BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Banyak artikel telah mencoba membahas mengenai masing-masing pengertian Total Quality Management (TQM). Namun masing-masing penulis mempunyai kerangka sendiri dalam merumuskan definisi TQM. Misalnya, Mulyadi (1998:10) bahwa Total Quality Management (TQM) merupakan suatu sistem manajemen yang berfokus kepada orang, yang bertujuan untuk meningkatkan secara berkelanjutan kepuasan customers pada biaya yang sesungguhnya secara berkelanjutan terus menerus. Menurut Ishikawa (dalam Nasution, 2005:22) TQM juga diartikan sebagai perpaduan semua fungsi manajemen meliputi semua bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktifitas dan kepuasan pelanggan. Menurut Tjiptono (2003:4), Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya. TQM juga diterjemahkan sebagai pendekatan berorientasi pelanggan yang memperkenalkan perubahan manajemen yang sistematik dan perbaikan terus menerus terhadap proses, produk, dan pelayanan suatu organisasi. Proses TQM

2 memiliki input yang spesifik (keinginan, kebutuhan, dan harapan pelanggan), mentransformasi (memproses) input dalam organisasi untuk memproduksi barang atau jasa yang pada gilirannya memberikan kepuasan kepada pelanggan (output). Tujuan utama total quality management adalah perbaikan mutu pelayanan secara terus-menerus (Natha, 2008:4). Menurut Nasution (2001:28), yang membedakan Total Quality Management (TQM) dengan pendekatan-pendekatan lain dalam menjalankan usaha adalah komponen-komponennya. Komponen ini memiliki sepuluh unsur utama, yaitu: fokus pada pelanggan; obsesi terhadap kualitas; pendekatan ilmiah; komitmen jangka panjang; kerjasama tim (teamwork); perbaikan sistem secara berkesinambungan; pendidikan dan pelatihan; kebebasan yang terkendali; kesatuan tujuan dan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Total Quality Management (TQM) merupakan suatu sistem manajemen suatu perusahaan untuk melakukan perbaikan mutu secara terus menerus atas produk, pelayanan, lingkungan yang berhubungan dengan produk perusahaan dengan melibatkan seluruh personel dalam perusahaan. 2. Karakteristik Total Quality Management (TQM) Ada sepuluh karakteristik Total Quality Management (TQM) yang dikembangkan oleh Goetsch dan Davis (dalam Nasution, 2005:22) yaitu Fokus pada Pelanggan, Obsesi terhadap Kualitas, Pendekatan Ilmiah, Komitmen Jangka Panjang, Kerjasama Tim, Perbaikan Sistem Berkesinambungan, Pendidikan dan Pelatihan, Kebebasan yang Terkendali, Kesatuan Tujuan, dan adanya Keterlibatan

3 dan Pemberdayaan Karyawan. Dari sepuluh macam karateristik diatas dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Fokus pada pelanggan Dalam Total Quality Management (TQM), baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan untuk pelanggan internal berperan dalam menentukan kualitas tenaga kerja, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa. Untuk setiap organisasi yang menerapkan Total Quality Management (TQM) harus benar-benar mengetahui, mengidentifikasi, dan menganalisis kebutuhan dan harapan pelanggannya agar bisa memuaskannya, dimana produk/jasa yang dibuat atau diberikan harus sesuai dengan keinginan para pelanggan. b. Obsesi terhadap Kualitas Dalam organisasi yang menerapkan Total Quality Management (TQM), pelanggan internal dan pelanggan eksternal menentukan kualitas. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut, perusahaan harus berobsesi untuk meningkatkan kualitas baik itu kualitas produk atau jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungan kerja dimana kualitas merupakan faktor penting untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan karyawan serta dalam menarik konsumen atau pelanggan.

4 c. Pendekatan Ilmiah Pendekatan ini sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut. Dengan demikian, data diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan. d. Komitmen Jangka Panjang Total Quality Management (TQM) merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu, dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu, komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses. e. Kerjasama Tim (Teamwork) Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional seringkali diciptakan persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi tersebut agar daya saingnya terdongkrak. Sementara itu, dalam organisasi yang menerapkan Total Quality Management (TQM), kerjasama tim, kemitraan, dan hubungan dijalin dan dibina, baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.

5 f. Perbaikan Sistem Berkesinambungan Setiap produk dan atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan prosesproses tertentu di dalam suatu sistem/lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus-menerus agar kualitas yang dihasilkannya dapat makin meningkat. g. Pendidikan dan Pelatihan Dewasa ini masih terdapat perusahaan yang menutup mata terhadap pentingnya pendidikan dan pelatihan karyawan. Kondisi seperti itu menyebabkan perusahaan yang bersangkutan tidak berkembang dan sulit bersaing dengan perusahaan lainnya, apalagi dalam era persaingan global. Sedangkan dalam organisasi yang menerapkan Total Quality Management (TQM), pendidikan dan pelatihan merupakan factor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya. h. Kebebasan yang Terkendali Dalam Total Quality Management (TQM), keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsure yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. Meskipun demikian, kebebasan yang timbul karena keterlibatan dan pemberdayaan tersebut

6 merupakan hasil dari pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik. i. Kesatuan Tujuan Agar Total Quality Management (TQM) dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian, setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Akan tetapi, kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan/kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan, misalnya mengenai upah dan kondisi kerja. j. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan Agar dapat meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang baik, atau perbaikan yang lebih efektif, karena juga mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan situasi kerja serta meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya. 3. Manfaat Total Quality Management (TQM) Manfaat Total Quality Management (TQM) adalah memperbaiki kinerja manajerial dalam mengelolah perusahaan agar dapat meningkatkan penghasilan perusahaan dan tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan laba perusahaan agar perusahaan dapat terus berjalan dan tetap hidup dalam persaingan perdagangan yang semakin ketat saat sekarang ini.

7 TQM juga digunakan untuk memperbaiki posisi persaingan perusahaan di pasar dan sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan dalam menghasilkan output dengan mutu berkualitas. Produk yang berkualitas yang mampu memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen secara berkelanjutan pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas perusahaan mencapai skala ekonomi dengan akibat penurunan biaya produksi (Ibrahim, 2000:22). Gambar 1 berikut adalah suatu perusahaan yang menerapkan teknik Total Quality Management (TQM) akan memperoleh beberapa manfaat utama yang pada akhirnya akan meningkatkan laba serta daya saing perusahaan yang bersangkutan antara lain: (1) rute pertama yaitu rute pasar, Perusahaan dapat memperbaiki posisi persaingannya sehingga pangsa pasarnya semakin besar dan harga jualnya dapat lebih tinggi. Kedua hal ini mengarah pada meningkatnya penghasilan sehingga laba yang diperoleh juga semakin besar. (2) rute kedua bebas dari kerusakan, Perusahaan dapat meningkatkan output yang bebas dari kerusakan melalui upaya perbaikan kualitas. Hal ini menyebabkan biaya operasi perusahaan berkurang. Dengan demikian laba yang diperoleh akan meningkat. (Nasution, 2001:42).

8 P E R B A I K A N Memperbaiki posisi keuangan Harga yang lebih tinggi Meningkatkan pangsa pasar Meningkatkan penghasilan M U T U Meningkatkan keluaran yang bebas dari Mengurangi biaya operasi Meningkatkan laba Gambar 1 Manfaat Total Quality Management (TQM) Sumber : Nasution, Total Quality Management (2001:42) 4. Elemen Pendukung Total Quality Management (TQM) Menurut Natha (dalam Hasanah, 2013:24), menyatakan bahwa agar sukses dalam menerapkan Total Quality Management (TQM), maka suatu organisasi harus berkonsentrasi pada delapan elemen kunci, yaitu : (1) Etika, (2) Integritas, (3) Kepercayaan, (4) Pendidikan dan Pelatihan, (5) Kerjasama Tim, (6) Kepemimpinan, (7) Komunikasi, dan (8) Penghargaan. Dari delapan elemen pendukung diatas dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Etika Etika adalah displin yang terkait dengan kebaikan dan keburukan dalam berbagai situasi. Ini seperti dua sisi mata uang yang dilambangkan oleh etika organisasi dan etika individu. Etika organisasi membentuk sebuah kode etik bisnis yang menguraikan petunjuk bagi semua anggotanya dan

9 harus melekat dalam pekerjaan sehari-hari mereka. Sedangkan etika individu mencakup kebenaran dalam kesalahan perseorangan. b. Integritas Integritas mencakup kejujuran, moral, nilai-nilai, keadilan, dan kesetiaan terhadap kebenaran dan keikhlasan. Karakteristiknya adalah bahwa apa yang diharapkan oleh pelanggan (internal/eksternal) dan apa yang memang layak untuk mereka terima. c. Kepercayaan Kepercayaan adalah produk dari integritas dan perilaku yang beretika. Tanpa kepercayaan, kerangka kerja dari TQM tidak dapat dibangun. Kepercayaan membantu perkembangan partisipasi penuh dari semua anggota organisasi. d. Pendidikan dan Pelatihan Mutu didasarkan pada keterampilan setiap karyawan yang pengertiannya tentang apa yang dibutuhkan oleh pelanggan ini mencakup mendidik dan melatih semua karyawan, memberikan informasi yang mereka butuhkan untuk menjamin perbaikan mutu dan memecahkan persoalan. e. Kerjasama Tim Kerjasama tim juga merupakan sebuah elemen kunci dari TQM, yang menjadi alat bagi organisasi dalam mencapai kesuksesan. Dengan menggunakan tim dalam bekerja, organisasi akan dapat memperoleh penyelesaian yang cepat dan tepat terhadap semua masalah.

10 f. Kepemimpinan Manajer senior harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan dengan memberikan, menggunakan alat dan bahan yang komunikatif, menggunakan data dan menggali siapa-siapa yang berhasil menerapkan konsep manajemen mutu terpadu. Ketika memutuskan untuk menggunakan MMT/TQM sebagai kunci proses manajemen, peranan manajer senior sebagai penasihat, guru, dan pimpinan tidak bisa diremehkan. g. Komunikasi Komunikasi berarti sebuah pemahaman bersama terhadap satu atau sekelompok ide-ide antara pengirim dan penerima informasi. TQM yang sukses menuntut komunikasi dengan dan/atau diantara, semua anggota organisasi, pemasok dan juga pelanggan. Para Supervisor harus memelihara keterbukaan dari arus komunikasi dimana seluruh karyawannya dapat mengirim dan menerima semua informasi tentang proses-proses TQM. h. Penghargaan Penghargaan adalah elemen terakhir dari keseluruhan sistem TQM. Ini sebaiknya diberikan untuk saran-saran dan pencapaian-pencapaian yang memuaskan baik dihasilkan oleh suatu tim ataupun individu. Para karyawan akan didorong untuk berusaha keras memperoleh penghargaan untuk dirinya dan untuk timnya.

11 2.1.2 Sistem Pengukuran Kinerja 1. Pengertian Sistem Pengukuran Kinerja Sistem pengukuran kinerja merupakan proses dimana organisasi-organisasi menilai kinerja karyawan untuk memperbaiki pengambilan keputusan dalam perusahaan. Dari definisi diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa sistem pengukuran kinerja merupakan mekanisme perbaikan secara periodik terhadap keefektifan tenaga kerja dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan berdasarkan standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu agar berhasil dalam menerapkan strategi perusahaan dan memperbaiki dalam pengambilan keputusan. Adapun indikator-indikatornya adalah meningkatkan kinerja karyawan, pengharapan kinerja, menilai kinerja dengan tepat, penilaian yang berbobot, dilakukan dengan cara yang adil, landasan penentuan reward, landasan untuk mengikuti latihan, sistem pengukuran kinerja dilakukan secara berkala dan evaluasi kelayakan (Mintje, 2013:55). Sistem pengukuran kinerja merupakan sistem yang menyediakan informasi kepada manajer untuk menentukan secara periodik lingkungan organisasi agar mendapat umpan balik yang bisa membantu anggota organisasi dalam usaha untuk melakukan perbaikan kinerja dan pembelajaran lebih lanjut agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Arum, 2010:13). Sedangkan menurut Mulyadi dan Setyawan (2001:35) pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi dan personelnya, berdasarkan sasaran, standart, dan kriteria yang telah diterapkan sebelumnya.

12 Menurut Suprantiningrum (2002:15), menyatakan bahwa pengukuran kinerja dilakukan dengan menetapkan secara tegas tindakan tertentu yang diharapkan akan dilakukan oleh personel, dan melakukan pengukuran kinerja untuk memastikan bahwa personel melakukan tindakan sebagaimana yang diharapkan, disitu aliran informasi dikontrol dengan ketat (misalnya dengan laporan bulanan manajer). Dengan cara ini sistem pengukuran kinerja mencoba mengendalikan perilaku personel melalui ukuran kinerja, sehingga pekerja tidak memiliki kebebasan dalam memilih apa yang harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Menurut Horngren dan Datar (dalam Narsa dan Yuniawati, 2003:21) pengukuran kinerja secara garis besar berdasarkan kriteria dan informasi yang dihasilkan, dapat dibagi menjadi dua yaitu: pengukuran kinerja keuangan dan pengukuran kinerja non keuangan. Kedua jenis pengukuran kinerja tersebut masing-masing mempunyai pendekatan yang berbeda dalam menjelaskan tentang kinerja suatu perusahaan atau organisasi. Sedangkan menurut Wibowo (2011:229) Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat deviasi dari rencana yang telah ditentukan, atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang ditentukan atau apakah hasil kinerja telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Untuk melakukan pengukuran tersebut, diperlukan kemampuan untuk mengukur kinerja sehingga diperlukan adanya ukuran kinerja. Pengukuran kinerja hanya dapat dilakukan terhadap kinerja yang nyata dan terukur.

13 2. Karakteristik Sistem pengukuran Kinerja Menurut Simamora (dalam Narsa dan Yuniawati, 2003:21), Sistem pengukuran kinerja memiliki karakteristik-karakteristik tertentu yang mungkin secara legal dapat dipertahankan. Karakteristik-karakteristik yang dimaksud adalah: (1) Kriteria yang berkaitan dengan pekerjaan, (2) Pengharapan kinerja, (3) Fokus pada perilaku yang terobsesi, (4) Sensitivitas, (5) Standarisasi, (6) Sokongan manajemen atau karyawan, (7) Keandalan dan valisitas, (8) Penilaian yang berbobot, (9) Komunikasi terbuka, (10) Kemamputerimaan (acceptability). 3. Manfaat Penilaian Kinerja Penilaian kinerja menurut Mulyadi dan Setyawan (2001:354) dimanfaatkan oleh organisasi untuk: a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian personel secara maksimum. Hal ini dikarenakan motivasi adalah prakarsa dilaksanakannya suatu tindakan secara sadar dan bertujuan. Dari aspek perilaku, motivasi berkaitan dengan sesuatu yang mendorong orang untuk berperilaku dengan cara tertentu. b. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penghargaan personel, seperti: promosi, transfer dan pemberhentian. Hal ini dikarenakan penilaian kinerja akan menghasilkan data yang dapat dipakai sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penghargaan personel. Agar dapat memotivasi personel, penghargaan yang diberikan kepada personel perlu didasarkan atas hasil penilaian kinerja personel.

14 c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan personel dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan personel. Hal ini dikarenakan manajemen perusahaan tidak mengenal kekuatan dan kelemahan personel yang dimilikinya, sehingga sulit bagi manajemen untuk mengevaluasi dan memilih program pelatihan personel jika perusahaan mengadakan pelatihan bidang pemasaran bagi personel yang kuat dibidang pemasaran, namun lemah dibidang keuangan. d. Menyediakan suatu dasar untuk mendistribusikan penghargaan. Hal ini dikarenakan untuk mendistribusi penghargaan, memerlukan data hasil penilaian kinerja personel, agar penghargaan tersebut dirasakan adil oleh personel yang menerima penghargaan. Pembagian penghargaan yang dipandang tidak adil menurut persepsi personel penerima maupun bukan penerima akan berakibat timbulnya perilaku yang tidak semestinya. Sedangkan menurut Honggren dan Foster (dalam Narsa dan Yuniawati, 2003:21) berpendapat sistem pengukuran kinerja memiliki peran lain selain berperan dalam pengendalian dan memberikan umpan balik pada proses perencanaan dan pengambilan keputusan, yaitu: (1) memberikan kemudahan para manajer mengawasi jalannya bisnis mereka dan mengetahui aspek-aspek bisnis yang mungkin membutuhkan bantuan, (2) peranan kedua sistem pengukuran kinerja adalah suatu alat komunikasi, (3) peranan ketiga adalah bahwa sistem pengukuran kinerja sebagai dasar sistem penghargaan perusahaan.

15 2.1.3 Sistem Reward 1. Pengertian Sistem Reward Menurut Schuler dan Huber (dalam Suprantiningrum, 2002:16) adalah semua bentuk return baik finansial maupun non finansial yang diterima karyawan karena jasa yang disumbangkan ke perusahaan. Reward yang berupa finansial yaitu berbentuk gaji, upah, bonus, komisi, asuransi karyawan, bantuan social karyawan, tunjangan libur atau cuti tetap dibayar dan sebagainya, sedangkan yang berupa non-finansial seperti tugas yang menarik, tantangan tugas, tanggung jawab tugas, peluang, pengakuan, pencapaian tujuan serta lingkungan prkerjaan yang menarik. Sedangkan menurut Simamora (2001:544) terminologi-terminologi dalam kompensasi adalah sebagai berikut: a. Upah dan Gaji Upah biasanya berhubungan dengan tarif gaji perjam yang kerap digunakan bagi pekerja-pekerja produksi dan pemeliharaan. Sedangkan gaji pada umumnya berlaku untuk tarif bayaran mingguan, bulanan, atau tahunan terlepas dari lamanya jam kerja yang digunakan bagi karyawankaryawan manajemen, staf profesional dan klerikal. b. Insentif Insentif adalah tambahan-tambahan kompensasi diatas atau diluar gaji atau upah yang diberikan oleh organisasi. Tujuan utama program insentif adalah mendorong peningkatan produktivitas karyawan dan efisiensi biaya. Sistem reward berfungsi sebagai pemotivasi dalam mewujudkan

16 tujuan organisasi dengan perilaku yang diharapkan oleh organisasi. Reward dapat menarik perhatian personel dan memberi informasi atau mengingatkan mereka tentang pentingnya sesuatu yang diberi penghargaan dibandingkan dengan yang lain. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem reward merupakan imbalan jasa yang diberikan perusahan kepada tenaga kerja atau karyawan dapat berupa kompensasi finansial maupun non-finansial untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam mewujudkan tujuan organisasi. 2. Tujuan Sistem Reward (Kompensasi) Menurut Schuler dan Jackson (dalam Hasanah, 2013:38) kompensasi dapat digunakan untuk: a. Menarik orang-orang yang potensial atau berkualitas untuk bergabung dengan perusahaan Dalam hubungannya dengan upaya rekrutmen, program kompensasi yang baik dapat membantu untuk mendapatkan orang yang potensial atau berkualitas sesuai dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan karena orang-orang dengan kualitas yang baik akan merasa tertantang untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu, dengan kompensasi yang dianggap layak dan cukup baik. b. Mempertahankan karyawan yang baik Jika program kompensai dirasakan adil secara internal dan kompetitif secara eksternal, maka karyawan yang baik (yang ingin dipertahankan oleh perusahaan) akan merasa puas. Sebaliknya, apabila kompensasi

17 dirasakan tidak adil maka akan menimbulkan rasa kecewa, sehingga karyawan yang baik akan meninggalkan perusahaan. Oleh karena itu agar dapat mempertahankan karyawan yang baik, maka program kompensasi dibuat sedemikian rupa, sehingga karyawan yang potensial akan merasa dihargai dan bersedia untuk tetap bertahan di perusahaan. c. Meraih keunggulan kompetitif Adanya program kompensasi yang baik akan memudahkan perusahaan untuk mengetahui apakah besarnya kompensasi masih merupakan biaya yang signifikan untuk menjalankan bisnis dan meraih keunggulan kompetitif. Apabila sudah tidak signifikan lagi, maka perusahaan mungkin akan beralih dengan menggunakan sistem komputer dan mengurangi jumlah tenaga kerjanya atau berpindah ke daerah yang tenaga kerjanya lebih murah. d. Memotivasi karyawan dalam meningkatkan produktivitas atau mencapai tingkat kinerja yang tinggi Dengan adanya program kompensasi yang dirasakan adil, maka karyawan akan merasa puas dan sebagai dampaknya tentunya akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya e. Melakukan pembayaran sesuai aturan hukum Dalam hal ini kompensasi yang diberikan kepada karyawan disesuaikan dengan aturan hukum yang berlaku. Contoh, sesuai peraturan pemerintah patokan minimal pemberian upah yang berlaku saat ini adalah sebesar

18 UMR (upah minimum regional), maka perusahaan harus memberikan kompensasi kepada karyawannya minimum sebesar UMR tersebut. f. Memudahkan sasaran strategis Suatu perusahaan mungkin ingin menjadi tempat kerja yang menarik, sehingga dapat menarik pelamar-pelamar terbaik. Kompensasi dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai sasaran ini dan dapat juga dipakai untuk mencapai sasaran strategis lainnya, seperti pertumbuhan yang pesat, kelangsungan hidup dan inovasi. g. Mengokohkan dan menentukan struktur Sistem kompensasi dapat membantu menentukan struktur organisasi, sehingga berdasarkan hierarki statusnya, maka orang-orang dalam suatu posisi tertentu dapat mempengaruhi orang-orang yang ada di posisi lainnya. Tujuan dari pemberian kompensasi tersebut saling terkait, artinya apabila pemberian kompensasi tersebut mampu mengundang orang-orang yang potensial untuk bergabung dengan perusahaan dan membuat karyawan yang baik untuk tetap bertahan di perusahaan, serta mampu memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya, berarti produktifitas juga akan meningkat dan perusahaan dapat menghasilkan produk dengan harga yang kompetitif, sehingga perusahaan lebih dimungkinkan untuk dapat mencapai sasaran strategisnya yaitu mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan usaha.

19 3. Manfaat Reward Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001) Reward menghasilkan dua macam manfaat, antara lain : a. Memberikan Informasi Reward dapat menarik perhatian personil dan memberi informasi atau menginggatkan mereka tentang pentingnya sesuatu yang diberi reward dibandingkan dengan hal yang lain. b. Memberikan motivasi Reward akan meningkatkan motivasi personil terhadap ukuran kinerja, sehingga membantu personil dalam memutuskan bagaimana mereka mengalokasikan waktu dan usaha mereka. 4. Pengelompokan Reward Berdasarkan pengelompokannya, menurut Mulyadi dan Setyawan (2001) reward dapat digolongkan kedalam dua kelompok yaitu : a. Reward Intrinsik Adalah reward yang berupa rasa puas diri yang diperoreh seseorang yang telah berhasil menyelesaikan pekerjaannnya dengan baik dan telah mencapai sasaran tertentu. Untuk meningkatkan reward intrinsik manajemen dapat menggunakan berbagai teknik seperti penambahan tanggung jawab, partisipasi dalam pengambilan keputusan dan usaha lain yang meningkatkan harga diri seseorang yang mendorong orang untuk menjadi baik.

20 b. Reward Ekstrinsik Merupakan kompensasi yang diberikan kepada personil, terdiri dari : 1) Kompensasi langsung adalah pembayaran langsung berupa gaji atau upah pokok, honorarium lembur dan hari libur, pembagian laba, pembagian saham dan berbagai bonus lain yang didasarkan atas kinerja personil. 2) Kompensasi tidak langsung adalah semua pembayaran untuk kesejahteraan personil seperti asuransi kecelakaan, asuransi hari tua, honorarium liburan, tunjangan masa sakit. 3) Kompensasi non moneter. Berupa sesuatu yang secara ekstra diberikan secara ekstra oleh perusahaan kepada personilnya. Distribusi reward ekstrinsik baik yang langsung, tidak langsung maupun non moneter memerlukan data hasil penilaian kinerja personil agar reward tersebut adil oleh personil yang menerima pengahargan Kinerja Manajerial Kinerja manajerial diartikan sebagai salah satu faktor penting dalam perusahaan, karena dengan meningkatnya kinerja manajerial diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Menurut Lubis (2005:21) menyatakan bahwa kinerja manajerial dapat diartikan sebagai penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu perusahaan, bagian dari perusahaan dan

21 karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Kinerja manajerial menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjalankan fungsi manajemen yang merupakan aktivitas bisnis, yang tentu selalu berkenaan dengan pengambilan keputusan (Widarsono, 2007:289). Mahoney et al. (dalam Mardiyah dan Listiningsih, 2005:568) menyatakan kinerja (performance) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kinerja manajerial adalah kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial, seperti: perencanaan, investigasi, koordinasi, pengaturan staf, negosiasi dan lain sebagainya. Narsa dan Yuniawati (2003:24), menyatakan kinerja manajerial adalah kinerja para individu dalam kegiatan manajerial. Kinerja personel meliputi delapan dimensi yaitu: a. Perencanaan, berarti kemampuan untuk menentukan suatu tujuan, kebijakan dan tindakan/pelaksanaan, penjadwalan kerja, penganggaran, merancang prosedur, dan pemrograman. b. Investigasi, yaitu kemampuan mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan, dan rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan, dan analisis pekerjaan. c. Pengkoordinasian, yaitu kemampuan melakukan tukar menukar informasi dengan orang lain di bagian organisasi yang lain untuk

22 mengkaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu bagian lain, dan hubungan dengan manajer lain. d. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk menilai dan mengukur proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan, penilaian pegawai, penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan, pemeriksaan produk. e. Pengawasan (supervision), yaitu kemampuan untuk mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, membimbing, melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani bawahan. f. Pengaturan staf (staffing), yaitu kemampuan untuk mempertahankan angkatan kerja dibagian anda, merekrut, mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan, mempromosikan dan mutasi pegawai. g. Negosiasi, yaitu kemampuan dalam melakukan pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawar menawar dengan wakil penjual, tawar-menawar secara kelompok. h. Perwakilan (representative), yaitu kemampuan dalam menghadiri pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara-acara kemasyarakatan, pendekatan kemasyarakatan, mempromosikan tujuan umum perusahaan.

23 2.1.5 Profit Center 1. Pengertian Profit Center Menurut Halim et al. (2010) menyatakan bahwa profit center merupakan suatu pusat pertanggungjawaban yang prestasinya diukur atas dasar laba yang diperoleh. Profit center dapat berbentuk divisi apabila kegiatan-kegiatan fungsionalnya dilaksanakan oleh unit-unit kerja dalam lingkup satu organisasi. Profit center juga merupakan tempat pelatihan yang baik untuk menjadi seorang manajer yang handal karena profit center hampir sama dengan perusahaan yang berdiri sendiri sehingga manajer dilatih untuk mengelola semua fungsi yang ada pada bagiannya. Sedangkan menurut Sumarsan (2010:124) profit center adalah pusat pertanggungjawaban yang terbaik tetapi dapat memunculkan perselisihan antar unit bisnis karena saling bersaing untuk meningkatkan laba masing-masing divisinya. Menurut Anthony dan Govindarajan (2002:181) profit center adalah suatu unit organisasi yang pendapatan dan pengeluarannya diukur berdasarkan kondisi moneter. Dalam menetapkan sebuah profit center, suatu perusahan melimpahkan kewenangannya dalam pengambilan keputusan kepada tingkat yang lebih rendah yang memiliki informasi relevan. Hal ini dapat meningkatkan kecepatan dalam pembuatan keputusan, meningkatkan kualitas keputusan, memusatkan perhatian yang lebih besar untuk profitabilitas, dan memberikan pengukuran yang lebih luas atas kinerja manajemen.

24 Menurut Halim et al. (2010) pengukuran kinerja profit center menggunakan dua macam cara yaitu: a. Pengukuran kinerja manajemen, seberapa baiknya seorang manajer dalam memimpin unit atau pusat pertanggungjawaban sehingga manajer diukur sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Pengukuran seperti ini biasanya digunakan untuk perencanaan, koordinasi, dan pengawasan aktivitas harian. b. Pengukuran kinerja ekonomi, sejauh mana profit center sebagai unit kegiatan ekonomi dapat mencapai atau memenuhi anggaran labanya. 2. Manfaat dan Keunggulan dari Profit center Menurut Sumarsan (2010:124), perusahaan yang menggunakan profit center memiliki manfaat dan keunggulan sebagai berikut: a. Adanya kesempatan untuk menilai kembali setiap kegiatan dan memeriksa kembali kebijakan dan program. b. Meningkatkan koordinasi dalam organisasi sehingga para manajer lebih bebas dan cepat untuk mengambil keputusan untuk mencapai tujuan perusahaan. c. Profit center menyediakan suatu tolak ukur untuk mengevaluasi kinerja aktual dan meningkatkan kemampuan dari individu-individu. Sedangkan menurut Anthony dan Govindarajan (2002:169) profit center dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Kualitas keputusan dapat meningkat karena keputusan dibuat oleh para manajer yang paling dekat dengan titik keputusannya.

25 b. Kecepatan dari keputusan-keputusan operasional dapat meningkat karena tidak perlu mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat. c. Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian sehingga dapat lebih berkosentrasi pada hal-hal yang lebih luas. d. Dapat memberikan dasar pelatihan yang sempurna bagi manajemen umum karena profit center mirip dengan perusahaan yang independen. e. Kesadaran laba dapat ditingkatkan karena para manajer yang bertanggung jawab atas laba akan selalu mencari cara untuk meningkatkan labanya. f. Profit center memberikan informasi yang siap pakai bagi manajemen tingkat atas mengenai profitabilitas dari komponen-komponen individual perusahaan. g. Profit center sangat responsif terhadap tekanan untuk meningkatkan kinerja kompetitif. 2.2 Penelitian Terdahulu 1. Mardiyah dan Listianingsih (2005) Penelitian yang dilakukan Mardiyah dan Listianingsih (2005) berjudul Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Reward, dan Profit Center terhadap Hubungan antara Total Quality Manajemen dengan Kinerja Manajerial. Variabel independennya adalah Total Quality Manajemen ( ), sistem pengukuran

26 kinerja ( ), sistem reward ( ), Profit Center ( ), sedangkan untuk variabel dependennya adalah Kinerja Manajerial (Y). Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesisnya adalah regresi berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS for Windows. Target penelitian adalah manajer tingkat menengah dan manajer pemasaran pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Sampel yang digunakan sebanyak 150 kuesioner. Hasil pengujian yang dilakukan adalah (1) ada pengaruh interaksi TQM dan sistem pengukuran kinerja terhadap kinerja manajerial, (2) ada pengaruh interaksi TQM dan sistem reward terhadap kinerja manajerial, (3) tidak ada pengaruh interaksi TQM dan profit center terhadap kinerja manajerial. 2. Yuliana et. al (2012) Penelitian yang dilakukan oleh Yuliana et. al (2012) berjudul Pengaruh Penerapan TQM terhadap Kinerja Manajerial dengan Budaya Organisasi, Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan sebagai Variabel Moderating. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis linier berganda dengan 105 responden. Populasi penelitiannya adalah 21 bank yang beroperasional di Banda Aceh yang masing-masing diwakili oleh 5 orang manajer tingkat menengah. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) adanya pengaruh Total Quality Manajemen terhadap kinerja manajerial, (2) adanya pengaruh interaksi antara Total Quality Manajemen dan sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial, (3)

27 Tidak ditemukan pengaruh interaksi Total Quality Management dengan budaya organisasi dan sistem pengukuran kinerja terhadap kinerja manajerial. 3. Probowati (2005) Penelitian yang dilakukan oleh Probowati (2005) berjudul Pengaruh Teknik Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan serta Perilaku Manajer sebagai Variabel Moderating, Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Skala Besar di Semarang. Responden adalah manajer dari tingkat menengah dengan kuesioner sebanyak 36 kuesioner dari 12 perusahaan manufakturr berskala besar di Semarang. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasilnya ditemukan bukti terdapat hasil yang signifikan dalam interaksi antara Total Quality Management (TQM) dengan Sistem Pengukuran Kinerja. Juga ditemukan bukti bahwa interaksi antara Total Quality Management (TQM) dengan Perilaku Manajer dan Total Quality Management (TQM) dengan Sistem Penghargaan terhadap Kinerja Manajerial tidak signifikan. 4. Narsa dan Yuniawati (2003) Penelitian yang dilakukan oleh Narsa dan Yuniawati (2003) berjudul Pengaruh Interaksi antara Total Quality Manajemen dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan terhadap Kinerja Manajerial, Studi Empiris pada PT Telkom Divre V Surabaya. Variabel independennya adalah sistem pengukuran kinerja ( ), sistem penghargaan ( ), TQM ( ), Interaksi antara Sistem

28 Pengukuran dengan TQM ( ), Interaksi antara Sistem Penghargaan dengan TQM ( ), sedangkan untuk variable dependennya adalah Kinerja Manajerial (Y). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain survey. Responden adalah senior manajer dan staff dengan sampel berjumlah 54 orang dari total populasi 90 orang. Teknik analisis data untuk pengujian hipotesis menggunakan regresi linier berganda. Hasil pengujian mengatakan bahwa gagal menolak, artinya interaksi antara sistem penghargaan dengan TQM ( ) pengaruhnya tidak signifikan terhadap kinerja manajerial dan secara simultan semua variable yang diuji berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. 5. Suprantiningrum (2002) Penelitian yang dilakukan oleh Suprantiningrum (2002) yang berjudul Pengaruh Total Quality Manajemen (TQM) terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan (Reward) sebagai Variabel Moderating, Studi Empiris pada Hotel di Indonesia. Variabel independennya adalah Total Quality Manajemen (TQM), Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan (Reward) sedangkan untuk variabel dependennya adalah Kinerja Manajerial. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Kategori responden dalam penelitian ini adalah para manajer tingkat menengah dengan sampel sebanyak 79 responden. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi berganda (multiple regression) dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Hasil dari penilitian menunjukkan bahwa (1) TQM berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial, (2) Interaksi TQM dengan sistem reward berpengaruh positif

29 terhadap kinerja manajerial, (3) Interaksi TQM dengan sistem pengukuran kinerja tidak mempengaruhi kinerja manajerial. 6. Hasanah (2013) Penelitian yang dilakukan Hasanah (2013) yang berjudul Pengaruh Total Quality Manajemen terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan sebagai Variabel Moderating, Studi Empiris pada staf Akuntansi Perusahaan Jasa di Wilayah Jakarta dan Tanggerang. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi berganda dengan sampel 80 responden. Responden dalam penelitian ini adalah para staf divisi akuntansi yang meliputi para manajer dan karyawan yang bekerja pada divisi akuntansi perusahaan jasa di Jakarta dan Tanggerang. Hasil penelitian menyatakan bahwa (1) Total Quality Manajemen berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial, (2) Interaksi antara TQM dan sistem pengukuran kinerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial, (3) Interaksi antara TQM dan sistem penghargaan tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. 7. Mintje (2013) Penelitian yang dilakukan oleh Mintje (2013) yang berjudul Pengaruh TQM, Sistem Penghargaan dan Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Air Manado. Variabel penelitian ini terdiri dari tiga variable independen yaitu (sistem penghargaan), (TQM), (sistem pengukuran kinerja), dan satu variabel Y (kinerja manajerial). Analisisnya menggunakan regresi berganda dengan 43 responden yang terdiri atas karyawan dalam level manajerial meliputi

30 kepala unit, kepala bagian, dan kepala seksi yang bekerja minimal 1 tahun di PT. Air Manado. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Sistem Penghargaan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Manajerial, (2) Terdapat pengaruh yang tidak signifikan dari Total Quality Manajemen (TQM) terhadap Kinerja Manajerial, (3) Sistem Pengukuran Kinerja berpengaruh signifikan terdapat Kinerja Manajerial.

31 Berikut ini rangkuman hasil penelitian-penelitian terdahulu. Tabel 1 Hasil Penelitian Terdahulu NO. JUDUL, PENELITI dan ALAT ANALISIS HASIL PENELITIAN TAHUN dan SAMPEL 1. Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Reward, dan Profit Center terhadap Hubungan antara Total Quality Manajemen dengan Kinerja Manajerial (Mardiyah dan Listianingsih, 2005) 2. Pengaruh Penerapan TQM terhadap Kinerja Manajerial dengan Budaya Organisasi, Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan sebagai Variabel Moderating. (Yuliana et. al, 2012) Analisis Regresi berganda Sampel : 150 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Analisis linier berganda dengan Sampel : 105 responden dari 21 bank yang beroperasional di Banda Aceh 1. Ada pengaruh interaksi TQM dan sistem pengukuran kinerja terhadap kinerja manajerial, 2. Ada pengaruh interaksi TQM dan sistem reward terhadap kinerja manajerial, 3. Tidak ada pengaruh interaksi TQM dan profit center terhadap kinerja manajerial. (1) adanya pengaruh Total Quality Manajemen terhadap kinerja manajerial, (2) adanya pengaruh interaksi antara Total Quality Manajemen dan sistem penghargaan terhadap kinerja manajerial, (3) Tidak ditemukan pengaruh interaksi Total Quality Management dengan budaya organisasi dan sistem pengukuran kinerja terhadap kinerja manajerial. Bersambung pada halaman berikutnya

32 Tabel 1 (lanjutan) 3. Pengaruh Teknik Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan serta Perilaku Manajer sebagai Variabel Moderating, Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Skala Besar di Semarang. Analisis Regresi Berganda Sampel : Manajer dari tingkat menengah dengan kuesioner sebanyak 36 kuesioner dari 12 perusahaan manufakturr berskala besar di Semarang. (1) terdapat hasil yang signifikan dalam interaksi antara Total Quality Management (TQM) dengan Sistem Pengukuran Kinerja. (2) bahwa interaksi antara Total Quality Management (TQM) dengan Perilaku Manajer dan Total Quality Management (TQM) dengan Sistem Penghargaan terhadap Kinerja Manajerial tidak signifikan. (Probowati, 2005) 4. Pengaruh Interaksi antara Total Quality Manajemen dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan terhadap Kinerja Manajerial, Studi Empiris pada PT Telkom Divre V Surabaya. Analisis Regresi Linier Berganda Sampel : Senior manajer dan staff dengan responden berjumlah 54 orang 1. Interaksi antara sistem penghargaan dengan TQM ( ) pengaruhnya tidak signifikan terhadap kinerja manajerial, 2. Secara simultan semua variable yang diuji berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. (Narsa dan Yuniawati,

33 2003) Bersambung pada halaman berikutnya Tabel 1 (lanjutan) 5. Pengaruh Total Quality Manajemen (TQM) terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan (Reward) sebagai Variabel Moderating, Studi Empiris pada Hotel di Indonesia Suprantiningrum (2002) 6. Pengaruh Total Quality Manajemen terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan sebagai Variabel Moderating, Studi Analisis Regresi Berganda Sampel : Para manajer tingkat menengah dengan responden sebanyak 79 orang Analisis Regresi Berganda Sampel : 80 responden para staf 1. TQM berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial, 2. Interaksi TQM dengan sistem reward berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial, 3. Interaksi TQM dengan sistem pengukuran kinerja tidak mempengaruhi kinerja manajerial. 1. Total Quality Manajemen berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja manajerial, 2. Interaksi antara TQM dan sistem pengukuran kinerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

34 Empiris pada staf Akuntansi Perusahaan Jasa di Wilayah Jakarta dan Tanggerang. (Hasanah, 2013) divisi akuntansi yang meliputi para manajer dan karyawan manajerial, 3. Interaksi antara TQM dan sistem penghargaan tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Bersambung pada halaman berikutnya Tabel 1 (lanjutan) 7. Pengaruh TQM, Sistem Penghargaan dan Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Air Manado (Mintje, 2013) Analisis Regresi Berganda Sampel : 43 responden yang terdiri atas karyawan dalam level manajerial 1. Sistem Penghargaan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Manajerial, 2. Terdapat pengaruh yang tidak signifikan dari Total Quality Manajemen (TQM) terhadap Kinerja Manajerial, 3. Sistem Pengukuran Kinerja berpengaruh signifikan terdapat Kinerja Manajerial.

35 2.3 Rerangka Pemikiran Berdasarkan landasan teoritis dari penerapan diatas, maka rerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Lingkungan perusahaan yang semakin kuat pada era globalisasi ini membuat perusahaan di Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah untuk meningkatkan mutu dan keunggulan daya saing Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Reward terhadap Hubungan antara Total Quality Management dengan Kinerja Manajerial Profit Center TQM ( ) Kinerja Manajerial Profit Center (Y) Sistem Pengukuran Kinerja ( ) Sistem Reward ( ) Metode Analisis: Regresi Berganda Uji Kualitas Data: a. Uji Validitas b.uji Reliabilitas Uji Asumsi Klasik: a. Uji Multikolonieritas b.uji Heteroskedastisitas c. Uji Normalitas Uji Hipotesis: a. Uji Koefisiensi Determinasi b.uji Regresi secara Parsial

36 Hasil Penelitian dan Pembahasan Simpulan dan Saran Gambar 2 Skema Rerangka Pemikiran 2.4 Pengembangan Hipotesis Pengaruh Interaksi TQM dengan Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kinerja Manajerial Profit Center Menurut Mardiyah dan Listianingsih (2005:571) berpendapat bahwa sistem pengukuran kinerja memiliki hubungan dengan praktik penerapan TQM. Dengan sistem pengukuran kinerja yang terdiri dari serangkaian ukuran akan dapat menilai kinerja manajerial, pengukuran kinerja dapat memberikan informasi untuk mengambil keputusan tentang promosi dan gaji. Halim et al. (2010) mengatakan bahwa penerapan sistem pengukuran kinerja akan membantu manajer dalam melihat bisnis dari empat perspektif penting yaitu: (1) perspektif keuangan, (2) prespektif bisnis internal, (3) perspektif pelanggan, dan (4) prespektif pembelajaran dan pertumbuhan. Menurut Kren (dalam Sianipar, 2013:9) menyatakan bahwa informasi kinerja yang komprehensif dari sistem pengukuran kinerja akan memberikan informasi yang lebih spesifik dan relevan untuk proses pengambilan kepurusan, sehingga dapat meningkatkan kinerja manajerial. Suprantiningrum (2002:27) menyatakan bahwa interaksi dalam penerapan TQM bersama frekuensi pelaporan

37 ukuran kinerja pada para karyawan akan menghasilkan kinerja karyawan yang tinggi. Menurut Wibowo (2011: 230) Dengan memberikan pertimbangan secara berhati-hati pada desain dan pengembangan sistem pengukuran kinerja yang telah ada, dapat diperoleh informasi terkait kinerja yang lebih bermakna, dapat dipergunakan, dan nilai tambah yang benar. Adapun tujuan ukuran kinerja adalah untuk memberikan bukti apakah hasil yang diinginkan telah dicapai atau belum dan apakah muatan yang terdapat di tempat pekerja memproduksi hasil tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Mardiyah dan Listianingsih (2005:579) menunjukan bahwa interaksi TQM dan sistem pengukuran kinerja berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hal ini berbeda dengan hasi penelitian yang dilakukan oleh Suprantiningrum (2002:56) yang menunjukan bahwa interaksi TQM dengan sistem pengukuran kinerja tidak mempengaruhi kinerja manajerial. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatifnya adalah sebagai berikut: : Interaksi TQM dengan sistem pengukuran kinerja berpengaruh terhadap kinerja manajerial profit center. TQM Kinerja Manajerial Profit center Sistem Pengukuran Kinerja Gambar 3 Model Pengaruh Interaksi TQM dengan Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kinerja Manajerial Profit Center

38 2.4.2 Pengaruh Interaksi TQM dengan Sistem Reward terhadap Kinerja Manajerial Profit Center Menurut Blocher (dalam Ningrum, 2012:5), Penerapan TQM, peranan penghargan dan pengakuan prestasi karyawan serta sistem promosi merupakan motivasi untuk mencapai sasaran perusahaan. Struktur penghargaan dan pengakuan yang baik yang dibuat berdasarkan ukuran kualitas dapat menjadi pendorong yang kuat dalam mempromosikan TQM diperusahaan. Usaha dan perkembangan tidak akan banyak diperoleh jika perusahaan tidak melakukan Perubahan dalam sistem penghargaan. Ichniowski et al. (dalam Hasanah, 2013:53) menyatakan bahwa kinerja yang tinggi pada dasarnya tergantung pada program pemberian reward jika dihubungkan dengan pekerjaan yang mendukung meliputi penilaian kerja, informasi yang merata, dan keamanan kerja. Sedangkan menurut Porter (dalam Sianipar, 2013:10) menyatakan bahwa usaha seseorang manajer untuk berprestasi ditentukan oleh dua faktor yaitu keyakinan manajer terhadap kemungkinan kinerja mendatangkan reward dan nilai reward (penghargaan). Jika seorang Manajer berkeyakinan yang tinggi untuk di beri reward, maka hal ini akan mempertinggi usahanya. Sebaliknya, jika kinerja mempunyai kemungkinan kecil untuk mendapatkan reward, maka hal ini akan menurunkan usaha seseorang untuk berprestasi. Narsa dan Yuniawati (2003:25) Sistem penghargaan yang diberikan manajer yang kemungkinan memberikan rasa adil dan kepuasaan atau pemberian kompensasi yang lebih baik kepada para manajer akan memotivasi mereka dalam

39 meningkatkan kinerjanya. Menurut Tjiptono (2001:140) Apabila perusahaan mengetahui kinerja karyawannya kurang baik, sementara fasilitas yang ada sudah dianggap memadai, maka perlu diperhatikan kembali sistem penghargaan yang digunakan untuk meningkat motivasi (kemauan) para karyawannya. Adanya penghargaan (reward) dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong memotivasi karyawan untuk bekerja dengan baik sesuai tanggung jawabnya bahkan melebihi target pekerjaan yang telah ditetapkan perusahaan. Sistem penghargaan dan hukuman dirancang untuk memacu kinerja para manajer dalam mengelola biaya dan pendapatan untuk mencapai target yang dicantumkan dalam anggaran. Atas dasar evaluasi penyebab terjadinya penyimpangan biaya atau pendapatan yang direalisasikan dari biaya yang dianggarkan, para manajer secara individual diberi penghargaan dan hukuman menurut sistem penghargaan dan hukuman yang ditetapkan (Mariskha, 2006:16). Penelitian yang dilakukan oleh Mardiyah dan Listianingsih (2005:579) menunjukan bahwa Ada pengaruh interaksi TQM dan sistem reward terhadap kinerja manajerial, namun arah hubungannya negatif. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Putro (2010:70) yang menyatakan adanya pengaruh antara interaksi TQM dan sistem reward terhadap kinerja manajerial dimana TQM dan sistem reward berpengaruh terhadap kinerja manajeria. Suprantiningrum (2002:57) menyatakan bahwa interaksi penerapan TQM dengan sistem reward berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial diterima. Hasil temuan tersebut menunjukan bahwa interaksi antara TQM dan sistem reward berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

40 berikut: Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatifnya adalah sebagai : Interaksi TQM dengan sistem reward berpengaruh terhadap kinerja manajerial profit center. TQM Kinerja Manajerial Profit Center Sistem Reward Gambar 4 Model Pengaruh Interaksi TQM dengan Sistem Reward terhadap Kinerja Manajerial Profit Center

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan perusahaan yang semakin kuat pada era globalisasi ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan perusahaan yang semakin kuat pada era globalisasi ini membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan perusahaan yang semakin kuat pada era globalisasi ini membuat perusahaan di Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah untuk meningkatkan mutu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Total Quality Management Pengertian kualitas menurut Goetsch dan Davis yang dikutip oleh Nasution (2010:3): Suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) juga diartikan sebagai pendekatan yang berfokus pada pelanggan

Lebih terperinci

Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan

Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan Penerapan Total Quality Management (TQM) Dalam Perusahaan Abstract Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) perusahaan adalah merupakan elemen yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya implementasi TQM

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Total quality management secara harafiah berasal dari kata total yang

BAB II URAIAN TEORITIS. Total quality management secara harafiah berasal dari kata total yang 8 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Total Quality Management Total quality management secara harafiah berasal dari kata total yang berarti keseluruhan atau terpadu, quality yang berarti

Lebih terperinci

Kuesioner. Dalam rangka penelitian ilmiah, saya memerlukan informasi untuk mendukung penelitian yang saya

Kuesioner. Dalam rangka penelitian ilmiah, saya memerlukan informasi untuk mendukung penelitian yang saya Kuesioner Perihal: Permohonan kesediaan menjadi responden Kepada Yth. Bapak/ Ibu Manajer Tingkat Atas/Menengah/Bawah.. Dengan hormat, Yang mengirim kuisioner ini: Nama Status : Adrianus Yanuar : Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Total Quality Management 1. Pengertian Total Quality Management Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total Quality Management merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB 1` PENDAHULUAN. Apapun yang dikerjakan oleh manusia baik secara individu maupun

BAB 1` PENDAHULUAN. Apapun yang dikerjakan oleh manusia baik secara individu maupun BAB 1` PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Apapun yang dikerjakan oleh manusia baik secara individu maupun kelompok, mandiri maupun di bawah kendali orang lain, pasti bertujuan untuk mencapai sesuatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Garrison (2000: 23) kendala atau constraint adalah segala sesuatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Garrison (2000: 23) kendala atau constraint adalah segala sesuatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management 1. Pengertian Total Quality Management Menurut Garrison (2000: 23) kendala atau constraint adalah segala sesuatu yang menghambat Anda untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam negeri, namun juga luar negeri. Perusahaan harus memproduksi barang / jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam negeri, namun juga luar negeri. Perusahaan harus memproduksi barang / jasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan globalisasi dan perdagangan bebas membuat dunia bisnis semakin dinamis. Persaingan yang harus dihadapi suatu perusahaan bukan hanya berasal dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia usaha di Indonesia mengalami perubahan ketika memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas. Hal ini dikarenakan Indonesia terlibat dalam kawasan perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi Total Quality Management (TQM) kerena TQM membutuhkan usaha

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi Total Quality Management (TQM) kerena TQM membutuhkan usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapai era persaingan global, setiap perusahaan harus menghadapi persaingan ketat dengan perusahaan-perusahaan dari seluruh dunia. Meningkatnya intensitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1999) dalam bentuk kinerja manajer berdasarkan pada fungsi manajemen klasik yang. penganggaran, pemprograman dan lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1999) dalam bentuk kinerja manajer berdasarkan pada fungsi manajemen klasik yang. penganggaran, pemprograman dan lainnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Manajerial Penilaian kinerja manajerial menurut Mahoney, dkk (1963 dalam Zainul, 1999) dalam bentuk kinerja manajer berdasarkan pada fungsi manajemen klasik yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan mutu produk yang dihasilkan baik barang atau jasa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan mutu produk yang dihasilkan baik barang atau jasa. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan usaha yang semakin ketat saat ini menuntut perusahaan untuk memperhatikan mutu produk yang dihasilkan baik barang atau jasa. Hal ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh penerapan total quality management (TQM),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh penerapan total quality management (TQM), BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang pengaruh penerapan total quality management (TQM), sistem akuntansi manajemen dan ketidakpastian lingkungan terhadap return on asset (ROA) pada rumah sakit swasta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan sangat pesat pada masa perdagangan bebas

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan sangat pesat pada masa perdagangan bebas BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan sangat pesat pada masa perdagangan bebas seperti saat sekarang. Persaingan global ini memberikan banyak pilihan kepada konsumen, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi dalam bisnis menjadikan setiap perusahaan dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi dalam bisnis menjadikan setiap perusahaan dalam negeri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang terjadi dalam bisnis menjadikan setiap perusahaan dalam negeri harus berbenah agar menghasilkan produk berkualitas yang efektif dan efisien

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN SEBAGAI PEMODERASI HUBUNGAN TQM DENGAN KINERJA MANAJERIAL PROFIT CENTER

SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN SEBAGAI PEMODERASI HUBUNGAN TQM DENGAN KINERJA MANAJERIAL PROFIT CENTER SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN SEBAGAI PEMODERASI HUBUNGAN TQM DENGAN KINERJA MANAJERIAL PROFIT CENTER Septi Dwi Anggeraini chepty_ndud@yahoo.co.id Kurnia Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM REWARD TERHADAP HUBUNGAN ANTARA TOTAL QUALITY MANAGEMENT DENGAN KINERJA MANAJERIAL PADA PT

PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM REWARD TERHADAP HUBUNGAN ANTARA TOTAL QUALITY MANAGEMENT DENGAN KINERJA MANAJERIAL PADA PT PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM REWARD TERHADAP HUBUNGAN ANTARA TOTAL QUALITY MANAGEMENT DENGAN KINERJA MANAJERIAL PADA PT. NOER TRANSPORT TAMA WISATA SKRIPSI Oleh : FIRSTCHA NOVIYANTI 0613015020

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Total Quality Management (TQM), apakah di perusahaan ini prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Total Quality Management (TQM), apakah di perusahaan ini prinsip-prinsip 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian PT. Gudang Garam Tbk sebuah perusahaan besar yang bergerak dibidang industri rokok didirikan pada tahun 1958 oleh Surya Wonowidjoyo, perusahaan telah mencatatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam suatu instansi pemerintah maupun swasta sangat diperlukan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam suatu instansi pemerintah maupun swasta sangat diperlukan adanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu instansi pemerintah maupun swasta sangat diperlukan adanya produktivitas kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Produktivitas kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Pada dasarnya manusia bekerja ingin memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itulah seorang karyawan mulai menghargai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menguraikan pengertian Teknologi Informasi, Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menguraikan pengertian Teknologi Informasi, Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menguraikan pengertian Teknologi Informasi, Sistem pengukuran Kinerja, Sistem Reward, Total Quality Manajement, dan Sistem Kinerja. Menjabarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu sistem yang

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu sistem yang 10 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu sistem yang memperbaikan terus menerus tentang kualitas. Adapun pengertian kualitas menurut para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus ditingkatkan agar mampu bersaing dengan negara lain. Salah satu cara untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan dicapai, baik berupa laba yang maksimal, kelangsungan hidup, dan

BAB I PENDAHULUAN. akan dicapai, baik berupa laba yang maksimal, kelangsungan hidup, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan persaingan dunia bisnis dewasa ini mengharuskan perusahaan untuk memandang lebih jauh ke depan berguna untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

DAFTAR KUESIONER Relatif sedikit sedang relatif banyak

DAFTAR KUESIONER Relatif sedikit sedang relatif banyak DAFTAR KUESIONER Quality Management (TQM) (dikembangkan oleh Snell dan Dean, 1992) Mohon Bapak/Ibu/Saudara/I memberi penilaian atas pernyataan berikut, mengenai penerapan Quality Management (TQM) dilingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajer dan staf yang

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajer dan staf yang BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajer dan staf yang bekerja pada perusahaan BUMN yang ada di Bandarlampung. Dari empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lingkungan bisnis saat ini begitu pesat, kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lingkungan bisnis saat ini begitu pesat, kondisi ini BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan lingkungan bisnis saat ini begitu pesat, kondisi ini memberikan peluang sekaligus tantangan bagi perusahaan untuk dapat bertahan dalam menjalankan

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. RAFATEX. DI SIDOARJO

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. RAFATEX. DI SIDOARJO PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. RAFATEX. DI SIDOARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Deddi et al. (2007)

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Deddi et al. (2007) BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Anggaran 2.1.1 Definisi Anggaran Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Deddi et al. (2007) dalam akuntansi sektor publik mendefinisikan anggaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai. secara sistematis untuk satu periode.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai. secara sistematis untuk satu periode. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian, Fungsi, dan Klasifikasi Anggaran Anggaran sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk DI GRESIK

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk DI GRESIK PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk DI GRESIK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN TINGKAT KESULITAN TARGET ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN SISTEM REWARD

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN TINGKAT KESULITAN TARGET ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN SISTEM REWARD PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN TINGKAT KESULITAN TARGET ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN SISTEM REWARD SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survey pada Perusahaan Manufaktur di Sukoharjo) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mereka yang memiliki komitmen tinggi cenderung lebih bertahan dan rendah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mereka yang memiliki komitmen tinggi cenderung lebih bertahan dan rendah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komitmen Organisasi Komitmen organisasi merupakan loyalitas individu terhadap organisasi. Mereka yang memiliki komitmen tinggi cenderung lebih bertahan dan rendah absensinya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut (Suyadi, 1999) Performance (kinerja) adalah hasil kerja yang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut (Suyadi, 1999) Performance (kinerja) adalah hasil kerja yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Manajerial Menurut (Suyadi, 1999) Performance (kinerja) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian

BAB II LANDASAN TEORI. manusia, benda, situasi dan organisasi. Dalam organisasi pengendalian 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengendalian Manajemen Pengendalian pada umumnya adalah proses mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengendalian

Lebih terperinci

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. penerapan TQM terhadap kinerja perusahaan. 1. Musran Munizu, Surachman, Ubud Salim dan Solimun (2011)

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. penerapan TQM terhadap kinerja perusahaan. 1. Musran Munizu, Surachman, Ubud Salim dan Solimun (2011) Bab II TINJAUAN PUSTAKA Berikut ini akan menguraikan tentang dasar-dasar teori yang mana menjadi rujukan atau acuan peneliti dalam melakukan penelitian tentang pengaruh penerapan TQM terhadap kinerja perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Setiap organisasi tentunya mempunyai berbagai tujuan yang hendak dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber dayanya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. nasional kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini memunculkan persaingan yang begitu ketat dalam dunia bisnis. Perusahaan yang dulu hanya bersaing di tingkat lokal, regional atau

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SAMSUNG ELEKTRONIK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. GARAM (PERSERO) DI SURABAYA. Disusun Oleh :

PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. GARAM (PERSERO) DI SURABAYA. Disusun Oleh : PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. GARAM (PERSERO) DI SURABAYA Disusun Oleh : Anang Bagus Herianto 0613010059/FE/EA Telah dipertahankan di hadapan dan

Lebih terperinci

Dalam rangka memenuhi tugas akhir dalam menyusun skripsi sebagai. mahasiswa Program Sarjana Strata 1 Ilmu Akuntansi Universitas Katolik

Dalam rangka memenuhi tugas akhir dalam menyusun skripsi sebagai. mahasiswa Program Sarjana Strata 1 Ilmu Akuntansi Universitas Katolik Hal : Permohonan Mengisi Kuesioner Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr. Manajer PT. KUBOTA INDONESIA Jl. Setiabudi 279 Semarang Dengan Hormat, Dalam rangka memenuhi tugas akhir dalam menyusun skripsi sebagai mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang, persaingan dalam dunia usaha juga semakin ketat. Perusahaan merupakan salah satu pendukung perekonomian

Lebih terperinci

Kata Kunci: Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, Budaya Organisasi dan Kinerja Manajerial

Kata Kunci: Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja, Budaya Organisasi dan Kinerja Manajerial 1 Pengaruh Total Quality Management, Sistem Pengukuran Kinerja dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris Pada PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia) Feisal Ananta Pertiwi Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Remunerasi Menurut Panggabean (2004:75), remunerasi adalah setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas

Lebih terperinci

Pengertian Total Quality Management (TQM)

Pengertian Total Quality Management (TQM) Pengertian Total Quality Management (TQM) Untuk memahami Total Quality Management, terlebih dahulu perlu dijabarkan pengertian kualitas (quality), dan manajemen kualitas terpadu (Total Quality Management).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 ) BAB II LANDASAN TEORI A. Anggaran 1. Definisi Anggaran Rencana yang dapat disebut dengan anggaran adalah rencana yang terorganisir dan menyeluruh, yang dinyatakan dalam bentuk angka rupiah, dollar, atupun

Lebih terperinci

KUESIONER. Pengaruh Tingkat Kesesuaian Antara Persepsi Tentang Suatu Keinginan Untuk

KUESIONER. Pengaruh Tingkat Kesesuaian Antara Persepsi Tentang Suatu Keinginan Untuk KUESIONER Pengaruh Tingkat Kesesuaian Antara Persepsi Tentang Suatu Keinginan Untuk Ikut Berpartisipasi Dengan Suatu Kesempatan Untuk Berpartisipasi Terhadap Kinerja Manajerial : Komitmen Organisasi Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus pula bersaing dengan perusahaan-perusahaan dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus pula bersaing dengan perusahaan-perusahaan dari seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perusahaan sangat dinamis di abad perdagangan bebas seperti saat sekarang. Perkembangan perdagangan dunia menuntut perusahaanperusahaan yang sudah ada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 BAB II LANDASAN TEORI A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 Berdasarkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK ) No. 45 paragraf I (2004), menyatakan bahwa : Pernyataan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya komunikasi dan teknologi, perusahaan dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya komunikasi dan teknologi, perusahaan dihadapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan berkembangnya komunikasi dan teknologi, perusahaan dihadapkan pada persaingan yang semakin kompetitif. Tidak sedikit perusahaan yang tidak

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 4.10 Distribusi frekuensi pernyataan Kuantifikasi kemungkinan

DAFTAR TABEL. Tabel 4.10 Distribusi frekuensi pernyataan Kuantifikasi kemungkinan DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Penurunan Laba PT. Indosat tahun 2007 s/d 2012 (dalam Jutaan Rupiah)... Tabel 2.1 Penelitiaan Terdahulu... 28 Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel... 42 Tabel 3.2 Kriteria penilaian

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang terbuka. Era globalisasi ini telah muncul sebagai fenomena baru

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang terbuka. Era globalisasi ini telah muncul sebagai fenomena baru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, setiap bidang usaha memiliki banyak tantangan karena dunia usaha sudah berada di dalam era perdagangan bebas dan iklim investasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1. Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2005:40), biaya merupakan kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan yang selalu ingin dicapai oleh negara yang sedang berkembang seperti Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan yang selalu ingin dicapai oleh negara yang sedang berkembang seperti Indonesia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan yang selalu ingin dicapai oleh negara yang sedang berkembang seperti Indonesia adalah terwujudnya masyarakat yang adil, makmur, aman, dan sejahtera,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini setiap perusahaan dan industri bertahan di dalam perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk kategori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Defenisi Kinerja Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN. Berikut ini adalah kuesioner yang berkaitan dengan penelitian tentang PENGARUH KOMPENSASI DAN KEPUASAN TERHADAP KINERJA

KUESIONER PENELITIAN. Berikut ini adalah kuesioner yang berkaitan dengan penelitian tentang PENGARUH KOMPENSASI DAN KEPUASAN TERHADAP KINERJA KUESIONER PENELITIAN Berikut ini adalah kuesioner yang berkaitan dengan penelitian tentang PENGARUH KOMPENSASI DAN KEPUASAN TERHADAP KINERJA MANAJER PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI SEMARANG. Maka dari itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat dengan perusahaan lainnya dari seluruh dunia. Peran telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat dengan perusahaan lainnya dari seluruh dunia. Peran telekomunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ditengah-tengah era persaingan global setiap perusahaan harus menghadapi persaingan ketat dengan perusahaan lainnya dari seluruh dunia. Peran telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat melihat dan menggunakan peluang yang ada serta dapat mengidentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat melihat dan menggunakan peluang yang ada serta dapat mengidentifikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan ini, semakin sulit bagi manajer untuk membuat keputusan yang tepat karena masalah yang dihadapi semakin kompleks, oleh karena itu

Lebih terperinci

KUESIONER. Berikut ini terdapat sejumlah pertanyaan, yang saya harapkan Bapak/Ibu. bersedia untuk mengisinya. Bapak/Ibu cukup mengisikan data diri dan

KUESIONER. Berikut ini terdapat sejumlah pertanyaan, yang saya harapkan Bapak/Ibu. bersedia untuk mengisinya. Bapak/Ibu cukup mengisikan data diri dan KUESIONER CARA MENGISI Berikut ini terdapat sejumlah pertanyaan, yang saya harapkan Bapak/Ibu bersedia untuk mengisinya. Bapak/Ibu cukup mengisikan data diri dan memberikan tanda silang (X) pada pilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, semakin menghadapi banyak tantangan dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, semakin menghadapi banyak tantangan dengan tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di masa globalisasi seperti sekarang ini, batas ekonomi antara negara satu dengan yang lain menjadi hilang. Keadaan ini menyebabkan dunia bisnis, termasuk Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini banyak perusahaan baru dan bermunculannya konsumen yang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini banyak perusahaan baru dan bermunculannya konsumen yang lebih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini banyak perusahaan baru dan bermunculannya konsumen yang lebih kritis terhadap barang yang semakin bermutu. Dunia usaha di Indonesia sedang berkembang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Total Quality Management 2.1.1 Pengertian Total Quality Management Total Quality Management secara harfiah berasal dari kata total yang berarti keseluruhan atau terpadu, quality

Lebih terperinci

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Empiris Pada RSUD RAA Soewondo Pati) NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsistensi, bahkan lebih meningkatkan kualitas barang atau jasanya agar

BAB I PENDAHULUAN. konsistensi, bahkan lebih meningkatkan kualitas barang atau jasanya agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan perekonomian Indonesia tidak terlepas dari perkembangan era globalisasi. Dalam persaingan global, perusahaan dituntut untuk selalu menjaga konsistensi,

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGHARGAAN, DAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT.

ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGHARGAAN, DAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. ANALISIS PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT, SISTEM PENGHARGAAN, DAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. GARAM (PERSERO) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global (Nasution, 2015:17). Berubahnya lingkungan global telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. global (Nasution, 2015:17). Berubahnya lingkungan global telah membawa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan perusahaan selalu berubah. Dahulu perusahaan hanya bersaing pada tingkat regional dan nasional, sekarang mereka bersaing secara global (Nasution, 2015:17).

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini adalah Total Quality Management terbukti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Management berasal dari kata to manage yang berarti mengatur. Dalam hal mengatur akan timbul masalah, mengapa harus diatur, dan apa tujuan pengaturan tersebut.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah Total Quality Management yang dimoderasi oleh sistem penghargaan sebagai variabel

Lebih terperinci

Pengaruh Total Quality Management dan Sistem Reward terhadap Kinerja Manajerial (Kasus pada PTPN XI (PERSERO) Djatiroto Lumajang)

Pengaruh Total Quality Management dan Sistem Reward terhadap Kinerja Manajerial (Kasus pada PTPN XI (PERSERO) Djatiroto Lumajang) Zulaeha., Pengaruh Total Quality Management dan Sistem Reward terhadap Kinerja Manajerial... 1 Pengaruh Total Quality Management dan Sistem Reward terhadap Kinerja Manajerial (Kasus pada PTPN XI (PERSERO)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Tinjauan Umum Akuntansi Pertanggungjawaban. pertanggungjawaban terdiri dari beberapa elemen inti, yaitu :

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Tinjauan Umum Akuntansi Pertanggungjawaban. pertanggungjawaban terdiri dari beberapa elemen inti, yaitu : BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Tinjauan Umum Akuntansi Pertanggungjawaban Sistem akuntansi manajemen merupakan sistem yang memainkan peranan yang sangat penting dalam mengukur suatu

Lebih terperinci

Pengaruh Total Quality Management dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Manajerial (Studi pada Industri Pesawat Terbang PT Dirgantara Indonesia)

Pengaruh Total Quality Management dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Manajerial (Studi pada Industri Pesawat Terbang PT Dirgantara Indonesia) Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Pengaruh Total Quality Management dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Manajerial (Studi pada Industri Pesawat Terbang PT Dirgantara Indonesia) 1 Indah Permatasari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Telkom) yang sahamnya dimiliki sepenuhnya oleh Telkom. Pendirian PT TA. komunikasi tanpa batas bagi seluruh masyarakat indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. (Telkom) yang sahamnya dimiliki sepenuhnya oleh Telkom. Pendirian PT TA. komunikasi tanpa batas bagi seluruh masyarakat indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT. Telkom Akses atau yang disebut PT TA merupakan salah satu dari anak perusahaan BUMN yaitu PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) yang sahamnya dimiliki

Lebih terperinci

KUESIONER. Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, dan Kinerja Manajerial (Studi

KUESIONER. Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, dan Kinerja Manajerial (Studi KUESIONER Kuesioner ini disusun untuk memperoleh data data yang diperlukan untuk penelitian mengenai Sistem Akuntansi Manajemen Broadscope, Persepsi Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, dan Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dalam perkembangan Ekonomi Dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, Pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kompensasi telah dilakukan oleh Nurmala (2003) dengan judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa Total Quality

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa Total Quality BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Yaser Mansour Almansour (2012) Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa Total Quality Management merupakan sebuah pendekatan manajemen yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi menurut Sofyan Syafri Harahap dalam bukunya Teori Akuntansi adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik (BPS), 2010, Statistik Industri Besar dan Sedang Kota Semarang 2009, BPS, Semarang.

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik (BPS), 2010, Statistik Industri Besar dan Sedang Kota Semarang 2009, BPS, Semarang. 105 DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik (BPS), 2010, Statistik Industri Besar dan Sedang Kota Semarang 2009, BPS, Semarang. Badan Pusat Statistik (BPS), 2011, Statistik Industri Besar dan Sedang Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan sangat bergantung pada kinerja manajemen yaitu, perencanaan,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan sangat bergantung pada kinerja manajemen yaitu, perencanaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan yang semakin tajam pada saat ini ditambah dengan perubahan selera konsumen, kemajuan teknologi, serta perubahan sosial ekonomi memunculkan tantangan-tantangan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. yang dihasilkan perusahaan jasa ini lebih bersifat intangible atau tidak terlihat.

BAB I. Pendahuluan. yang dihasilkan perusahaan jasa ini lebih bersifat intangible atau tidak terlihat. BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perusahaan jasa merupakan unit usaha yang kegiatannya memproduksi produk yang tidak berwujud (jasa) dengan maksud meraih keuntungan. Produk yang dihasilkan perusahaan

Lebih terperinci

Yenny Naranatha Dewi. Perguruan Tinggi : Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang Fakultas/Jurusan : Ekonomi Akuntansi

Yenny Naranatha Dewi. Perguruan Tinggi : Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang Fakultas/Jurusan : Ekonomi Akuntansi Kepada : Yth. Bapak / Ibu Manajer Perusahaan di tempat Dengan hormat, Saya yang mengirm kuesioner ini, Nama : Yenny Naranatha Dewi Perguruan Tinggi : Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang Fakultas/Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan. pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan. pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan berusaha untuk berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi yang kompetitif sekarang ini, sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi yang kompetitif sekarang ini, sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi yang kompetitif sekarang ini, sumber daya manusia merupakan bagian yang penting dalam pencapaian tujuan perusahaan jasa transportasi untuk dapat

Lebih terperinci

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT

PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi Vol. 02 No. 01, Februari 2014 Hal: 1-8 ISSN Online: 2338-6576 PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga berdampak pada perusahaan yang beroperasi. Perusahaan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. sehingga berdampak pada perusahaan yang beroperasi. Perusahaan yang ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi dan globalisasi seperti sekarang ini menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan ketatnya tingkat persaingan. Bersamaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dirancang sebagai salah satu penelitian empiris yang menguji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dirancang sebagai salah satu penelitian empiris yang menguji 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai salah satu penelitian empiris yang menguji hipotesis dengan menggunakan metode kausalitas. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti perencanaan, pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang semakin pesat telah mempengaruhi dunia usaha terutama dalam bidang jasa. Dalam hal ini perusahaan jasa semakin dirasakan manfaatnya

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI KUESIONER PENELITIAN PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DATA RESPONDEN Perusahaan : Nama : Jenis Kelamin

Lebih terperinci

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten) PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG, BUDAYA ORGANISASI, DAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, MOTIVASI, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. AVIA AVIAN

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, MOTIVASI, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. AVIA AVIAN PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, MOTIVASI, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. AVIA AVIAN (Studi Kasus Pada Perusahaan Di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur) SKRIPSI Oleh :

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika Lampiran - Lampiran

Perpustakaan Unika Lampiran - Lampiran Lampiran - Lampiran KUESIONER PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN (Diadopsi dari Milani, 1975 dalam Megasari, 2005 ) Bapak/Ibu dimohon menjawab enam pertanyaan dibawah ini, dengan cara memberi tanda ( X )

Lebih terperinci