STUDI EKPLORASI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG BIDANG LAYANAN PRIBADI, SOSIAL, BELAJAR DAN KARIR
|
|
- Ratna Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 STUDI EKPLORASI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG BIDANG LAYANAN PRIBADI, SOSIAL, BELAJAR DAN KARIR Moh Khoerul Anwar Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta Yulia Rahmatika Aziza Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta Dewi Mariana Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRACT Penelitian ini berawal dari adannya fenomena Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) yang menuntut profesi bimbingan dan konseling memberikan layanan secara profesional terhadap semua peserta didik di satuan pendidikan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa tentang bidang layanan pribadi, sosial, belajar dan karir. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik studi ekplorasi tentang bidang layanan bimbingan dan konseling sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 111 Tahun Studi ekplorasi bidang layanan pribadi menekankan aspek layanan pribadi (self), bidang layanan sosial menekankan aspek hubungan sosial dan interpersonal, bidang layanan belajar menekankan pada upaya dalam pencapaian belajar secara optimal sedangkan bidang layanan karir menekankan aspek persiapan dalam memahami, memilih dan menyusun karir dimasa yang akan datang. Subjek penelitian ini berjumlah 43 mahasiswa terdiri mahasiswa semester 6 dan 8 jurusan bimbingan dan konseling. Instrumen yang digunakan berupa angket. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa persepsi mahasiswa tentang bidang layanan pribadi merupakan bidang layanan yang membantu masalah terkait aspek pribadi, bidang layanan sosial merupakan bidang layanan yang membantu siswa pada permasalahan sosial dan hubungan interpersonal, bidang layanan bimbingan belajar membantu mengatasi permasalahan belajar termasuk kesulitan belajar dan prestasi belajar, bidnag layanan bimbingan karier membantu siswa mengatasi masalah peminatan dan pekerjaan. Kata kunci : Persepsi, Bidang Layanan, Mahasiswa 1
2 PENDAHULUAN Bimbingan dan konseling hakikatnya adalah salah satu disiplin ilmu yang penting untuk dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, terlebih untuk menyongsong adanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Bimbingan dan konseling adalah salah satu disiplin ilmu yang lebih ditekankan kepada perannya sebagai fasilitator kebutuhan dan kompetensi siswa di sekolah. Praktek di lapangan dalam disiplin ilmu bimbingan dan konseling ini akan nampak dari bagaimana pemahaman mahasiswa ketika memperoleh materi pada jenjang perkuliahan. Pemahaman ini terkait dengan bidang layanan yang ada pada disiplin ilmu bimbingan dan konseling. Sesuai dengan Permendikbud No. 111 Tahun 2014 menyebutkan bahwa bidang layanan ini meliputi bidang layanan bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karier. Permendikbud No. 111 Tahun 2014 menjelaskan bahwa bidang layanan bimbingan pribadi merupakan proses pemberian bantuan dari konselor atau guru bimbingan dan konseling kepada peserta didik/ konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusan secara bertanggung jawab terkait aspek pribadinya, sehingga mencapai perkembangan pribadi yang optimal, mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan. Bidang layanan bimbingan sosial merupakan suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/ konseli untuk memahami lingkungannya, terampil berinteraksi secara positif, mampu mengatasi masalah-masalah sosial, menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya. Bidang layanan bimbingan belajar merupakan proses konselor atau guru bimbingan dan konseling kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi belajar, sikap dan keterampilan belajar, perencanaan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Proses pemberian bantuan konselor atau guru bimbingan dan konseling kepada peserta didik/ konseli untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.
3 Upaya dalam menjadi ahli dalam bimbingan dan konseling para mahasiswa diperguruan-perguruan tinggi pertama harus mengetahui, mencermati, menelaah dan memahami empat bidang layanan bimbingan dan konseling. Dimaksudkan sebagai cakupan utama yang senantiasa harus dipahami berupa pengertian, tujuan, dan ruang lingkup bidang layanan bimbingan dan konseling yang meliputi pribadi, sosial, belajar dan karier harus senantiasa menjadi pegangan utama sebagai ahli bimbingan dan konseling. Keempat bidang bimbingan dan konseling tersebut, harus benar-benar dipahami konsep dan juga aplikasinya. Sebagai mahasiswa yang sedang belajar disiplin ilmu bimbingan dan konseling wajib memahami konsep dan orientasi kedepan dari keempat program bimbingan dan konseling. Permendikbud No 111 Tahun 2014 juga menjelaskan bahwa Bimbingan dan konseling sebagai layanan profesional pada satuan pendidikan dilakukan oleh tenaga pendidik profesional yaitu Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling. Konselor adalah seseorang yang berkualifikasi akademik Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling dan telah lulus Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling/ Konselor. Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling yang dihasilkan Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan (LPTK) dapat ditugasi sebagai Guru Bimbingan dan Konseling untuk menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan. Berdasaran tersebut perlu adanya pemahaman yang menyeluruh dalam memahami bidang-bidang dan materi dalam disiplin ilmu bimbingan dan konseling sehingga harapan kedepan pada praktik dilapnagn diharapkan mampu memenuhi tuntutan keprofesionalan bimbingan dan konseling. Tujuan umum layanan bimbingan dan konseling adalah membantu peserta didik/ konseli agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir secara utuh dan optimal. Tujuan khusus layanan bimbingan dan konseling adalah membantu konseli agar mampu: (1) memahami dan menerima diri dan lingkungannya; (2) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir dan kehidupannya di masa yang akan datang; (3) mengembangkan potensinya seoptimal mungkin; (4) menyesuaikan diri dengan lingkungannya; (5) mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya dan (6) mengaktualiasikan dirinya secara bertanggung jawab. Sesuai dengan pernyataan permendikbud No. 111 ini jelas bahwa kedepan dengan adanya pemberian layanan bimbingan dan konseling yang baik akan menumbuhkan individu-individu berkualitas yang siap dan mampu bersaing di era globalisasi dan MEA.
4 Pemberian materi perkuliahan yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa mencakup empat bidang bimbingan dan konseling dirasa akan sangat memberikan kebermanfaatan pada proses perkuliahan. Dimana mahasiswa akhirnya akan memiliki persepsi diri yang sesuai dengan keempat bidang bimbingan dna konseling. Memahami bidang bimbingan dan konseling sangatlah penting, dimana bidang layanan untuk siswa dilapangan nantinya adalah 4 bidang bimbingan tersebut. Adanya guru dan konselor memahami konsep empat bidang bimbingan akan memudahkan guru dan konselor memetakan kebutuhan siswa disekolah nantinya. Memahami bidang bimbingan dan konseling juga akan memudahkan kita menggali akar masalah siswa di sekolah. Pemahaman atau persepsi tentang bidang bimbingan dan konseling ini sangat penting dimiliki oleh mahasiswa. Hal ini diharapkan agar nantinya mahasiswa benar-benar mampu memahami dan mengaplikasikannya dengan tepat di lapangan. Sarlito Wirawan Sarwono (20012) menjelaskan bahwa pengertian persepsi adalah kemampuan untuk membedakan, megelompokkan, memfokuskan, dan sebagainya itu, yang selanjutnya diinterpretasi. Dengan demikian bahwa persepsi atau asumsi memiliki peranan penting dalam menginterpretasi dan sebelum melakukan tindakan. Dengan adanya persepsi dan asumsi, mahasiswa akan melaksanakan dan merespon apa yang ada pada asumsi atau persepsi tersebut. Hal lain juga disampaikan oleh Slameto (2010) bahwa persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan dengan melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran, peraba, perasa dan penciuman. Artinya persepsi mahasiswa terkait bidang layanan pribadi, sosial, belajar dan karir menjadi sebuah dasar mahasiswa dalam mengaplikasikan layanan terhadap konseli. Selain itu, dengan mengetahui persepsi para mahasiswa terhadap empat bidang bimbingan dan konseling diharapkan akan semakin menambah pengetahuan dan pemahaman mahasiswa terkait empat bidang layanan bimbingan dan konseling sebagai dasar untuk mengembnagkan ilmu bimbingan dan konseling. Bidang layanan dalam Bimbingan dan Konseling meliputi layanan pribadi, sosial, belajar dan karir. Bidang layanan pribadi menekankan aspek layanan pribadi (self), bidang layanan sosial menekankan aspek hubungan sosial dan interpersonal, bidang layanan belajar menekankan pada upaya dalam pencapaian belajar secara optimal sedangkan bidang layanan karir menekankan aspek persiapan dalam memahami, memilih dan menyusun karir dimasa yang akan datang. Dengan demikian tampak jelas bahwa dengan
5 teridentifikasinya persepsi mahasiswa terkait bidang layanan pribadi, sosial, belajar dan karir diharapkan mampu berkontrubusi pada masyarakat ekonomi asia (MEA). Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) (2014) menjelaskan bahwa MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) merupakan komitmen transformasi ASEAN untuk membangun dan mencapai kemakmuran bersama dengan One Vision, One Identity, One Community. Dengan demikian bahwa konsep MEA merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dari berbagai pihak baik negara maupun lainnya. MEA memiliki sebuah konsep bersama yakni satu visi, satu identitas dan satu komunitas yang mengarah pada kemakmuran bangsa dan negara. Dengan demikian bahwa BNSP telah menyiapkan berbagai upaya yang akan dihadapi dalam membangun dan mencapai kemakmuran bersama. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengidentifikasi dan mengekplorasi layanan-layanan bimbingan yang diperlukan dan dilaksanakan dalam menyongsong masyarakat ekonomi asia. METODOLOGI Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan teknik survei. Nana Syaodih S (2012) menjelaskan bahwa survei digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel yang relatif kecil. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Bimbingan dan Konseling UNY semester 6 dan 8 berjumlah 43 mahasiswa. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa angket dan wawancara. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang diselidiki dengan melukiskan keadaan subyek dan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau bagaimana adanya. HASIL DAN PEMBAHASAN Persepsi mahasiswa yang beragam mengenai adanya MEA, dimana mahasiswa ini juga ditanya sejauh mana pemahaman mengenai permendikbud No. 111 tahun 2014 yang menguraikan dan menjelaskan tentang kualifikasi sebagai seorang guru BK/ Konselor, bidang layanan BK, serta jumlah jam pemberian layanan BK di kelas.
6 Hasil data yang didapatkan dari 43 responden terdiri dari 29 mahasiswa semester 6 dan 14 mahasiswa semester 8 dengan penjelasan bahwa peneliti menemukan beberapa informasi terkait dengan pemahaman Permendikbud pada mahasiswa semester 6 dan 8, ditemukan bahwa para mahasiswa dan mahaisiwi ini sebagian besar telah mengetahui adanya permendikbud, namun belum memahami isinya secara komprehensif. Hasil angket mahasiswa semester 6 dari 29 responden 6 mahasiswa belum mengetahui permendikbud No 111, sedangkan 23 mahasiswa telah mengetahui hanya saja kurang memahami lebih mendalam isi dari permendikbud No. 111 tahun Menurut mahasiswa semester 6 permendikbud ini menjelaskan pedoman pelaksanaan BK pada satuan pendidikan dasar dan menengah, posisi BK dikurikulum, penjurusan menuju peminatan K13, Implementasi BK di sekolah. Pada mahasiswa semester 8 sebagain besar telah mengetahui adanya permendikbud no 111. Hasil yang diperoleh bahwa menurut mahasiswa pemen ini memuat aturan kinerja yang lebih rinci, kejelasan profesi konselor PPG BK/ Konselor, sebagai penyempuna permen 81A. Berbeda halnya mengenai peran permendikbud no 111 tahun 2014 adalah adanya status dan posisi BK dalam lembaga pendidikan, memberikan penegasan tentang kejelasan profesi dan tugas guru BK, dan sangat menunjang masa depan profesi BK di Indonesia. Berbeda dengan mahasiswa semester 6, menurut mahasiswa semester 8 Permendikbud No. 111 sangat berperan sebagai payung hokum profesi BK, sangat mendukung agar terarah kinerja profesi BK namun untuk saat ini berperan tapi belum optimal. Dengan adanya pemahaman mengenai permendikbud tersebut, mahasiswa pula dituntut untuk memahami layanan yang akan diberikan baik layanan pribadi, sosial, karir dan belajar. Keempat bidang layanan ini mencakup layanan BK secara komprehensif. Setiap layanan ini memiliki karakteristik masing-masing. Layanan ini diberikan berdasarkan need assessment. Kesemuanya ini adalah dasar BK yang harus dipahami sebagai modal dasar dalam memberikan layanan profesional. Bidang layanan BK pribadi, sosial, belajar dan karir. Bidang layanan pribadi membantu mengatasi permasalahan pribadi, sosial membantu mengatasi permasalahan sosial, hubungan interpersonal, belajar membantu permasalahan belajar termasuk prestasi belajar, kesulitan dalam belajar dll, karir membantu mengatasi permasalahan berhubungan dengan peminatan dan pekerjaan. Terlebih dalam menyongsong masyarakat ekonomi asia. Oleh karenanya perlu adanya edukasi mengenai MEA dan upaya-upaya persiapannya. Peneliti menemukan beberapa informasi yang didapat dari mahasiswa semester 6 dan 8,
7 bahawa mereka pada umumnya sudah mengetahui MEA. Untuk memberikan pejelasan kepada orang lain mereka belum bisa. Secara lebih khusus belum mengetahui, ini disebakan oleh faktor kurangnya minat baca mereka. Menurut responden MEA itu adalah pasar bebas, pertukaran tenaga kerja serta kerjasama ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Upaya yang diperlukan dalam menghadapi MEA berupa pengembangan materi yang dibutuhkan seharusnya tetap kepada empat bidang layanan bimbingan, karena ini akan mejadikan manusia unggul, kreatif dan mampu mengembangkan potensinya. Ada sedikit fokus materi menurut mahasiswa yang menjadi responden ini adalah bidang karir karena MEA berhubungan dengan pekerjaan, kemudian konseling lintas budaya yang menjadi penunjang untuk dalam perdagangan. Empat orang mahasiswa semester 8 masih kurang paham tentang apa yang perlu mereka kembangkan, tetapi beberapa jawaban menyatakan kalau perlu pengembangan pada bidang karir dan konseling lintas budaya. Selain itu, upaya yang diperlukan dalam menyongsong MEA adalah konselor seharusnya berwawasan luas, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mampu berbahasa inggris serta konselor yang memiliki daya saing serta mampu meningkatakan dunia pendidikan. Pemahaman dan persepsi mahasiswa terkait dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN antara semester 6 dan 8 hampir sama, mahasiswa sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan MEA, namun untuk penjelasan yang lebih mendalam mahasiswa belum mampu menjelaskannya. Mahasiswa mempersepsikan bahwa MEA ini adalah adalah pasar bebas, pertukaran tenaga kerja serta kerjasama ekonomi dan peningkatan kesejahteraan yang membutuhkan kompetensi yang lebih. Mahasiswa menjelaskna bahwa kompetensi yang hendaknya dimiliki dalam rangka menyongsong MEA ini adalah kompetensi dalam empat bidang layanan bimbingan yaitu bidang Pribadi, Sosial, Belajar dan Karier secara professional. Namun, untuk fokus materi adalah bidang karir karena MEA berhubungan dengan pekerjaan, kemudian konseling lintas budaya yang menjadi penunjang untuk dalam perdagangan. Mahasiswa menjelaskan bahwa kompetensi lulusan yang diperlukan dalam menyongsong MEA ini adalah profesional, mampu bersaing, lulusan yang bisa berfikir secara global, mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat asia, berkualitas secara kinerja dan mental, serta memahami ruang lingkup BK dan dan dapat mengembangkannya. Cetak Biru Komunitas Ekonomi Asean (2009) menjelaskan bahwa KEA memiliki karakteristik utama sebagai berikut : (a) Pasar tunggal dan basis produksi, (b) Kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, (c) Kawasan dengan pembangunan ekonomi yang
8 merata, d) Kawasan yang terintegrasi penuh dengan ekonomi global. Karakteristikkarakteristik tersebut memiliki kaitan erat dan saling memperkuat satu sama lainnya. Pencatuman elemen-elemen yang diperlukan untuk setiap karakteristik dalam satu Cetak Biru akan menjamin konsisten dan keterpaduan elemen-elemen tersebut, termasuk implementasinya serta koordinasi yang tepat antar pemangku kepentingan. Cetak biru tersebut merupakan naskah kerjasama dari Negara-negara di ASEAN bahwasanya akan diberlakukan adanya pasar bebas atau MEA untuk meningkatkan perekonomian Negaranegar di ASEAN sehingga diharapkan nantinya ASEAN akan memiliki pembnagunan ekonomi yang merata di setiap Negara dan menjadi kawasan yang memiliki daya saing tinggi. Badan Nasional Sertifikasi Profesi (2014) menjelaskan bahwa Komitmen mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015, diambang pintu untuk di implementasi-kan pada akhir tahun 2015, Dimana pada saat itu arus barang dan jasa diantara negara-negara ASEAN akan bebas dapat melintasi batas batas negara secara fisik dan administrasi, tanpa sesuatu hambatan apapun. Pelaksanaan MEA akan menghilangkan hambatan aliran barang, investasi dan jasa diantara negara ASEAN. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa MEA akan segera diwujudkan pada akhir tahun 2015 dimana MEA ini memiliki karakteristik merupakan kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, pembangunan ekonomi yang merata dan para anggota dinegara-negara ASEAN ini bebas untuk dapat melintasi batas negara secara fisik dan administrasi, tanpa hambatan apapun. BNSP menjelaskan tujuan utama dari program liberalisasi perdagangan di lingkungan Negara-negara ASEAN adalah untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang ada di negara ASEAN Namun apabila tidak siap maka justru akan membawa dampak yang merugikan. Kunci utama dalam menghadapi ASEAN ini adalah peningkatan kompetensi SDM Indonesia agar dapat memanfaatkan keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif, dengan upaya peningkatan daya saing SDM nasional. Berdasarkan pendapat diatas untuk menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini diperlukan tenaga-tenaga ahli dalam masing-masing bidang. Begitu pula dengan bidang bimbingan dan konseling dibutuhkan tanaga professional agar mampu bersaing pada era MEA ini, dimana dasarnya adalah pemahamn yang mendalam mengenai 4 bidang layanan yang sesuai dengan permendikbud No. 111 tahun 2014.
9 PENUTUP Berdasarkan uraian-uraian diatas, kesimpulan akhir yang diperoleh dan saran perbaikan yang dianggap perlu ataupun penelitian lanjutan yang relevan adalah bahwa diperlukan tenaga yang profesional dalam menghadapi MEA. Sebagai calon konselor mahasiswa diminta untuk senantiasa mengembangkan kemampuaannya. Dimulai dari memahami dan mengamalkan apa yang ada dalam permendikbud no. 111 tahun Mahasiswa diminta untuk mengetahui dan memahami empat bidang layanan dasar bimbingan dan konseling yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajr dan karier. Persepsi dari mahasiswa yang diperoleh melalui angket mengenai empat dasar bidang layanan bimbingan nampaknya mahasiswa telah mengetahui peran dan aplikasinya pada prakteknya. Namun, ada sebagaian mahasiswa yang belum mengetahui adanya permendikbud no. 111 tahun 2014, ada baiknya mahasiswa diminta untuk membaca dan diminta untuk mencoba menyusun rencana atau realisasi dari permendikbud ini. Adanya MEA nantinya akan menjadikan kawasan ASEAN sebagai kawasan pasar bebas untuk menyambut hal tersebut kita harus mampu berdaya saing tinggi dengan negara-negara lain. Agar mampu meiliki daya saing kita harus memilki ilmu dna skill. Kedua aspek tersebut akan kita peroleh dari proses pembelajaran dan perkuliahan. Maka dua hal tersebut merupakan hal yang harus ditekankan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada dunia pendidikan dan dapat digunakan sebagai acuan untuk menyusun dan memetakan materi perkuliahan selanjutnya. Mahasiswa khusunya bimbingan dan konseling hendaknya diminta mengikuti perkembangan MEA agar nantinya setiap lulusan mampu bersaing dan berkompetisi dalam dunia kerja. DAFTAR PUSTAKA Badan Nasional Sertifikasi Profesi Menyongsong Era MEA. Bulan Biru Consulting. Jakarta Selatan Direktorat Jenderal Kerjasama Asean Departemen Luar Negeri Republik Indonesia. Cetak Biru Komunitas Ekonomi Asean (Asean Economic Community Blueprint) Nana Syaodih S Metode Penelitian Pendidikan. Rosda: Bandung. Sarlito Wirawan Sarwono Pengantar Psikologi Umum. Jakarta. Raja Grafindo Persada
10 Slameto Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju serta terbukanya pasar global akan menstimulus kita untuk selalu meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi professional accountant khususnya di era ASEAN Economic
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan ilmu sosial di perguruan tinggi yang masih banyak diminati hingga saat ini. Sejalan dengan kemajuan dunia teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kelangsungan hidup suatu negara salah satunya ditentukan oleh kualitas pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan
Lebih terperinciUJIAN AKHIR SEMESTER. Mata Kuliah Pengembangan Bimbingan dan Konseling Belajar Dosen Pengampu: Dr. Muh Farozin, M.Pd & Dr. Muh Nur Wangid, M.
UJIAN AKHIR SEMESTER Mata Kuliah Pengembangan Bimbingan dan Konseling Belajar Dosen Pengampu: Dr. Muh Farozin, M.Pd & Dr. Muh Nur Wangid, M. Si Oleh Moh Khoerul Anwar, S. Pd (14713251002) PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Ketika semua perusahaan harus menghadapi era globalisasi dan era modernisasi yang menuntut untuk dapat berkompetisi dengan perusahaan lainnya, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era global ini pendidikan masih dianggap sebagai kekuatan utama dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO TERHADAP PROFESI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
Persepsi Terhadap Profesi Guru BK 78 PERSEPSI MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO TERHADAP PROFESI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SERLI NOVITA SARI & NURUL ATIEKA Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lebih tinggi. Salah satu peran sekolah untuk membantu mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk lembaga pendidikan adalah sekolah. Sekolah sebagai suatu lembaga formal yang berperan dalam membantu siswa untuk mencapai tugas-tugas perkembangan
Lebih terperinciTANTANGAN PUSTAKAWAN INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN. Sri Suharmini Wahyuningsih 1 Abstrak
TANTANGAN PUSTAKAWAN INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Sri Suharmini Wahyuningsih 1 minuk@ut.ac.id Abstrak Kesepakatan pemimpin ASEAN dalam memajukan masyarakat agar dapat mengembangan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi Free Trade Area (AFTA) dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. pada ASEAN Economic Community (AEC) yang mana merupakan pedoman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini persaingan sangat ketat terutama dalam dunia bisnis. Budaya, teknologi dan pendidikan merupakan bagian dalam kehidupan manusia yang secara
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Penelitian tentang program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan di SMP Negeri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Hierarki Kebutuhan Terdapat berbagai macam teori motivasi, salah satu teori motivasi yang umum dan banyak digunakan adalah Teori Hierarki Kebutuhan. Teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eulis Karmila, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, orientasi pendidikan mengalami pergeseran yang menempatkan pembangunan manusia seutuhnya melalui pendidikan dan latihan dengan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP A. KESIMPULAN
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Pelaksanaan PPL memberikan manfaat yang sangat berarti bagi mahasiswa, baik dalam melatih kemampuan maupun mental. Kegiatan PPL dapat menjadi penunjang pengalaman yang dimiliki
Lebih terperinci2015 PROGRAM PENINGKATAN KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN HASIL ANALISIS KINERJA PROFESIONAL
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini memaparkan latar belakang masalah yang menjadi dasar pijakan peneliti melakukan penelitian, kemudian tujuan penelitian yang menjadi arah pada penelitian ini, selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama dalam membantu siswa untuk membangun sikap positif dalam belajar, membangkitkan rasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan hidup individu. Hal tersebut diungkapkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Rupublik
Lebih terperinciPRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DITINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS
PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DITINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam masa globalisasi saat ini sangat diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam masa globalisasi saat ini sangat diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas disetiap bidangnya guna sebagai salah satu faktor mendukung
Lebih terperinciMENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd
MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd A. PENDAHULUAN Banyak pertanyaan dari mahasiswa tentang, bagaimana menjadi konselor professional? Apa yang harus disiapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan di dalam bidang pendidikan. Perubahan perubahan tersebut menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, banyak terjadi perubahan baik dalam bidang teknologi, ekonomi, sosial-budaya, dan tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ihsan Mursalin, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bimbingan dan konseling di Indonesia, secara legal tercantum dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Pendidikan adalah suatu proses sadar tujuan, artinya bahwa kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu Bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan
Lebih terperincidikembangkan suatu sistem pengembangan faktor-faktor psikologis siswa.2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah menciptakan kebijaksanaan dalam pendidikan sebagai sarana pengembangan bangsa, meliputi kemanusiaan dan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan adalah kebutuhan yang mutlak perlu dipenuhi selama hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah kebutuhan yang mutlak perlu dipenuhi selama hidup dalam kehidupan manusia. Tidak adanya pendidikan mustahil suatu komunitas manusia bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Seiring dengan majunya perkembangan dunia pada saat ini diharapkan lahir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi-potensinya agar menjadi pribadi yang bermutu. Sekolah. keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat mengembangkan potensi-potensinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komponen yang sangat kuat kedudukannya dimana sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam suatu Negara, sumber daya manusia merupakan salah satu komponen yang sangat kuat kedudukannya dimana sumber daya manusia tersebut merupakan aset terbesar
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan hasil studi dan pengembangan model konseling aktualisasi diri
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan hasil studi dan pengembangan model konseling aktualisasi diri untuk mengembangkan kecakapan pribadi mahasiswa dipaparkan sebagai berikut. 1. Model
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera diberlakukan pada tahun 2015.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASEAN Ecomonic Community (AEC) atau yang lebih dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera diberlakukan pada tahun 2015. AEC merupakan realisasi dari tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan. Pendidikan adalah
Lebih terperinciUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
IMPELEMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM KURIKULUM 2013 Disampaikan bagi Koordinator Bimbingan dan Konseling DKI Jakarta, 4 Juni 2013 Oleh Prof. Dr. Uman Suherman AS., M.Pd UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL
HASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL DR. MUKMINAN SUPARMINI, M.Si MUHAMMAD NURSA BAN, M.PD LUSIANA INDRININGTIASTUTI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada kondisi sekarang ini, Indonesia memasuki kehidupan era globalisasi yang banyak terjadi perubahan-perubahan. Guna menghadapi tantangan global diperlukannya
Lebih terperinciPENYIAPAN TENAGA TERAMPIL MENYONGSONG PEMBERLAKUAN PASAR BEBAS MEA 2015
Published on Universitas Negeri Yogyakarta (https://uny.ac.id) Home > Prof. Dr. Muhyadi Prof. Dr. Muhyadi Submitted by nurhadi on Sun, 2015-06-21 13:09 PENYIAPAN TENAGA TERAMPIL MENYONGSONG PEMBERLAKUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier adalah bagian hidup yang berpengaruh pada kebahagiaan hidup manusia secara keseluruhan. Oleh karenanya ketepatan memilih serta menentukan keputusan karier
Lebih terperinciPROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI ERA DISRUPSI: PELUANG DAN TANTANGAN
PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI ERA DISRUPSI: PELUANG DAN TANTANGAN Oleh Dr. Hartono, M.Si. Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas PGRI Adi Buana Surabaya E-mail: hartono@unipasby.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin berat. Tantangan tersebut adalah diberlakukannya perdagangan bebas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi akuntan di Indonesia sekarang ini menghadapi tantangan yang semakin berat. Tantangan tersebut adalah diberlakukannya perdagangan bebas diantara negara-negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang masa depan dari saat ini, maka fokus perhatian kita adalah sejauh mana kesiapan sumber daya yang kita miliki saat ini dapat dikembangkan dan di tingkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi negara merupakan hal yang sangat penting untuk dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan perekonomian yang lebih
Lebih terperinciPENGARUH PRESTASI BELAJAR KEJURUAN DAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA JURUSAN TEKNIK PEMESINAN SMKN 3 YOGYAKARTA
PENGARUH PRESTASI BELAJAR KEJURUAN DAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA JURUSAN TEKNIK PEMESINAN SMKN 3 YOGYAKARTA Oleh: Irwan Dwis Hasta Setiyawan *), dan Setya Hadi, M.Pd. **) ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fungsi pendidikan dirasakan semakin penting, baik yang bersifat formal maupun nonformal.
Lebih terperinciBIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013
BIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013 Hak Cipta 2014 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian tentang program bimbingan karir untuk mengembangkan selfefficacy
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Penelitian tentang program bimbingan karir untuk mengembangkan selfefficacy karir peserta didik Kelas X MAN 1 Bandung tahun ajaran 2011/2012 menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang demikian pesat pada akhir-akhir ini menyebabkan terjadinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang demikian pesat pada akhir-akhir ini menyebabkan terjadinya globalisasi. Fenomena globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia dan mengembangkan kepribadian dan potensi (bakat, minat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat seluruhnya. Keberhasilan pembangunan tidak lagi diukur dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan antar negara di dunia melalui industrialisasi dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi persaingan antar negara di dunia melalui industrialisasi dan teknologi informasi menjadi semakin ketat dan tajam yang sudah barang tentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu proses interaksi antara konselor dengan konseli baik secara langsung (tatap muka) atau tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat memasuki dunia kerja, demikian halnya dengan pendidikan di SMA. Kurikulum SMA dirancang untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipisah antara unsur yang satu dengan yang lainnya dan juga tidak bisa dipisahkan dengan sistem-sistem kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara legalitas keberadaan bimbingan dan konseling di Indonesia tercantum dalam undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi merupakan zaman dimana kebudayaan, moral maupun tingkat ketergantungan manusia meningkat. Kondisi kebutuhan dan tantangan dunia kerja di era
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah merupakan Arus kemajuan zaman dan teknologi pada era globalisasi saat ini pendidikan selalu suatu hal yang tidak dapat dihindari. Sama halnya dalam mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah mengubah keadaan masyarakat di seluruh dunia. Setiap orang menghadapi tantangan untuk berkiprah di dunia dengan dibukanya pasar bebas.
Lebih terperinciPENGENALAN DOSEN PENASEHAT AKADEMIK
PENGENALAN DOSEN PENASEHAT AKADEMIK Sub Pokok Bahasan : Tugas dan peran dosen PA Karakteristik dosen PA yang efektif Modalitas yang dimiliki dosen sebagai PA Masalah yang dihadapi dosen PA Faktor-faktor
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang berkemampuan, cerdas, dan handal dalam pelaksanaan pembangunan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penguasaan kemampuan pedagogik pada Mahasiswa Pendidikan Geografi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan yang terus berubah dan hampir semua orang melaksanakan pendidikan karena pendidikan itu tidak pernah terpisahkan dalam kehidupan manusia. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat untuk menghadapi era globalisasi, bukan hanya masyarakat terpencil saja bahkan seluruh
Lebih terperinciE-tech,Vol.III, No.1 Page 0
E-tech,Vol.III, No.1 Page 0 PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KOMPETENSI TENAGA PROFESIONAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN Feni Fitri *Jurusan KTP FIP UNP Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Persepsi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini disajikan kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian. Kesimpulan merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian, sedangkan rekomendasi berkenaan
Lebih terperinciMENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DAN SERTIFIKASI GURU
MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DAN SERTIFIKASI GURU Oleh HASTUTI Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta Makalah Disampaikan Pada Pengabdian Masyarakat Di Sentolo Kulon Progo 0 Pendahuluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan semakin terbukanya pasar dunia, Indonesia dihadapkan pada persaingan yang semakin luas dan berat. Ketidakmampuan dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi saat ini menuntut adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satu wahana untuk
Lebih terperinciEvaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta
Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Sejarah Kurikulum Prodi Teknik Informatika Hingga saat ini, Program Studi Teknik Informatika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan eksternal, seperti yang dikatakan Asep Mahfuds (2011:14), factor eksternal, guru
1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Menghadapi era globalisasi, diperlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan ini terlebih dahulu dapat dilakukan dengan peningkatan mutu pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fungsi pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fungsi pendidikan dirasakan semakin penting, baik yang bersifat formal maupun nonformal. Hal ini tidak terlepas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Badan Pusat Statistik pada tahun 2013 lalu, terdapat 7,9 juta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa kini karir merupakan topik hangat yang banyak diperbincangkan oleh orang-orang dan merupakan masalah yang sangat serius. Tidak seimbangnya antara jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan media dalam membangun kecerdasan dan kepribadian anak atau peserta didik menjadi manusia yang lebih baik. Oleh karena itu, pendidikan secara terus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semua negara dalam menghadapi arus globalisai, sebab daya saing. pergeseran era akan daya saing yang tinggi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu perkembangan teknologi dan komunikasi berkembang pesat, salah satu dampak kemajuan teknologi adalah munculnya arus globalisasi. Daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dan informasi yang ditandai oleh perubahan sosial, budaya dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dan informasi yang ditandai oleh perubahan sosial, budaya dan ekonomi yang begitu cepat, mengakibatkan meningkatnya konflik dan kecemasan hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan meningkat dan bervariasinya kebutuhan manusia. Hal tersebut mendorong tumbuhnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara dan Bangsa, karena pendidikan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang cerdas di era seperti sekarang ini sangat penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pendidikan nasional yang termuat dalam pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Mewujudkan masyarakat yang cerdas di era seperti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Pendidikan merupakan masalah yang menarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri merupakan salah satu program studi yang berada di bawah naungan Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan telah memberikan kontribusi yang besar dalam membangun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan telah memberikan kontribusi yang besar dalam membangun peradaban bangsa Indonesia dari masa ke masa. Berbagai kajian dan pengalaman menunjukkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur, seperti guru, sarana pembelajaran, aktivitas siswa, kurikulum dan faktor lain seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Pendidikan adalah proses melatih daya-daya jiwa seperti pikiran, ingatan, perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun sebagai warisan
Lebih terperinciPersaingan Global Profesi Pustakawan dalam Era MEA
Persaingan Global Profesi Pustakawan dalam Era MEA Dr. Agus Rusmana, M.A. (Program Studi Ilmu Perpustakaan Fikom Universitas Padjadjaran Bandung) Email: a.rusmana@unpad.ac.id Orientasi Pustakawan Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan baik ekonomi, sosial, politik dan budaya. Untuk. memenuhi tuntutan itu, harus di lakukan sumber daya manusia dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Era globalisasi menuntut orang untuk lebih kompetitif dalam segala aspek kehidupan baik ekonomi, sosial, politik dan budaya. Untuk memenuhi tuntutan itu, harus di lakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dan tanggung jawab yang diemban seorang guru bimbingan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan dan tanggung jawab yang diemban seorang guru bimbingan dan konseling dalam kegiatan konseling cenderung mengantarkannya pada keadaan stres. Bahkan ironisnya,
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMK NEGERI 1 KEDAWUNG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016
1 UPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SMK NEGERI 1 KEDAWUNG SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Rifai Fahrudin ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian tentang Pengaruh Pelatihan Profesional, Parental Influence dan
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini dijelaskan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian tentang Pengaruh Pelatihan Profesional, Parental Influence dan Persepsi Mahasiswa Terhadap Pemilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan manusia. Pendidikan yang diperoleh masyarakat akan terus berkembang dengan baik dan mempunyai
Lebih terperinciBUKU PANDUAN PROGRAM MAGANG II SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN YAYASAN PENDIDIKAN UJUNG PANDANG (STKIP YPUP) MAKASSAR
BUKU PANDUAN PROGRAM MAGANG II SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN YAYASAN PENDIDIKAN UJUNG PANDANG (STKIP YPUP) MAKASSAR i KATA PENGANTAR Buku Panduan Program Magang II ini merupakan salah satu
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG STRATEGI BELAJAR GROUP RESUME DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang akan datang sangat tergantung pada kualitas manusia yang dikembangkan pada masa
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya alam manusia merupakan inti dan titik berat dari pembangunan nasional secara keseluruhan. Keberhasilan pencapaian pembangunan dimasa
Lebih terperinciKUESIONER PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GURU (PEPPG)
KUESIONER PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GURU (PEPPG) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN DAN KETENAGAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Setiap negara pasti memiliki hubungan interaksi dengan negara lain yang diwujudkan dengan kerja sama di suatu bidang tertentu. Salah satu diantaranya adalah
Lebih terperinciS K R I P S I Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Oleh : MEGA ANDRIATI A
1 APLIKASI PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS) PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK KECAKAPAN GENERIK DI SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 S K R I P S I Untuk memenuhi
Lebih terperinci(Staf Pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi UNY)
KESIAPAN MENJADI GURU MAHASISWA AKTIVIS ORGANISASI KEMAHASISWAAN FISE UNY Oleh: Siswanto (Staf Pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi UNY) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kesiapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetitif. Dengan semakin berkembangnya era sekarang ini membuat kinerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini pendidikan sangatlah penting bagi semua orang. Bekal pendidikan yang dimiliki oleh setiap individu akan bermanfaat dan berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan seseorang. Kualitas kehidupan seseorang dapat ditingkatkan melalui pendidikan. Demikian pentingnya
Lebih terperinci