PENELITIAN TEHNOLOGI PEMBELAJARAN. Oleh: Salamah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENELITIAN TEHNOLOGI PEMBELAJARAN. Oleh: Salamah"

Transkripsi

1 Dinamika, Vol. 4, No. 1, Juni 2001:39 52 PENELITIAN TEHNOLOGI PEMBELAJARAN Oleh: Salamah Abstrak Penelitian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh informasi atau temuan yang dapat digunakan sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Ipteks), pengembangan kelembagaan maupun penunjang pelaksanaan pembangunan. Dalam usaha pengembangan dan peningkatan teknologi pembelajaran salah satu penyelesaian masalah menggunakan cara-cara pengalaman, penalaran dan penelitian. Bidang studi akan berkembang apabila didukung oleh penelitian yang dilakukan secara terus menerus. Untuk dapat menyatukan teori dengan kenyataan teknologi pembelajaran perlu diadakan penelitian. Masalah penelitian teknologi pembelajaran bersumber dari kawasan teknologi pembelajaran yng meliputi fungsi pengelolaan, fungsi pengembangan, sumber belajar dan si belajar. Tujuan penelitian teknologi pembelajaran adalah mengungkapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang bersifat prespektif dan untuk memverifikasi dan membangun teori pembelajaran kognitif. Metode penelitian teknologi pembelajaran dengan cara eksperimen, historis, diskriptif, etnometodologis dan evaluasi. Variabel-variabel pembelajaran diklarifikasikan tiga yaitu kondisi pembelajaran, metode pembelajaran dan hasil pembelajaran. Metode analisis data menggunakan metode metode kuantitatif dan kulitatif. Manfaat hasil penelitian teknologi pembelajaran berguna bagi pengembangan, peningkatan dan penyempurnaan teknologi pembelajaran untuk mencapai hasil pembelajaran. Kendala penelitian dalam teknologi meliputi tiga hal yaitu tolok ukur yang dituntut oleh pimpinan peneliti, luasnya garapan atau lingkup dari teknologi pembelajaran dan pembatasan keluasan lingkup. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian teknologi pembelajaran harus diacu pada usaha pengembangan, peningkatan dan penyempurnaan disiplin ilmu serta layanan dalam bentuk penciptaan produk dan prosedur proses pembelajaran. Penelitian teknologi pembelajaran yang solid akan menghasilkan teori praktek pembelajaran yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan belajar. Pendahuluan Latar Belakang Masalah Penelitian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh informasi atau temuan yang dapat digunakan sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan, tehnologi, dan seni (IPTEKS), pengembangan kelembagaan, maupun penunjang pelaksanaan pembangunan. Penelitian mempunyai peranan yang khas apabila dikaitkan dengan kegiatan tertentu (Yuyun S. Suriasunumtri, 1994 : 1). Aspek-aspek penelitian seperti bentuk penelitian, perumusan masalah, kajian teori, proses pengumpulan data dan analisis data, serta penyajian laporan penelitian. Dalam usaha pengembangan dan peningkatan tehnologi pembelajaran, pasti ada permasalahan yang timbul. Untuk memecahkan masalah tersebut ditempuh cara-cara : pengalaman, penalaran, dan penelitian (WaytmArdhana, 1992 : 3). Dinyatakan pula bahwa cara

2 yang paling baik adalah penelitian karena merupakan perpaduan antara pengalaman dan penalaran. Penelitian memiliki tiga ciri pokok, yaitu (1) bersifat sisrimatik dan terkontrol yang mendasarkan cara kerjanya pada penalaran induktif dan dedukatif, (2) bersifat empirik, artinya dalam menguji kesahihan penelitian berpaling pada pengalaman, dan (3) mengoreksi diri sendiri artinya terbuka diperiksa oleh orang lain apabila sendiri artinya terbuka diperiksa oleh orang lain apabila kemungkinan membuat kesalahan (Wa-ytm Ardbtma, 1992 : 3). Bidang studi hanya akan dapat berkembang bilamana didukung oleh penelitian yang dilakukan secara terus menerus (Yusufhadi Miarso, 1992 : 4). Termasuk juga penelitian tehnologi pembelajaran, memiliki ciriciri tersebut dan sebagai bidang yang perlu diteliti karena terjadi kesenjangan fakta di dalam fenomena kehidupan. Clark (1983) telah mengkaji hasil-hasil penelitian dalam tehnologi pembelajaran berdasar kajian historis ditemukan kesenjangan yakni didalam penelitian tehnologi pembelajaran belum mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat. Oleh sebab itu agar dapat menyatukan teori dengan kenyataan, tehnologi pembelajaran perlu untuk diteliti. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut : apa saja permasalah penelitian tehnologi pembelajaran, tujuannya, metodenya, model penelitianya, manfaatnya dan kendala apa yang ada dalam penelitian tehnologi pembelajaran, akan dibahas kemudian. Pembahasan Permasalahan penelitian TEP masalah atau pertanyaan penelitian pada umumnya dijadikan titik awal kegiatan penelitian. Untuk menemukan masalah yang urgen untuk penelitian, langkah-langkah pemikiran yang perlu dikembangkan adalah : (1) mendalami bidang keilmuan yang akan dikaji (kajian substansial), (2) Setelah mendalami maka akan mengetahui masalahmasalah substansif keilmuan dan (3) menyeleksi masalah yang urgen diteliti (Sunarto, 1993:5). Tehnologi pembelajaran adalah bagian dari tehnologi pendidikan berdasar atas konsep bahwa pembelajaran (instruction) adalah bagian dari pendidikan. Tehnologi pembelajaran adalah proses yang komplek dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi, untuk menganalisa masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah dalam situasi dimana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol (AECT, 1997 : 3). Gentry mendifinisikan tehnologi pembelajaran sebagai penerapan secara sistimatis strategi-strategi dan tehnik-tehnik yang diambil dari konsep-konsep ilmu perilaku dan ilmu-ilmu yang bersifat fisik serta pengetahuan lain untuk keperluan pemecahan masalah-masalah pembelajaran (Gentri, 1991 : 47). Dengan demikian penelitian dalam TEP harus mengacu pada pengertian TEP. Penelitian dalam TEP tidak dapat terlepas pula dari : (1) falsafah dan landasan ilmiah yang menunjangi keberadaannya, (2) unsur-unsur dasar yang membentuknya, dan (3) arah perkembangan dan kegunaannya (Tusufhadi Miarso, 1993:1). Pemilihan masalah penelitian yang khas pada lingkungan TEP dapat bersumber dari kawasan tehnologi pembelajaran dari AECT yaitu : (1) fungsi pengelolaan (pembelajaran), mengenai pengelolaan organisasi dan personalia yang mengacu pada fungsi pengembangan dalam rangka pemecahan persoalan belajar, (2) fungsi pengembangan (pembelajaran), yang meliputi tentang teori-teori dasar pembelajaran, produksi prototipe dan sumber-sumber belajar, evaluasi dan selelcsi sumber belajar, penyediaan logistik belajar dan pemanfaatan sumber belajar, 1(3) sumber belajar, yang mengenai pesan, manusia, bahan, peralatan, tehnik/metode dan latar, (4) si belajar sendiri terutama reaksi pengaruh, kondisi, dari yang bersaiigkutan terhadap

3 stimulasi yang berupa sumber belajar untuk memecahkan persoalan belajar. Penelitian TEP untuk mencari pemecahan masalah diindentifikasi melalui fungsi pengembangan pembelajaran yang meliputi riset teori, desain, produksi, evaluasi, pemilihan, pemanfatan dan penyebarluasan pemanfaatan (AECT, 1977 ; 3) menurut Iskandar Wiryokusumo (1992) dalam melaksanakan fungsi pengembangan langkah-langkahnya : didahului dengan risert-teori, ditata dalam suatu disains, "ada" kan atau diproduksi dan di evaluasi. Landasan penelitian TEP dapat menperhatikan pokok pikiran yang bersifat menyeluruh/suatu sistem, berorentasi masa kini dan yang akan datang, berorentasi pada proses dan produk, berorentasi teoritik tidak hanya praktis, dan konsenten dengan dunia pembelajaran. Disamping landasan tersebut juga harus memperhatikan makna dari definisi tehnologi pembelajaran yakni mempunyai unsur-unsur bahwa (1) kegiatan yang berupa proses (bukan hanya produk, (2) yang komplek dan terpadu (yang satu dengan yang lain saling terkait dan terintegrasi, (3) melibatkan peralatan, manusia, konsep dan ide 'serta prosedur dan organisasi (AEST, 1977:1) Jadi jelas batas-batas yang harus diambil oleh peneliti-peneliti di bidang TEP. Tidak hanya meneliti hanya produk saja sasaran/obyek yang terlepas/sendiri-sendiri dan harus ada komponen lain yang terlibat, serta harus bergerak dibidang pemacahan masalah belajar manusia. Jelas pula esensi permasalah TEP terletak pada komponen sistem pembelajaran atau permasalah yang ada pada kawasan TEP, dan permasalahan ini yang merupakan ciri khas dari penelitian TEP dengan penelitian non TEP. Tujuan Penelitian TEP Tujuan penelitian dalam setiap disiplin iknu pengetahuan adalah untuk menemukan sesuatu. Hasrat ingin tahu kita mendorong kita bekerja untuk menemukan sesuatu. Setidaknya ada dua tujuan yang melandasi orang dalam melakukan penelitian yaitu hasrat ingin tahu dan untuk memberikan penjelasan, Dalam tehnologi pembelajaran penelitian-penelitian antara lain untuk memperoleh penjelasan. Misalnya mengapa suatu metode berhasil sedangkan metode lainnya gagal? Penelitian semacam ini akan menghasilkan suatu teori yang dinamakan teori diskriptif yang merupakan ciri khas ilmu alamiah (Wayam Adhana, 1992 : 4) ada tiga tujuan pokok penelitian : (1) memaparkan/mendiskripsikan, (2) mengkaji perbedaan dan (3) mengkaji hubungan (Hardjono, 1992:47). Para ilmuwan dalam TEP lebih puas kaiau penjelasan-penjelasan yang mereka temukan dapat diterapkan untuk memecahkan masalah-raasalah praktis dalani pembelajaran. Dalam hal ini tujuan utama penelitian TEP adalah menghasilkan teori preskripsif. Teori preskriptif adalah seperangkap prinsip yang terintegrasi yang menyatakan metode apa yang harus digunakan kalau hasil yang dicapai dan kondisi pengajaran ditentukan {Wayan Ardhtma, 1992 : 4). Penelitian ini menuntut agar kita harus berusaha mencari faktor-faktor yang cukup dalam usaha untuk mewujudkan peristiwa belajar. Penelitian TEP perlu melakukan penelitian yang bertujuan mengungkapkan prinsipprinsip pembelajaran yang bersifat reskriptik untuk membangun teori-teori belajar yang utuh dan stabil. Tujuan lain dari penelitian TEP adalah untuk menemukan memverifikasi dan membangun teori pembelajaran kognitif. Dalam mencari tujuan itu perlu studi mengenai proses-proses kognitif dasar, kemampuan-kemampuan manusia strategi belajar dan kontribusi pembelajaran terhadap keberhasilan dan kegagalan berbagai metode dan tehnologi yang kita pergunakan dalam proses pembelajaran. Pada prinsipnya penelitian TEP adalah mencari jalan keluar pemecahan permasalahan tehnologi pembelajaran.

4 Metode Penelitian TEP Metode penelitian sebagai metode ilmiah dilandasi oleh asumsi-asumsi yang menjadi dasar keyakinan ilmiah. Dari empat fungsi yaitu (1) diterminisme artinya setiap kejadian ditentukan oleh kejadian lain (2) emperisme, yang berarti jenis pengetahuan dapat diandalkan lewat pengalaman (3) keringkasan yang artinya bahwa gejala harus dapat dijelaskan secara ringkas dan ekonomis, dan (4) generalitas, yang pada dasarnya merupakan hubungan problematik antara contoh-contoh kongkrit dan hal-hal umum yang abstrak yang menghasikan dua teori yang bersifat rasional dan empirik (Wayan Ardhana, 1992: 1). Heinich (1986) menyebutkan bahwa jenis penelitian TEP yang penting dilakukan adalah penelitian yang mengarah pada masalah-masalah grafis dalam konteks dunia nyata yang tidak dikendalikan. Penekananya terletak pada penerapan pengetahuan untuk memecahkan masalahmasalah menonjol dalam fungsi pembelajaran. Metode penelitian TEP diperlukan untuk menemukan pembuktian hipotesis atau menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang tehnologi pembelajaran. Dalam usaha menjawab pertanyaan tersebut dan juga untuk mengembangkan disiplin ilmunya, tehnologi pembelajaran terorentasi pada model paradigma penelitian. Paradigma penelitian yang diajukan Griskoll ada 8 yaitu (1) eksperiment (2) kuadi eksperiment, (3) meta analisi, (4) studi kasus/etnografi, (5) evaluasi berdasar sistim-sistem based, (6) kocst/efectiviness, (7) pengembangan model, dan, (8) pengembangan tehnik (Anglin, edt: 1312). Sedangkan Wayan Ardha (1993) menyebutkan paradigma penelitian TEP adalah historis, diskriptip, eksperiment, penomenologis (penampakan gejala), etno metodologis dan evaluasi dari paradigma-paradigma diatas memberi gambaran masalah mana yang akan diteliti dan bagaimana penelitian itu akan berlangsung. Didalam memilih metode-metode penelitian tergantung apa masalahnya, semua metode tidak ada yang lebih baik atau lebih jelak, semua sama, tinggal bagaimana menggunakan tepat atau tidak. Yang penting apapun jenis metode penelitian TEP harus disiplin dan ketat (Wayan Ardhana, 1993 : 8). Dalam pengembangan tehnologi pembelajaran semua jenis penelitian yang dilaksanakan dengan baik akan memberi sumbangan akan mencapai tujuan. Variabel-variabel pembelajaran diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) ; (1) kondisi pembelajaran, (2) metode pembelajaran, dan (3) hasil pembelajaran (Reiguluth, 1979 : 5-24). Penelitian TEP variabel kondisi dan metode pembelajaran merupakan variabel bebas, sedang hasil pembelajaran merupakan variabel tergantung {Degeng, 1992 : 26). Kombinasi dari dua variabel ini oleh Clark dan Sugrue dapat dirumuskan dalam 4 issue penelitian yakni : isu tingkah laku, isu kognitif, isu sikap dan isu ekonomis. Hendaknya penelitian TEP memulai dengan isuisu yang ada dengan segala alternatif yang ada. Model penelitian pada dasarnya sama dengan model penelitian pendidikan yaitu harus berorentasi kepada bentuk permasalahan yang dihadapi masa kini dan mengantisipasi keadaan yang akan datang, baik jangka pendek, maupun jangka panjang. Model penelitian TEP antara lain adalah model ekslanasi yang dikenal sebagai penelitian deskriptif, penelitian prediksif, merupakan upaya untuk menunjukkan masa depan berdasar kejadian saat ini, penelitian evaluatif untuk menunjukkan posisi tehnologi pembelajaran yang benar dan manfaatnya yang tepat dalam dunia pembelajaran (pendidikan), penelitian pengembangan yang dilakukan dengan ekprerimen dan uji coba {Suna-rto, 1993:8). Dari berbagai jenis model penelitian tersebut dapat dikembangkan dengan bertoiak dari munculnya sebuah pertanyaan penelitian atau adanya masalah yang perlu dipecahkan.

5 Pertanyaan ini timbul karena terjadi kesenjangan fakta di dalam fenomena kehidupan. Jadi model penelitian TEP sulit untuk ditentukan secara khusus, yang penting harus mengacu kepada tujuan dan masalah yang diprioritaskan bagi kepentingan tehnologi pembelajaran. Pembahasan landasan teori dukungan teoritik dalam penelitian TEP adalah berdasar teoriteori tentang tehnologi pembelajaran, hasil-hasil penelitian terdahulu, dan sumber-sumber terkiat, merupalcan landasan teori atau kerangka teoritik dalam menyusun hipotesis atau pertanyaan penelitian yang dapat diberi arah penelitian untuk menuju kepada kesimpulan penelitian. Prinsip formal dalam penelitian sama sifatnya dan tujuannya, tetapi secara ^material penelitian TEP memiliki sumber yang berbeda. Landasan teori ini mengacu kepada sistem, terintrograsi proses dan produk masa kini dan yang akan datang, teoritik dan praktis tentang teknologi pembelajaran (Iskandar Wiryokusumo, 1992: 40-41). Metode pengumpulan data penelitian TEP dapat menggunakan metode angket, interview atau dokumentasi dan juga observasi. Dengan observasi misalnya, penelitian akan mendapatkan data yang lebih akurat daripada menggunakan metode angket. Sebab apa dan bagaimana data yang sesungguhnya pada proses dan produk teknologi pembelajaran akan diamati secara seksama. Metode tes lebih tepat daripada metode dokumentasi untuk mentes hasil belajar, sebab dengan metode tes yang berstandar atau yang sudah dibuktikan validitas dan reliabilitas akan menunjukkan hasil pembelajaran yang lebih akurat. Metode analisis data menggunakan metode kuantitatif dan atau kualitatif atau perpaduan antar keduanya pada penelitian TEP udak ada perbedaan hasil. Pada prinsipnya dengan metode analisis data yang tepat akan dapat ditarik kesimpulan penelitian yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. Manfaat Hasil Penelitian TEP Manfaat penelitian adalah fungsi epistemologis yang bertugas melakukan eksplanasi, eksplorasi, prediksi, evaluasi dan pengembangan IPTEKS (Sunarto, 1993: 6). Manfaat hasil penelitian atau TEP akan berguna bagi pengembangan, peningkatan, dan penyempurnaan teknologi pembelajaran untuk mencapai hasil pembelajaran. Hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: (1) keefektifan (effectiveness), (2) effisiensi (efficiency) dan (3) daya tarik (apeal) (Degeng, 1992 : 17). Keefektifan pembelajaran diukur dengan tingkat pencapaian si belajar, adapun aspek-aspek untuk mepreskripsikan adalah kecermatan penguasaan yang dilakukan, kecepatan untuk kerja, tingkat retensi dari apa yang dipelajari. Efisiensi pembelajaran biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan jumlah waktu yang dipakai si belajar dengan hasil yang diperoleh dan atau biaya yang digunakan. Daya tarik pembelajaran diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk terus belajar. Kendala Penelitian TEP Setiap menjalankan suatu kegiatan tidak bisa lepas pula dengan adanya kendala. Dalam penelitian TEP kendala itupun ada. Oleh Hanafin (1991) ada 3 (tiga) macam hambatan pokok dalam penelitian TEP : (1) implicit publication satandarus yaitu toiok ukur yang dituntut oleh para penerbit atau pimpinan penelitian yang kadang-kadang kurang realisrik. Hal ini mungkin disebabkan adanya tuntutan atau selera "pasar", subyektifitas, atau paradigma kaku yang diikuti, (2) expanded role of instructional technology yaitu semakin meningkatnya atau semakin luasnya garapan atau lingkup dari TEP ini. Hal-hal menjadi bidang garapannya, (3) commitmant of research adanya perjanjian untuk membatasi keluasan dan lingkup dari suatu riset, menyebabkan tidak menjadi bebas. Hal ini juga mungkin tergantung dari macam paradigma dan dipergunakan.

6 Kesimpulan Penelitian TEP harus diucapkan pada usaha peiigembangan, peningkatan dan penyempurnaan disiplin tersebut sebagai disiplin ilmu serta pada layanan yang berupa piranti dan atau prosedur proses pembelajaran. Penelitian TEP yang solid dapat menghasilkan teori praktek pembelajaran yang efektif dan efisien dalam mancapai sasaran dan tujuan belajar. DAFTAR PUSTAKA AECT. ( 1977), Definisi tehnologi pendidikan, Jakarta : PAU. Ardhana, Wayan. (1992), Konsep metode penelitian dalam tehnolqgi pembelajaran dan penelitian th.i no 1 IKJP Malang Clark, RE. (1983), Reconsidering research on learning from media, review of education research on learning from media, review of educational research. 53 (4) Degeng, I Nyoman, (1992). Klasifikasi variabel untuk keperluan penelitian dan pengembangan teori pembelajaran, Jurnal : Teknologi Pembelajaran Teori dan Penelitian Th. I no. IIKIP Malang. Gentry, Cass, G. (1991). Educational technology : a question of meaning, dalam Anglin Garry. J. (ed). Instructional Technology : Past, Present and Future, Englewood : Libraries Unlimited. Inc. Hanafin, Michael J. (1986). The status of future research in instructional design and technology. Journal: of Instructional Development, 8 (3), Iskandar Wiryokusumo, (1986). Dimensi penelitian di dalam teknologi pembelajaran. Jurnal : Teknologi Pembelajaran Teori dan Penelitian Th. I No. I IKIP Malang., (1993), Bidang penelitian TP. Makalah, IKIP Surabaya. Suhardjono. (1992). Rancangan penelitian di bidang teknologi pembelajaran. Jurnal : Teknologi Pembelajaran Teori dan Peneliltian TH. I No. I IKIP Malang. Sunarto, (1993). Model penelitian pengembangan teknologi pendidikan. Makalah : IKIP Surabaya. Yusufhadi Miarso. (1993). Beberapa catatan mengenai penelitian teknologi pendidikan. Makalah : IKIP Surabaya. Yuyun Suria Sumantri. (1994). Ke arah diversi fisika kegiatan penelitian. Makalah : IKIP Jakarta.

PENELITIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN. Salamah Universitas PGRI Yogyakarta

PENELITIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN. Salamah Universitas PGRI Yogyakarta JURNAL PENDIDIKAN, Vol. 15, No. 2, Desember 2009:157-165 PENELITIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN Salamah Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak: Teknologi pendidikan merupakan suatu bidang terapan yang relatif baru

Lebih terperinci

Paradigma Pergeseran Educational Technology Menuju Instructional Technology

Paradigma Pergeseran Educational Technology Menuju Instructional Technology Paradigma Pergeseran Educational Technology Menuju Instructional Technology Nama Penyusun: Ainun, Alfin, Fathur, Rifa, Rosyidah, Muh. Barid Nizarudin Wajdi rosyidahnurlathifa25@yahoo.com Teknologi pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Supervisi Pengawas Pendidikan Agama Islam pada SDN 4 Tamansari Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Supervisi Pengawas Pendidikan Agama Islam pada SDN 4 Tamansari Kecamatan 67 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Penelitian ini akan mendeskripsikan secara khusus tentang Implementasi Supervisi Pengawas Pendidikan Agama Islam pada SDN 4 Tamansari Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mata pelajaran fisika pada umumnya dikenal sebagai mata pelajaran yang ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari pengalaman belajar

Lebih terperinci

PENDAYAGUNAAN SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN. Oleh: Sungkono

PENDAYAGUNAAN SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN. Oleh: Sungkono PENDAYAGUNAAN SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN Oleh: Sungkono ABSTRAK Sumber belajar memegang peranan penting dan cukup menentukan dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Pendayagunaan

Lebih terperinci

BAB I TUJUAN UMUM MODEL PEMBELAJARAN A. MODEL PEMBELAJARAN

BAB I TUJUAN UMUM MODEL PEMBELAJARAN A. MODEL PEMBELAJARAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU dalam TEORI DAN PRAKTEK BAB I TUJUAN UMUM MODEL PEMBELAJARAN A. MODEL PEMBELAJARAN Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam

Lebih terperinci

DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH TEKNOLOGI PEMBELAJARAN PLS

DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH TEKNOLOGI PEMBELAJARAN PLS DESKRIPSI DAN SILABUS MATA KULIAH TEKNOLOGI PEMBELAJARAN PLS Dosen: Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd Joni Rahmat Pramudia, S.Pd., M.Si Nike Kamarubiani, M. Pd. JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS

Lebih terperinci

MODUL PENELUSURAN DAN PENGUMPULAN DATA (IPS) Pusbindiklat Peneliti. Diklat Jabatan Fungsional Peneliti Tingkat Pertama

MODUL PENELUSURAN DAN PENGUMPULAN DATA (IPS) Pusbindiklat Peneliti. Diklat Jabatan Fungsional Peneliti Tingkat Pertama MODUL PENELUSURAN DAN PENGUMPULAN DATA (IPS) Diklat Jabatan Fungsional Peneliti Tingkat Pertama Pusbindiklat Peneliti LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA 2017 C Pusbindiklat Peneliti-LIPI DAFTAR ISI Daftar

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN DAN ETIKA PENELITIAN. Fakultas Teknik Elektro 1

METODOLOGI PENELITIAN DAN ETIKA PENELITIAN. Fakultas Teknik Elektro 1 METODOLOGI PENELITIAN DAN ETIKA PENELITIAN 1 Pengertian Metodologi Penelitan Tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. 2 JENIS-JENIS PENELITIAN TUJUAN METODE TINGKAT EKSPLANASI ANALISIS & JENIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, karena pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, karena pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan

Lebih terperinci

MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI. Oleh: Rahyu Setiani

MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI. Oleh: Rahyu Setiani MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI Oleh: Rahyu Setiani Rahyu Setiani adalah Dosen DPK Kopertis Wilayah VII pada STKIP PGRI Tulungagung PENDAHULUAN Keterampilan berpikir

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian dapat dikatakan sebagai suatu cara yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Metodologi penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam mengumpulkan

Lebih terperinci

Pemanfaatan Program Computer Assisted Instruction (CAI) dalam Program Pembelajaran Berbasis Internet. Oleh: Ali Muhtadi *)

Pemanfaatan Program Computer Assisted Instruction (CAI) dalam Program Pembelajaran Berbasis Internet. Oleh: Ali Muhtadi *) Pemanfaatan Program Computer Assisted Instruction (CAI) dalam Program Pembelajaran Berbasis Internet Oleh: Ali Muhtadi *) Abstrak Kegiatan pembelajaran yang selalu dilaksanakan di dalam ruangan kelas secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan kegiatan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Proses pembelajaran merupakan proses yang

Lebih terperinci

PROBLEM BASED LEARNING. R. Nety Rustikayanti, S.Kp., M.Kep. 2016

PROBLEM BASED LEARNING. R. Nety Rustikayanti, S.Kp., M.Kep. 2016 PROBLEM BASED LEARNING R. Nety Rustikayanti, S.Kp., M.Kep. 2016 Learning = Pembelajaran Hakikat pembelajaran mengasah atau melatih moral kepribadian manusia proses pembelajaran dituntut untuk selalu menyesuaikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN. Dr. BUDIYONO SAPUTRO, M.Pd

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN. Dr. BUDIYONO SAPUTRO, M.Pd METODE PENELITIAN PENDIDIKAN Dr. BUDIYONO SAPUTRO, M.Pd 1. Kontrak Perkuliahan 2. Konsep, Karakteristik dan Ruang Lingkup Penelitian Pendidikan 3. Jenis-jenis Penelitian Pendidikan 4. Masalah penelitian

Lebih terperinci

Pengembangan Buku Ajar Fisika Dasar I Berbasis Self Regulated Learning Sebagai Upaya Memotivasi Mahasiswa untuk Belajar Mandiri

Pengembangan Buku Ajar Fisika Dasar I Berbasis Self Regulated Learning Sebagai Upaya Memotivasi Mahasiswa untuk Belajar Mandiri Pengembangan Buku Ajar Fisika Dasar I Berbasis Self Regulated Learning Sebagai Upaya Memotivasi Mahasiswa untuk Belajar Mandiri Habibi 1, Lovy Herayanti 2 1 Program Studi Pendidikan Fisika IKIP Mataram,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. PENDEKATAN FILSAFATI

I. PENDAHULUAN II. PENDEKATAN FILSAFATI I. PENDAHULUAN Pengembangan Konseptual Teknologi Pendidikan terbagi atas dua bagian, yaitu landasan falsafah dan teori teknologi pendidikan. Pengertian falsafah itu sendiri adalah suatu rangkaian pernyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi pendidikan sains di Indonesia mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pemahaman tentang sains dan teknologi melalui pengembangan keterampilan berpikir, dan

Lebih terperinci

Pendekatan Sistem dalam Teknologi Pendidikan dan Sistem Instruksional

Pendekatan Sistem dalam Teknologi Pendidikan dan Sistem Instruksional Volume 1 No. 1 ISSN : 2337-6198 Januari Juni 2013 Halaman 41-48 Pendekatan Sistem dalam Teknologi Pendidikan dan Sistem Instruksional Budianto Dosen Kopertis Wilayah I Dpk. FKIP UISU Medan Jl. Puri No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini karena mata pelajaran IPA khususnya, akan memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini karena mata pelajaran IPA khususnya, akan memiliki peranan BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia dalam menghadapi era globalisasi merupakan tantangan yang harus dijawab dengan karya nyata oleh dunia pendidikan. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimia merupakan ilmu yang mencari jawaban atas dasar pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimia merupakan ilmu yang mencari jawaban atas dasar pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimia merupakan ilmu yang mencari jawaban atas dasar pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur, sifat, perubahan,

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Teoretis

BAB II. Kajian Teoretis BAB II Kajian Teoretis A. Kajian Teori 1. Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) Menurut Slavin (Rahayu 2011, hlm. 9), Missouri Mathematics Project (MMP) adalah suatu program yang dirancang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN PENDEKATAN PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan (Nasir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan kerangka pengujian dalam memasatikan suatu keabsahan. 1

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan kerangka pengujian dalam memasatikan suatu keabsahan. 1 36 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan itu dilandasi oleh metode keilmuan. Menurut

Lebih terperinci

FALSAFAH TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DAN KERANGKA KONSEP

FALSAFAH TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DAN KERANGKA KONSEP 1 FALSAFAH TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DAN KERANGKA KONSEP Nama : Nur Fitrianah Matkul : Media pembelajaran inovatif (Resume) Nim : 152071200002 Prodi/Smt : PGMI-A1/V E-mail : nurfitrianah722@gmail.com Ringkasan

Lebih terperinci

Pengaruh Manajemen Kesiswaan terhadap Disiplin Belajar dalam Mewujudkan Prestasi Belajar Siswa

Pengaruh Manajemen Kesiswaan terhadap Disiplin Belajar dalam Mewujudkan Prestasi Belajar Siswa Jurnal Pendidikan Universitas Garut Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut ISSN: 1907-932X Pengaruh Manajemen Kesiswaan terhadap Disiplin Belajar dalam Mewujudkan Prestasi Belajar Siswa

Lebih terperinci

Mengapa perlu menulis karya ilmiah?

Mengapa perlu menulis karya ilmiah? Bambang Prihadi Mengapa perlu menulis karya ilmiah? Merupakan bagian dari kehidupan akademis, untuk berkomunikasi serta memberdayakan diri sendiri dan orang lain. Guru sebagai ilmuwan memiliki tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, perubahan dalam segala bidang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, perubahan dalam segala bidang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pemilihan Judul Dalam era globalisasi sekarang ini, perubahan dalam segala bidang semakin terasa dampaknya, perubahan tersebut merambah dalam segala bidang kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh. imbas teknologi berbasis sains (Abdullah, 2012 : 3).

BAB I PENDAHULUAN. harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh. imbas teknologi berbasis sains (Abdullah, 2012 : 3). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal merupakan upaya sadar yang dilakukan sekolah dengan berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif,

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENELITIAN PENDIDIKAN. Oleh: Tina Rahmawati, M.Pd

KONSEP DASAR PENELITIAN PENDIDIKAN. Oleh: Tina Rahmawati, M.Pd A. Pendahuluan KONSEP DASAR PENELITIAN PENDIDIKAN Oleh: Tina Rahmawati, M.Pd Makalah ini disampaikan dalam kegiatan pelatihan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan pembinaan penyusunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tingkat metodologi, sejak awal pertumbuhan ilmu-ilmu sosial sudah dikenal ada dua mazhab penelitian sosial. Dalam konteks ini Sanapiah Faisal membaginya menjadi 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 103 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan alat yang sangat penting dalam mengembangkan pengetahuan, untuk meningkatkan kemajuan, dan untuk memungkinkan manusia berhubungan secara efektif dengan

Lebih terperinci

Oleh: Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak., CA. Universitas Brawijaya

Oleh: Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak., CA. Universitas Brawijaya Oleh: Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak., CA. Universitas Brawijaya untiludigdo@ub.ac.id; masunti@gmail.com Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi di Universitas Lampung, 24-26 Agustus 2016 Seperangkat

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SIL. ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH PEMBELAJARAN SILABI MATA KULIAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SIL. ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH PEMBELAJARAN SILABI MATA KULIAH SIL/PMT210/10 Revisi : 02 8 Maret 2011 Hal 1 dari 5 SILABI MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : Manajemen Kode Mata Kuliah : PMT210PEM 214 SKS : 2 SKS, Teori 1, Praktik 1 Dosen :. MM Wahyuningrum H, MM Program

Lebih terperinci

MATA KULIAH METODE RISET [KODE/SKS : IT /2 SKS]

MATA KULIAH METODE RISET [KODE/SKS : IT /2 SKS] MATA KULIAH METODE RISET [KODE/SKS : IT-021235/2 SKS] Peranan dan ruang lingkup riset PERBEDAAN METODE ILMIAH DENGAN LOGIKA Logika berhubungan dengan cara atau proses penalaran (reasoning), jika suatu

Lebih terperinci

MANAJEMEN SUMBER BELAJAR. Oleh: ESTU MIYARSO, M.Pd.

MANAJEMEN SUMBER BELAJAR. Oleh: ESTU MIYARSO, M.Pd. MANAJEMEN SUMBER BELAJAR Oleh: ESTU MIYARSO, M.Pd. PENDAHULUAN Pada hakekatnya manusia merupakan mahluk yang berpikir - homo homini logus Dengan daya pikirnya, manusia dapat belajar kapan dan di mana saja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam peningkatan sumber daya manusia dan salah satu kunci keberhasilan dalam pembangunan nasional di Indonesia.

Lebih terperinci

Metode Dalam Penelitian

Metode Dalam Penelitian PERTEMUAN 2 Metode Dalam Penelitian Penelitian dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) metode penelitian dimana penetapan dan pemilihan metode penelitian ini sangat berhubungan dengan desain dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah merupakan sebuah konsep teoritik yang membahas mengenai beberapa metode yang digunakan dalam penelitian. Beberapa hal yang berhubungan dengan metodologi

Lebih terperinci

PENGARUH UMPAN BALIK DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BULUTANGKIS (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 165 Jakarta)

PENGARUH UMPAN BALIK DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BULUTANGKIS (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 165 Jakarta) PENGARUH UMPAN BALIK DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BULUTANGKIS (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 165 Jakarta) Andi Nur Abady 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar 1.1.Pengertian Belajar Pada pembelajaran Matematika penting sekali adanya upaya untuk mencapai ketuntasan pembelajaran, hal ini sesuai dengan pendapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 2.1 Hakikat Sains 2.1.1 Pengertian Sains Pada dasarnya setiap anak dilahirkan dengan bakat untuk menjadi ilmuwan, ia dilahirkan dengan membawa sesuatu keajaiban

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian ini muncul karena terjadi perubahan paradigma dalam memandang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap,

BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

BAB III METODE PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, Moleong (2008:6) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Peradapan manusia yang terus berkembang menyebabkan perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) juga terus mengalami kemajuan yang pesat. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan atau memvaliditasi produk-produk yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan atau memvaliditasi produk-produk yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sugiyono dalam bukunya metode kuantitatif kualitatif dan R & D, menyatakan bahwa penelitian merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN [ BAB III METODE PENELITIAN Suatu penelitian harus menggunakan metode penelitian yang tepat untuk menghasilkan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kesalahan dalam pemilihan metode

Lebih terperinci

BAB II Lingkup dan Klasifikasi Penelitian Bisnis

BAB II Lingkup dan Klasifikasi Penelitian Bisnis BAB II Lingkup dan Klasifikasi Penelitian Bisnis METODE PENELITIAN BISNIS Andri Helmi M, SE., MM Penelitian Merupakan suatu penyelidikan yang sistematik dalam memperoleh informasi untuk pemecahan masalah.

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN METODELOGI PENELITIAN Arti Metode Metode mempunyai arti sebagai cara, teknik, proses berpikir dengan benar, teratur. Apabila arti kata metode dikaitkan dengan pola pikir manusia pada umumnya, maka setiap

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORITIS. Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang

II. KERANGKA TEORITIS. Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang II. KERANGKA TEORITIS A. Tinjauan Pustaka 1. Model Problem Based Learning (PBL) Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sukma Putri Cahyawening, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sukma Putri Cahyawening, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Belajar adalah suatu proses belajar yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian merupakan tempat berlangsungnya proses studi yang digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Arikunto, 2006: 239) bahwa penelitian kualitatif deskriptif bersifat eksploratif

BAB III METODE PENELITIAN. (Arikunto, 2006: 239) bahwa penelitian kualitatif deskriptif bersifat eksploratif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif deskriptif. Menurut (Arikunto, 2006: 239) bahwa penelitian kualitatif deskriptif bersifat

Lebih terperinci

FIRDAUS SOLIHIN NOOR IFADA UNIVERSITAS TRUNOJOYO

FIRDAUS SOLIHIN NOOR IFADA UNIVERSITAS TRUNOJOYO PENELITIAN FIRDAUS SOLIHIN NOOR IFADA UNIVERSITAS TRUNOJOYO UNSUR PENCETUS PENELITIAN Keinginan Manusia Permasalahan Ilmu Pengetahuan dan Metode Ilmiah 2 HASRAT INGIN TAHU : Manusia berusaha mendapatkan

Lebih terperinci

Sofia Retnowati Fakultas Psikologi UGM 2005

Sofia Retnowati Fakultas Psikologi UGM 2005 Metodologi Penelitian Sofia Retnowati Fakultas Psikologi UGM 2005 PENDEKATAN SAINS MODERN PENDEKATAN SAINS Pendekatan terhadap fenomena dengan menyederhanakan kompleksitas fenomena dan mengisolasi fenomena

Lebih terperinci

Prosedur Penelitian Penelitian Pendidikan

Prosedur Penelitian Penelitian Pendidikan Prosedur Penelitian Penelitian Pendidikan A. N. Cahyono, M.Pd. Progdi Pend. Matematika IKIP PGRI Semarang Bagian I: Pendahuluan Siapa yang harus meneliti? Semua orang yang mendefinisikan diri sebagai seorang

Lebih terperinci

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember PENGARUH MODEL INQUIRY TRAINING DISERTAI MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR DAN RETENSI HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) DI MTs 1) Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dan contoh seperti apa seharusnya teknik riset yang baik. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dan contoh seperti apa seharusnya teknik riset yang baik. 1 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma adalah kerangka konsep dasar yang menjadi acuan proses penelitian. Pada umumnya, suatu paradigma keilmuan merupakan sistem keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Niken Noviasti Rachman, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Niken Noviasti Rachman, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Makhluk Hidup khususnya pada Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan termasuk ke dalam materi yang sangat menarik, tetapi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai lokasi dan subjek/objek penelitian, model penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, alur

Lebih terperinci

Apa itu Penelitian Pendidikan?

Apa itu Penelitian Pendidikan? Apa itu Penelitian Pendidikan? Penelitian Pendidikan adalah kegiatan sistematis untuk mencari jawaban yang benar atau mendekati kebenaran tentang permasalahan pendidikan berdasarkan penalaran yang logis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Kualitatif Memilih dan menggunakan metode yang tepat dalam sebuah penelitian adalah salah satu bagian penting dalam sebuah penelitian. Hal ini dilakukan agar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai lokasi dan subjek/objek penelitian, model penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, alur penelitian, teknik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Metode Eksperimen Eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan ke dalam metode pembelajaran. Menurut Djamarah dan Zain (2006: 136) metode eksperimen

Lebih terperinci

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS) MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD 321 4 SKS) TATAP MUKA 3 PENGORGANISASIAN MODEL KURIKULUM PEMBELAJARAN TERPADU Dr. RATNAWATI SUSANTO., M.M., M.Pd KEMAMPUAN AKHIR : MAHASISWA MEMILIKI KEMAMPUAN MENGORGANISASIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian merupakan karya ilmiah yang disusun menggunakan metodemetode tertentu, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kevalitan datanya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan

Lebih terperinci

MASALAH PENELITIAN PERUMUSAN GARIS BESAR MASALAH

MASALAH PENELITIAN PERUMUSAN GARIS BESAR MASALAH MASALAH PENELITIAN SUMBER KRITERIA yg. SIGNIFIKAN Observasi biasa Deduksi dari teori Pustaka yang relevan Issue terkini Situasi praktis Wawasan personal PERUMUSAN GARIS BESAR MASALAH Menyajikan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH KULIAH MATERI

ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH KULIAH MATERI PERTEMUAN 1 DOSEN VED,SE.,MSI.,AK.,CA MATERI ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH KULIAH MATERI ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH 1.1 Pengertian dan Komponen Ilmu 1.2 Metode Ilmiah 1.3 Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat beberapa tempat lapangan Futsal. Sebagai sasaran penelitian ini lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat beberapa tempat lapangan Futsal. Sebagai sasaran penelitian ini lokasi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di Kota Surakarta, dimana di kota ini terdapat beberapa tempat lapangan Futsal. Sebagai sasaran penelitian ini lokasi yang akan

Lebih terperinci

tuntut menyelesaikan permasalahan secara mandiri dan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, terjadi proses

tuntut menyelesaikan permasalahan secara mandiri dan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, terjadi proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan alat untuk mengkomunikasikan berbagai ide, gagasan, dan pendapat secara jelas (Sutama, 2014: 142). Matematika tidak hanya sebagai ilmu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk. mengembangkan potensi diri dan sebagai katalisator bagi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk. mengembangkan potensi diri dan sebagai katalisator bagi terjadinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu unsur kehidupan berperan penting dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk mengembangkan potensi diri dan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang digunakan untuk mendeskripsikan, menggambarkan atau melukiskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan

Lebih terperinci

ASPEK METODOLOGIS DAN TEKNIS PENULISAN KARYA ILMIAH HASIL PENELITIAN

ASPEK METODOLOGIS DAN TEKNIS PENULISAN KARYA ILMIAH HASIL PENELITIAN ASPEK METODOLOGIS DAN TEKNIS PENULISAN KARYA ILMIAH HASIL PENELITIAN Oleh : Prof. Dr. Yusufhadi Miarso M,Sc. ym/050603 1 JENIS KARYA ILMIAH Karya ilmiah hasil penelitian (pengkajian ilmiah = scientific

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sangat membantu proses perkembangan di semua aspek kehidupan bangsa. Salah satunya adalah aspek

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. hakekatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur

BAB II KAJIAN TEORI. hakekatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Matematika Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

I. PENDAHULUAN. yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

Lebih terperinci

BAB I HAKEKAT IPA. Ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, termasuk gejala-gejala alam ang ada. fisika biologi

BAB I HAKEKAT IPA. Ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, termasuk gejala-gejala alam ang ada. fisika biologi BAB I HAKEKAT IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : Ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, termasuk gejala-gejala alam ang ada Gejala-gejala alam fisika biologi kimia Rasa ingin tahu manusia merupakan

Lebih terperinci

Sugiyono, Metode Penelitian Pendikan, (Pendekatan kuantitatif, Kualitatifdan R&D), Alfabeta, Bandung, 2013, hlm. 3. 2

Sugiyono, Metode Penelitian Pendikan, (Pendekatan kuantitatif, Kualitatifdan R&D), Alfabeta, Bandung, 2013, hlm. 3. 2 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.1 Untuk mencapai hasil penelitian yang valid dan reliabel,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Dalam Bab III pada skripsi ini dibahas tentang metode pengembangan.

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Dalam Bab III pada skripsi ini dibahas tentang metode pengembangan. BAB III METODE PENGEMBANGAN Dalam Bab III pada skripsi ini dibahas tentang metode pengembangan. Adapun metode pengembangan adalah sebagai berikut : 1) model desain pengembangan, 2) prosedur pengembangan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field research) yaitu bahwa peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN INSTRUCTION, DOING, DAN EVALUATING (MPIDE) DENGAN MODUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

MODEL PEMBELAJARAN INSTRUCTION, DOING, DAN EVALUATING (MPIDE) DENGAN MODUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA MODEL PEMBELAJARAN INSTRUCTION, DOING, DAN EVALUATING (MPIDE) DENGAN MODUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA 1) Insani Mahardika, 2) Sutarto, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

MAKALAH MENGENAI MODIFIKASI DARI BUKU THE SYSTEMS APPROACH TO EDUCATION KARANGAN HENRY LEHMANN

MAKALAH MENGENAI MODIFIKASI DARI BUKU THE SYSTEMS APPROACH TO EDUCATION KARANGAN HENRY LEHMANN MAKALAH MENGENAI MODIFIKASI DARI BUKU THE SYSTEMS APPROACH TO EDUCATION KARANGAN HENRY LEHMANN I. PENDAHULUAN Makalah yang berjudul Modifikasi ini adalah merupakan laporan bab dari buku yang berjudul :

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Pada pembelajaran Matematika penting sekali adanya upaya untuk mencapai ketuntasan pembelajaran, hal ini sesuai dengan pendapat (Miarso,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini terdiri atas lokasi dan subjek/objek penelitian, model penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, alur penelitian, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 1 ISSN

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 1 ISSN Pengembangan Perangkat Berorientasi Metode Penemuan Terbimbing dalam Pencapaian Keterampilan Proses Sains dan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik MAN Model Makassar Miftah miftahhasbi@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Komponen penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan esensi dari sebuah pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan esensi dari sebuah pendidikan. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan esensi dari sebuah pendidikan. Pendidikan dikatakan berhasil manakala hasil dari proses pembelajaran itu sendiri bermutu. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat penting keberadaannya didalam proses penelitian yang dilakukan secara terencana dan sistematis, metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pendidikan yang. diselenggarakan sebelum pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pendidikan yang. diselenggarakan sebelum pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pendidikan yang diselenggarakan sebelum pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak usia 0 6 tahun yang sering

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A TOPIK SEL ELEKTROLISIS

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PAD A TOPIK SEL ELEKTROLISIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga ilmu kimia bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi salah satu cita-cita dari

BAB I PENDAHULUAN. Mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi salah satu cita-cita dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi salah satu cita-cita dari perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Cita-cita ini ditindaklanjuti dengan menempatkan pendidikan

Lebih terperinci

MATA KULIAH : METODE PENELITIAN MATERI KULIAH : METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : MANAJEMEN SEMESTER : GENAP

MATA KULIAH : METODE PENELITIAN MATERI KULIAH : METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : MANAJEMEN SEMESTER : GENAP MATA KULIAH : METODE PENELITIAN MATERI KULIAH : METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : MANAJEMEN SEMESTER : GENAP TAHUN AKADEMIK : 2007/2008 MODUL/TATAP MUKA KE : 1 PENYUSUN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan semua hal yang berkaitan dengan penelitian ini. Sugiono (2009:1)

Lebih terperinci