM/KN didasarkan atas harga perolehan. Apabila harga perolehan tidak dapat diketahui maka dapat ditentukan dengan harga taksiran; Objektif, yaitu pembukuan dan pelaporan BM/KN dilakukan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya; Materialitas, yaitu Akuntansi BM/KN dilakukan sedemikian rupa sehingga seluruh informasi yang dapat mempengaruhi keputusan dapat tercatat; Kemampubandingan, yaitu pembukuan dan pelaporan BM/KN menggunakan klasifikasi standar yang memungkinkan laporan tersebut diperbandingkan antarperiode akuntansi; Konsistensi, yaitu Akuntansi BM/KN harus dilaksanakan secara konsisten dari satu periode ke periode lain; Kelengkapan, yaitu Akuntansi BM/KN mencakup keseluruhan transaksi BM/KN yang terjadi.

5 1.2. Pengertian Istilah Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan Pembukuan dan Pelaporan Barang Milik/Kekayaan Negara untuk selanjutnya disebut dengan akuntansi BM/KN adalah suatu urutan kegiatan dalam penatausahaan Barang Milik/Kekayaan Negara yang mengolah semua transaksi Barang Milik/Kekayaan Negara yang menghasilkan laporan Barang Milik/Kekayaan Negara sesuai ketentuan yang berlaku Sistem Akuntansi Barang Milik/Kekayaan Negara adalah sistem akuntansi yang mengolah semua transaksi Barang Milik/Kekayaan Negara yang menghasilkan informasi akuntansi dan laporan Barang Milik/Kekayaan Negara sesuai ketentuan yang berlaku Barang Milik/Kekayaan Negara untuk selanjutnya disebut dengan BM/KN adalah semua BM/KN yang berasal/dibeli dari dana yang bersumber untuk seluruhnya atau sebagiannya dari anggaran pendapatan dan belanja negara ataupun dengan dana di luar anggaran pendapatan dan belanja negara yang berada di bawah pengurusan atau penguasaan Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen serta unit-unit dalam lingkungannya yang terdapat baik di dalam negeri maupun di luar negeri, tidak termasuk kekayaan negara yang telah dipisahkan (kekayaan Perusahaan Umum dan Persero) dan barang/kekayaan Daerah Otonom Departemen/Lembaga adalah Departemen, Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Sekretariat Negara, Kejaksaan Agung, Menteri Negara, Menteri Koordinator dan Lembaga Pemerintah Non Departemen Pemerintah Pusat adalah semua perangkat pemerintah pusat yang terdiri dari lembaga tertinggi dan tinggi negara beserta departemen dan lembaga yang memperoleh alokasi anggaran dari APBN Badan Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN) adalah unit organisasi Eselon 1 dibawah Departemen Keuangan yang bertugas menyelenggarakan akuntansi keuangan pemerintah dan pelaporan keuangan, pembinaan dan pengembangan akuntansi pemerintah,akuntansi barang milik/kekyaan negara serta verivikasi dan akuntansi pelaksanaan bagian anggaran pembiayaan dan perhitungan Barang adalah benda berwujud yang dapat dihitung/diukur/ditimbang dan dinilai, tidak termasuk uang kas/kas dan setara kas Persediaan adalah barang pakai habis yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah.

6 Inventarisasi adalah suatu kegiatan opname fisik terhadap barang-barang yang meliputi pengidentifikasian, perhitungan, penilaian dan mencatat seluruh barang inventaris secara fisik/nyata yang dimiliki/dikuasai oleh setiap Unit Pemakai Barang (UPB) pada waktu awal dimulainya penatausahaan barang atau suatu saat tertentu Organisasi Akuntansi Barang adalah unit organisasi yang menyelenggarakan akuntansi barang sesuai ketentuan yang berlaku Pembina Umum Barang adalah unit akuntansi BM/KN pada tingkat nasional yang tanggung jawabnya berada pada Presiden yang secara fungsional dikuasakan dan dilaksanakan oleh Menteri Keuangan Pembina Barang Inventaris (PEBIN) adalah unit akuntansi BM/KN pada tingkat Departemen/Lembaga, yang tanggung jawabnya berada pada Menteri/Pimpinan Lembaga Penguasa Barang Inventaris (PBI) adalah unit akuntansi BM/KN pada tingkat Eselon I yang tanggung jawabnya berada pada pejabat Eselon I Pembantu Penguasa Barang Inventaris (PPBI) adalah unit akuntansi BM/KN pada tingkat Kantor Wilayah atau unit kerja yang setingkat yang tanggung jawabnya berada pada Kepala Kantor Wilayah atau pejabat yang setingkat Unit Pengurus Barang (UPB) adalah unit akuntansi BM/KN pada satuan kerja (Kantor/Proyek/Bagian Proyek) yang menguasai, menggunakan dan mengurus Barang yang tanggung jawabnya berada pada Kepala Satuan Kerja/Pimpro/Pimbagpro Kantor Akuntansi Regional (KAR) adalah unit organisasi operasional BAKUN di darah Kode Barang adalah kode yang dipergunakan untuk mengklasifikasikan barang berdasarkan jenis dan fungsinya dalam akuntansi BM/KN Kode Lokasi adalah kode unit penatausahaan barang dalam akuntansi BM/KN Kode Regristrasi adalah suatu kode yang terdiri dari kode klasifikasi barang ditambah dengan tahun perolehan dan kode lokasi barang ditambah dengan nomor urut pendaftaran barang Nomor Urut Pendaftaran Barang adalah nomor urut yang menunjukan urutan pendaftaran barang dalam akuntansi BM/KN Satuan barang adalah besaran yang digunakan untuk mencatat kwantitas barang dalam akuntansi BM/KN.

7 Harga Perolehan adalah merupakan seluruh pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh BM/KN hingga siap pakai Harga Taksiran adalah merupakan penentuan nilai BM/KN yang dilakukan berdasarkan estimasi harga BM/KN pada suatu saat tertentu, dilakukan apabila harga perolehan BM/KN yang bersangkutan tidak dapat diketahui Kapitalisasi adalah penentuan nilai pembukuan terhadap semua pengeluaran untuk memperoleh aset tetap hingga siap pakai, untuk meningkatkan kapasitas/efesiensi dan atau memperpanjang umur teknisnya dalam rangka menambah nilai-nilai barang tersebut Surat Pemberitahuan Pencatatan Aset (SPPA) adalah suatu formulir yang digunakan sebagai dasar untuk merekam data barang oleh UPB yang berisi kode lokasi, kode klasifikasi, jenis transaksi, kode kantor, harga (nilai), kondisi dan informasi lain mengenai barang Dokumen Sumber adalah dokumen yang digunakan sebagai sumber atau bukti untuk pemrosesan data/transaksi Daftar Inventaris Ruangan (DIR) adalah daftar yang digunakan untuk mencatat dan mengawasi BM/KN yang berada dalam ruangan Kartu Inventaris Barang (KIB) adalah kartu kendali yang digunakan untuk mencatat identitas BM/KN berupa tanah, bangunan gedung, serta alat angkutan bermotor Daftar Inventaris Lainya (DIL) adalah daftar yang digunakan untuk mencatat BM/KN yang tidak dicatat dalam DIR dan KIB Buku Inventaris Intrakomptabel adalah buku yang digunakan untuk mencatat BM/KN yang memenuhi kriteria kapitalisasi yang dilakukan secara sistematis Buku Inventaris Ekstrakomptable adalah buku yang digunakan untuk mencatat BM/KN yang tidak memenuhi kriteria kapitalisasi yang dilakukan secara sitematis Laporan Mutasi Barang Triwulan (LMBT) adalah sarana untuk melaporkan mutasi BM/KN yang memenuhi kriteria kapitalisasi pada setiap berakhirnya suatu triwulan Laporan Tahunan Inventaris (LTI) adalah sarana untuk melaporkan BM/KN yang memenuhi kriteria kapitalisasi pada setiap berakhirnya suatu tahun anggaran.

8 Laporan Opname Fisik Barang Inventaris (LOFBI) adalah Laporan yang disusun oleh suatu tim opname fisik terhadap BM/KN yang merupakan laporan hasil opname fisik barang pada suatu saat tertentu Saldo Awal adalah laporan keadaan BM/KN pada awal pembukuan yang merupakan hasil dari Opname fisik Daftar Kondisi Barang (DKB) adalah suatu daftar yang dibuat oleh UPB untuk mencatat jumlah dan kondisi BM/KN pada saat melakukan pengecekan ulang menjelang berakhirnya suatu tahun anggaran Arsip Data Komputer (ADK) adalah arsip data berupa disket atau media penyimpanan digital lainnya yang berisikan data BM/KN Register Transaksi adalah hasil pemrosesan SPPA yang berisi seluruh masukan data dalam periode tertentu Register Pengiriman adalah daftar isi ADK yang dikirim dalam bentuk disket atau media penyimpanan digital lainnya Ruang Lingkup Akuntansi BM/KN Akuntansi BM/KN meliputi kegiatan sebagai berikut: Pembukuan Semua transaksi BM/KN dibukukan ke dalam Buku Inventaris dengan tahapan kegiatan sebagai berikut: a. BM/KN didaftarkan berdasarkan dokumen sumber (Berita Acara dan dokumen pendukung lainnya); b. BM/KN diklasifikasikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; c. BM/KN dicatat dalam Buku Inventaris, Daftar Inventaris Ruangan (DIR), Kartu Inventaris Barang (KIB), dan Daftar Inventaris Lainnya (DIL) Inventarisasi Inventarisasi dilaksanakan secara berkala dengan melakukan pengecekan fisik BM/KN untuk menjaga keakuratan catatan akuntansi Pelaporan Pelaporan BM/KN dilaksanakan secara berjenjang dan berkala.

9 BAB II STRUKTUR DAN BAGAN ORGANISASI AKUNTANSI BM/KN 1.1 Struktur Organisasi Secara umum, struktur organisasi akuntansi BM/KN ditetapkan sebagai berikut: a. Unit Pengurus Barang (UPB) UPB adalah unit akuntansi BM/KN pada Satuan Kerja (Kantor/Proyek/Bagian Proyek) yang menguasai anggaran sendiri. b. Pembantu Penguasa Barang Inventaris (PPBI) PPBI adalah unit akuntansi BM/KN pada tingkat Kantor Wilayah atau unit kerja lain yang ditetapkan sebagai PPBI. c. Penguasa Barang Inventaris (PBI) PBI adalah unit akuntansi BM/KN pada unit organisasi tingkat Eselon I atau unit kerja lain yang ditetapkan sebagai PBI. d. Pembina Barang Inventaris (PEBIN) PEBIN adalah unit akuntansi BM/KN pada tingkat Departemen/Lembaga Penanggung jawab akuntansi BM/KN adalah sebagai berikut: a. Pada UPB : Kepala Kantor/Satuan Kerja/Pimpinan Proyek/ Pimpinan Bagian Proyek; b. Pada PPBI : Kepala Kantor Wilayah atau Kepala unit kerja yang ditetapkan sebagai PPBI; c. Pada PBI : Pejabat Eselon I atau Kepala Unit kerja yang ditetapkan sebagai PBI yang kewenangannya dilimpahkan ke Pejabat Eselon II; d. Pada PEBIN : Menteri/Sekretaris Jenderal Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara/ Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang kewenangannya dilimpahkan kepada Pejabat Eselon I.

10 Di samping sebagai PPBI, PBI atau PEBIN, unit organisasi ini juga melaksanakan fungsi selaku UPB untuk Unit kerjanya Setiap unit kerja yang ditetapkan sebagai UPB, PPBI, PBI dan PEBIN wajib melaksanakan tugas dan fungsi unit organisasi tersebut sesuai ketentuan yang telah ditetapkan Organisasi akuntansi BM/KN pada Departemen/Lembaga ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri/Pimpinan Lembaga yang bersangkutan

11 1.2 Bagan Organisasi a. Bagan Organisasi Akuntansi BM/KN pada UPB KEPALA SATUAN KERJA PETUGAS VERIFIKASI OPERATOR KOMPUTER

12 b. Bagan Organisasi Akuntansi BM/KN pada PPBI KEPALA KANTOR WILAYAH/PIMPINAN UNIT YANG DITETAPKAN KABAG. TU/ PEJABAT YANG DITUNJUK KASUBAG. PERLENGKAPAN/ PEJABAT YANG DITUNJUK PETUGAS VERIFIKASI OPERATOR KOMPUTER

13 c. Bagan Organisasi Akuntansi BM/KN pada PBI SEKRETARIS ESELON I (DIRJEN/BADAN/ YANG SETINGKAT) KABAG. UMUM/PERLENGKAPAN /SETINGKAT YANG MEMBIDANGI PERLENGKAPAN KASUBAG. UMUM/PERLENGKAPAN/ SETINGKAT YANG MEM- BIDANGI PERLENGKAPAN PETUGAS VERIFIKASI OPERATOR KOMPUTER

14 d. Bagan Organisasi Akuntansi BM/KN pada PEBIN SEKJEN DEPARTEMEN/ SEKRETARIS LEMBAGA KEPALA BIRO YANG MEMBIDANGI PERLENGKAPAN KEPALA BAGIAN YANG MEMBIDANGI PERLENGKAPAN PETUGAS VERIFIKASI OPERATOR KOMPUTER

15 BAB III TUGAS DAN FUNGSI PEJABAT/PETUGAS PELAKSANA AKUNTANSI BM/KN PADA DEPARTEMEN/LEMBAGA 3.1. Pada Tingkat UPB Tugas dan fungsi dari masing-masing pejabat/petugas adalah sebagai berikut: Kepala Kantor/Satuan Kerja/Pimpinan Proyek/Pimpinan Bagian Proyek Kepala Kantor/Satuan Kerja/Pimpinan Proyek/Pimpinan Bagian Proyek bertugas sebagai penanggung jawab pelaksanaan akuntansi BM/KN pada tingkat UPB. Untuk melaksanakan tugas tersebut Kepala Kantor/Satuan Kerja/Pimpinan Proyek/Pimpinan Bagian Proyek mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Menunjuk dan menetapkan petugas akuntansi BM/KN, b. Menyiapkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi BM/KN pada tingkat UPB, c. Mengusulkan dana untuk keperluan pelaksanaan sistem akuntansi BM/KN, d. Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi BM/KN di lingkungan UPB, e. Menelaah dan menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat untuk pihak luar sehubungan dengan pelaksanaan sistem, f. Memantau dan mengevaluasi hasil kerja petugas pelaksana, g. Menelaah dan menandatangani Kartu Inventaris Barang (KIB), Daftar Inventaris Ruangan (DIR), Daftar Inventaris Lainnya (DIL), Buku Inventaris (BI), Laporan Mutasi Barang Triwulanan (LMBT), dan Laporan Tahunan (LT). h. Menginstruksikan kepada setiap Penanggung jawab Ruangan untuk membuat Daftar Kodisi Barang (DKB) pada setiap akhir tahun anggaran Petugas Verifikasi Petugas Verifikasi Akuntansi BM/KN pada tingkat UPB mempunyai tugas sebagai berikut: a. Memelihara dokumen sumber dan mengarsipkan dokumen akuntansi BM/KN, b. Melaksanakan opname fisik, c. Melakukan registrasi BM/KN, d. Membuat dan memperbarui DIR, KIB, dan DIL, e. Mengirimkan KIB ke PPBI, PBI, dan PEBIN, f. Mengirimkan ADK BM/KN dan Register Pengiriman beserta surat pengantar ke PPBI dalam periode triwulanan,

16 g. Mengirimkan LMBT dalam periode triwulan dan mengirimkan LT pada akhir tahun anggaran setelah ditandatangani Penanggung jawab UPB ke PPBI Operator Komputer Operator Komputer Akuntansi BM/KN pada tingkat UPB mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyiapkan Surat Pemberitahuan Pencatatan Aset (SPPA), b. Merekam SPPA ke dalam sistem akuntansi BM/KN, c. Mencetak Register Transaksi, d. Memverifikasi Register Transaksi dengan SPPA, e. Melakukan koreksi bila terdapat perbedaan antara SPPA dengan Register Transaksi, f. Membetulkan data masukan berdasarkan hasil verifikasi, g. Mencetak LMBT, BI, dan LT, h. Menggandakan LMBT, dan LT, i. Membuat konsep surat pengantar untuk pengiriman Arsip Data Komputer (ADK) BM/KN, LMBT, dan LT Pada Tingkat PPBI Tugas dan fungsi dari masing-masing pejabat/petugas adalah sebagai berikut: Kepala Kantor Wilayah/Pimpinan Unit yang ditetapkan Kepala Kantor Wilayah/Pimpinan Unit yang telah ditetapkan selaku Penanggungjawab Akuntansi BMKN mempunyai tugas mengkoordinasikan pelaksanaan akuntansi BM/KN untuk satuan kerja/proyek diwilayahnya. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Kantor Wilayah/Pimpinan Unit yang telah ditetapkan selaku penanggungjawab mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Mengkoordinasikan rencana pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KN untuk lingkup wilayahnya; b. Mengkoordinasikan pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KN di wilayahnya; c. Mengkoordinasikan Penyusunan DUK/DUP untuk mendukung dana pelaksanaan sistem akuntansi BM/KN; d. Mengarahkan penyiapan sumberdaya manusia, sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan Sistem akuntansi BM/KN; e. Memantau pelaksanaan kegiatan Sistem Akuntansi BM/KN agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan; f. Mengkoordinasikan pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KN antara UPB, PPBI dengan KAR;

17 g. Meneliti dan menandatangani Laporan Kegiatan dan surat/memo lainnya untuk pihak luar sehubungan dengan pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KN; h. Menyampaikan laporan BM/KN triwulanan dan tahunan ke PBI dan KAR Kepala Bagian Tata Usaha/Pejabat yang ditunjuk Kepala Kepala Bagian Tata Usaha/pejabat yang ditunjuk selaku Wakil Penanggungjawab mempunyai tugas membantu penanggungjawab dalam mengkoordinasikan pelaksanaan akuntansi BM/KN untuk linkup wilayahnya.untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Bagian Tata Usaha selaku wakil penanggungjawab mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Menyiapkan rencana pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KN; b. Menyiapkan konsep penempatan pejabat/petugas pada PPBI; c. Menyiapkan konsep DUK/DUP untuk dana penyelenggaraan Sistem Akuntansi BM/KN; d. Menyusun rencana penyiapan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang diperlukan; e. Memonitor pelaksanaan kegiatan akuntansi BM/KN ditingkat PPBI; f. Menyetujui laporan akuntansi BM/KN yang akan didistribusikan Kepala Sub Bagian Perlengkapan/Pejabat yang ditunjuk Kepala sub Bagian Perlengkapan/pejabat yang ditunjuk selaku Pelaksana Penanggungjawab mempunyai tugas melaksanakan Sistem Akuntansi BM/KN untuk lingkup wilayahnya. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Sub Bagian Perlengkapan selaku Pelaksana Penanggungjawab PPBI mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Menyiapkan konsep rencana dan jadual pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KNMenyiapkan rencana pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KN berdasarkan target yang ditetapkan oleh BAKUN ; b. Meneliti dan menganalisis laporan BM/KN yang akan didistribusikan; c. Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja para petugas pelaksana; d. Menjaga hubungan yang harmonis dengan unit dan instansi lainnya sebagi pelaksana Sistem Akuntansi BM/KN; Petugas Verifikasi Petugas Verifikasi Akuntansi BM/KN pada tingkat PPBI mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut: a. Memelihara dan mengarsipkan dokumen BM/KN, b. Memutakhirkan KIB berdasarkan informasi perubahan dari UPB,

18 c. Mengirimkan ADK BM/KN dan Register Pengiriman beserta surat pengantar ke KAR dan PBI dalam periode triwulanan, d. Mengirimkan LMBT dalam periode triwulanan dan mengirimkan LT dalam periode tahunan ke PBI setelah ditandatangani Penanggung jawab PPBI Operator Komputer Operator komputer Akuntansi BM/KN pada tingkat PPBI mempunyai tugas sebagai berikut: a. Memproses ADK dari UPB untuk digabungkan sebagai laporan tingkat PPBI, b. Mencetak LMBT, BI, dan LT tingkat PPBI, c. Menggandakan LMBT, dan LT PPBI, d. Membuat konsep surat pengantar untuk pengiriman ADK BM/KN, LMBT, dan LT ke Kantor Akuntansi Regional (KAR) dan PBI, 3.3. Pada Tingkat PBI Tugas dan fungsi dari masing-masing pejabat/petugas adalah sebagai berikut: Sekretaris Eselon I (Ditjen/Badan/Setingkat) Sekretaris Eselon I atau pejabat yang setingkat yang telah ditetapkan selaku Penanggungjawab mempunyai tugas mengkoordinasikan pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KN untuk satuan kerja/proyek dilingkup eselon I. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretaris Eselon I atau pejabat yang setingkat yang telah ditetapkan selaku penanggungjawab mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Mengkoordinasikan rencana pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KN untuk lingkup Eselon I; b. Mengkoordinasikan Penyusunan DUK/DUP untuk mendukung dana pelaksanaan sistem akuntansi BM/KN; c. Mengarahkan penyiapan sumberdaya manusia, sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan Sistem akuntansi BM/KN; d. Memantau pelaksanaan kegiatan Sistem Akuntansi BM/KN agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan; e. Mengkoordinasikan pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KN antara UPB, PPBI dilingkungannya; f. Mengkoordinasikan pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KN dengan Tim pembina BAKUN Pusat; g. Menyampaikan laporan BM/KN triwulanan dan tahunan ke Menteri/Ketua Lembaga.

19 Kepala Bagian Umum/Perlengkapan/Setingkat yang membidangi perlengkapan Kepala Bagian Umum/Perlengkapan/Setingkat yang membidangi perlengkapan yang ditunjuk selaku Wakil Penanggungjawab mempunyai tugas membantu penanggungjawab dalam mengkoordinasikan pelaksanaan akuntansi BM/KN untuk lingkup Eselon I. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Bagian Bagian Perlengkapan/pejabat yang membidangi perlengkapan selaku wakil penanggungjawab mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Menyiapkan rencana pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KN; b. Menyiapkan konsep penempatan pejabat/petugas pada PBI; c. Menyiapkan konsep DUK/DUP untuk dana penyelenggaraan Sistem Akuntansi BM/KN; d. Menyusun rencana penyiapan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang diperlukan; e. Memonitor pelaksanaan kegiatan akuntansi BM/KN dilingkungan PBI; f. Menyetujui laporan akuntansi BM/KN yang akan didistribusikan Kepala Sub Bagian Umum/Perlengkapan/Setingkat yang membidangi perlengkapan Kepala sub Bagian Umum/Perlengkapan/Setingkat yang membidangi perlengkapan yang ditunjuk selaku Pelaksana Penanggungjawab mempunyai tugas melaksanakan Sistem Akuntansi BM/KN untuk lingkup Eselon I. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Sub Bagian Perlengkapan/Pejabat yang membidangi perlengkapan selaku Pelaksana Penanggungjawab PBI mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Menyiapkan konsep rencana dan jadual pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KNMenyiapkan rencana pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KN berdasarkan target yang ditetapkan oleh BAKUN ; b. Meneliti dan menandatangani Laporan Kegiatan dan surat/memo lainnya untuk pihak luar sehubungan dengan pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KN; c. Meneliti dan menganalisis laporan BM/KN yang akan didistribusikan; d. Memantau dan mengevaluasi prestasi kerja para petugas pelaksana; e. Menjaga hubungan yang harmonis dengan unit dan instansi lainnya sebagi pelaksana Sistem Akuntansi BM/KN; Petugas Verifikasi Petugas Verifikasi pada tingkat PBI mempunyai tugas sebagai berikut: a. Melaksanakan tugas selaku petugas verifikasi BM/KN pada tingkat UPB untuk Kantor yang bersangkutan;

20 b. Memutakhirkan KIB berdasarkan informasi perubahan dari UPB; c. Membuat konsep surat pengantar untuk pengiriman ADK BM/KN, LMBT, dan LT ke PEBIN; d. Mengirimkan ADK BM/KN dan Register Pengiriman beserta surat pengantar ke PEBIN dalam periode triwulanan; e. Mengirimkan LMBT-PBI dalam periode triwulan dan mengirimkan LT- PBI ke PEBIN pada akhir tahun anggaran setelah ditandatangani Penanggung jawab PBI Operator Komputer Operator komputer akuntansi BM/KN pada tingkat PBI mempunyai tugas sebagai berikut: a. Memproses ADK dari PPBI untuk digabungkan menjadi ADK BM/KN tingkat PBI; b. Mencetak LMBT, BI, dan LT tingkat PBI; c. Menggandakan LMBT dan LT PBI Pada Tingkat Pembina Barang Inventaris (PEBIN) Tugas dan fungsi dari masing-masing pejabat/petugas adalah sebagai berikut: Sekretaris Jenderal/Setingkat Sekretaris Jenderal atau pejabat yang setingkat yang telah ditetapkan selaku Penanggungjawab mempunyai tugas membina pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KN untuk lingkup Departemen/Lembaga. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretaris Jenderal atau pejabat yang setingkat yang telah ditetapkan selaku penanggungjawab mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KN dilingkungan Departemen/Lembaga; b. Menyusun dan menyiapkan DUP atau DUK untuk pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KN dilingkungan Departemen/Lembaga; c. Menyiapkan usulan organisasi dan uraian tugas bagi seluruh Unit Akuntansi BM/KN ditingkat Pusat maupun Daerah; d. Menyusun Penyiapan para petugas pelaksana Sistem Akuntansi BM/KN; e. Memberikan petunjuk kepada unit-unit akuntansi BM/KN ditingkat Pusat maupun daerah menyangkut hubungan kerja,personalia,biaya,peralatan dan perlengkapan serta hal-hal administratif lainnya; f. Memantau pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KN pada antara UPB, PPBI dan PBI dilingkungan departemen/lembaga; g. Melakukan Pembinaan atas pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KN pada UPB, PPBI dan PBI dilingkungan Departemen/Lembaga; h. Mengkoordinasikan pembuatan laporan BM/KN dan menyampaikan laporan BM/KN triwulanan dan tahunan ke Menteri Keuangan Cq. BAKUN.

21 Kepala Biro Perlengkapan/Pejabat yang membidangi perlengkapan Kepala Biro Perlengkapan/Pejabat yang membidangi perlengkapan ditunjuk selaku Wakil Penanggungjawab mempunyai tugas membantu penanggungjawab dalam mengkoordinasikan pelaksanaan akuntansi BM/KN pada tingkat Departemen/Lembaga. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Biro Perlengkapan/pejabat yang membidangi perlengkapan selaku wakil penanggungjawab mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Mengkoordinasikan rencana pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KN lingkup Departemen/Lembaga; b. Mengkoordinasikan penyiapan organisasi akuntansi BM/KN sebagai pelaksana Sistem Akuntansi BM/KN; c. Mengkoordinasikan penyusunan DUK/DUP untuk mendukung dana pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KN; d. Mengarahkan penyiapan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang diperlukan; e. Memantau pelaksanaan kegiatan akuntansi BM/KN sesuai rencana yang telah ditetapkan; f. Mengkoordinasikan pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KN dengan Tim pembina BAKUN g. Menyetujui Laporan BM/KN yang akan didistribusikan Kepala Bagian Perlengkapan/pejabat yang membidangi perlengkapan Kepala Bagian Perlengkapan/pejabat yang ditunjuk selaku Pelaksana Penanggungjawab mempunyai tugas melaksanakan Sistem Akuntansi BM/KN untuk lingkup Departemen/Lembaga serta membantu Penanggungjawab dalam mengkoordinasikan pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KN baik di Pusat maupun Daerah. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Bagian Perlengkapan/Pejabat yang membidangi perlengkapan selaku Pelaksana Penanggungjawab PEBIN mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Menyusun rencana pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KN dilingkungan Departemen/Lembaga; b. Menyusun dan menyiapkan DUP atau DUK untuk pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KN dilingkungan Departemen/Lembaga ; c. Menyiapkan usulan organisasi dan uraian tugas bagi seluruh unit organisasi akuntansi BM/KN ditingkat Pusat maupun Daerah; d. Menyusun penyiapan para petugas pelaksana Sistem Akuntansi BM/KN i. Memberikan petunjuk kepada unit organisasi akuntansi BM/KN ditingkat Pusat maupun daerah menyangkut hubungan kerja, personalia, biaya, peralatan dan perlengkapan serta hal-hal administratif lainnya; e. Memantau pelaksanaan Sistem Akuntansi BM/KN pada antara UPB, PPBI dan PBI dilingkungan Departemen/Lembaga; f. Meneliti dan menganalisis laporan BM/KN untuk didistribusikan;

22 Petugas Verifikasi Petugas Verifikasi Akuntansi BM/KN pada tingkat PEBIN mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut: a. Melaksanakan tugas UPB untuk Kantor yang bersangkutan, b. Memutakhirkan KIB berdasarkan informasi perubahan dari UPB, c. Mengirimkan LMBT dalam periode triwulan ke Departemen Keuangan (cq. BAKUN) setelah ditandatangani Penanggung jawab PEBIN, d. Mengirimkan LT-PEBIN ke Departemen Keuangan (cq. BAKUN dan Direktorat Jenderal Anggaran), BPK, Satuan Pengawas Intern Departemen/Lembaga terkait setelah ditandatangani Penanggung jawab PEBIN Operator Komputer Operator Komputer Akuntansi BM/KN pada tingkat PEBIN mempunyai tugas sebagai berikut: a. Memproses ADK BM/KN dari PBI untuk digabungkan sebagai laporan tingkat PEBIN, b. Mencetak LMBT, BI, dan LT tingkat PEBIN, c. Menggandakan LMBT, dan LT PEBIN, d. Membuat konsep surat pengantar untuk pengiriman LMBT dan LT,

23 BAB IV SISTEM AKUNTANSI BM/KN 4.1 Dokumen Sumber Akuntansi BM/KN Dokumen yang digunakan dalam akuntansi BM/KN dan menjadi dasar dalam pencatatan, pelaporan dan pertanggungjawaban BM/KN adalah : a. Pembelian Dokumen sumber adalah Berita Acara Serah Terima Barang yang disertai dokumen pendukung sebagai berikut: Surat Perintah Membayar (SPM); Surat Perintah Kerja (SPK); Kontrak Kerja; Faktur pembelian Kuitansi. b. Sumbangan masuk, Hibah masuk, Transfer masuk, Trasfer keluar Dokumen sumber yang digunakan adalah Berita Acara Serah Terima Barang c. Penghapusan, Dokumen Sumber yang digunakan adalah SK.Penghapusan. 4.2 Akuntansi barang Pada Tingkat UPB Perangkat/formulir Akuntansi Setiap formulir yang dibuat dalam akuntansi BM/KN harus dapat ditelusuri dan dibandingkan dengan formulir akuntansi BM/KN lainnya. Akuntansi barang pada tingkat UPB menggunakan perangkat/formulir sebagai berikut: a. Label Barang b. Surat Pemberitahuan Pencatatan Aset (SPPA) c. Kartu Inventaris Barang (KIB) d. Daftar Inventaris Ruangan (DIR) e. Daftar Inventaris Lainnya (DIL) f. Daftar Kondisi Barang (DKB) g. Buku Inventaris Ekstrakomptabel (BI Ekstrakomptabel) h. Buku Inventaris Intrakomptabel (BI Intrakomptabel) i. Laporan Mutasi Barang Triwulan (LMBT) j. Laporan Tahunan (LT) Prosedur Akuntansi No. Uraian 1 Pencatatan saldo awal Berdasarkan inventarisasi mengikhtisarkan data setiap barang ke dalam SPPA.

24 No. Uraian Meminta tanda tangan penanggung jawab UPB/Pejabat yang ditunjuk sebagai bukti pengesahan atas SPPA. Merekam SPPA kedalam program sistem akuntansi BM/KN. Membuat/memperbaharui: - KIB apabila barang tersebut termasuk jenis barang berupa tanah, Bangunan, Alat Angkutan Bermotor, atau Alat Persenjataan. - DIR untuk barang yang ditempatkan dalam suatu ruangan - DIL untuk barang yang tidak dicatat dalam KIB maupun DIR. Mencetak Register transaksi. Memverifikasi Register Transaksi dengan SPPA. Melakukan koreksi bila terdapat perbedaan antara SPPA dengan Register Transaksi. Mencetak BI saldo awal. Meminta pengesahan Penanggung jawab Unit Pengurus Barang atas BI saldo awal. Membuat surat pengantar untuk pengiriman BI saldo awal dan KIB. Mengirimkan cetakan dan ADK BI saldo awal ke PPBI. Mengirimkan salinan KIB ke setiap unit organisasi Akuntansi BM/KN Mengarsipkan salinan BI saldo awal, KIB, DIR, dan DIL secara teratur dan baik. 2 Pencatatan mutasi barang, Berdasarkan dokumen sumber mengikhtisarkan data untuk setiap barang ke dalam SPPA. Meminta tanda tangan penanggung jawab Unit Pengurus Barang sebagai bukti pengesahan atas SPPA. Merekam SPPA kedalam program sistem akuntansi BM/KN Mencetak Register transaksi Memverifikasi Register Transaksi dengan SPPA Melakukan koreksi bila terdapat perbedaan antara SPPA dengan Register transaksi Mencetak LMBT pada akhir triwulan Meminta pengesahan Penanggung jawab UPB atas LMBT. Membuat surat pengantar untuk pengiriman LMBT. Menyampaikan cetakan dan ADK LMBT ke PPBI, paling lambat 7 (tujuh) hari setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan. Mengarsipkan salinan LMBT secara teratur dan baik. 3. Pencatatan akhir tahun anggaran, Menginstruksikan kepada setiap Penanggungjawab Ruangan untuk membuat DKB berdasarkan pengecekan ulang barang-barang yang berada di ruangan masing-masing.

25 No. Uraian Mengisi kondisi barang dalam LT berdasarkan DKB yang diterima dari Penaggungjawab Ruangan Mencetak BI Intrakomptabel dan BI Eksatra komptable. Mencetak LT. Meminta persetujuan Penanggung jawab UPB atas LT. Membuat surat pengantar untuk pengiriman LT. Menyampaikan LT ke PPBI selambat-lambatnya 20 (dua puluh) hari setelah berakhirnya tahun anggaran. Mengarsipkan salinan BI Intrakomptabel, BI Intra Komptabel, DKB, dan LT secara teratur dan baik. 4.3 Akuntansi Barang Pada Tingkat PPBI Perangkat/formulir Akuntansi Akuntansi barang pada tingkat PPBI menggunakan perangkat/formulir sebagai berikut: a) Kartu Inventaris Barang (KIB) yang diterima dari UPB b) Buku Inventaris (BI) c) Laporan Mutasi Barang Triwulanan (LMBT) d) Laporan Tahunan (LT) Prosedur Akuntansi No. Uraian Pada saat pencatatan saldo awal Menggabungkan BI saldo awal setiap UPB Meminta pengesahan Penanggung jawab PPBI atas BI saldo awal. Membuat surat pengantar untuk pengiriman BI saldo awal. Menyampaikan cetakan dan ADK BI saldo awal ke PBI dan KAR. Mengarsipkan salinan BI saldo awal secara teratur dan baik. 2 Pencatatan akhir triwulan, Menggabungkan LMBT yang diterima dari UPB ke dalam BI Intrakomptabel.

26 No. Uraian Mencetak LMBT Meminta pengesahan Penanggung jawab PPBI atas LMBT. Membuat Surat Pengantar untuk pengiriman LMBT. Menyampaikan cetakan dan ADK LMBT ke PBI dan KAR, paling lambat 15 (lima belas) hari setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan. Mengarsipkan salinan LMBT secara teratur dan baik. 3 Pencatatan akhir tahun anggaran, Mencetak BI Intrakomptabel. Mencetak LT. Meminta pengesahan Penanggung jawab PPBI atas LT. Membuat surat pengantar untuk pengiriman LT. Menyampaikan cetakan LT ke PBI dan KAR, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya tahun anggaran. Mengarsipkan salinan BI Intrakomptabel, dan LT secara teratur dan baik. 4.4 Akuntansi Barang Pada Tingkat PBI Perangkat/formulir Akuntansi Akuntansi barang pada tingkat PBI menggunakan perangkat/formulir sebagai berikut: a) Kartu Inventaris Barang (KIB) yang diterima dari UPB b) Buku Inventais (BI) c) Laporan Mutasi Barang Triwulanan (LMBT) d) Laporan Tahunan (LT) Prosedur Akuntansi No. Uraian 2 Pencatatan akhir triwulan, Menggabungkan LMBT yang diterima dari PPBI ke dalam BI Intrakomptabel. Mencetak LMBT Meminta pengesahan Penanggung jawab PBI atas LMBT. Membuat surat pengantar untuk pengiriman LMBT. Menyampaikan cetakan dan ADK LMBT ke PEBIN dan KAR, paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan.

27 No. Uraian Mengarsipkan salinan LMBT secara teratur dan baik. 3 Pencatatan akhir tahun anggaran, Mencetak BI Intrakomptabel. Mencetak LT. Meminta pengesahan Penanggung jawab PBI atas LT Membuat surat pengantar untuk pengiriman LT Menyampaikan cetakan LT ke PEBIN dan KAR, selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari setelah berakhirnya tahun anggaran. Mengarsipkan salinan BI Intrakomptabel dan LT secara teratur dan baik. 4.5 Akuntansi Barang Pada Tingkat PEBIN Perangkat/formulir Akuntansi Akuntansi barang pada tingkat PEBIN menggunakan perangkat/formulir sebagai berikut: a) Kartu Inventaris Barang (KIB) b) Buku Inventaris (BI) c) Laporan Mutasi Barang Triwulanan d) Laporan Tahunan (LT) Prosedur Akuntansi No. Uraian 1 Pencatatan akhir triwulan, Menggabungkan LMBT yang diterima dari PBI ke dalam BI Intrakomptabel. Mencetak LMBT. Meminta pengesahan Penanggung jawab PEBIN atas LMBT. Membuat surat pengantar untuk pengiriman LMBT. Menyampaikan cetakan LMBT ke PEBIN, paling lambat 40 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan. Mengarsipkan salinan LMBT secara teratur dan baik. 3 Pada akhir tahun anggaran, Mencetak BI Intrakomptabel. Mencetak LT. Meminta persetujuan Penanggung jawab PBI atas LT. Membuat surat pengantar untuk pengiriman LT. Menyampaikan cetakan LT ke Menteri Keuangan cq. Kepala BAKUN dan

28 No. Uraian tembusannya kepada Kepala Satuan Pengawas Intern, Ketua BPK, dan Direktur Jenderal Anggaran, selambat-lambatnya 60 (empat puluh lima) hari setelah berakhirnya tahun anggaran. Mengarsipkan salinan BI Intrakomptabel, dan LT secara teratur dan baik. 4.6 Sistem Akuntansi Persediaan Pencatatan Persediaan 1. Persediaan dicatat dalam Kartu Persediaaan Barang (KPB) untuk setiap jenis barang persediaan. 2. Kartu Persediaan Barang dikelola tersendiri oleh petugas yang menangani persediaan Pelaporan Barang Persediaan 1. Persediaan yang dicatat dalam Kartu Persediaan Barang (KPB) pada akhir tahun anggaran direkap dalam Kartu Rekap Persediaan (KRP) untuk mendapatkan jumlah barang persediaan keseluruhan. 2. Nilai satu jenis persediaan yang dilaporkan pada akhir tahun anggaran adalah sebesar saldo perjenis persediaan di kalikan dengan harga pembelian terakhir. 3. Jumlah dan nilai barang persediaan dilaporkan pada akhir tahun dengan menggunakan LMBT IV atau LMBT yang terakhir dalam tahun anggaran yang bersangkutan 4.7. Inventarisasi Tujuan Inventarisasi Tujuan Inventarisasi adalah untuk mengetahui jumlah, nilai/harga, kondisi dan keberadaan seluruh barang inventaris secara nyata yang dimiliki/ dikuasai oleh UPB dalam rangka tertib administrasi perlengkapan Inventarisasi dilakukan oleh UPB sekali dalam 2 (dua) tahun anggaran.

29 4.7.3 Tahapan Dalam Melaksanakan Inventarisasi Persiapan Inventarisasi Langkah-langkah dalam persiapan inventarisasi: a. Pembentukan Tim Inventarisasi. b. Pembagian tugas. c. Pengumpulan buku catatan/dokumen dan laporan yang sudah pernah dibuat. d. Persiapan blangko label sementara. e. Pembuatan denah, pemberian nomor dan penentuan penanggungjawab ruangan. f. Menyiapkan formulir Laporan Hasil Inventarisasi (LHI). g. Penjelasan prosedur pengisian formulir. h. Pelaksanaan Inventarisasi Proses pelaksanaan inventarisasi: a. Pengelompokkan barang dan menghitung jumlah barang b. Menilai kondisi barang dengan kriteria baik, rusak ringan atau rusak berat. c. Menempelkan lebel registrasi sementara pada barang inventarisasi yang telah dihitung dan tahun perolehan. d. Memasukkan hasil Inventarisasi kedalam formulir LHI. e. Membukukan Hasil Inventarisasi kedalam BI, DIR, KIB dan DIL.

30 BAB V PERANGKAT/ FORMULIR AKUNTANSI BM/KN 5.1. Klasifikasi dan Kodefikasi BM/KN Klasifikasi dan Kodefikasi BM/KN dilakukan dengan mengacu pada Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 18/KMK.018/1999 tanggal 14 Januari 1999 tentang Klasifikasi dan Kodefikasi BM/KN 5.2 Kapitalisasi BM/KN Akuntansi BM/KN dilakukan dilakukan dengan mengacu pada Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 01/KM.12/2001 tanggal 18 Mei 2001 tentang Pedoman Kapitalisasi BM/KN Dalam Sistem Akuntansi Pemerintah khususnya mengenai Nilai BM/KN yang dicatat, dibukukan, dan dilaporkan sebagai BM/KN. 5.3 Kode lokasi Kode lokasi terdiri dari 14 (empat belas) digit yang memuat kode PEBIN, PBI, PPBI dan UPB, yang bertujuan untuk mengidentifikasi unit penanggungjawab dalam akuntans BM/KN dengan susunan sebagai berikut: XX. XX. XX. XXXXXX. XX Kode Bagian Proyek untuk UPB Proyek UPB PPBI PBI PEBIN Kode PEBIN, mengacu kepada kode Bagian Anggaran instansi yang menguasai barang. Kode PBI, mengacu kepada kode unit eselon I pada Departemen/Lembaga yang bersangkutan.

31 Kode PPBI, mengacu kepada kode kantor wilayah, atau kode unit kerja yang ditetapkan sebagai PPBI. Kode UPB, mengacu kepada kode satuan kerja yang tercantum pada DIK untuk unit kantor, kode DIP untuk unit Proyek. Kode UPB Bagian Proyek untuk UPB Bagian Proyek mengacu kepada kode satuan kerja yang tercantum pada kode DIP untuk Bagian Proyek Tahun diisi dengan tahun perolehan barang Untuk organisasi Penatausahaan barang yang tidak menggunakan anggaran negara atau yang mengelola dana sendiri (swadana), kode lokasi dapat ditentukan dengan mempergunakan kode tersendiri setelah mendapat persetujuan BAKUN. 5.4 Kode barang Untuk mengidentifikasikan satu jenis barang ditinjau dari klasifikasi dan kodefikasi BM/KN digunakan kombinasi angka yang terdiri dari 10 (sepuluh) digit dengan susunan sebagai berikut : X. XX. XX. XX. XXX. Sub-Sub Kelompok Barang Sub Kelompok Barang Kelompok Barang Bidang Barang Golongan Barang Pengelompokan/klasifikasi barang seperti tersebut diatas berhubungan dengan sistem akuntansi barang pada masing-masing jenjang organisasi penatausahaan barang. Pada tingkat UPB, jenis barang diklasifikasikan ke dalam sub-sub kelompok barang, pada tingkat PPBI diklasifikasn ke dalam sub kelompok barang, dan pada tingkat PBI dan PEBIN diklasifikasikan ke dalam kelompok barang.

32 5.5 Kode Regristrasi Kode Regristrasi yang di tempelkan pada BM/KN barang terdiri dari Logo Departemen/Lembaga, Kode Lokasi (beserta tahun perolehannya) dan kode barang (beserta nomor urut pendaftarannya). Bagan Kode Regristrasi : XX. XX. XX. XXXXXX.XX. XX. XXXX PEBIN PBI PPBI UPB Kode Bagian Proyek untuk UPB Proyek Tahun Perolehan X. XX. XX. XX. XXX. XXXXXX Nomor Urut Pendaftaran Sub-Sub Kelompok Brg Sub Kelompok Barang Kelompok Barang Bidang Barang Golongan Barang Contoh : Pada tahun anggaran 2000 Biro Umum Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan melakukan pembelian Mesin Tik Manual Portable. Pada saat perolehan barang tersebut nomor pencatatan terakhir untuk Mesin Tik Manual Portable yang dikuasai UPB adalah Berdasarkan hal tersebut UPB dapat memberikan Label Barang sbb; LOGO DEP/LEM

33 5.6 Penentuan Kondisi Barang Barang Bergerak a. Baik (B) : Apabila kondisi barang tersebut masih dalam keadaan utuh dan berfungsi dengan baik b. Rusak Ringan (RR) : Apabila kondisi barang tersebut masih dalam keadaan utuh tetapi kurang berfungsi dengan baik. Untuk berfungsi dengan baik memerlukan perbaikan ringan dan tidak memerlukan penggantian bagian utama/ komponen pokok. c. Rusak Berat (RB) : Apabila kondisi barang tersebut tidak utuh dan tidak berfungsi lagi atau memerlukan perbaikan besar/penggantian bagian utama/komponen pokok, sehingga tidak ekonomis untuk diadakan perbaikan/ rehabilitasi Barang Tidak Bergerak a. Tanah 1). Baik (B) : Apabila kondisi tanah tersebut siap dipergunakan dan/atau dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya. 2). Rusak Ringan (RR) : Apabila kondisi tanah tersebut karena sesuatu sebab tidak dapat dipergunakan dan/atau dimanfaatkan dan masih memerlukan pengolahan/perlakuan (misalnya pengeringan, pengurugan, perataan dan pemadatan) untuk dapat dipergunakan sesuai dengan peruntukannya. 3). Rusak Berat (RB) : Apabila kondisi tanah tersebut tidak dapat lagi dipergunakan dan atau dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya karena adanya bencana alam, erosi dan sebagainya.

34 b. Jalan dan Jembatan 1). Baik (B) : Apabila kondisi fisik barang tersebut dalam keadaan utuh dan berfungsi dengan baik 2). Rusak Ringan (RR) : Apabila kondisi fisik barang tersebut dalam keadaan utuh namun memerlukan perbaikan ringan untuk dapat dipergunakan sesuai dengan fungsinya. 3). Rusak Berat (RB) : Apabila kondisi fisik barang tersebut dalam keadaan tidak utuh/tidak berfungsi dengan baik dan memerlukan perbaikan dengan biaya besar. c. Bangunan 1). Baik (B) : Apabila bangunan tersebut utuh dan tidak memerlukan perbaikan yang berarti kecuali pemeliharaan rutin. 2). Rusak Ringan (RR) : Apabila bangunan tersebut masih utuh, memerlukan pemeliharaan rutin dan perbaikan ringan pada komponen-komponen bukan konstruksi utama. 3). Rusak Berat (RB) : Apabila bangunan tersebut tidak utuh dan tidak dapat dipergunakan lagi. 5.7 Laporan Hasil Inventarisasi (LHI) Form AK a. Penjelasan Umum. 1). Inventarisasi dilakukan oleh UPB dan hasilnya dituangkan dalam LHI per sub-sub kelompok barang 2). Inventarisasi dibuat untuk mengetahui jumlah/nilai/harga, kondisi dan keberadaan seluruh barang inventarisasi secara nyata/fisik yang dimiliki/dikuasai oleh UPB. 3). LHI dibuat oleh Tim Inventarisasi yang dibentuk oleh Penanggungjawab UPB.

35 4). LHI dibuat 4 (empat) rangkap yaitu: a) 1 (satu) rangkap asli untuk UPB yang bersangkutan b) 1 (satu) rangkap untuk PPBI c) 1 (satu) rangkap untuk PBI d) 1 (satu) rangkap untuk PEBIN b. Cara Pengisian 1). Sebelah kanan atas : Diisi dengan nomor urut halaman. Nama dan kode sub-sub kelompok barang sesuai dengan daftar kode barang. 2). Sebelah kiri atas : Nama UPB :.... Diisi dengan nama kantor/satuan kerja/ proyek/bagian proyek Kode UPB :... Diisi dengan nama Kantor/Satuan Kerja dan kode UPB diisi dengan kode lokasi UPB yang bersangkutan. 3). Sebelah kanan bawah : Ditandatangani oleh Tim Inventarisasi. 4). Sebelah Kiri bawah : Diketahui dan ditandatangani oleh penanggung jawab UPB. 5). Lajur 1 : Diisi dengan nomor urut pencatatan. 6). Lajur 2 : Diisi dengan nama ruangan. 7). Lajur 3 : Diisi dengan nomor kode ruangan. 8). Lajur 4 : Diisi dengan nama barang. 9). Lajur 5 : Diisi dengan merek/type barang yang bersangkutan. 10). Lajur 6 : Diisi dengan tahun perolehan barang. 11). Lajur 7 : Diisi dengan nomor urut pendaftaran barang. 12). Lajur 8 : Diisi jumlah barang. 13). Lajur 9 : Diisi harga menurut dokumen pengadaan, harga taksiran dan atau harga perolehan.

36 14). Lajur 10,11,12 : Diisi dengan jumlah barang sesuai dengan kondisi barang waktu pemeriksaan. 15). Lajur 13 : Diisi keterangan yang dianggap perlu untuk melengkapi data barang bersangkutan. 5.8 Surat Pemberitahuan Pencatatan Aset (SPPA) Surat Pemberitahuan Pencatatan Aset (SPPA) terdiri atas 3 (tiga) jenis yaitu : SPPA A Form AK , yaitu formulir yang digunakan untuk informasi perolehan aset. Jenis perolehan tersebut adalah : a. Saldo awal yaitu: Nilai Awal aset tetap pada saat sistem akuntansi aset tetap yang dikomputerisasi diimplementasikan di instansi UPB berdasarkan hasil opname fisik dan atau berdasarkan Buku Inventaris. (100) b. Pembelian yaitu: Pengadaan aset tetap yang siap dipakai dengan pembayaran tunai/kredit sesuai dengan ketentuan yang ada. (101) c. Transfer masuk yaitu: Penerimaan aset tetap dari UPB yang lain dari satu instansi. (102) d. Pertukaran Masuk yaitu: Tukar menukar aset tetap antar UPB. (103)Sumbangan Masuk yaitu: Menerima aset tetap dari instansi lain (dalam pemerintah pusat)/pihak ketiga. (104) e. Rampasan yaitu Aset tetap yang dikuasai pemerintah yang berasal dari pihak ketiga sebagai barang sitaan yang telah ditetapkan oleh pengadilan. (105) f. Penyelesaian Bangunan: Bangunan/ Gedung dan aset tetap lainnya yang dibangun/dibuat dengan dana APBN (termasuk BLN) yang telah diserahterimakan dengan berita acara serah terima. (106) g. Reklasifikasi Masuk yaitu: Pembukuan aset tetap pada catatan pembukuan karena perubahan klasifikasi. (308) h. Pembatalan penghapusan: Pembukuan kembali aset yang sebelumnya telah dihapuskan/dikeluarkan dari pembukuan. (107)

37 Dalam pemilihan transaksi perolehan aset pada formulir SPPA A hanya dengan memberikan tanda check mark (V) sesuai transaksi perolehan di depan salah satu jenis perolehan SPPA B - Form AK , yaitu formulir yang dipergunakan untuk informasi perubahan aset Jenis perubahan aset tersebut adalah: a. Penurunan Nilai yaitu: Pengurangan nilai aset antara lain akibat pelebaran jalan atau bencana alam sehingga hilangnya sebagian nilai aset. (201) b. Perbaikan Aset yaitu: Pergantian dari sebagian aset tetap berupa renovasi,rehabilitasi dan Up grade sehingga mengakibatkan peningkatan kualitas, kapasitas, kuantitas dan/atau umur. Biaya pemeliharaan tidak termasuk kode ini. (202) c. Koreksi Keluar yaitu: Pembatalan pembukuan aset tetap karena kesalahan pembukuan ( 401) d. Koreksi Masuk yaitu: Pembukuan kembali aset tetap karena kesalahan pembukuan. (402) e. Angsuran yaitu: dalam pembayaran pengadaan aset dilakukan per termin, tetapi selama barang tersebut belum diserahkan berarti tidak perlu dibukukan.(203) Dalam pemilihan transaksi perubahan aset tetap pada formulir SPPA B hanya dengan memberikan tanda check mark (V) sesuai transaksi perubahan aset di depan salah satu jenis perubahan aset.

38 5.8.3 SPPA C - Form AK , yaitu formulir yang dipergunakan untuk informasi penghapusan aset. Jenis penghapusan aset yaitu : a. Penghapusan yatu: peniadaan catatan pembukuan aset tetap karena rusak berat, berlebih, hilang dsb, berdasarkan Surat Keputusan Penghapusan (301). b. Pembuangan yaitu: tindak lanjut dari peniadaan catatan pembukuan aset tetap karena barang tersebut rusak berat sehingga harus dibuang dengan mengeluarkan biaya berdasarkan Surat Keputusan Penghapusan (302). c. Transfer Keluar yaitu: Pemindahan aset tetap kepada UPB lain dalam satu instansi. (303) d. Pertukaran Keluar yaitu: Pengeluaran aset dari pembukuan karena tukar menukar antar instansi. (304) e. Sumbangan Keluar yaitu: Memberikan aset ke instansi lain (dalam pemerintah pusat)/pihak ketiga (diluar pemerintah). (305) f. Penjualan yaitu: Peniadaan catatan pembukuan aset tetap karena aset tersebut dijual berdasarkan SK Penghapusan. (306) g. Reklasifikasi Keluar yaitu: Pengeluaran aset tetap dari catatan pembukuan karena perubahan klasifikasi. (307). Dalam pemilihan jenis penghapusan pada formulir SPPA C hanya dengan memberikan tanda trade mark (V) sesuai transaksi penghapusan di depan salah satu jenis penghapusan.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA PEDOMAN TEKNIS AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA PEDOMAN TEKNIS AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA 0 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA PEDOMAN TEKNIS AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA JAKARTA 2003 0 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI 1 DAFTAR

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA TATACARA PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA TATACARA PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA TATACARA PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI INSTANSI PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA Jakarta 2003 - 1 - DAFTAR ISI BAB I BAB II BAB III

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA DALAM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA DALAM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Arsip Seksi PKN, KPKNL Semarang

Arsip Seksi PKN, KPKNL Semarang Arsip Seksi PKN, KPKNL Semarang KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA DALAM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 335/KMK.01/2002 TANGGAL 15 JULI 2002 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN DAN PENGALIHAN BARANG MILIK/

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 335/KMK.01/2002 TANGGAL 15 JULI 2002 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN DAN PENGALIHAN BARANG MILIK/ KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 335/KMK.01/2002 TANGGAL 15 JULI 2002 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN DAN PENGALIHAN BARANG MILIK/ KEKAYAAN NEGARA PADA DEPARTEMEN/KANTOR MENTERI NEGARA/

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Barang Milik Negara dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Barang Milik Negara dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Barang Milik Negara dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat Pada UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dinyatakan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG 9 5 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/KEKAYAAN DAERAH DALAM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PENAJAM PASER

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 55 / KMK.03 / 2001 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 55 / KMK.03 / 2001 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 55 / KMK.03 / 2001 TENTANG TATA CARA PENGAMANAN, PENGHAPUSAN DAN PENGALIHAN BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN II : TATA CARA PEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA

SALINAN LAMPIRAN II : TATA CARA PEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA LAMPIRAN II : TATA CARA PEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA A. Pengertian dan maksud pembukuan Pembukuan adalah kegiatan pendaftaran dan pencatatan BMN ke dalam Daftar Barang yang ada pada Kementerian Sosial.

Lebih terperinci

BAGAN ALIR DATA BMN LAP. MANAJERIAL LAINNYA SABMN KONVERSI SIMAKBMN SAKPA LAP. BMN NERACA PERSEDIAAN KONVERSI

BAGAN ALIR DATA BMN LAP. MANAJERIAL LAINNYA SABMN KONVERSI SIMAKBMN SAKPA LAP. BMN NERACA PERSEDIAAN KONVERSI APLIKASI SIMAK-BMN SIMAK-BMN merupakan subsistem dari SAI yang merupakan rangkaian prosedur yang saling berhubungan untuk mengolah dokumen sumber dalam rangka menghasilkan informasi untuk penyusunan neraca

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN SISTEM PELAPORAN KEUANGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN SISTEM PELAPORAN KEUANGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN SISTEM PELAPORAN KEUANGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA DALAM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PROSEDUR MUTU PELAKSANAAN INVENTARISASI INFRASTRUKTUR

PROSEDUR MUTU PELAKSANAAN INVENTARISASI INFRASTRUKTUR 1 Juli 010 1/ Tujuan Prosedur ini memberikan pedoman dalam pelaksanaan, penetapan, penyediaan, pemeliharaan, infrastruktur atau barang inventaris kekayaan negara yang dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA

SISTEM AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 59 /PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT MENTERI KEUANGAN I. GAMBARAN UMUM SISTEM AKUNTANSI BARANG

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR AKUNTANSI ATAS BARANG MILIK NEGARA

BAB IV PROSEDUR AKUNTANSI ATAS BARANG MILIK NEGARA 29 BAB IV PROSEDUR AKUNTANSI ATAS BARANG MILIK NEGARA BAB IV PROSEDUR AKUNTANSI ATAS BARANG MILIK NEGARA Bab ini membahas prosedur akuntansi BMN dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP). SIMAK-BMN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.530, 2013 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Akuntansi. Pelaporan. Keuangan. Sistem. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK DAERAH DALAM SISTEM AKUNTANSI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Page 1 of 37 KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR: 247/KPTSIM/2003 TENTANG PELAKSANAAN INVENTARISASI BARANG MILIKIKEKAMAN NEGARA DILINGKUNGAN DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENATAUSAHAAN DAN PENGAMANAN BARANG MILIK DAERAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/IN/M/2011 TENTANG

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/IN/M/2011 TENTANG MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/IN/M/2011 TENTANG PENGAMANAN DAN PENATAUSAHAAN BARANG PERSEDIAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2013 Nomor 1617) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peratu

2017, No Tahun 2013 Nomor 1617) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peratu No.1185, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Penilaian Kembali BMN. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118/PMK.06/2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KEMBALI

Lebih terperinci

Lampiran I Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : 45/Menhut/II/2008 Tanggal : 5 Agustus 2008 PEDOMAN PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

Lampiran I Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : 45/Menhut/II/2008 Tanggal : 5 Agustus 2008 PEDOMAN PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA Lampiran I Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : 45/Menhut/II/2008 Tanggal : 5 Agustus 2008 PEDOMAN PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai pelaksanaan dari ketentuan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf

Lebih terperinci

-1- BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 136 TAHUN 2015 TENTANG

-1- BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 136 TAHUN 2015 TENTANG -1- BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 136 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR TATA CARA PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

Lebih terperinci

PELAKSANAAN INVENTARISASI BARANG MILIK / KEKAYAAN NEGARA. Oleh : Rusdian Rasih Hendrato, S.H. Surakarta, 5 September 2005

PELAKSANAAN INVENTARISASI BARANG MILIK / KEKAYAAN NEGARA. Oleh : Rusdian Rasih Hendrato, S.H. Surakarta, 5 September 2005 PELAKSANAAN INVENTARISASI BARANG MILIK / KEKAYAAN NEGARA BAGIAN PERLENGKAPAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2005 TUJUAN INVENTARISASI KESEMPURNAAN PENGURUSAN & PENGAWASAN TATA USAHA KEUANGAN NEGARA

Lebih terperinci

BARANG MILIK NEGARA DALAM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

BARANG MILIK NEGARA DALAM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT 5 BAB II BARANG MILIK NEGARA DALAM SISTEM AKUNTANSI Bab ini membahas pengertian Barang Milik Negara, Cakupan Barang Milik Negara, dan kedudukannya dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP). Secara

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG 1 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG PENATAUSAHAAN PERSEDIAAN LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 113/PMK.01/2006 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN PERSEDIAAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 113/PMK.01/2006 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN PERSEDIAAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN 1 of 9 08/03/2011 15:54 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 113/PMK.01/2006 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN PERSEDIAAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN MENTERI

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA KEPUTUSAN KEPALA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA NOMOR : KEP- 07/AK/2003 TENTANG PELAKSANAAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 323/KMK.03/2000 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN DAN PENGALIHAN BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA PADA DEPARTEMEN YANG DIHAPUS/ DIGABUNG/DIUBAH STATUSNYA MENTERI

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Jalan Jenderal Sudirman, Gedung D, Senayan, Jakarta 10270 Telepon (021) 57946100; Faksimile (021) 57946109 Laman http://www.ristekdikti.go.id SURAT EDARAN

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Bab TRANSAKSI

Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Bab TRANSAKSI Bab 3 TRANSAKSI Daftar BMN Tahun Lalu Saldo Awal BMN Perolehan BMN Perubahan BMN Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Penghapusan BMN Penghentian BMN dari Penggunaan Kartu Identitas Barang Catatan Mutasi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Persediaan. Penatausahaan. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Persediaan. Penatausahaan. Pencabutan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Persediaan. Penatausahaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG PENATAUSAHAAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2001 TENTANG PENGAMANAN DAN PENGALIHAN BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA DARI PEMERINTAH PUSAT KEPADA PEMERINTAH DAERAH DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KLATEN PERIODE 31 Desember 2017

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KLATEN PERIODE 31 Desember 2017 CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KLATEN PERIODE 31 Desember 2017 I. PENDAHULUAN 1. DASAR HUKUM a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; b. Undang-Undang

Lebih terperinci

DAFTAR I HASIL OPNAME FISIK BARANG TIDAK BERGERAK DAN ALAT ANGKUTAN. Nama UPB :... Kode UPB :... Jumlah Barang/ Volume. Harga.

DAFTAR I HASIL OPNAME FISIK BARANG TIDAK BERGERAK DAN ALAT ANGKUTAN. Nama UPB :... Kode UPB :... Jumlah Barang/ Volume. Harga. DAFTAR I HASIL OPNAME FISIK BARANG TIDAK BERGERAK DAN ALAT ANGKUTAN LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 55/KMK.03/2001 TANGGAL : 5 FEBRUARI 2001 TENTANG : TATA CARA PENGAMANAN,

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA KEPUTUSAN KEPALA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA NOMOR : KEP-11 /AK/2002 TENTANG PELAKSANAAN PENYUSUNAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BARANG PERSEDIAAN DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG PERSEDIAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN-KP/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN-KP/2013 TENTANG PEMINDAHTANGANAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS PEMBANTUAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK. 06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK. 06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK. 06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT Menimbang: bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf o Undang-undang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 71/PMK.06/2006 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 71/PMK.06/2006 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 71/PMK.06/2006 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA AKIBAT GEMPA BUMI DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PROVINSI JAWA TENGAH MENTERI KEUANGAN,

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA (CALBMN) AUDITED UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG (UAKPB) UNIVERSITAS BENGKULU TA.

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA (CALBMN) AUDITED UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG (UAKPB) UNIVERSITAS BENGKULU TA. KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BENGKULU Jalan W.R. Supratman, Kandang Limun Bengkulu 38371A Telpon (0736) 21170, 26793 Faksimile (0736) 20815 Laman : //www.unib.ac.id e-mail

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA (CALBMN) UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG (UAKPB) UNIVERSITAS BENGKULU SEMESTER 1 TAHUN

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA (CALBMN) UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG (UAKPB) UNIVERSITAS BENGKULU SEMESTER 1 TAHUN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BENGKULU Jalan W.R. Supratman, Kandang Limun Bengkulu 38371A Telpon (0736) 21170, 26793 Faksimile (0736) 20815 Laman : //www.unib.ac.id e-mail

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung Tahun 2017 2 BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 63 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 63 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 63 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/KEKAYAAN DAERAH DALAM KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 57/PB/2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SENSUS BARANG DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS

- 1 - BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SENSUS BARANG DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS - 1 - BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SENSUS BARANG DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib administrasi

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SENSUS BARANG MILIK DAERAH

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SENSUS BARANG MILIK DAERAH BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SENSUS BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1917, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Serah Terima. Hasil Pekerjaan. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 83 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut Whitten, Bentley, & Dittman pada bukunya yang berjudul Systems Analysis and Design Methods (2004), sistem informasi adalah serangkaian prosedur, metode,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Nomor 39/K/I-VIII.3/7/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana BPK

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Nomor 39/K/I-VIII.3/7/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana BPK BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Organisasi 1. Analisis Organisasi BPK RI Berdasarkan Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 39/K/I-VIII.3/7/2007 tentang Organisasi dan Tata

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 22/PRT/M/2006 TENTANG PENGAMANAN DAN PERKUATAN HAK ATAS TANAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 22/PRT/M/2006 TENTANG PENGAMANAN DAN PERKUATAN HAK ATAS TANAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 22/PRT/M/2006 TENTANG PENGAMANAN DAN PERKUATAN HAK ATAS TANAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 22/PRT/M/2006 TENTANG PENGAMANAN DAN PERKUATAN HAK ATAS TANAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 22/PRT/M/2006 TENTANG PENGAMANAN DAN PERKUATAN HAK ATAS TANAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 22/PRT/M/2006 TENTANG PENGAMANAN DAN PERKUATAN HAK ATAS TANAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PETUNJUK OPERASIONAL APLIKASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA TINGKAT UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG (UAKPB) Direkt

PETUNJUK OPERASIONAL APLIKASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA TINGKAT UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG (UAKPB) Direkt PETUNJUK OPERASIONAL APLIKASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA TINGKAT UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG (UAKPB) Direktorat Sistem Perbendaharaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Barang Milik Negara. Dana Dekonsetrasi. Tugas Pembantuan. Pemindahtanganan.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Barang Milik Negara. Dana Dekonsetrasi. Tugas Pembantuan. Pemindahtanganan. No.899, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Barang Milik Negara. Dana Dekonsetrasi. Tugas Pembantuan. Pemindahtanganan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 4 SERI F NOMOR 300

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 4 SERI F NOMOR 300 BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 4 SERI F NOMOR 300 PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI DAN PENETAPAN MASA MANFAAT, METODE PENYUSUTAN BARANG MILIK/KEKAYAAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN TATA CARA TUKAR MENUKAR BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA

LAMPIRAN TATA CARA TUKAR MENUKAR BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 350/KMK.03/1994 TATA CARA TUKAR MENUKAR BARANG MILIK/KEKAYAAN NEGARA 1. Umum a. Dalam rangka pengamanan aset negara, pelaksanaan tukar menukar

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 41 / HUK / 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 41 / HUK / 2010 TENTANG PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 41 / HUK / 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1267, 2013 KEMENTERIAN SOSIAL. Penatausahaan. Barang Milik Negara. Persediaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1267, 2013 KEMENTERIAN SOSIAL. Penatausahaan. Barang Milik Negara. Persediaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1267, 2013 KEMENTERIAN SOSIAL. Penatausahaan. Barang Milik Negara. Persediaan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENATAUSAHAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 02/PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN, PEMANFAATAN, PENGHAPUSAN DAN PEMINDAHTANGANAN BARANG

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT -1- SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI BARANG MILIK DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, 1 SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 65 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BARANG PERSEDIAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARANOMOR : PER-07/KN/2009 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN REKONSILIASI DATA BARANG

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER- 13 /MBU/2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG PERSEDIAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 27/Menhut-II/2009 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 27/Menhut-II/2009 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 27/Menhut-II/2009 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH LINGKUP DEPARTEMEN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA PADA LAPORAN BARANG KUASA PENGGUNA UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA BAGIAN ANGGARAN 5.4 SEMESTER I TAHUN 216 I. Pendahuluan CATATAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 102/PMK.05/2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 102/PMK.05/2009 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 102/PMK.05/2009 TENTANG TATA CARA REKONSILIASI BARANG MILIK NEGARA DALAM RANGKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA TERHADAP BENDAHARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2009 TENTANG PEJABAT PERBENDAHARAAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 23 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 23 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 23 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN SENSUS BARANG DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG eputusan Presiden Nomor 17 tahun 2000 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara khususnya mengenai Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran, yaitu dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 02 /PER/M.KOMINFO/ 1 /2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 02 /PER/M.KOMINFO/ 1 /2012 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 02 /PER/M.KOMINFO/ 1 /2012 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA DILINGKUNGAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 272/PMk.05/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 272/PMk.05/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 272/PMk.05/2014 TENTANG PELAKSANAAN LIKUIDASI ENTITAS AKUNTANSI DAN ENTITAS PELAPORAN PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Lebih terperinci

2017, No kementerian/lembaga tanpa pernyataan dirampas, serta relevansi harga wajar benda sitaan Rp300,00 (tiga ratus rupiah) yang dapat dijual

2017, No kementerian/lembaga tanpa pernyataan dirampas, serta relevansi harga wajar benda sitaan Rp300,00 (tiga ratus rupiah) yang dapat dijual BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.751, 2017 KEJAKSAAN. Benda Sitaan atau Barang Rampasan Negara atau Sita Eksekusi. Pelelangan atau Penjualan Langsung. PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR:

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2001 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2001 TENTANG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2001 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN Salinan BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA /ESELON I/SATUAN KERJA...

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA /ESELON I/SATUAN KERJA... LAMPIRAN VI CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA /ESELON I/SATUAN KERJA... I. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

BAHAN AJAR PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

BAHAN AJAR PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA BAHAN AJAR PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA DTSS Pengelolaan Barang Milik Negara (Bagi Pengguna Barang) Tahun 2016 Maret 2016 Oktavia E P Pusdiklat KNPK [TYPE THE COMPANY ADDRESS] A. Pembukuan BMN Penatausahaan

Lebih terperinci

B. Sasaran Verifikasi Sasaran verifikasi adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan

B. Sasaran Verifikasi Sasaran verifikasi adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan ketentuan yang berlaku. B. Sasaran Verifikasi Sasaran verifikasi adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan dan laporan BMN entitas akuntansi dan entitas pelaporan telah disusun dan disajikan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 14 TAHUN : 2009 SERI : E Menimbang : PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG BONGKARAN BANGUNAN MILIK DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAH BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT, Menimbang : a Bahwa Barang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMELIHARAAN DAN PENGAMANAN BARANG MILIK PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO KEPUTUSAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KULON PROGO KEPUTUSAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI KULON PROGO KEPUTUSAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENUNJUKAN/PENGANGKATAN ATASAN LANGSUNG, PENYIMPAN UMUM BARANG, PEMBANTU PENYIMPAN UMUM BARANG, PENYIMPAN BARANG, PENGURUS BARANG,

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 122 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 122 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 122 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG PERSEDIAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Menimbang PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci