Pemanfaatan Sekam Padi Sebagai Bahan Dasar Kayu Press Berbasis Usaha Mikro Untuk Petani Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kegiatan : PKM-GT
|
|
- Fanny Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Universitas Brawijaya, Malang Pemanfaatan Sekam Padi Sebagai Bahan Dasar Kayu Press Berbasis Usaha Mikro Untuk Petani Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kegiatan : PKM-GT Disusun oleh: Hermantoro Wahyu Pradana Teknik Mesin, FT-UB 2011
2 1. Judul Kegiatan : PEMANFAATAN SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN DASAR KAYU PRESS BERBASIS USAHA MIKRO UNTUK PETANI 2. Bidang Kegiatan : PKM-AI PKM-GT 3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : HermantoroWahyu Pradana b. NIM : c. Jurusan : Teknik Mesin d. Universitas/Institut/Politeknik : Uniersitas Brawijaya, Malang e. Alamat Rumah dan No Tel/HP : Jalan Panglima Sudirman VII/155, Tulugagung / f. Alamat herman_einstein@rocketmail.com 4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 1 orang 5. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr.Eng. Yudy Surya Irawan, ST., M.Eng. b. NIP : c. Alamat Rumah dan No. Telp : Perum Gadang Cahaya Raya D-2, Malang Telp Malang, 28 Desember 2011 Menyetujui, Ketua Jurusan Teknik Mesin, FT-UB Ketua Pelaksana Kegiatan (Dr. Slamet Wahyudi, ST., MT.) (Hermantoro Wahyu P.) NIP NIM Pembantu Rektor III Universitas Brawijaya Dosen Pendamping (Ir. H. R. B. Ainurrasyid, MS.) (Dr.Eng. Yudy Surya Irawan, ST., M.Eng.) NIP NIP
3 KATA PENGANTAR Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang melimpah, mulai dari beragam jenis tanaman dapat tumbuh subur dan menghasilkan pendapatan yang tidak kecil bagi negara. Padi merupakan salah satu komoditas utama yang berkembang di Indonesia. Dan banyak warga Indnonesia yang masih menggantungkan penghasilan dari pertanian padi ini. Pemanfaatan lahan pertanian baik berupa tanaman padi itu sendiri ataupun limbah sisa pengteolahannya merupakan salah satu langkah yang tepat untuk sekaligus menjaga lingkungan. Karya ini memperlihatkan sebarapa besar potensi besar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Indonesia membutuhkan ide-ide kreatif dari seluruh masyarakat untuk terus berkembang menjadi lebih baik ke depan. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini yaitu: 1. Allah SWT yang memberikan kesehatan serta kesempatan untuk membuat karya tulis ini. 2. Orangtua yang sangat membantu pemberian motivasi serta nasehat yang bermanfaat dalam proses penulisan yang cukup banyak menyita waktu. 3. Bapak Yudi Surya Irawan dari Jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya yang selalu membimbing kami. 4. Para Senior Jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya yang telah membantu membimbing dan memberikan masukan. 5. Teman-teman lain yang telah memberi motivasi bagi penulisan karya tulis ini. Karya ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi serta wacana yang bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya. Malang, 28 Desember 2011 Penulis
4 DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Ringkasan i ii iii iv iv v PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan 1 Manfaat 2 GAGASAN 2 Kondisi kekinian 2 Solusi yang pernah diterapkan 2 Gagasan yang ditawarkan 4 Pihak-pihak yang dapat mengimplementasikan gagasan 6 Langkah strategis implementasi gagasan 7 KESIMPULAN 8 Inti Gagasan 8 Teknik Implementasi Gagasan 8 Prediksi hasil yang akan diperoleh 8 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP DAFTAR TABEL Tabel 1. Strategi Peningkatan Nilai Jual Sekam Padi 5 Tabel 2. Identifikasi Pelaksana dan Program yang diterapkan 6 Tabel 3. Peranan elemen terkait dalam pengembangan produksi kayu sekam 7
5 RINGAKASAN Hasil pertanian Indonesia memiliki peranan penting dalam penggerak roda perekonomian. Terutama disektor pertanian tanaman pangan, yang menjadi komoditi utama pertanian Indonesia. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional pada tahun 2009, lahan pertanian di Indonesia sekitar Ha dengan total produksi tahunan ton. Tentunya dari sektor ini akan banyak menghasilkan pendapatan bagi negara. Namun disamping itu, pengolahan limbah yang dilakukan kurangah maksimal. Jika dibandingkan dengan output hasil pertanian yang ada, pengolahan limbah penggilingan kurang menghasilkan pendapatan bagi pengelolanya. Dewasa ini, terdapat potential demand produk hasil pertanian yang mengikuti kemauan green consumers dunia yang semakin meningkat. Data di Amerika Serikat menunjukan peningkatan jumlah green consumers dari 62% menuju 77% dalam rentang waktu (Ryan,2006). Hal ini merupakan langkah tepat untuk menghasilkan produk yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah-limbah pertanian yang selama ini belum digunakan secara maksimal. Sekam sisa proses penggilingan padi merupakan salah satu limbah pertanian yang memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Karya tulis ini bertujuan untuk merumuskan konsep pengembangan pengolahan limbah padi berupa sekam dan mencari langkah inovatif untuk memanfaatkan sekam sebagai bahan dasar pembuatan produk yang lebih bernilai ekonomis. Gagasan ini ditulis dengan dengan analisis dari beberapa permasalahan yang terjadi pada pertanian padi di Indonesia, yang dikombinasi dengan solusi logis berdasarkan tinjauan pustaka yang ada. Berdasarkan hasil analitis, pengembangan pengolahan limbah padi berupa sekam dapat dilakukan dengan memanfaatkannnya untuk pembuatan kayu press sebagai pengganti serbuk kayu yang umum digunakan, selanjutnya hasil olahan ini disebut Kayu Sekam. Langkah lain sebagai penguatan internal nilai jual dari sekam adalah memanfaatkannya secara langsung menjadi bahan untuk pembuatan furnitur. Sedangkan penguatan secara eksternal adalah dengan menjualnya langsung kepada konsumen yang dilakukan oleh petani pengelola sediri sehingga diharapkan agar para petani secara langsung dapat mengembangkan usaha tersebut secara mandiri. Pengembangan tersebut difasilitasi oleh lembaga pemerintah, LSM, serta kalangan akademisi dan didukungan dana oleh Lembaga Keuangan Mikro seperti Koperasi.
6 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan hasil pertanian yang cukup tinggi. Salah satu hasil utamanya adalah padi. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional pada tahun 2009, lahan pertanian di Indonesia sekitar Ha dengan total produksi tahunan ton. Tentunya dari hasil pengolahannya menghasilkan bahan sisa atau limbah dengan jumah yang besar. Sekam dan batang padi adalah salah satu limbah dari proses pengilingan padi yang jumlahnya sangat banyak namun masih memiliki nilai jual yang relatif rendah. Justru kebanyakan petani kurang mampu memanfaatkan limbah ini. Dibakar atau pun dijual kembali tanpa adanya pengolahan lebih lanjut adalah beberapa contoh pemanfaatan limbah sekam dan batang padi dalam skala yang sangat minimum. Agar bahan sekam dan batang padi mempunyai nilai jual yang lebih tinggi maka perlu adanya inovasi pengolahan yang tepat guna. Dewasa ini, terdapat potential demand produk hasil pertanian yang mengikuti kemauan green consumers dunia yang semakin meningkat. Data di Amerika Serikat menunjukan peningkatan jumlah green consumers dari 62% menuju 77% dalam rentang waktu (Ryan,2006). Hal ini merupakan langkah tepat untuk menghasilkan produk yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah-limbah pertanian yang selama ini belum digunakan secara maksimal. Tujuan Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulisan gagasan ini bertujuan untuk : 1. merumuskan konsep pengembangan pengolahan limbah padi berupa sekam 2. mencari langkah inovatif dalam memanfaatkan sekam sebagai bahan dasar produksi kayu prees 3. membantu petani untuk menciptakan lahan usaha baru 4. mengoptimalkan pemberdayaan sumber daya manusia didaerah pedesaan Manfaat Manfaat karya tulis ini adalah meningkatan nilai ekonomis sekam padi dari proses sisa penggilingan padi, memperkaya khasanah pengetahuan masyarakat tentang potensi produk berbasis limbah sekam menjadi rekomendasi terhadap peningkatan nilai jual limbah sisa penggilingan padi berupa sekam berbasis usaha mikro bagi petani. GAGASAN Kondisi Kekinian Kebutuhan furniture di dalam negeri juga cenderung meningkat, sejalan dengan mulai membaiknya bisnis properti di Indonesia. Karena sebagaimana diketahui kebutuhan akan rumah tinggal yang sehat juga terlihat semakin meningkat dan secara tidak langsung
7 kebutuhan akan perabotan rumah tangga pun akan meningkat pula. Salah satu perlengkapan rumah tangga yang dibutuhkan antara lain adalah furniture, baik berupa perlengkapan ruang tamu, perlengkapan ruang tidur, perlengkapan ruang dapur dan perlengkapan ruang belajar. Perlengkapan furniture yang dimanfaatkan untuk tempat tinggal umumnya adalah terbuat dari bahan dasar kayu dimana jenis ini memang sudah lama menjadi bahan dasar dalam pembuatan furniture di Indonesia. Di sisi lain, teknologi yang berkembang memaksa manusia untuk terus memanfatkan potensi alam yang ada. Akibat dari eksploitasi alam yang berlebihan tentu akan berakibat buruk untuk kehidupan manusia. Beragam cara telah di upayakan, termasuk mencari bahan-bahan alternatif dari alam dan tentunya harus kembali untuk alam pula. Dengan pemanfaatan dan pengolahan produk yang tepat, tentu menjadikan lahan baru untuk membantu ekonomi masyarakat. Solusi yang Pernah Diterapkan Particle/Kayu press Particle atau kayu press adalah bahan serbuk dari sisa olahan kayu yang dibentuk menjadi papan lembaran dengan ukuran standar 244 X 122 cm.bahan dasar ini sering digunakan sebagai speaker untuk menghasilkan suara memantul.namun banyak dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat furnitur. Material ini tidak cukup kuat untuk digunakan sebagai perabotan rumah tangga karena sifatnya yang mudah memendar maka akan rontok jika terkena air dan kurang kuat menahan beban berat.meski demikian bahan dasar ini bisa dipakai untuk beberapa tahun selama tidak terkena air. Spesifikasi dan kwalitas bahan Mudah lapuk. Kayu press yang ada dipasaran secara umum memiliki sifat sebagai berikut : 1. Kurang kuat mudah berpendar 2. Permukan halus 3. Jika di paku atau di skrup mudah lepas sistem perakitan biasanya menggunakan knockdown 4. ukuran 122 X 244cm ketebalan 9 mm s/d 3.5 cm Gambar 1. Tekstur kayu press dengan bahan dasar serbuk kayu (sumber: ) Papan Semen dengan Sekam Padi Komposit semen-serat dipakai luas pada berbagai konstruksi bangunan di dunia. Hampir 70% produksi komposit semen-serat didasarkan pada bahan pengisi (filler) asbestos. Pada negara maju seperti Amerika serikat dan sebagian Asia konsumsi
8 pemakaian komposit semen asbestos mencapai 90% (Warden, dkk, 2000). Selain komposit semenasbestos, pemakaian komposit semen-serat kayu diseluruh dunia juga cukup tinggi. Pemakaian yang cukup tinggi ini akan mendorong eksplorasi hutan secara berlebihan dan menyebabkan ketidakseimbangan lingkungan yang membahayakan kehidupan manusia. Pencarian material alternatif yang lebih murah dan tidak membahayakan kehidupan manusia merupakan usaha yang paling tepat. Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi cukup besar untuk memanfaatkan serat yang diperoleh dari sampah pertanian sebagai bahan pengisi komposit semen. Di Indonesia dari total luas tanah sebesar 7,8 juta hektar yang ditanami padi setiap tahun akan dihasilkan padi (gabah kering giling) sebanyak 51,9 juta ton yang setara dengan 32,7 juta ton beras dan 19,2 juta ton kulit beras/sekam (Dai Food Policy Advisory Team BAPPENAS, 2002). Selama ini sekam padi sebagai limbah penggilingan padi sebagian kecil sudah dimanfaatkan sebagai bahan pengawet/penyimpanan es dan bahan bakar pada proses pembuatan batu bata, kompos, sedangkan sebagian besar dibuang atau dibakar. Pembakaran sekam padi akan menghasilkan abu dengan kandungan karbon sebesar 15% berat yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan (De Souza, dkk, 2000). Sekam dapat diubah menjadi produk bernilai tinggi menggantikan serat kayu ataupun serat asbes sebagai material penguat komposit semen. Pemanfaatan sekam sebagai bahan pengisi altenatif menggantikan serat kayu ataupun serat asbes pada beberapa produk komposit semen seperti internit, atap papan, serta struktur arsitek akan mampu menyelamatkan hutan di Indonesia. Modifikasi papan semen dengan menggunakan sekam padi yang selama ini dianggap limbah dan hasil samping produk pertanian sebagai bahan alternatif dapat menggantikan serat kayu yang ketersediaannya semakain terbatas dan serat asbes yang berbahaya bagi kesehatan dan cukup mahal harganya untuk material penguat komposit semen. Berdasarkan solusi yang pernah diterapkan, proses produksi massal akan membutuhkan dana yang tidak sedikit bagi penngembang usaha mikro. Berangkat dari masalah yang ada, muncul pemikiran dan ide-ide untuk mengaplikasikan sekam padi yang dianggap sebagian besar masyarakat hanya sebagai sampah sisa untuk menjadi produk lain yang lebih tepat guna dan relatif mudah untuk dikembangkan usaha mikro di daerah pedesaan. Sehingga diharapkan dapat membantu ekonomi masyarakat di daerah pedesaan, khususnya para petani. Gagasan yang Ditawarkan Konsep Dana Modal Awal Modal awal merupakan salah satu hal penting dalam menembangkan usaha mikro. Begitu pula usaha mikro di pedesaan yang kebanyakan masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Pembiayaan untuk Usaha Kecil dan Menengah(UKM) sebaiknya menggunakan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang ada, maupun non bank. Lembaga Keuangan Mikro bank antara Lain: BRI unit Desa dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Sampai saat ini BRI memiliki sekitar unit yang tersebar diseluruh Indonesia. Dari kedua LKM ini sudah tercatat sebanyak unit yang melayani UKM. Selain Lembaga Keuangan Mikro berbasis bank, modal awal juga dapat disuplai dari LKM non bank seperti Koperasi. Koperasi yang dikembangkan oleh masyarakat desa dapat menjadi wadah untuk menjamin permodalan usaha mikro. Namun perlu dicatat bahwa suplai modal berbasis koperasi harus mendapat dukungan penuh dari warga.
9 Pembuatan Produk Kayu Sekam Kayu sekam merupakan salah satu bentuk olahan sekam yang masih belum berkembang di kalangan masyarakat. Produk ini merupakan modifikasi dan pengembangan dari kayu press yang menggunakan serbuk kayu sebagi bahan utama. Dasar pemilihan sekam padi sebagai bahan pengganti serbuk kayu : 1. Mengadung kadar silika dan lignin yang tinggi serta adanya ikatan lignoselulosa (Close & Menke.1986) 2. Bahan organik yang ramah lingkungan dan aman bagi manusia 3. Produksinya tinggi dan kontinuitas ketersediaannya terjamin karena seiring dengan produksi padi untuk manusia 4. Penggunaannya tidak bersaing dengan kebutuhan manusia 5. Keberadaannya terkonsentrasi pada tempat tertentu (di pabrik penggilingan padi) 6. Merupakan bahan isolator panas yang baik 7. Masih belum banyak digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih bernilai ekonomi Tabel 1. Strategi Peningkatan Nilai Jual Sekam Padi Aspek Penguatan Internal Penguatan Eksternal Strategi Pengolahan sekam menjadi produk baru yaitu Kayu Sekam. Membuat barang produksi dengan memanfaatkan kayu sekam. Penjualan produk setengah jadi untuk pembuatan produk lain Penjualan produk jadi Penjualan langsung ke konsumen melalui koperasi Berdasarkan potensi yang ada pada sekam padi tersebut, perlu adanya tindak lanjut agar limbah padi yang berupa sekam memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan dapat menjadi salah satu usaha sampingan untuk petani padi. Alat dan Bahan : 1. Sekam padi 2. Mesin Press 3. Lem jenis phenol-formaldehyde Proses produksi : 1. Sekam sisa penggilingan padi dibersihkan dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang bercampur di dalamnya 2. Sekam dikeringkan dibawah terik sinar matahari selama satu hari 3. Setelah kering, kemudian dilanjutkan dengan proses gluing. Lem yang digunakan adalah jenis urea resin atau. Sekam dicampur dengan lem hingga merata. Campuran ini disebut vinir. 4. Lapisan-lapisan vinir diatur di bawah mesin press dengan tekanan tinggi hingga ketebalan yang diinginkan. Lakukan proses pressing. 5. Lembaran-lembaran kayu press ini kemudian dipotong sesuai kebutuhan produksi yang diperlukan
10 Gambar 2. Mesin press kayu (sumber: routeterritory.wordpress.com, 2011) Cara lain yang ditawarkan untuk meningkatkan nilai jual hasil olahan sekam yang berupa kayu sekam adalah dengan mengolahnya menjadi produk jadi. Misalnya untuk pembuatan furnitur. Konsep penjualan Salah satu faktor penting yang menjadi penentu berkembangnya suatu usaha adalah strategi penjualan. Promosi yang baik menjadi salah satu media untuk meningkatkan penjualan. Sekam yang hanya dijual apa adanya hanya memiliki nilai jual yang relatif rendah. Setelah sekam dimodifikasi menjadi kayu press, tentu produk ini akan memiliki nilai guna yang lebih tinggi dari sebelumnya. Penjualan produk dilakukan dengan sistem kooperatif dengan melakukan kerjasama dengan pengerajin mebel. Pemasaran bisa dilakukan langsung kepada konsumen ataupun melalui showroom yang dikembangkan sendiri. Namun sebagai penyedia dana tetap melakukan kerjasama dengan koperasi. Jadi showroom pun juga dikelola bersama dengan koperasi. Gambar 3. Skema pemasaran produk (sumber : hasil analisis, 2011)
11 Pihak-pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan berikut: Gagasan ini dapat terwujud melalui partisipasi aktif pihak-pihak sebagai Tabel 2. Identifikasi Pelaksana dan Program yang diterapkan Pelaksana Program yang diterapkan Petani padi Sebagai target dari implementasi gagasan Penyedia bahan dasar sekam LKM (Koperasi) Sebagai penyedia modal dana kerjasama dengan petani padi Pengerajin Furnitur Sebagai partner kerjasama dengan petani Untuk pengembangan pengolahan sekam sebagai kayu press untuk peningkatan nilai jual limbah sekam, berkut ini merupakan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan program gagasan : Tabel 3. Peranan elemen terkait dalam pengembangan produksi kayu sekam No. Lembaga Peranan 1 Lembaga penelitian Melakukan riset terhadap bahan campuran agar dihasilkan output berkualitas 2 Pemerintah Memberikan bantuan dana untuk pengembangan UKM di bidang produksi kayu sekam 3 Bank Memberikan kredit murah untuk memulai usaha produksi kayu press dengan bahan dasar sekam padi 4 Distributor Menentukan daerah tujuan operasi di dalam dan luar negeri untuk memasarkan output produk Langkah Strategis Implemantasi Gagasan Langkah-langkah strategis untuk menerapkan gagasan penerapan bahan sekam padi sebagai bahan baku pembuatan kayu press ini adalah : 1. Identifikasi pengembangan pengolahan yang lebih terpadu untuk mendapatkan produk yang unggul 2. Sosialisasi dari Lembaga Penelitian atau pihak lain yang berkompeten dibidangnya untuk meratakan penerapan gagasan 3. Melakukan pendekatan terhadap pihak-pihak yang berkeinginan ambil bagian dalam pengembangan usaha produksi Kayu Sekam ini
12 4. Melakukan strategi kemitraan dengan pengusaha yang mmemiliki program yang mendukung penyediaan alat-alat produksi 5. Menanamkan kepercayaan kepada petani untuk ikut serta dalam pegembangan usaha 6. Melakukan mekanisme koordinasi dengan membagi tugas secara jelas, termasuk pembagian keuntungan yang tidak merugikan salah satu pihak 7. Melakukan mekanisme evaluasi secara periodik dan profesional. KESIMPULAN Inti Gagasan Gagasan peningkaatan nilai ekonomi dari limbah sekam padi meliputi modifikasi penggunaan sekam padi sebagai pengganti serbuk kayu untuk pembuatan kayu press dan penerapan variasi produk untuk meningkatkan daya saing dengan produk kayu press dengan bahan dasar serbuk kayu yang sudah ada. Teknik Implementasi Gagasan Gagasan peningkatan nilai ekonomi limbah sekam padi ini dapat diimplementaskan dengan baik apabila didukung oleh hal-hal sebagai berikut : 1. Adanya pengembangan penelitian yang berkelanjutan dari pihak-pihak yang ahli 2. Peran serta Pemerintah Daerah untuk ikut mengembangkan UKM ini 3. Adanya sinergi antara Pemerintah dan petani untuk mengembangkan dan menerapkan teknologi yang ramah lingkungan, salah satunya dari produksi Kayu Sekam 4. Peran aktif dari masyarakat luas untuk mendukung kelancaran produksi Kayu Sekam Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh Dari gagasan yang ditawarkan, maka hasil yang akan diperoleh ditinjau dari beberapa aspek adalah sebagai berikut : 1. Aspek Lingkungan Sekam padi merupakan limbah yang dihasilkan dari sisa proses penggilingan padi, dengan pemanfaatan yang tepat akan membantu mengurangi kuantitas limbah yang tak terpakai. 2. Aspek Sosial a. Dari pengolahan Kayu Sekam, akan memberdayakan usia-usia produktif sehingga akan membuka lahan pekerjaan baru di daerah pedesaan b. Dengan adanya inovasi produk baru, nilai ekonomis sekam akan meningkat. Tentunya hal ini akan memberikan bidang usaha mikro yang sesuai bagi para petani c. Memberdayakan SDM masyarakat pedesaan untuk mengelola daerahnya sendiri 3. Aspek Ekonomi a. Mendongkrak nilai jual sekam padi b. Memberikan pemasukan tambahan bagi pengelola usaha produksi Kayu Sekam ini
13 DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2009, Cara Pengembangan Usaha, 3 Nopember :01:14 Badan Pusat Statistik, 2010, Tanaman Pangan, 3 Nopember :10:47 Anonim, 2010, Industri Furniture dalam Ekonomi Indonesia, 8 Nopember :05:13 Ferdi Mukti, 2009, Pertanian Padi, 8 Nopember :32:09 Rusdi, 2010, Keunggulan Koperasi, 17 Nopember :07:22 Anonim, 2010, Resin Urea-Formaldehid, 22 Nopember :27:05
BAB I PENDAHULUAN. Industri manufaktur dewasa ini menunjukkan perkembangan yang. sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari menjamurnya pabrik-pabrik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri manufaktur dewasa ini menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari menjamurnya pabrik-pabrik manufaktur di Indonesia, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ( Jamilah, 2009 ). Menurut Direktorat Bina Produksi Kehutanan (2006) bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia terhadap kayu sebagai konstruksi, bangunan atau furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk, sementara ketersediaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu
PENDAHULUAN Latar Belakang Energi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan saat ini konsumsi meningkat. Namun cadangan bahan bakar konvesional yang tidak dapat diperbahurui makin menipis dan akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bahan baku industri terus meningkat jumlahnya, akan tetapi rata-rata pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan sebagai salah satu sumber daya alam penghasil kayu menjadi modal dasar bagi pertumbuhan industri sektor pengolahan kayu. Penggunaan kayu sebagai bahan baku industri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Jagung manis merupakan salah satu jenis jagung yang mulai dikembangkan dalam sekala luas. Jagung manis memiliki banyak manfaat sebagai makanan tambahan, sayuran, bahan
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH POD KAKAO UNTUK MENGHASILKAN ETANOL SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATAN LIMBAH POD KAKAO UNTUK MENGHASILKAN ETANOL SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN BIDANG KEGIATAN : PKM-GT DIUSULKAN OLEH : LILY KURNIATY SYAM F34052110 (2005) JIHAN
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
i PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENANGANAN LIMBAH B3 (BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN) BATU BATERAI BEKAS MELALUI PARTISIPASI KONSUMEN DAN PENERAPAN METODE PRODUKSI BERSIH BIDANG KEGIATAN : PKM GAGASAN TERTULIS
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA POTENSI LIMBAH KULIT SINGKONG DALAM PRODUKSI BIOBRIKET SEBAGAI SOLUSI PERMASALAHAN KELANGKAAN ENERGI DI INDONESIA
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA POTENSI LIMBAH KULIT SINGKONG DALAM PRODUKSI BIOBRIKET SEBAGAI SOLUSI PERMASALAHAN KELANGKAAN ENERGI DI INDONESIA BIDANG KEGIATAN : PKM-GT Diusulkan oleh : Yusi Stephanie
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan material baku kayu untuk produk-produk seni, seperti ukiran kayu selalu tinggi. Hal ini memicu penggunaan kayu tropis yang tinggi, padahal banyak pemerintahan
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM MENGURANGI KETERGANTUNGAN KAPAS IMPOR DENGAN PENERAPAN AGROFORESTRI RAMI POLIPLOID BERTEKNOLOGI APLIKATIF UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT BIDANG KEGIATAN: PKM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan menahan kelembaban, tidak mudah terbakar, tidak. mudah berjamur, tidak berbau dan lain-lain.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekam padi mempunyai beberapa keunggulan seperti kemampuan menahan kelembaban, tidak mudah terbakar, tidak mudah berjamur, tidak berbau dan lain-lain. Hasil
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar, plafon, dan
TINJAUAN PUSTAKA A. Papan Partikel A.1. Definisi papan partikel Kayu komposit merupakan kayu yang biasa digunakan dalam penggunaan perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar,
Lebih terperinciWahyu Candra Prasetya ( ) 2008 M. Dhanar S.R.F ( ) 2008 Damar Kurniawan ( ) 2007
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM MCK APUNG : INOVASI SISTEM PEMBUANGAN LIMBAH PADAT DAN CAIR TERAPUNG MELALUI PEMANFAATAN LIGHTWEIGHT CONCRETE (BETON RINGAN) SEBAGAI TANKI SEPTIK BIDANG KEGIATAN:
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM DESAIN KOMPOR BRIKET DIGITAL YANG ERGONOMIS BIDANG KEGIATAN : PKM-GT Disusun oleh : Nova Harzales (08.173.022) Angkatan 2008 Feri Indra Putra (08.173.019) Angkatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atmosfer. Untuk memaksimalkan limbah sekam padi, sangat perlu untuk dicari
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak, abu gosok, bahan bakar dan sebagai pembuatan
Lebih terperincimemberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan agribisnis nasional diarahkan untuk meningkatkan kemandirian perekonomian dan pemantapan struktur industri nasional terutama untuk mendukung berkembangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Millenium yang ketiga ini manusia tidak pernah jauh dari bangunan yang terbuat dari Beton. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perkembangan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam industri mulai menyulitkan bahan konvensional seperti logam untuk memenuhi keperluan aplikasi baru. Penggunaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan material komposit dengan filler serat alam mulai banyak dikenal dalam industri manufaktur. Material yang ramah lingkungan, mampu didaur ulang, serta mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang suatu negara sulit untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri tanpa kerjasama dengan negara lain. Dengan kemajuan teknologi yang sangat
Lebih terperinciUKDW BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Kayu merupakan bahan yang paling banyak digunakan untuk keperluan konstruksi. Kebutuhan kayu yang terus meningkat dan potensi hutan yang terus berkurang menuntut penggunaan kayu secara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara dapat dicapai melalui suatu sistem yang bersinergi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah penduduk. Peningkatan konsumsi kayu ini tidak
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kebutuhan manusia akan kayu untuk berbagai keperluan, baik untuk keperluan konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk.
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA MODIFIKASI LIMBAH KERTAS SEBAGAI BAHAN BAKU MEMBRAN: ALTERNATIF DALAM MENGATASI DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA MODIFIKASI LIMBAH KERTAS SEBAGAI BAHAN BAKU MEMBRAN: ALTERNATIF DALAM MENGATASI DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL BIDANG KEGIATAN: PKM GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) Diusulkan oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun makin meningkat. Laston (Asphalt Concrete, AC) yang dibuat sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aspal beton (Laston) sebagai bahan untuk konstruksi jalan sudah lama dikenal dan digunakan secara luas dalam pembuatan jalan. Penggunaannya pun di Indonesia dari tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wilayah kelurahan Karanggeneng, Boyolali. Wilayah tersebut merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri sekarang ini mengalami peningkatan yang sangat pesat. Disamping industri berdampak positif pada perekonomian, tapi kebanyakan menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok masyarakat dalam bahan bangunan untuk perumahan, maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia semakin meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia maka semakin bertambah pula kebutuhan pokok masyarakat dalam bahan
Lebih terperinciPemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya menjadikan beras sebagai makanan pokoknya, serta. produksi berasnya merata di seluruh tanah air.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris yang mayoritas penduduknya menjadikan beras sebagai makanan pokoknya, serta produksi berasnya merata di seluruh tanah air. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia mampu mengolah limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Limbah merupakan sisa dari bahan yang telah mengalami
Lebih terperinciUSULAN PKM GT BIDANG KEGIATAN: PKM GT
USULAN PKM GT PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA SIMPLE ACCURATE FINANCIAL SAVING BOX (SACCING BOX): MANAJEMEN KEUANGAN AKURAT SEDERHANA BAGI KALANGAN PENGUSAHA MIKRO KECIL BIDANG KEGIATAN: PKM GT Diusulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam pembangunan pertanian, beras merupakan komoditas yang memegang posisi strategis. Beras dapat disebut komoditas politik karena menguasai hajat hidup rakyat Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komposit adalah suatu sistem bahan (meterial) yang tersusun dari campuran atau kombinasi dari dua atau lebih konstituen makro yang berbeda dalam bentuk atau komposisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu kekayaan alam bangsa Indonesia yang menjadi aset berharga dalam mendatangkan devisa bagi negara, sehingga dapat memberi kontribusi yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Peranan sektor pertanian tanaman pangan di Indonesia sangat penting karena keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus Penduduk 2010,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan. Secara geografis, wilayah Indonesia memiliki luas wilayah seluruhnya mencapai 5.193.252 km 2 terdiri atas luas daratan sekitar 1.910.931,32
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pupuk Bokasi adalah pupuk kompos yang diberi aktivator. Aktivator yang digunakan adalah Effective Microorganism 4. EM 4 yang dikembangkan Indonesia pada umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan produk utama pertanian di negara-negara agraris, termasuk Indonesia yang tak lain merupakan salah satu negara dengan tingkat konsumsi beras terbesar di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat menyebabkan permintaan energi semakin meningkat pula. Sektor energi memiliki peran penting dalam rangka mendukung kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, Indonesia sedang berkembang menjadi sebuah negara industri. Sebagai suatu negara industri, tentunya Indonesia membutuhkan sumber energi yang besar. Dan saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan tanaman penghasil kayu yang banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, baik untuk keperluan industri besar, industri
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ketela pohon atau ubi kayu dengan nama latin Manihot utilissima merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia selain tanaman padi, jagung, kedelai, kacang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghasil kayu, yang banyak digunakan untuk berbagai keperluan,baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan tanaman penghasil kayu, yang banyak digunakan untuk berbagai keperluan,baik untuk keperluan industri besar,industri
Lebih terperinciPEMBUATAN BATANG SILINDRIS DENGAN VARIASI UKURAN PARTIKEL SEKAM DARI SEKAM PADI
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PEMBUATAN BATANG SILINDRIS DENGAN VARIASI UKURAN PARTIKEL SEKAM DARI SEKAM PADI *Norman Iskandar, Agung Eko Wicaksono, Moh Farid
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor utama yang menopang kehidupan masyarakat, karena sektor pertanian menjadi mata pencaharian sebagian besar penduduk Indonesia. Sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Undang-undang No.18 Tahun 2012 tentang Pangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memberikan komitmen tinggi terhadap pembangunan ketahanan pangan sebagai komponen strategis dalam pembangunan nasional. Undang-undang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional dewasa ini salah satunya diprioritaskan pada bidang ketahanan pangan, sehingga pemerintah selalu berusaha untuk menerapkan kebijakan dalam peningkatan
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA TUMPEANG SEBAGAI SOLUSI KETERGANTUNGAN TERHADAP TEPUNG TERIGU BIDANG KEGIATAN: PKM GAGASAN TERTULIS.
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA TUMPEANG SEBAGAI SOLUSI KETERGANTUNGAN TERHADAP TEPUNG TERIGU BIDANG KEGIATAN: PKM GAGASAN TERTULIS Diusulkan oleh: Monica Agustina Ameliawati C34090014 (2009, Ketua Kelompok)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama diperkotaan. Budidaya jamur di Indonesia masih sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan letaknya yang sangat strategis yaitu pada zona khatulistiwa, maka termasuk salah satu negara yang memiliki kekayaan alam yang
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA FURNITURE UNIK DARI LIMBAH JERAMI
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA FURNITURE UNIK DARI LIMBAH JERAMI BIDANG KEGIATAN PKM-Kewirausahaan Diusulkan oleh : Dwi Fera Wati 8111414176 2014 Diva Aureli S. 8111414182 2014 Setyo Puji W. 8111412161
Lebih terperincippbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan merupakan sumber daya alam yang memiliki fungsi yang sangat luas dalam memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Di lihat dari sisi ekonomi, lahan merupakan input
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH BATERAI RUMAH TANGGA MELALUI PENDEKATAN SOSIAL DAN ORGANISASI
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH BATERAI RUMAH TANGGA MELALUI PENDEKATAN SOSIAL DAN ORGANISASI BIDANG KEGIATAN: PKM-GT Diusulkan oleh: Ketua : Mega Kusyuniarti H14080087
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras merupakan makanan pokok di Indonesia. Beras bagi masyarakat Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik di negara ini. Gejolak
Lebih terperinciBONGGOL PISANG SEBAGAI PENINGKAT KESADAHAN PERAIRAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BONGGOL PISANG SEBAGAI PENINGKAT KESADAHAN PERAIRAN BIDANG KEGIATAN : PKM-GT Diusulkan oleh : Heru Ahen Priatna C14080032 (Angkatan 2008) Ruly Ratannanda C14070062 (Angkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kacang tanah. Ketela pohon merupakan tanaman yang mudah ditanam, dapat tumbuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketela pohon (Manihot utilissima) adalah salah satu komoditas pangan yang termasuk tanaman penting di Indonesia selain tanaman padi, jagung, kedelai, dan kacang
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia yang penduduknya mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya. Kebutuhan akan
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Padi merupakan bahan baku dari beras, dimana beras merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Indonesia merupakan salah satu negara terbesar
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN. a. Nama Lengkap : Heni Habibah NIM. H
LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul Kegiatan : Pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Berbasis Ko-Manajemen 2. Bidang Kegiatan : (-) PKM-AI ( ) PKM-GT : Bidang Sosial Ekonomi 3. Ketua Pelaksana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki satu abad sejarah panjang dalam keuangan mikro, bila dihitung dari masa penjajahan Belanda. Pada masa tersebut, lembaga keuangan mikro (LKM)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbuat dari logam, proses pembentukannya yang relatif lebih sulit, dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri sekarang ini, kebutuhan material untuk sebuah produk bertambah. Penggunaan material logam pada berbagai komponen produk semakin berkurang.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan dan pemberdayaan masyarakat memerlukan dukungan semua pihak terkait, termasuk perguruan tinggi dan peran aktif para mahasiswanya. Peran perguruan tinggi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Beton menyerupai batu yang diperoleh dengan membuat suatu campuran yang mempunyai proporsi tertentu dari semen, pasir dan koral atau agregat lainnya, dan air untuk
Lebih terperincicair (Djarwati et al., 1993) dan 0,114 ton onggok (Chardialani, 2008). Ciptadi dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu merupakan komoditi pertanian yang utama di Provinsi Lampung. Luas areal penanaman ubi kayu di Provinsi Lampung pada tahun 2009 adalah sekitar 320.344
Lebih terperinciSurabaya, 25 Maret 2010 Ketua Pelaksana Kegiatan. Ketua Jurusan Teknik Sipil ITS. (Mohammad Dhanar Such Rufi F) NRP
1. Judul Kegiatan : MRaC (Mangrove RhizophoraChitecture) : Inovasi Konsep Hunian Green Archirecture Masa Depan Melalui Pemanfaatan Bio Material Hidup Rhizophora Apiculata 2. Bidang Kegiatan : PKM AI PKM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan jaman dewasa ini semakin pesat dan tak terkendali, banyak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan jaman dewasa ini semakin pesat dan tak terkendali, banyak sekali bangunan bangunan megah yang mengisi dunia yang sudah tua. Gedung pencakar langit, jembatan
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KONSEP ECO-COMMUNITY MELALUI PENGEMBANGAN ECO-ENZYME SEBAGAI USAHA PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK SECARA TUNTAS PADA LEVEL RUMAH TANGGA PKM GAGASAN TERTULIS Diusulkan oleh: Atika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN. a. Nama Lengkap : Rianah Sary NIM. H
LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul Kegiatan : Desentralisasi Pengelolaan Sampah Sebagai Alternatif Solusi dalam Mengatasi Permasalahan Sampah di Indonesia 2. Bidang Kegiatan : (-) PKM-AI ( ) PKM-GT 3. Ketua Pelaksana
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS MAHASISWA. TERHADAP KETAHANAN PANGAN SERTA ALTERNATIF SOLUSI PEMECAHANNYA 2. Bidang Kegiatan : ( ) PKMP-AI ( ) PKM-GT
HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS MAHASISWA 1. Judul Kegiatan :DAMPAK KONVERSI SAWAH IRIGASI TEKNIS TERHADAP KETAHANAN PANGAN SERTA ALTERNATIF SOLUSI PEMECAHANNYA 2. Bidang Kegiatan : ( ) PKMP-AI ( ) PKM-GT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting
Lebih terperinciI PENDAHULUAN
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani. Hal ini perlu mendapat perhatian berbagai pihak, karena sektor pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penggunaan polimer dan komposit dewasa ini semakin meningkat di segala bidang. Komposit berpenguat serat banyak diaplikasikan pada alat-alat yang membutuhkan material
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan penting dari keseluruhan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan penting dari keseluruhan jenis perekonomian nasional. Hal ini terjadi karena Indonesia mempunyai stuktur sistem perekonomian
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Indonesia menyebabkan industri kehutanan mengalami krisis bahan baku.
PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan akan kayu semakin meningkat dengan semakin berkembangnya pembangunan di Indonesia. Fakta menunjukkan, besarnya laju kerusakan hutan di Indonesia menyebabkan industri
Lebih terperinciPemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular
Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Iyus Susila 1,*, Fakhri Huseini 1 1 Institut Teknologi dan Sains Bandung, Deltamas, Bekasi
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN. a. Nama Lengkap : Mudho Saksono NIM. F
HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Kegiatan : Sel Surya Berpembangkit Elektron dari Klorofil Jagung 2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI ( ) PKM-GT Bidang Teknologi 3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Mudho
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan yang cukup penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Salah satu peranan sektor pertanian adalah sebagai penyedia pangan. Pangan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian organik merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian yang mendapat perhatian besar masyarakat di negara maju maupun negara berkembang seiring dengan perubahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1 Waste (inggris) : limbah, sampah, ampas
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini, manusia terus mencoba mencari cara untuk dapat hidup berbaur dengan alam. Kesadaran ini muncul ketika manusia semakin meyakini bahwa alam merupakan bagian penting
Lebih terperinciMENCARI GAGASAN USAHA
Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer MENCARI GAGASAN USAHA Memilih produk yang profitable merupakan langkah penting dalam usaha baru. Murphy, konsultan UKM di Amerika Serikat, menyimpulkan kunci emas untuk
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN SISTEM UAP BERTINGKAT DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLLER DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK
PKMM-1-13-1 RANCANG BANGUN MESIN PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN SISTEM UAP BERTINGKAT DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLLER DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK Yuli Dwi Gunarso, Emi Susanti, Sri Nanik Sugiyarmi
Lebih terperinciPenanganan Pascapanen dan Pemasaran Kakao di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Diany Faila Sophia Hartatri 1)
Penanganan Pascapanen dan Pemasaran Kakao di Kabupaten Blitar, Jawa Timur Diany Faila Sophia Hartatri 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Penanganan pascapanen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Strategis Kementerian Pertanian tahun adalah meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan pertanian yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Pertanian tahun 2010-2014 adalah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA APLIKASI TEKNOLOGI MIKROENKAPSULASI THIN LAYER DRYING DAN TEKNOLOGI AGLOMERASI UNTUK MEMBUAT SKALA PILOT PLANT
i PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA APLIKASI TEKNOLOGI MIKROENKAPSULASI THIN LAYER DRYING DAN TEKNOLOGI AGLOMERASI UNTUK MEMBUAT MINUMAN INSTANT KAYA β-karoten DARI MINYAK SAWIT MERAH DALAM SKALA PILOT PLANT
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KAJIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA KOMPOR RAMAH LINGKUGAN BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK PENYULINGAN MINYAK ATSIRI DARI NILAM
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KAJIAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA KOMPOR RAMAH LINGKUGAN BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK PENYULINGAN MINYAK ATSIRI DARI NILAM PKM GAGASAN TERTULIS Diusulkan oleh: Muhammad Zimamul Adli
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desain produk menjadi hal yang penting dalam mempertahankan serta menjaga minat beli konsumen maupun pasar. Produk yang terkesan monoton dan tidak variatif akan menimbulkan
Lebih terperinci(Prof. Dr. Ir.Yonny Koesmaryono, MS) (Dr.Ir.Mujizat Kawaroe, M.Si) NIP NIP
HALAMAN PENGESAHAN USUL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA 1. Judul Kegiatan : Potensi Limbah Cair Industri Pembuatan Tahu Sebagai Nutrien Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Biomassa Mikroalga Penghasil Biofuel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dibidang teknologi dan sains mendorong material komposit banyak digunakan pada berbagai macam aplikasi produk. Secara global material komposit dikembangkan
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LAMPU TEGEL (LAMPU TERANG DALAM GELAP) BIDANG KEGIATAN: PKM-K. Diusulkan oleh: UNIVERSITAS SEBELAS MARET
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LAMPU TEGEL (LAMPU TERANG DALAM GELAP) BIDANG KEGIATAN: PKM-K Diusulkan oleh: Sagita Tearisha Ikawati Sukarna Rizki Amalia Isnawati (C0213060) (C0213032) (C0213058)
Lebih terperinciPENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BRIKET ARANG DAN ASAP CAIR
PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BRIKET ARANG DAN ASAP CAIR Nisandi Alumni Mahasiswa Magister Sistem Teknik Fakultas Teknik UGM Konsentrasi Teknologi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan pola konsumsi makanan pada masyarakat memberikan dampak positif bagi upaya penganekaragaman pangan. Perkembangan makanan olahan yang berbasis tepung semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahan bakar minyak dan gas semakin penting dalam berbagai kegiatan ekonomi dan kehidupan masyarakat. Oleh karena nya, kebutuhan dan konsumsi bahan bakar minyak dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi plastik membuat aktivitas produksi plastik terus meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau bahan dasar. Material plastik
Lebih terperinciECO-COMPOSITE BERBAHAN BAKU LIMBAH PLASTIK, BIODEGRADABLE DAN ACRYLIC. BIDANG KEGIATAN: PKM Karsa Cipta
LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ECO-COMPOSITE BERBAHAN BAKU LIMBAH PLASTIK, BIODEGRADABLE DAN ACRYLIC BIDANG KEGIATAN: PKM Karsa Cipta oleh: Husen F14100092 / 2010 Oldga Agusta Dezarino F141006
Lebih terperinciANALISIS FINANSIAL USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI DI KABUPATEN BANTUL I. PENDAHULUAN
ANALISIS FINANSIAL USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI DI KABUPATEN BANTUL A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian
Lebih terperinciSTUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN IMPAK DAN BENDING KOMPOSIT SERAT RAMI BERMATRIK POLYESTER DENGAN CORE SEKAM PADI BERMATRIK UREA FORMALDEHIDE
TUGAS AKHIR STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN IMPAK DAN BENDING KOMPOSIT SERAT RAMI BERMATRIK POLYESTER DENGAN CORE SEKAM PADI BERMATRIK UREA FORMALDEHIDE Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PEMANFAATAN AIR BEKAS WUDHU SEBAGAI ALTERNATIF IRIGASI PERTANIAN SKALA KECIL BIDANG KEGIATAN : PKM-GT
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PEMANFAATAN AIR BEKAS WUDHU SEBAGAI ALTERNATIF IRIGASI PERTANIAN SKALA KECIL BIDANG KEGIATAN : PKM-GT Diusulkan oleh : Devi Aristyanti E34090056 (2009. Ketua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum keberadaan usaha kecil menengah (UKM) di negara-negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum keberadaan usaha kecil menengah (UKM) di negara-negara berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Dengan adanya UKM tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia memanfaatkan lahan untuk melakukan aktivitas mulai dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahan merupakan unsur dari geosfer yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Kehidupan manusia sangat tergantung pada lahan. Manusia memanfaatkan lahan
Lebih terperinci