Pe m an da ng a n U m um. Fra k si Par t ai K ea di la n Se j aht er a. D PR D Pr ov in si DK I J ak ar t a

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pe m an da ng a n U m um. Fra k si Par t ai K ea di la n Se j aht er a. D PR D Pr ov in si DK I J ak ar t a"

Transkripsi

1 Pe m an da ng a n U m um Fra k si Par t ai K ea di la n Se j aht er a D PR D Pr ov in si DK I J ak ar t a T er h ad ap R an c an ga n Pe r a tur an D ae r a h T ent an g R en c an a Pem b an gu na n J an g ka M en en ga h D a er ah ( R PJM D) Prov i ns i D K I J a ka r ta T a hu n D is a mp a ik an Ol e h : H. A bd urr ah m an S uh ai m i, L c, M A D al a m R a pa t Par ip ur na D PR D Pr ov in si DK I J ak ar t a T ang ga l 2 5 J an uar i

2 Pe m an da ng a n U m um Fra k si Par t ai K ea di la n Se j aht er a Prov i n si DK I Ja k a r ta T er h ad ap R an c an ga n Pe r a tur an D ae r a h T ent an g R en c an a Pem b an gu n a n J an g ka M en en ga h D a er ah ( R PJM D ) Prov i ns i D K I J a ka r ta T a hu n DIS AM PAI K A N O LE H : H. A bd urr ah m an S uh ai mi, Lc, M A Bis m ill a hirr a hm a nirr a hi m, As sa la m ua l ai ku m Wr. Wb, Sa la m s ej a hte r a u nt uk k it a s em u a Y th. : Sdr. K et ua, Par a W a kil K et ua, da n A n gg ot a D PR D Prov in si DK I J ak ar t a Sdr. G ub er n ur d an S dr. W a kil G u b er n ur Pr ov in si D K I Ja k ar t a; Par a A n gg ot a D PR R I D a er ah Pe mi li ha n Prov i n si D K I Ja k art a; Par a A n gg ot a D PD D a er ah Pe mi lih a n Prov i n si D K I J ak ar ta; Par a A n gg ot a M u sp id a D K I J a ka r ta ; Par a W al ik ot a, Bu pa ti Ad m in ist r a si K ep ul au a n S er i bu d an Par a Pej a ba t Pe md a Pr ov in si DK I J ak ar t a; Par a H a dir in y a ng k a mi h or ma ti;

3 Marilah kita memanjatkan rasa syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya, sehingga kita dapat menghadiri Rapat Paripurna ini untuk mendengarkan Pemandangan Umum Fraksi-fraksi terhadap Raperda tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi DKI Jakarta Tahun Berdasarkan ketentuan pasal 5 UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, RPJMD merupakan dokumen perencanaan pembangunan yang akan dilakukan oleh Sdr. Gubernur bersama seluruh jajaran Pemda DKI Jakarta selama lima tahun mendatang. RPJMD ini selain menjabarkan visi, misi dan program dari Sdr. Gubernur terpilih, dalam penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, yang akan memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program satuan kerja perangkat daerah, lintas satuan kerja, perangkat daerah, serta program kewilayahan yang disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Fraksi Partai Keadilan Sejahtera menyambut baik itikad yang disampaikan oleh Sdr. Gubernur untuk menetapkan RPJMD ini dalam sebuah perda sebagaimana ketentuan yang diatur dalam pasal 150 Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Bila ketentuan dalam UU No. 32 tahun 2004 dinilai sebagai kebijakan yang khusus mengatur tentang pemerintahan daerah dimana di dalamnya termasuk mengatur produk-produk perencanaan pembangunan di daerah, maka berdasarkan prinsip Lex Specialis Derogat Lex Generalis, dimungkinkan oleh Sdr. Gubernur untuk dapat mengenyampingkan ketentuan dalam UU No. 25 Tahun 2004 yang menggariskan bahwa RPJMD ditetapkan melalui Peraturan Gubernur. Untuk itu kesempatan yang diberikan oleh Sdr. Gubernur dalam penyusunan Perda RPJMD harus dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat Jakarta untuk mengkritisi, memberikan masukan, dan memperkuat substansi rencana pembangunan yang termaktub dalam produk perencanaan ini. Mengingat dalam proses penyusunan Rancangan RPJMD yang akan dibahas ini, disusun dalam kurun waktu yang sempit dan belum secara optimal menyerap aspirasi masyarakat Jakarta. Fraksi Partai Keadilan Sejahtera akan berusaha secara optimal memfasilitasi dan membuka kesempatan seluas-luasnya bagi publik untuk ikut serta membahas RPJMD agar dapat menjadi milik seluruh warga Jakarta sebagaimana harapan dari Sdr. Gubernur. M O H O N T A N G G A PAN! Fraksi Partai Keadilan Sejahtera juga mengingatkan kepada eksekutif tentang acuan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah yang disyaratkan diatur dalam pasal 5 UU No. 25 tahun 2004 dalam menyusun RPJMD. Hingga kini DKI Jakarta sendiri belum memiliki RPJPD tersebut. Penyusunan RPJMD yang tidak berpedoman kepada RPJPD ini dikhawatirkan akan membuat proses pembangunan tidak terarah dan tidak berkesinambungan sehingga membuat proses pembangunan menjadi tidak efisien, tidak efektif dan tidak bersasaran jangka panjang. Untuk itu, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera mendesak agar pihak eksekutif segera menyusun dokumen RPJPD dan memastikan bahwa dokumen RPJMD yang disusun tidak menimbulkan masalah kesinambungan program. M OHON T ANG G A PAN. Dalam mencermati RPJMD ini, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera akan melihatnya dalam sejumlah aspek meliputi: pertama aspek kebijakan umum pembangunan, kedua kapasitas dan daya dukung kota, dan ketiga arah Kebijakan dan Program Pembangunan. Fraksi Partai Keadilan Sejahtera melihat bahwa RPJMD masih sangat normatif. Hal ini terlihat jelas dengan tidak adanya bagian tentang Sasaran-Sasaran Pokok di dalam RPJMD yang berisi target-target kinerja yang bersifat kuantitatif. Cukup mengherankan jika dalam pasal 2 ayat 2 dari Raperda RPJMD disebutkan bahwa sasaran program yang bersifat kuantitatif hanya akan dijabarkan dalam RKPD. Semestinya RPJMD juga memuat sasaran-sasaran pokok dari program-program pembangunan sebagai implikasi logis dari adanya kerangka pendanaan yang menyertainya. Ketiadaan sasaran yang terukur jelas, membuat dokumen pembangunan ini menjadi rawan manipulasi karena akan sulit dievaluasi, bahkan tidak bisa dilaksanakan. Setiap kepala daerah terpilih akan membuat sasaran kualitatif yang sulit untuk diukur atau mudah dicapai. Dokumen yang rawan manipulasi seperti ini tidak cocok untuk Jakarta masa depan yang demokratis, transparan, dan akuntabel. M O H O N T A N G G A PAN! Meski Visi dan misi dalam RPJMD menjadi hak prerogatif Sdr. Gubernur, catatan yang kami berikan ini dimaksudkan untuk mengingatkan Sdr. Gubernur bahwa masyarakat Jakarta memiliki harapan yang begitu besar kepada Sdr. Gubernur untuk dapat memimpin dan membawa Jakarta yang lebih baik. Harapan yang besar dari masyarakat janganlah dikecewakan oleh sikap kepemimpinan dan kinerja Sdr. Gubernur bersama seluruh aparatnya. Perwujudan Jakarta Untuk Semua, sekurangnya memberi arti bahwa seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali akan mendapat perhatian yang sama tanpa diskriminatif. Baik itu masyarakat kelas menengah atas sampai dengan kelompok masyarakat marginal yang tinggal di ibukota. Khusus yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat marginal, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera melihat dari data yang ada, kondisi masyarakat marginal di ibukota terus mengalami kondisi yang tertekan dan kian memburuk. Penduduk miskin DKI Jakarta cukup signifikan jumlahnya. Sementara itu, penduduk yang sumber pendapatannya berasal dari usaha kecil dan mikro tetap sulit keluar dari tingkat pendapatannya yang rendah. Rendahnya investasi dan tidak kondusif-nya iklim usaha, telah mendorong meningkatnya pengangguran, terutama di kalangan pekerja tidak terdidik dan pendatang baru dari luar Jakarta. Tingkat Pengangguran terbuka cenderung meninggi dan terus meningkat.

4 Pada saat yang sama terjadi gelombang modernisasi kehidupan ekonomi masyarakat dengan maraknya keberadaan pusat belanja modern yang tumbuh dan cenderung tidak terkontrol. Pusat-pusat perbelanjaan modern kini tumbuh pesat dimana-mana seperti Super Alfa (35 gerai), Carrefour (17 gerai), Giant (12 gerai), Makro (15 gerai), Hypermart (15 gerai), Hero (90 gerai), Matahari Supermarket (67 gerai), Matahari (83 gerai), Alfa Gudang Rabat (26 gerai), Ramayana Bazar (35 gerai), Ramayana dept store (38 gerai), Superindo (38 gerai), maupun grosir-grosir kecil dan eceran seperti Indomart (758 gerai), Alfamart (425 gerai), dan Starmart (38 gerai). Akibatnya keberadaan mereka ini meskipun membuka ladang pekerjaan baru namun berefek pada tergerusnya kehidupan ekonomi penguasaan kecil dan menengah. M O H O N T A NG G A PA N! Terhadap upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik berdasarkan kaidah Good Governance, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera melihat ternyata upaya tersebut masih dirasa kurang lengkap. Di tingkat global, upaya untuk mengelola mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, kadang kala tidak disertai dengan tingkat kepedulian yang cukup untuk memperhatikan aspek keberlanjutan ekosistem. Oleh karena itu, dalam kerangka pengelolaan kehidupan dan pembangunan masyarakat kota yang terintegrasi antara unsur sosial, ekonomi, dan lingkungan, perlu ditambahkan prinsip keberlanjutan ekologis dalam tata kelola pemerintahan atau yang dikenal dengan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan Berbasiskan Tata Pemerintahan Yang Baik (Good Sustainable Development Governance). Untuk mewujudkan prinsip GSDG terdapat 8 kriteria yang harus dipahami dan disarankan masuk dalam materi RPJMD yaitu Pemberdayaan Masyarakat, Transparansi, Desentralisasi, Pengakuan terhadap keterbatasan daya dukung ekosistem dan keberlanjutan, Pengakuan hak masyarakat setempat atau kelompok marginal. Konsistensi dan harmonisasi Kebijakan, Kejelasan untuk menjamin kepastian hukum (Clearity), dan Daya penegakan (Enforceability). M OHON T ANG G A PAN! Hal kedua menurut Fraksi Partai Keadilan Sejahtera yang perlu dicermati bersama ialah ko nd is i e ks i sti ng d ar i day a du ku ng d an ka p as it as k ot a. Saat ini bila kita lihat, Jakarta sedang menuju kondisi the dooms day, dimana akan terjadi krisis yang demikian hebat terhadap ketersediaan beberapa bagian dari daya dukung kota seperti dalam hal ketersediaan lahan dan air bersih, serta pasokan energi. Mengenai ketersediaan lahan, kebutuhan lahan dalam mendukung program-program pembangunan yang hendak dilakukan oleh Pemerintah Daerah sangatlah besar. Namun, dengan luas wilayah DKI Jakarta adalah 7.659,02 Km2 yang terdiri dari 661,52 Km2 Daratan dan 6.997,50 Km2 Lautan dan jumlah penduduk sebanyak 8,96 Juta Jiwa pada tahun 2006 atau mencapai penduduk per Km2 ditambah dengan tingkat hunian bangunan yang tidak sedikit, setidaknya memperlihatkan kondisi lahan kota yang relatif kritis. M O H O N T A NG G A PA N! Selain itu, pada urusan perhubungan, juga menemukan persoalan serupa, dimana dalam diprediksi akan terjadi krisis lahan untuk kebutuhan penggunaan jalan di Jakarta pada masa-masa mendatang akibat tidak memadainya daya dukung lahan. Berdasarkan perkiraan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, akan terjadi kondisi lalu lintas yang demikian parah pada tahun 2014, akibat jumlah kendaraan roda empat melebihi daya tampung jalan yang tersedia. Kecenderungan bertambahnya jumlah mobil di Jakarta diperkirakan akan mencapai 11% sedangkan kenaikan luas jalannya hanya naik 1%. Bila kondisi tersebut tidak diantisipasi secara serius maka pada 2010, jumlah kendaraan akan mendekati kapasitas total jaringan jalan dan pada tahun 2014 akan terjadi kemacetan sempurna karena jumlah kendaraan akan menyetarai kapasitas jalan. M O H O N T A NG G A PAN! Dalam urusan penyediaan lahan pemakaman krisis ini juga terjadi, bila mencermati angka rata-rata kematian per tahun antara tahun 2001 sampai dengan 2005 yang tercatat pada BPS, terhitung sekurangnya warga Jakarta yang meninggal setiap tahunnya. Diperkirakan dari angka tersebut, dibutuhkan tanah makam seluas M2 setiap tahunnya. Saat ini, areal pemakaman di Jakarta Timur, Pusat dan Utara sekurangnya sudah mengalami krisis karena makin terbatasnya lahan. Dari fenomena tersebut, setidaknya memperlihatkan bahwa Jakarta akan menghadapi krisis lahan antara tahun ke depan dan langkah antisipasi untuk menghadapi kondisi tersebut tidak tercermin dalam RPJMD ini. M O H O N T A N G G A PAN! Par a pi m p i na n da n s el uru h A n gg ot a D e w an s er ta h ad iri n y an g ka m i hor m ati ; Selain kondisi makin terbatasnya lahan, daya dukung lain yang perlu dicermati secara serius ke depan adalah ketersediaan air bersih. Saat ini. Penduduk Jakarta mendapat pasokan air bersih hanya dari dua sumber yaitu PDAM dan air tanah. PDAM sendiri hanya mampu memasok untuk 45% penduduk, sehingga praktis 55% penduduk menggantungkan diri pada air tanah. Selain jumlahnya yang terbatas, kualitas air PDAM tidak memadai dan harganya relatif mahal. Sedangkan air tanah pun kondisinya juga telah tercemar limbah domestik dan industri serta telah tercampur air laut. Terjadinya perubahan iklim juga dikhawatirkan dapat mempengaruhi ketersediaan air, akibat musim kemarau yang berkepanjangan. M O H O N T A N G G A PAN! Krisis lain yang juga harus dicermati adalah ketersediaan energi bagi aktivitas masyarakat di Jakarta. Saat ini Penduduk Jakarta ternyata hanya menggantungkan kebutuhan listriknya dari satu sumber saja yaitu PT PLN. Jumlah pelanggan listrik di Jakarta mengalami peningkatan dari 2,13 juta pelanggan pada 1995 menjadi 3,15 juta pelanggan pada Pada saat yang sama, kapasitas listrik terjual meningkat dari 15,3 milyar KwH menjadi 27,7 milyar KwH. Tentunya ke depan, sangat dibutuhkan penyediaan energi alternatif yang harus mampu menjamin kebutuhan energi Jakarta dengan tingkat kehandalan yang semakin tinggi dan dengan harga yang kompetitif. Untuk itu Fraksi Partai Keadilan Sejahtera mengharapkan kebijakan penyediaan energi alternatif juga menjadi prioritas yang harus dilaksanakan oleh Sdr. Gubernur dalam penyusunan RPJMD ini. M O H O N T ANG G APAN!

5 Selain potensi krisis yang telah disebutkan diatas, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera melihat adanya ancaman penurunan produktivitas penduduk yang ada di Jakarta. Bila di lihat dari data demografi yang ada, pada saat ini komposisi penduduk Jakarta sudah mengarah "pada komposisi penduduk tua", dimana proporsi penduduk muda yaitu yang berumur 0-14 tahun sudah mulai menurun. Bila pada tahun 1990, proporsi penduduk muda masih sebesar 31,9%, pada tahun 2006 proporsi ini menurun menjadi 23,8%. Sebaliknya proporsi penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas) naik dari 1,5 % pada tahun 1990 menjadi 3,23% pada tahun Hal ini tentunya akan menjadi ancaman baru bagi Kota Jakarta. Dimana para orang mudanya tidak lagi tinggal di Jakarta dan secara perlahan pada tahun-tahun mendatang, krisis yang bakal terjadi di Jakarta akan dihadapi justru oleh Sumber Daya Manusia yang berusia lanjut. M O H O N T A NG G A PA N! Hal ketiga yang perlu dicermati oleh Fraksi Partai Keadilan Sejahtera adalah terkait dengan arah Kebijakan dan Program Pembangunan. 1. Kebijakan Umum Keuangan Daerah Fraksi Partai Keadilan Sejahtera melihat Sdr. Gubernur harus mempertegas dalam RPJMD, fungsi-fungsi yang menjadi tanggung jawab Pemda DKI Jakarta sebagai ibukota negara untuk dimintakan alokasi anggarannya secara khusus kepada pemerintah pusat sebagaimana yang diatur dalam UU No. 29 tahun Penegasan ini terkait dengan kaidah "money follow functions" dan kepastian dalam sistem desentralisasi fiskal. Fraksi Partai Keadilan Sejahtera melihat tambahan pembiayaan dari APBN sebaiknya difokuskan pada penyediaan infrastruktur lintas wilayah khususnya transportasi, air dan sampah. Untuk itu setidaknya dalam pembahasan RPJMD hal tersebut perlu mendapat perhatian dari Sdr. Gubernur M O H O N T A NG G A PA N! Fraksi Partai Keadilan Sejahtera menyambut baik rencana Pemda DKI Jakarta untuk memberi perhatian yang cukup besar pada obligasi daerah sebagai sumber pembiayaan. Hal ini memang sangat dimungkinkan mengingat DKI Jakarta memiliki kapasitas fiskal yang besar sehingga memiliki creditworthiness yang lebih tinggi dari pemerintah daerah lain di Indonesia. Namun, walau layak secara finansial, pinjaman daerah memiliki resistensi tinggi secara politis, ekonomis, dan sosiologis. Alternatif yang lebih layak diprioritaskan semestinya adalah optimalisasi pembiayaan khusus dari APBN atau meminta perlakuan khusus terkait penerusan pinjaman atau hibah Luar Negeri dari pemerintah pusat ke Pemda DKI Jakarta. M O H O N T A NG G A PAN! Fraksi Partai Keadilan Sejahtera mengingatkan kepada eksekutif untuk mengoreksi proyeksi besaran RAPBD tahun , dimana besaran pendapatan tahun 2008 yang tercantum dalam dokumen RPJMD masih menggunakan asumsi lama sebelum disahkannya APBD M O H O N T A N G G A PAN! 2. Program Dedicated a. Pengendalian Banjir Fraksi Partai Keadilan Sejahtera melihat pengendalian banjir masih di dominasi aktivitas pengendalian yang telah dikerjakan bertahun-tahun oleh Pemda dan terbukti tidak mampu secara efektif mengendalikan Banjir. Saat ini faktor pendukung terjadinya banjir, makin bertambah dengan kenaikkan tinggi air laut telah menjadi ancaman bagi mereka yang tinggal di daerah sekitar laut. Untuk itu Fraksi Partai Keadilan Sejahtera meminta eksekutif memikirkan usulan pembangunan tanggul raksasa pemecah ombak untuk menahan limpasan air laut disekeliling pantai. M O H O N T A NG G A PAN! Fraksi Partai Keadilan Sejahtera juga melihat perlu dimasukkannya program pembuatan sumur-sumur resapan serta pembuatan dan rehabilitasi situ dan danau sebagai bagian dari upaya pengendalian banjir. M O H O N T A NG G A PAN! b. Pembangunan Perhubungan dan Transportasi Penanggulangan Kemacetan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera melihat Sdr. Gubernur tidak secara konsisten menjalankan kebijakan Pola Transportasi Makro sebagaimana diatur dalam Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 84 tahun Dimana dalam Pola Transportasi Makro (PTM), arah pengembangan sistem transportasi di Jakarta diorientasikan kepada (1) peningkatan aksebilitas di seluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta dan sekitarnya sekaligus melakukan penataan ulang moda transportasi secara terpadu, (2) memasyarakatkan sistem angkutan umum massal, (3) menggalakkan penggunaan angkutan umum dan kereta api, (4) mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang berlebihan, (5) menambah jaringan jalan primer, Bus Priority, Light Rail Transit (LRT) dan Mass Rapid Transit (MRT) dan terakhir (6) adalah meningkatkan jaringan jalan non tol dan membangun jalan baru. Dari program dedicated ini ternyata tidak semua kebijakan ditindaklanjuti oleh RPJMD. Untuk itu, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera meminta Sdr. Gubernur melengkapi kebijakan pelaksanaan dari PTM ini sesuai komitmen yang telah disusun sebelumnya. M OH O N T A NG G A PAN! c. Penanggulangan Polusi

6 Saat ini pencapaian target RTH baru mencapai 9,67% atau setara dengan ha bila dibandingkan target 2010 sebesar 13,94%. Masih dibutuhkan Ha untuk memenuhi target tersebut. Namun disaat yang sama ketentuan pasal 20 UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang telah mengatur bahwa ruang terbuka hijau kota paling sedikit mencapai 30 persen dari total luas wilayah kota. Untuk itu, dalam RPJMD ini terlihat secara jelas usaha strategis yang serius, progresif dan sistematis dalam mencapai ketentuan minimal ruang terbuka hijau kota ini. M OH O N T A NG G A PAN! d. Pengembangan Budaya Keragaman Fraksi Partai Keadilan Sejahtera melihat pengembangan Perkampungan Budaya Betawi tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Status kelurahan tersendiri yang diamanatkan oleh Perda No. 3 Tahun 2005 tidak juga diimplementasikan oleh eksekutif. M O H O N PE N J EL A S A N! e. Penerapan Kaidah Good Governance Terhadap penyusunan sejumlah Sistem Informasi sebagai daya dukung penerapan Tata Pemerintahan yang Baik, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera melihat eksekutif belum membuat indikator efektifitas yang jelas dari berjalannya sistem tersebut. Sepertinya sistem tersebut dibuat namun tidak digunakan secara optimal untuk mendukung aktivitas birokrasi dan pelayanan publik. Sistem Informasi yang dimiliki oleh Pemda DKI Jakarta sampai saat tidak pernah diakui oleh Pemerintah Pusat sebagai suatu sistem yang inovatif dan menjadi benchmark bagi daerah-daerah lain. M OH O N T A NG G A PAN! f. Antisipasi Perubahan Iklim Fraksi Partai Keadilan Sejahtera melihat salah satu aktifitas yang belum dimasukkan dalam kegiatan mitigasi adalah inventarisasi gas rumah kaca (GRK) disemua sektor terkait. Dari inventarisasi GRK tersebut, Pemda DKI Jakarta akan memiliki data yang jelas (baseline) untuk menentukan target penurunan emisi yang akan dilakukan. M O H O N T A NG G A PAN! g. Urusan Pemberdayaan Perempuan Sebagaimana tertera dalam draft RPJMD hal , Fraksi Partai Keadilan Sejahtera memohon agar pelaksana dari program-program urusan pemberdayaan perempuan dilaksanakan oleh sebuah biro khusus dengan alokasi anggaran yang memadai. M O H O N T A NG G A PA N! Demikian pemandangan umum ini disampaikan. Semoga pihak esekutif dapat memperhatikan semua catatan yang diberikan untuk melengkapai RPJMD Tahun Atas perhatian hadirin sekalian kami ucapkan Terima Kasih. Billahit-taufik wal hidayah. Wassalamu'alaikum Wr. Wb Ja k ar t a, 2 5 J a nu ar i FR AK SI PART A I K E A DI L A N S EJ A HT ER A D PR D PR O VI N SI DK I J AK A R T A K et ua, Se kr et ar i s, S el a ma t N ur din M ar ia A h di ati

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG Untuk memberikan arahan pada pelaksanaan pembangunan daerah, maka daerah memiliki visi, misi serta prioritas yang terjabarkan dalam dokumen perencanaannya. Bagi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun 2016-2021 merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 I. UMUM RPJMD merupakan dokumen perencanaan pembangunan Daerah untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan perdesaan sebagai basis utama dan bagian terbesar dalam wilayah Kabupaten Lebak, sangat membutuhkan percepatan pembangunan secara bertahap, proporsional dan

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 Oleh: H. Paskah Suzetta Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Disampaikan pada Rapat Koordinasi Pembangunan Tingkat Pusat (Rakorbangpus) untuk RKP 2010 Jakarta,

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan keuangan negara menjadi salah satu hal yang. negara, sesuai dengan Pasal 23 Undang-Undang Dasar 1945, harus

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan keuangan negara menjadi salah satu hal yang. negara, sesuai dengan Pasal 23 Undang-Undang Dasar 1945, harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan keuangan negara menjadi salah satu hal yang diperhatikan dalam mewujudkan good governance. Pengelolaan keuangan negara, sesuai dengan Pasal 23 Undang-Undang

Lebih terperinci

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN MENTERIDALAM NEGERI REPUBLIKINDONESIA PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Serang 20 Juni 2017 TUJUAN PEMERINTAHAN DAERAH UU No. 23

Lebih terperinci

FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA DPRD DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PEMANDANGAN UMUM TERHADAP BAHAN ACARA NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG

FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA DPRD DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PEMANDANGAN UMUM TERHADAP BAHAN ACARA NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA DPRD DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Alamat : Jl. Malioboro No. 54 Telepon 512688, 512820 Fax. 580692 PEMANDANGAN UMUM FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA DPRD DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 84 TAHUN 2004 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 84 TAHUN 2004 TENTANG KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 84 TAHUN 2004 TENTANG PENETAPAN POLA TRANSPORTASI MAKRO DI PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pembangunan menimbulkan suatu dampak baik itu dampak terhadap ekonomi, kehidupan sosial, maupun lingkungan sekitar. DKI Jakarta sebagai kota dengan letak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera,

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera, KATA PENGANTAR Salam Sejahtera, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunianya, penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Angkutan umum memiliki peranan penting dalam pembangunan perekonomian, untuk menuju keberlajutan angkutan umum memerlukan penanganan serius. Angkutan merupakan elemen

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB - I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

Pe m an da ng a n U m um. Fra k si Par t ai G o lo ng a n K ar y a. D PR D Pr ov in si DK I J ak ar t a

Pe m an da ng a n U m um. Fra k si Par t ai G o lo ng a n K ar y a. D PR D Pr ov in si DK I J ak ar t a Pe m an da ng a n U m um Fra k si Par t ai G o lo ng a n K ar y a D PR D Pr ov in si DK I J ak ar t a T er h ad ap R an c an ga n Pe r a tur an D ae r a h T ent an g R en c an a Pem b an gu na n J an g

Lebih terperinci

PDI PERJUANGAN PANDANGAN UMUM FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN DPRD PROVINSI DKI JAKARTA TERHADAP RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG

PDI PERJUANGAN PANDANGAN UMUM FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN DPRD PROVINSI DKI JAKARTA TERHADAP RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PDI PERJUANGAN PANDANGAN UMUM TERHADAP RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH {RPJMD} PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2007-2012 DISAMPAIKAN OLEH: HJ. SUMIYATI SOEKARNO.

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH Kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2013

Lebih terperinci

BAB4 Prioritas & Sasaran Pembangunan Daerah

BAB4 Prioritas & Sasaran Pembangunan Daerah BAB4 Prioritas & Sasaran Pembangunan Daerah Penyusunan prioritas dan sasaran pembangunan daerah pada RKPD tahun dirumuskan dalam rangka untuk mencapai target janji dan visi Misi Pemerintah Provinsi DKI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA PROV JATENG

SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA PROV JATENG SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA PROV JATENG PADA ACARA MUSRENBANG RKPD KAB WONOSOBO TH 2019 DENGAN TEMA PEMANTAPAN UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI HARMONISASI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN CAPAIAN INDIKATOR MAKRO

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pembangunan di Kabupaten Murung Raya pada tahap ketiga RPJP Daerah atau RPJM Daerah tahun 2013-2018 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kota

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik senantiasa melaksanakan perbaikan

Lebih terperinci

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, tiap individu selalu dihadapkan pada aturan, norma, standar, ukuran yang harus dipenuhi. Aturan, norma, standar, maupun ukuran tersebut

Lebih terperinci

Rencana Strategis (RENSTRA)

Rencana Strategis (RENSTRA) Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2014 Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pencemaran dan kerusakan lingkungan merupakan permasalahan yang cukup pelik dan sulit untuk dihindari. Jika tidak ada kesadaran dari berbagai pihak dalam pengelolaan lingkungan,

Lebih terperinci

SUMMARY RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA BARAT (PROVINCIAL GOVERNMENT ACTION PLAN) TAHUN 2011

SUMMARY RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA BARAT (PROVINCIAL GOVERNMENT ACTION PLAN) TAHUN 2011 SUMMARY RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA BARAT (PROVINCIAL GOVERNMENT ACTION PLAN) TAHUN 2011 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 merupakan pelaksanaan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

DESA MENATA KOTA DALAM SEBUAH KAWASAN STRATEGI PEMBANGUNAN ROKAN HULU.

DESA MENATA KOTA DALAM SEBUAH KAWASAN STRATEGI PEMBANGUNAN ROKAN HULU. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Kabupaten yang baru berusia 17 tahun, sudah banyak yang dilakukan pemerintah untuk mengisi pembangunan, dapat dilihat akses-akses masyarakat yang terpenuhi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH NOMOR : 5 TAHUN 2016 TENTANG : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2016-2021. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Oleh: Drs. Hamdani, MM, M.Si, Ak, CA,CIPSAS Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi dan Pembangunan

Oleh: Drs. Hamdani, MM, M.Si, Ak, CA,CIPSAS Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi dan Pembangunan Oleh: Drs. Hamdani, MM, M.Si, Ak, CA,CIPSAS Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi dan Pembangunan KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2017 Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Malang 2014 SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH 1 Penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman kepada RPJPD Provinsi Jawa Timur dengan memperhatikan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA JL. RAYA SOREANG KM. 17 SOREANG TELP. (022) 5897432 2012 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO. selamat siang dan salam sejahtera bagi kita sekalian,

BUPATI WONOSOBO. selamat siang dan salam sejahtera bagi kita sekalian, BUPATI WONOSOBO SAMBUTAN BUPATI WONOSOBO DALAM RAPAT PARIPURNA DPRD KABUPATEN WONOSOBO PENYAMPAIAN LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN BUPATI WONOSOBO TAHUN ANGGARAN 2013 Yang terhormat, Saudara Ketua,

Lebih terperinci

Knowledge Management Forum April

Knowledge Management Forum April DASAR HUKUM DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI PERAN PEMDA UNTUK MEMBERDAYAKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN IKLIM INDONESIA UU 23 tahun 2014 tentang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa agar kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, selaras,

Lebih terperinci

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH, RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH, RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

Sambutan Bupati Buton Utara Pada Musrenbang Perubahan RPJMD Kabupaten Buton Utara Tahun

Sambutan Bupati Buton Utara Pada Musrenbang Perubahan RPJMD Kabupaten Buton Utara Tahun PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH YANG TERURAI DALAM KURUN WAKTU 5 (LIMA) TAHUN DAN NANTINYA KITA PEDOMANI DALAM PENYUSUNAN DOKUMEN TAHUNAN. Sambutan Bupati Buton Utara Pada Musrenbang Perubahan RPJMD Kabupaten

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun B AB I P E N D AH U L U AN 1.1 Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat dengan mempertimbangkan urutan pilihan dan ketersediaan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan Bab I Pendahuluan LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR TAHUN 2012 TANGGAL JUNI 2012 Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima)

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

Lebih terperinci

Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun Latar Belakang

Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Daerah, yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2010 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI Tanggal : 26 Nopember 2010 Nomor : 6 Tahun 2010 Tentang : TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN, DAN EVALUASI PELAKSANAAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN - 115 - BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapainya melalui strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan yang diambil

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

KAJIAN PELUANG PELIBATAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN HUTAN KOTA SRENGSENG JAKARTA BARAT TUGAS AKHIR

KAJIAN PELUANG PELIBATAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN HUTAN KOTA SRENGSENG JAKARTA BARAT TUGAS AKHIR KAJIAN PELUANG PELIBATAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN HUTAN KOTA SRENGSENG JAKARTA BARAT TUGAS AKHIR Oleh : Elfin Rusliansyah L2D000416 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

NOMOR : TANGGAL : TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

NOMOR : TANGGAL : TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR : TANGGAL : TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di berbagai kota di Indonesia, baik kota besar maupun kota kecil dan sekitarnya pembangunan fisik berlangsung dengan pesat. Hal ini di dorong oleh adanya pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM PADA ACARA KNOWLEDGE MANAGEMEN FORUM 2015 (ASOSIASI PEMERINTAH KOTA SELURUH INDONESIA)

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dasar Hukum. Penyusunan Hubungan Antar Dokumen Sistematika Penulisan Maksud dan Tujuan 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dasar Hukum. Penyusunan Hubungan Antar Dokumen Sistematika Penulisan Maksud dan Tujuan 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dasar Hukum BAB 1 Penyusunan Hubungan Antar Dokumen Sistematika Penulisan Maksud dan Tujuan 1.1. LATAR BELAKANG Dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 E. Kelembagaan 17.1. Profil BPLHD Provinsi DKI Jakarta Sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta nomor 230 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam rangka mengaktualisasikan otonomi daerah, memperlancar penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, Pemerintah Kabupaten Boyolali mempunyai komitmen

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banyuwangi tahun 2010-2015 ini merupakan penjabaran dari visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih,

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG [- BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG P embangunan sektor Peternakan, Perikanan dan Kelautan yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Garut dalam kurun waktu tahun 2009 s/d 2013 telah memberikan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN Lampiran Peraturan Bupati Lamongan Nomor : 44 Tahun 2016 Tanggal : 25 Oktober 2016. RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Setiap daerah di era Otonomi memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk dapat mengatur proses pembangunannya sendiri, mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan,

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan tahun 2005-2025 adalah dokumen perencanaan yang substansinya memuat visi, misi, dan arah pembangunan

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

SAMBUTAN BUPATI SLEMAN PADA ACARA FORUM KONSULTASI PUBLIK PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2018 TANGGAL : 19 JANUARI 2017

SAMBUTAN BUPATI SLEMAN PADA ACARA FORUM KONSULTASI PUBLIK PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2018 TANGGAL : 19 JANUARI 2017 1 SAMBUTAN BUPATI SLEMAN PADA ACARA FORUM KONSULTASI PUBLIK PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2018 TANGGAL : 19 JANUARI 2017 Assalamu alaikum Wr. Wb. Yth. Para Tamu Undangan, Serta

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA KERJA Tahun 2015

PERUBAHAN RENCANA KERJA Tahun 2015 PERUBAHAN RENCANA KERJA Tahun 205 BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 205 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat-nya, atas taufiq, hidayah dan karunia-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Pandeglang Tahun 2016-2021 disusun dengan maksud menyediakan dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Bappeda Kota Bogor Berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan yang dilaksanakan

Lebih terperinci

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah 2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation antara kinerja pembangunan yang dicapai saat inidengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH Dalam penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 9 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 9 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 8 2008 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 9 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2005-2025 DENGAN

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 12 Tahun : 2010 Seri : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci