BAB II TINJAUAN TEORITIS. yang berkaitan erat dengan pariwisata. Hal tersebut meliputi pengertian dari
|
|
- Hadian Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 8 BAB II TINJAUAN TEORITIS Pada bab ini akan dipaparkan beberapa pengertian umum mengenai halhal yang berkaitan erat dengan pariwisata. Hal tersebut meliputi pengertian dari pariwisata itu sendiri, karakteristik pariwisata yang didalamnya terdiri dari jenis-jenis pariwisata dan bentuk pariwisata, objek dan daya tarik wisata, Selain itu, di dalam bab ini akan disinggung pula mengenai pengembangan pariwisata, karena pengembangan merupakan hal yang mutlak diperlukan dalam menarik minat wisatawan untuk datang ke tempat wisata. Seiring dengan adanya pengembangan tempat wisata, timbul pula dampak yang diakibatkan dari pengembangan tersebut. Dalam bab ini akan dibahas dampak apa saja yang akan timbul, diantaranya dampak terhadap perekonomian, sosial budaya masyarakat lokal, dan dampak terhadap lingkungan. A. Pengertian Pariwisata Rasa penasaran yang merupakan karakteristik dasar setiap manusia telah mengarahkan mereka untuk menggali lingkungan baru, mencari tempat baru, menemukan segala sesuatu yang belum diketahui, mencari tempat-tempat yang berbeda dan asing bagi mereka serta menikamti pengalaman yang baru. Dengan kata lain, satu tempat pasti akan berbeda dengan tempat yang lainnya, bila semua tempat sama maka tidak akan ada perasaan penasaran yang muncul di benak setiap orang untuk bepergian (Hudman&Jackson, 2003).
2 9 Secara filosofi menurut Maryani (2007:4), pariwisata tumbuh dan berkembang dari kebutuhan manusia untuk melakukan relaksasi dari pekerjaan rutin sehari-hari. Untuk mengalihkan perhatian dari suasana rutin ke suasana lain sehingga kelangsungan kerja dapat dipertahankan secara optimal maka manusia membutuhkan istirahat atau refreshing misalnya dengan bersenangsenang,, santai, rekreasi, ingin sehat, ingin menghirup udara sejuk dan segar dan sebagainya. Atas dasar itulah muncul kegiatan pariwisata. Pariwisata merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia, hal ini dikarenakan pariwisata sudah menjadi suatu kebutuhan hidup manusia. Secara etimologis, kata pariwisata berasal dari bahasa sanskerta yang terdiri dari dua suku kata, yaitu pari yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap. Dan wisata yang berarti perjalanan, bepergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam bahasa Inggris. Atas dasar itu, maka kata pariwisata seharusnya diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar, dari suatu tempat ke tempat lainnya (Putra, 2003: 153). Di dalam pasal 1 angka 3 UU No. 10 tahun 2010, kata pariwisata diartikan sebagai berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Pengertian lainnya menurut Murphy, bahwa:
3 10 Pariwisata adalah keseluruhan dari elemen-elemen terkait (wisatawan, daerah tujuan wisata, perjalanan, industri dan lain-lain) yang merupakan akibat dari perjalanan wisata, sepanjang perjalanan tersebut tidak permanen. (Eridiana, 2008). Sementara itu, UNWTO (1995) dikutip dari Richarson dan Fluker (2004: 7) dalam Pitana dan Diarta (2009: 45) mengartikan bahwa, Tourism comprises the activities of persons, travelling to and staying in place outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure, business and other purposes. Dari definisi diatas, dapat dikatakan bahwa suatu kegiatan dapat digolongkan kepada kegiatan pariwisata jika mengandung beberapa unsur pokok. Adapun unsur pokok dalam kegiatan pariwisata menurut Richardson dan Fluker (2004: 5), yaitu 1. Adanya unsur perjalanan yaitu pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat lainnya. 2. Adanya unsur tinggal sementara ditempat yang bukan merupakan tempat tinggal yang biasanya. 3. Tujuan utama dari pergerakan manusia tersebut bukan untuk mencari penghidupan/pekerjaan di tempat yang dituju (Pitana dan Diarta 2009: 46). B. Karakteristik Pariwisata 1. Jenis Pariwisata Menurut Pendit (2002), jenis pariwisata dibagi menjadi: a. Wisata Budaya Ini dimaksudkan agar perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka.
4 b. Wisata kesehatan ini dimaksudkan perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan tersebut untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana dia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani. c. Wisata Olahraga Ini dimaksudkan wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara. d. Wisata komersial Dalam jenis ini termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameranpameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri, pameran dagang, dan sebagainya. e. Wisata industri Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam ke suatu kompleks atau daerah perindustrian dimana terdapat pabrik-pabrik atau bengkel-bengkel besar dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian termasuk dalam golongan wisata industri ini. f. Wisata politik Jenis ini meliputi perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian secara aktif dalam peristiwa kegiatan politik. g. Wisata konvensi Berbagai Negara dewasa ini membangun wisata konvensi dengan menyediakan fasilitas bangunan beserta ruangan-ruangan tempat bersidang bagi para peserta konferensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional. h. Wisata sosial. Ke dalam jenis ini termasuk pula wisata remaja (youth tourism). Yang dimaksudkan dengan jenis wisata ini adalah pengorganisasian suatu perjalanan murah serta mudah untuk memberi kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomim lemah untuk mengadakan perjalanan. i. Wisata pertanian Seperti halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya. j. Wisata cagar alam Untuk jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usahanya dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman 11
5 12 lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang. (Pendit, 2002). 2. Bentuk-bentuk Pariwisata Pariwisata dapat dipelajari tidak hanya dari segi motivasi dan tujuan perjalannya saja, tetapi juga dapat dilihat dari kriteria lain misalnya bentukbentuk pariwisata. Bentuk-bentuk ini dapat dibagi menurut kategori dibawah ini : 1. Dari segi jumlahnya, wisata dibedakan atas: a. Individual Tour (wisatawan perorangan), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh satu orang atau sepasang suami istri. b. Family Group Tour (wisata Keluarga), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai hubungan kekerabatan satu sama lain. c. Group Tour (wisata rombongan), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan bersama-sama dengan dipimpin oleh seorang yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kebutuhan seluruh anggotanya. Biasanya paling sedikit 10 orang. 2. Dari segi pengaturannya, wisata dibedakan atas: a. Pre-arranged Tour (wisata berencana), yaitu suatu perjalanan wisata yang jauh hari sebelumnya telah diatur segala sesuatunya, baik transportasi, akomodasi, maupun objek-objek yang akan dikunjungi. b. Package Tour (wisata paket atau paket wisata), yaitu suatu produk wisata yang merupakan suatu komposisi perjalanan yang disusun dan dijual guna memberikan kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan perjalanan wisata. c. Coach Tour (wisata terpimpin), yaitu suatu paket perjalanan ekskursi yang dijual oleh biro perjalanan dengan dipimpin oleh seorang pemandu wisata dan merupakan perjalanan wisata yang diselenggaarakann secara rutin, dalam jangka yang telah ditetapkan dan dengan rute perjalanan yang tertentu pula. d. Special arranged Tour (wisata khusus), yaitu suatu perjalanan wisata yang disusun secara khusus guna memenuhi permintaan seorang langgganan atau lebih sesuai dengan kepentingannya. e. Optional Tour (wisata tambahan/manasuka), yaitu suatu perjalanan wisata tambahan di luar pengataurn yan telah disusun dan diperjanjikan pelaksanaannya, yang dilakukan atas permintaan pelangggan.
6 13 3. Dari segi maksud dan tujuannya, wisata dibedakan atas: a. Holiday tour (wisata liburan), yaitu suatu perjalanan wisata yang diselenggarakan guna berlibur, bersenang-senang dan menghibur diri. b. Familiarization Tour (wisata pengenalan), yaitu suatu perjalanan anjangsana yang dimaksudkan guna mengenal lebih lanjut bidang atau daerah yang mempunyai kaitan dengan pekerjaannya. c. Educational Tour (wisata pendidikan), yaitu suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran, studi perbandingan ataupun pengetahuan mengenai bidang kerja yang dikunjunginya. Wisata jenis ini disebut juga sebagai study tour atau perjalanan kunjungan pengetahuan. d. Scientific Tour (wisata pengetahuan), yaitu perjalanan wisata yang tujuan pokoknya adalah untuk memperoleh pengetahuan atau penyelidikan terhadap sesuatu bidang ilmu pengetahuan. e. Pileimage Tuor (wisata keagamana), yaitu suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan guna melakukan ibadah keagamaan. f. Special Mission Tour (wisata kunjungan khusus), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan dengan maksud khusus. Misalnya misi dagang, misi kesenian,dan lain-lain. g. Special Programe Tour (wisata program khusus), yaitu suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk mengisi kekosongan khusus, misalnya Laddies Programme, suatu kunjungan ke suatu objek wisata oleh para istri atau pasangan yang karena suaminya mengikuti rapat, konvensi ataupun pertemuan khusus. h. Hunting Tour (wisata perburuan), yaitu suatu kunjungan wisata yang dimaksudkan untuk menyelenggarakan perburuan binatang yang diijinkan oleh penguasa setempat sebagai hiburan semata-mata. 4. Dari segi penyelenggaraannya, wisata dibedakan atas: a. Ekskursi (excursion), yaitu suatu perjalanan wisata jarak pendek yang ditempuh kurang dari 24 jam guna mengunjungi satu atau lebih objek wisata. b. Safari Tour, yaitu suatu perjalanan wisata yang diselenggarakan secara khusus dengan perlengkapan maupun peralatan khusus pula yang tujuan maupun objeknya bukan merupakan objek kunjungan wisata pada umumnya. c. Cruise Tour, yaitu perjalanan wisata dengan menggunakan kapal pesiar mengunjungi objek-objek wisata bahari dan objek wisata di darat tetapi menggunakan kapal pesiar sebagai basis pemberangkatannya. d. Youth Tour (wisata remaja), yaitu kunjungan wisata yang penyelenggaraannya khusus diperuntukan bagi para remaja menurut golongan umur yang ditetapkan oleh hukum Negara masing-masing.
7 14 e. Marine Tour (wisata Bahari), yaitu suatu kunjjungan ke objek wisata, khususnya untuk menyaksikan keindahan lautan, menyelam dengan perlengkapan selam lengkap. (Suwantoro, 2004:14) C. Komponen Pariwisata 1. Objek dan Daya Tarik Wisata Menurut Yoeti (1996:174) bahwa: Objek wisata adalah segala sesuatu (kondisi fisik: iklim, bentang alam, flora dan fauna, dan lainnya; hasil ciptaan manusia: benda-nemda bersejarah, monument, rumah adat; dan tata cara hidup masyarakat: upacara tradisional, adat istiadat dan lainnya) yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjunginya. Menurut Marpaung (2002: 78) Objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentuk dan/atau aktivitas dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah/tempat tertentu. Objek dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik di suatu daerah/areal tertentu, kepariwisataan sulit untuk dikembangkan. Pariwisata biasanya akan dapat lebih dikembangkan atau berkembang, jika suatu daerah terdapat lebih dari satu jenis objek dan daya tarik wisata. Lebih lanjut Marpaung (2002:80) menyebutkan bahwa terdapat banyak jenis daya tarik wisata dan dibagi dalam berbagai macam sisem klasifikasi daya tarik. Secara garis besar daya tarik wisata diklasifikasikan ke dalam tiga klasifikasi: 1. Daya tarik alam 2. Daya tarik budaya 3. Daya tarik buatan manusia
8 15 Walaupun demikian ada yang membagi jenis objek dan daya taik wisata ini ke dalam dua kategori saja, yaitu: 1. Objek dan daya tarik wisata alam 2. Objek dan daya tarik wisata sosial budaya Berdasarkan uraian di atas, maka, yang termasuk ke dalam objek wisata antara lain: 1. Keindahan alam (natural amenities), iklim, pemandangan, fauna dan flora yang aneh (uncommon vegetation & animals), hutan (the sylvan elements), dan health centre (sumber kesehatan) seperti sumber air panas belerang, mandi lumpur, dan lain-lain. 2. Ciptaan manusia (man made supply) seperti monumen-monumen, candicandi, art gallery, dan lain-lain. Dalam kedudukannya yang sangat menentukan itu, maka daya tarik wisata harus dirancang dan dibangun/dikelola secara professional sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang. Membangun suatu objek wisata harus dirancang sedemikian rupa berdasarkan kriteria tertentu. Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasar pada: 1. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih. 2. Adanya aksebilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya. 3. Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka. 4. Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir. 5. Objek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan alam pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan dan sebagainya. 6. Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau. (Suwantoro, 2004: 19). Tentunya agar suatu tempat atau lokasi objek wisata dapat terlihat lebih menarik dan dikunjungi oleh wisatawan, harus mwemenuhi syarat-syarat untuk
9 16 pengembangan daerahnya, menurut Maryani (1991: 11), syarat-syarat tersebut adalah: 1. Something to see, artinya ditempat tersebut harus ada objek wisata atau atraksi wisata yang berbeda dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah itu harus mempunyai daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat dijadikan entertainment bagi wisatawan. Misalnya pemandangan alam, kegiatan kesenian, atraksi wisata dan lain-lain. Atraksi wisata dapat berupa: a. Sumber daya alam seperti iklim, air, topografi b. Sumber daya budaya berupa historical site, museum, theather. c. Fasilitas rekreasi berupa taman, olahraga, tempat parkir d. Event seperti karnaval dan festival e. Aktivitaas khusus seperti kasino dan tempat belanja. 2. Something to do, artinya di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat, harus pula disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat para wisatawan betah tinggal lebih lama ditempat itu. Misalnya untuk olahraga, naik perahu, memancing, berenang, dan lain sebagainya. 3. Something to buy, artinya di tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja (shopping) terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tempat asal, misalnya toko-toko yang menyediakan kebutuhan di tempat wisata atau masing-masing yang menyediakan berbagai kebutuhan selama ditempat wisata atau warung-warung yang menyediakan berbagai macam makanan khas. 4. How to arrive, termasuk kedalamnya aksesibilitas. Bagaimana kita mengunjungi objek wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan dan berapa lama tiba ke tempat wisata tersebut. 5. How to stay, artinya bagaimana dia akan tinggal untuk sementara waktu selama dia berlibur ke objek wisata tersebut. Diperlukan penginapan baik hotel berbintang ataupun non berbintang. Sementara itu, menurut Oka A. Yoeti (1996:178), berpendapat suatu tujuan wisata harus memenuhi tiga syarat sebagai berikut: 1. Daerah tersebut harus mempunyai apa yang disebut something to see artinya tempat tersebut harus ada objek wisata dan atraksi wisata yang berbeda dengan apa yang dimiliki daerah lain. Dengan perkataan lain, daerah tersebut harus mempunyai pula atraksi wisata yang dapat dijadikan sebagai entertainment bila orang datang kesana. 2. Daerah tersebut tersedia apa yang disebut dengan istilah something to do, artinya di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus pula disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat mereka betah tinggal lebih lama di tempat tersebut.
10 17 3. Daerah tersebut harus tersedia apa yang disebut something to buy, artinya di tempat tersebut harus tersedia fasilitas untuk berbelanja (shopping), terutama barang-barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tempat asal masing-masing. 2. Atraksi wisata Menurut Pendit (2003: 19), dalam dunia kepariwisataan segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat disebut atraksi, atau lazim pula dinamakan objek wisata. Atraksi atau objek wisata, baik hadir secara natural, maupun yang biasa berlangsung tiap harinya serta yang khusus diadakan pada waktu tertentu. Pembangunan kepariwisataan pada hakekatnya merupakan upaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan objek dan daya tarik wisata yang terwujud antara lain dalam bentuk kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna, kemajemukan tradisi dan seni budaya, dan peninggalan sejarah. Selain itu, Pendit (2003: 67) berpendapat ada tiga kebutuhan utama yang harus dimiliki oleh suatu daerah untuk menjadi daerah tujuan wisata, diantaranya yaitu: 1. Daerah memmiliki atraksi atau objek wisata yang menarik 2. Memiliki sarana perhubungan lalu lintas yang baik sehingga mudah mencapai objek dan daya tarik wisata tersebut 3. Dilengkapi dengan fasilitas-fasilitass tempat untuk tinggal sementara. Sementara itu menurut Maryani (2006: 86), atraksi wisata atau kemenarikan objek (tourism attraction) wisata merupakan segala sesuatu yang dapat menarik (pull factors) wisatawan untuk datang, melihat, dan melakukan aktivitas wisata. Sumberdaya yang bernilai terdapat dalam ruang atau geosfer. Geosfer tersebut dapat berupa objek wisata:
11 18 1. Iklim dan cuaca (atmosfer) yaitu berupa panas, sejuk, dan dingin. Masing- 0masing cuaca tersebut memiliki daya tarik sendiri dan dapat mempengaruhi aktivitas wisata yang dilakukan; 2. Bentuk lahan (litosfer), seperti perbukitan, dataran, pegunungan, dan gunung api. Bentuk lahan ini berkorelasi dengan cuaca dan lanuse, sehingga menghasilkan berbagai agrowisata, wisata gunung api dengan berbagai fenomenanya seperti air panas, gua dan sebagainya; 3. Tata air (hidrosfer) berupa danau, sungai, dan laut; 4. Flora dan fauna menghasilkan objek wisata yang berupa kebun binatang, taman nasional cagar alam; 5. Kehidupan manusia (antroposfer) yang akan menghasilkan objek wisata social dan budaya, berupa adat istiadat, kesenian, kepercayaan, bangunan bersejarah, hasil budaya (artefact) dengan teknologi primitif dan hasil teknologi modern seperti dunia fantasi. Dengan demikian, objek wisata dan atraksi wisata merupakan dua faktor yang saling berkaitan satu sama lain. Baik objek wisata maupun atraksi wisata harus menarik dan dikemas sedemikan rupa agar wisatawan merasa puas dan betah tinggal lebih lama di tempat wisata yang dikunjunginya. 3. Wisatawan Salah satu unsur penting dalam pariwisata adalah wisatawan. Kata wisatawan merujuk kepada orang. Menurut Yoeti (1996: 73), Wisatawan adalah sesorang yang meninggalkan tempat kediamannya untuk sementara waktu dengan alasan apapun juga tanpa memangku jabatan atau pekerjaan di Negara yang dikunjunginya. Sementara itu, wisatawan menurut World Tourism Organization (WTO) dalam Marpaung (2002:15), Wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal di suatu negara tanpa memandang kewarganegaraannya, berkunjung ke suatu tempat pada negara yang sama
12 19 untuk jangka waktu lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanannya dapat diklasifikasikan pada salah satu hal berikut ini: a. Memanfaatkan waktu luang untuk berekreasi, liburan, kesehatan, pendidikan, keagamaan, dan olahraga. b. Bisnis atau mengunjungi kaum keluarga. Berdasarkan definisi di atas, dapat dikatakan bahwa wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan dari tempat tinggalnya dan mengunjungi daerah lain untuk sementara waktu, dan semata-mata mencari kesenangan sesuai dengan motivasi dan tujuannya dalam menikmati perjalanan dan kunjungannya. D. Fasilitas Penunjang Pariwisata Dalam upaya memuaskan kebutuhan dan selera wisatawan, lahirlah unsur baru yang harus diperhatikan oleh orang-orang yang bergerak di sektor wisata, yaitu unsur pelayanan. Persiapan atas jasa dan produk harus sesuai dengan tuntutan kebutuhan wisatawan. Hal ini mengakibatkan timbulnya spesialisasi pelayanan yang akhirnya membentuk suatu distribusi pelayanan pada pendukung industri wisata (Suwantoro, 2004: 18). Sementara itu menurut Sungkawa (2008: 31), bahwa: Kebutuhan wisatawan tidak hanya menikmati keindahan alam atau keunikan objek wisata melaikan memerlukan sarana dan prasarana wisata seperti akomodasi, restoran, dan rumah makan, telekomunikasi, listrik, air bersih, kesehatan, olah raga, pusat informasi pariwisata, fasilitas belanja, Bank, dan tempat penukaran uang serta jaminan keamanan.
13 20 Dengan demikian, sarana dan prasarana diperlukan guna melayani kebutuhan wisatawan. Sehingga dukungan sarana dan prasarana mutlah dibutuhkan untuk mengembangkan pariwisata. 1. Sarana pariwisata Menurut Yoeti (1996: 197) bahwa: Sarana kepariwisataan (tourism superstructure) adalah perusahaanperusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan baik secara langsung atau tidak langsung dan hidup serta kehidupannya banyak tergantung pada kedatangan wisatawan. Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun objek wisata tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Sarana wisata dapat dibagi dalam tiga unsur pokok, yaitu (Suwantoro, 2004: 18): 1. Sarana pokok kepariwisataan (main tourism superstructure): a. Biro perjalanan umum dan agen perjalanan. b. Transportasi wisata baik darat, laut maupun udara. c. Restorant (catering trades). d. Objek wisata, antara lain: e. Atraksi wisata (tourist attraction) Ciptaan manusia seperti kesenian, festival, pesta ritual, upacara perkawinan tradisional, khitanan, dan lain-lain. 2. Sarana pelengkap kepariwisataan (supplementing tourism superstructure): a. Fasilitas rekreasi dan olah raga, seperti gold course, tennis court, pemandian, kuda tunggangan, photography, dan lain-lain. b. Prasarana umum seperti jalan raya, jembatan, listrik, lapangan udara, telekomunikasi, air bersih, pelabuhan, dan lain-lain. 3. Saran penunjang kepariwisataan (supporting tourism superstructure): a. Nightclub dan steambath b. Casino dan entertainment c. Souvenir shop, mailing service, dan lain-lain.
14 21 2. Prasarana wisata Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan. Lohar A. Kreck dalam bukunya International Tourism dalam Yoeti (1996: ), membagi prasarana atas dua bagian sebagai berikut: 1. Prasarana perekonomian (Economic Infrastructure), yang dapat dibagi atas: a. Pengangkutan (Transportation) Pengangkutan disini adalah pengangkutan yang dapat membawa para wisatawan dari Negara dimana ia biasanya tingggal, ke tempat atau Negara yang merupakan daerah tujuan wisata. b. Prasarana komunikasi (Communication Infrastructure) Termasuk ke dalam kelompok ini diantaranya ialah: telepon, telegraf, radio dan TV, surat kabar, dan pelayanan pos. dengan tersedianya prasarana komunikasi, akan dapat mendorong wisatawan untuk mengadakan perjalanan jarak jauh. Dengan demikian wisatawan tidak akan ragu meninggalkan rumah dan anak-anaknya. c. Kelompok yang termasuk UTILITIES Termasuk dalam kelompok ini adalah: penerangan listrik, persediaan air minum, sistem irigasi, dan sumber energi. d. Sistem Perbankan Dengan adanya pelayanan Bank bagi para wisatawan berarti bahwa wisatawan mendapat jaminan untuk dengan mudah menerima atau mengirim uangnya dari dan negeri asalnya tanpa mengalami birokrasi dan pelayanan. Sedangkan untuk pembayaran lokal, wisatawan dapat menukarkan uangnya pada Money Changers setempat. 2. Prasarana Sosial (Social Infrastructure), merupakan semua faktor yang menunjang kemajuan atau menjamin kelangsungan prasarana perekonomian yang ada, terdiri dari: a. Sistem pendidikan (School System) Adanya lembaga-lembaga pendidikan yang mengkhususkan diri dalam pendidikan kepariwisataan, merupakan suatu usaha untuk meningkatkan tidak hanya pelayanan bagi para wisatawan, tetapi juga untuk memelihara dan mengawasi suatu badan usaha yang bergerak dalam kepariwisataan. b. Pelayanan kesehatan (Health Service Facilities) Tidak seorang wisatawan pun dan bahkan tidak seorang pun bila sedang berlibur atau melakukan perjalanan mau jatuh sakit. Tapi sakit
15 22 atau tidak merupakan sesuaru yang tidak dapat ditentukan oleh manusia. Oleh karena itu, harus ada jaminan bahwa di daerah tujuan wisata tersedia pelayanan bagi suatu penyakit yang mungkin akan diderita dalam perjalanan. c. Faktor keamanan (Safety) Perasaan tidak aman (feeling unsafe) dapat terjadi disuatu tempat yang baru saja dikunjungi. d. Petugas yang langsung melayani wisatawan (Government Apparatus) Termasuk ke dalam kelompok ini antara lain: petugas imigrasi (Imigration officer), petugas bead dan cukai (custom officer), petugas kesehatan (health officer), polisi dan pejabat-pejabat lainnya yang berkaitan dengan pelayanan para wisatawan. Untuk kesiapan objek-objek wisata yang akan dikunjungi oleh wisatawan di daerah tujuan wisata, prasarana wisata tersebut perlu dibangun dengan disesuaikan dengan lokasi dan kondisi objek wisata yang bersangkutan. Pembangunan prasarana wisata yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan meningkatkan aksebilitas suatu objek wisata yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan daya tarik objek wisata itu sendiri. Disamping berbagai kebutuhan yang telah disebutkan di atas, kebutuhan wisatawan yang lain juga perlu disediakan di daerah tujuan wisata seperti bank, apotik, rumah sakit, pom bensin, pusat-pusat perbelanjaan, dan lain sebagainya (Suwantoro, 2004: 21). 3. Aksesibilitas Dalam pariwisata, aksesibilitas berkenaan dengan sulit atau mudahnya seorang wisatawan mencapai suatu objek wisata. Aksesibilitas penting diperhatikan mengingat aspek tersebut bisa memberikan pengaruh yang besar bagi para wisatawan. Beberapa hal yang mempengaruhi aksesibilitas suatu tempat adalah kondisi jalan, tarif angkutan, jenis kendaraan, jaringan
16 23 transportasi, jarak tempuh, dan waktu tempuh. Semakin baik aksesibilitas suatu objek wisata, wisatawan yang berkunjung dapat semakin banyak jumlahnya. Sebaliknya, jika aksesibilitasnya kurang baik, wisatawan akan merasakan hambatan dalam kunjungan yang dilakukannya dalam berwisata. Berbicara soal pariwisata, orang harus pula membicarakan pengangkutan atau transportasi. Aktivitas kepariwisataan banyak tergantung pada transportasi dan komunikassi, karena faktor jarak dan waktu sangat mempengaruhi keinginan orang untuk melakukan perjalanan wisata. Dewasa ini transportasi menyebabkan pertumbuhan pariwisata yang sangat pesat sekali, Kemajuan fasilitas transportasi mendorong kemajuan kepariwisataan dan sebaliknya ekspansi yang terjadi dalam industri pariwisata dapat menciptakan permintaan akan transportasi yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan (Yoeti, 1996: ). Menurut Yoeti (1996: 206) dalam kepariwisataan kita mengenal tiga macam transportasi yang biasa digunakan oleh wisatawan, yaitu: 1. Transportasi udara, yang dapat dibagi atas: a. International Flight - Scheduled Airlines/Regular Flight - Non Scheduled Airline/Charter Flight b. Domestic Flight - Commercial aviation - Scheduled Airlines - Air Taxi/Charter - General Aviation 2. Transportasi Laut, yang dapat dibagi atas: a. Regular Lines - International - Ferry b. Charter lines (Cruiser). 3. Transportasi Darat, yang dapat berupa: a. Sepeda
17 24 b. Dokar atau Delman c. Sepeda Motor d. Mobil Penumpang - Taksi - Bus dan Mikrobus - Motorcoach e. Kereta Api Agar memiliki nilai tambah di mata wisatawan, aksesibilitas dalam sistem transportasi harus memiliki fasilitas yang berkualitas, dapat mempersingkat waktu, dan meringankan biaya perjalanan, sehingga dapat menarik banyak wisatawan dan dapat memberikan kepuasan.
Strategi Pengembangan Pariwisata ( Ekowisata maupun Wisata Bahari) di Kabupaten Cilacap.
Strategi Pengembangan Pariwisata ( Ekowisata maupun Wisata Bahari) di Kabupaten Cilacap. Bersyukurlah, tanah kelahiran kita Cilacap Bercahaya dianugerahi wilayah dengan alam yang terbentang luas yang kaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Parwisata berasal dari Bahasa Sanskerta, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap. Wisata berarti perjalanan, bepergian,
Lebih terperinciSarana dan prasarana pariwisata yang lancar merupakan salah satu indikator perkembangan pariwisata. Sarana/prasarana diartikan sebagai proses tanpa
Sarana dan prasarana pariwisata yang lancar merupakan salah satu indikator perkembangan pariwisata. Sarana/prasarana diartikan sebagai proses tanpa hambatan dari pengadaan dan peningkatan hotel, restoran,
Lebih terperinciOBJEK DAN DAYA TARIK WISATA
OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA Objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah atau tempat
Lebih terperinciBAB II SEKILAS TENTANG OBJEK WISATA. budaya serta bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya
BAB II SEKILAS TENTANG OBJEK WISATA 2.1 Pengertian Objek Wisata Objek wisata adalah perwujudan ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata dewasa ini adalah sebuah Negara bisnis. Jutaan orang mengeluarkan triliunan dollar Amerika, meninggalkan rumah dan pekerjaan untuk memuaskan atau membahagiakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. wisatawan itu sendiri. Sejak dahulu kegiatan pariwisata sudah banyak dilakukan oleh
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pariwisata Keberadaan pariwisata dalam suatu daerah bisa dikatakan merupakan suatu gejala yang kompleks di dalam masyarakat. Di sini terdapat suatu keterkaitan antara
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata Kata Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN
BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata Ditinjau dari segi Etimologi kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu: 1. Pari : Berarti
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. Berdasarkan ketentuan World Association of Travel Agent (WATA)
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Wisata dan Pariwisata Berdasarkan ketentuan World Association of Travel Agent (WATA) pengertian Wisata adalah perjalanan keliling selama tiga hari,
Lebih terperinciDr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA. Referensi Utama: Utama, I Gusti Bagus Rai. (2015). Pengantar Industri Pariwisata. Penerbit Deepublish Yogyakarta CV. BUDI UTAMA. Url http://www.deepublish.co.id/penerbit/buku/547/pengantar-industri-pariwisata
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 PENGERTIAN PARIWISATA Pariwista merupakan perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain, yang bersifat sementara bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat
Lebih terperinciWisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris disebut dengan Travel.
Wisata Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kepariwisataan (Irawan, 2010:11) menjabarkan kata kata yang berhubungan dengan kepariwisataan sebagai berikut: Wisata : Perjalanan, dalam bahasa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pariwisata 2.1.1 Defenisi Pariwisata berasal dari dua suku kata bahasa Sansekerta, pari yang berarti banyak atau berkali-kali dan wisata yang berarti perjalanan atau bepergian.
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1. Pengertian Pariwisata Ditinjau dari segi etimologinya, kata pariwisata berasal dari bahasa Sanksekerta yang terdiri dari dua suku kata, yaitu : Pari, yang memiliki
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Obyek Wisata Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata dan salah satu alasan pengunjung melakukan perjalanan ( something to see).
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR. pandapat ahli yang berhubungan dengan penelitian ini. 1. Pengertian Gaeografi Pariwisata dan Industri Pariwisata
10 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Supaya penelitian ini dapat terarah dengan baik maka penulis merunjuk kepada pandapat ahli yang berhubungan dengan penelitian ini. 1. Pengertian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian yang terdapat dalam buku-buku pustaka
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Untuk memberikan arah jalannya penelitian ini akan disajikan beberapa pendapat para ahli yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian
Lebih terperinciBab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu
Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Berbagai penelitian mengenai Pariwisata dan dukungan teknologi di dalamnya yang bertujuan untuk memajukan daerah pariwisata itu sendiri telah banyak dipublikasikan.
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling. Sedangkan wisata
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata Kata Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Ilmu Pariwisata dan Wisatawan
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata, Ilmu Pariwisata dan Wisatawan Istilah pariwisata adalah: Suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia, Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa
BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pengembangan Pariwisata Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia, Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa (2002), pengertian pengembangan adalah: Pertama,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
12 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian dan Peranan Geografi Pariwisata Menurut Gamal Suwantoro (1997: 28): Geografi pariwisata adalah geografi yang berhubungan erat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. petualangan, romantik dan tempat- tempat eksotik, dan juga meliputi realita
BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Defenisi Pariwisata Pariwisata merupakan suatu fenomena multidimensional, menumbuhkan citra petualangan, romantik dan tempat- tempat eksotik, dan juga
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
10 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian dan Peranan Geografi Pariwisata Menurut Ramaini (1992: 2): Geografi pariwisata adalah ilmu yang mempelajari antara geografi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kajian
BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.1 Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kajian terhadap hasil-hasil penelitian sebelumnya yang
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN WISATA AGRARIS
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN WISATA AGRARIS 2.1 Pengertian Wisata Agraris Wisata Agraris merupakan salah satu dari beberapa wisata alternatif yang sedang dikembangkan oleh pemerintah. Sebelum
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja,
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pariwisata Pariwisata merupakan salah satu industri yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja, pendapatan, tarif hidup, dan dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Aplikasi geografi dalam kepariwisataan 1. Konsep geografi Konsep dalam geografi yang merupakan generalisasi dari seluruh fenomena geosfer yang terjadi sehingga bisa menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan, dan Kepariwisataan
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan, dan Kepariwisataan Sihite dalam Marpaung dan Bahar ( 2000 : 46-47 ) menjelaskan pengertian pariwisata sebagai berikut : Pariwisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang
BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh Menteri Pariwisata kepada Kompas.com, bahwa berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan pariwisata mempunyai peran yang sangat penting
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Tari Seni tari merupakan seni menggerakkan tubuh secara berirama, biasanya sejalan dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu gagasan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan dan Kepariwisataan
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan dan Kepariwisataan Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata dan Industri Pariwisata
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata dan Industri Pariwisata 2.1.1 Pengertian Pariwisata Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka percepatan pembangunan daerah, salah satu sektor yang menjadi andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. Pariwisata
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu sintesa mengenai konsepsi dan pengertian pariwisata yang digunakan sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pariwisata Sebagai suatu gejolak sosial, pemahaman akan pengertian dari makna pariwisata memiliki banyak definisi. Akan tetapi dari kegiatan penulisan tesis ini,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS KEPARIWISATAAN
BAB II TINJAUAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1. Pengertian Kepariwisataan, Pariwisata, dan Wisata Sesunguhnya pariwisata telah dimulai sejak dimulainya peradaban manusia itu sendiri, yang ditandai oleh adanya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Menurut Suharyono (1994:26) Geografi adalah pengetahuan mengenai persamaan dan perbedaan muka bumi (gejala geosfer)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri pariwisata merupakan salah satu sarana untuk berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu tujuan wisata karena memiliki
Lebih terperinciKAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D
KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR Oleh: TUHONI ZEGA L2D 301 337 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti banyak, berkali-kali, dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pariwisata Kata pariwisata berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali, dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dan wisata yang berarti kunjungan untuk melihat, mendengar, menikmati dan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pariwisata Istilah pariwisata secara etimologi yang berasal dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata pari yang berarti halus, maksudnya mempunyai tata krama tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor penghasil devisa bagi negara yang cukup efektif untuk dikembangkan. Perkembangan sektor pariwisata ini terbilang cukup
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum Pariwisata II.1.1. Pengertian Pariwisata Undang-undang Nomor 10 tahun 2009, menyebutkan pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan. manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami perubahan. Kegiatan pariwisata
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN TEORI
BAB II PEMBAHASAN TEORI 2.1 Potensi Pariwisata Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian kata potensi adalah kemampuan, daya, kekuatan, kesanggupan yang mempunyai kemungkinan untuk dapat dikembangkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka usaha untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan
Lebih terperinciMAILISA ISVANANDA, 2015 POTENSI PARIWISATA DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN SUMATERA SELATAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wisata merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi,
Lebih terperinciOleh : Slamet Heri Winarno
Oleh : Slamet Heri Winarno PENDAHULUAN Pariwisata telah menjadi sektor strategis dalam memperkuat perekonomian negara Pariwisata ini merupakan sektor penghasil utama devisa negara nonmigas. 2 Pariwisata
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM DESA WISATA
BAB II TINJAUAN UMUM DESA WISATA 2.1.TINJAUAN UMUM DESA WISATA 2.1.1. Pengertian Pariwisata Beberapa Pengertian pariwisata menurut (Undang-Undang Nomor 90 Tahun 1990) 1. Wisata adalah kegiatan perjalanan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 1996 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 1996 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pengembangan kepariwisataan dalam
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Objek Pemandian Air Panas Pemandian Air Panas atau sumber air panas adalah mata air yang dihasilkan akibat keluarnya air tanah dari kerak bumi setelah
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. Pariwisata bila ditinjau secara harfiah berasal dari asal kata wisata dengan
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata Pariwisata bila ditinjau secara harfiah berasal dari asal kata wisata dengan kata kerjanya berwisata artinya bepergian atau melancong untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata
Lebih terperinciVI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung
VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai salah satu sumber penerimaan devisa maupun membuka kesempatan kerja dan kesempatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan yang dapat menjadi suatu aset dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain sektor pertanian,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.1. TINJAUAN HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA
BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.1. TINJAUAN HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA Tinjauan penelitian sebelumnya sangat penting dilakukan guna mendapatkan perbandingan antara penelitian yang saat ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Pariwisata Pada umumnya masyarakat mengenal tentang berwisata adalah kegiatan berlibur dan berekreasi untuk suasana santai dalam mencari kepuasan, namun sejauh ini istilah
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA
BAB II GAMBARAN UMUM PARIWISATA 2.1 Pengertian Pariwisata Keberadaan pariwisata dalam suatu daerah biasa dikatakan merupakan suatu gejala yang kompleks di dalam masyarakat. Di sini terdapat suatu keterkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, selain itu juga dikenal sebagai kota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, selain itu juga dikenal sebagai kota budaya dan juga pariwisata. Salah satu sektor yang berperan penting dalam pendapatan daerah
Lebih terperinciserta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata Alam Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam, pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata dan kawasan pengembangan pariwisata Jawa Tengah
Lebih terperinciBAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU
BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Pengembangan Potensi Kawasan Pariwisata. berkesinambungan untuk melakukan matching dan adjustment yang terus menerus
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengembangan Potensi Kawasan Pariwisata Pada dasarnya pengembangan pariwisata adalah suatu proses yang berkesinambungan untuk melakukan matching dan adjustment yang terus menerus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan sektor paling strategis untuk menaikan atau menambah devisa bagi negara dan dapat membuka lapangan pekerjaan. Pariwisata merupakan kebutuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang cukup luas dengan penduduk yang beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di
Lebih terperinciDr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.
(1) Pariwisata dapat berperan sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international; (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi, transportasi, akomodasi, jasa-jasa pelayanan
Lebih terperincipersepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR
17.270 kunjungan, sehingga dari hasil tersebut didapat nilai ekonomi TWA Gunung Pancar sebesar Rp 5.142.622.222,00. Nilai surplus konsumen yang besar dikatakan sebagai indikator kemampuan pengunjung yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata menjadi industri yang berpengaruh besar terhadap perkembangan dan kemajuan suatu daerah. Berkembangnya sektor pariwisata terlihat dari munculnya atraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang di luar tempat tinggalnya, bersifat sementara untuk berbagai tujuan
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN TEORI
BAB II PEMBAHASAN TEORI 2.1. Potensi Pariwisata Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata Potensi berarti kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya. Sedangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diharapkan sebagai penghasil
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diharapkan sebagai penghasil devisa utama dan berperan dalam pengembangan wilayah. Selain itu juga berkontribusi dalam penciptaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai beraneka kebudayaan, adat istiadat, dan sumber daya alam yang dapat dijadikan sumber pendapatan utama dengan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Suprihan (Supriharyono, 2002:1). Setiap kepulauan di Indonesia memiliki
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan (nusantara) yang terdiri dari 17.508 pulau Suprihan (Supriharyono, 2002:1). Setiap kepulauan di Indonesia memiliki karakteristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan keindahan alam dan beraneka ragam budaya. Masyarakat Indonesia dengan segala hasil budayanya dalam kehidupan bermasyarakat,
Lebih terperinciDEFINISI- DEFINISI A-1
DEFINISI- DEFINISI Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemandangan alam seperti pantai, danau, laut, gunung, sungai, air terjun, gua,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan beragam suku dengan adat dan istiadat yang berbeda, serta memiliki banyak sumber daya alam yang berupa pemandangan
Lebih terperinciSEGMENTASI WISATAWAN
SEGMENTASI WISATAWAN Berbicara tentang kepariwisataan, pasti tidak akan terlepas dengan orang yang melakukan kegiatan/perjalanan wisata atau dikenal dengan istilah wisatawan. Banyak definisi atau batasan
Lebih terperinciSTUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D
STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR Oleh : M. KUDRI L2D 304 330 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian pariwisata Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN
BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata dan Wisatawan 2.1.1 Pengertian Pariwisata Pariwisata adalah kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta menghidupkan berbagai
Lebih terperinciDr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.
Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA. Referensi Utama: Utama, I Gusti Bagus Rai. (2015). Pengantar Industri Pariwisata. Penerbit Deepublish Yogyakarta CV. BUDI UTAMA. Url http://www.deepublish.co.id/penerbit/buku/547/pengantar-industri-pariwisata
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dapat dilakukan melalui aspek georafis dan aspek demografis.
6 BAB II KAJIAN TEORI A. Karakteristik Wisatawan Menurut Kotler (2000:263) untuk menentukan profil dan minat pengunjung dapat dilakukan melalui aspek georafis dan aspek demografis. 1. Aspek Geografis Profil
Lebih terperincimempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan karena berkembangnya sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh karena itu permintaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil analisis dari studi yang dilakukan terhadap persepsi wisatawan terhadap Objek Wisata Batu Mentas, maka selanjutnya diuraikan kesimpulan dan rekomendasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara pada saat ini lebih fokus berorientasi kepada industri non migas seperti industri jasa yang didalamnya termasuk industri pariwisata,
Lebih terperinciBIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUB-JENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUB-JENIS USAHA
BIDANG USAHA, JENIS USAHA DAN SUBJENIS USAHA BIDANG USAHA JENIS USAHA SUBJENIS USAHA 1. Daya Tarik Wisata No. PM. 90/ HK. 2. Kawasan Pariwisata No. PM. 88/HK. 501/MKP/ 2010) 3. Jasa Transportasi Wisata
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Berkembangnya pariwisata pada suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan sektor pariwisata terjadi secara global dalam beberapa tahun belakangan ini. Sektor pariwisata menjadi tulang punggung suatu negara, dalam arti salah satu
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SINTANG
1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi wisata dengan keunikan yang khas dan siap untuk memanjakan para
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Kediri merupakan salah satu kabupaten yang memiliki beragam potensi wisata dengan keunikan yang khas dan siap untuk memanjakan para pengunjungnya. Beragam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang paling populer akan kepariwisataannya. Selain itu, pariwisata di Bali berkembang sangat pesat bahkan promosi pariwisata
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. lakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
170 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis yang telah penulis lakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kawasan Sorake,
Lebih terperinci