Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat 2012

Transkripsi

1 BPTP-NTB Sida.X.2. Model industri sapi potong rakyat yang adaptif terhadap perubahan iklim di pulau Sumbawa Tanda S. Panjaitan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat 2012

2 LATAR BELAKANG Iklim eratik dan kesuburan tanah rendah secara tradisional merupakan penghambat dan pembatas pengembangan sapi potong di pulau Sumbawa Sapi Bali berkembang pesat di pulau Sumbawa Populasi tahun 1969 sebesar ekor Populasi tahun 2009 sebesar ekor Sapi Bali mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi iklim kering dan kondisi pakan yang buruk Secara umum produksi dan pertumbuhan sapi Bali di pulau Sumbawa tergolong rendah Pilihan manajemen yang tidak tepat dan terjadinya perubahan iklim semakin membatasi pengembangan industri sapi potong rakyat di pulau Sumbawa. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa

3 PERMASALAHAN Manajemen pakan berbasis rumput alam tidak dapat mendukung pertumbuhan ternak secara optimal Ketersediaan rumput dibatasi musim Kualitas sebagai pakan berubah cepat karena siklus hidup yang pendek Sebagian peternak sudah menggunakan daunan pohon seperti lamtoro sebagai pakan di puau Sumbawa Lamtoro mempunyai kandungan Nutrisi yang tinggi sebagai pakan ternak Tanin yang berfungsi menekan gas emisi metan dari rumen Berdaya adaptasi tinggi terhadap perubahan iklim dan Ketersediaan bersifat lintas musim Perlu dikaji model industri penggemukan rakyat yang efektif, berdaya adaptasi tinggi dan bersifat mitigasi terhadap perubahan iklim Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa

4 METODOLOGI Ruang Lingkup Kegiatan Kegiatan dilakukan di desa Rhee Beru Kecamatan Rhee Kabupaten Sumbawa Fokus Kegiatan Kegiatan menggunakan sebanyak 30 ekor sapi jantan bakalan milik petani dengan berat awal 207±50 Kg dan umur 1,66±0,49 tahun Desain Penelitian Ternak dibagi kedalam tiga (3) kelompok perlakuan pakan yang setiap kelompok terdiri dari 10 ekor Perlakuan pakan berupa: 1. Lamtoro adlibidum 2. Lamtoro adlibidum + dedak sebanyak 0,5% dari berat badan 3. Lamtoro adlibidum + jagung sebanyak 0,5% dari berat badan Dedak dan jagung diberikan atas dasar bahan kering Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa

5 METODOLOGI Tahapan Metode Pelaksanaan Kegiatan Pengambilan sample kotoran ternak untuk mengetahui status internal parasitnya Pemberian anthelmintik semua peternak perlakuan Adaptasi terhadap pakan perlakuan Pengukuran terhadap pakan perlakuan Parameter yang diukur: 1. Konsumsi lamtoro dan total konsumsi 2. Pertambahan berat badan 3. Restorasi parasit internal 4. Emisi gas enterik metan ; menggunakan persamaan y= /X; dimana X = pertambahan berat badan (Kurihara dkk, 1999) Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa

6 METODOLOGI Perkembangan dan Hasil Kegiatan Pertambahan berat badan yang diberi lamtoro saja dua kali lebih tinggi dibandingkan sapi Bali jantan yang digemukkan secara tradisional (Panjaitan, 2012) Penambahan dedak atau jagung meningkatkan berat badan menjadi 597 dan 607 g/hari. Penambahan dedak/jagung 0,5% BB tidak berpengaruh terhadap intake lamtoro Penggunaan Lamtoro sebagai pakan dapat menurunkan gas enterik metan sampai 33% (Shelton dan Scott, 2007). Restorasi helmintiasis (Fasciolosis dan Nematodiasis) rendah, 76 hari paska pemberian anthelmintik prevalensi helminthiasis hanya 2% Berat Badan Lamtoro Lamtoro + dedak Lamtoro + Jagung Awal (Kg) Akhir (Kg) 217± ± ± ± ± ±0.3 PBBH (g/h) 507±0.1a 597±0.1b 607±0.1b Intake (g/kg BB) Lamtoro Total Emisi methan (L/h) 26,93±1,48 26,93±1,48a 26,79±3,31 31,80±3,33b 27,10±3,31 32,29±3,30b Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa

7 SINERGI KOORDINASI Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan Penentuan lokasi kegiatan Keterlibatan pegawai Dinas Peternakan sebagai peneliti lapang dan pembantu peneliti Melibatkan tenaga paramedis dari Dinas Peternakan Menyampaikan perkembangan dan hasil sementara kepada Dinas Peternakan Kabupaten Sumbawa dan Propinsi Nusa Tenggara Barat Menyampaikan hasil sementara kepada anggota kelompok yang tidak terlibat dalam kegiatan Nama lembaga yang diajak koordinasi Kelompok ternak dimana kegiatan dilakukan Dinas Peternakan kabupaten Sumbawa Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Nusa Tenggara Barat Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa

8 SINERGI KOORDINASI Strategi pelaksanaan koordinasi Menyampaikan kemajuan kegiatan secara reguler kepada Dinas Peternakan kabupaten Sumbawa dan Propinsi Nusa Tenggara Barat Mengundang dinas Peternakan Kabupaten Sumbawa dan Propinsi mengunjungi lokasi kegiatan Signifikansi capaian koordinasi yang dilakukan Diminta terlibat dalam pengembangan kawasan peternakan Limung kabupaten Sumbawa oleh Dinas Peternakan kabupaten Sumbawa Diminta terlibat pengembangan program pastura di 7 kabupaten oleh Dinas Peternakan propinsi Nusa Tenggara Barat Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sumbawa dan Propinsi Nusa Tenggara Barat menyampaikan hasil hasil kegiatan kepada masyarakat pada berbagai pertemuan Menganjurkan Sarjana Membangun Desa se NTB untuk study banding ke lokasi kegiatan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa

9 PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan Mengundang Dinas Peternakan untuk melihat langsung kelokasi kegiatan Menawarkan bantuan pendampingan kepada Dinas Peternakan Mengundang kelompok kelompok ternak untuk studi banding dan memberikan bantuan pendampingan kepada kelompok yang ingin mencoba Mengundang Sarjana Membangun Desa untuk studi banding dan memberikan bantuan pendampingan kepada SMD yang ingin menerapkan dikelompok ternaknya Wujud bentuk pemanfaatan hasil kegiatan Pemberian lamtoro ditambah dedak dan atau jagung dilanjutkan oleh peternak koperator Peternak koperator menyampaikan hasil yang dicapai kepada sesama anggota kelompok Dinasmemasukkanpengembanganlegume pohon sebagai sumber pakan dalam program kerja tahun 2013 Dinas meminta dibantu untuk melakukan pendampingan di lokasi yang lain Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa

10 PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN Data (jumlah dan demografi) pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan Dinas Peternakan kabupaten Sumbawa meminta model yang sama dikembangkan pada kawasan peternakan yang ada Dinas Peternakan Propinsi Nusa Tenggara Barat meminta model yang sama dikembangkan pada 7 kabupaten yang ada di Nusa Tenggara Barat Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil kegiatan Pendapatan peternak koperator dari kegiatan penggemukan meningkat Peternak koperator berencana meningkatkan jumlah ternak yang digemukkan Peternak koperator merasakan waktu yang dibutuhkan untuk penggemukan lebih pendek Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa

11 POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN Rancangan Pengembangan ke depan Melakukan penguatan dan pelembagaan model dengan melibatkan lebih banyak kelompok ternak, pegawai dinas peternakan dan penyuluhan Menyusun dan menyebarkan informasi dalam berbagai bentuk Strategi Pengembangan ke depan Membangun lokasi demonstrasi model yang terintegrasi Memasukkan model dalam program kerja dinas kabupaten dan propinsi Tahapan Pengembangan ke depan Mengembangkan sistim produksi berbasis legume pohon yang melembaga dan sistim pemasaran yang berkarakter Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa

12 FOTO KEGIATAN FOTO KEGIATAN Foto Pelaksanaan dan Hasil kegiatan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa

13 FOTO KEGIATAN FOTO KEGIATAN Foto kordinasi dengan pihak terkait Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa

14 FOTO KEGIATAN FOTO KEGIATAN Foto Pelaksanaan dan Hasil kegiatan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa

15 FOTO KEGIATAN Foto Pemanfaatan Hasil Kegiatan Sosialisasi Pelatihan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa

16 logo lembaga TERIMA KASIH Tanda S. Panjaitan Syafrudin Nur M. Fauzan Saparudin Sutartha