PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PABRIK GENTENG MASSOKKA. Naskah Publikasi. Diajukan oleh Afif Muzayan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PABRIK GENTENG MASSOKKA. Naskah Publikasi. Diajukan oleh Afif Muzayan"

Transkripsi

1 PEMBUATAN FILM DOKUMENTER SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI PABRIK GENTENG MASSOKKA Naskah Publikasi Diajukan oleh Afif Muzayan kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011

2 2

3 3 Dokumentary Film Making as a Medium of Information and Promotion Massokka Tile Factory Pembuatan Film Dokumenter Sebagai Media Informasi dan Promosi Pabrik Genteng Massokka Afif Muzayan Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT Kebumen is one of regencies in Central Java province within the tourism potential. In addition, Kebumen district also known as the largest tile producers. However, this potential is less publicized so that the utilization of existing potentials are less efficient, especially the utilization of tile craft. Information and promotion is very important in the development of a company or resource. With the information and promotion are expected to introduce a company or resource to the public. Massokka is one of the existing tile piggledy in Kebumen with a fairly good level of marketing. However, to increase again there needs to be a medium capable of promoting at the same time informing the public about how massokka and tile production process carried out in massokka. One of the media and promotional information that is considered attractive is the movie. Blend elements of audio, visual and touch a story that is packed in such a way as to make a film to be meaningful in the delivery of the intent and purpose to its target, namely the audience. In this case I will give you information and promotional Massokka tile factory to the community through a film of tiles Massokka Documentary Film Making Key words: Information and promotion, Film, Documentary

4 4 1. Pendahuluan Kebumen merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah yang berpotensi dalam tempat pariwisata. Disamping itu, Kebumen juga diketahui sebagai kabupaten pengrajin genteng terbanyak. Tapi sayangnya, potensi ini kurang terpublikasi sehingga pemanfaatan potensi yang ada kurang efisien, terutama pemanfaatan hasil kerajinan genteng. Informasi dan promosi merupakan hal yang sangat penting dalam upaya pengembangan sebuah perusahaan atau sumber daya. Dengan adanya informasi dan promosi diharapkan akan dapat memperkenalkan perusahaan atau sumber daya tersebut kepada masyarakat luas. Salah satu media informasi dan promosi yang dianggap menarik adalah film. Film merupakan tekhnologi multimedia dengan nuansa broadcasting. Perpaduan unsur audio, visual dan sentuhan cerita yang dikemas sedemikian rupa menjadikan sebuah film menjadi bermakna dalam penyampaian maksud dan tujuan tertentu kepada targetnya, yaitu penonton. Berdasarkan uraian diatas, penulis akan membuat sebuah film dokumenter untuk mempromosikan salah satu pabrik genteng yang ada di kabupaten Kebumen, yaitu Pabrik Genteng Massoka. Film ini diharapkan mampu memberikan informasi sebagai media promosi bagi Pabrik Genteng Massoka agar lebih dikenal di masyarakat luas, tidak hanya di Jawa Tengh,tetapi juga di seluruh Indonesia, sehingga mampu meningkatkan penjualan genteng tersebut. 2. Analisis 2.1 Analisis Sistem Analisis mempunyai tugas mengidentifikasi masalah, melakukan studi kelayakan dan menganalisis kebutuhan yang diperlukan. Analisis sistem dilakukan untuk menentukan seberapa jauh sebuah sistem telah mencapai sasarannya, dalam hal ini adalah sebuah film dokumenter. Jika sistem memiliki kelemahan, maka harus dapat ditemukan solusi serta dapat diusulkan perbaikannya Pendefinisian Masalah Pendefinisian masalah merupakan langkah pertama dalam analisis sistem. Tujuannya adalah untuk menentukan masalah yang sedang dihadapi dan untuk mencari solusi yang terbaik. Dalam hal ini adalah masalah dalam pembuatan film dokumenter. Masalah yang dihadapi pabrik genteng Massokka adalah proses dan cara penyampaian informasi sekaligus promosi kepada masyarakat mengenai pabrik genteng

5 5 Massokka. Dengan adanya promosi ini diharapkan akan mampu meningkatkan penjualan dan menjadikan pabrik genteng Massokka menjadi pilihan yang tepat untuk pemilihan produk genteng Pemecahan Masalah Penulis mencoba memberikan media baru dalam penyampaian informasi kepada masyarakat yaitu melalui film untuk mengatasi masalah tersebut, dalam hal ini adalah film dokumenter. Film ini akan mengangkat dokumentasi tentang pembuatan genteng di Pabrik Genteng Massokka. Sehingga nantinya masyarakat akan mengerti tentang bagaimana proses pembuatan dan kualitas dari genteng-genteng yang dibuat. 2.2 Analisi Kebutuhan Sistem Kebutuhan sistem pada laporan ini lebih kepada kebutuhan produksi film dokumenter yang akan dibuat. Adapun beberapa kebutuhan yang harus disiapkan antara lain Kebutuhan Peralatan Penentu utama untuk memperlancar sebuah produksi film adalah alat yang digunakan yang mendukung dan sesuai dengan standar broadcast sebagai penentu hasil dan kualitas yang diproduksi. Peralatan yang mendukung produksi film dokumenter ini adalah : Tabel 2.1 Peralatan Shooting No. Nama Alat Specifikasi 1. Kamera Utama ( Handycam ) Sony dan JVC 2. Tripod 3. Kaset Hi8 Durasi 1 jam 4. Komputer ( PC ) - Processor Intel Core TM 2 Duo E Ram 1.00 Gb - VGA GForce 9500 GT - Hardisk 160 Gb Kebutuhan SDM Selain kelengkapan peralatan di dalam suatu produksi film, SDMnya pun juga harus diperhatikan dengan jelas. Pada pembuatan film dokumenter ini juga mempunyai crewlist selama masa produksi. Selain kelengkapan peralatan di dalam suatu produksi film, SDMnya pun juga harus diperhatikan dengan jelas. Pada pembuatan film

6 6 dokumenter ini juga mempunyai crewlist selama masa produksi. Berikut nama-nama kru yang ikut dalam proses pembuatan film documenter ini. 1. Produser : Afif Muzayan 2. Sutradara : Afif Muzayan 3. Asisten Sutradara : Devi Indah Sari 4. Scripwriter : Afif Muzayan 5. Kameraman : a. Afif Muzayan b. Wisnu Wijaya 6. Editor : a. Afif Muzayan b. Mahesa Aji Putra 3. Tahap Pembuatan Film Dokumenter 3.1 Tahap Pra Produksi Tahap ini berisikan konsep yang akan dibangun dalam pembuatan film. Perencanaan yang matang sebelum tahap produksi dapat menghemat biaya yang dikeluarkan. Ditahap inilah manfaat utama dari tahap pra produksi Ide Sebuah ide tidak akan terlihat bagus jika cerita yang disuguhkan dalam film tersebut juga tidak bagus dan menarik. Untuk membuat suatu cerita yang bagus yaitu sangat dibutuhkan struktur cerita yang jelas. Cerita tersebut harus memiliki awalan, nilai tengah dan akhiran. Ide untuk film dokumenter ini adalah penyampaian informasi dan promosi dari parik genteng Massokka yang dikemas secara berbeda dalam bentuk film dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat Tema Setelah idea terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menentukan tema pada suatu cerita.tema pada suatu film biasanya mengerucut pada suatu konsep yang telah direncanakan. Disini penulis mengambil tema pokok yaitu Film Dokumenter Sebagai Media Informasi dan Promosi Pabrik Genteng Massokka Logline Logline atau premis adalah sebuah kalimat yang berisi sinopsis dan sebuah pancingan yang menarik dari sebuah cerita. Tujuan logline adalah untuk memperjelas film yang akan kita buat, sehingga dapat menarik orang untuk melihat film tersebut.

7 7 Logline dari film dokumenter ini adalah Bagaimana jika Massokka membeberkan mengenai industri gentengnya dan kemudian hal itu dapat dijadikan salah satu acuan dalam pemilihan produk genteng yang akan anda beli Sinopsis Sinopsis merupakan gambaran kasar secara keseluruhan dari cerita mulai dari awal sampai akhir. Berikut adalah sinopsis dari Film Dokumenter Pembuatan Genteng di pabrik genteng Massokka. Film ini meliput tentang perjalanan Ricky, 23 tahun, mahasiswa asal Kota Pelajar Yogyakarta, ke sebuah kota kecil di Jawa Tengah yang terkenal dengan produksi gentengnya, yaitu Kebumen. Karena penasaran terhadap proses produksi genteng tersebut, Ricky mengunjungi salah satu pabrik genteng di kota Kebumen. Disana ia mendapat banyak informasi mulai dari cara pengumpulan bahan baku hingga proses distribusi dari genteng yang sudah siap dijual. Liputan mengenai langkah-langkah proses produksi sebuah genteng akan dihadirkan beserta wawancara khusus dengan pemilik pabrik genteng MASSOKKA. Selain itu juga akan ditambahkan informasi mengenai produk-produk yang dihasilkan beserta spesifikasinya sebagai bahan promosi, sehingga masyarakat diharapkan dapat menjadikan promosi itu sebagai bahan acuan dalam pemilihan genteng Diagram Sceen Urutan babak diagram scene dari film dokumenter ini secara sederhana adalah sebagai berikut : Babak 1 : Ricky adalah seorang mahasiswa asal kota pelajar Yogyakarta yang sedang melakukan liburan dikota kecil di Provinsi Jawa Tengah yaitu Kebumen. Selain kotanya yang masih asri, di Kebumen juga terdapat industri yang menjadi ciri dari kota kebumen yaitu industri genteng. Ricky sangat penasaran bagaimana cara membuat genteng tersebut. Babak 2 : Karena penasaran inilah Ricky akhirnya menyusuri sudut kota kebumen untuk mencari pabrik genteng yang menurutnya bisa untuk mendapatkan informasi. Akhirnya dia pun menemukan pabrik genteng tersebut, yaitu pabrik genteng Massokka. Dia harus mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang cara produksi dan semua hal tentang kegiatan di pabrik genteng Massokka. Pertama yang harus dilakukan adalah bertemu langsung dengan pemilik pabrik untuk melakukan wawancara. Ricky langsung bergegas menuju kantor perusahaan Massokka. Disana dia bertemu dengan pemilik perusahaan yaitu bpk M. Abduh Hisyam dan langsung memberikan beberapa pertanyaan mengenai industri genteng. Selesai melakukan wawancara, pemilik pabrik mempersilahkan ricky untuk langsung melihat ke lokasi pembuatan genteng agar lebih memahami lagi.

8 8 Babak 3 : Dari wawancara dan mengamati langsung dilokasi, Ricky menjadi paham dan mengerti mengenai cara pembuatan genteng dan kualitas dari masingmasing genteng yang dihasilkan. Dan perusahaan Massokka merupakan salah satu perusahaan dengan kualitas genteng terbaik. DIAGRAM SCENE Film Dokumenter Pabrik Genteng Massokka Karya : Afif Muzayan Penasaran tentang industri genteng di kebumen Industri yg menjadi ciri kota Kenbumen Keadaan kota kebumen Penasaran dengan industri genteng Talent mencari pabrik genteng untuk mendapat informasi Talent melakukan wawancara dengan pemilik perusahaan dan dipersilahkan untuk melihat ke lokasi Talent melihat langsung ke lokasi pembuatan genteng talent kagum dan bangga bisa melihat langsung proses produksi genteng Massokka Talent sedang berlibur di kota kebumen Dokumentasi kegiatan industri genteng Talent mencari pabrik genteng untuk mencari informasi Talent memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru dari wawancara dengan pemilik perusahaan Massokka merupakan salah satu perusahaan dengan kualitas genteng terbaik Gambar 3.1 Diagram Scene Menyusun Naskah Naskah cerita menyajikan kisah dengan menggunakan karakter dan aksi. Kesalahan umum dalam penyusunan naskah adalah kecenderungan untuk menyajikan

9 9 satu sisi saja. Naskah cerita yang terlalu memusatkan pada aksi saja akan cenderung dangkal, sementara yang terlalu berkonsentrasi pada karakter akan cenderung membosankan. Naskah yang baik akan menghindari terjerumus kedalam pola-pola tersebut dengan cara mengembangkan aksi yang terukur secara jelas dan realitas. Kedua ramuan tersebut sangat penting untuk memperkaya daya tarik cerita dan nilai-niali tematis. Berikut salah satu potongan dari naskah film dokumenter pembuatan genteng, Ext. Pabrik - Pagi 15 detik Description : Talent (seorang laki-laki) berjalan didepan sebuah pabrik genteng, ia melihat nama dari pabrik genteng tersebut Massokka. Ia pun akhirnya memutuskan untuk masuk kedalam pabrik. cut to natural sound Merancang Story Board Storyboard merupakan terjemahan berupa gambar cerita dari naskah yang sudah dibuat, berisis tentang pengambilan sudut gambar, suara, serta efek-efek khusus. Fungsi storyboard adalah menterjemahkan isi skenario secara visual atau penggambaran secara singkat. Storyboard yang berurutan dan sesuai dengan jalan cerita sangat baik untuk menjadikan sebuah film menjadi sebuah cerita yang bagus dan menarik, sebab sebelum mulai produksi sudah ada penggambaran jalan cerita atau bisa disebut pedoman pembuatan film. Tabel 3.1 Contoh Story Board Scene 2 Tampak ricky 5 detik Natural sound berjalan dan kemudian berhenti didepan pabrik genteng Massokka Fundin Tabel 3.2 Funding Title : Film Dokumenter Proses Produksi Genteng Massokka Director : Afif Muzayan Duration : 20 menit Location : Kebumen Shooting day : 3 days Shooting format : video Language : Indonesia Subtitle : noting Pre production : Rp ,-

10 10 Crew : Rp ,- Equipment Rent : Rp ,- Art Department : Rp ,- Talent cost : Rp ,- Operational : Rp. 300,000,- Post production : Rp ,- Marketing & promotion : Rp ,- Total : Rp , Location Scotting Survey dan hunting lokasi merupakan tahap dimana kita akan mencari dan menentukan lokasi terbaik untuk shooting dan pengambilan gambar. Selain itu, cuaca dilokasi pengambilan gambar juga harus disurvei, supaya rencana produksi berjalan dengan lancar. Berikut lokasi-lokasi yang kita pilih untuk pembuatan film dokumenter ini a. Jalan Raya Lokasi ini dijadikan tempat untuk proses pengambilan gambar yang menunjukan bahwa talent menuju pabrik genteng serta meninggalkan pabrik genteng. b. Depan kantor Depan kantor digunakan sebagai tempat pengambilan gambar untuk menunjukan papan nama dari pabrik genteng Massokka. c. Kantor Lokasi ini digunakan untuk wawancara dengan pemilik pabrik. d. Pabrik genteng Dalam lokasi ini banyak sekali scene yang diambil, yaitu untuk pengambilan gambar tentang proses penjemuran, pengasapan, pembakaran, pencetakan, serta pembongkaran. e. Sawah Lokasi ini digunakan untuk pengambilan gambar mengenai proses pengambilan bahan baku yang memang berada di area persawahan. 3.2 Tahap Produksi

11 11 Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pra produksi, dimana rancanganrancangan yang sudah dibuat pada saat pra produksi akan dilaksanakan pada tahap ini Tekhnik Produksi Sistem Perekaman Sistem perekaman dalam pembuatan film dokumenter ini dilakukan secara langsung ( direct ) dan bersamaan baik dari unsur audio, maupun visual. Namun pada akhirnya akan dilakukan pengeditan dan pemilihan ulang baik untuk audio maupun visual yang telah diambil secara langsung di lokasi. Selain itu, kru juga akan menggunakan sistem rekaman tidak langsung (indirect), untuk unsur audio yang diantaranya meliputi narasi, sound effect dan ilustrasi musik Susunan Pengambilan Gambar Susunan pengambilan gambar pada film dolumenter ini dilakukan secara acak, artinya gambar-gambar yang akan diambil pada objek tersebut terlebih dahulu dikelompokkan, disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari lokasi serta menyesuaikan kemampuan baik dari pihak sutradara, kameraman maupun kru Tipe Shot dan Camera Angel Beberapa variasi shoot yang diterapkan pada film dokumenter ini diantaranya adalah, a. BCU ( Big Close Up ) atau ECU ( Extream Close Up ) b. Close Up c. MCU ( Medium Close Up ) d. MS ( Medium Shoot ) e. MFS ( Medium Full Shoot ) f. FS ( Full Shoot ) g. LS ( Long Shoot ) h. Zoom In / zoom out i. Panning j. Tilting 3.3 Tahap Pasca Produksi Proses ini lebih dikenal dengan proses editing. Setelah proses pengambilan gambar selesai maka editor mulai dengan proses editing yang tentu saja dengan bekal treatment, storyboard, dan catatan dari sutradara Capturing Capturing merupakan proses memindahkan gambar dari pita kaset video ke dalam data komputer dan disimpan dalam ruang hardisk. Pada tahap ini kita menggunakan bantuan software Ulead Video Studio 11. Software ini memiliki banyak

12 12 kelebihan yaitu selain mudah untuk digunakan, software ini juga tidak memerlukan spesifikasi komputer yang terlalu tinggi Editing Proses editing ini dibagi menjadi dua yaitu proses editing untuk video dan proses editing untuk effect atau animasi yang akan digunakan. Proses editing video menggunakan software Adobe Premier Pro CS3. Dalam proses ini kita melakukan pemotongan-pemotongan film untuk kemudian diatur sesuai dengan naskah karena dalam proses pengambilan gambar saat shoting dilakukan secara acak. Sedangkan untuk pembuatan animasinya menggunakan Adobe After Effect CS3. 4. Pembahasan 4.1 Tampilan Film Dokumenter Proses Pembuatan Genteng Gambar 4.1 Tampilan Judul Gambar 4.2 Animasi Hitung Mundur

13 13 Gambar 4.3 Tampilan Video 1 Gambar 4.4 Tampilan video 2 Gambar 4.5 Tampilan Video 3

14 14 Gambar 4.6 Tampilan Video 4 Gambar 4.7 Tampilan Video 5 Gambar 4.8 Tampilan Video 6 Gambar 4.9 Tampilan Video 7

15 15 Gambar 4.10 Tampilan Video 8 Gambar 4.11 Tampilan Video 9 Gambar 4.12 Tampilan Video 10 Gambar 4.13 Tampilan Video Pengetesan Film Dokumenter Film yang sudah dibuat perlu dilakukan pengetesan apakah film tersebut sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum, sehingga nantinya akan menentukan apakah ini layak untuk ditayangkan. Untuk itu maka dibuatkan semacam quisioner untuk menilai apakah film tersebut sudah baik atau belum di mata audiens. Quisioner yang dibuat sebagai berikut.

16 16 Tabel 4.1 Hasil Penilaian Film dokumenter No Daftar Pertanyaan Keterangan Baik (*) Kurang (*) 1. Bagaimana dengan kualitas video film tersebut? 84 % 16 % 2. Bagaimana dengan kualitas audio film tersebut? 72 % 28 % 3. Bagaimana dengan penyampaian informasi kepada kepada masyarakat mengenai produksi genteng? 4. Bagaimana dengan penyampaian iklan kepada audiens? 5. Bagaimana dengan sisi persuasi, apakah sudah dapat mempengaruhi audiens? 76 % 24 % 80 % 20 % 76 % 24 % Kualitas video hanya 84 % baik, artinya kualitas video masih memiliki kekurangan yaitu dari sisi percahayaan. Ada beberapa frame yang tampak lebih gelap karena kurangnya cahaya pada saat pengambilan gambar. Selain itu juga ada beberapa frame dengan yang kurang jelas (blur). Hal ini dikarenakan oleh pemakaian 2 kamera yang berbeda tipe sehingga menghasilkan kualitas gambar yang berbeda pula. Kualitas audio film hanya 72 % baik. Hal ini dikarenakan saat proses perekaman dilakukan ditepi jalan raya dengan kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi sehingga noise yang dihasilkan juga cukup besar. Hal ini juga mempengaruhi penyampaian informasi dan persuasi yang hanya 76 % baik. Namun untuk iklan produk genteng mendapat 80 % baik. 5. Kesimpulan Dari uraian, penjelasan dan pembahasan keseluruhan materi-materi diatas maka dapat diambil kesimpulan mengenai FILM DOKUMENTER INDUSTRI GENTENG MASSOKKA, sebagai berikut : 1. Pembuatan film dokumenter ini menjadi salah satu upaya untuk menyelesaikan masalah pabrik genteng Massokka. 2. Dengan adanya film ini maka sangat membantu promosi genteng massokka. 3. Film documenter ini memberikan informasi kepada masyarakat tentang proses produksi genteng Massokka sesuai dengan logline yang telah dibuat. 4. Dari hasil penilaian kepada masyarakat didapat nilai 84 % baik untuk kualitas video, 72 % baik untuk kualitas audio dan penyampaian informasi serta sisi persuasi film mencapai 80 % baik.

17 17 5. Berdasarkan hasil parameter diatas, film dokumenter ini dinilai baik oleh masyarakat / audiens meskipun masih ada beberapa kekurangan. Dari parameter tersebut dapat disimpulkan bahwa film dokumenter ini telah sesuai dengan apa yang telah diharapkan. 6. Saran Untuk memproduksi sebuah film diperlukan suatu kemajuan sumber daya yang kreatif serta pemahaman mengenai teknik-teknik yang digunakan dan peralatan yang akan dipake, untuk itu penulis memberikan saran untuk mempertimbangkan : 1. Penguasaan teknik pengambilan gambar akan lebih memperindah film nantinya. 2. Penjadwalan pengambilan gambar sangat penting agar tidak terjadi kekacauan pada saat shooting berlangsung. 3. Pemberian effect saat proses editing harus diperhatikan betul agar effect yang diberikan sesuai dengan keadaan yang sedang terjadi. 7. Daftar Pustaka Hendratman Hendi The Magic of After Effect. Informatika. Bandung. Hendratman Hendi The Magic of Premier Pro. Informatika. Bandung. Suyanto, M Analilsis dan Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran. Andi Offset. Yogyakarta. Suyanto, M Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Andi Offset. Yogyakarta.

PEMBUATAN IKLAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK CV. CHOCOLATE FOREST. Naskah Publikasi. disusun oleh Muhamad Fauzan

PEMBUATAN IKLAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK CV. CHOCOLATE FOREST. Naskah Publikasi. disusun oleh Muhamad Fauzan PEMBUATAN IKLAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK CV. CHOCOLATE FOREST Naskah Publikasi disusun oleh Muhamad Fauzan 06.02.6355 kepada JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses, produksi dan pasca produksi dalam pembuatan film AGUS. Berikut ini adalah penjelasan proses pembuatan film yang berjudul AGUS, sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. mengenai pelaksanaan produksi dan pasca produksi. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Laporan Tugas Akhir pada BAB IV ini, menjelaskan tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan dari rancangan pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin 48 BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan peneliti dalam film dokumenter SENJANG ini, peneliti ingin menunjukan mengaplikasikan teori yang sudah penulis pelajari sebelumnya. Melalui produksi

Lebih terperinci

Produksi AUDIO VISUAL

Produksi AUDIO VISUAL Modul ke: Produksi AUDIO VISUAL Storyboard Shooting board Dorector board Fakultas ILMU KOMUNIKASI Dudi Hartono, S. Komp, M. Ikom Program Studi MARCOMM & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id Pendahuluan: Storyboard

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D YANG BERJUDUL EMPAT MONSTER PADA KOMUNITAS MULTIMEDIA AMIKOM SURAKARTA

PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D YANG BERJUDUL EMPAT MONSTER PADA KOMUNITAS MULTIMEDIA AMIKOM SURAKARTA PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D YANG BERJUDUL EMPAT MONSTER PADA KOMUNITAS MULTIMEDIA AMIKOM SURAKARTA Herdika Melia Putra, Agus Purwanto AMIK Cipta Darma Jl. Ahmad Yani No. 181 Kartasura 57164 Abstract This

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti

BAB III KONSEP PERANCANGAN. Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tujuan Komunikasi Tujuan peneliti dalam film dokumenter Creation Of Daniel s ini, peneliti ingin menunjukan karya dari Daniel Alamsjah kepada masyarakat bahwa Bukit Rhema

Lebih terperinci

PEMBUATAN VIDEO MUSIK SATU CERITA SATU HARAPAN DENGAN TEKNIK STOP MOTION ANIMATION. Naskah Publikasi

PEMBUATAN VIDEO MUSIK SATU CERITA SATU HARAPAN DENGAN TEKNIK STOP MOTION ANIMATION. Naskah Publikasi PEMBUATAN VIDEO MUSIK SATU CERITA SATU HARAPAN DENGAN TEKNIK STOP MOTION ANIMATION Naskah Publikasi diajukan oleh Kholis Fathoni Avrianto 05.12.1114 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI BAB IV TAHAPAN PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI 4.1 PRODUKSI Proses produksi video tutorial ini diawali dengan persiapan produksi yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu persiapan yang meliputi alat, konten video

Lebih terperinci

BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM

BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM BAB IV TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap sebelumnya yaitu pra produksi yang meliputi kegiatan-kegiatan penentuan ide dan konsep video yang

Lebih terperinci

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO

EDITOR ORANG YANG TERLATIH DAN TERDIDIK UNTUK MENGEDIT FILM DAN REKAMAN VIDEO TEKNIK EDITING EDITING Menggabungkan beberapa hasil pengambilan gambar dan suara dengan urutan urutan yang benar sesuai dengan naskah / script, dan juga menurut panjang dan irama tertentu yang tepat dengan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN IKLAN TELEVISI SEBAGAI MEDIA PROMOSI PRODUK JENIFFER COLLECTION DI BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

PERANCANGAN IKLAN TELEVISI SEBAGAI MEDIA PROMOSI PRODUK JENIFFER COLLECTION DI BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN IKLAN TELEVISI SEBAGAI MEDIA PROMOSI PRODUK JENIFFER COLLECTION DI BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Alitta Mariana Cahyani 10.12.4798 Kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. pembuatan Film Pendek Tentang Bahaya Zat Karsinogen dengan Menggunakan BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan lebih rinci tentang proses produksi dan pasca produksi seperti penjelasan tentang pra produksi pada bab sebelumnya tentang pembuatan Film Pendek Tentang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran

BAB III LANDASAN TEORI. 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Televisi Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan merupakan proses perubahan sikap seseorang untuk menjadi lebih baik baik dari segi pengetahuan dan segi moral atau tingkah laku.

Lebih terperinci

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing

Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing Finishing Audio Visual dengan Analisa Editing ADA DUA MACAM EDITING LINEAR EDITING Proses pasca produksi yang masih menggunakan banyak peralatan editing profesional, player, recorder, monitor, ECU ( editing

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89

SOSIAL MEDIA. Munif Amin Romadhon. munifamin. Munif Amin. munifamin89 SOSIAL MEDIA Munif Amin Romadhon munifamin Munif Amin munifamin89 Apa itu Sinematografi? Berasal dari bahasa Yunani Kinema (gerakan) dan Graphoo atau Graphein (menulis / menggambar) Menulis dengan gambar

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap

Lebih terperinci

BAB V PASCA PRODUKSI

BAB V PASCA PRODUKSI BAB V PASCA PRODUKSI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melakukan proses produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Pasca produksi yang dilakukan meliputi editing dan mixing. Pembuat karya yang bertugas

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Setelah melakukan persiapan dalam proses pra produksi, dimulainya tahap observasi tempat yang sesuai dengan tema lalu memilih lokasi pengambilan gambar. Setelah melakukan

Lebih terperinci

BAB III TEKNIK PRODUKSI

BAB III TEKNIK PRODUKSI BAB III TEKNIK PRODUKSI 3.1 Rencana Pra Produksi Dalam membuat tayangan dokumenter Terjajah Keadaan dibuat daftar keinginan (wish list) untuk mempermudah pembuatan tayangan film documenter. 3.1.1 Para

Lebih terperinci

FILM DOKUMENTER EMPU BESI YANG HAMPIR PUNAH

FILM DOKUMENTER EMPU BESI YANG HAMPIR PUNAH FILM DOKUMENTER EMPU BESI YANG HAMPIR PUNAH Moh. Syarif Hidayat Affandi, Haryo Guritno, Very Kurnia Bakti Program Studi DIII Teknik Komputer Politeknik Harapan Bersama Jl. Matram No.09 Tegal Telp/Fax (0283)

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini. 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan resolusi tinggi serta reproduksi suara maupun video dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan resolusi tinggi serta reproduksi suara maupun video dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Teknologi multimedia adalah hasil dari perpaduan kemajuan teknologi elektronik, teknik komputer dan perangkat lunak. Kemampuan penyimpanan dan pengolahan gambar

Lebih terperinci

AKTING UNTUK ANIMASI. Materi 5 STORYBOARD. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG.

AKTING UNTUK ANIMASI. Materi 5 STORYBOARD. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. AKTING UNTUK ANIMASI Materi 5 STORYBOARD Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. 1 Sejarah Storyboard Proses membuat storyboard, awalnya dikembangkan oleh studio Walt Disney pada awal 1930 Menurut John

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan rancangan yang sudah disusun dan dibuat pada saat pra produksi di implementasikan pada tahap

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILM FEATURE DINOYO HERITAGE ARTIKEL. Oleh : Wendy Goerid Ernanta NIM

PERANCANGAN FILM FEATURE DINOYO HERITAGE ARTIKEL. Oleh : Wendy Goerid Ernanta NIM PERANCANGAN FILM FEATURE DINOYO HERITAGE ARTIKEL Oleh : Wendy Goerid Ernanta NIM. 309253423054 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL JANUARI 2013 Lembar persetujuan

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person BAB 5 EVALUASI 5.1 Camera Person Sebuah program acara, seorang camera person sangat berperan penting dan bertanggung jawab atas semua aspek saat pengambilan gambar. Seperti pergerakan kamera, ukuran gambar,

Lebih terperinci

TUGAS PENYUNTINGAN DIGITAL II REVIEW KARYA AUDIO VISUAL TAUHID DALAM HATI

TUGAS PENYUNTINGAN DIGITAL II REVIEW KARYA AUDIO VISUAL TAUHID DALAM HATI TUGAS PENYUNTINGAN DIGITAL II REVIEW KARYA AUDIO VISUAL TAUHID DALAM HATI Disusun Oleh: Najwa Ilham Kelana 14148157 Sekar Manik Pranita 14148159 FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

Lebih terperinci

Lokasi Produksi FTV Benjang

Lokasi Produksi FTV Benjang Lokasi Produksi FTV Benjang 108 BENJANG 109 TRANSKIP WAWANCARA KEY INFORMAN Key Informan Job Deskription : Wibowo Mukti : Produser Tanggal : 27 April 2016 Waktu Durasi : 10.00 WIB : 20 Menit 1. Penulis

Lebih terperinci

PEMBUATAN VIDEO PROFIL UNTUK SOSIALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DI PUSKESMAS PIYUNGAN NASKAH PUBLIKASI

PEMBUATAN VIDEO PROFIL UNTUK SOSIALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DI PUSKESMAS PIYUNGAN NASKAH PUBLIKASI PEMBUATAN VIDEO PROFIL UNTUK SOSIALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DI PUSKESMAS PIYUNGAN NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Yoannes Trias Martono 12.01.3025 Inovani Pramudita 12.01.3058 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA 61 BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA 4.1 Teknis Produksi Media Utama Pada perancangan iklan layanan masyarakat ini media utama dalam penyebaran pesan yaitu media elektronik yang berupa televisi. Semua media

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan tentang implementasi karya atau penerapan. perancangan karya pada proses pembuatan karya.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan tentang implementasi karya atau penerapan. perancangan karya pada proses pembuatan karya. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan tentang implementasi karya atau penerapan perancangan karya pada proses pembuatan karya. 4.1 Pra Produksi Pra produksi yang dilakukan setelah segala

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Apa yang akan dibuat oleh penulis disini adalah sesuatu yang berhubungan dengan sebuah promosi bersifat komersial. Sebuah video promosi sebuah universitas di

Lebih terperinci

PEMBUATAN VIDEO DOKUMENTER KEBUDAYAAN DESA WISATA WUKIRSARI DI IMOGORI YOGYAKARTA. Naskah Publikasi. Diajukan oleh : Totok Suharyadi

PEMBUATAN VIDEO DOKUMENTER KEBUDAYAAN DESA WISATA WUKIRSARI DI IMOGORI YOGYAKARTA. Naskah Publikasi. Diajukan oleh : Totok Suharyadi PEMBUATAN VIDEO DOKUMENTER KEBUDAYAAN DESA WISATA WUKIRSARI DI IMOGORI YOGYAKARTA Naskah Publikasi Diajukan oleh : Totok Suharyadi 06.12.1840 Kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEDIA PELATIHAN PEMBUATAN BATU BATA, GENTENG DAN KERAJINAN TANAH LIAT DI DESA TEGOWANUH KABUPATEN TEMANGGUNG NASKAH PUBLIKASI

PERANCANGAN MEDIA PELATIHAN PEMBUATAN BATU BATA, GENTENG DAN KERAJINAN TANAH LIAT DI DESA TEGOWANUH KABUPATEN TEMANGGUNG NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN MEDIA PELATIHAN PEMBUATAN BATU BATA, GENTENG DAN KERAJINAN TANAH LIAT DI DESA TEGOWANUH KABUPATEN TEMANGGUNG NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Pabriyana 09.11.3456 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK BROADCASTING KOMPETENSI KEAHLIAN :

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. kemudian berusaha mengembangkan bersama-sama dengan pencipta lagu.

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. kemudian berusaha mengembangkan bersama-sama dengan pencipta lagu. BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Pra Produksi 4.1.2 Ide Ide dasar pembuatan video klip ini diperoleh dari lirik lagu. Penulis kemudian berusaha mengembangkan bersama-sama dengan pencipta lagu. 4.1.3 Konsep

Lebih terperinci

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep

BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep BAB 3 PRA PRODUKSI 3.1 Ide dan Pengembangan Konsep Awal mula tim terbentuk, produser memiliki ide untuk membuat sebuah program kreativitas untuk menjalin hubungan erat antara ibu dan anak, dengan judul

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PRA PRODUKSI, PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI

BAB IV TAHAPAN PRA PRODUKSI, PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI 23 BAB IV TAHAPAN PRA PRODUKSI, PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI 4.1 PRA PRODUKSI Proses produksi adalah proses pelaksanaan dan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Dalam hal ini adalah pembuatan script

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab III ini akan menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam pengambilan dan pengolahan data serta proses perancangan dalam pembuatan film dokumenter ini. 3.1 Metodologi

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. Budaya Lokal Betawi. Ondel-ondel. Bentuk Ondel-ondel. Data. Video, Artikel, Buku dan lain-lain. Macam-macam aplikasi ondel-ondel

II. METODOLOGI. Budaya Lokal Betawi. Ondel-ondel. Bentuk Ondel-ondel. Data. Video, Artikel, Buku dan lain-lain. Macam-macam aplikasi ondel-ondel II. METODOLOGI A. Kerangka Berpikir Studi Budaya Lokal Betawi Ondel-ondel Sejarah Ondel-ondel Bentuk Ondel-ondel Ornamen pada ondel-ondel dan pakaiannya. Data Ondel-ondel Boneka besar Topeng Rambut (kembang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN DAN TEKNIS PRODUKSI. cerita dan konsep yang dipadukan dengan elemen audio visual dan

BAB IV KONSEP DESAIN DAN TEKNIS PRODUKSI. cerita dan konsep yang dipadukan dengan elemen audio visual dan BAB IV KONSEP DESAIN DAN TEKNIS PRODUKSI 4.1 Konsep Desain Desain iklan layanan masyarakat yang berupa media utama yang berbasis media elektronik sebagai sarana untuk mensosialisasikan iklan layanan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Editing imovie

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Editing imovie BAB 5 EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Setelah selesai tahapan pra produksi dan tahapan produksi maka tahapan selanjutnya adalah pasca produksi. Dimana dalam tahapan pasca produksi ini adalah sebuah tahapan

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi II. METODOLOGI A. Kerangka Berpikir Studi Kerangka berpikir studi diatas merupakan tahap dari konsep berpikir penulis, berikut penjelasan secara singkat: 1. Passing note Judul dari film pendek yang diangkat

Lebih terperinci

BAB V PASCA PRODUKSI

BAB V PASCA PRODUKSI BAB V PASCA PRODUKSI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melalui tahapan pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahapan ini penulis akan melakukan editing gambar hasil shooting

Lebih terperinci

ABSTRAK PROMOSI BUDAYA TRADISIONAL PERESEAN LOMBOK MELALUI FILM DOKUMENTER. Oleh David Chrisnanto NRP

ABSTRAK PROMOSI BUDAYA TRADISIONAL PERESEAN LOMBOK MELALUI FILM DOKUMENTER. Oleh David Chrisnanto NRP ABSTRAK PROMOSI BUDAYA TRADISIONAL PERESEAN LOMBOK MELALUI FILM DOKUMENTER Oleh David Chrisnanto NRP 1364903 Peresean merupakan salah satu dari sekian banyak warisan kekayaan budaya di Pulau Lombok. Peresean

Lebih terperinci

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Offline Editing 1

BAB 5 EVALUASI. Gambar 5.1 Offline Editing 1 BAB 5 EVALUASI 5.1 Pasca Produksi Setelah melalui tahapan pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahapan ini hasil shooting dan kumpulan hasil stock shoot dipilih dan

Lebih terperinci

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi

Program. TatapMuka. Kode MK. Broadcasting A31415EL. Abstract. Kompetensi MODUL PERKULIAHAN TV PROGRAMMING PRODUKSI PROGRAM TELEVISI Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting TatapMuka 03 Kode MK A31415EL DisusunOleh Gunanto Abstract Kompetensi Pembahasan Suatu program

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR ASISTENSI LEMBAR ASITENSI KHUSUS KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR ASISTENSI LEMBAR ASITENSI KHUSUS KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR ASISTENSI LEMBAR ASITENSI KHUSUS KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah...

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Multimedia Rubinson menyatakan bahwa multimedia merupakan presentasi intrusional yang mengkombinasikan tampilan teks, grafis, vidio dan audio, serta dapat menyediakan interaktifitas.

Lebih terperinci

BAB III. Strategi Perancangan dan Konsep Visual

BAB III. Strategi Perancangan dan Konsep Visual BAB III Strategi Perancangan dan Konsep Visual 3.1 Tujuan Komunikasi Video animasi Iklan Layanan Masyarakat (ILM) ini bertujuan untuk melakukan perubahan pada pola permainan anak-anak pada masa sekarang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN KARYA. kemudian berusaha mengembangkan bersama-sama dengan pencipta lagu.

BAB III PERANCANGAN KARYA. kemudian berusaha mengembangkan bersama-sama dengan pencipta lagu. 19 BAB III PERANCANGAN KARYA Berdasarkan BAB II proses membuat Video dibagi menjadi 3, yaitu Pra Produksi, Produksi, Pasca Produksi. 3.1 Pra Produksi Dalam tahap ini meliputi : 3.1.2 Ide Ide dasar pembuatan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1. Fakta Kunci 1) Cerita yang mengandung pesan moral merupakan cerita yang digemari oleh masyarakat Indonesia. 2) Robot merupakan salah satu karakter yang

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Advertising Project Management-

Mata Kuliah - Advertising Project Management- Modul ke: 13 Fakultas FIKOM Mata Kuliah - Advertising Project Management- Eksekusi Konsep Kreatif Periklanan (1) Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Tujuan penulisan

Lebih terperinci

II. METODE PERANCANGAN

II. METODE PERANCANGAN II. METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS (State of Art) Para kreator film 8 detik saat ini sudah mulai banyak memproduksi karya nya. Durasi yang singkat membuat siapapun bias membuat film 8 detik. Namun

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan gaya komik strip

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan gaya komik strip BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Seperti yang telah dijelaskan pada bagian rumusan masalah pada Bab I, tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan gaya komik strip Pada Bab III telah dijelaskan

Lebih terperinci

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3.

Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3. Produksi suatu program acara terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1. Praproduksi (perencanaan) 2. Produksi (eksekusi program out door/in door) 3. Pasca Produksi (penyuntingan program) 1. Menemukan Ide/gagasan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Proses implementasi karya adalah tahap pembuatan film dokumenter Ludruk Irama Budaya. Dalam implementasi karya ini, terdapat tiga proses utama yang dilakukan, yaitu produksi,

Lebih terperinci

PROFIL PERUSAHAAN BERBASIS MULTIMEDIA PADA WW DIGITAL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI. Oleh:

PROFIL PERUSAHAAN BERBASIS MULTIMEDIA PADA WW DIGITAL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI. Oleh: PROFIL PERUSAHAAN BERBASIS MULTIMEDIA PADA WW DIGITAL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh: diajukan oleh Mahesa Aji Putra 09.22.1141 kepada JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi. Berikut ini penjelaskan proses produksi dalam film yang berjudul Kesenian Reog Bulkio, sebagai berikut: 4.1 Produksi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. beberapa aspek dan kebutuhan yang harus dipersiapkan diantaranya:

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. beberapa aspek dan kebutuhan yang harus dipersiapkan diantaranya: BAB IV IMPLEMENTASI KARYA 4.1 Produksi Untuk dapat melakukan proses produksi video klip animasi 3 dimensi ada beberapa aspek dan kebutuhan yang harus dipersiapkan diantaranya: 4.1.1 Spesifikasi Peralatan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Multimedia Animasi E-Love Menggunakan Adobe Flash Cs3

Rancang Bangun Multimedia Animasi E-Love Menggunakan Adobe Flash Cs3 Rancang Bangun Multimedia Animasi E-Love Menggunakan Adobe Flash Cs3 Tito Sugiharto Teknik Informatika S1 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Kuningan Kuningan, Indonesia Email : tito@uniku.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

KAMPUNG SENI ISI LAPORAN PENYUNTINGAN DIGITAL VIDEO TRAILER

KAMPUNG SENI ISI LAPORAN PENYUNTINGAN DIGITAL VIDEO TRAILER KAMPUNG SENI ISI LAPORAN PENYUNTINGAN DIGITAL VIDEO TRAILER Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu: Ranang Agung S., S.Pd. M.Sn. Disusun oleh : Yessy Arisanti Wienata 14148151

Lebih terperinci

LAPORAN PRODUKSI FILM PENDEK TENGSIN... Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II. Dosen Pengampu : Ranang Agung S, S. Pd.

LAPORAN PRODUKSI FILM PENDEK TENGSIN... Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II. Dosen Pengampu : Ranang Agung S, S. Pd. LAPORAN PRODUKSI FILM PENDEK TENGSIN... Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu : Ranang Agung S, S. Pd. M, Sn Oleh : Dewi Karina F 13148133 Fandy Putra M 13148138 Ghanny

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Multimedia Menurut (Munir, 2012) secara umum, multimedia berhubungan dengan penggunaan lebih dari satu macam media untuk menyajikan informasi. Misalnya, video musik adalah bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inovasi dinamika teknologi dan industri multimedia kini telah berkembang pesat. Industri multimedia seperti desain brand, pembuatan video, dan pembuatan game berjalan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA A. Deskripsi Kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) Selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Media, penulis didampingi oleh Ine Yudhawati selaku PA (production assistant)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA. Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metode Penelitian Ilmu Multimedia memiliki cakupan yang sangat luas, oleh sebab itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

Lebih terperinci

Storyboard For Animation

Storyboard For Animation Storyboard For Animation Anda tidak perlu menjadi seorang kartunis yang bagus untuk menggambar storyboard yang baik. Jika Anda tidak bisa menggambar, maka akan memakan waktu lebih lama, tetapi Anda dapat

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI. Gambar 5.1 Final Cut Pro

BAB V EVALUASI. Gambar 5.1 Final Cut Pro 64 BAB V EVALUASI 5.1 Editing dan Mixing Setelah melewati proses pra produksi dan produksi, tahap selanjutnya adalah pasca produksi. Dalam tahap ini shooting dan stock shoot diseleksi dan di pisahkan sesuai

Lebih terperinci

Mengenal Dunia Video Editing

Mengenal Dunia Video Editing Mengenal Dunia Video Editing www.sitimustiani.com Tujuan Pembelajaran Siswa diharapkan dapat mengenal dunia Video Editing secara umum sebagai pedoman untuk melakukan editing video. Apa itu Video? Video/Film

Lebih terperinci

PEMBUATAN FILM KARTUN AIR SEBAGAI MEDIA SOSIALISASI PDAM KLATEN NASKAH PUBLIKASI

PEMBUATAN FILM KARTUN AIR SEBAGAI MEDIA SOSIALISASI PDAM KLATEN NASKAH PUBLIKASI PEMBUATAN FILM KARTUN AIR SEBAGAI MEDIA SOSIALISASI PDAM KLATEN NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Asep Rudi Cahyanto 09.11.2710 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Pada bab ini akan dijelaskan proses produksi dan pasca produksi, seperti yang telah terencana pada pra-produksi yang tertulis pada bab sebelumnya. Berikut ini penjelaskan proses

Lebih terperinci

PROSES Sebagai rumah produksi layanan penuh, kami menyediakan semua dukungan produksi, dari hulu hingga hilir.

PROSES Sebagai rumah produksi layanan penuh, kami menyediakan semua dukungan produksi, dari hulu hingga hilir. PROSES Sebagai rumah produksi layanan penuh, kami menyediakan semua dukungan produksi, dari hulu hingga hilir. MODERN DAY PRODUCTION COMPANY & CONTENT STUDIO Riset Goal Penonton Ide Setelah mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Development (Penelitian dan Pengembangan) dalam menciptakan suatu video

BAB III METODE PENELITIAN. Development (Penelitian dan Pengembangan) dalam menciptakan suatu video BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian Research and Development (Penelitian dan Pengembangan) dalam menciptakan suatu video edukasi tentang penanganan

Lebih terperinci

Produksi Iklan Audio _ Visual

Produksi Iklan Audio _ Visual Modul ke: Produksi Iklan Audio _ Visual Membuat Storyline Perancangan Produksi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Dudi Hartono, S. Komp, M. Ikom Program Studi MARCOMM & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id STORYLINE

Lebih terperinci

BAB VI TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM

BAB VI TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM BAB VI TAHAP PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI PROGRAM 4.1 Tahap Produksi Proses produksi adalah proses pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat sebelumnya yaitu pada tahap pra produksi. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya.

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Banyak orang tua yang salah dalam cara mendidik anaknya, sehingga seringkali membuat anak menjadi sangat nakal dan tidak sesuai dengan apa yang

Lebih terperinci

Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline

Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline Animasi Pipeline A. Pengertian Tahapan proses animasi (Animation pipeline) Adalah prosedur atau langkah langkah yang harus dijalani seorang animator ketika membuat

Lebih terperinci

- Menyusun, memotong dan memadukan kembali (film/rekaman) menjadi sebuah cerita utuh dan lengkap. (kamus besar bahasa indonesia, P&K 1994)

- Menyusun, memotong dan memadukan kembali (film/rekaman) menjadi sebuah cerita utuh dan lengkap. (kamus besar bahasa indonesia, P&K 1994) Tahapan Pelakasanaan Produksi Suatu produksi audio video yang melibatkan banyak orang, biaya yang besar dan banyak peralatan maka perlu pengorganisasian yang rapi dan perlu suatu tahapan produksi yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANIMASI CARA MERAWAT GIGI YANG BAIK DI TK KARTINI KARANGGAYAM DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANIMASI CARA MERAWAT GIGI YANG BAIK DI TK KARTINI KARANGGAYAM DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANIMASI CARA MERAWAT GIGI YANG BAIK DI TK KARTINI KARANGGAYAM DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Rachmad Ardianes 07.12.2493 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN

Lebih terperinci

PEMBUATAN VIDEO IKLAN TOKO PITSTOP RC CAR BERBASIS MUTIMEDIA NASKAH PUBLIKASI

PEMBUATAN VIDEO IKLAN TOKO PITSTOP RC CAR BERBASIS MUTIMEDIA NASKAH PUBLIKASI PEMBUATAN VIDEO IKLAN TOKO PITSTOP RC CAR BERBASIS MUTIMEDIA NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Muhammad Rosyid Ridho 11.02.8069 Muh Abdul Rozaq 11.02.8109 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat mudah ditemukan untuk menjadi media hiburan. Dalam buku Mari Membuat

BAB I PENDAHULUAN. sangat mudah ditemukan untuk menjadi media hiburan. Dalam buku Mari Membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan film di Indonesia memiliki perjalanan yang cukup panjang hingga pada akhirnya menjadi seperti film masa kini yang penuh dengan efek, dan sangat

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metodologi Laporan ini menggunakan metodologi wawancara dan observasi untuk mendapatkan permasalahan yang terdapat di lapangan. Wawancara berfokus pada konsep yang telah

Lebih terperinci

PEMBUATAN VIDEO KLIP BAND LANTERN. Naskah Publikasi. Diajukan oleh: Andi Ardiles Masela

PEMBUATAN VIDEO KLIP BAND LANTERN. Naskah Publikasi. Diajukan oleh: Andi Ardiles Masela PEMBUATAN VIDEO KLIP BAND LANTERN Naskah Publikasi Diajukan oleh: Andi Ardiles Masela 06.22.0568 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2010 i THE MAKING OF VIDEO CLIP

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Andi Priyatna

NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Andi Priyatna COMPANY PROFILE SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI USAHA PEMBUATAN DAN PENJUALAN REPLIKA MINIATUR MOTOR ROAD RACE DORIS WORK KEBUMEN BERBASIS MULTIMEDIA NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Andi Priyatna 10.02.7790

Lebih terperinci

LAPORAN PRODUKSI TEASER KAMPUNG SENI ISI SURAKARTA

LAPORAN PRODUKSI TEASER KAMPUNG SENI ISI SURAKARTA LAPORAN PRODUKSI TEASER KAMPUNG SENI ISI SURAKARTA Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu: Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn. Disusun oleh : Rizka Febbry Indriani 14148142 Intan

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN. Kode MK/SKS. : Sunarno, S.Kar., M.Sn. Nur Rokhim, M.Sn.

KONTRAK PERKULIAHAN. Kode MK/SKS. : Sunarno, S.Kar., M.Sn. Nur Rokhim, M.Sn. KONTRAK PERKULIAHAN Mata Kuliah Kode MK/SKS Semester Program Studi Pengajar : Dokumentasi Tari : MPB-109/2 SKS : VII : S-1 Seni Tari : Sunarno, S.Kar., M.Sn. Nur Rokhim, M.Sn. Tujuan Instruksional Umum

Lebih terperinci

PEMBUATAN FILM ANIMASI PENDEK RIWAYAT SYEKH YUSUF SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA

PEMBUATAN FILM ANIMASI PENDEK RIWAYAT SYEKH YUSUF SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA PEMBUATAN FILM ANIMASI PENDEK RIWAYAT SYEKH YUSUF SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA Dikwan Moeis Program Studi Sistem Informasi STMIK Profesional Makassar dikwan.moeis@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Debby Arum Widyastuti

NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Debby Arum Widyastuti PEMBUATAN VIDEO IKLAN LAYANAN MASYARAKAT MENGENAI KESELAMATAN BERKENDARA PADA POLSEK GIRISUBO GUNUNGKIDUL SEBAGAI MEDIA INFORMASI MENGGUNAKAN TEKNIK MOTION GRAPHIC NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Debby

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Guna mendukung pembuatan karya video yang berjudul Sampah Visual maka karya video akan menggunakan beberapa tinjauan pustaka, antara lain: sejarah film, film pendek, mekanisme produksi

Lebih terperinci

PEMBUATAN VIDEO PROFIL SEBAGAI MEDIA INFORMASI PROMOSI PARIWISATA DAN KERAJINAN BATIK DI DESA KREBET KABUPATEN BANTUL NASKAH PUBLIKASI

PEMBUATAN VIDEO PROFIL SEBAGAI MEDIA INFORMASI PROMOSI PARIWISATA DAN KERAJINAN BATIK DI DESA KREBET KABUPATEN BANTUL NASKAH PUBLIKASI PEMBUATAN VIDEO PROFIL SEBAGAI MEDIA INFORMASI PROMOSI PARIWISATA DAN KERAJINAN BATIK DI DESA KREBET KABUPATEN BANTUL NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Annisa Dyah Ayu Puspita Sari 12.01.3024 Prabhakoro Prabhoto

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Masalah yang ingin penulis angkat dalam proyek penyusunan skripsi ini adalah bagaimana merancang Animasi Aliran Irigasi Persawahan Berbasis Tiga

Lebih terperinci

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI Teknis Produksi

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI Teknis Produksi BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI 4. 1. Teknis Produksi Teknis Produksi adalah laporan proses dalam pembuatan karya audio visual yang didalamnya mencakup proses pra produksi, produksi dan pasca produksi

Lebih terperinci