PENGARUH RETURN ON ASSET, KARAKTER EKSEKUTIF, DAN DIMENSI TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK TERHADAP TAX AVOIDANCE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH RETURN ON ASSET, KARAKTER EKSEKUTIF, DAN DIMENSI TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK TERHADAP TAX AVOIDANCE"

Transkripsi

1 PENGARUH RETURN ON ASSET, KARAKTER EKSEKUTIF, DAN DIMENSI TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK TERHADAP TAX AVOIDANCE Cahyaning Dewi Handayani 1, Muhammad Abdul Aris 2, dan Mujiyati 3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta cahyaningdh@gmail.com; muhammad.aris@ums.ac.id; mujiyati@ums.ac.id Abstract This study aims (1) to examine differences of tax avoidance activity between before and after income tax rate decreasing in 2008, (2) to examine the effect of return on asset, executive character and good corporate governance to tax avoidance in manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period of Sample was determined by purposive sampling method. From this method, there was collected 105 observations from 15 companies for 7 years. Analysis used different test with paired samples t-test and multiple linear regression. The results of this study indicate that tax avoidance had no differences between before and after income tax rate decreasing in Return on asset had negative significantly effect to tax avoidance. Executive character had positive significantly effect to tax avoidance. Whereas, good corporate governance consist of institutional ownership, the proportion of board independent commissioner, audit quality, and audit committe had no significantly effect to tax avoidance. This results were consistent to previous studies of Budiman and Setiyono (2012); Meilinda and Cahyonowati (2013); and Prakosa (2014). Keywords: return on asset, executive character, good corporate governance, tax avoidance. A. PENDAHULUAN Pertumbuhan penerimaan pajak rata-rata mencapai 15,30%, sedangkan pertumbuhan alamiahnya rata-rata mencapai 12,17% selama periode 2007 s.d Hal ini menunjukkan bahwa realisasi penerimaan pajak tidak hanya didukung oleh faktor-faktor ekonomi, namun juga faktorfaktor nonekonomi. Salah satu faktor nonekonomi yang sangat berpengaruh terhadap penerimaan pajak adalah kebijakan perpajakan yang diambil pemerintah, seperti kebijakan tarif pajak ( 26 Januari 2015). Penurunan tarif pajak memberikan keuntungan tersendiri terutama bagi perusahaan go public yang memenuhi syarat tertentu, karena memperoleh tarif sebesar 5% lebih rendah dari tarif umum (Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 pasal 17 ayat 2 huruf b j.o Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 pasal 2 ayat 1). Perubahan tarif pajak yang semula tarif progresif menjadi tarif tunggal, yaitu (1) tarif maksimal 30% yang mulai berlaku sejak tahun pajak 2008; (2) tarif 28% yang mulai berlaku sejak tahun pajak 2009; dan (3) tarif 25% yang mulai berlaku sejak tahun pajak Pajak merupakan hal yang menjadi perhatian penting karena beban pajak akan mengurangi laba bersih dan sudah menjadi rahasia umum perusahaan menginginkan pembayaran pajak seminimal mungkin (Kurniasih & Sari, 2013; Prakosa, 2014). Fiskus menghendaki penerimaan pajak yang sebesar-sebesarnya, sementara manajemen perusahaan menghendaki laba perusahaan tinggi dengan beban pajak yang rendah (Prakosa, 2014). Oleh karena itu, perusahaan melakukan upaya efisiensi pembayaran pajak dengan meminimalkan beban pajak dalam batas yang tidak melanggar aturan melalui aktivitas penghindaran pajak (tax avoidance). Penelitian ini menggabungkan penelitian sebelumnya yaitu Kurniasih dan Sari (2013) dan Dewi dan Jati (2014) dengan menambah pembahasan mengenai fenomena aktivitas tax avoidance antara sebelum dan sesudah penurunan tarif PPh Badan tahun 2008 (tarif pajak progresif 30% ke tarif pajak tunggal 28% dan 25%) dengan periode penelitian dari tahun Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh perbedaan aktivitas tax avoidance antara sebelum dan sesudah penurunan tarif PPh Badan tahun 2008 dan menguji pengaruh return on asset, karakter eksekutif, 427

2 Seminar Nasional dan The 2nd Call for Syariah Paper pengaruh dimensi tata kelola perusahaan yang baik terhadap aktivitas tax avoidance pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode B. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 1. Terdapat perbedaan tingkat aktivitas tax avoidance antara sebelum dan sesudah penurunan tarif PPh Badan tahun 2008 Tax avoidance adalah strategi dan teknik penghindaran pajak yang dilakukan secara legal dan aman bagi wajib pajak karena tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan (Pohan, 2013: 13). Metode dan teknik yang digunakan adalah dengan memanfaaatkan kelemahan (grey area) yang terdapat dalam undang-undang dan peraturan perpajakan itu sendiri untuk memperkecil jumlah pajak yang terutang. Sejak reformasi perpajakan (tax reform) tahun 1983 hingga tahun 2008, salah satu perubahan yang mencolok pada ketentuan pajak penghasilan yaitu perubahan tarif yang membedakan antara wajib pajak orang pribadi dengan wajib pajak badan dan perubahan lapisan penghasilan kena pajak. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 pasal 17 ayat 2 huruf b menyatakan bahwa wajib pajak yang berbentuk perseroan terbuka yang telah go public dan paling sedikit 40% dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di BEI mendapat fasilitas penurunan tarif 5% lebih rendah dari tarif yang berlaku umum. Meilinda dan Cahyonowati (2013) menyatakan bahwa pemberian fasilitas ini jelas memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Keuntungan yang diperoleh perusahaan akan memberikan insentif bagi manajer untuk meminimalkan beban pajak. Perubahan tarif pajak mempengaruhi aktivitas tax avoidance. Perubahan tarif pajak terjadi pada tahun 2009 menjadi 28% dan tahun 2010 menjadi 25% (Masri & Martani, 2012). Perubahan tarif pajak akan mendorong perusahaan untuk meminimalkan pajak, dengan menunda pengakuan laba atau mempercepat pengakuan biaya pada tahun 2008, sehingga akan menunda pengakuan laba tahun Hasil pengujian yang dilakukan oleh Meilinda dan Cahyonowati (2013) menunjukkan bahwa beda tarif pajak berpengaruh negatif terhadap pembayaran pajak, dimana terdapat penurunan tarif pajak efektif sebesar 2%. Namun, perubahan tarif pajak tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen pajak. H1: Terdapat perbedaan tingkat aktivitas tax avoidance antara sebelum dan sesudah penurunan tarif PPh Badan tahun Pengaruh ROA terhadap aktivitas tax avoidance Return on asset (ROA) merupakan satu indikator yang mencerminkan kinerja operasional perusahaan dan ROA dapat dijadikan sebagai pengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aset. Semakin tinggi nilai ROA, semakin tinggi produktivitas aset dan semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan. Chen et al, (2010) menyatakan perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi memiliki kesempatan untuk melakukan upaya efisiensi dalam kewajiban pembayaran pajak melalui aktivitas tax avoidance. Berbeda dengan Chen et al (2010), hasil penelitian yang dilakukan oleh Prakosa (2014) dan Meilinda dan Cahyonowati (2013) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap aktivitas tax avoidance. Prakosa (2014) menyatakan jika ROA mengalami peningkatan maka aktivitas tax avoidance akan mengalami penurunan, sedangkan Meilinda dan Cahyonowati (2013) menyatakan bahwa perusahaan yang beroperasi dengan efisien akan mendapatkan tax subsidy berupa tarif pajak efektif yang lebih rendah jika dibandingkan dengan perusahaan yang beroperasi dengan efisiensi rendah. H2: ROA berpengaruh terhadap aktivitas tax avoidance. 3. Pengaruh karakter eksekutif terhadap aktivitas tax avoidance Karakter eksekutif dibedakan menjadi dua yaitu risk taker dan risk averse yang tercermin dari besar kecilnya risiko perusahaan. Eksekutif yang memiliki karakter risk taker adalah eksekutif yang lebih berani dalam mengambil keputusan bisnis dan biasanya memiliki dorongan kuat untuk 428

3 memiliki penghasilan, posisi, kesejahteraan, dan kewenangan yang lebih tinggi. Sedangkan eksekutif yang memiliki karakter risk averse adalah eksekutif yang cenderung tidak menyukai risiko sehingga kurang berani dalam mengambil keputusan bisnis. Eksekutif risk averse jika mendapatkan peluang maka dia akan memilih risiko yang lebih rendah. Maccrimon dan Wehrung (1990) menyatakan bahwa eksekutif dengan karakter risk averse biasanya sudah berusia lebih tua, sudah lama memegang jabatan, dan memiliki ketergantungan dengan perusahaan. Dibandingkan dengan risk taker, eksekutif risk averse lebih menitik beratkan pada keputusan-keputusan yang tidak mengakibatkan risiko yang lebih besar. Hasil penelitian yang dilakukan Budiman dan Setiyono (2012); Dewi dan Jati (2014); Maharani dan Suardana (2014); dan Swingly dan Sukartha (2015) menunjukkan bahwa karakter eksekutif berpengaruh terhadap aktivitas tax avoidance. Semakin eksekutif bersifat risk taker maka akan semakin tinggi aktivitas tax avoidance yang dilakukan oleh perusahaan. H3: Karakter eksekutif berpengaruh terhadap aktivitas tax avoidance. 4. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap aktivitas tax avoidance Sugiarto (2009:17) menyatakan sistem hukum Indonesia lemah dalam hal proteksi hak investor, sedangkan konsentrasi kepemilikian sangat tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Puspita dan Harto (2014) menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap aktivitas penghindaran pajak perusahaan. Mekanisme pemegang saham institusional dalam tata kelola perusahaan berfungsi sebagai penghambat keputusan penghindaran pajak. Hal ini disebabkan pemegang saham institusional cenderung kurang agresif dalam strategi perusahaan dan mengharapkan kontribusi perusahaan terhadap pembangunan dalam pembayaran pajak. Hasil berbeda diungkapkan oleh Annisa dan Kurniasih (2012) dan Dewi dan Jati (2014), kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap aktivitas tax avoidance. Keberadaan investor institusional mengindikasikan adanya tekanan dari pihak institusional kepada manajemen perusahaan untuk melakukan kebijakan pajak agresif dalam rangka memperoleh laba yang maksimal untuk investor institusional. H4: Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap aktivitas tax avoidance. 5. Pengaruh proporsi dewan komisaris independen terhadap aktivitas tax avoidance Perusahaan-perusahaan Indonesia menganut hukum civil Belanda dan Eropa yang memiliki struktur manajemen dua strata (two tier), yang memisahkan antara fungsi dewan direksi sebagai eksekutif perusahaan dan fungsi dewan komisaris sebagai pengawas perusahaan (Sugiarto, 2009: 38). Komisaris independen didefinisikan sebagai seorang yang tidak terafiliasi dalam segala hal dengan pemegang saham pengendali (Annisa & Kurniasih, 2012). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prakosa (2014) menunjukkan bahwa proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap aktivitas penghindaran pajak, jika komisaris independen mengalami peningkatan maka aktivitas penghindaran pajak akan mengalami penurunan, peningkatan proporsi dewan komisaris independen dapat mencegah terjadinya aktivitas penghindaran pajak. Hasil berbeda diungkapkan oleh Annisa dan Kurniasih (2012); Hanum dan Zulaikha (2013); Kurniasih dan Sari (2013); Meilinda dan Cahyonowati (2013); Dewi dan Jati (2014); dan Puspita dan Harto (2014) bahwa proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap aktivitas tax avoidance. Keberadaan dewan komisaris independen tidak efektif dalam upaya pencegahan penghindaran pajak. Penambahan anggota dewan komisaris independen hanya untuk memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan, sementara pemegang saham mayoritas masih memegang peranan penting sehingga kinerja dewan komisaris tidak meningkat. H5: Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap aktivitas tax avoidance. 429

4 Seminar Nasional dan The 2nd Call for Syariah Paper 6. Pengaruh kualitas audit terhadap aktivitas tax avoidance Kualitas audit dapat diartikan sebagai bagus tidaknya suatu pemeriksaan yang telah dilakukan oleh auditor. Transparansi merupakan salah satu prinsip penting dalam tata kelola perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melaporkan hal-hal terkait dengan perpajakan pada pasar modal dan RUPS. Annisa dan Kurniasih (2012), dan Dewi dan Jati (2014) menyatakan bahwa kualitas audit bisa diukur berdasarkan besar kecilnya ukuran KAP yang melakukan audit pada suatu perusahaan. Perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four terbukti tidak melakukan praktik penghindaran pajak, karena auditor dari KAP The Big Four lebih kompeten dan profesional dibandingkan dengan auditor dari KAP non The Big Four. H6: Kualitas Audit berpengaruh terhadap aktivitas tax avoidance. 7. Pengaruh komite audit terhadap aktivitas tax avoidance Komite audit adalah komite yang bertanggung jawab mengawasi audit eksternal perusahaan dan merupakan kontak utama antara auditor dengan perusahaan (Dewi & Jati, 2014). Annisa dan Kurniasih (2012), dan Dewi dan Jati (2014) menyatakan bahwa keberadaan komite audit memiliki pengaruh terhadap aktivitas tax avoidance. Semakin tinggi keberadaan komite audit dalam perusahaan akan meningkatkan kualitas tata kelola perusahaan, sehingga akan memperkecil kemungkinan aktivitas tax avoidance yang dilakukan. Hasil berbeda diungkapkan oleh Kurniasih dan Sari (2013), Hanum dan Zulaikha (2013), dan Prakosa (2014), keberadaan komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan beban pajak yang terkait dengan aktivitas tax avoidance. Jumlah anggota komite audit pada perusahaan tidak memberikan jaminan bahwa perusahaan tidak melakukan aktivitas tax avoidance. H7: Komite Audit berpengaruh terhadap aktivitas tax avoidance. C. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatory yang didesain untuk memperoleh kejelasan fenomena yang terjadi di dunia empiris dan berusaha menjelaskan hubungan kausal (Sugiyono, 2012: 56) antara return on asset, karakter eksekutif, dan dimensi tata kelola perusahaan yang baik terhadap aktivitas tax avoidance yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode Perusahaan manufaktur dipilih dengan kriteria karena mayoritas emiten di BEI adalah perusahaan manufaktur sehingga dimungkinkan untuk memperoleh variasi data (Dewi & Jati, 2014). Sampel penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling. Kriteria penentuan sampel terangkum dalam tabel berikut: 430

5 Tabel 1. Kriteria Penentuan Sampel Kriteria Perusahaan manufaktur yang terdaftar dan menerbitkan laporan keuangan auditan berakhir pada tanggal 31 Desember berturut-turut selama periode Dikurangi: 1. Laporan keuangan auditan tidak berakhir pada tanggal 31 Desember 7 Total 2. Perusahaan dengan data tidak lengkap Perusahaan yang menggunakan mata uang selain Rupiah Perusahaan dengan nilai laba negatif 28 Sampel yang memenuhi kriteria 105 Dikurangi: Data outlier 9 Jumlah sampel setelah outlier 96 Sumber: Data dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan tahunan (Annual Report) dan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang diperoleh melalui situs dan situs masingmasing perusahaan sampel. Adapun daftar perusahaan manufaktur didapat dari ICMD (Indonesian Capital Market Directory) tahun Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode studi pustaka atau literature melalui buku teks, jurnal ilmiah, artikel serta sumber tertulis lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Definisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini terangkum dalam tabel berikut: Tabel 2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel No Variabel Pengukuran Dependen 1. Tax Avoidance Pembayaran Pajak Laba Sebelum Pajak Independen 1. Return on Asset (ROA) Laba Bersih x 100% Total Aset 2. Karakter Eksekutif (KAE) Kepemilikan Institusional (KEI) Kepemilikan saham institusional Total saham beredar 4. Proporsi Dewan Komisaris Jumlah Komisaris Independen Independen (DKI) Total Komisaris 5. Kualitas Audit (KUA) 1 jika diaudit oleh KAP The Big Four 0 jika diaudit oleh KAP non The Big Four 6. Komite Audit (KOA) 1 jika ada komite audit 0 jika tidak ada komite audit Sumber: Data sekunder diolah,

6 Seminar Nasional dan The 2nd Call for Syariah Paper Teknik Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berfungsi mendeskripsikan atau memberi gambaran tentang suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi yang dihasilkan dari masing-masing variabel penelitian (Ghozali, 2012:19). 2. Uji Beda T-Test dengan Sampel Berpasangan (Paired Samples T-Test) Paired samples t-test bertujuan menguji beda rata-rata antara dua sampel yang berpasangan (Sunjoyo et al., 2013: 94). Penelitian ini menguji perbedaan rata-rata aktivitas tax avoidance antara sebelum dan sesudah penurunan tarif PPh Badan tahun Rata-rata aktivitas tax avoidance dikatakan terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah penurunan tarif PPh Badan tahun 2008 jika t hitung > t tabel dengan nilai signifikansi < 0,05 (Ghozali, 2012: 68). 3. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan agar model regresi tidak terdapat masalah multikolinieritas, heteroskedadastisitas, autokorelasi, dan data terdistribusi normal. Jika asumsi klasik terpenuhi maka akan menghasilkan estimator yang sesuai Best Linear Unbiased Estimator (BLUE), yang artinya model regresi dapat digunakan sebagai alat estimasi penelitian (Widarjono, 2010: 75). 4. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh rasio return on asset, karakter eksekutif, dan dimensi tata kelola perusahaan yang baik terhadap aktivitas tax avoidance. Model dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: TAV = α + β1roa + β2kae + β3kei + β4dki + β5kua + β6koa + ε dimana : TAV = Tax avoidance α = Konstanta ROA = Return on asset KAE = Karakter eksekutif KEI = Kepemilikan institusional DKI = Proporsi dewan komisaris independen KUA = Kualitas audit KOA = Komite audit ε = error term D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Statistik Deskriptif Berikut adalah statistik deskriptif dari data penelitian: Tabel 3. Statistik Deskriptif Keterangan N Min Max Mean Std. Dev TAV 96 0,12 0,47 0,2739 0,07330 ROA 96 0,01 0,41 0,1373 0,08473 KAE 96 0,06 0,59 0,2234 0,10872 KEI 96 0,03 0,96 0,3043 0,18470 DKI 96 0,25 1,00 0,4631 0,17960 KUA 96 0,00 1,00 0,7292 0,44672 KOA 96 0,00 1,00 0,9896 0,10206 Sumber: Data sekunder diolah,

7 Tax avoidance (TAV) memiliki nilai rata-rata sebesar 0,2739 yang berarti bahwa rata-rata pembayaran pajak dari perusahaan sampel sebesar 27% dari laba sebelum pajak. Return on asset (ROA) memiliki nilai rata-rata sebesar 0,1373 yang berarti bahwa rata-rata kemampuan perusahaan sampel dalam menghasilkan laba sebesar 14% dari total aset yang digunakan. Karakter eksekutif (KAE) memiliki nilai rata-rata sebesar 0,2234 yang berarti bahwa rata-rata eksekutif pada perusahaan sampel memiliki kecenderungan risk taker, dimana nilai risiko lebih besar dibandingkan deviasi standar risiko (0,2234>0,1077). Kepemilikan institusional (KEI) memiliki nilai rata-rata sebesar 0,3043 yang berarti bahwa rata-rata kepemilikan institusional perusahaan sampel 30% dari total saham beredar. Proporsi dewan komisaris independen (DKI) memiliki nilai rata-rata sebesar 0,4631 yang berarti bahwa rata-rata proporsi dewan komisaris independen yang ada di perusahaan sampel sebesar 46% dari jumlah total komisaris. Kualitas audit (KUA) memiliki nilai rata-rata sebesar 0,7292 yang berarti bahwa rata-rata kualitas audit perusahaan sampel sebesar 73%. Komite audit KOA) memiliki nilai rata-rata sebesar 0,9896 yang berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel telah meningkatkan kualitas tata kelola perusahaan yang baik dilihat dari sisi keberadaan komite audit yang ada di perusahaan sampel. 2. Uji Beda T-Test dengan Sampel Berpasangan (Paired Samples T-Test) Hasil uji paired samples t-test disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4. Hasil Paired Samples T-Test Uji Beda t hitung t tabel Sig. Keterangan TAV08 TAV09-0,561 2,145 0,584 Tidak terdapat perbedaan TAV09 TAV10 1,167 2,145 0,263 Tidak terdapat perbedaan Sumber: Data sekunder diolah, 2015 Uji beda TAV08 TAV09 memiliki nilai t hitung lebih kecil dibanding t tabel (-0,561 < 2,145) dengan nilai signifikansi lebih dari 0,05 (0,584 > 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata aktivitas tax avoidance antara sebelum penurunan tarif PPh Badan tahun 2008 (TAV08) dengan sesudah penurunan tarif PPh Badan tahun 2008 (TAV09). Uji beda TAV09 TAV10 memiliki nilai t hitung lebih kecil dibanding t tabel (1,167 < 2,145) dengan nilai signifikansi lebih dari 0,05 (0,263 > 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata aktivitas tax avoidance sesudah penurunan tarif PPh Badan tahun 2008 (TAV09 dan TAV10). 3. Uji Asumsi Klasik Hasil uji asumsi klasik terangkum dalam tabel berikut: Tabel 5. Hasil Uji Asumsi Klasik Keterangan Uji Normalitas Uji Multikolinieritas Uji Heteroskedastisitas Z Tolerance VIF Sig. Unstandardized 0,768 0,595 Uji Autokorelasi Residual ROA 0,118 8,488,701 KAE 0,120 8,343,933 KEI 0,812 1,231,913 DKI 0,671 1,490,424 KUA 0,739 1,353,147 KOA 0,964 1,037,148 Durbin Watson 1,858 Sumber: Data sekunder diolah,

8 Seminar Nasional dan The 2nd Call for Syariah Paper Besarnya nilai statistik Kolmogorov Smirnov adalah 0,768 dengan nilai sebesar 0,595. Dengan tingkat signifikansi α= 5% atau 0,05 maka lebih besar dari α (0,595 > 0,05) yang berarti data residual terdistribusi normal dan model regresi layak untuk dipakai dalam penelitian ini. Nilai tolerance > 1 dan VIF < 10 yang berarti data tidak terdapat masalah multikolinearitas. Keenam variabel independen memiliki nilai signifikansi > 0,05 yang berarti model regresi tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Hasil uji Durbin-Watson menunjukkan bahwa nilai d berada diantara du dan 4-dU (1,8023 < 1,858 < 2,1977) yang berarti model regresi tidak terdapat masalah autokorelasi. 4. Analisis Regresi Linear Berganda Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan persamaan regresi linear berganda, sebagai berikut: Tabel 6. Hasil Pengujian Regresi Uji Statistik t B t hitung t tabel Sig. Keterangan Konstanta -0,946-3,167 0,002 ROA -0,394-3,224 1,987 0,002 Berpengaruh KAE 0,385 2,282 1,987 0,025 Berpengaruh KEI -0,001-0,019 1,987 0,985 Tidak berpengaruh DKI 0,191 1,933 1,987 0,056 Tidak berpengaruh KUA -0,016-0,236 1,987 0,814 Tidak berpengaruh KOA -0,455-1,715 1,987 0,090 Tidak berpengaruh Uji Statistik F Nilai F 3,001 Sig. 0,010 Uji Koefisien Determinasi R Square 0,168 Adjusted R Square 0,112 Sumber: Data sekunder diolah, Pengujian Hipotesis dan Pembahasan a. Terdapat perbedaan tingkat aktivitas tax avoidance antara sebelum dan sesudah penurunan tarif PPh Badan tahun 2008 Berdasarkan hasil paired samples test yang disajikan dalam tabel 4 diketahui bahwa rata-rata nilai TAV08 TAV09 memiliki nilai t hitung lebih kecil dibanding t tabel (-0,561 < 2,145) dengan nilai signifikansi lebih dari 0,05 (0,584 > 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata aktivitas tax avoidance antara sebelum penurunan tarif PPh Badan tahun 2008 (TAV08) dan sesudah penurunan tarif PPh Badan tahun 2008 (TAV09). Perubahan tarif pajak progresif 30% di tahun 2008 menjadi tarif tunggal 28% di tahun 2009 (turun 2%) tidak memicu manajemen untuk tidak melakukan aktivitas tax avoidance. Demikian juga dengan ratarata nilai TAV09 TAV10 memiliki nilai t hitung lebih kecil dibanding t tabel (1,167 < 2,145) dengan nilai signifikansi lebih dari 0,05 (0,263 > 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata aktivitas tax avoidance sesudah penurunan tarif PPh Badan tahun 2008 (TAV09-TAV10). Perubahan tarif pajak tunggal 28% di tahun 2009 menjadi 25% di tahun 2010 (turun 3%) tidak memicu manajemen untuk tidak melakukan aktivitas tax avoidance. Diterbitkannya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang undang-undang yang merevisi tarif pajak di Indonesia dan berlaku efektif pada tahun 2009 dan 2010, menjadi pembahasan utama dalam penelitian ini, terutama untuk perubahan tarif pajak penghasilan badan. Adanya perubahan tarif pajak badan memberikan keuntungan tersendiri terutama bagi perseroan terbuka yang telah go 434

9 public karena mendapat fasilitas penurunan tarif 5% lebih rendah dari tarif yang berlaku umum (Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 pasal 17 ayat 2 huruf b j.o Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 pasal 2 ayat 1). Keuntungan yang diperoleh perusahaan akan memberikan insentif bagi manajer untuk meminimalkan pajak melalui aktivitas tax avoidance (Meilinda & Cahyonowati, 2013). Penelitian ini menolak hipotesis yang telah dikembangkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata aktivitas tax avoidance antara sebelum dan sesudah penurunan tarif PPh Badan tahun Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Meilinda dan Cahyonowati (2013). b. ROA berpengaruh terhadap aktivitas tax avoidance Berdasarkan hasil pengujian regresi yang disajikan dalam tabel 6 diketahui bahwa return on asset (ROA) memiliki nilai t hitung lebih kecil dibanding t tabel (-3,224 < 1,985) dengan nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,002 < 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa return on asset berpengaruh signifikan terhadap aktivitas tax avoidance namun dengan nilai koefisien negatif. Hal ini berarti apabila ROA mengalami peningkatan maka aktivitas tax avoidance mengalami penurunan. ROA merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga ROA merupakan faktor penting dalam pengenaan pajak penghasilan bagi perusahaan. Demikian tingginya nilai ROA akan dilakukan perencanaan pajak yang matang sehingga menghasilkan pajak yang optimal sehingga kecenderungan melakukan aktivitas tax avoidance akan mengalami penurunan. Perusahaan yang beroperasi dengan efisiensi tinggi akan mendapatkan tax subsidy berupa tarif pajak efektif yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang beroperasi dengan efisiensi rendah (Meilinda & Cahyonowati, 2013). Penelitian ini gagal menolak hipotesis yang telah dikembangkan bahwa return on asset berpengaruh terhadap aktivitas tax avoidance. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Meilinda dan Cahyonowati (2013) dan Prakosa (2014). c. Karakter eksekutif berpengaruh terhadap aktivitas tax avoidance Berdasarkan hasil pengujian regresi yang disajikan dalam tabel 6 diketahui bahwa karakter eksekutif (KAE) memiliki nilai t hitung lebih besar dibanding t tabel (2,282 > 1,985) dengan nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,025 < 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa karakter eksekutif berpengaruh signifikan terhadap aktivitas tax avoidance. Tinggi rendahnya nilai risiko perusahaan mengindikasikan kecenderungan karakter eksekutif. Tingkat risiko yang tinggi mengindikasikan bahwa eksekutif lebih bersifat risk taker yang lebih berani dalam mengambil risiko. Artinya apabila eksekutif semakin bersifat risk taker maka akan semakin tinggi aktivitas tax avoidance yang dilakukan oleh perusahaan. Aktivitas tax avoidance merupakan sesuatu yang legal (lawful) namun juga merupakan sesuatu yang tidak menjadi selera pemerintah. Hanya pihak-pihak yang berani mengambil risiko yang mau melakukan hal tersebut, tentunya termasuk risiko yang tidak mendukung pembangunan nasional melalui pembayaran pajak (Budiman & Setiyono, 2012). Penelitian ini gagal menolak hipotesis yang telah dikembangkan bahwa karakter eksekutif berpengaruh terhadap aktivitas tax avoidance. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Budiman dan Setiyono (2012); Dewi dan Jati (2014); Maharani dan Suardana (2014) dan Swingly dan Sukartha (2015). d. Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap aktivitas tax avoidance Berdasarkan hasil pengujian regresi yang disajikan dalam tabel 6 diketahui bahwa kepemilikan institusional (KEI) memiliki nilai t hitung lebih kecil dibanding t tabel (-0,019 < 1,985) dengan nilai signifikansi lebih dari 0,05 (0,985 > 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap aktivitas tax avoidance. Keberadaan pemilik institusional ikut berperan aktif mengawasi efektivitas dan efisiensi pengelolaan perusahaan sehingga dapat menghalangi perilaku oportunis manajer (Sari et al, 2010). Keberadaan pemilik institusional 435

10 Seminar Nasional dan The 2nd Call for Syariah Paper mengindikasikan adanya tekanan dari pihak institusional kepada manajemen perusahaan untuk melakukan kebijakan pajak agresif dalam rangka memperoleh laba yang maksimal untuk pemilik institusional. Pemilik institusional mengharapkan perusahaan memberikan kontribusi untuk pembangunan dalam bentuk pembayaran pajak. Keberadaan pemilik institusional dalam mekanisme tata kelola perusahaan berfungsi sebagai penghambat keputusan penghindaran pajak (Puspita & Harto, 2014). Penelitian ini menolak hipotesis yang telah dikembangkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap aktivitas tax avoidance. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Annisa dan Kurniasih (2012); Dewi dan Jati (2014) dan Maharani dan Suardana (2014). e. Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap aktivitas tax avoidance Berdasarkan hasil pengujian regresi yang disajikan dalam tabel 6 diketahui bahwa proporsi dewan komisaris independen (DKI) memiliki nilai t hitung lebih kecil dibanding t tabel (1,933 < 1,985) dengan nilai signifikansi lebih dari 0,05 (0,056 > 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel tax avoidance. Banyak sedikitnya jumlah dewan komisaris independen tidak mempengaruhi penurunan aktivitas tax avoidance. Penambahan anggota dewan komisaris independen hanya untuk memenuhi ketentuan yang ditetapkan, sementara pemegang saham mayoritas masih memegang peranan penting sehingga kinerja dewan komisaris tidak meningkat (Dewi & Jati, 2014). Ketentuan yang dimaksud adalah Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-305/BEJ/ bahwa jumlah komisaris independen sekurang-kurangnya 30% dari seluruh anggota komisaris. Tidak adanya pengaruh hubungan proporsi dewan komisaris independen dengan aktivitas tax avoidance disebabkan peran dewan komisaris independen dalam mekanisme tata kelola perusahan tidak melakukan fungsi pengawasan yang cukup baik dalam pengambilan keputusan pajak di perusahaan (Hanum & Zulaikha, 2013). Penelitian ini menolak hipotesis yang telah dikembangkan bahwa proporsi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap aktivitas tax avoidance. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Annisa dan Kurniasih (2012); Hanum dan Zulaikha (2013); Kurniasih dan Sari (2013); Meilinda dan Cahyonowati (2013); Dewi dan Jati (2014); Puspita dan Harto (2014). f. Kualitas audit berpengaruh terhadap aktivitas tax avoidance Berdasarkan hasil pengujian regresi yang disajikan dalam tabel 6 diketahui bahwa kualitas audit (KUA) memiliki nilai t hitung lebih kecil dibanding t tabel (-0,236 < 1,985) dengan nilai signifikansi lebih dari 0,05 (0,814 > 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap aktivitas tax avoidance. Alasan kualitas audit tidak berpengaruh terhadap aktivitas tax avoidance yaitu (1) Perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four memang lebih cenderung dipercayai oleh manajemen perusahaan sebagai KAP yang mempunyai integritas kerja tinggi dengan selalu menerapkan peraturan-peraturan yang ada serta berkualitas. Namun, apabila perusahaan bisa memberikan keuntungan dan kesejahteraan yang banyak dan lebih baik terhadap KAP tersebut, maka bisa saja KAP yang bereputasi baik melakukan tindakan kecurangan untuk memaksimalkan kesejahteraan mereka seperti kasus Enron tahun (2) Sebelum kasus Enron, pada umumnya laporan keuangan yang diaudit oleh KAP The Big Four dipercaya lebih berkualitas sehingga menampilkan nilai perusahaan yang sebenarnya sehingga memiliki tingkat kecurangan yang lebih rendah. Namun, tidak dengan keadaan saat ini dimana publik menilai KAP The Big Four maupun KAP non The Big Four bisa saja melakukan tindakan kecurangan apabila perusahaan bisa mensejahterakan KAP mereka karena kepercayaan publik berkurang pasca kasus Enron sehingga tidak mudah mengembalikan kepercayaan publik secara penuh terhadap KAP The Big Four 436

11 dibanding KAP non The Big Four. Jadi, walaupun perusahaan diaudit oleh KAP The Big Four maupun KAP non The Big Four bisa terjadi kecurangan (Fadhilah, 2014). Penelitian ini menolak hipotesis yang telah dikembangkan bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap aktivitas tax avoidance. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fadhilah (2014). g. Komite audit berpengaruh terhadap aktivitas tax avoidance Berdasarkan hasil pengujian regresi yang disajikan dalam tabel 6 diketahui bahwa variabel komite audit (KOA) memiliki nilai t hitung lebih kecil dibanding t tabel (-1,715 < 1,985) dengan nilai signifikansi lebih dari 0,05 (0,090 > 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa keberadaan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap aktivitas tax avoidance. Keberadaan komite audit dalam mekanisme tata kelola perusahaan kurang berperan aktif dalam penetapan kebijakan terkait besaran tarif pajak efektif perusahaan dan lebih cenderung untuk menjalankan tugasnya secara netral dan tepat berdasarkan regulasi yang telah ditetapkan (Hanum & Zulaikha, 2013). Banyak sedikitnya jumlah anggota komite audit tidak memberikan jaminan dapat melakukan intervensi dalam peran penentuan kebijakan besaran tarif pajak efektif perusahaan. Penambahan anggota komite audit hanya untuk memenuhi Keputusan Ketua BAPEPAM dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-643/BL/2012 yang menetapkan komite audit terdiri dari paling kurang 3 (tiga) orang anggota yang berasal dari komisaris independen dan pihak dari luar perusahaan (Hanum & Zulaikha, 2013). Penelitian ini menolak hipotesis yang telah dikembangkan bahwa komite audit berpengaruh terhadap aktivitas tax avoidance. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hanum dan Zulaikha (2013); Kurniasih dan Sari (2013) dan Swingly dan Sukartha (2015). E. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tidak terdapat perbedaan antara rata-rata aktivitas tax avoidance antara sebelum dan sesudah penurunan tarif PPh Badan tahun Perubahan tarif pajak progresif 30% di tahun 2008 menjadi tarif tunggal 28% di tahun 2009 (turun 2%) tidak memicu manajemen untuk tidak melakukan aktivitas tax avoidance. Demikian juga, perubahan tarif pajak tunggal 28% di tahun 2009 menjadi 25% di tahun 2010 (turun 3%) tidak memicu manajemen untuk tidak melakukan aktivitas tax avoidance. 2. Return on asset, karakter eksekutif, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris independen, kualitas audit, dan komite audit berpengaruh secara simultan dalam memprediksi aktivitas tax avoidance. 3. Return on asset berpengaruh signifikan terhadap aktivitas tax avoidance namun dengan nilai koefisien negatif. Demikian tingginya nilai ROA akan dilakukan perencanaan pajak yang matang sehingga menghasilkan pajak yang optimal sehingga kecenderungan melakukan aktivitas tax avoidance akan mengalami penurunan. 4. Karakter eksekutif berpengaruh signifikan terhadap aktivitas tax avoidance. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat risiko yang tinggi mengindikasikan bahwa eksekutif lebih bersifat risk taker yang lebih berani dalam mengambil risiko. Artinya apabila eksekutif semakin bersifat risk taker maka akan semakin tinggi aktivitas tax avoidance yang dilakukan oleh perusahaan. 5. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap aktivitas tax avoidance. Pemilik institusional mengharapkan perusahaan memberikan kontribusi untuk pembangunan dalam bentuk pembayaran pajak. Keberadaan pemilik institusional dalam mekanisme tata kelola perusahaan berfungsi sebagai penghambat keputusan penghindaran pajak. 6. Proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap aktivitas tax avoidance. Tidak adanya pengaruh hubungan proporsi dewan komisaris independen dengan 437

12 Seminar Nasional dan The 2nd Call for Syariah Paper aktivitas tax avoidance disebabkan peran dewan komisaris independen dalam mekanisme tata kelola perusahan tidak melakukan fungsi pengawasan yang cukup baik dalam pengambilan keputusan pajak di perusahaan. 7. Kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap aktivitas tax avoidance. Jadi, walaupun perusahaan diaudit oleh KAP The Big Four maupun KAP non The Big Four bisa terjadi tindakan kecurangan. 8. Komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap aktivitas tax avoidance. Banyak sedikitnya jumlah anggota komite audit tidak memberikan jaminan dapat melakukan intervensi dalam peran penentuan kebijakan besaran tarif pajak efektif perusahaan. Saran Berdasarkan keterbatasan dan kelemahan dalam penelitian ini, dapat dikemukakan saran yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya, yaitu: 1. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan sektor industri lain, seperti industri keuangan, jasa atau perbankan. 2. Pengukuran dimensi tata kelola perusahaan menggunakan proksi lain, seperti Corporate Governance Index (CGI). REFERENSI Annisa, N.A. dan L. Kurniasih Pengaruh Corporate Governance terhadap Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi & Auditing. 8 (2): Budiman, J, dan Setiyono Pengaruh Karakter Eksekutif terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). Proceeding Simposium Nasional Akuntansi XV September, Banjarmasin, Indonesia. Hal Chen, S, X. Chen, Q. Cheng, dan T. Shevlin Are Family Firms More Tax Avoidance Aggressive Than Non-Family Firms?. Journal of Financial Economics. 95: Dewi, K. dan I.K. Jati Pengaruh Karakter Eksekutif, Karateristik Perusahaan, dan Corporate Governance pada Tax Avoidance di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 6 (2): Fadhilah, R Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Tax Avoidance. Skripsi. Universitas Negeri Padang. Ghozali, I Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20. Edisi 6. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Hanum, H.R. dan Zulaikha Pengaruh Karakteristik Corporate Governance terhadap Effective Tax Rate. Diponegoro Journal of Accounting. 2 (2): terhadappotensi-penerimaan-perpajakan-sektoral. Diakses tanggal 26 Januari Kurniasih, T. dan R. Sari Pengaruh Return on Asset, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal pada Tax Avoidance. Buletin Studi Ekonomi. 18 (1): MacCrimon, K. R, dan D.A. Wehrung Characteristics of Risk Taking Executives. Management Science. Hal: 422. Maharani, I.G.A.C. dan K.A. Suardana Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas, dan Karakteristik Eksekutif Tax Avoidance Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 9 (2): Masri, I. dan D. Martani Pengaruh Tax Avoidance terhadap Cost of Debt. Proceeding Simposium Nasional Akuntansi XV September, Banjarmasin, Indonesia. Hal Meilinda, M. dan N. Cahyonowati Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Pajak. Diponegoro Journal of Accounting. 2 (3): Pohan, C.A Manajemen Perpajakan: Strategi Perencanaan Pajak dan Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 438

13 Prakosa, K.B Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan Corporate Governance terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XVII September 2014, Mataram, Indonesia. Hal Puspita, S.R. dan P. Harto Pengaruh Tata Kelola Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak. Diponegoro Journal of Accounting. 3 (2): Republik Indonesia, Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: KEP-305/BEJ/07/2004). Sekretariat Negara. Jakarta., Keputusan Ketua BAPEPAM dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP- 643/BL/2012 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Sekretariat Negara. Jakarta., Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 tentang Penurunan Tarif Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka. Sekretariat Negara. Jakarta., Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Sekretariat Negara. Jakarta. Sari, R.N, R. Anugerah, dan R. Dwiningsih Pengaruh Struktur Kepemilikan, Kualitas Audit dan Ukuran Perusahaan terhadap Transparansi Informasi. Pekbis. 2 (3): Sartori, N Effect of Strategic Tax Behaviours on Corporate Governance. Diakses tanggal 23 Oktober Sugiarto Struktur Modal, Struktur Kepemilikan Perusahaan, Permasalahan Keagenan & Informasi Asimetri. Graha Ilmu. Yogyakarta. Sugiyono Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung. Sunjoyo., R.S., V. Carolina., N. Magdalena., dan A. Kurniawan Aplikasi SPSS untuk SMART Riset. Alfabeta. Bandung. Swingly, C. dan I.M. Sukartha Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit, dan Ukuran Perusahaan, Leverage dan Sales Growth pada Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 10 (1): Widarjono, A Analisis Statistika Multivariat Terapan. UPP STIM YKPN. Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 15,30%, sedangkan pertumbuhan alamiahnya rata-rata. dibandingkan dengan pertumbuhan alamiahnya. Hal ini menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 15,30%, sedangkan pertumbuhan alamiahnya rata-rata. dibandingkan dengan pertumbuhan alamiahnya. Hal ini menunjukkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan penerimaan pajak semakin penting sebagai sumber utama penerimaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di Indonesia. Dalam periode 2007

Lebih terperinci

PENGARUH RETURN ON ASSET

PENGARUH RETURN ON ASSET PENGARUH RETURN ON ASSET, KARAKTER EKSEKUTIF, DAN DIMENSI TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK TERHADAP TAX AVOIDANCE (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2013)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. deskriptif dengan menggunakan SPSS sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. deskriptif dengan menggunakan SPSS sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Deskriptif Analisis statistik deskriptif memberikan suatu gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) untuk tahun , sampel dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) untuk tahun , sampel dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian dilakukan pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tahun 2012-2014, sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menjelaskan gambaran hasil penelitian beserta hipotesis dengan pembahasan pada bagian akhir. Hasil penelitian dan pembahasan ditampilkan secara sendiri-sendiri.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian Hipothesis Testing Study atau penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian Hipothesis Testing Study atau penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian Hipothesis Testing Study atau penelitian pengujian hipotesis. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan Manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun 2011-2014. Berdasarkan

Lebih terperinci

PENGARUH RETURN ON ASSET, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN KOMPENSASI RUGI FISKAL TERHADAP TAX AVOIDANCE

PENGARUH RETURN ON ASSET, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN KOMPENSASI RUGI FISKAL TERHADAP TAX AVOIDANCE PENGARUH RETURN ON ASSET, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN KOMPENSASI RUGI FISKAL TERHADAP TAX AVOIDANCE (Studi Empiris Pada Perusahaan Konstruksi Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Praktik

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Praktik BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai dari September 2016 sampai Februari 2017. Guna memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan Skripsi yang berjudul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Data Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada tahun 2011-2013 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang go publik, yakni perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

BAB III METODE PENELITIAN. yang go publik, yakni perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek BAB III METODE PENELITIAN A. Objek penelitian Dalam penelitian ini, populasi yang dipilih penulis adalah perusahaan yang go publik, yakni perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 1.1 Simpulan Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan pada bab 4, maka dapat disimpulkan bahwa corporate governance yang diproksikan dengan Persentase dewan komisaris independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2013 2015. Sedangkan subyeknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian 1. Objek dan Sample Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN DAN RETURN ON ASSET TERHADAP TAX AVOIDANCE

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN DAN RETURN ON ASSET TERHADAP TAX AVOIDANCE PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN DAN RETURN ON ASSET TERHADAP TAX AVOIDANCE Waseso Segoro 1), Tari Aprilia 2) 1) Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2) Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2012-2013) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia melalui internet (www.idx.co.id). Perusahaan yang. Efek Indonesia periode tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia melalui internet (www.idx.co.id). Perusahaan yang. Efek Indonesia periode tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih Bursa Efek Indonesia sebagai tempat untuk melakukan riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan Manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun 2012-2014. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

BAB 5 KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN BAB 5 KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh karakteristik perusahaan, karakteristik eksekutif terhadap penghindaran pajak. Sampel penelitian

Lebih terperinci

Adinda Lionita H Ani Kusbandiyah Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT

Adinda Lionita H Ani Kusbandiyah Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, ROFITABILITAS, LEVERAGE DAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP PRAKTIK PENGHINDARAN PAJAK PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI Adinda Lionita H Ani Kusbandiyah Universitas

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. go public yang melakukan pengungkapan informasi dalam annual report-nya dan

III.METODE PENELITIAN. go public yang melakukan pengungkapan informasi dalam annual report-nya dan III.METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari perusahaan go public yang melakukan pengungkapan informasi dalam annual report-nya dan mempublikasikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Penelitian ini sampel dan data penelitian diambil dari perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Penelitian ini sampel dan data penelitian diambil dari perusahaan 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam Penelitian ini sampel dan data penelitian diambil dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), pemilihan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan diteliti (Mustofa, 2000). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuktikan hubungan biasa (korelasi) antara variabel bebas (independent

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuktikan hubungan biasa (korelasi) antara variabel bebas (independent BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian asosiatif yang akan membuktikan hubungan biasa (korelasi) antara variabel bebas (independent variable)

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE

PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE IinWulandari 1 Kartika Hendra TS 2 Yuli Chomsatu 3 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Batik Surakarta Iin.wulan59@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendapatan negara maupun pembiayaan.ibarat sebuah bahtera, berlayar hingga akhirnya mampu berlabuh. APBN menjadi motor

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendapatan negara maupun pembiayaan.ibarat sebuah bahtera, berlayar hingga akhirnya mampu berlabuh. APBN menjadi motor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun pemerintah menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang memuat alokasi belanja

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini menguji tentang pengaruh karakteristik eksekutif, tata kelola perusahaan yang meliputi kepemilikan institusional, dewan komisaris, komite

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian A.1 Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX)) merupakan bursa hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi laporan keuangan pada situs resminya di atau dapat

BAB III METODE PENELITIAN. informasi laporan keuangan pada situs resminya di  atau dapat BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di bursa efek indonesia (BEI) yang memberikan informasi laporan keuangan pada situs resminya di www.idx.co.id atau dapat diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti. (http://www.kemenkeu.go.id/laporan-keuangan-pemerintahpusat,

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti. (http://www.kemenkeu.go.id/laporan-keuangan-pemerintahpusat, perpajakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti dari data Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2010-2014 bahwa sekitar

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN RASIO BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO) TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan perpajakan (http://www.kemenkeu.go.id/laporan-keuanganpemerintah-pusat.

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan perpajakan (http://www.kemenkeu.go.id/laporan-keuanganpemerintah-pusat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti dari data Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2010-2014 bahwa sekitar 86,2%

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunkan untuk mendekripsikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian adalah suatu kesatuan atau gabungan dari beberapa desain yang menggambarkan secara detail suatu permasalahan. Desain penelitan merupakan rencana

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TINDAKAN PAJAK AGRESIF (STUDI PADA ENTITAS PUBIK SEKTOR MANUFAKTUR)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TINDAKAN PAJAK AGRESIF (STUDI PADA ENTITAS PUBIK SEKTOR MANUFAKTUR) FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TINDAKAN PAJAK AGRESIF (STUDI PADA ENTITAS PUBIK SEKTOR MANUFAKTUR) Nama : Hilda Nurina NPM : 23211381 Pembimbing : Dr. Dwi Asih Haryanti, SE., MM Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan, dan tata kelola perusahaan yang baik terhadap tax avoidance yang

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan, dan tata kelola perusahaan yang baik terhadap tax avoidance yang 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitain Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2015 sampai dengan Februari 2016 dengan menguji pengaruh karakter eksekutif, karakteristik perusahaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan melakukan uji hipotesis. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014. Pemilihan perusahaan manufaktur sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang didesain untuk untuk mengukur hubungan antara variabel riset, atau menganalisis pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian 1. Deskripsi Objek Penelitian Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui. menguji hipotesis dan kemudian diambil kesimpulan.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui. menguji hipotesis dan kemudian diambil kesimpulan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian Kausal, peneliti bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa variabel (variabel independen) terhadap variabel lainnya

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, KEPEMILIKAN KELUARGA, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK

PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, KEPEMILIKAN KELUARGA, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, KEPEMILIKAN KELUARGA, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2012-2015) Disusun sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian untuk memperoleh data seluruh laporan keuangan dari populasi penelitian ini, dilakukan di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Populasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 POPULASI DAN SAMPEL Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti

BAB III DESAIN PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti BAB III DESAIN PENELITIAN III.1. Jenis dan Sumber Data Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah pada penelitian Kusumawardhani (2015) menyebutkan bahwa secara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah pada penelitian Kusumawardhani (2015) menyebutkan bahwa secara 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini merupakan laporan keuangan perusahaan perbankan yang telah terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 2015. Pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan laporan keuangan (annual report) kepada publik periode 2013

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan laporan keuangan (annual report) kepada publik periode 2013 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mengungkapkan laporan

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis TAX AVOIDANCE : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2015) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2012-2015. Sektor industri manufaktur yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Adapun berdasarkan sebaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Adapun berdasarkan sebaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sebaran Perusahaan Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2010. Adapun berdasarkan sebaran

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya (Ulum dan

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya (Ulum dan BAB III METEDOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perpajakan di Indonesia yang menggunakan self assessment system,

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perpajakan di Indonesia yang menggunakan self assessment system, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem perpajakan di Indonesia yang menggunakan self assessment system, yaitu wewenang dan tanggung jawab yang diberikan oleh pemerintah kepada wajib pajak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan mengambil data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia selama periode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan dependen. Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh kepemilikan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan dependen. Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh kepemilikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel independen

Lebih terperinci

pengerjaan audit sehingga audit fee yang didapatkannya akan semakin kecil. dalam laporan keuangan terlambat didapat oleh investor.

pengerjaan audit sehingga audit fee yang didapatkannya akan semakin kecil. dalam laporan keuangan terlambat didapat oleh investor. perusahaan akan mendapatkan ketidakpastian akan hasil auditnya. Jika perusahaan mengalami lag cukup lama pada periode sebelumnya maka auditor akan mendapatkan audit fee yang lebih kecil karena auditor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan BAB III METODE PENELITIAN A. Sampel dan Populasi Populasi merupakan kumpulan dari sampel yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2007), poulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia yang diambil dari website Data diperoleh

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia yang diambil dari website  Data diperoleh 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diambil dari website www.idx.co.id. Data diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Berikut ini disajikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. laporan keuangan perusahaan yang didapat dari Annual Report perusahaan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. laporan keuangan perusahaan yang didapat dari Annual Report perusahaan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Obyek Penelitian Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang didapat dari Annual Report perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENGUMPULAN DATA Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi yaitu mengumpulkan data dari laporan tahunan dan laporan keuangan Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia dari tahun Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia dari tahun Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian berupa perusahaan ritel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011-2015. Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com dan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Agoes, Sukrisno dan Estralita Trisnawati Akuntansi Pepajakan edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

DAFTAR PUSTAKA. Agoes, Sukrisno dan Estralita Trisnawati Akuntansi Pepajakan edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno dan Estralita Trisnawati. 2013. Akuntansi Pepajakan edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. Annisa, Nuralifmida Ayu dan Lulus Kurniasih. 2012. Pengaruh Corporate Governance terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

METODA PENELITIAN. tersebut dapat berupa dokumen, laporan keuangan tahunan, atau laporan tahunan

METODA PENELITIAN. tersebut dapat berupa dokumen, laporan keuangan tahunan, atau laporan tahunan III. METODA PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat sekunder. Datadata tersebut dapat berupa dokumen, laporan keuangan tahunan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode dalam meneliti status

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode dalam meneliti status 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang didapat dari penerimaan iuran dari masyarakat dimasukkan ke dalam kas negara. Karena telah diatur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dibatasi pada pengaruh tax avoidance, corporate governance yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dibatasi pada pengaruh tax avoidance, corporate governance yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada pengaruh tax avoidance, corporate governance

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Proses pemilihan sampel dalam penelitian disajikan pada tabel berikut: TABLE 4.1 Proses Pengambilan Sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Proses pemilihan sampel dalam penelitian disajikan pada tabel berikut: TABLE 4.1 Proses Pengambilan Sampel BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sampel Penelitian ini mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2013-2015. Berdasarkan hasil seleksi

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh:

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh: PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN HUTANG DAN KEPUTUSAN INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2015) Disusun sebagai salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu penentuan

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu penentuan 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011 hingga 2014. Sampel dalam penelitian ini diperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH VALUE ADDED INTELLECTUAL CAPITAL, GCG, DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PENGARUH VALUE ADDED INTELLECTUAL CAPITAL, GCG, DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PENGARUH VALUE ADDED INTELLECTUAL CAPITAL, GCG, DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN Rosalia Budi Ratnasari 1*, Kartika Hendra Titisari 2, Suhendro 3 Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, PROFITABILITAS DAN KARAKTER EKSEKUTIF TERHADAP TAX AVOIDANCE PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, PROFITABILITAS DAN KARAKTER EKSEKUTIF TERHADAP TAX AVOIDANCE PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, PROFITABILITAS DAN KARAKTER EKSEKUTIF TERHADAP TAX AVOIDANCE PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI Muhammad Fajri Saputra Universitas Bung Hatta e-mail: fajri_cold@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Gambar 1.1 Sumber Pendapatan Negara. Berdasarkan Gambar 1.1 menujukkan bahwa di Negara Indonesia, sumber

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Gambar 1.1 Sumber Pendapatan Negara. Berdasarkan Gambar 1.1 menujukkan bahwa di Negara Indonesia, sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu aspek penting bagi suatu negara. Dengan adanya pembayaran pajak dari wajib pajak baik itu wajib pajak orang pribadi maupun wajib

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. 2 variabel atau lebih dengan mencari pengaruh variabel independen terhadap

BAB IV METODE PENELITIAN. 2 variabel atau lebih dengan mencari pengaruh variabel independen terhadap BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Bentuk penelitian ini merupakan penelitian kausalitas. Penelitian kausalitas merupakan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara 2 variabel

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 1.1 Analisis Hasil Penelitian 1.1.1 Analisis Deskriptif Statistik Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan dijadikan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel dependen: audit report lag. 2. Variabel independen:

Lebih terperinci

PENGARUH RETURN ON EQUITY

PENGARUH RETURN ON EQUITY PENGARUH RETURN ON EQUITY, DIVIDEND PAYOUT RATIO, PRICE TO BOOK VALUE, DAN EARNING PER SHARE TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2013-2015) Disusun

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGHINDARAN PAJAK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGHINDARAN PAJAK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI ISSN: 1410-9875 Vol. 19, No. 1, Juni 2017, Hlm. 38-46 http://www.tsm.ac.id/jba FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGHINDARAN PAJAK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) pada tahun

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) pada tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) pada tahun 2013-2015. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Negara Tahun (Dalam Miliar Rupiah) Sumber Penerimaan 2013 % 2014 % 2015 %

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Negara Tahun (Dalam Miliar Rupiah) Sumber Penerimaan 2013 % 2014 % 2015 % BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di Indonesia penerimaan negara dari sektor pajak menduduki presentase paling tinggi dibandingkan sumber peneriman yang lain. Berikut data realisasi penerimaan negara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Data diperoleh dengan mengakses data melalui website www.idx.co.id dan Indonesian Capital

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Dalam menentukan sampel dibutuhkan

Lebih terperinci

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2012-2015.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari: 1. Data laporan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subjek Penelitian Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010-2014. B. Jenis Data Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar dan aktif di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar dan aktif di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar dan aktif di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014, menerbitkan laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun kebutuhan belanja negara melalui Anggaran Pendapatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jenis data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2014. 3.1.2 Sampel Sampel dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan komisaris independen terhadap tax avoidance membutuhkan kajian teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan komisaris independen terhadap tax avoidance membutuhkan kajian teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian tentang pengaruh profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan komisaris independen terhadap tax membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 1. Teori

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data laporan keuangan pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang dipublikasikan perusahan

Lebih terperinci

PENGARUH MEKANISMECORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA

PENGARUH MEKANISMECORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PENGARUH MEKANISMECORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN SEKTOR INFRASTRUKTUR, UTILITAS, DAN TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DI BEI Nama : Dhony

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel dependen yang digunakan dalam model analisis regresi linear berganda.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel dependen yang digunakan dalam model analisis regresi linear berganda. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis dan pembahasan yang tersaji pada bab ini akan menunjukkan hasil dari analisis data berdasarkan pengamatan variabel independen maupun variabel dependen yang

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN III.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan pengujian hipotesis. Sedangkan jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di BEI selama tahun Sedangkan sampelnya adalah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di BEI selama tahun Sedangkan sampelnya adalah dengan 49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah semua perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI selama tahun 2012-2014. Sedangkan sampelnya adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi mengacu kepada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006). Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

Nurul Aini Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Nurul Aini Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji 1 PENGARUH KARAKTER EKSEKUTIF, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN KOMPENSASI RUGI FISKAL TERHADAP TAX AVOIDANCE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2013-2015 Nurul

Lebih terperinci