INSTRUMEN PENELITIAN A. PENGERTIAN INSTRUMEN PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INSTRUMEN PENELITIAN A. PENGERTIAN INSTRUMEN PENELITIAN"

Transkripsi

1 INSTRUMEN PENELITIAN A. PENGERTIAN INSTRUMEN PENELITIAN Sugiyono (2014:133) menyatakan bahwa instumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Secara lebih detail Arikunto (2013:203) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Senada dengan pendapat tersebut, Riduwan (2013:25) berpendapat bahwa instrumen penelitian merupakan alat bantu peneliti dalam pengumpulan data, mutu instrumen akan menentukan mutu data yang dikumpulkan, sehingga tepatlah dikatakan bahwa hubungan instrumen dengan data adalah sebagai jantungnya penelitian yang saling terkait. Dari berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian agar data lebih mudah diolah dan menghasilkan penelitian yang berkualitas. Data yang telah terkumpul dengan menggunakan instrumen akan dideskripsikan, dilampirkan atau digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam suatu penelitian. Instrumen memiliki peranan penting di dalam penelitian. Sukardi (2013:75) menyatakan bahwa fungsi dari intrumen penelitian adalah untuk memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti sedang mengumpulkan informasi dilapangan. Menurutnya, pembuatan intrumen dalam penelitian kuantitatif merupakan bagian dari kegiatan yang harus dibuat secara intensif sebelum peneliti memasuki lapangan atau sebagai kelengkapan proposal. Berbeda dengan penelitian kualitatif, pada penelitian kualitatif intrumen penelitian dapat dibuat ketika penelitian berlangsung agar sesuai dengan penelitian di lapangan. B. JENIS-JENIS INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen penelitian dapat berupa instrumen pengumpulan data baku yang telah tersedia maupun instrumen data yang dikembangkan sendiri oleh peneliti. Untuk dapat mengembangkan instrumen, peneliti perlu memahami jenis-jenis instrumen. Pembahasan tentang jenis instrumen tidak akan terlepas dari jenis metode pengumpulan data karena ada beberapa nama instrumen penelitian yang sama dengan metodenya. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Arikunto

2 (2013:193) & Riduwan (2013:25) bahwa beberapa instrumen memiliki nama yang sama dengan metodenya, antara lain adalah sebagai berikut ini. a. Instrumen untuk metode tes adalah soal tes b. Instrumen untuk metode observasi adalah pedoman observasi atau panduan pengamatan dan juga check list c. Instrumen untuk metode dokumentasi adalah pedoman dokumentasi atau check list Menurut Arikunto (2000:134); Margono (2010:159); & Sanjaya (2013:274), kaitan antara metode dan instrumen pengumpulan data secara lebih detail dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data No. Jenis Metode Jenis Instrumen 1. Angket (questionnaire) a. Angket (questionnaire) b. Daftar cocok (checklist) c. Skala (scala) d. Inventori (inventory) 2. Wawancara (Interview) a. Pedoman wawancara (interview guide) b. Daftar cocok (checklist) c. Peralatan mekanis 3. Pengamatan/Observasi a. Lembar pengamatan (observation) b. Panduan pengamatan c. Panduan observasi (observation sheet atau observation schedule d. Catatan anekdot (anecdotal record) e. Skala penilaian (rating scale) f. Peralatan mekanis g. Daftar cocok (checklist) 4. Ujian atau Tes (test) a. Soal ujian (soal tes) b. Inventori (inventory) 5. Dokumentasi a. Daftar cocok (checklist) b. Tabel Secara garis besar, instrumen dibedakan menjadi dua, yaitu tes dan non tes. Menurut Arifin (2014:226) instrumen tes memiliki sifat mengukur, sedangkan instrumen nontes memiliki sifat menghimpun. Instrumen tes terdiri dari beberapa jenis, seperti tes tertulis, lisan, dan tindakan. Instrumen nontes terdiri dari angket, pedoman observasi, pedoman wawancara, pedoman dokumentasi, peralatan

3 mekanik, daftar check, skala dan lain sebagainya. Jenis-jenis instrumen tersebut diuraikan sebagai berikut ini. 1. Tes Menurut Arifin (2014:226), tes merupakan suatu tehnik pengukuran yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden. Instrumen tes dapat dibedakan menjadi berbagai macam, diantaranya disajikan dalam tabel berikut. Aspek Fungsi Bidang Psikologi Jumlah peserta Cara penyusunan Aspek kemampuan Bentuk Jenis Tes Tes prestasi belajar, tes penguasaan, tes bakat, tes diagnostik, tes penempatan, tes formatif, dan tes sumatif. Tes intelegensia umum, tes kemampuan khusus, tes prestasi belajar, dan tes kepribadian Tes kelompok dan tes perseorangan Tes baku atau standar (standardized test) dan tes nonstandar Tes kemampuan dan tes kecepatan Tes tulis (objektif, uraian terbatas, dan uraian bebas), tes lisan, dan tes perbuatan. Dari berbagai jenis tes tersebut, menurut Arifin (2014:227), salah satu bentuk tes yang paling sering digunakan adalah tes tulis objektif. Tes objektif ini dapat berbentuk tes benar salah, pilihan ganda, menjodohkan, melengkapi, atau jawaban singkat. Menurutnya, tes ini memiliki kelebihan yaitu sebagai berikut ini. a. Ruang lingkup item luas dan bisa mencakup seluruh materi b. Dapat menghindari kemungkinan jawaban spekulatif dalam ujian. c. Jawaban bersifat mutlak sehingga penilaian menjadi lebih objektif d. Koreksi dapat dilakukan oleh siapa saja e. Pemberian skor mudah dan cepat f. Korektor tidak terpengaruh dengan baik atau buruknya tulisan g. Tidak mungkin ada dua orang responden yang jawabannya sama, tetapi skornya berbeda Disamping kelebihan, tes bentuk ini juga memiliki kelemahan (Arifin, 2014;228), yaitu sebagai berikut ini. a. Sulit dalam mengonstruksi soal. b. Membutuhkan waktu yang lama. c. Ada kemungkinan responden mencontoh jawaban orang lain dan berpikir pasif d. Umumnya hanya mampu mengukur proses-proses mental yang dangkal.

4 2. Nontes Sudaryono, Margono, & Rahayu (2013:33) menyatakan bahwa instrumen non tes lebih komprehensif, tidak hanya menilai aspek kognitif saja, tetapi juga aspek afektif, dan psikomotorik. Instrumen ini meliputi berbagai macam jenis, yaitu sebagai berikut ini. a. Angket (Questioner) Menurut Arifin (2014:228), angket adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang harus dijawab responden secara bebas sesuai dengan pendapatnya. Menurutnya, angket terdiri dari beberapa bentuk yaitu sebagai berikut ini. 1) Terstruktur, yaitu angket yang menyediakan beberapa kemungkinan jawaban. Bentuk ini meliputi tiga bentuk, yaitu (a) bentuk jawaban tertutup, yaitu pada setiap pertanyaan sudah tersedia berbagai alternatif jawaban; (b) bentuk jawaban tertutup tetapi pada bagian terakhir diberikan alternatif jawaban secara terbuka untuk memberikan kesempatan pada responden menjawab secara bebas; dan (c) bentuk jawaban bergambar, yaitu memberikan jawaban dalam bentuk gambar. 2) Tak berstruktur, yaitu angket yang memberikan jawaban secara terbuka, responden bebas menjawab pertanyaan tersebut. Angket ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam, tetapi kurang dapat dinilai secara objektif. Jawaban tidak dapat dianalisis secara statistik sehingga kesimpulannya hanya merupakan pandangan yang bersifat umum. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun dan menyebarkan angket menurut Arifin (2014:229); Sanjaya (2013:259); & Sudaryono, Margono, & Rahayu (2013:33) adalah sebagai berikut ini. 1) Berikan pengantar dan petunjuk pengisian angket dengan jelas. Tuliskan maksud pengedaran angket, jaminan kerahasiaan jawaban dan ucapan terima kasih. 2) Buat pertanyaan yang tepat sasaran. 3) Setiap pertanyaan dirumuskan secara jelas, menggunakan bahasa yang baik, benar, jelas, singkat, dan mudah dimengerti oleh responden. 5

5 4) Hindari penggunaan dua kata sangkal dalam satu kalimat pertanyaan. 5) Hindari pertanyaan berlaras dua, yaitu mengandung pertanyaan yang lebih dari satu persoalan. Apabila ada dua item persoalan, sebaiknya dibuat menjadi dua butir. 6) Hindari pertanyaan yang mengarahkan pada jawaban yang diinginkan peneliti. 7) Jika terdapat angket yang tidak dikembalikan, maka peneliti harus membagikan lagi angket itu kepada responden yang lain sebanyak angket yang tidak dikembalikan. 8) Apabila ada kata-kata yang memerlukan penekanan, sebaiknya diberi tanda seperti menebalkan huruf atau menggaris bawahi atau menuliskan dengan warna yang berbeda. 9) Angket disusun dengan sebaik dan semenarik mungkin agar responden tertarik untuk mengisinya. Penggunaan angket memiliki kelebihan, yaitu sebagai berikut ini. 1) Responden dapat menjawab dengan bebas dan waktu relatif lama sehingga obektifitas dapat terjamin. 2) Informasi atau data lebih mudah dianalisis karena itemnya homogen. 3) Dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari responden yang jumlahnya cukup banyak. Angket juga memiliki kelemahan, yaitu sebagai berikut ini. 1) Ada kemungkinan angket diisi oleh orang lain. 2) Hanya diperuntukkan bagi yang dapat melihat. 3) Responden hanya menjawab berdasarkan jawaban yang ada b. Daftar Cek (check list) Daftar cek merupakan suatu daftar yang berisi subyek dan aspek-aspek yang diamati. Melalui daftar cek, peneliti dapat mencatat tiap-tiap kejadian penting. Ada bermacam-macam aspek perbuatan yang biasanya dicantumkan dalam datar cek. Observer tinggal memberikan tanda cek ( ) pada tiap-tiap aspek sesuai dengan pengamatannya. Daftar cek memiliki manfaat untuk membantu peneliti dalam mengingat apa yang harus diamati. Daftar cek juga memberikan informasi kepada stakeholder. Namun peneliti juga harus 6

6 mempertimbangkan kemungkinan perilaku penting lain yang belum tercakup dalam daftar cek. Dengan kata lain peneliti tidak perlu terlalu kaku dalam menggunakan daftar cek. c. Pedoman Wawancara Wawancara merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan responden. Instrumen yang digunakan untuk melakukan wawancara adalah pedoman wawancara. Menurut Creswell (Sudaryono, Margono, & Rahayu, 2013:35), pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang biasanya dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan dengan baik. Isi pertanyaan mencakup fakta, data, pengetahuan, konsep, pendapat, persepsi atau evaluasi responden berkenaan dengan fokus masalah atau variabel yang dikaji dalam penelitian. Menurut Arifin (2014:233) & Sudaryono, Margono, & Rahayu (2013:37), teradapat tiga bentuk pertanyaan wawancara yang dapat disusun dalam pedoman wawancara, yaitu sebagai berikut ini. 1) Terstruktur, yaitu pertanyaan yang menuntut jawaban agar sesuai dengan apa yang terkandung dalam pertanyaan tersebut. Pedoman wawancara ini disusun secara rinci. Pertanyaan ini biasanya digunakan jika masalahnya tidak terlalu kompleks dan jawabannya sudah konkret. 2) Tidak terstruktur, yaitu pertanyaan yang bersifat terbuka sehingga responden bebas menjawab pertanyaan. Pedoman wawancara hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Jenis ini digunakan untuk mengungkap perasaan, pikiran, dan alasan tingkah laku. 3) Campuran, yaitu pertanyaan yang menuntut jawaban campuran, ada yang terstruktur ada pula yang bebas. Menurut Sudaryono, Margono, & Rahayu (2013:36) bagi peneliti yang sudah berpengalaman pedoman wawancara hanya berupa pertanyaan pokok atau inti saja. Dalam pelaksanaan wawancara, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kondisi. Bagi peneliti pemula atau para mahasiswa, pedoman wawancara memuat pertanyaan pokok yang disusun dengan lebih rinci. 7

7 Kriteria penulisan pertanyaan dalam pedoman wawancara menurut Kerlinger (2014:777) adalah sebagai berikut ini. 1) Pertanyaan berfungsi untuk memancing informasi yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis atau pertanyaan penelitian. 2) Pemilihan tipe pertanyaan yang sesuai. 3) Pertanyaan jelas dan tidak mengandung tafsir majemuk. Hindari pertanyaan yang memuat lebih dari satu gagasan. 4) Hindari pertanyaan yang menggiring responden untuk memberikan alternatif jawaban tertentu. 5) Mempertimbangkan pengetahuan dan informasi yang dimiliki oleh responden. 6) Pertanyaan yang menuntut ihwal yang bersifat pribadi, kepekaan, dan kontroversial diletakkan di bagian belakang setelah tercapai keakraban. 7) Menghindari pertanyaan yang mengarahkan responden untuk mengungkapkan sentimen-sentimen yang hanya dipandang baik secara sosial saja. d. Pedoman Observasi Observasi merupakan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian. Salah satu instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi adalah pedoman observasi. Sudaryono, Margono, & Rahayu (2013:39) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, pedoman observasi hanya berupa garis-garis besar atau butir-butir umum kegiatan yang akan diobservasi. Rincian dari aspek-aspek yang diobservasi dikembangkan di lapangan dalam proses pelaksanaan observasi. Dalam penelitian kuantitatif, pedoman observasi dibuat lebih rinci, dalam penelitian tertentu pedoman observasi dapat berbentuk check list. Menurut Sudaryono, Margono, & Rahayu (2013:39), minimal terdapat dua format observasi untuk penelitian kuantitatif, yaitu (1) berisi butir-butir pokok kegiatan yang akan diobservasi, dalam pelaksanaan pengamat membuat deskripsi singkat berkenaan dengan perilaku yang diamati; dan (2) berisi butir-butir kegiatan yang mungkin diperlihatkan oleh individu-individu yang diamati. Pedoman observasi dapat pula disusun dalam bentuk skala. 8

8 e. Pedoman Dokumentasi Dokumen yang digunakan dalam penelitian dapat berupa dokumen yang sudah ada maupun dokumen yang dirancang selama penelitian. Menurut Arifin (2014:243), dokumen merupakan bahan-bahan tertulis, misalnya silabus, program tahunan, program bulanan, program mingguan, rencana pelaksanaan pembelajaran, catatan pribadi siswa, buku raport, kisikisi, daftar nilai, lembar soal atau lembar tugas, lembar jawaban, dan lain sebagainya. Dokumen dapat juga berbentuk dokumen yang terkait dengan kondisi lingkungan sekolah, data guru, data siswa, dan organisasi sekolah. Trianto (2011:268) menyatakan bahwa bentuk instrumen dokumentasi terdiri dari dua macam, yaitu pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya dan check list yang memuat daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Pada pedoman dokumentasi, peneliti cukup menuliskan tanda centang dalam kolom gejala, sedangkan pada check list peneliti memberikan tally pada setiap pemunculan gejala. f. Catatan anekdot (anecdotal record) Catatan anekdot biasanya digunakan dalam tehnik observasi. Menurut Margono (2010:159) catatan ini digunakan untuk mencatat gejala-gejala khusus atau luar biasa menurut urutan kejadian. Catatan ini dibuat segera setelah peristiwa terjadi. Catatan berupa bagaimana kejadiannya, bukan pendapat pencatat tentang kejadian. g. Catatan berkala (insidental record) Catatan ini biasanya digunakan dalam tehnik observasi. Menurut Margono (2010:159) pencatatan dilakukan menurut urutan waktu munculnya suatu gejala tetapi tidak dilakukan secara terus menerus, hanya pada waktu tertentu, dan terbatas pada jangka waktu yang ditetapkan pada pengamatan. h. Peralatan mekanis Menurut Margono (2010:159) peralatan mekanis digunakan untuk merekam proses observasi, wawancara, atau kegiatan penelitian yang lain. Peralatan mekanis yang biasa digunakan meliputi kamera dan recorder. Hasil rekaman dapat berupa video, foto, rekaman suara, kaset, dan lain-lain. 9

9 i. Skala Kerlinger (2014:775) menyatakan bahwa skala adalah sehimpunan butir verbal yang pada setiap butirnya dijawab oleh responden dengan menyatakan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuannya, atau menjawab dengan cara lain. Butir-butir skala mempunyai alternatif tertentu dan menempatkan responden pada titik tertentu di skala tersebut. Skala yang digunakan dalam penelitian meliputi berbagai macam, diantaranya adalah sebagai berikut ini. 1) Skala sikap Arifin (2014:236) menyatakan bahwa sikap menunjuk pada perbuatan atau perilaku seseorang, tetapi tidak berarti semua perbuatan identik dengan sikap. Untuk mengukur sikap, perlu memperhatikan tiga komponen sikap, yaitu kognisi, afeksi, dan konasi (kecenderungan bertindak). 2) Skala minat Minat merupakan dorongan atau aktivitas mental yang dapat merangsang perasaan senang terhadap sesuatu. Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Berminat tidaknya seseorang terhadap sesuatu dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain perhatian, perasaan, motivasi dan sikap (Arifin, 2014:241). 3) Skala penilaian (rating scale) Skala ini banyak digunakan dalam observasi. Perilaku manusia, baik sikap, aktivitas, maupun prestasi belajar timbul dalam tingkat-tingkat tertentu sehingga perlu skala penilaian. Arifin (2014:242) menyatakan bahwa skala ini tidak hanya melihat ada atau tidaknya onjek yang diamati, tetapi juga mengukur intensitas fenomena yang disusun dalam tingkatan-tingkatan yang telah ditentukan. Menurutnya, skala penilaian memiliki beberapa kelemahan yaitu, halo effects, generousity affects, and carry-over effects. Halo effects merupakan kelemahan yang timbul jika observser terpikat oleh kesan-kesan umum yang baik pada responden tetapi tidak menyelidiki kesan-kesan umum tersebut. Generosity effects timbul jika ada keinginan untuk berbuat baik. Carry-over effects timbul jika observer tidak dapat memisahkan satu fenomena dengan fenomena yang lain. 10

10 D. SKALA PENGUKURAN DALAM INSTRUMEN PENELITIAN Dalam pengukuran penelitian, variabel yang bersifat kualitatif berskala nominal, sedangkan variabel kuantitatif berskala ordinal, interval atau rasio. Sementara penggunaan instrumen skala dimaksudkan untuk menjaring data yang berskala interval. Sudaryono, Margono, & Rahayu (2013:45) menyatakan bahwa skala biasanya digunakan untuk mengecek dan menetapkan nilai suatu faktor kualitatif dalam ukuran-ukuran kuantitatif. Hampir sama dengan pendapat tersebut, Sugiyono (2016:133) menyatakan bahwa skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval dan rasio yang ada dalam alat ukur sehingga akan menghasilkan data kuantitatif. Skala bertujuan untuk menempatkan individu pada titik tertentu pada kontinum kesepakatan dengan sikap yang ditanyakan (Kerlinger, 2014:795). Beberapa skala yang digunakan dalam penelitian terdiri dari skala Likert, skala Guttman, rating scale, semantic deferential dan skala Tunderstone. Masing-masing diuraikan sebagai berikut ini. 1. Skala Likert (Skala Tingkat Sumatif) Skala Likert digunakan untuk mengukur persepsi atau sikap seseorang. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel yang digunakan sebagai titik tolak dalam menyusun butir-butir instrumen (Sugiyono, 2016:134). Pada skala Likert setiap butir instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Arifin (2014:236) menyatakan bahwa model skala Likert yang dapat digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut. 1. Mengggunakan bilangan untuk menunjukkan tingkat-tingkat dari objek sikap yang dinilai, seperti 1, 2, 3, 4, dan seterusnya. 2. Menggunakan frekuensi terjadinya atau timbulnya sikap, seperti selalu, seringkali, kadang-kadang, pernah dan tidak pernah. 3. Menggunakan istilah-istilah yang bersifat kualitatif, seperti bagus sekali, baik, sedang, dan kurang. Dapat juga menggunakan istilah sangat setuju, setuju, tidak tahu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. 4. Menggunakan istilah-istilah yang menunjukkan kedudukan seperti sangat rendah, di bawah rata-rata, di atas rata-rata, dan sangat tinggi. 11

11 5. Menggunakan kode bilangan atau huruf, misalnya selalu diberi kode 5, kadang-kadang (4), jarang (3), jarang sekali (2), dan tidak pernah (1). Sukardi (2013:147) menyatakan bahwa pilihan interval yang digunakan dapat bermacam-macam. Peneliti juga dapat menentukan apakah pilihannya berjumlah ganjil atau genap. Namun, berdasarkan pengalaman pada beberapa penelitian di Indonesia, kebanyakan responden cenderung memberikan pilihan jawaban pada kategori tengah karena alasan kemanusiaan sehingga akan menyebabkan kesulitan bagi peneliti dalam membuat kesimpulan. Untuk mengatasi hal ini, peneliti dianjurkan membuat tes skala Likert dengan menggunakan banyak pilihan genap. Likert (Arifin, 2014:237) memberikan petunjuk agar skala Likert berkualitas, yaitu sebagai berikut ini: 1) pernyataan harus menggambarkan perilaku yang diinginkan dan bukan menyatakan suatu fakta, 2) pernyataan harus jelas, singkat, terarah, dan tidak mempunyai tafsiran ganda, 3) diusahakan supaya kecenderungan jawaban tidak terhimpun di satu ujung kontinum, tetapi sebagian berada di ujung lain, dan sebagian lagi terletak di tengah kontinum arah sikap tersebut, 4) keseluruhan perangkat skala sikap hendaknya mencakup dua kelompok pernyataan, yaitu pernyataan positif dan pertanyaan negatif untuk menghindari jawaban yang strereotip dari responden, 5) setiap pertanyaan harus mengandung satu variabel sikap dan tidak boleh lebih. Instrumen dengan skala ini dapat dibuat dalam bentuk check list ataupun pilihan ganda. Berikut ini disajikan contoh skala Likert. No Pernyataan 1 Matematika merupakan mata pelajaran favorit saya. 2 Saya tidak senang dengan mata pelajaran matematika. dst Alternatif Jawaban SS S R TS STS Matematika merupakan mata pelajaran favorit saya. a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 12

12 Misalnya angket tersebut diberikan pada 50 responden. Salah satu cara menganalisis angket tersebut adalah sebagai berikut ini (Sugiyono, 2016:137). Analisis jawaban butir orang menjawab SS = 12 x 5 = orang menjawab S = 20 x 4 = 80 5 orang menjawab R = 5 x 3 = orang menjawab TS = 10 x 2 = 20 3 orang menjawab STS = 3 x 1 = 3 Jumlah total = Jumlah skor ideal untuk seluruh item 5 x 50 = Jumlah skor yang diperoleh dari penelitian = Tingkat persetujuan 50 responden terhadap mata pelajaran matematika sebagai mata pelajaran favorit adalah = % = 71,2 % dari 100 %. - Secara kontinum dapat digambarkan sebagai berikut ini. STS TS RG S SS Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 50 responden, skor 178 terletak pada daerah mendekati setuju. 2. Skala Guttman (Skala Kumulatif) Skala ini mirip dengan skala Likert. Sudaryono, Margono, & Rahayu (2013:33) menyatakan bahwa skala ini digunakan untuk menjawab suatu permasalahan yang bersifat tegas dan konsisten. Menurut Sugiyono (2016:139) pada skala ini hanya ada dua interval, yaitu setuju atau tidak setuju, ya atau tidak, pernah atau tidak pernah, positif atau negatif, dan lain sebagainya. Skala ini juga dapat digunakan dalam bentuk pilihan ganda maupun bentuk check list. Berikut ini disajikan contoh skala Guttman. No Pernyataan 1. Penguasaan Matematika sangat membantu dalam mempelajari bidang studi lain. Alternatif Jawaban S TS Penguasaan Matematika sangat membantu dalam mempelajari bidang studi lain. a. Setuju b. Tidak Setuju 13

13 Menurut Sugiyono (2016:141), analisis pada skala ini seperti pada Likert. Jawaban setuju diberi skor 1 dan jawaban tidak setuju diberi skor Semantik Defferensial (Perbedaan Semantik) Skala ini untuk mengukur sikap. Berbeda dengan skala Likert dan Guttman, skala ini tidak berbentuk pilihan ganda atau check list tetapi tersusun dalam satu garis kontinum. Sudaryono, Margono, & Rahayu (2013:53) menyatakan bahwa skala perbedaan semantik berisikan serangkaian karakteristik bipolar, seperti panas-dingin, populer-tidak populer, baik-tidak baik, dan lain sebagainya. Jawaban sangat positif terletak di bagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak di bagian kiri, atau sebaliknya. Dengan kata lain, skala ini dikonstruksi dengan memilih kata-kata sifat yang berpasangan untuk menggambarkan dimensi evaluatif. Pasangan kata-kata tersebut biasanya ditampilkan dengan tujuh skala kategori jawaban. Responden diminta untuk memberikan tanda (X) pada salah satu skala yang menggambarkan keadaan yang paling sesuai. Berikut ini disajikan contoh skala semantik defferensial. Penilaian terhadap pembelajaran matematika. 1. Menyenangkan Membosankan 2. Sulit Mudah 3. Bermanfaat Sia-sia 4. Buruk Baik 5. Menantang Menjemukan Data dapat diinterpretasikan sebagai berikut ini. Netral Negatif Positif 4. Rating Scale (Skala Penilaian) Sudaryono, Margono, & Rahayu (2013:53) menyatakan bahwa pada skala penilaian, penilai atau responden memberi angka pada suatu kontinum di mana individu atau objek akan ditempatkan. Pada ketiga skala sebelumnya, data yang diperoleh adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan. Dalam skala ini, data yang diperoleh adalah data kuantitatif (angka) yang kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Responden menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang 14

14 disediakan. Dengan demikian skala ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap, tetapi juga mengukur persepsi responden terhadap fenomena lain seperti status sosial, ekonomi, pengetahuan, kemampuan, dan lain-lain. Berikut disajikan contoh instrumen skala penilaian terhadap kualitas dosen. No Item Pertanyaan Skor 1. Kesiapan memberikan kuliah Ketertiban penyelenggaraan perkuliahan Kejelasan penyampaian materi Pemanfaatan media dan teknologi pembelajaran Pemberian umpan balik terhadap tugas Bila instrumen tersebut digunakan sebagai angket yang diberikan kepada 40 responden, data dapat ditabulasikan seperti tabel berikut. No Jawaban Responden untuk item nomor Responden Jumlah Jumlah Jumlah skor kriterium maksimal = 5 x 5 x 40 = Jumlah skor hasil pengumpulan data = Kualitas dosen menurut 40 responden = % = 79% dari 100%. - Secara kontinum dapat dibuat kategori sebagai berikut. STB TB C B SB Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 40 responden, skor 790 terletak pada daerah mendekati baik. 5. Skala Tunderstone (Equal Appearing Interval Scale) Sudaryono, Margono, & Rahayu (2013:53) menyatakan bahwa skala ini meminta responden untuk memilih pertanyaan yang ia setujui dari beberapa pertanyaan yang menyajikan pandangan yang berbeda-beda. Hasil akhirnya berupa sehimpunan butir pertanyaan sikap yang dapat digunakan untuk memberikan skor 15

15 Nilai = = 7,8 5 sikap kepada individu (Kerlinger, 2014:796). Setiap butir diberi nilai skala yang menunjukkan kekuatan sikap yang terkandung di dalam butir. Pada umumnya, setiap butir mempunyai asosiasi nilai terurut antara 1 sampai 10. Artinya setiap butir memiliki nilai skala yang berbeda-beda, tetapi nilai-nilai tersebut tidak diketahui oleh responden. Berikut ini disajikan contoh penggunaan skala Tunderstone. Petunjuk: Pilihlah 5 pernyataan yang paling sesuai dengan sikap anda terhadap pelajaran matematika dengan cara memberikan tanda cek ( ( ) 1. Saya senang belajar Matematika. ( ) 2. Saya pasrah terhadap ketidakberhasilan saya dalam Matematika. ( ) 3. Penguasaan Matematika akan sangat membantu dalam mempelajari bidang studi lain. ( ) 4. Jika ada pelajaran kosong saya lebih suka belajar matematika. ( ) 5. Saya merasa asing jika ada teman yang membicarakan matematika. ( ) 6. Saya selalu ingin meningkatkan pengetahuan dan kemampuan saya dalam matematika. ( ) 7. Pelajaran Matematika sangat menjemukan. ( ) 8. Matematika adalah mata pelajaran favorit saya. ( ) 9. Belajar Matematika menumbuhkan sikap kritis dan kreatif. ( ) 10. Pelajaran Matematika tidak menantang. Kriteria penilaian setiap butir dan nilai akhir adalah sebagai berikut ini. No. Item Pertanyaan Nilai Nilai tertinggi : = 8 Nilai terendah : = Contoh hasil rekapitulasi data responden A yang memilih butir 1, 3, 4, 6, dan 8. No. Item Pertanyaan Jawaban Responden Nilai Kesimpulan: Responden A mempunyai respon yang tinggi dalam pelajaran Matematika 16

16 E. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN INSTRUMEN PENELITIAN Pemilihan tehnik pengumpulan data dan instrumen penelitian yang digunakan perlu dipertimbangkan dengan baik karena setiap tehnik pengumpulan data dan instrumen penelitian memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam melaksanakan suatu penelitian biasanya digunakan lebih dari satu metode atau instrumen agar dapat saling menutupi kelemahan. Sugiyono (2016:172) menyarankan pertimbangan penggunaan tehnik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut ini. 1. Angket digunakan bila jumlah responden banyak, dapat membaca dengan baik, dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia. 2. Observasi digunakan bila obyek penelitian bersifat perilaku manusia, proses kerja, gejala alam, dan responden atau lingkupnya kecil. 3. Wawancara digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam dan jumlah responden sedikit. 4. Gabungan ketiganya digunakan bila ingin mendapatkan data yang lengkap, akurat, dan konsisten. Di samping itu, Sanjaya (2014:255) mengungkapkan bahwa angket digunakan jika jumlah responden yang dijadikan sebagai sumber cukup banyak sehingga tidak mungkin digunakan dengan cara lain, angket juga digunakan apabila ingin menggali pendapat atau opini responden tentang isu-isu yang sedang berkembang, dan biasanya permasalahan yang digali adalah permasalahan yang terbatas. Selain pertimbangan tersebut, Arikunto (2013:207) menyatakan bahwa secara garis besar pemilihan metode penelitian dan instrumen pengumpulan data dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu tujuan penelitian, sampel penelitian, lokasi, pelaksana, biaya, waktu, jenis data yang dibutuhkan, tehnik analisis, serta faktorfaktor pendukung dan penghambat lainnya. Margono (2010: ) memberikan penjelasan yang lebih rinci dalam mempertimbangkan pemilihan dan penyusunan instrumen penelitian, antara lain sebagai berikut ini. 1. Masalah dan variabel yang diteliti harus jelas dan spesifik sehingga dapat menetapkan jenis instrumen yang akan digunakan dengan mudah. 2. Sumber data atau informasi dan jumlah keragamannya harus diketahui terlebih dahulu sebagai bahan atau dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika, dan item dalam instrumen penelitian. 17

17 3. Keterampilan instrumen sebagai alat pengumpul data, baik dari keajegan, kesahihan maupun objektivitasnya. 4. Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instumen harus jelas, peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna pemecahan masalah penelitian. 5. Mudah dan praktis digunakan dan dapat menghasilkan data yang diperlukan. Arifin (2014:224) menyatakan bahwa dalam mengukur suatu variabel penelitian, seorang peneliti dapat menyusun sendiri instrumen penelitian. Namun, dalam hal-hal tertentu, peneliti dapat menggunakan instrumen yang telah ada, yaitu berupa instrumen baku atau yang telah digunakan dalam penelitian sebelumnya. Peneliti juga dapat menggunakan instrumen yang sudah ada, yang disusun berdasarkan suasana sosial budaya asing. Pemakaian instrumen yang telah ada tersebut tidak luput dari kriteria yang dikenakan pada instrumen dan juga harus dilakukan pengujian mutu instrumen sesuai dengan kriteria yang dimaksud. Menurut Arifin (2014:225) jika ingin menyadur instrumen baku yang dikembangkan dalam bahasa asing, ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu sebagai berikut ini. 1. Menelaah instrumen asli dengan mempelajari panduan umum (manual) instrumen dan butir-butirnya. Hal ini dilakukan untuk memahami konstruksi variabel yang diukur, kisi-kisi, butir-butir, dan cara penafsiran jawaban. 2. Menerjemahkan setiap butir instrumen ke dalam Bahasa Indonesia. Penerjemahan ini harus dilakukan oleh dua orang secara terpisah. 3. Memadukan kedua terjemahan tersebut oleh orang ketiga. 4. Menerjemahkan kembali ke dalam bahasa asalnya. Hal ini untuk mengetahui kebenaran penerjemahan. 5. Memperbaiki butir instrumen apabila diperlukan. 6. Menguji pemahaman subyek terhadap butir instrumen. 7. Menguji validitas dan reliabilitas instrumen. Jika instrumen dikembangkan oleh peneliti sendiri, terdapat langkah-langkah pengembangan instrumen yang hampir baku. Menurut Sumadi (2014:53); Margono ( ); & Arifin (2014:244), secara umum langkah-langkah pengembangan instrumen adalah sebagai berikut ini. 18

18 1. Pengembangan spesifikasi instrumen Spesifikasi instrumen adalah rancangan pokok (grand design) instrumen. Semua kegiatan dalam pengembangan instrumen dilakukan berdasar spesifikasi tersebut sehingga spesifikasi harus dibuat secara hati-hati. Spesifikasi harus memuat semua hal yang akan dilakukan secara spesifik. Hal-hal yang perlu dimuat adalah (a) wilayah yang direkam, (b) dasar konseptual atau teoritis yang akan digunakan sebagai landasan, (c) subjek yang akan diambil datanya, (d) tujuan pengambilan data, (e) materi instrumen, (f) tipe butir pertanyaan atau pernyataan, (g) jumlah butir pertanyaan dan pernyataan, (h) kriteria seleksi butir pertanyaan atau pernyataan yang dianggap baik. Pada tahap ini juga dilakukan analisis variabel penelitian, yaitu mengkaji variabel yang menjadi subpenelitian sejelas-jelasnya, sehingga indikator tersebut bisa diukur dan menghasilkan data yang diinginkan. Peneliti menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel, subvariabel dan indikatorindikatornya. Satu variabel bisa diukur oleh satu jenis instrumen atau lebih. 2. Membuat kisi-kisi atau layout instrumen Kisi-kisi berisi lingkup materi pertanyaan, abilitas yang diukur, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan dan waktu yang dibutuhkan. Lingkup materi pertanyaan didasarkan pada indikator variabel. Artinya setiap indikator akan menghasilkan beberapa lingkup isi pertanyaan dan abilitas yang diukur. Abilitas yang dimaksudkan adalah kemampuan yang diharapkan dari subjek yang diteliti. 3. Penulisan butir-butir pertanyaan atau pernyataan Pada tahap ini, peneliti menyusun butir atau pertanyaan yang sesuai dengan jenis instrumen yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi. Jumlah pertanyaan bisa dibuat lebih dari yang telah ditetapkan sebagai indikator pada kisi-kisi. 4. Telaah dan revisi butir-butir pertanyaan atau pernyataan Butir-butir pertanyaan dan pernyataan harus ditelaah secara cermat apakah sudah sesuai dengan yang dirancangkan atau apakah perlu direvisi. Telaah dan revisi butir-butir pertanyaan dan pernyataan dilakukan oleh team, akan lebih baik apabila diselenggarakan dalam kegiatan seperti seminar, agar butir-butir pertanyaan dan pernyataan itu dapat dicermati dari berbagai aspeknya. Aspekaspek utamanya adalah (a) kesesuaian dengan spesifikasi, (b) kesesuaian dengan 19

19 landasan teoretis, (c) kesesuaian dengan format yang dilihat dari sudut ilmu pengukuran, (d) ketepatan bahasa yang digunakan dengan melihat dari sudut bahasa baku dan subjek yang memberikan respon. 5. Penyusunan butir-butir pertanyaan atau pernyataan ke dalam perangkat instrumen Dalam penyusunan butir-butir pertanyaan, masing-masing pertanyaan bebas satu sama lain atau respon subjek penelitian terhadap suatu pertanyaan tidak boleh mempengaruhi responnya terhadap pertanyaan yang lain. Peneliti juga melengkapi instrumen dengan petunjuk pengisian dan pengantar. 6. Uji coba instrumen Instrumen yang dibuat sebaiknya diuji coba. Uji coba dilakukan untuk memperoleh informasi awal mengenai kualitas instrumen yang dikembangkan. Karaktristik subjek uji coba harus sama dengan karakteristik subjek penelitian. 7. Analisis uji coba Hasil uji coba dianalisis dengan cara menguji kualitas setiap butir pertanyaan atau pernyataan. Analisis butir pertanyaan (atribut kognitif) mencari informasi mengenai distribusi respons, taraf kesukaran, dan daya beda. Analisis butir pernyataan (atribut non-kognitif) mencari informasi mengenai distribusi respons dan daya beda butir pernyataan. 8. Pengujian reliabilitas dan validitas instrumen Realibilitas instrumen merujuk kepada konsistensi hasil pengumpulan data jika instrumen digunakan oleh seseorang atau kelompok orang yang sama dalam waktu berlainan atau jika instrumen itu digunakan oleh orang yang berbeda dalam waktu yang sama atau waktu yang berlainan. Dari hasil reliabilitas, instrumen dapar dipercaya atau dapat diandalkan. Sementara untuk menguji validitas terdapat tiga macam cara, yaitu validitas isi, validitas construct, dan validitas kriteria. 9. Penentuan perangkat akhir instrumen Berdasarkan hasil analisis didapatkan butir-butir yang sesuai dengan spesifikasi. Kemudian disusun menjadi perangkat akhir instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Pada tahap ini, instrumen direvisi, misalnya dengan membuang intrumen yang tidak perlu, menggantinya dengan yang baru atau perbaikan isi, redaksi, tata letak dan bahasa. 20

20 F. CONTOH INSTRUMEN PENELITIAN Contoh Instrumen Penelitian Pengembangan. PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN POP-UP MATH BOOK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VII SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI oleh: Rhomiy Handican (A1C211065)-Universitas Negeri Jambi 2015 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat di identifikasikan masalahmasalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengembangan media pembelajaran Pop-up math book dalam pembelajaran matematika materi Bangun Ruang Sisi Datar di kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi 2. Bagaimana persepsi siswa terhadap penggunaan Pop-up Math Book berbasis pendekatan saintifik sebagai media pembelajaran pada materi Bangun Ruang Sisi Datar di kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi? 3. Bagaimana pencapaian siswa melalui hasil belajar dengan menggunakan Pop-up Math Book berbasis pendekatan saintifik sebagai media pembelajaran pada materi Bangun Ruang Sisi Datar di kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi? Tujuan Pengembangan Tujuan dari Penelitian pengembangan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: 1. Untuk menghasilkan media Pop-up Math Book berbasis pendekatan saintifik pada materi Bangun Ruang Sisi Datar di kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi. 2. Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap penggunaan media Pop-up Math Book berbasis pendekatan saintifik sebagai media pembelajaran pada materi Bangun Ruang Sisi Datar di kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi. 3. Untuk mengetahui pencapaian siswa melalui hasil belajar dengan menggunakan Pop-up Math Book berbasis pendekatan saintifik sebagai media pembelajaran pada materi Bangun Ruang Sisi Datar di kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi. 21

21 Model Pengembangan Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ADDIE. Model ini sesuai dengan namanya terdiri dari lima tahap utama yaitu (A)nalisis, (D)esign, (D)evelopment, (I)mplementation, dan (E)valuation yang dilakukan dengan tahap yang sistematik. Tabel 3.1 tabel ADDIE (R.M. Branch : 3) Analyze Design Develop Implement Evaluate K mengidentifikasi Verifikasi Menghasilkan Menyiapkan Menilai O N alasan kemungkinan performa yang produk dan lingkungan kualitas produk S untuk sebauh diinginkan dan memvalidasi belajar dan pembelajaran E kesenjangan metode produk mengikutser dan prosesnya, P pelaksanaan pengujian yang penelitian -ta peserta sebelum dan tepat pembelajaran didik sesudah implementasi 1. Memvalidasi 1. Mengadakan 1. Uji Coba 1. Menyiapk 1. Level 1 P Kesenjangan inventaris yang Perorangan -an guru persepsi R Pelaksanaan dibutuhkan 2. Uji Coba 2. Menyiapk 2. Level 2 O 2. Menetapkan 2. Menyusun Kelompok -an siswa pengetahuan S Tujuan Tujuan Kecil 3. Level 3 3. Menganalisis Pelaksanan 3. Uji Coba pelaksanaan E Pembelajar atau Lapangan D 4. Sumber daya yang pengembangan U tersedia 3. Menghasilkan R 5. Membuat Strategi Rencana Kerja Pengujian

22 PENUTUP Instrumen penelitian merupakan salah satu komponen penting dalam penelitian. Instrumen penelitian dapat didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian agar data lebih mudah diolah dan memperoleh hasil penelitian yang berkualitas. Dalam mengembangkan instrumen, peneliti perlu mengetahui jenis-jenis instrumen yang dapat digunakan dalam penelitian. Secara umum, jenis-jenis instrumen dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu instrumen tes dan non tes. Masing-masing jenis tersebut masih memiliki berbagai macam jenis. Selain jenis instrumen, peneliti juga perlu mempertimbangkan skala pengukuran yang akan digunakan dalam penyusunan instrumen. Dengan demikian peneliti dapat menyusun instrumen penelitian yang berkualitas dengan mengikuti beberapa langkah penyusunan instrumen. 41

23 DAFTAR PUSTAKA Arifin, Z. (2014). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Rosdakarya. Arikunto, S. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Kerlinger, F. N. (2014). Asas-asas Penelitian Behavioral (Edisi Ketiga). (L. R. Simatupang, Terjemahan). Yogyakarta: Gajah mada University Press. Margono, S. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan, Komponen MKDK. Jakarta: Riena Cipta. Mustafa, Z. (2013). Mengurai Variabel Hingga Instrumentasi. Yogyakarta : Graha Ilmu. Riduwan. (2013). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. (2013). Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur (Edisi Pertama). Jakarta: Kencana. Sudaryono, Margono, G, & Rahayu, W. (2013). Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta Sukardi. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sumadi, S. (2014). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Raja Grafindo. Trianto. (2011). Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan tenaga Kependidikan (Edisi Pertama). Jakarta: Kencana. 42

INSTRUMEN PENELITIAN (METODE PENELITIAN PENDIDIKAN : DR. HERI RETNAWATI)

INSTRUMEN PENELITIAN (METODE PENELITIAN PENDIDIKAN : DR. HERI RETNAWATI) INSTRUMEN PENELITIAN (METODE PENELITIAN PENDIDIKAN : DR. HERI RETNAWATI) PENGERTIAN & JENIS-JENIS INSTRUMEN PENELITIAN PENGERTIAN Sugiyono (2014:133) Instumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai

Lebih terperinci

STATISTIK EKONOMI. Fakultas Ekonomi-Akuntansi Universitas Negeri Jakarta. Nisrina Anzilla

STATISTIK EKONOMI. Fakultas Ekonomi-Akuntansi Universitas Negeri Jakarta. Nisrina Anzilla STATISTIK EKONOMI Fakultas Ekonomi-Akuntansi Universitas Negeri Jakarta Nisrina Anzilla 8335128433 Data yang diperoleh dari suatu penelitian yang masih berupa random dapat disusun menjadi data yang berurutan

Lebih terperinci

Disampaikan pada Pengelolaan Data Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Sastra 2012

Disampaikan pada Pengelolaan Data Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Sastra 2012 Disampaikan pada Pengelolaan Data Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Sastra 2012 Tersusunnya instrumen yang akan digunakan dalam penjaringan data sehingga ke 30 Balai/Kantor sehingga data yang disajikan

Lebih terperinci

Teknik Pengumpulan Data. Prepared By : Dr. Mustakim, MM.

Teknik Pengumpulan Data. Prepared By : Dr. Mustakim, MM. Teknik Pengumpulan Data Prepared By : Dr. Mustakim, MM. Teknik Pengumpulan Data 1. Angket (Questionnaire) a). Angket Terbuka (angket tidak berstruktur) ialah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Langkah-langkah dalam membuat penelitian ini dilakukan dengan model pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian, secara umum menggambarkan bagaimana sutu proses penelitian

Lebih terperinci

INDIKATOR dan INSTRUMEN PENELITIAN

INDIKATOR dan INSTRUMEN PENELITIAN INDIKATOR dan INSTRUMEN PENELITIAN A. Pengertian Indikator Penelitian 1. Menurut KBBI, indikator adalah sesuatu yang dapat menjadi petunjuk atau keterangan. 2. Indikator sebagai alat atau petunjuk untuk

Lebih terperinci

STATISTIKA. Pendahuluan 3 SKS. Hugo Aprilianto, M.Kom. - Pengertian Statistik - Jenis - Karakteristik - Kegunaan - Skala Pengukuran - Sumber Data

STATISTIKA. Pendahuluan 3 SKS. Hugo Aprilianto, M.Kom. - Pengertian Statistik - Jenis - Karakteristik - Kegunaan - Skala Pengukuran - Sumber Data STATISTIKA 3 SKS Pendahuluan - Pengertian Statistik - Jenis - Karakteristik - Kegunaan - Skala Pengukuran - Sumber Data Hugo Aprilianto, M.Kom STATISTIK ilmu untuk mengumpulkan data, mengolah, menyajikan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan penelitian deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2014:4)

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan penelitian deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2014:4) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan penelitian deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2014:4) metologi

Lebih terperinci

INDIKATOR DAN INSTRUMEN PENELITIAN

INDIKATOR DAN INSTRUMEN PENELITIAN RESUME PRESENTASI KELOMPOK 5 INDIKATOR DAN INSTRUMEN PENELITIAN Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Dosen : Dr. Heri Retnawati, M.Pd Disusun Oleh: Nira

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah aspek yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap berhasil tidaknya suatu penelitian, terutama untuk mengumpulkan data. Metode penelitian

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1.

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm. 74-82 PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI Oleh Sukanti 1 Abstrak Terdapat empat karakteristik afektif yang penting dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian guna untuk memperoleh data yang diperlukan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) diawali dengan studi pendahuluan sampai tahap uji produk dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan suatu cara dalam melaksanakan suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan suatu cara dalam melaksanakan suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode Penelitian merupakan suatu cara dalam melaksanakan suatu penelitian yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian dan menjawab masalah yang

Lebih terperinci

SKALA PENGUKURAN GUTTMAN DAN RATING SCALE

SKALA PENGUKURAN GUTTMAN DAN RATING SCALE SKALA PENGUKURAN GUTTMAN DAN RATING SCALE A. Pengertian Skala Pengukuran Skala merupakan prosedur pemberian angka-angka atau symbol lain kepada sejumlah ciri dari suatu objek Pengukuran adalah proses,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan variabel-variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan variabel-variabel yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu adanya penjelasan mengenai variabel tersebut.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat korelasional. Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research &

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research & BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Setyosari (2012:214) penelitian pendidikan dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. kuantitatif menurut Sugiyono, adalah penelitian berupa angka-angka dan analisisanalisis

BAB III. Metode Penelitian. kuantitatif menurut Sugiyono, adalah penelitian berupa angka-angka dan analisisanalisis BAB III Metode Penelitian A. Pendekatan Penulisan skripsi ini menerapkan pendekatan kuantitatif. Pengertian penelitian kuantitatif menurut Sugiyono, adalah penelitian berupa angka-angka dan analisisanalisis

Lebih terperinci

PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak

PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI Sukanti Abstrak Terdapat empat karakteristik afektif yang penting dalam pembelajaran yaitu: (1) minat, 2) sikap, 3) konsep diri, dan 4) nilai. Penilaian afektif

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 32 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Sehubungan dengan masalah yang ingin penulis ungkapkan tentang Kualitas Interaksi Sosial Atlet Kata Karate Nomor Kata Beregu Kabupaten Cianjur, maka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Menurut Sugiyono (008 : ), Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode berasal dari kata Yunani methodos yang merupakan sambungan kata depan meta (secara harfiah berarti menuju, melalui, mengikuti sesudah) dan kata benda

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) secara sistematis, faktual

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) secara sistematis, faktual 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengeksplorasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam sebuah penelitian, salah satu faktor yang penting adalah adanya metode ilmiah tertentu yang digunakan untuk memecahkan sebuah masalah yang dipersoalkan dalam penelitian.

Lebih terperinci

Dewi Gayatri, M.Kes.

Dewi Gayatri, M.Kes. Dewi Gayatri, M.Kes. Observasi Wawancara Angket Test Peneliti melakukan pengamatan langsung dengan cara tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara Bentuk Observasi non sistematis (tanpa instrumen) Observasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dengan judul penelitian Efektivitas Pelatihan Kecerdasan Emosi terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dengan judul penelitian Efektivitas Pelatihan Kecerdasan Emosi terhadap 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu strategi yang mengatur latar penelitian agar diperoleh data yang valid dan sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebagaimana pada awal perkembangannya. Hasan (2008 : 207)

BAB III METODE PENELITIAN. sebagaimana pada awal perkembangannya. Hasan (2008 : 207) 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode kuantitatif sebagaimana pada awal perkembangannya. Hasan (2008 : 207) mengemukakan bahwa model Stake

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan salah satu langkah penting dalam melakukan penelitian, hal ini diperlukan oleh peneliti agar dapat menjelaskan maksud dari penelitian.

Lebih terperinci

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test 24 A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara, alat, atau teknik tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk suatu kepentingan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tamanwinangun yang beralamat di Jalan Bocor Nomor 54, Kelurahan Tamanwinangun,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian terletak di salah satu SMP Negeri di kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012:3).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012:3). 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012:3). Menurut kamus Webster s New International,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Kesulitan belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan jenis penelitian verifikatif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian merupakan tempat berlangsungnya proses studi yang digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Dan Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam setiap kegiatan pelaksanaan penelitian metode penelitian yang digunakan sesuai dengan permasalahan, tujuan penelitian, dan kerangka pemikiran

Lebih terperinci

commit to user 32 BAB III METODE PENELITAN

commit to user 32 BAB III METODE PENELITAN BAB III METODE PENELITAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang digunakan sebagai penelitian oleh peneliti adalah kelas IX A SMP Muhammadiyah Program Khusus Surakarta pada tahun

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Metodologi Penelitian: Metode dan Instrumen Pengumpulan Data Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2012 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Pendahuluan Definisi Metode pengumpulan data adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Ujicoba Instrumen Uji coba instrumen dilaksanakan pada minggu ke-4 Juli 2015 sampai dengan minggu ke-1 Agustus 2015. Uji dilaksanakan di

Lebih terperinci

Pertemuan Ke-5. Skala Pengukuran. Pertemuan 5_Statistik Inferensial

Pertemuan Ke-5. Skala Pengukuran. Pertemuan 5_Statistik Inferensial Pertemuan Ke-5 Skala Pengukuran Pertemuan 5_Statistik Inferensial 1 Model Skala Pengukuran Para ahli sosiologi membedakan skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur, yaitu : 1. Skala pengukuran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013;3). Penelitian pendidikan merupakan suatu kegiatan yang diarahkan kepada

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013;3). Penelitian pendidikan merupakan suatu kegiatan yang diarahkan kepada 20 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang digunakan Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013;3). Penelitian adalah penerapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masalah-masalah yang dihadapi serta cara mengatasi permasalahan tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. masalah-masalah yang dihadapi serta cara mengatasi permasalahan tersebut BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Agar memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai langkahlangkah yang harus diambil dan ditempuh serta gambaran mengenai masalah-masalah yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan instrumen asesmen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan instrumen asesmen 27 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan instrumen asesmen pengetahuan ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan fokus telaahan dalam penelitian ini yakni mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan fokus telaahan dalam penelitian ini yakni mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan fokus telaahan dalam penelitian ini yakni mendeskripsikan mengenai hubungan antara sikap terhadap pembelajaran dengan pelaksanaannya pada widyaiswara

Lebih terperinci

1 R i m a R a c h m a w a t i

1 R i m a R a c h m a w a t i Instrumen penelitian diperlukan dalam penelitian kuantitatif untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Oleh karena itu jumlah instrument penelitian tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Jika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2012, hlm. 407) penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODO PENELITIAN

BAB III METODO PENELITIAN BAB III METODO PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

Jurnal EduFisika Vol. 02 No. 01, Juli 2017 E-ISSN:

Jurnal EduFisika Vol. 02 No. 01, Juli 2017 E-ISSN: Jurnal EduFisika Vol. 0 No. 0, Juli 07 P-ISSN:477-7935 E-ISSN: 548-65 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI RANGKAIAN ARUS SEARAH UNTUK KELAS XII SMA Putri Ella

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu SMA negeri di kabupaten Bandung Barat. Subjek penelitian berupa soal-soal piktorial sebagai alat ukur dimensi

Lebih terperinci

Tabel 3 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design (Sugiyono, 2011) Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen O1 X O2 Kontrol O3 - O4

Tabel 3 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design (Sugiyono, 2011) Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen O1 X O2 Kontrol O3 - O4 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan salah satu dari tindakan yang dapat dikatakan sebagai tindakan dalam mencari kebenaran dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di SMK Negeri 9 Garut, Jl. Raya Bayongbong Km.7 Desa Panembong Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana pendekatan ini memnungkinkan dilakukannya

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Dalam kegiatan pembelajaran segala sesuatu hal selayaknya dilakukan dengan tahapan yang jelas dan terarah. Oleh karena itu, penting

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Alasan pemilihan lokasi penelitian karena peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 70 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis relevansi muatan lokal pengembangan potensi di. Analisis relevansi dilakukan terhadap relevansi eksternal antara tujuan muatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian ini dilaksanakan pada di SDN 1 Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti sesuatu peristiwa atau gejala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. materi aritmetika sosial untuk SMP kelas VII dengan model pembelajaran Group

BAB III METODE PENELITIAN. materi aritmetika sosial untuk SMP kelas VII dengan model pembelajaran Group BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Pengembangan Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada materi aritmetika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Miri, dengan subyek penerima tindakan kelas adalah siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh informasi tentang peningkatan kemampuan analisis siswa SMA setelah diterapkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research

III. METODOLOGI PENELITIAN. representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research 31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan buku ajar kimia berbasis representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian (research methods) adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam merancang, melaksanakan, pengolah data, dan menarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Sampel Penelitian 3.1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi No.229,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah alat atau instrumen yang hendak dibahas secara luas dan sistematik. Metode penelitian biasanya berisi tentang cara-cara menggunakan beberapa metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penulis dalam penelitian ini mengambil lokasi di salah satu sekolah Menengah Kejuruan Negeri di kabupaten Bandung tepatnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam merespon soal tes diagnosis serta latar belakang siswa yang mempengaruhi kemampuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development atau penelitian pengembangan. Metode ini memadukan penelitian dan pengembangan secara

Lebih terperinci

ANALISIS PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI

ANALISIS PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI ANALISIS PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI SKRIPSI OLEH YUNI KARTIKA A1C409014 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian pada Siswa SMK Sandhy Putra Bandung yang berlokasi di Jl. Palasari, No.1 RT.05 RW.06

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Penelitian dilakukan di SMK Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif (deskriptif research). Peneliti hanya menggambarkan kondisi dilapangan sesuai fakta yang terjadi saat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 1997:136).

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 1997:136). 5 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 1997:136). Penelitian ini dilakukan dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif. Artinya data yang dikumpulkan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif. Artinya data yang dikumpulkan 69 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka saja, melainkan data tersebut berasal dari catatan lapangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, penelitian harus berdasarkan pada metode yang dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai lokasi dan subjek/objek penelitian, model penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, alur penelitian, teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat a. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama 2 bulan terhitung dari bulan Juli 2016 sampai dengan Agustus 2016. b. Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20 Agustus 2016 di Jakarta, dengan lokasi kantor ABTI asosiasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi Pada penelitian ini populasi penelitiannya adalah siswa kelas VIII SMP Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2012/201, hal ini merujuk pada pendapat

Lebih terperinci

3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian akan dilaksanakan di UPT Balai Pengembangan Instrumentasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian lapangan (fieldresearch), yaitu jenis penelitian yang mempelajari fenomena dalam lingkungannya yang alamiah.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat non eksperimental, dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap peneliti selalu dihadapkan pada persoalan yang menuntut jawaban yang

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap peneliti selalu dihadapkan pada persoalan yang menuntut jawaban yang 75 BAB III METODE PENELITIAN Setiap peneliti selalu dihadapkan pada persoalan yang menuntut jawaban yang sistematis dan akurat, oleh karena itu diperlukan adanya metode yang digunakan dalam melakukan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) dengan menggunakan metode pengembangan model ADDIE (Assume, Design, Development,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang banyak dituntut

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang banyak dituntut BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Tujuan akhir yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan

Lebih terperinci

semester ganjil yaitu pada bulan Agustus tahun ajaran 2013/2014, yang terletak di Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru Provinsi Riau.

semester ganjil yaitu pada bulan Agustus tahun ajaran 2013/2014, yang terletak di Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru Provinsi Riau. 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MA Darul Hikmah Pekanbaru di kelas XI IPA semester ganjil yaitu pada bulan Agustus tahun ajaran 2013/2014, yang

Lebih terperinci

STATISTIKA 2. Oleh: T. Parulian. Statistika 2 - Ir. T. Parulian, MSi

STATISTIKA 2. Oleh: T. Parulian. Statistika 2 - Ir. T. Parulian, MSi STATISTIKA 2 Oleh: T. Parulian MATERI Pertemuan 1 : Skala Pengukuran Variabel Penelitian Pertemuan 2 : Metode dan Distribusi Sampling 1 Pertemuan 3 : Metode dan Distribusi Sampling 2 Pertemuan 4 : Teori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan terlebih dahulu sebelum penelitian dilakukan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan terlebih dahulu sebelum penelitian dilakukan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu rancangan kerja penelitian yang akan digunakan dalam penelitian, oleh karena itu rancangan penelitian harus ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono (2013: 297) merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan BAB III METODE PEELITIA A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif memungkinkan

Lebih terperinci