BAB II. TINJAUAN UMUM TRANSAKSl PERBANKAN. Bank pertama didirikan di Indonesia oleh pemerintahan Hindia Belanda pada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II. TINJAUAN UMUM TRANSAKSl PERBANKAN. Bank pertama didirikan di Indonesia oleh pemerintahan Hindia Belanda pada"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN UMUM TRANSAKSl PERBANKAN A. Pengertian Bank dan Transaksi Perbankan 1. Pengertian Bank. Bank pertama didirikan di Indonesia oleh pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1824 dengan nama Nederlandshe Handel Maatschappij (NHM) yang telah berubah menjadi Bank Ekspor Impor Indonesia (BEII), sekarang sudah meleburkan diri menjadi Bank Mandiri. Selanjutnya pada tahun 1827 pemerintah Hindia-Belanda juga mendirikan Dejavasche Bank yang sekarang dikenal sebagai Bank Indonesia. 9 Menurut Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, untuk selanjutnya disebut dengan Undang-undang Perbankan, pengertian bank diartikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Pengertian bank ini dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Perbankan. Pengertian bank juga dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya yaitu: a) Menurut Prof. G.M. Verryn Stuart mendefinisikan: Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral. b) Somary berpendapat, bahwa, bank adalah suatu badan yang berfungsi sebagai pengambil dan pemberi kredit, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang Widjanarto, 1993, Hukum dan Ketentuan Perbankan Indonesia, Grafiti, Jakarta, hal Pengertian dan Fungsi Bank, diakses tanggal 27 Oktober 2008

2 Dari beberapa definisi bank yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa bank merupakan tempat penyimpanan uang, pemberi atau penyalur kredit dan juga perantara dalam lalu lintas pembayaran, yang mempunyai kegiatan untuk menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit serta jasajasa perbankan lainnya yang bertujuan untuk memperlancar lalu lintas pembayaran. Dalam Undang-Undang Perbankan, diatur bahwa jasa yang dapat diberikan oleh suatu bank haruslah sesuai dengan jenisnya. Bank tidak boleh menawarkan jasa-jasa perbankan yang tidak sesuai dengan jenis banknya. Dengan demikian, jenis suatu bank menentukan usaha jasa perbankan yang dapat diberikan kepada masyarakat, Di dalam Undang-undang Perbankan, khususnya Pasal 3 dan Pasal 4, dijelaskan secara umum fungsi bank di Indonesia yang berkaitan dengan tujuan perbankan itu sendiri, yaitu: 1). Sebagai financial intermediary, dengan kegiatan usaha pokok menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat; 2). Sebagai agent of development yang bertujuan untuk menunjang pembangunan nasional sebagai bagian dari tugas penyelenggara negara. Dilihat dari kegiatan lembaganya, bentuk jasa perbankan dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu: 1. Financial. Intermediary atau lembaga perantara keuangan, sebagai bentuk kegiatan utamanya dan dari kegiatan ini bank mendapatkan bunga. 2. Delivery System, yaitu bentuk kegiatan bank di bidang administrasi dan layanan. Dari kegiatan ini bank mendapatkan imbalan (fee) Muhammad Djumhana, 2000, Hukum Perbankan Di Indonesia, PT Citra Aditya Bandung, hal.

3 Kelembagaan bank ini ditata kembali dalam struktur yang lebih sederhana oleh Undang-undang Perbankan, yaitu dengan membedakan bank menurut jenisnya menjadi 2 jenis, yaitu; a. Bank Umum, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dengan demikian Bank Umum merupakan bank pencipta uang giral. b. Bank Perkreditan Rakyat, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lain lintas pembayaran. Dengan kata lain Bank Perkreditan Rakyat bukanlah pencipta uang giral. 12 Oleh karena itu, ada beberapa usaha jasa perbankan yang hanya dapat diberikan oleh sebuah Bank Umum, tetapi tidak boleh diberikan oleh Bank Perkreditan Rakyat. Misalnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dilarang menerima simpanan berupa giro, dan ikut serta dalam lain lintas pembayaran, juga dilarang melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing. 13 Bank juga dapat dibagi berdasarkan kepemilikannya, yaitu: 1. Bank Umum Milik Negara, yaitu bank yang hanya dapat didirikan berdasarkan Undang-undang. 2. Bank Umum Swasta, yaitu bank yang hanya dapat didirikan dan menjalankan usahanya setelah mendapat ijin dari Menteri Keuangan. Ketentuan Bank Umum Swasta diatur dalam Pasal 16, 21, dan Pasal 22 Undang-undang Perbankan dan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1061/KMK00/ Bank Campuran, yaitu bank umum yang didirikan bersama-sama oleh satu/lebih bank umum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh WNI, dengan satu/lebih bank yang berkedudukan di luar negeri. Ketentuan Bank Campuran diatur dalam Pasal 17 Undang-undang Perbankan 4. Bank Pembangunan Daerah (BPD), yaitu bank milik pemerintah daerah. Berdasarkan Pasal 54 Undang-undang Perbankan bentuk Bank Pembangunan Daerah akan disesuaikan menjadi Bank Umum sesuai dengan Undang-undang Perbankan. 12 Rachmadi Usman, 2001, Aspek-aspek Hukum Perbankan Di Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal Muhammad Djumhana, 2000, Hukum Perbankan Di Indonesia, PT Citra Aditya Bandung, hal. 287

4 Dikarenakan BPD hanya berlaku untuk jangka waktu satu tahun sejak berlakunya UU Perbankan Pengertian Transaksi Perbankan. Kata transaksi berasal dari bahasa Inggris yaitu transaction yang berarti perjanjian. Dalam Black's Law Dictionary, kata transaction diartikan sebagai berikut: Any activity involving two or more persons atau juga diartikan sebagai The act or instance of conducting business or other dealings, Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan transaksi sebagai pelunasan (pemberesan) pembayaran (seperti dalam bank). Jika dilihat dalam UU Perbankan sendiri, kata transaksi maupun istilah transaksi perbankan tidak dapat ditemukan. Oleh karena itu, pengertian transaksi perbankan yang digunakan penulis adalah berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu pelunasan (pemberesan) atau pembayaran yang dilakukan di suatu bank. Di dalam UU Perbankan khususnya Pasal 6, dapat diketahui bahwa usaha-usaha yang dapat dijalankan oleh Bank Umum sangat banyak sekali. Tidak hanya berupa masalah pembayaran dan kredit saja, akan tetapi juga beberapa jasa-jasa di bidang lainnya, seperti penitipan, surat berharga, pembiayaan dan kegiatan lainnya. Dengan banyaknya usaha-usaha yang dapat dijalankan oleh suatu Bank Umum, maka pengertian transaksi perbankan tidak hanya berkaitan dengan pelunasan atau pembayaran saja. Tetapi merupakan pemberesan perjanjian antara nasabah dengan bank yang bersangkutan. Perjanjian ini berkaitan dengan usaha kegiatan yang dikelola oleh suatu bank. 14 Widjanarto, 1993, Hukum dan Ketentuan Perbankan Indonesia, Grafiti, Jakarta, hal. 47

5 Menurut hemat penulis, istilah transaksi perbankan muncul karena perkembangan dari jenis usaha kegiatan bank yang makin lama semakin berkembang. Jadi transaksi perbankan hanya masalah yang berkaitan dengan pemakaian istilah saja dari jenis-jenis usaha kegiatan bank menjadi istilah transaksi perbankan yang pada dasarnya punya pengertian yang sama. Bank yang penulis maksud dalam penulisan hukum ini adalah Bank Umum. Bentuk dan jenis usaha kegiatan yang dapat dilakukan oleh suatu bank diatur dalam Pasal 6 UU Perbankan, dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa bank tidak hanya bergerak untuk menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit, tetapi juga bisa menyediakan jasa layanan perbankan lainnya, seperti: menerbitkan surat pengakuan hutang, kegiatan penitipan, surat berharga, anjak piutang dan kegiatan lainnya sebagaimana telah diatur dalam UU Perbankan, dikarenakan semakin majunya teknologi, maka jenis kegiatan bank juga semakin berkembang. Tidak hanya terbatas pada yang sudah diatur dalam UU Perbankan khususnya Pasal 6, tetapi juga berkembang dalam bentuk lain, seperti: internet banking, phone banking, ATM atau yang lebih dikenal dengan perbankan elektronik. Seperti yang telah penulis jelaskan sebelumnya, bahwa istilah transaksi perbankan merupakan sebutan lain dari kegiatan usaha bank. Maka untuk selanjutnya penulis akan menggunakan istilah transaksi perbankan. B. Jenis-Jenis Transaksi Perbankan Dari sekian banyak transaksi perbankan yang ada, di dalam penulisan hukum ini, penulis hanya akan menjelaskan beberapa diantaranya yang menurut penulis mempunyai

6 kaitan yang sangat erat dengan penerapan prinsip mengenal nasabah (know your customer principles), yaitu: 1. Penghimpun Dana. Untuk dapat menjalankan usahanya sudah pasti bank membutuhkan dana. Sumber dana dari suatu bank dapat berasal dari bank itu sendiri, yaitu berasal dari para pemegang sahamnya. Hal ini dikarenakan bank merupakan bentuk dari suatu Perseroan Terbatas (PT). Selain dana yang berasal dari para pemegang saham, bank juga memperoleh dana dari masyarakat, yaitu melalui jasa-jasa bank yang ditawarkan oleh bank kepada masyarakat dengan tujuan untuk menghimpun dana dari masyarakat. Dalam kegiatan penghimpun dana, bank biasanya memberikan berbagai tawaran yang menarik, baik itu berupa hadiah, kemudahan transaksi dan khususnya bunga yang tinggi untuk jenis tabungan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan minat masyarakat agar menanamkan dananya di bank. Dengan banyaknya dana masyarakat yang ditanamkan pada bank yang bersangkutan, maka akan semakin banyak keuntungan yang akan diperoleh oleh bank. Dana masyarakat inilah yang akan digunakan oleh bank untuk mendukung terlaksananya kegiatan transaksi perbankan yang dilakukan pada suatu bank. Oleh karena itu, bank terkadang seakan-akan memperlonggar ketentuan yang sudah ada hanya untuk mendapatkan dana dari masyarakat. Beberapa transaksi perbankan yang termasuk dalam kegiatan penghimpun dana adalah: 1.1 Simpanan Giro. Giro merupakan suatu produk usaha jasa perbankan dalam rangka menghimpun dana dari masyarakat. Giro juga sering disebut dengan rekening koran yang uangnya dapat diambil kapan saja. Membicarakan masalah giro tentunya tidak dapat dipisahkan dengan bilyet giro, masyarakat awam pada umumnya sering menganggap sama antara

7 giro dengan bilyet giro, yang kedua hal ini sama sekali memiliki pengertian yang berbeda. Oleh karena itu, terlebih dahulu kita akan membahas apa yang dimaksud dengan giro, bilyet giro dan hal-hal lainnya yang terkait dengan rekening giro. Ada tiga hal penting yang harus dimengerti dalam masalah giro, yaitu rekening giro itu sendiri, bilyet giro dan cek. Pengertian giro dijelaskan dalam Pasal 1 angka 6 UU Perbankan yang menyatakan bahwa giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan. Giro hanya bisa dikelola oleh Bank Umum, dengan kata lain giro bukan merupakan produk dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Sementara itu, bilyet giro adalah salah satu jenis warkat perbankan yang disediakan untuk menarik dana yang tersimpan dalam simpanan giro. Bilyet giro merupakan warkat pendukung giro yang keduanya saling berkaitan dan punya fungsi yang berbeda dalam kegiatan perbankan. Oleh karena itu, seharusnya antara giro dan bilyet giro tidak disamakan pengertiannya. 15 Adapun pengertian cek dalam giro pada dasarnya sama dengan bilyet giro, yaitu sebagai warkat perbankan yang disediakan untuk menarik dana yang tersimpan dalam rekening giro. Namun cek merupakan surat perintah pembayaran sedangkan bilyet giro surat perintah pemindahbukuan dana. Di samping itu, cek merupakan warkat yang dapat langsung diuangkan di bank. Sedangkan bilyet giro merupakan warkat yang tidak dapat langsung diuangkan, tetapi harus disetorkan lebih dulu dalam rekening. Barulah setelah itu dapat dicairkan atau diuangkan. 16 hal M. Bahsan, 2005, Giro dan Bilyet Perbankan Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 16 Safir Senduk Mengenal Produk Simpanan Di Bank diakses tanggal 28 Oktober 2008.

8 Dalam rekening giro, bank biasanya tidak memberikan bunga. Walaupun ada, biasanya dalam jumlah kecil dan sering disebut dengan istilah "jasa giro". Di beberapa bank lain ada yang menggunakan istilah "bunga giro". Selain memberikan jasa giro, bank juga mengenakan biaya administrasi yang langsung dipotong dari rekening giro setiap bulannya. Biaya ini sebagai timbal balik dari pelayanan yang diberikan oleh bank. Dengan memiliki rekening giro, tiap bulannya nasabah akan mendapatkan rekening koran yang berisi jumlah uang keluar masuk dari rekening giro yang bersangkutan. Oleh karena itu rekening giro juga sering disebut dengan rekening koran. Ada hal yang harus diperhatikan oleh bank dalam mengelola rekening giro, khususnya yang berkaitan dengan masalah penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principle). Hal tersebut adalah tindakan penerimaan nasabah sebagai salah satu dari tindakan pelaksanaan dari pengelolaan rekening giro. Dalam menerima nasabah, bank wajib melakukan penilaian atas calon nasabah dan permohonannya sebagaimana diatur oleh peraturan perundang-undangan. Salah satunya yaitu Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/10/PBI/2001 Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principles) sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/2 I/PBI/2003. PBI ini mengharuskan bank sebelum melakukan hubungan usaha dengan nasabah wajib meminta: a. Identitas calon nasabah; b. Maksud dan tujuan hubungan usaha yang dilakukan nasabah; c. Informasi lain tentang nasabah;

9 d. Identitas pihak lain. 17 Berkaitan dengan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principles) ini, bank sering mengalami kesulitan mengusut asal-usul dana yang disalurkan melalui rekening giro. Pengusutan yang dilakukan oleh bank sering dianggap sebagai pelayanan yang tidak menyenangkan, sehingga mengakibatkan terjadinya pemutusan hubungan usaha antara bank dengan nasabahnya. Selain itu, bank juga kesulitan untuk menolak calon nasabah yang tidak memenuhi ketentuan Prinsip Mengenal Nasabah. Ketentuan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah ini dimaksudkan untuk menghindari risiko-risiko yang muncul dari kegiatan usaha perbankan itu sendiri, khususnya rekening giro. Risiko tersebut berupa risiko pasar, risiko likuiditas, risiko hukum dan risiko reputasi. Berkaitan dengan risiko pasar, dengan adanya perubahan jasa giro dan nilai tukar sebagai akibat pergerakan pasar akan menimbulkan risiko bagi bank yang bersangkutan. Ketidakmampuan bank dalam mengumpulkan dana dalam bentuk rekening giro dan tidak hati-hati dalam pembuatan perjanjian pembukaan rekening giro, akan menimbulkan risiko likuiditas dan risiko hukum bagi bank yang bersangkutan. Sedangkan risiko reputasi muncul apabila bank tidak profesional dalam melayani nasabah, sehingga menimbulkan kerugian dan kekecewaan nasabah yang berkepentingan Tabungan. Tabungan merupakan bentuk transaksi perbankan yang paling sederhana. Cukup hanya dengan menyetor sejumlah uang yang ditentukan kita sudah bisa mempunyai hal M. Bahsan, 2005, Giro dan Bilyet Perbankan Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,

10 rekening tabungan di bank. Biasanya jumlah uang yang harus disetor tidak terlalu besar, dan prosedur dalam pembukaan rekening tabungan juga tidak berbelit-belit. Tabungan adalah produk simpanan di bank yang penyetoran maupun penarikannya dapat dilakukan kapan saja. Seiring dengan majunya teknologi, saat ini tabungan tidak saja digunakan sebagai sarana menyimpan uang saja, tetapi juga ditambah dengan fasilitas lain yang sebenarnya sudah agak diluar dari maksud dari menabung itu sendiri. Contohnya seperti fasilitas ATM, debet yang sering digunakan untuk membayar belanja bulanan nasabah yang bersangkutan. Pengertian tabungan/saving disebutkan dalam Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Perbankan. Tabungan dalam Undang-Undang Perbankan diartikan sebagai simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Kepada nasabah yang menabung akan diberikan buku tabungan sebagai bukti telah menyimpan dananya di bank. Buku tabungan tersebut berisi besarnya dana yang disimpan dan juga ketentuan yang mengatur hubungan hukum antara bank dengan nasabah. Untuk menarik minat masyarakat agar menabung di bank, maka bank memberikan bunga tabungan setiap bulannya. Semakin besar dana yang disimpan, maka semakin besar pula bunga yang akan diperoleh oleh nasabah yang bersangkutan. Bunga tabungan ini diberikan oleh bank agar dana yang tersimpan di tabungan dapat berkembang, sehingga nasabah semakin rajin menabung. Lazimnya, selain memberikan

11 bunga tentunya bank juga akan mengenakan biaya administrasi setiap bulannya sebagai timbal balik atas pelayanan yang diberikan oleh bank. 18 Penyelenggaraan tabungan dimulai pada tahun 1969 dengan program tabungan berhadiah, kemudian pada tahun 1971 diselenggarakan Tabanas (Tabungan Pembangunan Nasional) dan Taska (Tabungan Asuransi Berjangka). 19 Namun saat ini, tabungan yang diselenggarakan oleh Bank sangat banyak jenisnya, dengan berbagai macam nama serta ketentuan yang berbeda-beda pada masing-masing bank. Misalnya saja, BRITAMA oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI), BNI Taplus Oleh Bank Negara Indonesia (BNI). Tabungan Mandiri oleh Bank Mandiri, dan berbagai jenis tabungan lainnya. Banyaknya jenis tabungan yang berkembang dan dikelola oleh bank umum maupun bank swasta lainnya, dikarenakan sejak Oktober 1988 atau lebih dikenal dengan Paket Oktober 1988 (Pakto 88) semua bank di Indonesia termasuk bank asing dan bank swasta diperkenankan untuk mengembangkan sendiri berbagai jenis tabungan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Deposito. Pada prinsipnya deposito ini sama dengan simpanan tabungan, hanya saja deposito tidak dapat ditarik kapan saja dan setoran awalnya juga lumayan besar. Deposito adalah produk simpanan di bank yang penyetoran maupun penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu saja. Lebih jelas lagi pengertian deposito disebutkan dalam 18 Safir Senduk, Mengenal Produk Simpanan Di Bank diakses tanggal 28 Oktober Rachmadi Usman, 2001, Aspek-aspek Hukum Perbankan Di Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal Rachmadi Usman, 2001, Aspek-aspek Hukum Perbankan Di Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 234

12 pasal 1 angka 7 Undang-Undang Perbankan. Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Jadi penarikan simpanan deposito waktunya ditentukan berdasarkan perjanjian nasabah dengan bank. Misalnya, jika menabung deposito yang berjangka 3 (tiga) bulan, maka penarikannya juga setelah 3 (tiga) bulan berlalu. Tentunya bank juga memberikan bunga yang bisa dinikmati pada saat deposito jatuh tempo. Seperti halnya pada tabungan dan giro, bank juga mengenakan biaya administrasi sebagai timbal balik atas jasa yang diberikan oleh bank. Namun pada deposito biaya administrasi tidak dikenakan tiap bulannya, tetapi pemotongan berupa pajak deposito yang diperhitungkan dari bunga deposito. 21 Dalam transaksi perbankan yang berbentuk deposito ini, bank pada umumnya menawarkan bunga yang tinggi. Hal ini dikarenakan bank ingin menarik minat masyarakat agar menanamkan dananya pada bank yang bersangkutan, mengingat jumlah dana yang harus dikeluarkan oleh masyarakat cukup besar apabila ingin membuka suatu rekening deposito. Ditambah lagi masyarakat tidak bisa menarik dananya setiap saat, melainkan sesuai jangka waktu yang telah disepakati. Di samping itu, sejak dikeluarkannya ketentuan Bulan Desember 1989, semua bank bebas menentukan bunga deposito masing-masing. 22 Ketentuan dalam kebijakan penerimaan nasabah dalam setiap transaksi perbankan juga berlaku pada deposito. Sebelum seseorang membuka rekening deposito pada suatu 21 Safir Senduk, Mengenal Produk Simpanan Di Bank diakses tanggal 28 Oktober Rachmadi Usman, 2001, Aspek-aspek Hukum Perbankan Di Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 230

13 bank, dia diharuskan mengisi formulir identitas nasabah. Formulir ini berisi keterangan tentang data diri nasabah yang bersangkutan dan hal-hal lain yang dianggap perlu untuk menghindarkan bank dari risiko-risiko yang muncul dari transaksi yang dilakukan. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang dan Peraturan Bank Indonesia tentang Prinsip Mengenal nasabah, membuat perbankan dalam keadaan yang sangat sulit. Hal ini dikarenakan melalui 2 (dua) ketentuan ini, asal-usul suatu deposito dapat dibuka. Keterbukaan deposito ini banyak menimbulkan reaksi negatif dari kalangan perbankan. Ditambah lagi adanya permintaan Dirjen Pajak agar asal-usul deposito bisa diungkap untuk kepentingan perpajakan, yang pada dasarnya sangat merugikan bagi bank yang bersangkutan Perkreditan Bank. Istilah kredit berasal dari bahasa latin credere/creditium, yang berarti kepercayaan. Kepercayaan disini maksudnya bahwa orang yang meminjamkan uang (bank) disebut dengan kreditur, percaya bahwa orang yang meminjamkan uang (nasabah) disebut dengan debitur dapat mengembalikan uang yang dipinjam sesuai dengan waktu dan syarat-syarat yang telah ditentukan. 24 Pengertian kredit dalam Undang-Undang Perbankan disebutkan dalam Pasal 1 angka 11, yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain, 23 Pro Kontra Keterbukaan Deposito, Berita, Senin 16 Agustus 2004, diakses tanggal 29 Oktober D. Gandaprawira, 1992, Perkembangan Hukum Perkreditan Nasional dan Internasional, Badan Pembinaan Hukum Nasional, Jakarta, hal. 1.

14 yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kredit yang diberikan oleh bank banyak sekali jenisnya dan dapat digolongkan menurut beberapa kriteria, diantaranya yaitu: 1. Berdasarkan jangka waktu, kredit dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: a. Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang jangka waktunya tidak lebih dari 1 (satu) tahun; b. Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang jangka waktunya antara 1 (satu) tahun sampai 3 (tiga) tahun; c. Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang jangka waktunya lebih dari 3 (tiga) tahun. 2. Berdasarkan tujuannya, kredit dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Kredit konsumtif; b. Kredit produktif. 3. Berdasarkan waktu pencairan, kredit dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Kredit tunai, b. Kredit tidak tunai. 25 Selain tiga penggolongan di atas, masih banyak lagi jenis-jenis kredit yang diberikan oleh bank menurut kriteria yang berbeda-beda. Transaksi perbankan dalam kegiatan kredit sangat erat kaitannya dengan masalah prudential principle atau prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Kenapa demikian, hal ini dikarenakan kredit sebagai fungsi usaha bank telah mendorong masyarakat untuk menciptakan prudential banking, sehingga masyarakat akan lebih menilai prinsip kehatihatian dalam menyalurkan dana di suatu bank. 26 Dengan disalurkannya dana oleh masyarakat di suatu bank, maka bank yang bersangkutan akan dapat melaksanakan fungsinya sebagai agent of development sebagai salah satu fungsi pokok perbankan Indonesia. Fungsi bank sebagai agent of development yaitu dalam bentuk kegiatan penyaluran kredit dengan tujuan untuk pemerataan 25 Rachmadi Usman, 2001, Aspek-aspek Hukum Perbankan Di Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal Ruddy Trisantoso, 1996, Kredit Usaha Perbankan, Andi Yogyakarta, Yogyakarta, hal. 3

15 pembangunan. Bank juga bertugas untuk menjaga keseimbangan antara pihak yang memerlukan dana dengan pihak yang menempatkan dana. Sebagai usaha yang penuh risiko, sebelum memberikan kredit bank harus melakukan analisis kredit dengan seksama, teliti, dan didasarkan pada data yang akurat, sehingga bank tidak keliru dalam mengambil keputusan. Bank dalam memberikan kredit harus mengambil risiko sekecil mungkin, risiko yang dimaksud adalah risiko tidak dikembalikannya pinjaman yang dipinjam oleh debitur atau nasabah peminjam. Oleh karena itu, setiap pemberian kredit harus memenuhi ketentuan perbankan dan sesuai dengan asas perkreditan yang sehat. Transaksi perbankan dalam kegiatan kredit merupakan kegiatan yang paling rentan menimbulkan masalah bagi bank itu sendiri, Hal ini dikarenakan pemberian kredit yang tidak dibarengi dengan prinsip kehati-hatian dapat menimbulkan kredit bermasalah. Dalam dunia perbankan istilah kredit bermasalah disebut dengan non performing loan (NPL), yaitu suatu keadaan pihak yang meminjam uang (debitur) tidak mampu mengembalikan dana yang sudah dipinjamkan kepadanya. Jika hal ini terjadi, maka bank akan mengalami kerugian. Tidak hanya itu, kepercayaan masyarakat terhadap bank yang bersangkutan akan hilang, karena dana yang ditempatkan oleh masyarakat tidak dikelola dengan baik oleh bank yang bersangkutan. Sehingga masyarakat tidak mau lagi menempatkan dananya pada bank yang bersangkutan. Dalam memberikan kredit, selain bank harus memiliki kepercayaan bahwa pihak peminjam atau debitur dapat mengembalikan uang yang dipinjamkan sesuai dengan ketentuan dan waktu yang ditetapkan, bank juga harus meminta adanya agunan dari pihak debitur. Adanya agunan ini sebagai sumber pelunasan kredit yang telah diberikan oleh

16 bank, apabila debitur tidak bisa mengembalikan kredit yang telah diterimanya. Kewajiban ini dijelaskan dalam penjelasan Pasal 8 Undang-Undang Perbankan. Setiap transaksi perbankan yang dilakukan, tentunya menimbulkan risiko-risiko yang tidak bisa dihindari. Begitu juga halnya dengan perkreditan bank. Untuk itu demi terlaksananya sebuah prudential banking diperlukan prinsip kehati-hatian dan asas konservatif dalam pemilihan line bisnis maupun para nasabahnya. 27 Untuk lebih menerapkan prinsip kehati-hatian dalam setiap transaksi perbankan. Bank Indonesia mengeluarkan peraturan tentang Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principles) yang telah penulis jelaskan sebelumnya. Dengan dikeluarkannya peraturan ini, sudah pasti juga berlaku dalam transaksi kredit. Sebelum memberikan pinjaman, bank wajib menerapkan kebijakan penerimaan nasabah. Kebijakan penerimaan nasabah dalam setiap transaksi perbankan harus berdasarkan standar yang telah ditentukan dalam Peraturan Bank Indonesia tentang Prinsip Mengenal Nasabah, yang sebelumnya telah penulis jelaskan. Namun dalam transaksi kredit, bank masih harus melakukan penilaian lagi terhadap calon nasabah. Kewajiban ini ditegaskan dalam Pasal 8 Undang-Undang Perbankan, yaitu penilaian tehadap watak, kemampuan, modal, agunan dan prospek usaha dari nasabah debitur (pihak yang meminjam). Kelima aspek ini kemudian dikenal dengan flic five C of credit analysis atau 5 C's, yaitu character, capacity, capital, conditions, dan yang terakhir collateral. Penilaian ini bertujuan untuk mengumpulkan berbagai laporan dan informasi yang dipergunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pembenan kredit. 3. Internet Banking. 27 Ruddy Trisantoso, Kredit Usaha Perbankan, Andi Yogyakarta, yogyakarta, hal. 12

17 Internet banking merupakan bentuk baru dari transaksi perbankan yang muncul seiring berkembangnya teknologi dunia maya atau internet. Dunia Perbankan tidak berbeda dengan industri lainnya dimana teknologi internet mulai masuk dan bahkan sebagian besar transaksi perbankan saat ini dilakukan via internet. Hal ini dikarenakan, proses transaksinya berlangsung cepat dan dapat dilakukan dimanapun kita berada, hanya dengan menggunakan layanan internet. Internet banking merupakan transaksi perbankan berbasis elektronis, yang rnemberikan peluang usaha baru bagi bank. Hal ini tentu saja membawa perubahan bagi strategi usaha perbankan, yang dulunya berbasis manusia menjadi berbasis teknologi informasi yang lebih efisien bagi bank dan praktis bagi nasabah. Adapun keuntungan adanya internet banking adalah: a). Bussiness expansion, yaitu adanya internet banking akan mempermudah transaksi perbankan karena menghilangkan batas ruang dan waktu. b). Customer loyality, yaitu nasabah akan merasa lebih nyaman untuk melakukan aktivitas perbankannya tanpa harus membuka account (rekening) di bank yang berbeda-beda di berbagai tempat. Dia, dapat menggunakan satu bank saja. c). Revenue and cost improvement, yaitu biaya untuk memberikan layanan perbankan melalui internet banking dapat lebih murah daripada membuka kantor cabang. d). Competitive advantage, yaitu akan menarik minat masyarakat untuk menanamkan dananya dan melakukan transaksi pada bank yang bersangkutan, karena fasilitas internet memberikan kemudahan dalam bertransaksi. 28 Namun demikian, disamping bank memperoleh manfaat signifikan dari inovasi teknologi melalui transaksi perbankan berbasis internet tersebut, bank juga menghadapi risiko yang melekat pada kegiatan dimaksud, antara lain risiko strategik, risiko reputasi, risiko operasional termasuk risiko keamanan dan risiko hukum, risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas. 28 Budi Raharjo, Aspek Teknologi Dan Keamanan Dalam Internet Banking, diakses tanggal 28 Oktober 2008

18 Internet banking pada dasarnya tidak menimbulkan risiko baru yang berbeda dari produk layanan jasa perbankan melalui media lain, tetapi disadari bahwa internet banking meningkatkan risiko tersebut. Secara khusus internet banking meningkatkan risiko strategik, risiko operasional termasuk risiko keamanan dan risiko hukum serta risiko reputasi. Oleh karena itu, disamping memanfaatkan peluang baru tersebut, bank harus mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko-risiko tersebut dengan prinsip kehati-hatian. 29 Bentuk yang paling sederhana dari pelaksanaan prinsip kehati-hatian dalam internet banking, yaitu berupa pertemuan secara langsung antara nasabah dengan pihak bank. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa pihak-pihak yang bertransaksi benar adanya dan untuk melindungi kedua belah pihak dari berbagai risiko yang akan muncul dikemudian harinya. Dan untuk mengurangi risiko yang akan dihadapi dalam transaksi perbankan yang menggunakan jasa internet ini, maka bank harus menerapkan prinsipprinsip manajemen risiko. Pada dasarnya prinsip-prinsip yang diterapkan dalam manajemen risiko bank secara umum berlaku pula untuk aktivitas internet banking, namun prinsip-prinsip tersebut perlu disesuaikan dengan memperhatikan risiko-risiko spesifik yang melekat pada aktivitas tersebut. Berdasarkan hal tersebut, prinsip manajemen risiko internet banking dibagi dalam tiga bagian yang tidak terpisahkan dan saling melengkapi yaitu pengawasan aktif komisaris dan direksi bank, pengendalian pengamanan, serta manajemen risiko hukum dan risiko reputasi. 29 Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 18/DPNP tanggal 20 April 2004, Pedoman Penerapan Manajemen Risiko pada Aktivitas Pelayanan Jasa Bank melalui Internet (Internet Banking), diakses tanggal 27 Oktober 2008

19 C. Prinsip Kehati-hatian Dalam Transaksi Perbankan (Prudential Banking) Bisnis perbankan merupakan bisnis yang menjanjikan keuntungan besar apabila dikelola secara baik dan hati-hati (prudent). Namun, di samping menjanjikan keuntungan besar, bisnis ini juga penuh risiko. Perbankan dikatakan sebagai bisnis penuh risiko (full risk business) dikarenakan sebagian besar kegiatan usaha yang dilakukan mengandalkan dana dari masyarakat yaitu berupa tabungan, giro, deposito dan kegiatan penghimpun dana lainnya. 30 Bank merupakan badan usaha yang memiliki karakteristik khusus jika dibandingkan dengan badan usaha pada umumnya. Bank sebagai lembaga keuangan yang berfungsi menghimpun dana dan menyalurkannya kembali pada masyarakat, berkewajiban untuk mengutamakan kepentingan nasabahnya, yaitu masyarakat. Namun, kewajiban ini harus dibarengi dengan pelaksanaan prinsip kehati-hatian (prudential principles) pada transaksi yang dilakukan dengan nasabah. Hal ini bertujuan agar bank dapat menjaga tingkat kesehatan sebagaimana yang telah ditentukan oleh Undang- Undang Perbankan. 31 Kewajiban bank untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian (prudential principles), diatur dalam Pasal 2 dan Pasal 29 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Perbankan jo Pasal 25 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Bank Indonesia memiliki kewenangan menetapkan ketentuan perbankan yang memuat prinsip kehati-hatian yang ditetapkan melalui peraturan Bank Indonesia. Ketentuan ini 30 Mulhadi, Prinsip Kehati-hatian (Prudent Banking Principles) Dalam Kerangka Undang- Undang Perbankan Di Indonesia, diakses tanggal 30 OKtober Zahry Vandawati Chumaida, Penerapan Prinsip Kehati-hatian dan Kesehatan Bank Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, adln.lib.unair.ac.id, diakses tanggal 29 Oktober 2008

20 bertujuan untuk memberikan rambu-rambu bagi penyelenggaraan transaksi perbankan agar terwujud sistem perbankan yang sehat dan efisien. Dalam Pasal 2 Undang-Undang Perbankan dijelaskan bahwa, perbankan dalam melakukan usahanya haruslah berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Dan pada Pasal 29 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Perbankan, mewajibkan bank dalam melakukan kegiatan usahanya harus sesuai dengan prinsip kehati-hatian untuk memelihara tingkat kesehatan bank yang bersangkutan. Sedangkan Pasal 25 ayat (I) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menjelaskan bahwa, dalam rangka melaksanakan tugas mengatur bank. Bank Indonesia berwenang menetapkan ketentuan perbankan yang memuat prinsip kehati-hatian. Dari ketentuan ini, sudah jelas bahwa dalam melakukan transaksi dalam bentuk apapun, bank diwajibkan untuk menerapkan prinsip kehati-hatian guna menjaga tingkat kesehatan bank itu sendiri. Sebelum diatur dalam Undang-Undang Perbankan, ketentuan tentang prinsip kehati-hatian sudah pernah diatur dalam beberapa paket deregulasi, yaitu Paket Deregulasi 25 Maret 1989 dan Paket Deregulasi Februari Walaupun sudah banyak ketentuan yang dibuat pemerintah untuk mengatur prinsip ini, namun perbankan nasional masih saja dihinggapi oleh berbagai masalah. 32 Pengertian prinsip kehati-hatian (prudential principles) tidak dijelaskan oleh Undang-Undang Perbankan. Undang-Undang Perbankan hanya memberikan batasan dan ruang lingkup pelaksanaan prinsip kehati-hatian seperti yang dijelaskan dalam Pasal 29 Undang-Undang Perbankan. Jadi, pada prinsipnya ketentuan prinsip kehati-hatian ini 32 Mulhadi, Prinsip Kehati-hatian (Prudent Banking Principles) Dalam Kerangka Undang- Undang Perbankan Di Indonesia, diakses tanggal 30 OKtober 2008.

21 harus dilaksanakan dalam ruang lingkup yang telah ditentukan oleh Undang-Undang Perbankan. Di samping untuk menjaga tingkat kesehatan bank, prinsip kehati-hatian ini juga bertujuan untuk melindungi dana nasabah yang dipercayakan kepadanya. Prinsip kehatihatian ini merupakan bagian dari kebijakan moneter yang menyangkut kepentingan semua masyarakat, tidak hanya nasabah yang melakukan transaksi di bank. Oleh karena itu, prinsip kehati-hatian harus dipegang teguh oleh lembaga perbankan terutama dalam hal yang berkaitan dengan penyaluran dana. Salah satu pelaksanaan prinsip kehati-hatian yang harus diterapkan oleh lembaga perbankan adalah penerapan prinsip mengenal nasabah (know your customer principles) dalam setiap transaksi perbankan. Hal ini dijelaskan dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/10/PBI/2001 tentang Prinsip Mengenal Nasabah. Ketentuan prinsip mengenal nasabah bertujuan agar bank sebelum melakukan transaksi, untuk terlebih dahulu mengetahui identitas nasabah yang bersangkutan, dengan kata lain harus mengenali nasabahnya. Dengan diketahuinya informasi tentang nasabah yang bersangkutan, baik itu berupa identitas diri, asal-usul uang, tujuan melakukan transaksi, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan nasabah maupun transaksi yang akan dilakukan oleh nasabah, bank dapat menghindari risiko-risiko yang akan muncul apabila bank melakukan transaksi dengan nasabah yang tidak memenuhi persyaratan yang.telah ditentukan dalam Peraturan Bank Indonesia tersebut. Ketentuan prinsip mengenal nasabah ini lebih untuk melindungi bank dari transaksi yang dilakukan oleh nasabah yang tidak bertanggungjawab, yang

22 berkemungkinan dapat menimbulkan kerugian terhadap bank dan mengurangi tingkat kesehatan bank yang bersangkutan.

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X ekonomi BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan produk bank

Lebih terperinci

BAB II KONDISI PERUSAHAAN. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank

BAB II KONDISI PERUSAHAAN. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank BAB II KONDISI PERUSAHAAN 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Bank Definisi Bank menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat penyaluran dana-dana dari Surplus Spending Unit (SSU) ke

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat penyaluran dana-dana dari Surplus Spending Unit (SSU) ke BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lembaga-lembaga keuangan berfungsi sebagai lembaga yang mempercepat penyaluran dana-dana dari Surplus Spending Unit (SSU) ke Deficit Spending Unit (DSU). Fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang (Kasmir, 2002:23). Bank adalah merupakan salah satu badan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang (Kasmir, 2002:23). Bank adalah merupakan salah satu badan usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Bank Bank adalah sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan mengenai pengaruh faktor suku bunga kredit, dana pihak ketiga, nilai tukar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK. keuangan (Financial Intermediary) antara debitur dan kreditur

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK. keuangan (Financial Intermediary) antara debitur dan kreditur BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK 2.1. Pengertian dan Fungsi Bank Bank adalah "suatu industri yang bergerak di bidang kepercayaan, yang dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan (Financial

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sektor Perbankan 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Negara Republik Indoneisa Nomor 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan yaitu badan usaha yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. lembaga keuangan yang kegiatannya adalah dalam bidang jual beli uang.

BAB II LANDASAN TEORI. lembaga keuangan yang kegiatannya adalah dalam bidang jual beli uang. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sumber Dana Bank Sumber dana bank merupakan usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai kegiatan operasinya. Hal ini sesuai dengan fungsi bank dalam lembaga keuangan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank a) Pengertian Bank Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pada perkembangan perekonomian saat ini bank banyak dikenal oleh masyarakat sebagai lembaga keuangan yang kegiatanya tidak terlepas dari transaksi keuangan. Sebagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan bank adalah badan

Lebih terperinci

Ronny Kusnandar ISSN Nomor

Ronny Kusnandar ISSN Nomor TINJAUAN HUKUM TERHADAP PEMBERIAN KREDIT OLEH BANK PERKREDITAN RAKYAT ( BPR) BERKAITAN DENGAN JAMINAN Oleh: Ronny Kusnandar, SH, SpN Dosen tetap STIH Labuhanbatu ABSTRAK Kredit merupakan salah satu program

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Fungsi Bank Umum dalam Pemberian Kredit. bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Fungsi Bank Umum dalam Pemberian Kredit. bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Fungsi Bank Umum dalam Pemberian Kredit Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang bergerak cepat, kompetitif, dan terintegrasi dengan tantangan yang semakin kompleks serta sistem keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan hal

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan suatu negara yang sedang membangun. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Pembangunan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bank adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian bank secara otentik telah dirumuskan di dalam Undangundang Perbankan 7 Tahun 1992 yang telah diubah menjadi Undangundang Perbankan Nomor 10 Tahun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha

Lebih terperinci

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM * Menurut Stuart Verryn, BANK adalah suatu badan yg bertujuan unt memuaskan kebutuhan kredit, baik dg alat-alat pembayaran sendiri atau uang yang diperolehnya dari orang lain maupun dg jalan memperedarkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Hukum Perbankan. Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

PENDAHULUAN. Hukum Perbankan. Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM PENDAHULUAN Hukum Perbankan Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM Ruang Lingkup Hukum Perbankan Dasar Hukum dan Sejarah Perbankan Indonesia Sistem Keuangan dan Perbankan Definisi, Fungsi, dan Prinsip

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank lainnya. Menurut Manurung dan Manurung (2009: 7) mendefinisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank lainnya. Menurut Manurung dan Manurung (2009: 7) mendefinisikan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bank 1. Pengertian Bank Menurut Kasmir (2005: 8-9) bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada dua penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : Raden Okky Murdani P.A. tahun 2010 yang

Lebih terperinci

II. Tinjauan Pustaka. Kata Bank dalam kehidupan sehari-hari bukanlah merupakan hal yang asing lagi. Beberapa

II. Tinjauan Pustaka. Kata Bank dalam kehidupan sehari-hari bukanlah merupakan hal yang asing lagi. Beberapa II. Tinjauan Pustaka A. Bank Kata Bank dalam kehidupan sehari-hari bukanlah merupakan hal yang asing lagi. Beberapa pengertian bank telah dikemukakan baik oleh para ahli maupun menurut ketentuan undangundang,

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Manajemen Bank

STIE DEWANTARA Manajemen Bank Manajemen Bank Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 4 Pengertian Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat alam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan/atau bentuk2 lainnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dan menyalurkannya kembali dana tersebut kemasyarakat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Perkembangan perekonomian saat ini bank banyak dikenal oleh masyarakat sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi keuangan. Sebagian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bank berasal dari kata Italia Banco yang artinya bangku.bangku inilah yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bank berasal dari kata Italia Banco yang artinya bangku.bangku inilah yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bank 1.2.1. Pengertian Bank Bank berasal dari kata Italia Banco yang artinya bangku.bangku inilah yang dipergunakan oleh bangkir untuk melayani kegiatan operasionalnya

Lebih terperinci

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA PENGERTIAN LEMBAGA KEUANGAN Lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menanamkannya dalam bentuk aset keuangan lain, misalnya kredit,

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 /POJK.03/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN WILAYAH JARINGAN KANTOR BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN MODAL

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Sebagai lembaga keuangan yang dipercaya masyarakat,bak merupakan perusahaan yang sangat penting yang dapat menunjang keseluruhan program pembiayaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah kegiatan ekonomi. Menurut Ismail (2010: 10) menyebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10. November 1998 dinyatakan bahwa Perbankan adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10. November 1998 dinyatakan bahwa Perbankan adalah badan usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 dinyatakan bahwa Perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perbankan Secara Umum Pada subab ini menjelaskan pengertian bank secara umum, jenis-jenis bank. Teori-teori yang ada di landasan teori ini mendukung dengan judul penelitian

Lebih terperinci

GIRO. Alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti: 1.

GIRO. Alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti: 1. GIRO Giro adalah simpanan dari pihak ketiga yang penarikannya dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindah bukuan. Sedangkan menurut Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

Kegiatan- kegiatan tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut:

Kegiatan- kegiatan tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut: BAB I PENGENALAN BANK A. Pengertian Bank Bank berasal dari bahasa Italia Banco yang berarti Bangku Menurut UU No. 10 Tahun 1998, definisi Bank adalah: Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Uundang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Uundang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bank Menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Uundang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, yang dimaksudkan

Lebih terperinci

Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang rnelalui

Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang rnelalui Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang rnelalui kegiatan-kegiatan di bidang keuangan menarik uang dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PEMBERIAN KREDIT. E. Latar Belakang dan Pengertian Prinsip Kehati-Hatian

BAB II PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PEMBERIAN KREDIT. E. Latar Belakang dan Pengertian Prinsip Kehati-Hatian BAB II PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PEMBERIAN KREDIT E. Latar Belakang dan Pengertian Prinsip Kehati-Hatian Prinsip kehati-hatian (Prudent Banking Principle) adalah suatu asas atau prinsip yang menyatakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Presiden Republik Indonesia,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Presiden Republik Indonesia, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Presiden Republik Indonesia, Menimbang: a. bahwa untuk memelihara kesinambungan pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan suatu pembangunan yang berhasil maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia seperti negara berkembang lainnya, sedang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia seperti negara berkembang lainnya, sedang melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia seperti negara berkembang lainnya, sedang melakukan pembangunan di segala bidang. Bidang yang mendapat perhatian dan paling disoroti akhir-akhir

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menerbitkan promes atau yang dikenal dengan nama Banknote (uang kertas). Kata

BAB II LANDASAN TEORI. menerbitkan promes atau yang dikenal dengan nama Banknote (uang kertas). Kata BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Bank adalah suatu lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan menerbitkan promes atau

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.34, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Modal. BPR. Jaringan Kantor. Kegiatan Usaha. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5849) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank Menurut UU No 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No 10 Tahun 1998, pengertian bank adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 10 tahun 1998 bahwa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 10 tahun 1998 bahwa yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura) i TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan secara tepat dan cepat menyalurkan dana tersebut pada

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan secara tepat dan cepat menyalurkan dana tersebut pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fungsi utama bank dalam suatu perekonomian adalah untuk memobilisasi dana masyarakat, dengan secara tepat dan cepat menyalurkan dana tersebut pada penggunaan atau investasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN KREDIT. pengertian hukum jaminan. Menurut J. Satrio, hukum jaminan itu diartikan peraturan hukum

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN KREDIT. pengertian hukum jaminan. Menurut J. Satrio, hukum jaminan itu diartikan peraturan hukum BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN KREDIT A. Pengertian dan Dasar Hukum Tentang Jaminan Kredit Sehubungan dengan pengertian hukum jaminan, tidak banyak literatur yang merumuskan pengertian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia telah mengalami perkembangan ekonomi yang sangat cepat. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran bank sebagai lembaga keuangan yang mengatur,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1 Pengertian Bank Secara umum Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah menetapkan undang-undang mengenai Mortgage (Perumahan). Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. telah menetapkan undang-undang mengenai Mortgage (Perumahan). Peraturan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini lembaga perbankan memiliki pengaruh yang besar terhadap perekonomian Indonesia, dibuktikan dengan adanya krisis Ekonomi Global yang baru-baru ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia berusaha untuk melaksanakan pembangunan di segala bidang guna terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Penawaran Uang Bank mempunyai fungsi sebagai lembaga perantara antara pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Bank dalam

Lebih terperinci

Pertemuan 7. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Pertemuan 7. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Pertemuan 7 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya

Lebih terperinci

Kata Kunci : Kliring, Operasional dan Perbankan

Kata Kunci : Kliring, Operasional dan Perbankan Vol.III/No.9/Agustus /2016 Jurnal Ilmu Hukum Adrian D.R: Kajian Hukum Terhadap Proses.. KAJIAN HUKUM TERHADAP PROSES TRANSAKSI KLIRING DAN OPERASIONALNYA PADA BANK UMUM NASIONAL MENURUT UU NO. 10 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah dilakukan sejak lama, masyarakat mengenal uang sebagai alat pembiayaan yang sah. Dapat kita ketahui

Lebih terperinci

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT A. Sejarah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat atau BPR memiliki sejarah yang panjang didalam timeline industri perbankan di Indonesia. Awalnya BPR dibentuk

Lebih terperinci

seperti yang dimaksud dalam ketentuan Undang-Undang tentang definisi dari kredit ini sendiri

seperti yang dimaksud dalam ketentuan Undang-Undang tentang definisi dari kredit ini sendiri seperti yang dimaksud dalam ketentuan Undang-Undang tentang definisi dari kredit ini sendiri dapat dilihat dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT PADA UMUMNYA. A. Pengertian Bank, Kredit dan Perjanjian Kredit

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT PADA UMUMNYA. A. Pengertian Bank, Kredit dan Perjanjian Kredit BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT PADA UMUMNYA A. Pengertian Bank, Kredit dan Perjanjian Kredit 1. Pengertian Bank Membicarakan bank, maka yang terbayang dalam benak kita adalah suatu tempat di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukkan arah yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus dapat berdampak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Pengetian Deposito Berjangka Dalam bahasa sehari-hari kata simpanan sering disebut dengan nama rekening atau account dimana artinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Umum Tentang Bank 2.1.1 Pengertian Bank Menurut UU RI No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri perbankan memegang peranan penting untuk menyukseskan program pembangunan nasional dalam rangka mencapai pemerataan pendapatan, menciptakan pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Sektor perbankan memiliki peran sangat vital antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Sektor perbankan memiliki peran sangat vital antara lain sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian nasional senantiasa bergerak cepat terutama setelah krisis 1997. Adanya perkembangan tersebut diperlukan berbagai penyesuaian kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta menyediakan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran. masyarakat. Fungsi perbankan yang demikian disebut sebagai perantara

BAB I PENDAHULUAN. serta menyediakan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran. masyarakat. Fungsi perbankan yang demikian disebut sebagai perantara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sistem perekonomian suatu negara, industri perbankan merupakan salah satu sektor yang penting sebagai penunjang perekonomian negara. Di Indonesia sendiri, industri

Lebih terperinci

Oleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK

Oleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN PEMBERIAN KREDIT PADA NASABAH DI PT. BPR GROGOL JOYO SUKOHARJO Oleh A. Solikhin (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK Dengan kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hampir semua sektor usaha sangat membutuhkan bank sebagai mitra dalam melakukan transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring berkembangnya kebutuhan masyarakat dalam mencapai suatu kebutuhan, maka terjadi peningkatan kebutuhan dari segi finansial. Untuk mendapatkan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Negara berkembang, seperti Indonesia pemahaman masyarakat mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Di Negara berkembang, seperti Indonesia pemahaman masyarakat mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Negara berkembang, seperti Indonesia pemahaman masyarakat mengenai bank masih sedikit, pada masyarakat perkotaan bank dikenal dengan baik namun pada masyarakat pedesaan

Lebih terperinci

2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2004

2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2004 GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN 1 VI. BANK UMUM & BANK PERKREDITAN RAKYAT ( B P R ) A. Pengertian Bank Menurut Undang Undang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tentang Perbankan 2.1.1 Pengertian Bank Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang paling penting dan besar peranannya dalam kehidupan masyarakat. Dalam menjalankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian bank Pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Bank Menurut UU No 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No 10 Tahun 1998, pengertian bank adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga financial intermediary yang berfungsi sebagai perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana serta sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana. baru. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN. inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana. baru. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, sektor perbankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga perbankan, seperti juga lembaga perasuransian, dana pensiun, dan pegadaian merupakan suatu lembaga keuangan yang menjembatani antara pihak yang berkelebihan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Tentang Perbankan Berikut ini adalah penjelasan mengenai pengertian bank, fungsi bank, dan jenis jenis bank : 2.1.1 Pengertian Bank Di Indonesia terdapat banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI BANK DAN NASABAH

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI BANK DAN NASABAH BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI BANK DAN NASABAH 2.1 Tinjauan Umum mengenai Bank Bank sudah ada sejak dahulu, bahkan pada saat jaman sebelum masehi, mengingat uang atau alat tukar-menukar dan proses barter

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi Pengertian sistem akuntansi (Mulyadi:2010) adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah banyak mempengaruhi perkembangan ekonomi dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian dalam masyarakat. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan dalam bidang perekonomian suatu negara, khususnya dalam bidang pembiayaan perekonomian. Menurut UU

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Kuncoro (2002:68), Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kemasyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan tetap memegang peranan penting dalam lalu-lintas perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan tetap memegang peranan penting dalam lalu-lintas perdagangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan pokok dalam pembangunan suatu negara, dilihat dari asal mula perbankan pada zaman dahulu sampai sekarang perbankan tetap memegang peranan penting

Lebih terperinci

Sistem Informasi Perbankan, Pertemuan Ke-1 PENGENALAN BANK. DEFINISI BANK BANK Bahasa ITALIA Banco yang artinya Bangku

Sistem Informasi Perbankan, Pertemuan Ke-1 PENGENALAN BANK. DEFINISI BANK BANK Bahasa ITALIA Banco yang artinya Bangku PENGENALAN BANK DEFINISI BANK BANK Bahasa ITALIA Banco yang artinya Bangku Menurut UU no. 10 th 1998 Bank : Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian sekarang ini, dimana setiap perusahaan baik itu yang bergerak dibidang industri perdagangan maupun jasa dituntut tidak hanya bertahan tetapi juga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dana yang besar seringkali menjadi patokan oleh sebagian masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dana yang besar seringkali menjadi patokan oleh sebagian masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dana yang besar seringkali menjadi patokan oleh sebagian masyarakat untuk mencapai keberhasilan usaha. Makin besar dana yang tersedia membuat kemungkinan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan rangkaian kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, prosedur biasanya melibatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI -1- SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI Sehubungan dengan amanat Pasal 51 Peraturan Otoritas

Lebih terperinci

JENIS, PERIZINAN, PENDIRIAN DAN KEPEMILIKAN

JENIS, PERIZINAN, PENDIRIAN DAN KEPEMILIKAN JENIS, PERIZINAN, PENDIRIAN DAN KEPEMILIKAN Jenis-Jenis Bank Menurut jenisnya Bank diatur pada Pasal 5 UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang, yang terdiri dari: Bank Umum (Ps.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lembaga perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang bertindak sebagai sumber permodalan dan perantara keuangan dengan menyediakan mekanisme transaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Warjiyo, 2004). pembayaran dan peredaran uang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Warjiyo, 2004). pembayaran dan peredaran uang. digilib.uns.ac.id 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bank 1. Definisi Bank Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana tersebut kembali kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah terdapat beberapa jenis bank yang di Indonesia :

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah terdapat beberapa jenis bank yang di Indonesia : 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jenis Fungsi dan Peranan Perbankan A. Jenis Bank Berikut ini adalah terdapat beberapa jenis bank yang di Indonesia : 1. Bank Sentral Bank sentral adalah suatu institusi yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical), BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat

Lebih terperinci