1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;"

Transkripsi

1

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 3. Gubernur adalah Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 4. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 6. Asisten Sekretaris Daerah adalah Asisten Sekretaris Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 7. Kotamadya adalah Kotamadya di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 8. Walikotamadya adalah Walikotamadya di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 9. Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah adalah Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 10. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 11. Suku Dinas adalah Suku Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 12. Kecamatan adalah Kecamatan di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 13. Camat adalah Camat di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 14. Seksi Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah adalah Seksi Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kecamatan di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 15. Koperasi adalah Badan yang beranggotakan orang seorang atau Badan Hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan azas kekeluargaan; 16. Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan koperasi; 17. Koperasi Primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orangseorang; 18. Koperasi Skunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi; 19. Koperasi Pertanian adalah koperasi yang melakukan kegiatan usaha dan meningkatkan nilai tambah di sektor pertanian dalam arti luas yang antara lain di bidang usaha pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan; 20. Koperasi Perdagangan dan Jasa adalah koperasi yang melakukan kegiatan usaha di sektor perdagangan dan jasa yang mencakup kegiatan usaha antara lain: jual-beli, distribusi, promosi, pengelolaan prasarana dan sarana, dan usaha jasa lainnya; 21. Koperasi Fungsional adalah koperasi yang melakukan kegiatan usaha dalam lingkup organisasi fungsional tertentu pada instansi pemerintah, BUMN/BUMD, dan swasta seperti: koperasi Pegawai Negeri, koperasi anggota TNI-Polri, koperasi pensiunan, veteran dan koperasi lainnya; 22. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) adalah Koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsrp koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat

3 berdasarkan azas kekeluargaan yang melakukan kegiatan usahanya secara khusus menyediakan dan memberikan pinjaman kepada anggota; 23. Unit Simpan Pinjam (USP) adalah salah satu kegiatan yang ada dalam organisasi koperasi yang melakukan kegiatannya dengan memberikan pinjaman kepada anggota dan menerima simpanan dan anggota dengan tingkat bunga, yang disepakati bersama melalui Rapat Anggota Tahunan (RAT); 24. Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp ,00 (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, hasil penjualan tahunan paling banyak Rp ,00 (satu milyar rupiah) meliputi sektor informal dan tradisional; 25. Usaha Sektor Informal Tradisional (USIT) adalah usaha yang belum terdaftar, belum tercatat dan belum berbadan hukum antara lain usaha pertanian, industri rumah tangga, pedagang kaki lima, pedagang keliling, asongan dan pemulung, pedagang warung dan usaha jasa lainnya; 26. Asongan adalah kegiatan usaha dengan cara mengasong pada persimpangan lalu lintas pusat perbelanjaan/rekreasi dan atau tempat umum lainnya; 27. Pemulung adalah kegiatan usaha orang-orang yang menjadikan barang bekas/sampah menjadi sumber pendapatan dengan cara: mengutip, mengumpulkan, membersihkan, mengolah dan menjual; 28. Usaha Kaki lima adalah kegiatan usaha perdagangan yang menempati tempat-tempat prasarana kota dan fasilitas umum seperti badan jalan, trotoar, saluran air, jalur hijau, taman, bawah jembatan, jembatan penyeberangan dan lain sebagainya; 29. Aneka Usaha Jasa adalah kegiatan usaha dagang jasa yang belum termasuk dalam kriteria yang diakomodasi dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995; 30. Perajin Rumah Tangga adalah kegiatan orang per orang yang memproduksi sesuatu baik bersifat barang dan sandang pangan maupun barang lain yang berbentuk seni budaya; 31. Usaha Menengah adalah kegiatan ekonomi yang mempunyai kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari perca kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan Usaha Kecil dengan kriteria sebagai berikut: - memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp (dua ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp ,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; - milikwarga negara Indonesia; - berdiri sendiri dan bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha besar; - berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum. 32. Kemitraan adalah kerja sama usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan; 33. Pembinaan dan pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat melalui pemberian bimbingan dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; 34. Pemasaran dalam arti luas adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang seorang atau sekelompok orang dalam melakukan ekonomi dengan cara mengenalkan dan menjual produk yang dihasilkan terhadap konsumen dengan berbagai cara baik langsung maupun tidak langsung yang tujuan akhirnya menciptakan keuntungan melalui pelayanan yang memuaskan. Pemasaran dalam arti sempit adalah pasar tempat pertemuan antara penjuat dan pembeli; 35. Distribusi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan cara

4 memindahkan barang baik secara fisik maupun non fisik ke tempat yang memberikan nilai tambah secara ekonomis baik langsung maupun tidak langsung; 36. Promosi adalah suatu kegiatan usaha yang berbentuk PT, Koperasi, CV dalam rangka memperkenalkan produk-produknya atau sistem yang dijalankan dalam rangka meningkatkan penjualan baik melalui display, pameran, masmedia dan media elektronik; 37. Publikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah dan atau Non Pemerintah dalam rangka memberikan informasi secara luas kepada masyarakat baik melalui media elektronik maupun melalui media cetak guna memperkenalkan program dan hasil program; 38. Pengawasan dan Pengendalian adalah suatu kegiatan yang dilakukan setelah perencanaan, koordinasi dan pelaksanaan untuk melihat dan mengetahui hasil yang sudah direncanakan sebelumnya dengan mengambil langkah-langkah preventif dan represif terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. BAB II KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 2 (1) Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang perkoperasian, usaha kecil dan menengah. (2) Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. (3) Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dikoordinasikan oleh Asisten Perekonomian. Pasal 3 (1) Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah mempunyai tugas menyelenggarakan penyusunan rencana peningkatan dan pengembangan produksi dan pemasaran, memfasilitasi pengembangan kelembagaan, penyediaan pembangunan sarana dan prasarana, bimbingan dan pelalihan, penyuluhan SDM, pengawasan dan pengendalian bagi koperasi, usaha kecil dan menengah (UKM) dan Usaha Sektor Informal/Tradisional (USIT). (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah mempunyai fungsi: a. perumusan kebijakan teknis di bidang perkoperasian, usaha kecil dan menengah; b. penyusunan program kegiatan pembinaan koperasi, usaha kecil, menengah dan USIT; c. peningkatan mutu, desain, produksi, bahan dan fasilitas produksi; d. peningkatan promosi, publikasi, distribusi dan bina pasar; e. pelaksanaan wujud kemitraan, pembinaan, konsultasi usaha dan pemberian advokasi; f. penyediaan, penetapan, pengelolaan sarana, prasarana dan lokasi usaha; g. peningkatan kemampuan SDM; h. pengawasan dan pengendalian usaha Koperasi, UKM dan USIT; i. pemantauan dan evaluasi tugas operasional usaha Koperasi, UKM dan USIT; j. perizinan usaha dan lokasi usaha Koperasi, UKM dan USIT; k. pemberian bimbingan dan penyuluhan kepada para pelaku usaha dan masyarakat luas; l. penetapan badan hukum koperasi; m. peningkatan pengembangan lembaga keuangan koperasi, UKM dan USIT; n. pemberian bantuan modal dan peralatan; o. pengelolaan dukungan teknis dan administratis; p. pembinaan teknis pelaksanaan kegiatan suku dinas.

5 BAB III ORGANISASI Bagian Pertama Susunan Organisasi Pasal 4 (1) Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Bagian Tata Usaha; c. Subdinas Koperasi; d. Subdinas Usaha Kecil dan Menengah; e. Subdinas Fasilitas Usaha; f. Subdinas Bina Usaha; g. Subdinas Pengawasan dan Pengendalian; h. Suku Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah; i. Seksi Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kecamalan; j. Unit Pelaksana Teknis Dinas; k. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Bagan susunan organisasi Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini. Kepala Dinas mempunyai tugas: Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 5 a. memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3; b. memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan Bagian, Subdinas, Suku Dinas, Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Kelompok Jabatan Fungsional. Bagian Ketiga Bagian Tata Usaha Pasal 6 (1) Bagian Tata Usaha mempunyai tugas menyelenggarakan urusan administrasi, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan kerumahtanggaan. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi; a. penyusunan rencana dan program kerja; b. pengurusan surat menyurat dan kearsipan; c. pengelolaan dan pengurusan administrasi keuangan; d. pengelolaan administrasi kepegawaian; e. pengurusan urusan perlengkapan; f. pengurusan rumah tangga. (3) Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

6 Pasal 7 (1) Bagian Tata Usaha terdiri dari: a. Subbagian Umum; b. Subbagian Keuangan; c. Subbagian Kepegawaian; d. Subbagian Perlengkapan. (2) Tiap Subbagian dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha. (1) Subbagian Umum mempunyai tugas: Pasal 8 a. menyusun program pembinaan, rencana prosedur, mekanisme, System pelayanan dan kegiatan lainnya; b. mencatat dan meneliti surat masuk dan surat keluar; c. memproses, menggandakan dan mendistribusikan surat; d. menghimpun, mengidentifikasikan, mengklasifikasikan dan mengarsipkan surat; e. merencanakan, menyusun dan mengendalikan sistem informasi mencakup piranti lunak dan keras; f. menghimpun bahan dan menyusun laporan kegiatan dinas. (2) Subbagian Kepegawaian mempunyai tugas: a. menyusun rencana kebutuhan dan memproses penempatan kepegawaian; b. menatausahakan, menyiapkan dan menyajikan data kepegawaian; c. mengurus, menyiapkan bahan mutasi, kenaikan pangkat, kenaikan gaji, cuti, pengangkatan, pemberhentian, pensiun pegawai, kesejahteraan pegawai dan keluarganya; d. merencanakan, mengurus, menyiapkan bahan pendayagunaan personil; e. memantau dan memproses hasil disiplin serta hak dan kewajiban pegawai. (3) Subbagian Keuangan mempunyai tugas: a. menerima usulan, meneliti dan membuat rencana anggaran; b. menyusun pengajuan anggaran; c. meneliti, mengelola dan mengerjakan pertanggungjawaban penggunaan keuangan; d. menerima, membukukan dan menyetorkan retribusi dan kontribusi yang dilakukan oleh Dinas; e. melaksanakan administrasi keuangan. (4) Subbagian Perlengkapan mempunyai tugas: a. menyusun rencana kebutuhan barang; b. melaksanakan pengadaan, penyaluran, penyimpanan, pemeliharaan dan perawatan barang; c. menyusun, meneliti dan mengajukan penghapusan barang; d. memelihara kebersihan, keindahan, keamanan dan tata tertib kantor; e. mengurus, mengatur penyelenggaraan rapat dinas dan keprotokolan serta kerumahtanggaan. Bagian Keempat Subdinas Koperasi Pasal 9 (1) Subdinas Koperasi mempunyai tugas melaksanakan dan menyiapkan rencana perumusan kebijakan pembinaan koperasi pertanian, koperasi perdagangan dan aneka jasa, koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam dan koperasi fungsional. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Subdinas Koperasi mempunyai fungsi: a. penyusunan bahan kebijakan teknis pembinaan koperasi;

7 b. penyusunan pengembangan usaha/produksi; c. penyusunan pengembangan pemasaran dengan perkuatan sarana dan prasarana koperasi; d. pembinaan dan pengembangan permodalan koperasi; e. penyusunan rencana pemisahan dan penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam; f. penyusunan rencana klasifikasi koperasi. (3) Subdinas Koperasi dipimpin oleh seorang Kepala Subdinas yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (1) Subdinas Koperasi terdiri dari: Pasal 10 a. Seksi Koperasi Pertanian; b. Seksi Koperasi Perdagangan dan Aneka Jasa; c. Seksi Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam; d. Seksi Koperasi Fungsional. (2) Tiap Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Subdinas Koperasi. (1) Seksi Koperasi Pertanian mempunyai tugas: Pasal 11 a. menyusun konsep kebijakan pembinaan koperasi pertanian; b. melaksanakan pengumpulan bahan/data koperasi pertanian; c. menyusun program pengembangan usaha dan produksi pertanian; d. memfasilitasi penyelenggaraan bimbingan teknis berproduksi; e. menyusun program pembinaan dan pengembangan permodalan koperasi pertanian. (2) Seksi Koperasi Perdagangan dan Aneka Jasa mempunyai tugas: a. menyusun konsep kebijakan pembinaan koperasi perdagangan dan aneka jasa; b. melaksanakan pengumpulan bahan/data koperasi perdagangan dan aneka jasa; c. menyusun pengembangan usaha/produksi koperasi perdagangan dan aneka jasa; d. menyusun pembinaan dan pengembangan permodalan koperasi perdagangan dan aneka jasa; e. memfasilitasi penyelenggaraan bimbingan teknis bidang produksi bagi koperasi perdagangan dan aneka jasa. (3) Seksi Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam mempunyai tugas: a. menyusun konsep kebijakan pembinaan koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam; b. melaksanakan pengumpulan bahan/data koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam; c. menyusun program pengembangan usaha koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam; d. menyusun program penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam; e. menyusun program pelaksanaan klasifikasi perkoperasian. (4) Seksi Koperasi Fungsional mempunyai tugas: a. menyusun konsep kebijakan pembinaan koperasi fungsional; b. melaksanakan koordinasi dalam rangka mempersiapkan pengumpulan bahan/data koperasi fungsional; c. menyusun program pengembangan koperasi fungsional. Bagian Kelima Subdinas Usaha Kecil dan Menengah Pasal 12 (1) Subdinas Usaha Kecil dan Menengah mempunyai tugas menyusun rencana kebijakan pelaksanaan mengenai pedagang kaki lima, aneka usaha jasa, kerajinan rumah tangga, asongan dan pemulung, usaha kecil dan menengah.

8 (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Subdinas Usaha Kecil dan Menengah mempunyai fungsi: a. penyusunan rencana pedoman teknis operasional usaha pedagang kaki lima, aneka usaha jasa, kerajinan rumah tangga, asongan dan pemulung, usaha kecil dan menengah; b. penyusunan rencana program pembinaan dan pengembangan usaha pedagang kaki lima, aneka usaha jasa, kerajinan rumah tangga, asongan dan pemulung, usaha kecil dan menengah; c. inventarisasi usaha pedagang kaki lima, aneka usaha jasa, kerajinan rumah tangga, asongan dan pemulung, usaha kecil dan menengah; d. pemantauan terhadap kegiatan usaha pedagang kaki lima, aneka usaha jasa, kerajinan rumah tangga, asongan dan pemulung, usaha kecil dan menengah. (3) Subdinas Usaha Kecil dan Menengah dipimpin oleh seorang Kepala Subdinas yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (1) Subdinas Usaha Kecil dan Menengah terdiri dari: a. Seksi Pedagang Kaki Lima; b. Seksi Usaha Kecil; c. Seksi Usaha Menengah. Pasal 13 (2) Tiap Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Subdinas Usaha Kecil dan Menengah. (1) Seksi Pedagang Kaki Lima mempunyai tugas: Pasal 14 a. menyusun bahan pedoman teknis pembinaan usaha pedagang kaki lima, asongan dan pemulung; b. melaksanakan inventarisasi pedagang kaki lima, asongan dan pemulung; c. mengumpulkan data, menganalisa dan menyajikan inforrnasi, konsultasi usaha untuk peningkatan pedagang kaki lima, asongan dan pemulung; d. menyusun program pembinaan dan pengembangan pedagang kaki lima, asongan dan pemulung; e. melaksanakan pemantauan dan analisa kegiatan pedagang kaki lima, asongan, pemulung dan pelaksanaan retribusi. (2) Seksi Usaha Kecil mempunyai tugas: a. menyusun rencana pedoman teknis operasional kegiatan aneka usaha jasa, kerajinan rumah tangga dan usaha kecil; b. menginventarisasi dan mengidentifikasi pengusaha kecil dan jenis kegialan usaha kecil; c. melaksanakan bimbingan teknis dalam bidang pengembangan produksi, mutu, desain dan penggunaan teknologi tepat guna, diversifikasi usaha; d. mengumpulkan data, menganalisa dan menyajikan informasi, konsultasi usaha untuk peningkatan usaha kecil; e. memfasililasi jaringan informasi produksi; f. melaksanakan pemantauan dan analisa kegiatan usaha kecil. (3) Seksi Usaha Menengah mempunyai tugas: a. menyusun rencana pedoman teknis operasional kegiatan usaha menengah; b. menginventarisasi dan mengidentifikasi pengusaha menengah dan jenis kegiatan usaha menengah; c. melaksanakan bimbingan teknis produksi dan alih teknologi; d. mengumpulkan, menganalisa dan menyajikan informasi, konsultasi usaha untuk peningkatan usaha menengah; e. meningkatkan dan mengembangkan kegiatan usaha menengah; f. melaksanakan pemantauan dan analisa kegiatan usaha menengah.

9 Bagian Keenam Subdinas Fasilitas Usaha Pasal 15 (1) Subdinas Fasilitas Usaha mempunyai tugas melaksanakan dan menyediakan fasilitas fisik (sarana dan prasarana), fasilitas permodalan, pengelolaan izin usaha, badan hukum, pemeliharaan dan peningkatan sarana. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Subdinas Fasilitas Usaha mempunyai fungsi: a. perumusan kebijakan pelaksanaan, pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan sarana dan prasarana; b. pendataan terhadap kegiatan pembangunan dan pengadaan peralatan sarana prasarana usaha; c. pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan sarana prasarana usaha untuk usaha kecil baik yang dikelola oleh pemerintah maupun dikelola masyarakat; d. analisa dan pengendalian teknis usaha penyiapan sarana prasarana dan penggunaan alat perlengkapan baik perangkat keras maupun perangkat lunak; e. perencanaan, pendistribusian dan pengendalian permodalan; f. penerbitan perizinan dan badan hukum; g. pelaksanaan dan pengkoordinasian kegiatan konsultasi usaha. (3) Subdinas Fasilitas Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Subdinas yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (1) Subdinas Fasilitas Usaha terdiri dari: a. Seksi Perizinan/Badan Hukum; b. Seksi Permodalan; c. Seksi Sarana Prasarana. Pasal 16 (2) Tiap Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Subdinas Fasilitas Usaha. (1) Seksi Perizinan/Badan Hukum mempunyai tugas: Pasal 17 b. mengumpulkan data, analisa dan menyajikan informasi serta pengelolaan izin usaha kecil dan badan hukum; c. melaksanakan administrasi perizinan, penetapan badan hukum dan mempersiapkan rekomendasi; d. menerbitkan, memperpanjang, mencabut izin usaha kecil akibat pelanggaran dan waktu masa berlakunya. (2) Seksi Permodalan mempunyai tugas: b. mengumpulkan data, analisa dan menyajikan informasi fasilitas permodalan; c. mengatur dan mengendalikan pinjaman modal usaha; d. melakukan kerjasama dengan mitra lembaga keuangan non bank, perbankan untuk peningkatan permodalan; e. meneliti dan mengevaluasi serta merekomendasikan permohonan pinjaman, pengembalian dan jaminan pinjaman modal usaha; f. memfasilitasi pembinaan dan bimbingan nasabah (debitur). (3) Seksi Sarana Prasarana mempunyai tugas: b. mengumpulkan dan menyajikan data teknis operasional; c. mengumpulkan data, analisa dan menyajikan informasi sarana dan prasarana;

10 d. menyusun dan menyajikan pola pemetaan sarana dan prasarana; e. menyusun rencana pembangunan, alat-alat, rambu-rambu sarana dan prasarana usaha; f. memfasilitasi bimbingan dan penyuluhan untuk mengatasi perubahan-perubahan fisik bangunan; g. melaksanakan study kelayakan, penelitian dan kerjasama; h. menyusun standarisasi, mengendalikan penggunaan sarana dan prasarana. Bagian Ketujuh Subdinas Bina Usaha Pasal 18 (1) Subdinas Bina Usaha mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pemasaran, kemitraan dan pengembangan usaha. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Subdinas Bina Usaha mempunyai fungsi: a. penyusunan rencana kebijakan dan petunjuk teknis operasional; b. pengumpulan, penyajian data peningkatan pemasaran, kemitraan dan pengembangan usaha; c. fasilitasi kegiatan peningkatan, pemasaran, kemitraan dan pengembangan usaha; d. kerjasama antar instansi dan lembaga untuk promosi, publikasi dan kontribusi guna pengembangan usaha; e. pengembangan dan penyebarluasan informasi potensi pasar. (3) Subdinas Bina Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Subdinas yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (1) Subdinas Bina Usaha terdiri dari: a. Seksi Pemasaran; b. Seksi Kemitraan; c. Seksi Pengembangan Usaha. Pasal 19 (2) Tiap Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Subdinas Bina Usaha. (1) Seksi Pemasaran mempunyai tugas: Pasal 20 a. menyusun rencana petunjuk teknis tentang pemasaran; b. melaksanakan kerjasama promosi dan publikasi; c. memfasilitasi kegiatan promosi dan publikasi; d. melaksanakan kegiatan promosi dan publikasi pemasaran; e. melaksanakan kerjasama dalam rangka peningkatan distribusi dan jaringan pemasaran. (2) Seksi Kemitraan mempunyai tugas: b. mengumpulkan dan menyajikan data peningkatan kemitraan; c. memfasilitasi kerjasama antar pengusaha kecil dengan pengusaha menengah dan besar; d. melakukan kerjasama antar lembaga perbankan, non bank dalam mengembangkan jaringan usaha skala kecil, menengah dan besar; e. melaksanakan kerjasama lintas program, lintas sektoral untuk pengembangan usaha. (3) Seksi Pengembangan Usaha mempunyai tugas: b. mengumpulkan data, menganalisa, mengkaji usaha-usaha yang dapat dikembangkan;

11 c. merencanakan jaringan informasi teknologi usaha; d. merencanakan kegiatan promosi dan publikasi usaha; e. memfasilitasi dan mensosialisasikan sumber pengembangan bisnis; f. melaksanakan pembinaan dan pengembangan perpasaran. Bagian Kedelapan Subdinas Pengawasan dan Pengendalian Pasal 21 (1) Subdinas Pengawasan dan Pengendalian mempunyai tugas melaksanakan pengawasan, pengendalian, penyuluhan, pemantauan serta evaluasi. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Subdinas Pengawasan dan Pengendalian mempunyai fungsi: a. penyusunan rencana pedoman kebijakan teknis operasional pengawasan dan pengendalian; b. pelaksanaan pengawasan terhadap kegiatan koperasi usaha kecil dan menengah; c. pengendalian kegiatan koperasi, usaha kecil dan menengah diselaraskan kebijakan pembinaan; d. pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang diperlukan bagi usaha koperasi, usaha kecil dan menengah; e. pengumpulan data informasi atas hasil pemantauan dan evaluasi. (3) Subdinas Pengawasan dan Pengendalian dipimpin oleh seorang Kepala Subdinas yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 22 (1) Subbidang Pengawasan dan Pengendalian terdiri dari: a. Seksi Pengawasan; b. Seksi Pengendalian; c. Seksi Penyuluhan; d. Seksi Pemantauan dan Evaluasi. (2) Tiap Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Subdinas Pengawasan dan Pengendalian. (1) Seksi Pengawasan mempunyai tugas: Pasal 23 b. mengumpulkan data, analisa dan menyajikan informasi pengawasan; c. menyusun rencana program pengawasan; d. menyusun program bimbingan, penyuluhan dan motivasi untuk pelaku usaha; e. melaksanakan teguran, panggilan dan peringatan; f. melaksanakan penelitian lapangan terhadap mitra binaan yang bermasalah. (2) Seksi Pengendalian mempunyai tugas: b. mengumpulkan data, analisa dan menyajikan informasi pengendalian; c. melaksanakan dan menindaklanjuti pengaduan yang berhubungan dengan dinas; d. memberikan bimbingan dan pengarahan dalam rangka upaya mencegah pelanggaran; e. melaksanakan penertiban terhadap pelanggaran. (3) Seksi Penyuluhan mempunyai tugas: b. mengumpulkan data, analisa dan menyajikan informasi advokasi; c. mempersiapkan ketentuan-ketentuan, peraturan yang menyangkut koperasi, usaha kecil dan menengah;

12 d. memberikan bantuan hukum, pembelaan dan perlindungan hukum; e. melaksanakan kegiatan penyuluhan yang diperlukan bagi usaha koperasi, usaha kecil dan menengah. (4) Seksi Pemantauan dan Evaluasi mempunyai tugas: b. mengumpulkan data, analisa dan menyajikan informasi pemantauan dan evaluasi; c. mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data kegiatan dinas; d. menganalisa, menyusun dan merekomendasikan tindak lanjut perbaikan kinerja. Bagian Kesembilan Suku Dinas Koperasi, Usaha KeciI dan Menengah Pasal 24 (1) Di setiap Kotamadya dibentuk Suku Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah. (2) Suku Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan menengah dipimpin oleh seorang Kepala Suku Dinas. (3) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Kepala Suku Dinas bertanggung jawab secara teknis administratif kepada Kepala Dinas dan secara teknis operasional kepada Walikotamadya yang bersangkutan. Pasal 25 (1) Suku Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah mempunyai tugas melaksanakan pembinaan koperasi, usaha kecil, usaha menengah, pedagang kaki lima, aneka usaha jasa, asongan dan pemulung, menyediakan dan mengatur sarana dan prasarana usaha serta melaksanakan pengawasan dan pengendalian. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Suku Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah mempunyai fungsi: a. penyusunan rencana kegiatan operasional; b. pembinaan dan pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah; c. pengawasan dan pengendatian usaha koperasi usaha kecil dan menengah; d. pembinaan produksi, pemasaran dan konsultasi usaha serta promosi usaha; e. melaksanakan perencanaan dan penataan sarana dan prasarana usaha. f. pengendalian, distribusi dan pengembalian pinjaman modal usaha, pemberian penyuluhan dan konsultasi usaha; g. penyuluhan konsultasi usaha. Pasal 26 (1) Suku Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah terdiri dari: a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Koperasi; c. Seksi Usaha Kecil; d. Seksi Usaha Menengah; e. Seksi Pedagang Kaki Lima; f. Seksi Sarana dan Prasarana; g. Seksi Pengawasan dan Pengendalian. (2) Subbagian dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian dan tiap Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas. (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas: Pasal 27 a. menyusun program dan rencana kegiatan; b. mencatat dan meneliti surat masuk dan surat keluar; c. memproses, menggandakan dan mendistribusikan surat; d. menghimpun, mengidentifikasikan, mengklasifikasikan dan mengarsipkan surat;

13 e. menyiapkan bahan mutasi, kenaikan pangkat, kenaikan gaji, cuti, usul pengangkatan, pemberhentian, pensiun pegawai, kesejahteraan pegawai dan keluarganya; f. menyusun rencana kebutuhan anggaran keuangan dan barang; g. mempertanggungjawabkan penggunaan keuangan dan barang. (2) Seksi Koperasi mempunyai tugas: a. melaksanakan pendataan perkoperasian; b. melaksanakan pembinaan dan pengembangan perkoperasian; c. melaksanakan pemantauan dan evaluasi usaha koperasi; d. melaksanakan kemitraan; e. menetapkan badan hukum koperasi primer dan mengusulkan badan hukum koperasi skunder; f. mengusulkan rencana pelatihan serta melaksanakan bimbingan dan penyuluhan; g. melaksanakan pemisahan unit simpan pinjam, penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam/unit simpan pinjam; h. memfasilitasi pengembangan akses permodalan; i. melaksanakan konsultasi usaha di bidang produksi, pemasaran, promosi dan kelembagaan koperasi; j. memfasilitasi pengembangan usaha koperasi dan penyebaran informasi teknologi tepat guna; k. melaksanakan klasifikasi koperasi. (3) Seksi Usaha Kecil mempunyai tugas: a. melaksanakan pendataan dan identifikasi usaha kecil, aneka usaha jasa dan kerajinan rumah tangga; b. mengusulkan rencana kebutuhan anggaran keuangan, barang, sarana prasarana dan petugas lapangan; c. melaksanakan pendaftaran usaha kecil, aneka usaha jasa dan kerajinan rumah tangga; d. melaksanakan dan menyusun rencana program peningkatan kemampuan usaha; e. melaksanakan pembinaan, bimbingan dan penyuluhan usaha kecil, aneka usaha jasa dan kerajinan rumah tangga; f. memfasilitasi usaha kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan) kegiatan usaha kecil; g. menginformasikan penggunaan teknologi tepat guna dan akses permodalan. (4) Seksi Usaha Menengah mempunyai tugas a. melaksanakan pendataan dan identifikasi usaha menengah; b. mengusulkan rencana kebutuhan anggaran keuangan, barang dan sarana prasarana; c. melaksanakan pendaftaran usaha menengah; d. melaksanakan rencana program pembinaan usaha menengah; e. melaksanakan inventarisasi dan kualifikasi program pembinaan usaha menengah; f. melaksanakan pembinaan, bimbingan dan penyuluhan; g. melaksanakan pemantauan dan analisis usaha menengah; h. memfasilitasi kegiatan kemitraan kegiatan usaha menengah; i. menginformasikan penggunaan teknologi tepat guna bagi usaha menengah. (5) Seksi Pedagang Kaki Lima mempunyai tugas : a. melaksanakan pendataan dan identifikasi pedagang kaki lima, asongan dan pemulung; b. melaksanakan pendaftaran pedagang kaki lima, asongan dan pemulung; c. melaksanakan rencana program pembinaan pedagang kaki lima, asongan dan pemulung; d. melaksanakan bimbingan dan penyuluhan; e. melaksanakan penataan dan pengelolaan pedagang kaki lima; f. melaksanakan penetapan lokasi dan jumlah pedagang kaki lima; g. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pedagang kaki lima, asongan dan pemulung. (6) Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas : a. melaksanakan pendataan jenis, jumlah sarana dan prasarana; b. melaksanakan penataan tata ruang sarana dan prasarana; c. mengkoordinasikan, mengkonsultasikan dan mengusulkan rencana lokasi sarana dan prasarana usaha; d. mengusulkan pemeliharaan, lokasi sarana dan prasarana; e. memberikan pelayanan, perizinan, mengelolaan sarana dan prasarana; f. memberikan pelayanan permodalan, pemasaran peralatan dan jasa; g. melaksanakan pembuatan rambu-rambu lokasi sarana usaha; h. memfasilitasi kegiatan kemitraan dalam pengelolaan sarana dan prasarana;

14 i. memfasilitasi pelayanan jaringan distribusi. (7) Seksi Pengawasan dan Pengendalian mempunyai tugas: a. melaksanakan pemantauan dan pengawasan terhadap kegiatan dan pelaku usaha; b. memberikan motivasi dan bimbingan serta penyuluhan terhadap pelaku usaha agar bertindak sesuai dengan ketentuan; c. melaksanakan pengawasan, ketertiban, kebersihan lingkungan; d. melaksanakan pengendalian terhadap pelaku dan kegiatan usaha; e. memberikan sanksi pada pelaku usaha baik kelompok maupun perorangan yang melanggar ketentuan yang berlaku; f. melaksanakan penertiban. Bagian Kesepuluh Seksi Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kecamatan Pasal 28 (1) di setiap Kecamatan dibentuk Seksi Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah. (2) Seksi Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab secara teknis administratif kepada Kepala Suku Dinas dan secara taktis operasional kepada Camat yang bersangkutan. Pasal 29 Seksi Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kecamatan mempunyai tugas: a. melaksanakan pembinaan koperasi, usaha kecil dan menengah, pedagang kaki lima, aneka usaha jasa, asongan dan pemulung sesuai dengan kewenangannya; b. melaksanakan pendataan, pendaftaran, pengawasan, pengendalian koperasi, usaha kecil dan menengah, pedagang kaki lima, aneka usaha jasa, asongan dan pemulung; c. melaksanakan penataan lokasi dan pembangunan sarana usaha dan kegiatan usaha didasarkan pada daya dukung lingkungan; d. mengusulkan Badan Hukum Koperasi dan merekomendasikan izin usaha; e. melaksanakan pemungutan retribusi. Bagian Kesebelas Unit Pelaksana Teknis Dinas Pasal 30 (1) Di lingkungan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas sesuai dengan kebutuhan. (2) Pembentukan, susunan organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah ditetapkan dengan Keputusan Gubernur. Bagian Keduabalas Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 31 (1) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam menunjang tugas dan fungsi Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah sesuai dengan keahliannya masing-masing. (2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior sebagai ketua kelompok yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

15 (3) Sesuai dengan kebutuhan Kelompok Jabatan Fungsional dapat dibagi ke dalam sub-sub kelompok yang masing-masing dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior. (4) Jumlah Subkelompok maupun tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan, sifat, jenis dan beban kerja. (5) Pembinaan terhadap Tenaga Fungsional dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB IV TATA KERJA Pasal 32 (1) Dalam melaksanakan tugasnya Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah menyelenggarakan hubungan fungsional dengan instansi terkait yang berhubungan dengan fungsinya. (2) Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas dan fungsinya menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik di lingkungan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah maupun dalam hubungan dengan instansi lain baik Pemerintah maupun swasta. Pasal 33 (1) Tiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Tiap pimpinan satuan organisasi wajib bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing serta memberikan bimbingan dan petunjuk bagi pelaksanaan tugas. (3) Tiap satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. (4) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan kepada atasan dan arahan kepada bawahan. BAB V KEPEGAWAIAN Pasal 34 Kepegawaian Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI KEUANGAN Pasal 35 Keuangan untuk pembiayaan kegiatan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan sumber dana lain yang sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

16 BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 36 Dengan berlakunya keputusan ini, maka ketentuan pelaksanaan yang mengatur organisasi dan tata kerja Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dinyatakan tidak berlaku lagi. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Pasal 37 Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan keputusan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 Januari 2002 GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, ttd. SUTIYOSO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 6 Februari 2002 SEKRETARIS DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, ttd. H. FAUZI BOWO NIP LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2002 NOMOR 34

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : BABI KETENTUAN UMUM. Pasal 1

MEMUTUSKAN : BABI KETENTUAN UMUM. Pasal 1 3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah; 4. Undang-undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN : 2002 NOMOR : 31 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN : 2002 NOMOR : 30 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 111 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENERANGAN JALAN UMUM DAN SARANA JARINGAN

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI Menimbang BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN : 2002 NOMOR : 22 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN : 2002 NOMOR : 86 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 97 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : BABI KETENTUAN UMUM

MEMUTUSKAN : BABI KETENTUAN UMUM 3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman; 4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 - 1 - SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

Lebih terperinci

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 2. Pemerinlah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Sambil menunggu penyerahan kewenangan di bidang pertanahan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

MEMUTUSKAN : Sambil menunggu penyerahan kewenangan di bidang pertanahan berdasarkan peraturan perundang-undangan. 8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KABUPATEN KUNINGAN DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 25 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN: 2002 NOMOR: 52 KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 44 TAHUN 2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KECAMATAN

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 134 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 134 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 134 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG NOMOR 5 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA SALINAN NOMOR 30/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

informasi internal dan eksternal serta publikasi.

informasi internal dan eksternal serta publikasi. - 153 - Paragraf 12 Biro Humas, Protokol dan Umum Pasal 165 (1) Biro Humas, Protokol dan Umum mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan dan koordinasi, fasilitasi, pelaporan serta

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

Lebih terperinci

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI MANDAILING NATAL - 1 - BUPATI MANDAILING NATAL PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) DAN PASAR

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT,

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN

Lebih terperinci

(berdasarkan Peraturan Walikota Mojokerto Nomor : )

(berdasarkan Peraturan Walikota Mojokerto Nomor : ) RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA MOJOKERTO (berdasarkan Peraturan Walikota Mojokerto Nomor : ) SEKRETARIAT (1) Sekretariat mempunyai tugas menyelenggarakan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI MANDAILING NATAL - 1 - BUPATI MANDAILING NATAL PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016 BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KLATEN DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN,

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN KLATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 61 TAHUN 2016

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 61 TAHUN 2016 - 1 - SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN, OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA, PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN BINTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MADIUN

PEMERINTAH KOTA MADIUN PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 84 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERIJINAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 84 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERIJINAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 84 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERIJINAN KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : Mengingat : bahwa sebagai tindak lanjut Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS PEJABAT STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KOTA SINGKAWANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN WILAYAH II PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI, TATA KERJA, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS KOMUNIKASI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA TUGAS DAN FUNGSI DINAS PARIWISATA A. Kepala Dinas. Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pariwisata dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Daerah. Kepala Dinas menyelenggarakan

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA O G K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2015

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA O G K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2015 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA O G K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA KANTOR PENGELOLAAN TAMAN PINTAR

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN DAN KANTOR DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN DAN KANTOR DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN DAN KANTOR DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;

7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia; 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008; 7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH P PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS,FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 25 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 25 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 25 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN PENGUSAHA KECIL MENENGAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN TENAGA KERJA KABUPATEN BLORA

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR SALINAN BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA KECAMATAN BONTOHARU KABUPATEN KEPULAUAN

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA

Lebih terperinci