Penggunaan Emoticon dalam Forum

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penggunaan Emoticon dalam Forum"

Transkripsi

1 Penggunaan Emoticon dalam Forum Faninda Meilisa Putri Abstrak Karya Ilmiah ini berjudul Penggunaan Emoticon dalam Forum Forum ini merupakan forum remaja putri Jerman. Masalah yang diteliti adalah untuk mengkaji bagaimana penggunaan emoticon pada forum oleh penggunanya serta menemukan petanda apa saja yang terdapat pada emoticon yang digunakan. Terdapat lima bentuk emoticon yang akan diteliti pada penulisan skripsi ini. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa masing masing bentuk emoticon yang dianalisis pada penulisan karya ilmiah ini mempunyai makna asli atau yang disebut dengan denotasi dan juga makna lain atau konotasi yang tersirat melalui konteks dalam penggunaan emoticon tersebut. Kata Kunci: Emoticon, Penanda dan Petanda 1. Pendahuluan Ilmu yang mempelajari tentang tanda tanda dikenal dengan istilah semiotik. Kata semiotik sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu semeion dan bermakna sebagai tanda. Tokoh semiotik yang terkenal sampai sekarang adalah Ferdinand de Saussure dan juga Charles Sanders Peirce. selalu ditemukan dalam kegiatan berbahasa dan juga melalui komunikasi. Komunikasi sendiri dapat berupa komunikasi langsung dan juga komunikasi tidak langsung dengan menggunakan bantuan media seperti telepon genggam, surat dan juga internet. Fasilitas untuk berkomunikasi melalui internet sekarang sudah banyak. Namun, karena komunikasi ini merupakan komunikasi yang dijembatani oleh media dan merupakan komunikasi tertulis, terkadang emosi yang ingin kita ungkapkan tidak bisa terekspresikan secara langsung. Untuk mengatasi hal itu maka digunakanlah suatu simbol yang sudah sangat dikenal dengan sangat baik sekarang ini, yaitu emoticon. Istilah emoticon berasal dari

2 Inggris yaitu emotion dan icon di mana maksudnya adalah suatu ikon yang merepresentasikan emosi seseorang dalam komunikasi tertulis. Dalam forum ditemukan banyak sekali bentuk bentuk emoticon dengan berbagai jenis dan penggunaannya. Forum yang dijadikan sebagai media di sini adalah sebuah forum remaja putri Jerman Hampir di setiap komentar dalam forum menggunakan emoticon sebagai penjelas dari kata-kata yang tertulis atau hanya sebagai pengekspresian perasaan penggunanya namun ketika diteliti lebih lanjut penggunaan emoticon ini juga memiliki makna lain. Atas dasar itulah penulis membuat karya ilmiah ini dengan tujuan untuk mengkaji emoticon apa saja yang ditemukan dalam forum beserta mengkaji petanda apa saja emoticon tersebut dalam forum 2. Isi/Pembahasan Seperti yang penulis paparkan dalam pendahuluan bahwa semiotik merupakan ilmu yang mempelajari tanda tanda dan tokoh tokohnya adalah Saussure serta Peirce. Kedua tokoh ini meneliti semiotik dengan latar belakang yang berbeda. Saussure berangkat dari latar belakang linguistik sementara Peirce meneliti ilmu ini dengan logika. Istilah yang digunakan keduanya pun berbeda. Saussure menggunakan istilah Semiologi dan Peirce menggunakan istilah semiotik (Zoest, 1993:2). Pengikut teori Peirce, seperti Roman Jakobson dan Charles Morris, akan memaknai tanda dari segi filsafat dan logika, sedangkan pengikut pemikiran Saussure seperti Roland Barthes, yang juga merupakan seorang filsuf, memaknai tanda dari ilmu bahasa. Dalam penelitian ini, penulis akan memaparkan lebih lanjut mengenai semiotik yang ditawarkan oleh Saussure tentang dikotomi tanda yang kemudian dikembangkan lagi oleh Roland Barthes menjadi makna konotasi dan denotasi (Nöth, 2000:107). Menurut Saussure mengenai sifat tanda bahwa tanda mempunyai dua unsur yaitu petanda dan penanda sebagaimana yang tercantum dalam Bartschat: Das sprachliche Zeichen ist für Saussure eine Ganzheit, die aus Vorstellung und Lautbild besteht; er verwendet die Termini

3 signifié signifiant = Bezeichnetes Bezeichnendes (Bartschat, 1996:62). kebahasaan bagi Saussure adalah suatu keseluruhan, yang terdiri atas Vorstellung (petanda) dan Lautbild (penanda); Dia menggunakan istilah signifié signifiant menjadi Bezeichnetes Bezeichnendes (petanda dan penanda). Sebagai contoh dari teori di atas ialah ketika kita mendengar kata pohon maka yang terproses di otak kita adalah gambaran sebuah pohon dengan batang, akar dan dedaunan yang rimbun. Gambar ataupun konsep yang terbentuk dalam otak kita disebut juga dengan petanda dan aspek materialnya, yaitu kata pohon disebut juga dengan penanda. Teori mengenai petanda dan penanda ini dikembangkan lagi oleh Roland Barthes, berkebangsaan Prancis dan merupakan seorang filsuf, kritikus sastra dan seorang semiolog. Menurut Barthes teori Saussure tentang signifié signifiant merupakan tingkat pertama dalam semiologi, yang ia sebut sebagai tahap sistem bahasa yang mencakup makna denotasi dari sebuah tanda itu sendiri. Pada tahap kedua dari semiologi, Barthes menyebutnya dengan tahap mitos di mana pada tahap ini terdapat makna konotasi suatu tanda. Sehingga diambil kesimpulan bahwa sebenarnya tanda itu memiliki makna denotasi dan konotasi. Dalam Nöth, istilah signifié signifiant ini diubah untuk teori konotasi dan denotasi Barthes menjadi Ausdruck dan Inhalt (penanda dan petanda). Menurut Barthes penanda adalah citra akustik, petanda adalah konsep, dan hubungan antara konsep dan citra adalah tanda (2007: ). Denotasi merupakan makna literal dari suatu tanda tanpa melihat konteks yang mencakupnya sedangkan konotasi merupakan makna lain dari suatu tanda yang bersifat implisit dan bergantung pada konteks. Barthes membuat skema mengenai tingkatan denotasi dan konotasi tanda dalam tingkatan semiotik, berikut merupakan skemanya:

4 (Nöth, 2000:108) Pada skema di atas, sebagai tingkatan pertama yaitu denotasi. Di dalamnya tercakup Ausdruck 1 atau penanda 1 dan Inhalt 1 atau petanda 1 yang tergabung dalam Relation 1 atau hubungan antara petanda dan penanda 1. Menurut Barthes, Inhalt 1 ini dapat dikembangkan sehingga sistem tanda pertama yang berupa, dan ini dapat menjadi Ausdruck 2 atau penanda 2 yang mengakibatkan terbentuknya (= dan membentuk pernyataan baru yang memiliki makna konotasi tercakup dalam. Hubungan antara dan ini disebut juga dengan Relation 2 atau hubungan 2. Jadi dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan, namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya (Sobur, 2004:69). Teori Barthes mengenai denotasi dan konotasi ini dapat diterapkan sebagai landasan teori dari penggunaan emoticon bersamaan dengan teori warna dari Seeman mengenai simbol simbol dan warna di baliknya dalam buku das grosse Lexikon der Symbole. Emoticon yang menjadi bahan penelitian dalam penulisan karya ilmiah ini berjumlah sebanyak lima bentuk yaitu emoticon tersenyum, emoticon sedih, emoticon tersenyum lebar, emoticon kerlingan dan emoticon marah. Petanda Denotasi Data (1): Blind Guardian - Mirror Mirror Habe ich aber nichts gegen, mag das Lied total

5 Blind Guardian Mirror Mirror Aku sama sekali tidak bisa menolaknya tetapi aku benar benar menyukai lagu ini Pada data (1) ditemukan bentuk emoticon tersenyum pada akhir komentar. Tema yang diberikan di forum dalam data ini ialah pertanyaan mengenai lagu mana yang sekarang menarik di telinga para pengguna forum. Pemberi komentar menyebutkan lagu dari Blind Guardian yang berjudul Mirror Mirror sebagai lagu yang sekarang sedang suka ia dengarkan. Penempatan penanda emoticon tersenyum berwarna kuning ini memiliki petanda asli (denotasi) sebagai bentuk senyuman (Lächeln) yang mewakili ekspresi bahagia penggunanya pada saat memberikan komentar. Berikut merupakan skema tingkatan tanda pertama yang disebut juga sebagai denotasi berdasarkan data (1) di atas: Pertama: Denotasi Emoticon yang menunjukkan senyuman (Lächeln) dan berwarna kuning. Ekspresi bahagia dalam bentuk emoticon berwarna kuning. dalam data ditunjukkan dengan emoticon yang menunjukkan senyuman (Lächeln) berwarna kuning dan makna sebenarnya yang muncul akibat dari tanda dengan bentuk mulut melengkung ke atas ini sehingga menjadi denotasi dalam tingkatan pertama dari sistem tanda adalah sebagai ekspresi bahagia penggunanya. Data (2):..., Warum ich diese Filme anschaue, pure langeweile wenn ich Zuhause rumsitzen muss.

6 ..., Mengapa aku menonton film film ini, benar benar membosankan ketika aku harus tinggal di rumah Dalam data (2), topik yang menjadi pembahasan ialah film mana saja yang membuat pengguna forum menangis pada saat menontonnya dan pada data lengkap, pemberi komentar memberikan beberapa judul film yang membuat ia merasa sedih bahkan sampai menangis. yang didapatkan pada data di atas ialah emoticon dan sebagaimana suatu tanda pasti memiliki penanda dan petandanya. Penanda pada data ini merupakan Emoticon yang menunjukkan wajah sedang mengerutkan dahi (Stirnrunzeln) serta petandanya adalah ekspresi sedih yang ditunjukkan pengguna melalui tanda berwarna ungu tersebut. Pertama: Denotasi Emoticon yang menunjukkan wajah sedang mengerutkan dahi (Stirnrunzeln) berwarna ungu. Ekspresi sedih dalam bentuk emoticon berwarna ungu. Skema berdasarkan data (2) menunjukkan sebagai penanda dari tanda di atas dan juga merupakan makna denotasi dalam emoticon berwarna ungu di atas. Bentuk mulut yang menunjukkan lengkungan ke bawah merupakan kebalikan dari emoticon yang ditemukan pada data (1) yang maknanya ialah pengekspresian rasa sedih pemberi komentar terhadap film film yang telah membuat ia merasa sedih saat menontonnya sendirian di rumah. Data (3):..., Wenn man Zeit und Lust dazu hat...., Ketika orang memiliki waktu dan keinginan terhadap hal itu Pertanyaan yang diajukan atas jawaban pada data (3) adalah pengguna forum bebas memberikan pertanyaan mengenai apapun tentang pemuda. Konteks

7 dari data ini merupakan jawaban atas kutipan pertanyaan salah satu pengguna. Pengguna forum yang komentarnya dikutip menanyakan kapan seseorang harusnya mengetahui, setelah pertemuan pertama bahwa kedua belah pihak saling tertarik satu sama lain. Pemberi komentar menjawabnya dengan gurauan yang membuat ia mengekspresikan rasa lucunya dengan menggunakan emoticon tersenyum lebar (grosses Lächeln). Pertama: Denotasi Emoticon yang menunjukkan wajah sedang tersenyum lebar (grosses Lächeln) berwarna hijau. Ekspresi tertawa dalam bentuk emoticon berwarna hijau. Bentuk emoticon merupakan tanda yang memiliki penanda emoticon yang menunjukkan wajah sedang tersenyum lebar (grosses Lächeln) di mana emoticon ini adalah penanda dari suatu tanda berwarna hijau yang menunjukkan bentuk mulut yang tersenyum lebar sehingga menunjukkan gigi yang berarti bahwa emoticon ini merupakan ekspresi tertawa. Bentuk ekspresi tertawa ini merupakan dalam tataran tingkatan pertama suatu tanda. Petanda Konotasi Data (4): Blind Guardian - Mirror Mirror Habe ich aber nichts gegen, mag das Lied total Blind Guardian Mirror Mirror Aku sama sekali tidak bisa menolaknya tetapi aku benar benar menyukai lagu ini Data (4), sama seperti data (1) merupakan komentar atas pertanyaan Welches Lied ist gerade eurer Ohrwurm? atau lagu mana yang sekarang menarik

8 di telinga kalian? dan pemberi komentar menjawab pertanyaan itu dengan salah satu lagu yang sangat ia sukai. Ia mengekspresikannya dengan bentuk emoticon tersenyum setelah kalimat..,mag ich das Lied total. Pada tingkat pertama (denotasi) dalam tingkatan tanda semiotik, tanda yang dimaksud dalam data adalah bentuk emoticon tersenyum ini sedangkan unsur unsur tandanya ialah emoticon yang menunjukkan senyuman (Lächeln) dan berwarna kuning sebagai penanda dan representasi ekspresi bahagia dalam bentuk emoticon berwarna kuning. Pada tataran tingkat kedua (konotasi), hubungan pada denotasi ditunjukkan dengan penanda 1 ) dan petanda 1 ) dan untuk mendapatkan penanda pada konotasi ) sesuai dengan rumus ) (= ) bahwa ) merupakan hubungan antara petanda dan penanda pada denotasi, yaitu representasi ekspresi bahagia dalam kehidupan nyata. Adapun petanda pada tingkat konotasi ditunjukkan melalui kalimat..., mag das Lied total. Kata mag yang berarti suka sudah menunjukkan rasa suka si pemberi komentar terhadap lagu itu dan juga dengan penambahan kata total membuat yang membaca komentar tersebut merasa yakin bahwa ia memang sangat senang terhadap lagu itu. Adapun bentuk skema berdasarkan data di atas adalah

9 Kedua: Konotasi Representasi ekspresi bahagia dalam kehidupan nyata. Kesenangan akan sesuatu yang baik. Emoticon yang Ekspresi Pertama: Denotasi menunjukkan senyuman (Lächeln) dan bahagia dalam bentuk emoticon berwarna kuning. tersenyum berwarna kuning. Pemilihan warna kuning dalam emoticon tersenyum berarti bahwa warna tersebut mempunyai arti Güte atau kebaikan sehingga emoticon ini digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang baik oleh penggunanya. Data (5):..., Warum ich diese Filme anschaue, pure langeweile wenn ich Zuhause rumsitzen muss...., Mengapa aku menonton film film ini, benar benar membosankan ketika aku harus tinggal di rumah Data (5), sama seperti data (2), diberikan pertanyaan Bei welchen Filmen müsst ihr weinen? atau film mana saja yang membuat kalian sampai harus menangis? dan pemberi komentar memberikan jawaban beberapa film yang membuat ia meneteskan air mata dan menunjukkan ekspresi sedihnya dengan menggunakan emoticon yang mengerutkan dahi (Stirnrunzeln) di mana hal ini merupakan tanda dan penanda yang ditemukan dalam data tersebut sedangkan petandanya ialah ekspresi sedih yang ditunjukkan oleh penggunanya melalui tanda tersebut. Selain ekspresi rasa sedih yang disebut sebagai denotasi dalam data ini

10 terdapat juga petanda lain yang ditemukan berdasarkan kata kata pure langweile atau benar benar membosankan yang menunjukkan ekspresi kecewa si pemberi komentar terhadap film film sedih yang membuat ia menangis saat ia sendirian di rumah. Petanda lain tersebut ialah bentuk konotasi. Skema di bawah ini merupakan bentuk singkat dari penjelasan berdasarkan data di atas: Kedua: Konotasi Representasi ekspresi sedih dalam kehidupan nyata. Simbol kekecewaan atas sesuatu Pertama: Denotasi Emoticon yang menunjukkan wajah sedang Ekspresi sedih dalam bentuk emoticon mengerutkan dahi berwarna (Stirnrunzeln) ungu. berwarna ungu. Warna ungu yang menjadi simbol dalam emoticon sedih ini mempunyai makna Traurigkeit kesedihan. Jadi bisa diambil simpulan bahwa pemberi komentar merasa sedih dan kecewa atas film film tersebut terlebih lagi ia menontonnya pada saat ia sedang sendirian di rumah sehingga menunjukkan ekspresinya dengan emoticon sedih berwarna ungu. Data (6):..., Wenn man Zeit und Lust dazu hat...., Ketika orang memiliki waktu dan keinginan terhadap hal itu Sama seperti pada data (3), topik pada subforum adalah pertanyaan seputar pemuda pemuda. Pemberi komentar menjawab setelah mengutip komentar

11 sebelumnya mengenai pertanyaan tentang pemuda pemuda dan menggunakan emoticon tersenyum lebar (grosses Lächeln) berwarna hijau sebagai ekspresi tertawanya. Hubungan dari tanda emoticon tersebut dengan penanda yang berupa emoticon berwarna hijau yang menunjukkan wajah tersenyum lebar serta petanda yang berarti ekspresi tertawa penggunanya merupakan bentuk denotasi pada tingkatan tanda. Ketika kita melihat konteks jawaban yang diberikan oleh pemberi komentar atas pertanyaan yang ia kutip dari pengguna lain ada bentuk gurauan yang terdapat di sana. Gurauan tersebut merupakan bentuk petanda lain dari tanda emoticon tersebut sedangkan penanda ke 2 nya adalah representasi ekspresi tertawa dalam kehidupan nyata. Berikut skema berdasarkan data (14) mengenai denotasi dan konotasi suatu tanda: Kedua: Konotasi Representasi ekspresi tertawa dalam kehidupan nyata. Penunjukkan gurauan dalam komunikasi. Denotasi Pertama: Emoticon yang menunjukkan wajah sedang tersenyum lebar (grosses Lächeln) berwarna hijau. Ekspresi tertawa dalam bentuk emoticon berwarna hijau. Warna hijau yang terdapat dalam emoticon tersenyum lebar ini selain menggambarkan kegembiraan juga bermakna sebagai harapan yang berarti penggunaan emoticon tersebut diharapkan membawa kegembiraan bagi yang membacanya.

12 3. Simpulan Bentuk emoticon wajah tersenyum berwarna kuning yang ditunjukkan oleh bibir melengkung ke atas menggambarkan bagaimana ekspresi orang tersenyum dan bermakna sebagai ekspresi bahagia. Selanjutnya emoticon sedih berwarna ungu dengan bentuk bibir melengkung ke bawah yang merupakan kebalikan dari emoticon senyum di atas menunjukkan bentuk wajah seseorang ketika ia sedih. Bentuk emoticon ketiga ialah emoticon tersenyum lebar yang memperlihatkan gigi di mana hal ini berarti ekspresi tertawa seseorang pada kehidupan nyata. Kerlingan yang terlihat pada emoticon keempat menunjukkan makna bahwa emoticon ini berfungsi untuk memberikan isyarat kepada orang lain akan suatu hal. Emoticon terakhir yang penulis analisis ialah emoticon marah berwarna merah yang melambangkan kemarahan seseorang. Selain makna yang didapat dari makna sebenarnya (denotasi) di atas kelima emoticon ini mempunyai makna lain yang dilihat melalui konteks pendukungnya. Emoticon tersenyum tidak hanya bermakna sebagai suatu bentuk ekspresi bahagia saja namun ia mempunyai arti sebagai bentuk kesenangan seseorang akan sesuatu, sapaan atau salam ketika ia memulai suatu komentar pada bahan diskusi dalam forum, sebagai bentuk terima kasih dan juga sebagai bentuk pujian yang penggunanya layangkan kepada orang lain. Emoticon sedih dengan ekspresi mengerutkan dahi memiliki makna lain yaitu sebagai bentuk kekecewaan seseorang terhadap sesuatu, sebagai ekspresi kebingungan, petanda penyesalan dan juga sebagai rasa kekhawatiran. Setelah penulis analisis lebih lanjut, bentuk emoticon ketiga yaitu emoticon tersenyum lebar juga memiliki makna khusus yaitu sebagai bentuk gurauan atas komentar - komentar, sebagai bentuk pujian dengan melayangkan senyuman lebar juga bentuk persetujuan ketika ia mempunyai pemikiran yang sama dengan pemberi komentar lainnya. Makna konotasi emoticon keempat yaitu emoticon kerlingan ialah sebagai bentuk bujukan agar pengguna lain mau mengikuti apa yang ia katakan juga sebagai pernyataan setuju atas komentar dari pengguna lain dan ketika pengguna memberikan saran, maka ia juga menyisipkan bentuk emoticon ini pada komentarnya. Pada emoticon marah berwarna merah yang terakhir, pengguna yang menggunakan emoticon ini

13 pada komentarnya biasanya memiliki emosi negatif yang terselip yaitu sebagai bentuk kekesalan atas sesuatu, sebagai pengekspresiaan ketidaksukaannya akan hal hal yang membuat ia sampai menyisipkan emoticon ini juga yang lebih kasar lagi ketika ia menyampaikan makian. 4. Daftar Sumber Bartschat, Brigitte Methoden der Sprachwissenschaft (Von Hermann Paul bis Noam Chomsky). Berlin: Erich Schmidt. Nöth, Winfried Handbuch der Semiotik. Stuttgart-Weimar: J.B. Metzler. Seeman, E. A Das grosse Lexikon der Symbole. Leipzig: Seeman Verlag.

BAB I PENDAHULUAN. juga disebut dengan istilah sekar, sebab tembang memang berasal dari kata

BAB I PENDAHULUAN. juga disebut dengan istilah sekar, sebab tembang memang berasal dari kata 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tembang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai ragam suara yang berirama. Dalam istilah bahasa Jawa tembang berarti lagu. Tembang juga disebut dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Semiotika adalah ilmu yang mempelajari sederetan luar objek-objek, peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda. Alasan mengapa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk atau gambar. Bentuk logo bisa berupa nama, angka, gambar ataupun

BAB I PENDAHULUAN. bentuk atau gambar. Bentuk logo bisa berupa nama, angka, gambar ataupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Logo merupakan bagian yang penting untuk menunjukan keberadaan sesuatu. Logo menjadi sebuah pengakuan, kebanggaan, inspirasi, kepercayaan, kehormatan, kesuksesan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penilitian adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

Lebih terperinci

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi semiotika Modul ke: Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi Fakultas 13Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting analisis

Lebih terperinci

12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda.

12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda. semiotika Modul ke: Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda. Fakultas 12Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini 73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini bersifat desktiptif dalam ranah kualitatif. Deskriptif adalah sifat penelitian

Lebih terperinci

ABSTRACT. Semiotics, Signifier, Signified, Denotation, Connotation. yang terlintas di dalam hati. Bloomfield (1996:3-4) mengatakan bahwa bahasa

ABSTRACT. Semiotics, Signifier, Signified, Denotation, Connotation. yang terlintas di dalam hati. Bloomfield (1996:3-4) mengatakan bahwa bahasa ABSTRACT Semiotics is the study of signs. Sign is the unity of a form of a signifier and signified. Through the combination between the signifier and the signified, we can find meaning in an advertisement.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu berinovasi dan memenuhi perkembangan kebutuhan konsumen tersebut. Bukan

BAB I PENDAHULUAN. selalu berinovasi dan memenuhi perkembangan kebutuhan konsumen tersebut. Bukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan harus dapat menganalisis peluang dan tantangan pada masa yang akan datang. Dengan melihat tantangan tersebut, Perusahaan dituntut untuk mampu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis danpendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,penelitian dilakukan dengan melihat konteks permasalahan secara utuh, dengan fokus penelitian

Lebih terperinci

NIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika

NIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika Nama : M. Teguh Alfianto Tugas : Semiotika (resume) NIM : D2C 307031 S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip Semiotika Kajian komunikasi saat ini telah membedakan dua jenis semiotikan, yakni semiotika komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma didefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma didefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma didefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut pandang yang digunakan. Sebagian orang menyebut paradigma sebagai citra fundamental

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Dalam menyusun sebuah karya ilmiah sangat diperlukan kajian pustaka. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan paradigma kritis. Paradigma kritis menyajikan serangkaian metode dan perspektif yang memungkinkan untuk

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Data Berkaitan Fungsi Produk Rancangan Tabel 3.1. Data Perancangan. RINCIAN DATA Data Objek Perancangan SIFAT DATA MANFAAT DATA DALAM PERANCANGAN KESIAPAN DATA Primer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan tema yang diangkat oleh peneliti yaitu berbicara. mengenai makna apa yang mengandung pesan dakwah anak dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan tema yang diangkat oleh peneliti yaitu berbicara. mengenai makna apa yang mengandung pesan dakwah anak dalam 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jeni s Penelitian Sesuai dengan tema yang diangkat oleh peneliti yaitu berbicara mengenai makna apa yang mengandung pesan dakwah anak dalam program televisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot. Untuk mempermudah penelitian, maka objek kajian tersebut akan ditelisik dan dianalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. membahas konsep teoritik berbagai kelebihan dan kelemahannya. 19 Dan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. membahas konsep teoritik berbagai kelebihan dan kelemahannya. 19 Dan jenis 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pengkajian pendekatan analisis semiotik. Dengan jenis penelitian kualiatif, yaitu metodologi penelitian

Lebih terperinci

11ILMU. Modul Perkuliahan XI. Metode Penelitian Kualitatif. Metode Analisis Semiotik. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm KOMUNIKASI.

11ILMU. Modul Perkuliahan XI. Metode Penelitian Kualitatif. Metode Analisis Semiotik. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm KOMUNIKASI. Modul ke: Modul Perkuliahan XI Metode Penelitian Kualitatif Metode Analisis Semiotik Fakultas 11ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Program Studi Public Relations Judul Sub Bahasan Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya.

BAB I PENDAHULUAN. Seni lukis ini memiliki keunikan tersendiri dalam pemaknaan karyanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seni lukis merupakan bagian dari seni rupa yang objek penggambarannya bisa dilakukan pada media batu atau tembok, kertas, kanvas, dan kebanyakan pelukis memilih

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. ParadigmaKonstruktivis Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi manusia atas realitas. Konstruktivisme melihat bagaimana setiap orang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai alat komunikator yang efektif. Film dengan kemampuan daya

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai alat komunikator yang efektif. Film dengan kemampuan daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film selain sebagai alat untuk mencurahkan ekspresi bagi penciptanya, juga sebagai alat komunikator yang efektif. Film dengan kemampuan daya visualnya yang didukung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komunikasi yang terjadi antarmanusia. Menurut Moloeng paradigma merupakan pola

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komunikasi yang terjadi antarmanusia. Menurut Moloeng paradigma merupakan pola BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma ialah bagaimana kita memandang dunia. Dalam penelitian komunikasi, paradigma digunakan untuk melihat gambaran umum bagaimana komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau nonlapangan yang menggunakan pendekatan paradigma kritis dan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. atau nonlapangan yang menggunakan pendekatan paradigma kritis dan jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dengan judul Analisis Semiotika Pidato Susilo Bambang Yudhoyono Dalam Kasus Bank Century merupakan penelitian nonkancah atau nonlapangan

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT ILMU (SIMBOL DAN BAHASA)

TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT ILMU (SIMBOL DAN BAHASA) TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT ILMU (SIMBOL DAN BAHASA) Disusun oleh: Kelompok 4 Nur Amalia Hildaini 16706251037 Eka Fransiska Agustin 16706251011 Afitri Rahma Wati 16706251009 Binti Aisiah Daning S 16706251020

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyalakan lampu sen bagian kanan yang berarti memberikan isyarat atau tanda

BAB I PENDAHULUAN. menyalakan lampu sen bagian kanan yang berarti memberikan isyarat atau tanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika seorang wasit meniup peluit, para pemain sepak bola bergegas memulai pertandingan. Perbuatan meniup peluit di sini diartikan sebagai tanda untuk memulai pertandingan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, maka seorang peneliti harus dapat memahami dan menggunakan cara

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel Abstrak Penelitian ini menggunakan analisis semiotika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana peneliti hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari

Lebih terperinci

Semiotika, Tanda dan Makna

Semiotika, Tanda dan Makna Modul 8 Semiotika, Tanda dan Makna Tujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami jenis-jenis semiotika. 8.1. Tiga Pendekatan Semiotika Berkenaan dengan studi semiotik pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam analisis ini adalah kualitatif dengan pendekatan semiotika Barthesian. Definisi metode kualitatif menurut Strauss and

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Semiotika sebagai Metode Penelitian Semiotika merupakan cabang ilmu yang membahas tentang bagaimana cara memahami simbol atau lambang, dikenal dengan semiologi. Semiologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lagi pendekatan yang mencoba berebut nafas yaitu pendekatan Post

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lagi pendekatan yang mencoba berebut nafas yaitu pendekatan Post BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Sebagai salah satu pendekatan yang baru, maka pendekatan konstruktivis (intepretatif) ini sebenarnya masih kurang besar gaungnya di bandingkan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif. 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif. Dengan ini peneliti menempatkan diri sebagai pengamat dalam memaparkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan dalam berkomunikasi. Komunikasi tersebut tidak terbatas hanya dari apa yang diberikan namun juga dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari sering menemukan banyak tanda,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari sering menemukan banyak tanda, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari sering menemukan banyak tanda, baik itu tanda diluar rumah, dalam rumah, maupun dilingkungan sekitar. Namun manusia tidak

Lebih terperinci

PEMALSUAN TANDA SEBAGAI FENOMENA SEMIOTIKA BUDAYA

PEMALSUAN TANDA SEBAGAI FENOMENA SEMIOTIKA BUDAYA PEMALSUAN TANDA SEBAGAI FENOMENA SEMIOTIKA BUDAYA Oleh: Tedi Permadi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni - Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan semiotik lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika. Istilah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan semiotik lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika. Istilah tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semiotik atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada ilmu yang sama. Istilah semiologi lebih banyak digunakan di Eropa sedangkan semiotik lazim dipakai oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Karya sastra adalah sebuah struktur yang kompleks. Oleh karena itu, untuk dapat memahaminya haruslah karya sastra dianalisis. Dalam analisis itu karya sastra diuraikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. 93 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. Juga digunakan sebagai sarana hiburan. Selain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian baik yang mencakup objek penelitian, metode penelitian, dan hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian baik yang mencakup objek penelitian, metode penelitian, dan hasil BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Membahas mengenai pengertian tentang paradigma, yang dimaksud paradigma penelitian adalah dasar kepercayaan seseorang dalam melakukan penelitian baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budaya Menurut Marvin Harris (dalam Spradley, 2007:5) konsep kebudayaan ditampakkan dalam berbagai pola tingkah laku yang dikaitkan dengan kelompokkelompok masyarakat tertentu,

Lebih terperinci

40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma dalam penulisan ini yaitu dengan menggunakan pendekatan paradigma kritis, gagasan utama teori kritis ialah bahwa tidak ada sebuah kebetulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Drama hadir atas proses yang panjang dan tidak hanya terhenti sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Drama hadir atas proses yang panjang dan tidak hanya terhenti sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Drama hadir atas proses yang panjang dan tidak hanya terhenti sebagai seni pertunjukan, akan tetapi berlanjut dengan menunjukan fungsinya dalam kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat Interpretatif dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat Interpretatif dengan menggunakan pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat Interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif interpretatif yaitu suatu metode yang memfokuskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma penelitian Penelitian ini menggunakan metodelogi kualitatif, paradigma yang penulis pilih ialah teori kritis. Penelitian kualitatif merupakan suatu strategy

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Paradigma Penelitian Paradigma yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah paradigma teori kritis (critical theory). Aliran pemikiran paradigma ini lebih senang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis. Paradigma konstruktivis ini memandang bahwa ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau

BAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskripsi kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. 1. Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk: 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. 1. Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk: 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ 1.1 Sifat Penelitian Penelitian ini menggunakan sifat penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ini adalah jenis penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Salah satu dari budaya pop Jepang yang terkenal ke mancanegara adalah industri

Bab 1. Pendahuluan. Salah satu dari budaya pop Jepang yang terkenal ke mancanegara adalah industri Bab 1 Pendahuluan 1. 1. Latar Belakang Salah satu dari budaya pop Jepang yang terkenal ke mancanegara adalah industri musiknya. Industri musik Jepang saat ini telah menjadi urutan kedua terbesar setelah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang atas dasar konvensi sosial yang terhubung sebelumnya - dapat

BAB III METODE PENELITIAN. yang atas dasar konvensi sosial yang terhubung sebelumnya - dapat 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Analisis Semiotik Secara etimologis istilah semiotika berasal dari kata Yunani Semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefisinikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan hasil sastra yang berupa puisi, prosa, maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan hasil sastra yang berupa puisi, prosa, maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil sastra yang berupa puisi, prosa, maupun lakon. Karya sastra mengungkapkan makna secara tidak langsung. Karya sastra merupakan sistem

Lebih terperinci

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 ANALISIS SEMIOTIKA STRUKTURAL PADA IKLAN TOP COFFEE. Tri Pujiati 1. Abstrak

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 ANALISIS SEMIOTIKA STRUKTURAL PADA IKLAN TOP COFFEE. Tri Pujiati 1. Abstrak ANALISIS SEMIOTIKA STRUKTURAL PADA IKLAN TOP COFFEE Tri Pujiati 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis semiotika struktural pada iklan Top Coffee dengan pendekatan kualitatif. Metode

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Visual dalam Video Klip Doushite Kimi Wo Suki Ni Natte Shimattan Darou dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Visual dalam Video Klip Doushite Kimi Wo Suki Ni Natte Shimattan Darou dan BAB II KAJIAN PUSTAKA. KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data yang dikumpulkan baik berupa skripsi, tesis, dan jurnal penelitian, ditemukan beberapa penelitian yang memiliki relevansi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan jenis penelitiannya adalah analisis wacana. Analisis wacana. ilmiah, yang objeknya representatif perempuan muslim dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dan jenis penelitiannya adalah analisis wacana. Analisis wacana. ilmiah, yang objeknya representatif perempuan muslim dalam 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan penelitian Pendekatan dalam penelitian ini termasuk pendekatan kualitatif dan jenis penelitiannya adalah analisis wacana. Analisis wacana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara ketat untuk meningkatkan nilai lembaga atau perusahaan. dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara ketat untuk meningkatkan nilai lembaga atau perusahaan. dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan pesat terjadi di semua sektor. Kemajuan yang terjadi di berbagai bidang seperti ilmu pengetahuan, telekomunikasi,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. materi yang akan dikaji menjadi linear (terarah) tidak melebar kepada hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. materi yang akan dikaji menjadi linear (terarah) tidak melebar kepada hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep dibutuhkan dalam penelitian sebab di dalamnya akan ditemui aspek-aspek yang menyangkut apa saja yang akan diteliti, sehingga ruang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif. Seperti pendapat yang dikemukakan Bog dandan Taylor

METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif. Seperti pendapat yang dikemukakan Bog dandan Taylor III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Seperti pendapat yang dikemukakan Bog dandan Taylor (1975) dalam Maleong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Jepang dikenal dengan kepercayaan Shintonya. Walaupun ada

BAB I PENDAHULUAN. Negara Jepang dikenal dengan kepercayaan Shintonya. Walaupun ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang dikenal dengan kepercayaan Shintonya. Walaupun ada beberapa aliran kepercayaan dan agama yang berkembang di sana, masyarakat Jepang modern justru cenderung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penelitian yang dilakukan oleh Mochammad Ilham, Mohamad Sahril dan Nini

BAB II LANDASAN TEORI. penelitian yang dilakukan oleh Mochammad Ilham, Mohamad Sahril dan Nini BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Mochammad Ilham, Mohamad Sahril dan Nini Herlina,

Lebih terperinci

PENANDA KEKUASAAN ANGELA MERKEL SEBAGAI KANSELIR PADA KARIKATUR KARYA HEIKO SAKURAI DALAM WEBSITE

PENANDA KEKUASAAN ANGELA MERKEL SEBAGAI KANSELIR PADA KARIKATUR KARYA HEIKO SAKURAI DALAM WEBSITE PENANDA KEKUASAAN ANGELA MERKEL SEBAGAI KANSELIR PADA KARIKATUR KARYA HEIKO SAKURAI DALAM WEBSITE WWW.SAKURAI-CARTOONS.DE PUJI SIH ARTINI 180810080018 JURUSAN SASTRA JERMAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya dan

BAB I PENDAHULUAN. sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan adalah anggota masyarakat, sedangkan sastra

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, dkk 2003: 588).

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, dkk 2003: 588). BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa pada prinsipnya merupakan alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium, merupakan makhuk yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. lambang-lambang yang dikirimkan komunikator hanya ditangkap oleh

BAB II KAJIAN TEORITIS. lambang-lambang yang dikirimkan komunikator hanya ditangkap oleh 24 BAB II KAJIAN TEORITIS A. KAJIAN PUSTAKA 1. Komunikasi Visual a. Pengertian Komunikasi Visual Komunikasi visual adalah suatu proses penyampaian pesan dimana lambang-lambang yang dikirimkan komunikator

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Larva ditayangkan RCTI. Program Larva sendiri berasal dari Korea Selatan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Larva ditayangkan RCTI. Program Larva sendiri berasal dari Korea Selatan yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Program Larva dirilis Tahun 2011, dan di Indonesia saat ini program Larva ditayangkan RCTI. Program Larva sendiri berasal dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. dianalisis maka ada beberapa hal yang ditemukan yaitu : panca indra. Dalam iklan oreo versi oreo dan handphone ayah terdapat

BAB IV ANALISIS DATA. dianalisis maka ada beberapa hal yang ditemukan yaitu : panca indra. Dalam iklan oreo versi oreo dan handphone ayah terdapat 84 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari penyajian data pada bab sebelumnya, kemudian data tersebut dianalisis maka ada beberapa hal yang ditemukan yaitu : 1. Penanda dan Petanda. Petanda merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Univeristas Indonesia. 1 Buku cerita anak adalah segala jenis teks yang diproduksi untuk anak-anak. Pengarang buku cerita

BAB I PENDAHULUAN. Univeristas Indonesia. 1 Buku cerita anak adalah segala jenis teks yang diproduksi untuk anak-anak. Pengarang buku cerita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap manusia mengalami peristiwa kelahiran dan kematian. Berbeda dengan kelahiran, kematian merupakan suatu hal yang menakutkan dan menyedihkan. Meskipun demikian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memakai paradigma dari salah satu penelitian kualitatif yaitu teori kritis (critical theory). Teori kritis memandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah masyarakat. Televisi telah lama menjadi bagian hidup yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

Membongkar Makna Pesan Verbal Dalam Lagu Dangdut Kontemporer (Analisis Semiotika Dalam Lirik Lagu Hamil Duluan Yang Dipopulerkan oleh Tuty Wibowo)

Membongkar Makna Pesan Verbal Dalam Lagu Dangdut Kontemporer (Analisis Semiotika Dalam Lirik Lagu Hamil Duluan Yang Dipopulerkan oleh Tuty Wibowo) Membongkar Makna Pesan Verbal Dalam Lagu Dangdut Kontemporer (Analisis Semiotika Dalam Lirik Lagu Hamil Duluan Yang Dipopulerkan oleh Tuty Wibowo) Ermita Febriani 090904074 ABSTRAK Skripsi ini berjudul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah kualitatif (data yang tidak berupa angka-angka) 35

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah kualitatif (data yang tidak berupa angka-angka) 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Semiotik adalah ilmu yang mempelajari sederetan luar objek-objek, peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda. Alasan mengapa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang menjadi sasarannya. Dalam berkomunikasi, orang menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang menjadi sasarannya. Dalam berkomunikasi, orang menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu proses yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Komunikasi terjadi pada saat seseorang menyampaikan pesan dalam bentuk lambang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi dan seiring dengan perkembangan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi dan seiring dengan perkembangan teknologi, A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada era globalisasi dan seiring dengan perkembangan teknologi, komunikasi dapat terjadi kapanpun, dan dimana saja. Komunikasi yang terjadi dapat bersifat verbal

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. mengenai pendekatan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan

BAB 3 METODE PENELITIAN. mengenai pendekatan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan BAB 3 METODE PENELITIAN Berikut ini akan saya uraikan metode dalam penelitian ini, antara lain mengenai pendekatan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan analisis data. 3.1 Pendekatan Penelitian

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 26 Perpisahan Ayhan

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 26 Perpisahan Ayhan Pelajaran 26 Perpisahan Satu kabar sedih: harus meninggalkan rekan-rekan kerjanya karena ia akan pindah ke Turki. Walaupun teman kerja membuat satu pesta, namun suasana tetap muram. Ketika tiba di kantor,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini memiliki signifikasi berkaitan dengan kajian teks media atau berita, sehingga kecenderungannya lebih bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media cetak dan elekronik merupakan hasil perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Media cetak dan elekronik merupakan hasil perkembangan teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media cetak dan elekronik merupakan hasil perkembangan teknologi informasi di dunia. Media telah mengubah fungsi menjadi lebih praktis, dinamis dan mengglobal.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan

Lebih terperinci

dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian 49. Metodologi berasal

dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian 49. Metodologi berasal 63 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan kegiatan pengembangan wawasan keilmuan, dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu pengetahuan maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menggunakan latar alamiah. Penelitian kualitatif itu bertumpu secara mendasar pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Sifat penelitian yang digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Logo adalah sebuah elemen grafis yang melambangkan suatu organisasi, produk, atau layanan. Logo merupakan atribut paling utama yang terlihat secara fisik,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dari scene dalam iklan Teh Pucuk Harum Versi Ulat Kalah Rebutan di Media

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dari scene dalam iklan Teh Pucuk Harum Versi Ulat Kalah Rebutan di Media BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil temuan penelitian dan pembahasan kesimpulan yang diperoleh dari scene dalam iklan Teh Pucuk Harum Versi Ulat Kalah Rebutan di Media Televisi, dapat

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat interpretatif yaitu peneliti melakukan pengamatan langsung secara menyeluruh dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Komunikasi Koseling Islam dengan Analisis Ego State. Remaja pada Teks di Beranda Media Sosial Facebook

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Komunikasi Koseling Islam dengan Analisis Ego State. Remaja pada Teks di Beranda Media Sosial Facebook BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Proses Komunikasi Koseling Islam dengan Analisis Ego State Remaja pada Teks di Beranda Media Sosial Facebook Dalam proses konseling terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyertakan emosinya saat melihat isi berita yang dimuat oleh surat kabar.

BAB I PENDAHULUAN. menyertakan emosinya saat melihat isi berita yang dimuat oleh surat kabar. BAB I PENDAHULUAN TOPIK PENELITIAN Analisis Semiotik 2 Foto Jurnalistik tentang Erupsi Gunung Kelud pada Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat A. LATAR BELAKANG MASALAH Foto merupakan hal yang sangat dekat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu saluran transmisi, yang disebut orang sebagai support iklan itu. 1

BAB I PENDAHULUAN. suatu saluran transmisi, yang disebut orang sebagai support iklan itu. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Iklan dikenal berperan sebagai salah satu sarana komunikasi untuk mengomunikasikan produk yang ditawarkan kepada masyarakat luas melalui berbagai jenis media.

Lebih terperinci

TEKS SASTRA DALAM PERSPEKTIF SEMIOTIKA PRAGMATIS CHARLES SANDERS PEIRCE ABSTRAK. Kata Kunci: Sastra, Semiotika, Pragmatisme, Charles Sanders Peirce.

TEKS SASTRA DALAM PERSPEKTIF SEMIOTIKA PRAGMATIS CHARLES SANDERS PEIRCE ABSTRAK. Kata Kunci: Sastra, Semiotika, Pragmatisme, Charles Sanders Peirce. TEKS SASTRA DALAM PERSPEKTIF SEMIOTIKA PRAGMATIS CHARLES SANDERS PEIRCE Oleh: Dian Nurrachman Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Sunan Gunung Djati Bandung diannurrachman@gmail.com ABSTRAK Sudah banyak orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi sebagai salah satu jenis karya sastra memiliki nilai seni kesusastraan yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan katanya. Puisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang suatu objek (David dan John (1986) dalam Kasali 1992: 158). Dalam hal ini objek yang

BAB I PENDAHULUAN. tentang suatu objek (David dan John (1986) dalam Kasali 1992: 158). Dalam hal ini objek yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Pokok Penelitian Iklan komersial yang dimunculkan baik di media cetak maupun elektronik memiliki satu persamaan tujuan, yaitu mendekati khalayak sasaran dengan cara menarik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang ditempuh melalui

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang ditempuh melalui BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang ditempuh melalui serangkaian proses yang panjang. Metode penelitian adalah prosedur yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menimbulkan perhatian pada makna tambahan (connotative) dan arti

BAB III METODE PENELITIAN. menimbulkan perhatian pada makna tambahan (connotative) dan arti BAB III METODE PENELITIAN Dalam peneltian ini, peneliti menggunakan metode analisa semiotika. Analisa semiotika merupakan suatu teknik analisa yang menarik sebuah tanda dan cara tanda-tanda tersebut bekerja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kecantikan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan wanita. Setiap wanita berlomba-lomba untuk mendapatkan taraf kecantikan yang dianggap ideal.

Lebih terperinci

REPRESENTASI MAKNA LESBIANISME DALAM PESAN NOVEL GERHANA KEMBAR KARYA CLARA Ng Oleh : Damai Ryanti Purba

REPRESENTASI MAKNA LESBIANISME DALAM PESAN NOVEL GERHANA KEMBAR KARYA CLARA Ng Oleh : Damai Ryanti Purba REPRESENTASI MAKNA LESBIANISME DALAM PESAN NOVEL GERHANA KEMBAR KARYA CLARA Ng Oleh : Damai Ryanti Purba 090904041 Abstrak Penelitian ini berjudul Representasi Makna Lesbianisme dalam Pesan Novel Gerhana

Lebih terperinci