DESKRIPSI PERILAKU KEMANDIRIAN ANAK KELOMPOK B DI TK ASYIYAH BUSTANUL ATFAL HUIDU UTARA KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DESKRIPSI PERILAKU KEMANDIRIAN ANAK KELOMPOK B DI TK ASYIYAH BUSTANUL ATFAL HUIDU UTARA KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL"

Transkripsi

1 DESKRIPSI PERILAKU KEMANDIRIAN ANAK KELOMPOK B DI TK ASYIYAH BUSTANUL ATFAL HUIDU UTARA KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Mengikuti Wisuda Sarjana Pendidikan OLEH JANURIA J. PIALAYO NIM UNVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

2 2

3 Deskripsi Perilaku Kemandirian Anak Kelompok B di TK Asyiyah Bustanul Atfal Huidu Utara Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo Oleh JANURIA J. PIALAYO Jurusan Pendidikan Guru Pendidkan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo Samsiah, S.Pd, M.Pd. Nunung Suryana Jamin, SE, M.Psi ABSTRAK Metode Penelitian ini adalah Penelitian Kualitatif dan dilakukan di TK Asyiyah Bustanul Atfal Huidu Utara Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan perilaku kemandirian anak khususnya pada anak kelompok B. Berdasarkan hasil akhir dari penelitian kualitatif menunjukkan bahwa gambaran perilaku kemandirian anak berdasarkan perilaku sehari-hari sudah nampak atau sudah mulai berkembang, hal ini terlihat dari indikator yang telah sesuai, seperti percaya diri dalam bernyanyi di depan kelas dan mampu bekerja sendiri mewarnai gambar yang telah disediakan. Lain halnya dengan bertanggung jawab membersihkan alat mainnya sendiri, dimana kurangnya perhatian atau pengontrolan dari anak. Sehingga perilaku ini masih memerlukan banyak bimbingan dari semua pihak termasuk orang tua. Meskipun demikian, sudah ada beberapa anak yang mulai peduli dengan membersihkan alat main sendiri sehingga perilaku anak yang tidak bertanggung jawab perlahan-lahan mulai berkurang. Januria J. Pialayo, Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Samsiah, S.Pd, M.Pd. Dosen Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Nunung Suryana Jamin, SE, M.Psi. Dosen Jurusan PG-PAUD Universitas Negeri Gorontalo. 3

4 1. PENDAHULUAN Setiap anak harus mempunyai sikap mandiri. Setiap orang dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Jangan sampai terus-terusan bergantung kepada orang lain. Kita harus berusaha untuk dapat sepenuhnya berdiri di atas kaki kita sendiri. Kemandirian pada anak umumnya dikaitkan dengan kemampuan anak untuk melakukan segala sesuatunya sendiri. Apakah itu makan sendiri, memakai baju sendiri, dan menalikan sepatunya sendiri tanpa harus tergantung pada bantuan orang lain. Anak yang mempunyai rasa mandiri akan mampu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan dapat mengatasi kesulitan yang terjadi. Kemandirian merupakan perilaku yang aktivitasnya diarahkan pada diri sendiri serta tidak mengharapkan pengarahan dari orang lain. Orang yang mandiri bahkan akan berusaha memecahkan masalah sendiri tanpa meminta bantuan dari orang lain. Maka dari itu, kita harus bangkit menjadi pribadi yang mandiri. Manusia yang mandiri tidak akan terwujud selama ia tidak mempunyai sikap-sikap mandiri dan belajar menjadi pribadi yang mandiri. Dengan adanya sikap mandiri, kita dapat melakukan kegiatan tanpa harus membebani orang lain, Mustafa (Wiyani, 2013:28). Kemandirian adalah kemampuan untuk mengambil pilihan dan menerima konsekuensi yang menyertainya. Kemandirian kepada anak-anak akan terwujud jika mereka menggunakan pikirannya sendiri dalam menyelesaikan persoalannya dalam kegiatan sehari-hari. Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini maka dapat diidentifikasi sebagai berikut : a. Masih terdapat orang tua yang sering membantu dalam kegiatan yang dilakukan anak, b. Masih terdapat orang tua yang tidak mempercayai anaknya dapat melakukakan kegiatan sendiri. Rumusan Masalah, masalah dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana perilaku kemandirian anak kelompok B di TK Asyiyah Bustanul Atfal Huidu Utara Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo? Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan Perilaku Kemandirian Anak Kelompok B TK Asyiyah Bustanul Atfal Huidu Utara Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Manfaat Penelitian, manfaat penelitian secara teoritis dan secara praktis. Adapun manfaat secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan menambah wawasan bagi dunia pendidikan, bermanfaat bagi pendidik serta orang tua mengenai bagaimana pengembangan kemandirian pada anak kelompok B. Manfaat praktis : 1) Bagi Pendidikan : Diharapkan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang sangat berharga dan besar dalam mengembangkan perilaku kemandirian pada anak di kelompok B, 2) Bagi Orang Tua : Diharapkan agar dapat memberikan pemahaman yang baik, pada anak 4

5 agar anak dapat melakukan kegiatannya dengan sendiri tanpa harus di bantu atau dikerjakan orang lain, 3) Bagi Peneliti : Penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti untuk mengembangkan penulisan karya tulis ilmiah dalam memberikan informasi mengenai pengembangan kemandirian pada anak. 2. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Kemandirian Anak Menurut Familia (2006) kemandirian anak adalah anak yang mampu berpikir dan berbuat untuk dirinya sendiri. Kemandirian pada anak sangat penting karena mereka salah satu life skil yang perlu dimiliki. Kemandirian juga dapat diartikan sebagai keterampilan untuk membantu diri sendiri, baik kemandirian secara fisik maupun secara psikologi. Kemandirian secara fisik adalah kemampuan untuk mengurus diri sendiri, sedangkan kemandirian ppsikologi adalah kemampuan untuk membuat keputusan dan memecahkan masalah yang dihapi. Kemandirian anak merupakan kemampuan anak untuk melakukan kegiatan dan tugas sehari-hari sendiri atau dengan sedikit bimbingan, sesuai dengan tahap perkembangan dan kemampuan anak (Prasasti & Lie, 2005). Sementara itu Hurlock (dalam Yusuf 2001:130) Mengatatakan kemandirian adalah dimana setiap individu memiliki sikap mandiri dalam cara berfikir dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri sesuai dengan norma yang berlaku dilingkungannya. Peran orang tua dalam pengasuhan anak usia prasekolah sangat penting karena orang tua adalah guru pertama dalam pendidikan anak untuk mengembangkan kemandiriannya. 2. Ciri-Ciri Kemandirian Adapun ciri khas kemandirian pada anak, diantaranya (Familia, 2006). 1. Anak yang mandiri mempunyai kecenderungan memecahkan masalah dari pada berkutat dalam kekhawatiran bila terlibat masalah. 2. Anak yang mandiri tidak takut dalam mengambil resiko karena sudah mempertimbangkan hasil sebelum berbuat. 3. Anak percaya terhadap penilaian sendiri, sehingga tidak sedikit-sedikit bertanya atau meminta bantuan. 4. Anak mempunyai kontrol yang lebih baik terhadap kehidupannya. 3. Aspek-Aspek Kemadirian Havighurst (1972 dalam Agus Ds. 2009) mengkategorikan aspek-aspek kemandirian anak sebagai berikut. 5

6 1. Aspek intelektual, yaitu kemauan untuk berfikir dan menyelesaikan masalah sendiri. 2. Aspek sosial, yaitu kemauan untuk membina relasi secara aktif. 3. Aspek emosi, yaitu kemauan untuk mengelola emosinya sendiri. 4. Aspek ekonomi, yaitu kemauan untuk mengatur ekonomi sendiri. Sementara itu Babari (dalam Skripsi Mohammad 2012:14) membagi ciri-ciri perilaku mandiri diantaranya yaitu: 1. Percaya diri Percaya diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Dimana individu merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa ia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi, serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri (Indari, 2008: 13). 2. Mampu bekerja sendiri Mampu bekerja sendiri adalah melakukan suatu kegiatan/kerja yang ingin di lakukan tanpa harus ada campur tangan dari orang lain. 3. Bertanggung Jawab Menurut Widagdo (2001) Tanggung jawab adalah kesadaran akan tingkahlaku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab merupakan perilaku anak yang menentukan bagaimana anak bereaksi terhadap situasi setiap hari, yang memerlukan beberapa jenis keputusan yang bersifat moral di dalam membentuk kemandirian. 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Anak Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemandirian, diantara: 1. Faktor intern. Faktor intern adalah faktor yang berada di dalam diri anak, yaitu : a. Faktor fisik. Anak yang dilahirkan dalam keadaan cacat maka akan menghambat dalam perkembangan anak selanjutnya, demikian halnya dengan tahap kemandiriannya. Anak akan menghadapi kesulitan akibat kondisi tidak sempurna yang mengakibatkan anak bergantung pada orang tua, orang dewasa lain, teman sebaya, lingkungan sekitar. Sebaliknya anak yang fisiknya sehat akan mudah mengembangkan kemandiriannya. 6

7 b. Konsep Diri. Konsep diri mula-mula terbentuk berdasarkan persepsi dari orang lain terhadap keadaan diri sendiri, konsep diri berdasarkan atas keyakinan anak mengenai pendapat orang yang penting dalam kehidupan anak, yaitu orang tua, guru, dan teman sebaya tentang dirinya. Jika konsep diri anak terhadap dirinya baik maka kemandiriannya akan tumbuh dengan baik maka mempengaruhi kemandirian anak. c. Faktor perbedaan individu. Menyadari adanya perbedaan tingkat kemampuan kognitif sesuai dengan asas perkembangan aspek kognitif, maka cara-cara yang digunakan perlu disesuaikan dengan tingkatan kemampuan kognitif. Menanamkan kemandirian tidak lepas dari mengembangkan pengertian-pengertian, karena itu harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Melatih kemandirian terhadap anak umur 3 tahun harus berbeda menghadapi anak umur 12 tahun. 2. Faktor ekstern. Faktor ekstern adalah faktor individu, yaitu meliputi : a. Faktor pola asuh orang tua. Setiap orang tua mempunyai spesifikasi dalam mendidik. Ada orang tua yang mendidik anak secara otoriter, ada yang demokratis, dimana pendapat anak juga diterima oleh orang tua. Tetapi ada juga orang tua yang acuh dan masa bodoh dengan pendapat setiap anggota keluarga. Dari ketiga orang tua dalam mendidik kesemuanya membawa dampak pada kepribadian serta kemandirian anak. b. Hubungan orang tua dengan anak. Ada keluarga dengan hubungan orang tua dengan anak dekat sehingga anak takut berpisah dengan orang tua, bahkan ketika masuk usia sekolah tidak mau ditinggal orang tua. Anak yang berasal dari hubungan keluarga demikian kadang-kadang mengakibatkan bergantung dan tidak mandiri. c. Faktor Pembiasaan Menanamkan kemandirian dilakukan pembiasaan rutin dan konsisten. Melatih dan mendorong perlu dilakukan berulang-ulang sampai tercapai keadaan dimana anak bisa melakukan sendiri sehingga tercapai kemandirian tersebut. 7

8 d. Faktor Pengenalan Diri. Menanamkan kemandirian pada anak harus dimulai sedini mungkin, yaitu sejak anak mengembangkan pengertian-pengertian dan mulai bisa mengerjakan sendiri, tidak lagi totally dependent. (Ketergantungan total). e. Faktor pendidikan orang tua. Orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi akan berbeda dalam cara mengasuh dan menanamkan kemandirian anak. Orang tua yang berpendidikan tinggi akan lebih fleksibel dalam memberikan pengertianpengertian pada anak sehingga kemandiriannya akan muncul. Orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan rendah, juga akan berbeda dalam menanamkan kemandirian kepada anak (Ali dan Asrori, 2004: 118). 5. Tingkat Kemandirian Anak Menurut Mohammad Ali (2008: 117) tingkat kemandirian terdiri dari: a. Mandiri Anak yang mampu memenuhi kebutuhanya, baik kebutuhan naluri maupun kebutuhan fisik oleh dirinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa bergantung pada orang lain. b. Ketergantungan Ringan: (1) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri (2) Makan dan minum dilakukan sendiri (3) Kegiatan dengan Pengawasan (4) Status Psikologi stabil. c. Ketergantungan Sedang: (1) Kebersihan diri dibantu (2) Makan dan minum dibantu (3) Kegiatan dibantu tapi tidak keseluruhan. d. Ketergantungan Berat. e. Semua kebutuhan anak dibantu. 6. Upaya-Upaya Orang Tua dalam Meningkatkan Kemandirian Anak. Beberapa upaya yang dapat dilakukan orang tua untuk membiasakan anak agar tidak cenderung menggantungkan diri pada seseorang, serta mampu mengambil keputusan adalah : 1. Beri kesempatan memilih. Anak yang terbiasa berhadapan dengan situasi atau halhal yang sudah ditentukan oleh orang lain akan malas untuk melakukan pilihan 8

9 sendiri. Sebaliknya, bila ia terbiasa dihadapkan pada beberapa pilihan, ia akan terlatih untuk membuat keputusan sendiri bagi dirinya. 2. Hargailah usahanya. Hargailah sekecil apa pun usaha yang diperlihatkan anak untuk mengatasi sendiri kesulitan yang ia hadapi. Orang tua biasanya tidak sabar menghadapi anak yang membutuhkan waktu lama untuk membuka sendiri kaleng permennya, terutama bila saat itu ibu sedang sibuk di dapur, misalnya. 3. Hindari banyak bertanya. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan orang tua, yang sebenarnya dimaksudkan untuk menunjukkan perhatian pada si anak, dapat diartikan sebagai sikap yang terlalu banyak mau tahu. Karena itu hindari kesan cerewet. 4. Jangan langsung memberi jawaban. Meskipun salah satu tugas orang tua adalah memberi informasi serta pengetahuan yang benar kepada anak, namun sebaiknya orang tua tidak langsung menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Sebaliknya, berikan kesempatan padanya untuk menjawab pertanyaan tersebut. Tugas kita cukup mengoreksinya apabila salah menjawab atau memberi penghargaan kalau ia benar. 5. Dorong untuk melihat alternatif. Sebaiknya anak pun tahu bahwa untuk mengatasi suatu masalah, orang tua bukanlah satu-satunya tempat untuk bertanya. Masih banyak sumber-sumber lain di luar rumah yang dapat membantu untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Untuk itu, cara yang dapat dilakukan orang tua adalah dengan memberitahu sumber lain yang tepat untuk dimintakan tolong. 6. Jangan patahkan semangatnya. Tak jarang orang tua ingin menghindarkan anak dari rasa kecewa dengan mengatakan "mustahil" terhadap apa yang sedang diupayakan anak. Apabila anak sudah mau memperlihatkan keinginan untuk mandiri, dorong ia untuk terus melakukanya. Jangan sekali-kali Anda membuatnya kehilangan motivasi atau harapannya yang ingin dicapainya. 7. Beberapa Hal yang Dapat Membentuk Kemandirian Anak Ada beberapa hal yang dapat membentuk kemandirian anak, diantaranya yaitu: a. Rasa Percaya Diri. Rasa percaya diri terbentuk ketika anak diberi kepercayaan untuk melakukan sesuatu hal yang ia mampu kerjakan sendiri. Hal terbesar yang dapat menghambat rasa percaya diri anak adalah ketakutan dan kekhawatiran orang tua. Perasaan tersebut dapat membuat orang tua cenderung untuk selalu menangani pekerjaan yang sebenarnya dapat dilakukan anak sendiri. 9

10 b. Kebiasaan Salah satu peranan orang tua dalam kehidupan sehari-hari adalah membentuk kebiasaan. Kalau anak sudah terbiasa dimanja dan selalu dilayani, anak akan menjadi ketergantungan dengan orang lain. Tapi, jika anak sudah dibiasakan untuk mandiri tapi tetap dengan pengawasan dapat meningkatkan pribadi yang mandiri pada anak tersebut. c. Disiplin Kemandirian berkaitan erat sekali dengan disiplin, sebelum seseorang anak dapat mendisiplinkan dirinya sendiri. Anak terlebih dahulu harus disiplin oleh orang tuanya. Syarat utama dalam hal ini adalah pengawasan dan bimbingan yang konsisten dan konsekuen dari orang tua. d. Membangun Komunikasi Anak dengan Tuhan. Orang tua yang mendidik anak dalam kehidupan religius yang kuat sejak masa anak-anak adalah orang tua yang bijaksana mengantarkan anaknya pada suatu landasan yang teguh. Sebab pada situasi ketika anak jauh dari orang tua atau ketika anak harus menjawab sendiri perubahan-perubahan dalam hidup yang tidak selalu dapat segera diatasinya, ia akan selau menemukan rasa aman dalam hubungan spiritual yang kokoh. e. Latihan. Latihan keterampilan praktis, disiplin dan tanggung jawab dalam berbagai sektor kehidupan akan menolong anak merasa aman dengan dirinya. Orang tua pada umumnya lebih banyak memberi waktu dan perhatian awal kepada anak dimasa pertumbuhan. Misalkan, biarkan anak-anak mengerjakan hal-hal yang menjadi tanggung jawab di rumah. f. Melatih Anak Untuk Mengambil Keputusan. Latihan anak untuk mengambil keputusan terhadap hal-hal tertentu dalam kehidupan dan melatih sikap menghadapi kekecewaan dan penolakan yang biasa saja terjadi akibat keputusan tersebut. g. Jangan Memindahkan Kecemasan dan Rasa Bersalah. Sebagai orang tua jangan memindahkan kecemasan dan rasa bersalah dengan menutup kesempatan anak untuk bersosialisasi. Kadang-kadang dalam ketakutan orang tua menjadi berlebihan dalam memberi fasilitas perlindungan kepada anak sehingga membuat anak menjadi resah (Deborak K. Parker. 2006: 157). 10

11 3. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan tehnik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan perilaku kemandirian anak di kelompok B yang terdapat 10 orang. Maka dapat diketahui bahwa berdasarkan perilaku sehari-hari, dapat dilihat perbedaan dimana ada anak yang sudah mampu percaya diri dan ada juga anak yang kurang mampu percaya diri, serta belum mampu percaya diri, hal ini terlihat dari hasil pengamatan pada anak dengan bernyanyi di depan kelas, dimana ada anak yang sudah mampu percaya diri dan ada juga yang kurang mampu serta belum mampu. Begitu juga pada perilaku anak untuk mampu bekerja sendiri, yaitu anak mulai melakukan hal-hal yang sederhana dengan sendiri tanpa harus ada bantuan dari guru maupun orang tua. Dimana ada anak yang mampu bekerja sendiri dan ada anak yang kurang mampu serta belum mampu. Selanjutnya bertanggung jawab yaitu ada anak yang sudah mampu untuk bertanggung jawab membersihkan alat mainnya sendiri, dan ada juga yang kurang mampu bertanggung jawab serta belum mampu bertanggung jawab. Hal ini sudah mulai menunjukan bahwa perilaku mandiri sudah mulai baik meskipun masih ada anak yang kurang mandiri di dalam bertanggung jawab membersihkan alat mainnya sendiri. 2. Pembahasan Penelitian 1. Percaya Diri Percaya diri sebagai salah satu sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya atau dilakukannya. Rasa percaya diri pada anak karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, adanya perlindungan yang membuat ia nyaman, prestasi, serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri. Rasa percaya diri terbentuk ketika anak diberi kepercayaan untuk melakukan sesuatu hal yang ia mampu kerjakan sendiri. Sejalan dengan itu Angelis (2003:10) mengenai percaya diri berawal dari tekad pada diri sendiri, untuk melakukan segalanya yang kita inginkan dan kebutuhan dalam hidup. Percaya diri terbina dari keyakinan diri sendiri, sehingga kita mampu menghadapi tantangan hidup apapun dengan 11

12 berbuat sesuatu. Peran orang tua sudah jelas sangat diperlukan dalam menumbuhkan kepercayaan diri anak. Sebab orang tua lah yang paling mengetahui perkembangan sang anak baik secara pisik maupun mentalitas. Orang tua harus respek terhadap perkembangan anak, apakah si anak pemalu atau bahkan sangat pemalu sehingga seakan si anak hanya mau melakukan sesuatu apabila didampingi orang tuanya saja. Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) tentang tingkat rasa percaya diri anak di TK Asyiyah Bustanul Atfal Huidu Utara khusunya Kelompok B untuk bernyanyi di depan kelas dapat dijelaskan bahwa ada sebanyak 6 orang atau yang memiliki rasa percaya diri yang baik untuk bernyanyi di depan kelas, sementara yang tidak memiliki rasa percaya diri yang baik atau belum mampu bernyanyi di depan kelas sebanyak 4 orang, itu disebabkan kurangnya kepercayaan diri anak serta pengawasan dari guru ataupun orang tua sehingga anak masih merasa takut dan masih merasa malu untuk bernyanyi di depan kelas. Oleh karena itu pengawasan atau bimbingan dari seorang guru, orang tua ataupun orang terdekat yang berada di sekitar anak sangat berguna. Karena pada usia TK anak masih perlu pengawasan dan bimbingan. Sehingga kelak anak akan menjadi pribadi yang mampu mandiri. 2. Mampu Bekerja Sendiri Mampu bekerja sendiri merupakan suatu hal yang ingin dilakukan oleh anak tanpa melalui campur tangan dari orang lain. Hal ini terbentuk karena kebiasaan yang telah terbentuk pada diri anak. Hal ini tentunya terbentuk karena adanya faktor didikan dari orang tua, guru ataupun orang lain. Namun biasanya orang tua lebih berperan dominan dalam hal pembentukan kemandirian anak. Peranan orang tua dalam kehidupan sehari-hari adalah membentuk kebiasaan. Kalau anak sudah terbiasa dimanja dan selalu dilayani, anak akan menjadi ketergantungan dengan orang lain. Tapi, jika anak sudah dibiasakan untuk mandiri tapi tetap dengan pengawasan dapat meningkatkan pribadi yang mandiri pada anak tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi tentang kemampuan anak di TK Asyiyah Bustanul Atfal Huidu Utara khususnya Kelompok B yang mampu bekerja sendiri seperti mewarnai gambar tanpa harus meminta petunjuk dari orang lain, sebanyak 6 orang sementara yang tidak mampu untuk mewarnai gambar dan harus mmebutuhkan petunjuk dari orang lain 12

13 jumlahnya sebanyak 4 orang. Walaupun demikian bimbingan serta arahan atau nasehat dari seorang guru atau orang tua serta orang dewasa yang berada disekitar anak masih sangatlah dibutuhkan. Sehingga kelak anak akan mengerti dan memahami betapa pentingnya bekerja sendiri dan menjadi sosok seseorang yang mandiri. 3. Bertanggung Jawab Tanggung jawab tidak dengan sendirinya ada dalam diri setiap anak atau setiap orang. Anak-anak sebetulnya lahir tanpa mempunyai kesadaran akan tanggung jawabnya, sehingga diperlukan perantara untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab itu. Melatih atau menanamkan rasa tanggung jawab pada anak dapat dilakukan secara perlahan-lahan sehingga pada akhirnya anak akan melepaskan diri dari pengawasan dan mulai melakukan yang dia harus lakukan dari dirinya sendiri. Bentuk-bentuk yang bisa diberikan dalam melatih tanggung jawab anak, adalah seperti melatih anak memiliki kemampuan atau merawat dirinya secara jasmani, jadi misalnya pagi-pagi menggosok gigi, mandi. Setelah tanggung jawab dikembangkan dari tubuh secara jasmani selanjutnya berlanjut ke barang-barang milik anak. Misalnya membereskan tempat tidur, menaruh sepatu pada tempat yang seharusnya, meletakkan piring di dapur dan sebagainya. Berdasarkan hasil observasi atau pengamatan yang diperoleh tentang kemampuan anak di TK Asyiyah Bustanul Atfal Huidu Utara khususnya Kelompok B yang memiliki rasa tanggung jawab dengan membersihkan dan mengatur alat mainannya sendiri sebanyak 4 orang. Adapun yang tidak memiliki kemandirian dalam hal mempertanggung jawabkan hal yang telah dilakukan sebanyak 6 orang. Maka demikian perilaku bertanggung jawab terhadap membersihkan alat mainnya sendiri masih perlu ditinggkatkan atau masih perlu di bimbing sehingga perlahan-lahan anak akan memahami perilaku bertanggung jawab. Karena dengan memahami atau memilki sikap tanggung jawab anak tersebut akan mandiri. 5. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitin dan pembahasan dapat diketahui bahwa perilaku kemandirian anak khususnya pada perilaku percaya diri, mampu bekerja sendiri dan bertanggung jawab. Dimana perilaku percaya diri dilihat dari bernyanyi di 13

14 depan kelas masih terdapat anak yang mampu, kurang mampu serta belum mampu. Selanjutnya perilaku mampu bekerja sendiri dilihat dari mewarnai gambar yang disediakan masih terdapat anak yang mampu, kurang mampu serta belum mampu. Kemudian perilaku bertanggung jawab dilihat dari membersihkan alat mainnya yang telah disediakan masih terdapat anak yang mampu, kurang mampu dan belum mampu. Oleh karena itu menumbuhkembangkan perilaku kemandirian anak tidak dengan memaksakan atau keinginan orang tua, guru atau yang lainnya, melainkan harus mengikuti kehendak atau keinginan sang anak dengan bimbingan dan pengawasan yang memadai. Kemandirian itu bukan milik orang dewasa atau orang tua, melainkan anak pun berhak memilikinya, bahkan justru pada masa kanak-kanak kemandirian harus ditumbuh kembangkan. Dengan metode dan bimbingan yang tepat, kemandirian pada anak bermanfaat bagi anak bersangkutan bukan untuk orang lain. 2. Saran Berdasarakan hasil dari penelitian ini, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Diharapkan kepada orang tua dan guru untuk memberikan perhatian dan pembinaan yang terbaik untuk anak agar dapat membantu proses perilaku kemandirian anak. 2. Diharapkan kepada seluruh pihak agar lebih memperlihatkan rasa tanggung jawab yang baik sehingga dapat diikuti oleh anak dan tertanam dalam diri anak. 6. DAFTAR PUSTAKA Anna, Psikologi Kemandirian Anak Usia Dini. (Online).( fpsi09.web.unair.ac.id/artikel_detail psikologi-kemandirian Anak Usia Dini.html, diakses 4 Maret Icestick, Faktor-faktor yang Mempengaruhi. (Online). ( diakses 4 Maret 2014) Parker. D. K Menumbuhkan Kemandirian Dan Harga Diri Anak. Jakarta: Prestasi Pustakarya. 14

15 Psychology, Mania, Pengertian Kemandirian. (Online). ( diakses 4 Maret 2014) Susanto Ahmad Perkembangan Anak Usia Dini, Pengantar Dalam Berbagai Aspek. Jakarta: Kencana. Yusuf. S Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang tua pasti menghendaki agar buah hatinya tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas, kreatif, mandiri,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang tua pasti menghendaki agar buah hatinya tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas, kreatif, mandiri, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang tua pasti menghendaki agar buah hatinya tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas, kreatif, mandiri, beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, kelak agar anaknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar menempati posisi yang sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia. Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun Dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun Dalam Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam konteks kenegaraan, penyelenggaraan pendidikan diatur dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun 2004. Dalam Undang-Undang tersebut, pendidikan diartikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Anak TK 2.1.1 Pengertian Menurut Padiyana (2007) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASA PERCAYA DIRI PADA ANAK DI KELOMPOK B TK ANGGREK MEKAR KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASA PERCAYA DIRI PADA ANAK DI KELOMPOK B TK ANGGREK MEKAR KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASA PERCAYA DIRI PADA ANAK DI KELOMPOK B TK ANGGREK MEKAR KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia terlahir dalam keadaan yang lemah, untuk memenuhi kebutuhannya tentu saja manusia membutuhkan orang lain untuk membantunya, artinya ia akan tergantung

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRA-SEKOLAH DI TK AISYIYAH MENDUNGAN SUKOHARJO SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRA-SEKOLAH DI TK AISYIYAH MENDUNGAN SUKOHARJO SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRA-SEKOLAH DI TK AISYIYAH MENDUNGAN SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional,

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya karena merupakan masa peka dan masa emas dalam kehidupan anak.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya diri dalam beberapa situasi, dan ketakutan dalam situasi lainnya, merasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemandirian anak dalam melakukan aktivitas merupakan bagian yang teramat penting dalam upaya mendidik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemandirian anak dalam melakukan aktivitas merupakan bagian yang teramat penting dalam upaya mendidik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemandirian anak dalam melakukan aktivitas merupakan bagian yang teramat penting dalam upaya mendidik anak usia dini. Pada anak usia dini anak perlu dilatih

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. teoritis dengan hasil penelitian di lapangan dan juga mengacu pada rumusan

BAB V PENUTUP. teoritis dengan hasil penelitian di lapangan dan juga mengacu pada rumusan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berpijak pada uraian di atas yang merupakan perpaduan antara hasil kajian teoritis dengan hasil penelitian di lapangan dan juga mengacu pada rumusan masalah skripsi ini, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, menyebutkan bahwa jenis kegiatan yang dapat dilakukan dalam pendidikan luar sekolah sebagai suatu sub sistem pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemandirian anak usia prasekolah 1. Pengertian Subrata (1997), berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kemandirian anak pasekolah yaitu kemampuan anak untuk melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Anak perlu memiliki perilaku mandiri. Menurtt Antonius (2000:143) perilaku

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Anak perlu memiliki perilaku mandiri. Menurtt Antonius (2000:143) perilaku BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Perilaku mandiri Anak perlu memiliki perilaku mandiri. Menurtt Antonius (2000:143) perilaku mandiri dapat dilatihkan sejak

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG A. Latar belakang

BAB I LATAR BELAKANG A. Latar belakang BAB I LATAR BELAKANG A. Latar belakang Perkembangan moral anak usia pra sekolah berada pada tingkat paling dasar, yaitu kurang memperdulikan kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat. Mereka berperilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kanak-kanak awal biasanya dikenal dengan masa prasekolah. Pada usia ini, anak mulai belajar memisahkan diri dari keluarga dan orangtuanya untuk masuk dalam lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tergantung pada orangtua dan orang-orang disekitarnya hingga waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tergantung pada orangtua dan orang-orang disekitarnya hingga waktu tertentu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan tergantung pada orangtua dan orang-orang disekitarnya hingga waktu tertentu. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menyediakan pendidikan anak usia 4-6 tahun sampai memasuki

BAB I PENDAHULUAN. yang menyediakan pendidikan anak usia 4-6 tahun sampai memasuki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taman Kanak-Kanak merupakah salah satu bentuk pendidikan yang menyediakan pendidikan anak usia 4-6 tahun sampai memasuki pendidikan dasar. Dalam Keputusan Menteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mana merupakan wujud cinta kasih sayang kedua orang tua. Orang tua harus membantu merangsang anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial setiap manusia mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai dorongan untuk bersosialisasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Anak usia dini merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dan berpotensi tinggi untuk

Lebih terperinci

PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN ANAK DI KELOMPOK B1 RAUDHATUL ATHFAL AL IKHLAS PALU. Yayan Hidayanti 1 ABSTRAK

PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN ANAK DI KELOMPOK B1 RAUDHATUL ATHFAL AL IKHLAS PALU. Yayan Hidayanti 1 ABSTRAK PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN ANAK DI KELOMPOK B1 RAUDHATUL ATHFAL AL IKHLAS PALU Yayan Hidayanti 1 ABSTRAK Permasalah pokok dalam penelitian ini adalah rendahnya kemandirian anak di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. membutuhkan rangsangan dari lingkungannya. Masa dimana anak mulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. membutuhkan rangsangan dari lingkungannya. Masa dimana anak mulai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berumur 0-6 tahun yang sangat membutuhkan rangsangan dari lingkungannya. Masa dimana anak mulai mengenal dirinya dan semua

Lebih terperinci

MENJADI ORANGTUA TERBAIK UNTUK ANAK DENGAN METODE PENGASUHAN YANG TEPAT

MENJADI ORANGTUA TERBAIK UNTUK ANAK DENGAN METODE PENGASUHAN YANG TEPAT MENJADI ORANGTUA TERBAIK UNTUK ANAK DENGAN METODE PENGASUHAN YANG TEPAT Dwi Retno Aprilia, Aisyah Program Studi PGPAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang Email:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun (Patmonodewo, 1995). Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses. karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.

BAB I. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses. karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan anak selanjutnya. Anak usia dini berada

Lebih terperinci

Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa

Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa 125120307111012 Pendahuluan Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki setiap individu dan anak. Karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan. 1 BAB 1 PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan. Dimulai dari masa bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan masa tua. Pada setiap masa pertumbuhan manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tujuan hidupnya, prestasi, kesuksesan dan juga penghargaan. Tanpa didukung oleh

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tujuan hidupnya, prestasi, kesuksesan dan juga penghargaan. Tanpa didukung oleh 7 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Kemandirian Anak 2.1.1 Pengertian Kemadirian Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki setiap individu dan anak, karena

Lebih terperinci

Menumbuhkan Kemandirian Anak

Menumbuhkan Kemandirian Anak Menumbuhkan Kemandirian Anak Oleh: Nur Hayati, M.Pd Dosen PGPAUD UNY Sikap mandiri, sopan santun, baik kepada orang sebaya maupun kepada orang tua, sabar, mengendalikan emosi, menunjukkan kepedulian terhadan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah 1. Pengertian Sosialisasi Sosialisasi menurut Child (dalam Sylva dan Lunt, 1998) adalah keseluruhan proses yang menuntun seseorang, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi, terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru. Emosi remaja sering

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR Guru TK ABA 010 Cabang Kuok Kabupaten Kampar email: herlinaher@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ketidakmandirian dan ketergantungan disiplin pada kontrol luar

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ketidakmandirian dan ketergantungan disiplin pada kontrol luar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia akan selalu dihadapkan pada situasi dan dinamika kehidupan yang terus berubah dan berkembang. Terlebih lagi ditunjang oleh laju perkembangan teknologi dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR

BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR Atas dasar hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab tiga, maka akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan yang ada di Indonesia, maka persaingan mutu pendidikan ketat dan perlu adanya pembenahan terutama dalam dunia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan BAB II LANDASAN TEORI A. KEMANDIRIAN REMAJA 1. Definisi Kemandirian Remaja Kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk dapat menjelaskan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya sendiri setelah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat pada anak-anaknya (Friedman et al., 2010). yang masih bertanggung jawab terhadap perkembangan anak-anaknya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat pada anak-anaknya (Friedman et al., 2010). yang masih bertanggung jawab terhadap perkembangan anak-anaknya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Orang Tua 1. Pengertian Orang tua adalah orang yang lebih tua atau orang yang dituakan, terdiri dari ayah dan ibu yang merupakan guru dan contoh utama untuk anakanaknya karena

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN ANAK DI KELOMPOK A TK BERINGIN II KECAMATAN TILAMUTA KABUPATEN BOALEMO JURNAL.

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN ANAK DI KELOMPOK A TK BERINGIN II KECAMATAN TILAMUTA KABUPATEN BOALEMO JURNAL. HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN ANAK DI KELOMPOK A TK BERINGIN II KECAMATAN TILAMUTA KABUPATEN BOALEMO JURNAL Oleh FEBRIYANTI D MOODUTO 153 410 046 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS

Lebih terperinci

BABI. PENDAillJLUAN. Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak

BABI. PENDAillJLUAN. Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak BABI PENDAillJLUAN 1.1. Latar Belakang Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak memerlukan perhatian dan pengawasan dari orangtua atau orang dewasa disekitarnya. Hal ini penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan orang lain. Kehidupan manusia mempunyai fase yang panjang, yang di dalamnya selalu mengalami

Lebih terperinci

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT Fiktina Vifri Ismiriyam 1), Anggun Trisnasari 2), Desti Endang Kartikasari 3) Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. Ibtidaiyah (MI) Sekecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. Ibtidaiyah (MI) Sekecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek 1 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN a.i.a. Pengaruh pola asuh terhadap di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sekecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek Ada pengaruh yang positif signifikansi pola asuh terhadap prestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya serta menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Seorang anak

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya serta menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Seorang anak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemandirian sangat penting dalam kehidupan seseorang, karena dengan kemandirian anak bisa menjadi lebih bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhannya serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan individu usia 0-6 tahun yang mempunyai karakteristik unik. Pada usia tersebut anak sedang menjalani pertumbuhan dan perkembangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsisten dan kehadiran orang tua untuk mendukung dan mendampingi

BAB I PENDAHULUAN. konsisten dan kehadiran orang tua untuk mendukung dan mendampingi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika terlahir manusia berada dalam keadaan lemah. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sangat tergantung pada bantuan orang-orang disekitarnya. Kemandirian anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan tergantung pada orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. akan tergantung pada orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya. Individu akan tergantung pada orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya dan ketergantungan

Lebih terperinci

2015 KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA DI DALAM KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD KELAS III

2015 KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA DI DALAM KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD KELAS III BAB I A. Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Pada jaman sekarang ini manusia dituntut untuk tidak hanya cerdas dalam intelektual, tapi dituntut juga untuk berkarakter, sebab karakter sebagai kepribadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak merupakan anugerah terbesar yang dititipkan oleh Allah SWT. untuk dididik dan dibimbing agar menjadi individu yang beriman serta bertaqwa kepada Allah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha pembinaan dan pengembangan generasi muda terus ditingkatkan sejalan dengan proses pembangunan nasional yang terus berlangsung baik didalam pendidikan formal sekolah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng BAB IV ANALISIS DATA A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng Klingsingan Surabaya Faktor penyebab klien terkena epilepsi terjadi karena faktor eksternal. Yaitu faktor yang terjadi bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan melalui pendidikan. Banyak sekarang kita lihat bahwa anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan melalui pendidikan. Banyak sekarang kita lihat bahwa anak-anak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak adalah karunia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang tiada ternilai harganya, dimana anak dilatih dengan berbagai potensi yang dapat dikembangkan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age) yang merupakan masa dimana anak mulai peka dan sensitif untuk menerima berbagai rangsangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar berlangsung sepanjang hayat. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas, pendidikan harus dilakukan sejak usia dini dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS. A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas

BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS. A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas 44 BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas 1. Sejarah TK Pertiwi Pagumenganmas TK Pertiwi Pagumenganmas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu pesat, mulai dari berubahnya gaya hidup masyarakat hingga meningkatya kebutuhan-kebutuhan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tork, et al (dalam Ramawati, 2011) setiap orangtua. menginginkan anak yang sehat dan mandiri. Namun, pada kenyataannya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tork, et al (dalam Ramawati, 2011) setiap orangtua. menginginkan anak yang sehat dan mandiri. Namun, pada kenyataannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Tork, et al (dalam Ramawati, 2011) setiap orangtua menginginkan anak yang sehat dan mandiri. Namun, pada kenyataannya banyak anak dengan disabilitas atau penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara bertahap yaitu adanya suatu proses kelahiran, masa anak-anak, remaja,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara bertahap yaitu adanya suatu proses kelahiran, masa anak-anak, remaja, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan kehidupan seorang manusia berjalan secara bertahap yaitu adanya suatu proses kelahiran, masa anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti jenjang pendidikan, baik jenjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Berkaitan dengan Pendidikan, Musaheri (2007 : 48) mengungkapkan,

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Berkaitan dengan Pendidikan, Musaheri (2007 : 48) mengungkapkan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan manusia menuju kepribadian mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekitarnya. Berkaitan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini ditandai dengan terus berkembangnya lembaga PAUD, seperti Taman Kanak- kanak (TK),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Moral merupakan aspek mendasar manusia yang perlu dibenahi dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya untuk menciptakan kepribadian manusia yang lebih baik. Kaelani (2010)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) hendaknya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga PAUD yang selama ini dikenal oleh masyarakat luas salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara berpikir remaja mengarah pada tercapainya integrasi dalam hubungan sosial (Piaget dalam Hurlock, 1980).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian keluarga dapat ditinjau dari dimensi hubungan darah dan

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian keluarga dapat ditinjau dari dimensi hubungan darah dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pengertian keluarga dapat ditinjau dari dimensi hubungan darah dan hubungan sosial. Keluarga dalam dimensi hubungan darah merupakan salah satu sosial yang diikat

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI TEKNIK MODELING DI PAUD CENDEKIA DESA KETAPANG KECAMATAN GENTUMA KABUPATEN GORONTALO UTARA

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI TEKNIK MODELING DI PAUD CENDEKIA DESA KETAPANG KECAMATAN GENTUMA KABUPATEN GORONTALO UTARA 1 2 MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI TEKNIK MODELING DI PAUD CENDEKIA DESA KETAPANG KECAMATAN GENTUMA KABUPATEN GORONTALO UTARA ABSTRAK Rina Mahan, Tuti Wantu, M.Pd, Kons, Irpan Kasan, S.Ag, M.Pd

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini mempunyai peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bermunculan pendidikan pra sekolah yang menyediakan pelayanan untuk anak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bermunculan pendidikan pra sekolah yang menyediakan pelayanan untuk anak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) dewasa ini semakin mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat. Hal ini ditandai dengan banyak bermunculan pendidikan pra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani sehingga anak memiliki kesiapan untuk memasuki

BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani sehingga anak memiliki kesiapan untuk memasuki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian stimulus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan individu usia 0-6 tahun yang mempunyai karakterikstik yang unik. Pada usia tersebut anak sedang menjalani pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu negara, karena pendidikan dapat memberdayakan sumber daya manusia yang berkualitas dan diharapkan

Lebih terperinci

KISI KISI ANGKET. : RAHMI YULIA : AID : Dr.Drs. H.Hendra Sofyan, MSi : Dr. K.A. Rahman, M.Pd.I

KISI KISI ANGKET. : RAHMI YULIA : AID : Dr.Drs. H.Hendra Sofyan, MSi : Dr. K.A. Rahman, M.Pd.I 99 KISI KISI ANGKET Judul Skripsi Devenisi Operasional : Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Kemandirian Anak Usia Dini dalam Belajar di TK Al- Falah 1 Kota Jambi. : Pola Asuh adalah gambaran yang dipakai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Asuh Orangtua Pola asuh orangtua merupakan interaksi antara anak dan orangtua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orangtua mendidik, membimbing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak usia dini merupakan individu yang sedang mengalami proses perkembangan secara pesat. Dalam lima tahun pertama, seorang anak mempunyai potensi yang sangat besar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI RA MUSLIMAT NU PAKISPUTIH

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI RA MUSLIMAT NU PAKISPUTIH BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI RA MUSLIMAT NU PAKISPUTIH A. Analisis Strategi Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini di RA Muslimat NU Pakisputih Berdasarkan

Lebih terperinci

BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01

BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01 BE SMART PARENTS PARENTING 911 #01 Coffee Morning Global Sevilla School Jakarta, 22 January, 2016 Rr. Rahajeng Ikawahyu Indrawati M.Si. Psikolog Anak dibentuk oleh gabungan antara biologis dan lingkungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini sering disebut anak prasekolah, memiliki masa peka dalam perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespons

Lebih terperinci

Peran Guru dalam Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Anak pada Pendidikan Anak Usia Dini Yanuarita Niken P. I Pendahuluan Pendidikan Anak

Peran Guru dalam Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Anak pada Pendidikan Anak Usia Dini Yanuarita Niken P. I Pendahuluan Pendidikan Anak Peran Guru dalam Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Anak pada Pendidikan Anak Usia Dini Yanuarita Niken P. I 125120307111024 Pendahuluan Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu pendidikan yang ditujukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melati Br. Tarigan, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melati Br. Tarigan, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pemerintah sedang fokus terhadap dunia pendidikan di Indonesia, termasuk diantaranya pendidikan anak usia dini. Pendidikan anak usia dini merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kenakalan remaja bukan merupakan permasalahan baru yang muncul kepermukaan, akan tetapi masalah ini sudah ada sejak lama. Banyak cara, mulai dari tindakan prefentif,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Formal Ibu 1. Pengertian Ibu Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada pada diri anaknya dalam hal mengasuh, membimbing dan mengawasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam pasal 1, butir 14 bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan

Lebih terperinci

Anak adalah dambaan setiap pasangan, dimana setiap pasangan selalu. menginginkan anak mereka tumbuh dengan sehat dan normal baik secara fisik

Anak adalah dambaan setiap pasangan, dimana setiap pasangan selalu. menginginkan anak mereka tumbuh dengan sehat dan normal baik secara fisik BABI ~ PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak adalah dambaan setiap pasangan, dimana setiap pasangan selalu menginginkan anak mereka tumbuh dengan sehat dan normal baik secara fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan istilah kunci yang penting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan istilah kunci yang penting dalam kehidupan manusia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan istilah kunci yang penting dalam kehidupan manusia, khususnya dalam setiap dunia pendidikan, sehingga tanpa belajar tak pernah ada pendidikan. Belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan seseorang baik dalam lingkungan masyarakat dan bangsa. kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan saat ini menghadapi tantangan besar sebagai akibat dari arus globalisasi, sehingga berbagai upaya dilakukan agar peserta didik kelak mampu mendapatkan

Lebih terperinci

MENGENAL MODEL PENGASUHAN DAN PEMBINAAN ORANGTUA TERHADAP ANAK

MENGENAL MODEL PENGASUHAN DAN PEMBINAAN ORANGTUA TERHADAP ANAK Artikel MENGENAL MODEL PENGASUHAN DAN PEMBINAAN ORANGTUA TERHADAP ANAK Oleh: Drs. Mardiya Selama ini kita menyadari bahwa orangtua sangat berpengaruh terhadap pengasuhan dan pembinaan terhadap anak. Sebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada anak-anak sedini mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada anak-anak sedini mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian manusia yang tidak dapat berdiri sendiri, artinya terkait dengan aspek kepribadian yang lain dan harus dilatihkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 yang dimaksud Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK DI RA/BA KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI

HUBUNGAN POLA ASUH TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK DI RA/BA KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI HUBUNGAN POLA ASUH TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK DI RA/BA KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, berbagai sektor kehidupan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, berbagai sektor kehidupan mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era globalisasi, berbagai sektor kehidupan mengalami banyak perubahan. Salah satu penyebab dari perubahan tersebut adalah semakin berkembangnya

Lebih terperinci

Remaja Pertengahan (15-18 Tahun)

Remaja Pertengahan (15-18 Tahun) Pertemuan Orang Tua Masa perkembangan setelah masa anak-anak dan menuju masa dewasa, yang meliputi perkembangan fisik, kognitif, emosi, sosial, moral, dan kesadaran beragama. REMAJA Batasan Usia Remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan yang sangat pesat. Di usia ini sangat penting untuk meletakkan

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan yang sangat pesat. Di usia ini sangat penting untuk meletakkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Di usia ini sangat penting untuk meletakkan dasar-dasar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kemandirian Anak Usia Prasekolah. Tertunda atau terhambatnya pengembangan potensi-potensi itu akan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kemandirian Anak Usia Prasekolah. Tertunda atau terhambatnya pengembangan potensi-potensi itu akan BAB II LANDASAN TEORI A. Kemandirian Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian Anak Usia Prasekolah Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun (Patmonodewo, 1995). Anak prasekolah

Lebih terperinci