Leni Armayati. [Diterima Juli 2014; Disetujui Agustus 2014]
|
|
- Verawati Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal RAT Vol.3.No.3.September 2014 ISSN : FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN MAHASISWA DAN KARYAWAN TERHADAP PERATURAN KAWASAN TANPA ROKOK DI LINGKUNGAN KAMPUS FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM RIAU Factors That Affect Student And Employee Compliance Against Regulatory Area Without Smoking In The Campus Environment Riau Islamic University Faculty Of Psychology Leni Armayati Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau Jl.Kaharuddin Nasution 113, Pekanbaru Riau Telp : ext. 123, Fax : leni_uirpsikologi@yahoo.com [Diterima Juli 2014; Disetujui Agustus 2014] Abstrak Penelitian ini dilakukan sebagai respon dalam menyikapi perilaku asap yang terjadi di kampus, baik oleh mahasiswa atau karyawan, setelah diberlakukannya aturan yang melarang merokok di lingkungan kampus Universitas Islam Riau Psikologi Fakultas. Penelitian dilakukan dalam pendekatan kuantitatif deskriptif dengan menggunakan sampel mahasiswa dan karyawan sebanyak 100 orang. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner kepatuhan terhadap peraturan area tanpa merokok di kampus. Metode analisis data yang digunakan adalah Chi-Square, yang bertujuan untuk menggambarkan data deskriptif dan uji fungsi korelasi antara variabel. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan adanya korelasi perilaku merokok dan latar belakang pengetahuan peraturan tanpa merokok dengan kepatuhan terhadap peraturan tanpa merokok, sementara pengetahuan tentang bahaya merokok tidak berkorelasi dengan kepatuhan terhadap peraturan daerah tanpa merokok Kata Kunci : Perilaku Merokok, Kepatuhan, dan Aturan Dilarang Merokok. Abstract This research was conducted as a response in addressing the behavior of smoke that occurs on campus, either by students or employees, after the enactment of the rule prohibiting smoking in campus environment Riau Islamic University Psychology of Faculty.This research was conducted in a descriptive quantitative approach with the use of students and employees as many as 100 people as research samples. Measuring instrument used was a questionnaire of compliance with regulations without smoking areas on campus.methods of data analysis used was Chi-Square, which aims to illustrate the descriptive data and test the function of the correlations between variables. Based on the results of data analysis found the existence of the correlations of smoking behavior and background knowledge of the regulations without smoking with adherence to the regulations without smoking, while knowledge of the dangers of smoking are not correlated with adherence to the regulatory area without smoking. Keywords : Smoking of Behavior, Compliance, and Regulations Area Without Smoking 543
2 Jurnal RAT Vol.3.No.3.September 2014 ISSN : PENDAHULUAN Menurut data WHO (dalam Komalasari & Helmi, 2008), lebih dari satu milyar orang di dunia merupakan pengguna rokok dan menyebabkan kematian lebih dari 5 juta orang setiap tahunnya. Diperkirakan sebagian besar kematian terjadi pada masyarakat yang tinggal di negara dengan berpenghasilan rendah dan menengah termasuk Indonesia. Merokok merupakan salah satu gaya hidup yang tidak sehat. Setiap kali menghirup asap rokok, baik sengaja atau tidak sengaja, berarti juga menghisap lebih dari 4000 macam racun. Karena itulah, merokok sama dengan memasukkan racun-racun ke dalam rongga mulut dan tentunya paru-paru. Kebiasaan merokok merupakan salah satu penyebab gangguan kesehatan, kenyataan ini tidak dapat dipungkiri. Banyak penyakit yang telah terbukti sebagai akibat buruk dari perilaku merokok. Dari data yang diperoleh Departemen Kesehatan melalui laporan hasil Riskesdas pada Tahun 2010, prevalensi perokok secara nasional mencapai 34,7%. Data tersebut menunjukkan lebih dari sepertiga penduduk Indonesia berisiko mengalami gangguan kesehatan. Prevalensi penduduk yang merokok pada kelompok umur tahun sebesar 32,2%. Sedangkan pada penduduk laki-laki umur 15 tahun ke atas sebanyak 54,1% adalah perokok. Prevalensi tertinggi pertama kali merokok pada umur tahun (43,3%) dan sebesar 1,7% penduduk mulai merokok pertama kali pada umur 5-9 tahun. Untuk mengatasi permasalahan perilaku merokok tersebut, Kementrian Kesehatan menginstruksikan kepada para Gubernur segera mengeluarkan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di wilayah kerja masing-masing. Mengingat penggunaan rokok merupakan salah satu faktor risiko terbesar pada penyakit tidak menular, karena itulah kebijakan menerapkan kawasan tanpa rokok (KTR) telah diidentifikasi sebagai strategi intervensi pengendalian penyakit tidak menular. Kawasan tanpa rokok adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk melakukan kegiatan merokok, kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan, promosi, termasuk mempromosikan produk tembakau. Kawasan - kawasan tanpa merokok tersebut diantaranya adalah tempat belajar mengajar atau biasa disebut dengan kampus. Kampus adalah tempat dimana sebuah perguruan tinggi atau universitas dan bangunan institusional terkait terletak. Biasanya kampus termasuk perpustakaan, ruang kuliah, asrama dan taman. Definisi ini menggambarkan koleksi bangunan yang milik lembaga yang diberikan, baik akademik maupun non-akademik. Untuk mensukseskan program Kawasan Tanpa Rokok tersebut, berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Islam Riau Nomor:025/UIR/kpts/2011, Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau ikut berpartisipasi melalui pemasangan plang dan stiker larangan merokok di dinding - dinding di sekitar lingkungan Kampus Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau. Pada kenyataannya, masih banyak ditemukan perilaku mahasiswa dan karyawan laki-laki di lingkungan kampus sehari - harinya tidak menunjukkan adanya kepatuhan terhadap peraturan tersebut. Melalui penelitian ini, penulis ingin melihat apakah peraturan Kawasan Tanpa Rokok telah berjalan dengan baik di lingkungan kampus Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tujuan penelitian ini adalah : 1) Menggambarkan secara distributif sebaran data responden terkait respon terhadap faktor - faktor yang mempengaruhi kepatuhan terhadap peraturan Kawasan Tanpa Rokok di lingkungan kampus Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau; 2) Mengetahui pengaruh faktor faktor kepatuhan mahasiswa dan karyawan laki
3 laki terhadap peraturan Kawasan Tanpa Rokok di lingkungan kampus Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau. KONSEP TEORITIS Pengertian Rokok Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah di cacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain. Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Pada bungkusan tersebut biasanya juga disertai pesan kesehatan yang memperingatkan kepada perokok mengenai bahaya kesehatan yang ditimbulkan dari merokok itu sendiri, seperti misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung, walaupun pada kenyataannya, jarang sekali dipatuhi. Pemerintah mengeluarkan peraturan terbaru berupa Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri No. 188/MENKES/PB/I/2011 No.7 tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksaan Kawasan Tanpa Rokok meningat dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2003 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan dan Undang-Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2009 tentang kesehatan terlebih dahulu. Otoritas kampus Universitas Islam Riau juga mengeluarkan peraturan sebagai apresiasi terhadap program pemerintah tersebut melalui Surat Keputusan Rektor Universitas Islam Riau Nomor : 025/UIR/kpts/2011 Faktor - faktor Kepatuhan Peraturan Kawasan Tanpa Rokok Faktor - faktor yang mempengaruhi kepatuhan terhadap peraturan kawasan tanpa rokok adalah : 1. Faktor latar belakang perilaku merokok : fokus pada faktor lingkungan meliputi kebudayaan, kelas sosial, gengsi ( Smet, 1994), pengaruh orangtua, pengaruh teman dan intervensi iklan rokok (Mu tadin, 2002) 2. Faktor pengetahuan bahaya kandungan rokok, seperti : menyebabkan katarak dan kebutaan, kanker mulut, periodontitis, kanker paru-paru, pneumonia, bronkhitis, asma, batuk kronis, kanker perut dan lambung, kanker ginjal, kanker pankreas, kanker kandung kemih, tulang rapuh dan kanker darah (leukemia) (Jaya, 2009) 3. Faktor pengetahuan peraturan Kawasan Tanpa Rokok (Peraturan Bersama Menkes & Mendagri No. 188/MENKES/PB/I/2011 No. 7 Tahun 2011; SK Rektor UIR No.025/UIR/kpts/2011) METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Variabel independen : 1. Faktor latar belakang perilaku merokok 2. Faktor pengetahuan bahaya kandungan rokok 3. Faktor pengetahuan Peraturan Kawasan Tanpa Rokok Variabel dependen : Kepatuhan terhadap Peraturan Kawasan Tanpa Rokok. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di lingkungan kampus Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau dimulai dari bulan Januari Maret Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mendeskripsikan dan melihat adanya pengaruh antara faktor latar belakang perilaku 545
4 merokok, faktor pengetahuan tentang bahaya kandungan rokok, dan faktor pengetahuan peraturan kawasan tanpa rokok terhadap kepatuhan terhadap kawasan tanpa rokok pada mahasiswa dan karyawan laki laki di Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau Populasi dan Sampel Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan karyawan laki-laki di Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode random sampling. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah : 1. Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau 2. Karyawan laki - laki yang merokok di Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 mahasiswa dan karyawan laki-laki yang merokok di Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau. Penentuan jumlah sampel tersebut diatas ditentukan berdasarkan rumus Slovin (dalam Prasetyo & Jannah, 2005), sebagai berikut : n = N 1+ N (e) 2 Ket: n = Ukuran sampel yang dibutuhkan N = Jumlah populasi e = Batas ketelitian (5% atau 10%) Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan alat ukur berupa kuesioner. Sementara jenis data yang dalam penelitian ini merupakan data primer berupa data yang dikumpulkan berdasarkan kuesioner yang diisi langsung oleh responden. Teknik Analisis Data Analisis Univariat Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis univariat yaitu analisis statistik deskriptif untuk mendapatkan gambaran distribusi responden berdasarkan : faktor latar belakang perilaku merokok responden, faktor pengetahuan tentang bahaya kandungan rokok, dan faktor pengetahuan mengenai peraturan kawasan tanpa rokok di Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau, dimana penyajian data dalam bentuk tabel dan grafik distribusi frekuensi. Analisis Bivariat Analisis selanjutnya adalah analisis bivariat, digunakan mencari pengaruh faktorfaktor kepatuhan mahasiswa dan karyawan laki-laki terhadap peraturan kawasan tanpa rokok. Analisis bivariat dalam hal ini menggunakan uji chi square dengan bantuan program SPSS ( Statistical Package for Social Science) 18.0 for Window. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Univariat Berdasarkan temuan data penelitian dari responden, diperoleh distribusi sebaran data responden terhadap faktor latar belakang perilaku merokok, faktor pengetahuan mengenai bahaya kandungan rokok, dan faktor pengetahuan mengenai peraturan Kawasan Tanpa Rokok. Data lengkap mengenai distribusi sebaran data responden tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel yang ada di bawah ini : Faktor Latar Belakang Perilaku Merokok Tabel 1 : Distribusi Faktor Latar Belakang Perilaku Merokok Latar Belakang Perilaku Merokok Lingkungan tidak mempengaruhi perilaku merokok Lingkungan mempengaruhi perilaku merokok Total Tidak patuh Patuh Total Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 44 responden yang tidak patuh terhadap peraturan, 13 orang tidak dipengaruhi oleh lingkungan dan 31 orang dipengaruhi oleh lingkungan. Sedangkan dari 56 responden yang patuh terhadap peraturan didapatkan 31
5 orang tidak dipengaruhi oleh lingkungan dan 25 orang dipengaruhi oleh lingkungan. Faktor Pengetahuan Bahaya Kandungan Rokok Tabel 2: Distribusi Faktor Pengetahuan Bahaya Kandungan Rokok. Pengetahuan Bahaya Kandungan Rokok Tidak mengetahui bahaya kandungan rokok Mengetahui bahaya kandungan rokok Total Tidak patuh Patuh Total Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 44 responden yang tidak patuh terhadap peraturan, 7 orang tidak mengetahui bahaya kandungan rokok dan 37 orang mengetahuinya. Sedangkan dari 56 responden yang patuh terhadap peraturan didapatkan 7 orang tidak mengetahui bahaya kandungan rokok dan 49 mengetahuinya. Faktor Pengetahuan Peraturan Kawasan Tanpa Rokok Tabel 3 : Distribusi Faktor Pengetahuan Kawasan Tanpa Rokok Pengetahuan Peraturan Kawasan Tanpa Rokok Tidak mengetahui peraturan kawasan tanpa rokok Mengetahui peraturan kawasan tanpa rokok Total Tidak patuh Patuh Total Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 44 responden yang tidak patuh terhadap peraturan, 35 orang tidak mengetahui mengenai peraturan Kawasan Tanpa Rokok dan 9 orang mengetahuinya. Sedangkan dari 56 responden yang patuh terhadap peraturan didapatkan 30 tidak mengetahui mengenai peraturan Kawasan Tanpa Rokok dan 26 orang mengetahuinya. Hasil Analisis Bivariat Hasil analisis bivariat menunjukkan fungsi pengaruh faktor-faktor kepatuhan mahasiswa dan karyawan laki-laki terhadap peraturan kawasan tanpa rokok. Tabel 4: Rekapitulasi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pada Peraturan Kawasan Tanpa Rokok Faktor-faktor Mempengaruhi Kepatuhan Latar belakang perilaku merokok -Ada pengaruh lingkungan -Tidak ada pengaruh lingkungan Pengetahuan bahaya kandungan rokok -Tidak mengetahui -Mengetahui Pengetahuan peraturan kawasan tanpa rokok -Tidak mengetahui - Mengetahui P 0,010 0,600 0,007 OR (95% CI) 1,6 (1,1 2,2) 1,0 1,3 (0,5 3,4) 1,0 1,5 (1,1 2,0) 1,0 Pada tabel 4 menunjukkan adanya pengaruh yang bermakna antara faktor latar belakang perilaku merokok mahasiswa dan karyawan terhadap kepatuhan terhadap peraturan kawasan tanpa rokok (p = 0,010) dan terdapat pengaruh yang bermakna antara faktor pengetahuan peraturan Kawasan Tanpa Rokok terhadap tingkat kepatuhan (p = 0,007), sedangkan faktor pengetahuan bahaya kandungan rokok tidak memiliki pengaruh yang bermakna terhadap kepatuhan ( p = 0,600). Berdasarkan tabel 4, pengaruh faktor latar belakang perilaku merokok memberikan risiko 1,6 (1,1-2,2) kali lipat terhadap tingkat kepatuhan, faktor pengetahuan bahaya kandungan rokok memberikan risiko 1,3 (0,5-3,4) kali lipat dan faktor pengetahuan peraturan Kawasan Tanpa Rokok memberikan risiko 1,5 (1,1-2,0) kali lipat. PEMBAHASAN Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan bahaya kesehatan individu dan masyarakat. Zat adiktif lain sebagaimana yang telah ditetapkan pemerintah meliputi tembakau atau produk yang mengandung tembakau, zat cairan dan gas yang bersifat adiktif yang penggunaannya dapat menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya.
6 Perilaku merokok merupakan perilaku yang membahayakan kesehatan tetapi masih banyak orang yang melakukan kebiasaan tersebut dan tidak patuh walaupun telah diberlakukan suatu aturan kawasan tanpa rokok. Kepatuhan terhadap peraturan adalah mengikuti suatu ketentuan, standar atau hukum yang telah diatur dengan jelas yang biasanya diterbitkan oleh lembaga atau organisasi yang berwenang dalam suatu bidang tertentu. Patuh adalah suka menurut atau taat terhadap suatu perintah, aturan dan sebagainya yang mengatur secara tegas dengan sanksi yang menyertainya. Ditemukannya pengaruh yang bermakna faktor latar belakang perilaku merokok, dalam hal ini lingkungan terhadap kepatuhan peraturan kawasan tanpa rokok dijelaskan Mu tadin (2002) berdasarkan fungsi keluarga dalam perilaku merokok. Disebutkan bahwa anak yang berasal dari keluarga yang tidak bahagia, dimana orangtua tidak memberi perhatian dan hukuman pada anak atas perilakunya lebih mudah menjadi perokok dibanding anak yang berasal dari lingkungan keluarga yang bahagia. Selanjutnya juga disebutkan bahwa jika didalam keluarga tidak ada orangtua yang merokok, maka sikap orangtua merupakan pengaruh positif atas perilaku merokok. Selain itu, melihat iklan media massa dan elektronik yang menampilkan gambar perokok sebagai lambang kejantanan membuat seseorang seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada di dalam iklan tersebut (Mu tadin, 2002) Ditambahkan oleh Smet (1994) bahwa seorang merokok karena faktor-faktor kelas sosial dan tingkat pendidikan. Pernyataan ini menjelaskan bagaimana fungsi informasi (pengetahuan) dan faktor sosial berkonstribusi pada perilaku merokok. Semakin tinggi strata sosial dan strata pendidikan seseorang semakin selektif seseorang dalam memperoleh serta informasi, dimana kecenderungan seseorang dengan status sosial dan tingkat pendidikan yang memadai relatif mampu memilih informasi-informasi yang positif dan memiliki nilai manfaat bagi dirinya dan menolak hal-hal yang tidak bermanfaat, termasuk kebiasaan merokok. Sementara itu, tidak adanya pengaruh pengetahuan tentang kandungan rokok terhadap kepatuhan dapat ditinjau berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2003 bab 2 yang menyatakan setiap orang yang memproduksi rokok wajib memberikan informasi kandungan kadar nikotin dan tar setiap batang yang di produksinya. Informasi ini bagi sebagaian besar pengguna tidak memiliki efek apa-apa karena terlalu teknismedis, dimana informasi tersebut tidak secara rinci menyebutkan efek negatif dari istilahistilah medis tersebut. Hal ini diasumsikan sebagai penyebab tidak ditemukannya pengaruh faktor pengetahuan kandungan rokok terhadap kepatuhan kawasan tanpa rokok. Temuan penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh yang bermakna faktor pengetahuan peraturan kawasan tanpa rokok terhadap kepatuhan pada peraturan kawasan tanpa rokok di dasari adanya unsur punishment bagi yang sengaja atau tidak sengaja melanggar peraturan tersebut. Pemberlakuan punishment ini tidak hanya ada dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 pasal 115 tentang kesehatan yang menjelaskan ketentuan pidana denda paling banyak Rp ,00 (lima puluh juta rupiah) bagi setiap orang yang dengan sengaja melanggar kawasan tanpa rokok, dalam otoritas kampus Universitas Islam Riau pun hal ini diberlakukan secara ketat dengan memberikan sanksi yang jeas dan tegas bagi setiap mahasiswa dan karyawan yang melanggar aturan kawasan tanpa rokok. Keterbatasan penelitian ini adalah penelitian ini adalah indikasi subjek kurang objektif dalam pengisian kuesioner. Hal ini dikarenakan subjek merasa tidak nyaman dan cenderung menjaga reputasi dirinya sehingga 548
7 kemungkinan diisi yang data yang baik saja. Akibatnya isian kuesioner yang didapatkan kurang maksimal. Penelitian selanjutnya hendaknya dilakukan untuk meneliti bagaimana kepatuhan populasi di tempat lainnya, misalnya pada tempat lain yang lebih umum seperti di pasar-pasar, kantor tertentu, sekolah, atau kemungkinan tempat yang lainnya sehingga hasil yang didapatkan bisa lebih objektif lagi. Kesimpulan 1. Terdapat pengaruh yang bermakna faktor latar belakang perilaku merokok terhadap kepatuhan mahasiswa dan karyawan lakilaki yang merokok pada peraturan kawasan tanpa rokok di Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau 2. Tidak ada pengaruh faktor pengetahuan bahaya kandungan rokok terhadap kepatuhan mahasiswa dan karyawan lakilaki yang merokok pada peraturan kawasan tanpa rokok di Fakultas Psikologi Universitas Islam Ria 3. Terdapat pengaruh yang bermakna faktor pengetahuan peraturan kawasan rokok terhadap kepatuhan mahasiswa dan karyawan laki-laki yang merokok pada peraturan kawasan tanpa rokok di Fakultas Psikologi Universitas Islam Ria DAFTAR PUSTAKA Atkinson P.L. Atkinson R.C, Smith, E.E, &Bem, D. J. (1999).Pengantar Psikologi. [Edisisebelas. Jilid dua]. Jakarta : Interaksara Aulia, L.E. (2010). Stop Merokok!. Yogyakarta: Garailmu Azwar, S. (2011). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hadi, S (2001). Metodologi research. [Jilid II. Edisi Kesepuluh]. Yogyakarta: Andi Offset Jaya, M. (2009). Pembunuh berbahaya itu bernama rokok. Sleman: Riz ma. Komalasari, D & Helmi, A.F. (2008). Faktorfaktor penyebab perilaku merokok pada remaja. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press Krisbiantoro, I. (2001). Faktor kepribadian, peran orang tua, teman sebaya pada pembentukan perilaku merokok pada remaja ditinjau dari sudut pandang interaksi social. Jakarta: Sagung Seto Mu tadin, Z. (2002). Remaja dan Rokok. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri No. 188/MENKES/PB/I/2011 No. 7 tahun Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan. Prasetyo, B & Jannah, L.M. (2005). Metode penelitian kuantitatif: teori dan aplikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Sastroasmoro S & Ismail S. (2011). Dasardasar metodologi penelitian klinis. [Edisi ke-4]. Jakarta: Sagung Seto Smet, B. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia Sugiono. (2010). Metode penelitian administrasi : Dilengkapi dengan metode R & D. Bandung: Alfabeta Sukendro S. (2007). Filosofi rokok, sehat tanpa berhenti merokok. Yogyakarta: Pinus Book Publisher Surat Keputusan Rektor Universitas Islam Riau No.025/UIR/kpts/2011. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan 549
8 550
BAB I PENDAHULUAN UKDW. faktor eksternal maupun faktor internal. Beberapa alasan yang diberikan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok adalah hasil produksi terbanyak dari manufaktur tembakau. Rokok merupakan silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm atau bervariasi
Lebih terperinciFAKTOR KEPATUHAN MAHASISWA DAN KARYAWAN TERHADAP PERATURAN KAWASAN TANPA ROKOK DI LINGKUNGAN KAMPUS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKTOR KEPATUHAN MAHASISWA DAN KARYAWAN TERHADAP PERATURAN KAWASAN TANPA ROKOK DI LINGKUNGAN KAMPUS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai
Lebih terperinciKeywords: Smoking Habits of Students, Parents, Friends, Ads
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT (FKM) UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH BANDA ACEH TAHUN 2016 FACTORS AFFECTING SMOKING HABITS ON FACULTY STUDENTS
Lebih terperinciBAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN
BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN Disusun Oleh : MOHD ABI RAFDI 21040111130028 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012 BAB 1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Rokok adalah silinder dari kertas berukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok merupakan benda yang terbuat dari tembakau yang berbahaya untuk kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal (bakteri
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK Studi Kasus di RSUP Dr. Kariadi Semarang JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan sebuah perilaku yang tidak sehat, selain berbahaya bagi diri sendiri terlebih lagi pada orang lain yang memiliki hak untuk menghirup udara yang bersih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat menganggap merokok sebuah perilaku yang bisa membuat. ditentukan tidak boleh merokok/ kawasan tanpa rokok.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan salah satu gaya hidup yang tidak sehat akan tetapi merokok dikalangan masyarakat adalah sebuah hal yang biasa, masyarakat menganggap merokok sebuah
Lebih terperinciBAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)
BAB 1: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Lebih dari 70.000 artikel ilmiah telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan rokok di Indonesia sampai saat ini masih menjadi masalah nasional yang perlu diupayakan penanggulangannya, karena menyangkut berbagai aspek permasalahan
Lebih terperinciHubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung
The Relation Of Socially With Friends Againts Act Of Smoking Elementary School Students In District Panjang Bandar Lampung Firdaus, E.D., Larasati, TA., Zuraida, R., Sukohar, A. Medical Faculty of Lampung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan salah satu penyumbang kematian terbesar di dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100 juta kematian yang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK REMAJA DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK REMAJA DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO Marsel V. Anto 1, Jootje.M.L. Umboh 2, Woodford Baren S. Joseph 3, Budi Ratag
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda kecil yang paling banyak digemari dan tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rokok merupakan benda kecil yang paling banyak digemari dan tingkat konsumsi yang relatif tinggi di masyarakat. Masalah rokok juga masih menjadi masalah nasional yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. MEROKOK 1. Pengertian Merokok adalah suatu bahaya untuk jantung kita. Asap rokok mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam sel darah merah. Merokok dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan suatu hal yang tabu untuk ditinggalkan meski menimbulkan dampak serius bagi kesehatan. Peneliti sering menjumpai orang merokok di rumah, tempat umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1 miliar yang terdiri dari 47% pria, 12% wanita dan 41% anak-anak (Wahyono, 2010). Pada tahun 2030, jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan faktor resiko utama berbagai penyakit tidak menular, bahkan sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok. Merokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan yang layak dan kesejahteraan penduduk merupakan tujuan pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Lebih terperinciANALISIS FUNGSI FAKTOR KELUARGA DAN PERSEPSI FATWA HARAM MEROKOK PEGAWAI TERHADAP PERILAKU PELAKSANAAN SURAT KEPUTUSAN REKTOR UMY TENTANG MEROKOK
ANALISIS FUNGSI FAKTOR KELUARGA DAN PERSEPSI FATWA HARAM MEROKOK PEGAWAI TERHADAP PERILAKU PELAKSANAAN SURAT KEPUTUSAN REKTOR UMY TENTANG MEROKOK Arko Jatmiko Wicaksono 1, Titiek Hidayati 2, Sadar Santoso
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010). tahun adalah populasi laki-laki, sedangkan 12% adalah populasi wanita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari bagi orang yang
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu fenomena yang umum di masyarakat Indonesia. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia merupakan pola perilaku yang terjadi
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI DUSU PAPAHAN, TASIKMADU, KARANGANYAR. Ana Wigunantiningsih*
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI DUSU PAPAHAN, TASIKMADU, KARANGANYAR Ana Wigunantiningsih* *Dosen AKBID Mitra Husada Karanganyar Jl Achmad Yani No.167. Papahan, Tasikmadu,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Lebih dari 70.000 artikel ilmiah telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita temui di kehidupan sekitar kita. Merokok sudah menjadi salah satu budaya dan trend di Indonesia,
Lebih terperincidalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Epidemi rokok merupakan salah satu epidemi terbesar dari berbagai masalah kesehatan masyarakat di dunia yang pernah dihadapi, membunuh sekitar 6 juta orang setiap tahunnya.
Lebih terperinciPENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN ANAK-ANAK TANJUNG DALAM KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN
PENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN ANAK-ANAK TANJUNG DALAM KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN Subagiono, Azdy Elfistoni, Armensyah, Nurlina, Suharsyah, Bahyu azri, Dendi,
Lebih terperinciPENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DAN DUKUNGAN PENERAPANNYA DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DAN DUKUNGAN PENERAPANNYA DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA OLEH : TRIA FEBRIANI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang paling sering di jumpai di kalangan masyarakat. Kebiasaan merokok masyarakat dapat dijumpai di berbagai tempat seperti
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gangguan kesehatan. Beberapa masyarakat sudah mengetahui mengenai bahaya
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan suatu perilaku yang dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Beberapa masyarakat sudah mengetahui mengenai bahaya yang ditimbulkan dari merokok.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Rokok sudah dikenal manusia sejak 1.000 tahun sebelum Masehi. Sejak setengah abad yang lalu telah diketahui bahwa merokok dapat mengganggu kesehatan pada perokok itu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Rowella Octaviani, FKM UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebiasaan merokok telah lama dikenal oleh masyakarat Indonesia dan dunia dan jumlah perokok semakin terus bertambah dari waktu ke waktu. The Tobacco Atlas 2009 mencatat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional, bahkan internasional (Amelia, 2009). Merokok sudah menjadi kebiasaan yang umum dan meluas di masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah rokok merupakan pembicaraan yang selalu berkembang di dunia. Dari tahun ke tahun prevalensi perokok di dunia semakin meningkat. Jumlah perokok saat ini mencapai
Lebih terperinciPengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia
Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia Posted by Kukuh Ibnu Prakoso. Category: Informasi, Kesehatan Setelah sebelumnya kita mengetahui betapa banyaknyamanfaat merokok yang tidak kita
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK SHISHA PADA SISWA SMA X DI KOTA SEMARANG
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK SHISHA PADA SISWA SMA X DI KOTA SEMARANG ARDY WIDYA PANGESTU, KUSYOGO CAHYO, ADITYA KUSUMAWATI Bagian Peminatan Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu kebiasaan masyarakat saat ini yang dapat di temui hampir
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu kebiasaan masyarakat saat ini yang dapat di temui hampir di setiap kalangan masyarakat adalah perilaku merokok. Rokok tidaklah suatu hal yang baru dan asing
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan jumlah perokok yang terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun. WHO mencatat jumlah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan. ada dalam diri individu yang bersangkutan ( Sunaryo, 2004 ).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian Persepsi Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kandung kemih, pankreas atau ginjal. Unsur-unsur yang terdapat didalam rokok
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok sangat berbahaya bagi kesehatan karena rokok memiliki dampak fisiologis seperti terjadinya batuk menahun, penyakit paru seperti penyakit paru obstruktif menahun,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU Kesehatan No.23/1992). Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihirup asapnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok merupakan zat adiktif yang dapat membahayakan kesehatan individu atau masyarakat yang mengkonsumsinya. Merokok dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1,3 milyar. Dari jumlah ini, sekitar 80% nya berada di negara-negara dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan terakhir WHO jumlah perokok di seluruh dunia adalah sekitar 1,3 milyar. Dari jumlah ini, sekitar 80% nya berada di negara-negara dengan pendapatan per kapita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok merupakan salah satu bentuk perilaku yang umum terjadi di masyarakat Indonesia dan dilakukan setiap hari. Sekarang rokok dikonsumsi mulai dari usia remaja
Lebih terperinciFAKTOR KEPATUHAN MAHASISWA DAN KARYAWAN TERHADAP PERATURAN KAWASAN TANPA ROKOK DI LINGKUNGAN KAMPUS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKTOR KEPATUHAN MAHASISWA DAN KARYAWAN TERHADAP PERATURAN KAWASAN TANPA ROKOK DI LINGKUNGAN KAMPUS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular dan penyakit tidak menular masih memiliki angka prevalensi yang harus diperhitungkan. Beban ganda kesehatan menjadi permasalahan kesehatan bagi seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah perokok di dunia mencapai 1,3 milyar orang pada tahun 2008, bila jumlah penduduk dunia pada tahun yang sama mencapai 6,7 milyar jiwa, maka berarti prevalensi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang paling sering di jumpai di kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan
Lebih terperinciBAB I BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun Oleh karena itu,
BAB I BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsure kesejahteraan yang harus diwujudkan bagi segenap bangsa Indonesia sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan salah satu kekhawatiran terbesar yang dihadapi dunia kesehatan karena dapat menyebabkan hampir 6 juta orang meninggal dalam setahun. Lebih dari 5
Lebih terperinci- 1 - WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DAN KAWASAN TERBATAS MEROKOK
- 1 - WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DAN KAWASAN TERBATAS MEROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa rokok
Lebih terperinciDiajukan Oleh: AYU ANGGARWATI F
HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang akan menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi rokok merupakan salah satu penyebab utama kasus kematian di dunia yang dapat dicegah (Erdal, Esengun, & Karakas, 2015). Beberapa penelitian terkait risiko yang
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses kegiatan yang terencana dalam upaya pertumbuhan ekonomi, perubahan sosial, dan modernisasi bangsa guna peningkatan kualitas hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi adalah salah satu kebutuhan mendasar dari manusia, melalui informasi orang dapat memperoleh tentang berbagai hal, dari berbagai informasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Merokok tidak hanya berdampak pada orang yang merokok (perokok aktif)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok tidak hanya berdampak pada orang yang merokok (perokok aktif) tetapi juga pada orang yang tidak merokok yang berada di sekitar para perokok (perokok pasif).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Menurut Effendy (2003:255-256) teori Stimulus-organismresponses (S-O-R) adalah stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan. Stimulus dalam penelitian
Lebih terperinciGambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur
Gambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur Dewi Susanti 1,2, Deni K Sunjaya 1,3, Insi Farisa Desy Arya 1,3 1 Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat merugikan baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Perilaku merokok saat ini merupakan kebiasaan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA DAN IKLAN ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA LAKI-LAKI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BOYOLALI
GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 011 (695-705) HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA DAN IKLAN ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA LAKI-LAKI MADRASAH ALIYAH NEGERI BOYOLALI Arina Uswatun
Lebih terperinciPENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PONTIANAK ABSTRAK
ORIGINAL RESEARCH PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PONTIANAK Yenni Lukita 1, Buyung Muttaqin 2 1 Dosen STIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah angka perokok di dunia terbilang sangat besar. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di dunia hampir 1 miliar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa kematian akibat rokok adalah 4 juta jiwa pertahun yang 500.000 diantaranya adalah perempuan. Data Departemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rokok merupakan salah satu penyebab terjadinya masalah kesehatan yang banyak dialami oleh masyarakat. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa kebiasaan merokok dapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sehat harus diupayakan oleh setiap orang, tidak akan optimal jika dilaksanakan. di tempat-tempat umum atau di tempat bermain anak.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup sehat dan hidup di lingkungan yang sehat merupakan idaman semua orang. Namun kita sadari tidak mudah mewujudkan keadaan tersebut. Upaya untuk hidup sehat
Lebih terperinciTINGKAT PARTISIPASI MAHASISWA DALAM IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG
JURNAL VISIKES - Vol. 12 / No. 2 / September 2013 TINGKAT PARTISIPASI MAHASISWA DALAM IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG Kriswiharsi Kun Saptorini *), Tiara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan sebuah perilaku yang tidak asing ditemukan di kehidupan seharihari,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Merokok merupakan sebuah perilaku yang tidak asing ditemukan di kehidupan seharihari, baik diri sendiri yang merokok atau melihat orang lain merokok. Sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan menghargai hak-hak setiap individu tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai warga
Lebih terperinciANALISIS PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK BURUK ROKOK TERHADAP PERILAKU MEROKOK REMAJA LAKI-LAKI DI SMP TARUNA BHAKTI
ANALISIS PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK BURUK ROKOK TERHADAP PERILAKU MEROKOK REMAJA LAKI-LAKI DI SMP TARUNA BHAKTI Asma Muthmainah 1, Siti Chodidjah 2 1. Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi penyebab kematian terbanyak diseluruh dunia. Penyakit Tidak Menular (PTM) umumnya dikenal sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara sadar untuk melukai dirinya sendiri, karena dengan merokok, berarti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditinjau dari beberapa sudut pandang perilaku merokok sangatlah negatif karena perilaku tersebut merugikan, baik untuk diri individu itu sendiri maupun bagi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok merupakan masalah yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat karena dapat menimbulkan berbagai penyakit bahkan dapat menyebabkan kematian baik bagi
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN ( Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 81 Tahun 1999 tanggal 5 Oktober 1999 ) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Kemudian ada juga yang menyebutkan bahwa
Lebih terperinciPERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014
PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014 THE COMPARISON BETWEEN KNOWLEDGE, ATTITUDE AND BEHAVIOR TO SMOKING OF PRIVATE SENIOR HIGH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ada sekitar 1,26 miliar perokok di seluruh dunia pada saat ini, dan 800 juta orang perokok tersebut tinggal di negara berkembang. Apabila tidak ada penanganan yang
Lebih terperinciANALISIS PERILAKU MEROKOK WARGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT, FAKULTAS KEDOKTERAN DAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN
ANALISIS PERILAKU MEROKOK WARGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT, FAKULTAS KEDOKTERAN DAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN ANALIYSIS OF SMOKING BEHAVIOR IN PIJBLIC HEALTH FACULTY, MEDICAL FACULTY,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari, sering kita menemukan perokok di mana-mana, baik di
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kehidupan sehari-hari, sering kita menemukan perokok di mana-mana, baik di kantor, dipasar, bahkan di rumah tangga sendiri. Aktivitas merokok di kalangan masyarakat
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latarbelakang. merokok merupakan faktor risiko dari berbagai macam penyakit, antara lain
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latarbelakang Merokok merupakan masalah kesehatan utama bagi masyarakat karena merokok merupakan faktor risiko dari berbagai macam penyakit, antara lain penyakit kardiovaskular,
Lebih terperinciInteractive Discussion Using Audiovisual to Improve Teens Knowledge and Attitude Against Smoking Behavior
Interactive Discussion Using Audiovisual to Improve Teens Knowledge and Attitude Against Smoking Behavior untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Remaja terhadap Perilaku Tidak Merokok Suharto Ronald
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mempelajari makna pada hakikatnya berarti mempelajari bagaimana setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mempelajari makna pada hakikatnya berarti mempelajari bagaimana setiap pemakai bahasa dalam suatu masyarakat bahasa saling mengerti. Bahasa dan masyarakat adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan waktu penelitian 3.1.1 Lokasi Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman Kecamatan Kota Tengah. 3.1.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciberkembang yang memiliki tingkat konsumsi rokok dan produksi rokok yang tinggi. Program anti tembakau termasuk dalam 10 program unggulan kesehatan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebiasaan merokok sudah meluas di hampir semua kelompok masyarakat di Indonesia dan cenderung meningkat. Hal ini memberi makna bahwa masalah merokok telah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai upaya
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PRASYARAT... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan kegiatan yang lazim dilakukan oleh masyarakat baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok di masyarakat menyebabkan tingginya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebiasaan merokok sudah meluas pada hampir semua kelompok masyarakat di dunia. Semakin banyaknya orang yang mengonsumsi rokok telah menjadi masalah yang cukup serius.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. impotensi, emfisema, dan gangguan kehamilan (Pergub DIY, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Permasalahan rokok di Indonesia sampai saat ini masih menjadi masalah nasional yang perlu di upayakan penanggulangannya, karena menyangkut berbagai aspek permasalahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Global Adult Tobacco survey (GATS) pada tahun 2011 menunjukkan bahwa
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sekarang ini merupakan surga bagi para perokok dengan pertumbuhan konsumsi rokok yang terbanyak didunia. Survey yang dilakukan oleh Global Adult Tobacco survey
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana-mana, baik instansi pemerintah, tempat umum, seperti ; pasar, rumah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena merokok dalam kehidupan sehari-hari seringkali ditemui dimana-mana, baik instansi pemerintah, tempat umum, seperti ; pasar, rumah makan, taman rekreasi maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini jumlah perokok di dunia hampir 20% populasi dunia. Menurut The Tobacco Atlas (2012), sejak tahun 2002 hingga tahun 2011 ada sekitar 50 juta orang telah meninggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN dan pada abad 21 ini, akan ada 1 miliar orang meninggal akibat. penyakit disebabkan rokok (Evy, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Rokok merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya di dunia. Setiap harinya, terdapat 1 1.176 orang di seluruh dunia meninggal diakibatkan rokok (Ono, 2009).
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara mengkonsumsinya), karena produk ini memberikan kepuasan kepada konsumen melalui asap (hasil pembakaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu (Kemenkes RI,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir menghadapi masalah triple burden diseases. Di satu sisi, penyakit menular masih menjadi masalah ditandai dengan masih sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan berbagai macam penyakit kanker dan penyakit kronis. Penyakit
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Rokok adalah benda beracun dan berbahaya bagi tubuh manusia, sekali rokok dibakar akan megeluarkan zat-zat yang berbahaya seperti karbon dioksida (Co), nikotin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok merupakan suatu masalah di dalam masyarakat yang dapat menimbulkan banyak kerugian baik dari segi sosial ekonomi maupun kesehatan bahkan kematian (Kementrian
Lebih terperinci