PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK CINEMA THERAPY TERHADAP KONSEP DIRI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 8 KOTA GORONTALO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK CINEMA THERAPY TERHADAP KONSEP DIRI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 8 KOTA GORONTALO"

Transkripsi

1 1

2 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK CINEMA THERAPY TERHADAP KONSEP DIRI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 8 KOTA GORONTALO Suud Binti Hadi, Rena Madina, Irvan Usman ABSTRAK Permasalahan yang dihadapi di SMP Negeri 8 Gorontalo adalah adanya siswa yang mengalami masalah dengan konsep diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik cinema therapy terhadap konsep diri siswa melalui suatu eksperimen. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) yang menggunakan desain "One Group Pre-Test and Post Test Design". Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel (Bimbingan Kelompok Teknik Cinema Therapy), dan variabel Y (Konsep Diri). Anggota populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Gorontalo yang berjumlah 284 orang yang terbagi dalam 10 kelas. Sedangkan yang menjadi anggota sampel 10 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah angket. Angket yang disebarkan sebanyak dua kali yakni sebelum pemberian tindakan dan sesudah pemberian tindakan. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji t. Dari hasil perhitungan kelompok eksperimen diperoleh harga sebesar - 5,75 Sedang dari daftar distribusi t pada taraf nyata 5% diperoleh (18) = 2,10. Artinya bahwa hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik cinema therapy terhadap konsep diri siswa kelas VIII di SMP Negeri 8 Gorontalo, dapat diterima. Berdasarkan hasil penelitian maka bimbingan kelompok teknik cinema therapy sangat tepat dilakukan untuk meningkatkan konsep diri siswa. Kata kunci : Bimbingan Kelompok Teknik Cinema Therapy, Konsep Diri. Suud Binti Hadi, sebagai peneliti di SMP Negeri 8 Kota Gorontalo, 1 Dra. Rena Madina, M.Pd, 2 Irvan Usman, S.Psi, M.Si, sebagai dosen tetap Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Gorontalo. 2

3 Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah konsep diri. Konsep diri merupakan suatu ketahanan diri yang penting dalam diri manusia. Konsep diri penting artinya karena individu dapat memandang diri dan dunia, ini dapat mempengaruhi tidak hanya individu berperilaku tetapi juga tingkat kepuasan yang diperoleh dalam hidupnya. Setiap individu pasti memiliki konsep diri, tetapi mereka tidak tahu apakah konsep diri yang dimiliki itu positif atau negatif. Siswa yang memiliki konsep diri yang positif mereka akan memiliki dorongan mandiri lebih baik, mereka dapat mengenal serta memahami diri sendiri sehingga dapat berperilaku efektif dalam berbagai situasi. Namun siswa yang memiliki konsep diri negatif, mereka tidak memiliki perasaan kestabilan dan keutuhan diri, juga tidak mengenal diri baik dari segi kelebihan maupun kekurangan atau sesuatu yang mereka hargai dalam kehidupan. Menurut Cawagas (dalam Desmita, 2009: 164) menjelaskan bahwa konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kelebihannya atau kecakapannya, kegagalannya dan sebagainya. Selain itu Atwater (dalam Desmita, 2009: 163) menyebutkan bahwa konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya. Berdasarkan teori tersebut penulis mengambil kesimpulan bahwa siswa yang memiliki konsep diri positif dalam segala sesuatunya akan menanggapinya secara positif, mereka yakin terhadap kemampuan yang dimiliki, mereka juga dapat memahami atau menerima sejumlah fakta tentang diri mereka, serta mereka mampu menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya. Namun dari hasil observasi yang penulis lakukan, konsep diri siswa kelas VIII di SMP Negeri 8 Kota Gorontalo masih rendah, terdapat siswa yang belum mengetahui kelemahan dan kelebihan yang ada pada dirinya, Hal ini di tandai dengan, adanya siswa yang masih merasa malu, tidak percaya diri, tidak berani dalam berkomunikasi, adanya siswa yang memiliki perasaan rendah diri, menarik diri dari kegiatan kelompok, dan adanya siswa yang mempunyai perasaan tidak mampu melaksanakan tugas dan hasilnya mereka memperoleh prestasi belajar 3

4 yang relatif rendah. Alasannya mereka menganggap penampilan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk memperoleh dukungan sosial. Permasalahan tersebut tentunya harus mendapatkan penanganan yang menyeluruh. Untuk itu perlu diupayakan suatu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yaitu dengan melalui layanan bimbingan kelompok teknik cinema therapy. Bimbingan kelompok dengan teknik cinema therapy merupakan metode yang cocok untuk membentuk konsep diri siswa di SMP karena mengingat banyak anak-anak yang suka untuk menonton film, film juga memungkinkan untuk cepat menangkap perihatin siswa dan berhubungan langsung secara kognisi. Teknik cinema therapy ini merupakan pelatihan perubahan tingkah laku agar siswa menunjukan keberanian dalam menghadapi masalah serta memiliki keterampilan dalam menyelesaikan masalah seperti dalam tokoh dalam film. Begitu pentingnya bimbingan kelompok teknik cinema therapy yang akan dilaksanakan dalam membentuk konsep diri siswa yang positif, karena konsep diri merupakan aspek terpenting dalam kehidupan. Atas dasar pemikiran tersebut maka dilakukan penelitian yang kemudian diformulasikan kedalam sebuah judul: Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Cinema Therapy Terhadap Konsep Diri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Gorontalo. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik cinema therapy terhadap konsep diri siswa kelas VIII Di SMP N 8 Kota Gorontalo?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik Cinema Therapy dalam meningkatkan Konsep Diri siswa. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: (a) Hasil yang didapatkan pada penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan dan pengetahuan dalam bidang bimbingan dan konseling, khususnya terkait dengan teknik bimbingan untuk mengembangkan konsep diri pada siswa. (b) Hasil penelitian ini merupakan sumbangan pemikiran yang berguna dalam rangka membentuk konsep diri positif siswa, sehingga diperoleh perilaku yang diharapkan. 4

5 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS Pengertian Konsep Diri Fitts (dalam Agustiani 2006:138) mengemukakan bahwa konsep diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep diri seseorang merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam berinteraksi dengan lingkungan. Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang di bentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Konsep diri bukan merupakan factor bawaan, melainkan berkembang dari pengalaman yang terus menerus. Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang di bentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Konsep diri bukan merupakan factor bawaan, melainkan berkembang dari pengalaman yang terus menerus. Menurut Burns (dalam Desmita, 2009: 164) ) konsep diri adalah hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri kita sendiri. Sedangkan Pemily (dalam Desmita, 2009: 164) mendefenisikan konsep diri sebagai sistem yang dinamis dan kompleks dari keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya, termasuk sikap, perasaan, persepsi, nilai-nilai dan tingkah laku yang unik dari individu tersebut. Sementara itu, Selain itu William H. Fitts (dalam Agustiani, 2006: 139) mengemukakan bahwa konsep diri berpengaruh kuat tehadap tingkah laku seseorang. Berdasarkan beberapa definisi dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri mencakup keyakinan, pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri meliputi kemampuan, karakter, maupun sikap yang dimiliki individu. Konsep diri terdiri atas bagaimana cara kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri menjadi manusia sebagaimana yang kita harapkan, karena konsep diri merupakan penentu sikap yang dimiliki individu dalam bertingkah laku, artinya apabila individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu menuju kesuksesan. Sebaliknya jika individu berpikir akan gagal, ini sama saja ia mempersiapkan kegagalan 5

6 Aspek-Aspek Konsep Diri Fitts (dalam Agustiani 2006: 139) membagi aspek-aspek konsep diri individu menjadi dua dimensi pokok, yaitu: a. Dimensi Internal Dimensi internal atau yang disebut juga kerangka acuan internal (internal frame of reference) adalah penilaian dilakukan individu terhadap dirinya sendiri berdasarkan dunia di dalam dirinya. Dimensi ini terdiri dari: 1) Diri identitas, yaitu label atau simbol yang dikenakan oleh seseorang untuk menjelaskan dirinya dan membentuk identitasnya. 2) Diri pelaku, yaitu adanya keinginan pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan rangsangan internal maupun eksternal. 3) Diri penilai, berfungsi sebagai pengamat, penentu standar, penghayal, pembanding, dan terutama sebagai penilai, disamping fungsinya sebagai jembatan yang menghubungkan kedua diri sebelumya. b. Dimensi Eksternal (terkait dengan konsep diri positif dan negatif). Pada dimensi eksternal, individu menilai dirinya melalui hubungan dan aktivitas sosialnya, nilai-nilai yang dianutnya, serta hal-hal lain di luar darinya. Dimensi ini dibedakan atas lima bentuk, yaitu: 1) Diri fisik, yaitu cara seseorang dalam memandang dirinya dari sudut pandang fisik, kesehatan, penampilan keluar, dan gerak motoriknya. 2) Diri etik moral, berkaitan dengan persepsi, pikiran perasaan, serta penilaian seseorang terhadap moralitas dirinya terkait dengan relasi personalnya dengan tuhan, dan segala hal yang bersifat normatif, baik nilai maupun prinsip yang memberi arti dan arah bagi kehidupan seseorang. 3) Diri pribadi, yaitu cara seseorang dalam menilai kemampuan yang telah ada pada dirinya dan menggambarkan identitas dirinya. 4) Diri keluarga, berkaitan dengan persepsi, perasaan, pikiran, dan penilaian seseorang terhadap keluarganya sendiri, dan keberadaban dirinya sendiri sebagai bagian integral dari sebuah keluarga. 5) Diri sosial, yaitu persepsi, pikiran, perasaan, dan evaluasi seseorang terhadap kecendrungan sosial yang ada pada dirinya sendiri, berkaitan dengan 6

7 kapasitasnya dalam berhubungan dengan dunia di luar dirinya, perasaan mampu dan berharga dalam lingkup interaksi sosialnya. Konsep Diri Positif dan Konsep Diri Negatif Menurut Brooks bahwa dalam menilai dirinya seseorang ada yang menilai positif dan ada yang menilai negatif (dalam Rakhmat, 2005: 105). Ciri-ciri individu yang memiliki konsep diri positif adalah: (1) Ia yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah, (2) Ia merasa setara dengan orang lain, (3) Ia menerima pujian tanpa rasa malu, (4) Ia menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat, (5) Ia mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Sedangkan Ciri-ciri individu yang memiliki konsep diri negatif adalah: (1) Ia peka pada kritikan, (2) Responsive terhadap pujian, (3) Memiliki sikap hiperkritis, (4) Cenderung merasa tidak disenangi orang lain, (5) Bersikap pesimis. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Brooks (dalam Sobur 2010: 518) menyebutkan empat faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri seseorang, yaitu: (1) Penilaian diri melihat diri sebagai objek, (2) Reaksi dan respon orang lain, (3) Peran, (4) Kelompok rujukan. Pengertian Bimbingan Kelompok dan Tahap-Tahap Bimbingan Kelompok Winkel (2004: 71) mengatakan bahwa bimbingan adalah proses membantu orang-perorangan dalam memahami dirinya sendiri dan lingkungannya. Bimbingan kelompok menenkankan bahwa kegiatan bimbingan kelompok lebih pada proses pemahaman diri dan lingkungannya yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang disebut kelompok Hartinah (2009: ) menjelaskan ada beberapa tahap yang dapat digunakan dalam bimbingan kelompok yaitu: 1. Tahap pertama: Pembentukan 7

8 Kegiatan awal dari sebuah kelompok dimulai dengan pengumpulan para (calon) anggota kelompok dalam rangka kegiatan kelompok yang direncanakan, meliputi: (1) Pengenalan dan pengungkapkan tujuan, (2) Terbangunya kebersamaan, (3) Keaktifan pemimpin kelompok, (4) Pola keseluruhan 2. Tahap II: Peralihan Setelah suasana kelompok terbentuk dan dinamis, pemimpin kelompok menuju kepada kegiatan kelompok yang sebenarnya. Dalam tahap ini pemimpin kelompok menanyakan kesiapan anggota untuk memulai kegiatan selanjutnya Oleh karena itu, perlu diselenggarakan tahap peralihan ini. 3. Tahap III: Pembahasan Tahap ini merupakan kehidupan yang sebenarnya dari kelompok. Tahap ini meliputi kegiatan: (1) Pemimpin kelompok mengemukakan suatu topik, (2) Tanya jawab antara anggota dan pemimpin kelompok tentang hal-hal yang belum jelas menyangkut topik yang dikemukakan pemimpin kelompok, (3) Anggota membahas masalah atau topik secara mendalam dan tuntas, (4) Kegiatan selingan 4. Tahap IV: Pengakhiran (1) Frekuensi pertemuan, (2) Pembahasan keberhasilan kelompok Ketika kelompok memasuki tahap pengakhiran, kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada pembahasan dan penjelajahan tentang apakah para anggota kelompok akan mampu menerapkan hal-hal yang telah mereka pelajari (dalam suasana kelompok), pada kehidupan nyata mereka sehari-hari. Peranan pemimpin kelompok adalah memberikan penguatan (reinforcement) terhadap hasil-hasil yang telah dicapai oleh kelompok tersebut. Pengertian Teknik Cinema Therapy Olivia (2010:175) Sinema terapi adalah proses menggunakan film bioskop atau televisi untuk tujuan penyembuhan. Terapi ini bisa memberikan efek positif pada banyak orang. Terapi sinema juga merupakan metode yang mudah dilakukan karena dalam pemberian terapi hanya memutarkan film yang bisa membantu cara berfikir konseli dan merasakan ketika menghadapi suau permasalahan yang sama 8

9 seperti masalah yang dialami oleh konseli agar si konseli dapat memahami dirinya. Manfaat film atau cinema ini dapat memberikan stimulan kepada para siswa dalam hal menanggapi cerita atau adegan khusus dari film tersebut sehingga siswa akan tanpa di sadari oleh para siswa itu sendiri akan bermunculan berbagai tanggapan, atau pemikiran banding yang dapat mendorong para siswa untuk membentuk konsep diri yang positif. Tahapan Teknik Cinema Therapy Tahapan yang digunakan dalam pelatihan keterampilan pemecahan masalah menggunakan tahapan cinema therapy menurut dermer dan hutchings (Utami, 2011: 5) yaitu; 1) Tahap assesmen yaitu tahap mencari film yang sesuai tujuan keterampilan pemecahan masalah. 2) Tahap implementasi yaitu mempersiapkan film yang sesuai dan mempersiapkan alasan yang rasional dari menonton film. 3) Tahap defriefing yaitu tahap mendiskusikan pemikiran dan perasaan yang ada dalam film yang bermanfaat bagi siswa, sehingga siswa dapat belajar memecahkan masalah seperti tokoh dalam film. Sedangkan menurut Olivia (2010: ) agar efek sinema terapi bisa berjalan lebih efektif, ada beberapa kiat yang bisa dijalani: (1) memilih tema film sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, (2) memilih film yang bermutu, film yang akan digunakan, (3) mencari posisi yang nyaman ketika menonton film agar pada saat menonton pikiran kita fokus pada film yang diputarkan, (4) dalam menonton film bisa dilakukan sendiri atau berkelompok, (5) membandingkan kondisi yang dialami oleh si tokoh dalam film dengan diri sendiri, disini siswa bisa membandingkan apa yang dialami oleh sitokoh dalam film dengan dirinya, bagaimna cara si tokoh dalam menghadapi atau menyelesaikan masalah yang di alaminya. 9

10 Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Cinema Therapy Terhadap Konsep Diri Siswa Layanan bimbingan kelompok merupakan proses pemberian informasi dan bantuan pada sekelompok orang dengan memanfaatkan teknik yang ada guna mencapai suatu tujuan tertentu. Layanan bimbingan kelompok teknik cinema therapy merupakan suatu teknik yang tepat untuk meningkatkan konsep diri siswa karena cinema dapat memberikan stimulan kepada para siswa dalam hal menanggapi cerita atau adegan khusus dari film tersebut sehingga akan tanpa di sadari oleh para siswa itu sendiri akan bermunculan berbagai tanggapan, kritikan atau pemikiran banding yang dapat mendorong para siswa untuk mengubah perilakunya ke arah yang lebih positif dengan memahami dirinya dengan baik. Berdasarkan pemahaman diri itu mereka lebih rela menerima dirinya sendiri dan lebih terbuka terhadap aspek-aspek positif dalam kepribadiannya, selain itu dalam layanan bimbingan kelompok ketika hubungan ikatan batin antar anggota kelompok telah tercipta dengan baik maka masing-masing individu merasa diterima dan dimengerti oleh orang lain serat timbul penerimaan terhadap dirinya, sehingga dapat dikatakan bahwa layanan bimbingan kelompok teknik cinema therapy efektif untuk meningkatkan konsep diri siswa. Berdasarkan uraian tersebut di atas jelas bahwa layanan bimbingan kelompok teknik cinema therapy dapat membentuk konsep diri yang positif bagi anggota kelompok, sehingga akan membantu dalam mencapai perkembangan yang optimal. Kerangka Berfikir Alur kerangka berpikir secara praktis mengenai pengaruh bimbingan kelompok teknik cinema therapy terhadap konsep diri siswa kelas VIII di SMP Negeri 8 Kota Gorontalo dapat dilihat pada gambar sebagai berikut. 10

11 Konsep Diri Siswa INPUT Permasalahan: 1. Konsep diri siswa masih rendah 2. Siswa belum mengetahui kelemahan dan kelebihan yang ada pada dirinya 3. Siswa merasa malu, tidak percaya diri dan tidak berani dalam berkomunikasi 4. Siswa yang memiliki perasaan rendah diri dan menarik diri dari kegiatan kelompok. PROSES Pemberian treatmen bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik cinema therapy sebanyak delapan kali treatmen. OUTPUT Hasil setelah treatmen: 1. Konsep diri siswa meningkat 2. Siswa mampu mengambarkan identitas diri baik kelemahan maupun kelebihan yang ada pada dirinya 3. Siswa mampu berkomunikasi dan tampil percaya diri 4. Siswa mampu menalin hubungan sosil senga orang lain. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini adalah di SMP Negeri 8 Kota Gorontalo. Bulan Waktu penelitian 2 (dua) bulan yaitu dari bulan april sampai bulan juni Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu, (quasi axperiment). Variabel penelitian ini terdiri atas dua yaitu variable Y (konsep diri), dan variable X (bimbingan kelompok teknik cinema therapy). Indikator dalam penelitian ini adalah dilihat dari dimensi internal (diri identitas, diri pelaku, diri penilai) dan dimensi ekternal (diri fisik, diri pribadi, keluarga, etik moral dan sosial). Langkah-langkah pelaksanaan bimbingan kelompok teknik cinema therapy adalah: (1) Tahap pertama yaitu pembentukan kelompok, (2) Tahap kedua yaitu peralihan, (3) Tahap ketiga yaitu pembahasan, tahap ini merupkan kehidupan yang sebenarnya dari kelompok, kegiatan dalam tahap yaitu pemutaran cinema therapy, dan (4) Tahap Keempat yaitu pengakhiran 11

12 Anggota populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 8 Kota Gorontalo yang berjumlah 284 orang. Anggota sampel berjumlah 10 orang (menggunakan ukuran sampel minimal untuk penelitian eksperimen), teknik pengumpulan data yang dipakai adalah tes angket yang terbagi atas Pre- Test dan Post-Test. Pre-test digunakan untuk mengumpulkan data tentang konsep diri siswa sebelum dilakukan Treatment, angket ini terlebih dahulu di uji tingkat validitasnya di SMP Negeri 2 Telaga, untuk mengetahui angket yang digunakan valid atau tidak. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Dari hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan untuk variable (Pre- Test), diperoleh skor tertinggi 185 dan terendah 138. Sedangkan skor rata-rata diperoleh sebesar 162,7 dan standar deviasi sebesar 16,19. Sedangkan untuk variable (Post-Test), diperoleh skor tertinggi 190 dan terendah 163. Sedangkan skor rata-rata diperoleh sebesar 177,2 dan standar deviasi sebesar 56,62. Pengujian Normalitas Data variable Pre-Test dan Post-Test Berdasarkan uji kriteria untuk Pre-test didapatkan bahwa 2 2, hitung tabel dimana -2,8 7,81 sehingga dapat disimpulkan bahwa data pre-test berdistribusi normal. Sedangkan uji kriteria Post-test didapatkan bahwa 2 2, dimana hitung tabel -1, 1 7,81 sehingga dapat disimpulkan bahwa data post-test berdistribusi normal. Pengujian Homogenitas Data Dari hasil perhitungan diperoleh hitung sebesar 4,96. Pada taraf nyata a=0,05 diperoleh (1-0,05)(4-1)= (0,95)(3) = 7,812. Ternyata harga chikuadrat hitung lebih kecil dari chi-kuadrat daftar. Jadi dapat disimpulkan bahwa 12

13 data variabel X 1 (Pre-Test) dan variabel X 2 (Post-Test) memiliki varians populasi yang HOMOGEN. Pengujian Hipotesis Dari hasil perhitungan diperoleh harga t hitung sebesar 5,75 sedangkan dari daftar distribusi t pada taraf nyata 5% diperoleh t (0.975) (18) = 2,10. Ternyata harga t hitung memperoleh harga lain, atau harga t hitung telah berada di luar daerah penerimaan H 0, sehingga dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak dan menerima H 1. Artinya bahwa hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik cinema therapy terhadap konsep diri siswa kelas VIII di SMP Negeri 8 Kota Gorontalo, dapat diterima. Pembahasan Berdasarkan Data konsep diri siswa melalui pre-test instrument angket konsep diri siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Gorontalo berjumlah 284 orang siswa. Sedangkan pada sampel penelitian diambil 10 orang siswa dengan cara purposive sampling, dan pada akhir pemberian treatment siswa melalukan posttest, kemudian data dianalisis. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa adanya peningkatan konsep diri siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Kota Gorontalo setelah memperoleh layanan bimbingan kelompok melalui teknik cinema therapy. Dari hasil analisis data penelitian, diketahui bahwa rata-rata tingkat konsep diri siswa sebelum memperoleh layanan bimbingan kelompok yakni sebesar 162,7 rendah jika dibandingkan setelah memperoleh layanan bimbingan kelompok yakni meningkat menjadi 177,2 atau sebesar 14,5 dari sebelum di pre-test. Hasil ini juga menyimpulkan bahwa bimbingan kelompok teknik cinema therapy mempunyai efek yang dapat merangsang nalar siswa dengan melihat film yang bersifat membentuk pribadi yang dapat memacu siswa agar dapat berkembang melalui respon dari sebuah cinema therapy yang ditampilkan dan menerapkan apa yang dilihatnya kedalam akal dan pikirannya. Dengan demikian siswa mampu dan mempunyai keberanian dalam menghadapi masalah seperti 13

14 dalam tokoh yang ada pada film tersebut. Seperti Yang di kemukakan Utami ( 2011 : ) bahwa Menonton film secara khusus dapat membantu menentukan pengalaman klien sebagai kondisi yang diamati dan keadaan yang dimiliki. Dengan demikian siswa benar-benar merasa mengalami kondisi yang ditampilkan dalam film dan dapat memiliki gambaran bagaimana mereka menyelesaikan masalah, ketika berada pada situasi yang sama tersebut. kesadaraan, pemahaman dan inspirasi akan membantu mereka berjuang untuk meyelesaikan masalah konsep diri yang di hadapi. Berdasarkan hasil kegiatan bimbingan kelompok, ada beberapa kesan yang diungkapkan oleh anggota kelompok, yaitu kegiatan dalam bimbingan kelompok ini bermanfaat karena dapat menambah wawasan, pengetahuan, mengakrabkan teman, belajar untuk lebih menerima diri, belajar bergaul, belajar lebih terbuka dan jujur terhadap diri sendiri dan orang lain, belajar mengungkapkan pendapat, belajar berkomunikasi, belajar memecahkan masalah, dan belajar mempercayai diri sendiri dan orang lain. Selain itu kegiatan bimbingan kelompok menyenangkan karena dapat menyelesaikan suatu topik dan cinema therapy yang berbeda tiap pertemuan. Penutup Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Hipotesis yang berbunyi Terdapat Pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik cinema therapy terhadap konsep diri siswa, dapat diterima atau dengan kata lain layanan bimbingan kelompok teknik cinema therapy dapat meningkatkan konsep diri siswa. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan tersebut, maka yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan konsep diri, teknik cinema therapy merupakan salah satu teknik yang sangat tepat untuk dilaksanakan 14

15 untuk meningkatkan konsep diri pada siswa, jika dilakukan secara intensif dan berkesinambungan, dan (2) Bagi yang berminat untuk melaksanakan penelitian yang berkelanjutan tentang bimbingan kelompok dengan mengggunakan teknik cinema therapy, haruslah mempersiapkan sarana prasarana yang dibutuhkan pada saat melakukan treatment dan mempersiapkan diri secara matang dalam menguasai teknik serta tahap pelaksanaannya bimbingan kelompok cinema therapy dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Agustiani, Hendriati Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Refika Aditama Desmita Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Hartinah, Siti Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: PT Refika Aditama Olivia, Femi Mengoptimalkan Otak Agar Awet Muda. Jakarta: Alex Media Komputindo Rakhmat, Jalaluddin Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Riduwan dan Sunarto Pengantar Statistika. Bandung: Alfabeta Rob Allen and Nina Krebs Dramatic Psichological Storytelling Using the Expressive Arts and Psychotheatrics. Palgrave Macmillan: Martin s Press. Silvianingsih Seminar Dan Lokakarya Teknik Dan Strategi Bimbingan Dan Konseling Untuk Pendidikan Karakter. Malang: Universitas Negeri Malang. Tidak diterbitkan. Sobur, Alex Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia Sudjana Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta Rineka Cipta. Sukardi Dewa dan Nila Kusmawati Proses Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta 15

16 Utami, Nugraheni Warih Seminar Dan Lokakarya Teknik Dan Strategi Bimbingan Dan Konseling Untuk Pendidikan Karakter. Malang: Universitas Negeri Malang. Winkel, WS Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan. Jakarta: PT Grasindo Wolz, Birgit E-Motion Picture Magic A Movie Lover s Guideto Healing and Transformation. Centennial, Colorado: Glenbridge Publishing Ltd 16

PENGARUH BIMBINGAN KLASIKAL TEKNIK CINEMA THERAPY TERHADAP MINAT SISWA KELAS X MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK NEGERI 1 GORONTALO

PENGARUH BIMBINGAN KLASIKAL TEKNIK CINEMA THERAPY TERHADAP MINAT SISWA KELAS X MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK NEGERI 1 GORONTALO 1 1 PENGARUH BIMBINGAN KLASIKAL TEKNIK CINEMA THERAPY TERHADAP MINAT SISWA KELAS X MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK NEGERI 1 GORONTALO oleh Astuti Yusuf, Wenny Hulukati, Irpan A. Kasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo. Penelitian ini adalah eksperimen semu yang menggunakan one group

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo. Penelitian ini adalah eksperimen semu yang menggunakan one group 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang ada di lapangan, maka peneliti mulai menyusun instrumen penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang ada di lapangan, maka peneliti mulai menyusun instrumen penelitian yang 4.1 Proses Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Proses penelitian dalam penyusunan skripsi ini diawali dengan studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui gambaran permasalahan dan jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 6 (enam) bulan yaitu dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 6 (enam) bulan yaitu dari bulan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di SMK 1 Limboto Kabupaten Gorontalo yang terletak di Jl. Merpati. 3.1.2 Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini dilakukan pre-test atau tes awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini dilakukan pre-test atau tes awal 28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian a. Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X 1 (Pre-Test) Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH KONSELING INDIVIDUAL BEHAVIORISTIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 2 LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO

PENGARUH KONSELING INDIVIDUAL BEHAVIORISTIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 2 LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO PENGARUH KONSELING INDIVIDUAL BEHAVIORISTIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 2 LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO Oleh : Melisa R. Hasanati Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode yang digunakan Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang sangat penting karena metode dapat menentukan salah benarnya proses suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dimana ada pemberian perlakuan (treatment) terhadap variabel dependent.

BAB III METODE PENELITIAN. dimana ada pemberian perlakuan (treatment) terhadap variabel dependent. 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sistematika Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (quasi experiment atau eksperimen semu). Penelitian ekperimen adalah penelitian dimana ada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia agar mampu mandiri, menjadi anggota masyarakat yang berdaya guna dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 WERU SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 WERU SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 WERU SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PUTHUT SANTASA 11500040 Drs. Fadjeri, M.Pd Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

PENGARUH BIMBINGAN KLASIKAL TEKNIK CINEMA THERAPY TERHADAP ETIKA PERGAULAN PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 KOTA GORONTALO

PENGARUH BIMBINGAN KLASIKAL TEKNIK CINEMA THERAPY TERHADAP ETIKA PERGAULAN PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 KOTA GORONTALO PENGARUH BIMBINGAN KLASIKAL TEKNIK CINEMA THERAPY TERHADAP ETIKA PERGAULAN PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 KOTA GORONTALO Tuti Wantu, Amrin M. Ade Universitas Negeri Gorontalo Email : tutiwantu67@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kuantitatif yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi pemahaman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Batuda a tentang pengaruh latihan skipping terhadap kemampuan heading (Jump

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Batuda a tentang pengaruh latihan skipping terhadap kemampuan heading (Jump BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang di lapangan tepatnya di SMK Negeri 1 Batuda a tentang pengaruh latihan skipping terhadap kemampuan heading (Jump

Lebih terperinci

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Nelly Oktaviyani (nellyokta31@yahoo.com) 1 Yusmansyah 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The purpose of this study

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh 1. Tujuan Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dirancang dengan menggunakan metode eksperimen, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dirancang dengan menggunakan metode eksperimen, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian dirancang dengan menggunakan metode eksperimen, dengan maksud apakah pelaksanaan layanan bimbingan karir dapat mempengaruhi dalam pemilihan jurusan

Lebih terperinci

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK CINEMA THERAPY TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK CINEMA THERAPY TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK CINEMA THERAPY TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

LISMAWATI MOHAMAD Meyko Panigoro Agil Bachsoan. Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ABSTRAK

LISMAWATI MOHAMAD Meyko Panigoro Agil Bachsoan. Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ABSTRAK PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) DAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) PADA MATA PELAJARAN EKONOMI ( Suatu Penelitian Pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu 36. Jenis penelitian ini merupakan merupakan

Lebih terperinci

Muhammad Arief Maulana, Awik Hidayati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Abstrak

Muhammad Arief Maulana, Awik Hidayati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Abstrak Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Univet Bantara Sukoharjo Angkatan Tahun 2015/2016 Muhammad Arief

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran Student Team Heroic Leadership dan pemberian tugas terstruktur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitiannya adalah eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang memberikan perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dimana ada pemberian perlakuan (treatment) terhadap variabel dependent.

BAB III METODE PENELITIAN. dimana ada pemberian perlakuan (treatment) terhadap variabel dependent. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (quasi experiment atau eksperimen semu). Penelitian eksperimen adalah penelitian dimana ada pemberian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 46 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Variabel (Hasil Tes Awal kekuatan otot

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Variabel (Hasil Tes Awal kekuatan otot BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Variabel (Hasil Tes Awal kekuatan otot Tungkai) Skor data variabel dalam penelitian ini adalah skor data yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi hasil penelitian Variabel (Sebelum Eksperimen)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi hasil penelitian Variabel (Sebelum Eksperimen) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi hasil penelitian Variabel (Sebelum Eksperimen) Yang menjadi skor data pada variable dalam penelitian ini adalah skor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment), dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. eksperimen semu, maka dilakukan Pre-Tes atau bisa juga dikatakan tes

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. eksperimen semu, maka dilakukan Pre-Tes atau bisa juga dikatakan tes 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian a. Deskripsi Hasil Penelitian Variabel 1 (Pre-Test) Dalam kegiatan penelitian yang dilakukan menggunakan

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA TELEVISI MY TRIP MY ADVENTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

PENGARUH MEDIA TELEVISI MY TRIP MY ADVENTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 0 PENGARUH MEDIA TELEVISI MY TRIP MY ADVENTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Oleh Monica Putri Manurung (monicaputri0595@gmail.com)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data servis pre-test dan post-test.hasilnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data servis pre-test dan post-test.hasilnya 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Data Hasil Penelitian Dari hasil pengukuran diperoleh data servis pre-test dan post-test.hasilnya sebagai mana pada table

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan

BAB III METODE PENELITIAN. direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan 6 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan salah satu alat yang andal dalam mengembangkan dan menerangkan cakrawala ilmu pengetahuan manusia. Metodologi penelitian dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kuasi Eksperimen atau eksperimen semu. Pada penelititian kuasi eksperimen (eksperimen semu) menggunakkan

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS X SMAN 1 MOJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS X SMAN 1 MOJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS X SMAN 1 MOJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT

STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 22, NO. 2, OKTOBER 2014 1 STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT DAN CERAMAH SISWA KELAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen bentuk quasi eksperimental design, kelompok kontrol tidak dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi

BAB II LANDASAN TEORI. yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Diri 2.1.1. Pengertian Konsep diri Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimen semu, yang mana variabel-variabelnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian eksperimen semu, yang mana variabel-variabelnya 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian ini merupakan Quasi Eksperimen, dimana penelitian quasi eksperimen merupakan suatu penelitian

Lebih terperinci

Oleh Sariduma Sinaga Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd.

Oleh Sariduma Sinaga Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd. PENGARUH METODE KWL (KNOW, WANT TO KNOW, LEARNED) TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR INTRINSIK CERPEN OLEH SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KERAJAAN KAB. PAKPAK BHARAT TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Sariduma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang termasuk dalam jenis penelitian pra-eksperimental dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sedangkan skor data post-test adalah skor yang diambil setelah melakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sedangkan skor data post-test adalah skor yang diambil setelah melakukan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Skor data pre-test dalam penelitian ini adalah skor data yang diambil sebelum pelaksanaan adanya tindakan pada siswa yang menjadi sampel. Sedangkan

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELOMPOK IPS DI PERGURUAN TINGGI

PENGARUH TEKNIK JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELOMPOK IPS DI PERGURUAN TINGGI Pengaruh Teknik Jigsaw Terhadap Pemahaman Siswa Mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi... 65 PENGARUH TEKNIK JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KELOMPOK

Lebih terperinci

Satrio Rahmat Muslim 1, Yaspin Yolanda 2, Ahmad Amin 3 Skripsi ini berjudul Penerapan model Collaborative Teamwork Learning pada

Satrio Rahmat Muslim 1, Yaspin Yolanda 2, Ahmad Amin 3 Skripsi ini berjudul Penerapan model Collaborative Teamwork Learning pada PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI PENGUKURAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Satrio Rahmat Muslim 1, Yaspin Yolanda

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS PADA SISWA KELAS V SDN 5 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS PADA SISWA KELAS V SDN 5 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO 1 MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS PADA SISWA KELAS V SDN 5 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa, Dinco Karim ABSTRAK Masalah dalam penelitian

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

Efektivitas Pendekatan Matematika Realistik Ditinjau Dari Sikap Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa

Efektivitas Pendekatan Matematika Realistik Ditinjau Dari Sikap Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 015 PM -157 Efektivitas Pendekatan Matematika Realistik Ditinjau Dari Sikap Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Dwi Desmayanasari, Azizah mujahidah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock (1978) mengemukakan konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya.

Lebih terperinci

JURNAL EFEKTIVITAS CINEMA THERAPY UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI DI DEPAN KELAS SISWA KELAS XI PEMASARAN SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN 2016/2017

JURNAL EFEKTIVITAS CINEMA THERAPY UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI DI DEPAN KELAS SISWA KELAS XI PEMASARAN SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN 2016/2017 JURNAL EFEKTIVITAS CINEMA THERAPY UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI DI DEPAN KELAS SISWA KELAS XI PEMASARAN SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN 2016/2017 THE EFFECTIVENESS OF CINEMA THERAPY TO IMPROVE CONFIDENTLY

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK Emilia Roza (Eroza82@yahoo.com) 1 Muswardi Rosra 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The objective of this research was

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode berasal dari bahasa Yunani methodos, terdiri dari dua kata yaitu meta (menuju, melalui, mengikuti) dan hodos (jalan, cara, arah). Jadi metode merupakan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PEMBENTUKAN KARAKTER MANDIRI DAN TANGGUNG JAWAB SISWA SMP PADA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PERBEDAAN PEMBENTUKAN KARAKTER MANDIRI DAN TANGGUNG JAWAB SISWA SMP PADA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PERBEDAAN PEMBENTUKAN KARAKTER MANDIRI DAN TANGGUNG JAWAB SISWA SMP PADA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN PKn RINGKASAN SKRIPSI Oleh : ENDAH KUSUMASTUTI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan menempatkan subjek penelitian ke dalam dua kelompok (kelas) yang dibedakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment), dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk eksperimen semu. Penelitian eksperimental adalah penelitian yang dalam analisisnya dimaksudkan untuk memperoleh kejelasan

Lebih terperinci

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VIII-B DI SMP NEGERI 1 BOLAANG Tjitriyanti Potabuga 1, Meyko

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1 Kampar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan RME dengan strategi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan pendekatan penelitian eksperimen. Pendekatan kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Dengan kata lain, penelitian eksperimen dapat diartikan

Lebih terperinci

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3) Pengaruh Model Strategi Pembelajaran Peningakatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Kewirausahaan Siswa Kelas XI SMK Nusantara Kota Jambi 3) 2) Wiwik Andriyani 1),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Januari s/d 24 Januari 2014 di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekanbaru yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Januari s/d 24 Januari 2014 di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekanbaru yang 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap mulai tanggal 9 Januari s/d 24 Januari 2014 di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekanbaru yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif (Poerwanti, 2000:32) yaitu data penelitiannya bersifat numerik yang berupa gejala

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Bandarlampung Kota Bandar lampung. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri Bandar lampung semester

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian quasi eksperimen karena peneliti ingin mengetahui pengaruh suatu perlakuan terhadap suatu variabel. Perlakuan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER DI SMK TUNAS HARAPAN JAKARTA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER DI SMK TUNAS HARAPAN JAKARTA Pengaruh Penggunaan Metode Problem Solving Terhadap Pemahaman Kepribadian Siswa Kelas X... 25 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan peneliti adalah Metode penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI. Oleh: HENNI MANIK NIM:ERA1D009123

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI. Oleh: HENNI MANIK NIM:ERA1D009123 ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI Oleh: HENNI MANIK NIM:ERA1D009123 PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 Februari s/d 17 Maret 2014, dan lokasi penelitian ini adalah di Sekolah Menengah Atas Tri Bhakti Pekanbaru,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING MENGENAI PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

PERSEPSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING MENGENAI PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING 81 PERSEPSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING MENGENAI PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING Oleh : Restu Dewanti 1) Dra. Retty Filiani 2) Aip Badrujaman, M.Pd. 3) Abstrak Tujuan penelitian untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono. terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono. terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilihat dari kualifikasinya, maka penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1 Ajibarang kabupaten Banyumas pada semester genap bulan April tahun ajaran 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuasi yang difokuskan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuasi yang difokuskan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuasi yang difokuskan pada penggunaan pendekatan Open-ended terhadap kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah metode quasi-eksperiment. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah metode quasi-eksperiment. Penelitian A III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah metode quasi-eksperiment. Penelitian quasi-eksperiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya mengontrol variabel-variabel

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA. Lailatul Mufidah 1 dan Mochamad Nursalim 2

PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA. Lailatul Mufidah 1 dan Mochamad Nursalim 2 PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA Lailatul Mufidah 1 dan Mochamad Nursalim 2 Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menguji penggunaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data mentah dari pelaksanaan Pre-Test atau tes awal dapat dilihat pada lampiran 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data mentah dari pelaksanaan Pre-Test atau tes awal dapat dilihat pada lampiran 2 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian a. Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X 1 (Pre-Test) Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang mengarah pada penelitian eksperimen, yaitu metode penelitian yang mempunyai maksud mencari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam YLPI Pekanbaru yang beralamat di Jalan Prof. Mhd.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Yuda Pratama 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Yuda Pratama 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Yuda Pratama (yuda_pratama01@yahoo.com) 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT The purpose of this research was to improve students' motivation

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN

PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2014-2015 Penulis Galuh Mulyani FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2014.

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2014. III METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Metro pada tahun 04. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian eksperimen murni, kelompok subjek penelitian ditentukan secara

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian eksperimen murni, kelompok subjek penelitian ditentukan secara BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian eksperimen murni, kelompok subjek penelitian ditentukan secara acak, sehingga akan diperoleh kesetaraan kelompok yang berada dalam batasbatas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono yang berlokasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono yang berlokasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono yang berlokasi di Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur. Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMK Perbankan Riau tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMK Perbankan Riau tahun BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Perbankan Riau pada kelas X tahun ajaran 2013/2014. B. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH METODE MIND MAP TERHADAP PEMAHAMAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 104 JAKARTA

PENGARUH METODE MIND MAP TERHADAP PEMAHAMAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 104 JAKARTA 89 PENGARUH METODE MIND MAP TERHADAP PEMAHAMAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 104 JAKARTA Oleh: Dini Ardiningsih 1 Dr. Awaluddin Tjala 2 Drs. Djunaedi, M.Pd 3 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2014. Adapun lokasi penelitian akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Babussalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam peneliti ini adalah eksperimen. Dengan kata lain, penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI POSITIF. Rury Muslifar

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI POSITIF. Rury Muslifar Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 2, Mei 2015 ISSN 2442-9775 EFEKTIFITAS PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI POSITIF Rury Muslifar Program

Lebih terperinci

Kata kunci : Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Matematika Siswa

Kata kunci : Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Matematika Siswa PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Jurusan pendidikan matematika Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo 2014 ABSTRAK Ayu Amelia Dunggio

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAPMENGURANGI KEBIASAAN MENONTON FILM SINETRON DI SMP NEGERI I BATANG KUIS

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAPMENGURANGI KEBIASAAN MENONTON FILM SINETRON DI SMP NEGERI I BATANG KUIS 1 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAPMENGURANGI KEBIASAAN MENONTON FILM SINETRON DI SMP NEGERI I BATANG KUIS Muhammad Khuzairi Batubara Muhammadkhuzairi@Gmail.Com Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang

BAB III METODE PENELITIAN. Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang 57 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang menggunakan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Melalui Metode Diskusi

Lebih terperinci

Indah Nursuprianah, Aan Ani

Indah Nursuprianah, Aan Ani Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Lingkaran Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pada Pembelajaran Keliling Dan Luas Lingkaran (Studi Di SMPN 1 Sindangagung-Kuningan) Indah Nursuprianah, Aan Ani Jurusan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK

PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL POSITIF PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK Umi Chasanah (miu_mutzz44@yahoo.com) Syaifuddin Latif Shinta Mayasari ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Desain. TABEL III.1 PRETEST-POSTTEST CONTROL GROUP DESIGN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Desain. TABEL III.1 PRETEST-POSTTEST CONTROL GROUP DESIGN 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dan desain yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Desain. Keterangan: TABEL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Metode tersebut digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

Lebih terperinci