BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;"

Transkripsi

1

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 2. Pemerinlah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 3. Gubernur adalah Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 4. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 6. Asisten Sekretaris Daerah adalah Asisten Sekretaris Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 7. Kotamadya adalah Kotamadya di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 8. Walikotamadya adalah Walikotamadya di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 9. Dinas Pemadam Kebakaran adalah Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 10. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 11. Suku Dinas Pemadam Kebakaran adalah Suku Dinas Pemadam Kebakaran Kotamadya di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 12. Sektor adalah wilayah operasional penanggulangan kebakaran dan bencana lain, yang pembentukannya berdasarkan analisis resiko kebakaran dan bencana, serta analisis waktu tanggap. BAB II KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 2 (1) Dinas Pemadam Kebakaran merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang penanggulangan kebakaran. (2) Dinas Pemadam Kebakaran dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab Kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. (3) Dinas Pemadam Kebakaran dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di koordinasikan oleh Asislen Tata Praja dan Aparatur. Pasal 3 (1) Dinas Pemadam Kebakaran mempunyai tugas melaksanakan usaha-usaha pencegahan dan penanggulangan kebakaran serta pertolongan dan atau penyelamatan terhadap bencana lain. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas Pemadam Kebakaran mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis di bidang penanggulangan kebakaran serta pertolongan dan penyelamatan terhadap bencana lain; b. pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran serta pertolongan dan penyelamatan

3 terhadap bencana lain; c. pertolongan, penyelamatan pertama sebagai akibat kebakaran dan bencana lain termasuk pelaksanaan pelayanan angkutan ambulan atau evakuasi; d. pengawasan dan pengendalian terhadap peredaran barang dan bahan yang mudah terbakar; e. pengadaan sumber-sumber air dan bahan-bahan lain dalam rangka penanggulangan kebakaran; f. pemberdayaan masyarakat di bidang usaha pencegahan dan pengendalian kebakaran; g. penelitian bahan yang berhubungan dengan masalah penanggulangan kebakaran di laboratorium; h. pengkoordinasian dan bimbingan teknis terhadap unit-unit pemadam kebakaran instansi pemerintah, swasta atau masyarakat; i. penelitian dan penyelidikan sebab-sebab terjadinya kebakaran dan bencana, bekerjasama dengan instansi lain; j. pelatihan dan peningkatan keterampilan tenaga bantuan pemadam kebakaran dalam penanggulangan kebakaran serta pertolongan dan penyelamatan terhadap bencana lain; k. pengelolaan dukungan teknis dan administratis; l. pembinaan teknis pelaksanaan kegiatan Suku Dinas. (1) Dinas Pemadam Kebakaran terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Wakil Kepala Dinas; c. Bagian Tata Usaha; d. Subdinas Pencegahan; e. Subdinas Partisipasl Masyarakat; f. Subdinas Penyelamalan; g. Subdinas Sarana Operasi; h. Subdinas Operasi; i. Subdinas Bina Program; j. Suku Dinas Pemadam Kebakaran Kotamadya; k. Sektor Pemadam Kebakaran; l. Unit Pelaksana Teknis Dinas; m. Kelompok Jabatan Fungsional. BAB III ORGANISASI Bagian Pertama Susunan Organisasi Pasal 4 (2) Bagan susunan organisasi Dinas Pemadam Kebakaran adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini. (1) Kepala Dinas mempunyai tugas: Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 5 a. memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3; b. memimpin dan mengendalikan operasi penanggulangan kebakaran dan penyelamatan tingkal III dan IV; c. memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan Bagian, Subdinas, Suku Dinas, Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Kepala Dinas dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh seorang Wakil Kepala Dinas.

4 Bagian Ketiga Wakil Kepala Dinas Pasal 6 (1) Wakil Kepala Dinas mempunyai tugas: a. membantu Kepala Dinas dalam memimpin pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3; b. melaksanakan koordinasi dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan Kepala Dinas; c. melaksanakan tugas Kepala Dinas apabila Kepala Dinas berhalangan melaksanakan tugasnya; d. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. (2) Wakil Kepala Dinas dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bagian Keempat Bagian Tata Usaha Pasal 7 (1) Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, dan korps musik. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi: a. pelaksanaan urusan persuratan dan kearsipan; b. pelaksanaan urusan kerumahtanggaan; c. pelaksanaan urusan kepegawaian; d. pengelolaan administrasi keuangan; e. pelaksanaan urusan perlengkapan; f. pelaksanaan kegiatan korps musik. (3) Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (1) Bagian Tata Usaha terdiri dari: a. Subbagian Kepegawaian; b. Subbagian Keuangan; c. Subbagian Perlengkapan; d. Subbagian Korps Musik. pasal 8 (2) Tiap Subbagian dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha. (1) Subbagian Umum mempunyai tugas: Pasal 9 a. menerima, mencatat, dan mengendalikan surat masuk dan surat keluar; b. melaksanakan pengetikan, penggandaan, penyimpanan, dan pengiriman naskah dinas; c. menyusun, merawat, dan menyajikan arsip dan dokumen; d. menyediakan sarana penunjang pengolahan persuratan dan kearsipan; e. melaksanakan pemeliharaan kebersihan dan keindahan kantor serta menjaga tata tertib dan keamanan kantor; f. mengatur penyelenggaraan upacara, rapat dinas, keprotokolan, dan urusan kerumahtanggaan lainnya. (2) Subbagian Kepegawaian mempunyai tugas: a. mengurus kenaikan pangkat, cuti, pensiun, dan administrasi kepegawaian lainnya; b. menyiapkan usulan calon peserta pendidikan dan pelatihan; c. melakukan upaya pembinaan pegawai, termasuk mengusulkan pemberian penghargaan kepada pegawai berprestasi dan penjatuhan sanksi bagi pegawai yang melanggar disiplin;

5 d. mengurus kesejahteraan pegawai; e. mengurus pelaksanaan pembinaan mental spiritual pegawai; f. memberikan bantuan kepada pegawai yang mengalami sengketa hukum dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. (3) Subbagian Keuangan mempunyai tugas: a. menyusun rencana anggaran dan pendapatan; b. menghimpun, meneliti, mengolah dan mengurus penyajian anggaran; c. mengelola dan mengerjakan pertanggung jawaban penggunaan keuangan; d. menerima, membukukan dan menyetorkan retribusi dan penerimaan lainnya; e. melaksanakan administrasi keuangan. (4) Subbagian Perlengkapan mempunyai tugas: a. mengurus penyediaan dan distribusi alat-alat tulis, perlengkapan kantor, barang cetakan, dan kebutuhan Kantor Dinas lainnya; b. mengurus pemeliharaan gedung-gedung dan rumah jabatan Kantor Dinas; c. mengurus barang-barang inventaris milik Kantor Dinas; d. mengurus kebutuhan perlengkapan pegawai. (5) Subbagian Korps Musik mempunyai tugas; a. merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan hiburan musik dan hiburan lainnya bagi anggota Dinas untuk memelihara dan meningkatkan disiplin dan jiwakorsa; b. memberikan iringan musik pada upacara-upacara di lingkungan Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; c. bekerjasama dengan instansi lain dalam hubungannya dengan kegiatan-kegiatan Korps Musik; d. memelihara peralatan musik milik Dinas. Bagian Kelima Subdinas Pencegahan Pasal 10 (1) Subdinas Pencegahan mempunyai tugas melaksanakan usaha-usaha pembinaan teknis pencegahan dan pengawasan bangunan serta prasarana fisik lingkungan terhadap ancaman bahaya kebakaran. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Subdinas pencegahan mempunyai fungsi: a. pembinaan teknis pencegahan terhadap ancaman kebakaran; b. pemberian pelayanan teknis pencegahan kebakaran kepada masyarakat; c. pengawasan terhadap bangunan serta prasarana fisik lingkungan terhadap ancaman bahaya kebakaran; d. pembinaan teknis terhadap kegiatan pendataan bangunan dan lingkungan; e. pemberian rekomendasi dan sertifikasi terhadap bangunan dan lingkungan dalam kegiatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran. (3) Subdinas Pencegahan dipimpin oleh seorang Kepala Subdinas yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (1) Subdinas Pencegahan terdiri dari: a. Seksi Bina Teknis dan Pencegahan; b. Seksi Rekomendasi; c. Seksi Sertifikasi. Pasal 11 (2) Tiap Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Subdinas Pencegahan.

6 Pasal 12 (1) Seksi Bina Teknis dan Pencegahan mempunyai tugas: a. melakukan kompilasi peraturan dan sumber-sumber yang berkaitan dengan bidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran; b. merumuskan bahan kebijakan teknis yang berkaitan dengan bidang pencegahan kebakaran; c. menghimpun data hasil pemeriksaan dan pengawasan bangunan dan lingkungan termasuk aksesibilitas mobil pemadam kebakaran, sumber air, dan tempat berhimpun di lingkungan untuk kepentingan pengawasan dan penyusunan rencana operasi kebakaran; d. memberikan layanan teknis pencegahan kebakaran kepada masyarakat; e. melakukan pembinaan teknis terhadap kegilaan pendataan bangunan dan lingkungan. (2) Seksi Rekomendasi mempunyai tugas: a. menerima dan meneliti berkas permohonan rekomendasi yang berkaitan dengan penerapan persyaratan pencegahan kebakaran bangunan dan lingkungan yang mempunyai ancaman bahaya kebakaran sedang dua, tiga dan tinggi; b. melakukan pemeriksaan dan uji coba serta mengusulkan rekomendasi terhadap persyaratan pencegahan kebakaran bangunan dan lingkungan yang mempunyai ancaman kebakaran dua, tiga dan tinggi; c. melakukan pembinaan teknis terhadap kegiatan pemberian rekomendasi bangunan dan lingkungan. (3) Seksi Sertifikasi mempunyai tugas: a. mengadakan pemeriksaan dan pengawasan secara berkala dan atau sewaktu-waktu pada bangunan dan lingkungan hunian terhadap potensi ancaman bahaya kebakaran, sarana keselamatan jiwa, kesiapan sarana pencegahan kebakaran, aksesibilitas kendaraan dan petugas pemadam kebakaran, termasuk manajemen sistem pengamanan kebakaran; b. mengusulkan pemberian sertifikat terhadap bangunan dan lingkungan hunian yang telah memenuhi persyaratan; c. melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap tata cara penyimpanan dan penggunaan serta pengangkutan barang mudah terbakar dan bahan-bahan berbahaya (B3); d. melakukan kegiatan penegakan hukum terhadap pelanggaran peraturan penanggulangan kebakaran; e. melakukan pembinaan teknis terhadap kegiatan pemeriksaan berkala dan atau sewaktu-waktu pada bangunan dan lingkungan. Bagian Keenam Subdinas Partisipasi Masyarakat Pasal 13 (1) Subdinas Partisipasi Masyarakat mempunyai tugas meningkatkan ketahanan dan partisipasi masyarakat lingkungan terhadap kebakaran dan bencana lain. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Subdinas Partisipasi Masyarakat mempunyai fungsi: a. peningkatan ketahanan masyarakat lingkungan terhadap bahaya kebakaran dan bencana lain; b. pelaksanaan publikasi dan dokumentasi; c. pelaksanaan kerjasama dengan lembaga/daerah lain dalam penanggulangan kebakaran; d. pemberian penjelasan dan menindaklanjuti pengaduan masyarakat. (3) Subdinas Partisipasi Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Subdinas yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (1) Subdinas Partisipasi Masyarakat terdiri dari a. Seksi Ketahanan Kebakaran dan Bencana; b. Seksi Publikasi dan Dokumentasi; c. Seksi Kerjasama Penanggulangan kebakaran; d. Seksi Pengaduan Masyarakat. Pasal 14

7 (2) Tiap Seksi dipimpin oleh seorang kepala Seksi, yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Subdinas Partisipasi Masyarakat. Pasal 15 (1) Seksi Ketahanan Kebakaran dan Bencana mempunyai tugas; a. memfasilitasi pembentukan sistem ketahanan kebakaran dan bencana lain yang berbasis lingkungan; b. menyusun dan menyebarluaskan strategi-strategi ketahanan kebakaran dan bencana lain; c. melaksanakan kegiatan penyuluhan kebakaran dan bencana lain lintas wilayah; d. memantau dan mengevaluasi pelaksanaan penyuluhan kebakaran dan bencana lain; e. melakukan pembinaan teknis terhadap kegiatan pembentukan sistem ketahanan kebakaran dan bencana lain. (2) Seksi Publikasi dan Dokumentasi mempunyai tugas: a. mendokumentasikan kegiatan penanggulangan kebakaran dan penyelamatan; b. menyebarluaskan informasi kegiatan penanggulangan kebakaran dan penyelamatan; c. merancang jumpa pers dan melayani media, khususnya yang berkaitan dengan kejadian kebakaran dan bencana; d. melakukan pembinaan teknis terhadap kegiatan kehumasan. (3) Seksi Kerjasama Penanggulangan Kebakaran mempunyai tugas: a. merencanakan hubungan kerjasama dengan lembaga terkait dan Daerah lain dalam pencegahan, penanggulangan kebakaran dan bencana; b. mempersiapkan bahan dan melaksanakan program kerjasama dalam pencegahan dengan penanggulangan kebakaran dan bencana; c. melakukan evaluasi atas pelaksanaan kerjasama dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan bencana. (4) Seksi Pengaduan Masyarakat mempunyai tugas: a. menerima pengaduan, keluhan, saran dan laporan dari masyarakat yang berkaitan dengan kinerja Dinas baik langsung maupun tidak langsung; b. melakukan penelitian terhadap kebenaran pengaduan, keluhan, dan laporan masyarakat; c. memberikan penjelasan dan menindaklanjuti pengaduan, keluhan, dan saran dari masyarakat. Bagian Ketujuh Subdinas Penyelamatan Pasal 16 (1) Subdinas Penyelamatan mempunyai tugas melaksanakan usaha-usaha penyelamatan transportasi, bangunan runtuh, penyelamatan air, ketinggian, penyelamatan bahan berbahaya serta pertolongan darurat. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayal (1), Subdinas Penyelamatan mempunyai fungsi: a. pelaksanaan usaha penyelamatan transportasi, dan bangunan runtuh; b. pelaksanaan kegiatan bantuan penyelamatan air dan ketinggian; c. pelaksanaan usaha penyelamatan terhadap bahan-bahan bahaya; d. pelaksanaan kegiatan pertolongan darurat; e. pemberian informasi dan saran tindak, taktik, dan strategi operasi kepada Kepala Dinas pada saat operasi penyelamatan tingkat III dan IV. (3) Subdinas Penyelamatan dipimpin oleh seorang Kepala Subdinas yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (1) Subdinas Penyelamatan terdiri dari: Pasal 17 a. Seksi Penyelamatan Transportasi dan Bangunan Runtuh; b. Seksi Penyelamatan Air dan Ketinggian;

8 c. Seksi Penyelamatan Bahan Berbahaya dan Beracun; d. Seksi Pertolongan Darurat. (2) Tiap Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Subdinas Penyelamatan. Pasal 18 (1) Seksi Penyelamatan Transportasi dan Bangunan Runtuh mempunyai tugas; a. menyusun panduan pembuatan rencana operasi penyelamatan transportasi dan bangunan runtuh; b. mengkaji ulang prosedur pelaksanaan operasi penyelamatan transportasi dan bangunan runtuh; c. memantau kesiapan peralatan dan keterampilan personil; d. melaksanakan koordinasi dengan instansi lain dalam kegiatan penyelamatan transportasi dan bangunan runtuh; e. melaksanakan kegiatan bantuan penyelamatan transportasi dan bangunan runtuh; f. memberikan pembinaan teknis terhadap kegiatan penyelamatan transportasi dan bangunan runtuh. (2) Seksi Penyelamatan Air dan Ketinggian mempunyai tugas: a. menyusun panduan pembuatan rencana operasi penyelamatan air dan ketinggian; b. mengkaji ulang prosedur pelaksanaan operasi penyelamatan air dan ketinggian; c. memantau kesiapan peralatan dan keterampilan personil; d. melaksanakan koordinasi dengan instansi lain dalam kegiatan penyelamatan air dan ketinggian; e. melaksanakan kegiatan bantuan penyelamatan air dan ketinggian; f. memberikan pembinaan teknis terhadap kegiatan penyelamatan air dan ketinggian. (3) Seksi Penyelamatan Bahan Berbahaya dan Beracun mempunyai tugas: a. menyusun panduan pembuatan rencana operasi penyelamatan bahan berbahaya dan beracun; b. mengkaji ulang prosedur pelaksanaan operasi penyelamatan bahan berbahaya dan beracun; c. memantau kesiapan peralatan dan keterampilan personil; d. melaksanakan koordinasi dengan instansi lain dalam kegiatan penyelamatan bahan berbahaya dan beracun; e. melaksanakan kegiatan bantuan penyelamatan bahan berbahaya dan beracun; f. memberikan pembinaan teknis terhadap kegiatan penyelamatan bahan berbahaya dan beracun. (4) Seksi Pertolongan Darurat mempunyai tugas: a. melaksanakan kegiatan pelayanan pertolongan pertama pada kecelakaan, pertolongan darurat dan ambulan, serta evakuasi lanjutan ke rumah sakit terhadap korban bencana dan atau gawat darurat lainnya; b. menyusun panduan pembuatan tata cara pertolongan darurat; c. mengkaji ulang prosedur pelaksanaan pertolongan darurat; d. memantau kesiapan peralatan dan keterampilan personil; e. melaksanakan koordinasi dengan instansi lain dalam kegiatan pelayan medis; f. menyelenggarakan poliklinik dalam rangka pemeliharaan kesehatan pegawai; g. memberikan pembinaan teknis terhadap kegiatan pertolongan darurat. Bagian Kedelapan Subdinas Sarana Operasi Pasal 19 (1) Subdinas Sarana Operasi mempunyai tugas melaksanakan pengadaan, distribusi, menyiapkan sumber air dan bahan pemadam lainnya, serta dukungan logistik pada saat operasi kebakaran dan penyelamatan tingkat III dan IV. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Subdinas Sarana Operasi mempunyai fungsi: a. penyusunan rencana kebutuhan dan pengadaan peralatan teknis operasional kebakaran dan bencana Iain; b. penyimpanan, penyaluran, dan pemeliharaan terhadap peralatan teknis operasional dan bahan-bahan lain;

9 c. penyediaan dan pengendalian penggunaan bahan pemadam kebakaran; d. pelaksanaan inventarisasi terhadap peralatan teknis operasional; e. pemberian informasi dan saran tindak serta dukungan logistik pada saat operasi kebakaran dan penyelamatan tingkat III dan IV. (3) Subdinas Sarana Operasi dipimpin oleh seorang Kepaia Subdinas yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada Kepaia Dinas. (1) Subdinas Sarana Operasi terdiri dari: a. Seksi Pengadaan; b. Seksi Distribusi; c. Seksi Bahan Pemadam; d. Seksi Inventarisasi. Pasal 20 (2) Tiap Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Subdinas Sarana Operasi. (1) Seksi Pengadaan mempunyai tugas: Pasal 21 a. menyusun rencana kebutuhan peralatan teknis operasional kebakaran dan bencana lain; b. mengadakan peralatan teknis operasional kebakaran dan bencana lain; c. menginformasikan kondisi peralatan teknis operasional kepada atasan pada saat operasi kebakaran dan penyelamatan; d. mengurus dokumen peralatan teknis operasional kebakaran dan bencana lain; e. menyiapkan dan mengadakan suku cadang untuk perbaikan kendaraan operasional; f. melakukan pembinaan teknis terhadap kegiatan pengadaan. (2) Seksi Distribusi mempunyai tugas: a. melakukan penyimpanan persediaan teknis operasional dan bahan-bahan lain; b. mengatur penyaluran peralatan teknis operasional dan bahan-bahan lain; c. melakukan pemeliharaan terhadap persediaan barang-barang di gudang; d. mengerjakan dan mempertanggungjawabkan administrasi pergudangan; e. melakukan pembinaan teknis terhadap kegiatan pemeliharaan dan penyimpanan barang. (3) Seksi Bahan Pemadam mempunyai tugas: a. menyusun bahan kebijakan teknis dan rencana penyediaan bahan pemadam; b. melakukan pengecekan lapangan mengenai persediaan bahan pemadam secara berkala dan sewaktuwaktu; c. mengendalikan penggunaan dan menjamin kelancaran pasokan bahan pemadam; d. mengadakan kerjasama dengan instansi lain dalam penentuan lokasi sumber air; e. melakukan pembinaan teknis terhadap kegiatan pemeliharaan dan penggunaan bahan pemadam. (4) Seksi Inventarisasi mempunyai tugas: a. mengadakan survei dan pemeriksaan tentang kondisi peralatan teknis operasional; b. mengendalikan pemeliharaan peralatan teknis operasional; c. melakukan mutasi dan penghapusan peralatan teknis operasional; d. mengatur penggunaan kendaraan operasional; e. melakukan pembinaan teknis terhadap kegiatan inventarisasi peralatan teknis operasional. Bagian Kesembilan Subdinas Operasi Pasal 22 (1) Subdinas Operasi mempunyai tugas menyusun rencana dan melakukan pengawasan serta memberikan saran tindak strategi dan taktik dalam operasi penanggulangan kebakaran dan penyelamatan tingkat III dan IV.

10 (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Subdinas Operasi mempunyai fungsi: a. penyusunan rencana operasional penanggulanan kebakaran; b. pembinaan, pengembangan dan informasi serta komunikasi dalam rangka penanggulangan kebakaran dan bencana; c. pengawasan terhadap operasi penanggulangan kebakaran dan bencana; d. penyajian informasi terhadap kegiatan operasional penanggulangan kebakaran dan bencana lain. (3) Subdinas Operasi dipimpin oleh seorang Kepala Subdinas yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (1) Subdinas Operasi terdiri dari: Pasal 23 a. Seksi Rencana Operasi; b. Seksi Komunikasi; c. Seksi Pengawasan Operasi; d. Seksi Penyajian Informasi. (2) Tiap Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Subdinas Operasi. (1) Seksi Rencana Operasi mempunyai tugas: Pasal 24 a. menyusun panduan pembuatan rencana operasi penanggulangan kebakaran; b. mengkaji ulang rencana operasi dalam rangka penyesuaian terhadap perubahan lingkungan; c. menyelenggarakan pemantauan kesiapan peralatan dan keterampilan personil untuk menjamin kesiapan operasi; d. menyelenggarakan kegiatan latihan gabungan operasi penanggulangan kebakaran; e. memberikan pembinaan teknis terhadap kegiatan rencana operasi. (2) Seksi Komunikasi mempunyai tugas: a. mengupayakan pengembangan sistem informasi dan komunikasi dalam rangka penanggulangan kebakaran dan bencana; b. membina dan memelihara jaringan kerjasama komunikasi dengan instansi-instansi lain dalam rangka penanggulangan kebakaran dan bencana; c. memelihara dan merawat perangkat komunikasi dalam rangka menjamin efektifitas kelancaran dan kontinuitas sistem komunikasi; d. mengatur dan mengembangkan jaringan sistem alarm kebakaran dari instansi lain dan masyarakat dengan pos komando atau ruang data; e. mengatur jaringan komunikasi Dinas, mengamati dan mencatat secara terus menerus lalu lintas berita serta melayani komunikasi pos komando; f. melakukan pembinaan teknis terhadap kegiatan komunikasi. (3) Seksi Pengawasan Operasi mempunyai tugas: a. mengawasi kesiapan petugas dan peralatan operasional dalam pelaksanaan operasi; b. mengawasi ketaatan terhadap prosedur kerja baku dan keselamatan petugas saat operasi; c. memberikan rekomendasi atas kinerja petugas dalam pelaksanaan operasi; d. melaporkan pelaksanaan operasi sebagai bahan evaluasi; e. melakukan pembinaan teknis terhadap kegiatan pengawasan operasi. (4) Seksi Penyajian Informasi mempunyai tugas: a. mengumpulkan informasi atau laporan mengenai kegiatan penanggulangan kebakaran dan bencana lain; b. menganalisa, mengevaluasi dan menyajikan data yang ada hubungannya dengan aktivitas operasional penanggulangan kebakaran dan bencana lain; c. mengumpulkan atau membuat peta-peta jaringan jalan, gas, air, lislrik, sumber air, denah-denah, obyek vital, peta situasi dan Iain-Iain; d. merawat dan menjaga kemutakhiran data; e. menyajikan informasi kepada masyarakat saat kejadian; f. melakukan pembinaan teknis terhadap kegiatan penyajian informasi.

11 Bagian Kesepuluh Subdinas Bina Program Pasal 25 (1) Subdinas Bina Program mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pendataan, penyusunan rencana dan pengendalian program serta perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Subdinas Bina Program mempunyai fungsi: a. pelaksanaan kegiatan pendataan di bidang penanggulangan kebakaran dan bencana lain; b. penyusunan rencana program di bidang penanggulangan kebakaran dan bencana lain; c. pengendalian pelaksanaan program di bidang penanggulangan kebakaran dan bencana lain; d. pengembangan sumber daya manusia di bidang penanggulangan kebakaran dan bencana lain. (3) Subdinas Bina Program dipimpin oleh seorang Kepala Subdinas yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (1) Subdinas Bina Program terdiri dari: Pasal 26 a. Seksi Pendataan; b. Seksi Penyusunan Program; c. Seksi Pengendalian Program; d. Seksi Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. (2) Tiap Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Subdinas Bina Program. (1) Seksi Pendataan mempunyai tugas: Pasal 27 a. mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data yang berkaitan dengan kegiatan penanggulangan kebakaran dan bencana lain; b. memelihara kemutakhiran data dan menyajikan untuk kepentingan kegiatan penanggulangan kebakaran dan bencana lain; c. mengelola perangkat sistem informasi manajemen kebakaran; d. melakukan pembinaan teknis terhadap kegiatan pendataan data penanggulangan kebakaran dan bencana lain. (2) Seksi Penyusunan Program mempunyai tugas: a. menghimpun dan mengolah masukan dari masyarakat dan satuan kerja dinas; b. menganalisa dan menyusun rencana progam secara menyeluruh baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang; c. mengusulkan rencana program kegiatan; d. melakukan kajian kebijakan dalam rangka pengembangan dan pelaksanaan program. (3) Seksi Pengendalian Program mempunyai tugas: a. menghimpun laporan seluruh pelaksanaan kegiatan; b. mengevaluasi konsistensi pelaksanaan kegiatan; c. membuat laporan evaluasi kegiatan. d. mensosialisasikan petunjuk teknis pelaksanaan program. (4) Seksi Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas: a. menyusun rencana kebutuhan pegawai/sumber Daya Manusia; b. merencanakan dan mengembangkan sistem pendidikan dan pelatihan teknis penanggulangan kebakaran dan penyelamatan dalam rangka peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental petugas; c. merancang standar test untuk proses seleksi pendidikan dan pelatihan teknis penanggulangan kebakaran dan penyelamatan; d. mengendalikan dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan teknis

12 penanggulangan kebakaran dan penyelamatan; e. menyusun standar kompetensi dan penilaian kinerja pegawai; f. melakukan pengkajian komprehensif tentang kinerja pegawai secara berkala dan atau sewaktu-waktu untuk kepentingan pengembangan sumber daya manusia bidang penanggulangan kebakaran dan penyelamatan. Bagian Kesebelas Suku Dinas Pemadam Kebakaran Pasal 28 (1) Di setiap Kotamadya dibentuk Suku Dinas Pemadam Kebakaran. (2) Suku Dinas Pemadam Kebakaran dipimpin oleh seorang Kepala Suku Dinas. (3) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Kepala Suku Dinas bertanggung jawab kepada Kepala Dinas, dan menerima petunjuk dari Walikotamadya yang berkaitan dengan tugas preventif dan administratif serta memberikan laporan baik secara periodik maupun sewaktu-waktu kepada Walikotamadya. Pasal 29 (1) Suku Dinas Pemadam Kebakaran mempunyai tugas melakukan usaha pencegahan dan pemadaman kebakaran serta penyelamatan akibat kebakaran dan bencana lain di wilayahnya. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Suku Dinas Pemadam Kebakaran mempunyai fungsi: a. pendataan dan pemeriksaan kesiapan bangunan dan lingkungan wilayahnya dari ancaman bahaya kebakaran dan bencana lain, sesuai kewenangannya; b. pelaksanaan kegiatan peningkatan ketahanan lingkungan hunian terhadap bahaya kebakaran dan bencana lain; c. pelaksanaan kegiatan pelayanan informasi dan pengaduan masyarakat; d. pelaksanaan kegiatan penanggulangan kebakaran, termasuk komando operasional pemadaman kebakaran dan penyelamatan tingkat II; e. pemeliharaan sumber-sumber air dan bahan-bahan lain dalam rangka penanggulangan kebakaran; f. pelaksanaan kegiatan pertolongan/penyelamatan jiwa akibat kebakaran dan bencana lain, termasuk pertolongan darurat dan angkutan ambulan; g. pelaksanaan kegiatan penelitian dan pendataan kejadian kebakaran termasuk bencana lain bekerja sama dengan instansi lain; h. pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan/peralatan kantor, Rumah Dinas/Jabatan, pos pemadam kebakaran dan peralatan operasional; i. pemantauan dan pengevaluasian keterampilan tenaga penanggulangan kebakaran dan bencana lain; j. pengkoordinasian operasional penanggulangan kebakaran dengan instansi terkait; k. pengkoordinasian dan bimbingan teknis terhadap unit-unit operasional penanggulangan kebakaran serta pertolongan/ penyelamatan jiwa instansi pemehntah, swasta dan masyarakat di wilayahnya; l. pelaksanaan tugas bantuan sesuai dengan permintaan dari daerah/instansi lain sesuai dengan perintah Kepala Dinas; m. pelaksanaan urusan kegiatan ketatausahaan. (1) Suku Dinas Pemadam Kebakaran terdiri dari: a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Pemeliharaan Keterampilan; c. Seksi Sarana Operasi; d. Seksi Operasi; e. Seksi Pencegahan. Pasal 30 (2) Subbagian dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian dan tiap Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertangguang jawab kepada Kepala Suku Dinas. (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas: Pasal 31

13 a. melaksanakan urusan surat menyurat dan kearsipan; b. melaksanakan kegiatan kerumahtanggaan; c. melaksanakan administrasi keuangan dan kepegawaian; d. mendata dan melaporkan kinerja; e. mengusulkan rencana dan pelaksanaan kegiatan tahunan; f. memberikan pembinaan teknis terhadap kegiatan ketatausahaan Sektor; g. melaksanakan pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan/peralatan kantor, serta barang-barang inventaris milik Dinas. (2) Seksi Pemeliharaan Keterampilan mempunyai tugas: a. melaksanakan program pelatihan petugas operasional dalam usaha pemeliharaan keterampilan dan peningkatan mutu kinerja operasional; b. menata dan mengevaluasi pelaksanaan latihan petugas pemadam dan penyelamatan pada Suku Dinas dan sektor; c. melakukan penilaian terhadap kesiapan fisik, keterampilan dan mental petugas; d. mengusulkan pemberian penghargaan dan hukuman kepada petugas sesuai ketentuan yang berlaku; e. membuat laporan atas pelaksanaan latihan secara berkala kepada Kepala Suku Dinas dan satuan kerja terkait sesuai ketentuan yang berlaku. (3) Seksi Sarana Operasi mempunyai tugas: a. menyusun rencana kebutuhan peralatan teknis dan sarana operasional penanggulangan kebakaran dan bencana lain di wilayahnya; b. menyimpan, mendistribusikan, merawat peralatan teknis operasional kebakaran dan bencana lain serta mempertanggungjawabkan administrasinya sesuai ketentuan yang berlaku; c. memelihara sarana operasional penanggulangan kebakaran dan bencana di wilayahnya; d. mendata, mengadakan survey/pemeriksaan dan menginformasikan kondisi peralatan teknis operasional, serta bahan pemadam baik secara berkala maupun pada saat operasi kebakaran dan penyelamatan tlngkat II; e. mengadakan dan menyiapkan peralatan teknis operasional kebakaran dan bencana lain diwilayahnya; f. mengurus dokumen peralatan teknis operasional kebakaran dan bencana lain di wilayahnya; g. melakukan pemeliharaan terhadap persediaan barang-barang dan mempertanggungjawabkan administrasi pergudangan. (4) Seksi Operasi mempunyai tugas: a. membantu mengatur jaringan komunikasi dan mengamati, mencatat/memantau alur berita/informasi serta melayani komunikasi pos komando Suku Dinas; b. menyusun rencana operasi untuk wilayahnya sesuai dengan fungsi dan resiko; c. mengelola dan memelihara perangkat lunak dan perangkat keras komunikasi ruang komando operasi dalam rangka menjamin efektifitas kelancaran dan kontinuitas jalur komunikasi pada Suku Dinas; d. memberikan informasi operasi kepada Kepala Suku Dinas pada saat operasi kebakaran dan penyelamatan tingkat II; e. membina dan mendukung upaya memelihara kerjasama jalur informasi dengan instansi terkait dalam rangka penanggulangan kebakaran dan bencana lain; f. melakukan pengawasan kesiapan dan ketaatan petugas terhadap prosedur kerja baku, kesiapan peralatan operasional serta menyampaikan laporan dan alau rekomendasi kinerja pelaksanaan operasi; g. menghimpun data informasi atau laporan kejadian kebakaran berikut kegiatan penanggulangan kebakaran dan penyelamatan, termasuk menganalisa, mengevaluasi, menyajikan dan menjaga kemutakhiran data untuk pengembangan operasi penanggulangan kebakaran dan bencana lain di Wilayah; h. menyelenggarakan kegiatan gladi rencana operasi penanggulangan kebakaran; i. membantu melaksanakan penelitian dan penyelidikan sebab terjadi kebakaran dan bencana; j. mengevaluasi pelaksanaan operasi di wilayahnya; k. membantu mengumpulkan atau membuat peta-peta jaringan jalan, gas, air, listrik, sumber air, denahdenah, objek vital, peta situasi dan Iain-Iain; l. menyajikan informasi kepada masyarakat saat kejadian kebakaran dan bencana lain di wilayahnya; m. mengkoordinasikan dan melakukan bimbingan teknis terhadap unit-unit operasional penanggulangan kebakaran instansi Pemerintah, swasta dan masyarakat di wilayahnya, serta mengkoordinasikan kegiatan operasional penanggulangan kebakaran dengan instansi terkait. (5) Seksi Pencegahan mempunyai tugas: a. melaksanakan pendataan bangunan/gedung di wilayahnya untuk kepentingan pencegahan dan inspeksi; b. melaksanakan pemeriksaan dan pengujian terhadap kesiapan sarana proteksi aktif dan pasif

14 bangunan/gedung dengan ketinggian menengah ke bawah serta bangunan industri; c. mengadakan pemeriksaan dan pengawasan secara berkala dan atau sewaktu-waktu pada bangunan dengan ketinggian menengah ke bawah, bangunan industri dan lingkungan hunian terhadap potensi ancaman bahaya kebakaran rendah dan sedang satu untuk sarana keselamatan jiwa, kesiapan sarana pencegahan kebakaran, aksesibilitas kendaraan dan petugas pemadam kebakaran, termasuk manajemen sistem pengamanan kebakaran; d. melakukan pendataan terhadap tata cara penyimpanan dan penggunaan serta pengangkutan barang dan bahan-bahan berbahaya (B3); e. mengusulkan rekomendasi dan sertifikat hasil pemeriksaan terhadap bangunan dan lingkungan yang memenuhi persyaratan; f. mengumpulkan dan menganalisa data yang ada hubungannya dengan kebakaran dan penyelamatan, mendokumentasikan kegiatan penanggulangan kebakaran dan penyelamatan, serta menyebarluaskan informasi kegiatan penanggulangan kebakaran dan penyelamatan di wilayahnya; g. melakukan kegiatan penegakkan hukum terhadap pelanggaran peraturan penanggulangan kebakaran dengan berkoordinasi dengan instansi terkait; h. memberikan layanan teknis pencegahan kebakaran kepada masyarakat; i. melaksanakan pembentukan sistem ketahanan kebakaran dan bencana lain yang berbasis lingkungan, serta menyebarluaskan strategi-strategi ketahanan kebakaran dan bencana lain; j. membantu melakukan kegiatan yang berkaitan dengan masalah pengaduan masyarakat, keluhan, saran dan laporan dari masyarakat yang berkaitan dengan kinerja dinas baik langsung maupun tidak langsung. Bagian Keduabelas Sektor Pemadam Kebakaran Pasal 32 (1) Di setiap wilayah tertentu dibentuk Sektor Pemadam Kebakaran. (2) Sektor Pemadam Kebakaran dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas. (3) Pembentukan Sektor Pemadam Kebakaran dan pembagian wilayah kerjanya ditetapkan dengan keputusan Gubernur. Sektor Pemadam Kebakaran mempunyai tugas: Pasal 33 a. melaksanakan operasi pemadaman dan penyelamatan tingkat I; b. mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan unit-unit operasional bantuan dan bekerja sama dengan instansi lain dalam pertolongan kecelakaan dan pelayanan ambulan; c. memelihara kesiapan peralatan teknis operasional; d. memantau kesiapan sarana dan prasarana penanggulangan kebakaran di wilayah sektornya, termasuk pengendalian medan; e. membantu melaksanakan tugas pemadaman dan pertolongan ke wilayah lain; f. memberikan informasi kekuatan kepada Suku Dinas pada saat operasi kebakaran dan penyelamatan tingkat II; g. membuat laporan insiden kebakaran penyelamatan jiwa dan harta benda akibat kebakaran dan bencana lainnya. Bagian Ketigabelas Unit Pelaksana Teknis Dinas Pasal 34 (1) Di lingkungan Dinas Pemadam Kebakaran dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas sesuai dengan kebutuhan. (2) Pembentukan, susunan organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan keputusan Gubernur.

15 Bagian Keempatbelas Kelompok Jabatan Fungsonal Pasal 35 (1) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam menunjang tugas dan fungsi Dinas Pemadam Kebakaran sesuai dengan keahliannya masing-masing. (2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior sebagai Ketua kelompok yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (3) Sesuai dengan kebutuhan, kelompok Jabatan Fungsional dapat dibagi kedalam sub-sub kelompok yang masing-masing dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior. (4) Jumlah subkelompok maupun tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan, sifat, jenis, dan beban kerja. (5) Pembinaan terhadap tenaga fungsional dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB IV TATA KERJA Pasal 36 (1) Dalam melaksanakan tugasnya Dinas Pemadam Kebakaran menyelenggarakan hubungan fungsional dengan instansi terkait yang berhubungan dengan fungsinya. (2) Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas dan fungsinya menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik di lingkungan Dinas Pemadam Kebakaran maupun dalam hubungan dengan instansi lain baik Pemerintah maupun swasta. Pasal 37 (1) Tiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Dinas Pemadam Kebakaran wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Tiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masingmasing serta memberikan bimbingan dan petunjuk bagi pelaksanaan tugas. (3) Tiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. (4) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan kepada atasan dan petunjuk kepada bawahan. BAB V KEPEGAWAIAN Pasal 38 Kepegawaian Dinas Pemadam Kebakaran diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

16 BAB VI KEUANGAN Pasal 39 Keuangan untuk pembiayaan kegiatan Dinas Pemadam Kebakaran dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan sumber dana lainnya yang sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 40 Dengan berlakunya keputusan ini,maka ketentuan pelaksanaan yang mengatur mengenai organisasi dan tata kerja Dinas Kebakaran dinyatakan tidak berlaku lagi. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Pasal 41 Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan keputusan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 24 Januari 2002 SEKRETARIS DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, ttd. H. FAUZI BOWO NIP LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2002 NOMOR 20 Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15 Januari 2002 GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, ttd. SUTIYOSO

MEMUTUSKAN : BABI KETENTUAN UMUM. Pasal 1

MEMUTUSKAN : BABI KETENTUAN UMUM. Pasal 1 3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah; 4. Undang-undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN : 2002 NOMOR : 30 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN : 2002 NOMOR : 31 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : BABI KETENTUAN UMUM

MEMUTUSKAN : BABI KETENTUAN UMUM 3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman; 4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN WAY KANAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KEBAKARAN DAERAH TINGKAT II BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Sambil menunggu penyerahan kewenangan di bidang pertanahan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

MEMUTUSKAN : Sambil menunggu penyerahan kewenangan di bidang pertanahan berdasarkan peraturan perundang-undangan. 8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 98 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM

Lebih terperinci

1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 111 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENERANGAN JALAN UMUM DAN SARANA JARINGAN

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI,TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN : 2002 NOMOR : 86 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 97 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT BUPATI MALANG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

informasi internal dan eksternal serta publikasi.

informasi internal dan eksternal serta publikasi. - 153 - Paragraf 12 Biro Humas, Protokol dan Umum Pasal 165 (1) Biro Humas, Protokol dan Umum mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan dan koordinasi, fasilitasi, pelaporan serta

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN KOTA MEDAN

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN KOTA MEDAN PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENCEGAH PEMADAM KEBAKARAN KOTA MEDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG FUNGSI BADAN, SEKRETARIAT, BIDANG DAN RINCIAN TUGAS SUB BAGIAN, SEKSI SERTA TATA KERJA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAN PEMADAM KEBAKARAN

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN DEMAK

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM KEBAKARAN KABUPATEN BARITO

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KLATEN DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN WAY KANAN DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN : 2002 NOMOR : 22 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN

Lebih terperinci

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT Menimbang

Lebih terperinci

1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. BAB I KETENTUAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNSI PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 67 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA KANTOR PENANGGULANGAN KEBAKARAN, BENCANA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN: 2002 NOMOR: 52 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 44 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KECAMATAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANAHAN DAN TATA RUANG KOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ( Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta ) Nomor: 5 Tabun 1990 Seri D

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ( Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta ) Nomor: 5 Tabun 1990 Seri D LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ( Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta ) Nomor: 5 Tabun 1990 Seri D PEMERINTAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN KLATEN

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG BUPATI MALANG, BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN (PPBK) PADA DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG BUPATI MALANG,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 12 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI, KEPALA BADAN, UNSUR PENGARAH, KEPALA PELAKSANA, SEKRETARIS, SUB BAGIAN, BIDANG DAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 127 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR :60 2014 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SERTA RINCIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Lebih terperinci

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT,

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT, GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, - 1 - PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 114 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 114 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 114 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 Ayat ( 3) Peraturan Daerah

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 Ayat ( 3) Peraturan Daerah 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI SATPOL PP DAN DAMKAR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN,TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KEBAKARAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERIZINAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TAPIN

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TAPIN BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI TAPIN,

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI, Mengingat

GUBERNUR BALI, Mengingat GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN, PENCATATAN SIPIL DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 88 TAHUN 2008 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 88 TAHUN 2008 TENTANG W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 88 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS KETERTIBAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATAA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANAHAN DAN TATA RUANG DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 71 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PEMADAM KEBAKARAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 43 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 43 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN KOTA MATARAM

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA SALINAN NOMOR 30/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 126 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA DUMAI

BERITA DAERAH KOTA DUMAI KOTA DUMAI BERITA DAERAH KOTA DUMAI Nomor : 43 Tahun 2008 Seri : D Nomor 42 PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

Lebih terperinci